*«£?■' Adian Husaini
WAJAH
PERADABAN
JJAKA1
DARI HEGEMONI KRISTEN
KE DOMINASI SEKULAR-LIBERAL
Pengantar: Prof, Dr, Wan Mohd Not Wan Daud
■ ^
,r t
JOJd
wajah
PERADABAN
BARAT
WAJAH
PERADABAN
BARAT
DARI HEGEMONI KRISTEN
KE DOMINASI SEKULAR-UBERAL
Adian Husaini
Pengantar: Prof. Dr. Wan Mahd Nor Uim Daud
I
+y GEMA INSANI
I'nf usUU,ajrt NiKinrul , KjUIw» DdLim Terbitan IKHT)
TlCSAl.NLAJian
Wdjnh p^i'ndahrm harui' ^ri ht%vj»rtiti kh*»k'n U- dumuu\<i «vkukii lihvnl v prnuli*,,
AJiAh l his.nm; penyunting, LVLsnu P rim ml va Ol 1— Uikar|a;t"i»m»i [n>ani IVv^KiO^
hwu -I]* hfm , 23 nti
1 Pt-mikimn f Uklul II PraniuJwv Whrtu
[W 2
'J> I Llk H|«fA MlCTM| tjklll Llk l - k*lrJuMl li|t;l pi.'IJU.'tJ'l.' rtl.il* (H'UST;-!!!*: MilL i l| 1 U tmiLll- U ll ' Ll! LllllHJjjk^l t'ljN
inriiiiHi-T'lMiivjk «.4] >L.i.i,vLui\ .1 "niUjt INhImiI MHuirj ■-'IimiuIj* *"ld.ih miJLi ■- -l| n -l ih.lJ ■ dlLilnr t,. W t l,ui|M rniiiu^^ 2.'
|vmtul.w)n ui* imi nt [vr.iluijn |vnjjiL.1.iin Wkl.111c.111 lai^ «vrLilUj
■ 1] It.u «Hiusj.ip i vk n^ul s'iuWt iIjui i.iiifj kik iiii Likuku) |Tt*'U.iUiu ■«■kicjiHUiMi iLuiA»-ihl Likun |-i*,*l ,! iv,n i'
■Jl.lU jM^.ll 4'J .'n. r »t ' lj *L(H nl4.ll It iljj^j.MLI .L IIC-IIP J'kt.'Ul.l | H. ■ 1 1 1-1 1 - ■ I IIIAMtlt,: UlnI-IHi; ImJu £ "J.t^k-il I Mtll fc ■ t i. Lt 1 1 1-
tl.iji , 1 1 .i L i hIiii uH.|. i'.iliiijc Hu.-kliL.it Uy L ■ <<■ IHi,!. 1 ! 1 MH 1 fuu nipi^h) -n J .t 1 1 nkl.in.i p'nj/.r.t iuliiir l.--ui."> " ju|iiEi uilnn*
■Lili .iliiii i Imu Ui l*.iJiii|* Kam A R|' M^'iJnl iNJO,ttliliui.t miku myiM u
t±\ Por.iiij^iJ|uiili*iy4iWMi£.tj,i4«-in •AiV.m utiiii.inu >rijii uu>ni^-*LirLi»i .n»u ia! liyvi.M mnmn .nmn uj'Lmii
,'MhUI ImNNj; IH"!! |VUWb^1NH H.*l L >| >f,l,inn I |A (l ik.Ul ^^ilL'.^JUAli.l iL(M,i|i.-liJ ^i.|.l .ll .11 I . El i «■[. I.ttt I ilj'HOHt
|M^ubi]MiM<'ir^'i'Ul ''l i * c ihULiJ.ili ►HaiLikml^jwiliii^hth', 4l%| ^ '^iMii lu w i <m- m' i ii^nln
L L 1 \'v l4T,ilmn:w:
WAJAH FTRADABAN BARAT
I Airi I kpinum Jsn^kn L- J>uiiin*w iVkvihf Ijtvml
FVnuhs
Adian HUi*ini
IVn\ Lii\hri£
Wisnu rrjmu;lv4
Pcrvi-aj*»h,iTi Ki
Murhlis
P*»n,it.i f i-Uik
Inrtra
■")■-<-. hm -uni| ikil
iV'in ibit
GEMA INSANI
lakartj- II KaliM^ UUi»a II \" M NiLiriii L27-H1
Ti'lji ;<12l i 7^S-?3^1.74?|3^Z. ^3SS«3 I n\ ffU)7HflM38S
Depok: [1 |r II Mmla U pnk IMI, s
r.*ip iLOliTriKtNi.rTDSS^TTtlSfiW Pn* {i>2l)77MWH
liltp. ; n h i-. y t *»ni.\iris.ini ro td i 1 JTLltJ ^ipinl^uiilu^il lmt.id
I n\ .m.! m SMS [ifil'iMhiShBijfifi
Anggut j [KATI
Crhikiu- rcrttUntt Rnhfitt ,1/m.iW NJh H ^ nfvif J/Wj M
Isi Buku
PENGANTAR PFNI:RBIT ix
PENGANTAR PROF. DR. WAN MOI-fD NOR
WAN DAUD \ui
KONFRONTASI INTELEKTUAL:
PENGANTAR PENULIS xxi
BAGIAN I: DARI KEBINGUNGAN MENUJU
KEMATIAN 1
1, Kebingungan Liberalisme 3
- Global isasi dn n Westernisasi T 16
2. Mengapa Barat Menjadi Sckular-Liberal? 2S
- Pertama, Problem Sejarah Kristen * 30
- Kedua, Problem Tek* Bibir - 41
- ffotiga, Problem Teologi Kristen , 4b
3- Perselingkuhan dengan Zionisme 55
- Zionisme dan Penentangnya — * 53
- Theodore Ilcril 64
- Respons Utsmani dan Infiltrasi Zionis 67
- Sntart ReblvHmi , , 70
- Merebut Kembali Palestina 77
The End ofHiatary atau The End ofTItf Wvit? 79
* Paradoks Demokrasi di Barai SS
The End of The West? 96
5, Jalan Kematian Sebuah Peradaban 107
- 40.000 Orang Mati per Hari 119
BAGIAN n: CARA MEMANDANG ISLAM 129
fi> The Gfash ofCivilizntiom: Antara Fakta dan Skenario
Politik 131
- Uuntington tentang Indonesia dan Malaysia 138
- Skenario Neo-konscrvatif 144
7. Whnt'i> ivroug urfth Bernard Lnvis? 150
8. Beberapa Mitologi tentang Islam IbS
- Mitos-Mitos di Zaman Modern 179
9. Trauma dan blamofobia 1S9
10. Paradoks wacana "Terorisme" dan "Fundamentalisme" 211
11. lslam-Barat: A Pt'nnninnil Confrotitntioii 231
BAGIAN UI: TEMA-TEMA INVASI PEMIKIRAN 255
12. Invasi Barat dalam Pemikiran Islam (1): Sekularisme . 257
- Eksperimen Sekularisme: Kasus Turki 271
13. Invasi Barat dalam Pemikiran Islam (2):
Hermeneutika dan Studi Al-Qur\m 288
- Teori Kosmologi dan Problem Bible 294
- Hermeneutika dan Liberalisasi 301
- Aplikasi I lermeneutika: Kasu^ Nasr f lamid
Abu Zayd *... 304
- Bukan dan Tradisi Islam 320
- Kasus 'Kompilasi Hukum Islam' 330
14. Invasi Barat dalam Pemikiran Islam (3):
Pluralisme Agama » 334
- Konsili Vatikan U 339
- Dirumuskan dengan Voting ~ 344
- Defenisi Islam: Antara al-Attas dan WC. Smith 349
* Islam Versi W.C Smith 359
- Agama Apa yang Benar? 361
15. Pelajaran dari Kasus Konflik Islam-Kristen
di Indonesia 369
- Konflik di Masa Kolonial 371
- Menjelang Kemerdekaan dan Orde Lama 374
- Di Masa Orde Baru dan Reformasi (1966-2003) 37S
- Sebab-Sebab Konflik dan Solusinya 384
DAFTAR PUSTAKA 393
INDFKS 404
Pengantar Penerbit
f& Uuwniuhi u\U t ivtt tyukuvilliili, Uu\ lunvla um Imi ipmwntn Ula
/Jij MUtuh
^ J| !i Dari ujung rambut sampai ujung kaki masyarakat /("iman
kini merasakan pengaruh peradaban Barai dalam kehidupan sehari-
hari. Cara bicara dan berpakaian, visi kenegaraan dan hubungan
fcnlar-bangsa, balikan rru. , njjhihur dinpun kini uran^ kebanyakan
menggunakan ukuran-ukuran kesenangan orang Barat Barat me-
mang sedang jadi peradaban yang dominan, Sayangnya, tidak
seni u a orang benar-benar paham apa inti sebenarnya dari pera-
daban Barat.
t Bu ku im menguraikan peradaban Barat seperti mengupas
bawang bombai, satu persatu siungnya dikupas dari l Liar, namun
secara pasti menuju mu yang terdalam dan ternyata tidak ada np«v
apanya. Dan lapisan terluar sampai inti van^ terdalam peradaban
Barat bagaikan melulu kulit sampai ke pusat. Buku ini memberi
semacam petunjuk, mulai lapisan kulit kebetapa bawang bombai
akan memedihkan mata, dan pada lapisan mana kupasan sebaiknya
dihentikan.
Secara umum, kajian tentang Barat (Oksidentalisnie) yang
dilakukan bangsa non-Barat memiliki karakteristik vang berbeda
dengan kajian tantang Timur (Orientalisme) vang dilakukan bangga
Barat. Setidaknya pada beberapa hal berikut ini. Pertama, orang
Barat yang datang ke Timur untuk belajar, akan menghasilkan karya
ilmiah yang detail tentang aspek-aspek peradaban Timur Sedang-
kan orang Timur yang datang ke Barat kebanyakan akan meng-
hasilkan karya ilmiah yang detail tentang aspek-aspek peradaban-
nya sendiri dengan fmutework peradaban Barat
Ki\i\uh orang Barat yang datang ke Timur untuk belajar, akan
menghasilkan pandangan-pandangan yang knlis tentang aspek-
aspek peradaban Timur. Bukan itu saja, pengetahuan krilis ilu pun
digunakan sebagai alat pengambil kepulusanagar Barat lebih dalam
dan luas lagi mempengaruhi hajat hidup peradaban Timur. Sedang-
kan orang Timur yang dalang ke Barat untuk belajar, kebanyakan
menghamilkan pandangan-pandangan kriiis tentang dirinya sendiri,
dan lalu malahan ikut membantu Barat mengubah aspek-aspek
peradaban Timur sesuai arus dari arah Barat.
Ketiga, orang Barat yang datang belajar ke Timur sedikit banyak
menyerap kebiasaan hidup orang Timur sebagai plcasitiv, kesenang-
an, namun sebagian besar aspek kepribadiannya tetaplah Barai.
Sedangkan orang Timur yang datang belajar ke Barat, tidak sedikit
vang menyerap kebiasaan hidup Barat sebagai chnractrr huildhig,
pembangunan kepribadian yang dianggap menuju arah yang lebih
positif, Makan tetap tempe, tapi cara berpikir lebih suka ke-baral-
baratan.
Ada beberapa tema kunci di dalam buku ini, diantaranya kajian
tentang aspek-aspek pembentuk peradaban Barat, dari mana saja
akarnya. Kemudian, proses apa saja yang membawa Barat yang
tadinya menjajah ke mana-mana atas nama Gereja lalu kini berubah
menjadi Barat yang nnoh pada hal-hal yang berbau agama. Tema
berikutnya adalah akibat lanjutan dari dominasi sekularismc-
liboralisme terhadap hubungan Barat dengan peradaban lainnya,
khususnya Islam. Sejak bagian itu, buku ini berkonsentrasi pada
simpul-simpul ketegangan antara peradaban Barai yang sedang
berada di puncak posisi dominan, dan peradaban Islam sebagai
peradaban yang sedang paling cepat berkembang, baik dari segi
jiimlah warganya maupun intensitas hubungannya dengan Barat.
Penulis buku mi h Adian 1 lusaini, sedang u^but menyelesaikan
studi doktornya di sebuah lembaga pendidikan tinggi yang ber-
konsentrasi padri masalah pemikiran dan peradaban dunia. Nama-
nya International institute of fslamic Thought and Civilization
(ISTAO Vrin^ kini berada di bawah Universitas [siam Internasional,
Kuala l iimpur. Sebagai seorang wartawan vang pelan-pelan men-
jalankan peran sebagai pemikir, Adian diharapkan menyajikan ke-
pada kita pendekaian vang membual tema-tema 'peradaban dan
pemikiran' menjadi bahan v*inj* krrkf? via n gurih untuk dinikmati
Tidak terlain lama membuai ahs beradu, namun memberikan bobot
sang tinggi sebadai pembahasan ilmiah.
Mudah-mudahan buku mi membuka semakin lebar jalan
menuju hubungan vany lebih sehat dan adil antara peradaban Barai
dan Islam.
Billitiihi *ri ^thiilt! hLuj.
Depok, Shafar 1426 H
Pengantar
Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud
t u ku Adian Husaini ini, seperti buku-bukunya yang lain,
"'V- ; Jala m pandangan saya, penuh dengan pelbagai fakta yang
' menarik. Cuma dalam karya terbesarnya hingga saat ini,
-kta-takta mi dikutip dengan lebih teliti dari pelbagai sumber yang
mencerminkan sejarah pemikiran dan kebudayaan Barai. Keba-
" /akan sumber-sumber itu didapatnya dari khuuanah perpustakaan
LSTAC yang sebahagian terbesarnya dipilih oleh pendiri dan mantan
;n?ktur (pengarah }-nva— Profesor Svcd Muhammad Nac|uib al-
Attas, dan sebagian terbesar dari sisanya dipilih oleh saya- Buku
_rbaru dari cendekiawan muda ini, seperti karya-karvanva yang
:.in yang sempal saya baca dengan penuh minat, ditulis dengan rasa
■prihatinan atattttUJiYni yang amat mendalam tentang pelbagai ca-
iran (tantangan) yang dihadapi umat Islam, khususnya di negara
Mam terbesar, Indonesia.
Seperti ramai cendekiawan muda muslim yang lain, melalui
iku ini, Adian ingin menambah bukti tentang sesuatu yang telah
terima oleh hampir semua umat Islam bahwa pihak berkuasa
d/i 1*1 m kehidupan sosiopolitik dan kobudayaan Barai telah lama
m er ancang dan melaksanakan dasar-dasar menentang agama dan
umat Islam. Nfungkin bagi sesetengah pembaca yang lelah agak luas
medan kajian mereka, fakta- fakta yang dikutip dalam buku ini bu-
kanlah memeranjatkan dan tidak pula baharu. Tetapi dalam bahasa
Melayu— haik di Malaysia. Rrunei, Singapura dan Indonesia -ham-
pir tidak terdapat karya asli yang menayangkan begitu banyak fakta
dan pelbagai sumber yang teritis dan vang pop u la r, seperti vang
diusahakan oleh Adian 1 hisaini.
Pemerhati nnn-mnshm dari seluruh dunia dan tentunya sehap
lapis umat Islam yang berpikir, pasti senantiasa ter tanya- tanva: ke-
napa agama Islam dan umatnya sering menjadi target kolonialisme
dan kritikan Barai berbanding agama dan umat lain dalam sejarah
manusia? Tidak terdapat kritikan-kritikan Barat vang bertubi-tubi
selama beratus-ratus tahun terhadap Gautama Buddhd, Kung Fu Ise
atau LaoTse berbanding kritikan yang dilempar ke atas pribadi dan
ajaran Muhammad Rasulullah sau\ Sebahagian kecil dari h>hnuhan
(tuduhan) tersebul lelah dipaparkan oleh Adian di &inL Begitu
lupalah sehahgian besar daripada mangsa kolonialisme Barat sama*
d a di Afrika, Asia termasuklah Kepulauan Melayu, dan Timur
Tengah adalah u niat Islam ketua I i di Amerika Latin dan Vietnam.
Laos dan Kampuchea.
fawaban kepada saalan ini lelah dijawab dengan tuntas oleh
Syed Muhammad Naquib a l- A t tas dalam bab keempat islam and
Sccularism {1978} dan telah saya uraikan dalam sebuah esei Ishnn
dan Tantangan Kebudayaan Ihirat, dimuat dalam majalah Dettttn
Budaya, edLsi Oktober dan November 1993 di Kuala Lumpur. Di sini,
biarlah saya ringkaskan sebab-sebab vang dinyatakan oleh al-Attas,
dengan beberapa tambahan saya sendiri; 1) Kebangkitan Islam di
atas pentas sejarah telah mencahar (menantang) dakwaan agama
Kristian sebagai agama universal untuk seluruh umat manusia. 2)
Sejak dan awalnya lagi, AbQur~an telah menggugat dasar-dasar
akidah agama Kristian dengan menolak ha ha w a Allah s w t, Lusa
beranak dan diperanakkan, serta hakikat Nabi Isa serta ibunya
Maryam, 3) Al-Qur*an juga telah menceritakan dengan jelas sikap
dan tingkah laku ke hi a -ketua agama Yahudi dalam menyele-
wengkan ajaran-ajaran para anbiva dari bani Israel, 4} Islam t n la h
Pengantar Prof. Dr. Wan Mghd Nur Wan Daud XV
mengubah tubuh dan jiwa orang-orang Barat secara revolusioner
dalam bidang-bidang linguistik, sosial, kebudayaan, keilmuan dan
ekonomi, 5) Perluasan pengaruh Islam serta tanah taklukannya ke
seluruh Tirmu Tengah termasuk kawasan vang dulunya di miliki
oleh Kerajaan Bizantium, India dan Afrika dalam waktu yang begitu
cepat, dan selama lima abad menguasai lain perdagangan laut Medi-
teran ea n dan India, 6) Islam mempunyai potensi untuk bangkit
semula berdasarkan konsep tajdidnya dan mampu mencahar hege-
moni kebudayaan Barat di masa akan datang.
Satu sifat pera dahan Barat ialah untuk senantiasa mengekalkan
bentuk dan kaedah pemikirannya vang mendasar. Seorang cende-
kiawan Barat Profesor P. S. C. Northrop dari Ya I e yang berguru
dengan banyak pemikir terkenal Barat seperti William E mes t
Hocking dan AIfred North YVhitehead, membuktikan, dalam buku
pentingnya, HieMccting ofLasi and West (194/j bahwa walaupun
kandungan peradaban Barat seperti falsafah, sains dan agama
senantiasa, telah dan akan terus berubah, tetapi bentuk dan kaedah
pemikirannya yang mendasar tidak berubah. Apakah bentuknya
yang kekal Lni? Mengikut Northrop, yang menyingkap pemikiran
banyak lukah Barat yang lain, bentuk dan kaedah asasnya ialah
bahwa ilmu pengetahuan tentang hakikat insan dan alam semesta
diperoleh melalui andaian vang bersifat ti-priori dan diisbatkan
melalui pengalaman d^n pengujian a-posieriari. Misalnya, setiap
teon sains menegaskan lebih daripada apa vang diberikan oleh
pengamatan empins. Begitu jugalah dengan dasar agama dalam
pengalaman Barat: setiap prinsip agama bukan didasarkan pada
fakta historis dan eks ternak tetapi pada prinsip-prinsip internal
yang tidak dapat dilihat. Justeru itu, Northrop mengulas tentang
berlakunya perubahan yang berterusan dalam dasar-dasar sains,
falsafah— malah a gama —d a la m pengalaman peradaban Barat.
Di kalangan pemikir Muslim, ah Atlas dalam 772 e Cottccpt o f
Educahon in Islam ^ 19S0) membuktikan pemahaman mendalamnya
tentang semangat yang memancarkan bentuk dan kaedah pemikir-
an Barat vang mendasar dalam setiap lapangan. Semangat ini telah
disimpulkannya kepada lima sifat yang saling berkait: 1) kebergan-
tungan semata mata kepada akal manusia bagi memandu kehidup-
an di dunia, 2} dualisme dalam memahami pelbagai reahti dan
kebenaran, 3) penekanan kepada unsur-unsur pembahan dalam
kewujudan yang menayangkan pandangan alam [ivorhMi'w) yang
sekular, 4) doktrin humanisme, dan yang paling mendasar ialah 5)
mengangkat drama dan tragedi sebagai elemen-elemen dominan
dalam sifat dan kehidupan manusia.
Sebenarnya, Islam juga mempunyai tanggapan a prtori tentang
segala objek ilmu. Yakni ilmu ialah sifat yang dipunyai— dalam hu-
bungan perbintangan ini--oleh manusia. Ilmu hukan satu perkara
yang wujud bebas daripada akal rnhani manusia, walaupun k<*wu-
Itidan dan hakikat objek ilmu tidak bergantung kepada akal manu-
sia. Seperti yang Lulah disimpulkan al-Attas (lihat flie Conccpt of
Education i\t Isimu, WSO), semua ilmu manusiawi melibatkan
makna yang tiba ke dalam din atau makna Yang dicapai diri.
Namun demikian, objek ilmu tetap wujud sendiri; baik yang ada di
luar manusia seperti /?/rJuj tiihiU dan sejarah atau dalam diri manusia
seperti jiwa atau vang tidak bertempat seperti Allah swt, Perbedaan
besarantara sifat ilmu Islam dongan kebudayaan Barat lenlans per-
kara ini ialah gagasan a pnati J siam itu be sandarkan sumber yang
terbukti tidak berbeda dari apa vans^dilafazkan uleh Rasulullah savw
yakni abQuran dan hadits Nabi vang sahih. Bukan itu saja, malah
sifat bahasa Arab vang mempunyai sistem akar tidak membenarkan
makna sesuatu perkataan itu diberikan selain daripada yang ter-
simpul dalam makna asal perkataan, terutama sekali apabila per-
kataan itu digunakan oteh Al-Qur"an dan Rasulullah saw. dalam
padang semantik tertentu. Justru itu, makna tentang gagasan u pnori
ini yang bertindak sebagai kerangka dan penyaring bagi pengalaman
n pD^tiTivri tidak akan berbeda pada dasarnya. Tetapi jika penafsiran
dan aiiLiiritas sumber-sumber ajaran Lslain seperti AbQur an, Sunnah
Rasulullah saw dan ajaran-ajaran para ilmuan agung diporak-
perandakan dengan kaedah pemikiran dan penyelidikan yang
kononnya lebih ilmiah dan objektif —atau lebih tepat saya gelari rirtf-
aophisnij sufastaiyyah bani—tentu umat tidak akan dapat menimba
manfaat dari sumber-sumber penting ini, Perbincangan lanjut ten-
tang hal mi telah saya tulis dalam T)ie Educatioual Philosophy anti
Practicc o/Sifcd Muhammad Nntjuib al-Attas: An Exposition ofthc
Original Concept of Istamizatiott (199B), dan diterbitkan dalam
bahasa Indonesia oleh MIZAN (2003),
Jelaslah bahwa walaupun Barai telah banyak berubah dalam
pandangan dan amalan keagamaannya, namun sifaL dan kaedah
pemikirannya tidak berubah. Justru itulah tradisi dan kebudayaan
Barai akan sentiasa berkonirantasi dengan Islam seperti yang telah
dirumuskan oleh al-Attas dan yang cuha diuraikan oleh Adian di
s uu.
Tapi, umat talam disaran o I u h Adian untuk menghadapi kon-
hontasi mi secara intelektual seperti yang kerap disaran uleh bebe-
rapa tokoh Muslim mutakhir terutamanya Badiuzzaman Said Nursi
dan al-Attas sendiri. Dan im, saya lihat sebagai satu perkembangan
Adian amat menonjol, di mana keparahan sedap aspek kehidupan
Lima t Islam kha>nya yang dilihat sebagai bersumberkan dari
pengaruh intelektualisme, kebudayaan dan kepentingan sosio-
politik Barat iidak memaksa Adian tindik memilih jalan ekstrem.
L^aha beliau ini baik sekati. Cuma tidak salah jika pembaca
vang agak matang meminta dan penulis analisis yang lebih men-
dalam akan makna fakta-fakta vang dilmatkan itu dalam hubungan-
nya dongan pemikiran dan kebudayaan Barat pada waktu itu dan
dengan perkembangan-perkembangan semasa di Barat dan di
negara-negara [siam. Malah saya ingin juga menyarankan agar
cendekiawan dan pimpinan Muslim bukan sahaja melihat peran-
cangan dan tindakan Barat terhadap Islam secara negatif; tetapi
secara positif. Maksud saya, kita harus mengkaji dengan baik bagai-
mana Barat telah berjaya membina ratiLsan instiUiM-iii-SlitiiM pe-
ngajian tinggi yang unggul dalam bidang-bidang vang tidak berkait
dengan agama, bahasa serta kebudayaan mereka; sedangkan umat
Islam— dalam masa dua abad bu—masih belum berupaya membina
satupun inMUusi yang setanding dengan yang ada di Barat hatta
dalam bidang-bidang yang berkait rapat dengan agama, sejarah dan
kebudayaan mereka sendiri! Jika terdapat satu atau dua vang
kelihatan berupaya memainkan peranan penting, tanya tidak akan
kekal kerana dirosakkan oleh sebab-subab politik atau peribadi
kecil. Tentang ciri-ciri budaya keilmuan dalam pelabagai tamadun
termasuk Barat telah saya tulis dalam sebuah buku, Penjelasan
Budaya Ilmu (199]), edisi kedua oleh Pustaka Nasional Singapura
(2003).
Saya jtiga ingin menyarankan bahwa kita tidak harus terlalu
ku «U i r akan cemoohan -cemoohan orang lain ke atas Islam sebab hal
itu akan terus terjadi jika kita jahiJ akan semangat hakiki agama dan
tamadun (peradaban) kita dan agama serta tamadun lain di dunia.
Kita juga tidak harus panik dengan tindakan segelintir individu
muslim yang cuba mencari nama dan mendapat tajaan di kalangan
orang-orang Barat dengan menjadi juni-sarak kepada agenda*
agenda pemikiran dan kebudayaan mereka. Apa vang harus kita
lebih kualirkan ialah sifat klla vang meminggirkan tokoh-tokoh
agung kita dan institusi unggul—yang berupaya membina gagasan
agung dalam bidangnya masing-masing--dan justem ihi kita ketan-
dusan untuk melahirkan tokoh-tokoh dan institusi tersebut bagi
menjulang martabat dan menjamin kesinambungan agama, budaya
dan tamadun kita dalam dunia yang semakin mencahar.
Dalam buku puisi terbaru saya, Dalam Terang (2004) sava
menceritakan tentang Gagasan Agung, yang bermula dengan bait-
bait berikut; yang berkaitan dengan perbincangan kita ini:
Setiap bangga uang rnernngkn gfigastoi fl/punj
Berttzttttt memahat netmu daimu sejarah Immdun terulung
Akan membina tnnversiti dan pttsnl penganan tinggi
Dan menyebarkan /alunmu/a tentang krmijudan ini
Tmtang makna kemanusiaan dan kehahagiaam/a.
Tentaiig ninksurf kemajuan dan nilai-ukurnya:-
Dengan segala hujjah \/ang tidak terlangka!
Oleli mereka y&ng berakal;
Dengan wgiila bukti
tfttng titiilk tertalak para peneka j i,
Dengim segala berita
i/ang tidak tevdusta.
Bangsa yang tidak bermimpi menjadi maju
Tapi seda r i j i saf i ua tlamat ki i d i t? \/a 1 1 g d iiujn
Akan melahir lapisan demi lapisan pemimpin
Dalam pelbagai bidnng, sebmrynk mungkin.
Gagasan tinggi dipaaik kukuh di umvrtsiti
Dan imtifusi lain dalam negeri secara serasi f bertali
Penganlar Prul, Di, Wan Mohd Nor Wan Daud xix
Agnr tujuan <\tci u n* agahi i Perjanjian Azali '
Tidak tiwvgttl whigni mimpi,
iMbupi mnijiuh mrtju sifat hmgsn \jang lena
Enggan bangun do n menjulang martabatnya.
Cendekiawan dan pemimpin Muslim vang diundang ber-
dialog dengan wakil-wakil kebudayaan Barai hingga kini kebanyak-
annya m iisi h belum benar-benar melakukan tugas-tugas berdialog
ke rana apu yang mcirkii hincangkan kebanyakannya hanyalah
mengikrarkan persetujuan dengan pandangan-pandangan wakil-
wakil dari kebudayaan Barai melaku pembacaan semula secara
radikal sumber-sumbfcr keagamaan dan kebudayaan Islam dengan
kaedah dan andaian pemikiran yangdiguna-pakai oleh Barai. Justru
itu rumusan yang lerhasil selakinya sel ari dengan apa yang telah
ditemui dan yang dikehendaki oleh Barat. Apa yang berlaku
sebenarnya adalah bukan dialog tetapi monolog—seperti Barat ber-
cakap dengan anak murid mereka sendiri yang kerdil dan tidak
sebenarnya mereka hormati—yang tidak akan membantu Barai
memahami majunti dan saru bilhnn umat Islam seluruh dunia
walaupun boleh memudahkan Barat mencapai tujuan-tujuan sosio-
politik dan ekonomi jangka pendek, Barat harus berdialog dengan
wakil-wakil agama dan kebudayaan Islam yang bisa menunjukkan
kelemahan-kelemahan mereka di samping mengakui kelemahan-
kelemahan umat Islam sendiri tanpa mfcriority couipkw*. Sudah tentu
dialog juga melibatkan penegasan mengenai beberapa persamaan
yang terdapat dalam pandangan hidup seria dasar-dasar akhlak di
antara Bar.it dan orang Timur khasnya umat Islam. Kedua-duanya—
Sftma ada menyatakan dan membenarkan perbedaan dan meng-
obatkan persamaan- memerlukan sikap ikhlas, keberanian dan adil
di kalangan yang terlibat. Inilah bentuk kerja sama vang sangat
diperlukan dunia hari ini.
Barat yang kini amat berkuasa dan berpengaruh akan terus
memainkan peranannya dalam sejarah dunia: hanya cendekiawan
1 Memenuhi perjanjian marmsb dengan Allah y*ng diucapkan pada saman azali (.ibm
Arwah), sebagaimana JiseHjtLin tblam al-A'ra£l72.
Muslim yang perkasa mampu mengangkat cermin menunjukkan
pada Barat wajahnya yang sebenar a^ar dia dapat memperbaiki
dirinya demi kebaikan bersama.
AUiirul kalam, sara fikir buku Adian llusaini ini penting
untuk cendekia wan muda Muslim membacanya bukan untuk mem-
benci Barat dan memusuhinya tetapi untuk memahami .sebahagian
penting dari semangat Barat yang begitu berpengaruh, dan untuk
membantu mereka dalam dialog dengan wakil-wakil kebudayaan
Bara L Kuasa-kuasa dan kepentingan-kepentingan tertentu di Barat,
apakah secara ekonomi, politik atau agama akan teni^ merancang
dan melaksanakan apa yang mereka f i kirkan baik bagi mereka
dongan pelbagai alasan yang agak lepat (seperti demokrasi, mo-
dernisasi, dan pluralisme, cnntohnya) atau yang tidak munasabah
(seperti membawa tamadun, t o civilise; atau dalam kasus lraq,
mencari Wtupons of mass destructioiti). Buku mi juga penting bagi
orang-orang Barat yang mau berdialog dengan umat Islam, dan
bagi pembuat dasar kebijakan Barat terhadap negara-negara Islam
untuk mereka memahami perspektif sebahagian besar cendekiawan
dan remaja Muslim yang peka yang suara mereka diwakili oleh
pemuda seperti Adian ini.
Wrtssfttom
Prof, Dr Wan Muhd Nur Wan Daud
Felo Pelawat Utama (Guru Besar Tamu) Institut Alam dan
Tamadun Melayu (ATMA) UniversMi Kebangsaan Malaysia,
Konfrontasi Intelektual
Pengantar Penulis
uku yang sedang Anda pegang ini sebagian besar
mengungkapkan fakta dan akar historis peradaban Barat
vang bertransformasi dan ChrLtttntfonj menuju Liberalis-
tt*e-Se ku laris me, serta berbagai persoalan besar yang ditimbulkan-
nya terhadap dunia kita dewasa ini. Dalam pembahasannya, buku
mi sering menggunakan b-Ulah "Barat sok u la r- liberal". Hal ini,
iintnk menunjukkan bahwa penulis tidak bermaksud memukul rata
H:ua vang berasal dari Darat dan bersikap anti kepadanya,
- _.,iinkan mengembangkan sikap kritis yang proporsional.
Salah satu tesis penting yang dibahas dalam buku ini adalah
.on l' ronta s j Permanen" sebagai antitesis terhadap teori "Benturan
rada ban (Lhe Clash o t' Civilizafcions)" dan Bemard Lewjs yang
rnudian disebarluaskan oieh Samuel P H maling ton. Kata "kon-
tfi tas i" diambil dari tesis Prof. Svcd Muhammad NTaqiiib al-Attas
d? 11), tidak harus diartikan sebagai "benturan fisik" atau pepe-
Tgan militer. Konlrontasi di sini lebih ditekankan pada aspek
"Clcktual d iman a terdapat perbedaan yang mendasar antara pan-
dangan hidup Islam dengan pandangan hidup Barat, dan bangunan
peradaban vang berdiri di d tasnya. Konfrontasi juga hdak berarti
tidak adanya hubungan antara peradaban Islam dan Barat. Dalam
sejarah terbukti, selama konfrontasi fisik berlangsung ratusan tahun
dalam Perang Salib, antara pasukan Muslim dan Kristen, telah ter-
jadi interaksi sosial-budaya yang cukup intensif. Antar peradaban
akan selalu terjadi interaksi, saling memberi dan menerima. Antara
Turki U teman i dengan negara-negara Barat ketika itu juga terjadi
hubungan diplomatik, disamping terjadi peperangan antarmerek a.
Sekarang pun, di saat hubungan antar-negara berlangsung dalam
situasi politik internasional yang "unipahir" di bawah "Pax-A)}wn-
cann", antar negara juga terjadi konfrontasi dan peperangan dalam
berbagai bidang, baik bidang perdagangan, informasi, atau budaya,
Perang dagang selalu terjadi. Perang informasi juga menjadi bagian
dari kehidupan manusia.
Sejak tahun 1970-an, cengkeraman pemikiran s e ku la r sudah
dijejalkan ke murid-murid SMP di Indonesia, misalnya, melalui
pelajaran sejarah. B Liku pelajaran sejarah SMP di masa itu meng-
gambarkan Musthafa Kemal Ataturk sebagai pahlawan Turki yang
begilu besar jasanya, seolah-olah tanpa dosa, Adalah artikel-artikel
Buya Hamka di majalah Panji Masynmttot dalam rubrik Dari H^iti kr
Hati yang banyak membuka mata saya tentang persoalan pergulatan
peradaban Bara b Kristen. Yahudi, dan Islam. Penjelasan mengenai
siapa sesungguhnya sosok Ataturk pun saya dapatkan dan buah
pena Buya, Tulisan-tulisan Buya bisa menjadi amunisi untuk
berdebat dengan guru Biologi yang ngotat membela 'keilmiahan'
teori Dar^'in
Tulisan pertama saya yang dimuat di media massa tahun 19£W
bercerita tentang trend mode 1990 dan hubungannya dengan hege-
moni Barat dalam bidang ekonomi dan kebudayaan* Ketika duduk
di bangku kuliah, di Fakultas Kedoteran Hewan Institut Pertanian
Bogor, saya menerjemahkan satu makalah bahasa Arab yang me-
nanggapi gagasan "reaktualisasi hukum Islam"* n ya Munawir
Syadzalk Sebuah buku tentang emansipasi wanita dalam Islam yang
ditulis oleh Abdurrahman a 1- Baghdad i juga saya terjemahkan dan
edit. Saat berkecimpung dalam dunia jurnalistik, semakin banyak
kesempatan saya untuk mendata ini wacana pemikiran Islam dan
sekularisme/liberalismu dalam bidang sosiabpolitik, Menjelang
Keberangkatan ke Malaysia untuk melanjutkan studi di ISTAC, saya
sempat menulis satu buku yang mengkritik gagasan Islam Liberal.
Jadi lebih dari 20 tahun, problema pemikiran Islam dan Bar d t
telah lama menjadi perhatian saya, Kesempatan hadir di ISTaC
tahun 2003 membuka lebar pandangan saya, tentang betapa dalam-
nya htm | aman pemikiran Barat sekulardiberal ke alam pemikiran
para cendekiawan Muslim. Adalah karya-karya Prof. Na o, u ih ab
Attas dan Proi" Wan Mohd Nor Wan Daud tentang peradaban Barat
dan peradaban Islam jrang banyak menarik perhatian saya. Buku-
buku serius dan sangat klasik tentang Barat, Kristen, Yahudi, yang
cukup melimpah lIi perpustakaan ISTAC memberikan kesempatan
kepada saya untuk mengkaji masalah ini lebih mendalam. Diskusi-
diskusi saya dengan Prof. Wan—begitu kami memanggilnya— tentang
berbagai aspek seputar peradaban dan epistemologi Islam dan Barat
cukup ban vak membantu memahami masalah Islam dan peradaban
Barat, baik pemikiran al-Attas maupun pemikiran cendekiawan lain,
dengan lebih komprehansif.
Pemikiran dan pribadi Prof. Naquib abAttas akan cukup
banyak dipaparkan dalam bukit ini. Sedangkan sosok Prof. Wan
Mohd Nor Wan Daud ( vang juga memberikan pengantar untuk
buku ini, bisa secara ringkas diperkenalkan dalam pengantar ini,
feof, Dr Wan Mohd Nor Wan Dauci lahir di Kelantan, 23 Desember
I^t?. Ia menyelesaikan B.Sc, (Hons) Biology dan M.Sc, E d (Kunku-
rnm dan Pengajaran) dari Northern Illinois University (N7U), De
Kalb, Illinois.. USA. Tahun 1987 menyelesaikan Ph D. di Chicago
University dengan tesis berjudul "The Coticept of Kmwttrigf itt Jshwi
.: rifts Imphaitiom for LducaUon iit the Mnlnyzian Concept" di bawah
bimbingan Prof. Fazlur Rahman,
Beliau sejak l^Rti ikut merintis ISTAC dan membantu ProJ. Na-
uib al- Attas dalam setiap aspek akademis dan pelajar, Tahun 1998
\**n\ahat Deputy Director ISTAC. Ferrtdh aktif dalam organisasi
-.■bagai "NuHonn! Pre*ident of the Malaysia Isfamic Studi/ Group of the
S-ited States and Gvuida" (19BM9B2), dan "Presideut of the Muslim
SfnA'ufs" Assaaation of the United St&tes and Cmiada" (1982-1983).
*-2a sebagai anggota "Mnjlis al-Shura of the hiamic Socieiy of North
anica (ISNA)": angota "Advisary Bonrdo/TODA Institut* f0r Cdohd
XXJv Wajah Peradaban Barat
Pentv ™rf Palkj/ Rwa?xh f Honolulu, Hau\ni; dan anggoLi "lutematto-
nal Advi^an/ of Poit~$raduate program for Islmuic Studivn, Unizvysitij of
Melbourue, Australia" ',
Buku-buku dan makaLahya Lelah diterjemahkan ke dalam ber-
bagai bahasa; Persia, Rusia, Bosnia, Turki, Jepang, dan Indonesia. Di
antara bukunya: Budaya Ilmu: Ktintep, Pra^yarat dan Pelaksanaan di
Mtihiifihi, The Concept of Kimoledge h Islam and lt+ hnplictititms for
Educatiou m a Developuig Country, l\*iije!asan Budtn/a Umu f The Beanw
au the Cre$t ofa Hill: A Brief Histori/ and Philusoptn/ ofthe Uiieruatioual
bintilah* of Manik TUought aud Civilization f /S MO, Kouwp ih m Diilam
Islam, Konsep Pengetahuan daimu hlam f The Lducatinnal Plula^aphy and
Pracfke of Siji'd iWiilnvmtuhi Mujuih al- Atlas: An Expo<iUan of the
Originnl Coucept ofhlaunzation (telah diterjemahkan ke dalam bahana
Indonesia dan Melayu), Pembangunan Di Malaysia: Ke A ruh Satu
Krfahaman Baru \ftvi% Lebih Sempurna, Buku puisinya mengenai
a pama, filsafat, dan masyarakat ya n r berjudul Mutiara Tawa u Ada h
dipuji oleh sastrawan senior Malaysia, Afandi 1 lasan» sebagai
'berhasil memberikan bara intelektual" dan kualitas sajak-sajaknya
tidak kalah dengan sajak Sutan Takdir Alisyahbana. Buku puisi ke
duanya, Dalam Tertiup juga telah diterbitkan
Dalam penjelasannya kepada Majalah ISLAMI A (edisi ke-2/
2004), Prof. Wan menyatakan:
"Al-Attas mengajar saya unhik memahami sistem metafisika
Tslam dan akhlak tinggi dan menghidupkannya dalam diri dan
perbuatan sebaik dan seikhlas mungkin: Bahwa Allah Ta'ah
bukan sekadar Esa dan Wujud, tetapi senantiasa hadir. AJ-Attas
dengan pengajaran dan amalannya menunjukkan jalan untuk
membuat Tslam bukan sekadar agama yang agung dan tinggi
tetapi sebagai peradaban/ tamadun yang hidup, sebagai identi-
tas diri dan sebagai lingkungan Al -a t tas juga menunjuk lem
kesanggupannya menghormati pandangan-pandangan yang
berbeda, yang didiskusikannya dengan kritis dan berani dan
kesediaannya menerima hujjtih~hu}}nh yang lebih baik."
Melalui perspektif al-Attas itulah, bacaan tentang infiltrasi,
inyasL f dan pergulatan pemikiran keagamaan di Indonesia dapat
disamak dengan lebih gamblang. Sejak sekitar 20 tahun lalu, dunia
pemikiran Islam di Indonesia sebenarnya mulai memasuki "wajah
baru" menyusul membanjirnya arus dan pola pemikiran Barat da-
lam studi keislaman {ktivuicttitdwt). Berbagai Perguruan Tinggi, baik
Islam maupun Kristen, menawarkan program Ri'Iigioti* atau Islnmic
Studi- yang banyak mengacu pada pola kajian Barat. Sekitar dua
dekade lalu, banyak sarjana Islam mulai berbondong- bondong pergi
■ Barat untuk belajar Islam. Mereka kemudian kembali dan mem-
promosikan gagasan dan metodologi Barai dalam studi Islam.
Menurut Prof. Dr M a si uh u r "Jika diamati secara mendalam, .studi
keislaman di IAIN dan di tanah air pada umumnya masih banyak
didominasi oleh pendekatan normatif (dogmatis) dan kurang wa-
asan crnpms-historis." (Lihat: Trmifci Buru Pt'iifhtnin AgtWja faltun.
Bandung: Pitsjarlit dan Penerbit Nuansa, 1993, hlni. x). Karena itu,
menunit para penyokong metode Barat, mempelajari dan mengua-
ri gagasan-gagasan para pemikir Barat menjadi sua tu "keha nisan".
Persoalannya, tentu bukan sekedar belajar. Bukan transfer
pengetahuan semata, lalu selesai, Tetapi, sejauh mana para sarjana
Muslim mampu menyadari berbagai konsekuensi dari alih metodo-
1 ^i dan impor pemikiran tersebut— terutama yang menyangkut ma-
ah-ma salah yang di dalam tradisi dikategorikan sebagai "yang
la h mapan" {t<nzoahihyt\n§ oleh Arkoun disebut sebagai "tlic m h
irjhiblt*", seperti persoalan-persoalan akidah, utcntisilas Al-Qur"an r
ui j jali a n hadits Nabi Muhammad saw, dan sobagainya). Suatu ide
•:au leori tidaklah muncul begitu saja, tanpa sejumlah asumsi dan
, resuposisi. Demikian pula gagasan pemikiran, tidak t>Lsa terlepas
iiiri konteks peradaban di mana teori itu dilahirkan. Tanpa menalik-
hal-hal yang sifatnya universal dalam setinp pemikiran, tidak da-
.t dinafikan sama sekali adanya perbedaan-perbedaan prinsipil
n£ melandasi dan melatarbelakangi suatu gagasan. Sekularisme
: an liberalisme yang lahir dari rahim peradaban Barat hdak terlepas
ri problema sejarah dan keagamaan Kristen di Barat. Jika ditelaah
nh cermat, ada perbedaan yang fundamental antara Islam dan
isten, baik tinjauan teologis maupun historisnya, Karena itu, se-
gianva kaum Muslim bisa mengambil sesuatu yang bermanfaat
'iri Barat, tanpa menghancurkan bangunan Islam. Tidak perlu
sngikuli tradisi kaum pemikir Kristen Barat yang kecewa pada
Itbrin-doklrin dan sejarah agama mereka, lalu mengaplikasikan
metodologi sekuler- liberal dalam memahami Islam.
Kini, fenomena "hegemoni Barat" dalam I>huiiic Stmlic< di
berbagai perguruan tinggi Islam sungguh-sungguh merupakan hal
vang mencengangkan; sesuatu yang kira-kira H) tahun lalu. tidak
terbayangkan oleh banyak cendekiawan Muslim Indung i n. Sepan-
jang tahun 2004, ketika saya dengan sejumlah teman-teman INSISTS
(Inttttittrfar Thr Studi/ of kfamic Thnu$ht mhl Civiliziitiun) melakukan
sejumlah ac.ira workshop tentang pemikiran Islam dcw\ Raral di
beberapa perguruan tinggi dan pondok pesantren, paham pluralis-
me agama, metude hermenoutika dalam studi Al-Qur an, liberalis-
me mural, dan sebagainva sudah menyebar, laksana virus atau
"penyakit menular" yang ganas. Paham-paham dan pemikiran \<m^
membongkar asa^-asas Islam, bahkan vang terang-terangan mele-
cehkan Islam, mendapatkan sokongan l u a* di kalangan dosen d<w
mahasiswa perguruan tinggi l<lam,
Tentu saja harus diakui, Barat memang memiliki berbagai ke-
unggulan dalam studi Islam, karena mereka sudah menyiapkan hal
ini dengan sungguh-sungguh selama ratusan tahun. Literatur-litera-
tur keislaman juga berhasil mereka himpun dengan baik. Sarjana-
sarjana dan pakar di berbagai bidang kajian Islam juga sudah mereka
miliki. Dengan keunggulan ekonomi, mereka juga memberikan
fasilitas belajar yang nyaman kepada banyak sarjana Muslim dari
berbagai dunia Islam. Maka, setiap tahun, kita menyaksikan ribuan
sarjana Muslim belajar tentang Islam kepada sarjana-sarjana Yahudi
dan Kristen. Sementara i t n, pada saat yang sama, hampir tidak
ditemukan, ^dc\ sarjana Kristen- Yahudi vang belajar tentang agama
mereka kepada sarjana Muslim.
Tentu int bahan untuk introspeksi diri. Belajar kepada siapa saja
memang tidak salah Yang penting memahami, mana ema> dan
mana besi berkarat, mana sini w pon dan mana oli. Untuk memahami
itu tentunya perlu persiapan yang matang. Sedangkan ironisnya,
fasilitas kajian lenlang hal itu di Indonesia masih sangat minim.
Padahal, untuk kebutuhiin saat ini, untuk menjadi Muslim vang
berkualitas, mutlak diperlukan pemahaman terhadap Islam yang
baik, sekaligus memahami peradaban Barat. Sebab, peradaban
Baratlah yang sekarang sedang menguasai dunia dan memaksakan
nilai-nilai dan pandangan hidupnya— disamping produk-produk
Konfrtmiast Inieieklual. Penganut Penulis *Xvii
rkonomin y a—imtiik dikonsumsi umnt manusia.
Sebegaitnarta bisa disimak dalam buku ini, peradaban Barat
|atin ya merupakan ramuan dari unsuminsui Yunani Kuno.
^nstcn, dan tradisi paganisme Eropa. Meskipun Barai telah menjadi
kulardibcral, n anu m sentimen -sentimen keagamaan Kristen terus
wamni kehidupan mereka. Jika dalam masa kolonialisme klasik
treka mengurung jargon "Gold, Gospel, dan GImV\ maka di cm
-»dern, dalam beberapa hal. semboyan i lu tidak berubah- flka di-
ubsis secara mendalam, serbuan AS terhadap Irak tahun 2003 dan
■kungannva vang terus-menerus terhadap Israel, juga tidak Lerle-
is dari unsur "Gold, Gaspel, dan Glory'\ Meskipun berbeda dalam
n vak ha L unsur-un-*ur Barat se k u la r- liberal kadang bisa bertemu
sngan kepentingan "misi Kristen* 1 , atau ".sentimen Kristen/'
Di masa klasik dulu, -orang misnnans legendaris I lenry
brtyn, menyatakan, "Saya dalang menenun umat Islam, tidak
aigan senjata tapi dengan kata-kata. tidak dengan pasakan tapi
»igan akal >ehaL h J tik dengan kebencian tapi dengan cinta." la
■pendapa l, bahwa Pening Salib telah gagal Karena ihi, untuk
nena Utikkan" dunia Islam, dia mengajukan resep, gunakan "kata,
*;ika, dan cinta". Bukan kekuatan senjata ala n kekerasan Misi©-
\tl> lainnya, Raymnnd Lull, |uga menyatakan hal senada, "kulihat
ttiyak ksatria pergi ke 'Janah Suci di seberang lautan; dan kupikir
-eroka akan merebutnya dengan kekuatan senjata; tapi akhirnya
mua hancur sebelum mereka mendapatkan apa yang tadinya
sgin mereka rebut/'
Menurut Kugene Stock, mantan sekretaris editor di "Church
rionary Societv", tidak ada figur vang lebih heruik dalam sejarah
-'■sten dibandingkan Raymond Lulk Lu II, kata Sknrk, adalah
jsionaris pertama bahkan terhebat bagi kaum Ma!tamtih't1an>" .
resep Lull: Islam tidak dapat ditaklukkan dengan "darah dan
mata", tela p i dengan 'c m la kasih" dan doa.
Ungkapan Lull dan Martvn ini diungkap nleli Samuel M.
imer, misionaris Kristen terkenal di Timur lengah, dalam
iya "tela m; A Challcn^ 1 1 o Fatth" (terbit pertama tahun 1907), Di
i Zwemmcr memberikan resep untuk "menaklukkan" dunia
Zwemmer menyebut bu kirnya sebagai "stridies o\\ the Molmm-
\ rrligion and tlw mvite and oppnrtiniitiv* afthr Mohammfdnn World
Frwn tltrsttHhtfiaiiit ofChri<t um ,VfrwV>ns"-
Bagi para misionaris Kristen ini, mengkristenkan kaum Muslim
adalah satu keharusan. Jika tidak, maka dunia pun akan diLsJamkan.
Dalam laporan tentang "Centcnary Conference n n the Protestan t
Missions oi the World" di London tahun 18SS, tercatat ucapan Dr
Georgc F Post, "Kita harus menghadapi Pan -Islamisme dengan Pan-
EvA"ng4iUsmo. Ini pertarungan hidup dan mati." Selanjutnya, dia
berpidato:
"..kita harus masuk ke Arabia; kita harus masuk ke Sudan; kita
ha ras masuk ke Asia Tengah; dan kita harus mengkristenkan orang-
orang ini atau mereka akan berbaris melewati giinuvgurtin pasir
mereka, dan mereka akan mereka akan menyapu seperti api yang
melahap keknsienan kita dan menghancurkannya. Ringkasnya,
misionaris ini menyalakan: Knslen ka n orang Islam, a U u mereka
akan mengganyang Kristen!"
Kekuatan "kata" yang dipadu dengan "kasih" seperti yang
diungkapkan Honry Martyn perlu mendapat catatan serius, Konon,
"orang Jawa "-sebagaimana huruf Jawa-- akan mali jika "dipangku",
JiJca seseorang dibantu, dibiayai, diberi perhatian yang besar (kasih),
maka hatinya akan luluh. Pendapatnya bisa govah. Bisa, tapi tidak
selalu- Simaklah kasus Ahmad Wahib dan Nurcholish Madjid,
bagaimana pemikiran dan keyakinan mereka berubah Simaklah,
sebagaimana dipaparkan dalam buku ini, bagaimana kekuatan tdt:
"freedonV dan "liberalisme 1 ' mampu menggulung sebuah impe-
rium besar bernama Turki Utsmani, Ketika kaum Muslim tidak lagi
memahami Islam dengan baik, tidak meyakini Islam, dan menderita
penyakit mental minder terhadap peradaban Barat, maka yang
terjadi kemudian adalah upaya imitasi terhadap apa saja yang
dikaguminya. Abdul lab Ccvdet, seorang tokoh Gerakan Turki Muda
menyatakan, "Yang ada hanya satu peradaban, dan u u adalah
peradaban Eropa. Karena itu, kita harus meminjam peradaban B^rat,
baik bunga mawarnya mau pun durinya sekaligus-"
Sekularisme dan liberalisme di Barat telah memukau banyak
umat manusia. Gerakan pembebasan [Ubcmtiatt mozvnwut) di ber-
bagai dunia mendapai inspirasi kuat dari dua peristiwa besar, yaitu
"Revolusi Perancis" dan "kemerdekaan AS". .4 N<*w Dityiiopciiiir of
Frt'emnsounj (199b), mencatat bahwa Georgc Washington, Thomas
Jefferson, John Hancock, Bcnjamin Franklin adalah para f ikti\Ls Free
Man-sory. Begitu juga tokoh gerakan pembebasan Amerika Latin
Snnnn Bolivar dan Josc Rigal di Filipina. Ide pokok Freemasonry
idalah "Liberty, Equality and Fratemity'\ Di bawah jargon inilah,
utaan orang "tertarik" uni u k melakukan apa yang disebut sebagai
kemerdekaan abadi semua bangsa dari tirani politik dan agama".
Dalam Revolusi Prancis, jargon Freemasonry itu juga menjadi jargon
resmi,
Dalam konteks Utsmani ketika itu, Sultan Abdulhanml II di-
posisikan sebagai "kekuatan tiran". Dalam konteks gerakan pembe-
basan pemikiran, tampaknya, yang diposisikan sebagai "eedesiasti-
ol tyranny" adalah "teks-ieks Al-Qur"an dan Sunnoh", juga khaza-
nah-khazanah Islam klasik karya para ulama Islam terkemuka
Per! u ditelusuri lebih jauh, seberapa jauh hubungan antara gerakan
liberal dalam konteks pemikiran Islam dengan gerakan Freema-
sonry. Rene Guej^on. gltfu dari Ffithjof Schuon, (pelopor gagasan
pluralisme^, misalnya, adalah aktivis Frvemasonrr. Adakah misal-
nya pengaruh aktivitas Afghani di Freemasonry dengan pemikiran
luh atau tafsir al-Manarnya Rasyid Ridla? Masih pertu diteliti
*ang jelas, jargon-jargon pembebasan dari "teks", dekonstruksi
taisir Qur"an (lalu menggantinya dengan metode hermenuetika
yang banyak digunakan dalam tradisi Bibte), dan ^bagainya, cukup
sering terungkap.
Kekuatan "kata" dan "kasih" terbukti ampuh dalam sejarah
dalam menggulung kek u a La n- kekuatan Islam, vang biasanya disim-
Dolkan dengan ungkapan-ungkapan Udak simpatik, seperti "Orto-
doks", "beku" r di-\n "berorientasi masa la lu ", "emosional ". Sejarah
menunjukkan, kolaborasi cendekiawan Turki, Kristen Eropa, dan
Zionis Yahudi berhasil menggulung Turki Utsmanl, Ironisnya, dua
in empat orang \ ang menyerahkan surat pemecatan Sultan Abdul
limit II pada 1909, aulalah nun -Muslim. Salah satunya, Eininnnuel
arasu (tokoh Yahudi)
Dalam artikelnya d t Harian Rrpuklika, (Jumat, 21 Mei 2004 )
mg berjudul 'WU'nrfminkkan Orientalis", Mamid Fahmy Zarkasyi
enekankiin, bahwa kajian* kajian keislaman para orientalis bagai-
ttna pun ilmiahnya, ia tetap berpijak pada presupposisi Barat, dan
rkadang Kristen. Prinsip dasar bahwa Nabi Muhammad adalah
utusan Allah, dan AI-Qur*an Adalah firman Al Uh Udak menjadi asas
bagi kajian mereka, Ini bisa dipahami, sebab dengan mengakui ke-
rasulan Nabi Muhammad berarti mereka mengakui Islam sebagai
agama terakhir Mereka tidak mungkin pula mengakui Al -Qur a n
sebagai firman Allah. Sebab AbQurVan memuat banyak kecaman
terhadap doktrin-doktrin agama Yahudi dan Nasrani, seperti:
"Sesungguhnya telah kfifirlfth onuig-onhig ifitng berkala 5f>ttn$$nhntfti
Allah iaUili al-Ma>ih indera Manjatu "(al-Maidah [5]: 17; dan juga avaf
72); '$t*£uu£$uhmfd kafirlah tmwg-iming wng mengatakan bahwa&wmja
Allah nihili ^ntn dari ifiWg tiga" (al-Maidah |^J: 73); "Dai t karma ueapan
mereka $e±un$$ithnifn kami telah mmbtmuh ha til-MaMh- ha putra
Man/aiu. Rtfoul Allah, padahal mereka hdnk menthunuh\tua dan t utak
iwmfn!ihu)fti f tetapi prnn$ yang ditempakan dengan ha Jvi$i mereka" (ab
Nisa [4], 157); dan berbagai ayat lainnya.
Kandungan Al-Qur a n Yang mengecam ajaran Yahudi dan
Kristen seperti ihi jelas akan menuai reaksi balik sepanjang masa,
selamanya- Seorang Kaisar Byzantium, Leo lll (7 17-741 M), misal-
nya, telah menuduh a 1-1 lajjaj ibn Yu^ut al-Tsaqnfi, seorang gubernur
di /aman ke kha 1 1 fa ha n Abdul Malik ibn Manvan (684-704 M) Lelah
mengubah Al-Qur'an (ArtJuir Jefferv: "Lihevond's Texl o t the
Corre.spnndL'ncebetvvuen L'mar II and Leo III", 1 larvard Theulogieal
Review, 269-312). Peter, pendeta di Maimumn, pada tnhun 743 me-
nyebut Rasulullah saw. sebagai nabi palsu. Yahya al-Dimasyqi atau
dikenai juga sebagai John of Damaseus [m. 750) juga menulis dalam
bahasa Yunani kuno kepada kalangan Kristen ortodoks bahwa islam
mengajarkan an u- Kristus - John o f Dam a sc lis berpendapat bahwa
Muhammad adalah seorang penipu kepada orang Arab yang bodoh,
Dengan liciknya, katanya, Muhammad bisa mengawini Khadijah
sehingga mendapat kekayaan dan kesenangan, Dengan cerdasnya,
Muhammad menyembunyikan penyakit epilepsinya ketika meneri-
ma wahyu dari Jibril. Muhammad memiliki hobi perang karena
nafsu seksnya tidak tersalurkan. (Daniel J Sah as, John of Damascus
on islam: "The Herrsy oftlw khmaelites", Leiden: E. J. Brill. 1 ; )72, hlm,
67^5)
Seirama dengan John of Da masam, Pastor Bede dan Inggris
vang hidup pada tahun 673-735 M berpendapat, Muhammad adalah
seorang manusia padan g pasir vang liar (a «n M tinvt ofdctert). Bede
Konfrontasi Intelektual: Pengantar Penulis XXXI
^gambarkan Muhammad sebagai kasar, cinta perang dan
ab, bu La huruf, berstatus sosial rendah, bodoh tentang dogma
*n, dan tamak kuasa, sehingga ia menjadi penguasa dan meng-
d irinya nabi. Sikap menghina Rasulullah saw, berlanjut pada
pertengahan Barat. Pada saat itu, Rasulullah saw. disebut
iga i Mahound, atau juga Mahoun, Mahun, Mahomet, di dalam
Prancis Mahun, di dalam bahasa Jerman Maehmet, yang
lim dengan setan, berhala. Jadi, Muhammad bukan sebagai se-
*g nabi palsu Lebih dari iki, ia merupakan seorang penyembah
ila yang disembah oleh orang Arab j ang bodoh. Kata Mahound
vang digunakan pula oleh Sal nian Rushdie sebagai tokoh
dalam novel T i w Sn tante VtT^w.
Pada zaman kelahiran kembali (Renaissancej Barat lUw /aman
jrmasi (Reformation) Barat, pencitraan buruk terus berlanjut.
fcnves Tamhurlaine menit d uh Al-Qur a n sebagai "karya setan".
tin Lulher menganggap Muhammad sebagai orang jahat dan
tutuknya sebagai anak setan. Pada zaman Pencerahan Barat,
ain? menganggap Muhammad sebagai fanatik, ekstremis, dan
iusta vang paling canggih Biografi Rasulullah saw. beserta Al-
'an tenis menjadi target. Snouck Hurgronje mengatakan; "Pada
skeprik kita ini, sangat sedikit sekali yang di atas kritik, dan
hari nanti kita mungkin mengharapkan untuk mendengar
Muhammad tidak pernah ada/'
Harapan Hurgronje ini selanjutnya terealisasikan dalam pemi-
Klimovich, vang menulis sebuah artikel diterbitkan pada tahun
dengan berjudul "Did Muhammad Exist?" Dalam artikel ter-
^ Klimovich menvimpulkan bahwa semua sumber informasi
ine kehidupan Muhammad adalah buatan belaka. Muhammad
"fiksi vang wajib" karena selalu ada asumsi "setiap agama
Stncpimjdi pendu i'\ Sikap para orientalis seperti Jba tidak bisa
Brhanakan kategorisasimu menjadi orientalis klasik vang ber-
dengan orientalis kontemporer.
Orientalis kontemporer tetap mengusung gagasan orientalis
sekalipun dengan kadar cara dan strategi vang berbeda,
ya sama saja yailu mengingkari kenabian Muhammad dan
nara n Al-Qur'an. Penolakan seperti itu adalah laci cuumiuin^
i^n places) dalam pemikiran para orientalis. I m bisa dime-
mil WajaH Purartaban Barel
ngcrti karena eksistensi agama mereka tergugat dengan munculn\a
Islam. Karena hal ini juga, wajar jika kajian mereka kepada Rasu-
lullah saw. dan Al-QLLr"an tidak dibangun dari keimanan, sebagai*
mana sikap seorang Muslim.
Para orientalis yang mengkaji bidang teologi dan filsafat Islam
sejak D. B. Mac Dori aki, Al f re d Gullimaune, Muntgomery Watt, atau
sebelumnya hingga Majid Fakhry, Henrv Corbin, Michael Frank P
Richard J, McCarthy, Ilarry A. Wolison, Shlomo Pines, dan lain-lain
mempunyai frtiwwot'fc vang hampir sama. Di antara asumsi vang
umum mereka pegang erat-erat adaJah bahwa filsafat. sains, dan
hal-hal y^ng rasional tidak ada akarnya dalam Islam. Islam hanya-
lah "carhon copv" dari pemikiran Yunani. Padahal diskursus filsafat
di lonia tidak ada apa-apanya dibandingkan wacana yang bersifat
meta fisis pada awal tradisi pemikiran Islam yang berkembang di
/aman Nabi dan sahabat. Artinya para onentali> tidak mau meng-
akui bahwa pandangan hidup Islam adalah unsur utama ber-
kembangnya peradaban Islam,
Sikap simpatik para orientalis terhadap Islam tidak serta merta
menjadikan pemikiran mereka menjadi benar Sebab, asumsi dan
juga konsekuensi dari fnmwztwrk di atas adalah pengingkaran ter-
hadap tradisi intelektual Islam yang berbasis pada wahyu. Transmisi
ilmu pengetahuan melalui sumber yang disebut kabar muhmmtir
tidak diakui oleh mereka sebagai valid- [adi. sekalipun pengetahuan
mereka tentang sejarah pemikiran keislaman mendalam, namun
kajian mereka tetap fragmentatif, Mereka tidak menghubungkan
kajian rnen/ka tentang Islam vang spesifik dengan prinsip yang
umum dan universal. Kajian mereka tenlang hal-hal yang spesifik
seperti tenlang sejarah Al-GuKan. etika dalam Islam, politik dalam
Islam, dan lain-lain tidak dikaitkan dengan makna Islam sebagai
suahi agama dan pandangan hidup \ang memiliki prinsip dan
tradisinya Mandiri. Prinsip bahwa ilmu mendorong kepada iman,
rnisauiya, tidak tercermin dalam tulisan-tulisan mereka. Ilmu-ilmu
keislaman yang mereka miliki tidak mendomng pembacanya untuk
beriman kepada Allah s w t.. Tidak juga membuat mereka sendiri
yakin dengan kebenaran Islam. Vang jelas mereka tidak bisa disebut
sebagai ulama,
Sebagai penutup perlu ditata L bahwa Islam adalah agama dan
koiiftmilau IntefekiuaL Pengantar Paiiuhs XXX JIJ
«dandan hidup vang telah melahirkan peradaban yang gemilang
"Untuk memper tahankan dan mengt'mb angan peradaban
-lim tidak berarti menolak mentah-mentah masuknya unsur-unsur
rada bti n asm g. Sebali knva Lmtuk bersikap adil terhadap pfcfftdab-
g lain tidak berarti bersikap permisif terhadap masuknya segala
cam unsur dari peradaban lain tanpa proses adaptasi."
Demikian paparan Hamid Fahmy Zarkasvi, Direktur INSISTS
*tttute for lho Studv tif Eslamic Thought and Civilization). D\ia
imat terakhir paparan Hamid Fahmy ihi perlu digarisbawahi.
Ftwa, sejak kelahirannya. Islam tidak pernah menala k berinteraksi
igau peradaban lain. Ketika itu, di masa-masa embrionalnya,
im sudah berhadapan dengan dua peradaban besar, Persia dan
! nuwi, tetapi Islam tidak minder dan gentar Secara keilmuan
mudian terbukti, para cendekiawan Muslim mampu menyerap
fcagai khazanah keilmuan asing, melalui proses adopsi dan adap-
t vang scbenamva merupakan proses Islamisasi ilmu. Proses
£ncl<ik" irtidJ) dan "menetapkan" [it$tsU) praktis berlangsung
lgan baLk. Peradaban Isiam berkembang dengan gemilang dan
tahan selama ratusan tahun, dengan proses semacam itu.
Tentu saja. kini, persoalannya menjadi lain. Di samping hege-
•u peradaban Barat y*mg sangat kuai, tradisi keilmuan di kalang-
an kaum Muslim juga tidak berkembang dengan baik. Banyak tokoh
faslim berpikir jalan pintas, bahwa keagungan Islam akan bisa di-
_»! jika kekuasaan politik mereka pegang. Pnhtik, ekonomi- i n tor-
si, adalah sektor-sektor penting dalam kehidupan manusia* Kaum
A i^lim tentu saja seyogianya memiliki potensi-potensi itu. Tetapi,
•* ~nua itu ha n is berbasiskan keilmuan yang tinggi. Tradisi keilmu-
Tijh vang akan mampu membangkitkan sahi peradaban. Mongol
•-a mengalahkan islam d t Baghdad dan sekitarnya. Tetapi, per-
iban vang rendah itu akhirnya justru terserap oleh peradaban
im Maka, ketika berbicara dalam konteks peradaban, tidak bisa
X masalah ilmu harus menjadi perhatian utama, ironisnya, justru
mm kajian keislaman, tradisi keilmuan ini tidak berkembang de-
m baik. Hampir tidak ada perhatian serius di kalangan kaum
Blim-indonesia, khususnya -untuk melahirkan cendekia w a n-
idekiawan yang unggul, vang menguasai wacana Islam dan Barat
mligus. Begitu ]uga belum ada satu pun Perguruan Tinggi Islam di
Indonesia yang memiliki visi membangun perpustakaan vang
lengkap dan berkualitas unggi, seja|ar dengan vang dimiliki kaum
Kristen dan Yahudi di negara-negara Barai, Pendidikan masih di-
jalankan dengan pula mawil, mengejar target banyaknya maha-
stswa dan sarjana vang dihasilkan, tanpa terlalu menekankan pada
aspek kualitas
Buku mi lahir karena terpacu melihat fenomena meruvaknva
"hegemoni Barat" dalam hidang keilmuan dan kajian keislaman di
Indonesia. Pemikiran dan metodologi Barat dijiplak begitu saja tan-
pa daya kritis yang berarti. Betapa ironinya, selama ratusan tahun
kita dijajah Belanda, hampir tidak ada kalangan ulama ala u cende-
kiawan Mualim yang menghujat Ai-Qur*an atau menyatakan, bahwa
semua agama adalah sama H semuanya jalan vang sah menuju kebe-
naran dan keselamatan. Meruyaknya paham pluralisme agama,
penggunaan metodologi hermeneutika untuk tafsir Al-Qur\m, dan
sebagainya, justru terjadi dan begitu mudah diserap setelah kita
merdeka. Hal-hal vang mendasar dalam Islam dibongkar, didekon-
slruksj, tanpa memikirkan dampaknva dengan serius. Vang lebih
merisaukan, persiapan kaum Muslim untuk menghadapi "zaman
baru'" berupa ''perang intelektual" itu begitu minim, bahkan banyak
cendekiawan yang menganggap enteng, seolah-olah sedang tidak
terjadi apa-apa.
Buku ini terdiri atas 15 bab, vang merupakan tema-tema pem-
bahasan yang terpisah, tetapi saling terkait satu dengan lainnya. K^-
rwa buku ini relatif panjang, maka ada sejumlah data vang sengaja
diulang pada bagian tain, untuk memudahkan pembaca menemu-
kan data dan memahami pemikiran yang tertuang dalam buku ini.
Karakteristik asli peradaban Barat cukup banyak ditampilkan dalam
huku mi.
Mungkm ada vang berpendapat, bahwa saya terlalu menyorot
hal-hal yang negatif dan peradaban Barat, Itu karena menurut
hemat .saya, aspek-aspek positif dari peradaban Barat sudah di-
anggap hai yang mafhum, dan tidak perlu didiskusikan. Dalam
hidang sains dan teknologi, kaum Muslim .sudah sangat aril untuk
memanfaatkan dan mengambil keunggulan teknologi dari peradah- -
an mana pun, termasuk vang dari Barat. Tetapi, latar belakang
penulisan buku mi adalah ingin menunjukkan, bahwa peradaban
i irat vang begitu menyilaukan mala dan begitu gemerlap, galinya
envimpan potensi ancaman yAng begitu dahsyat bagi umat manu-
-u. sebagaimana banyak dipaparkan dalam buku ini. Tidaklah
Tvar kesan bahwa penulis anti- Bara L karena buku ini sendiri* me-
an taatkan begitu banyak sumber-sumber Barai untuk memahami
asalah. Yang ingm penulis imbau adalah pentingnya kaum
uslunin memahami peradaban Bar.U dengan serui s dan mejv
.nlam, sehingga tidak silau, tida k minder, dan tida k apriori terhadap
jraL Tidak menolak nu-nta h -mentah alau menelan begitu saja apa
yang datang dari Barat. Kebetulan, >elama kuliah di ISTAC-I1UM,
penulis sempat mengambil beberapa mala kuliah yang berkailan
Jangan peradaban Barai dan hubungannya dengan Islam, seperti
Histori/ of W?>ti'ni Civiliziitttm, Historij oj Ottmnmi Empnv, talam illlti
Tfw Wr^t. Conflict or Ditilogitt*, tulfrihitinunl Rfltititm^ i n hiu m. kuli ah-
iHah il u juga diberikan oleh beberapa orientalis. Bahasa Latin yang
merupakan penyumbang besar dalam kosa kata bahasa Inggris juga
1] pel a jari secara intensif.
Memahami Barat dengan baik akan sangat membantu dalam
memahami prnblema vang muncul di kalangan umat Muslim, yang
*mang banyak disebabkan oleh i m a&i peradaban Barat dalam per-
ada ban dan pemikiran Islam. Tentu saja, penulis sadar, ban vak yang
tidak sependapat dengan apa yang dipaparkan dalam buku ini. Per-
da a n pendapat terkadang bisa dijembatani, terkadang bisa diper-
temukan. Tetapi, terkadang juga tidak bisa, karena masing-masing
meyakini jalan hidup dan jalan pikirannya masing-masing. Jika
■egitu, masalahnva kita serahkan kepada Allah swt. Untuk mem-
buktikan kebobiokan komunisme, orang harus menunggu hampir
- itu abad Mungkin, untuk beberapa masalah, kebenaran baru jelas
rlihat di akhirat. Perdebatan antara Rasulullah .savv. dengan dele-
gasi Kristen Najran haru s. diakhin dengan ta uaran muhihattih dari
Rasul u la h saw, dan ditnlak oleh delegasi Knsten. Terkadang, meli-
hal besarnya problema pemikiran yang sedang menimpa kaum
itislim Indonesia, dan minimnya persiapan untuk menghadapuiya H
Isa depan pemikiran Islam Indonesia memang patut dikhawatir-
kan. Namun. Allah mengingatkan, agar kita tidak perlu merisaukan
rang-oranp yang berlomba domba menuju kekuiuran (Ali Imran
3 J: 17h), Tugas kaum Muslim adalah "memberi peringatan", "mem-
beri penjelasan", 0*in berusaha menunjukkan mana yan^; benar,
mana vanj; *Eilah, mniw v.inj» /Mrj dan mana yang hithii Masing-ma-
sing manusia akan bertanggung jawab lerhadap «irfial perbuatannya
sendiri-sendiri di hadapan Allah svyU
Akhirnl kalam, semoga buku ini bermanfaat tentu saja bagi
vang mau mengambil manfaat. Terima kasih kepada berbagai pihak
yang tidak d a pai penulis sebutkan satu persatu namanya di >mi.
Semoga semua bantuan dan dorongan van*; memungkinkan terbit-
nya buku ini menjadi amal ibadah.
Kuala Lumpur, 10 Muharram 1426
1M Februari 2005
Adian Husaini
BAGIAN PERTAMA
DARI KEBINGUNGAN
MENUJU KEMATIAN
Kebingungan Liberalisme
proses Globalisasi Nilai-nilai dari Barat ke Berbagai
Peradaban Lain
epanjahg scjaraltnya, manusia lelah meng hadapi banyak
tantangan dan kekacauan. Tetapi, belum pernah mereka
menghadapi tantangan yang lebih serius daripada vang
mmbulkan oleh peradaban Barat saal ini. Prof. Syed Muhammad
iqujb A] -A Has, seorang pemikir yang dikenal cukup baik oleh
i ia pemikiran Bara L maupun Islam, memandang problem Ler-
i t yang dihadapi manii.sia dewasa ini adalah hegemoni dan
:ninasi keilmuan sekular Barat vang mengarah pada kehancuran
manusia. Menurut al-Attas, bagi Barat, kebenaran f un da-
nai dari agama dipandang sekedar teoritis. Kebenaran absolut
tlinegasikan dan nilai-nilai rela Lit diterima Tidak ada satu kepastian.
Konsekuensinya, adalah penegasian Tuhan dan Akhirat dan me-
nempatkan maniiMa sebagaL satu-satunya vang berhak mengatur
dunia, Manusia akhirnya dituhankan dan Tuhan ptui dimanusiakan,
Borbagaj problem kemanusiaan muncuLsebagai hasil dari kacaunya
nilai-nilai
Salah satu contoh problem moral yang tenis mengguncang dan
4 Wajah Perarjaban Barat
memicu kontroversi hebat di Barat hingga saat ini adalah problema
homoseksualitas. Diiriki Barat, bahkan kalang n Gereja Kristen, kini
diguncang hebat dalam soal penentuan batas -bala s moral soal ho-
moseksualitas. Homoseksualitas >ang berabad-abad dicap sebagai
praktik kotor dan maksiat, oleh agama-agama, justru kemudian di-
akui sebagai praktik vang manusiawi dan harus dihormati sebagai
bagian dari penghormatan Hak Asasi Manusia Perkembangan
kasus homoseksualitas di Barat kian hari kian menarik Pemimpin-
pemimpin Gereja semakin terdesak opininya, karena sebagian pe-
muka kristen dan cendekiawanannva pun Luikan ^aja mendukung
bahkan telah menjadi priaku homoseksual atau lesbianisme. Dalam
kasus homoseksual, para teolog Kristen juga berlomba-lomba mem-
buat Lalsiran baru, agar praktik maksiat itu disahkan oleh Gereja-
Dalam Bible, Kitab Kejadian 19:4-11, diceritakan tentang hukuman
Tuhan terhadap kaum Sodom dan Gn m orah. Pada umumnya, kaum
Kristen memahami, bahwa homoseksual adalah penvebab kaum itu
dihancurkan oleh Tuhan. Sehingga mereka mem populerkan istilah
Sodonu yang menunjuk pada praktik maksiat antarsesa ma jenis. To-
koh-tokoh Gereja pada awal-awal Kristen, seperti ClemenL of
Alexandria, St. John Chryinstom, dan St. Agustine, mengutuk per-
buatan homoseksual. A gusti ne menulis: "perilaku memalukan se-
bagaimana yang dilakukan di Sodom haruslah tetap dibenci dan
dihukum di manapun, selamanya. Seandainya semua bangsa hen-
dak melakukan hal itu, mereka sama bersalahnya di mata hukum
Tuhan dan sekaligus tetap melarang kaum lelaki uni u k melakukan
hal ini (homoseksualitas)." Tahun 1975, Vatikan mengeluarkan Dok-
trin "Tlw Vrftiatn Ehftfttffiitiaw om Socia! Ethk*'\ yang hanya mengakui
praktik heteroseksual dan menolak pengesahan homoseksual. St.
Thoma* menyebut Sodomi sebagai "coutm nutitnim", artinya, berten-
tangan dengan sifat hakiki manusia.'
Tetapi, sebagian teolog Kristen pendukung homoseksual ke-
mudian membuat talsiran lain, John J. McNeill 5J, misalnya, me-
nulis buku Ttu 1 Chiirch imd thr hfonwwwuil memberikan justifikasi
moral terhadap praktik homoseksual. Menurut dia, Tuhan meng-
l WiIIiaiit h Mim, *v -nmiiiit ^itiiitttiijit, iOUh* AH'A ) hwH- C'nmrtiunh.ilu'iv- IV77 H hlm.
Bagian l Dan Ketiirrgungan Menuju Ke-inatian 5
nm kaum Sodtim dan Gomorah, bukan karena praMik hirmo-
>ual, tetapi karena kctidnksopaitan penduduk kol a itu terhadap
iu Lot. Kaum Katolik mendirikan sebuah kelompok gay bernama
ligruiv" yang mengajarkan, bahwa p rak tik homoseksual tidak
rrten tangan dengan ajaran Kristus. Teolog lain, Crcgory Bau m,
envatakan: "Jika kaum homoseks bisa menghidupkan cinta, maka
nta homoseksual tidaklah bertentangan dengan naluri manusia [l(
Wh&mmexmiJ mu Uvc t hal knnf flflifi'thw). Ihm houuwMtat focv f s not
ntrar\j to tlh* Intmitw tuMinv)" Tahun l L >7o, dalam penemuan tokoh-
tokoh Gereja di Minnea polis, AS, dideklarasikan, bahwa "kaum
loseks adalah anak-anak Tuhan {humtfrtwurtl pk'rsons mr chih1n*u vf
Logika kaum sekulardi Barat yang enggan berpegang kepada
lenanya ini sebenarnya sederhana. Karena homoseksual sudah
TrTijadi kenvataan vang diprakhkkan dalam kehidupan masyara-
ot Barat» maka unhik memberikan legitimasinya, hdak jarang
-_Teka harus merekayasa ajaran agama agar sesuai dengan 'tuntut-
an zaman", agar Kristen tetap relevan untuk kaum horftoseks; agar
• risten tidak dicap kuno, dan dapat diterima oleh masyarakat
modern, sebab homoseksual sudah dipersepsikan oleh para pen-
dukungnya sebagai gaya hidup modem. Maka, dunia Kristen
- naktn terpukul ketika media massa membongkar ribuan kasus
Eulilui (pelecehan seksual terhadap anak-anak) yang dilakukan
para tokoh Gereja, Seolah-olah kemunafikan ilu terbongkar,
lana tokoh-tokoh agama yang 'tidak kawin' dan punya hak
tmberikan pengampunan dosa, ternyata melakukan tindakan kc|i
n^an men/inai anak-anak,
Pada 27 Februari 2004. The A>$ocititt't1 Pres* witr menyiarkan
tulisan berjudul Two $ttn1h*s Cite Cluhi Svx Abtw fa/ 4 Pererat uf
S/*?, oleh LiinriL 1 Good>.tem F yang menyebutkan, pelecehan
suai terhadap anak-anak dikikukan oleh 4 persen pasrur Gereja
rtolik. Setelah tahun 1970, 1 dan H) pasrur akhirnya tertuduh me-
> tikan pelecehan seksual itu. Dan tahun 1950 sampai 2002 ,
tanvak 10.667 anak-anak dilaporkan menjati i korban pelecehan
IWilh.im f AIVti >r
,' MiMTiKijrL' liku, j>3*.
6 Wajah Peradaban Barat
seksual oleh 4-392 pastur Studi ini dilakukan oleh J'/v Aiwntan
Cniholk Bhltop* tahun 2002 sebagai respon terhadap tuduhan adanya
penyembtuH-'ian kasus-kasus pi v loa?han seksual yang dilaku kau para
tokoh Gereja.
Ada satu buku menarik yang ditulis oleh A. W, Rkhard Stpe,
seorang pendeta Katolik Roma, berjudul "V.\. PiU'tte, tWii Fonvf:
Atititiwiu of A Cri>i>" (1995). Buku ini menceritakan perilaku seksual
di kalangan para pendata dan pastor. Sebagai gambaran, pada \?
N'uvernber \^ L )2 r TV Belanda menayangkan pm^ram 17ni* k nit lan-
tang pelecehan seksual oleh pemuka agama Kristen di AS. Esoknya,
hanva dalam satu liari , 3U0 orang menelepon stasiun TV H dan me-
nyalakan bahwa mereka j Liga mengalami pelecehan seksual oleh
para pendeta di Belanda n
Puncak kehebohan dalam
kasus seksual di kalangan Ge-
reja adalah ketika pada Mo-
\ ember 2003, Gereja Anehkan
di New I lampshire mt*nj»-
anjjkai Gew ftobinson. ^e-
oran^ homoseks, menjadi Us-
kup, Maka, gerakan kaum
homoseks dengan resin l men-
dapat legitimasi dari Gereja
Sesuatu piaktik maksiat yang
dikutuk dalam Bibit 1 dan se-
lama ratusan tahun diperta-
hankan, akhirnya tidak mam-
pu dibendung karena men-
dapatkan legitimasi agama.
Perisi iwa Gen e Robmson
itu adalah yang pertama dalam
sejarah Kristen, yang kali ini
terjadi di lingkungan Gereja
Gans Robinson, Uskup New Hampshire yang
homoseks
lilni. 2h liihuji 2iH»n, I lu- lk**lnn r,ii4.itv fu>;^ mLTiLThitkoii^iliii^h \mku hunu^ul fli'.'ivunJK Tur
Cn^i< m f J!,' dtfht\ l it' Cttntvh' i »in>* iiwmhiHii*Lir tiiitijs-hahiMij prn^kh 1,1 na tari a.m ^L.inJ.ii <&\
6ag<ati l Dan Kebinrurngan Menuju Kematian 1
iglikan, Oluh Uskup Gusar (Afchbishop.) of Canterbury. Revorend
wan William, dikatakan, pelantikan Robinson i Lu akan membawa
isekucnsi yang senus bagi keutuhan komunitas Gereja Anglikan.
lstus Lalu, menyusul terpilihnya Robinson, melalui satu pemu-
utan suara, Wilham sudah meramalkan akan terjadinya masa-
isa sulit bagi Gereja Anehkan, yang memiliki pemeluk sekitar 70
orang di IdO negara. Bahkan, ada yang memperkirakan akan
ldmya "perpecahan besar" di lingkungan Geraja, gara-gara ka-
Robinson.
Sejumlah media internasional menyebutkan, bahwa yang ma-
terhadap Robinson adalah 'kalangan konservatif" di lingkung-
geraja {church coHJi'rvntwe*), yang percaya bahwa praktik gay dan
>.ian bertentangan dengan ajaran Kristen. Yang menentang Robin-
dicap sebagai "konservatif dan yang mendukungnya diberi
e! "liberal''. Yang menarik, meskipun menghadapi kecaman dan
jagai penjuru dunia, pelantikan Robinson sendiri berjalan mu-
l> Para pastur \ang hadir dalam acara pelantikan Robinson di
ena hoki Universily o f New Hampshire, antri untuk memberikan
.apan selamat kepada Robinson, CNN melaporkan, hanya sedikit
ang saja yang berdemonstrasi uli luar arena, menentang pelantikan
►binson Mantan Uskup New Hampshire, Roverend Dong I as
' ieuner r yang hadir dalam pelantikan itu, berpidato memberikan
ikungan terhadap Robinson, (.lengan menyatakan; ".Anda tidak le
l h dan tidak kuning adalah seorang anak Tuhan seperti orang lain
))u art* 110 worr or I r ** t\ cliild ofCthi like i^renjoiit* rht 1 }." Dari ratusan
pastor yang hadu*, hanya tiga orang vang maju ke depan, dan me-
ntang penobatan Robinson. Seorang menyatakan bahwa pelan-
kan Robinson merupakan "kesalahan yang mengerikan" (tcrrihlt*
sfnkt'}.
Robinson (56 tahun j, memang dikenal sebagai pelaku homo-
Sesuai vang lerang-terangan. la telah hidup bersama dengan
pasangan homoseksnya bernama Mark And re w, selama 1-1 tahun,
■tpAJm£ si'fiii^daLimCtTi'jrt Katolik PdLvdian %i k^n.i] khi]-^i3>ii\ a u-rlwlap anfik/nuk-*
punft ^ii^at m/iui- Si-'hrt^i iuMliIl, tahun L992, di TVn^Ara MaSi.aPtispIlfc. dik*cnuk.A£i sr*
ngpasLirsaia-bm-umj lami*^ K. rWlor-mchkuLm jvii'ivluri seksual Ittifisdap li'kilt dari
Bisa dibayangkan, selama in menjadi tokoh gereja pun. H' benam y n
publik telah mengetahui peri la ku n ya. D^Iam acara penobatannya
sebagai Uskup, Ylark Andtewlah yang memerahkan topi keuskup-
an [hi<hafi'< uiitfr) kepada Rohmsnn. Di akhir upacara penobatannya.
Gen l 1 Robinson menatap publik, dan bersama-sama mereka me-
nyanyikan lagu "Hallelujah". Dalam UU Ke-gerejaan di AS, pemilih-
an uskup dilakukan o I uh masyarakat dan pemuka gr^ja, yang ke*
mu d ia n dikukuhkan melalui konvensi nasional dan selangitnya me-
laku sal u penobatan (knnsekrasi), Agustus lalu, keuskupan Coreja
di AS, melakukan Konvensi Umum di Minneapolis, dan mengokoh-
kan terpilihnya Rohinson sebagai Uskup New ITampshire.
Terpilihnya Gene Robinsun sebadai Uikoh penting dalam Gereja
bisa dikatakan sebagai Sahi puncak kesuksesan gerakan h b era li sa si
di dunia Kristen. Mereka berhasil menjungkirbalikkan satu kclcnhi-
a n yang sangat tegas di dalam Bibi e, yang mengutuk perbuatan
homoseksual. Dalam Kitab I mama t 20:13 disebutkan: "Bila seorang
laki daki tidur dengan laki-laki secara orang ber setubuh dengan pe-
rempuan, jadi keduanya melakukan suahi kekejian, pastilah mereka
dihukum malt dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri."
Dalam sejumlah versi Bible, juga dijelaskan, bahwa hukuman buat
pelaku homoseksual adalah hukuman mati. Thi'Liritig PiNc menulis
Lcviticus, 20:13;
"Thr prutilhf for hQnio$i*xiuil nets /s fonth ta froth pnrh'r<. Tluy faur
bwugltt i t uptin thi'}U<cJiv* (Hukuman bagi perilaku homo-
seksual adalah mati untuk kedua belah pihak, Mereka telah
membawa hukuman itu alas diri mereka sendiri 1." Sedangkan
dalam K'mg }mnt i i> Vi*r$iaii ayat ini dilulis: il If n marr aha lu* with
unmkind, as /fi j hrtJi ivitlt n \Wnuv\ t both ofthvm lunv cumnutlerf nn
nhotunuition: thn/ ?lu\II sitwly fv pul tn ifcutti; tlnv Nnaii s/wff lw
upon t lu w (Jika seorang pria berbaring dengan pria lain, seba-
gaimana ia berbaring dengan seorang wanita, kedua ya telah
melakukan kejahatan' mereka harus dihukum mati; darah
mereka harus ditumpahkan)."
Namun, seperti diketahui, arus sekularisasi dan liberalisasi di
dunia Barat begitu kuat berlangsung. Jika Melama ini, baru masyara-
kat dan negara Belanda serta sebagian negara bagian di AS yang
Bagian t. Dan Kaingungan Menuiu Kamahsn 9
jcsahkan perkawinan homoseksual maka kasus Ccne Rtibin-
akan memberikan dampak lebih hutont lagi Arus liberalisasi
)a ani sudah cukup lama menerjang. Di^iih/, sebuah organisasi
Katolik internasional, pada tahun l c J7f\ sudah mempunyai
ig di 22 negara bagian AS, termasuk di Kanada - Di berbagai
ira Bom t, juga muncul organisasi serupa, seperti /lavffrr/m' di
ralia, C? j w/ J i Inggris, dan W'wtau di Swedia. Kcnggataan me-
ketika itu sudah mencapai 5.000 girang Dtgnity juga menerbll-
I majalah bulanan bernama Difittih/* Mereka bu r j uang untuk men-
jtkan pengakuan dan Gereja Katolik. Dalam Pnigttm hrtim [Thv
Ttrrnfhflii'}) yang mereka buat tertulis hal sebagai berikut.
"Kaum Katolik gay adalah anggota dari lembaga mistis Kristus
dan ler masuk d ia n Lara kaum Tuhan,,,, kami memiliki martabat
sejati karena Tuhan menciptakan kami, Kristus mati untuk
kamu Roh Kudus memberkati kami dalam baptis, mendirikan
Kuilnya untuk kami.,,, karena i lu semua, kami memiliki hak,
hak istimewa, Lugas, untuk menumbuhkan kehidupan suci,...
kami percaya bahu r a kaum gav dapat mengekspresikan ke-
hidupan seksualnya dalam sebuah sikap yang sesuai dengan
ajaran-ajaran Kristus.." 4
Majalah Tfn* F-CottomhL edisi 2S Februari o Maret 2004, meng-
. c-al IclImls perkawinan kaum £/fi/ sebagai laporan utamanya, de-
:i sampul bertabik "Tht* ca>ffi)r <>aif mnrriagr." Disebutkan, hingga
baru Belanda dan Belgia vang memberikan hak hukum penuh
idap perkawinan sejenis sebagaimana layaknya pasangan hete-
ksuak Kanada, meskipun belum secara resmi memberikan pe-
aian hukum secara resmi terhadap pasangan gay atau lebian,
tapi secara prinsip sudah memberikan dukungan.
Pada 1 September 2003, Erumu>lu}ixom menulis satu berita
idul "Krntiu Giiu Bt'tondti Icrhnhin Buku P&lonmn Cam PerkaWhinn
na /cws'\ Buku pedoman tata -cara kawin sesama jenis kelamin
m1 b0 halaman i Lu, >ekaligu> sebagai seru a n pada para aktivis
di seluruh dunia uniuk berupaya memperoleh hak-hak mereka,
■ i itu juga sebagai bukti pengukuhan, bahwa Belanda adalah
Wflidm F AlEi'tu >tWi\,7lit\i l*\ttnnnwt} h Ini, x> ^1.
negeri pertama Yang melegalisasi perkaw inan vcjems. Selain "kjtrib
slici" kaum gay itu juga mendorong para kalangan gay di seluruh
dunia aktif herkampanve, agar mereka bisa memperoleh hak kawin
dengan sesama jenis. Bitku itu berpesan, kaum gav agar berupaya
keras melakukan perlawanan terhadap hukum-hukum vang diskri-
minatif. Mereka [tiga harus berjuang untuk mendapatkan hak-hak
yang sama di seluruh tingkat pengadilan. "Ini adalah suatu per-
juangan bagi rakyat yang ingin sungguh-sungguh bebas dan
memperoleh hak dan kesempatan vang sama bagi setiap orang/'
ujar Juse Smits, anggota parlemen Belanda dari Partai Buruh
Belanda, didamping pasangan homoseksnya dan uga anak angkat
mereka.
Pada edisi 6 Januari 1996, majalah Vw Etouunust menulis satu
judul ,r Lct tlwnt \th*ii'\ yang mengimbau agar kaum gav atau lesbi
diberi hak hukum untuk melakukan perkawinan- Alasannya seder-
hana; mengapa orang Yang mau melakukan tindakan yang tidak
merugikan orang lain sedikit pun, dilarang? Bukankah itu menjadi
hak individualnya? TJw Efoiwmtft juga menunjuk kasus pelarangan
laki-laki kulit hitam untuk menikahi wanita kulit putih di beberapa
negara bagian AS, pada tahun 1%0-an, Perkawinan, menurut maja-
lah ini, adalah satu bentuk komitmen bersama antara dua orang
untuk saling melaksanakan kewajiban masing-masing. Jika Orang
dewasa lain dibnlehkan menikah, mengapa kaum homn dan lesbi
lidak diperbolehkan?
jadi, dasar logika yang digunakan adalah "hak dan kebebasan
individu" dan "tidak merugikan orang lain". Di negara-negara
sekular, seperti AS, vang konstitusinya melarang campur langan
negara dalam madalah agama, AS memang berada dalam posisi sulit
untuk melarang perkawinan gay Karena itu, beberapa negara bagi-
an di AS, mengesahkan atau tidak melarang perkawinan gay, Awal
Maret 2004, negara bagian Massachusetts menegaskan, bahwa me-
larang perkawinan gav adalah bertentangan dengan hukum negara
bagian dan hukum federal. San Francisco, vang dikenal sebagai "gay
tapital of America" telah mengeluarkan ribuan lisensi (izin) terha-
dap perkawinan pasangan homoseksual. Karena itu, ketika Presiden
George W. Bush mengumumkan akan mendukung usaha untuk
mengamandemen konstitusi vang dapat melarang perkawinan
homoseks L ut I. hal ini menjadi isu hebat. Bush menyalakan, dengan
meJarang perkawinan homoseksual, w\ telah melakukan tindakan
itu untuk melindungi "lembaga peradaban vang paling tundamen-
Jal (The i/rosf f\nhhv^^t^ nutitittian* ofcivihznfiniiy\ Sn^rfl penentang
perkawman homoseksual di AS menghadapi tentangan yang sangat
^eras 7 sebab logika penentangan itii akan bertabrakan dengan logika
Sekular vang telah mereka kembangkan sendiri. Bahwa, kebenaran
moral ditemukan oleh suaro mayoritas, hukan oleh nilai-nilai aga-
ma* Apalagi, di kalangan Kristen sendiri, telah muncul banyak
argumentasi vang mendukung sahnya praktik homoseksual, dan
bahkan sudah ada kesej -ikatan di beberapa negara bagian untuk
mengerahkan diangkatnya seorang homo sebadai uskup*
Di Inggris, misal n va, tokoh Partai Konservatif, Michaol
Howard, menyatakan, akan mendukung legalisasi persamaan hu-
kum bagi pajangan homoseksual Di AS, wabah homoseksual sudah
begitu dahsyat melanda masyarakat. Mereka memiliki pengaruh
besar dalam berbagai bidang terutama hiburan, sehingga mereka
memiliki festival film sendiri, khusus untuk para gay Pada 2$
Agustu> 2003. sebagai contoh, dunia menyaksikan perilaku pe-
nyanyi M /i iiun.ru. yang melakukan "ciuman leshi" di panggung
terbuka dongan Bnrnev Spears dan Chnslinn Agtulera, saat acara
pemberian Ml V' Vitico Mu*tc Ammfo di Radio L'ity Music Ha 11 New
York. Menyaksikan tontonan tersebut, para penonton malah me-
lakukan *t\MuU\i£ \K\\tion. Para penonton menyambut adegan jorok
itu dengan berdiri sr rentak dan bertep\ik tangan cukup panjang.
Sutradara film Gin 1 Ritchie, suami Madonna, malah ikul bertepuk
tangan dengan wajah senang, Ia sama sekali tidak keberatan dengan
tingkah polah istrinya.
Logika kebebasan Ludivido-asal tidak merugikan orang lain-
ini lelah menjebak masvarakat Barat dan masyarakat sekuJar lain-
nya untuk menerapkan hukum vang berdasarkan pada "hak indivi-
du', seperti dalam kasus hukum zina. Jika zina dihalalkan o] uh
masyarakat dan negara, lalu apa logikanya negara mau rnengharam-
*-in homoseks u ( ii?
Dalam konsep Bible, perbuatan zina dipandang sebagai ke-
lihatan yang sangat berat Hukuman bagi pezma adalah hukuman
mati, dengan cara v) i lem pari balu sampai mati. Beberapa jenis di-
12 Wajah Peradaaan Barai
antaranya rrtnlah dihukum bakar hidup-hidup. Dalam kitab Ulang-
an 22: 20-22 (Teks versi Lembaga Alkitab Indonesia tahun 2000),
disebutkan:
"(20) Tetapi jika tuduhan itu benar dan tidak didapati tanda-
tanda keperawanan pada si gadis (21) maka haruslah si gadis
dibawa keluar ke depan pintu rumah ayahnya, dan orang-
orang sekotanya haruslah melempari dia dengan batu, sehing-
ga mati— sebab dia telah menodai orang Israel dengan ber-
snndal di rumah ayahnya. Demikianlah harus kauhapuskan
vang jahat itu dari tengah-tengahmu, (22) Apabila seorang
kedapatan tidur dengan seurang perempuan yang bersuami,
maka haruslah keduanya dibunuh mati: laki-laki yang teJah
tidur dengan perempuan itu dan perempuan itu juga. Demi-
kianlah harus kau hapuskan vang jahat itu dari antara orang
Israel. "
Kitab Irnamal ilmticit*) 20: 8-1 S juga menjelaskan, bahwa ber-
bagai bentuk dan jenis perbuatan zina. semuanva wajib dihukum
mati- Bahkan, pe/ina dengan binatang pun, harus dihukum mati,
termasuk binatangnya harus dibunuh juga.
"(S) Demikianlah kamu harus berpegang pada ketela pan-Ku
dan melakukannya; Akulah Tuhan \ ari g mengkuduskan kamu,
( L /J Apabila rtda seseorang vang mengutuki ayaknya dan ibu-
nya, pastilah ia dihukum mati; ia telah mengutuki ayahnya
atau ibunya, maka darahnya tertimpa kepadanya sendiri. (10)
Bila seorang laki daki berzina dengan istri urang iain r yakni
berzina dengan istri sesamanva manusia, pastilah keduanya
dihukum mati, baik laki-laki maupun perempuan yang ber-
zina h itu. {]]) Bila seorang laki-laki tidur dengan seorang istri
ayahnya, pastilah keduanya dihukum mati r dan darah mereka
tertimpa kepada mereka sendiri, (12) Bila seorang laki-laki
tidur dengan menantunya perempuan, pastilah kedua n va
dihukum mati; mereka telah melakukan suatu perbuatan keji,
maka darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri, (13) Bila
seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang ber-
setubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu
kekejian, pastilah mereka dihukum mati dan darah mereka
tertimpa kepada mereka sendiri- ( 14j RlLi Seorang laki-laki
mengambil seorang perempuan dan ibunva, itu suatii per-
buatan mesin n; ui dan kedua perempuan itLi harui dibakai;
supaya jangan ada perbuatan mesum di tengah-tengah kamu,
(15) Bila .seorang laki-laki berkelamin dengan seekor binatang,
pastilah ia dihukum mati, dan binatang itupun harus kamu
bumfchjuga."
Jadi, |ika /tna y<ing jelas-jelas merupakan tindakan jahat telah
ihalalkan, adalah sangat sulit menemukan logika yang mengh-
aramkan praktik homoseksual, ketika masyarakat sudah meng-
■iggap bahwa homoseksual adalah hak individual vang harus
ihormau, sebagaimana masyarakat menganggap orang yang ber-
ina dan "kumpul kebo" adalah hak individualnya yang tidak boleh
icampun oleh orang la m atau negara sekali pun. Maka negara -
egara vang mengambil hukum sokular juga tidak menganggap
.'tna sebagai perbuatan kriminal Kitab Undang-undang Hukum
idana (KUHP) Indonesia, warisan Belanda, misalnya, menyatakan,
ihwa per/maan bukanlah suatu kejahatan. Hanya mereka vang
telah terikal dengan perkawinan dan kemudian melakukan hubung-
an sc k* di luar pernikahan, dapat dikatakan sebagai perzinaan. Itu
m harus c\l\<\ unsur paksaan atau di bawah umur Artinya harus
ia tumuLin dan pihak suami/Istri (pasal 2S4 KtJHP). Ini berbeda
lengan Malaysia, misalnya, yang masih menerapkan hukum di
<sdang mural. Sebagai misal, Enakmen Jenayah Syariah (W95j
Selangor, perkara 2 tJ (berhubung khalwat) menyatakan,
(1) Mana-mana (a) orang lelaki yang didapati berada bersama
dengan seorang atau lebih daripada seorang perempuan yang
Liukan istrinya atau mahramnya; (b) orang perempuan yang
didadah berada bersama dengan seorang atau lebih daripada
seorang lelaki vang bukan suami atau mahramnva, dimana-
mana tempat yang terselindung atau di dalam rumah atau bilik
dalam keadaan yang boleh menimbulkan svak bahwa mereka
sedang melakukan perbuatan yang tidak bermoral adalah me-
lakukan suatu kesalahan dan apabila disabitkan boleh didenda
tidak melebihi tiga ribu ringgit atau dipenjarakan selama tem-
poh tidak melebihi dua tahun atau kedua-duanya.
Juga, Cnakmen [enayah $y*iriah (1 c )95j, perkara M (berkaitan
perbuatan tidak sopan di tempat awam) menyatakan,
"Mana-mana arang van$ dengan sen g A] u bertindak atau ber-
kelakuan tidak sopan bertentangan dengan ] htkum Svara" di
mana-mana tempat awam adalah melakukan suatu kesalahan
dan apabila disabitkan boleh didenda tidak melebihi satu ribu
ringgit atau dipenjarakan selama tempoh tidak melebihi enam
bulan atau kedua -duanya-"
Maka, bisa diduga, kasus homoseks u. il di negara-negara Barat
Llan negara sekular lainnya akan menjadi persoalan pelik Satu sisi,
agama jelas tiur.nguh.ik tindakan maksiat seperti itu, namun pada sisi
la m, negara sudah terjebak pada pemikiran demokrasi sekular. yang
menyerahkan urusan moral pada pendapat masyarakat. Di Israel,
kelompok gav dan lesbian berkumpul dalam satu organisasi yang
kuat dikenal sebagai "Agudah" Kelompok ini sangat berpengaruh
dalam politik Israel, ssehing^a tarnya k partai politik meminta dukung-
an dan kelompok ini. Koran Hrtrfrrtz, 25 Oktober 20113, melaporkan
sejumlah tokoh politik di Israel vang berlomba-lomba memberikan
dukungan terhadap Agudahu Dulu, yang mendukung Agudah ha-
nya Partai "Kiri" Meretz Tetapi, kini Lu kuh- tokoh Likud yang
konser\ atil" pun ikut mendukungnya. AS pemiih mengalami kasus
moral vang pelik semacam ini dalam hal pelarangan minuman
keras. Mula-mula rakyat Amerika menyetujui rencana pengund ang-
an "T//r Ptvhibittvn Lnv oj Awcnca". Minuman keras mereka nilai
menimbulkan dampak negatif terhadap akal. mental, dan ketenang-
an masyarakat. Akan tetapi, ketika hukum mi mulai diberlakukan
sungguh-sungguh, rakyat Amerika vang sudah kecanduan alkohol,
kemudian memberontak, dan menuntut pembatalan pemuda ng-
undangan tersebut. Rakyat yang sama dulu menerima, kemudian
berbali k menolaknya.
Kasus gay vang pelik seperti itu, terjadi di AS, sebuah negara
Barai yang dikatakan religius dan sebagian besar masyarakatnya
masih mengakui percaya kepada Tuhan. Namun, negara AS mela-
rang campur tangan negara terhadap urusan agama. Secara eksplisit
dikatakan dalam Bill of RighLs, yang menjadi bagian Konstitusi AS,
bahwa ''Kongres tidak bisa mengeluarkan hukum apapun yang
Bagian I Dan Kehinguiigan Menuju Kemalian 1 5
menjadikan agama apapun sebagai agama Amerika Serikat, atau
cnvingkirkan kebebalan unluk beribadah yang dikehendaki :scse-
rang {Coiigriw cnu nol jvisstfHi/ Luo imlkijig tim) rdi^um itu* tvligiim of
r.\ : r Lhiitcd Shit^, or tnkr awai/ the fwniom t o wor<hip a> one p-letises)/*
alam masyarakat siekular, agama tidak ditolak sama sekali, namun
{ama harus menyesuaikan kehendak masyarakat. Ajaran agama
mg tidak cocok lagi, perin dibuang, atau disimpan dala&n museum,
Jenank jika mencermati kondisi masyarakat AS yang dikatakan
■untingtnn, lebih religius ketimbang masyarakat Eropa. Sebuah
ai berjudul "Whttl Anii'rknns BHwve" (1991), mengungkap basil
-i*et Barna Research Group, yang menunjukkan, bahwa 64 persen
ilongau Lua mengaku sebagai religius. Tahun W85, |umlahnya ma-
h -mencapai 72 persen. Sebanyak 74 persen percaya kepada Tuhan,
mg menciptakan alam semesta. Sebaliknya, 47 persen berpenda-
pat, bahwa setan hanyalah siinboJ kejahatan (sumbat of roil). Di-
mping itu, hanya 28 pursen setuju bahwa Ciervja mereka relevan
mgan kehidupan mereka saat mi. Di samping itu, hanya IV persen
- Jing mengaku bahwa Gereja Kristen bersikap toleran terhadap ajar-
-i yang berbeda dengan Gereja.'
Masyarakat Barat seperti terjebak dalam berbagai titik ekstrim
Mn lingkaran setan vang tiada ujung pangkal dalam soal nilai. Me-
-.ka berangkat dan satu titik ekst rim ke tilik ekstrim Lainnya. Dalam
^^sus homoseksual, dulu mereka memperlakukan kaum homoseks
i^ngan sangat kejam dan sadis. Robert Held, dalam bukunya,
yufcttinn. memuat foto-folo dan lukisan-lukisan yang sangat me-
ngerikan tentang kejahatan lnquisisi yang dilakukan tokoh-tokoh
-ereja ketika itu. Dipaparkannya lebih dari 50 jenis dan model alat-
alat penyiksa yang sangat brutal, seperti alat pembakaran hidup-
rjdup, pentungkilan mata. gergaji pembetah tubuh manusia, peino-
ngan lidah, ala! penghancur kepala, pengebor vagina, dan ber-
. * Gour^ BotiU IV'W! lrr,vn,^[f flWnvv. <L,ilLti>nim: R^il fr]nkx WHl Mm 17 1-22(1.
)flL)h Thi' FriintitTiKl (Jm 2S FL-bfuan? \|arU 201 M nitfm'tfbiilkaa tahu-a AS aibi Uh TV
Wirlifiioh* i-citnlnc* .t t\v imiuslntih^ii jl^W 1 ebih d.iri &l pi-jseii li-hih iyi LvaL AS i uvulaku
laya kepada Tuhan Somt'iilara hai v. a nZ persen rakyat Prancis dan 52 rakyat Swedia vang
ia) a ki^uiiLi h:hu\\\ iwfcliardiu p^rti^.i penduduk AS nicn^aku sehari art££Ota Ccroja. 4fl
sen ywrp k t' £LTL'|n h^p nihili dau 43 pt'rs^n mvn^aku ^ba^ai KrkML'rv van^ terlahir
nbalj \fr<m ^C'itfi \.'lv.^ty.7^i SuJumpuk-kt-liimpLik jigiiina jiijjn ^i^kin meningkatkan
*£smhii\a W ha dap krludii^Lin polihk dai\ budaya AS
bagai alat dan model siksaan Lun yang sangat brutal [romsnva lagi,
sekitar ^ persen korban penvtk^aan dan pembunuhan adalah wa-
nita. A n tam tahun U5O-18O0, diperkirakan >ekitar 2 rampai 4 juta
wanita telah dibakar hidup-hidup di daratan katolik maupun Pro-
testan Eropa. Dalam buku ini juga digambarkan bahwa petaku
homoseksual digergaji hidup-hidup Dalam kasus gerakan feminis-
me. Barai juga terjebak ke dalam titik-titik ekstritn. [ika dulu mereka
menindas wanita hahis-habi>an, maka kemudian mereka memberi-
kan kebebalan tanpa balas kepada wanita.
Kaum feminis juga berusaha keras bagaimana agar gerakan
mereka mendapatkan legitimasi dari Riblo. Mereka tidak lagi me-
nulis God, lelap i juga Goddes. Sebab, gambaran Tuhan dalam
agama mereka adalah Tuhan maskulin. Mereka ingin Tuhan yang
perempuan. Dalam buku Fefttin&t Aproridu*? ta Tlu* BibU\ seorang
aktivis perempuan, Tivka Frvmcr-Kenskv, menulis makalah dengan
judul; "GttMes>e>: ihbhail Echo?< m *. Aktivis i ain, Pamela j- Milne, men-
catat, bahwa dalam tradisi Barat, Bible mani adi sumber terpenting
bagi penindasan terhadap perempuan. Tahun 189?, Ehyaheth Cadv
Stan Ion menerbitkan buku TIu* iVomni'* Bibir, dimana U mengkaji
seluruh teks Bible yanji berkaitan dengan perempuan. Kesimpulan-
nya, Bible mengandung ajaran yang menghinakan perempuan, dan
dari ajaran inilah terbentuk dasar-dasar pandangan Kristen terha-
dap perempuan. Berikutnya, Stan ton berusaha meyakinkan bahwa
Bible bukanlah kala -kata Tuhan, tetapi sekadar koleksi tentang seja-
rah dan mitologi yang ditulis oleh kaum laki-laki. Sebab ihi. perem-
puan tidak memiliki kewajiban moral untuk mengikuti ajaran Bible.
Para tokoh agama Kristen kemudian memandang karya Btanlon se-
bagai karya setan."
Globalisasi dan Westernisasi
Titik-titik eks t rim pada gerakan pembebanan wanita vang ke-
mudian dikenal dengan gerakan "kesetaraan gender (gender equali-
ty)" ini juga menjadi tren g lobak Banyak kalangan Mimlim vang
kemudian mencoba mengotak-atik ajaran agama Islam yang dinilai
Ll Plullis Tuh k- M. a! I f&timi*t ^jirp.v/r,-* f i V?f Rum* lUi^hm^Ntn Ri3iJir.il Ari hiWo^v
membelenggu atau menindas vvanitn. Ujung-ujungnya adalah upa-
^ untuk m en d e legitimasi K i tab Suci Al-Qur n n, dengan menyate*
in, bahwa Al-Qnr"an adalah Kitab yang hias gender, sebagaimana
iromena serupa d a la m tradisi Kristen Jika masyarakat suda.h di-
jat tidak meyakini kebenaran ajaran agama, maka yang akan
ijadikan pinangan adalah akal manusia semata atau hawa nafeii
lereka. Tidak ada standar kebenaran. Pada ketika itulah masvara-
* ,it akan terseret ke dalam a nis nilai yang serba relatrfdan temporal,
ebenaran tergantung kepada kesepakatan. Jika masyarakat sepa-
^ "t bahwa pelat u fa n atau mim-Mtiari keras adalah halal dan haik,
taka itu dinilai sebadai kebenaran. Agama tidak diberi hak untuk
impur tangan untuk menentukan haik dan h uruk di tengah mas:ya-
tkat. Sejumlah cendekiawan sekuEardibera) secara terang-terangan
lem promosikan paham vang meletakkan agama adalah masalah
nvat, dan tidak berhak campur tangan dalam urusan seni. Seni
Ialah seni. Film, misalnya, dianggap sebagai karya seni. dan tidak
yak dicampuri mlai-nilai agama. Tidak ada batas aurat, karena ini
asalah seni. Dalam tradisi Yunani, hampir semua patung ditarnpil-
.- m dalam bentuk telanjang bulat Katanya, itu untuk menampilkan
^ndahan, menampilkan apa adanya, tanpa ada komunal ikan. Toh,
r berbagai museum di Barat, sebagian patung dihirupi alat ke-
aminnya. Negara-negara Barat tertentu juga melarang orang berde-
onstrasi dalam keadaan telanjang bulat.
Pada tingkat global, cara pandang sekulardiberal gaya Barat ini
» jmudian diglnbahsasi sebagai bagian dan upaya pelestarian hege-
moni. Ini adalah wajar dalam logika politis yang dominan saat ini.
emokratisasi ti berai mengharuskan sekularisasi dan sekaligus
uralisme. yang tidak membedakan manusia atas dasar agama atau
ras tertentu- -namun manusia dikotak-kotakkan atas dasar bangsa
in negara. Proses imitasi terhadap pola pikir dan budaya kekuatan
1 jminan akan memuluskan program hegemoni di bidang bisnis dan
<onomi Dengan meminum Ccjcvt-CW/7 atau menyedot Mnrlhom sese-
dang dapat mera>a menjadi bagian dari masyarakat global yang
jrgengst Karena produk ini murah atau sehat? Hanya cara pikir
mg sudah ter-lvWh'n/o'if vang memungkinkan seorang Muslim
enggilai mode "'polos tengah" yang mempertontonkan perutnya,
mbut dicat warna-warni, dan aurat diumbar tanpa perhitungan.
1 -shirt dan leans keiai mendominasi sebagian kalangan remaja,
bukan karena pakaian ini nvaman dan sehat, melainkan, karma
sebagian arhs yang dipuja dan dijadikan 'idnl' telah mem populer-
kannva. Busana minim bahan yang sangsi y u Iga r mempertontonkan
aurat dijadikan sebagai trendi kebanggaan kaum remaja . Ada ke-
bingungan nilai yang melanda.
Pada awal Februari 2004, sekitar 100 laki-laki mengenakan rok
dan pakaian minim turun ke jalan di Manhattan, New ^urk, AS r me-
lakukan aksi unjuk rns;i menuntut kebebasan bagi kaum pria untuk
mengenakan rok, sebagaimana halnva kaum wanita. Pada 1? Feb-
ruari 2004, manusia ani re di Jaktirtti Hiil! Couiwttiou G' fit w (JHCC)
untuk dapat menonton pertunjukan M a nah Carey Pada ha L harga
tiket cukup mahal, kelas Jestival Rp. 500 ribu, kelas tribun tengah
Rp. 1 juta, tnbun kin dan kanan panggung Rp. 1.350 juta, Untuk apa
orang-orang ini membuang uany: begitu besar? Untuk hobi, untuk
menghibur dtri, sementara jutaan manusia lain berada dalam kon-
disi kelaparan. Mereka rela antre dan fam 12 siang, sementara
pertunjukan baru dimulai jam 1SJ)0. Demi untuk menikmati satu
hiburan artis terkenal, manusia rela melakukan sesuatu vnng tidak
manusiawi'. Untuk menjadi 'idob di AS, para peserta audisi rela
antre selama dua hari, membuat tenda di depan gedung audisi di
Washington f DC Budaya mi begitu hebat melanda umat manusia di
berbagai penjuru dunia, hatta di negeri-negeri Muslim, Berbagai
acara pemilih an 'idoP digelar. Artis-artis menjadi pujaan, menjadi
masvarakat yang dihormati, disanjung dan dipuja. Menjadi "niiss
universe" adalah kehormatan yang tiada Lara tingginya, meskipun
dalam proses pemilihannya para peserta harus mengumbar aurat.
Para pejabat pemerintah pun berlomba menerima pemenang ratu
kecantikan. Miss Universc 2003, Amelia Vega, menjadikan Indonesia
sebagai negara pertama vang dikunjunginya, selepas memenangkan
kontes kecantikan. Tahun 2002, Miss Uruverse dari Rusia, X e rona
bedorosa, juga ke Indonesia, dan malah sempat diterima oleh Presi-
den Megawati* Miss Uniyerse2l)04 asal Australia, Jenniier Hawkins,
juga datang ke Indonesia, dan hadir pada saat pemilihan Putri
Indonesia 2004 yang dimenangkan oleh Artika Sari Deei dari Bang-
ka BgHtung
Kontes semacaifl Uli sebenarnya satu bentuk eksploitasi terha-
Bdgian \: Dan kebingungan Menuju Kemaiian 19
dap wanita, dan tidvjk mendidik bangsa untuk menghargai wanita
dengan lepat Unsur-unsur hsik— \ang bukan merupakan hal yrinj^
J i perjuangkan oleh Seorang wanita --dihargai melebihi prestasi
keilmuan Banyak Vfanila Indonesia vang berjuang keras memba-
ngun masyarakatnya, Namun, mereka tidak mendapatkan penghar-
aman setinggi orang menghargai miss uni verse atau putri Indonesia,
Guru-guru wanita di berbagai pelosok negarfl di berbadai daerah
miskin v «mg gigih mengabdikan diri, mend idtk masvarakat, menda-
patkan penghargaan yang sangat minim dan tidak manusiawi.
Guru-guru TK dan ^D. misalnya, masih ada yang mendapatkan gaji
Rp 50.000 per bulan. Padahal, mereka adalah pahlawan bangsa
dalam arti yang sebenarnya. Mereka mendidik anak-anak dengan
ilmu, bukan dengan membanggakan kondisi fisik, yang merupakan
anugerah San b; Pencipta igiivti)- Jika ditelusuri, sikap eksploitaliJ
terhadap tubuh wanita itu -atas nama pemujaan terhadap wanita--
Bfiem pakan kutub ekstnm yang Lu n metelah di masa peradaban
Barat vaug sil^m mereka berada di kutub penindasan wanita vang
serba brutal Philip J- AdJer. dari East Carulina Uniyersilv, dalam
bukunya W&rhi Civi!i2Lttian& (terbit tahun 2000). menggambarkan
bagaimana kekejaman peradaban Barat dalam memandang dan
memperlakukan wanita- Sampai abad ke- 1 7, di t r opa. wanita nuwh
dianggap sebagai jelmaan n-tan atau alat bagi setan untuk meng-
vda manusia (mungkin ini terpengaruh oleh kunsep Kristen ten-
tang E v a vang digoda uleh setan sehingga menjerumuskan Adam).
Sejak awal penciptaannva, wanita memang dianggap sudah tidak
sempurna. Mengutip seorang penulis Jerman abad ke-17, Ad!er
n^nulis.
"Adalah; sebuah ke nyala a n bahwa kaum wanita hanya me-
miliki iman yang lebih lemah (kepada Tuban) \It ;s apet thnt
wauwii htv ontu ti wwkt'rfiutlt f /u God)\.... tk
Dan itu. kata mereka, sesuai dengan konsep etimologis mereka
lang wanita, yang datam bahasa mereka disebut fctmlt' berasal
i bahasa Yunani fctfiittti* Kata/iwwjrl berasal dan kata J? dan rufrff/£.
artinya fhU** f fiiith \ kepercayaan atau iman). Sedangkan mma ber-
l dari kata minu<. artinya 'kurang'» Jadi finuhm artinya seseorang
ng imannya kurang" {uth* ivitli le^fmth). Karena itu, kata penulis
20 Wajah Peradaban Barat
Jerman abad ke- 17 itu: "Karena lItli, wanita memang secara alami
merupakan makhluk ]ahat {Thnvfon 1 . tlw fruuilr {^ rvil bu natural"
Penyebaran budaya Barat atau Amerika yang didominani de-
ngan budaya konsumerisme, hedonisme dan materialisme, menjadi
tema menarik dalam kajian tentang g loba hsasu Globalisasi yang me-
landa dunia ditandai dengan homogenisasi fooA (makanan), fun
(hiburan), j^hiou (mode) dan tltoutftt {pemikiran}. Globalisasi adalah
sesuatu vang kompleks dan sulit dihindarkan oleh umat manusia
yan^ semakin terintegrasi dalam perkembangan alat-alat komunlka-
si dan transportasi modern. Anrhonv Giddens mencatat: Globalisa-
si sesungguhnya merupakan satu ^et proses yang rumit, tidak
tunggal. Dan segala proses ini bekerja dengan cara yang saling
berlawanan atau berlainan arah/ <K
Pada kenyataannya, globalisasi semakin mengarah kepada satyi
bentuk "imperialisme budava" {chHnml impcrhilism) Barat terhadap
budaya-budaya lain. Prof. Amer al-Roubaie, pakar Globalisasi di
International lnstitute uHsIamic Thoughl and Civili^atiun- Internati-
onal lslamic Universitv Malaysia (lSTAC-UUMj, mencatat:
"Telah dipahami secara luas bahwa gelombang tren budaya
global dewasa ini sebagian besar merupakan produk Barat,
menyebar ke seluruh dunia lewat keunggulan teknologi elok-
Lronik dan berbagai bentuk media dan sistem komunikasi.
Istilah-istilah seperti penjajahan budava \adt\mil i)up\ f rhilteui),
penjajahan media [me^ta nnpcruilfcm), penggusuran kultural
(ailtural chmwhig), ketergantungan budava (cultnmt tlcprihlnj-
cij) dan penjajahan elektronik (rh'chvuic colaiiiiilfcw) digunakan
untuk menjelaskan kebudayaan global baru serta berbagai
akibatnya terhadap masyarakat nnn-Barat "
Hegemoni Amerika dalam dunia hiburan dan pembentukan
budava global, dapat dikatakan sebagai sahi bentuk "Penjajahan
Budava oleh Amerika [Auifrirnn C\ithm\l {lUfU'riuIfcwt)". Industri film
Bagian I Oan Kebingungan Memi|u Kemauan 2 1
lerika dan berbagai stasiun TV-nya mendominasi pembentukan
lava glubak dan d i balik itu ^intui mempromosikan kepentingan-
>entingan Amerika dengan mengekspor modernitas dan mem-
propagandakan konsumerisme. Globalisasi adalah sahi masyarakat
>t- kapita lis yang mendorong kapitalisme dengan mempromosi-
i sejumlah karakteristik dari kapitalisme. Sebagaimana dikatakan
Uton: "Tesis tentang Amerika rusa si adalah sesungguhnya kapi-
smelah dan bukannya Amerikanisme yang telah terglobalisasi." 7
Itulah Yang sebenarnva sedang menimpa umat manusia di se-
hiruh pelosok dunia, Sebuah proses Imperialisme budaya yang di-
Lkukan Barat, vang akhirnya juga tidak lepas dari kepentingan
tere$h\ dari negara-negara kuai. Dalam bukunya, Ideologi- o/
Global iztiiuvi: Contenrfing rbions offt Nrw World Order, Mark Rupert
menulis sahi bab berjudul 'T/re He^cmonic Project of Liberal Globttfi-iti-
■ ??>". fa mencatat bahwa globalisasi adalah proyek politik dan
kekuatan sosial d ominan dan akan selalu problematis dan mendapat
tentangan:
'Tak ada alasan untuk mempercayai bahwa globalisasi liberal
bersifat tak terhindarkan..., [globalisasi liberal] itu lelah men-
jadi proyek politik sebuah konstelasi kekuatan-kekuatan sosial
dominan yang telah diketahui, ia juga telah, dan akan terus,
membuat masalah secara politik dan dapat dilawan." 1 "
Berbagai kajian tentang fenomena globalisasi lelah banyak di-
- -gkapkan. Namun, kuatnya arus konsumerisme, hedonisme, dan
r.jirkutikismc' vang dijejalkan kepada masyarakat dunia melalui
berbagai acara-acara hiburan, memang sulit dibendung. Sihir-sihir
dunia zluwlvz begitu menawan dan menyapu akal sehat. Manusia
Ikla k diberi kesempatan untuk berpikir sehat, karena itu akan meng-
hambat laju proyek bisnis besar di dunia hiburan. Mode datang silih
berganti. Artis muncul dan lenyap tanpa henti Terus bergiliran.
1 -nusia terus dijejali cara berpikir pragmatis dan hedonis, untuk
t lahap apa saja, menikmat] hidup, tanpa peduli apakah cara yang
Diikut j p Jjn mataLih Pivl Ami?r jl-Rnub^lo berjudul Hcnt.wy. Cutitnv, auti Ctakihziitiim
t RmutlL*d£i*. 2LHJ0J, lilin 42
22 Wajah Peradaban Barai
dilakukannya menghancurkan nilai-nilai akhlak dan ^,ima Hidup
adalah untuk mengujar kesenangan, sebagaimana pernah diajarkan
aliran filsafat Iipicurcans di zaman Yunani Kuno. Kata para lilosof
ini, tidaklah perlu memikirkan Tuhan, sebab Tuhan pun tidak peduli
dengan manusia, dan asyik dengan dirinya sendiri. Juga. tidak perlu
peduli dengan kehidupan setelah mati, sebab setelah mati, manusia
sudah tidak ada lagi. lika liberalisasi di bidang moral sudah berlang-
sung, maka sebagian kalangan, demi kelancaran bisnisnya, akan
mencoba-coba mencari legitimasi dari Agama, sebagaimana yang
terjadi dalam kasus homoseksual. Maka r kemudian, kalau perlu
agama pun dijual atas nama modernisasi dan liberalisasi. Cara ini
menjadi semakin ampuh jika ada kolaborasi untuk menjual produk
tertentu. Yang pertama dipengaruhi tentulah cara berpikir'. Karena
itu bisa dipahami, mengapa banyak dana dikucurkan untuk men-
didik kaum Muslim agar memiliki pemikiran yang sejalan dengan
cara berpikir Barat. Barat sangat percaya diri, bahwa cara pandang
dan pola hidup mereka adalah vang terbaik untuk umat manusia,
sehingga mereka juga berusaha memaksakannya untuk seluruh
umat manusia, dengan bebagai cara. Sekularisasi dan liberalisasi se-
olah-olah menjadi keharusan bagi umat manusia, Manusia tidak
diberi alternatif untuk membangun dan mengembangkan peradab-
annya sendiri. Sebab, hal itu akan menjadi tantangan bagi hegemoni
peradaban Barat. Sebagai kekuatan hegeniunik. Barat memang tidak
mau disaingi. Ia ingin menjadi kekuatan tunggal.
Jika nilai sekular-hberal Barat sudah mencengkeram otak se-
bagian kalangan Muslim-apalagi di kalangan tokoh atau pemimpin
agama— maka problemanya menjadi sangat pelik, sebab dari mulut
mereka akan keluar legitimasi keagamaan terhadap sesuatu yang
jelas-jelas bathil, sebagaimana fenomena yang terjadi dalam agama
Kristen dan Yahudi. Di Indonesia, hal seperti ini pernah terjadi
dalam berbagai kasus, seperti kasus tnul dan film Buruan Cium Gut j
(BCG). Film BCG dipersoalkan oleh Majelis Utama Indonesia dan
Kl I Abdul lah Gymnasriar Dengan tegas, pemimpin Pesantren
Daarut Tauhid itu menyatakan bahwa ajakan berciuman di luar
nikah adalah sama dengan ajakan untuk berbuat zina. Argumentasi
keagamaan Aa' Gym sangat mudah dipahami, lugas, dan bernas.
I fasilnya, pada tanggal 20 Agustus 2U04, film BCG ditarik.
Tenlu banyak yang bersyukur dengan ditariknya BCG. Namun,
ampaknva jid-i di antara kalangan masyarakat Indonesia yang
marah dan protes dengan penarikan BCG,
M em tisu I pelarangan tersebut, pada 25 Agustus 2004, kelom-
pok yang menamakan diri "Eksponen Pendukung Kebebasan Ber-
•kspresi" [EKSPRESI), menentang dan menyesalkan pelarangan ter-
ebut. Kelompok lhl berpendapat, bahwa pelarangan tidak mencer-
iaskan kehidupan wargfl Indonesia. Mereka menyatakan: "Maka
iami menentang langkah sejumlah pihak, antara lain Departemen
Ccbudayaan dan Pariwisata, Majelis Ulama Indonesia, dan KU
Abdul la h Gymnastiar, yang menyatakan sikap mereka terhadap
ilm Buruan Cium Gue] melalui tekanan, bahkan ancaman, dan
penghakiman sepihak, dengan mengatasnamakan "moral bangsa.""
EKSPRESI khawatir, pemberang Lisan terhadap BCG akan mem-
uika jalan bagi kembalinya represi dan kesewenangan terhadap
Uinia kreah\ita> seperti vang sering terjadap pada /aman Orde
Janu Juga, mereka dikatakan, 'tak ada satu pihak pun yang boleh
nengambil alih dan memonopoli kewenangan dalam melakukan
penghukuman dan pemberangusan, atas nama apapun. Baik jiu
ilasan puli tik, m orak agama, dan adat/'
"Karm cemas, sekali alasan itu dipakai, ia bisa dimanipulasi
tan disalahgunakan setiap waktu untuk memberangus kebebasan
>erkarva. Ini bukan saja membahayakan kebebasan berekspresi,
uni u n pada gilirannya, juga akan membahayakan demokrasi
legeri ini." begitu logika EKSPRESI,
Kasus BCG mungulang kembali berbagai kasus pro- kontra
«jenis dalam dunia hiburan dan soal kebebasan berekspresi di Indo-
icsia. Sebelumnya, kasus Inul telah menyita begitu banyak pikiran
tfarga masyarakat. Pro-kontra berlangsung hebat. Bahkan seorang
•dai terkemuka yang juga dikenal sebagai seniman dan penyair, Kl I
rfustota Bisri. harus merasa ikut membela Inul dengan memamer-
kan karyanva berupa lukisan berjudul "Zikir bersama Inul". Dalam
ukisan U u Kiai Mus tol: a melukis, sekelompok kiai berpak a bn khas
imgkap dengan sarung, jubah putih, dan sorban, duduk berpikir
nengcliILngi sesosok wanita bertubuh bahenol vang sedang ber-
goyang ala penyanyi dangdut kontroversial itu. Di akhir tahun 2004,
\iai Muslnfa vang didukung oleh tokoh kontroversial lain Abdur-
24 Wajah Peradaban Baiaf
m hina n Wahid, battil mfrftjadi sahih satu kandidat ketua tanhdzivah
Nahdlatul Ulama, organisasi ulama terbesar ih Indonesia.
Di era globalisasi, dimana proses Mbarallsasi bu r langsung di
berbagai bidang, pro-kontra tentang batas-batas moral akan selalu
terjadi. Kaum >ekular- liberal dongan mudahma beq^ikir f bahwa
"kebebalan bereskpresi" adalah "standar moral vang mutlak dan
tidak dapat diganggu-gugat". Jadi, kata mereka, tidak boleh ada
satu pihak pun yang boleh mengambil alih dan memonopoli
kemenangan dalam melakukan penghukuman dan pemberangusan,
atas nama apapun. Baik itu alasan politik, moral, agama, dan adat.
Logika kaum liberal im berasal dari prinsip "humanisme
sekular", yang menempatkan manusia sebagai Tuhan. Manusialah
yang menentukan segala hal, dengan kebebasan individunya --Mal
tidak merugikan orang lain. Mereka tidak mau ada campur tangan
agama dalam masalah moral. Mereka ingin mengatur diri mereka
sendiri. Menurut mereka, Tuhan tidak berhak campur tangan dalam
urusan kehidupan, karena manusia lebih hebat dan Tuhan. .Meski-
pun agama jelas-jelas melarang, negara, ulama, atau kelompok apa
pun, tidak boleh ikut-ikutan melarang.
Kelompok .semacam ini tidak mau belajar dari Sejarah dan juga
pengalaman-pengalaman negara lain. Standar moral mereka juga
kacau- Pada kasus film BCG, persoalan intinya,— bagi kaum Mualim
-adalah soal zina, dimana ATQur'an sudah menegaskan, agar
jangan sekali-kali mendekati zina. Allah berfirman,
"Dan janganlah kamit mendekati jni/r. Sesungguhnya z/nrt itu merupa-
kan perbuatan yang keji dan tinduk&n yang buruki' (a]-Isra: 32)
Rasulullah saw. bersabda,
'Afmbda perzinaan dan riba telah melanda suaiu negeri, maka penduduk
negeri itu lelah menghalalkan turunnya azab Allah atas mereka sendiri" (HR
Thabrani dan Al Hakim)
Beliau saw. juga bersabda,
"Wahai kamu Mulia jirnL ada lima perkara, jika telah menimpa kalian,
maka tidak nila kebaikan lagi bagi kalian. Dan aku heri indung kepada Aliah
Swf. t semoga kalian (idak menemui zaman iiu. Lima perkara itu ialah: (yang
pertama) Tidak merajalela praktik perzinaan pada $uat\t kaum, sampai
kemaksiatan lainnya. Menurut Prof. Dn Dadang H awan, pemerin-
tah sendiri pirnya kepentingan, sehiri>f tidak serius memberantas
kejahatan jenis ini. Bisnis narkotik per hari mencapai Rp 200 milyar,
bisnis judi Rp 50 milyar, bisnis minuman beralkohol Rp 4 rmlvar.
Omsel bisnis pelacuran sekitar Rp 11 Lrilvun per tahun Ketua
Umum Gerakan Anti Narkotika (Granat) Henry Yustfdiningrat
memperkirakan, perputaran nan t; dalam bisnis narkoba di Indo-
nesia mencapai Rp 24 frilyun per bulan, atau RpSUOmilvar per hari.
Dr Hovke Dia n Nugraha mengakui, budaya /nv siw ada hubungan-
nya dengan penyebaran nilai-nilai Barat Vcing serba permisif. Film-
film Barat seperti Daw.<o)\'^ CwA, Bi'irrli/ Hitte, Mflrttf? P!i\Li\ dan
sejenisnya, sangat dicemari penonton TV di Indonesia. Film-film itu
memberi leladan kebebasan seks di kalangan remaja Di salah ^-\lu
chtiinwl TV Malaysia, belum lama Ini disiarkan program The Bache-
lur" vang mempertontonkan, cara memilih istri bagi seorang profe-
sional kaya. Untuk sampai ke jenjang perkawinan, diadakannya
iklan bagi para wanita yang berminat menikah dengan dia. Lalu, dia
seleksi satu persatu. Setelah tinggal beberapa orang calon, masing-
masing diajaknya berkencan (berzina) secara bergantian, sampai
tinggal dua orang. Terakhir, dua calon terseleksi, dan keduanya
diperkenalkan kepada keluarga si laki-laki, untuk menilai, mana
dari kedua wanita itu yang layak dikawini.
Apakah kondisi "relativitas nilai*' semacam itu vang kita ingin-
kan? Padahal, kondisi semacam itu telah memicu terjadinya lingkar-
an setan berbagai masalah kesehatan dan sosial, sebagai buah dari
sekularisasi dan liberalisasi moral Ketika batasan mural diserahkan
kepada akal dan kesepakatan manusia semata, maka akan terjadi
penghancuran batas-batas moral vang pasti, karena itu, Islam tidak
mengenal proses "evolusi nilai" secara mutlak Zina, homoseksual,
perjudian, sejak dulu hingga kini, tetap haram hukumnya. Bukan
nisbi. Promosi nilai-nilai moralitas sekular-Baral yang terlepas dari
agama, menjadikan batas-batas nilai mcn|adi kabur. Maka, di tengah
masyarakat, bisa muncul persepsi yang timpang. Perzinaan diang-
gap hal biasa, sedangkan korupsi dipandang sebagai kejahatan
serius, Homoseksual dan pelacuran dipandang bukan dosa. sedang-
kan poligami dipandang sebagai kejahatan, jika ienomena semacam
ilu sudah muncul, maka nilai moral agama akan hancur dan me-
agsan 1 Oar> Keagungan Menuju Kemjljan 27
aiki lingkaran setan kebingungan yang t ia d d ujung. Cara me-
jatasinya, tenhi saja kemhah kepada agama dan tidak mengikuti
igkalv langka h setan yang terkutuk. WftiMm ij'Amh.
+ + 4-
Mengapa Barat (Vlenjadi
Sekular-Liberal?
Melacak Proses Berubahnya Barat -Kristen Menjadi
Barat Sekular-Liberal
"Ali pturt'r f,v^^ f r' Mmtpt: aksolutr pwvr nj/ti^n tf/'Mj/tifWi// 1
Lord Acton
'Brtiwr of(\ twtthiti ifyiut titi- ur /roti t oj Ih\\ n ttwilr f/ l/f?fi div Mmiti \t, iiuii ii
prn*$l wvthor voii tur \n front w Mwui "
— Ejekan masyarakat Barat terhadap Gereja di abad ke-18
c
ekularisasi merupakan fenomena khas dalam dunia Kristal-
^ Merumit Bernard U?vvls, pemikir politik paling berpengaruh
W-^- di Amerika Serikat sesudah berakhirnya Perang Dingin,
"Sejak t i^val mula, kaum Kristen diujarkan— baik dalam persepsi
maupun praktis- -untuk memisahkan antara Tuhan dan Kaisar dan
dipahamkan tentang adanya kewajiban yang berbeda antara kedua-
nya/' 1 Dalam bulainya, Chri*lhnufti u* V&trht Wftf tory r Anend Thcndar
van Leeuwcn, mencatat, penyebaran Kristen di Eropa membawa
pesan &ckula risaui Kala Leeuwen, "Kristalisasi i\An >ek u landasi
terlibat bersama dalam suatu hubungan yang dialek tikal ** Maka,
menurutnya, persentuhan antara kultur sekular Barat dengan kultur
tradisional rrugius dj TimM* Tengah dan Asia, adalah bermulanya
babak bani dalam sejarah sekularisasi Sebab, kultur sekular adalah
hadiah knstt*n kepada dunia (Chn^tnmihi \\ r Jf h* tlw wor!d)r
1 ft'mafd J »« »v i\%tt lV/jr? IVtvvi^ IVj-^Tp"* r? Imjsu 1 ,it2A MhIaV f-Hli^M £*■-;*?*! v >t *.»i*J^
PWm, 2Ui2Uam U'
- PriwUjMi t hi*iiwt*n JiLutip a An hukti Mvrli |in-ri*i*iv,mr;t«r T*W \**ii* i\V*t tVi!^ >tun
28 Wajah Pfiiadattar Barai
Bagian h (Jari Ktbinyunyan Menuju Kemulrdn 29
Pandangan Lewis dan Lceuwen merupakan babak baru daiam
sejarah peradaban Barat di mana kekristenan telah mengalami
tekanan berat sehingga dipaksa untuk memperkecil ptau mem-
batasi wilayah otoritasnya. Gereja dipaksa menjadi sekuler, dengan
melepaskan wilayah u tu rit asnya dalam d Lini a politik, Fenomena
sekularisasi dan liberalisasi pada peradaban Barat—yang kemudian
diglobalkan ke seluruh d un ia -sebenarnya dapat ditelusuri dan
proses sejarah yang panjang yang dialami oleh salah satu peradaban
besar J j dunia Ini. Dalam buku The Ssatlariziitiau of t lu* Europoan
Mim! J/r t lu* Nim'tt'i'utii Gvjfjjn/, Owt?n Chadwick menulis satu bab
berjudul "O/i Uhenili^m". Kata liberal secara harfiah artinya "bebas"
(fret 1 ), artinya "bebas dan berbagai batasan" (/n v f ram r&trflint).
"Negara liberal." t uh s Chadwick, "haruslah negara sekular " l
Dalam sejarah Kristen Eropa, kata >i'Ct<hir dan liberal dimaknai
sebagai pembebasan masyarakat dari cengkeraman kekuasaan
Gereja, vang sangat kuat dan hogemonik di Zaman Pertengahan*
Proses berikutnya bukan saja dalam bidang sosial -politik, tetapi juga
menyangkut metodologi pemahaman keagamaan. Misalnya, mun-
cul pemikiran >ahudi Liberal (Liberal ludaism), dengan tokohnya
Abraham Geiger.-' Begitu [tiga merebaknya pemikiran teologi liberal
dalam dunia Kristen. Proses sekularisasi -liberalisasi agama, ke-
mudian diglobalkan dan dipromosikan ke ngama-agama lainnya,
termasuk Islam
Mengapa Barat kemudian memilih jalan hidup sekular-libcrat?
Setidaknya, i\da tiga faktor penting Yang menjadi latar belakang,
mengapa Barat memilih jalan hidup sekuler dan liberal dan kemu-
dian mengglobalkan pandangan hidup dan nilai-nilainya ke seluruh
dunia, termasuk di dunia Islam. Pertama, trauma sejarah, khusus-
nya yang berhubungan dengan dominasi agama (knsten) di /aman
pertengahan, Kedua, problema teks Bible. Dan ketiga problema teo-
logis Knsten. Ketiga problema ihi terkait satu dengan lainnya, se-
hingga memunculkan sikap traumatis terhadap agama, yang pada
ujungnya melahirkan sikap berpikir sek Lila r- liberal dalam sejarah
tradisi pemikiran Barat modern.
Pertama, Problem Sejarah Kristen
Sejarah Kekristcnan, kata Beruar d Lewis, ban vak diwarnai de-
ngan perpecahan (skisma) dan kekafiran (heresv), dan dengan kon-
fiik antar kelompok yang berujung pada peperangan atau penin-
dasan, Sejarah bermula sejak zaman Konstan tin Agung, d iman a
terjadi konilik antara Gereja Konstantinopel, Antiuch, dan Ale\an-
dria> Lalu, antara Konstantinopel dan Roma; antara Katolik dan
Protestan dan antara berbagai sekte dalam Kristen. Setelah konflik-
konflik berdarah banyak terjadi, maka muncul kalangan Kristen
yang berpikir, bahwa kehidupan toleran antar kelompok masya-
rakat hanya mungkin dilakukan jika kekuasaan Gereja untuk meng-
atur politik dihilangkan, begitu juga campur tangan negara terha-
dap Gereja/
Dalam perjalanan sejarahnya, peradaban Barat (IViNfmr Civili-
zatiau) telah mengalami masa yang pahit, yang mereka sebut "za-
man kegelapan" [thf ilttrk tigc>). Mereka menyebutnya juga sebagai
"Zaman Pertengahan" {tlh' mttiifvnl agtt). Zaman itu dimulai ketika
Imperium Romawi Barat runtuh pada 476 dan mulai munculnya
Gereja Kristen sebagai institusi dominan dalam masyarakat Kristen
Barat sampai dengan masuknya zaman mn'iswmct* sekitar abad ke-
14. KaTena itu, mereka menyebut zaman baru dengan istilah "ivuiri*-
snnct?"- yang artinya "ivhirth" (lahir kembali). Mereka seperti merasa,
bahwa ketika hidup di bawah cengkeraman kekuasaan Gereja, me-
reka mengalami kemarian. Sebab, ketika itu Gereja yang mengklaim
sebagai institusi resmi wakil Tuhan di muka bumi melakukan hege-
moni terhadap kehidupan masyarakat dan melakukan berbagai
tindakan brutal yang sangat tidak manusiawi- Sejarah dominasi ke-
kuasaan Gereja bisa ditelusuri sejak awal mula tumbuhnya Kristen
sebagai agama negara di zaman Romawi. Besarnya kekuasaan yang
dimilik j Gereja melahirkan berbagai penyimpangan, Tahun 1887,
Lord Actun seperti menyindir hegemoni kekuasaan Gereja dan ine-
? Ekurinrd f.t>u'i>. lAta Wti7t Wrungl* \k'e$h r m hnwh'l unii ,\i {titik liAsh'm Iii'*tf0nsc. ll.ondim-
r^h.^niv, zonzj. hlm H5*
Bagian I Dan Kebingungan Mi/lujy Kemahan 31
nuhs surai kepada Uskup M rindui! Creighton, Isinya antara lain:
"Semua kekuasaan cenderung korup; dan kekuasaan yang mutlak
melakukan korupsi setara mutlak, " h
Untuk memahami latar belakang penindasan brutal terhadap
kaum nun- Kristen dan kelump ok- kelompok yang dianggap kafir
lainnya, yang lantas melahirkan trauma terhadap agama, sangat
penting bagi kita untuk menelaah sejarah mengapa dan bagaimana
Gereja di zaman Pertengahan membangun kekuatan liegem unik-
nya Salah satu fenomena penting dalam sejarah Abad Pertengahan
di Eropa adalah upaya Gereja Kristen memperoleh dan memelihara
kekuatan politiknya. Agama Kristen mulai mendapatkan peluang
kebebasan— setelah beratus- tahun mengalami penindasan di bawah
Imperium Romawi— dari Kaisar Knnstantin, vang pada tahun 313 M
mengeluarkan Fdict af Milan." Dengan dikeluarkannya Hdicl ol"
Theodosius pada tahun »2 M, agama Kristen memegang posisi
sebagai agama negara (state-religion) dan Imperium Romawi
(Roman T^mpire).*
Di akhir masa Kekaisaran Romawi, ketika institusi-institusi
kenegaraan Romawi mengalami kehancuran, institusi Gereja meraih
kekuatan dan signifikansinya. Organisasi Gereja tumbuh menjadi
lebih kuai dan keanggulaannya semakin meningkat. Ketika itu.
Agama Kristen (Christianitv) merupakan prinsip pemersatu dan
Gereja menjadi insitiisi vang dominan dan sen t rak Tidak ada satu
pun aspek kehidupan di Abad Pertengahan yang tidak tersentuh
oleh pengaruh Gereja,''
Ketika Kekaisaran Romawi runtuh pada tahun 47 (\ Gereja tetap
h JYlfr Ji i Ru^J, V i tar r* l>I ChnM The Dark Sidp ol ihf Papacy, (IJMdtin: Kinhim Pro>h,
IWLLhliii U
* DiPn^AJi F duri UT^huL KitaStftnhrt mcLimn^ pei)]itJji^vn terhadap M^liua jenis riinno-
tenmo d. I Romawi I a juj*a nwmtvri ktfjsemfafcaa kepada tatah tokoh r£i\*Ia tmliA monj.idi
diakui banyak pDwk Ia mv*i*?tajV*ri km^ili Nkva, 325 W vajifl nu-rn a tukari atau memilih
ttotap ri-n-ii CeiOfa kuliah nii'ii|isdiLifi Rc>m a s^baj^al pufMl re*- mi Chri--.ri.iri urih^dn\\
KepiTtn-n^m uutg b^flu'd-A >ungan ^an^ rc^mi dipindang sebadai Ju.'tum DliI.iiti Kuusili ini.
aspek -a^pek Ketuhanan Tlvu> dipinui-kan melahn voting [tJhal. MuhaH BdWiLl, Kuliard
Lcigh, i Mr\ I rrk'rfln, Ttv Mr&iaarf L^ficy, lNlh-. ^nk OcH Pub lisku jg, l^ttH film 3fr4l
$ Man 'm Pt'rry W^ivrn Cti'ilutaiipri. lilm 123-22^
M JiWpJi H I ynrii. Thr Sk'dieval Cluirrii A Bnt'J 1 Ibton. tLouUuiv Um^uian. IWfc haik
CtiverdescnpluMt, Man Li Pem W^U-m Ci\ lli/.atiini, h]rti N'-'
32 Wajah Penadahan BflraS
mi 1 m pertahankan sistem administrasi Roma u i dan memelihara ele-
men -elemen peradaban Yunam-Romawi (Greeco-Roman civili/a-
lion"). Sebagai laktat pemera tu, Gereja, menyediakan jawaban bagi
masyarakat tentang konsep kehidupan dan kemahan Dalam kehi-
dupan sosial vang menuju kehancuran ketika itu. Gereja merupakan
satu -satunya institusi yang memberikan alternatif rekonstruksi ke-
hidupan, Kajvna itu, kernudian pengaruh Gereja meluas begitu
cepat di sekir uh daratan Eropa, melibas berbagai pengaruh pan-
dangan dan kepercayaan tradisi u nal E rupa Sepanjang daratan
Eropa, dari Italia sampai Irlandia, sebuah masyarakat baru, berpusat
pada Kekristenan. terbentuk. Selama Ahad Pertengahan, ketika
kota-kota mengalami kehancuran, biara-biara menjelma menjadi
pusat-pusat kebudayaan, dan tetap bertahan sampai munculnya
kembali kota- kota di masa kemudian, Ketika itu. biara-biara juga
menyediakan perawatan dan bantuan bagi orang-orang sakit dan
miskin serta menyiapkan tempat bagi para pengembara.' 1 '
Awal-awal Abad Pertengahan merupakan periode pemben-
tukan institusi Kepausan. Gereja Romawi {Rommt Chunh) mulai
teorganisasi dengan haik di /aman Paus Gregorius (59G-604J— yang
d i kenal sebagai "fche Great". Dialah yang membangun awal mula
hiruk rasi kepausan masa Pertengahan dan memperkuat kekuasaan
kepausan (papacy's power). Grcgorius menggunakan metode admi-
nistrasi Roma w i untuk m ungorgan dasikan kekayaan Gereja di Italia,
Sisi! ia, Sardinia, Gaul, dan wilayah lainnya. Ia meperkuat otoritas
kepausan atas uskup and para pastur lainnya, mengirimkan misio-
naris ke Inggris untuk menaklukkan j4ff#/fl-Ai.\uif>", dan melakukan
aliansi dengan Prancis- Paus Gregorius juga melakukan aktivitas
ekonomi dengan mengimpor gandum untuk memberi makan praju-
rit Romawi dan mengirimkan pasukan melawan kelompok Iwn'tic
Lomba rds. Karena itu, Greorius l r dari sudut tertentu, dipandang
sebagai "penyusun kekuatan politik kepausan" (rroifpr of frV pglitkwl
power ofthcp&ftes), A klurnya, pada abad ke-8. a 1 ia asi antara Paus dan
Raja Pippin dari Perancis, berhasil mendirikan "Kerajaan Kepausan"
(Papai States) dan mengatur dukungan Paus untuk memberikan
legitimasi terhadap keluarga Pippin. Tahun 754, Pippin berjanji
H 1 Mai-vm rVm, WWtiv* CtnhzMim, hlrcv 1 *V-T5<1.
Bagian 1 Dari Kebingungan Menuju Kematian 33
untuk mengembalikan U' ri Iuri patrimoni dari St. Pulen Sebagai
balapan, Paus Stephen III menjanjikan akan memberikan hukuman
pengucilan (excoinimuvicated) terhadap raja-raja Prancis yang tidak
jera sal dari keluarga Pippin. Tahun 800, Paus Leo IIL membuai ke-
putusan besar dalam politik kepa Lisan, dengan meletakkan mahkota
kerajaan kepada a nak Pippin, Charlemagne, yang diangkat sehagai
Tmpen>r of the RojTiartS". Aksu Leu III ini sekaligus memindahkan
.jela r itu Jari Kekaisaran Romawi Timur (By^antine) ke Bara L. 11
Pengesahan Kekasaran Romawi terhadap Charlemagne k e m u-
J ia n membentuk pola hubungan baru dalam bidang keagamaan di
Eropa, dan kemudian juga memicu konflik politik- keagamaan di
abad Pertengahan. Ini berkaitan dengan pemisahan tanggung jawab
lan sumber legitimasi kekuasaan dari dua institusi tersebut: negara
la n Gereja. Contoh yang menarik terjadi pada kasus konflik antara
?aivs Gregonus V"] I dan Raja Henry IV pada paruh abad ke-I l. Kon-
flik bermula ketika Gregonus melarang keterlibatan Raja d a ia m
pengangkatan pejabat gereja- Paus berargumen, bahwa konsep
iereja sebagai mana r kh i berasal dari tradisi Imperium Romawi
Paus sendiri j ang berhak mengangkat dan memberhentikan para
iskup, mengadakan sua ha Sidang Umum dan mengeluarkan per-
aturan moral dan keagamaan. Jtka Paus mengucilkan seorang pe-
igua>a, maka penguasa itu berarti telah berdiri di J uar tubuh Ke
-:ris tenari, dan karena itu La tidak dapat menjadi penguasa di
vilayah Kristen iCluirfi'iirfvui). Raja Ilenry IV menolak klaim Paus
crsebub dan menyatakan bahwa kekuasaan raja juga dalang lang-
sung dari Tuhan. Menghadapi tentangan itu, Gregonus menyerukan
;epa tuhan pasif terhadap Henry IV Pada akhir pertarungan, Henry
IV takluk dan dipaksa menemui Gregorius di Canussa pada 1077.
.'aus kemudian meringankan hukuman atas Ilenry tetapi tidak
nemuhhkan kekuasaannya. Kasus ini menunjukkan keefekbvan
^kuasaan Paus atas pemerintah, Institusi kepausan, meskipun tan-
pa tentara, mampu melakukan pengucilan terhadap Raja vang sa-
tgal besar kekuasaannya di Eropa, 1 -
II F r k O MniNkru Jtw Lath^u Qi\i*0i tit Iv^rta frv'i/i^ if*fukrt"ii Prijlcirttni Uhivcn.il)-
h.^, I 4 rt7i hlm 230J, Mau m Pi-tT\ r WivtJi'ri C\: ..'i^dJ.wu hlm 1^1, i \i\£i Birnya* Oint-,')t iW
fci* f {NliIjv D.imt» L'niMTsir\ -jf \utiv Daini- fn.*w i KWi2i hlm S2->|
l -rrii'<P I Li*Tiw>u nV i'fith.ilu ' &u*nrh hlm 21 2h,
Kemenangan Gregorius tampaknva meningkatkan moral Gere-
ja dalam menghadapi segala sesuatu yang dipandang sebagai "mu-
suh'\ Apalagi, sejumlah penguasa Kristen juga berhasil merebut
kembali daerah-daerah yang sebelumnya direbut oleh Muslim.
Tahun \W\ Count Rogcr berhasil merebut Sisilia. Pada tahun 1085,
Kristen Spanyol, dengan bantuan tentara Prancis berhasil mem-
pertahankan Toledn dan serangan Muslim. Paus dan para uskup
kemudian lebih jauh melangkah untuk mendorong masyarakat
membentuk milisi-milisi bersenjata. Salah satunya adalah Uskup
Tow'l yang kemudian meniadi Paus Leo IX tahun 1049 Dua bulan
setelah penobatannya. Paus I.eo IX membentuk miliki Romawi un-
tuk memeranai bangsa Norma n yang mengancam menverbu
wilayahnya. Pada tahun 1033, ia sendiri vang memimpin pasukan-
nya dalam peperangan. Dua puluh tahun kemudian, Paus Gregorius
VII menyerukan semua rakyat Eropa untuk membentuk milisi ber-
senjata yang dia namakan sebagai "the Knight o f St. Pefer' h .^
Di /aman hegemoni kekuasaan Gereja inilah lahir sebuah
institusi Gereja yang sangat terkenal kejahatan dan kekejamannya,
yang dikenal sebagai "INQUI5I$I^. Karen Armstmng, mantan biara-
wati dan penulis terkenal, menggambarkan kejahatan in^tinasi
lnquLsi5i Kristen dalam sejarah sebagai berikut
"Sebagian besar kita tentunya setuju bahwa salah satu dari
institusi Kristen yang paling jahat adalah Impisisi, vang me-
rupakan instrumen teror dalam Gereja Katolik sampai dengan
akhir abad ke- 17. Metode inquisisi ini juga digunakan oleh
Gereja Protestan untuk melakukan penindasan dan kontrol ter-
hadap kaum Katolik di negara-negara mereka *\ N
11 Kaim A mu tn mg, Hoty Wrr, hJm. 62-63.
14 Lihat. KJrvit Armibri»ri£, H*p/u W/j/ ThcCrii^iti^iiniiVtt'st faJ/W/ iV* 'fikhtyy Wfirhi (t mU~
ditn MrMiLLin L?ndjon Urnifrd, W L L lilai. 45i\ P^rlu diratat, bahwa kekinian Ift^uinisi
iij lakukan iiU'h CvrvH \-»ti^ nn/nvitiFi^ u^sdMfi» ftlau wakii Tu'hAH Kunaifi in vn^al hunVdfl
dwi^an lskim muk lidakmonj^t-nal inshtusj k l' kuacui jfl.nm <rahbjniry«ihj ftiu? ^fatali Wa-
kil krMii^ iVk.ir nf l'hnsli i'o-nu JikJ^Fm ni(?mpii!i\iii h fa t mfailiblo i tidak d 3 pai ^iJah) Dan
kt'likj Pau> muLc^al isasikan berbadai k^kojaman dan pemnUa^an. maka Kal itu dilakukan
:af-*bft£*i wnkiJ h thaji Fiillah San.£ tidak terjadi pula tradisi t>lam jika ada p* n^i-^ii 1 -la m Vtinj;
melakukan kt^»i lahan aki u ki-^aliman, maka itu dilakukannya tffragii individu Jau Eid a k alas
lo^aJiMs ktM^aniaan. meskipun Ja num^kirt menggunakan alapan kiM^ani^in lerle-ntu MkjI.
ada ^*|umLih U[»f*ui van£ menvrhulkan adanva pon^uasa Mu^-Jini \ant; mfin.ib*i i>ran^-
wjnj; Ytiliudi niaMik hlarn Tii*d akhiri *4"pt'r|i ini, jika livnar* jrMs Jid^k dajMl *$rbi k fWkail
Bagian E. Dan Kebingungan Menuju Kemaiisn 35
Ada Sebagian tukuh Gereja yang berusaha melakukan pem-
belaan {apologi 1 nc) dalam .soal lnquisisi itu. Peter do Rgsa, dalam
bukunya, Vinil'* vfCfmft: Tlw tliirk Side tiftliv Papacy, mencatat, dikaji
itu hanya menambah kemunafikan terhadap kejahatan {it iiwrchj
\dt\i ln/pocnci/ to wickt'Aiu*^). Ygng sangat mengherankan dalam soal
ini adalah penggunaan oira siksaan dan pembakaran terhadap
korban Dan i I u bukan dilakukan oleh musuh-musuh Gereja, tetapi
dil^kiLkan .sendiri oleh orang-orang tersuci yang bertindak atas
perintah wakil Kristus ( Vkur ufChrift), Peter de Rusa mencatat.
"Betapa pun. inquisisi tersebut bukan hanya jahat saat diban-
dingkan dengan (nilai-nilai) abad ke-2U r tetapi ini fuga jahat
dibandingkan dengan (nilai-nilai) abad ke- 10 dan ke-I i, saat di
mana penyiksaan tidak disahkan dan laki-laki serta wanita
dijamin dengan pengadilan yang fair. Ini juga jahat dibanding-
kan dengan /aman DiocleUan, di mana tidak seorang pun di-
siksa dan dibunuh atas nama fesus yang tersalib/' 1 ''
Ketika pasukan Napoleon menaklukkan Spanyol tahun 1SU8,
-orang komandan pasukannya, KoloncJ Lemanouski, melaporkan
bahwa pa>tor- pastor Dominikan mengurung diri dalam biara me-
reka di Madrid. Ketika pasukan Lemanouski memaksa masuk, para
inquisitors itu tidak mengakui adanya ruang-ruang penyiksaan da-
lam biara mereka, Tetapi, setelah digeledah, pasukan Lemanouski
menemukan tempat-tempat penyiksaan di mang bawah tanah. Tem-
pat-tempat i m penuh dengan tawanan, Semuanya dalam keadaan
telanjang, dan beberapa di a n taranya gila. Pasukan Prancis yang
-udah terbiasa dengan kekejaman dan darah, sampai-sampai me-
rasa muak dengan pemandangan seperti itu. Mereka lalu mengo-
- mgkan ruang-ruang penyiksaan itu, dan selanjutnya meledakan
biara tersebut/ 1.
- :.»nunjt oijr.in Wjm Kar^n Annstmiig mvftgtikui. kiWn tidak .nJj tradisi piTM^kusi J.iLim
xM\ lAfMi L Vh*w :-M* l 'v tujtiawi* cfwkgiau* iirwaitioa Ui \hc tifamu v^trr" [uHs Arm-
^ Ti-fL-r L i^ Rijjia, IV.'rM-* pr O/n* f r 7V DM ^it' tflhi' PtifMCwAl nntSnn. frmt.im | ? Wfe* l^J 1 1,
Wm 24(^:47
^ PHiv di' Rusa. Wiiw srCMifL Dtt Dnrk Suit- rfthi: P^wu, hlm. 23H RiAsvi i I \M, Jal-uti
bukunya. "hU}Ui£itidH rriL'Om.it 1'tliHnln Jdi* lukisaTi-Iukrsjn ^an^Kni^at m<™^vrikim Irnlan^
<■ . jahakin IrkjuUiM ^ti^ diLikukan h^h-lfk^h Gup?f*i Lfirbi itu Dia paparkan Jrhih J^ri ^
* ru> Jjji mikk-l ,HiiKil,iL Mk-iUin >j\}£ nItijmi WuLiL st-p.Th }vnitu Iuran hidup-hidup, pm-
36 Waiah Peradaban barnt
Conlch kekejampiri lrquisisi
Htiriry Charles Lea, seorang
sejarawan Amerika, menulis keja-
hatan lnquisisi di Spanyol dalam
empat volume bukunya; A Hifitory
ofthrhiijiiisitiini uf$ptwi t (New York:
AMS Pitw Inc., 1VSS). Dalam bu ku-
il va ini, Lea membantah bahwa
Gereja tidak dapat dipersalahkan
dalam kasus [nquisiM\ -bagaimana
misalnya dikatakan okh seorang
tokoh Kristen, hither dam, yang
menyatakan
"InqmsiM adalah satu institusi di-
mana &ere\& tidak memiliki tang-
gung jawab atapnya (T*V nu]tti<ttton
i> ffn tfitfilitlkui for iWfiV/i f /'i' CUtirth
Ini m toh salu bentuk apologi
di kalangan pemimpin Kristen, Lea
menunjuk luikti bahwa dalam
kasus bentuk hukuman terhadap
korban hujuistsi, otoritas gereja me-
ngabaikan pendapat bahwa meng-
hukum kaum "htvW/rs" (kaum yang
dicap menyimpang dan doktrin
resmi gereja) dengan membakar
hidup-hidup adalah bertentangan
dengan semangat kristus. Tapi, si-
kap gereja kerika itu menyatakan,
bahwa membakar hidup-hidup ka-
i'un^kilan mata yyrji*\i P^TiMah tulmh m,im«i,i. p4*miimnj;an ktah.-aUl jvn^haiwvif kepala,
P*'njy.4Hir i-ajii'iui, dan hi-rbn^al alM dan minii-l slLsmii l.nn s -jne &mgjl hmul Inmiwva la*L
•AkMar B^pmrn fcnrtian fu-miL^in liiin pnnbLimihanadviliilMvamta Antara -tahun UJfMWft
Jip*-rkLrflik,iii ant.v.i Ju.i i'mjvir iuta wanita dibakar hidup -hidup di d*itarar* Katnlik maupun
Bagian ! Dari Kebingungan Menuju Kemauan 37
tm Iwirlii* adalah suata tind.ik.in vang muliaJ'
Kelik*) n vc lakukan berbagai buntu k kekejaman itu, Gereja bcr-
Endak sebagai wakil Tuhan, dan mengatasnamakan Tuhan, Karena
m, kesalahan yang dilakukan Gereja adalah kesalahan pada agama
itu sendiri. Ini berbeda dengan Islam, yang tidak mengenal institusi
£ kuasa a n agama (Teokrasi), sebagaimana yang terjadi pada sejarah
Kristen. Para pemimpin Gereja diakui haknya untuk mengampuni
dosa manusia, di dalam talam tak ada seorang pun berhak memberi-
kan ampunan terhadap dosa Urang Lain.
Karena itu, tidaklah tepat jika konsep politik dalam Islam, yang
diterapkan selama ratusan tahun, yakni konsep kh i jatah, digebui
dengan intilah dalam tradLi Kristen, yaitu "theokrasi". Abui A 'ia
Vlaududi malah menyebut Teokrasi sebaiat pemerintahan setan.
Pada ha L ketika memegang hegemoni kekuasaan yang begitu besar,
justru ketika i lulah, terjadi berbagai penyalahgunaan kekuasaan,
vang akhirnya menimbulkan pemberontakan dari dalam tubuh
lereja sendiri. Mereka menyebutnya dongan intilah "reformasi".
Salah satu yang mendorong Martin Luther melakukan pem-
berontakan terhadap Paus adalah praktik jual beli surat pengam-
punan dasa. Pada 31 Oktober 1517, Marthin Luther (1483- 1546 J
memberontak pada kekuasaan Paus dengan cara menempelkan 9 5
poin pernyataan [NiwUf-fiiy Vh^c>) di pintu gerejanya, di Jerman, la
terutama menentang praktik penjualan "pengampunan dosa"
tyulutgT'UO'3) oleh pemuka gereja. Pada 93 f/u'A^-nya ihi, Luther juga
menggugat keseluruhan doktrin supremasi Paus, vang dikatakan-
nya telah kehilangan legitimasi akibat penyelewengan yang dilaku-
kannya > Tahun 152 1, Luther dikucilkan dari Gereja Katolik, Namun,
Luther berhasil mendapatkan perlindungan seorang penguasa di
wilayah Jerman dan akhirnya mengembangkan gereja dan ajaran
tersendiri terlepas dari kekuasaan Paus. 14
Balikan, kata Luther "kekuatan anti- Kristus adalah Paus dan
Turki secara bersamaan. Kekuatan jahat dalam kehidupan h ani si a h
17 I U*rtr\ Lharlo j i* A H,tf; r u sfihf fa*]ui*ttt3n i/J <^\u*i Vol 1. hlw 33. VoL 3> h I m 1S^
IS5
1* Lihai, riuhp f AJkr. WWU CistUinruu*. iffclnkffll: Uj^wirtli, JiXX)), Mm. 3H-3Ir
TenLinj; mvjyjii Morfin I uther !■!*»* ftabnd H faintaft. Ht*rf l $hmd A Lift' ofMartiti l uther,
memiliki liihuh J*in nyawa. Nvawa dan kekuatan Anh-Kristus ada-
lah Paus, daging dan tubuhnya adalah Turki. . Bangsa Turki adalah
bangsa yang J i murkai Tuhan." 3 "
Berbagai penyelewengan penguasa agama, dan pemberontak-
an tokoh- lokali Kristen kepada kekuasaan Gereja yang mengklaim
sebagai wakil Kristus menunjukkan bahwa konsep "miallible"
(tidak da pai halali) dari Gereja sudah tergoyangkan, Pemberontakan
demi pemberontakan terus berlangsung, sehingga dunia Kristen
E rupa kemudian terbelah menjadi dun bagian besar, katolik dan
Protestan, Beratus tahun kedua agama ini bersaing dan saling me-
lakukan berbagai aksi pembantaian. Ki>ah perebutan tahta di Ing-
gris menarik untuk disimak, bagaimana Raja ITenry VIII H 491 -1547)
memisahkan diri dan Paus dan membentuk Gereja sendiri, hanya
karena Paus menentang perkawinan n va dengan Anne Boteyn de-
ngan menceraikan istrinya terdahulu, CaLhanne o{ Aragon. Tahta
Inggris a kilirnya jatuh ke tangan Protestan fAnglikan) setelah
Vatikan gagal mencegah tampilnya Lihzabeth l (1558-1603) sebagai
ratu Inggris menggantikan Queen Marv vang Katolik, Sebuah tilm
berjudul Fhznh'th yang dibintangi oleh Cate BlancheU menggam-
barkan perebutan tahta Inggris antara Katolik dan Protestan yang
diwarnai dengan berbagai tindakan kejam yang d t luar bata 1 - perike-
manusiaan, baik vang dilakukan tokoh-tokoh Katolik maupun tokoh
Protestan.
Di Prancis pertarungan antara Katolik dan Protestan juga ber-
langMing sangat sengit. Salah satu kisah yang pating mengerikan
adalah pembantaian kaum Protestan— terutama Calvinisls-di Paris,
oleh kaum Kata h k tahun 1572 vang dikenal sebagai "The St. Bartho-
lomevv's Dav Massacre". Diperkirakan IU,(100 orang mati Selama
berminggu-minggu jalan-jalan di Paris dipenuhi dongan mayat-
mayat laki-laki, wanita* dan anak-anak, yang membusuk /^
7S
^ s rhtiip |. A diet, VfitrtdCttUtzatmn, hlm 322. Se*trjn£ yang «ariamal dari pomrviritaian itu
nitrii^iinkukjri lu n \\v\x ff\ettpe , v\k&fi itu- "Iktak ****anj! pun d4pftl mon^iikui l^rfraigai
kh'U-jiim.m t r ang li-rjAvfi J*itjm jV t i\vKiiiTtih^n-f4 h mhiHVuhiU\ inj Sj+ia^inn l>*Kar nwrvLi
iiimu5Ji»ikm diHi^cmbiOali luhuU uhtvLj Ujtituim, ant^nij laluthnyd d imsak rnt*ti»k* iUIihw
liiiflgiin rt^iwirihArr- yang t^hih fJi^ni dMn fwLine;. mi>rrL^ mrrtiitktj! ^ojsimtati i rart$ Jua \.wp>i
prra*fiart» MU'mbonUuKan kvpab juofvLi ko ImIu Ji durnw^a J 4 m ^.'intuli.in ini*li.'iiip-.>rk^ii
Perancis juga dikenal dengan Revolusinya ( 1789 J yang dahsyat
yang mengusung jargon "Liberty, Egality, Fratemity". Pada m.i.sa
tUi, para agamawan {clvrgy) di Perancis menempati kelas tslimewa
bersama para bangsa w. an. Mereka mendapatkan berbagal hak isti-
mewa, termasuk pembebasan pajak. Padahal, jumlah mereka sangat
kecil, yakni hanya sekitar SOO.000 dari 26 juta rakyat Prancis. 21
Dendam masyarakat Barat terhadap keistimewaan para tokoh
agama yang bersekutu dengan penguasa yang menindas rakyal
semacam itu juga berpengaruh besar terhadap sikap Barat dalam
memandang agama. Tidak heran, jika pada era berikutnya, muncul
sikap anti -pemuka agama, yang dikenal dengan istilah "miti-dai-
tutlhm" tersebut di Eropa pada abad ke-I 8. Sebuah ungkapan popu-
ler ketika itu: "Berhati-hatilah, jika anda berada di depan seorang
wanita, herharila h- hatilah anda jika berada di belakang keledai, dan
berhati-hatilah jika berada di depan atau di belakang pendeta."—
Trauma inilah yang kemudian melahirkan paham sekularisme
dalam politik, vakni memisahkan antara agama dengan politik
Mereka selalu beralasan, bahwa jika agama dicampur dengan poli-
tik, maka akan terjadi "politisasi agama''; agama harumlah dipisah-
kan dan negara. Agama dianggap sebagai wilayah pribadi dan
politik t negara) adalah wilayah publik; agama adalah hal yang suci
sedangkan politik adalah hal yang kotor dan profan. Bukti-bukti pe-
nyimpangan kekuasaan politik oleh para penguasa agama di Eropa
dengan mudah ditemukan. Pada tahap selanjutnya, mereka tenis
mencari dalil-dalil dan alasan teologis untuk memperkuat argumen-
tasi sekularisasi, khususnya ditemukan pada ayat-ayat tertentu pa-
da Bible. Ini adalah trauma Barat pada sejarah keagamaan mereka,
yang sangat berbeda dengan pengalaman sejarah Islam, atau per-
so&uk ^tfnujh mati iru ki l sungai Sunrnn^ ,-inak yang turbim^kiib pakaiannya disorot di jalan
don^m tali j/aft£ dilrliT^m tli k'lli'fnv* oJt-h AiUk-artak Iiltudiui wkilar W atau UI talum &G-
uraii;; anak Lft.il bifiin a. di^L-niinin^, olttfr *H3ranj; poiijaj£nl h mcriia in -iliiiii ri kfl ti ji*n^ntiHil dan
JftfSCnVLiin ki'padanva telaki oran£ Lhi Ki^aiinya mi'rLiiAstium m ki'ol, malaka n UmuJum
menikamnya d^n^nn belan etan kvnmdinn mrk'jnparkmriya ke Min^nL. yang menjadi mirrah
karviu dar.ih d «isi tidak d/rpai kembali ke warna afalnya untuk waktu ywi£ panjang .
-1 MJrv li t rYuv IYWfi'm* Oi'i/iiii.'^*--, (Btf^ir I k'Uf^Uon Mfftfin Cfflftpnj', I W?), UTni
Vurk: Cambrid^u UmvtTMlv Pn.->N. 1975j, Iilm.]07-Ttl8,
adiibfin lainnya Me n g hadapi serangan yang ^Lin^^L ku a t tersebut pi-
tutk Kristen akhirnya menyerah dan menerima proses sekularisasi
sebaya i bagian dari kenyataan. Bahkan, ha n vak vang berargumen
bahwa .sekularisasi adalah bagian dari ajaran Kristen itu sendiri.- 1
Trauma Hara t terhadap sejarah keagamaan mereka berpe-
ngaruh besar terhadap cara pandang mereka terhadap ngaitta Jik^i
disebut kata "religion" maka vang teringat dalam benar mereka ada-
lah sejarah agama Kristen, lengkap dengan doktrin, ritual, dan
sejarahnya yang kelam vang diwarnai dengan lnc|uisisi dan sejarah
penindasan atas para ilmuwan. Seorang psikolog Barat, Scott IVck,
menyalakan,
"Sekah kata YeligiorT disebutkan di dunia Barat, ini akan mem-
buat orang berpikir tentang: „.Inquisisi, tahvul, lemah semand-
at, paham dogmatis, munafik, benar sendiri, kekakuan,
kekasaran, pembakaran buku, pembakaran dukun , larangan-
larangan, ketakutan, taat aturan agama, pengakuan dosa, dan
kegilaan. Apakah semua ini yang Tuhan lakukan untuk manu-
sia atau apa yang manusia lakukan terhadap Tuhan. Ini
merupakan bukti kuat bahwa percaya kepada Tuhan sering
menjadi dogma yang menghancurkan " J4
Persepsi tentang agama Kri.sten semacam itulah yang kemudi-
an membentuk persepsi kolektif tentang perlunya dilakukan "seku-
*1 I larian Thr ItfktiriA f\-«f, ivlisi 2h Januari 2i)iU r memuat pmfil Partai Damai St*jahk*ra
M'USJ, Mitu-friLunw partai Kristen Ji Jiidi Mic^-in wmg lolos M/ick-M scba^ii kunti^Lni t 7 ' 'mil u
2ltiiA Bi'Lu'fjipj pi tJ-^,1 J i n parLu mm diantariiEiVd ad^f.iiv kt-K'li.isjm biT.i^n^ lLiii proteksi
terhadap ki'brbasan tersebut (Fn'vdom of i-el\$m\ wui prritpclten fr r rfittt frmiam) dan ivii-n jamin
pemisahan aiilarii iiif^flia dtifigftrt a^rinia HC rrfeira 1 &)*Mttfan &] r-JiirV nm$ nh^i?"* PLVs 4 iiLiLi1.-
partai rmsiori.i ns ■>, ,=» riy; i/Jinnnpjji trnran^ pCi idola l>i T dlairta Rn\aud< I KlMsoil Prn^ram
M*Lularisa>i pihak KrlSTen mi sehc-namva btfrtiinlarigan di'i-i^an hasil pcTlmiuati mtenma'iri.i
K n*? ton M?-dunui di kTU&alem tahun HUW. ynn^ mfrrtehipklin sekuk^rfern*' sebapi numuli bttsnj
dan GefdjA 4 tlft itu*! Kfl$Cen Diilam l&jI'U! untuk mi-n^kriftU'iiktirt dunia, Gtwja Rrisffn huLui
Ivama menghadapi laii tandon agjarna lain, t N api ju^a tantangan arkalariSTiv [l' uw i*n\tifrfrp1
i hit f s n r r' f c$p*i$ to r*im$cFLr //rv uvrhf. t hr Q\ristm 'i CMt»v't fatf tvt&ujivtii n&f wth Uh" nWl lUnrta
(>f tifap-ChrntKm wiramu* $\f*h k m. pul nl»v rVv nfrii//rrr^v oj saultwutm-). Vvtlvmvt&n krii^ikni \i\\
ttK'&r* kjivsus nu j nynrti| ^kulnn^mf 1 C/mg dipandang H'b^Ai musuh U.V» Gi.-raja ejan
iui$inv3, S'ffa nmstili ha^i jihm KrkJcn imomasional. d.ih.il Tunia> Shivuli.», 77ii Tto'rttotft o/
.M^^fiJMTJff/ fm/T^i'/wi* 1 1 Ii'Kinki Fimiisk Mivkrnary £i>riel\- l^SfKhal -12-50
2-1 S L -^t[ PiH-k v Ths Jlfnii t??* TftuvHfd, (Lwidun Amiw Di^ks 1 Id, I99R), hlm B7-I3S;
Pendapa I Ptt'k dikutip itan tuliKin Hr. Fahinnh A Ini ulin h hurfirJul "'^jt^ /-//"M ii f U p T^ [V*.
X^Fhi?7 f^riwJiffi frrmii'mju Rpqf. Qr. >M^ til-Atli^ di Majalah [^U^^^i^^ J rdUf kv-^. IjIhiti IptU»
larisasi" dalam kehidupan masyarakat. Agama (dalam luil ini insti-
tusi G erej a) h tiru s dipisahkan d d n wilayah politik, karena kekuasaan
Gereja yang absolut sudah terbukti menyelewengkan dari meinarti-
pulasi kekuasaan untuk kepentingan pemuka agama.
Ada kalanya, Gereja mencoba menyatukan masyarakat Kristen
dengan menempatkan sesuatu sebagai "common C}a i mif\ sebagaima-
na yang terjadi dalam Cru$ndc f ketika Paus Urban H m en gambarkan
Muslim sebagai musuh Kristen. Institusi Lnquisisi juga dibentuk da-
lam kerangka membasmi musuh-musuh Gereja. Apa yang dilakukan
Gereja di Zaman Pertengahan dalatn menghimpun dan mengkon-
scntrasikan kekuasaan ipowcr) dapatlah dikatakan sebagai sua ha
bentuk pemeliharaan hegemoni.
Dalam masalah keilmuan, waktu itu Gereja meyakini bahwa
bumi adalah pusat tata surya. Sampai pada abad ke-I 7 Gereja dan
juga !nc|iiisitor-GeneraI-nya, secara terbuka menganut keyakinan,
seluruh alam semesta bergerak mengelilingi Mahkota Paus yang
berada di bumi. 1 " 1 Robert N, Bellah mencatat bahwa "Paus, di awal
abad Pertengahan, hampir mengklaim diri sebagai ketua super-
negara internasional, dimana semua penguasa politik sekuler harus
tunduk padanya (77/ 1* Pope i n tltr enrl\/ Middl? Agt?s comes elose t o
clawiing t o Iv? the henti oj a u intvmntiannl super staf? t u whkh atl secalo r
political tiutharitn** had tu bow}." 2 * Di abad-abad Pertengahan, Gereja
memang merupakan kekuatan dominan dalam politik- Disamping
memegang kekuatan agama, Gereja juga mengendalikan kekuatan
besar dalam ekimumr Dl abad ke-10, Gereja merupakan pemilik
lahan terbesar di E rupa Barat. Ketika itu Gereja memiliki hampir se-
pertiga wilayah I tali dan sej turilah besar kekayaan di wilayah lain. 27
Kedua, Problem Teks Bible
Problem ini berkaitan dengan otentisitas teks Bible dan makna
yang terkandung di dalamnya. Ada sebagian kalangan yang dengan
gegabah mencoba menyamakan antara Al-Qur"an dengan Bible, de-
ngan menyatakan, bahwa semuanya adalah Kitab Suci, dan semua-
^Rubi'Tl ! nimi-ia, 7'ilr }}\?vtN< Gj'.'^V, fl.^Unn I -k'*dlint < ftwlc PtiMwWg, 2W2J, hlm 2(1.
- M MvrtN &cIlal>Jind Philip F rfoinmomi, Vtiti t *l:& n/ Ctvtf Rtfiflcn, iNoiv York; 1 Inrp&r
& Riiw Publisher*, NflPl. hlm xi.
-^ Mnrvin TYm; Hv^,ni Onhitilirn, h] m Irw
nya rtuikjizAL Padahal, kalangan ilmuwan Barat yang jeli, bisa munv
bedakan antara kedua Kitab agama itu. Teks Al-Qur'an tidak meng-
alami problema sebagaimana problema teks Bible. Norman Daniel
dalam bukunya, l$fow nnd Tltr Wvsi: Thr Makin* of mr /nm^ 1 , me-
negaskan: "Al-Qur'an tidak ada bon d insannya dengan apapun di
luar Islam (Thr Quntu luiy no p\\n\Ue\ tiuteuh' Isferrn)/' 2 *
I Icbrew Bible (Kristen menyebutnya Perjanjian Lama), misal-
nya, hingga kini masih merupakan misteri. Richard FJliut Fnedman,
dalam bukunya, Ww Wroti*tfte BiNt', menulis, bahwa hingga kini sia-
pa yang sebenarnya menulis Kitab ini t nasib merupakan misteri, la
menulis, "Adalah sebuah fakta yang mengherankan bahwa kita lak
pernah tahu secara pasti sinpa yang telah membuat buku ilu yang
telah menjalankan peran penting dalam peradaban kita (It t< a
sirmigr t'aci Unit nv hnw wtvr hioum with certivnt\/ wlw pwihicfti the
hook timi Uas phyetiti tentmt wk'in ottr civitizntmn) " la mencontohkan,
The Bookof Torah, atau The Five Book of Moses, yang djdugn ditulis
oleh Moses- Book of lamentahon ditulis Nabi Jeremiah. Separuh
Mazmur (Psalm) ditulis King David. Tetapi, kata Friedman, ddak
seorang pun tahu. bagaimana pc rujukan penulis itu memang benar
adanya. The Five Book o i Moses, kata Fnedman, merupakan teka-
teki paling tua di dunia llt i< om* of tlw itiih^i puziiw m thr w&rld).
Tidak ada satu ayat pun dalam Torah yang menyebutkan, bahwa
Moses adalah penulisnya. Sementara di dalam teksnya dijumpai
banyak kontradiksi -"
Perjanjian Baru {The hivw T&Uutmif) juga menghadapi banyak
problem otentisita^ teks. Profesor Bruce M. Mot/ger, guru besar
bahasa PcrjanfUn Baru di Princeton Thcological Seminary menulis
beberapa buku tentang teks Perjanjian Baru. Satu bukunya berjudul
"Tiw Ti l \t of 1 1 u* Nt'W Tcthitth'tit: Ite Tniitfitii^iai}. Corrttptioii, timi
Ri j <tonitiou rt (0\k>rd Universitv Pness, 1985}. Dalam bukunya yang
lain, vang berjudul n A Ttwtua! Cauniifntorif w\ thr Gt'tvk Mt'iv Irsta-
'ucnt'% (terbitan United Bible Socicties, correeted edition tahun l L )7?),
Ikiivs lW7).hlm 53
- LJ Ruh.inJ Fllinl FriftJiftm. Wha Wrrtr.'JV fiibh\ (Nt'w York' frrviiiiiAl t ibr,ir>, 1W> lihn
l r - 17
Metzgur menulis di pembukaan bukunya, ia menjelaskan ada dua
kondisi yang selalu dihadapi uleh penafsir Bible, yaitu (1) tidak ada-
nya dokumen Bible yang original saat ini, dan (2) bahan-bahan yang
ada pun sekarang ini bermacam-macam, berbeda sahi dengan
la ininya.
Bahasa Yunani (Greek) adalah bahasa asal The New TesitinmiL
Melalui bukunya ini, Meb:ger menunjukkan, rumitnya problema
kanonifikasi Teks Bible dalam bahasa Greek. Banyaknya ragam teks
dan manuskrip menyebabkan keragaman Leks Lidak dapat dihinda-
ri Hingga kini, ada sukiLar 5.000 manuskrip teks Bible dalam bahasa
Greek, vani^ berbeda saru dengan lainnya. Cetakan pertama The New
Textti)}h-nt bahasa Greek terbit di Basel pada 1516, disiapkan oleh
Desiderius Erasmus (Ada yang menyebut tahun 1514 terbit The New
Testament edisi Greek di Spanyol). Karena tidak ada manuskrip
Greek yang lengkap, Erasmus menggunakan berbagai versi Bible
untuk melengkapinya. Untuk Kitab Wahyu (Revelation) misalnya, ia
gunakan versi Latin susunan jerome, Vulgate. Padahal, teks Latin itu
sendiri memiliki keterbatasan dalam mewakili bahasa Greek *'
Dalam bukunya vang lain, The Lurly Vev^ions. afthe Ni'ic Tettn-
meut-i*> Metzger menpuhp tulisan Bonifatius Fischer, yang berjudul,
"Limitittion of Litni m Riyre*eutmg Greek". Dalam buku itu Fischer
dikutip Metztrer menulis, "Meskipun bahasa Latin secara umum
sangat cocok untuk digunakan menterjemahkan dari bahasa Yunani,
tetap saja ada bagian-bagian yang tak bisa diekspresikan dalam
bahasa Latin."" 1
Tahun 151 c ->, terbit edi>i kedua Teks Bible dalam bahasa Yunani.
Teks m digunakan oleh Martin Luther dan Wiliiam Tyndale untuk
menerjemahkan Bible dalam bahasa ferman |1522) dan Inggris
(15251, Tahim-tahun berikutnya banyak terbit Bible bahasa Yunani
yang berbasis pada teks versi Byzantine, Antara tahun 1516 sampai
1633 terbit sukitar IhO versi Bible dalam bahasa Yunani. Dalam edisi
* LI Brutv.M \M/£ijr, .-% Tex?Uu! C imtiwilurv ?m fhcCTrvk \Vn J 7K!rmn'ur\ fS?lit£iVvJ United
BiL>k j Sucn?litf*t. 1 V5 ■, hal. *n l-\\L f u^j Wemor Gt?orp K^m? T7rf .Y<7i- Ti^iamctit: The /fw/^rji/ of
the hu.\'*tii]ff::."} cf f'? f 1 ^ frc")> iNnshvillo; Abin^don Press, 1972} hlm. 40
1,1 Prua 1 M. Mt'Ui;u Kv Eiuiw l\ tr nc tj **< r f/v „W. r T&ftrtrifnt*, LCtafnrd CJtarrtfntktn Pru**,
N77\ hlm 3+>2 >n
Yunani ini dikenal ish'lah 'Te\tusReccptus " vang dipopulerkan olfch
Bonaventura dan Abraham Etaevien Namun, edisi ini pun tidak jauh
berbeda dengan IfrO versi lainnya-- Meskipun sekarang telah ada
kanonifikasi, tetapi menurut Prof. Metzgcr.. adalah mungkin untuk
menghadirkan edisi lain dari The New Testamen U-' :
Jelas, fakta semacam itu tidak terpikir kaum Muslimin terhadap
Al Qur\in r hingga kini. Apalagi kaum Muslim juga tidak meng-
alami problema bahasa ATQur"an. Mereka masih membaca Al-
Qur an dalam bahasa Arab dan beribadah dalam bahasa Arab, se-
suatu vang tidak dapat dinikmati oleh kaum Kristiani pada umum-
nya Misalnya, kaum Kristen di Sumatcra Utara tidak bernyanyi
puji-pujian dengan bahasa Yunani, bahasa asli Perjanjian Lama.
Bagaimana pun telitinya, satu terjemahan pasti tidak akan mampu
mengekspresikan bahasa asalnya dengan tepat. Apalagi, jika terje-
mahan itu sudah dilakukan ke berbagai bahasa- AmbiJ satu contoh
ayat dalam Bibit-, Kitab 1 Raja-raja 11:1 dalam sejumlah versi Bible
ditulis sebagai berikut.
• Versi LAl (Lembaga Alkitab Indonesia) terbitan tahun 2000 di-
tulis: "Ada pun Raja Sal om o mencintai banyak perempuan
asing. Disamping anak Firaun ia mencintai perempuan-perem-
puan Moab, Aman, Edom, Sidon. dan Het"
• Dalam The Living Bible ditulis: "JCw# Sutanmu mamed anu other
ghk bmdes ilte Egijpimu princess. Maini ofiliem canicp'om nafions
ivhere kiah mere warfhipped—Mofib, Anuuou, Ldoiu, Sidtitt muifrom
thr Hittifts."
• Sedangkan Bible Khi$ \ames Vevsion menulis: Bui Kivg Solomon
lured nmny &lrnn$e womeu, together with flu* daughtfr of Pahamah,
ii>Quw)\ of Moabitc*, Atnmouites. Edomiie*, Zhionians, and Hittites."
• Lain pnla yang ada dalam verst The BihL' RfuL<ed Standard Ver-
sion: "Now King Solomon loved mauy foreigu wo\uen; the dniighter
of Pharnoh, and tAonbitvs, Amman ite, E'donute, Sido'niah, and
HiUile zeomen"
■ Dalam edisi Latin 'Vulgate', ditulis: "jvy antem Sidomon aimint
Gagtan I. Oari Kebingungan Menuiu Kemauan 45
Aiunumitidns hihiiivtte t'k SitiQMhi6 t 1 1 Ou'JWjmk/'
Perhatikan, bagaimaita sejumlah versi Bible menggunakan kata
mencintai" (lovcd/ainitt i t)- sedangkan Tlw Livilifi Bibh* mengguna-
•an kala "married". Faktanya, Salomo n mfcmang mengawini wam-
a -wanita asmg itu- Kejahatan Salnmon versi Biblc digambarkan
dalam Kitab 1 Raja-Raja 11:1-9, digambarkan perilaku Salomo yang
idak yiaiul dilakukan oleh seorang nabi utusan A 1 la h - data m kon-
-epsi Islam. Bagian dalam Bible ini diberi judul "Salomo Jatuh ke
dalam penyembahan berhala'.
"(1) Adapun Kaja Salomo mencintai banyak perempuan asing.
Disamping anak Ftraiui ia mencintai perempuan-perempuan
Moa h, Amon : Edom, Sidnn, dan I let, (2) Padahal tentang bangsa-
bangsa itu Tuhan telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah
kamu bergaul dengan mereka dan mereka pun janganlah bergaul
dengan kamu P sebab sesungguhnya mereka akan mencondong-
kan hatimu kepada allah-allah mereka. Hati Salomo telah ter-
paut kepada mereka dengan cinta. (3) Ia mempunyai tujuh ratus
bir i dan tiga ratus gundik; istri-istrinya itu menarik hatinya dari
pada Tuhan, (4) Sebab pada waktu Salomo sudah tua, istri-istri-
n ya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah Lain,
sehingga ia tidak dengan sepenuh hati ber-paut kepada Tuhan,
Aliahnya, seperti Daud, ayahnva- (5) Demikianlah, Salomo
mengikuti AsytoreL, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom,
dewa kejijikan sembahan orang Amon, (6) dan Salomo melaku-
kan apa yang jahat di mata Tuhan, dan ia tidak dengan sepenuh
hati mengikuti Tuhan, seperti Daud, ayahnya, (7) Pada waktu itu
Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos P dewa
kejijikan sembahan orang Moa b, di gunung di sebel a h Timur
Yerusalem dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani
Amon. (8) Demikian juga dilakukannya bagi semua istrinya.,
orang-orang asing itu, yang mempersembahkan korban u kup-
an dan kurban sembelihan kepada allah-allah mereka, (9) Sebab
itu Tuhan menunjukkan murkanya kepada Salomo, sebab hati-
nya telah menyimpang dari pada Tuhan, Allah Israel, yang telah
dua kali menampakkan diri kepadanya."
Fakta semacam mi tenru tidak mudah dipahami, sebab dalam
konsepsi Bibit?, penyembah berhal? harus dijatuhi hukuman mati.
Dalam Alkitab terbitan LAT, Kitab Ulangan 17:2-7 diletakkan di
bawah judul "Hukuman Mati untuk penyembah Berhala",
(2) Apabila di icngah-tengahrriu di salah satu tempatmu yang
diberikan kepadamu oleh Tuhan, Aliahmu, ada terdapat se-
arang laki-laki atau perempuan vang melakukan apa yang
jahat di mata Tuhan, Aliahmu, dengan melangkahi perjnnjian-
Nva. (3) dan yang pergi beribadah kepada allah lain dan sujud
menyembah kepadanya, atau kepada matahari, atau bulan atau
segenap tentara langit, hal vaj\g Lelah Kularang itu; (4) dan
apabila hal itu diberitahukan atas terdengar kepadamu, maka
engkau harus memeriksanya baik-baik. Jikalau ternyata benar
dan sudah pasti, bahwa kekejian itu dilakukan diantava orang
Israel (5) maka engkau harus membawa laki -I a k j atau perem-
puan yang telah melakukan perbuatan jahat itu keluar ke pintu
gerbang, kemudian laki-laki atau perempuan itu harus kau
lempari dengan batu sampai mati. (6} Atas keterangan dua atau
bgH orang saksi haruslah mati dibunuh orang yang dihukum
mati; alas keterangan satu orang saksi saja janganlah ia dihu-
kum mati. (7) Saksi-saksi itulah vang pertama-tama meng-
gerakkan tangan mereka untuk membunuh dia, kemudian
seluruh rakyat. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu
dari tengah-tengahmu,"
Ketiga, Problem Teologi Kristen
Dr C. Gmenen Ofrm searang teolog Belanda, mencatat, "selu-
ruh permasalahan kristolngi di dunia Barat berasal dari kenyataan
bahwa di dunia Barai, Tuhan menjadi satu problem/' Setelah mem-
bahas perkembangan pemikiran tentang Yesus Kristus (Kristologi)
dari para pemikir dan teolog Kristen yang berpengaruh, ia sampai
pada kesimpulan, bahwa kekacauan para pemikir Kristen di dunia
Barat hanya mencerminkan kesimpangsiuran kultural di Barat. "Ke-
simpangsiuran itu merupakan akibat sejarah kebudayaan dunia
Barak" tulis Groenen.^
Bagtan !. Dar. Kebingungan Menuiu Kemauan 47
Setulah membahas puluhan konsep para teolog besar di era
Barat modem, Gruenen memang akhirnya "menyerah" dan "Lelah",
lalu sampai pada kesimpulan klasik bahwa konsep Kristen tentang
Yesus memang "misterius" dan tidak dapat dijangkau oleh akal ma-
nusia. Sebab itu, jangan dipikirkan, Kata dia,
"iman tidak tergantung pada pemikiran dan spekulasi para teo-
log. Yesus Kristus, relevansi dan kebenaran abadi-Nya, ak-
hirnya hanya tercapai dengan hati yang beriman dan berkasih.
Yesu.s Kristus, Kebenaran, selalu lebih besar dari otak manusia,
meski utak itu sangat cerdas dan tajam sekali pun.' MS
Sepanjang sejarah peradaan Barai, terjadi banyak persoalan se-
rius dalam perdebatan teologis- Di /aman pertengahan, rasio harus
dlsubordinasikan kepada kepercayaan Kristen. Akal dan filosofi di
zaman pertengahan tidak digunakan untuk m eng kritisi atau menen-
tang doktrin-doktrin kepercayaan kristen, tetapi digunakan untuk
mengklarifikasi, menjelaskan, dan menunjangnya. Sejumlah ilmu-
wan seperti Samt Anselm, Abelard, dan Thomas AquLnas mencoba
memadukan antara akal (reason) dan teks Bible (revelatiun). Sikap
para ilmuwan dan pemikir abad pertengahan digambarkan:
"Mereka Udak menolak berbagai keyakinan Kristen yang bera-
da dL luar jangkauan akal manusia dan karenanya tidak dapat
ditelaah dengan argumen rasional. Sebaliknya, mereka tetap me-
yakini berbagai keyakinan semacam itu yang terdapat di ayal-
ayat dan menerimanya dengan iman. Bagi para pemikir di za-
man pertengahan, akal tidak memiliki keberadaan yang inde-
penden tapi pada akhirnya harus mengakui standar kebenaran
yang bersilat suprarasional dan di Luar jangkauan manusia. Ml>
reka ingin agar pemikiran logis diarahkan oleh batasan-batasan
Knsten dan dituntun oleh otoritas skriptnral dan kelamaan. ft,lt
Problema vang kemudian muncul ialah ketika para ilmuwan
dan pemikir diminta mensubordinasikan dan menundukkan semua
pemikirannya kepada teks Bible dan otoritas Gereja, justru pada
pan\ r l<wr IiJju 1S5-1J?*
kedua hal itulah terletak problem Uu pendiri Di samping mengha-
dapi problema otenLsitas, Bible juga memuat hal-hal sang berten-
tangan dengan akal dan perkembangan ilmu pengetahuan. Sejum-
lah ilmuwan mengalami benturan dengan Gereja dalam ^ual ilm.ii
pengetahuan- seperti Gelileu Galilei f 1546-1d42) dan N'icolaus Cu-
pernieus (1473-1^43). Balikan Giurdano Bruno ! l?4S-lhUt)j, penga-
gum Nicolaus Copcrnicus, dibakar hidup-hidup
Jika para ilnruu'an dipaksa tunduk kepada doktrin teologis
yang mereka sendiri sulit memahaminya, tentu muncul benturan
pemikiran. Padahal, konsepsi teologis Kristen-- terutama fakta dan
posisi ketuhanan Yesus—telah menjadi ajang perdebatan ramai di
kalangan Kristen, sepanjang sejarahnya, Kelompok-kelompok vang
tidak menyetujui doktrin resmi Gereja dicap sebagai ih^viic^ dan
banyak di antaranya vang diburu dan dibasmi. Contohnya, adalah
satu kelompok yang bernama Catharv vang hidup di Selatan Pran-
cis, Kelompok Catharv adalah penganut
Catharism, satu kelompok /jittm/ radikal di
Zaman Pertengahan. Cathary percaya ka-
rena daging adalah jahat, maka Kristus
tidak mungkin menjelma dalam tubuh ma-
nusia. Karena itu, Kristus tidaklah disalib
dan dibangkitkan. Dalam ajaran Cathary,
Yesus bukanlah Tuhan, tapi Malaikat. Un-
tuk memperhambakan manusia, tuhan
fK^I yang jahat menciptakan gereja, yang mem-
pertontonkan "s ilurnya" dengan mengejar
kekuasaan dan kekayaan. Ketika kaum ini
r t;. .„,. J ' ^BjW tidak dapat disadarkan denean persuasif,
Paus Irinocent III menyerukan kepada raja-
raja untuk memusnahkan mereka dengan
senjata, sehingga ribuan orang dibantai. s
1
Kaisar KorsianiH
""L .A bvini^ione, O.UiW Lr.':;:^ 1 Du Uc-tJur.tof Chn?th7 1 C'iur-\h t [<TM'»rvl t>>hirJ t'nnrr-
>i\\ Pr^, l L ^-. ; Ti-iilrm^ pr^Mom^ k'ki tfibk .lihai nrtikd pi'nulfr ' Hi'n^nWnifhii &*;• hn'^r'+ut
Tt'k: SM' {}SLA\UAw\w piTd\mi, 2\m\
^ Mnrvm |\-m. \\\^ri"*~i ■;i r ,z.,/ 1 \ f? h I m 175 /7* t' ./JiJM d*« F-*{hin !n .J « 1 .-*uiwn Rw
Bao an i Dati Kecrngungan Menuju Kematian 49
Doktrin teologi Kristen tidaklah tersusun di masa Yesus (Siapi
heratus tahun sesudahnya, yakni pada tahun 325 dalam Konsili
l\k Adalah Kaisar Konstantin yang mempelopon Konsili Nicea,
°i. f , memalukan atau memilih teologi resmi Gereja. Konsili men-
jadikan Roma sebagai pusat resmi Chri^tum orthodeay. Kepercayaan
Bfertg berbeda dengan vang resmi dipandang sebagai htr&sp* Dalam
konsili ini, aspek-aspek Ketuhanan Yesus diputuskan melalui
pemungutan suara (voting). Buku The Me^hum tr^aci/, yang ditulis
orang pemikir Kristen Michael Baigent, Richard Leigh, Henrv
Lincoln, mencatat, bahwa Kristen memang berutang pada Konstan-
tin, tetap j tidak dapat dikatakan Konstantin sebagai seorang Kristen
atau mengkristenkan Romawi, Cerita tentang 'konversi' Konstan h n
diperdebatkan. Ia tetaplah penganut paganisme. Tuhannya adalah
Sol Invictus, dewa matahari kaum pagan. Paganisme juga menjadi
agama resmi Romawi ketika itu. Buku mi menyebut pengaruh
paganisme Constantine terhadap Kristen. Tahun 321 M, keluar Edict
yang menetapkan hari Minggu sebagai hari istirahat. Padahal, sebe-
lumnya, Kristen tetap menghormati hari Sabtu. Sampai abad ke--l,
hari kelahiran Yesus diperingati pada 6 Januari. Tapi, pada tradisi
persembahan Sol Invictus, hari terpenting adalah 2S Desember/"
The Interpreter* Dictbnaiy oflhe Bibfc menjelaskan bahwa isti-
lah "trinitas' (Latin: trinitas, Inggris: trinily) merujuk pada pengerti-
an: thr CQexi>tei\ce of Fnther* $&it, tuni Ilott/ Spirit w ttse llnitij vf titi*
Godheod. Istilah ini bukan merupakan istilah Diblicak Tapi, mewakili
kristalisasi dari ajaran Perjanjian Haru. Dalam Matius 3" 1 7 disebut-
kan: "Maka suatu suara dari langit mengatakan, 'Inilah anakku yang
kukasihi. Kepadanya Aku berkenan/ " Juga, Lu kas 4: -II menyebut-
kan bahwa Yesu^ itu adalah Anak Allah. Konsep Trinitas memang
tidak mungkin dipahami dengan a kak Tokoh pemikir Kristen abad
ke-I 3, Thomas Aquin<is mengungkapkan dengan kata-kata, "Bahwa
TUhan adalah tiga dan satu hanya bisa dipahami dengan keyakinan,
dan tidaklah mungkin hal ini bisa dibuktikan secara demonstratif
dengan akal (..ato/ e<*e frinwn et unum i*>t <olum cverfitiiui, ct uuih
!t ' Miihiirl frTijjctiL RiOvard l.#ii£li, I U-rvr\ Liiu^ln. J\\\- \ k>*iit!JU L*x<iirii r (N'tnv Yi»rL. Dt l H
PuhJKI'.nti* W*m htm ih^i:
50 Wajah Peradaban Barai
mada poh^t tietuvttstraiivf prohari). " _H '
Sejak Konsili Nicea, problem serius dan kontroversial memang
masalah "ketuhanan Yesus". Bagaimana menjelaskan kepada akal
yang sehat bahwa Yesus adalah Tuhan" dan sekaligus 'manusia'.
Apa yang disebut kaum Katolik sebagai ''Syahadat Nicea", secara
eksplisit mengutuk pemikiran Arius, seorang imam Akwandria vang
lahir tahun 2S0, Arius— didukung sejumlah Uskup—menyebarkan
pemahaman bahwa Yesus bukanlah Tuhan yang tunggal, esa, tran-
senden, dan tak tercapai oleh manusia. Yesus adalah 'Firman Allah"
yang secara metalor boleh disebut "Anak Allah" bukanlah Tuhan,
tetapi makhluk, cipta an, dan tidak kekal abadi. 'Syahadat Nicea' me-
nyatakan,
"Kami percaya pada satu Allah, Bapa Yang Mahakuasa, Pen-
cipta segala yang kelihatan maupun vang tidak kelihatan. Dan
pada satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah, Putra Tunggal yang
dikandung dari Allah, yang berasal dari hakikat Bapa, Allah
dari Allah, terang dan terang, Allah benar dan Allah Benar,
dilahirkan tetapi tidak diciptakan, sehakikat dengan Bapa, me-
lalui dia segala sesuatu menjadi ada-../' u
Tentang konsep ketuhanan Yesus, buku The Mv&ianic Lc^kij
mencatat bahwa Kristen vang dikenal saat ini bukan berakal dari
zaman Yesus, tetapi dari Konsili Nicea, yang dicapai melalui pemu-
ngutan suara (Af Nfevfi /tvrr/s diuinity, tmd f/u* ]VYcisr lurtun* ofJii* divi-
nih/, «w i'stehlishftl M/ awan* ofa vah\ 1 1 i* fa i t t o sltit? that Chri^tuimty
rts tYi - know it toiim/ derive* uhhnalcly uof frem J?$n$'$ twu\ hitt froui Uw
CouitcU afNictw)* 2
Soal ''Syahadat Katolik" juga menjadi perbincangan dan kon-
troversi hebat dalam sejarah Kristen. Konsili Efesus, tahun 431, me-
-*° TAv hih'nin-ttr* Dn-li&wy ofih? Btbl t \ (Na,shvdk> Ahingdi'ni ?rr^ I9BV, Dou^las C.
]1aH r TAtfTTOi^ r {TxtiSen N Brilt I992).lilm.W-fc6.
41 C.Crocnpiv^'iWi/i Oj.;»u? krista! j\i ... f him. llb-]27, Tl ks'Sve kadal Nicua d'ktifij? dari
buku Jtoiisi/; kim-ifi ^n'ii'/i) karya Naiitmji P Tanftcr, |tlrri 36-37, Rand iitgkjin ti*ks in» drfignn
liuk u "Ihiwa fiKivk ^whiultit J»Mjn KfitviA\ "Kami porcavj akan sal u A II j K. Bap^ yaru; Maha-
ku;ts J i h Pinurpta h*i1-ha! varf.ii kdihalan dan tok kobhalan, Dan .ikan s^tuTuh.m Yi^us Kn^lur.,
San t; Sabda dariAlLih. Terarik; dari Terang. I lidup dari I lidup Putra Allah wig I LmggdJ Vang
pertama lahir tfeti *4?mu3 rtpLun. Dilahirkan dtin Hjlm, SuLit'luin K'^Ata oLitul . " [AIla f.
Stiwandi PR h Tiim/n JAiwib Smihrtiiin fr)wi hiitotA (Yiigyiilttrte; Kanisius, NH2), hlm 'MU
Bagran t Dan Keagungan Menuiu Kematiarr 5 1
iranj^ perubahan apa pun pada "Syahadat Nicea", dengan ancaman
iitukan Ciereja ftiiuilltnuii), \~anum, Konsili Kalsedon, tahun 45 L
lenguhan "Svahadat Nicea". Kutukan terhadap Anus dihapuskan,
Naskah syahadat Konsili Kalsedon berasal dan konsili lokal di
i>nslantinopel tahun 381. Sebab, naskah edisi tahun 325 dianggap
Lidah tidak memadai untuk berhadapan dengan situasi haru, Ka-
mgan teolog Kristen ada yang menyebut bahwa naskah tahun 381
dalah penyempurnaan naskah tahun 325, tanpa mengorbankan di-
iplin teologisnya. Niaskah syahadat itu di kalangan sarjana disebut
Syahadat dan Nheea dan Konstantinopel" disingkal N-C. Nafkah
■yahadal N-C ini hingga sekarang rnasih menjadi naskah syahadat
penting dari kebanyakan Gereja Kristiani. Namun, pada Konsili To-
!t*dn III di Spanyol tahun 589, Gereja Barat melakukan tambahan
f rasa "dan Putra" (Filioej uc), pada penggal kalimat "dan akan Roh
Kudus -yang berasal dari Bapa". Penambahan itu dimaksudkan
untuk menekankan kedah i an dan kesetaraan antara Putra dengan
Bapa. Paus, vang mulanya menolak penambahan itu, akhirnya me-
nerima dan mendukungnya. Namun, Gereja Timur menalak, karena
melanggar Konsili Efesus. Penambahan ini kemudian menjadi pe-
nyebab utama terjadinya skisma-perpecahan --antara dua Gereja
[Barat dan Timur) pada ahad ke- 1 L Konsili Vatikan T I juga membuat
pembahan kecil pada Syahadat N-C. dengan mengganti kala pem-
buka "Aku percaya" menjadi "Kami percaya" v
The Pas s ion of the Chvist
Hingga 200-1, perdebatan seputar konsep teologi yang berpang-
kat pada konsep "ketuhanan" Yesus masih bisa disimak. Maraknya
kontroversi terhadap tilm garapan Mei Gibson berjudul The Pn^ion
af thi* Oirht pada awal 2004 menunjukkan, bagaimana konsep se-
putar masalah teologi Kristen ini masih menjadi kontroversi hebat.
Dalam teologi Kristen, peristiwa "penyaliban" (cnicifwwn) menjadi
faktor mendasar," namun perdebatan seputar "siapa yang menv
44 PjiiI lilin-, JnUm i"iir.'v?iiiirjri/ ( mmulij^ bahwa Ijjipj rt^urrutinu', m.ik.i l'tdak *Ma
tuFkrVK'n.ifl [Lwr.il p* Uni^n-poiui^.iJi gAmluir {(ij^u» |, rp J l^i |lkj rL^Li.JTL't'Lin(i dibuang, ji^-
9&v. liu riii.il jkan mi/intan lult &pa vnny; Ji*obut M'bapii Clirwnjntrv {IvY- caunol remrw*? a
(&iii*«nW \hv\ Ui-i>liAh|t^snii UbHkiJ 'rv>unvetiyn' And h-iiw Mi) Uiin^ u-hith ir. nAn^niiMbk"
bunuh Yesus" masih berlangsung hebat. Tihn Gib^nn mendasarkan
pada Lek> Bible, Yahudj-lah wini; harus bertanggung i t n\\ih terhadap
t e ibu n ulin ya Yesus, Vatikan sendiri membela film Gibson Llan me-
nyatakan, lilrn itu sudah sesuai dengan Perjanjian Baru Uh' Fti^ion
mengisahkan sebagian kehidupan Yesus. Tetapi film itu dinilai
menggambarkan bangsa Yahudi bertanggung jawab besar terhadap
Kematian ^csus. Paus menyatakan hlm itu sebagai h 'lt t> Hr- il iT<f>'\
karena ceritanya memang ban vak merujuk pada 77 jY .Wif Ti'-hnnmt.
\~amun, Nt'u^uwk edisi h> Februari 20(14 menulis bah w c\ justru Bible
itu sendi n yang boleh jadi merupakan sumber cen La vang problema-
tis (Bui t lir Bibir CtVi /v n problanatic *attrcr). Jika Paus menyatakan
tihn itu sesuai dengan apa adanya, sebagaimana paparan dalam
Bible, justru dalam film itu ditemukan berbagai pen v i m pangan dari
cerita versi Bible*
Dalam Perjanjian Baru, memang dikatakan bahwa Yahudi ber-
tanggung jawab terhadap pembunuhan Yesus. "Mengenai lnjd me-
reka adalah seteru Allah uleh karena kamu, tetapi mengenai pilihan
mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang (Roma,
11:23)/' Di antara Perjanjian Baru. Matius dan Yohancs dikenal pa-
ling bersikap bermusuhan (hostile) terhadap Judaisme Yahudi se-
cara kolektif dianggap bertanggung jawab terhadap penyaliban Ye-
sus, "Dan seluruh rakval itu menjawab: Biarlah darah-Nya ditang-
gungkan atas kami dan alas anak-anak kami (Matius, 27:2?)." Yahu-
di juga diidentikkan dengan kekuatan jahat. 'Iblislah vang menjadi
bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu
(Yohancs, 8:^4). L Sikap-sikap anti- Yahudi vang dikembangkan tokolv
lokoh Gereja kemudian adalah \ a riasi atau perluasan dan tuduhan-
tuduhan yang tercantum dalam InjiL
Namun, kontroversi seputar penyaliban Yesus ihi memang
terus berlangsung. John Dominic Crossan, profossor dalam Biblical
Studies di Do Pan I University Chicago, menulis sebuah buku bcriu-
dul Who KilL'ii ]i*<u> ? vang isinya membukukan bahwa pemahaman
hadisional terhadap terbunuhnya Yesus, vang digambarkan sebagai
perbuatan kaum Yahudi, sebagaimana dipaparkan dalam Perjanjian
a> y. hn.-lum kuil i Suh-riii:i \\\v [vsiinvdiun jeiJ \hli dc^Lhn \\vj t-nliru pi< htrr ' i Pit 1 1 1 toim*:.
Bayidii I Dan Kctagungarr Mefiujj Kemalian 53
Baru, bukan hanva salah, tetapi juga berbahaya. Ia juga mcittpcrta-
uakan berbagai persoalan teologis yang mendasar, seperti "benar-
kah Yesus mati unluk menebus dosa-dosa manusia?" Juga "apakah
manan kita sia-sia jika tidak ada kebangkitan lu Luth Yesus 7 "
"Penyaliban" dan "Kebangkitan" adalah doktrin pokok dalam
jlogi Kristen Namun, justru di birulah terjadi perdebatan seru di
kalangan teolog Kristen. John DnminicCrossan, menulis, bahwa ce-
Ha tentang kubur Yesus yang kosong adalah "satu cerita tentang
tebangkitan dan bukan kebangkitan itu sendiri" {Empti? tflnth &torirt
md phiftkal ttpiwirrmiy ^totu^urr prrffcih/ viilui parahku wprw&iug that
lith, nkin in tiwtr own icou hi fhe Cooii Stnmirihw $ton/ Thn/ ntvjhr u/r,
parahi^ of murn'Ction not th* r&aurririioH itietf), Cerita tentang Yesus,
Seperti tertera dalam Biblc, menurut Crossan, disusun sesuai dengan
kepentingan misi Krislen ketika itu. Termasuk cerita seputar penya-
liban dan kebangkitan Yesus. Itulah vang dibuktikan oleh Crossan
melalui bukunya tersebut-
Perdebatan seputar Yesus bahkan pernah menyentuh aspek
Vang lebih jauh lagi, yakni mempertan vakan, apakah sosok Yesus itu
benar-benar ada atau sekadar tokoh fiktil dan simbolik? Pendapat
seperti ini pernah d j ke mukakan oleh Arthur Drcws (1865-1935) dan
seorang pengikutnya Wiliiam Benjamin Snuth { 1 830- 1934 )> 4lt Bahkan,
perdebatan seputar Yesus itu kadang kala sampai menventuh aspek
moralitas Yesus sendiri dalam aspek seksual Marthin Luther sendiri
dilaporkan menyebutkan, bahwa Yesus berzina sebanyak tiga kali-
Amold L mm, dalam bukunya, rhc Kcvolt A$iiin$t Rmson, (London;
Eyre &z Spottiswoode, 1950), htm. 233, mencatat- "Weirner mengutip
sebuah paragraf dari th\ L Tubh'-Tirfk, di mana Luther menyatakan bah-
wa Wsus Kristus berzina sebanyak liga kah, pertama dengan se-
orang wanita di sumur, kedua dengan Mana Magdalcna, dan ketiga
dengan wanita pezina/" vang dilepasnya begitu saja, Jadi bahkan
Yesus Kristus yang begitu suci harus melakukan zina sebelum in
mati."
J "* I iI-liI Jfhn rVmiiw Oi^san. I'iVk- ktUfii )t**ii* \rw Yurk, I lflrjir*Cnlfin> PiiblMiiT*,
IWi, hltn 21K-2P
Bahkan, The Tiith**, edisi 2S Tuli 1967, mengutip ucapan Canon
Hugh Montcfiore, dalam konferensi tokoh-tokoh Gereja di CMord
tahun 1967;
"Para wanita adalah teman-temannya, namun yang dicintainya
adalah para laki-laki. Fakta yang mengejutkan adillah ia tidak
menikah, dan laki-laki y ari p tidak menikah biasanya punya sa-
lah satu dari hga alasan: mereka tidak mampu melakukannya;
tidak <id^ perempuan, atau mereka pada dasarnya homo-
seks.." 47
Perdebatan seputar Yesus memang tidak berkesudahan. Pada-
hal, di atas landasan 'Ketuhanan Yesus' inilah, teologi Kristen dite-
gakkan, Vada awal-awal kekristenan, mereka Ingin menonjolkan as-
pek ketulianan Yesus. Tetapi, teolog-teolog modern kemudian ingin
menonjolkan aspek kemanusiaan Yesus, mendekati gagasan Arius
yang dulu dikutuk Gereja. Menyimak perdebatan tentang Yesus
yang tiada henti itiu maka teolog Kristen seperti Groenen membuat
teori "pokoknya", bahwa meskipun pemikiran katun Kristen tentang
Yesus Kristus berbeda-beda, tetapi Yesus tetap tidak berubah. "Yesus
yang satu dan sama se|ak awal diwartakan dan—menurut keyakinan
Kristen harus diwartakan- "sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8) dan
"sampai ke akhir, zaman" (Matius 28:20) kepada "segala makhluk"
(Markus 16:15)". Menurut Groenen, iman memang membutuhkan
pemahaman (/SA*t> (jutifTm* nttt'IIi'ctinu), tetapi iman mesti mendahu-
lui pemahaman dan selalu melampaui pemahaman. Teologi, kristo-
logi, hanyalah sarana Kristologi tidak membicarakan Yesus Kristus
itu sendiri, tetapi pikiran orang tentang Yesus."*
Memang, persoalannya bukan pada din Yesus— yang memang
hakikatnya tidak tergantung pada pemahaman manusia. Tetapi,
yang jadi masalah bagi manusia adalah bagaimana memahami
Yesus, Benarkah atau salahkah pemahamannya. Tuhan sendiri pada
hakikatnya adalah Tuhan, Tidak berubah hakikat-Nva, apa pun pe-
mahaman manusia tentang Dia, Tetapi, bagaimana manusia mema-
47 Lih.il, MuhiiTTiiTmri Miisttata il-A'^Jwmi Tfic Histvnt u/ T7v Q\\nin\v IHt /h «m Rrtw-
Acad™j\2lXH),hlm W
Bagjan I Dati Kebingungan Mfinu|u Kematian 55
hamiTuhan, di situlah masalahnya. Jika pemahamannya salah, maka
ui pun menjadi salah, baik dalam pemikiran maupun tindakan.
Argumentasi Groenen semacam ini tentu sulit dipahami oleh
kalangan teolog yang sejak dahulu kala berusaha merumuskan pe-
mahaman tentang Yesus, namun tidak pernah mencapai titik temu.
Kepelikan itu bisa dipahami, menumpat Yesus sendiri tidak pernah
menyatakan, bahwa dia adalah Tuhan Paul Young mencatat bahwa
meluruh penulis Perjanjian Baru menekankan hakikat kemanusiaan
Yesus. Ia lapar, haus, dan lelah, sebagaimana manusia lainnya. Ia
juga punya emosi, bisa sedih dan senang, Tetapi, beratus tahun ke-
mudian, Yesus dirumuskan dan disembah sebadai Tuhan. "Yesus ini,
seorang manusia asli. menjadi fokus peribadatan Kristen. Bentuk pe-
ribadatan vang sangat berbeda dengan agama-agama besar dunia
yang lain/' tulis Young. Tentang kepelikan seputar ''misteri Yesus",
Mark Twain membuat sindiran: "Bukan bagian-bagian Bibte yang
tak bisa kupahami yang membualku resah, melainkan justru bagian-
bagian Biblo vang bisa kupahami-"**
Problem teologis Kristen, problem tek? Bible. dan juga penga-
laman Barat yang traumatis terhadap hegemoni Gereja selama ratus-
an tahun telah membentuk sikap traumatis' mereka terhadap Kris-
ten. Cara pandang terhadap agama vang lahir dari peradaban Barat
adalah konsep yang traumatis terhadap agama- Dari sinilah muncul
paham sekularisasi-yang meskipun iidak membunuh agama, tetapi
menempatkan agama pada pojok kehidupan yang sempit. Agama
ditempatkan dalam wilayah personal dan membatasi wilayah ke*
kuasaan mereka. Tak hanya itu, mereka |uga melakukan proses libe-
ralisasi dan dekonstruksi besar-besaran terhadap berbagai doktrin
Kristen Dalam bidang sosial- pol i H k mereka lahirkan konsep seku-
larisme yang menemukan aplikasi penting pasca Revolusi Prancis,
1789. Dalam bidang Teologi, mereka mengembangkan konsep Teo-
logi I n kl lisi f dan Pluralis vang menolak klaim Kristen sebagai satu-
satunva agama vang benar (t'.vtravcrh'siam mtlla fa!u>). Dalam bidang
organisasi keagamaan, mereka menghantam konsep "fonnrtl trligioit"
dan mengembangkan konsep agama sebagai aktivitas. Dalam
bidang kajian Kitab Suci, mereka mengembangkan 'hermeneutika'
*** Pilui Yiuj|\^. OlI'Ntufi'iJu, htm 1 ?- 1*1,
yang meudekonstruksi konsep Bibit 1 sebagai "T7?i* Word of iruii" \dri
Vcrhum) dan mengembangkan metode tmtnrwi?! cntichm terhadap
Bihle
Melalui dominasi dan hegemoninya, Barat berusaha mengglo-
balkan konsep-konsep keilmuan dalam berbagai bidang, tt*nrui$uk
dalam bidang pemikiran feljmnu Proses liberalisasi dan sekularisasi
di berbagai bidang vang terjadi di dunia Islam tidak lain ada la h ba-
gian dari globalisasi vang berangkat dari pengalaman dan realitas
Barat dengan berbadai unsur yang membentuknya, seperti tradisi
Judoo-Cliristian, tradisi Yunani, dan unsur-unsur suku-suku bangsa
Eropa. Sebagai satu peradaban besar yang masih eksis hingga kini.
Islam memiliki banyak perbedaan fundamental dengan peradaban
Barat,
Jika perbedaan konsepsi dan sejarah antara teologi Kristen de-
ngan Islam, benar-benar dikaji secara cermat, seyogyanya tidak perlu
ada kalangan Muslim yang latah menyebarkan paham sekularisme,
pluralisme agama, metode kajian Bible untuk AbQur an dan >eba-
gnmya. Penjiplakan yangmemhahi buta terhadap tradisi Kristen- Ya -
hudi-hanya karena terpesona oleh kemajuan tisik peradaban Barat-
bisa dikatakan sama dengan upaya bunuh diri (masuk ke lubang
biawak) bagi Islam. Jika peradaban Barat kemudian mengembang-
kan dan memaksakan paham destruktif terhadap agama ini agar
dianut oleh pemeluk agama-agama yang latn, dapatlah dimaklumi,
Sebab, peradaban Barat pada hakikatnya memang "emoh agama"
atau "anli-agama". Muhammad Asa d {Leopold Weiss) mencatat,
Peradaban Barat modem hanya mengakui penyerahan manusia ke-
pada tuntutan-tuntutan ekonomi, sosial, dan kebangsaan. Tuhannya
yang sebenarnya bukanlah kebahagiaan spiritual melainkan ke-
enakan, kenikmatan duniawi. Mereka mewarisi watak nafsu untuk
berkuasa Liari peradaban Romawi Kuno, Konsep "keadilan" bagi
Romawi, adalah "keadilan" bagi orang-orang Romawi saja. Sikap
semacam itu hanya mungkin terjadi dalam peradaban yang ber-
dasarkan pada konsepsi hidup yang sama sekali materialistik A.-iad
menilai, sumbangan agama Kristen terhadap peradaban Barat sa-
ngatlah kecil. Bahkan, saripati peradaban Barat itu sendiri sebenar-
nya 'irreligious^ fa menulis, "-jadi karakteristik Peradaban Barat
modern, tidak bi£*1 diterima baik oleh Kristen maupun oleh Islam
Babari J Dan Kebingungan Mbiilijm KiiiiiHiraii 57
tu uk-h Agam» lainnwi. karena inti sejati peradaban i lu bersifat
gnt inriitfiti> („„so chciractcristic u t mudam Western Civiluation, j s
unaccepLable w Chr&stiaruty as il is lo Islam or any olher rcligioa
cause it js irrolipioiLs in i t> very issscrtcc)." so
Karena i Ku sungguh sulit dipahami dengan akal sehat/ jika
*\invak CLTideki.iuMn Mu>hm vang latah dan ikut-ikutan perilaku
Barat dalam "membunuh agama" mereka. Jik ( i mereka "masuk kr
htbiin^ h i awak", mengapa kaum Muslim harus mengikuti mereka?
* + +
98 Mutan inud A*ad, \^h»i ot rv O^r^JiLs i kiuLi I un^pur; TIu' Othcr Triissj, htm 2h-
i Edisi pertatw h u ku mu dui'tafc, Ulun i H34 i*Mi AMt.il PiiMur j tnin% EMhi and 1 jIhmv
Perselingkuhan dengan Zionisme
"Ifyoit mil it> st is no dream
Theodnre Herzl, Pendiri Gerakan Zionisme
Zionisme dan Penentangnya
Salah satu masalah pelik yang dihadapi dunia internasional
saat mi adalah masalah Israel dan Palestina. Mahathir Mohammad,
bekas perdana menteri Malaysia, pernah menyatakan bahwa Pales-
tina adalah kunci perdamaian dunia. Dewasa ini, politik hubungan
internasional dunia banyak dipengaruhi oleh persekutuan Zionis
Yahudi, Kristen fundamentalis, dan intelektual neo-konservatif di
Amerika Serikat dalam mem perjuangan dan membela kepentingan
Isra eh Negara Israel saat ini adalah buah dari perjuangan ideologi
yang disebut sebagai "Zionisme". Sukses Zionisme adalah bnab per*
sekuiuan—tebth tepat disebut sebagai perselingkuhan antara kaum
Zionis Yahudi dengan imperialisme Barat. Kini, muncul kelompok
Kristen fundamentalis di AS yang mendukung penguasaan Israel
atas Palestina dengan merujuk pada ayat-ayat Bible,
Zionisme lusa dikatakan sah\ ideologi sekular vang sangat dra-
matis dan sukses mencapai tujuannya di abad ke-20. Berangkat dari
rumusan sederhana terhadap kondLsi riil fenomena "anti-semitism"
58 Wajah Peradaban Baiai
Batuan I Dan Kettinonngan Menuju Kcrnahan 59
;bih tepat: Aiitt~feu\<V di Eropa, ideologi int disusun dengan sasar-
- jela*: membentuk sebuah negara Yahudi. Dalam tempo 50 tahun,
■eiak Kongres /ion i? Pertama, tahun 1897, negara \ahudi-~yang di-
ri nama lsrael~itu berdiri pada 14 Mei 1948, Menghadapi berbagai
ninda^an atas Yahudi di F rupa, kalangan Yahudi ketika itu terbe-
lah meniadi dua, Sal u berpikiran, "asimilasi" dengan masyarakat
; risten Eropa- Amerika adalah cara yang tepat untu k mengatasi pro
*ma itu. Pikiran lain adalah Zionisme politik, yang berpendapat
bahwa madalah Yahudi hanya bisa diselesaikan dengan mendirikan
■buah negara khusus untuk kaum Yahudi
Dalam pandangan Yahudi, istilah Zionisme dinisbahkan kepa-
da sebuah bukit bernama Zion di Jerusalem. Istilah Ltu kemudian
lentik dengan Jerusalem itu sendiri. Mazmur SI: 12, menyebutkan:
&eniitizwutli)h b<i$i luhmi i/ihi^ bersemayam di Sifon." Alkitab terbitan
J tahun 200(1, menggunakan istilah H '5iun" untuk "Zion". Dalam
>:Jtii.*m f PilkingLon mencatat, bahwa setelah Kmg David menakluk-
* t in J e rusa lem dan menjadikannya sebagai ibu kota kerajaannya,
makajerusatem memiliki signifikansi khusus. Sejak itu seluruh upa-
: F a kurban d [sentralkan di |enrsalem. "Mount Zion "--nama salah
>atu bukit di J erusa lem- kemudian identik dengan nama Kota itu
!an juga seluruh vdJavah yang disebut Yahudi sebagai E re t z Ytsmel
iLiud of Uracl).
Bagi Yahudi, istilah Zion memang mengandung makna religi-
us, dan memiliki akar sejarah yang panjang. Di sinilah nanti akan
terlihat, bagaimana lihainya kaum Zionis yang sebenarnya sekuler,
1 Intilah \\nti-Sy Tf mh?w mulai dimunculkan tahun 187^ oleh agilalur anU-faKS, Wilhi'lm
Marr, dalam rangka k^mpdhU' .m ti- Yahud i eti EropA Istilah ini krmudtan digunakan Midr,i
umum antuk menggambarkan &e^afo bentuk p^nv^raugan dan penindasan hffrtftfop Yahudi
--= panjang sejarah- Sikap a [i ti- Yahud i di Eropa bisa ditelusuri dalam Nrtt'Trslnffliml Malius Jan
h_arit.*> dikenai paim^ 'te-'i/i* lurhadav luJtiisiru: Yahudi :&*c^ra kolektif dianggap bu ria n g-
,.:ng jawiih U'i'iiaJap pt-twahbiin |c ,j -lis 'Pna ^chinth mki/nt itu iit£ttjiUW& *'Hifir/Ah tfolrtth timi
'"ttfifiitu^m i s r *t r= Lwu im;7 iiiti* iiihiA-muik toijjif/ \ Mahus, 27:25). Yahudi ;n^a di identikkan dc*-
-^ari kekuatan |ahat TlWt.^m wi^ nwmntt bn^iuw linu kamit tiran rncliikukiw knti$iiiiin-ktimzwtm
\mu." i^tlwiws, 3:44 Sikap tokuh-r-.ikoh L7t'ru|a ht-rikutnya, merupakan penjabaran dari
■Sn» T^V?m\??r mi P-id.T 17 hih lio?, hanva dua hului >otclah pruyian^kalaimva. I\ujk Pmilus
, |V f menguarkan dokumen < Pt\tmi Bull i LiiMiiama C inti mim* fih$vrtiu?n V*np namakan kari, pai a
pembimijJikrbnli^ \aitn kaum Yahudi, pada hakikatnya adalah hudak ilnn s^haru-an a diprr
ikutan ivba^ai budak 1 1 thal £"■' ^< J -fii\\Jm FiuMiui VW. 2: f'u'tt'r du Hijaa. I7,rrr> y/ Cftrfcjtf Tfrr
ijSjit'i 1 * f/V .".ZiiTUf. 'i nrulnit BaiiLim Fn/s?. 1^1 L h Itu 2l^-2ti l >
menggunakan istilah "Zlgnisme" untuk menamai gerakan Tncn?kfl r
sehingga mampu menarik banyak dukungan mang Yahudi Maz-
mur 137: ] menyebutkan, 'Di tspi suugni-^tm^u Btibt 1 !. di ^annltili kita
duduk ZAtitbi! nu*ittui$i> t npahila kita men^iu^l >\tm" Avat Mazmur ini
menggambarkan kerinduan Yahudi vang berada dalam pembuang-
an di Babylon untuk kembali ke Zion, Jcc Jerusa'lem, Ycsaya51: 3 dan
52; 1-3 menggambarkan kur iri dua n dan semandat untuk kembali ke
SiofL Yesava 52: 1-2 menyebutkan,
"Terjagalah, terjagalah! Kenakanlah kekuatanmu seperti pakai-
an, hai Sion' Kenakanlah pakaian kehor matanmu, haj Yerusa-
lem, kota yang kudus! Sehah tidak seorang pun vang tak bersu-
nat atau vang najis akan masuk lagi ke dalammu. Kehaskanlah
debu dari padamu, bangunlah hai Yerusalem vang tertawan.
Tanggalkanlah ikatan-ikatan dan lehermu hai Pulen Sion yang
tertawan,"
Tampak bahwa istilah 'Zionisme', digunakan dalam kerangka
kepercayaan dan harapan ini Orang-orang Yahudi yanp sedang di-
usir dan dianiaya di Eropa, kemudian, duden tikkan dengan knndisi
Yahudi vang berada dalam pengusiran di Mabvlon. setelah Kota me-
reka dihancurkan oleh Nebuchadnez^ar pada 5&6 SM :
Respon keagamaan di ka-
langan Yahudi terhadap Zionis-
me dan negara Israel memiliki
banyak varian. Pertama kelonv
pnk penentang keras Zionisme,
seperti t$w tlrtrcdim Merumit
dan S'iiturt'i K<irt;i. Kelompok
1 Iaredim memandang bahwa ta-
nah Israel memang dijanjikan
Tuhan buat mereka. Dan tanah
itu dicabut oleh Tuhan dan mereka disebabkan karena ketidak-
percayaan Yahudi sendiri terhadap perjanjian dengan Tuhan- Jika
Yahudi menaati Taurat, kata mereka, maka Tuhan akan mengem-
balikan tanah itu kepada Yahudi Usaha apa pun untuk inemper-
1
Gerakan Natu^ei Karia
- rilkinj;toJi, finm^ LiTidun ILsdJif l faatlbiu* l Id . f niidun, 2jjli1'., hJm. 2 1 1.
Bagian I Dari Kebingungan Menuju Kenanan 61
)L penempatan Yahudi di "tanah \Mn^ dijanjikan" adalah suatu
idaksabaran atas juinji Tuhan. Kelompok keras lain yang meneiv
, Zionisme adalah NtitiHYi Kartu, yang menganggap negara Israel
aga i produk tlari "Zionisme Lak bertuhan" [godkss Ziotibm). Na-
'Niituiri ktiitti" diambil dan bahasa Ararnaic (Inggris: Guardian^
*the c/f v), adalah kelompok anti-Zionis, ultra-ortodoks, yang tidak
engakui negara Israel dan secara konsisten menentang negara Ya-
idi Ini, Kelompok ini mendukung perjuangan Palestina dan me~
lyerukan internasionalisasi Kota Jenisalem. Ajaran Naturei K a ria
ig menolak negara Israel, didasarkan pada Talmud (ketuhot 11] a),
tg menyebutkan adanya perintah Tuhan untuk tidak: (1) menggu-
nakan kekerapan ' dalam mengembalikan massa ke iand o f Israel' (2)
«lakukan pemberontakan terhadap bangsa dimana Yahudi terse-
irdan (3) mengambil inisiatif dalam mempercepat datangnya Mes-
skh secara prematur Intinya, kelompok Yahudi seperti Na t u re j Kar-
fca ini memandang bahwa Zionisme lelah mengubah konsep orisinal
dari Tlw protni<t\i laini ke dalam bentuk konsep " nasional isme '\ di
mana tanah dan bahasa Hebrew memungkinkan mereka menjadi
Yahudi tanpa Tuhan, {toh' fcivs ivithoni Goii). A
Kedua kutub agama yang berlawanan dengan kelompok I [a-
redim atau Witnrei Karta, seperti Giw/i Kmunhn (hhck of t h? faitliful).
1 Adabb tLU'iunk LinlLtk mcfici'rhTdli fofcta-fftkta seputar hubungan tokoh-tokoh Zionis
dengan Kjfl N'rnMn r^lambukiniyn, Zu^^i^t /ilWflfjp'i? n*t/'l tfifti &Crtfti\ny t K a ri- 1 * C J ubi*. scwJri^;
jttstravv-m Uan ficJAM tv*m Injyjns mwicatal ban\ak data ^piitar jftj, d<*ri «iurnbrr-^urnbcf V*n-
htuli. Para loka h Zionis. ftebofiamva mi/l akukan kena sama n m u kolaborasi dengan Na^i
Jerman untuk nifni^irmj; imigran Yahudi ke Pak^iuu Ndu^ai Lonieh r tahun W32. imigran
Yahudi jtTiujn vanjj ^' l^lf^lnM bi*rjimiUh^U)Woranj; Tfthun l*33ii*lctjih Mitk-r bt-rkuaha.
Jumlahnya merqadi ll.titm oranj;, TzhiA\ L 93-1 menjadi *LkGO); tahun i 935, M (N 1(1 Tahun J 531,
hanya ada 17*1 <MfMMn^ Yahudi J i Palestina, brlapl uTimi \93& jumlah h u rm-mn^kat mrnjadt
44^457 Murtunrt GluhU (lafa-tliita k-putat taft|#U'i:ii£i 2jKtnb>-Na/i Jerman sangsi melimpah
Tetapi, antfhrtya, takla-takla mi kurang diketahui, k-nnaMik rtk*h maftVaMkal Yahudi sendiri
GLubb m l' n -a La t pada akJiir hukum- a. 'ThefiiiistoTyo/the jvit m qf Ziamsm rfunn$ tht Hitiir prn&d
ii t-titi iRrt H'uii 'u i'\ :i-"i, 'lot \>*uy ■*«u ,, i£ rV utWJ ii\ U\rgt bui iihc tumiif, Uk foirt'sfr i&nmumu&
ha* Wtvt rjn-.'iHif/fl', :s i^Jilii/ipii &fthxi* tin.-fiiufiii Uit Ziatunt mjivmwjt ha* k v/? /ji 1/r^ ar^ ofprajia-
ganJa LihM. rarii Clubb. Z; jip/^r ^vwUp'is rci^i W^-; Grmuiiw, [ W\v Vbrk: Now World fhtv*&,
■* £>!'« K'TVU & GMlS <[^ f > in mi / 'd* LivrrrmiVi^ uu,/ KiFrlft - * l/ ^riir(", 1^ uh «radu: Wi-slvlew
Pjx^, I^7i hlm Z^; &iji Cahn-Sborb^k. Vf iW* J^^jji^. ^LonJim, MaftiuJan Pcpss I ld |1»Al
hlin Hl: MkJwl Twr\\ Rw»,** < Cifuit'L* kiAtmn, iChkap* Fit/jLi) LVarburn ^ibli>luT>. 2fHKP) P
lilm 451 nikin^con.M/wi?i?7. hlm, 24*1-21« I
Kelompok ini memberikan biaya kepada para pemukim Yahudi di
Tepi Barat, selelah kemenangan Israel dalam Perang tahun 1967. Me-
reka menyatakan bahwa mereka kembali ke area teri u n t u untuk
mempromosikan kehidupan Yahudi, Menurut mereka, cara im akan
mempercepat kedatangan sang Messiah. Antara kedua kutub itu
ada kelompok-kelompok Yahudi yang memberikan dukungan ke-
pada negara Israel, tetapi tidak melihatnva dari sudut keagamaan,
Pendirian negara Israel, menurut mereka, bukanlah tanda-tanda
akan d a tangnya Sang Messinh* Namun, mereka mendukun y pemu-
kiman Yahudi dan menentang pengembalian wilayah itu kepada
Palestina. Di antara kelompok tengah ini adalah apa yang disebut
sebagai "mainj>trearn rcligious Zionis ts". Salah satu tokohnya. Rabbi
Mei mori (187?- 1962) menyatakan, "Negara Ibrani harus didirikan
dan dijalankan sesuai prinsip A gania Ibrani, yakni Torali Israel, Ke-
yakinan kita .Hiulah jelas: sejauh yang kita. para penduduk, mema-
haminya, agama dan negara saling membutuhkan satu sama Lain." 5
Kutub agama lain yang sangat keras dalam klaim keagamaan, misal-
nya, diwakili oleh kelompok J&ach, bentukan Rabbi Mei r Kahane,
Kelnmpnk ini sangat terkenal ketika seorang aktivisnya, Yigal Amir,
membunuh Yit7ak Rabi n, pada 4 November 1995/
Pada kenyataannya, istilah "Jewish State" memang menunjuk-
kan, negara Israel merupakan negara yang rasialis. Identifikasi ke-
Yahud i -an (frre^Juk'yss) ditentukan tahun 1^00954 dalam cara vang
sama dengan definisi Hitler (dan berbagai ideologi atau kelompok
anii-SemitLsmc) lainnya, yaitu siapa saja yang memiliki "darah Ya-
hudi". Tahun 1970, the La w o f Re ha m diubah, dengan mende-
finsikan Yahudi sebagai "orang yang dilahirkan dari ibu Yahudi,
* Pilkin^lon. Jiufoitm, iiJin 2-H-250.
* YlpAl Amir^daioh nidluisisnj* LWvrsito* Har Mau dfth aklivh kylyinp^k SaV^p kanan
Fyal, srhunli kelompok RJris luTa> vai%£ mvn^ikuti ajnran Mlhf kjhwuw "Sa\a bt'rtindak
Mftrtdiri rtt*is pi'Mitl.ih Tuhan, dan ^<i\a tidak m£TTtv«SiU*" mfflp Amit, i^tt'lah nw^ombak Rabiii.
/•mi r miHi-.ikili ekMrimw» Yahudi ^^^^ mcut'utan^ pww era I ia n \± ifovjh Tepi friral ke Prtiustind
ScsuaL ajarart KahLu Mtir KahaiiL-, Tepi R^r-it nimipaLm nih iian Fnrl/ Israel yang Midah di
j.injikan \i\vh Tuhan d.in khiiMj?* (J iprruiUukkiin b.i^i bangsa Yahudi Kelika knnpil di pv-
n^idiLm, Amir iiii-iii'ptakati, "Sirluruli * 1 mi^ Israel mt'T\*.ttii piinhumihvm Ralim ,L KvmaMnn
(tahui Jiralapi nleli rihuan wu^a Israel Toljpi. war^a PaTi'stinj vai\£ menghuni kamp
li-n^ni^i di Ldi.inuM mni.iri-nrtK dan (TifnfintMkkansinmp.nl Leiidau — seki^ai tanda^Likn
t i l n- Lh'^lUi mendonor kemaUan ^ Llyak Kabin iRi-^ubtikii, p K^'t'rtlbt'f t^Sl
taitg Zionisme ini beralasan bahwa judaisme adalah agama, dan isu-
kan satu bangsa {Jmiaisui r^h n rchgion. not a tuiiion). Sebagian besar
Yahudi religius yang mengunjungi Jerusalem sebelum para Zionis,
]ttga memandang, bahwa sua ha negara seknlar dan demokratis bagi
Yahudi adalah satu 'anathema', atau barang hara m. Pada tahun 1681,
para rabhi Yahudi di ) e rusa lem mengecam para pendatang Zionis
dan menyebut mereka sebagai "para pendatang agresi! vang mence-
mari tanah ini (fnnrS^vsscvs wiio pojlttti* titi* /airi/} 1 *. Para penentang
Zionisme mi juga menyatakan bahwa negara /tonis di Jerusalem
akan men-desakralisasikan kesucian J cm salem."'
I "heodore liur/ I
Idclogi Zionis modern ~\\in.£ berujung pada pendirian negara
Yahudi Israel, tidak dapat dilepaskan dari nama Thendore ilerzl.
Tokoh 7ionis ini lahir pada 2 Mei IS60 di Pesla (tahun 1872, berubah
nama menjadi EJudapesl), Ilungaria dan meninggal 3 Juli 1904 di
Austria, la sering dijuluki sebagai "the father dJ moLlem Ziunism".
Ayahnya, Jacob, seorang bankir dan bjsnisman vang sukses. Dua
saudaranya pindah menjadi Kristen. Di masa kecilnya, ia sempat
sekolah agama Yahudi, Umur 9 tahun, ia masuk sekolah teknik. Tapi,
selama empat tahun, ller/J lebih berminat mempelajari ilmu-ilmu
humanitariarL Bakat menulisnya sudah tampak sejak duduk di sr-
comitmfscltool. Ketika itu ki sudah menulis ailikel tentang politik di
mingguan Li'ftff^ yang terbit di Vienna. Juga menulis sejumlah resen-
si buku uni u k Ms( Jurnal. Terakhir, ia mengambil kuliah hukum di
Vhium's tmv of School dan menyelesaikan sarjana hukumnya tahun
1884. Perkawinannya dengan Julie Naschauer, putri seorang juta-
wan Yahudi, tidak sukses, dan sempat mempunyai tiga anak. Tahun
1891, ia menerima penugasan dari koran Nate Freitr Pn\<st\ sebagai
koresponden di Paris. Inilah yang kemudian mengubah sejarah hi-
dupnva. Tahun 1SSU, Iler/l meliput pengadilan terhadap Kapten
AltYed Dreyi'us, seorang Yahudi yang dituduh melakukan kegiatan
mata-mata. Di sinilah I lerzl melihat merebaknya semangat anti-Ya-
budi. Kasus Dreyfus ini telah mengubah pendapatnya. Jika sebelum
1,1 Ro^i-r FricdKiiid and RidurJ J kvt, T$ Kuis Jmutnlpm. (Ni'wYnrk CiimbriU^t'Uiiivwbi'ty
Pn-vs iv9hj. Mm Ih-IS
Bag/an f Dan kebuguNgitri Menuju Kemalian 135
itu ia percaya padd teori "asimilasi" untuk penyelesaian masalah Ya-
hud L cnaJta sejak itu, Hcr^l memandang perlunya ada sebuah "nega-
ra Yahudi" untuk menyelesaikan masalah Yahudi. Tahun 18%, di-
tulisnya gagasannya itu dalam pan fit* t berjudul "Der Juden^taat" (/1
/iTif^/r SfcTffO' Hcrzl tampaknya sangat agresi]. Setahun kemudian.
1897, meskipun menghadapi banyak tantangan, dia sudah menye-
lenggarakan Kongres /ioni s Pertama. O r a n g ini uli kenal sangat aktif
Selam membentuk organisasi dan menulis, ia juga aktif melobi pe-
mimpin-pemimpin dan tokoh-tokoh politik ketika itu, seperti Kaisar
Jerman Wilhelm El, Menteri- menteri Rusia Seperti Cium l Sergei Yu-
lievich dan Vyacheslav Plmt 1 , Paus Plus X, Menteri-menteri Inggris,
seperti Nievdle Chamherlain, Dflrvid Lyord Georjje, Arthur Bali nur,
Suitan Abdulhamid II, dan Ra|a ha ha Victor RmanueJ [11. Catatan
hariannya yang terkenal selelah Kongres Zionis h adalah: "..Saya
telah mendirikan negara Yahudi, jika aku menga t Akunnya liari ini.
aku ak^n ditertawakan oleh seluruh alam semesta. Dalam waktu li-
ma tahun, mungkin, dan dalam waktu hma puluh rahim pasti, setiap
orang akan menyaksikannya." Kemudian, negara Lsrael didirikan 14
Mei 1^48. 50 tahun 3 bulan, setelah catatan harian Hcral tersehut.
Tahun 19112, ia sempat menulis novel berjudul Altiwuktuii [OM'ih f w
Lvtii. 1941 ) v Yang membawa pesan. "Jika kau menginginkannya, itu
bukan mimpi (ttt/ou zpill //, it r> noiimim)"^
1 ler/l bisa dikatakan 5c-
orang penulis skenario, sutra-
dara, sekaligus aktor penting
dalam gerakan Zionis. Renca-
nanya untuk menyelenggara-
kan Kongres Zionis Pertama di
Munich berhasil digagalkan
oleh Yahudi Jerman, tetapi ia
tidak putus asa, dan memin-
dahkan KonereS ke I3asel, Tncodorg hem ^r. kawaivkawan rJnJRfn
kontes Z)Qft\&
Swls^. Sesaat sebelum Kongres
itu dimulai, para rabbi Yahudi Ortodoks di Jerman mengeluarkan
11 IV.iiik. \ T Mai^iII u-ji. L>MTfj"L7r^ .tf Wjrkt Hip$ftipltit+ (ChkM^t* Fiiyms oVarhorii Pub-
pernvataan F "Usaha-usaha Jari apa vang disehul kaum Zionis untuk
mendirikan sebuah negara bangsa Yahudi di Palestina bertentangan
dengan janji-janji Mes* ia h J u d a isme." Namun, meskipun seorang
Yahudi sekular, Herzl mencoba tidak berbenturan dengan Yahudi
religius, agar mendapat dukungan vang lebih luas. Pada Kongres
Zionis kedua dibuatlah kepuUisan. "Zionisme tidak akan melaku-
kan tindakan apapun yang bertentangan dengan perintah-perintah
agama Yahudi/' 12
Namun, tak La di lapangan kemudian lebih berpihak kepada
Zionis. Mereka terbukti lebih mendominasi politik Yahudi dan bc-
kerjasama dengan kekuatan Harat untuk mendirikan dan memperta-
hankan negara Israel- Sejak berdirinya, 1948* hingga sekarang, poli-
tik Israel tetap didominasi kaum sekuler baik sekuler kanan (Likud)
maupun sekuler kiri (Buruh). Sejak pemilu pertama, 1949 P kelompok
Bn nih yang berideologi kiri-sekular sudah mendominasi perpolitik-
an Israel. Pada pemilu 19W itu, dua partai kelompok Buruh, Mapai
dan Mapam, meraih h S kursi dari 120 kursi vang diperebutkan di
Knesset (Parlemen Israel). Mapai didirikan oleh BemGurinn, tokoh
Zionis yang mewarisi kepemimpinan Herzl di World Zhmst Orguni-
Ziitwn (WZO), Dominasi Bu nih itu berlangsung sampai pemilu 1977,
selelah dikalahkan oleh Likud. 1
Di tangan \ahudi sekuler vang mendominasi pemerintahan
Israel itulah, Israel masih (cm s menduduki wilayah Palestina dan
melestarikan pengusiran bangsa Palestina dari tanah airnya. Hingga
kini, sekitar 3,9 juta bangsa Palestina masih ten^ hidup dalam pe-
ngungsian. Kondisi ini telah menjadi sumber penting lemp tanya
konflik-konflik internasional, khususnya antara Muslim dengan
Yahudi, apalagi sejak naiknya loknh Partai sekuler kanan, Likud,
Ariel Sharon ke puncak kekuasaan eksekutif Israel dalam pemilu 6
Februari 200 L Israel memang dipandang oleh banyak pengamat le-
lah mencapai puncak ortodoksinya.
Di tengah arus menguatnya ortodoksi di kalangan Yahudi,
muncul pula dukungan terhadap Zionis Israel dari kalangan kelom-
pok Kristen fundamentalis. Mereka menggunakan legitimasi ayat-
11 Ruj*lt FriiTltjrKl and Ruhiird Htvt, T<j Rtttc k'ntstitat;, h Ini P?
Bagian I Dan Kebingungan Manu|u Kematian 67
ayal Bible dalam mendukung Israel. Kalangan Kristen ini mem-
benarkan hak historis Israel atas Palestina dengan menggunakan
dalil Bible, Kitab Kejadian 12:3 :
"Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau,
dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan oleh-
mu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
Hingga kini, sikap Kristen fundamentalis* 4 ini masih sejalan de-
ngan kepentingan pragmati^imperialistik Barat. Kata Roger Cara u-
dy: "Sebenarnya Israel bukan sa]a mem pakan perwakilan bagi ke-
pentingan kolektif kolonialisme Barat di Timur Tengah— khususnya
Amerika Senkat— melainkan |uga sebagai keping utama data m hu-
bungan antarkekuatan pada percaturan politik dunia, 13
Respons U ls mani dan Infiltrasi Zionis
Menelaah respon Muslim terhadap Zionisme bisa dilihat dalam
kasus respon Turki Utsmani. Pada periode inilah, Zionisme menca-
pai saat-saat yang paling menentukan dalam mewujudkan gagasan-
nya, Zionisme Yang bertujuan mendirikan negara Yahudi di Pales-
tina, tidak mungkin terwujud tanpa mendapat restu atau merampas
wilayah itu dan kekuasaan Utsmam. Hubungan Turki Ulsmani dan
Yahudi Lelah mendapatkan kajian yang sangat luas di berbagai du-
nia saat mi. Dalam sejarahnya yang panjang, 633 tahun (1289-1922),
Utsmam mencatat sqarah yang manis perlindungan terhadap Yahu-
di. Selama lebih dan 500 tahun. Utsmani menjadi "surga" bagi pe-
ngungsi Yahudi yang diusir dan dibantai oleh Kaum Kristen Eropa.
Namun, keharmonisan itu berakhir menyusul kemunculan gerakan
Zionis Yahudi pada abad ke- 19.
Mulanya, gerakan Zionis berharap mendapatkan wilayah Pa-
lestina secara sukarela dari penguasa U temani, yang ketika itu di-
pimpin Sultan Abdul Harnid II (memerintah; 1 876- 1909). Tak lama
34 kt*Uimpnk KriftkTL Eund^mt'ntjJis AS dilenai sl4>A£Ai Kuslrn Savnp Km™ n [Thf jVcW
OriiiiiUT Ri{htyCR\ t mu 'a i dikenal pada nkhir l^TTJart Gasakan hjndarrtf'nlalis Kripton ber-
akar pada " ^pir+K ii»1 iHstn^fls, ,ii PrQtti!#fUtim~ dan bertujuan imluk mendirikan a^ama Kristen
IradJM'inai mUi^/h ki-kn^tan $i urunan dj.Jam H-iuruh a^vk^tsunj ki.'ma;*vtfrakdtirv termasuk
politik. LJL\ai h T*e-Wr BrytNr, Rffijti&n m\ J C*iMltf}\z*riinti, (I tin^sri ^ACF PiiMiCiitionsi 1"W-U> hlm
1U-121
13
setelah menerbitkan bukunya, Dir ftuh'\r<tih\t. Eler/l mengunjungi
Istambul, bertemu Perdana Menteri Utsmani dan mempresentasikan
rencana pendirian Palestina sebagai tanah air kaum Yahudi- ta me-
nawarkan bantuan untuk melunasi u tang negara Utsmn.nL Tak ha-
nya itu, Ilerzl jtvga melakukan k>bi melalui Kaisar Austria Wilhclm
U, yang memiliki hubungan baik dengan Sultan Abdul ILirrud II.
Kaisar setuju dengan gagasan Heivt ^Un merekomendasikan renca-
na Herzl kepada Sultan Dalam sebuah surai yang dikirimkan kepa-
da pamannva. Kaisar menulis,
"Saya percaya pendudukan Tanah Suci oleh orang-orang kaya
dan industrialis akan membawa kesejahteraan <A<m berkat yang
banyak bagi Tanah Suci, yang juga t tkan membangkitkan serta
mengembangkan kawasan Asia Kecik Pendudukan seperti itu
akan membawa uang berjuta-juta ke dompet bangsa Turki.. «
dan secara bertahap akan menyelamatkan 'Orang Sakit' itu dari
kebangkrutan/' 1 "
Sultan menolak keras tawaran tierzl. Sultan kemudian menya-
takan kepada Newlinsky, seorang wartawan dan teman karib I Iend,
pendiriannya,
"jika Tuan Herzl adalah kawan baik Anda sebagaimana Anda
kanan baik saya, maka nasihati dia untuk tidak mengambil
langkah apapun lagi dalam masalah mi. Saya tidak bisa men-
jual bahkan selangkah pun dan tanah itu, karena ia bukan
milikku tapi milik rakyatku. Rakyalku lelah mendirikan kesul-
tanan ini lewat perjuangan dengan darah mereka dan menyu-
burkan tanah ini dengan darah mereka. Kami juga akan menye-
limutinya dengan darah kami sebelum kami membiarkannya
dirampas,... Kesultanan Turki bukan milikku tapi milik rakyat.
Saya tak bisa membiarkan bagian manapun daripadanya hilang
begitu saja. Orang-orang Yahudi bisa memiliki miliaran uang.
Di saat kesultananku terpecah-pecah, tak ada lagi gunanya
mereka mendapatkan Palestina f ' r
'^SLinlund I fthai-., 7'ir Ji'iis oj flu QiU m m,\i> tmfurr utid ih? TurLah ttiyuhlic h I m. 1 IX
Gerakan Zionis menempati posisi yang kritik pada era kepe-
mimpinan Sultan Abdul Meimu! N ( i 87fi- 19D9) di Turki Utsmaru,
Sebagaimana kebijakan para pendahulunya, Sultan menjadikan 'liir-
ki U temani sebagai wilayah arnan bagi Yahudi, di sa t it mereka men-
jadi korban pembantaian dan penganiayaan di wilayah Kristen
Eropa, Karena itu. banyak pujian yang diberikan oleh Yahudi kepa-
da Sultan Abdul I tamid. Tetapi ketika gerakan Zionis mendapatkan
sikap Sultan yang keras terhadap rencana mereka untuk mendapat-
kan wilayah Palestina , maka Gerakan Zionis berusaha untuk me-
numbangkan Sultan Dengan menggunakan jargon-jargon H 'libera-
tion", "freedom", dan sebagainya, mereka menyebut pemerintahan
Abdul 1 Iamid It sebadai ' llamidian AbsolutLsm \ dan sebadainya.
Sebuah situs Yahudi menyebut Sultan Abdul 1 Iamid tl sebagai "the
damned" (yang terkutuk). 1 " Gerakan Zionis di Turki Utsmani men-
capai sukses yang sangat signifikan, menyusul pencopotan Sultan
pada bulan April 1909. Di antara empat perwakilan National Assem-
bly vang menyerahkan surat pencopotan Sultan itu adalah Limnia-
nuel Carasso t Yahud i) dan Aram (Armenia). 1 "
Yang ironis, di tengah kerasnya peno-
lakan Abdul 1 Iamid II terhadap Zionisme,
imigran Yahudi yang datang ke Palestina
justru bertambah secara mencolok* Pada pe-
riode ISS2-1904, yang dikenal sebagai Fir^t
Al i uni i {tlir First hnmignition), sekitar 30.000
imigran Yahudi dari Eropa Timur datang ke
Palestina dengan dukungan dana dan ke-
luarga RvUh.sc h ild yang superkaya, Atii/iih
kedua, \anj< terjadi Lahun 1904 sampai
mulainva Perang Dunia I. ditandai dengan
imigrasi sekitar 33-000 orang Yahudi, Imigrasi besar-besaran Yahudi
di Jerusalem dan wilayah Palestina lainnya ini menunjukkan adanya
ketidaketektifan dari kebijakan pemerintahan Utsmani. Hasilnya,
populasi Yahudi di Palestina meningkat secara dramatis pada akhir
abad kc-19 dan awal abad ke-20; dan 24.000 pada tahun 1S82
Sultan Abdul Hamid fl
l y Mvmm'dM->k>t!Juj;lii.^^H|ii^iHr5infi/ J^-]^2. (Kuala Lu rnpur INJM. lWJj,Mjn, 255
menjadi 47.000 pada tahun 1890; 80-000 pada tahun 1908 dan S5 WO
pada tahun N14 tatati meningkat dari ? persen menjadi sekitar 11
persen pada periode 1 yang sama).- 11
Kebijakan Sultan Abdul Hamid fl terhadap Gerakan Zionis
tidak berjalan efektif, sebab pemerintah aniaya telah dilumpuhkan
dari dalam, Apalagi, setelah 1908, kekuasaan di Turki praktis berada
d t tangan CuHtnrittrP flrtd UiiIdu Pragir^ (CUP)— organisasi yang
dibenluk oleh Gerakan Turki Muda (\tnm$ Turk bAowniiml). CUV 1
memiliki hubungan dekat dengan para aktivis Zionis, dan tidak ter-
lalu peduli dengari gerakan pemberontakan dan separatisme yang
dilakukan Zionis, Kebijakan Sultan sudah teriaki terlambat, [barat
penyakit, hal itu sudah menyerang organ-organ vital di dalam tubuh
Turki Utsmani- Bahkan, akhirnya, Abdul Hanud II sendiri vang ter-
singkir
Sinari Rehvftion
Kiprah gerakan Zionis Yahudi di Turki Utsmani dapat dikata-
kan sebagai suatu bentuk "<mnrt reheilwn", yang berbeda dengan
gerakan-gerakan separatis minoritas lainn\ a -seperti Armenia.
Stmirt rAh'ilion tidak mengandalkan pada kekuatan senjata dan fisik,
tetapi lebih mengandalkan gerakan bawah tanah alias {liUidt^tinp.
Mereka menyelubungi gerakan Zionis dengan aktivitas berbentuk
sosial, ekonomi, kebudayaan, dan pendidikan Pada periode-perio-
de awal, mereka sama sekali tidak melakukan konfrontasi terbuka
dengan pemerintahan Utsmani.
Tahun 1899, dua tahun setelah Kongres Zionis pertama, bebe-
rapa Yahudi di Salonika mendirikan satu asosiasi yang dikenal de-
ngan nama KtutmuilL Anggotanya adalah para intelektual, warta-
wan, pedagang, d<m sebagatnva. Tujuannya, menghidupkan dan
menyebarkan pelajaran bahasa Ibrani (Hebrew); mencerahkan, dan
memperkuat kepercayaan agama dengan memajukan studi Yahudi.
Aktivitas mereka beragam, seperti peminjaman buku. pengajaran,
diskusi, dan kursus-kursus bahasa Ibrani, sejarah Yahudi, dan studi
Ibrani secara umum. Kelompok ini juga mendirikan satu perpusta-
kaan yang memiliki buku-buku berbahasa Ibrani maupun bahasa
JN fSljinlntd J ^w, Th' ^ris p/Nii* nrftfrtrrt/i F/'iJfrrt'Aiij/Jfa* Turkitfi R^mbUi', hlm 215016.
lainnya. Tapi, faktanya, berlu 1 J a dengan asosiasi-asosiasi Yahudi
lainnya di Utsmani, Kadimah bukan hanya merupakan satu per-
kumpulan agama. Kelompok ini bahkan tidak di.siikai oleh Kepala
Rabbi Salonika, sebab anggota-anggotanya tidak tampak melakukan
aktivitas keagamaan sebagaimana la vaknya Karena itu, Esthcr Beiv
bassa menyebut Kadimah sebagai "if clmitirstim' Zianist nasociritian "r*
Avjgdor Levy juga mencatat, bahwa Revolusi Turki Muda
(Young Turk Rfrottttum) bersama dengan CUP dan sejumlah kelom-
pok politik, berjuang untuk mengakhiri apa yang mereka sebut se-
bagai AMuliinmid'* dmpatL>m dan mendirikan sahi re/ i m konstitu-
sional, dengan tujuan untuk menyelamatkan imperium Lftsmani
dari keruntuhan. Menyusul Revolusi 1908, CUP mendukung elemen-
elemen nasionalis Turki. Sampat pada tahap ini Yahudi menempati
posisi yang penting dalam gerakan Turki Muda atau CUP. Di antara
semua kelompok minoritas Turki Utsmani, hanya Yahudi yang me-
nempatkan tokoh- tokohnya pada jajaran pimpinan CUP, seperti
Emmanuel Carasso (Karaku) dan seurang ideulng penting gerakan
itu, yaitu Mouse Cohen Tekmalp, Semua wakil Yahudi di parlemen
pada tahun 1408-1918 adalah anggota CUP. n
CUP adalah penguasa Turki yang sebenarnya setelah Revolusi
1908« Dasar-dasar pendirian gerakan Zionis di Turki U tema n i meng-
ambil saal-saat ini. Gerakan ini dimulai dengan pendirian cabang
dan World Ziowht 0r$a\\iztitkm di Istambul tahun J 908, di bawah
selu buni* tn&tilrusri perbankan, "Ttw Angto Lev&ntmr Banking Cotn-
pau\f*\ Karena sikap dan kebijakan Abdul 1 lamid li terhadap Zionis,
maka asosiasi Zionis mengambil bentuk gerakan ktendestin dengan
menggunakan berbagai «lubung,* 3
Jika dicermati strategi dan taktik gerakan Zionis di Utsmani,
mereka tampak dengan cerdik mem posisikan diri. Walaupun me~
- 1 F nt l u» t Bt «tb a >s a t f \'U m 'mt < ** u J S f w h 'p?$ u r Qi jro n*t v /f* . r **<■ h nv trii/ m t h** S> ro*h v*f t h o n tt
TjiYtitiftii Cfnt\ r fi '<\ | n Avjjtdiir 1 4i M * (rd j, 7 hj- Jittyf ofThp Ot terimu Empt*t t iPruicplftn, Tht» Dar-
winPiw, I^li.htm 4riMiO
-- A\ii;d^r Lmvv. tt\*nJ;u',^: jn Atjgdiir 1 cvv [fd l W fciv .. hlm 116 lumlah
pupuliwi Yahudi keliki ilu «^ikii^r 4\Hl r 000 M.\u 1 4*« dari *rmi*a p-n^uduk Tuik* UImujjij.
Lihat* liHui MiOrlTU', / - g'j l \\ JtfiSi m :>; t ht Lttr Offi W4 Ptn&t, ut A\ igduv I_l*v\ (u J ) r f htr
Jl\v$ hlm 3^5
- 1 t>U-r Btnitift»* ^.viM/f^wt $,*'ffh l £A'>- m Amilum r Ltvs |^l J, The fm* , hlm 4o3-
4tvl
nempMi posisi -pnsisL pOnfirig ih CLP dan parlemen UlsmanL mere-
ka Sri m/i sekali hdak mengaju ka n usulan untuk memisahkan dirj
dari Utsmani. sebagaimana perakan minoritas lainnya. Mereka me-
nyokong Spa yang mereka sebut sebagai ,4 athmnmi$w r atau f 'Thrki>it
}ititiafmH<i}} r \ VrUTif dipromosikan oleh CUP- Ketika CUP mempro-
mosikan bahasa Turki kepada masyarakat, Gerakan Zionis juga
membual asosiasi-asosiasi yang mengajarkan bahasa Turki, sebagai
taktik mereka. Tetapi, pada saat vang sama, mereka juga mengada-
kan pen gajaran bahana Ibrani Faktanva h sampai Peran- Dunia I.
aktivitas gerakan Zionis terfokus utamanya pada penghidupan ba-
hasa dan kultur Ibrani, setidaknya vang tampak di permukaan. Sam-
pai Deklarasi BalJour (N17>, gerakan Zionis dan asosiasi -asosiasinya
pada tingkat daerah tetap membenkan dukungan kepada prinsip-
prinsip integritas wilayah Utsmani/" 1 Contoh lain, dari cerdiknya
gerakan Zionis dalam menyelubungi misi mereka, dapat dilihat pa-
da sejumlah perdebatan yang terjadi di parlemen Utsmani selan\a
tahun 1°11. Ismail I Eakki, seorang tokoh oposisi, menyatakan, bah-
wa tujuan Zionis adalah untuk mendirikan negara Yahudi yang
wilayahnya membentang dari Palestina ke Mesopotamia (lraq). Nis-
sim Masliyah, seorang Yahudi pengacara dan anggota parlemen,
mertfawab bahwa ide mendirikan negara Yahudi adalah ilusi. Em-
manuei Carasso. Yahudi anggota parlemen lainnya, juga memain-
kan peranan sebagai orang yang "anti-Zionism'\ Pada sesi porsi*
dangan berikutnya, anggota parlemen Utsmani yang berasal dan
) e rusa lem, yaitu Ruhi al-Khalidi, juga mengangkat kembali masalah
Zionisme. Ia membacakan ayat-ayat Bible yang menyebutkan Pales-
tina sebagai tanah yang dijanjikan unluk Yahudi. Respons Masliyah
terhadap Klialidi adalah, ayat-ayat Bible itu tidak berarti apa-apa r
setelah Kitab-kitab Yahudi digantikan oleh Al*Qur\in. Masliyah
bahkan menantang, "Kalau dia (Khalidi) berkeinginan, biarkan pe-
merintah membakar kitab Torah> J '
Sebenarnya, ketika kecurigaan terhadap gerakan Zionis mulai
menguat di sebagian kalangan, posisi Zionis sudah sangat kuat di
^ F^tiT FkMibnAsn, Ai-AvVMti purn' -S/rriii^h'* in Av i(*di>r I t'vv (t»d ), Vir Ji-rf* , lilm \\A
Bagian I Dari Kebingungan Manuiu Kamalmu 73
kalanya n elit L T i s mani Sehati, mereka telah menjalin hubungan erat
dengan kelompok Turki Muda atau CUP derukan Turki Muda me-
nerim.i J tikungan dan "tiw Domnc* oj 'Suhuku" \ vang dalam pema-
haman ban vak Muslim ketika ifu, memang identik dengan nama
Yahudi. Sejumlah Yahudi yang aktif dalam organisasi ini adalah
Avram Galante dan Fimnannel Carasso, Carasso adalah ketua se-
buah ]o| i Freemason di Salonika, dan ia mengizinkan [ujinya untuk
dipakai pertemuan-pertemuan gerakan Turki Muda. Kedekatan hu-
bungan Gerakan Turki Muda dan Yahudi bisa ditelusuri sejak awal
berdirinya CUP tahun 168^, yang ketika i m juga merupakan sua t u
•masyarakat rahasia". CUP menjadi penguasa penting di Turki
Utsmani pada periode 1908-1918. Pendiri Turki modem dan juga
tiga presiden pertama Turki adalah anggota CUP Hantoglu menye-
but bahwa "CUP merupakan sebuah organisa.si bawah tanah se[ak
pembentukan mu pertamanya di tahun 1889 sampai revolusi tahun
Hanioglu juga menyebutkan bahwa tanpa diragukan, Freema-
son adalah salah sahi gerakan oposisi vang aktif melawan pemerin-
tahan Utsmani dalam periode 1876-190S. Kaum Freemason memiliki
hubungan sangat duka t dengan Gerakan Turki Muda. Balikan, bisa
dikatakan, ia memiliki pengaruh besar dalam pembentukan idelogi
dan pemikiran Turki Muda. Ketika itu, aktivis Freemason memiliki
hubungan erat dengan kelompok Osmanli Hurrti/ii Cemiyati {TIu*
Ottontun Frtfifout Sdc fVf jy) }*m^ dlbentuk tahun NOb Tokub Freema-
son itu adalah Cleanthi Scalieri, pendiri loji "77ir Li^hts of Ihr LiKt"
(Envar-! SarkiyeL yang keanggotaannya meliputi sejumlah politisi,
jumahs. dan agamawan terkemuka (seperti Ali Sel kali, pemimpin
redaksi koran l>th]iwl dan Pangeran Muhammad Ali Halim, pe-
mimpin Frve Masonry Mesir), Scalieri memiliki kedekatan hu-
bungan dengan para pejabat penting Utsmani. Dan sinilah, nuclcus
Gerakan Turki Muda dilahirkan. Fakta-fakta ini menunjukkan, bah-
wa kepemimpinan Seal U 1 n menentukan sejumlah elemen Gerakan
Turki Muda. Sampai sekitar 1£U?, loji-loji Freemason sebagian besar
"bermain" dalam bentuk klendestine ^n menghindari kontak
Jt * M >nl*nj l famili n, V\- ) *wi$ /j*rU w Otiiwfiitian, fNW Ynrk CfcJonl L'nn x'\^\\\ Pres^,
1995), hliti 1
langsung dengan kelompok-kelompok Turki Muda. Tetapi, fakta-
nya, anggota-anggota loji Freemason memainkan peranan penting
dalam proses liberalisasi dan oposisi terhadap Sultan Abdul harmd
II, Sebagai contoh, anggota Joji Scalieri yang bernama Ali Sefkati. Ia
adalah editor Knran ktikbal. Ia mempunvai kontak dan aktivitas
yang luas di berbagai kota di Eropa. Aktivitas politik Scalieri |uga
didukung oleh kekuatan-kekuatan besar, terutama Inggris. Penting-
nya Ali Sefkati bagi Freemason sejalan dengan hubungan dekatnya
dengan pemimpin CUP, Ahmcd Riza. Bahkan, lingkaran pimpinan
CUP sekitar Ahmcd Riza, juga mencakup sejumlah tokoh Freema-
snn, seperti Pangeran Muhammad "Ah 1 lalim, pimpinan Freerna.son
Mesir, yang telah diketahui oleh Sultan sejak pertengahan LS9G-axi-
Juga, diantara aktivis kelompok ini adalah Tala t Bey, yang bergabung
dengan loji Macedonia Risorta, tahun 1903*^
Yang pasti, dampak dan aktivitas katun Freemason dan gerakan-
gerakan liberal lainnya adalah perusakan terhadap pemerintahan
Utsmant pimpinan Sultan, Karena itu, tidaklah mengherankan, jika
gerakan-gerakan seperti ini mendapat dukungan dan kekuatan
kristen Eropa yang sejak lama memandang Turki U tamani sebagai
ancaman terhadap mereka. Gerakan pembebasan dan liberal isasL be-
lum lama mencapai sukses di Amerika Serikai (1776) dan Prancis
(1789). Gerakan itu dilakukan dengan melakukan perlawanan terha-
dap kekuatan kolonial dnn penindas. Maka, jika ditelaah dalam per-
tarungan antara Sultan Abdul Hamid dengari Gerakan Turki Muda,
ada unsur "tlfish of iJrolo^y" . Secara politis, sebenarnya ada perbeda-
an antara kondisi Prancis dan pemerintahan Utsmani. Di Prancis,
kekuasaan raja yang absolut menindas rakyat didukung oleh ke-
kuatan elit bangsawan dan agamawan {ckr$y)< Seorang penulis Tur-
ki, EnverZiya Karah yang biasanya tidak suka terhadap figur Abdul
Hamid II mencatat tentang Sultan ini, "Inti segala masalah bagi
Sultan adalah Islam, yang merupakan satu-sa ritnya ikatan kuat yang
menyambung umat Islam satu sama lain di dalam kekuasaan
Ulsmani (Tlu j cmx qf ifa* nmtfcr for h ini mas Jsilriwj, ihe onhf strcfig tk>
which comurft'd tht j Muslim* fd mch tifhi*r m thr Osmnnli Dt'titt't},'*
Sultan Abdul Hamid II memandang, kebebasan yang digalakkan
- 7 M Sukru 1 1 amonia The Wirc Turk, h f m 33-40
Bagian I Dan Kebingungan Menuju Kemahan 75
oleh Turki Muda adalah suato senjata penghancur bagi Turki U tsma-
ni {ti dt'^tructiiY uwpon ftir thr Ottoman Empiri). Ia menuturkan dalam
kata-katanya: 'Memberikan kebebasan sama halnya memberikan
ienjata kepada seseorang vang tak tahu bagaimana menggunakan-
nya. Dengan senjata tersebut orang itu bisa saja membunuh ayah-
nya, ibunya, bahkan dirinya sendiri "^
Sementara itu, bagi para pemimpin CUP, Barat adalah segala-
galanya. Dalam kata-kata Abdullah Cevdet, seorang pendin CUP:
'Hanya ada satu peradaban, dan itu adalah peradaban Eropa- Ka-
renanya, kita harus meminjam dari peradaban Barat baik mawarnya
maupun durinya." Abdullah Cevdet juga dikenal sebagai simpatis-
an Judaisme dan gerakan Zionis.- 1 Pimpinan Turki Muda lainnya,
Sabahuddin Bejv menulis, "Sejak kita membangun hubungan de~
ngan peradaban Bara L kebangkitan intelektual lelah terjadi; sebe-
lum hubungan ini terjadi masyarakat kita miskin kehidupan intelek-
tual/' Satu organ CUP yang bernama Osvmnli, mengkontraskan an-
tara Eropa dengan Timur dalam kata-katanya, "Bangsa Eropa selalu
melangkah di jalan-jalan dengan kepala terangkat sedangkan Bang-
sa Timur berjalan dengan kepada menunduk di bawah tekanan
absolutisme, terbungkuk ke arah tanah dan nyaris merangkak,"^
Ideologi penting dari kelompok Turki Muda adalah posilivism,
rnaterialiMii, dan nationttlisvt. Ahmed Riza, yang memimpin gerakan
ini antara tahun 1S95 sampai 1908, adalah mahasiswa dari Pierre
Laffitte dan belakangan menjadi aktivis positivisme internasional.' 1
Fokus dan nasionalisme Turki Muda berbasis pada nasionalisme
berbasis ras. Hal ini muncul tidak lama setelah kemenangan Jepang
melawan Rusia tahun 1904. Agenda nasionalisme Turki ini jelas, "Se-
buah pemerintah vang kuat, peran dominan yang dimainkan elit
intelektual, anti-impenalisme, sebuah masyarakat di mana Tslam
tidak memerankan apa-apa, dan sebuah nasionalisme Turki vang
akan bersemi kemudian " Dengan mencermati secara serius Wt'ltau-
ftcllttUfig Turki Muda antara ISS9-1902, Hanioglu sampai pada kcsmi-
- y NberOrtai L. "UtttmtirTtiiK iiruf Ziaivsin Diiring fiir Sivothi Cmfltluional PrnoJ", in Avi^-
30 M. Sukm I lamE^Ju. Hic mtnj Turk. Mm 17- 1 S
Jl M SiikrulLimocJii H.v ^Utirg Ihrk, Mm ItiV^M
pulan bahwa ideologi negara Turki modern memang dibangun di
atas cUsar "ma teria lis-positivis dan nasionalisme'''.-
Dengan ideologi semacam itu, dan cara pandang vang ter-
Bar^t-kan (uk a $ti*rniziii) tentu h d H k mengherankan, jika Turki Muda
memiliki hubungan khusus dengan gerakan l-roema*onry atau Zio-
nis. Itu bisa dilihat dalam cara pandang aktivis furki Muda terhadap
Zionisme, Selama periode 1902- WOS, Gerakan Zionis menjadi topik
pj d n jurnal* jurnal Turki Muda. Pertama, pada bu [a n Agustus \ 902,
di Jurnal Anndoln yang terbit di Kairo. Tulisan im memberikan pan-
dangan yang netral tentang sejarah gerakan Zionis, organisasi, dan
tujuannya, Kedua, tulisan tentang Zionisme—terjemahan dari koran
Pera ncis- muncul pada bulan Januari tahun 1904 di jurnal Turi;, yang
juga terbit di Kairo. Ketiga, artikel yang ditulis Max Nordau, muncul
di Jurnal kiihthl yang berbasis di Jenewa, Publikasi terhadap Zionis*
me dalam posisi netral ini sangatlah mengherankan, mengingat tu-
juan Zionisme adalah merebut wilayah Palestina dan Turki U tama-
ni. Pada bulan Desember 1903, jurnal Tur k. juga mem publikasikan
satu artikel berjudul "A Political Summntkm: 7urk> and /<Tr> rI \ Disebut*
kan dalam artikel itu: "Diantara penduduk dunia yang telah meng-
alami penderitaan, ketidakadilan, dan penindasan, bangsa Yahudi
mungkin yang nomor satu, Ketidakadilan dan perlakuan tidak ma-
nusiawi itu berasal dari tana L isme dan kebencian agama Seantero
dunia Kristen memiliki rasa permusuhan yang dalam dan kuat ter-
hadap bangsa yang malang ini/'* 1
Fakta-lakta itu inenun|ukkan bahwa gerakan Turki Muda me-
mang telah terinfiltrasi atau terpengaruh oleh ide-ide Gerakan
Zionis. Mereka tidak memandang pemisahan Palestina dari Turki
Utsmani sebagai ancaman terhadap kedaulatan negara mereka. Pa-
dahal, Zionisme adalah bentuk nyata dan pemberontakan dan sepa-
ratisme, Ini bisa dikatakan sebagai bentuk ketidakpedulian atau
mungkin satu "konspirasi" antara Turki Muda dengan Gerakan
Zionis. Misalnya, bisa dilihat pada pidato Kemal Attaturk terhadap
Yahudi Turki pada 2 Februari 1923:
^ M. Sukru I Unt.^lu, Vw }&&$ 7IM Mm. 2UI-2lr>.
Proses ini memakan waktu yang panjang. Kelemahan internal Turki
Utsmam juga meniadi faktor kondusif merebaknya gagasan Wes-
ternisasi di 1 Lirki Utsmam, khususnya di kalangan kaum elit politik
dan intelektualnya. Sejarah kemudian menyaksikan nasib tragis se-
buah kekuatan besar runtuh dan takluk terhadap ke mana n Barat
dan Zionis Yahudi.
Fenomena s'ang terus berkecamuk di Palestma belakangan ini
perlu diiihal dalam kerangka sejarah panjang perjalanan Yahudi,
Kristen, Zionisme, dan kepentingan imperialis Barat, Pemetaan ma-
salah ini dengan tepat—baik berdasarkan nash-nash Al-Qur*an dan
hadits, maupun fakta-fakta sejarah— akan memungkinkan kaum
M lis U m mengambil sikap dan tindakan yang tepat. Bagaimana?
Apakah "bom syahadah" (pers Barat menyebut sebagai "sufcufe
bflmbiug") merupakan jalan yang tepat? Atau, harus berdamai dan
bernegosiasi untuk mendapatkan 20% wilayah Palestina (Tepi Barat
dan jalur Ghaza) dengan Zionis Lsrael-dengan konsekuensi meng-
akui eksistensi negara Zioms itu? Wajibkah kaum Muslim merebut
kembali semua wilayah Palestina yang diduduki Israel saat ini dan
sudah disahkan oleh PBB: 1 b\i masalah besan yang perlu didiskusi-
kan bersama oleh para pemimpin dan cendekiawan Muslim in terna-
sional, untuk segera diambil tindakan-tindakan jangka panjang
vang istitffliunJh
♦ ♦♦
4
The End o f History atau The End
of The West?
m fcth&tht'£nduftheWe$t?"
Thomas L, Friedman, penulis Amerikj yang berpengaruh
f{ e tela h memenangkan pertarungan JJ kecil- kecilan" melawan
^s. Komunisme di abad ke -20 (yang disebut H Linting ton sebagai
fcw konllik jrang bersifat ftr f/H v it-rrrf suprrficittP)* Darat menjadi
penguasa hinggai. Di puncak piramida kekuasaan, duduk sttpvr-
pozcn Amerika Serikat, yang memegang kunci-kunci kekuasaan du-
nia. Dengan segala kehebatannya itu, ada yang kemudian berpikir,
bahwa setelah era dominasi peradaban Barat, maka tidak ada lagi
peradaban lain, dengan sistem pemikiran dan kehidupan yang ber-
beda dengan peradaban Barat, yang akan menggantikan peradaban
Barat, ketika itulah manusia sudah bersepakat untuk menerapkan
Demokrasi Liberal, Lra ini merupakan akhir sejarah {The Lmi of
HL<hm/) r Ungkapan The End of Histori/ ifttlah yang sangat populer di
pengujung abad ke-20, yang menempatkan nama Prancis Fukuya-
ma sebagai ilmuwan terpopuler bersama ] (untington, selama deka-
l Himrni|;|ii|i iwntMlaL "TV thvnfidh ivi/im aviftid ketami fiivrji-itemu<rt§Cif mrd Mwa-
dftyti? ciwfiu'tuttf jvtiVictr Ivfnvrtt fchm timi Chr^Utimtv " (HuHluigUin» Mm 30 S
de 1990, I luntington populer dengan bukunya Cfa^h of Cirilizirtum
mtrf Thv Ri'tnaking n f Wnrtti Orthr dan Fukuyama populei dengari
bukunya Tln* Eitii o/Htelary nnii The U&tMnn Segera, metelah pener-
bitannya, luiku Fukuyama mendapatkan baru a k pujian ■
Sebagaimana Huntington, vang menulis bukunva setelah per-
debatan panjang tentang artikelnya The ClasU ofCiviliZiUian>' di jur-
nal Tofi'ign Affmr< (summer 1993), buku Fukuyama juga merupakan
pengembangan dari artikelnya Vie E j u! o/Hfetanj? di jurnal Tftc Nft-
fionttl l?ih*n*$i f summer 1989). Dalam makalahnya itu, Fukuyama,
mencatat, bahwa setelah Barat menaklukkan nval ideologisnya, mo-
narkhi herediter, fasisme, dan komunisme, dunia telah mencapai sa-
tu konsensus yang luar biasa terhadap demokrasi liberal, Ia berasum-
si bahwa demokrasi liberal adalah semacam titik akhir dari evolusi
ideologi atau bentuk final dari bentuk pemerintahan. Dan ini sekali-
gus sebuah "akhir sejarah' (tlw mJ &f histori?)*
Dalam bukunya, Fukuyama memasang sederet negara vang
pada tahun 19^0-an memilih sistem demokrasi -liberal, sehingga ini
seolah-olah menjadi indikasi, bahwa—sesuai Ramalan liegel -maka
akhir sejarah umat manusia adalah kesepakatan mereka untuk me-
nerima Demokrasi Liberal Tahun 179U, hanya liga negara, AS, Swiss,
dan Prancis, yang memilih demokrasi l i bera k Tahun 1S4E, jumlah-
nya menjadi 5 negara; tahun 1900, 13 negara; tahun 1919, 25 negara,
tahun 1940, 13 negara; tahun 1960, 36 negara; tahun 1975, 30 negara;
dan tahun 1990,61 negara, 4
Pada "akhir sejarah", kata Fukuyama, tak ada lagi tantangan
ideologis yang serius terhadap Demokrasi Liberal Di masa lalu, ma-
nusia menolak Demokrasi Liberal sebab mereka percaya bahwa
Demokrasi Liberal adalah inferior terhadap berbagai ideologi dan
sistem lainnya, seperti monarki, teokrasi, fasisme, komunisme, to-
-Gpur^ifCiitler d* tam l%^rin|"h>rj P^: B-mK Wi*rU t menyebut b tik u FukuyjtflM iimlen^an
1 1 rrW v and i'ap 1 1 Ihffint \kik f t» fi til \t fath\ im t 'h* Jrpth atul rtttt c * M fr' h * Ihitjft* rv; r s iw} ■; i h* i U re ittf h
ti\r UKrlJ " Ohari& kraulhJmrmr, kulumriLs ne^kon^rvjlivc AS, frb.*nuli> bnhtvj hukvi fuku*
vamj, "BaiJ. tittiJ. ^vhMcusIu bnitwnf, Ur,tif rmw* th? rrrjimjih irf tht tYo! n\ti *ttvrdy ti f*\t
rukuiitimd ha* grzrn tt n i/rrj» tmilhtphty Lru^mtit mnr'^if^ " j I rjnii> I u ku v tim*, Ihr Lrulvf Ht+fjty
m J Ihr Lisi M* h. fN'eiv York Avon tkmks, 1^21
3 Fraticb Fitku vaina, Th% L'uiit Hfslwvuml thr Ltt>t K\a*t J ■ lisi- \t
4 FrAiu't< Fukiiwima, Trr/ Etid at Hi<ifiru ftttd ttu r Lii.<t kUri. h bn 4^ Si)
Bagian F. Dari Kebingungan Menuju Kematian 8 1
tUarianisme, atau apapun. Tetapi, sekarang, katanya, sudah menja-
konsensus umat manusia, kecuali dunia Islam, untuk menerap-
m Demokrasi Liberal sebagai bentuk pemerintahan yang paling
■libra!-, 6
Pcmvataan Fukuyama bukan saja sangat debatahle tapi fu^a
Hikli kontradiktif dengan sikap Barat sendiri. Dalam meman-
mg 'demokrasi", Fukuyama mengadopsi pendapat Huniingion,
m tang perlunya proses sekularisasi sebagai p ra syarat dari demok-
ratisasi. Karena itu, ketika Islam dipandang 'tidak comptitihle* dengan
demokrasi, maka dunia islam juga tidak kondusif bagi penerapan
demokrasi yang bersifat sckular sekaligus LiberaL Dalam kajiannya
tentang "Gelombang Demokratisasi Ketiga", Huntington mengung-
kap penelitian vang menunjukkan adanya bubungan negatif antara
Islam dan demokratisasi. Sebaliknya, ada korelasi yang tinggi antara
agama Knsien Barat dengan demokrasi. Di tahun 1^58, agama Ka-
tolik dan Protestan merupakan agama dominan pada 39 dari 46 ne-
gara demokratis. Ke-39 negara demokratis itu merupakan 57 persen
dari 68 negara dimana Kristen Barat merupakan agama dominan.
Sebaliknya, papat- Huntington, dari 58 negara yang agama dominan-
nya bukan Kristen Barat, hanya ada 7 negara ( 12 persen) yang dapat
dikategorikan negara demokratis. Jadi, simpul Huntington, demok-
rasi sangat jarang terdapat di negeri-negeri di mana mayoritas besar
penduduknya beragama Islam, Budlia, atau Konfusius, Diakui oleh
Huntington, korelasi itu bukan merupakan hubungan sebab akibat.
Huntington memaparkan,
"Namun, agama Kristen Barat menekankan martabat individu
dan pemisahan antara gereja dan negara (sekuler). Di banyak
negeri, pemimpin-pemimpin gereja Protestan dan Katolik telah
lama merupakan sosok utama dalam perjuangan menentang
negeri-negeri represif. Tampaknya masuk akal menghipotesa-
kan bahwa meluasnya agama Kristen mendorong perkembang-
an demokrasi "*
Tentang hubungan agama dengan sekularisasi, Fukuyama
mencatat bahwa liberalisme tidak akan muncul, jika Kristen tidak
* FrjTid>i : Lit.u\jmj, Pv EtiJ jfHiiUnt nmt \hc LirsJ Alm hlm 211-212.
n Samin 1 ! P. Huntin^Uin. GYfcj'ifwijf Dtmvkrattstisi JtrJr^ir, (Jakarta Grafiti, 19971. hln>, S^
melakukan sekularisasi- Dan itu sudah dilakukan oleh Protestanis-
me di Barat, yang teki h membuang adanya kelas khu^LLs pemuka
agama dan menjauhkan diri dari intervensi terhadap politik. Tulis
Fukuyama,
"Kristen dalam arh tertentu harus membentuk dirinva melalui
sekularisasi tujuan- tujuannya sebelum liberalisme bisa lahir.
Agen sekularisasi vang umumnya segera bisa diterima di Barat
adalah Protestanisme. Dengan menempatkan agama sebagai
masalah pribadi antara Kristen dan Tuhan, Protestanisme telah
menghilangkan kebutuhan akan kelas pendeta yang terpisah,
lebih luas lagi tidak ada juga keburu ha n akan intervensi agama
ke dalam politik/' 7
Fukuyama menyorot dua kelompok agama vang menurutnya
sangat suht menerima demokrasi, yaitu Yahudi Ortodoks dan Islam
fundamentalis- Keduanya dia sebut sebagai "totalistic wligfons" yang
ingin mengatur semua aspek kehidupan manusia, baik yang bersifat
publik maupun pribadi, termasuk wilayah politik. Meskipun agama-
agama itu bisa menerima demokrasi, tetapi sangat sulit menerima
liberalisme, khususnya tentang kebebasan beragama. Karena inilah,
menurut Fukuyama, tidak mengherankan, jika satu-satunya negara
Demokrasi Liberal di dunia Islam adalah Turki, vang secara tegas
menolak warisan tradisi Islam dan memilih bentuk negara SD ku la r
di awal abad ke-20*
Klaim-klaim Fukuyama sebenarnya sangatlah lemah Tidaklah
benar, saat ini tidak ada tantangan serius secara ideologis terhadap
Demokrasi Liberal. Faktanya, pasca Perang Dingm, Islam masih
dianggap sebagai tantangan ideologis vang serius, sehingga negara
negara Barat sangat khawatir terhadap munculnya negara vang me-
nerapkan ideologi Islam. Sebab, menurut Huntinglon, Islam adalah
sahi-satunya peradaban yang pernah membuat Barat tidak merasa
.iman. Kasus dukungan Barat terhadap pembatalan Pemilu di Alja-
zair yang dimenangkan oleh FIS menunjukkan bahwa Barat meng-
anggap ada tantangan serius terhadap ideologi mereka. Menurut
' Franc* Fukuyama, TV* EtiJoi H&i&y &*\d Iht U\*l kian* Mm. 2l(*.
* Francj* Fukuyama. Thf EttJoi ' H^fjrv rf'irf J/w Li</.M<m, Klen 217
Bayran E, Dan Ketatujunyart Menuju Kemauan 83
Ehristoper Ogden (dalam artikel TfVre front Wii^hmgfotr, Titik**, 3
Februan 1SW2), tindakan AS yang mendukung pennaman kekuasa-
an antidemokrasi merupakan suatu tindakan yang sangat keliru,
r^ikap AS dan Prancis yang menyatakan bahwa kudeta Alja/air
konstitusional", tidak lain merupakan gejala penyakit gila para-
noid (ketakutan tanpa dasar) terhadap Muslim Fundamentalis,
Bgden menulis, anggapan bahwa AS tidak d a pai mempengaruhi
Berubahan di Aljazair adalah uonsense.
Sesudah peristiwa serangan terhadap menara kembar World
Trade Centre di New York dan gedung departemen pertahanan AS
pentagon di Virginia, jenis paranoid Barat—khususnya Amerika
Serikat- terhadap Islam semakin beragam. Dari yang bentuknya
paling Sederhana dalam kehidupan sehari-hari sampai di tingkat
legislasi pemerintahan. Hanya karena namanya berbau Islam, atau
wajahnya bercorak Arab, maka seseorang yang memasuki negara-
negara Barat dapat menerima perlakuan yang tidak manusiawi.
Harian Nctc Slmite Tiuu*< edisi 15 September 2004 r memuat
erita berjudul "Turkah ivomeii denoune*} pttms to niiniunli^t' ndulhint
(Kaum wanita Turki mengecam rencana menjadikan zina sebagai
berbuatan kriminal)". Diberitakan, bahwa parlemen Turki sedang
mendiskusikan satu Rancangan Undang-undang yang diajukan
pemerintah vang isinva akan menetapkan perzinaan sebagai satu
bentuk kejahatan kriminal. Menurut 1 J M Turki, Recep Tayvip Erdo-
gan, Undang-undang itu dimaksudkan untuk melindungi keluarga
dan istri-istri dari perselingkuhan /perzinahan suaminya. RUU itu
kemudian menimbulkan kontroversi hebat. Vang menarik, bukan
kalangan dalam Turki saja yang ribut, tetapi juga pejabat-pejabat
Uni Eropa. Pejabat perluasan Uni Eropa, Gucnter Vcrheugen, me-
nyatakan bahwa sikap anti perzinaan dapat menciptakan citra bah-
wa Undang-undang di Turki mulai mendekati hukum Islam. Bahkan,
Menteri Luar Negeri Inggris, Jack Straw menyatakan bahwa jika
proposal itu disahkan sebagai Undang-undang, maka akan ; 'mcn-
tpptakan kesulilan bagi Turki".
Kasus di Turki ini menarik untuk disimak, bagaimana masalah
moral yang menjadi urusan internal dalam negeri satu negeri
Muslim ternyata mendapat perhatian besar dari tokoh-tokoh Barat.
apa orang-orang Barat (Eropa) itu begitu khawatir jika rakyat Turki,
melalui parlemen mereka, memuluskan bahwa perzinaan adalah sa-
tu bentuk kejahatan? Ada apa d j balik semua mi? Apakah karena
mereka merupakan pelanggan tetap pelacur-pelacur Turki, sehingga
dengan diundangkannya larangan perzinaan, maka mereka akan
kehilangan kesempatan untuk melampiaskan syahwat mereka? Me-
ngapa mereka tidak membiarkan saja, sesuai jargon demokrasi libe-
ral mereka, rakyat Turki untuk menentukan apa yang baik dan buruk
untuk mereka? Mengapa langsung saja mereka mengingatkan, bah-
wa undang-undang itu akan mendekatkan Turki kepada Islam?
Kasus Iur k i ini sekaligus menjadi bukti bahwa Barai beisikap
begitu paranoid terhadap penerapan "hukum I m la m", dan sekaligus
mematahkan tesis Pukuyama tentang tidak adanya tantangan ideo-
logis yang serius terhadap Demokrasi Liberal pasca Perang Dmgin.
Karena ku, klaim Fukuyama bahwa lelah terjadi konsensus umat
manusia untuk memeluk "Demokrasi Liberal" juga bisa dianggap
berlebihan. Klaim ini terlalu dini dan mendapatkan banyak kritik.
Kemajuan dan kemenangan, serta apa yang disebut oleh Fukuvama
sebagai 'konsensus' dunia internasional— suka atau terpaksa— untuk
mengambil dan menerapkan nilai dan sistem Karat memang sebuah
fakta yang tidak dapat diingkari. Namun, di mana telah terjadi kon-
sensus umat manusia? Pada sisi ini, sikap Barat juga paradoks. Di
satu sisi mengkampanvekan 'pluralisme' sebagai salah satu elemen
dasar Demokrasi Liberal, tetapi pada sisi lain juga memaksakan
'uniformitas' tentang keharusan menerapkan standar Barai dalam
berbagai aspek kehidupan umat manusia, seperti yang terjadi di
Turki, Dukungan Barat terhadap re/i m otoriter yang anti-demukrasi
di dunia Islam—hama karena rezim-rezim menjamin kepentingan
bisnis dan ekonomi Bara t- menambah pekatnya kadar paradoks i
Barat.
Juga, perlu dicatat, bahwa di samping menawarkan banyak ke-
mudahan dan nilai-nilai positif terhadap umat manusia, seperti nilai
keterbukaan dan pertanggungjawaban (nccumitibilitif) dalam sistem
pemerintahan, sistem Demokrasi Liberal Barat pun Lidak kurang
mendapatkan kritik tajam, sepanjang sejarah peradaban Barat sendi-
ri. Demokrasi Liberal bukan hama memiliki nilai positif, tapi juga
menyimpan kelemahan-kelemahan internal yang fundamental. Da-
Bagian 1 Dan Kebingungan Menu|u Kerri-alrein 85
sistem inilah, ilmu pengetahuan tidak dihargai. Orang pintar
isamakan haknya dengan orang bodoh Seorang profesor ilmu
olirik memiliki Kik suara yang sama dengan seorang pemabuk dan
Kina. Seorang vang taat beragama disamakan hak suaranya dc-
^an seorang preman, pengangguran, atau oportunis.
Kelemahan dan bahaya internal demokrasi itu pernah diingat-
* m Plato, filosof Yunani Kuno. Plak> (429-347 SM) menyebut empal
?Iemahan demokrasi. Salah satunya, pemimpin biasanya dipilih
m diikuti karena I aktor- (aktor nonesensial, seperti kepintaran
idato, kekayaan, dan latar belakang keluarga. Plato memimpikan
jncirinya "orang-orang paling bijak (the wisest people)'' sebagai
■■mimpi n ideal di suatii negara, "Orang-orang paling bijak dalam
egara, akan menangani persoalan-persoalan manusia dengan akal
:,m kearifan yang dihasilkan dari dunia gagasan yang kekal dan
Tnpurna." Penyair terkenal Muhammad L]bat juga banyak mem-
berikan knlik terhadap konsep pemerintahan yang menyerahkan
.■putusannya kepada massa yang berpikiran rendah, Kata iqbal,
igaimana pun, para semut tidak akan mampu melampiri kepintar-
t seorang Sulaiman. Ia mengajak meninggalkan metude demokra-
i, sebab pemikiran manusia bdakakan keluar dan 200 'keledai'. De-
:iikian ditulisnya dalam svair Pa^am^t'-Mn^/riq t
"Doi/uu ><v£ tlu 1 nviillh ofnmuiingfrojn toiv mrturrrt men? From imt^
aituiat prodYui t! h* hnllhWiCi 1 o f a Solomcn, Flrr from tht 1 uiftliihi^ af
ticnuKrncy hccait^' human thinking ctvi not issue out o/ the hrutnt of
Sebenarnya, Barat pun sadar benar, Demokrasi Liberal tidak
dapat diterapkan pada >emua aspek kehidupan umat nian usia,
y Marvui Pt*rrv. We^ltm CinfizJtft&tr A 8rnj H;.^t?ry H (Bentan: J lou^titun Mifflin Company.
#7), hJiti 63 A ri^lulrli"* ( ^tM-322 flC I. [fllind Flah i r pt^n inL'nvetuit di/jnokrnM vrbo^ii bt-ntuk
mvrintjhiin buruk, ^piTJi tiran] dan aligarkhl Ti#i bentuk ^mL-rutlnhiin ya m; haik,
■nururnvn. ada h h ni<<n h irkl*i. arfrkikrctM, dan pulih 5obelurn afrjd kiM8 H dcmukrasi bukan-
t sistem mn^dtpilih u «hai n^nu^ui Sjstvrmnl diirik di rra Yuiwuiidjin Romawi aiidfonmftfr
mu lilnMil pnlitik riu'iinlAkiiw S*jjk ahad kfc*I&, Ivktajvi a^jvk dori diMiiokr^i politik
dai diifr.ipk.in Ji R.ir.n Rorvr.ip.i tdc" itu datang diri fnhfi I i>rk*- H van^ barivak mt-mberi
mban^an pfmikaran pt--litik ttrhad.ip Tn^ri> dan AS. (Lihai, Skirii. M. M. Hi^l^ru cfMu-^hm
'tfofvpliit iK.nvKhi R<n.il ftmk CumpRTiv. l^S?j. vul ] h hlm »>B-|[)h f;nri^ A G-iuld and W1 1 J i s
M Trmtnvl i ?fl/im"Ji /Jni^f w< j Ni*w Yurk -MiirmiltanPuMishii^ 1^731. hlm 2^: hWtUffiKiiiiiii
-_ldiqi TV Jv*'.i^'* ' r*v Ws-a i:: t.jiwl [] ahcw Bd/-i l^bal, ]4Mi h lilin $7
khususnya dj dunia internasional. N tereka tidak percaya, bahwa
umat manusia yang mayoritas dapat menghasilkan keputusan vang
baik bual dunia internasional, ]tka bertentangan dengan kemauan
mereka. Karena itu, sejak awal berdirinya PBB, 24 Oktober 1945,
Barat memaksakan sistem "aristokratik", dimana kekuasaan PBB
diberikan kepada beberapa buah negara yang dikenal sebagai "The
Big Five" (AS, Rusia, Prancis, Inggris, Cina). Kelima negara inilah
yang mendapatkan hak istimewa berupa hak *Veto (dari bahasa
Latin: veto, artinya: saya melarang), Lima negara mi merupakan ang-
gota tetap dan 15 anggota Dewan Keamanan PBB, pjsanva, 10 nega-
ra, dipilih setiap dua tahun oleh Majelis Umum PBB. Pasal 24 Piagam
PBB menyebutkan, bahwa Dewan ini mempunyai tugas yang sangal
vital yaitu "bertanggung jawab untuk memelihara perdamaian dan
keamanan internasional". Jika satu resolusi d t veto oleh salah satu
anggota tetap Dewan Keamanan PBB, maka resolusi itu tidak dapat
diterapkan. Dalam pasal 29 Piagam PBB dikatakan,
"Derision o f the Security Council on all other matters *hall be
made by a n a f firma iive vote o f nine members including the
concurring voles of the permanent members." 1 "
Falsafah PBB yang meletakkan sistem aristokratis mi menun-
jukkan bahwa Demokrasi Liberal adalah sebuah pilihan vang tidak
selalu didukung oleh Barat. Jika percaya pada lalsafah demokrasi,
bahwa "suara rakyat adalah suara Tuhan" (voi pupuh vo\ dfi) f meng-
apa Barat selalu menolak melakukan restrukturisasi PBB, yang su-
dah puluhan tahun dituntut oleh mayoritas negara di dunia? Dunia
seringkah disuguhi tontonan ironis di PBB, ketika mayoritas anggo-
ll1 Oia^Jg* Pailerrfw, Utjihti !\ l nlffim r f New York. GUord LniwrsiLv PnfMh, \**15\ Sejak
awal berdirinya PBB, ilrnitur jin It'rktmal Albi J rt Ehiikrin k j rmasuk \ arifi meradukan ktt-ti'khlan
w^iinisiM ini diidam mtMiciptakan perdamaian Ia kalakan; "The Cttartrr t> j tragit itlnsian tmks?
We ffir rcatjy ia tnkr Hit fitrther sfffp necfs&tr]f ta ^r t %at\i2^ ptttfr "(Lihai, Otto Naihan and llt h inj
Nordon, 'Eimteiti ot? Pt'Htc, (Npui York Siman andSchLi&tur, l%()j. him. 3-1 Oj. Prvsidm Sn-Lmi»,
pada 7 Januari 1% = J m r m u iurkan, Indun^i^ keluar dari PUB S.'k'iah kvluar dari J'Bil, kata
Soekarno, n ia ka [ftdonista monjadi rtf^ra huba^ dan h>rdin d i ala* ka kt mtiuI m Dalam pidai» -■
n ya di muka Sidang Umum PBH k>M5, N\ Scptfrrtibef I9&fi, Soekarno monyaiakan. "Impcrial^-
me dan kolonialisme adalah huah dari sistem Nk^ara Barai i\w dan seperasaan dcftftan maji>ri-
let yang luas daripada iirganfca^ mi Sava Ivmn imponah^nu', $sy* jijik pada kiiU}niali*.rrM i ,daxi
S»*a khawatir akan akibat-akihal prrjuan^an hiduptiva ¥4P£ U'rakhir vantf dilakukan dengan
^ri^itnvj. 1 '
r
a PBB d i Majelis Umum menyetujui satu resolusi, tetapi hanya kare-
na satu negara anggota lelap Dewan Keamanan tidak setuju, maka
kep utusan PBB itu menjadi tidak bergigi. Dewan Keamanan PBB
raga tidak pernah berhasil mengeluarkan resolusi yang mengecam
erbagai tindakan AS. Sebab, dalam falsafah dan sistem PBB terkan-
dung kesepakatan yang tidak tertulis, ha hwa Amerika Serikat f can dn
«j wroii$ f . Dalam kasus penyerbuan AS ke Panama, misalnya, ada
dua draf t resolusi yang d i veto ok' h AS. Bagaimana mungkin dalam
situasi seper l i ini, Fukuyama menyalakan adanya rf rcuiiirkrthfr cun-
Si'ii^its terhadap Demokrasi Liberal? Di mana ada kesepakatan unial
manusia untuk menerima Demokrasi Liberal, sebagaimana diklaim
■leh Fukuyama 7
Pada satu sisi, Barat sendiri terbukti tidak konsisten dalam me-
nerapkan prinsip-prinsip demokrasi, yang konon memberikan ruang
dan hak yang ^ama kepada setiap manusia, sesuai prinsip "equah-
[ tv". Namun, pada sisi lain, apa vang dilakukan Barat, juga merupa-
kan realita Demokrasi Liberal itu sendiri, yang pada prakhknva
memiliki asumsi-asumsi ideologis mirip dengan Mar\ isme- Leninis-
me, yang mengenal diskriminasi keias sosial. Adalah pakar komuni-
kasi Walter Lipmann yang mengajukan teori ,4 Progn'^nv Theoru o)
Liberal Danocratic Thou^ht, Dalam teori 'demokrasi progresif, di-
sebutkan, bahwa untuk menjalankan demokrasi secara lebih baik,
maka masyarakat dibagi dalam kelas-kelas.
Satu, adalah kelas khusus, jumlahnya sedikit dalam masyara-
kat, Kelas mi akut menjalankan urusan-urusan umum kemasyara-
katan. Mereka merupakan orang-orang yang aktif dalam analisis,
pelaksanaan, dan pembuatan keputusan di bidang politik, ekonomi,
dan sistem ideologi. Kela^ lain, di luar ke Lis khusus, adalah jumlah
mayoritas dalam masyarakat, yang oleh Lipmann disebut "tiw /v-
wildnvii hrrd" (golongan manusia yang bingung). Dalam teori De-
mokrasi Liberal progres I, kedua kelas, yaitu 'kelas khusus' dan
kelas bingung sama-sama memiliki fungsi. Fungsi kelas khsusus
jelas, vaihi menentukan berbagai kebijakan dalam masyarakat. Se-
dangkan fungsi Uw iwiliirrul Juni dalam Demokrasi Liberal Prog-
resif adalah sebagai 'penonton' {<ih\tiitots). Tetapi, karena dalam
Sistem di-mokra-a— dan bukan sistem totaliter— maka kelas bingung
juga kadang diberi hak untuk menyuarakan pendapatnya, untuk
memilih salah satu anggota kelas khusus 1 sebagai pemimpin mereka.
Itulah yang disebut sebagai rh'ctiow (pemilihan umum). Tetapi, l'^a
mereka selesai memilih, maka mereka kembali ke posisi semula, se-
bagai specititar, sebadai penonton, dan bukan 'pemain'. Itulah vantj
disebut sebagai fungsi demokrasi vang tepat dan baik. Dalam teori
ini juga ada asumsi ideologis bahwa adalah satu kebodohan jika
membiarkan kelas bingung mengatur urusan mereka sendiri. Kare-
na itu, tidak Lepat dan tidak bermoral, membiarkan mereka melaku-
kan hal itu. Sama halnya membiarkan anak umur tiga tahun untuk
menyebarangj jalan sendirian. Anak seusia ini tidak akan tahu ba-
gaimana menggunakan kebebasan yang diberikan kepadanya. 11
Paradoks Demokrasi di Barut
Fenomena teori Demokrasi Liberal Progresif versi Lipmann itu
tampak mencolok dalam pemilihan Presiden AS tahun 2(100. Jika ga-
bungan kata 'demos' dan 'kratos" diartikan sebagai "pemerintahan
oleh rakyat" (govi'nmh'ni hy tln* pt'oph 1 ), maka biasanya pemerintahan
yang demokratis diindikasikan dengan dukungan mayoritas rakyat
terhadap pemerintah terpilih. Namun, itulah yang justru terjadi pa-
da kasus pemilihan Presiden AS tahun 2000, Pada 5 Desember 2000,
Mahkamah Agung AS ( LIS Supirmu Cdhrt), memenangkan George W.
FJush atas calon Demokrat, Al-Gorc. Kasus ini Lelah memunculkan
perdebatan sengit di AS VincenL Bugliobi, misalnya» menulis sebuah
buku berjudul The Brtrayttl of Anttriar: Htiw TJic Supn'Mt' Cuurt ihhtrr-
mi\ml The Cwittitutiau and Chosv Our Pjwidcut* Rugliosi mengungkap
sebuah realitas ironis tentang demokrasi; 'Pengkhianatan Amerika',
Bagaimana sebuah pemilihan kepala negara terkuat dan negara de-
mokrasi terbesar di dunia, akhirnya justru diserahkan keputusan-
nya kepada lima arang hakim di sebuah lembaga tinggi negara.
Padahal, populw votf, suara rakyat, lebih banyak berpihak kepada
Gorc. Dengan jumlah pemilih kurang dari 60 persen dan rakyat AS,
maka faktanya, Presiden AS juga hanya didukung oleh minontas
rakyatnya. Pemenangan Bush oleh Mahkamah Agung AS itu digam-
11 Trt>ri LijimaiinU'ntaiiR Demokrasi liberal Pru^rraf d ikubp dari buku Nuaoi Chunuiky*
Mntui Ctmfrvt ~Dir 5fVt Uwufar Atiiitrcmcnte t</ P^m^nindu. [New \ijrk: &*ven Sfoni 1 ^ \*rv±r t I Wj»
hlm i:n
Bagian J Dan kefrr.gungan Menuju Keram ian 89
barkan Bn^liosi sebadai '7ife f tlw iin\/of Kcmiahlif rtwKsinntiaii".* 2
Selolah Bnsh memangku j a bata n Presiden AS, kontroversi demi
kontroversi terus merebak ke sclufilh penjuru dunia. Apalagi, sete-
lah Bush memerintahkan tentaranya menduduki Irak, Maret 2003,
Belum pernah dalam sejarah, dunia menyaksikan gelombang aksi
unjuk rasa anti- AS yang begitu ramai di berbagai penjuru dunia se-
perti pada tahun 2003. Sampai-sampai ribuan orang warga AS ^en-
diri harus ditahan, menyusul aksi mereka menentang serangan Irak,
di berbagai kota di AS. Kantor berita A*>oattft\i Pn*$s, (21 Maret 2003)
melaporkan, lagu kebangsaan AS F The Siar Sptmglcd Bimmv, sudah
dijadikan olok-olokan d t Kanada, menyusul merebaknya aksi pxi-
luhan ribu Orang di negara tetangga AS itu.
Semua itu berpangkal dan otak dan lidah seorang Presiden AS,
bernama Ceorge W, Bush. Kamis (20 Maret 2003) Presiden Bush me-
ngumumkan Peran- terhadap Irak, setelah sebelumnya menempat-
kan ratusan ribu tentaranya di sekitar Irak. Negara yang sudah di-
lumpuhkan sistem persenjataan ya, dan diembargo selama 12 tahun
itu segera dihajar habis-habisan dengan peluru-peluru kendali To-
m ah a u k. Ribuan korban berjatuhan, AS akhirnya berhasil mendu-
duki Irak dan menempatkan pemerintahan baru, sesuai yAiig d i ke-
hend akinya, menggantikan pemerintahan Saddain 1 f ussein yang
memang sangat otoriter dan kejam terhadap rakyatnya. Namun,
sukses AS di Irak secara militer, terus-menerus memunculkan badai
kecaman dan gugatan terhadap AS Bagaimana pun, AS menyerang
Irak tanpa persetujuan dan mandat Dewan keamanan PBB— satu
tata aturan yang telah ditetapkan sendiri oleh AS dan sekutu-sekutu
Perang Dunia LL n
Maka, serangan AS terhadap Irak, tanpa mandal PBB, secara
jelas menunjukkan, akhir dan tata dunia yang diatur oleh AS- Hu-
1 '\'nwni Rugi h rt t, T)y Bfttayal of. 4 twwn. / tejj 1 Thf Shpvirrr Caurt U'ui^mnwJ flttCansti-
fulinn difrfCrttK Chif Pira/i/.'if? {Nt**v Yrtrlc Kation Bijoks, 2tH>] i
* ' Piagam PBB p^j] 2 .n n\ 4 \aii£ mi'ni'ga.^kan. 'St^L'njip sttRgi'iLi PPBtinl.im hubungan
Ulirmu m* j I mrri'k.1 [Th-iii. Milikan ihri «.1 -t t i t intipkan tnrpijMTii -a m a Li u mun^uruikiui ki p keras-
isi terhadap integritas wtlm ali iiLui kemerdekaan pelirik -H-Miatu negara lain atau rimkan *-ara
Jkpj pun vanj; bertentangan ^i^Afi tij|uan-1ii|tian PBB ^o^tj.ii Piagam PIiB h srrjii^an terha-
dap >uaLu n^ripir^ yimi; Jipa^Jani; rTK'mtuiI'uivnkdn [vrdanuuin intenusiLmal dapat aihunar
kan jika Ivrhagai ■-ank^j -Wm.iMjk sanksi -ArHionii-vanft dlN*flfairt nfch Dl'waii kivmunan
PtJti, m'mwi | m vi J 4 3 fia^iim PBM hii.ik nu'm|Mn ki^i Ui-utuilkjn dalam pa^l 42 Piagam PBB
kum mlornasion.il diabaikan, demi kepentingan AS. Kekuatan ada-
lah kebenaran. Might i* ritfht. Kontroversi merebak di seluruh dunia.
Bahkan, demonstrasi terbesar yang dihadiri jutaan orang menen-
tang tindakan AS- inggris justru dilakukan masyarakat Barat. Barat
terbelah. Barat tidak satu lagi. Barat, yang satu, seperti saat meng-
hadapi komunisme, di era Perang Dingin [Cahj War), sudah berakhir.
Barat seperti itu sudah menjadi masa lalu. Dunia internasional sebe-
narnya setara mayoritas sering berseberangan dengan AS dan tata
dunia vang dipimpinnya. Hanva karena faktor kekuatan dan penga-
ruh AS yang masih begitu kuat, maka muncul pikiran pragmatis un-
tuk mengikuti saia apa kehendak dan perintah AS. Di dunia Islam,
berbagai kasus semacam ini terlihat begitu mencolok, seperti dalam
kasus Pakistan dan Taliban. Jika di masa Perang Dingin sampat ta-
hun 1996, Pakistan adalah pendukung kuat Taliban, maka situasi itu
berubah total setelah AS menetapkan Taliban sebagai musuhnya.
Mengapa Taliban yang dulunya sahabat dan mendapat dukungan
AS— juga Pakistan, Arah jilidi --kemudian dihabisi? Tidak terlalu su-
lit untuk membaca misi AS di Afghan. Dari dulu, AS sudah tahu
siapa Taliban. Seperti diungkap Mackcnzie (1999), beberapa jam
setelah Taliban menaklukkan Kabul, September 1996. Glyfi Davies,
pejabat pembantu Juni Bicara Deplu AS r menyatakan bahwa AS
tidak punya keberatan penerapan hukum Islam venri Taliban di wi-
layah-wilayah yang dikuasainya. Mulanya, banyak harapan AS pa-
da Tahban. Di antaranya, AS mengharapkan Taliban sebagai "sat-
pam" untuk mengamankan proyek pipanisasi minyak dan negara-
negara eks-Soviet vang melaku Afghan menuju Pakistan. Berulang
"Apabila DK PBB mrnpui£j;4p Uilmii Undakan yang Jitcululuin dalam pdsaJ -II {sanksi t'kii-
nomi dan AoUagfhrtVfi) lldak n tam ukupi a I J u talft'h U'rhukh Udik rni-inrukupi, maka DK dapat
mtrngambil tindakan dengan mempergunakan angka la n udara. laut. a la u darat, vang mungkin
diperlukan untuk mi'mvlihaias eUu rrtwinuJillkan prrdamaian MTta keamanan mU?ri\*!Mt'wil
Dalang tindakan itu Etnm#fut pula demonstrasi -domm^traM, bUikaJt 1 » dan lind.iLan-Lindakart
lain d^n^an menggunakan Angkatan bui, angka lan udara, atau iaral h dan anj^ta-an^nta
nur
Dalam Di\!a r nliaH tiri tlw huidmi&ibthtif of tuti'nviitttm m Ilir Duivtetic Aftmrtut 5U\}r± and ihc
Protri'uot} $>f ttoetv hidrpwdtncf atid Stivem&miy* tahun 1%5 dlsfhytka/i halnya, 'Tidak satu
tn^ara pun mrmpunsai hal u muk inlfn imsi s<vara lan^sun^ maupun tidak langhun^,
dengan alapan apa puji, dalam urukan uilL-rnal dan ok-slumal m^ara lain OM* karma iln,
inlfrviuui mihlerdan Meluruh bentuk campur tandan ala u usaha van£ nu-n^ancam negara lain
femu>uk unMu-urihur fHiJiUk. ckunnmi dan budaya, h ani** dikutuk"
Bagian L- Dar Kebingungan Menuiu Kemsitan 91
*ali pejabat-pejabat AS melakukan pertemuan dengan pejabat Tali-
ban. Dala kebutuhan minyak AS yang dikeluarkan Energy Injorma-
rwn Adtiiiut>trtition f menunjukkan, pada tahun 2020, AS harus meng-
impor minyak sekitar 18,8 juta barrcl per hari. John J. Maresca, Vice
Presiden t Internal Kina I Rela t i ons UNOCAL Corporation, pada \2
"Februari 1998, memaparkan alternatif rencana pipanisasi minyak se-
panjang 440 mil melalui Afghanistan. Jalur pipanisasi inilah yang
paling menguntungkan. Ia mengakui, UNOCAL telah melakukan
kontak dengan semua faksi di Afghanistan unhik memuluskan ren-
cana tersebut, Ketika semua kesepakatan dengan Taliban gagal dan
kepentingan AS tidak dapat dipelihara oleh Taliban, maka muncul-
lah situasi dan kebijakan baru. Apakah karena Taliban merupakan
militan Islam, sehingga harus dimusuhi dan dijadikan sebagai mu-
suh utama oleh Barat, sebagaimana dikatakan Huntington dan
Bernard Lewis? Jika itu dasarnya, bagaimana dengan rezim Saudi
vang juga dianggap sebagai militan Islam? Mengapa rezim Saudi
masih dipertahankan dan masih tetap didukung oleh AS, padahal
avim ini jelas-jelas tidak demokratis? Bagaimana dengan berbagai
rezim diktator dan pelanggar IlAM yang banyak mendapat du-
kungan dari AS dan negara-negara Barat lainnya?
Sebuah pepatah Arab menyatakan: "Mitkhthi'un, mau thonna
ynwmnn mwn lHi<ysija'Mv diinaa" Adalah keliru, orang vang menya-
takan bahwa serigala itu punya agama, Pepatah ini menarik untuk
direnungkan, setidaknya jika membaca sebuah artikel di Interna-
tional Hemid Tribune (3 Januari 2002), berjudul "Amcricn't Empire
Rules an Ihihahnced WorW*. vang ditulis Prof, Robcrt Hunter Wade,
guru besar ekonomi politik di London Sdiool of Ecotwmics. Dalam
tulisannva itu, Wade menyamakan posisi AS di dunia saat ini, seper-
ti posisi Kekaisaran Romawi (Roman Etnperor) yang berlaku sewe-
nang-wenang terhadap dunia. Benarkah posisi Amerika Senkal (AS)
niat ini identik dengan posisi Kekaisaran Romawi?
Legenda pembentukan kota Roma menyebutkan bahwa kuta
ini dulunya didirikan oleh kakak beradik Romulus dan Remus. Ke-
duanya meru pakan cucu Askan i us. Raja Lavinikum, yang dibuang
ke Sungai Tiber oleh saudaranya sendiri, bernama Amulius, Romu-
lus dan Rumus knnnn diselamatkan dan dirawat oleh seekor serigala
betina- Pada sekitar tahun 753 SM, kedua saudara itu mendirikan
sebuah kota haru di bukit Palatine, yang berlokasi di Kota Roma saal
inr Tetapi, keduanya terus-jnewents bertengkar, dan akhirnya Ro-
mulus membunuh saudaranya sendiri. Kota itulah vang kemudian
dinamakan Roma, mengambil nama Rumulus.
Apakah "darah serigala" itu yang kemudian mengalir di tubuh
peradaban Rnmawi dan pewarisnva? St 1 ] arah perjalanan peradaban
Barat sendiri jauh dari nilai-nilai demokrasi dan pluralisme. Sejarah
menunjukkan, bagaimana sebuah peradaban yang bernama "Barat"
melakukan berbagai Undakan yang sulit dibayangkan oleh akal
sehat. Ketika mereka mulai bangkit, mereka melakukan berbagai pe-
nindasan dan pemusnahan terhadap berbagai kelompok dan suku
umat manusia: suku India- suku Tn ca t Aborigin, dan sebagainva.
Mereka juga mengangkut dan memperjualbelikan budak-budak da-
ri Afrika. Dalam lintasan sejarah Afrika, tidak ada yang lebih kontro-
versial selain kasus perdagangan budak trans-atlantik dan Afrika ke
negara-negara barat. J. D, Fage, dalam bukunya, A Histori/ o f A/rica
(1988), menyebutkan bahwa dalam tempo 220 tahun (1650- 1870), se-
kitar 10 juta manusia, diekspor sebagai budak dari Afrika ke Dunia
Ftaru'. N
Bartnlome d e Las Casas (1474-1567), seorang pastor dari ordo
Dominikan, menceritakan perilaku tentara Kristen Spanyol terha-
dap penduduk nsh Amerika. Mereka membantai siapa saja yang
ditemui, tanpa peduli wanita, anak-anak atau orang tua. Dibuat juga
peraturan, jika ada seorang Kristen terbunuh, maka sebagai balasan-
nya, 100 orang Indian juga harus dibunuh. Las C asa s menulis,
"Orang-orang Kristen, dengan kuda, pedang, dan tombak,
membantai dan melakukan kebrutalan vang mengherankan.
Mereka menerobos ke sebuah negeri dan tidak menyisakan
anak-anak maupun kaum lanjut usia, tidak peduli wanita
hamil, anak yang baru lahir, tubuh-tubuh mereka semua di-
tabrak dan dihajar habis-habisan, seumpama mereka sedang
membantai segerombolan domba.,, dan dikarenakan, sekali
dua kali orang-orang Indian membunuh beberapa orang
Kristen sekadar untuk membalas, mereka membuat hukum
H ffiitip j AiikT, l*WU Cn*l>=Attott. (iWlmonl: Waw<*rlh, 20tW>, h I n». 3^7
Bagian I Dari Ketungirngan Menuju Kematian 93
sendiri di antara mereka untuk setiap orang Krislen \ang di-
bunuh Indian, maka h sinis dibunuh seni [as arang Indian/* 1 "
Sejarah perlakuan peradaban Barat terhadap Yahudi, misalnya,
uga tercatat dongan Unta hitam. Kebencian terhadap Yahudi mumi-
iki Lindasan teulogis yang kuat dalam Bible. "Mengenai Injil mereka
adalah seteru Allah oleh karena kamu, tetapi mengenai pilihan
mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang/' (Roma,
11:28) Di antara Ni'iv 7htftf"ft*Jrf, Mati u s dan Yohanes dikenal paling
fk&lite' terhadap J u da isme, Yahudi secara kolektif dianggap ber-
anggung jawab terhadap penyaliban Jesus. "Dan seluruh rakyat itu
menjawab: "Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas
anak-anak kami." (Matius, 27:25), Yahudi juga diidentikkan dengan
•cekuatan jahat "Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin me-
lakukan keingina n- ke inginan bapamu/' fYohanes, 8:44). Sikap-sikap
Inti*- Yahudi vang dikembangkan tokoh-tokoh Gereja kemudian,
idaiah variasi atau perluasan dari tuduhan-tuduhan yang tercantum
dalam Injil- 1 "
Persekusi terhadap Yahudi di Eropa bahkan terus berlanjut
sampai abad ke -20 digambarkan setia g ai kebencian Kristen Eropa
erhadap Yahudi. Marvin Perry mencatat masalah ini,
"Anti-Semitume di Eropa mL'jnpunvai sejarah yang panjang
dan berlumuran darah. Itu berasal dan dua hal: ketakutan yang
tidak masuk akal dan kebencian terhadap 'orang luar' dengan
berbagai cara yang jelas, dan mitos yang diterima secara umum
bahwa Yahudi adalah bangsa terkutuk .secara kolektif dan aba-
di karena menolak Kristus, Kaum Kristen melihat Yahudi seba-
gai pembunuh Kristus— sahi gambaran yang telah mendorong
munculnya kemarahan dan kebencian yang mengerikan. Seca-
ir Philip | Adli-r, \\ 1 £*}J Cmlmtitm, hhtt ^11 CWjtJ-crfilfl ^k'jnirmii ppftjfljall KnMcn
larai tcrhaJap umal maniiMa. khii>LL?iny.i «mal Mu^!im H \cwi\i terlalu ban vak Liniiii disahut
*jji f 5*1* u ki^ih uin^ mmhj; lvj i <bAi l i&, mi^olnu. pi H rb kiran AlMn.M* Jt 1 AlbuLiiJL'njLit 1 tern.iJ^p
MiJinJok Ivrki turunoji Ai.ib vliii imiultrUiil-i \ Lilitku Swui laporan wKjiyuhulkntt* pasukAn
le AlhLtqtUTi]Lk' whlLt nit'mi>iiliLau iinlarii pt-ndui/tuk AMh bfolttfrfl pi.LiiluJuk *$li. soliap
u'naklijkkar svjjIU kota Mrri'La rfii'ffltJttmft (asi^an Ljuiti l.iki Likt Aan mt-motanis hidung
tm k'liii^.i kaum lonihi \ aii£ berkctunuiiin Arab, l.Lltul [it-Lvun I Spitflvflgcl, Wtvttfm Cmf:
tf«w. (HdfTu.ni iv.idsmirth. 2W% Wm. 3^5
ta£iKV< '■ ^h'i{:iJ JniiT.Kuf. ijt-n.l^k'in kalcr Pu|ilb4pr*£ J1pu=u! I,lJl, Vol. 1
ra periodik, massa melakukan penistaan, penyiksaan, dan pem-
bantaian terhadap Yahudi. Sedangkan para penguasa Kristen
mengusir Yahudi dari negara-negara mereka. Karena sering
dilarang mumiliki tanah dan dikeluarkan dari lapangan kerja
manufaktur. Yahudi di ahad pertengahan mengonsentrasikan
diri pada usaha perdagangan dan peminjaman uang^-jenis pe-
kerjaan yang seringkah menyebabkan kondisi mereka semakin
memburuk. Pada abad ke-lb, Yahudi di berbagai wilayah di-
paksa untuk tinggal di tempat terpisah dari penduduk kota,
vang dikenal sebagai $lit*t to, Anh-Semitisme kaum Kristen pada
abad pertengahan, yang menggambarkan Yahudi adalah jahat
dan Judaisme adalah (agama) V*vftg menjijikkan, Lelah menyu-
burkan lahan bagi Anti-Semitisme di masa mndernjJ'
Dalam buku Wwtent CtrtliziUion A Brtef Hittonj, Marvin Perry
mengutip seorang tokoh anti-Yahudi Jerman yang menggambarkan
kadar rendahnya kualitas ras Yahud t dan menvamakan mereka se-
bagai parasit atau kuman kolera, "jika seseorang membuat gambar-
an atas seluruh hangsa Yahudi, maka ia akan memahami bahwa
kualitas rasial dan bangsa ini sedemikian bahwa dalam perjalanan-
nya nanti, mereka tidak dapat bersesuaian dengan kualitas rasial
dari masyarakat Jerman; dan bahwa setiap Yahudi yang sekarang
tidak melakukan saru pun hal yang buruk, mungkin nantinya pada
kondisi yang tepat akan melakukan hal itu, sebab kualitas rasialnya
memang mendorongnya untuk melakukan hal i txi (Yahudi .-*
beroperasi seperti parasit --.Yahudi adalah kuman kolera}/' 1 *
Pandangan Barai terhadap kaum Yahudi yang berdasarkan
unsur keagamaan dan diskriminasi rasial itu mewarnai sejarah per-
adaban Barat dalam kurun waktu vang amat panjang, sejak awal-
awal Kekristenan pada abad ke-4 M sampai abad kc-20. Dampak itu
masih berlangsung hingga kini, dan ironisnya, justru penduduk Pa-
lestina—yang bdak Lkut apa-apa dalam pembantaian Yahud i- -yang
kemudian menanggung derita akibat dukungan Barat terhadap 7Jo-
Mflrvin Ftvry, Wf>tt*rr t Ch'iUzatton A Brttf Hjstzry, (Btjslniv: ILuifthhm Mifflin C'ttinpAny,
W7;, Mm. -M7--148
I* Kbrvin Ffin, Wetfrra CiriUziifum A Rrtef Ht*\crv, htm 449-lSO. Lebih ]nofi K/nMhj;
st'jdrah hubungan Kristen -Yahudi dapat d:hhsi! buku pt'nulb burjwduJ Uiiftawi H-t<"^ Wtuth
An^i- />ii/m y \ JnLnrta: Cciwa Insani rn^, 2003)
Bagian I Dari Kebingungan Menu|u Kematian 95
nism^ modem yang berhasil mendirikan negara Yahudi di Pale^Lina
dan mengusir penduduk aslinya. Dukungan Barai yang terus-mene-
rus Lerhadap Israel telah menjadi salah saLu pangkal masalah keru-
mitan dan kekacauan dunia internasional. Dukungan Barai terha-
dap Israel Lni sekaligus juga merupakan paradoks demokrasi pada
tingkat global, dimana tirani minoritas yang kuat menghegemoni
dan memaksakan pendapat dan kekuasannya kepada dunia interna-
sional. Sebab, dalam masalah Israel mayoritas anggota PBB lebih
mendukung perjuangan rakyat Palestina, tetapi suara mereka di-
kalahkan oleh kelompok minoritas- -terutama AS— yang duduk di
Dewan Keamanan. 1 *
NichoUs Lash, seorang guru besar di Utuvcrsih/ of Cmiibridgc,
menulis satu bab berjudul 'Bci/ond Th? Enrf of History? dalam buku-
nya, Tlie 'Beginuing tnid TIw End of Rirfigidn. Lash menyebut gagasan
14 Menurut [to&sLm Ahdulgani [Mtfnlu TCl periode 2 -i Man:t I95fc-2S Januari 1957) salah
patujiwa p-okuk dari RWfriitfLSi Asia -Afrika Uaiiduhg, 1^55. adalah \w*$ anli-2itfiti£me Dalam
<on f eren si i l 1 rsH > u t Z 1 o n ki ne I < 1&9 I n t eh ba n \ a k J t* [v £a s i d i ka ta ka n sehaga i "I ke h w f i'haph* t a \
fa bocik q f oli} calotimlittti. tvuiihroit? rtfhr btiii'k&t miii dnrk&t cbiiptcrm bumnr, hislorv". Zionisme
krael,. menurut Roesla n Abdulga n. L nada hakikamva adalah benlukdanmaniiestasi dari ua Isu
Jiituk merampas tanah air bangsa lain, dengan cara-cara tertiris dan kejam. Melara Israd vartg
{«dirikan pada tahun 19-15« hdakhanya iiit-raiiipas tanah air rakyat Pdlcfc tirta van^ tak burdosa.
elapi ju^a mr.mgusii penduduk aslinya dengan teror dan keketatan Selanjutnya Kocslan
nenulis, " 7aoniMiiL- LwiJ*?h dikatakan Sebagai koloni a lisnu? ya rtu paling jali! t dalam jaman mod-
;m sekarang mi ia berba li rasialisme, ia menyalahi agama Yahudi, la didukung oleh kekuatan-
kekuatan internasional yan*; berjiwa nuk&iuiuT, baik Jari kalangan Yahudi di Eropa Barai
naupm. di Amerika * Krink terhadap Zionisme juga datang dari ban) a k ilmuwan Yahudi,
<arena sifat-sifal agresif dan diskriminatifnya, Israt-I Shahak mencatat hahwa negara Israel
:wikan hanya merupakan bahaya b a e, i Yahudi, tapi juga seluruh negara di Timur Tengah. (Iirwy
lem, fcmriitf a j?t?teh3itt!rt:tiwstitttte£&\Um£crfiQt vnltf t p itsetffintt ite inlmbifants, bui to nH Jnv orid
iiil othi-T jT^-ri'u^ ,j}hi iiiiUi wibi* \ 1 u idfc £j»Sj tiiid hcyohd), (ftoviJdn Abdulgani, faifoncsfa Mc*mtap
Vta? Dtfpw, 1987.310-311. hrad Shahak, fcwish frtffory, fcmslt Ri'Ugiotf, (London Pluto
> ress,i9 L *4), liini. 2, l (J, DnstL'in, ilmuwan Yahudi, pada tahun 1955 nu^nasehati fovavl agar
mengambil sikap netral dalam konflik "Hara! dan Timur" dan memberikan kesetaraan hak
tang sempurna terhadap waiga Arab van^ ada di Israek Dalam suratnva kepada Z\ r i Lurk*,
E-irtstein mt-ncaljl: "l/\\\ ^iiraut* sudi n pvKy> n$4haHpwl Wi/ \:ilizcri* imd evc*\ mar. uvAati
i "i ■■/ 1/ bui s'fi^Wi/, jj^vn:v Qi?r tvititiiVi -cilh tlw Arab itwhl." [Lihat r Otlu N'athan and i Iein/
Siorden^ Euistctn _'J Pi ! rt L - t\ (New ^ L >rk: Simoil and Srhustvr. ]V[^>] h htm. h38) Harapan Finslein
lii Limpak utopia, dan sampai dia meninggal 1S April 1955, nasehatnva kepada Israel tidak
lihiraukan. E lingga kmi, tiasohatEiii^cein kepada Zionis itu masih merupakan u lop (a Perlaku-
u£ Zionis terhadap warga P:.l^tina retap diskriminatif. Unaan pengiut^si Palestina teuip tidak
iji7inkf.ii kembali ke tanah a i m. a
Fukuyama tentang T/rr- F.iu1 ofHfctory' sebagai 'lelucon gila lenting
a Ulir sejarah' [tltc uuhi jokt 1 of'llh 1 emi af hiMonj) la mencatat,
"Sayangnya, terlepas dari hasil renungannya bahwa "akhn se-
jarah akan menjadi masa-masa yang menyedihkan' karena yang
tersisa bagi u mal manusia (atau mungkin maksud nya r bagi
kaum lelaki kulit putih Amerika) hanyalah peran sebagai penja-
ga museum sejarah", Fukuyama masih menduga bahwa tak ada
la ^ i alternatif yang terpikirkan oleh searang sejarawan bahwa
memahami sejarah adalah memahami hikayat lentang 'progres',
sebuah 'cvnlus] dan masa primitif ke masa modem'.' '''
Krili k terhadap tesis Fukuyama bisa disimak dari basis lilosofis
yang digunakannya. Te^k Fukuyama yanj» didasarkan pada basis
asumsi unilinicr lri<tnriail ^ro^rt'^ jidalah merupkan elemen umum
dalam filsafat Marvis dan Hegel. Pada perspektif ini, teori Fukuva-
nia hanyalah nc formulasi dari p ust Lila t- pos t ulat dasat abad ke-I y*
Maka, keruntuhan komunisme, seharusnva juga d]] ku t i dengan pe-
ngujian kembali terhadap pns Lu la (-postulat tersebut yang diasumsi-
kan memproduksi Demo k ras j -Liberal dan Tradisi Sosialis, kosmolo-
gi mekanik Newtunian, epistemologi anthrOpuscn Iris, dan rasionali-
tas moral yang merupakan elemen-elemen dasar dari paradigma
Haral pada /aman pencerahan {thv Agi'ofEfjhjihh'iwwiU}, telah men-
ciptakan atmusHrbagi tumbuhnya ide tentang 'unilinier progress\
Demokrasi Liberal dan Marxisme adalah produk dan atmoshr za-
man ilu, Karena itu, runtuhnya Komunisme bukan hanva merupa-
kan keruntuhan satu sistem ekonomi dan institusi politik tertentu,
tetapi juga merupakan keruntuhan dari basis i~iiosufLsnya. :j
The Knd oftlie Wesi?
Gagasan Fukuyama semakin tidak menarik ketika dunia Barat
sendiri terbelah sikapnya dalam bebagai masalah, sehingga memun-
culkan gagasan tentang Tln* Eiiii ofTlit* WeM, Akhir Sejarah Barat atau
Akhir Peradaban Baiat- Benarkah 'V h* Wrst* telah berakhir? Thomas
^NK'tuibrf l-ash. Ths BjginnmstmdThfLtut-pfReltjciBH. ^C;lmbTiLi^;t ,, C"omL■'^i^l^L , L f fiKVr>ity
TVi^ r I «h) Mm 252-251
- l Ahmivl DavutL>^Ju. Civiii-/iTiontt\ TrtinsiprrttiltiT} umt Tkr Muilnn t-Vo^ iKu^l.i I umpu*
BagidM j. ban Kebingungan Menuju Kematian 97
L Fnedman, menulis saiu kolom di Itih'nitttiamil tit'rftld I'nbtntr {3
Novembej 2 MO : >j, berjudul "h thi± 1 1 w Duioftlw lAVsf?" Barat memang
telah pecah AS dan Eropa, khususnya Jerman dan Prancis, telah
berbeda dalam banyak hal prinsip. Cari Bildt, mantan PM Swedia,
menyatakan, bahwa selama satu generasi, Amerika dan Eropa ber-
sepakat dalam sahi hal (tahun): 1945, Selama puluhan tahun, Aliansi
Atlantik U lara membangun komitmen bersama untuk mencip tekan
pemerintahan demokratis, pasar bebas, dan menangkal pengaruh
komunisme Um Soviet, Namun, kini, semua itti sudah berubah. Bayi
Eropa, tahun penting adalah 19S9 (kenin tuhan Soviet), sedang bagi
AS adalah 2001 (Tragedi W r TC)- liropa dan AS juga gagal untuk
membangun ^ , ts^ bersama dalam menghadapi isu-isu g lob a L "Kita
liga g<~ig^l mengembangkan visi V-mg sama tentang hendak kemana
Kita dalam menghadapi isu-isu global yang menghadang kita/' kata
Bildt.
Tahun 20113 (akhir musim semi 2003), dunia internasional disu-
guhi perdebatan menarik antara Samuel lluniington (Harvard Uni-
rorsiLyl dan Anlhom Giddens (T/k' LMdou Sefatal of Evauomic*) yang
iisclenggarakan oleh Thr A.<p\it Inslihth* Itrtlhr. Diskasi kedua tokoh
terkenal itu diekspos dengan judul f, Tivp VW.sfci" (Dua Hara L) Salah
satu hal meriai i k \ ang dikcmuluikan Giddens tentang problem yang
xrsisa pasca Perang Dingin adalah "tfh* mihhwigoftlw We$t"~- disam
jing "the id^nLity »f Euirnpe" dan "US mihtarv power in rela t ion to
Europe'. Kedua pakar ini banyak mendiskusikan tentang perbedaan
Tiasyaiakat AS dan Eropa, terutama dari segi sikap keagamaan me-
[fckar. lluntington menyebut bahwa masyarakat AS adalah ma^va-
■akat religius;, dibandingkan masyarakat Hropa yang lob ih sekular,
Sahkan, agama di AS telah mengalami politisasi, la katakan,
"Apakah agama di AS lelah terpoli tisa si? Ya. Ia telah menjadi
sangat politis. Pada tahun 2000, setiap calon presiden- kecuali
Joe Lieberman-harus m enyatakan secara terbuka akan keiman-
annya kepada Yesus Kristus, Hal itu tak pernah terjadi sebe-
lumnya di dalam politik Amerika."
1 Iuntingtnn juga mengakui, meskipun Barat saal ini memiliki
kekuatan, tetapi mereka menghadapi problem legitimasi. AS, meski -
pun memiliki kekuatan hebat, tetapi di mala sebagian besar dunia
internasional, kekurangan dalam legitimasi, la mengatakan,
"...tetapi Barai memiliki masalah legitimasi. Lebih tepatnva:
dunia menghadapi masalah berupa jurang antara kekuasaan
dan legitimasi. Pemerintahan yang efektif dan otoritatif hanya
bisa berjalan jika kedua hal itu ada. Saat ini., AS punya kekuasa-
an, namun di mala hampir seluruh dunia, ia kekurangan
legitimasi/'
Artinya, kekuatan dan superioritas Barai tidaklah direstui oleh
umat manusia. Demokrasi pada level global lidak beqa1an. Pada le-
vel ini, demokrasi lebih merupakan jargon. Bahkan, sejak berdirinya,
PBB mempertahankan strukturnya yang tidak demokratis. DK PBB
yang merupakan inti PBB, didominasi oleh lima negara—AS, Inggris,
Prancis, Rusia, Cina—yang memiliki hak istimewa berupa veto.
Meskipun realitas dan peta kekuatan politik ekonomi sudah beru-
bah setelah lebih dari setengah abad umur PBB, tetapi struktur yang
tidak adil itu tetap dipertahankan. Kasus Palestina menunjukkan,
bagaimana berulangkah Majelis Umum PBB mengeluarkan berbagai
resolusi yang mengutuk Israel, tetapi tidak dapat di realisasikan ka-
rena dimentahkan di DK-PBB. Namun, meskipun tanpa resolusi
DK-PBB, A S dapat menjalankan mesin perangnya ke berbagai belah-
an bumi. Kecaman demi kecaman silakan dilakukan. Tetapi, pertun-
jukan tetap berlangsung. Dunia boleh teriak apa saja tentang keti-
dakadilan, tentang tioubl? >iandani, tentang ketimpangan distribusi
kekayaan, tentang tatanan perdagangan internasional yang lidak
adik tentang ketidakdilan utang luar negeri. Tlh f -^lioiv mu<\ $a on. Ber-
ulangkah negara-negara Nvn-AUgru'ti Mawnwnt (Gerakan Non-BIok)
menyerukan perubahan struktur (restrukturisasi) PBB. tetapi tidak
digubris, Tata hubungan internasional ini adalah bentuk nyata bah-
wa Barat sendiri sebenarnya tidak menghendaki demokrasi, jika de-
mokrasi akan merugikan kepentingannya. Di PBB, jumlah terbesar
anggotanya berkumpul di Majelis Umum PBB, Tetapi, justru Majelis
Umum ini tidak memiliki kekuasaan sebesar Dewan Keamanan,"
22 Tantang fimj^i dan fctiktij&a&n MU-PBB diatur daldm pasi i 10-17 Rfcgftm PRR Efafcttfl
pSsal L t (11 disohutLm bahwd MLI dfl^nt tnemjXTtmiu&rtgkafl prinsip-prinsip umum fcerjasa-
ma dalam fiicTneJihflra perda makin dan kt*ftmtman hitenUfcsO-rtfiij lurma&ufc pruiMp-prmMp mo
n^ena-i pi'riwutnn j^njalu d^ri penyaluran pvrsi j njjU^O^ tiflil c t ii p ■"! t riiL'ngemuknkilil rc^nmrn-
Bagi*i I Uiti Kebingungan Menuju KwidTsan 99
Korona itu, ketiga Fukuyama melontarkan pendapatnya ten-
lg Th\- Lthi of Histori/ dengan kemenangan akhir di pihak
lokrasi -Liberal Barut banyak yang menggugat: benarkah? Akhir
r*ih vang bagaimana ? Pasca setangan terhadap Irak lahun 2003,
?ru mulai bermunculan wacana "Vw Ettii afthi* Wt'tf" atau "Tlw
r n! af Amtrtai" , Dalam pidatonya pada Pembukaan Sidang negara-
;ara N'on Align Movement (N A M), 24 Februari 2003, Perdana
' k-nteri Malavsia Maha t h i r Mohamad menyampaikan kritik-kritik
keras terliat] a p kebijakan negara-negara kuasa besar, khususnya
Amerika Serikat (AS). Mahathir menyebut negara snperpower itu
telah melakukan politik yang "Hatunt iluuhlt- Standard". AS bersikap
. m b u t terhadap Korea Utara yang jelas-jelas memiliki senjata nuklir
Tetapi, bersikap gaua> terhadap Irak, yang tidak memiliki senjata
iklir Pada Desember W99, Aitht Pitrkn Nrw£k*tt l r ¥ menyebarkan
«tu artikel melalui uifemet berjudul "END OF AMERKjVS EMP1-
RE?"yang memaparkan kondisi Imperium Romawi menjelang keja-
tuhan n va. Ditulis dalam artikel itu bahwa sebelum keruntuhannya,
- «Tang orator Romawi, Cicero, memberikan nasehat, agar Romawi
tv nye imbangkan anggarannya j mengurangi utang publik, me-
r.^unirol keangkuhannya, dan mengurangi bantuan terhadap wila-
rwilavah asmg. Nasihat Cicero itu tidak dilaksanakan. D^w pada
M, Romawi runtuh. Seperti kata Bernard Shaw, "Romawi run-
tuh, Babylon runtuh, dan akan tiba giliran Amerika/ 01
Sebagai kekuatan hegemonik, Barat dalam hal ini AS memang
lk mau disaingi. Ia ingin menjadi kekuatan tunggal. Berbagai in-
I ivLLintL^tJj^L ^inij brrl.it i Jh Jviipan pnriMjv^nriMp ilu kepada Arij^ura-art£girtJi Alau
d*i Dk-PBB atau ki'pada Li-dtiiiiiVti Akan |i»topi, pasal 1] (2] irn<mb+iUM wvwL'jtoltg MU-
, srhab M'tup rFkr*nu?ndasi win£ memalukan suat u tindakan, akan diserahkan kepada
f BB" Bahkan, dalam pa^al \Z disctuilkan Pa<Ja waklu PK menjalankan kewajibannya
gAimaru \Jn^ d \ lutApkAfl dalim PjJtj^tHI im Untaliaji drn^jn m-mijIii £N*n#liSih.afi dMu
i keadaan ML' Hii.ik dapai mm liukan itknmpTMi^fl }'?ft£ tu'rkcruun Ji-hi^an pm^U-Mh-
ai\ ki'iidfliij'i Mu k'/L.iniJi apatah Dk mn^hrrvda'kinj-d ' lPw$am Pfr&nh*tott Bnn$$a B*t\$ai
tikttutfi Mahkamah bihmitMitiimi vantf Jrtrrhitkjn Ui*h kanlor PeniTan^jn PBB JakarlaJ
Tentang minijTUfcya kpiiin.iM vang dihadap ylcti AS jufga dilo^a^kan oleh Roberisor
£2): "77?!' V$A Ml\. Ajj* *'ri i" H<mt *fk*p?mizix%rt* po?/hD* i\< tht %Mt*\Tlpr ftf ;t*ortd iwiy"
di, Tom Spybiry. GitiiwUMt.* 'MHif W f/Jv.Ji'/w <Lamlniilfcf l\>lii\ pi*b> t lWi) hlm 52
*^ v Waiana tantang, keruntuhan Intprrluni RoniiH* i [\miwnnm R )j9un*ut*i)kuinvak dik*rHkfi*i
an ta.it Ja-ianda kfmunvturnn peradaban Bftnit aI h ^u AmiTika ^.iJ ini. Kjfian t-culin^ ini
i mcni|Lik piida Lirv j rd^aid Cibl^m Thr Dtvhitf ani FaU $f Ratmui Em^t?.
tervensi AS dilakukan dalam rangka memelihara hegemoni atas du-
nia internasional, VVilIiam Bhmn, manUn pejabat Deplu AS, menye-
butkan, ada empat lujuan invasi-invasi AS, yaitu: (]) membuat dunia
terbuka dan nyaman untuk globalisasi, terutama untuk perusahaan-
perusahaan multinasional milik AS; {2\ meningkatkan pendapatan
kontraktor-kontraktor pertahanan \ang telah banyak "bermurah
hati" kepada anggota Kongres dan penghuni Gedung Putih: (3j
mencegah muneulnva masyarakat mana pun vang dapat memun-
culkan contoh alternatif bagi model kapitalis; (4) memperluas hege-
moni politik, ekonomi, dan militer seluas mungkin di muka bumi,
dan untuk mencegah munculnya kekuatan regional yang dapat me-
nandingi supremasi AS serta menciptakan satu tatanan internasio-
nal dalam citra Amerika sebagai satu-satunya superpGTtwr*
Dalam rencana Departemen Pertahanan AS, tahun 1992,
disebutkan,
'Tujuan pertama kita adalah mencegah bangkitnya kembali ke-
kuatan haru yang akan menjadi batu ujian..- kita harus tetap
memelihara mekanisme vang bisa mengancam setiap kompe-
titor agar tidak melelwka n pengaruhnya ke wilayah yang lebih
ltia£ atau mendunia. " In
Keinginan untuk menjadi penguasa tunggal atau hegemonik
pada sisi lain juga mengindikasikan, bahwa Barat atau khususnya
AS memang sedang mengalami proses 'dcdme', sehingga tidak va-
km dengan kekuatannya sendiri, atau merasa selalu berada dalam
keadaan terancam eksistensinya. Kefumudan sudah melanda. Ke-
buntunn akan jalan keluar dari berbagai masalah yang melilit umat
manusia, belum juga berhasil ditembus. Karena itulah, sejak lama,
sejumlah ilmuwan Barat melihat tanda-tanda kejumudan dan ke-
runtuhan Barat. Tahun 1961, sejarawan Amold J. Toynbee menulis
tentang posisi dan sikap AS yang tidak adil, dan hanya memen-
tingkan kekuatan-kekuatan besar, kaya, dan minoritas umat manu-
sia, sebagaimana yan$ dulu dilakukan imperium Romawi. Tulis
Tuynbee,
i4 W i 1 1 1 n m BU i m , Kas; j tc .</i i U: A Cuti jV 1 o thi - \ Vorh t s On \ i i Sn\ >< r ryo si v r 1 1 1 »1 tv m t *n t S\ > u th
^ Wlll'fjm BJum, Ropirr 5hn«1% hlm, 24
Bagian l r Dari Kehirrgungjn Menuju Kamahan 101
"Dewasa ini Amerika adalah pemimpin gerakan anti-revnlusi
Juru a dalam rangka mempertahankan berbadai kep<*nEingaiii
yang tersembunyi. Amerika k m i membela sesuatu vanj; dulu
dibel j oleh Roma Roma dahulu secara konsisten mendukung
kaum kaya menghadapi kaum miskin di semua komunitas i&ing
yjj\g jatuh di bawah penaklukannya; dan, karena kaum miskin,
sejati h ini, kapan dan dimanapun jumlahnya selain jauh lebih
hanya k daripada kaum kaya, kebijakan Roma selalu bersita t h*
dak seimbang, /alun, dan menimbulkan kesengsaraan atas se-
bagian bosar orang-"- 1 "
H Linting ton mengakui Barai sebagai "the dechning power", se-
hingga ia mencatat t ia h w a tanggung jawab utama para pemimpin
Barat bukanlah membentuk peradaban-peradaban lain dalam pola
Barat, tetapi lebih untuk menjaga, melindungi, dan memperbarui
kembali keunggulan-keunggulan unik dari peradaban Barat. '■
Buku populer "TV Rr'v mui Fnlt cf Hit Gr^it Po;t\>r>'\ ditiiUip
Paul Kennedy dengan bab berjudul "T!u* Lhutai Stalt*: flu* Prabh'w of
\ufulkT Oiw m Rrlitfnv Di'etiue". Tanda-tanda kemunduran AS sudah
banyak dipaparkan. Tahun 10ft5, utangnya sudah mencapai 1.S23
milyar USD. Defisit neracanya 202,8 milyar USD. lahun 2002 d e lis i t
neracanya diperkirakan lelah mencapai lebih dari 400 miliar dolar
AS. Meskipun begitu, AS lelaplah negara kuat dan penting dalam
-etiap isu, Dalam kata-kata Paul Kennedy, "Walaupun secara eko-
nomi dan mi h te r mengalami kemunduran, dunia yang disebut oleh
Pierre J lassner tetaplah ada, aktor penentu di setiap jeni> perim-
bangan dan isu..., karena ia memiliki kekuatan besar apakah itu
untuk kebaikan maupun kejahatan."-*
Dengan politik unilateralnya, beban yang ditanggung AS makin
ivsar. Duil ditebar untuk menaklukkan negara-negara lain- AS meng-
alami apa yang dialami oleh Gimi Potwr* sebelumnya, yang dikata-
n Paul Kennedy sebagai "impcrinl oivrttntch" . Perang atas [rak,
- 03. memang tidak disukai oleh dunia internasional. AS dimaki
^MunttnclH^ T'i Oi **Otfhzni ■■*. hlm ?tl
* Pflul kcMrv.V. 7 I** 1 ^i*« J"Hl fjilluf lln* G mi t \\'\\\*r** f i\ ittul<m hmliiihi Pro*. I L >W>J,
dimana-mana. Tapi, lagi-lagi, kafmfl AS kuat, maka makian itu ha-
nya sebatas Lila* kata. Tak ada yang berani dan mampu memberikan
sanksi ekonomi terhadap AS Malah, menyusul serangan AS atas Irak,
negara-negara lain sibuk mengamankan kedutaan AS dan meng-
ingatkan bahava terorisme (anti-AS),
Benar, faktanya, A 5 memang mas j h dominan dalam berbagai
bidang, dan merupakan peradaban besar yang menghegemonj du-
nia hmgga kini. Tetapi, peradaban ini terbukti bersifat paradoks. Ia
membawa berbagai kemajuan, tetapi sekaiigiu juga penghancuran
umat manusia. Marvin Perry dengan tepat menggambarkan para-
doks peradaban Barat ini dengan ungkapan,
"Peradaban Haral adalah sebuah drama besar namun tragis. Ba-
rat telah melupakan instrumen-instrumen akal vang memung-
kinkan terjadinya keselarasan rasional antara alam fisik dan
budaya manusia, menawarkan gagasan tentang kebebasan
politik, dan mengakui nilai-nilai intrinsik setiap individu. Barat
modem, walaupun telah berhasil menvingknp berbagai misteri
alam, namun gagal menemukan pemecahan rasional bagi pe-
nyakit-penyakit sosial serta konflik antarb angsa. Sains, sebagai
pencapaian besar para intelektual Barat, sembari memperbaiki
berbagai kondisi kehidupan, telah pula menghasilkan senjata
pemusnah massa L Walaupun Barat lelah menjadi pionir bagi
perlindungan hak-hak asasi manusia, ia juga telah menghasil-
kan rezim-rezim totaliter y ang menginjak-injak kebebasan indi-
vidu dan martabat manusia- Dan walaupun Barat telah menun-
jukkan komitmen akan kesetaraan manusia, ia telah pula mem-
praktikkan rasisme vang brutal."-' 4
Dalam soal pengembangan "mesin perangi Barat memang ter-
bukti sangat canggih. Dunia tanpa tentara, dunia tanpa perang, du-
nia vang penuh perdamaian, dunia vang harmonis, masih tenis
menjadi impian umat manusia. Pepatah Latin yang menyatakan, "$i
r'/s /w/s pnm helium" (Jika anda meinginkan perdamaian, maka
siapkanlah perang), tampaknya begitu menjadi inspirasi peradaban
Barat dalam mengembangkan dan tenis memproduksi mesin-mesin
2< * Marvu* Pt'TR. We?twi ijiiilizitf&r, h Ini fc*i
Bagian I Dan Kebingungan Menuju Kematian 1 03
:anggih pembunuh nun usia Untuk memproduksi senja la dalam
peran £ Bintang {Star War$), toh u n l { i L ) { i I AS mengeluarkan dana b,h
nilyar USD. Untuk menghadapi siapa Perang Bintang disiapkan?
Menurut Menteri Pertahanan ketika itu, William Cohen, senjata «inv
juh itu disiapkan untuk menghadapi Korea Utara, sebuah negara
iiiskin yang Lintuk memberi makan rakyatnya saja tidak mampu 4()
Dan dalam soal senjata pemusnah massal r n i, Barai tidak mau ber-
rikap jujur dan adil. Artinya, hanya kelompok mereka saja yang bo-
eli memproduksi senjata pemusnah massal, seperti senjata nuklir,
Negara -negara yiinfj dicap sebagai mus ulin ya, atau negara yang me-
*eka juluki sebagai negara "paras setan", seperti K urea Utara, Iran,
Jbya, Suriah dan lain-lain, diharamkan memiliki senjata pemusnah
nassak Tetapi , negara-negara sekutunya, seper l i Israel, tidak dila-
rang memiliki senja La yang sangat berbahaya bagi umat manusia itu.
lahkan, dalam, konsep pembunuhan terhadap u mal manusia pun
iibeda- bedakan, Kalau yang membunuh orang atau negara lain, dan
/ang menjadi korban adalah masyarakat Barat, maka pembunuhnya
h katakan teroris. Kalau mereka yang melakukannya, maka dikata-
kan sebagai "menegakkan perdamaian",
1 legemoni AS secara politis memang telah mengakhiri apa yang
lu lu disebut sebagai 'Barat'. [Dalam serangan ke Irak. tahun 2003,
ampak bagaimana dua kekuatan besar di Barat, yaitu Jerman dan
'ranas, menolak bergabung dengan AS dan Inggris. Isu perpecahan
'Jarat itu dicoba untuk ditutup-tutupi oleh AS^ Dalam artikelnya di
larian Kompas (29-30 Januari 2004), Menlu AS Colin PowelI men\a-
akan: "PRIORITAS kami yang Lak kalah penting adalah determinasi
intuk mengembangkan hubungan kooperatif di antara kekuatan-
kekuatan besar di dunia [mnforpowt'rs)" Kata-kata PowelI ini seolah-
>lah ingin membantah analisis yang menyatakan bahwa Barat sebe-
narnya sudah berakhir Pada sisi lain, kata-kata PowelI ini juga me-
nunjukkan bahwa AS masih menghilang sejarah lama, d i mana Im-
perium Romawi, hanya mementingkan persekutuan dengan ke-
kuatan-kekuatan besar untuk mempertahankan superioritasnya.
Sebagai snperpowerdan jagoan, AS telah ban vak menunjukkan
%ekuatan o tolnya (rakyat California pun lebih percaya "Sang Termi-
^ Wilii j m BI um , Rw> i ■ M< if c , h I m l?
nator ' untuk memimpin mereka) Kini, yang perlu dibuktikan AS
adalah menundukkan h n L i dan akal nmal manusia^ bahu a AS bukan
hanya jagoan dan mampu berbuat apa saja untuk memenuhi kepen-
t in pannya, tetapi AS juga menjadi negara dan bangsa yang dicintai
dan dihormati umat manusia. Ideal sekali kata-kata penuUip Cohn
Powell bahwa, "Reputasi AS dalam hal keju|uran dan kepedulian
akan terus berlangsung, Namun, seraya kano memelihara, 3nenv
pertahankan, dan memperluas perdamaian yang dimenangi manu-
sia-manusia bebas di abad ke-20; kebenaran akan terbukti di Fibad
ke-2b Kami senantiasa mengejar kepentingan rakvat ^5 yang nn^
ngedepankan kebenaran maupun dalam prinsip serta tujuan kami
yang benar... Kepentingan kami yang mengedepankan kebenaran
tiklah menjadikan kami mitra bagi siapa pun yang menghargai kebe-
basan, martabat kemanusiaan, dan perdamaian."
Powcil berbicara tentang kebenaran, kebebasan, martabal ma-
nusia, dan perdamai a n' Bisakah kata-kata Powell Ltu dipertanggung-
jawabkan d^n dibuklikan? Dalam wawancara dengan Harian Kow-
prtt (17 November 2002), Pro L Johan Galtung menyatakan, "Diban-
dingkan dengan serangan vang pernah dilakukan teroris, terorisme
negara yang dilakukan AS jauh lebih berbahaya karena mengga-
bungkan fundamentalisme agama dan fundamen la 1 isme pasar,"
Gabung, pemutus teori dependeasia Klan strukturalisme, mengaku
telah berkirim surat kepada Presiden Hush yang meminta agar AS
mengubah politik luar negerinya, mengakui negara Palestina, me-
minta maaf karena sermg mencampuri urusan negara lain, melang-
gar hukum internasional, dan tidak menghormati Islam. "Saea tidak
tahu apakah Bush membaca surat itu, tetapi vang dilakukan Justru
sebaliknya/' kata Gallung. Tentang peristiwa 11 September yang ba-
nyak dijadikan pijakan kebijakan luar negen AS dewasa ini r Galtung
memberi saran, "Tangkap pelakiinva dan ubah kebijakan luarnegeri
AS'
Ubah kebijakan luar negeri AS! Suara semacam itu begitu ba-
uvak d ilan timkan oleh para pemikir dan pemimpin dunia- Wahai AS P
ubahlah kebijakan luar negerimu! Di tanganmu, kini terletak tang-
gung jawab besar menyelamatkan duni.V Namun, AS seperti belum
memandang penting berbagai seman dan imbauan semacam itu.
Logika kekuatan, miglit f* ri$ht> masih begitu ban vak digunakan d a-
Baflian I Oan KehingjnqanMenu|u Kemangi 105
la m men angoni berbagai masalah. Kadang terlihat hdak sabar Ser-
ma n ke i rak telah meluluhlantakkan harapan umat manusia akan
:>enLingma peran ""hukum internasional 1 ', jutaan manusia di AS dan
negara -negara Barat berdemonstrasi menentang tindakan AS itu
Sampai-sampai pialang dan investor internasional Georgc Soros mc-
lyentkan untuk mengakhiri pemerintahan eksUimis t3Li5h" Namun,
keruan Sorus tidak berhasil* Bush malah memimpin dunia lagi untuk
cali kedua pada pemilihan Presiden AS, November 2004. Maka, ke*
nenangan Presiden Gocrgc W. H lis h atas saingannya )ohn K Kerry
memunculkan protes keras lagi dari sebagian rakyatnya. Berbagai
Lksi pnales digelar di AS, dengan membentangkan poster-poster ani i-
Bush dan anti- peran-. Bahkan, karena kecewa dengan kemenangan
Bush, Andrew Veal (23), datang ke Cround /e ro~ beka s lokasi Ge-
lung VVTC— dan melakukan aksi bunuh diri dengan menembak diri-
nya sendiri. Di Malaysia, mantan Perdana Menten Mahal hi r Mo-
ha m m a d menyatakan ra-»a duka cita atas kemenangan Bush. "Saya
sungguh duka cita dengan perkara ini dan sudah tentu R u* h akan
membawa malapetaka kepada Islam dalam tempo e m pai tahun akan
lalang/' kata Maha t hi r, seperti dikutip koran Bi'titrt Harum (8/11/
2004)/
Penulb terkenal Chilc Luis Sepulveda mengecam inva>i pim-
pinan AS ke Irak, dengan menyebutkan lindakan ihi sebagai ulah
sekelompok "orang-orang fanatik yang berbahaya" yang berkuasa
di Washington. "AS adalah bangsa teroris pelopor/' katanya dalam
satu u'av\ancara yang diterbitkan mingguan berita Portugal VisthL
Suara-suara seperti ini sudah tak terhitung lagi banyaknya. Kntik
lan sentimen anti-AS bermunculan dan Lumbuh subur di mana-
mana. Bahkan, dalam sebuah potiing di Eropa, awal Nopcmber 2003,
AS menduduki posisi keenam sebagai negara yang mengancam per-
damaian d uji ia, setelah Israel, Korea Utara, lran F Afghanistan dan
Irak. Namun, sebagai penguasa, tindakan AS yang paradoks dengan
nilai-nilai \ ang dikampanyekan, harus selalu dibenarkan. Karena, itu
lemi kepentingan nasionalnya. Tahun 1097, Senat AS meluluhkan
mdang-undrmg vnng meratifikasi implementasi "Couventicu o/ the
hohibitwn of the DrMwpmeni t Pwduction, Stack^ilin^ iwd U>r afCIh'-
mkni Wt'iij.:an$ imi/cu thi'ir Dwtructiou", Namun, itu dengan syarat:
'residen AS berhak menu la k permintaan inspeksi fasilitas permen j. i-
taan kimia di dalam negeri AS, jika Presiden menganggap inspeksi
tersebut tikan mengancam kepentingan pertahanan nasinn.il illk' ua-
tionnl <i'curit\f inter^ts) AS.
Williarn Blurn dalam buku Tlir Rou^r 5hitf menyimpulkan, bah-
wa secara klinis selama lebih dari 50 tahun politik luar Amerika bo-
leh dikatakan gila. Blum meletakkan kesimpulannya ihi di bawah
subjudul "f //i* liUhimftn philt^op]iy ,f (filosofi orang gila). Ia menunjuk-
kan dokumen "i/j? StTatfgic Command" tentang "Esseutini* tf/~ Ptwf-
Cotit Wnr Deh 1 r vena'". Dikatakannya, tindakan Amerika vang terka-
dang kelihatan 'out ofcoutroi\ irasional, dan pendendam, boleh jadi
menguntungkan untuk menciptakan rasa takut dan keraguan pada
musuh-musuhnya.
Powell boleh bicara seideal mungkin sebagai diplomat Namun,
Samuel R I hintington (]y%)~penasihat utama politik luar negeri AS
—menulis panduan dalam menjalankan pohhk luar negeri, "Adalah
manusiawi untuk membenci. Untuk menentukan jati d m dan seba-
gai motivasi oraiig membutuhkan musuh: kompetitor dalam bisnis,
rival dalam pencapaian, dan lawan dalam politik." Dan kini, di za-
man ultramodern. AS— negara super hebat yang belum pernah ada
dalam sejarah manuMa sebel umnya— telah menentukan musuh uta-
manya, mitra tandingnya, yang sangat tidak seimbang, yaitu se-
orang kakek bernama "Osama bin Laden", Hal memacam mi tentu
saja belum pernah terjadi dalam sejarah Lima t manusia. Inikah seja-
rah baru? Dan inikah akhir sejarah Barat? Wnththti ti'luui.
♦ + +
Jalan Kematian Sebuah
Peradaban
Kelihatannya Membawa Kemajuan Hidup, Hakikatnya
Membuat Kerusakan Dunia
"The Wtttj oflifi' kuaum m IVi'.shT'? CivflteMmu h oti n drath pati:/'
John Mokaivk, pakjr sejarah Amerika d\ The State Univeisity of New
York
):.; erbagat kemajuan teknologi lelah dicapai, dan dalam
g \ j banyak hal di zaman-zaman belakangan ini Barat banyak
-*■>/. ' diikuti bangsa-bangsa lain di dunia. Tragisnya, Barat sen-
diri sekaligus menciptakan mekanisme dan mesin penghancur un-
tuk dirinya sendiri. Barat telah menciptakan begitu banyak jalan un-
tuk bunuh diri, jalan kematian bagi umat manusia. Umat manusia,
dan berbagai kalangan, tak henti-hentinya melakukan protes. Da-
lam soal penyelamatan lingkungan hidup, paradoksi itu pun dapat
dilihat dengan sangat jelas. Kasus Protokol Kyoto, 2001, sangat baik
untuk disimak. Barat, khususnya AS, yang menjadikan lingkungan
hidup sebagai salah satu isu penting dalam politik in ternasional, jus-
tru merupakan perusak alam terbesar diantara umat manusia. Iro-
nisnya, AS yang merupakan penyumbang terbesar emisi gas CQ2,
justru menolak untuk menandatangani Protokol Kyoto. Sikap AS itu
telah memicu protes keras dari berbagai lembaga swadaya masya-
rakat.
Berikul ini misalnya, Pernyataan Bersama Lembaga Swadaya
Wajah Peradaban Barai 107
Masyarakat (LSM) Indonesia yang menjawab Pernyataan Presiden
Amerika Serikat, George W. Bush tentang Kyoto Protokol Kyoto
(Maret, 2001). Surat ini dimuai secara utuh untuk lebih memahami
persoalan emisi gas C02 yang memberikan dampak peningkatan
temperatur global. Meskipun merupakan negara penyumbang emisi
C02 yang terbosan tetapi AS menolak protokol Kyoto ini.
Yang Terhormat Presiden Bush.
Kami kecewa dengan Surat Anda kepada anggota Senat Ame-
rika Serikat vang menyatakan bahwa Anda "menentang Kvoto
Protokol", Tentangan Anda vang sangat eksplisit mi melawan
standar perilaku diplomasi internasional vang dapat diterima,
serta mengancam langkah awal yang telah diambil oleh masya-
rakat internasional untuk menghindari dampak-dampak peru-
bahan iklim yang terjadi di negara anda dan negara-negara lain.
Dampak dari perubahan iklim sangatlah mencengangkan. Se-
luruh dampak ini, menurut United Natiom* Einyironment Prog-
ram (2001), akan merugikan dunia sebesar kurang lebih S300
juta per tahun, sebanding dengan sekitar 15 persen total penda-
patan di negara-negara sedang berkembang. Tahun 1590 meru-
pakan dekade vang paling panas semenjak pertengahan ISO0-
am sampai pada puncaknya pada 199S flPCC Second Assess-
ment Rcport, 19*55}. Nilai dan bencana alam yang diakibatkan
oleh perubahan iklim pada tahun l^JS sendiri melampaui nilai
keseluruhan bencana-bencana di dekade 1880-an (Milenium
Report Sekjen PBB).
Di Indonesia, pada tahun 2000 saja telah terjadi 33 kasus banjir,
kebakaran hutan, paceklik, dan 6 badai yang lelah mendatang-
kan krisis ekonomi senilai Rp< L 5 triliun (S 130 juta) dan mema-
kan korban jiwa lebih dan 690 orang. Jumlah kerugian ini setara
dengan sepuluh persen total pendapatan di Indonesia, Sesung-
guhnya, hampir semua biaya atas ketidakpedulian Anda terha-
dap masalah perubahan iklim akan terjadi di 80 persen negara
di seluruh dunia. Ketidakpedulian Anda sendiri adalah bagian
dari biaya tersebut Kami menghimbau agar Anda mempertim-
bangkan kembali tentangan Anda dan mengambil tanggung ja-
wab untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, termasuk dida-
laminya karbon dioksida secara serius.
Bagian I. Dari Kebingungan Menu|u Kemahan 1 09
Protokol Kyoto LIpli adil, inklusif, dan bersifat global. Pernyata-
an Anda sesungguhnya tidak benar bahwa Prntokol ini "mc-
ngtf sampingkan BU person gas rumah kaca di seluruh dunia,
termasuk di pusat populasi besar super li Cina dan India, terha-
dap ketaatan alas Protokol ini", sebagaimana yang diuraikan
dibawah ini.
Pertama-lama, Protokol Kyoto tahun 1997, United Nations Fra-
rncwofk Convention on Climate Change (UNPCC) atau Kon-
vensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim
tahun 1992, dan Mandat Berlin pada tahun 1995 Lelah dinego-
siasikan secara adil, termasuk di dalamnya oleh delegasi Anda
sendiri secara aktif. UMFCCC tahun 1M92 menyebutkan bahwa
negara Anda akan "mengadopsi kebijakan nasional dan meng-
ambil tindakan yang terkait dalam memerangi pembahan iklim,
dongan mengurangi emisi gas-gas rumah kaca yang dibuat oleh
manusia (antropogemk) dan melindungi serta meningkatkan
penverap dan penampung gas-gas rumah kaca''. Mandat Berlin
tali u n 1995 menyebutkan bahwa tidak ada komitmen-komit-
men baru bagi negara-negara berkembang dalam Protokol
{selanjutnya Protokol yang dimaksud adalah Protokol Kyotu
tahun 1997).
Kedua, ratifikasi oleh negara Anda, sebagaimana dilakukan
oleh negara-negara industri dan berkembang lainnya atas
UMFCCC telah menandai pernyataan akan prinsip common hnt
liiffi'reniinti'rf. Prinsip ini berasal dari kenyataan bahwa 80 persen
penduduk dunia yang hidup di negara berkembang yang
miskin, hanya bertanggung jawab atas sepertiga emisi-emisi
gas rumah kaca pada tahun ^^9{} / dan bahkan kurang dari itu
bila dihitung secara emisi per kapita. Amerika Serikat sendiri
berkontribusi seperempat dari emisi seluruh dunia di tahun
199G\ Sektor transportasi di negara Anda saja menyumbang
emisi lebih besar dari total emisi seluruh dunia kecuali empat
negara. Ga.s-gas rumah kaca, bukan populasi, yang menyebab-
kan pemanasan global.
Ketiga, bertentangan dengan keberatan Anda, pengurangan
emisi yang paling signifikan terjadi di Cina. Departemen Energi
Anda sendiri membuktikan bahwa ketika ekonomi berkutu-
bang dalam kecepatan Jua digit wiru; cepak Cina mampu me-
ngurangi emisi karbon dioksidanva sebesar 17 persen seia m a
tahun N 1 -)? hingga 19 C J9, dan sekarang ini balikan telah menca-
pai tingkat emisi vang sama pada tahun 1V92; dibandingkan
dengan Amerika Serikat vang tetap menaikkan emisinva lebih
dari 17 juta ton dalam periode vang ^ama (U^DOE, 2001).
Antara tahun P»Q dan 1996, keseluruhan subsidi bahan bakar
lasi! di 14 negara Medang berkembang yang mencatat 25 persen
dari emisi karbon global dari pusat-pusat, ind usiri turun 45
persen, dari S 60 juta menjadi hingga S 33 iuta. Meskipun emisi
karbon tali iman naik sebesar 228 [uta ton karbon antara 1480
dan 1990, emisi akanmeniadi 155 juta ton lebih besar dan talum
1990 tanpa adanya efisiensi energi vang diperoleh pada masa
ini karena adanya pemotongan subsidi yang besar. Pada perio-
de vang sama, subsidi di negara-negara OECD turun ha m a 20.5
persen, dan 1 12.5 juta menjadi S V M juta. Pengurangan subsidi
di Cina akan mengarah ke harga inimak vang lebih tmggi se-
hingga akibatnya konsumsi menurun dc^^ berdampak pada pe-
ngurangan emisi gas rumah kaca vang mencolok.
Kepemimpinan Cina dalam mengurangi emisi seperti inilah
yang diharapkan dunia dari Anda Akan tetapi emiM Amerika
Serikat, yang merupakan negara pengemisi terbesar di dunia,
tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan. Di belahan dunia
yang lain, negara-negara berkembang lerus memajukan pem-
bangunan herkelanjulannva vang juga memberikan kontribusi
pada usaha-usaha keseluruhan dalam menstabilkan iklim.
Pengetahuan akan Pemanasan Global dan Dampaknva yang ti-
dak dipertanvakan lagi. Bertentangan dengan usul Anda bah-
wa "ilmu pengetahuan vang tidak lengkap akan penvebab dan
solusi pada perubahan iklim, dan kurangnya teknolog] komer-
sial yang ada untuk memindahkan dan menyimpan karbon-
dioksida', ribuan ilmuwan vang tergabung dalam lntergovcm-
mental Panel on Climate Change (IPCC) telah sepakat bahwa
bukan hanya "aktivitas manusia yang secara nyata beqxv-
ngaruh pada stabilitas Iklim", (IPPC Second Assesment Report,
199^) akan tetapi jauh lebih hebat lagi bahwa "emisi gas rumah
kaca dan aerosol vang diakibatkan oleh aktivitas manusia terus
Sagian I: Dari Kehingungan Menuju Kematian 1 1 1
mengubah atmosfer dengan cara yang diharapkan berpenga-
ruh pada iklim" (Rmgkasan IPCC Third Assesment Report for
Policymakerc,2001).
Menaikkan harga energi di Amerika Serikat tidak akan meng-
urangi ekonomi negara Anda yang bersaing di dunia interna-
sional. Tidak kurang dari lima negara bagian Amerika Serikat
yang memiliki laboratorium nasional menyimpulkan bahwa
Amerika Serikat dapat memenuhi separo targeL Protokol Kyoto
dengan pilihan-pilihan biaya vang rendah atau bahkan tanpa
biaya sama sekali. Dia n Lara negara-negara OECD, harga
minyak di Amerika Serikat sudah merupakan yang terendah.
Di Eropa,hanva Rusia dan Belarus yang harga minyaknya lebih
murah daripada Amerika Serikat. Bahkan di Afrika, hanya 8 ne-
gara vang harga minyaknya lebih murah dari Amerika Serikat,
India, salah satu sentra populasi, menjual minyaknya 56 sen se-
tiap liter (S 2.24 setiap galon).
Demikian pernyataan Lembaga-lembaga Swadava Masyarakat
di Indonesia yang memprotes sikap AS terhadap Protokol Kyoto.
Karbondioksida (C02) bersama gas-gas rumah kaca {greenhouse
gases) lain seperti uap air, metan, nitrogen oksida, ozon, dan CFC's,
menim l ui Ikan dampak peningkatan temperatur global, sebab gas-
gas ini memudahkan radiasi matahari sampai ke permukaan bumi,
menembus atmosfer, dan pada saat yang sama gas-gas rumah kaca
ini menahan menyerap energi vang dipancarkan dari permukaan
bumi. Akibatnya, banyak energi terperangkap dalam atmosfer dan
karena itu temperatur global meningkat. Dampak peningkatan tem-
peratur global dian taranya adalah meningkatnya permukaan laut,
meningkatnya intensitas dan frekuensi badai tropis, kekeringan, dan
juga pada kesehatan manusia. Sebelum Protokol Kyoto, sejumlah
konferensi dan kesepakatan telah diadakan untuk menekan laju pe-
ningkatan emisi gas C02. Tahun 1989, misalnya, diadakan Hagur
Summtt yang menghasilkan kesepakatan untuk mengurangi tingkat
emisi C02 sebesar 20 persen pada akhir 2003, Ketika itu, AS, Inggris,
Cina, dan Uni Soviet menolak menandatanganinya, padahal negara-
negara itu menyumbang 60 persen gas CG2, Dampak gas rumah ka-
ca dan juga kerusakan ozon adalah nyata. Pada awal 1990-an, tenv
pera iur Luimi >udah meningkat (L5 LT C d a n pada 2030 diperkirakan
meningkat 2*Gr
Tidak hanyd mengurusi soal lingkungan hidup, berbagai LSM
juga menyoroti hegemoni paham neo- liberalisme \ang dikembang-
kan Kapitalis Barat saat ini. Sebagai misal, sihis Wahana Lingkungan
I lidup Indonesia (VValhil menyiarkan kampanye melawan apa vang
mereka sebut sebagai " n eu- liberal isme' yang ineng ancam umat ma-
nusia. Bunyi seruan itu menarik untuk ditelaah, karena menyangkut
begitu ban vak masalah ya n g menimpa u mal manusia. Seman ini
mengatasnamakan "Forum Sosial Dunia: Seru a n Untuk (Jerakan
Sosial '., dan dibuka dengan kalimat 'Perlawanan terhadap nou-li-
beralisme, peran- dan militerisme nnhik perdamaian dan keadilan
sosial". Beberapa poin seman tersebut adalah sebagai berikut.
1. Menghadapi makin memburuknya kondisi kehidupan rakyat,
kami gerakan sosial dari berbagai belahan dunia, berbilang pu-
luhan ribu hadir dalam Forum Sosial Dunia d» Portn Alcgn?.
Kami Jus ini mencoba membangun solidaritas, Kami hadir kem-
bali untuk melanjutkan perjuangan melawan nen- liberalisme
dan perang, untuk menegaskan kesepakatan pada pertemuan
sebelumnya dan meyakinkan kembali bahwa sebuah dunia
\^n}2, berbeda dapat diwujudkan.
2. Kami- perampuan dan laki-laki, tua-muda, masyarakat adat
kota dan desa, pekerja dan penganggur, iuna wisma, pelajar,
kaum migran, profesional, masyarakat dari berbagai kepur-
cayaan, warna ku h t dan orientasi seksual. Keberagaman ini
adalah merupakan kekuatan kami dan basis persekutuan kami.
Kami gerakan solidaritas global, bersatu melawan konsentrasi
kemakmuran, peningkatan kemiskinan, ketimpangan dan peng-
hancuran bumu Kami menghidupi dan membangun sistem al-
ternatif dan secara kreatif mempromosikannya. Kami memba-
ngun aliansi vang luas yang disatukan oleh perjuangan dan
perlawanan terhadap sistem dominan yang didasari nilai -nilai
seksis, rasis dan kekerasan, yang mengutamakan kepentingan
mudai dan patriark i d ia tas kepentingan dan aspirasi rakyat.
1 I th,it Uraimu Aplih k-l al I. tiVeM I>f?"7*minru , rt | Oto tLMffd CHh-ra Li*iM ( rnhr
Bagian I: dan Kebingungan Menu|u Kematian 1 1 3
3- Sistem ini setiap liari menciptakan drama kematUrfl perempu-
an, anak-anak. manula karena kelaparan, mnumnva kesehatan
dan penyakit yang sesungguhnya dapat dicegah, Keluarga -ko-
htargn dipaksa ufiluk meninggalkan rumah mereka karena
peperangan, dampak nu^a proyek pembangunan, tuna lahan
dan bencana lingkungan- pengangguran, perampasan jasa-jasa
publik, dan penghancuran solidaritas sosial. Baik di selatan
maupun utara, gaung perjuangan dan perlawanan untuk meng-
angkat dera jn l kemamisian terus bertumbuh.
4. Peristiwa U September lelah melahirkan pembahan dramatis.
Setelah serangan teroris, yang secara mutlak kami kutuk, se-
perti juga kutukan kami atas serangan terhadap waga sipil di
seluruh dunia, pemerintah Amerika dan sekutunya melakukan
operasi militer masif. Serangan terhadap hak-hak sipil dan poli-
tik atas nama 'perang melawan temrtsme' berlangsung di setu-
ai h dunia. Perang melawan Afganistan, menggunakan metode
yang sama dengan para teroris, yang dilakukan dalam front
yang lebih luas Ini adalah awal perang global permanen untuk
meneguhkan dominasi pemerintah Amerika dan sekubunya.
Perang ini adalah wajah lain dari neo-liberalisme, dengan wajah
yang lebih brutal dan dan tidak bisa diterima. Islam telah diper-
setankan, sementara rasisme dan xenopobia dipropagandakan.
Media massa secara aktif mengambil bagian dalam perang
kampanye yang membagi dunia, baik dan jahat. Oposisi terha-
dap peran- adalah ju^;a nurani gerakan kami.
3. Situasi peperangan telah menimbulkan destabilitas di Timur
Tengah, menciptakan alasan yang dicari-cari untuk merepresi
rakyat Palestina, Tugas mendesak gerakan kami adalah mem-
bangun solidaritas untuk rakyat Palestina dan perjuangan me-
reka untuk berdaulat penuh seperti halnya perjuangan meng-
hadapi kebrutalan Israel
6. Beberapa peristiwa mendatang juga menegaskan mendesaknya
penuangan kami. Di Argentina krisis keuangan dan ekonomi
akibat ulah IMF dengan penyesuaian strukturalnya (SAP) dan
menggunungnya utang yang mempercepat terjadinya krisis so-
sial dan politik. Krisis menyebabkan protes spontan dari
kalangan kelas menengah dan kelas pekerja frepresi oleh
10.
pemerintah Argentina menyebabkan sejumlah korban tewas),
kegagalan pemerintah dan aliansi sosial antara berbagai ke-
lompok sosial yang berbeda, Mobilisasi rakyat yang didukung
para penganggur dan kaum miskin kota menuntut pemenuhan
hak-hak mendasar seperti makanan, pekeqaan dan perumah-
an. Kami menolak kriminalisasi gerakan sosial di Argentina dan
serangan terhadap hak-hak demokrasi dan kebebasan. Kami ju-
ga mengutuk keserakahan dan pemerasan oleh korporasi mul-
tinasional yang didukung oleh pem e r m tah negara-negara kaya.
Kolapsnya multinasional Enron- membuktikan bangkrutnya
ekonomi kasino dan gilanya korupsi di kalangan pelaku bisnis
dan politisi, yang merampas pekerjaan dan pensiun pekerja. Di
negara maju konpirasi multinasional dalam aktivitas dan pro-
yek-proyeknya telah pula merampas tanah-tanah rakyat dan
meningkatkan harga air dan listrik.
Pemerintah Amerika Serikat, dalam upaya melindungi kepen-
tingan j perusahaan besar, secara arogan meninggalkan proses
negosiasi pemanasan global, perjanjian rudal antibalistik. Kon-
vensi Keanekaragaman Hayati, Konferensi PBB tentang rasis-
me dan in toleransi dan dialog untuk membatasi pasokan senja-
ta ringan, membukukan ketidakperduhan Amerika untuk me-
nemukan solusi bersama untuk persoalan global.
Di Genoa negara-negara CS telah gagal menciptakan pemerin-
tahan (penguasaan) global- Menghadapi mobilisasi dan perla-
wanan, mereka menggunakan kekerasan dan represi, serta kri-
minalisasi pemrotes. Tetapi mereka gagal mengintimidasi ge-
rakan kami.
Semua ini terjadi dalam konteks resesi global Model ekonomi
neoli berai menghancurkan hak-hak, kondisi kesejahteraan dan
kehidupan rakyat. Dengan memakai berbagai sarana untuk
melindungi nilai saham mereka, perusahaan multinasional me-
mangkas jumlah buruh, menekan gaji dan menutup pabrik,
* Ke tik a Fnmiv satu |vni!4lMAn minvjL han^knjt, para j^kerja d*m ponit^ng sdJum
mia-rata n^n^ljmi Lcru^Lin wkitar 23-fHJ juta USD, trl*pi trL-vkulit pcrwsj*hA#n raks*»*J itb
mi-lrn^an^ dengan imii^^ihl^l ujng |u!aan L'SL> (Lihat ZiiitjJJm Sunter d «u t Morrvl Wyn
Divit*>, Amfrum*r Ihram Gfatwl Stghtmtirr 1 20W t y him 17 J
Bagian f, Daji *;edmgufigafl Menuju Kem&tan 1 1 5
momen s dollar terakhir milik buruh, Pemerintah-pemerintah
menjawab krisis ekonomi mi dengan privatisasi, pemangkasan
pengeluaran sektor sosial dan secara permanen mereduksi hak-
hak buruh. Resesi ini menegaskan fa k La bahwa janji-janji nen-
] i berai akan pertumbuhan dan kemakmuran adalah omong
kosong belaka
11. Gerakan global untuk keadilan sosial dan solidaritas meng-
hadapi 1an tangan vang berai; ia berjuang untuk perdamaian
termaksud pula melawan kemiskinan, diskriminasi, dominasi
dan penciptaan alternatif masyarakat yang berkelanjutan.
Gerakan sosial mengutuk keras kekerasan dan militerisme se-
bagai sarana penyelesaian konflik; promosi peredaan konflik
iiiV\ operasi militer dalam rencana Kolombia sebagai bagian
inisiatif regional And es, rencana Puebla Panama, peniagangan
senjata dan peningkatan anggaran militer, blokade ekonomi
terhadap rakyat di berbagai negara, dan meningkatnya represi
melawan serikat pekerja, gerakan sosial dan aktivis.
Kami mendukung perjuangan serikat kena dan pekerja sektor
informal sebagai hal mendasar bagi perlindungan kondisi kerja
dan kehidupan, hak untuk berorganisasi, u n truk mogok, untuk
menegosiasikan kesepakatan kerja, dan untuk memperoleh gaji
dan kondisi kerja \\n\y, adil antara perempuan dan laki-laki.
Krirni menolak perbudakan dan eksploitasi buruh anak. Kami
mendukung perjuangan buruh dan serikat buruh melawan sis-
tem subkontrak dan PHK dan aturan internasional atas hak-
hak buruh pada perusahaan multinasional dan afiliasinya,
terutama hak untuk untuk berserikat dan ruang tindik posisi
lawar kolektif Sama pula kami mendukung perjuangan petani
dan organisasi rakyat atas hak-hak penghidupan, tanah, hutan
dan sumber air.
12. Kebijakan n eo liberal menimbulkan penderitaan dan ketidak-
a mana n vang luar biasa. Secara dramatis sistem ini mendorong
perdagangan dan eksploitasi perempuan dan anak-anak. Ke-
miskinan dan ancaman keamanan menimbulkan jutaan kaum
migran yang disangkal harkatnya, kebebasan dan hak-haknya.
Kami menuntut kebebasan pergerakan lintas negara; serta hak
atas integritas tisik dan hukum kaum migran. Kami mendu-
kung hak-hak masyarakat adat dan menuntut pemenuhan arti-
kel 1LO \W dalam kerangka hukum nasional,
13. Utang luar negeri negara-negara Selatan Lelah dibayarkan kem-
bali/dilunasi berulang kali. Utang luar negeri Lelah dijadikan
instrumen dominasi, yang rnencampakan hak-hak asasi funda-
mental denriL kepentingan tunggal nha internasional- Kami me-
nuntut penghapusan (pembatalan) utang dan sebaliknya me-
mulihkan utang sejarah, sosial dan ekologi. Negara-negara
yang menuntut pembayaran utang, secara tidak langsung lelah
mengeksploitasi sumber dava alam dan pengetahuan tradisio-
nal di Selatan.
14. Air, tanah, makanan, hutan, biji-bijian, kultur dan identitas rak-
yat adalah aset bersama kemanusiaan untuk generasi sekarang
dan generasi mendatang. Ini sangat mendasar untuk melindu-
ngi keanekaragaman hayati. Rakvat memiliki hak uniuk me-
nyimpan keanekaragaman hayatinya dan bebas dan makanan
hasil rekayasa genetik (GMO). Kedaulatan pangan di tingkat
lokal, nasional, regional adalah hak asasi mendasar; untuk itu
reformasi agraria yang demokratis dan akses petani atas tanah
menjadi persvarakat lundamental.
15. Pertemuan Doha menegaskan tidak adanya legitimasi WTO.
Adopsi agenda pembangunan hanya kedok untuk melindungi
kepentingan korporasi. Dengan menerima putaran baru, WTO
telah bergerak semakin dekat dengan sasaran men|adikan se-
mua hal sebagai komoditi. Bagi kami, pangan, pelayanan pub-
lik pertanian, kesehatan dan pendidikan tidak untuk diperda-
gangkan. Pematenan tidak boleh digunakan sebagai senjata un-
tuk melawan negara dan masyarakat miskin, kami menolak
paten dan perdagangan substansi kehidupan Agenda WTO
secara pararel terjadi pula di tingkat kawasan oleh re/.im-rezun
negiona J perjanjian perdagangan bebas dan investasi. Dengan
mengorganisir protes seperti demonstrasi akbar dan plebisit
menentang FTAA (di Amerika Latin), rakyat menolak semua
kescpakalan yang hanya merepresentasikan proses ^koloniali-
sasi dan penghancuran hak-hak sosial, ekonomi, budaya dan
lingkungan hidup seria nilai yang fundamental
](■». Kami akan memperkuat gerakan kami melalui aksi bersama
Ba^an I Dan Kebingungan Menu|u Kematian 1 1 7
dan mobilisasi untuk keadilan sosial, penghormatan alas UAM
dan kebebasan, kualitas hidup., kesenjangan, kemannsian dan
perdamaian. (8 Februari 20(12, Porlo Allegre) ( hUrp://tama.
walhKonid ).
Protes-protes berbagai kalangan terhadap ketidakadilan 'kuasa
besar' atau 'penguasa dunia' itu sejarinya menunjukkan, bagaimana
watak peradaban Baraj yang dimainkan oleh AS, yang begitu me-
mentingkan dirinya sendiri, meskipun harus menghancurkan bumi,
alam semesta dan umat manusia. Padahal, lingkungan hidup terma-
suk salah sahi isu utama dalam politik luar negeri AS, di samping
demokratisasi dan Hak Asasi Manusia. Setelah peristiwa 11 Septem-
ber 2001. isu terorisme internasional mengalahkan isu-isu tersebut,
Padahal, kerusakan demi kerusakan dalam sektor lingkungan hidup
terus berlangsung. Penduduk AS, yang hanya 6 persen penduduk
n u mi, meng konsumsi 40 persen sumber-sumber energi dunia. Bah-
kan, warga negara-negara Barat, yang hanya sekitar 20 persen dari
tatal penduduk bumi, kini meng konsumsi 80 persen minyak dunia.
Ironisnya, 65 persen sumber minyak itu kini ada di negara-negara
Teluk. Di Barat sendiri, sumber minyak hanya akan bertahan 20 ta-
nin lagi. Sementara di negara-negara Teluk (Muslim) sumber itu
masih bertahan sekitar 100 tahun lagi. dengan jumlah eksploitasi
seperti sekarang ini Dengan kondisi seperti itu, bisa dipahami, jika
AS begitu serius dalam memburu sumber-sumber minyak, terutama
lt Timur Tengah dan Asia Tengah, karena AS memang negara yang
sangal haus minyak/
Tentang tanda-tanda kehancuran AS, Frederic P, Clairmont juga
mem publikasikan satu risalah berjudul "USA: Tlir Crumhliug nf Eu\-
vrt'\ yang menyorot pemborosan dan pembekukan utang AS. Clair-
nont menyebut AS sebagal "an nupcnniht empire", yang pada tahun
2003 saf a menghabiskan dana 400 milvar USD hanya untuk berpe-
dang dan persiapan perang. Menurut Congressional Budget Office
CBO). anggaran bidang militer akan meningkat lebih dari 100 mil-
var LIS D pada akhir dekade ini. 4 Ziauddin Sardar dan Merryl Wyn
UB)
1 Lihai. LrAino 9 Chikk'iv Ifr^ W*»; mu! Islam. (Kedah: lera>, 2002), hlm. 37,
■* Fiwk'rii F CLiiratfwt. L/5 /V The Ouml'.'r/'^ uf Emptrc. (Penang Citi/uns inknLihonnL
Davies, J alam buku. Amenmu Dveaui, Global Nighttiuwe (2004), me-
nyebutkan, Uahwa AS memang sebuah negara vang industrinya di*
abdikan untuk kepentingan militer. Sepanjang abad ke-20, sains AS
dibentuk dan diarahkan unhik kepentingan militer. Institusi-institu-
si pendidikan tinggi dan resenteit diarahkan terutama untuk mela-
yani industri militer, Tahun 195D~an, sekilar 70 persen sains AS di-
biayai dan disponsori oleh militer, baik di sektor industri maupun
universitas. Itu bisa dipahami, mengingat besamva anggaran yang
dikucurkan untuk sektor militer AS. I ah u n 2001. misalnya, angga r-
nn miJiter dipatok 28^ milyar USD. Tetapi, realisasinya mencapai 315
milyar USD. Tahun 2002, anggaran militer mencapai ."S2S milyar USD
Tetapi, akibat dorongan peristiwa 11 September, realisasi anggaran-
nya mencapai 351 milyar USD. Tahun 2003, anggaran militer sudah
mencapai 379 milyar USD. Ini berarti, dalam dua tahun saja, terjadi
peningkatan anggaran militer sebesar 64 milyar USD- satu jumlah
yang sama dengan dua kali lipat seluruh anggaran militer Inggris. "
Dalam bukunya, A Nm* Dtrmocnicy: •AitrrMtivirs t o u Btmkntpt
Wortd Order, Hurry Shult, menulis bab berjudul "Capitaltel Cnffe and
The Thrent io LIS He^emam/". Shutt mengungkap berbagai krisis vang
kint menimpa dunia pasca Perang Dingin berakhir vang ditandai
dengan runtuhnya tembok Berlin tahun W89. Krisis ekonomi, run-
tuhnya kekuasaan sipil di berbagai negara, meningkatnya angka
pengangguran, dan kemiskinan, telah menjungkirkan optimisme
yang sempal merebak beberapa tahun pada awal dekade 1 W0-am lh
Peradaban Barat memang terbukti tidak membawa nyaman ba-
gi sebagian besar umat manusia. Ketidakdilan (kezaliman) menyatu
dalam sistem yang dikembangkannya. Ketimpangan, kesenjangan,
menjadi bagian yang tak terpisahkan. Sebagaimana dijelaskan pada
bagian sebelumnya, ketidakadilan itu terus dipertahankan melalui
sebuah proses yang dikenal dengan nama 'Globalisasi'. Sejak 1980-
f in, globalisasi lelah dikembangkan berbasis pada kebijakan netv
liberal yang mempromosikan liberalisasi dan deregulasi, Mitos yang
*■ Ziauddin Sniiiir dan McitJ Wy» Dtivic^ A'iwrn'an Dnvm, Giolwl tfigiiitntitr Mm 17£-
Bagian I. Dari Kebingungan Menuju Keinaifan 1 1 9
ingin dicapai adalah pertumbuhan ekonomi, kemakmuran, kebebas-
an, dan perdamaian. Tetapi, 20 tahun kemudian, kebijakan neo-
liberal justru telah mencipLakan krisis poliLik dan ekonomi di ba-
nvak negara, meningkatkan kemiskinan dan menimpakan penderi-
taan kepada ratusan juta umat manusia. Kesenjangan antara negara-
negara kaya dan negara-negara miskin semakin melebar. Data
UNDP {United Nal ion Development Program), menunjukkan, saat ini,
lebih dari S0 negara memiliki pendapatan per kapita lebih rendah
dibandingkan satu dekade sebelumnya. Tahun 1960, perbandingan
pendapatan per kapita antara seperlima penduduk bumi di negara-
negara terkaya dengan seperlima penduduk bumi di negara-negara
termiskin adalah 30:1. Tahun 1990, kesenjangan itu meningkat men-
jadi 60:1; dan tahun 1997 menjadi 74: h Seperlima penduduk bumi di
negara-negara kava kini menikmati 86 persen GDP {Grvss D&mestic
Pwduct) dunia, 82 persen nilai ekspor dunia, dan 68 persen investasi
asing secara langsung (foreign direct investment/FDl). Sementara se-
perlima penduduk bumi di negara-negara termiskin hanya menik-
mati 1 persen GDP dunia, 1 persen dari nilai ekspor dunia/ dan 1
persen FDI. Keadaan kemiskinan negara-negara di bagian Selatan
dunia pada dekade 1990-an digambarkan oleh James Gustnve Spetli,
Presiden World Resources Institut?, bahwa di negara-negara berkem-
bang, sekitar 13-18 juta manusia, hampir seluruhnya anak-anak, mati
akibat kelaparan dan kemiskinan.
40,000 Orang Mati per Hari
Ini berarti, di negara-negara tersebut, yang mati adalah sekitar
40.000 orang per hari, atau 1700 orang per jam. Sekitar 85-90 persen
dari kelaparan itu bersumber dari kemiskinan, Jurang kesenjangan
antara Utara dan Selatan memang semakin menganga. Negara-ne-
gara kava di Utara, rata-rata memiliki pendapatan per kapita 12.510
USD, sedangkan pendapatan rata-rata per kapita di Selatan adalah
"10 USD. Menurut UNDP, 77 persen penduduk bumi hanya menik-
mati 15 persen dari pendapatan total dunia. Globalisasi terbukti se-
makin menguntungkan negara-negara kaya- Karena itu, tokoh akti-
vis LSM di Malaysia, yang juga Presiden Cousumer Associalion of Pe-
nang (CAP), S. M. Idris, dalam bukunya, GlolmUzaiian and the Islamic
Challenge, menyimpulkan, bahwa Globalisasi merupakan ancaman
yang sungai serius terhadap kaum Muslimin. Tulisnya, "Ia bdak ha-
nya membawa eksploitasi dan kesengsaraan ekonomi, Upi juga pe-
ngikisan serius terhadap keimanan, nilai-nilai, kebudayaan, dan
tradisi umat talam " Kapitalisme global memprumt^ikan iiilai-niiai
individualisme, nrm teria lisme, konsurneri&rno, dan hedonisme. Pa-
ha m* paha m itu jelas langsung menusuk jantung umat Islam. Pasca
Perang Dingin, menurut Idris, .satu-satunya kekuatan yang tersisa
yang mampu memberikan tantangan terhadap proyek Globalisasi
adalah dunia Islam. Ekonomi Cina dan Hindu- tampaknya cende-
rung mengasimilasi diri ke dalam ekonomi global, walaupun hal itu
akhirnya akan menghancurkan identitas peradaban mereka.
Kettdakdilan global terha-
dap dunia ketiga dapat dilihat
daiam kasus utang luar negeri
yang kini banyak menjerat nega-
ra-negara miskin. Jeratan ulang
luar negeri, dalam banyak sisi,
bisa dikatakan sebuah penindas-
an dan ketidakdiJan
joseph 1 lanlon mencatat
bahwa kebanyakan utang luar
negeri di negara-negara miskin
terkait dengan Peran- Dingin,
ketika kedua pihak, Kapitalis dan
komunis, mengurun uang bagi
para pendukungnya. Penguasa
Zaire, Mobutu Sese Soko, adalah
>alah satu pemimpin paling ko-
rup di dunia, namun ia juga sa-
lah satu pemimpin terkaya di
dunia, dengan jumlah kekayaan
sekitar 10 milyar USD, la memiliki istana- islam di Etopa dan *£aire.
Tetapi Barat memandang Mobutu sebagai sekutu setia di masa Pe-
Dua lotu ys^g rnefigkonlra^kan kehidiifia!
rnguah Ba«*at dan kelapan dan
komiskinati di negara-negara non -Barat
"SM Uri.s h ad*.i!^Ut>n mul tlu* Iiktmh Ctuitten$r r (Kl-JjIv Tlhiv 2Wi f, hli^ 5- 1 * lirut jii-
Bagian J. Dari Kebingungan Menuju Kematian 121
rang Dingin. Tahun 1978, IMF menunjuk Arangnya sendiri. Edwin
Blumenlhal, untuk jabatan penting di Bank Seni ral di sana. Tapi. dua
tahun kemudian, ia ber henti, dan mengeluhkan terjadinya korupsi
vang kolor dan jahat. "Tidak mungkin, saya ulangi tidak mungkin,
paia debitur Zairu akan dapat mengembalikan utang-utangnya"
kata Rlumenthal.
Natmin, Lak lama selelah adanya laporan Blumenlhal, IMF jus-
tru mernbua t Zaire sebagai penerima pinjaman terbesar dinegara Af-
rika. Ketika Rlumenthal menul^ laporannya, utang Zaire mencapai
5 milvar USD, Pada ^aat Mobutn jaluh dan mati pada tahun 1988,
utangnya telah lebih dari 13 milvar USD. Enam tajiuri setelah lapor-
an Blurnenthal, IMF memberi pinjaman pada Zaire sebesar 600 juhi
USD dan Rank Dunin 650 juta USD. Dalam enam tahun itu pula pe-
merintahan Barat memberi pinjaman pada Mobutn hampir 3 trilyun
USD. Patricia Adam, dalam bukunya Ditimi $ Debt (utang najis), mem-
perkirakan bahwa penguasa Filipina, Ferdinand Marcos dan istri-
nya, hnelda, menguasai sepertiga dari seluruh pinjaman Filipina,
Kekayaan pribadinya ketika digulingkan mencapai 1(1 milvar USD.
Kepentingan politik dan pemberian pinjaman dapat terlihat di
Afrika Selatan. Pada tahun 1976, hanya beberapa bulan setelah
Soweto menjelaskan sistem rifwrthi'ij di seluruh layar televisi dunia,
IMF— dengan dukungan AS dan Inggris— memberikan Afrika-Selalan
pinjaman yang sangat besar. Utang Afrika Selatan di tabun 1990 ter-
catat sebesar 14 milvar USD kepada bank-bank internasional terma-
suk di dalamnya 3,8 milvar USD kepada bank Inggris, 2,6 rru!yarU5D
kepada bank-bank Jerman dan 2,3 milvar kepada bank Prancis
Dalam teori dependensia, "negara-negara pusat" vanj; duhi
merupakan negara kolonialis, Lctap saja memainkan peran imperial-
nya, pasca kolonialisme klasik. Michael Barralt-Brown, dalam pra-
kata untuk edisi kedua tahun 1970 dari karyanya Aficr Impt*rhtlism
1 1963), mengatakan,
".. .imperialisme tak diragukan la g j masih merupakan sua hi ke-
kuatan paling besar dalam kaitan-kaitan ekonomi, politik, dan
* hvuyih 1 -hnlnn. Wtriftir, HicJrmc Rtn^n D&hifo*, ['laLirl»i: IVlK \\m\ Insist PrvSs 200(1),
3*
militer yang dengannya negeri-negeri yang secara ekonomi
kurang berkembang tunduk pada mereka yang secara ekonomi
lebih berkembang/'"
Salah satu aktor penting dalam imperialisme modern adalah
yang dimainkan oleh [MF {InttTftntifituil M.ain'tnnf Fuud), dengan
menggunakan perangkat utang luar negeri sebagai salah sahi alat
untuk melestarikan kekuasaan imperial mereka, Negara-negara ber-
kembang yang telah masuk ke dalam "perangkap utang" (debt
trap), dengan mudah didekte kebijakan ekonomi dan moneternva-
bahkan kebijakan politik, militer, dan sektor-sektor lain—oleh negara
pengutang (donur). Indonesia termasuk negara yang Sudah terjebak
ke dalam perangkap ulang ini, sehingga kehilangan kemerdekaan-
nya untuk mengatur rumah tangga ekonominya sendiri. Letter of
Intenl (Lol) yang ditandatangani oleh Soeharto di masa krisis ekono-
mi, dan dilanjutkan oleh penguasa sesudahnya telah menggadaikan
kemerdekaan Indonesia. Dalam banyak hal, pemerintah RI di Jakarta,
tak lebih dari sekadar kepanjangan tangan para petinggi IMF di Wa-
shington. Ekonom Faisal H. Basri memberikan komentar seputar pe-
ran IMF di Indonesia,
'Tak pelak lagi, kehadiran IMF sejak knsis ekonomi 1997 ibarat
"duri dalam daging" bagi pemerintah Indonesia. Masih mele-
kat dalam ingatan kita menyaksikan Camdcssus, Managing Di-
reetor IMF r bersedekap ketika menyaksikan Soeharto "bertekuk
lutut" dengan menandatangani Letter of tntent (Lol) untuk
memperoleh "iming-iming" dana bagi penyelamatan ekonomi
Indonesia. " ]l)
Ekonom lain, seperti llartojo Wignjowijoto, juga memiliki pan-
dangan yang tegas terhadap IMF,
"IMF sudah saya juluki sebagai 'T aM Finished' di setiap IMF/
World Bank Anmial Meeting, terakhir pada waktu di Washing-
ton DC Dalam Cucktail Farewetl Party untuk Camdesus, di
kantor pusat IMF, sava tulis di Buku Kenang-kenangan Cam-
desus di IMF; 'Mr, Camdesus, your name and your famous
,J Edward W. Said, Kebudayaan tkn Kekuasaan, I Bandung: Mizan r VWb)> Mm. 3?l.
lt, Ari*?f BudlsiiKi^a MnT^i^nr f.Vlf. U^k^rtti: PT Bina Rww Piiriwjfa, WQ\\ Mm viir
I Bagian f Dari Kebingungan Menuju KemaTian 1 23
picturc wilh Lhe Former Presiden t Soeharto, ha .s been printed i n
Lho Indonesian Contemparary I Ti.stciry a/ Neo-Colonialism'/' 1J
Peran IMF di dunia berkembang sudah banyak dikritik oleh pa-
ra e kuno m dunia. Ibrahim La w suri mencatat bahwa dengan meng-
gunakan instrumen utang, IMF kini berada pada posisi mendikte-
kan kebijakan pemerintahan bangsa-bangsa pengutang, dan tidak
terbatas pada dunia ketiga, Imperialisme ekonomi, kata Lawson, di-
dasarkan pada pilar kembar: uang fiat (uang tanpa |aminan logam
mulia) dan kredit internasional dengan bunga J? Kritik baru terha-
dap IMF datang dari Presiden dan Owf E\rcut\w O/fitrr (CFO)
Forbcs, Steve Forhes, la katakan bahwa "Kesalahan terbesar IMF
adalah melakukan rcauomic iitttfpratticr (malapraktik kebijakan eko-
t nomi) di berbagai negara." IMF memberikan resep yang sama kepa-
da sejumlah negara yang terkena krisis ekonomi, yaitu memperketat
.ikuiditas, dengan menaikkan suku bunga dan mendesak agar pe-
merintah menaikkan pajak. Resep ini menyebabkan larinya investasi
modal di suatu negara (capital fiighl) dan menaikkan harga-harga
inflasi). "Bahkan di sejumlah negara hal ini mengakibatkan political
\fSrmoil (krisis politik)," kata Forbes dalam acara "Forbes Global CEO
Conicrence" di Singapura, September 200 L 11
Dalam menjalankan perannya sebagai penjajah, AS yang me-
nguasai 1S persen saham di IMF, menggunakan lembaga ekonomi
internasional seperti IMF dan Bank Dunia Ini sebagai instntmcn un-
tuk menguasai negara lain. Bank Dunia yang didirikan tahun 1^44
telah banyak menuai kecaman dan kritik. Pan Af rica Group menama-
kan Bank Dunia dan IMF sebagai "New Colonial Masters F ",
Menyongsong ulang tahunnya ke-50, tahun 1994, para demonstran
u lah menduduki kantor Bank Dunia di New Ze^land Hciuse, demi-
kian juga di Sydney Australia. 14
Protes terhadap IMF, Bank Dunia masih terus berlangsung di
?agai belahan dunia. Pada April 2000, sekitar L 0-000 demonstran
11 J-larMo Wtpiftm i|Liki, tiwltuiti /Vmwi IMF di Ititivncsui. makalah diskusi di tnstitutefor
f Studi-, I akari*, 3fl ViipL'tuk'r WO
12 Abdumw*j Nbi*, rt Jti UVflt U tong iMF ^iinJuiit: Miran. m3 . hJm 123-124
" JCffnw wm*v 2'.» Scpti'mivr 200*1
I* SrirUii A flcf JV'Miwj^ju.i n* w ±w l^vncmt fritotttfiil Peitilvnlityiiiu Rtikijut iftttam Afii*
lKk&f,<Tnk*ftaiCn>M Jwji Kini 123-12-1
berusaha m^r^gga^alkrin Pertemuan Musim Semi IMF dan Bank Du-
nia J t Washington DC. Sebagian besar mereka adalah kelompok
aktivis LSM yang membentuk sahi gerakan dengan nama "Mobili-
zation for Global Justiee". Berbapa! kelompok <\an organisasi berse-
pakat menentang 'globalisasi' dan 'kapitalisme', dan "global violiMV
ce'> Mereka juga secara khusus melakukan penentangan terhadap
tiga lembaga yang mereka katakan sebagai unholu iriuihi of un-
\ianacrattc it&tittttiait*, vaihi IMF. World Bank, dan World Trade
Organization, yang berjasa memelihara kemiskinan, degradasi ling-
kungan hidup. K^n sebagainya. Para demonstran itu dihadapi de-
ngan kekerasan oleh polisi, dengan fk r fjk 9 i ^r\t\j r gas air mata L dan
semprotan air.
Menjelang Ulang Tahun ke-oO Rank Dunia (22 Juli 200-1), koalisi
organisasi non-pemerintah (omop) mendesak pemerintah Indonesia
untuk segera memutuskan hubungan dengan Bank Dunia (World
Btink). Dalam paparan bersama di Jakarta, Rabu (21 Juli 2004), kualisi
omop yang lerdiri dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Wal-
hi), Koalisi Anti Utang (KAU), Forum Serikat Petani Indonesia
(FSPI), Koalisi Perempuan Indonesia (KPIj dan Liga Mahasiswa Na-
sional untuk Demokrasi (LMN'D) menilai, Rank Dunia sudah me-
nyebabkan kegagalan kebijakan, penyalahgunaan dan peningkatan
utang negara, sehingga harus bertanggungjawah terhadap proyek-
proyek pembangunan vang meragukan dan mengorbankan ling-
kungan, perempuan, masyarakat adat dan kelompok marginal lain
di seluruh dunia. 1 "
Sebagaimana disebutkan Prot. Naquib al-Attas, belum pernah
ada peradaban manusia yang membahayakan umat manusia, bina-
tang, Lumbuhan, dan bahan mineral, seperti peradaban Barat. Pan-
dangan semacam ini juga bisa disimak pada sebuah t u lisan yang
diluncurkan oleh John Mohawk, seorang tokoh Indian Amerika ter-
kemuka, yang berjudul "A Ba>ic Cuil tv Con$ciau$mi&: lihlispnous
Pi'oplrs Ati\in*$s to tlw Western Worhi, " Mohatvk mencatat bahwa per-
adaban Barat telah melakukan eksploitasi yang mengerikan terhadap
alam. Sejak kedatangan bangsa Eropa ke Amerika, 140 speries
burung dan binatang lainnya dihancurkan, sebab mereka pandang
I 1 " \yyf\v [\rrny\i'm\vrak\i\ oiin. 2.1 j uli 2 ( XU
Bagian I Dan Kubtngungan Menu|u Kemalian 125
tidak ada gunanya- 1 Iutan-hutan mcmka babat, sumber air dicemari,
dan penduduk asli dimusnakan. Mu ha w k akhirnya sampai pada
kesimpulan bahwa jalan yang ditempuh oleh peradaban Barat ada-
lah jalan kematian bagi umat manusia itu sendiri, [a mencatat:
"Dewasa ini berbagai spesis manusia menghadapi pertanyaan pen-
ting tentang kelanjutan hidup dirinya sendiri. Jalan hidup yang di-
kenal sebadai peradaban Barai kini berada di atas jalan kematian
dimana mereka kebudayaan mereka sendiri tak memiliki jawaban
yang jelas- , !:: ,
Dagi Muhawk, jalan hi-
dup yang dipilih dan dikam-
panyekan peradaban Darat,
sebenarnya adalah jalan ke-
matian bayi umat manusia.
Belum pernah ada peradab-
an yang memproduksi sen-
jata pemusnah massal seper-
ti di era sekarang ini. Ilmu
pengetahuan dikembangkan
tanpa arah vang jelas, sehingga berpotensi besar menghancurkan
peradaban manusia itu sendiri. Pengembangan teknologi kloning,
antariksa, dan persenjataan Barat, sudah mengarah kepada eks Iri m i-
tas. Merambah bidang-bidang yang sebenarnya tidak bermanfaat
bagi manusia, melainkan sekadar hobi dan "iseng". Ilmu dilepaskan
dari nilai agama, sehingga berkembang ke arah liar. Maka. seperti
dinyatakan oleh a l- Atlas, sumber bencana itu memang ada pada
konsep keilmuan Barat. Keilmuan yang salah akan melahirkan pan-
dangan hidup yang salah, ilmuwan yang salah, pemimpin yang
salah, dan a kilirnya masyarakat yang berpikir salah. Sumber benca-
na itu sebenarnya berawal dari proses sekularisasi, yang berkem-
bang pesat di Barai, sejak zaman Rmniissiuicr. Namun, jika dicermati,
sekularisasi dan liberalisasi di Barat memang merupakan jalan yang
Logis, jika disimak dan sejarah peradaban dan karakter dari agama
Kristen, yang dianut oleh mayoritas masyarakat Bara L Akar dari sc-
Peng hancuran a;am dan orang Indian akibat
kedatangan Eropa Ke Amerika
lter£J. (TV nan j»: CIK/viis* f ei tt^mii tn niii I r 3002j, hJm. 24- L5
miiii masalah ini adalah cara pandang terhadap alam atau pandang-
an hidup yang melepaskan diri dari Tuhan. Nfarnun, bagaimana
mungkin Barat akan kembali kepada agama, sementara mereka su-
dah mengalami trauma yang begitu mendalam terhadap agama
Kristen?
Ketika mereka melepaskan pedoman wahvu Tuhan, atau meng-
akali wahyu agar sesuai dengan keinginan hawa nafsu mereka, ma-
ka mereka akan masuk ke dalam lingkaran setan relativitas nilai. Se-
buah jalan tiada ujung. Tidak tahu mana yang benar dan mana yang
salah, sebab mereka tidak lagi mengakui kebenaran yang mutlak,
yang tetap sepanjang zaman, Semua dipandang relatif, nisbi. Semua
hanyalah soal kesepakatan belaka.
Menyusul kemudian bubarnva L T ni Soviet pada 25 Desember
1991. Pada Januari 1992, Gorbachev membuat pernyataan, "Saya ti-
dak menganggap berakhirnya Perang Dingin sebagai kemenangan
salah sahi pihak... berakhirnya Perang Dingin adalah kemenangan
kita bersama/' Namun, klaim Gorbachev ini dibantah oleh Presiden
ASGcorge H AV. Bush, yang pada waktu hampir bersamaan, mengu-
mumkan bera kilirnya Perang Dingin dan ke lu a m va AS sebagai pe-
menang. Dia katakan, "Selama lebih dari 40 tahun, Amerika Serikat
telah memimpin Barat dalam perjuangan melawan komunisme dan
ancaman tersebut diarahkan lepat ke nilai-nilai kita. Konfrontasi itu
kini berakhir/' 17
Namun, kemenangan Barat dalam Perang Dingin juga bukan
merupakan babak-babak yang manis dalam sejarah umat manusia.
Sebab, ongkos yang ditanggung sangatlah mahal. Perang Dingin
adalah perang antara kekuatan-kekuatan militer raksasa.
Jeremy Isaacs dan Taylnr Dmvning, dalam bukunya, Co! d WtfK
mencatat, "Perang Dingin merupakan konfrontasi antara raksasa-
raksasa dunia. Keseimbangan teror telah memelihara perdamaian
dunia." Tetapi, keseimbangan terror antara kedua kekuatan besar itu
menyedot biaya yang luar biasa besar, kususnya di bidang persen-
jataan, lebih dari apa yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri,
Antara tahun 1945-1996, diperkirakan sekitar S trih'Lin USD (S S, 000,
000,000,000) biava dikeluarkan untuk persenjataan di seluruh dunia*
1 * I t'TCTTi v I ha ;k> j n J Tj vl u r TX i wnii \ £., C't'Af l\i t r . ( LutiiJ lhi B a n I j m Ptv*^ 1 ^S I „ M m 4 1 —U 8
Bagian E, Dari Kebingungan Menuju Kemauan 1 27
Puncaknya, persediaan nuklir mencapai 18 mega ton. Kini, (1996),
jumlah itu menurun menjadi S mega ton. Itu baru senjata nuklirnya
saja. Bandingkan dengan jumlah seluruh bom yang diledakkan pada
Peran- Dunia 1] yang jumlahnya 'hanya' 6 mega ton, dalam Perang
Korea U,fi mega ton, dan d diam Perang Vietnam 4,1 mega ton. Perang
Dingin— meskipun distilahkan dengan 'Dingin'— telah menelan begi-
tu banyak korban nyawa manusia. Jutaan orang terbunuh di Viet-
nam, Korea, dan Afghanistan. Ratusan ribu mati di Angola, ratusan
ribu di Nicaragua, ElsalVadar, dan Hticipia, dan belahan dunia lain-
nya. Penduduk sipil di negara-negara miskin lebdi banyak yang
mati sebaiat korban perang ketimbang lontara negara-negara besar
yon g sesungguhnya mengendalikan perang itu.'*
Penguasaan terus dilakukan AS meskipun Perang Dingin telah
berakhir, Tahun 2003, hanya dalam beberapa hari saja, mereka sang-
gup mengganti penguasa di Irak. Sebelumnya, rantn Taliban juga
didongkel dengan relatif mudah. Tentara AS juga merajalela di ber-
bagai negara, Kini, AS memiliki sekilar 1.700 instalasi militer yang
tersebar di 100 negara -sal u gambaran yang menurut Chalmers
Johnson, mencerminkan satu bentuk baru imperialisme. 1 *'
"Pandangan hidup peradaban Barat adalah sebuah jalan kema-
Uan/' Jnhn Mohawk telah mengingatkan dunia. Wffilnint a'lam,
♦ ♦♦
1- hivuu kw-nriJTiivIi-'rfri^jiini: i i/U^. 1 1 [truJuri Q.inLam Pjvs<., I99SL hlm JIS
-12IU Oma UTlan>; k- i 3 T^t^l.in -\S dalam PtT*uik; ViL-Uiani lelah menjadi sandal populer. Senja-
ta kimia dan p-jmuMiah m.issii! \>in>: it^r hiasa ganasnya torludap rn.inusi.i dan flbm diguna-
kan untuk mengalahkan m u -uh Dalam upaya uniuk rrtfmaksA Wljiam Utara duduk di meja
perundingan ^S menyirnakan bahan pt'k'dak berkekuatan tinggi, bom napalm, dan riuster
bemfe A5jirj*a incniaiurikan ia |uta gallon herbisida van^ n w;u£ hancur kau hutan in-ipjs dan
area por^nvaltin. Tik hama 1 1 u H srupla kimia \aji£ sandal hiTinu.ii, ternama Aftftit Ottitfgf,
pun dipunakan Tanpa peduli, kota-kota dan hutan dihancurkan unluk meraih kemenangan,
Tertlanf; hal t m. flCOraiu* pejafr&t AS mm malaka n " l-W hui }Q d&itty thrtonw /u pr*fr* ft w r it
'lermu Uaats a^d Tas'lur Downmi^ i' o) J iVar hkn_ 216). Ma^iLih PerA^ig ViHnam iu£a nn»-
nvaksikan satu iragedi dalam >ejarah AS, yaitu (erbunuhnsa Pnsidrn |nhn F kemudi V pada 22
November |%3 Retasi Nk Wnnar.i Jalani mumoarnya percaya bahwa jika Kennrdv tidak
dibunuh maka A.^ tnia.lt akan JuiMial dalam Peran- Viettarrti hlm IVK garapan Oliver Skma
|Uga menggambarkan kailan antara pembunuhan Keruwth dengan penyaksi un r a terhadap
k ei Qt Lba Lu i AS viatam Peran- Vietnam
I* ZiauddinSardar dan Mu ml Wyn Davies, drrwnfim Driimi Gfohttl Nrgfitmarr, htm, l&l
BAGIAN KEDUA
CARA MEMANDANG ISLAM
The CIash o f Civilizations: Antara
Fakta dan Skenario Politik
7>/mN h tlit* only vivilizntitm wluth hn^put tlw suiviunl ofthc Wf*t in douht. nnd
it ha* dm\v iit Ivnst ftWtr."
Samuel P, Hunlington, penasihat politik terkemuka ba^i pemerintah
Amerika Serikat
Begitu komunisme dianggap runtuh, dengan tempo yang
cepat diskusi-diskusi tentang ancaman Islam' atau 'ba-
haya Islam' {hhmit Thmit) her munculan di media massa -
Tara ilmuwan Baiat sendiri berdebat keras tentang wacana ini. Ha-
nya saja, pada awai dekade N90-an, seorang ilmuwan politik dan
Harvard, Samuel R Huntinglon menjadi sangat terkenal dengan
mempop ulurkan wacana "tln* cltteh of riviliziititm**' (benturan antar
peradaban). Melalu t bukunya, The CIash of Civilizations and the
Remaking of World Order (1996), Iluntington mengarahkan Barat
untuk memberikan perhatian khusus kepada Islam, Menurutnya,
d ia n tar a berbagai peradaban besar yang masih eks u? hingga kini.
ha n Ya Islamlah satu-satunya peradaban yang berpotensi besar meng-
guncang peradaban Barat, sebagaimana dibuktikan dalam sejarah.
Diantar** berbagai tawaran alternatif hubungan Islam -Bara t. lema
chish of avtliziitioih kemudian menjadi yang paling populer dan
menjadi kenyataan dalam kebijakan politik internasional
Tahun ]W6. Perdana Menteri Turki Necmettin trbakan dalam
makatahnva mi t u k konferensi I.IFTJHAR (International Inslitutc for
Technology <\ik\ Human Resource De\ elopment) di Jakarta meng-
ajukan tema "dialog peradatwi*' {dialagiw amait$ civilizntiou*) ketim-
bang "cto<h ffltWftg civilizntiou*". Tetapi, gagasan alternatif Yang juga
dikembangkan oleh pemimpin dunia Is tam lainnya seperti Anulir
Ibrahim dan B J Habibie ini kemudian memudar mcnvusul terjadi-
nya peristiwa WTC 11 September 2001. Lalu, menyusul kemudian
.serangan AS atas Afghanistan dan Irak, Proyek besar-besaran AS un-
tuk menjadikan agenda 'perang melawan terorisme' sebagai agenda
utama dalam politik internasional, terbukti kemudian lebih diarah-
kan untuk mengejai apa yang mereka sebut sebadai "teroris Islam"
yang mereka nilai membahayakan kepentingan Barat, dan AS khu-
susnya- Perkembangan politik internasional kemudian seperti ber-
gerak menuju H tesis' benturan peradaban Yang dipopulerkan llun-
tington, Dunia diseret untuk terbelah menjadi dua kutub utama: Ba-
nU dan Mani. Barat dicitrakan sebagai pemburu teroris, sedangkan
Islam adalah teroris atau yang pro teroris f minimal dianggap hdak
bersikap tegas-tegas memusuhi teroris). Mengapa bisa demikian?
Seperti ditekankan I luntington, saat berdialog dengan Antho-
n\ L Giddden, pada musim semi tahun 2001, bahwa militan Islam
adalah ancaman terhadap Barat. Kala Huntington, harus dibedakan
a n lara Islam militan dengan Islam secara umum. l5lam militan ada-
lah ancaman nyata terhadap Barat, la mengatakan, "...tetapi Islam
militan merupakan ancaman nyata bagi Barat melalui para teroris
dan negara-negara bajingan (rcmge si a tes I yang sedang berusaha
mengembangkan persenjataan nuklir, serta cara-cara lainnya-" Wa-
cana benturan peradaban antara Islam dengan Barat, pasca Tragedi
WTC, 11 September 2001, semakin menghangat. I luntington meng-
klaim, bahwa peristiwa ibu menunjukkan kebenaran dari apa vang
selama mi dipopnlerkannya tentang konflik peradaban.
Dalam tulisannya di Majalah Nt'u^nwk ipeciitl Dmw Edit ion
<2QQ1) yang berjudul "Tiu> A$v of M\t$Ihtl Wrtri", Huntington men-
catat, "Terjadinya kemungkinan 'benturan peradaban' kini telah
hadir'- Ia juga menegaskan, "politik global masa kini adalah /aman
perang terhadap Muslim." Sebuah kesimpulan vang sebenarnya sa-
ngat terburu-buru. karena hanya didukung data-data kuantitatif yang
sederhana. IKintmgton misalnya, menunjuk fakta bahwa frekuensi
peperangan kaum Mualim yang berperang satu sama lain atau pc~
rang melawan non- Muslim, jauh lebih banyak dibandingkan masya-
rakat dalam peradaban lain. "Peristiwa-peristiwa kekerasan Muslim
itu dapat mengkristal menjadi suatu konflik peradaban utama anta*
ra Ulam dengan Barat atau melain Barat/' tulis HunLinglon
Tulisan Huntington di Nra^uwk itu meneguhkan kembali tesis
lamanya (dash of civilizirtiims), dimana ia menekankan, bahwa kon-
flik antara Islam dan Kristen—baik kristen Ortodoks maupun Kristen
Barat-adalah konflik yang sebenarnya.
Sedangkan konflik antara Kapitalis dan Marxis, hanyalah kon-
flik yang sesaat dan bersifat dangkal. 1
Data kuantitatif yang dipaparkan I iunhngton. tentang banyak-
nya konflik yang melibatkan, memang sebuah lakta. Tetapi, Hun-
tington tidak menyebut, mengapa kaum Muslim itu terlibat konflik,
dan darah siapakah vang banvak tertumpah? Darah kaum Muslim-
kah atau justru kaum Muslim yang banyak menjadi korban pem-
bantaian di mana-mana? Analisis model Huntington semacam ini
yang tidak menonjolkan peran Barai sebagai akar dan sebab dari
berbagai konflik di dunia internasional muncul karena posisi I (lin-
ting ton sebagai penasihat politik luar negeri AS dan menujukan
Analisisnya sebagai bahan pengambilan kebijakan politik luar negeri
negara adidaya itu. Dalam dialog dengan Anthnny Giddens ter-
sebut, 1 Iunhngton menyebut data dari Majalah The Ecouoiui^t, yang
memaparkan, bahwa dari 32 konflik besar yang terjadi pada tahun
2000, lebih dan dua pertiganya adalah konflik antara Muslim dengan
non-Muslims. Karena itu, kata I luntington.Erupa dan Amerika perlu
menerapkan strategi bersama untuk menghadapi ancaman-ancaman
terhadap masyarakat dan keamanan mereka dari militan tslam, Ia
menekankan perlunya dilakukan preemptiW-strike (serangan dini)
terhadap ancaman dan kaum militan Islam itu Kata Huntington,
'Saya perlu menambahkan bahwa satu strategi Yang memungkin-
kan dilakukannya serangan dini terhadap ancaman serius dan men-
depak adalah sangat penting bagi AS dd\\ kekuatan-kekuatan Barat
pada saat ini. Musuh kita yang utama adalah Islam militan/'
I StfrcuiL'i R riunlimifiw» T7,v Cij^/r of CtviifZJTTioHf aiui tUr Ri*trhikut% cf IVor/J OriJiv, iNi'w
Nasihati Iuntington itu terbukti afektif, dan telah diaplikasikan t.jloh
pemerintah AS* Pada awai Juni 2002 , doktrin prwmptizv <trik?
{serangan dini) datu dvfensivi* iuterventiott [intervensi defensif) secara
resmi diumumkan, I larian Ku?uprt> f (14 jnni 2002), menulis tajuk ren-
cana berjudul "AS Kembangkan Doktrin Ofensif, Implikasinya Luas",
Melalui doktrin ofensifnya yang baru ini, AS lelah mengubah setara
radikal pola "peperangan" melawan "musuh". Sebelumnya, di masa
Perang Dingin saat menghadapi komunis. AS menggunakan pola
Ctmtiuntiih'nt (penangkalan) dan di'frnyno' (penangkisanj. Kini meng-
hadapi musuh baui—yang diberi nama teroris— A S menggunakan
pola pwMptiw ttrlky dan defrnsin* inieivetitioii, dengan cara memba-
bat dulu semua negara yang dianggap berpotensi membela dan
melindungi teroris, urusan hukum internasional belakangan.
"Meski metode coutnintawut dan drh'nriid' tidak akan dihapus,
strategi pnwupiivc athick dan \ii f ft i n<lve wtmYnihn pertama-tama
akan digunakan untuk menghadapi kaum teroris atau negara-nega-
ra musuh, yang memiliki senjata kimia, biologis, dan nuklir. Dengan
doktrin keamanan yang baru itu, AS akan merasa leluasa menye-
rang orang atau organisasi yang dipersepsikan sebagai teroris, alau
negara yang dipersepsikan sebagai musuh yang memiliki senjata ber-
bahaya seperti senjata kimia, biologis, atau nuklir/' demikian tulis
Kumpff$, Dalam bahasa vang lebih lugas;, doktrin serangan dini' ini
ibarat "membunuh tikus di Lobangnya" Jadi, tidak membiarkan dan
memberi kesempatan tikus untuk berkembang dan menyerang.
Dan kasus doktrin 'pnrwptirr tfrikv' mi tampak bagaimana po-
la pikir 'bahaya Islam' vang dikembangkan ilmuwan— dan sekaligus
penasihat politik Barat— seperti Huntington, berjalan cukup efektif;
Dengan doktrin itu, AS dapat melakukan berbagai serangan ke sa-
saran langsung, vang dikehendaki, meskipun tanpa melalui perse-
tujuan atau mandat PBB, Pola pikir HunHngton, bahwa 'Islam' lebih
berbahaya dari 'komunis' juga tampak mewarnai kebijakan politik
dan militer AS tersebut- Padahal, jika dipikirkan dengan serius, ma-
nakah yang lebih hebat kekuatannya, apakah Gsarna bin Laden atau
Uni Soviet? Mengapa untuk menghadapi negara adikuasa yang me-
miliki kekuatan persenjataan hebat setanding dengan AS, hanya di-
gunakan kebijakan 'ctintmnlmmt' dan \1rti*rmii:t>% sedangkan untuk
menghadapi-istilah tluntington— 'militan Islam' harus digunakan
Bagian Ih Cara Memandang Islam 135
strategi 'pmmptiw * t tiki* ? Bahkan, saat melawan Uni Soviet dan
>ekutn-sekun.mya Yang memiliki persenjataan dan tentara seban-
ding dengan AS dan sekutu-sekutunya, hanya digunakan istilah
"Perang Dmgin" (Colrf Wnr). Sedangkan untuk menghadapi 'Islam
militan' yang tidak memiliki persenjataan dan negara seperti Lini
Soviet dan kawan-kawan, digunakan istilah "Perang" (Wnr) tanpa
embel-embel "Dingin",
Di sini tampak, bahwa 'ancaman Islam' secara fi_sik~bukan dari
segi pemikiran dan budaya -telah dimitoskan oleh para ilmuwan
garis keras seperti HunlingLon, sehingga gejala paranuid terhadap
Islam dan kaum Muslimin., tampak dalam berbagai kebijakan negara-
negara Barat. Sikap Islamofobia merebak dengan mudah di kalang-
an masyarakat Barat. Pasca peristiwa 11 September 2001, gejala ini
makin menjadi-jadi. Masalahnya bukanlah terletak pada aspek kaji-
an ilmiah vang jujur dan adil, tetapi kajian dan analisis yang me-
munculkan "Islam militan sebagai musuh utama Barat", dimanfaat-
kan untuk memberikan legitimasi berbagai kebijakan politik dan
militer AS dan negara-negara Barat lainnya, yang ujungnya adalah
mengejar kepentingan-kepentingan (ftf/twste) politik, bisnis, ekono-
mi, dengan menggunakan jargon-jargon demokrasi, liberalisasi, dan
Hak Asas i "Manusia.
Memang, dalam buku The CJash cfCiuiliztitiou* Huntinglon su-
dah memaparkan dengan cukup gamblang bagaimana sejarah, per-
jalanan, dan masa depan hubungan Islam dan Barat. Islam dan Barai
adalah dua peradaban yang memang berbeda secara fundamen tak
Disamping, tentu saja, banyak persamaan antara keduanya, Hunting-
ton menekankan bahwa Barai adalah peradaban yang unik, yang ber-
beda dengan peradaban lain, yang memiliki unsur-unsur yang unik
pula, seperti Kristen, pluralisme, dan individualisme. Ia menulis,
"Barat berbeda dengan peradaban lain tidak dalam caranya ber-
kembang melainkan dalam karakternya unik yang dimiliki oleh
nilai-nilai dan institusi-institusi yang dimilikinya. Hal mana
mencakup terutama kekristenannya. pluralismenya, indivi-
dualisme, dan aturan hukumnya, yang memungkinkan Barat
menemukan modernitas, meluas ke seluruh dunia, dan m em-
bus t iri masyarakat lainnya. " J
*SnfriEk*ir.nLii
136 W^ah Peradaban Barai
Karena itu. Huntington mengkritik orang-orang Barat yang
menganggap a n La ia Islam dan Barat tidak memiliki persoalan, ke-
tuah dongan kelompok Islam okstrim. Menurut Huntington, "Sen-
bu empat ratus tahun menunjukkan yang sebaliknya. H u bungan an-
tara Islam dan Kristen, baik Ortodoks maupun Barat, sering diseli-
muti badai. Mengutip guru besarnya, Bemard Lewis, Huntington ju-
ga menratat, "Selama hampir seribu tahun, sejak pendaratan bangsa
Moor di Spanyol sampai penyerbuan bangsa Turki ke Win a tahun
1529, Eropa terus-menerus berada dalam ancaman Islam" Islam
adalah satu-satunya peradaban yang telah menempatkan kesela-
matan Barat dalam keraguan, setidaknya dua kali dalam sejarah. 3
Anehnya, berbagai tulisan Huntington tentang tslam secara umum
sebagai ancaman terhadap Barat sangatlah berbeda dengan yang di-
katakannya sendiri saat berdebat dengan Anthony Giddcns. Ketika
itu Huntington berusaha hanya menyebut "tslam militan" sebagai
ancaman.
Dalam bukitnya The Cla$h ofCwilizntiou Huntington mengurai-
kan beberapa faktor yang telah dan akan meningkatkan panasnya
konflik antara Islam dan Barat. Diantaranya ialah: Pertama, pertum-
buhan penduduk Muslim yang cepat telah memunculkan pengang-
guran dalam jumlah besar, sehingga menimbulkan ketidakpuasan di
kalangan kaum muda Muslim. Kedua, Kebangkitan Islam (Islnmic
Resurgeiia') telah memberikan keyakinan baru kepada kaum Muslim
akan keistimewaan dan ketinggian nilai dan peradaban Islam, di-
banding nilai dan peradaban Barat, Ketiga, secara bersamaan, Barat
berusaha mengglobalkan nilai dan institusinya, untuk menjaga su-
perioritas militer dan ekonominya, dan turut campur dalam konflik
di dunia Muslim J Jal ini lelah memicu kemarahan diantara kaum
Muslim- Keempat, runtuhnya komunisme telah menggeger musuh
bersama d i antara Islam dan Barat dan masing-masing merasa seba-
gai ancaman utama bagi yang lain. Kelima, meningkatnya interaksi
antara Muslim dan Barat telah mendorong perasaan baru pada ma-
sing-masing pihak akan identitas mereka sendiri, dan bahwa mereka
berbeda dengan yang lain. Bahkan, papar Huntington, dalam kedua
masyarakat— Islam dan Barat— sikap toleran terhadap yang lain telah
* I Umtit^n, TlwCIttehefGwh-alioitAtim Zin-ZU*
merosut tajam pada dekade l c )fil)-an dan 1^90-an. 4
"Langgengnya" konflik antara Islam dan Barat:, lanjut Hunting-
ton, disebabkan adanya perbedaan hakikat dari [siam dan Barat serta
peradaban yang dibangun atas dasar keduanya. Pada satu sisi, kon-
flik antara Islam dan Barat, merupakan produk dan perbedaan, ter-
utama konsep Muslim yang memandang Islam sebagai wa\j o/ lift
yang menyatukan agama dan politik. Konsep ini bertentangan de-
ngan konsep Kristen tentang pemisahan kekuasaan Tuhan dan
kekuasaan Raja (sekularisme). Pada sisi Lain, konflik itu juga me-
rupakan produk dari persamaan. Keduanya merasa sebagai agama
yang benar; keduanya sama-sama agama misionaris yang mewajib-
kan pengikutnya untuk mengajak "orang kafir" agar mengikuti ajar-
an yang dianutnya; Islam disebarkan dengan penakhikam penakluk-
an wilayah dan Kristen pun juga demikian; keduanya jxiga mempu-
nyai konsep "jihad" dan "erusade" sebagai perang suci."
Sikap Muslim terhadap Barat, lanjut Huntington, juga cende-
rung melihat Barat sebagai ancaman. Mohammed Sid-Ahmed, se-
orang wartawan terkemuka Mesir ( mencatat, "Tidak diragukan lagi,
kini sedang terjadi benturan {ttash} yang semakin membesar antara
Etik Judeo-Kristen Barat dengan gerakan kebangkitan Islam, vang
kini membentang dari Samudera Atlantik di sisi Barat sampai Cina
di sisi Timur/' Tahun 1992, seorang tokoh Islam India menyalakan,
"Dapat dipastikan, konfrontasi terhadap Barat akan datang dari du-
nia Islam. Dan itu adalah perjalanan dunia Islam, dari Maroko sam-
pai Pakistan, bahwa perjuangan menuju pembentukan Tata Dunia
Baru akan dimulai." Sid-Ahmed juga mengutip seorang pengacara
Tunisia terkemuka yang tak disebut namanya bahwa perjuangan se-
dang berlangsung. "Kolonialisme mencoba meruntuhkan seluruh
tradisi kultural Islam. Saya bukan seorang Islami^ Saya tidak ber-
pikir apa yang terjadi adalah konflik antaragama F tetapi yang terja-
di adalah knnftik antarperadaban." ujarnya seperti dikutip juga oleh
Huntington Di mata Muslim, yang moderat sekali pun, Barat bu-
kanlah hal yang harus dicontoh. Di masa lalu F kata Huntington,
hampir tidak ada pemimpin Muslim yang menyatakan, "Kita harus
H'vi bim :n-2i:
^;J hlm 2IU-Z11.
menjadi Barai {W? "U'^' iiwirnuze)" Ia mencontohkan buku klmn
tnui Ek'itmmtu karya seorang feminis Maroko Fa tim a Memissi yang
oleh Barat dipuji sebagai karya modern dan liberal. Di berbagai bagi-
an buku itu. Barat tetap digambarkan sebagai "militeristik"! "impo-
ri alis tik", dan menimbulkan trauma bagi negara lain melaku "teror
kolonial". Individualisme, yang menjadi simbol utama budaya Barat,
adalah Mimbcr dari seluruh persoalan-
Dengan cara pandang Huntington seperti itu. bisa dipahami,
bagaimana sensitifnya Barai dalam melihat perkembangan dunia
Islam, dalam berbagai bidang. Sikap Barat yang begitu sengit ter-
hadap program nuklir dan senja ta -senjata berat di dunia Islam, di-
bandingkan dengan isu nuklir di negara Yahudi atau komunis, me-
nunjukkan, sensftivtus yang sangat tinggi terhadap dunia Islam.
Maka, logis, jika seorang Huntington jauh-jauh hari mengingatkan
Barat agar mewaspadai Dunia Islam, termasuk perkembangan eko-
nominya, khususnya yang berpotensi menggoyang dominasi Barat.
Huntington (rntang Indonesia dan Malaysia
Tahun I996 f Huntington mengingatkan Barat, "Jika Malaysia
dan Indonesia melanjutkan perkembangan ekonominya, keduanya
akan menyajikan " mode I Islam" sebagai tandingan terhadap model
Barat dan Asia," Huntington meramalkan, pada dekade-dekade
mendatang, pertumbuhan ekonomi Asia akan memberikan efek
yang besar terhadap tatanan in ternasional yang didominasi Barat,
dengan pertumbuhan Cina, Jika proses mi berlanjut, maka akan
terjadi pergeseran besar dalam soal /wut di antara peradaban-
peradaban. Sementara itu, pertumbuhan penduduk Muslim akan
merupakan kekuatan destabilisasi, baik bagi masyarakat Muslim
maupun tetangga-tetangga mereka Jumlah besar generasi muda Is-
lam yang berpendidikan menengah, akan memperkuat kebangkitan
Islam dan mempromosikan militansi Islam, militerisme, dan imi-
grasi. Sebagai hasilnya, maka pada awal abad ke-21, tampaknva du-
nia akan menyaksikan kebangkitan kekuatan non-Barat dan bentur*
a n (cltixh) antara peradaban nun- Barat dengan peradaban Barat, atau
antar peradaban n on- Bara t/
Apa vang menarik dari berbadai ungkapan llmilin^ton ter-
M-'buL bukanlah pada soal nilai ilmiah atau tidaknya pernyataan iUk
Tetapi bnEaimanana aplikasi dan fakta yang terjadi di lapangan, me-
nyusul berbagai prediksi dan analisis ibu Huntington menjadikan
bukunya memang lebih sebagai panduan untuk para pengambil
kebijakan, ketimbang sebagai sebuah karya ilmiah. Secara ilmiah,
banyak yang bisa dikritik dari pernyataan tersebut. Misalnya, apa
hubungan antara pertumbuhan penduduk Muslim dengan militan-
si? Dalam banyak kasus, justru terbukti, banyaknya penduduk Mus-
lim yang tidak terdidik dan tidak mendapatkan pekerjaan yang layak,
justru menjadi ajang perusakan mural dan penjauhan mereka dari
nilai-nilai Islam, jika pernyataan ini dilihat sebagai satu proposal—
untuk mencegah militansi Islam di kalangan generasi nutda Muslim
-bisa dipertanyakan, apakah ada hubungan antara penyebaran ber-
bagai jenis budaya Barat, narkotika, pornografi, terhadap gerenasi
muda Muslim di sein nih dunia? Biasanya, kajian tentang penyebar-
an budaya Barat di kalangan kaum Muslim dikaitkan dengan masa-
lah penyebaran pruduk ekonomi Baiat K
Tetapi, disampmg wacana pnlitik-eknnomi, Iluntui^ton juga
membuat wacana bani van^ mengingatkan Barat, bahwa jika gene-
rasi muda Muslim tidak 'diperhatikan' maka mereka akan menjadi
militan, dan memperkuat kebangkitan Islam, yang akan mengancam
Barat Dengan logika tambahan dari Ilunlington, bisa dipahami jika
kemudian ada program besar-besaran dari pemerintah Barat terftm-
t LJliIahi ria nn- knJi>mal^nLL^di>mituMpolild,i>kiinomi,danhudayaJ t "ftnfahun Jslftm* 1
hisa djartikan y\'jn Iim-l. dan bukan merupakan s<\il ideologi semata, Lapi ji_i£a pa^li akan
berimbas* pada sml ritinHimi Y9n\^ menjadi kv$:twfcin|3n utama k*ium Kapitalis untuk niem-
jvrtaliiiitkjfi ii^i^inm\i ^Lrniiimuua !Wh-4Mi*|j K(u>lim "nnidvni". sokuler, 3 Fa u y*l\g leLih Ur-
Barat-kan i UV>r*-rEizrtfi akan IcbiJi mudah mcn^kons-umsi produk-piuduk Barat seperti Mm h
k^mfl&k. dan berbadai pnxiwk dunia imxh' Mfnurut wrsiyitig Iran Ali Syaruiti. Tuiuan dari
alli<rnafii in> 'I^tIlu^.ui pasir Pi-n jtiuLudah kt^kr nisan, mi'I.iinLin m<*ft£Aluf ler^ins a pem-
bahan mmda^ar iratlu nu-n^ubah nilai-nilai a^ar krhadiran "shampcT, Tcrmi?ja", "lipstik 1 ,
J a pai dtUTinu Haayarakal musti duTMduniisa*! s*vara mcnyi'Luruh, Dan apabila 5-udah dlttiD-
di-misteL ijim'LAdLiii^in Mnimig UM\ akan rncnd* n *pa pm ynn^ ditawarkan k*?patia mCTUka
Akhirnya iil-aUJi *aal vtlnuAA wmua penduduk asL rnt*n|adi "btfraddb" Indah saal krUKirim
j*i*jnnda^an hvidaya. Bagaimana cara nu'ji^ubah penduduk a^ii jiwnpdl intern? Pji.i indu^-
I riahi* mu&tl nwmKdhLiTi dan ke\akinan a^ama, kcbudavvian, dan nilai-nilai rneivka vanj; me-
nentang barang-barang kiAiMirruii dan tatanan baru " lAh S\anati, fartwiT» CVntirfriifLWJi h\\\±-
/ujUVi>£vakarUi . blulalnuldiii Prw**, i*Wl hlm 21
tu untuk melakukan Wt'fhrniMisi, wktitori&zsi, dan liht'Mlitrui di dunia
Islam. Itu bLsa dilihat, misalnya, dari antusiasme AS dalam mendu-
kung gerakan-gerakan Liberal Islam di berbagai negara Muslim,
Program westernisasi dilakukan untuk menekan muncul dan tum-
buhnya orang-orang atau kelompok yang dianggap berpotensi
menentang Barat. Dengan sifatnya yang sangat pragmatis-sekularis-
uk, terlepas dari nilai- nila i moral agama, maka standar yang diguna-
kan Barat akan bersifat sangat fleksibel dan situasional. Di masa Pe-
rang Dingin, misalnya, semua kelompok vang menentang komunis-
me dan mendukung kepentingan Barat /AS didukung, meskipun
berasal dan kalangan Islam, seperti kelompok Osama bin Laden.
Bahkan, di n visa Pasca Perang Dingin pun, AS tetap memberikan
dukungan terhadap rezim Arab Saudi, meskipun sering disebutkan
bahwa Wahabisme yang diterapkan AS adalah merupakan sumber
terorisme. 4
Tidak jelas benar bagaimana pengaruh paparan Huniington
lunlang pertumbuhan ekonomi Islam dan Asia terhadap kebijakan
^Pitl.i prriL.ioLH.3n bin la v h u u luLik haiivak berbeda den t;.i u jp.i vani; di Liku k a n penjadi h
di /a man kulnmaiiMru kias; k dimai'.a untuk [nen^nktihkan penia^hanm -a pomL-s-uil ah kolo-
nial rti e ih b e n ka n dukungan ri*ctiadap jerakah Jilidi KrUll^ti atau penyebaran budaya penjajah
kepada pontlliduk ]tl]flhWi Ml 1 |i£ titip F.i|i"r/i(iWrtif«' i*ni ftCtlfrhrhfeCii lu&p \, lilm h7, l^ll.n
Nuer mencaldr, sehawa j pihak i anp m^ni berf-.iia.sa Ji IndnniMa, ada du-i pandangan ^ ane, di
ungkapkan untuk melestarikan kekuasaan koLimal. Pertama, adalah ,h av.^ia_si ', vakni Kt^.h-
mana nictii;oMiL>i3i^kiffi kebudawian fri ra L st'lii n^a diterima sebadai ki'buJat aan rakvnl Indi ■ -
M.--1J. w^Liuptm t.iri|p h i mengesampingkan kebudayaan \bkS\ sendiri bijuanm LJWMlah untuk
mengikat "jafahan itu lebih era I pada penjajah dengan menyedia Lui ha^i penduduk jajahan itu
manfaat-manfaat iniifi U' r kandung dalam kebudayaan pihak penjajah dongan menghormati
Sepenuhnya kebudayaan <i^j[ (penduduk) I'aniian^au ini dipronioetfJfetm ok'h Siirtuck i Jurp-
remje\ yang nvlflhd karangannya NVuVnWd 1 t* tfr {shvn, mene/dakan, ' Peiu^ahan mallah
van^ sebenarnya d.in satu -saluma ^nc merupakan penuvahan tentang masalah 1-lam itu Jer-
it 1 tak pada asti*>ias mg hUrri (y&flg terdapat di ddltim |a|ahan Belanda) dengan orang-turan^:
Belanda.'' Menurut I Liuf£rv>U[e, pada akhirnya, poli tik iIm^iam iIli a Lari memudahkan pekerja-
an misi Krislen. Kedua, adalah knslcmsasi '\ vakni bagaimana mengubah agama penduduk,
vAiifi [akuri maupun jang bukan Ulam, menjadi KnMvn. Mim I Kristen j itu sendiri berpendapat
bahwa bila pandangan periang taspMtwl tadi dapat dipenuhi, maka mereka syfftuci pun" akan
k*hih dapat meng usahakan sgar nu-u'ka |i>bih dMenma penduduk vaii£ dari Svjji kebudayaan
itu telah bermim j lasi ". Sebatilnya, pertukaran ao,ima penduduk menjadi Kristen, "mengun-
tungkan tanah air [negeri Belanda) pula oleh karena penduduk pnhumi, \an^ mengenal eruh
rtvn hubungan agama dengan pemerintahan, r^ielah masuk K rt: ten akan menjadi t-tfarps-warpi
Invai bShir batin ba^t Kompeni, sebutan vaii£ diberikan kepada adinimsLra^i tfebnda itu
{Deliar bkwr, Gi-^/n MaU-m b-hm iU Ituhm-sai JSUP-W42, l>karta; LJP3E5, L W*, hlm lb-27
^
Barai a La u AS di lapangan* Yang pasti, pertengahan tahun 1997, se-
tahun setelah buku The Cla<h of CwihzsUtou diluncurkan, ekonomi
Thailand, Malaysia, dan Indonesia dilanda krisis ekonomi vang he-
bat, dimulai dan anjloknya nilai mata uang- Konon, unluk meng-
hancurkan perekonomian satu negara, mulailah dari menghancur-
kan nilai mata uangnya dulu, Perdana Menteri Malaysia Maha th i r
Muhammad menuduh George Som*, seorang Yahudi pemain valas,
sebagai aktor utama krisis ekonomi Asia, Paul Krugman, ekonom
terkenal dari MIT (Massachussots ln^hhite of Technology), menye-
butkan bahwa dalam krisis Asia, konspirasi dilakukan oleh peme-
rintah AS dan sekutunya dengan George Soros, pemilik Qttmtitm
Fumf. AS dan sekutunya yang khawatir akan pertumbuhan ekonomi
Asia mengutik Sero 4 ; yang punya kompetensi untuk menggoyang
pertumbuhan itu- Indonesia yang menjadi sasaran Soros terbukti ti-
dak berdaya menghadapi pengurasan devisa akibat kejatuhan nilai
tukar rupiah terhadap dolar AS. m
Siapa H Linting ton? Ilmuwan politik da- a
r i 1 larvard Universiiy ini menulis dalam pe-
ngantar bukunya Tlw Clnsh of Ciuitizatioits»,
"Buku ini hdak dimaksudkan sebagai karya
ilmiah sosial, la dimaksudkan sebagai penaf-
siran alas evolusi politik global sesudah
Perang Dingin. Ia dipersembahkan untuk
memberikan bingkai kerja, paradigma da-
lam memandang politik global yang akan
Samuoi P Huntmgton
W Dikutip J.tpi artikel Atantva 1 1 Mulvaiifo be*)udul m fa$htiU Kntpnfin Krista dan Kam^
RirH ivir. h , di I tarian <uam Ptrmivritjn, 1 3 A£y£hi* lw* Somi membantah krlcrl ikatan dirinya
dalam kj-LSt- di Indonesia Vamun dalam >alah w lu tulisannya. Srims membantah tiahtvd u
rrurno^nbil ktunluit^an dan kri^ci yang terjadi di intfrm^ia. Bahkan, ia katakan, T tu'^udritum
Fundr. <*rn*pat terpukul tvrat, karena telah mrmboli ruptah <^kitar 4 (KMJ |wr diAir ala* pemi-
Lira n bahu a rupjah tolan m 1 Linu t ketika ia mcn»)l dari 1430 pada bulan |uli 1997 [a mmwcit
menjadi lt>onC< dalam ivaktu pemk'l "Siuitu pen|pilam.-m yan£ Mngal memilukan SfVf sudah
mcnvJtUri iejvrmhnya akan Litru^i nvim Seharta d^n xjya bersikukuh tmluk menjual m-
hani La m j di IiwI^rlsm Jimaru ar>££b*1a Leluarjja Svharhi rru^tlllkl kepentingan lx%ar, *L>hah
-*i\A tuiak in^tn dihubungkan dengan mereka. Namun. loh Limi hdak bisa menghindarkan
diri, dt'npan menderita kunipiari bv*az pada wat keunlun^an *udah hampir di tandan.' kala
Son*- 1 Ge^rjev Sim» A>in„- ^i^rfiiA^rm' Glolvl, (Yu^vakarta (^alam, 2tX)l], hal ItlZ Apapun,
l#fctarwrii kS dan IMF memang memiliki petanbesar dalam krisis ek**noiru lU liidcine^M Padrf
S lamun l^ft keUk.i thLii rupiah anjKvk mmjadi Hp £0 (KKi 1 per dolar AS, rrvfaileh Ointun
bermanfaat bagi para pakar juga para pembuat kebijakan/' Penu-
lisan buku itu dibiayai oleh /n/f/; M. QHn Fottndniiait dan Stnitli
Rttfmnisov comniaiion* Meskipun jabatan-jabatan pirstisiiisdi bidang
akademis pernah di. sandangnva, I kintingtnn juga aktif terlibat dalam
perumusan kebijakan luar negeri AS- Ia pernah menjabat Ketua Har-
vard Acadamj ofhitvrnationni and A?vn $tia1ie>, direktur The Cvntcr for
Internat hinai Affhirs, dan Ketua Dcpfirtmwt of Govcrumait. Tahun
i98b-19S7ia menjadi Prtviiirut oftlwAwvricmt Pvliticftl Saottci'AttiKhh
titm. Pada kurun tahun 1 977 dan 1978 ia bekerja di Gedung Putih
sebagai Coaniiiuittir of Sttunty Plihuiiugfor tlu* Nirtitmui Siturity Co\in-
cil. Sejumlah buku yang telah ditulisnya antara lain: The Soldicr mni
iht> Shite: Thr Tlwonj and Politns of Civil-Militmy Rthitious 11957), Thr
ComwDft Dtfi'nw: St rtHegie Program fn Ntrtional Pohttct (1961). Pnfitkal
Onit't m Clum$iii£ Societiv* (196S), Aun*na\u Palitku: The Promi^ li/
Di^harmony (19S1), Thr Thini Waw: Dt'iuoanliznhou fn tiw Lttt< Twi w n-
tivtii Ccutunf (7991 K ThcCliifh nfCiviliznttont nnd flu* Remaking of World
Onici (1996), and Wlto Are We? Tlw Cltnlien^es to Anrtriai's NatiomI
\dcutit\j (20041.
Buku !crakhir thmtingtnn Who Aw tVV?: T h? Chollmpr* to Anu*-
ria?'* Nutiomd Idmtitif (New York: Sirnon & Schustcr, 200-1 1 , memberi-
kan gambaran yang teh ih tegas tentang pemikirannya tentang Islam
dan Barat. Jika di dalam Tlh* Clrtfih uj Cizv!izntiou> ia masiti tidak ter-
lalu tegas menyebut "Islam'" sebagai alternatif musuh baru bagi Da-
rat, maka dalam bukunya, Who A re lAty? ia menggunakan bahasa
yang lebih lugas, bahwa musuh utama Hara t pasca Perang Dingin
adalah Islam—yang ia tambah dengan predikat "militan 1 ' Namun,
dari berbagai penjelasannya, definisi "Islam militan" melebar ke
mana-mana, ke berbagai kelompok dan komunitas Islam, sehingga
definisi itu menjadi kabur dan menggiring pembaca untuk meng-
ambil sikap praktis terhadap u mal Islam secara keseluruhan.
Dalam Who A/v We? Iluni ington menempatkan satu sub-bab
berjudul "Milittiut hlam vs Atttfrtcn", vang menekankan bahwa saat
menekan Presiden So&trarttf, a^rnuu tartar jd^mn tk'n^an 1M> C'linlun jvi^a mm^ulus **tf-
kil Mvntori Ki'ujnpu l.tfKnttu.'v Sumnier* ani u k mi'htfJliU'i Sot'tottu, vjmj; ki*tlta ku i'njfjvm
n w peri m* sraran-Mrftn IMI- ikm lebih c^ndii'int^; mcftL'rapkilii k*nn CBS-nsa Slc\ i* I k-ivkr (Ttfiv
i/m^ rw,in tMFdiit^in Lnsiv. < 'kontinu d J IndoiUJa-ia ij.m U-},iluli^n it^ini 5nol^rL:\ Ulin I Ridli
A>n h '}}h* IMF LriUfi^CJ.iLirtir IPS, 20t>0,
ini f Islam militan tulah menggantikan posisi Uni Soviet sebagai mu-
suh utama AS. 11 Dalam buku ini Huntington menyebut, Islam milit-
an bukan hanya Osama bin Laden atau kelompok al-Qaeda. Tetftpt,
banyak kelompok lain yang bersifat negatif terhadap AS. Kata l Imv
tingLon, sebagaimana dilakukan oleh Komunis Internasional dulu,
kelompok-kelompok Islam militan melakukan protes dan demons-
trasi damai, dan partai-partai Islam ikut bertanding dalam pemilih-
an umum. Mereka juga melakukan kerja-kerja amal sosial. 1 *
Dengan definisi dan penggambaran seperti i l u, banyak kelom-
pok Islam yang dimasukkan ke dalam kategori militan, dan layak
diserang secara dini. Tanpa menampilkan sebab-sebab dan fakta
yang komprehansi/, misalnya, H Linting ton menulis, bahwa selama
beberapa dekade terakhir, kaum Muslim memerangi kaum Protes-
tan, Katolik, Kristen Ortodoks, Hindu, Yahudi, Budha atau Cina. 13
Ia tidak menjelaskan, apakah dalam kasus-kasus itu kaum
Muslim diperangi dan dizhalimi. atau Muslim yang memerangi. Da-
lam menyinggung kasus Bosnia, misalnva r dia sama sekali tidak me-
maparkan bagaimana kaum Muslimin menjadi korban kebiadaban
vang tiada tara vang dilakukan bangsa Kristen Serbia Tidak pula
d i tingkap kannya, bahwa ketika itu, AS dan sekutunya menjadi pe-
nonton yang baik pembatinan umat Muslim. Sainantha Power, da-
lam mjkunva "A Problem fram Hdl: America and Jlw Agc of Gawcidc"
(London: Flamingo, 20U3}, membongkar habis-habisan sikap tidak
peduli AS terhadap praktik pembasmian umat manusia di berbagai
tempat, termasuk di Bosnia. Buku ini memenangkan hadiah jurna-
listik Pulitzer tahun 2003. Dalam kasus Bosnia, lu lis Saman tha, AS
bukan hanya tidak berusaha menghentikan pembasmian etnis Mus-
lim, tetapi malah memberi jalan lapang kepada Serbia untuk melak-
sanakan kebiadaban mereka. Untuk Bosnia, Sainantha yang menjadi
saksi berbagai kebiadaban Serbia di Bosnia, menulis judul "Basmi*,
11 llunrington, lYn& Anr tVVJ TV CfiiiUrngfs tc A"\erua> .V«ifj£»ii»' iittnUly' {N l' w Viirk
;4 Sauuntba PiJWt-i A 1'raViw/iV'n Htfl A muliai P.V f\£? $j LnVO^ utt" (Lundun: Fl.i-
rnm£l>. 2ftl3l. M (n 5(M
Sebagaimana ilmuwan "neu-Orientalis" lainnva^stiperh Bemard
Lewis, HuntLngton juga tidak mau melakukan klitik internal terha-
dap kebijakan AS vang imperialis tik. Berbeda satc&in kontras dengan
ilmuwan-ilmuwan Amerika semacam Noam Chomsky, Paul F inci -
ley, dan Edward Said, la tidak mengakui bahwa kebijakan AS vang
membabi buta mendukung kekejaman dan penjajahan Israel adalah
keliru dan menjadi satu sebab penting tumbuhnya ketidak-puasan
dan kemarahan kaum Muslim dan umat manusia, Ia hanya mau me-
nunjukkan ha h w n Islafcn adalah potensi musuh besar dan bahaya
bagi Barat dan AS khususnya. Ia menampilkan puIling-poHiug di se-
jumlah negeri Islam vang menunjukkan, sebagian besar kaum Mus-
lim sangat iidak menyukai kebijakan AS, Misal, sebuah polling di
sembilan negara Islam, antara Desember 2001 -Januari 2002, menam-
pilkan realitas upmi di kalangan Muslim, bahwa AS adalah "kejam,
agresif, sombong, arogan, mudah terprovokasi dan bias dalam poli-
tik luar negerinya."^
M unting ton sama sekali tidak menampilkan fakta bahwa ke-
beneian masyarakat Barat (Eropa dan rakyat AS sendiri) terhadap
kebijakan-kebijakan politik AS juga sangat besar. Bahkan, jauh lebih
besar dan apa yang terjadi di kalangan Muslim. Di dunia Islam, ti-
dak ada demonstrasi besar-besaran diikuti ratusan ribu sampai juta-
an orang dalam menentang AS seperti yang terjadi di berbagai
negara Eropa dan di dalam AS sendiri. Banyak ilmuwan dan tokoh
AS, seperti Chomsky VVjlliam Blum, vang tanpa ragu-ragu memberi
julukan AS sebagai 'negara teroris terkemuka', atau a rogite >ttih T .
1 1 unting ton dongan lurus bersikap sangat tidak ilmiah dan berteori,
"Retorika perang ideologi Amerika terhadap komunisme militan te-
lah beralih menjadi perang agama dan kebudayaan terhadap Islam
militan. " ]u
Skenario Neo-konservatif
1 lunlington, Bemard Lowis, dan kawan- tawannya dari kalang-
an ilmuwan n eo- konservatif, tonis berkampanye agar negara* negara
Barat i ain juga mengikuti jejak AS dalam memperlakukan Islam
^\hd hlm lh(l
I* IfoJ . hlm 339
sebagai a [tema t li musuh utama Barat, setelah komunis- John Vino-
cm; dalam artikelnya berjudul Try/ng tapal Ulam on Euro/ v s ftpnuia",
(Internat iomtl Hrrtild Tribwh\ 2 l September 2004), mencatat, "..Tetapi
H Linting ton mendesak sitiuisi berhadap-hadapan antara Eropa dan
Islam menjadi lebih parah/' Skenario inilah yang dirancang kelom-
pok "Neo- konservatif* di AS, yiinjj beranggotakan Yahud i -Zionis,
Kristen fundamentalis, dan ilmuwan neo-orientahs.
Tentang peran kelompok neokonservarif dalam perumusan
kebijakan l Liar negeri AS dapat dilihat buku The Hi$h PrirstB of War
karya Michel Colin P i per (Washington DC: American Free Press,
2(J0-lj. Piper menyebutkan, belum pernah dalam sejarah AS terjadi
dominasi politik yang begitu besar dan mencolok o!ch "tokoh-tokoh
pro- Israel' seperti d j masa Presiden George W. Bus l v Sebagian besar
anggota neo-kon adalah Yahudi. Salah satu prestasi besar kelompok
ini adalah memaksakan serangan AS atas Irak, meskipun sebagian
elit militer AS dan Menlu Colin Powell sendiri, semula menentang-
nya. P i per membahas peran kelompok garis keras Zionis di AS
dengan menguraikan satu persatu latar belakang dan tokoh-tokoh
yang terlibat dalam k [inspirasi neoknnservalif ini, seperti Richnrd
Perlc, William Kristol, Donald Rumsfeld, Paul WoltWitz, Rupert
Mttrdoeh, j tiga iJmuvvan dan kolumnis terkenal seperti Bemard Le-
iv i s, Charles Kraulhatnmer, dan tokoh-tokoh Kristen fundamentalis
seperti jerry TalwelL Pat Robertson, dan Tim LaHaye. Cengkeraman
atau pembajakan kelompok neo-kon terhadap politik AS sebenarnya
meresahkan banyak umat manusia. M u reka berusaha memaksa per-
adaban dunia ke sebuah "Perang Global" melawan Islam.
Irak adalah kasus penting. Pada 24 Oktober 2002— beberapa
bulan sebelum serbuan AS ke Irak— Michael Kinsley, seorang penulis
Yahudi Liberal mengibaratkan besarnya pengaruh Israel dalam ren-
cana serangan AS terhadap Irak, sebagai "gajah dalam ruangan".
''Setiap orang melihatnya (pengaruh Israel), tetapi tidak seorang pun
mcnvebutkannva/' 17 Kinslev tidaklah berlebihan, Para penulis ter-
kenal seperti Paul Findley, Noam Chomsky, sudah berulangkah
mengingatkan bahaya dominannya lobi Yahudi bagi masa depan
* r MicM C>lm Pi|vr. Tm- Hak Pnni* tf Wnr t f V*ishin£h>n DC Arm<ncan ^itr Prt?*S- 2lXM/,
hlm 1
.-VS, Hcndrick Sinith, pemenang Hadlah Pulitzer. dalam bukunya
Th? PtKwr Gfltftfs; Hmc Wn$hU\$tan Wurk*, juga menjjiingkap sederet
takta tentang peran A I PA C f American-lsraeli Public AlfairsCommiL-
tee), dalam perumusan kebijakan AS terhadap I=>rael.
Kini, sosok "gajah dalam mangan" itu diperjelas lagi oleh
Mithcl Coli n Piper, dalam bukunva, Thv Hi^h Prh*$t$ o f Wnr. P i per
menulis, Perang terhadap Irak secara sistematis dirancang sekelom-
pok kecil orang kuat dan memiliki jaringan dengan elemen-elemen
Zionis sayap kanan, "di tingkat atas pemerintahan Bush, didam-
pingi dan didukung secara terampil ciloh orang-orang berpikiran
&ama di organisasi-organisasi kebijakan publik, kelompok pemikir,
penerbitan serta lembaga lainnya, yang satii sama lain saling ber-
hubungan kuat, dan sebaliknya juga terkait dengan kekuatan-ke-
kuatan "likudnik" {partai Likud pimpinan Ancl Sharon) garis keras
di Israel." 1 *
Buku Piper mi menarik karena ditulis dengan paparan faktual
yang ringkas dan Lugas, disertai I u lu- foto para tukoh neo-kon, Me-
nurut Philip Gnlub, seurang wartawan dan dosen di Universitv ol
Paris Vtll, kelompok ini telah berhasil menjadikan Presiden Bush se-
bagai kendaraan untuk menjalankan satu kebijakan berbasis pada
tuultltfrfili&itr'perMUfflfht mobilimtion, dan ^ifri/jw uwrJ*
Apa yang ditulis oleh Piper kemudian seperti menjadi kenyata-
an. Itu bisa dilihat dengan apa yang kemudian dilakukan oleh AS
terhadap Suriah, Iran, dan sebagainya. Sebelumnya, tahun 199-k Pi-
per sudah menggegerkan AS dengan bukunya, Final fmigemmt,
yang membongkar peran agen rahasia Israel, Mossad, dalam pem-
bunuhan John E Kermedv* Piper berkeliling ke berbagai negara
untuk menjelaskan isi buku yang di AS tak dapat dijual di toko-toko
buku utama, Pada Maret 2003, Piper diundang berceramah di ZiWji'd
Gw/jt for Cwmliuntmn and Folloio-Up, Abu Dhahi. Ceramahnva men-
dapat liputan luas di media-media Arab, Ketika itu, menjeiang se-
rangan AS atas Irak, Piper sudah mengingatkan, bahwa serangan
atas Irak dilakukan atas pengaruh lobi Israel, dalam kerangka me-
wujudkan impian kaum Zionis untuk membentuk "Isra e! Raya"
\"tbui. Mm \
Ba^an II Cara Memandang Wam 147
{Grmter hnit'l/Erctz Yismcl). "Presiden Bush nampaknya dikendali-
kan uleh fundamentalisme Kristen dan pengaruh kuat lobi Yahudi/'
kata Piper. 26
Serangan AS a Las Irak merupakan Lahap awal dari Perang Besar
yang sejak jauh hari dirancang oleh kelompok neo-kon ini. Ari Sha ■
vit, menulis di koran ihnuriz (9 April 2003), bahwa perang atas Irak
disusun oleh 25 intelektual— sebagian besar Yahudi— yang mendorong
Presiden Buih untuk mengubah wacana sejarah. Tulisan Shavit me-
nyiratkan satu fenomena ironis dalam tradisi politik AS. Betapa ma-
yoritas rakyat di negara adikuasa yang begitu hchal kekuatan mili-
ternya, ternyata tidak berdaya menghadapi cengkeraman kelompok
minoritas neo-kon yane didominasi Yahudi.- 1
Michel Lind, seorang penulis AS, mengungkapkan, bahwa im-
pian kelompok neo-kon untuk menciptakan sebuah "imperium
Amerika" sebenarnya ditentang oleh sebagian besar elit perumus
kebijakan luar negeri AS dan mayoritas rakyat AS. Lind juga menye-
but, bahwa kuai i si Bush-Sharon juga berkaitan dongan keyakinan,
bukan karena faktor kebijakan. Itu bisa dilihat dari latar belakang
Bush vang berasal dari keluarga Kristen fundamentalis. Kata Lind,
"I lanya ada sedikit keraduan bahwa ikatan antara Georgc W. Bush
dan Ariel Sharon lebih didasari keyakinan, bukan kepentingan. Se-
bagaimana Partai Republik vang berbasis Kristen Zionis, George W.
Bush adalah juga seorang fundamentalis Selatan yang taat/'-
Kelompok Kristen fundamentalis menggunakan legitimasi ayat-
ayat Bible dalam mendukung Israel. Kalangan Kristen ini mem-
benarkan hak historis Israel atas Palestina dengan menggunakan
dalil Bihle, Kitab Kejadian 12:3.
"Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau,
dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan oleh-
mu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
Abdulhay Y. ZaDoum dalam buku Pointhig Ishm as Tlw M*re
Enemy, (Kuala Lumpur; Cresccnt Nc^vs: 2003) memaparkan data-
data penting, bahwa 1 1 anting ton sesunggulinva merupakan bagian
2*JfcJ, hJin 121
-1 VtfiA bini 2
d Lir i jaringan neokonservatif, yang dikenal dengan istilah "Shihhw
Pozt.hr Structurc". Doktrin "thedash oi c iviluations" secara resmi di-
terima sebagai kebijakan politik pada Konvensi Platform Partai Re-
publik George W. Bush di Philadelphia, 3 Agustus 21)02. Ban vak
agenda penting disepakati dalam konvensi tersebut. Di a n tara n va,
Linitateralisme Ab dan statusnya sebagai the onlu super poTver harus
tetap dipertahankan: ditetapkannya fhi* nJjfwf sfjtfey {negara-negara
bajingan) sebagai musuh bani- tanpa memberikan definisi apa yang
dimaksudkan dengan rftfiite ttiite. Definisinya diserahkan kepada
imajinasi dan ketentuan The Slmdaw Power; juga diputuskan bahwa
rezim Saddam Hussein harus diganti-^ Tidak semua agenda kelom-
pok neo-kon ini telah tercapai. Misalnya, rencana mereka untuk
memindahkan Kedutaan AS dari Tel Aviv ke Je rusa lem*
Getah berbagai keputitsan dalam konvensi vang segera dilan-
carkan dengan kecepatan tinggi sejak kep resi den pertama Bush
tahim 2000 lelah banyak memakan korban konvoi. Bahkan tokoh-
tokoh Muslim yang selama ini dianggap "moderat" dan sering di-
puji-puji media Barat sendiri pun telah jadi korban. Dr. Thariq
Ramadhan, ilmuan shidi Islam vang berkedudukan di Swiss dan
Yusuf Islam, penyanyi dan d a 'i terkenal di London, dicegah untuk
memasuki Amerika Serikat pada tahim 2004- Begitu juga ribuan
warga Muslim vang menerima perlakuan tidak manusiawi. Dalam
sub-bab berjudul "The Searth for ait Evemy" dan buku Who Are We?
1 [linting ton mencatat, bahwa pasca Perang Dingin, AS memang me-
lakukan pencarian musuh baru, yang kemudian menemukan musuh
baru bernama "Islam militan", setelah peristiwa WTC Huntington
menulis,
"Sebagian bangsa Amerika kemudian memandang kelompok-
kelompok fundamentalis Islam, atau lebih luas lagi Islam po-
litik, sebagai musuh, yang terwakili di Irak, Iran, Sudan, Libya,
Afghanistan di bawah Tali ban, dan pada kadar yang lebih sedi-
kit di negara-negara Muslim lainnya, sebagaimana juga kelom-
pok-kelompok teroris Islam seperti H a mas, Hizbullah, Jihad
[siam, dan jaringan Al-Qaed a.... Jurang pemisah kultural antara
** AhdulJias Y. 7a\lci\ifi\ r Piiitittng I^ltim ,\< T~Av .\>tE h Ciwmit. hlm SO-5 i
Islam dan Kristen Amerika serta A nglu- Protestanisme memak-
na kedudukan Islam sebagai musuh. Dan pada 11 September
200 L Osama bin Laden Lelah mengakhiri pencarian Amerika.
Serangan-serangan terhadap New York dan Washington diikuti
dengan perang terhadap Afghanistan dan Irak serta perluasan-
nya berupa "Perang melawan terorisme" menjadikan Islam mi-
litan sebagai musuh utama abad kc-21" 34
Di sini, tampak, bahwa tentu sangatlah sidit dunia Islam mene-
rima sepenuhnya standar AS dalam soal Islam militan dan juga
terorisme. Dunia Islam, misalnya, tetap menolak memasukkan Ha-
ma s atau jihad Ulam di Palestina, sebagai kelompok teroris, sebab
mereka melakukan perjuangan membebaskan negeri mereka dari
penjajahan Israel-
Buku Who Ari IVr? memang masih merupakan kelanjutan garis
berpikir Iluntmgtun dalam soal Islam dari buku Tht 1 Ch>h o/Civili-
ztition>. Berbagai tesis Huntingtonsudah mencampuradukkan fakta,
data ilmiah, dan skenario politik demi memelihara kedudukan "Ke-
kaisaran Amerika" di muka bumi. Dalam banyak kajian serius, buku
HuntLngLon--meskipun sangat populer— tidak dijadikan rujukan il-
miah tentang peradaban. Hal yang sepenuhnya disadari oleh Hun-
tington sendiri. Yang penting baginya, "terpilihnya" kembali George
W, B usil untuk periode kedua, pada pemilu Nupember 2004, lelah
memastikan bahwa karya-karya tidak ilmiah penasihat politik Ge-
dung Putih itu masih akan membimbing bangsa Amerika ke dalam
kebutaan menuju Tala Dunia Baru (TV iVrre World Order).
♦ *♦
Bagian II. Cara Memandang Islam 149
Islam dan Krislen Amerika seria A nglo- Protes lanisme memak-
sa kedudukan islam suhagai musuh. Dan pada 11 September
20Ul r Osama bin Laden telah mengakhiri pencarian Amerika.
Serangan-serangan terhadap New York dan Washington diikuti
dengan perang terhadap Afghanistan dan Irak serta perluasan-
nya berupa "Perang melawan terorisme" menjadikan Islam mi-
litan sebagai musuh ulama abad ke-21."' J
Di sini, tampak, bahwa tentu sangatlah sulit dunia Islam mene-
rima sepenuhnya standar AS dalam soal Islam militan dan juga
terorisme Dunia Islam, misalnya, tetap menolak memasukkan Ma-
rricb atau Jihad Islam di Palestina, sebagai kelompok teroris, sebab
mereka melakukan perjuangan membebaskan negeri mereka dari
penjajahan Israel
Buku Iv7/ij /W IvW memang masih merupakan kelanjutan garis
berpikir [I Linting ton dalam soal Islam dan buku Thr Cln>h ofCivilh
zntnm<. Berbagai tesis Huniington sudah mencampuradukkan fakta,
data ilmiah, dan skenario politik demi memelihara kedudukan "Ke-
kasaran Amerika" di muka bumi. Dalam banyak kajian serius, buku
I IimUnglon— meskipun sangat populer— tidak dijadikan rujukan il-
miah tentang peradaban. Hal yang sepon ulin \'a disadari oleh Hun-
iington sendiri, Yang penting baginya, "terpilihnya" kembali Ceorge
W. Bush untuk periode keukia, pada pemilu Nopembcr 2004, telah
memastikan bahwa karva-karya tidak ilmiah penasihat politik Ge-
dung Putih itu masih akan membimbing bangsa Amerika ke dalam
kebutaan menuju Tata Dunia Baru (V w New World Order).
♦ *♦
What's wrong with Bernard
Lewis?
"Bitt <t signifktmt rutmber of Mitstim$„„ atv hostiie mirt dan$t x rott<"
Bernard Lewis, pemikir sejarah dan politik AS paling berpengaruh se-
sudah Perang Dingin
Sebelum Huntington. ilmuwan Barat vang dikenal mempo
pulerkan wacana cfosh of civitizjUiunb antara peradaban
Islam dan Barat, pasca Peran- Dingin, adalah Bemard
Lewis, guru besar keturunan Yahudi di Princeion Univcrsitv Seperti
halnya Moshe GUI, S.D. Goitein, Stanford J. Shaw, dan sebagainya,
Bemard LcwLs dikenal sebagai penulis yang sangat produktif dan
orientalis ka w akan dalam bidang sejarah Islam dan Yahudi. Lc w is-
lah yang mula-mula mempopulerkan wacana rluth of cii'ifizfitinn*,
melalui artikelnya berjudul "The Rmi± of ' Mu>Imi
Rii^ di jurnal AlUmlic Montttlu, September 1SW
Artikel Lewis rm meru pakan persiapan untuk
menentukan siapa "musuh bani" Barat pasca
Perang Dingin,
Banyak cendekiawan merumuskan, bahwa
unsur pokok suatu peradaban {anhzitttoiW adalah
agama. Agama, kata mereka, adalah faktor ter-
penting yang menentukan karakteristik Suatu
Bebani i?wi&
peradaban. Sebab itu, Bernard Lewis menyebut peradaban* Barat de-
ngan sebutan "Chrislian Civiiiztttion", dengan unsur utama agama
Kristen* Hunlington juga menulis, "Agama merupakan karakteris-
U k sentral yang menentukan peradaban/' Menurut Christopher
Dawson, "Agama-agama besar merupakan pun d a si dari peradaban-
peradaban besar sebagai kelanjutannya/' Di antara empat peradab-
an Luvsiir yang masih eks ts- Islam, Barat, India, dan Cina, menurut
IIuntingLun, terkait dengan agama Islam, Kristian, Hindu, dan
Konghucu, 1
Konflik Islam- Bara L (Kristen) menurut Lewis, memang sudah
berjalan ratusan tahun dan cenderung meningkat. Lewis membuka
tuikunva, l^him n mi tUe W^t t dengan ungkapan, bahwa lebih dari
1.400 tabun Islam dan Dunia Kristen {the Chvhhmdom) Lelah hidup
saling berdampingan, sebagai tetangga, sering sebagai rival, dan
kadang-kadang sebagai musuh antar sesama." Dalam bukunya yang
lain, Thr Ah* s// w Di^covm/ afEurapc, Lewis memulai dengan bab ber-
judul 'ConUict tmdlmpnct'- la mencatat, sejak awal mula perkembang-
annya.. Islam lelah melakukan kontak hsik dengan dunia Kristen.
Ketika Nabi Muhammad saw, memulai misinya pada awal aba J ke-
7, seluruh kawasan wilayah Laut Tengah (Mediterrania) adalah ba-
gian dari wilayah Kristen (Christendom), yang kemudian berganti
menjadi wilayah I s lain. Sejak awal perkembangannya, Islam telah
mengancam eksistensi Gimh'udom, sebagaimana diungkapkan Le-
wis: "Bangsa Arab lelah mengambil Suriah, Palestina, Mesir, dan se-
luruh Atnka Utara dan tangan Dunia Romawi, yang kemudian
menjadikannya jembatan guna menginvasi Spanyol serta kepulauan
Mediteran ia- terutama Sisi Ha. Setelah mengalahkan Byzantium dan
tentara bar bar, mereka mampu menyatukan negeri-negeri ini dalam
sebuah imperium Islam baru serta mengancam Chnstendom dari
kedua ujung bentangan itu/' 1
Namun, pasca Perang Dingin, meskipun dikenal sebagai se-
I SarruiL»! [\ I f lintingku v Chi*i\ tif Cimlmiiiam atid t$\e ftrfWMν af WorM Osd\ i r l !luh hliirtf
BnnLs, NV w Wk, 14%. h j m. 47: Bcnurd LcwLs, Istnm nud the Wi'ptt (New York: Oxford L'nii'or-
silvPrtts. IWj
- Uunurd U'wii-* Utiwn*utlte W&U\Nv* Yurk. Oxhrd tijilvmity Ptk*. ITO), Mm. vii
* Ucy n j rd Lc\\ i&, Vw \tu*hm Di a. o i viy cf E u ropc , i K?\ v ^ or k 1 V W N o r i LinicCo n i pa i i \ ,
orang ilmuwan kondang, kedekatannya dengan penguasa Gedung
Putih menyebabkan pandangan-pandangan Lewis kemudian me-
miliki nuansa politi* yang tinggi dan diluncurkan sebadai bahan
panduan praktis bagi pemerintah AS dalam menentukan corak po-
litik luar negerinya. Ini menyebabkan ilmuwan ini tampak kehi-
langan sisi objektifnya sebagai ilmuwan dalam meneropong fakta-
fakta seputar hubungan Islam-Barat. Itu terlihat jelas dalam buku
yang ditulis Lewis berjudul TIu* Cri>h afUlnm; Holu Wilr amf Unhohj
Ti>nvr(20Q4)
Buku ini begitu jelas merupakan semacam apologia Barat da-
lam menerapkan politik luar negerinya terhadap dunia in ternasio-
nal, khususnya dunia Islam. Kata apologi* dalam istilah Inggris biasa-
nya diartikan dengan "sebuah pernyataan yang menunjukkan pe-
nyesalan atas sebuah kesalahan atau serangan" atau "sebuah pem-
benaran formal atau pembelaan diri". Istilah ini diambil dari bahasa
Yunani apologia yang berarti "berbicara membela diri". Dalam
bahasa Latin, ada istilah apologi t* yang identik dengan makna
aarrntiw atau fnhh'. Bahasa Latin menggunakan kata "e^custio"
untuk kata "npology" dalam bahasa Inggris, yang artinya identik de-
ngan permintaan maaf a la u penyesalan.
Istilah "apologia" dalam Yunani tampaknya lebih pas meng-
gambarkan isi buku 13emard Lewis ini. Orientalis kawakan yang
dikenal berpengaruh besar terhadap politik luar negeri A 5 ini me-
mang menggunakan kata "We" untuk menggambarkan posisinya
sebagai wakil "TVn* Wc*t" dan kala "77/ry" untuk merupresen las ikan
"Islam", Bagi pembaca yang biasa melahap buku-buku tentang Is-
lam dan Barat karya Edward Said, Moa m Chomsky atau Karen
Armstrong, misalnya, akan menemukan aspek dan gaya lain dalam
memberikan penjelasan tentang konflik-konflik yang terjadi di ber-
bagai bagian dunia yang melibatkan Islam dan Bara L
Shireen T. ihmter, dalam satu tulisannya berjudul The Rizr af
hlmuist Mowmmte and TJw Wvtferu Respons: Cla<h of Civiiizai'wns or
Clash of 'JfitfWfts?", menyebut, ilmuwan seperti Bemard Lewis, ter-
masuk tokoh aliran "uethOrientoli$t'\ Aliran ini melihat munculnya
kecenderungan ani i- Bara t pada kalangan f k!awi>t>' sebagai konse-
kuensi dari 'da*h ofaviiizftlhm\ Lewis mengangga p, bahwa paham
anti-Barat {mili-Wtehrrni$ttt) f khupusnva anti-Amcrika [Unti-Anuri-
Cfflti&ii), merupakan derivasi dari gabungan antara unsur-unsur
'penghinaan*, 'kecemburuan', dan 'ketakutan'. Aliran Lewis ini ber-
beda dengan aliran ncG-Thmi-Worhi, yang memandang munculnya
semangat anti-Barat sebagai dampak dari kebijakan politik Barat.
Misalnya, dukungan Barat terhadap rezim-rezim represif utoriter di
dunia Islam dan juga dukungan .sepihak terhadap Israel. 4
Pola pikir "nt'O-orU'ntnhst" itulah yang mewarnai isi buku Tlh'
Cri$i* of bltitn ini. Maka, tidaklah mengherankan, buku ini nyaris ti-
dak memberikan kritik apa pun terhadap berbagai kebijakan Barat
terhadap dunia I^lnm. Sebaliknya, berbagai justifikasi dan legitimasi
politik Barat dan AS khususnya bisa dinikmati dalam buku ini. Se-
buah pertanyaan yang populer di Barat pasca Perang Dingin, misal-
nya, dilontarkan Lewis, "Apakah Islam, fundamentalis atau lainnya,
sebuah ancaman bagi Barat?" Jawabannya, Lewis membantah ang-
gapan bahwa pasca Perang Dingin, Barat memang membutuhkan
musuh, islam itu sendiri, tulisnya, bukan mu*uh Barat. Banyak ka-
langan M lis lini, baik di dunia Islam, maupun di Barat, yang ingin
menjalin hubungan lebih dekat dan bersahabat dengan Barat serta
mengembangkan demokrasi di negara mereka. Tetapi, Muslim-da-
lam jumlah vang signifikan, baik yang fundamentalis maupun tidak
-adalah jahat dan berbahaya; bukan karena Barat membutuhkan
musuh, tetapi karena mereka memang seperti itu.*
Untuk memudahkan Barat dalam membual kebijakan politik,
Lewis membagi Muslim dalam liga kelompok: (1) Yang melihat Ba-
rat secara umum dan AS, khususnya, sebagai musuh Islam yang
abadi; penghalang utama menerapkan keimanan dan hukum Tuhan.
Maka, cara satu-satunya dalam menghadapi Barat adalah perang.
(2) kalangan Muslim yang tetap be rpegang kepada kepercayaan dan
budayanya, tetapi mau bergabung dengan Barat untuk menciptakan
dunia yang lebih bebas dan lebih baik. (3) Muslim yang melihat Ba-
rat sebagai musuh utama, Tapi, karena sadar terhadap kekuatan Ba-
rat, mereka melakukan akomodasi sesaat, untuk mempersiapkan 'per-
juangan akhir' {final *tntg£te). Lewis mengingatkan, agar Barat tidak
* U ha t, I jurfiGiiA/'Oru 1 (t*\i I, TV WifJffrtJ fV, j rmmi {Berlohin? Ithaca Prvss. W^J
^ [tenuni U*wfci, r 'tf Okjw oftshitti Ht% W'tirfttd UrrJrp/if Tr*tor l (L.urkhjnPhiHLTiiii;, 2WHI,
hlm 2-1
salah dalam rnengideritifikasi kelompok kc-2dan ke-;?. Dalam baha-
sa Lewis: "Wr wouU1 /v wisc not t o coiifust" thr ttrotitl and tlw ti\ini, "^
Dengan tegas, sebagaimana Huntington, Lewis menvebu t Mus-
lim fundamentalis sebagai musuh Barat. Ia menvebu t sejumlah ciri
Muslim fundamentalis; (1) menganggap masalah vang dihadapi
Mus h m sebagai dampak dari modernisasi yang berlebihan da.n
mengkhianati nilai-nilai Islam vang murni; (2) menganggap obat
dari 'penyakit' itu adalah kembali kepada Islam sejati dan sekaligus
menghapuskan semua hukum dan aspek sosial Yang dipinjam dari
Barat, serta menggantikannya dengan syariat: (3) dan. menganggap
bahwa perjuangan tertinggi adalah melawan pengkhianat di dunia
r^Uim yang melakukan Westernisasi. Konsep uu disusun Lewis ha-
nya dengan cara mengutip sebagian ungkapan Abd al-Saiani Faraj,
penulis Mesir/
Menempatkan dirinya sebagai penasihat Barat, maka tidaklah
aneh jika Lewis melakukan berbagai legitimasi terhadap kebijakan-
kebijakan politik Barat dan AS. Dalam soal Israel-Palesiina, misalnya,
Lewis lebih banyak mengkritik sikap Muslim ketimbang kebijakan
AS. KriLik-kri tiknya menarik dicermati, la mengriUk, mengapa pihak
Arab dan Palestina pada 1930-an justru bersekutu dengan Jerman
yang banyak mengirim orang Yahudi ke Palestina, dibanding Ing-
gris, yang justru ingin mengeluarkan orang-orang Yahudi Ia pun
mempertanyakan, mengapa Arab lebih banyak memusuhi AS ke-
timbang Soviet, padahal Soviel memainkan peranan penting dalam
pendirian negara Isra e L
Kritik Lewis jelas tidak/n/r. Sejumlah fakta penting tentang pe-
ranan Inggris dan AS dalam pendirian negara Israel tidak diungkap-
nya. Ia tidak menyebut Deklarasi BalJaur yang merupakan satu di-
a n Lara tiga pijakan berdirinya negara Israel. Benar, Soviet banyak
membantu senja la kepada Israel dalam perang tahun 1948-1949. Ta-
pi, AS adalah arsitek keluarnya Resolusi LSI Majelis Umum PBB r
1947, yang membagi Palestina menjadi tiga bagian, dan memberi
Yahudi hak penguasaan atas 50 persen wilayah Palestina. Sungguh-
pun, pada tahun 1947 itu, Yahudi baru menguasai 6,5 persen tanah
" JJuJ.Jihn. 24,
7 J*nrf„hlm 115
Hagiart II: Cera Memandang Islam 1 55
Palestina. Resolusi ISI ditetapkan pada 29 November 1947. Resolusi
i lu keluar atas loka nan pemerintahan Presiden Harry J. Tniman ter-
hadap sejumlah negara anggota PBB. Pemungutan suara di MU-PBB
menghasilkan 33 suara setuju lawan 13 suara menolak, dan 10 suara
absiein serta 1 absen. Dia n tara negara yang tunduk pada tekanan
Amerika Serikat adalah Prancis, Ethiopia, Haiti, Liberia, Luksem-
burg, Paraguay, dan Filipina- Uni Soviet juga mendukung resolusi
ini. Tetapi Inggris yang ketika itu masih memegang mandat PBB atas
Palestina tidak mendukung pemisahan Palestina, disebabkan tekan-
an dari negara-negara Arab. Lewis tidak menyebut soal ini. Pun,
Lewis membuang fakta AS adalah pelindung dan pembantu setia
Israel sejak berdirinya negara ini, Tniman sendiri, seperti dicerita-
kan tan J. Bickerton dan M. N. Pearsnn dalam bukunya Thr Arnh
bttieii Conflict: A hH$tary r mengakui dan menyebut dirinya sebagai
"bidan kelahiran negara Israel" (ntiriwife of tttodern Israel). Tniman
adalah Presiden yang sangat kontroversial, [alah yang mengakhiri
Perang Dunia dengan menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan
Naga sak L Ia juga yang memulai Perang Dingin; dan dia juga yang
mengirimkan pasukan AS untuk berperang di Korea, Dukungannya
terhadap pendirian Israel disebabkan banyak faktor DLsamping,
faktor kuatnya tekanan lobi Zionis Israel di AS, juga faktor kepen-
tingan kaum fundamentalis Kristen vang memberikan dukungan
terhadap kaum Zionis- Yahudi untuk menduduki Jenesalem. Hingga
kini, peran lobi-lobi Yahudi sayap kanan masih sangat k Liat di AS.
llendrick Smith, pemenang Pulitzer, menulis dalam bukunya T/jf
PoiOi'f Gmnt's: How Wt^hw^inn Works , sederet fakta soal ini. Berkat
peran A I PA C ( American- Lsrael Public Affairs Commiitec), bantuan
AS kepada Israel melonjak dari 2,1 milyar USD (1980) ke 3,8 milyar
USD pada 1986. Buku-buku yang mengulas tentang "hubungan spe-
sial'* (spt'chii tlthi) antara Israel- AS ini begitu banyak bertebaran.
Namun, Lewis sama sekali Lidak menghiraukannya. Malah, ia me-
nulis, bahwa hubungan strategis antara AS dan Israel adalah akibat
dari penetrasi Soviet, dan bukan merupakan sebab *
v I U'iulnrk Smllh, T*w J' ".vf ilmws t teh 1 hVrsJJW i cfe"i IV^fcs i^Mv Yiirk BtfUdftUrur P'Tukh,
I^Sfii lilin ll^m, IjJui*. Tte Cnw flt kfom, hlni, fi4 Um f fiUfe'rfetai 4<m M-N K-ftrw.nl, fhr
Attfh knvu Cwitlut. A Hi<torj iM^huunu. I unp-run, lw$i h Klm £4 Sikap AS yang £D Fa p m^to
dalam nii*nibi ( lj »i.k>i-jtai tw *r dan brutal ismid dinilai ei\eh Paul FindU i akan mt-mkihd v ■ikan
Padahal, hubungan istimewa atau hubungan kolusi antara AS
dan Israel adalah sebuah fakta. Dalam sebuah konferensi pers di bu-
lan Mei 1977, Presiden Ameri_ka Serikat jimmy Carter menyatakan,
"Kita memiliki hubungan khusus dengan Israel. Merupakan
hal yang sungguh krusial bahwa tak seorang pun di negeri kita
Mau di seluruh dunia yang akan meragukan bahwa komitmen
nomor satu kita di Timur Tengah adalah melindungi hak Israel
untuk eksLs, untuk eksis secara permanen, dan untuk eksis da-
lam damai. Ini sebuah hubungan khusus."'
Pada bulan Februari 1993, Menteri Luar Negeri AS YVarren
Christopher menegaskan bahwa, "Hubungan antara Amerika Seri-
kat dan Israel merupakan hubungan khusus karena alasan-alasan
khusus. Ia didasari atas kepentingan-kepentingan vang sama, mlaj-
nitai yang sama, dan komitmen yang sama pada demokrasi, plu-
ralisme dan penghormatan atas individual."
Di miiriim semi tahun 1994, Presiden Bill Chnfon juga membuat
pernyataan. "Dalam mengupayakan perdamaian di Timur Tengah,
pilar pertamanya adalah keamanan Israel" Gin ton menyatakan, bah-
wa Perdana M enten Israel Yitzak Rabin sedang bekerja—dan meng-
ambil resiko—untuk perdamaian. AS selayaknya memenuhi "komit-
men yang kokoh" {ivoncfod ommutwcfti) untuk menjamin bahwa
risiko-risiko perdamaian itu tidak akan membahayakan keamanan
Israel. 4
Dengan status istimewa tersebut, Israel mendapat dukungan
politik, ekonomi, dan militer, yang luar biasa dari AS- brael adalah
"anak emas" yang hampir selalu dibela dan dilindungi, saal meng-
masit dopau AS Hadiri Polwy itu disrfeul oL*h PauJ Findlrv sebagai bmtuk hubungan kohitiJ
(iVlhi^itr trltltiCniHil*) A5 mvinbvrikan dukvui£an fkrprida L^rueJj v3Ti£ Lanpa ifukLm£,in AS
ilu H |$rnv) tidak Akan mampu melanjutkan p#p i ndiV^w ata* taik ti^a>i mAjHl£ia dan tfkSpAtun
w ila vaknya, i luhun^an kolutif ini sangat merusak pengaruh AS ke seluruh dunia Im aLm
membawa pt-merinhili AS untuk menjalankan prijkukmi'maJukin dengan membuta knn mata
atas polany^ar^n yan^ dilakukan brauJj boik kThadap hukum intumasiuiul maupun Jiukuni
AS H >ualu kuftidad&il >^ng ditdlfll i*ldi pnrA pemimpin luar iU<g<irA " (IMul Findli'V. D^dh'r^r
Wrt:ci*twn*"Faem$ Ih* f*n.fc flftTid tk- Usfr-^Vl Rrhiw&hijl (Ni^v Yiirk L»fc v rarn<.T HMI ft*]L> H
LWJ.hltti. 2H?h
** Btrnan.1 Ri'idi, The Lhuttii $lfli?$itt\tf Unii*)' Tiu* Naluwjfti >/iivm/ R^^ih^u/l dalam buku
The A \iJttii- L^t nntf Tlu- Uiwftd Stfttrt: A Histiriinl nvd Pui'itEai Rtsfrsmment uni Dnvfcj W. L usdi J,
hadapi bahava. Menyimak pernya La a n Carter, Christopher, dan
Chnton, bisa dilarik garis dasar kebijakan AS dalam soal Timur
Tengah, khususnya menyangkut hubungan Israel dengan negara-
negara t e i angganya, termasuk dengan Palestina. Israel, misalnya,
telah mengabaikan lebih dari 2(J resolusi Dewan Keamanan PB£.
Tetapi, tidak ada akibat dan sanksi apa pun terhadap negara Yahudi
ini. Tentu saja hal itu sangat berbeda dengan apa yang dialami
berbagai negara lainnya. Sebab, bagi AS, Israel adalah "tJtr dio^n
cottntnf". Sebagai contoh, Resolusi Dewan Keamanan PBB No 425,
Marel 1978, Yang memerintahkan Israel mundur segera dan tanpa
syarat dari wilavah Lebanon. Tetapi, Resolusi itu tidak dipatuhi dan
ketika lraq digempur habis-habisan pada tahun J 991, karena me-
langgar satu Resolusi Dewan Keamanan PBB, Israel masih tetap ber-
cokol di Lebanon, Sejak 1978 sampai 1982, Israel melakukan serbuan
besar-besaran terhadap Lebanon. Sekitar 20.000 orang mati; 80 per-
sen merupakan penduduk sipil, AS mengecam serangan Israel i ha.
Tetapi, dalam beberapa hari kemudian, AS menveto draf Resolusi
Dewan Keamanan PHB yang meminta pengunduran diri Israel dari
Lebanon. Dalam pandangan Prof. Noam Chomsky, pakar linguistik
dan MIT, Israel bukanlah negara kecik Esrael adalah "appendage"
(terkait) dengan negara adikuasa (I t /s appemlage t n the world super-
pouyr), sehingga ia melakukan sesuatu yang memang diizinkan oleh
AS. Dalam bahana Moa m Chomsky, "Amerika Serikat mengata kan-
nva d Anda tidak harus mentaati resolusi-resolusi ini, karenanya itu
semua lu ikan apa-apa (n uli iind ;wrf)— persis ketika setiap kali AS
mendapat kecaman. " ,!,l
Dalam >oal pulitik AS terhadap Israel, tampak Lewis sama saja
dengan 1 luntington dan kalangan neo-konservatif yang memiliki
hubungan erat dengan kepentingan Zionis Israel. Lewis secara jujur
menyatakan, perhatian utama semua pemerintah AS adalah untuk
menjamin kepentingan-kepentingan AS. Pa_sca Perang Dingin, kebi-
jakan utama AS di Timur Tengah, ditujukan untuk mencegah mun-
culnya hegemoni tunggal di wilavah itu, vang akan memonopoli
minyak. Untuk itu, ia tidak menyoal, mengapa Barat dan ASmendu-
hJ'Uj Mm 3i:_iJ
kung rezim-rezim otoriter di Timur Tengah yang melakukan "berba-
gai tindak kejahatan kemanusiaan*'. Sebab, itu dilakukan uni u k me-
ngejar kepentingan Maka, tuli*; Lewjs, sikap E rupa dan AS terhadap
rezim -rezim semacam 1111 adalah, "Kami tidak peduli apa yang Anda
lakukan terhadap rakyat Anda di rumah Anda sendiri, selama Anda
bisa bekerja sama dalam mencapai kebutuhan dan melindungi ber-
badai kepentingan kami." 11
Dengan perspektif Machiavellian semacam jh,i, perilaku politik
Darat vang dilegitimasi oleh Bernard Lewis menjadi lebih dipahami.
Di a kilir bukunya, The Crbh ofhhim, Lcwis memberikan solusi prak-
tis bagi Barat u n kik menghadapi sejumlah masalah di dunia Islam.
Sebadai misal, di Irat] (sebelum diserang bulan April 2003) dan Iran
Lewis menasihati, bahwa "Kita" dapat membantu kekuatan-kekuat-
an oposisi demokratis untuk mengambil alih dan membentuk peme-
rintahan baru. Begitu juga seyogvanya AS dan Barat pada umum-
nya, diimbaunya membantu atau tidak menjauhi kalangan Muslim
yang memiliki pandangan yang sama dengan mereka. Namun, kata-
1 1 Ri'niiird 1 ru'K Th* t>Nj* c*f h fam, hlm. fi*i, 'O Ruku l i-wt> uii diiuli* **.4*irlurti As i»i*>
iiwjmme Irak, \t.in k l 2IW3, ^hin^a menjadi petunjuk v.in^ J4-Lh bagaimana pruparuh fta&E*-
«mnya terhadap k^hijii kan politik luar impiti AS hLi nn.*nt-'iTnuil! kipka kei\t> •HiruiCflm hu
W.ik.i M*bvnAntvn, st\flra murni, lidak m.wik ikal jika Har.»l nir*i)Qi*lepAn:kAll j.u^in-jarpm
niMr.iJisila l.i m p^Mik inl-Ti^iMun.iliw.i ^ nnol ai-muLMlisV-i p titht-ta.in M** I lak \sati Mj-
rtusia, pimlu'l-i.isan dan ^Ki^inva Contoh v jji^ -vuu;al jela* bagaimana HanU -rrm^ai rciip-
menhn^Lm dal,im niLTVtiC^rfci J piMiliii|;an-kip£'n t insannya ^*ndin. dapal di Idul dalam ka^u*-
*rrart ^an kr Jt.i* Ir.ik. M/irct ?fK!l *Vfou£h>HU* VMI^ bvttoflw di Itfnnan, ^Si'*< */-j v.'i** Jc pJda
Al Agustus 2lXi2 dan W Soptomber 2(K)2, monihual anaWs. jika Bu>h dan Linan bwjnnu
fvrlw.il m«*nflj*ti lingkari SjdJam Hiissotn. maka ASsocara tidak lan^Min^ monpuasai Ju^ara
\an£ mumihki uidflii^in min vak kulim U'nVsardt Jluii.i. «fkftjjjzu* ii;pi nwnjciwsiri bar*:* rni-
n v. i L. Mihuml perkiraan rt-uin, l| t ik 1114 -miliki tadAiijgait immak s**lH*jr 31 n milvar barrvl
Namun, bWirrapn jvTn>.ih.ian minyak- momporkirakan Lumlah M'Kniamva dua kali Npjl dan
nji^k.i itu SrJanjjkjn Arab Saudi nvTniiiki cadang J n nim\ ak ^-b^tr I!H miharbanvl AhnuM
C h «ilahi dtHi t t'tlti'i i? r QMnii i orrgv fltrUttS'' nn*rn|VrkiMkan, ik*n£aii |X j n# mhinftm l*An.v
Ju£i liffiwtit.dl Irak dapat dilambani? Lih lebih nama k dan (timlah v anji ditambang %aa t ini.
ia 1 1 u Mrkaki i 1 ,1 f uta barrd [ Ini biT.i rii h'b ih ban va k dari kapasitas pn >J ub*i Sa ud i \ Jii£ m' kitar
^ jtitpfl kuri-l *+u\ jniJ LVt^,m ^KTim min vak wm£ brplu bvsir, "U^ia' iik* -\S -^in^ai Ivr-
krpvritii^,m LitIi>ii1>1]> i rak, (iici^iiij*ii( iH-^ira ini memiliki kvUi}»an inn^nn \*nfi ^anpal tjm^£T
k'rlMdap niti^.lk Klrn. A i m*i\^impi*r *j-kj(*ir II \u\A b.iin.-l jvj liiin (^K|k kvbutulian nrunvaL
^rlMhSiik ! 4 |ii1ii h'Mu'J dan pn*iiife??iiu j hany-i ^ j» la l'iirn-l jh*i han). larpm pi'mbu-ba^an
riik\al It + ik J,ui tJikt*i<i^r Sada+jiu Musm'd) d«*tn;aii ^ainbl^ni; m#r»»pakan far^oii pr^pai;anda
|H>lihki vang trdak na|i^lt^ t s^^ah <vlrima hrriaLuu) )ah;m SAdaani !tJji>; Dtktatur adjlati sl l
k v» t l i r. ipa t Tr^jd^n K^n t i|J R^M^an dan Ceor^e Busk
a v a, jika al-Qaeda mampu mempengaruhi dunia Islam, maka per-
juangan yang panjang dan pahit akan dihadapi. Bukan hanya bagi
AS, Tapi, juga bagi Eropa Barat r yang kini menjadi tempat tumbuh
dan berkembang pesatnya komunitas Muslim, Banyak orang Eropa,
kala t^wis, melihat hal itu sebagai problem, bahkan ancaman, 1 "
Banyak hal vang bisa dikritik d a m isi buku Lewis ini- Tapi, fak-
tanya, cara pandang seperti Lewis milah yang banyak mempenga-
nihi kebijakan luar negeri AS. Buku ini seolah-olah memberi dukung-
an pemikiran bagi serangan ke Irat] dan berbagai bentuk "{JWiwpfHv
Mttivk". Bagi Musi mi, buku yang ditulis dalam bahasa populer dan
lugas im, juga memberikan sejumlah kritik terhadap mereka. Mela-
lui buku ini, Lewis menunjukkan, berbagai kelemahan dan kenaifan
kaum Muslimin. Sed kau- akan, Lewi> ingin berkata: I Ia i Muslim,
berkacalah! Jika kamu lemah dan diinjak-injak, itu karena kondisi
dan ulahmu sendiri- jangan hanya menuding-nuding Barat* Pesan
tersirat Lewis uij perlu dicermati kaum Muslimin kritik Lewis ten-
tang sikap dunia Islam terhadap pembantaian kaum Muslimin oleh
penguasa Muslim sendiri, misalnya, perlu dicatat dan digarisbawa-
hi. Lewi> menyebut contoh, kasus pembantaian kaum Muslimin oleh
pemerintah Suriah di kota I Eama tahun 1932. Untuk memburu akti-
vis Ikhwanul Muslimin, tentara Suriah menyerang kota dengan pe-
sawat tempur, tank, dan buldoser, yang mengakibatkan jumlah kor-
ban -menuru l Amnesty Internasional— sekitar 10,000-25.000 orang,
Atai pembunuhan yang dikomandani langsung oleh Presiden Hafez
Al- Asa d i ha mendapat perhatian kecil dan dunia Islam. Lewis me-
nunjuk betapa bedanya respons kaum Muslim beberapa bulan ke-
mudian dalam kasus pembantaian di kamp Shabra-Shatila, yang
menurut Lewis "hanya* mengakibatkan korban sekitar 800 orang
Jumlah yang disebut Lewis ini tentu sangat kecil dibandingkan
laporan berbagai pihak yang menyebut angka sekitar 2000-3000
orang. Kritik Lewis terhadap kaum Muslimin ini tentu penting un-
tuk ditelaah d an sepatutnya kaum Muslimin melakukan instropeksi,
meskipun nada pernyataan Lewis itu memberikan pembelaan terha-
dap kebijakan Barat terhadap dunia Islam.
Michel Colin Piper dalam bukunya Tik- Hi$ft Prfcste afWttr (Wa-
'- Bi'milnJ LtfU i> T^Tt- C T iw? v! lilit m, hlm H0
shington DC: American Frcc Press, 2004) juga memasukkan l.ewis ke
dalam kelompok intelektual 'neo-konscrVtitiJ'r seperti Samuni R
[Juntingtun yang merumuskan rancangan tata politik internasional
berbasis pada teori "ch\*U &f civifizntion*". Ijewis, vang anaknya aktif
dalam kelompok lobi Yahudi di AS (AlPACj— telah banyak menulis
buku tentang Islam dan Barai, seperti buku "The Arabs m Histonj"
(1950), 'T/u- Efflfrgvttce of Modern Tutkr\f* (1%1 ) r "Semite and Anti-
Semite*" (1986), "The few of tilam" (1984), u Ufom nnd Thr Wttt"
(1993)- Buku Lewfc "WW Went WronR" (200?), dikritik oleh Michel
Colm Piper sebagai buku yang secara keji menyerang sejarah Arab
dan kaum Muslim. Bukunya "The Cri>t> of /sfom" (20041 juga me-
rupakan buku yang memberikan begitu banyak justifikasi terhadap
kebijakan Barat dan Israel terhadap dunia dan kaum Muslim. Gagas-
an Lcwis ini kemudian dipopulerkan oleh Hunhngtnn melaku bu-
kunya "The Clttsh of Civilizftthn and tlte Etemflkhtg o f World Order"
( 1996), Menurut Colin Piper, "Leivh is ven/ miteh n much-lwrMded voke
—kowvper bifi^cd—for neo-cuiwen^itivi' moiYiuerit/' Anis Shivam, seperti
dikutip Piper memberi catatan tentang pandangan hidup Lewis yang
benci terhadap Arab dan Muslim, Lewis, kata Shivani, adatlah yang
pertama menggunakan istilah kotor "chisli of civiliztithvi>\ melalui
artikelnya berjudul "TJte Ropts nf Muslim Ragi'". Melalui artikel itu,
Lewis menolak semua argumentasi dan penjelasan \ r ang gamblang-
misalnya tentang kegagalan politik Amerika-dan mencari sesuatu
yang lebih dalam lagi, yakni konflik peradaban. Ia juga menalikan
faktor imperialisme sebagai penjelasan munculnya kemarahan (kaum
Muslim). Menurut Colin Piper, Lewis adalah sosok penentu dibalik
serangan terhadap Iraq. Pada 5 April 2003 r TIn 1 New York Time> me-
maparkan bahwa buku Lewis, Wltftt IVn/f Wt&rtg, memberi pengaruh
besar terhadap pemerintahan Bush, khususnya terhadap Wakil Pre-
siden Dick Cheney Karena itu, ia mencatat, bahwa hewis, seorang
kakek <ji';jf/t* yarv^ dipromosikan melalui TV di AS, sejatinya merupa-
kan salah seorang penggerak utama gelombang rasisme dan keben-
cian agama. n
hlm. 85-88.
Bagian II: Cara Memandang Isian- 1 6 1
Terlepas dari nada peyuratif pada beberapa bagiannya buku
Wlttit l/VV'j;/ Wmn$ masih memuat banyak data menarik tentang ke-
agungan sejarah Islam. Lewis mengakui hal iliu la misalnya men-
catat, bahwa selama beberapa abad Islam merupakan kekuatan mili-
ter dan ekonomi terbesar di muka bumi. "Angkatan bersenjata Islam,
pada saal yang sama, telah menginvasi Eropa dan Afrika, India dan
Cina. la waktu itu melupakan kekuatan ekonomi terbesar di dunia,
melakukan perdagangan dalam ragam komoditas yang banyak me-
lalui jaringan utama bisnis dan komunikasi di Asia, Eropa, dan Af-
rika/' 14 Tetapi, menurut Lewis, pada abad kE j -20, ada yang salah pada
dimia Islam. Dibandingkan dengan rivalnya, Dunia Kristen, dunia
[siam kini menjadi miskin, lemah, dan bodoh. Sejak ahad ko-l*J, do-
minasi Barat terhadap dunia Islam tampak jelas. Barat menginvasi
kaum Muslimin dalam setiap aspek kehidupan, b u km hanya pada
aspek publik, tetapi-vang lebih menyakitkan— juga dalam aspek-as-
pek pribadi. 15
Buku-buku Lewis tentang sejarah Islam dan hubungannya de-
ngan agama lain, biasanya kaya dengan data-data yang menarik.
Namun, bagaimana pun, sejarah ditulis bukan dengan Visi kosong'.
Lewis tetaplah seorang Yahudi neo-unentalis yang memiliki cara
pandang tersendiri terhadap Islam dan sejarah kaum Muslim. Itu
bisa dilihat, misalnya, pada buku yang ditulisnya tentang Yahudi
dan Islam, Tlw Ji*W£ of Islam. Banyak data menarik dan bisa dirujuk
pada buku ini. Tetapi, pembaca tidak menjumpai kritik Lewis ter-
hadap kekejaman Incjuisisi Kristen terhadap Yahudi di Eropa. Data
tentang masalah ini juga tidak ditampilkan, sebagai perbandingan
dengan kondisi Yahudi yang mendapatkan perlindungan besar di
dunia Islam. Misalnya, di abad ke- 15 Eropa masih menyaksikan
pembantaian besar-besaran kaum Yahudi dan Muslim di Spanyol
dan Portugal, Pada tahun 14S3 saja, dilaporkan 13.000 orang Yahudi
dieksekusi atas perintah Komandan Inqusisi di Spanyol, Fray Tho-
mas d e Torquemada. Selama puluhan tahun berikutnya, ribuan Ya-
hudi mengalami penyiksaan dan pembunuhan* Tahun 1494, pasang-
U BerrtJml U*vus, U7r,i* K\\*tn leVwv\ ? Wwlrffl tmpaet awt Miridh* btilrm Rnycn*- jLuri-
** Bi-rrurd I.OW1S, IVhi.' UVu: IVrdH^hlnv ti»6.
a n Ferdinand dan Isa bel la diberi gelar the Cathotit Kmgs' oleh Paus
Ale\ander VI, Pasangan ttu sebenarnya telah banyak melakukan
pembantaian terhadap Yahudi dan Muslim seja k dibentuknya lnqui-
sisi di Castile dengan keputusan Paus taifun 147S. Puncaknya adalah
Lahun 1492, saat mereka memberikan pilihan kepada Yahudi; pergi
dari Spanyol atau dibaptis secara paksa. Jatuhnya Granada, juga se-
kaligus merupakan bencana bagi kaum Yahudi di Spanyol. Hanya
dalam beberapa bulan saja, antara akhir April sampai 2 Agustus 1492,
sekitar 150.000 kaum Yahudi diusir dari Spanyol.
Sebagian besar mereka kemudian mengungsi ke wilayah Turki
Utsmani yang menyediakan tempat yang aman bagi Yahudi. Selain
bermotif keagamaan, pengusiran kaum Yahudi dan Mushm dan
Spanyol oleh Kerdinand dan Isa belia juga memberikan banyak keka-
yaan kepada para penguasa Kristen Spanyol. Dengan pengusiran ttu,
mereka berhasil menguasai seluruh kekayaan Yahudi dan Muslim
dan menjual mereka sebagai budak. Bahkan, d ia n tara mereka vang
diusir itu, mereka dirampok di tengah jalan dan sering d i bedah
perutnya untuk mencari emas vang diduga disembunyikan dalam
perut kaum yang terusir itu- Masa kekuasaan Ferdinand— The Kmg
ol Aragon-dan Isabelia--lhe Queen oi Caslile—dicatal sebagai pun-
cak persekusi kaum Yahudi di Spanyol. Keduanya dikenal sebagai
"the Cathulic Kings", yang dipuji sebagai pemersatu Spanyol. Ironis-
nya, perkawinan keduanya justru diaUir oleh seorang Yahudi berna-
ma Abraham Senior. 1 ''
Cerita-cerita seputar kekejaman Kristen terhadap Yahudi yang
sangat di luar batas kemanusiaan, tidak dibahas oleh Lcwis. Begitu
juga dalam buku The }?iv$ of hfam, pembaca tidak mendapati kons-
pirasi Zionis dalam kerun tuhan Turki Utsmani, meskipun ia mem-
bahas tentang munculnya semangat 'anti-scmitisme' di kalangan
masyarakat Arab dan Turki Utsmani. La menutup bukunya dengan
kata-kata simpatik: "Simbiosis antara Yahudi dan Islam merupakan
masa-masa penting dalam kehidupan dan kreativitas bangsa Yahu-
di, ia juga merupakan bagian yang kava dan vital dalam sejarah
1,3 Siniiford J Shatv, 7V fm** c f Uh 1 Ofiomaw Em^if (W the Turkah Rwitlmc. h bn I>U;
t k' w r v C Ii a rta 1. oa, A H tf f tfn/ of t hc hiq wsitmitf ypen \ i Nc w Yu \ k A MS rn_-*s J n c . . I J Sti j , Vbl 1
hltii 3fi. HOj M* rim Cilbu"[ 1 <W1 Af.'jK ol f?n^h Cntil/umaiK hlm V
Bagian W Cara Memandang Islam 163
Yahudi Kini itu semua telah berakhir." 17 Lewis menyebut bahwa
berakhirnya simbiosis Judeo-Islam itu antara lain disebabkan mun-
Cltlnya scmangal antisemitisme di kalangan masyarakat Arab, teta-
pi ia tidak menyebut, bahwa itu semua adalah akibat—bukan sebab—
dari munculnya Gerakan ZiunLs yang merupakan gerakan peram-
pasan wilayah Palestina oleh kaum Zionis. Ia tidak memberikan kri-
tik apa pun terhadap ideologi dan Gerakan Zionis yang rasialis, Ini
berbeda, misalnya, dengan cendekiawan Yahudi, Dr. Israel Shahak,
yang memberikan kntik keras terhadap Zionisme dan negara Yahudi
Israel, Karena sifat-sifat agresif dan diskriminatifnya, Shahak men-
catat bahwa Israel bukan hanya merupakan bahaya bagi Yahudi, ta-
pi juga bagi seluruh negara di Timur Tengah,
Cara pandang atau perspektif Levvls dalam soal Kristen Barat
dan Zioni$ dapat dipahami melalui posisinya sebagai bagian dan
'konspirasi Baral-7ionis' dalam pendirian dan pemeliharaan kepen-
tingan Zionis Israel.
Sejak tahun 1995, Sekjen NATO sudah menyatakan, bahwa "Is-
lam politik sekurang-kurangnya sama berbahayanya dengan komu-
nisme bagi Uarat". Namun, skenario "viktimisasi Islam" itii kurang
berjalan lancar Peristiwa 11 September 20U1 memuluskan upaya itu
lewat wacana politik internasional "Perang Melawan Terorisme", Di
mata cendekiawan Yahudi Amerika yang kritis seperti Noam Chom-
sky wacana tersebut tidak masuk di akal sehat Dalam bukunya yang
sangal laris "9- I I" (New York: Sevon Stnnes Press, 2001), Chomsky
menulis, "Kita tidak boleh lupa bahwa A? sendiri merupakan nega-
ra teroris utama." Dalam buku "Wfcsfcw St&trTtnariSm'* (Cambridge:
Potity Press, 1991 J, dikompilasi data-data dari sejumlah penulis, se-
perti Chomsky, Edward S, Herman, Richard Falk, dan sebagainya,
yang menunjukkan bagaimana Barat, terutama AS dan Inggris, meng-
gunakan isu terorisme sebagai alat politik luar negerinya {tv auploi/
U>rrori<m as j? loof offarvign polkyl
Politik sekular menghalalkan segala cara untuk mengejar ke-
pentingan, sangat sejalan dengan nasihat-nasihat Nicolo Maduavelli,
pemikir politik Italia yang namanya menjadi terkenal, setelah menu-
lis bu kirnya, Thr Priuw, Oleh para pemikir Barat kemudian, karya
IVrrurtl Lt^vtv J\ w lcn*c v y telflttL (Lwdrtn: RoiitlcdncJiKo^n Paul. WS-1 f, h I m ISL
Machiaveli ini dianggap memiliki nilai vang Hnggi vang memiliki
pengaruh besar dalam social politik umat manusia, Sebuah buku ber-
judul " f World Ma*ti i rpiea i f TT yang diterbitkan oleh W W Norton &
Company, New York, tahun 1^74 (cetakan kelima) menempatkan
karya Machiavelli sebagai salah satu karya besar dalam sejarah umat
manusia yang muncul di zaman Reum<m\tt x > Perjalanan hidup penu-
lisnya sendiri cukup menyedihkan. Ia pernah ditahan dan disiksa,
karena dituduh melawan pemerintah Italia sekitar tahnn 1495. Ia
menu Lis Thr Prince pada umur 44 tahun, dan baru dipublikasikan
tahun 1532, lima tahun setelah kcmatiannya. Machiavelli dianggap
sebagai salah satu pemikir yang mengajak penguasa untuk berpikir
praktis demi mempertahankan kekuasaannya, dan melepaskan nilai-
nilai mnral yang justru dapat menjatuhkan kekuasaan) a Karena itu,
banyak yang memberinya predikat "amoral". Tujuan utama dari
suatu pemerintahan adalah "survjval" walaupun melampaui nilai-
nilai moral keagamaan dan kepentingan dari individu-individu da-
lam negara. Dengan membuang faktor "baik dan b uruk" dalam kan-
cah politik, Machiavelli memberi saran, searang penguasa bnleh
menggunakan cara apa saja untuk menyelamatkan negara. Penguasa-
penguasa yang sukses, kata dia, .selalu bertentangan dengan pertim-
bangan moral dan keagamaan. Maka, kata Machiavelli lagi, "Jika
situasi menjamin, penguasa dapat melanggar perjanjian dengan
negara lain, dan melakukan kekejaman dan teror/' Sejarawan Marvin
Perry, mencatat dalam bukunya, Wiyfr'nl Cii'ilizalion. bahwa yang
terpenting dari pemikiran Machiavelli, adalah ia telah melepaskan
persoalan politik dari aspek moral dan ke h i ha nan. Inilah yang di-
pandang tuas sebagai politik modern, 1 *
Sejak penjajahan AS atas lraq, nama bernard Lewis dan H lin-
ting ton semakin berkibar sebagai ilmuwan yang menentukan arah
1* Marvin RfirV, Wfilrtn CirWistftJM A ftrief HhtOrrt, Kmigh'Ufti Mil Min CuiltpMtyi fto£UH>-
N i_n v W irk, 1 W, h I m J W fa mes A Sc Ko I k v i ih o r £ , d a U m b u k u n V a , Tkf Stumte tf Co titi n t r ( N j? w
Yurk CKhiiJ Unjwrsilv Prv^s, Nti2l H him M V, mcn&itat, bahwa sejak.dU^ibitfariu^va buku Tfrr
Avmv, nasohjl-ria_N<?har Mai-hiavMli L* I n h borgrma ^panjang sejarah Barai. iBn\ u-vern} vmr?
ntlrr hit ttmth Tlw Prhh\' fttfs i>ulUi>hi'ti. a mi nrr*ma m MsEfiktivIlta tuii'Kc fa s ttivni'rfllctl Mjrvuyh
t)w hfrktru uf thf West The P r uh c j s ^i'm'niHw m^j n* k cooi unti tniventimenuil ^tuitystf o? }K*h}ti'oi
juMtrr W'h i ic \\ ■ r [ iten t n utU 'tnrlml spirit ite iJ^j >n*V 'l J> til>o I * + ry j >nu t nvl -l < V U >i$ ;iiiit-ttul ho ii ] |wnvi
mHV br pu*\ttf ij'jJ rfft\ tirvlif iwetttst'tf i i fS, t n alfa'* MViK " s fil-^n' i'iyifiajr? lhi v t'hn^fiA ) ^vrk mi
politik luar negeri AS. Di masa lalu di berbagai belahan duma, Barat
b&rsahi dengan Islam melawan komunisme. Itu bisa dilihat dalam
kasus Afghanistan, Timor Timur, misalnya. Bukan rahasia lagi, AS
ketika i ha berkolaborasi dengan para mujahidin Afghan, juga Tali-
ban, yang dikemudian hari pasca runtuhnya komunisme, mereka di-
cap dan diburu oleh AS sebagai teroris. Banyak film diproduksi un-
tuk menggambarkan kekejaman pasukan Uni Soviet di Afghanistan
dan kepahlawanan para pejuang mujahidin Afghanistan. Salah satu
yang terkenal adalah Film Rambo T1I yang dibintangi SyLvester
Sialione, Film mi menggambarkan sosok Rambo, sang jagoan, yang
berkolaborasi dengan para mujahidin *^fghan, melawan pasukan
pendudukan Uni Soviet. Di kemudian hari, pasca Perang Dingin,
terutama pasca 11 September 2001, para alumni mujahidin Afghan
yang dulu dibantu dan didukung oleh AS, kemudian dicurigai dan
diburu sebagai teroris. Tidak ada lagi sebutan "mujahidin" atau pe-
juang kemerdekaan untuk mereka. Situasi politik internasional su-
dah berubah. Keruntuhan Uni Soviet telah mengubah peta politik
internasional- Negara-negara Eropa yang dulu bergabung dengan
Uni Soviet dalam Pakta Warsawa, kemudian satu per sahi berga-
bung dengan NATO,
Dalam kasus Tfanor- Timur (Timtim), Indonesia turut memikul
dampak perubahan politik Barat, khususnya AS tersebut. Setelah di-
paksa melepaskan Timtim, Indonesia tenis dikejar soal Timtim, ka-
rena dipandang tidak serius dalam mengadili para jenderal yang di-
tuduh melakukan pelanggaran HAM. Akhir Agustus 2004, Sekjen
PBB Kofi Annan melaporkan kepada Dewan Keamanan PBB, bahwa
ia mengaku kecewa terhadap proses peradilan yang dijalankan RI
atas para pelaku pelanggaran HAM di Timtim tahun \999. Menteri
Luar Negeri Indonesia, Hassan Wirajuda di Jakarta, (24 Agustus
2004), mengungkapkan bahwa dirinya menyadari ada bagian-bagian
dalam laporan tersebut yang merujuk sikap sejumlah negara yang
menyatakan tidak puas atas peradilan yang dilakukan RI. Namun,
Hassan menilai laporan Sekjen PBB tersebut tidak perlu diresahkan
karena Kofi Annan sendiri dalam laporan itu tidak menvebut lang-
kah-langkah yang akan dilakukan untuk menyikapi kekecewaan
tersebut.
Indonesia menduduki Timtim karena mendapat dukungan dari
AS f sebakti i bagian dori politik pembendungan komunisme. Pada
l anggai 7 Dusember I ^7S -h a n ya beberapa jam setel n b Presiden AS
Gcrald Ford dan Menteri Luar Negeri AS Hem y Kissinger mening-
galkan Jakarta -Tentara Indonesia menyerbu Timtim Laporan Lc^is-
liiitvr Ri'jmrl Sirvict 1 dari Parlemen Australia menyatakan jumlah kor-
ban sekitar 1 DO 000 arang. Ketika ilni tidak ada jenderal atau pejabat
Indonesia yang dituntut oleh ASatati PBB. Padahal, iWte Viwt Times t
{13 Desember 1975) menulis "Indonesia bersalah ata> agresi terong*
Lemnya n dalam gerakan militernya atas Timor Portugis." Meskipun
kalangan LSM internasional dan Gereja Katolik tidak pernah men-
dukung integrasi Timtim ke Indonesia, tetapi AS tetap mendukung
Indonesia,, dan tidak pernah mempersoalkan berbagai kebijakan In-
donesia di Timtim. I lenry Klssingcr ketika Ltu menyatakan, "AS n\e*
rruihami po$Lsi Indonesia." Pada tanggal 12 Desember l^"^, M U -PBB
mengeluarkan resolusi 3483 vang memerintahkan Indonesia mena-
rik lontaranya dari Timtim, Sebanyak 72 negara mendukung resolusi
ihi, 11) menentang, dan 43 abstain, termasuk AS.
Namun, pasca Perang Dingin situasi berubah. Setelah komunis
runtuh, tahun 1990, Barat tidak lagi melihat komunis sebagai ancam-
an utama Maka, posisi AS terhadap masalah Timtim pun sedikit de-
mi sedikit berubah. Posisi Indonesia sama dengan posisi Yugoslavia
yang selama bertahun-tahun digunakan sebagai J 'buffer-/one" un-
tuk membendung pengaruh komunis dari Utara. Pada era pasca Pe-
rang Dingin inilah, kita melihat peran penting tokoh Katolik Timtim,
Uskup Fihpe \imenes Beln, dalam membebankan Timtim dan Indo-
nesia. Belo dengan cerdiknya memainkan isu agama dalam dunia
internasional. Bahwa, yang terjadi di Timtim, bukan hanya soal pe-
langgaran f I AM, tetapi Islamisasi oleh bangsa Muslim Indonesia i\ai\
juga pemusnahan orang-orang kristen.
Karena itu, jika wacana dn$!i afcirtlizfltfon antara Islam dengan
Barat ditarik dalam perspektif kepentingan nasional {natuvial intr-
rfsts) Barat, khususnya AS, maka wacana itu akan Umpak seolah-
olah bersifat temporal dan superfisial. Inilah yang dilakukan oleh
I [ unting ton dan Lewis. Jika Barat sedang butuh, maka Islam dijadi-
kan kawan, Jika tidak butuh lagi, maka Islam akan ditempatkan se-
bagai lawan yang perlu diwaspadai, Terlepas dari perspektif politik
dan ekonomi {nutwiwl iiihrt'sl>) itulah sebenarnya lelah banyak db
lakukan kajian tuntun g hakikat peradaban Barat dan peradaban
Islam, bahkan jauh sebelum maupun ketika Perang Dingin masih
berlangsung. Di kalangan Muslim, kajian tentang peradaban F3arat
sudah banyak dilakukan para ilmuwan Muslim di abad ke-20, se-
perti Muhammad lqbal, Muhammad Asad, Abulhasan Alt an-Nadwi,
Sayyid Qutb, dan sebagainva. Di kalangan ilmuwan Barai, nama-
nama seperti Amold J. Toynbee, EdvvardS. Gibbon, dan sebagainya,
sudah lama dikenal sebagai pengkaji masalah-masalah peradaban,
termasuk peradaban Lslam dan Barat,
Lewis sendiri sebenarnya termasuk orientalis kawakan yan^
produktif dalam melakukan kajian Isiam-Oarat. Tetapi belakangan,
melaku bukunya Wluit Wiwi Wrou^? dan Thf CnWs on hlnw, sosok
politisinya lebih menonjol, karena kedekatannya dengan elit-elit pe-
merintahan AS, dan peranannya dalam lobi-lobi Zionis. Karena itu,
para sejarawan Muslim dituntut bersikap apresiatif dan kritis terha-
dap karya-karya neo-orientalis seperti Lewis ini. Disamping
banyaknya data sejarah yang disajikan, bagaimana pun, karya tulis
Levviii tidak lahir dari perspektif vang kosong alias netral- Penampil-
an dan pemilihan fakta sejarah dalam perspektif atau cara pandang
tertentu, sesuai visi atau kepentingan adalah sebuah kemestian dan
hal yang biasa saja. Kaum Muslimin tidak dapat bersikap apriori dan
menafikan begitu saja karya-karya tulis semacam ini.
♦ ♦ 4
8
Beberapa Mitologi tentang Islam
"Rit} W?$trni Chrfet'mn wm' morc likt'ht to Iwar h^mU...
J o Ann Hocppner Moran Crui, ahli sejarah dari Georgetovvn University
o Ann lloeppner Momn Cruz, dalam tulisannya berjudul
"Poputor AttititiU'* ttm'iini* isimu m Mvdi&vtil Eurgpi''' mencatat
banyak data menarik seputar legenda-legenda yang hidup di
kalangan masyarakat pada Zaman Pertengahan terhadap Islam. Do-
kumen dumtou \ir Rotand (sekitar tahun 1100 M) yang ditemukan di
Inggris pada ahad ke-I 9 memberikan gambaran bahwa kaum Mus-
limin (yang mereka sebut sebagai Saraci>us) f adalah musuh Kristen.
Muslimin adalah penyembah berhala {idohh'r<) dan akan kalah me-
lawan Kristen, yang hidupnya dibimbing oleh matahari- malaikat
dan Tuhan. Muslim digambarkan banyak terlibat dalam penipuan;
mereka mengorbankan anak pertama mereka; bersifat pengecut, dan
berperang demi mengejar kekayaan, wilayah, dan perempuan Kaum
Muslimin juga digambarkan akan menghancurkan berhala-berhala
mereka saat mereka kalah dalam peperangan.
Cerita dalam Chnn^on d\ j Roltmd, menurut Cm/, adalah sebuah
legenda yang dibuat untuk memberikan image kepahlawanan terha-
dap Charlemagne. Faktanya, pada tahun 77S M, saal berusia muda,
Charlemagne tercatat sebagai salah satu pembela gubernur Muslim
Barcelona dan Saragossa melawan Khalifah Umayyah di Ciirduba<
Misi Charlemagne gagal- Saat perjalanan pulang, pasukan Charle-
magne melakukan pembunuhan dan perampokan di Kuta Pamplona.
Pasukan Rasque/Wascans {Kristen) kemudian melakukan pem-
balasan dan berhasil mengalahkan pasukan Charlemagne. Cerita ini
selalu disembunyikan uleh Charlemagne. "Uniknya" dalam Chunson
dr Roltimi, Charlemagne digambarkan telah berhasil menaklukkan
semua Spanyol, kecuali Saragossa, Juga, digambarkan ^eoiah-olah
musuh utama Charlemagne bukanlah pasukan Wascons, tetapi kaiun
Muslimin (Snmtt'jjs), yang jahat, 1
Cerita tentang Charlemagne itu Umpaknya dikarang untuk me-
nutupi kelemahan Charlemagne, seorang Raja yang dalam sejarah
Kristen memiliki peranan besar dan kemudian dikena! melakukan
terobosan besar dalam sejarah hubungan antara Gereja dengan ne-
gara pada /aman pertengahan Eropa. Dialah raja Eropa pertama
yang diberi gelar "EiH/vro/ of the Roman*" oleh Paus. Sasak ini di-
gambarkan sebagai pahlawan Kristen Eropa yang sukses menakluk-
kan kaum Muslimin di Spanyol. Menaklukkan kaum Muslimin saat
itu merupakan prestasi luar biasa dan sangat legendaris, karena kala
itu Muslimin memiliki Ungka! peradaban yang lebih tinggi ketim-
bang masyarakat Kristen Eropa. Legenda-legenda tentang raja-raja
semacam ini merupakan hal yang biasa dalam sejarah di berbagai
bagian dunia, Legenda atau cerita kepahlawanan {t'pic) lain yang
memberikan gambaran buruk tentang Islam adalah cerita tentang
Aymeri ot Narbonne dan puLranya, William oi Orange, Dalam legen-
da ini, Muslim digambarkan lebih buni k ketimbang yang ada dalam
ChtvKtm dt' Rnlmirf, Selain digambarkan sebagai penyembah berhala,
Muslin digambarkan sebagai pencipta segala bentuk kejahatan, mu-
suh Tuhan, dan pemuja setan. Mereka memakan tawanan perang,
mengkhianati perjanjian, dan menjualbelikan wanita mereka. Mere-
ka adalah manusia-manusia kejam, pengkhianat, dan menyembah
banyak dewa, seperti Mahomet, Cahu, Apoliyoa dan Teryagant. 2
1 DamiI K flljuk'-Jiiki Michfti'| Fr-L^st-lln [*dl iViS^rn t'iftEN af Ufotn tt\ MrdiWVf tuuj bir/y
tfftiivn f Mrniir, iNV« Wk^l M-orrtn's Pn_^ ( Wty Iflm 36-57
^ Ouii^ R Gbnk% n»a MuhaiM Frav^tlu i^i} F IVis^rr IV.^is t iffthu*i . . Mm 5fi
Legenda dan mitos-mitos ternyata memainkan babak-babak se-
jarah penting dalam hubungan Mu^hm-Knsten Eropa. Lcgunda-lu-
genda dan mitns-mitos tentang Islam dan kaum Muslim yang di-
bangun oleh tokoh Gereja, seperti Paus Urbanus II dalam meng-
gelorakan Perang Salib (Crusfltii*) memainkan peran penting dalam
perlakuan Pasukan Salib terhadap kaum Muslimin— juga kaum Ya-
hudi dan agama lainnya. Setelah Paus Urbanus [f melakukan pidato-
nya yang terkenal di The Coitucil of'CU'rmont, tahun 1095, vang mem-
berikan gambaran, bahwa Muslimin [tftc Tttrk*) telah membantai
kaum Kristen dalam gereja-gereja mereka, maka pasukan Salib vang
memasuki Jerusalem {UW*)j kemudian melakukan pembantaian be-
sar-besaran terhadap pombiduk Kota Suci ihi. Fulclwr of Cfuirtrt'«
menyatakan, bahwa darah begitu banyak tertumpah, sehingga
membanjir setinggi mata kaki: *'If \jott Ihiti Iwn thw \four l\rt wouhi
tnwc twci? sttiimi to tfo'tinktes fa Uh* blood of th* $!airt." Seorang tentara
Salib menulis dalam Cesta F m namun, bagaimana perlakuan tentara
Salib terhadap kaum Muslimin dan penduduk leru^alem lainnya,
dengan menyalakan, "belum pernah seorang menvaksikan atau
mendengar pembantaian terhadap H kaum pagan' yang dibakar da-
lam tumpukan manusia seperti piramid dan hanya Tuhan yang tahu
berapa jumlah mereka vang dibantai."-*
Diperkirakan, penduduk J e rusa lem \ ang dibantai pasukan Sa-
lib sekitar 30,000 orang Puluhan ribu kaum Muslim yang mencari
penyelamatan di atap Masjid a l- Aqsha dibantai dengan sangat sadis.
Kekejaman pasukan Salib di Kota [erusalem memang sangat sulit di-
bayangkan akal sehat. Setahun sebelumnya, pada 10%. tentara Salib
3 Dnvfel K ItfAnta arid MitfvavJ Frav*tfUt> EKlfc ftr$Ji'"i IYcii* Cl hi\tm Mm 62-63 Salfth
saJu c^rTt pt'h^AtnharAn Ukiri V*W$J n^-nver^mkan dan saIaIi |ug* JiK'rikiin uli?h Sfj.irawnn
k j rkennl H DJward Gibbon. J j menggambarkan Nabi MiiLianu-njii Mungili pembawa a^atna ta-
lam cfciig&n m n s mj;- masin g Unpnn^i membawa pedang JlIii Al-Qur"an Dabm kntn-kala
Gibhin ". Mnhammud with Ilir sivurtJ mono liand and liic K<iran «n the nlher, ererh*} hus
Ihriiiwuit Ihi? ruinSof Chnstianih and hf R^mr " i Lihat, FdWArd Cihhtwi, Th> Civtinrmni Fnll of
Ttw Rp'niit\ Fmptiw (New Vork Thi 1 Mixk*rn Libcarv, 1^7$ \ t vo\ III, hlm 5ti Gambaran Gihb-in
lenLirt^ Nabi Muhammad ini diknhk oleh Bemard Lmviy drn^an menyalakan, bahwA ^Jan-
Imi-jh Cibbnn ihi bukon wja snlali, tt'Lipi mustahil Kumali, jika diasumsikan Nabi Miilwm-
mad adalah kiiial Menggambarkan tanj^nn kiri kaum MuhLim suhaftc» i peme^an^ Kitab Suli..
menurut 1 i'wis ail.ilab nm^Ulnl (Lihai, Demard I vwi>, T/.y /tiiV ofhhtm, [J.OtnlOH ItoULludge
& tagan PAu],TtyH|,h]m 1,
itu juga telah membunuh ratusan ribu kaum Muslimin di Marra't
un-Noman, salah satu kota terpadat di Suriah. Adalah menarik men-
cermati "legenda-legenda dan mitos-mitos' tentang kaum Muslimin
yang dibangun oleh Paus Urban us tl pada 1095 saat memprovokasi
kaum Kristen agar melakukan Perang Salib tersebut. Paus, ketika
iru, menyenikan peran- Suci (Cru^adr) melawan "kaum kafir vang
sedang menguasai 'makam' Kristus" (tik* wfidcls who rtwr m pcw5i?s-
sfow of Chftits ^puicfwr}. Paus juga menjanjikan suatu pengampunan
dosa kepada siapa saja yang bergabung dengan ekspedisi pasukan
Salib lru. Dan bagi siapa yang rnati F dijanjikan masuk sorga. Karena
seman Paus itulah, maka kaum Kristen sangat antusias menyambut-
nya. Ratusan n bu orang bergabung dengan pasukan Salib. Bahkan,
banyak >ang menjual hartanya dan menjahit sendiri tanda-tanda sa-
lib pada baju yang dikenakan untuk ekspedisi ke Palestina. Paus
Urban lis II menyebut musuh kaum Kristen irii sebagai "The S?fjtt\}
Turki" \ "5\'[jiii] Turk* \ kata Paus, adalah bangsa barbar dan Asia Te-
ngah yang bani saja menjadi Muslim, Bangsa ini tulah menaklukkan
sebagian wilayah kekaisaran Impenum Kristen Byzantium. Paus
mendesak agar para ksatria Eropa menghentikan pertikaian antar
mereka dan memusatkan perhatian bersama, untuk memerangi mu-
suh Tuhan. Bahkan, kata Paus, bangsa Turki jru adalah bangsa ter-
kutuk dan |auh dan Tuhan. Maka, Paus menyenikan, "membunuh
monster tak bertuhan seperti itu adalah sualu tindakan suci, adalah
saaht kewajiban Kristiani untuk memusnahkan bangsa jahat itu dari
wilayah kita." Dampak seman Paus itu memang luar biasa pada si-
kap dan tindakan pasukan Salib di Jerusalem dan berbagai wilayah
lain. Di Jerusalem, hampir semua penduduknya dibantai. Laki-laki,
wanita, anak-anak, tanpa pandang bulu dibantai di jalan-jalan, lo-
rong-lorong, rumah-rumah, dan di mana saja mereka ditemui. Para
lawanan pasukan Salib kemudian dipaksa membersihkan jalanan,
rumah, dan halaman Harum a I -Sipit if, dari puluhan ribu mayat ma-
nusia Mayat-mayat manusia korban pembantaian itu [alu dibakar
atau dibuang begitu saja keluar tembok kota. Ketika FukhrmfChart-
rw datang ke Jenisalem dengan Baldwm L beberapa bulan setelah
peristiwa pembantaian itu, bau mayat manusia yang membusuk
masih menyengat udara Kota Jerusalem. la menyatakan, bahwa bau
busuk menyengat di seputar tembok kota, di dalam maupun di luar
yang berasal dan mayat orang-orang Saracens-sebutan orang Hropa
terhadap kaum Arab /Muslimin ketika itu, Fuklnr o/ Cluirtro bur-
kata, "Oh, betapa busuknya ban di sekitar tembok-tembok kota, Ji
dalam maupun di )uar r yang berasal dari mavat-mayat orang Sara-
cens yang membusuk yang dibantai oleh kawan-kawan kita ketika
penaklukan Jern salem, tergeletak di manapun mereka tertangkap," 4
Masyarakat Barat, dalam sejarahnya, hingga kmi memang sa-
ngat menyukai legenda dan mitologi. Crnz mencatat, berbagai le-
genda tentang Lslam dan kaum Muslim hidup subur dan tersebar di
masyarakat Barat, meskipun ketika itu, pasukan Salib sudah menge-
na! dan berinteraksi langsung dengan kaum Muslimin dalam tempo
yang sangat panjang, Menurut Cruz, orang-orang Kristen Barat lebih
suka mendengar legenda yang sebagian besar diba^va pulang oleh
J K a ru 1 1 A m 15 tron ^ -A Htf tv >y o/ /f nj5rt) ?n\ Ottr d t v . 'O 1 nr Fit 1 1 f\*. { Lo nd on 1 la rpe r Co I bn*
PublKhurs, t W), hlm 3-1, 29 l ) t Ameer Ah. A $h&rf Hi?)onj af Uff $va!ft\^ frsk'w LX'Lhj, KaUib
tthavan, Fiji), hlm 322>j?6f Mu^ldla A llhmi "Olftfiifri fvm^tU^i U&*»U$? A0\ tUUiti K\
Asali {t J ], Imutitvwt m HirtAiv <F^e\ Amrpiuh Publiiihnig I ld, |^$9j^ hlm. lVJ-1 -II ^t-ha^ai
catatan^ tindakan pasukan Sahh itu satini berbeda dengan hnd.iLw Shalahudin a I -A 1 , "vubi ke-
tika merebut kembali h-Tusalrm pada tahun IIS7 Shalahuddin ban vak memberikan pcriiram-
pujvan ktpatta pasakan Si Uh tt*n iuHiiJ-tyinya Ih htiw&h bhaliilmUdin, Terusil tt-m menjadi
tempat y&hp, amanka^i kaum Yahiidl danKnMen Ki-tikj itu SIuLihuddui tfumbawa kembali
banyak orang Yahudi ku furuMlem dan melicinkan mtfrvka tinjui I di Mina 'J ilwL Karun
AriiisImnjL A Hj^ljry qf JfruiMfriil hal 2*«, ]tigi». Siank'V Ljrtu-Pwk r 5*Jfo*fril (PtfJ 71 K' Ffitt ot Th<
Ktngdvt/i tif fvniStiltm, iLiindtm QaH Puhli*lu>r». NJ, IYKt| Kamit AfMU^tmi^ Ji'ga memuji
sikap Umar bin JChdtah yanft sangat toleran saat padukan \n\gm\ menguasai h'rusalem, lahan
ha^i la nvmeatat: "Lfm.Tr ju^a men^'k^prvMkan sikap ideal kasih >avan^ daii penganut {afrv
mal munoloislik dibandingkan dm^n ycmv* penakluk JvrU^It'lH Ijimpi'/i, denyan kinmntf-
kman perkecualian pa^La Raja Daud. la memimpin riahi penaklukan y*ir\g <an#al damai da.11
tanpa telesan darah, sanc, Kota itu belum pernah menyaksikannya sepanjang ^ej*jjrahiij*4 van^
pantai- dan *eniuj tragis Saat keuka kaum KnMuu menyerah, udak mU pembunuhan di Wa^
hdak ada penghancuran pmperb, tidak adi pembakaran stinbcilr«lmLnil ii^m.1 lain. hdjk ada
pengusiran atau pengambilalihan, dan tidak ada usaha untuk memakna penduduk J^rusalcm
mumeluk Islam Mka sikap n^spok [crhadap penduduk yang d Ituklukkan drtn K<Hii [arusalrm
itudi|adikan ^ebapai tanda inte^ribiskekiiatan nn*nnteistik„ maka fslam I rial 1 meniLitainyA un-
tuk ma^i van^ p^nfan^ dt JenisaK-m, dengan ^wiii^at baik k'Ukima {Unwr al& wprr&toi tfw
*n 3 ii tff&*w r/f utdi) qf i.*Qmi#r$$t$}\ morp thtin stny prn n kiis to^fw vf JLvttfrtffm rt*tih)fii. f pfrHhirvMy}^
U m rf Kwg Harui. Hr prrsbtnf Mr fiw mo^i peaafui w& H#&lli*>i \!&?\i\\mi tluir tJurittyhTityrt tfl
ftcti f n ih hn$ ftfui tifk'tt fmgti htzlvry. O'UV ^v ChiffliAii hiui sstnmiU'rfJ. flwti* ii*,\* titi hfim$ tto
itatfinfuirt vf lirofwrtyy m btitmtfj; ftfnitit rtfftjotff symlioh, ^u e^mHiOn itffMiwpntitt&if, and \w
\\lh*rnfi U) forte fiw mhfikiWnt* to i^brutr kforn. f/n r^wrf fut tlir iwwt$ Wuitnit* M' Ih*' tititu a
$i$n \V i^h\nt[f dftUtithiltu'Wlji lliilivr, isJnnl Ufi& l^iin tf* h/t£ Wnirw /11 }rru^i!r\n [k*n, uvil ittiknil
fKan-^ Arsmlran^. '1 Hi<!$nj *f frntAihm, hlm 22&$
para prajurit dari Tanah Suci.
Misalnya, legenda bahwa Ida, seorang janda pasukan Salib di-
kawini seorang Muslim dan menurunkan seorang anak bernama
Zengi (Nuruddin Zengi), pahlawan Islam yang kemudian berhasil
membalik situasi Perang Salib menjadi kemenangan di tangan kaum
Muslimin, menyusul kejatuhan Edessa, tahun 1144. Zengijuga pa-
man dan Shalahuddin al-Avvubi, seorang keturunan Kurdi yang juga
pahlawan Perang Salib terkenal. Ada juga legenda tentang Hleanor
of Aquitaine yang diisukan memiliki nffnir dengan Shalahuddin al-
Ayyubi saat ia menemani suaminya, Louis VII, dalam Perang Salib
II. Ada pula legenda tentangShalahuddin yang dikabarkan merupa-
kan keturunan dari anak perempuan Cuitnt of PiMithifii di Utara Pran-
cis. Juga, legenda bahwa Shalahuddin telah dibaptis pada akhir ha-
yatnya. Legenda, bahwa Domc ofthc Rock di Jeru salem menyimpan
banyak berhala sesembahan kaum Mualim. Dan bahwa di Mekkah,
ada seorang pendeta murtad bernama Nichulas, yang dijadikan se-
sembahan oleh kaum Muslim.
Perlu dicatat, bahwa kegemaran bangsa Kristen Darat mende-
ngar legenda ketimbang fakta-fakta yang nyata, tampaknya berkait-
an dengan sejarah masyarakat Yunani yang hidup dengan berbagai
legenda dan mitologi. Jan Uremmer, dalam buku Interpremiom of
Gnvk MiffJiologu, mencatat, bahwa meskipun masyarakat Barai su-
dah tersekulerkan dan membuang habhal yang supranatural, namun
mereka tetap memelihara cerita-cerita tertentu sebagai model peri-
laku dan ekspresi ideal negara. Meskipun berbeda, Masyarakat Iba-
rat memiliki banyak kesamaan dengan masyarakat Yunani. Sebagai-
mana masyarakat Yunani, mitologi juga banyak menarik bagi ma-
syarakat Barat-
Apakah yang dimaksud dengan Gnrk Mythohgi/? David Beb
lingham, dalam buku An hitroduetion to Grcck Myiltologi/, membuat
deknpsi sederhana tentang hal ini. Kata mitos (tuyth) berasal dari ka-
ta Yunani kuno "muthos" yang asalnya berarti "ucapan", dan kemu-
dian berarti "cerita oral atau tertulis". Sedangkan "Legenda" (itgend)
biasanya terkait dengan peristiwa nyata, tetapi mengandung unsur-
unsur yang terkait dengan mitos, Salah satu legenda terkenal dalam
^jAri J4rrmnUT b'Wn'A'Ullwtt* f$ Cw», Mj//iilirJ£HM, I Lundurt KtfwUJudtff, lUBGMUm ?
tradisi Yunani adalah cerita tentang Perang Troya yang mencerita-
kan kepahlawanan Adules dan Agamcmnon. Pengaruh mitas-niitos
Yunani terhadap masyarakat Barat dapat dilihat dari ban vaknya isti-
lah atau nama-nama vang diambil dari nama-nama dewa dalam mi-
tologi Yunani, seperti Titans, Eros, Aerher, Uranus, Eilectra, 1 lera,
Apollo, Mars, Hermes. Apollo, vang dijadikan nama pesawat per-
tama Amerika Serikat ke bidan, adalah dipuja sebagai dewa rasio-
liaL dan diasosiasikan dengan budaya dan musik la digambarkan
sebagai pria tampan yang memiliki banyak attair dengan laki-laki
maupun wanita. Menurut mitologi Yunani. Dewa Apollo, dilahirkan
di pulau Delos, vang hingga kini masih disucikan. Dalam perjalan-
annya ke Delphi, ia membunuh seekor ular besar yang disebut de-
ngan 'Python'. Hingga kini, di Delphi masih terdapat sisa-sisa kuil
yang disebut sebagai kuil Dewa Apollo. I lermes, anakZeu>, |uga di-
gambarkan memiliki banyak ii/fir/r, seperti Apollo. Ia pun dikenal se-
bagai Dewa para pencuri, Ketika ia lurnbuh besar, Zeu5 menjadi-
kannya sebagai utusan para dewa. 1 lanva Henti e>i yang memiliki
izin bebas lewat antara Gunung Olympus, dunia, dan 'underwnrtd*.
Dari nama Hcrmcs kemudian diambil istilah *hermoncutika\ sebuah
metode menginterpretasi Bible Kristen sebagai terobosan terhadap
persoalan-persoalan vang dikandungnya. Cerita-Cerita dalam mito-
logi Yunani memang dipenuhi dengan unsur seksual dan perseling-
kuhan, baik diantara para dewa maupun antara dewa dengan ma-
nusia. Mitos-mitos itu hidup di tengah masyarakat Yunani, meski-
pun sebagian mereka ]uga mengembangkan pemikiran tentang hlsa-
t'al dan ilmu pengetahuan alam. Di masa modem, Barat pun me-
ngembangkan niitus-mitos yang mirip dengan mitologi Yunani.
Cerila tentang St ip&rmai ) dan Wondmoomati > misalnya, mirip dengan
cerita dalam mitologi Yunani. Womirnvomvu yang diperkenalkan
oleh Charles Moulton, identik dengan cerita Diana dalam mitologi
Yunani. Supenwit, yang tidak dapat dilemahkan kecuah dengan
Krypronite Hijau, mirip dengan kehebatan Achilles yang tidak dapat
dilukai kecuali pada tumitnya/'
Bisa dibandingkan, bagaimana produktifnya masyarakat Yuna-
n Daud BHlmjrknm, /Lt htii-orfuctteu t&Gnvh MyUr$lQ$u. (Uinduii' Quintt*f PublLsliing Lu l #
1955)
ni dalam memproduksi mitos-mitos dongan masyarakat Barat da-
lam memproduksi berbagai mitos. Bisa disimak, bagaimana pesat
dan berpengaruhnya industri lilm di Barat, y^ng pekerjaannya juga
banyak memproduksi berbadai mitologi dan legenda, yang ternyata
begitu disukai masyarakat Barai. Film-film yang menjual mitos dan
legenda, semisal Ghost, Ramho, Robin Hooci< Batumu, Sttpe?tfimf f Spii£tr-
itimt r dan sebagainya. Film Tmy yang bercerita tentang legenda ke-
pahlawanan Achiles dan Agammcmnon, di masa Yunani kuno, laris
manis diserbu penonton di gedung-gedung bioskop Kuala Lumpur.
Penonton harus rela antn untuk dapat menikmati film yang dibin-
tangi oleh Biad Pitt, Orlando Bloom, dan Fnc Barui ini Film Sptdcr-
uiait 2, juga bukan main hebatnya dalam menyerap penonton. Sam-
pai-sampai penonton dilarang membawa handphnne saat masuk ke
dalam gedung bioskop. Sementara, sampai 23 Juli 2004, film Spid< l r-
mu 2 telah maraup keuntungan 15 juta USD (sekitar Rp 140 milyar),
masih dibawahperolehan film legenda Ciitivomau yang meraup 16,7
juta USD, Film King Arthur f yang baru diedar beberapa saat, sampai
23 Juli 2004, sudah meraup keuntungan 3,04 juta USD. Film Thr Pns-
iion ofThi* d\ri<t yang begitu kontroversial, berhasil meraup keun-
tungan 19,2 juta USD. sampai bulan Februari 2004, Film ini r meski-
pun didadarkan pada cerita Perjanjian Dani, tetapi juga dibumbui
dengan berbagai cerita yang sulit diverifikasi kebenarannya. Film
trilogi Vw Loiii ofthe Ri\t$$ # mampu meraup keuntungan lebih dari
2000 juta USD.
Dalam tradisi masyarakat Barat, misalnya, juga sangat terkenal
legenda dan mitos tentang Snnttt Claus dan Sunrtepit, dalam kaitan
dengan Perayaan \atal atau kelahiran Jesus (Natus, nntnlis, dalam
bahasa Latin berarti "kelahiran"). Cerita mi sama sekali tidak ada
kaitan dengan agama Kristen. Tetapi, toh, tetap mendominasi suasa-
na \atal di Darat dan berbagai penjual dunia lainnya. Setiap menje-
lang dan selama berlangsungnya hari N a la L hotel-hotel, mal-mal
memasang patung dan gambar Santa Claus, yang biasanya digam-
barkan dengan pakaian merah dan topi merah berjambul. Bahkan,
tidak jarang, ramai orang ikut-ikutan berpakaian ala Santa Claus.
Cerita tentang Santa Claus sendi n sebenarnya tidak jelas benar Ko-
non, ia berasal dari seorang bernama Nicholas, dilahirkan di kota
Lycia, pelabuhan kuno di Patara f Asia Kecil). Nicholas digambarkan
sebagai uskup vang ramah, suka menolong anak dan orang miskin.
N'amun, legenda Santo Nicholas juga bercampur dengan legenda
lain tentang 'pemberi hadiah' dari kalangan kaum pagan yang me-
miliki kekuatan sihir vang menghukum anak-anak nakal dan mem-
beri hadlah kepada anak-anak yang baik. Dia biasa menaiki kereta
terbang yang ditarik rusa kutub, Namun, ada juga legenda tentang
Siuty'rklmis vang menggambarkan orang h_ia berjanggut putih pan-
jang berpakaian uskup menaiki kuda yang bisa terbang ke atap
nima h, dibantu budaknya Swnrtr P iri. Sintcrkltin* datang tangga! 23
Desember malam, ke rumah-rumah untuk memberi hadiah bagi
anak-anak yang baik melalui cerobong asap, Gambaran Sinterkhtiis,
yang berkulit putih dan pemurah kepada anak-anak, busa dijadikan
sebagai bahan propaganda tentang kebaikan orang k Lilit putih Se-
baliknya, budak hitam Swarle Fiot, pembantunya, budak berkulit
hitam, digambarkan bersifat kejam, dan suka mencambuk anak-anak
n a kak Karena sejarah kehidupan Nicholas tidak jelas, Paus Paul lis
VI menanggalkan perayaan Santo Nicholas dari kalender resmi
gereja Roma Katolik pada tahun 1969. Aula ]Uga Santa C la lis yersi
Amerika, yang berasal dari Kutub Utara, Santa CJaus di AS adalah
cipta andari Puhlk Rrlntum* M m in^cr untuk mempromosikan produk
minuman tertentu. Karena orang Amerika tidak mau disebut rasis,
maka Santa Claus di AS tidak ditemani oleh pembantunya yang ber-
kulit hitam.
Banyak kalangan Kristen yang prihatin
dengan kondisi Perayaan Natal yang lebih
menonjolkan legenda dan mitos tentang San-
ta Claus, ketimbang sosok Jesus, Seorang
aktivis Kristen di Indonesia, misalnya, me-
nulis: "Mengenang maraknya perayaan
Natal di akhir tahun 2003 yang lebih menon-
jolkan figur Santa Klaus daripada figur Tuhan
Yesus, sudah tiba saatnya umat Kn^ten .sadar
dan menempa Ikan dirinya lebih berpusat
Injil dan berhati Tuhan Yesus, dan tidak ma-
kin jauh terpengaruh komersialisasi yang sudah begitu jatih diman-
faatkan oleh toko-toko mainan, makanan & minuman, dan bisnis
hiburan itu " (www.yabina.org).
unlArtlas. pengaruh
TTilIcJop 5*rat terhadap
Bagian IL Cara Uimiar>riang Islam 1 7 7
Sebenarnya, bukan hanya figur Santa Claus dan S uar tepi t yang
bersilat mitos. Perayaan Katai pada 25 Desember pun sarat dengan
mitos-mitos dan pengaruh paganisme, sehingga terus memuncul-
kan perdebatan panjang di kalangan kaum Kristen. Remi Sylado, se-
orang budayawan dan .seniman Kristen, menulis .sebuah kolom di
majalah Gtftnh (27 Desember 2003). Judulnya "Gatal di Natal". Ia me-
nuiis antara lain sebagai berikut.
(1) "Sebab, memang tradisi pesta ceria Natal, yang sekarang
gandrung dinyanyikan bahasa kereseh-reseh Inggris, belum la-
gi terlembaga. Sapaan Natal, "Merry Chrishnas"--dari bahasa
Inggris hama, Chrittt's MfitteM, artinya "misa Knshis"--baru ter-
lembaga pada abad ke- 16, dan perayaannya bukan pada 25
Desember, melainkan 6 Januari/' (2) "Dengan gambaran ini, ke-
ramaian Natal sebagai perhitungan tahun Masehi memang ber-
kaitan dengan leluri Barat, istiadat kafir, atau tradisi pagan,
yang tidak berhubungan dengan Yesus sendiri sebagai sosok
historis-antropologis bangsa Semit, lahir dari garis fb rahim dan
Daud, yang merupakan bangsa tangan pertama yang mengenal
monoteisme absolut lewat Yehvvah," (3) Saking gempitanya
pesta Natal itu, sebagaimana yang tampak saat tni, karuan ni-
lai-nilai rohaninya tergeser dan kemudian yang menonjol ada-
lah kece ndeningan- kecenderungan duniawinya semata: antara
lain di Manado orang mengatakan "makang riki puru poioteen
muiung nki mabo" (makan sampai pecah perut dan minum
sampai mabuk). (4) "Demikianlah, soal Natal sekali lagi meru-
pakan gambaran pengaruh Barat, dan persisnya Barat yang ka-
fir, yang dirayakan dengan keliru.*'
Kritikan tajam terhadap budaya Natal dari kalangan Kristen itu
sebenarnya sudah banyak dilakukan. Seorang pendeta bernama Bu-
di Asab M.Diw, menulis artikel panjang tentang Natal berjudul Pro-
Kontra Porautum Nattil, dan disebarluaskan melalui jaringan internet
Pendeta ini membuka tulisannya dengan ungkapan: "Akhir-akhir
ini makin banyak orang-orang kristen yang menentang perayaan
Na tak dan mereka menentang dengan cara yang sangat fanatik dan
keras, dan menyerang orang-orang kristen vang meravakan Natal.
Kalau ini dibiarkan, maka Natal bisa berkurang kesemarakannya,
dan menurut sava iLn akan sangat merugikan kekristenan. Karena
itu mari kita membahas persoalan ini, supaya bisa memberi jawaban
kepada orang-orang vang anti Natal "
Jelas, ban vak kalangan Kristen vang "anti- Natal ". meskipun
mereka tenggelam oleh gegap gempita perinya La n Malai, vang be-
gitu gemerlap Di Malaysia, 27 Desember 2003. ada perayaan Matai
Bersama di Lapangan Olahraga Kinabalu, Sabah, vang dihadiri ra-
tusan ribu orang. Selain ada pawai lampion, nyanvi-nvanvi lagu-
lagu Natal ada juga acara peragaan busana batik, vang dilakukan
oleh beberapa peserta lomba ratu kecantikan dari berbagai negara.
Acara ini disiarkan langsung oleh TV1 Malav^ia. Seperti halnva di
berbagai belahan dunia lamn\a, sosok Santaklaus sudah jauh lebth
popular daripada sosok Jesus Pohon cemara vang sulit dicari di Pa-
lestina, sudah menjadi simbol Natal
Sebenarnya, jika ditelusuri, kisah Natal itu sendiri ^angal me-
narik. Bagaimana satu tradisi kali r {pagan j di w i lava h Romawi ke-
mudian diadopsi menjadi tradisi keagamaan Kristen Ban vak litera-
tur menyebutkan, bahwa Lingga I 25 Desembei memang merupakan
hari peringatan Dewa Matahari vang di Romau i dikenal sebagai >tj
hwtctu*. Setelah Konstan tin mengeluarkan the Ediet of Milan, pada
313 M, maka ia kemudian mengeluarkan sejumlah pera t Lira n keaga-
maan yang mengadopsi tradisi pagan. Pada tahun -21. ia memerin-
tahkan pengadilan libur pada hari 'Mari Matahari " Uun-tiay) f vang
dikatakan sebagai 'hari mulia bagi matahari". Sebelum n va, kaum
Kristen—sama dengan Yahudi- -menjadikan hari Sal^biUk sebagai hari
suci. Maka, sesuai peraturan KonsLmtin, hari ±ua itu diubah, men-
jadi Sundav Sampai abad ke-4 M, kelahiran Yesus diperingati pada o
Januari, yang hingga kini masih dipegang oleh kalangan Kristen Or-
todoks tertentu, Namun, kemudian, sebagai penghormatan terhadap
Dewa Matahari, peringatan Mari Kelahiran Yesus diubah menjadi 25
Desember.
Ada sebagian kalangan Kristen yang berargumen, bahwa [ang-
gai 25 Desember itu diambil supava peravaan Matai dapat menyai-
ngi perayaan kafir tersebut. Tetapi, apa yang terjadi sekarang, tam-
paknya seperti vang dikatakan oleh Remi Sylado, bahwa peravaan
Natal sudah didominasi oleh tradisi perayaan kaum kafir Maka,
muncullah, di kalangan Kristen, gerakan untuk menenlang peraya-
Batuan II Cara Memandang (siam 1 79
a n Natal padu 2^ Desember Apalagi ada yang kemudian melihat,
penciptaan tokoh Sifth*ridaa> r sebenarnya merupa ka n bagian dan
rekayasa Barai imUik melanggengkan hegemoni imperialis tiknya,
yakni ingin menciptakan citra, bahwa Barat adalah dermawan, baik
hati, suka bagi-bagi hadiah, seperti Sintcrkltms itu. Begitulah bagian
dan tradisi Kn.sten.
Mencermati perilaku masyarakat Barat itu tampaknya pernya-
taan Jan Bremmer perlu digarisbawahi, "Adalah kaitan mereka
(masyarakat Barat) dengan Yunani yang menjadikan mitologi masih
dicemari dewasa ini, karena betapapun berbedanya kita dengan
bangsa Yunani, mereka juga banyak kesamaannya dengan k Ha/'
MitHS-.Miln.s di /aman Modern
Mil0*-mttos tentang I s tam tampaknya masih tetap hidup subur
Jj Barat di zaman modern dan post-modern. Tahun W92, John L. Es-
pgsiln menulis satu buku terkenal berjudul Thf l*huuk Tlircnt Myth
m Rivhty? Wacana Lemang "ancaman Islam" (hlamic tirreat), memang
gencar dimunculkan oleh media mas^a dan sejumlah tokuh dan pa-
kar politik di Barai Menurut Fred llallidav, untuk mempertahan-
kan dominasinya, kapitalisme tetap membutuhkan "musuh". Dan
setelah musuh kapitalisme (komunis) berhasil dikalahkan, maka
musuh vang sedang dicermati saat ini, diantaranya adalah Islam.'
Tetapi, menurut Csinisito, penempatan Islam sebagai musuh
Barat bukan hanya terjadi pada era pasca Perang Dingin, dan bukan
hanya karena anggapan bahwa Islam adalah penghambat demokra-
tisasi. Bagi Barat \ang lelah lama terbiasa dengan vLsi global dan ke-
bijaksanaan asing yang didasarkan persaingan antamegara adidaya
untuk mendapatkan pengaruh global, terlain menggoda untuk tidak
mengidentifikasi ancaman ideologis global lainnya dalam mengisi
"kekosongan ancaman' vang timbul karena runtuhnya komunisme.
Kekosongan yang ditimbulkan oleh berakhirnya Perang Dingin telah
dus i dengan rasa takut Yang berlebihan vang menganggap islam
sebagai "ke raja an setan" yang bangkit untuk berperang melawan
Tata Dunia Bani dan tantangan terhadap stabilitas global. Stnre Tal-
rsTiuir Ciii/ii/wn? ilaLim baku Int^nmurnml Ri'i*M*m? Theory lotittu, 1^5 ^1
bot menulis di Majalah Tim*, 25 Februari 19M1, bahwa bagaimana
pun dan kapan pun perang berakhir, amarah Islam telah mengaiv
cam stabilitas rezim-rezim prp-Barat tradisional dari Maroko sampai
Yordania dan Pakistan. Menurut Esposito, para pembuat kebijaksa-
naan AS, seperti media massa ( sering n\cmandang dunia Islam de-
ngan pandangan picik. Mereka memandang dunia [siam dan gerak-
an-gerakan Islam sebagai monolitik dan semata-mata dalam istilah
ekstremisme dan terorisme. Patri ck J- Buchanan, dalam tulisannya
"h Isimu tm Ent'my of tht* United Stntes?* seperti dikutip EsposHu,
mencatat, "Bagi sebagian orang Amerika, vang mencari musuh baru
untuk uji coba kekuasaan seteiah runtuhnya komunis m e, Islam ada-
lah pilihannya." 8
Mitos-mitos tentang ancaman Islam itulah yang secara konsis-
ten dibangun pada era Pasca Perang Dingin, Mitos itu .semakin me-
ngental pasca Peristiwa 11 September 2001- Ancaman terhadap Barat
-secara fisik, sebagaimana dilakukan oleh sebagian kalangan Muslim
dan berbagai kelompok anti-Kapilalis atau antbglobalLsasi— bukan-
nya tidak ada. Tetapi, fakta itu kemudian bercampur dengan begitu
banyak mitos dan legenda. Cerita tentang bahaya Osama bin Laden
dan terorisme sudah begitu banyak bercampur dengan mitos dan
melegenda^ Adalah sebuah mitos bahwa sebuah negara yang memi-
liki kekuatan angkatan perang terkuat dalam sejarah umat manusia,
seperti AS, justru menjadikan seorang Osama bin Laden sebadai mu-
suh utamanya- Seolah-olah Osama mampu meruntuhkan negara
adikuasa itu. Sejak pengeboman besar-besaran terhadap Afghanis-
tan, tahun 200 L Osama bagai lenyap ditelan bumi, Tidak diketahui
dengan pasti, apakah dia masih hidup atau sudah mati, Lagipula,
ada logika yang perlu dipertanyakan, jika Osama dianggap sebagai
musuh besar umat manusia, bukankah selama bertahun-tahun AS
dan sekutu-sekutunya, Arab Saudi dan Pakistan, merupakan penyo-
kong utama Osama bin Laden? Dalam kasus ini tampak kebijakan
politik yang pragmatis bisa mengalahkan aspek ideologis. Perubah-
an hubungan AS dan al-Qaeda menunjukkan, aspek ideologis dike-
sampingkan, demi kepentingan temporal Meskipun al-Qaeda duki
** Tnhn L EspuMln, Tufhlumalhnvt Mtrffi tir Rmftfy,, f New York. D\k>rJ UmwrMlv Pres*,
Bagian I!. Cara Memandang Islam 1 8 1
dibantu AS dalam menghadapi musuh bersama— Uni Soviet—tetapi
setelah runtuhnya So\ iet, al-Qacda yang oleh pers Barat sebelumnya
disebut-sebut dengan isulah "mujahidin", kemudian panti dimitos-
kan oleh AS sebadai "musuh d Lini a" yang paling berbahaya. Bahkan
seolah-olah lebih berbahaya dan lebih dahsyat kekuatannya ketim-
bang Uni Soviet,
Mitos ancaman terorisme Islam— khus Lisnya al-Qaeda— ini sebe-
narnya lebih banyak berkaitan dengan masalah "kepentingan" {intf-
re$t) t meskipun bisa dicarikan legitimasinya dalam sejarah konflik
"Islam-Barat" atau "Islam-Kristen". Ancaman itu mungkin ada. Te-
tapi, bahwa aI-Qaeda dicitrakan lebih dahsyat dan lebih berbahaya
dari Uni Soviet dan sekutunya, tentu saja sebuah mitos. Ini ada kait-
annya dengan mitologi Amerika yang menempatkan faktor "keta-
kutan" sebagai hukum pertama dalam mitologi Amerika. 1 '
Guru Besar Sara h Laivrence College, Fawaz A Gergez meng-
analisis, meski pemimpin-pemimpin AS setara resmi menolak hipo-
tesis cfafh ofciviUziithtf< f tapi kebijakan Amerika pasca perang dingin
tampak dipengaruhi oleh ketakutan adanya "ancaman kaum Islamis
[Wmnist thrt'iity. Dalam pandangan Amerika, beberapa kaum Islam-
is menampakkan retorika dan program yang menakutkan. Tapi, di
samping itu kaum elit AS juga melihat adanya kelompok-kelompok
Lslam yang 'baik" yang apolitis, yang moderat, dan pro-Barat seperti
pemerintah Saudi, Mesir, Tunisia, Turki, Pakistan, Malaysia dan
Indonesia. 11 '
Kebijakan pemerintah AS yang "paranoid" terhadap kaum
Islamis mi mungkin |uga dipengaruhi oleh pandangan warganega-
ranya. Pada tahun 1990, sebuah pallhtg yang ditujukan ke warga
Amerika yang plural, menghasilkan pandangan terhadap Islam yang
u Ziauddin S^rdar dan Mffrryl Wyn Da\ r it*s Afthfrti'itfi n^'rtm, G!n twi Ni$hfmiirf (Canv
frrid^t 1 Lini Boir-ks Lld. 2lXMl, hlm. 21-2fc. Memirul kedua penulis mi, ada ltf hukum dnJam
miliikici Amerika Uhi ten tn; , . f * ot Awnt.'&i frji/tho(tJ^y\ m vailvr ( M FtfiT & CSStnttjt. fiJ EsttyW h fJif
wiisfri fc}t bttt\g f3i igflpnmiY :< te$, t4i Attu'nin ti fhe hii\\ Ot mUon f 5} Dcmo£rQU±Mioi\ of fivty-
\hiT$ j< thf l'^i'jni' rfAiutrrtir, i6) Ami'nemi deniOL-mcy /i/k Ihi' ugh) Jej bf itnpmuf and iwprpw tf***lf
\kiGtih tmpiir. i "i Clnsmsr i> ihr ivp^'Ti" g/ tUe rmpirci&k C-elebnty « tlw i-otmnem runYiny fffftnpirr i9t
VViir ;* m\ f$>tfy \VJl Amirnnn tntitttj&n u ml hi$tory<irc nnrrrrsnl mr^jurs npplrtablr ncmss aU hme
tJRti FjSIi'r.
111 F^u-5/ AGct>;kj, AtiU^ti-fl iviti FvhtiLti! islam. UtKlr^ftitltUr^ u r CM p ijf lufnrtts. (Cam-
"nggatil". Polliug itu menyimpulkan, "Orang-orang muslim cende-
rung fanatik dan Agama islam adalah agama vang anti-demokrasi.' MI
Dengan kata lain, bagi rakyat Amerika (non-Uam), Islam dilihat se-
bagai sebuah kebudayaan yang antagonis dan sebagai sebuah an-
caman bagi kepentingan dan nilai-nilai kebudayaan mereka.
Sikap kaum intelektual Amerika terhadap kelompok Islam po-
litik, dibagi dua olehGerges. Yaitu, kelompok konfrontasionis dan
kelompok akomodasionis* Kelompok konfrontasionis adalah ke-
lompok cendekiawan yang menggolongkan Islam- vakm kelompok
Main fundamentalis— seperti kelompok totalitarian komunis yang
anH-demokrasi dan sangat anti-Raral Intelektual vang berpandang-
an seperti ini d ian taranya adalah Bemard Lcwis dan Gilles Ke pel -
Juga H Linting ton. Hunlington misalnya, bahkan menyimpulkan Is-
lam setara intrinsik adalah nomdemokratis. Menurutnya, negara
Arab yang melanjutkan demokrasi hanya Lebanon pada pennde
Kristen Lebanon. "Bila Muslim meja d i mayoritas, maka demokrasi
di Libanon akan kolaps," kata Iluntington. 1 -
Kaum intelek konfrontasionis ini menganggap pertanmgan an-
tara Islam dan Rarat hdak hanya pada kepentingan polilik dan mate-
ri, tapi merupakan clnsh kebudayaan dan peradaban. "Ancaman baru
i lu sama jahatnya dengan Imperium Jahat yang lama (maksudnya
Turki U temani)," kata Charles Krautharnmer. ilmuwan AS lainnya.
Terhadap Islam, beberapa ilmuwan Amerika (seperti Indyk,
Kirkpatrick dan Miller), berkesimpulan:
Pertama, Orang Arab atau Muslim telah diberi peluang untuk
memilih pemerintahan secara bebas tetapi mereka memilih peme-
rintahan ntokrasL Kedua r Islam polilik secara alamiah adalah anti
demokrasi dan anti Barat. Ketiga, tidak seperti kelompok masyara-
kat lainnya, kaum Muslimin tidak siap untuk demokrasi Keempat,
pembangunan regim yang otoriter adalah pilihan lebih baik dan pi-
lihan jelek dua setan tflw least oj tivo ep/fr-- maksudnya setan yang
11 Fnwii^ A Gi'r}j(i a s Atnt*tit"*i Atid pniiif.a! Muttt, liJni F, pr^tinj; ini Jilat-.*>aiidkjii *i!Wi Sur
u v i Ropor (Jli.Ii iWj, Knnin I i"k Angola Tiru<N f iwv £ui*W bcffrima nnrnr.i \mrru\in M»>
I mi ('niiivil dan 7i)jjhy Crnup O^V fi.iJLip i Okii^r 14*141 J n n Sursyi ^mt'rt^nii .Arab ln>h
*- r-itony A Ccr^«, APirTMittni Poiihutl kitim, hlm- 22.
lainnya adalah [siam fundamentalis) dan karena itu AS nu^ti tenis
menyokong rezim yang otoriter itu. "Jadi meskipun banyak kaum
konfrontasionis merasa pemerintahan Timur Tengah memperlaku-
kan rakyatnya secara buruk, tapi rezim-rezim itu telah membantu
AS untuk menetrallsir Lslam radikal—Islam politik—dan juga melin-
dungi kepentingan AS/' kata Gerges- Bahkan intelektual Peranris,
Maxime Rodinson menyatakan bahwa kaum Kristen Barat melihat
Dunia Muslim sebagai sebuah bahaya sebelum mereka melihat
problem sebenarnya. Begitu juga scjiiwaran Inggrrs, AlberL I lourani
melihat Islam sebagai agama yang salah dan Muhammad bukan Na-
bi serta Islam dikembangkan dengan pedang. Menurut penulis Is-
rael Haim Baram, sejak hancurnya Uni Soviet dan komunisme, pe-
mimpin-pemimpin Israel telah mengusulkan kepada AS dan Eropa
untuk berperang melawan Islam tundamenlalis- Awal 1992, Presi-
den Israel Herzog di depan parlemennya menyatakan.. "Penyakit
(Islam Fundamentalis) sedang menyebar secara cepat dan merupa-
kan sebuah bahaya tidak hanya untuk masyarakat Yahudi, tapi juga
bagi kemanusiaan secara umum (The Guardian, 19 Juni 1992)/'
Dalam kunjungan-kunjungannya ke AS, PM YiUak Rabin sering-
kah menggunakan istilah "Bahaya Islam'' {hUimic Peri t) untuk me-
yakinkan warga Amerika bahwa Iran adalah sama bahayanya de-
ngan Moskow di waktu lalu, Begitu juga mantan PM Shimon Peres
menyatakan, "Setelah tumbangnya komunisme, fundamentalisme
telah menjadi bahaya paling besar di zaman kita." Peres juga me-
nyebut ancaman fundamentalisme Islam itu seperti perang melawan
setan Nazismedan Komunisme; 13
Dan menurut seorang pejabat senior Departemen Pertahanan
AS, pendapat-pendapat pemimpin Israel tentang Islam itu sangat
mempengaruhi pejabat-pejabat AS. Politik luar negeri Amerika, me-
nurut mantan anggota Kongres AS Paul Findley, memang banyak di-
pengaruhi oleh lobi Israel, Pengamat terkemuka AS, WilliamQuandt
mengakui, sebagian besar kebijakan politik AS menyangkut konflik
Arab Israel dirancang oleh Israel atau para loyalisnya . Menurut
Quandt, dalam setiap diskusi untuk mengambil ke p utusan me-
nyangkut Timur Tengah, Israel atau para loyalisnya selalu diberi
■^ frn%*;> A O'^ls, stnri») | irii miA Pahtwiit idam, hLtiv S2
peluang memberi pengaruh terhadap suatu kepulnya n vang akan
diambil. 1 " 1
Mal vang sama juga diungkap mantan pejabat tinggi di Deplu
AS, Arthur Lnivrie. Menurutnya, para loyalis Yahudi berada di balik
pemerintahan B i II Clinton dalam sanksi ekonomi terhadap Tran ta-
hun 1995 dan tindakan keras terhadap gerakan-gerakan Islam politik,
Selain itu, pemerintah AS juga senantiasa menentang keras upas a
negara-negara Islam untuk memperoleh senjata non- konvensional
atau senjata pemusnah massal. Karena itn r Amerika terus menekan
Cina, Rusia dan Korea Utara, agar lidak mengekspor teknologi sen-
jata non- konvensional itu ke negara-negara Iran, Irak. Libva, Sunah,
Sudan, dan lain-lain. Sementara itu, kaum Intelektual akomodasio-
nis AS, menolak anggapan kaum konfruntasionis bahwa kaum Is-
lamis adalah inheren anti -Bara t dan antidemokrasi Mereka mem-
bedakan antara aksi-aksi politik kelompok Islamis dan kelompok
minoritas ekstrimis Islam. Di antara intelektual vang kritis kepada
pemerintah AS dan bersikap adumodatif terhadap Islam, adalah
John L Es posi t o, Nuam Chomsky, dan Lcon T, 1 1 ada r
Menurut Esposito, gambaran ancaman islam yang monolitik
baik di masa lalu maupun ^e karang, vang terjadi d j Barat, telah me-
misal! ka n realitas sejarah Muslim sesungguhnya. Islam sesungguh-
nya jauh dari anti demokrasi dan selain itti timbul perbedaan inter-
pretasi— di kalangan Muslim sendiri— tentang demokrasi dan dikta-
tor, republik, mnnarkhu juga tentang kelenturan terhadap norma-
norma tradisi Islami
Kaum akomodasionis juga mempertanyakan komitmen Barat
terhadap pemerintahan Islam vang menerapkan demokrasi. Robin
Wright di Las Angt*lf$ Ti?m** r menyindir sikap pemerintahan George
Bush (senior) yang dijuluki "polisi dunia" pada demokrasi yang ter-
jadi Aljazair, la mempertanyakan kenapa Bush berdiam diri terhadap
penundaan proses demokrasi Aljazair (pembatalan pemilu, karena
d imenangkan oleh FIS) padahal dimana-mana AS aktif melakukan
kampanye pluralisme. Intelektual lain, Jochen Ilippler mengkritik
kebijakan Barat yang menentang "Islami c Bomb" karena ketakutan
N ] Lirinn Kempai 21 Nnpembor 20D1
,_J Fawait ACerpfs, Arm-riititnnt Fohtivai {>!itm hlm 2^,
pada negara dunia ketiga yang mencoba keluar dari dominasi nega-
ra ^upev puwt'r.
Kaum akomodasionis juga melihat bahwa Islam politik adalah
produk dari tekanan yang keras pada bidang politik dan sosial eko-
nomi. Islam bukanlah sebuah ideologi yang radikal utopis, sebagpi
anggapan kaum konirontasionis- Mereka menyatakan, gerakan-ge-
rakan Islam dengan variasi yang "berbeda, didasari motivasi untuk
pembebasan dari tekanan politik dan ekonomi. Kelompok Isi amis
ini, memang menentang terus berlangsungnya dominasi Darat pada
dunia Islam. Mereka juga mengkritik kebijakan Washington yang
mendukung rezim di Timur Tengah yang korup dan represif. Di
samping juga dukungan AS untuk Israel, yang menyebabkan Mus-
lim di dunia ini menentang habis-habisan Amerika. Intelektual ako-
modasionis ini malah menyarankan pemerintahan AS untuk tidak
menentang penerapan hukum Islam atau gerakan-gerakan aktivis
Islam, selama program mereka tidak mengancam kepentingan vital
Amerika. "Kaum Jslamis yang dominan sekarang ini, merepresenta-
sikan sebuah tantangan daripada ancaman kepada AS dan sekutu-
nya di Timur Tengah/' kata Gerges.
Pendapat para intelektual akomodasio-
nis dengan kontrontasionis memang sering-
kah bertentangan. Dalam serangan Amerika
ke Afghanistan, \oam Chomsky salah se-
orang intelektual akomodasionis, menge-
camnya. Professor Linguistik ini menyaran-
kan Amerika lebih mengevaluasi kebijakan
luar negerinya dan memahami kemarahan
Osama atau Dunia Tslam daripada main bom-
boman. Chomsky menyalakan,
Noam Chomsky
Seperti pihak-pihak lain di kawasan ini, Bin Laden juga me-
radang karena dukungan panjang AS alas pendudukan brutal
militer Israel yang sekarang memasuki tahun ke-35: intervensi
diplomatik, militer dan ekonomi yang menentukan dari Wa-
shington; mendukung pembantaian, serangan yang keji dan
destruktif selama bertahun-tahun. Dan seperti yang lain, Bin
Laden membedakan (mengecam) dukungan yang diberikan
Washington dai tim kejahatan-kejahatan tersebut dengan serbu-
an AS-Inggris terhadap warga sipil Irak, sang telah menghan-
curkan masyarakat dan menyebabkan ratusan ribu orang tewas
sementara terus memperkuat Saddam Husscin-vang menjadi
sahabat baik dan sekutu AS-Inggris dalam melakukan tindakan-
tindakan kejam termasuk pemusnahan suku Kurdi. Ini me-
rupakan tindak kekejaman yang tidak mungkin terlupakan oleh
rakyat di kawasan itu, meskipun seandainya Barat memilih
untuk melupakannya, Sentimen tersebut sudah sangat tersebar
luas/ 1
Dalam wawancara dengan radio 092 Bclgradc itu, Chomsky
mengkritik pemerintahan AS yang tidak mau Susah-susah memaha-
mi latar peristiwa J l September itu, Lanjutnya- "AS dan kebanyakan
negara Barat, lebih suka mendengar versi yang lebih menyenang-
kan. Mengutip analisis utama Nru 1 York Tihtc< (edisi 16 September
2001), para pelaku kejahatan itu bertindak atas dasar Kebencian pa-
da nilai-nilai vang dijunjung tinggi di Barat, seperti kebebasan, tole-
ransi kesejahteraan, pluralisme agama dan hak pilih"." 1 " Uraian
Chomsky ini memang sangat berbeda dengan uraian-uraian yang
dikemukakan para pakar politik AS lainnya, misalnya komentar pa-
kar politik dari Universitas Ohio, William Liddle. Bila Chomsky me-
maparkan aksi 11 September itu agar pemerintah Amerika "meng-
evaluasi" kepada kebijakan-kebijakan luar negerinya, Liddle me-
lihat kejadian hancurnya WTC dan Pentagon itu sebagai perang
terhadap A5. r
Dengan kata lain, Liddle sebenarnya ingin mengatakan perang
harus dibalas dengan perang. Begitu pula Lndonesianis lainnya,
Donald K, Emmerson juga menyetujui dilancarkannya perang ke pe-
merintah Afghanistan -karena dianggap melindungi Osama bin
Laden dan jaringan al-Qaedanya. Intelektual konfrontasionis, Em-
merson, menyangkal pendapat Chomsky dengan menyatakan "Pem-
bantaian September bukanlah usaha perdebatan soal kebijakan luar
negeri- Itu usaha membuat keganasan.... Namun, apa yang terjadi di
Tl> Noam Chomsky "M/r/m^ Teriak Mt/jhj- Amerika zr,n$; 7i. ,r rv^ ? " (Bandung- Mi/A?i, -{'t'l )
1 7 Radio BBC, 12^plL-iTUvr:noi
AS pada 11 September pun membutuhkan jawaban militer/" 1 *
Intelektual k n Lis lainnya, John L. Espositn, menulis artikel me-
narik yang diterbitkan ^itus kfmjiaiiinu'.wt berjudul Atnmtns Nt l w
Critit: lhttier$ltindin$ tlw Mitstun's World, la mengajukan pertanyaan
penting bagi masyarakat Barat "Mengapa umat (siam membenet
kita (Wh\/ do thti/hate \tx)? T \ Berikut jawaban Esposito sendiri
"Adalah waktunya kita menvadari bahwa mereka melihat lebih
banyak dari yang kita lihat Anti- Amerika tidaklah muncul ha-
nya karena fanatisme yang luar biasa terhadap agama yang di-
yakininya, tapi juga karena frustasi dan marah melihat domina-
si politik Amerika di dunia Muslim, Tidak seperti yang lalu*
lalu, kini mereka menyaksikan tiap hari kekejaman dan keke-
rapan yang brutal di Palestina, d i mana Israel menggunakan
senjata-senjata yang dipasok oleh AS dalam aksinya itu— seperti
pengunaan pesawat Flfrdan Helikopter Apache oleh Israel/'
Esposito juga menyatakan, kebijakan luar negeri AS selama ini
sangat mengecewakan dunia l.slam, baik di Kosovo, Kashmir,
Chcehnva, Bosnia dan lain-lain. Akhirnya, berlawanan dengan Env
truenson, Esposito menyarankan agar AS menguji kembali kebijakan
luar negerinya. "Karenanya, ini saat yang kritis untuk mengadopsi
Strategi jangka panjang maupun jangka pendek yang didasari pada
pengujian ulang kebijakan luar negeri A? dan keterbukaan untuk
menekan sekutu-sekutu kita, dan untuk menantang diri kita agar
mempertimbangkan kembaU berbagai kebijakan, strategi dan taktik
yang mengakibatkan konflik dan benturan yang akan dihadapi ge-
nerasi mendatang/' demikian Esposito. l "
Soal sikap mendua atau penerapan doithlr ttandart, bukanlah
hal bani bagi AS. Dalam kasus Sudan misalnya, Washington mela-
kukan tekanan yang keras dengan menjatuhkan sanksi ekonomi ke-
pada pemerintah Oma r I Jassan Al-Bashir di Sudan. 1 lal yang sama
tidak dilakukan AS ketika Mus hara f mengambil alih pemerintahan
dengan men g kudeta presiden Nawaz Sh^rif (tahun 200UJ. Masalah-
nya.. Kassan Bashir dianggap a n H- A merika r sehingga dikhawatirkan
l v Maulah TWv/tfj "J I OkiiiU'r 2\M\
Sudan akan menjadi kekuatan fundamentalis Islam yang Lwu. Ba-
sliir dianggap terlalu dekat hubungannya dengan Front Nasionalis
Islam pimpinan Hassan Turabi. Sedangkan Musharaf adalah jende-
ral sekuler dan mau tunduk kepada Amerika . Tekanan dari Wa-
shington itu akhirnya memaksa Osama bin Laden yang tinggal di
Khartourn .saat itu, harus meninggalkan Sudan tahun 19%. Waktu
itu, Amerika juga menyerang Sudan dengan menghancurkan pabrik
farmasi Asy-Syifa dengan rudal-rudalnya, dengan atasan sebagai
balasan atas pengeboman Kedubosnya di Kenya dan Tanzania.
Amerika Serikat, menurut Sardar dan Davki "Ada gagasan
sebelum ia jadi negara, negara itu kemudian dibentu k dengan mulus
menjadi gagasan berikutnya. Gagasan tentang Amerika diciptakan
oleh kepentingan p ubi isi tas, PR dan propaganda dengan maksud
tertentu/' 20 Maka, bisa dipahami, bahwa dalam kehidupan di AS,
propaganda dan penciplaan mitologi adalah bagian dari kehidupan
sehari-hari, Bisa disimak, bagaimana berbagai mitos tentang ke-
jahatan Talihan tiba-tiba bermunculan sekitar setahun sebelum se-
rangan terhadap Afghanistan yang menjatuhkan Talihan. Padahal,
mitos-mitos semacam itu belum muncul ketika Taliban masih ber-
sahabat dengan AS, termasuk ketika duta besar kelilingnya me-
ngunjungi George W. Bush yang kata itu menjabat Gubernur Texas.
♦ ♦ ♦
* p /iauddin Sandar dan MittvI Wyn Diivit'5, Amrru jni Drmm. Giofoll Nitfilrrtfw. Mim Z I .
Trauma dan Islamofobia
'Tar ftlmo$t n thi}u$(md i/tttrs .-.. F-urop^ims luufrr tonsttvil threat fwm Islam.'
Bcrnard Lewis
alam kaitan dengan sejarah hubungan "Islam- Barat",
banyak peristiwa sejarah yang masih menjadi memori
kelabu dalam memori kolektif Barat Jika peristiwa iUi di-
ungkit atau dibangkitkan, maka mereka dengan mudah akan meng-
ingatkan dan membangkitkan kebencian bahkan kemarahan terha-
dap Islam. Perasaan antMslam dengan mudah tersebar luas di ka-
langan masyarakat Barat, Misalnya, istilah CVii&Kfr #tau Perang Salib.
Para politisi yang ingin meraih dukungan masyarakat Kristen, sa-
ngat mungkin melakukan aksi penggalangan emosi masyarakat Ba-
rat dengan mengeksploitasi adanya ancaman Islam. Misalnya, peris-
tiwa 11 September, jika dibandingkan dengan serangan Jepang ke
Pearl Harbour dalam Perang Dunia IL Pearl liarbour Hdak serta
merta membentuk memori kolektif "anti-jepang" atau "anh-Shinlo".
Peradaban Barat memang tidak dapat dipisahkan dengan un-
sur Yahudi-Knsten (judco-Cliihtinn), karena keduanya merupakan
unsur-unsur penting yang membentuk peradaban Barat saat ini.
lluston Smith menyebut, peradaban Yahudi (Jcwi<h Civilizatiwi}—
Wajah Peradaban Barat 189
I SnmuH P J luntinRkirv Clssli ofCwiitzaiious iinJ rfo Rwuifons vf World Oifr'i. (NVw Vork:
Touchtont 1 Btioks. Ivyfc», hlm 4T--JS; 1 IwiKtyn Sftiitti, Htt UWW s Mijf/on?, (New York T larpor
CollinsPubLisliLTj l l W1i Mm. 271
? Wiiiiamll McMl-iII ThrPterty \hc \Vr& t {\jLinihm;TlwUn\vm\lyn\C\\Ka$0 l'rci*. l^j.
htm S3M3W
J IIunLinj^nn, W^y .d/i- W3r\ 77rr Ouilhnpiv r\> .4mi"jni < tiafi;» Fitri IdcnUtv" CNew York..
yang secara nominal jumlahnya sangat kecil— sangal berpengaruh
terhadap peradaban Barat sekarang, Kata Smith, "Diperkirakan se-
pertiga dan peradaban Barat kita mengandung tanda-tanda leluhur
Yahudi/' 1
William H. McNeill, dalam bukunya. The K /V ofthc We$t, men-
catat, bahwa unsur-unsur warisan Yunani, Rnmawi, dan Judeo-
Christian telah membentuk kerangka dasar peradaban Eropa (Barat)
baik di zaman pertengahan dan moderni Kristen memang merupa-
kan agama mayoritas di Barat, meskipun secara umum d apa L dikata-
kan, orang-orang Barat telah menjadi Kristen nominal- Ada yang
menyebut sebagai "Kristen empat roda", yang datang ke gereja (de-
ngan mobil) hanya tiga kali dalam hidupnya, vaitu saat dibaptis,
perkawinan, dan kematian. Di negara-negara Eropa Barat, jumlah
pemeluk Kristen yang pergi ke Gereja seminggu sekali tidak sampai
10 persen. Sudah lama Barat menjadi sekuler, dan menolak campur
tangan agama Kristen dalam urusan politik dan berbagai aspek ke-
hidupan lainnya. Namun, mereka tetaplah Kristen, Mereka memang
Hdak lagi menjadikan Bible sebagai rujukan utama dalam hidupnva
-kecuali sebagian kecil kelompok fundamentalis atau ortodoks. Me-
reka telah menjadi sekulardan liberal. Tetapi, banyak dianlara mere-
ka yang tidak secara tegas menolak Bible, tetapi kemudian berusaha
mengotak-atik metode pendekatan atau pemahaman Bible. Meski-
pun begitu, mereka tetap mengaku sebagai bangsa atau masyarakat
Kristen. Mahkamah Agung AS, pada ISU, mendeklarasikan. "Vfvtm*
a Clirittian pcoyh*. 1 ' Di tengah perang saudara, Abrahaui Lincoln juga
menyatakan, bahwa Amerika adalah masyarakat Kristen. Tahun 1S^2,
Mahkamah Agung AS kembali menegaskan, "77 r h rs a Chrhtimi
Naiion/"
Dalam penjelasan kepada majalah ISLAMIA (edisi kr>3, 2004),
Syamsuddin Arit—yang kala itu sedang menyelesaikan Ph.D. kedua-
nya di Grienialisches Seminar. Universitas Fnmkfurt-menyatakan,
bahwa secara umum, sikap masyarakat Sarat modem terhadap aga-
ma certdenutg apatis, masabodo dan tidak peduli, Semakin banyak
vang bersikap skeptis dan agnustis terhadap doktrin-doktrin agama-
Efeknya makin sedikit yang betul-betul mengamalkan ajaran agama-
nya. Sebaliknya makin banyak vang memilih keluar atau bahkan
menjadi ateis Namun kemudian mereka merasakan ada sesuatu
yang hilang Mereka yang putus asa, merasa hidup tak bermakna
apa-apa {lifr i> iih'tutin$lc&) f memilih jalan pintas bunuh diri. Mereka
yang bertahan, berusaha mengiri kekosongan jiwanya dongan cara
masuk agama lain, seperti Islam, ikut pseudo-agama dan aliran-alir-
an .sempalan, seperti theosofi, anthroposoii, Baha't, ataupun praktik-
praktrik meditasi spiritual seperti Brahma Kumaris, Ananda Marga,
Sahaya Vnga, dan lain seba garnya- Sebagaimana kaia seorang ahli
sosiologi agama, Peter 1*. Bergen trennya sekarang ini adalah setiap
orang akan memilih sendiri apa yang ia inginkan, sesuai dengan ke-
bu tuhan dan kesukaannya . Istilah sosiologi n va ptiichiimrk fvlighm,
agama bikinan sendiri, hasil 'comot' sana-sini.
Fenomena semacam mi juga terjadi di Jerman. Menurut data
RE MI D (Religiunsuissenschaftlicher Medien und Infurrnaliunsdienst
e.v,), dua pertiga penduduk Jerman adalah penganut Kristen, de-
ngan komposisi Katolik kurang lebih 26,6 juta dan Protestan 2 6,3
]uta orang Tetapi dan jumlah ini, hanya 12% saja yang mempercavai
doktrin trinitas dan nima sekitar )i) u *> yang aktif dan rutin ke gereja.
Pada tahun W88, hampir separuh pejabat pemerintah Jerman meno-
lak bersumpah dengan nama Tuhan* Mereka enggan mengucapkan
"s<? Mihr tnir Gvtt hdfe f \ Menurut jajak pendapat vang dilakukan
McKinsev baru-baru ini, kredibilitas gereja di Jerman merosot drastis.
Setiap tahun, gereja kehilangan rata-rata 300*000 anggotanya. Juga
semakin banyak vang menolak bayar sumbangan wajib untuk gereja
melaku potongan gaji perbulan 8" o hingga l G 1 V Seorang karyawan,
yang tidak ingin disebutkan namanya, misalnya bilang, dia bayar ke
gereja setiap bulan tidak kurang dari 100 Euro. Jika dikalikan den-
gan 53 juta orang, berarti dana yang masuk ke geruja bisa mencapai
5,3 Miliar Eiiro (kurang lebih sama dengan 53 Triliun Rupiah). Ka-
lau ditanya, mengapa meninggalkan gereja? Jawaban vang dilontar-
kan orang Jerman adalalv "W/r <md van Qtr&h'ntum vnttncuscht"
(Banyak vang kecewa dengan Kristen), "Rdigion utni Ktrclh* iind zivei
vcrschh'dtw Dinge" (Agama dan gereja adalah dua hal yang berbeda,
maksudnya hanis dipisahkan), "Do* Probkm d<*r Kirchen fcl, dtis* <k l
5chou Imrgi* kt'int^ mt'hr >i)'hV* (Masalahnva adalah, gereja sudah lama
tidak berarti apa-apa lagi).
Situasi konkritnya digambarkan oleh Heincr Koch salah se-
urang pengurus gereja di Koeln, "Banyak orang di Jerman sekarang
ini menyamakan gereja dengan toko atau supermarket Mereka
membeli produk-produknya* semisal sekolah untuk anak-anak me-
reka, TK sampai SMU, dan upacara -upacaranya- Sementara pendeta
dan aturan hukumnya dicuekin. Mereka bayar iuran gereja dikasir,
lalu menunggu jasa pelayanan segera. Besoknya, pergi ke toko sebe-
lah, lihat produk apa yang dijual astrologi, psikoterapi, atau Budhis
mc. Laluminggu depan belanja lain di toko lain/' demikian paparan
Syamsuddin Aril
Agama Kristen lusa dikatakan sebagai salah satu "korban''
Westernisasi dan hegemoni peradaban Barat. Agama Kristen mulai
berbinar di Eropa ketika pada tahun 313 M, Kaisar Konstanlin me-
ngeluarkan surat perintah (ertikt) yang isinya memberi kebebasan
warga Romawi untuk memeluk agama Kristen. Bahkan, pada tahun
?■$(), Kristen dijadikan sbagai agama negara oleh Kaisar Thoodosius.
Menurut fttikt Thmlazius, semua warga negara Romawi diwajibkan
menjadi anggota gereja Katolik. Agama-agama kali r dilarang, Bah-
kan sekte-sekte Kristen di luar "gereja resmi" pun dilarang. Dengan
berbagai keistimewaan yang dinikmatinya, Kristen kemudian me-
nyebar ke berbagai penjuru dunia, hingga kini jumlah pemeluknya
mencapai sekitar 1,9 milyar jiwa. Tapi, jika dicermati lebih jauh, per-
kembangan gereja-gereja di Eropa—asal persebaran Kristen— cukup
menyedihkan. Sebuah buku vang ditulis Herlianro-scorang aktivis
Kristen asal Bandung-berjudul Gerejn Madi rn f Mau Kemam? (1W5)
memaparkan dengan jelas kehancuran gereja-gereja di Eropa, Kris-
ten keiabakan dihantam nilai-nilai sekularismu. mudemisme, libe-
ralisme, dan "klenikisme".
Di Amsterdam, misalnya, 200 tahun lalu 99 persen penduduk-
nya beragama Kristen. Kini, tinggal 10 persen saja yang dibaptis dan
ke gereja. Kebanyakan mereka sudah tidak terikat lagi dalam agama
atau sudah menjadi sekuler. Di Perancis, yang 95 persen penduduk-
nya tercatat beragama Katolik, hanya 13 persennya saja yang rneng-
hadiri kebakuan di gereja **eniinggu sekali. Pada W87, di Jerman,
menurut laporan Uj^titirtc fov Public Opauan Rcwnrch, 46 permen pen-
duduknya mengatakan, bahwa "agama sudah tidak diperlukan lagi."
Di Finlandia, yang 97 persen Kristen, hanya 3 persen saja yang pergi
ke gereja tiap minggu, Di Norwegia, yang W) person Kristen, hanya
Setengahnya saja yang percaya pada dasar-dasar kepercayaan Kris-
ten. Juga, hanya sekitar -persen saja yang rutin ke gereja tiap minggu.
Masyarakat Kristen fcropa juga tergila-gila pada paranormal alias
dukun, mengalahkan kepercayaan mereka pada pendeta atau imam
Katolik. Di Jerman Barat-sebelum bersatu dengan Jerman Timur-
terdapal 30-000 pendeta. Tetapi jumlah peramal (dukun kienik/
wrtchcmft) mencapai 90.0O0 nrnn^, Di Prancis terdapat 26.000 imam
Katolik, tetapi jumlah peramal bintang (astrolog) yang terdaftar
mencapai 40 000 orang,
Fenomena Kristen Eropa menunjukkan, agama Kristen kela-
yakan menghadapi serbuan arus budaya Barat yang didominasi ni-
lai-nilai liberalisme, sekularisme, dan hedonismu. Serbuan praktik
perdukunan juga tidak mampu dibendung. Di sejumlah gereja, arus
liberalisasi mulai melanda. Misalnya, gereja mulai menerima praktik-
praktik l".ornoseksuaJitas. Enc James, seorang pejabat gereja Inggris,
dalam bukunya berjuduJ Ho>no<n*xuoiii}/ timi a Pastoral Church meng-
imbau agar gereja memberikan toleransi pada kehidupan homo-
seksual dan mengijmkan perkawinan homoseksual antara pria de-
ngan pria atau wanita dengan wanita.
Belanda kini sudah menjadi satu-satunya negara yang melaku-
kan ^revolusi jingga", karena secara resmi telah mengesahkan per-
kawinan sejenis, Parlemen Jerman masih terus memperdebatkan
undang-undang serupa. Di berbagai negara Barai, praktik homo-
sekMial bukanlah dianggap sebagai kejahatan. Begitu juga prakrik-
prakrik perzinaan, minuman keras, pornografi,, dan sebagainya. Ba-
rat tidak mengenal sistem dan standar nilai (baik-buruk) yang pasti.
Semua serba relatif; d i serahkan kepada "kesepakatan'' <}an "kepan-
tasan" umum yang berlaku. Maka. orang berzina, menenggak alko-
hol, mempertontonkan aurat, dan sejenisnya bukanlah dipandang
sebagai suatu kejahatan, kecuali jika masyarakat menganggapnya
jahat. Pandangan "relativitas" dan "progresivitas" nilai mural sema-
cam ini juga kemudian diadposi oleh sebagian kalangan Muslim
yang mempromosikan gagasan liberalisme, sebagaimana J a la m
tradisi kristen dan Yahudi.
Jadi, meskipun secara faktual masyarakat Kristen Barat sudah
menjadi sekular-liheral, dan sudah tidak menghargai lagi ajaran-
ajaran Kristen, tetapi mereka tetaplah orang-rang Kristen, yang me-
miliki semangat kolektif Kristen, terutama ketika berhadapan de-
ngan Islam. Bi>a dikatakan, dalam lintasan sejarahnya Barat sejati-
nya tidak berubah dalam memandang [siam. Meskipun, sepanjang
Sejarahnya» ada saja sebagian cendekiawan atau tokoh masyarakat
yang bersimpati terhadap Islam. Tetapi, sebagai sebuah peradaban
yang cukup mapan dengan pandangan hidup dan 5 \5 Lem kehidupan-
nya sendiri. Barat tetap memandang Islam sebagai rival utama. Di-
antara berbagai peradaban lain, hanya [slam-lah satu-satunya per-
adaban yang pernah menaklukkan Barat selama beratus-ratus tahun.
Islam pernah menduduki Spanyol selama hampir 8 00 tahun (711-
1442), Kekuatan Islam, yang ketika itu diwakili oleh Turki Uslmani,
selama beratus-ratus tahun menjadi "momok" vang sangat mena*
kutkan bagi Barat. Selama dua kah (1529 dan lnS3) kota Wirui dike-
pung oleh Turki Ustmani. vang ketika i lu menjadi "Th? Siqwrpawir af
f/w Worhr. A
Tahun 1453, Kota Konstantinopel ditaklukkan oleh Turki Ust-
mani di bawah pimpinan Sultan Muhammad al- Patih, yang ketika
itu berusia 29 tahun. Peristiwa ini tentu saja menjadi pukulan Berat
bagi Bara b Selama berat us-ralus tahun, kaum Muslim berusaha me-
rebut Konstantinopel, tetapi belum pernah berhasil. Dalam Musnad
Imam A hina d disebutkan, Rasulullah saw\ pernah bersabda, bahwa
kota Konstanhn pasti akan dibuka oleh kaum Muslim. Maka F ter-
pujilah pimpinan dan anggota pasukan vang mcmbeba.skan Kons-
tantinopel, Konstan tin adalah nama Kaisar Romawi yang dianggap
begitu besar jasanya bagi perkembangan agama Kristen. Setelah
runtuhnya imperium Romawi Barat, maka Imperium Romawi Ti-
mur masih tetap bertahan sampai masuknya pasukan Islam di
bawah pimpinan a b Patih pada 1453. Selama dua bulan, sejak 6 April
sampai 29 Mei MS.i, pasukan a 1- Patih mengepung Konstantinopel
yang dikenal memiliki pertahanan sangat kuat. Meskipun mengala-
■> Mrfuned Mdimdof-lu, Oemtmti Histon, 7289-1*12. fKujIa Lumpur NUKf, 1«W|
mi perpecahan dalam paham keagamaan dengan Kristen Ortodoks
di Romawi Timun Paus N'icholas V di Roma, mengirimkan tiga ka-
pal perang untuk membantu melawan pasukan al-Fatih Di kalang-
an pemuka agama Romawi Timur sendiri muncul perpecahan. Ada
yang luluh suka bergabung dongan Turki Us Imani ketimbang ber-
satu dengan Paus,
"Saya lebih suka melihat turban Turki di Byzantium daripada
topi Sang Kardinal/' kata Granduke Nota ras, seorang tokoh
Kristen Bvzantium/
Pukulan berat yang diterima Barat dari kaum Muslimin adalah
kekalahan mereka dalam Perang Salib (Cnisih/i')- Bagi Barat, Perang
Salib memang memiliki dua ^isi memori kolektu yang paradoks.
Pada sahi sisi, ketika itu Barat berhasil menghimpun kekuatan se-
cara maksimal, bersatu padu, melupakan perbedaan antar mereka,
dalam menghadapi Islam, Pada sisi lain, memori kolektif Barat ter-
hadap Perang Salib juga merupakan kenangan pahit, bahwa pada
akhirnya, setulah mengerahkan segala kekuatan mereka, dan berha-
sil menduduki Jemsalem selama sekitar fl8 tahun (109^-1187), pa-
sukan Salib akhirnya hengkang dari dunia Islam, setelah mengalami
kekabhan dan pasukan Islam di bawah Shalahudin al-AyyubL Me-
mari kolektif inilah yang masih terus terpelihara di Barat. Karen
Armstrong menggambarkan fenomena Parang Salib dan pengaruh-
nya terhadap masyarakat Barat dalam bukunya Hol\/ \\ T ar. Jlw Cru^i-
l/i's tjiul Tfh'ir Ituynct on Tottau't World r (London: McMillan London
Limited, 1991).
Aspek-aspek traumatis historis kalangan masyarakat Kristen
Barat terhadap islam itulah yang kemudian dieksploitasi dengan
baik dan cerdik oleh ilmuwan neo-konservatif seperti Ilunhngton
dan Bemaid Luwis, untuk melegitimasi kepentingan politik negara-
negara Barat khususnya AS. Sebutlah kasus Crusailt. Di abad ke- 21
ini pun, pengaruh Cru$fidi% masih bisa disimak. Saat Presiden George
W. Bush menggelorakan Perang Salib melawan terorisme, pasca
peristiwa 11 September 2001, sejatmya Bush hdak sedang terpeleset
lidah- Sebagai seorang Kristen yang 'terlahir kembali' {irborn) t dan
* Mi'hmiif M.ikVuJoglu OsmiiirJi fto/ary t2S9-W2. hJm h 1 ? 77
menjadikan Jesus sebagai filosof idamannya, Bush sedang meng-
ungkap alam bawah sadarnya, bahwa semangat Cru^adi' kini diper-
lukan menggalang kekuatan Barat. Berakhimva Perang Dingin (Co! d
War) t yang ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet, telah mengubah
peta dunia, Barat, dengan serangkaian ideologinya, tidak lagi h'giti-
mnt? untuk eksis. Semangat Cru^idr dibutuhkan, menu m l Hunting-
ton, unitik Sflf-rftfhrition <Sav\ membangun motivasi, manusia perlu
rival dan musuti.*
Menurut Armstrong, Cntstnit* adalah proyek kerjasama besar-
besaran Eropa di masa kegelapan mereka. Mereka dicengkeram de-
ngan semandat Kristen yang tinggi. Jelas, C rusa d c merupakan
jawaban terhadap kebutuhan Kristen Eropa ketika itiifCleitrly, trusn-
liing answpwd a dei'p nml in the ChriMhm of Etirope)' Di kalangan
misionaris Kristen, penggunaan istilah Crustide merupakan hal yang
lumrah. Bisa disimak, misalnya, ircb^itr Billy Graham, tokoh ter-
kemuka Kristen fundamentalis AS (www.billygraharn.org). Dalam
wpbsitt' ini bisa ditemukan banyaknya digunakan istilah Cvusade un-
tuk menggambarkan bahwa, aktivitas misionaris Kristen di AS dan
dunia lainnya merupakan satu bentuk Cruwrfi* (Perang Salib). Di da-
lam wehsih* itu, ditulis ungkapan sebagai berikut,
"Evang&list Biihj Gralmni hn< pnHidml t! w Gospt'l tu m6rc pt'oph 9 in
]ivi'tiiidian-i'* tlum amjojtccht' u: hktoni—owr 210 millton propk m
\)\u)r tim u 18$ counlries nnd tmitorie*- thraugU varian* mei'tiitg**
Eivry evimftt'Iiitic ent^tdt 1 comhtc-ti'd In/ Mr. Gndnnu w k!h- iv>idt of
n coopi'nitwt' t 4 [furt invafaiug thr t'vait^rlia^ /n s tt'ftM, timi nuunj liKcd
CliTisfiftiis nnd churclh'<. "
Evangelisatau Misionaris Billy Graham disebutkan telah mem-
propagandakan Injil kepada lebih dari 210 juta orang, lebih banvak
dari penginjil mana pun dalam sejarah. Setiap Upaya "Perang Salib"
yang dilakukan Billy Graham merupakan hasil kerja sama para
misionaris, tim Billy Graham, dan sejumlah orang dan Gereja Kris-
ten loka t. Perang Salib kelompok Billy Graham bertujuan menyeru
* SamucJ P IlLintin^ton, 7Tw Ckt<hofCirilizfTtioti<aini the KtVMikinft of W^rfil Grrii'r, Mm. 130
manusia melakukan penebusan dosa dan mempercayai Tuhan Jesus
Kristus
Dalam tradisi Kristen sejak dulu hingga sekarang, istilah "Cru-
sade" merujuk pada peristiwa penyerbuan besar-besaran kaum
Kristen untuk merebut Jerusalem dari tangan kaum Muslimin, Dalam
buku "ConcMt" Dtctiojuiru ofttw Christian Chttrch" (Oxfurd Unh'ersHy
Press, 1996) disebutkan, bahwa istilah Crutmit* terutama digunakan
untuk menggambarkan serangkaian ekspedisi dari Barai ke Timur,
dimulai tahun 1095, yang bertujuan untuk membebaskan Tanah Suci
(lloly Uind) dari tandan Muslimin dan untuk mempertahankannya
di tangan Kristen. Belakangan, istilah Crusadv juga digunakan untuk
menghadapi kekuatan Ottoman (Turki Utsmani). Jadi, istilah Crusa-
dc memang membawa kenangan khusus bagi kaum Kristen untuk
melawan dan menaklukkan Islam. Maka r tidak heran, ketika Jende-
ral Geraud datang ke Suriah, setelah Prancis merebut Syria dari ta-
ngan Turki Ustmani, ia memasuki Masjid Umayvad di Damaskus,
dan menendang makam Shalahudm abAyyubi, sambil berteriak,
"Saladin, bangun! kami kembal i !" s
Sepanjang sejarah hubungan Islam -Bara t, khususnya dalam hal
pendekatan terhadap Islam, Barat menggunakan dua wajah. Satu,
wajah vang baik, vang bersahabat, khususnya terhadap kelompok
Muslim yang bersikap 'manis' dan mau mengikuti pikiran dan ke-
hendak Barat. Yang la m adalah pendekatan konfrontatif, khususnya
terhadap kaum Muslim yang melawan imperialisme Barat. Di zaman
kolonialisme klasik, mereka vang melawan penjajah disebut sebagai
"pemberontak", "ekstremis", dan sejenisnya.
Untuk menaklukkan dan mempertahankan kekuasaannya, pe-
merintah kolonial Belanda ketika itu— atas nasihat Snouck Hurgranje
—membagi masalah Islam ke dalam tiga ketegori: (I) bidang agama
murni dan ibadah, (2) bidang sosial kemasyarakatan, (3) bidang
politik. Masing-masing bidang mendapat perlakuan vang berbeda.
Resep Snouck Hurgronje inilah vang dikenal sebagai "Islam Pali-
tiek", atau kebijakan pemerintah kolonial untuk menangani masalah
Islam di Indonesia. Dalam bidang agama mu n n' atau ibadah, peme-
^ Tentang ctiriLi k*ndcral Geraud di makam Saladm, lihat. Scr^c Litouchc, Tht.' Wpzfernizfi-
hvn v/ tw Wdriut (CambriJgL': [\»lilv l'ress IWfckhJm 5
rtntdh kolonial pada dasarnya memberikan kemerdekaan kepada
umat Islam untuk melaksanakan ajaran agamanya, sepanjang tidak
mengganggu kekuasaan pemerintah Belanda. Dalam bidang kema-
syarakatan, pemerintah memanfaatkan adat kebiasaan yang berlaku
dengan cara menggalakkan rakyat agar mendekati Belanda, dan bah-
kan membantu rakyat menempuh jalan tersebut. Bahkan, pemerin-
tah kolonial Belanda mengakomodasi kepentingan masyarakat Islam
dalam mengatur urusan sipil seperti nikah, cerai, warisan dengan
syariat Islam, yang berlanjut hingga kini dalam bentuk kantor u nis-
an agama [KUA}* Dan daiam bidang politik, pemerintah harus men-
cegah setiap usaha yang akan membawa rakyat kepada I a na t isme
dan Pan- Islam. - *
Untuk menutupi kepentingan yang sebenarnya, ada juga yang
mengaku sebagai sahabat Muslim atau bahkan mengaku Muslim,
seperti yang dilakukan Napoleon Bonaparte. Sejarawan Mesir ter-
kenal, Abdurrahman al-Jabarti, membuat catatan sejarah menarik
tentang kiat Napoleon Bonaparte dalam menggaet dukungan rakyat
Mesir. Ketika Uli, tahun 1796, Napoleon dalang dengan 36.000 pa-
sukan diangkut dalam 41X1 kapal- Napoleon, tulis Jabarti, menyebar-
kan panflet kepada rakyat Mesir. Isinya menank. Diawali dengan
ungkapan " ' Bismilliialurrakmium 'vakum, hui UmUn tthilttih* /*iit ivahhia
lahtL rm Im syariikii fit mulkihi/* Dengan nama Allah Yang Maha Pe-
ngasih lagi Maha Penyayang. Tidak ada tuhan selain Allah. Dia tidak
mempunyai anak, dan tidak ada sekutu dalam Kokuasaan-NYa/' Tak
hanya itu, Napoleon juga mengaku taal beribadah kepada Allah Swt,
dan mengagungkan Nabi Muhammad saw. serta Al-Quran yang
agung- Bangsa Prancis dikatakannya merupakan Muslim yang taat
yang telah menyerbu Roma dan menghancurkan Tahta Suci, serta
menaklukkan pasukan kristen di Maha, 111
Jika dicermati, ciri-ciri "Islam politik" yang digambarkan Hur-
gronje, mirip dengan ciri-ciri "Islam radikal atau Islam militan" yang
dipromosikan oleh Umiwan-ibrruwffi neokonservatif belakangan
ini, seperti "melawan Barat", "memperjuangkan Islam sebagai satu
sistem politik dan hukum", dan sebagainya. Dalam kasus terorisme,
* J Aqih Suminta Pnhhk Islam 1 luidia IfrLutiU (Jakarta I P3E5, 19851, Jiiin. 11
10 Lihat, Wipolft n in Cfiityt At fabiirii'* Chruruih' of The FtY'uh Ck*ifpalt&n 179U Mrartlafed
Bagian IF: Cara Memandang Islam 1 99
misalnya, untuk memuluskan misinya dan mencitrakan dirinya ''se-
bagai kawan [siam" dan bukan sebagai "musuh Islam", pejabat-pe-
jabat AS dan sebadainya, tak segan-segan mengunjungi dan mem-
bantu lembaga-lembaga Islam, mengundang tokoh-tokuh Islam, dan
sebagainya. Mereka juga Lak segan-segan berkampanye bahwa AS
dan Inggris adalah pembela umat Islam. Salah satu argumentasi
yang sering dike mukakan ada ia h bahwa AS dan Inggris {melalui
NATO) telah melakukan pengeboman terhadap Serbia yang Kristen
dalam membela Bosnia yang Muslim. Dalam sebuah perdebatan
tentang "jihad" di SCTV, pertengahan Oktober 2001 y Dubes Inggris
Riehard Grozncy ketika itu mengungkapkan bukti-bukti tindakan
N r ATO terhadap Serbia itu sebagai alasan bahwa Inggris dan AS
tidak memusuhi Islam.
Untuk menilai objektivitas argumentasi Inggris dan AS terse-
but, dapat dilakukan kilas balik lagi terhadap kasus Bosnia. Pem-
bantaian Muslim Bosnia mulai terjadi pada akhir Maret 1992. Hanya
dalam tempo 15 bulan, perang itu telah menelan korban tewas se-
kitar 200,000 orang, Lebih dari dua juta kaum Muslim menjadi pe-
ngungsi. Perang di Bosnia-Herzegovina itu juga diwarnai dengan
praktik "pembersihan etnis" {rthnic deansing), sebagai realiasasi ga-
gasan pemimpin Serbia Slobodan Milosevic. Saat itulah dunia me-
nyaksikan AS dan negara-negara Eropa menjadi "penonton Yang
baik"' terhadap pembantaian kaum Muslim Bosnia. Sikap negara-ne-
gara Barat itu sangat jauh berbeda dengan sikap yang mereka per-
tontonkan saat menghadapi invasi Irak ke Kuwait yang kaya minyak.
Dunia internasional ketika itu Lak henti-hentinya mengecam keeng-
ganan AS dan kawan-kawan Baratnya untuk melakukan intervensi
ke Bosnia guna mengakhiri kekejaman Serbia.
Berbagai cerita yang sangat memilukan terjadi di bumi Bosnia.
Tetapi, PBB—yang kenyataannya menjadi corong dan kepanjangan
AS dan sekutu-sekutunya™ tidak dapat berbuat banyak. Kebijakan
"kawasan aman' dan "embargo senjata" PBB terbukti lebih banyak
merugikan kaum Muslimin Bosnia. Pada 13 Juli 1993, pasukan Ser-
bia berhasil menduduki kawasan aman (safcavea) diSrebrenica. Ser-
bia jelas-jelas melanggar resolusi PBB tentang kawasan aman. Selain
menyandera 40.000 warga Muslim, Serbia pun menyandera 40 ser-
dadu Belanda.
Untuk menepi h pembasmian etnis itu , pada 12 Juli 1993, 15
anggota I)K PBB— termasuk Indonesia mengeluarkan resolusi vang
meminta Serbia segera keluar dan wilayah Srehrenica, Sampai de-
ngan sabit itu, sudah sekitar 70 resolusi vang dikeluarkan Dewan Ke-
amanan sejak a klnr 1991 / yang sebagian besar dilanggar Serbia. Hal
itu membuktikan semakin runyamnya konflik di Balkan vang berke-
panjangan, Karena sangat jengkel Presiden Bosnia, A U] a 1/etbcgovic,
berniat mengusir pasukan LIVPROVOR dan Bosnia jika mandatnya
habis--karena dipandang tidak berdaya menyelamatkan Bosnia.
Berulang -uJan£ T rakyat RuSnia menjerit terhadap £lkap pasukan
UNPROVOR vang masih saja bersikap "netral" menghadapi gem-
puran Serbia, Tak hanya itu, sejumlah pengamat militer dan rakyat
Bosnia sering mengemukakan bukti, dalam berbagai kasus, padukan
PBB justru memberi jalan dan membantu kelancaran agresi Serbia
Majalah The Ei r oiwim>t 15 f uli 1995 menurunkan laporan berjudul
"Th? Impotmcr ofThc W«f*. Negara-negara Barai, masih saja enggan
menurunkan kekuatan militernya untuk mciighen tikan Serbia. Ko-
non, dalam pandangan mereka, sulit menaklukan 80,000 kekuatan
tentara Serbia-Bosnia. "Ancaman WATO tidak bera r h apa-apa bagi
kami/' kata Radovan Karadztc, pemimpin Serbia Bosnia, setelah
menjarah Srcbrenica. "Krisis terakhir ini memaksa pemerintah Barat
untuk mengkaji tujuan-tujuan mereka atas kawasan bekas Yugoshv
via itu," tulis Tln r EcviiOiuist.
Konferensi Internasional tentang Bosnia di London vang diha-
diri 16 negara, pada 21 Juli 1993, juga tak menghasilkan keputusan
berarti, selain "koor" kecaman dan ancaman buat Serbia. Menlu Ru-
/ia Kozyrev menolak serangan udara terhadap Serbia, Menurutnya,
"Serangan udara terhadap Serbia terbukti tidak positif, dan mening-
katkan rasa permusuhan Serbia." PM Bosnia I laris Siladjzic, seperti
dilaporkan Radio BBC (22/7/2001) mengomentari hasil konferensi
i lu sebagai "tindakan setengah hati yang hanya memberi peluang ke-
pada Serbia." "Mereka nanti akan mengadakan konferensi lagi/' kata
Siladjzic.
Pada saat yang sama, dalam pertemuan negara-negara kontak
OK L di Jenewa,. Malaysia meminta OKI memecat Sekjen PBB karena
gagal mempertahankan wilayah aman. Pertemuan OK] ini akhirnya
menghamilkan keputusan yang menilai bahwa embargo senjata di
. , , — ^^--—^ *-
I,
- T-'
Pemtrartaian Muslimin Bosnia ilan diamnya
para pcmimpm Eropa
Bosnia tidtik sah, dan negara-
negara OKI akan mengirimkan
senjata kepada Muslimin Bosnia
agar dapaJ membela diri Kon-
ferensi GNB di Jakarta 1992,
telah menyerukan ha) vang se-
rupa, yaitu pencabulan embar-
go senjata di Bosnia Dasar
pem i kiranya sederhana; jika
PBB dan negara negara Barat enggan memberikan perlindungan
terhadap penduduk Muslim Bosnia, biarkan mereka mendapatkan
senjata untuk melawan Serbia yang memiliki persenjataan yang jauh
lebih nnjjguL
Selama ini. pihak Barat selaki beralasan bahwa pencabutan em-
bargo senjata, tidak akan menyelesaikan krisLS Bosnia, dan akan
memperluas perang. Ini keptttusan aneh. Sebab, saat embargo senja-
ta diberlakukan, kekuatan senjata antara Bosnia dan Serbia sangat
tidak seimbang apalagi Serbia tenis menerus mendapat pasokan
bantuan, terutama dari Rusia,
Jadi, itulah tindakan AS, Inggris, dan sekutu-sekutu Baratnya,
terhadap kaum Muslimin Bosnia. Setelah ratusan ribu kaum Muslim
menjadi korban kebiadaban Serbia, barulah pada pertengahan 1995
NATO melakukan serangan udara terhadap Serbia. Pada 30 Agustus
1995, ^erangan NATO melibatkan 60 pesawat tempur yang salah
sarunya berpangkalan di kapal induk USS Theodore Roosevelt di
Laul Adriatik. Ternyata serangan NATO terbukti ampuh melum-
puhkan kekuatan Serbia, Jadi, jika AS dan NATO mau melakukan
serangan itu jauh sebelumnya, mestinya tidak jatuh korban yang be-
gitu besar dari pihak Muslim Bosnia. "Mengapa tidak dilakukan dua
tahun lalu?" kata Kol. Andrcvv Duncan dan Institut Pengkajian Stra-
tegi dan Internasional < 1 ISS> London, 11
Pembantaian Muslimin Bosnia terjadi di pelupuk mata AS dan
sekutu-sekutu Baratnya. Anehnya, mereka begitu lamban dan ber-
lama-hma dalam membiarkan terjadinya pembantaian tersebut, 50-
11 Sv.imiwl H.uiL WiM S/n-nfrM Gfriitt*) Amrnh* frriknt frr-fybfrp Jkwui, (J-ikarll Ft*fe 4
1 447)
hingga ratusan ribu nyawa melavang. Apakah tindakan AS dan Ing-
gris yang seperti itu yang dibanggakan oleh Gozney dan kawan-
kawan sebagai "membela umat Islam"?
Adalah menarik penjelasan Syamsuddin Arif (majalah I S LA AU A
edLsi ke-3, 2004) tentang sikap orang F rupa, khususnya Jerman, ter-
hadap Islam. Sikap orang Jerman, kata Syamsuddin, agak sulit dige-
neralisir Pada dasarnya mereka cukup toleran dan liberal tidak op-
resif dan tidak memusuhi. Sikap semacam ini merupakan buah dari
gerakan reformasi, pencerahan {Auf\lin>nnig). dan sekularisasi yang
dimulai sejak beberapa ratus tahun yang lalu Orang Jerman meng-
hargai kebebasan beragama (GlauWitffrpihrit). Ini memberikan ruang
kepada agama-agama non- Kristen termasuk Islam sehingga bisa ber-
kembang- Sekarang ini jumlah Muslim di Jerman diperkirakan men-
capai 4 j ula orang, kurang lebih sepenem pai dari tatal jumlah Muslim
Re- Eropa, yaitu >ekitar 16 juta orang. Lni angka yang cukup signifi-
kan, baik secara sosial, politik maupun ekonomi. Wajar kalau kemu-
dian kalangan gereja, pemerintah, maupun intelektual mulai bim-
bang dan bersikap ambivalen. Disahi sisi, mereka berusaha toleran,
liberal dan sekuler, Disisi lain, mereka tidak mau Eropa d usia m ka n,
Ada kekhawatiran, apa yang pernah terjadi pada Kristen di A na tuli a
dan Afrika Utara pada abad ke-7 dan 8 Masehi, akan terulang di Ero-
pa, ungkap Klaus Bcrger, s la f pengajar Teologi Perjanjian Baru di
Universitas Hcidelberg ("Unsem Sttuation crrincrt an die chnsllichen
l.aender Anatolien und Nordatnka im 7, und S. lahrhundert, als^ ein
morsehes Christentum einfach ueberrannt wurde"). Muncullah ga-
gasan "Euro Islam" atau IsJam versi Eropa, Yang tidak fundamen-
talis dan tidak tana t i k, tetapi liberal dan sekuler. Jangan Eropa vang
dilblamknn, tetapi Islamlah yang harus diEropakan. Begitu kira-kira
mau mereka. Gagasan ini kelihatannya ditanggapi serius oleh peme-
rintah Jerman. Maka pada tanggal 22 Agustus 2004 kemarin, sebuah
pusat pendidikan guru agama Islam diresmikan di Universitas
Mucnster, Tujuannya, sebagaimana diungkapkan oleh Menten Dik-
dasmen, Ute Schaefer r untuk mencetak guru dan mengontrol peng-
ajaran agama Islam di sekolah-sekolah, agar siswa-siswa tidak diajar-
kan 'macam-macam'. Adapun sikap ambivalen agama wan tercermin,
misalnya dalam oposisi mereka lerhadap rencana pembangunan
mesjid Turki di Kassel. Partai Kristen Demokrat (CDU) setempat
beralasan, masjid itu bisa menjadi sarang kaum fundamentalis, juga
bisa menggoyahkan kultur kmten Barat yang ada { M Dfe$ koemite dfc
chri$ttich-abwtdtnetNli$cht Ut t ku! tur his Wtvtkr brm^n"), CDU pula
yang mengusulkan agar kamera pemantau dipasang di setiap masjid
di seluruh Jerman.
Pemerintah AS mengaplikasikan "pendekatan ganda" terhadap
Islam, dalam kasus perang melawan terorisme. Juru h i cara Gedung
Pulih, A n Fleischer, Selasa U S September 2001), mengungkap per-
nyataan tentang politik "carrut and shck" AS terhadap berbagai ne-
gara di dunia, "Carrot" (wortel)— beril pa dukungan dan bantuan AS
-akan diberikan kepada negara-negara yang menunjukkan tanda-
tanda dukungan terhadap kebijakan AS dalam memerangi teroris-
me. Sedangkan "stiek" akan diberikan kepada negara-negara yang
tidak mendukung kebijakan negara adidaya itu dalam memerangi
terorisme. Indonesia, kata Fleischer, termasuk yang mendapatkan
' carmt". Dalani tahap awal, seperti dikutip koran Repuhhkn, 20 Sep-
tember 2001 1 "carrol" untuk Indonesia adalah berupa pembaruan
hubungan militer AS— Indonesia, di mana sejak insiden Santa Cruz,
Dili, 1995, Indonesia mengalami embargo bantuan militer dan AS.
Sejumlah negara lain yang juga mendapatkan f, a\ r rot" adalah Jorda-
nia, Pakistan, Kuba, dan Sudan. Politik "carrot and stiek" sangat po-
puler ditCfApkan AS di wilayah Timur Tengah, sejak era tahun 1970-
an. "Cnrmt" diberikan kepada negara-negara alau organisasi-or-
ganisa>i yang mau mendukung kebijakan AS suai terorisme, tidak
mengganggu kepentingan AS, dan khususnya yang tidak meng-
ganggu Israel Politik ini sebenarnya merupakan refleksi keangkuh-
an dan pelecehan bangsa-bangsa di dunia, Teori yang diambil dan
dunia sirkus ini menggambarkan seorang pelatih binatang yang ke-
dua tangannya memegang tongkat dan wortel. Binatang yang me-
matuhi instruksi pelatihnya akan diberi u'nrtei, sedangkan vang
membandel akan digebuk dengan tongkat sang pelatih. Di dunia sir-
kus, pelatih sirkus hin^anva bersikap (air Tapi, dalam faktanya, AS
memainkan politik "carrot and stiek" itu sesuai standar dan kepen-
tingannya sendiri. Politik luar negeri AS lebih bercorak pragmatis,
yakni hanya untuk memelihara kepentingan politik dan ekonomi*
nya sendiri- Meskipun hal itu dilakukan dengan cara melanggar
nilai-nilai demokrasi dan IIAM yang secara formal dinyatakan se-
bagai salah sal u program kebijakan tua r negerinya, Di saat meng-
ungkap kebijakan an h- terorisme internasionalnya, di era 197l^an H AS
tercatat sebagai pendukung kuat rezim-rezim diktator, otoriter, dan
apartheit, seperti Shah Iran dan rezim apartheid di Afrika Selatan.
Apa vang dilakukan ulu h AS di berbagai belahan bumi dapat
dilihat dalam perspektif upaya AS untuk memelihara hegemoni im-
por ia In y a di berbagai belahan bumi. TenUi, termasuk kebijakan "anti-
terorismenva "\ Sejak tahun 2001 AS semakin intens i I menggalang
kekuatan internasional, menghadapi dan menggebuk "musuh-
mu_suh" vang dapat mengganggu hegemoni impenalnva. Pilihan AS
untuk menetapkan sosok Osama bin Laden sebagai "teroris nomor
wahid** tentu bukan tanpa perhitungan. Sebagaimana dinasihatkan
Lewis dan Hunlington, hanya 'peradaban Islam" vang dil dia t seba-
gai potensi ancaman serius bagi "peradaban Kristen -Bara t." Kebe-
tnlan. masyarakat Kristen Barat, begitu mudah tersentuh emosinya
jika berhadapan dengan "Islam" dan "Arab",
AS menggunakan tangan PBB untuk menghancurkan apa yang
disebut sebagai ' h terorisme". Pada 28 September 20t H, PH R telah me-
ngesahkan sahi resolusi vang disponsori AS untuk mengambil tin-
dakan-tindakan keras terhadap sumber-sumber finansial serta du-
kungan logistik bagi kelompok-kelompok terori*, DK-PBR meminta
kepada seluruh anggotanya (1S9 negara), term a si t k Indonesia, agar
menolak uang, dukungan, maupun perlindungan terhadap Lerons
D K- P G G mengecam keras aksi serangan yang menelan ribuan kor-
ban jiwa di New York dan Washington, Penslnva itu disebut oleh
D K- PBB sebagai "sebuah ancaman bagi perdamaian dan keamanan
internasional".
Resolusi D K- PBB pada 28 Oktober 2001, sebagaimana dikutip
harian Kompas (30 September 20U1), pada intinya mengandung ke-
wajiban bagi pemeri tah -pemerintah di dunia sebadai berikut. (1)
Anggota PBB h artis menganggap sebagai tindakan kriminal semua
kegiatan pengumpulan uang dengan sengaja, langsung atau tidak
langsung, dari dana vang diketahui digunakan untuk mendanai te-
roris. (2) Anggota PBB harus segera membekukan aset finansial serta
sumber-sumber ekonomi dan mereka vang melakukan atau men-
coba melakukan tindakan-tindakan teroris- (3) Meminta para negara
anggota PBB, a^ar melarang kewarjiaan mereka atau bahkan wila-
Bagian 11: Cara M Bm a titian g islam 205
yahnya untuk pengumpulan dana atau pelayanan serupa yang bisa
diperoleh para teroris. (4). Negara anggota juga diminta AS menolak
memberikan bebas pajak bagi mereka yang mendanai, merencana-
kan atau pun melakukan tindakan teroris dan juga yang melindungi
teroris. (5) Negara anggota juga harus menjamin bahwa para teroris
akan dibawa ke pengadilan serta dihukum dengan hukuman yang
pantas. Dia n Lara sesama anggota, menurut resolusi PBB, hendaknya
salmg memberikan bantuan dalam kaitan investigasi kriminal me-
nyangkut terorisme.
Resolusi ini sama sekali tidak secara khusus mendefinisikan apa
itu seorang teroris, dan tidak juga mengidentifikasi seseorang yang
diduga melakukan serangan ke AS. Kalangan ahli hukum dan H AM
mengungkapkan kekhawatirannya bahwa rezim - rezim yang repre-
sif bisa menggunakan restitusi PBB itu seolah cek kosong untuk me-
nindak keras para oposisi politiknya di dalam negeri. Resolusi PBB
ini secara khusus juga mendukung hak AS untuk r 'mempertahankan
diri Secara individual maupun kolektif". Menyambut resolusi terse-
but, Ketua Dewan Keamanan PBB Jean-David Levite menyatakan,
''Malam ini Dewan Keamanan mungkin membuat sejarah. Malam
mi kata mengadopsi sebuah strategi yang sangat ambisius, kompre-
hensif, untuk memerangi terorisme dalam segala bentuknya d i selu-
ruh dunia/'
La g Mag L masalahnya adalah "definisi yang objektif" tentang
terorisme. Siapa yang disebut teroris dan harus dijatuhkan sanksi
atasnya? lika Ha mas dicap sebagai teroris karena memperjuangkan
kemerdekaan Palestina dan penjajah Israel, apakah Israel yang jelas-
jelas menerapkan berbagai aksi terorisme, tidak masuk kategori te-
ryris? Ketidakjelasan definisi semacam ini bisa sangat berbahaya, se-
bab akan memakan korban yang tidak selayaknya. Kasus pemban-
taian kaum Muslimin Bosnia oleh Serbia menunjukkan, bagaimana
persepsi yang salah telah memunculkan sahi perilaku sangat biadab
kaum Ortodoks Serbia terhadap Muslim Bosnia. Smail Balic, dalam
tulisannya berjudul "Bosnia: The Chnleng? o/n Tolerani Islam", men-
catat bahwa Muslim Bosnia adalah kaum yang sangat toleran dan
penyokong persaudaraan dan persatuan yang dulu digelorakan oleh
Presiden Josjp Bross Tito, Tetapi, dalam propaganda Serbia, kaum
Muslimin Bosnia digambarkan sebagai kaum fundamentalis dan mi-
litan. Padahal, sebagian be^ar Muslimin Bosnia adalah sekular dan
berorientasi ke Barai. Tetapi, karena mereka Muslim, tetap saja di-
pandang sebagai Muslim, dan kemudian diperlakukan dengan sa-
ngat biadab oleh Serbia. Ratusan ribu dibantai, dan puluhan ribu
Musliniah diperkosa, sebagai bagian dari politik pembasmian etnis
Muslim. Semua itu terjadi di depan mata dan hidung bangsa Eropa.
Dalam lima bulan pertama saja, 500 masjid sudah dihancurkan, 12
Apa pun, banyak kaum Muslim, dan organisasi Islam, kini men-
derita karena politik "perang melawan teror ' semacam mi. Banyak
organisasi Islam di Indonesia yang biasanya menerima aliran dana
bantuan dari Timur lengah dengan leluasa, sekarang menjerit Alir-
an dana itu, dengan alasan khawatir dikaitkan dengan teroris, tidak
leluasa lagi mengalir ke u mal Islam. Sebaliknya, pada saat vang sa-
ma, LSM-LSM Barat dengan leluasa mengucurkan dana ke umat Is-
lam, dengan syarat-syarat tertentu, sesuai dengan misi dan kehen-
dak mereka. Misalnya, untuk penyebaran paham Liberalisasi Islam
dan pluralisme agama.
Apakah dampak semacam ini merupakan hal yang tidak dise-
ngaja atau memang buah dari satu skenario? Jika dicermati, peristi-
wa 11 September 2001, lalu diikuti dengan berbagai akst pengebom-
an terhadap kepentingan-kepentingan Barat, kemudian diikuti de-
ngan berbagai kebijakan global atau nasional yang menyudutkan
umat tsiam. Sebagian umat Islam yang terlibat dalam aksbakM itu
tampaknya tidak menyadari dampak global dari ak>i vang mereka
lakukan. Karena itu, banyak fakta dan analisis sang menunjukkan,
bahwa peristiwa-peristiwa itu seperti sengaja dibiarkan teriuh, un-
tuk memberikan legitimasi satu kebijakan atau skenario tertentu ter-
hadap umat Islam.
Dalam satu aspek saja, misalnya soal penyebaran paham plu-
ralisme agama, dampaknya sudah sangat terlihat jelas di Indonesia.
Organisasi-organisasi dan tokoh-tokoh Islam banyak tergoda untuk
menyebarkan paham ini, tanpa melakukan kajian kritis yang mema-
dai, Di samping logika yang mudah dicerna oleh banyak orang, iak-
tor finansial juga sangat mendukung penyebaran paham ini. The Min
I- Sniiiil Bnlii:, Bosnm: Tas Chiih'ng? cf ti Tb/rwj' kfom" do tam Haus Kung ti «i f i Jurtit-n
MoltnirtruM^aj, isiiitt: A Owiiwwfti dv'ibluiHitj i, London SCM Prt>s\ V^Ai. hlm r^S
Fouudaiiou, misalnya, melakukan penyaluran dana besar-besaran
untuk mendukung penyebaran paham yang berdampak serius ter-
hadap asas-asas keimanan Islam ini, Hal semacam inikah yang se-
benarnya telah dirancang sebelumnya?
Dalam hal ini, Barai tetaplah Kristen, meskipun bersifat nominal,
sckular, h berak Sentimen-sentimen Kristen tetap bercokol, khusus-
nya dalam memandang Islam, Itulah yang terjadi ketika mereka me-
nerima laporan tentang nasib kaum Kristen yang berada di dalam
negeri Islam. Mereka sangat sensitif, dan tidak [arang kemudian ber-
sikap tidak objek t iL Simaklah kasus TimorTimur (Timtim) dan pe-
ranan Uskup Bolu, y*mg a kilirnya memaksa Indonesia melepaskan
wilayah vang oleh rakyat Indonesia, melalui MPR, telah disahkan
sebagai salah sahi propinsi di Indonesia. Meskipun sebagai umat
minoritas di Indonesia. Kaum Kristen /Katolik terbukti mampu me-
menangkan "perang opini" di dunia internasional. Uskup Belo ter-
bukti m ani p u menipu dunia dengan mengusung isu islamisasi di
Timtim, sehingga mendapat simpati dunia Kristen. Padahal, fakta
yang ada justru sebaliknya. Yang teqadi di masa integrasi adalah Ka-
lolikisasi, bukan Islamisasi, Tahun 1^72, orang Katolik Timtim hanya
187.540 dari jumlah penduduk 674.550 jiwa (27,8 %). Tahan 1994,
jumlah orang Katolik menjadi 722.7S9 dan 783*086 jumlah pen-
duduk (92,3 %), Tahun 1094, umat I siam di Timtim hanya 3,1 persen,
jadi dalam tempo 22 tahun di bawah Indonesia, jumlah orang Katolik
Timtim meningkat 3563%« Padahal, Portugis saja, selama 450 tahun
menjajah Timtim hanya mampu mengkatolikkan 27,8% oran^
Timtim. Mehhal pertambahan penduduk Katolik yang sangat
fa n tas- H s itu, Thumas Michel, Sekretaris Eksekutif Federasi Konfe-
rensi para Uskup Asia yang berpusat di Bangkok, menyatakan, "Ge-
reja Katolik di Timtim berkembang lebih cepat dibanding wilayah
lain mana pun di dunia." 1 '
Kaum Kristen Indonesia juga berhasil meneiptakan opini di ting-
kat m tema si onal, bahwa mereka terancam dan tertindas di Indone-
sia- termasuk di Poso dan Maluku. Parlemen Eropa dan pemerintah
AS berulang-ulang menyebut Laskar Jihad sebagai pembuat masalah
di Maluku dan Puso. Dalam Resolusi vang bertajuk "Jfiint Matian for
U l5i|v W rSirtgh,T/nhV T/itu/r, Hakarta II*S r 1*18], litirtJOMU.
A R^alulmn" tahun 2002, Parlemen Eropa menyerukan, 'Menyam-
but penangkapan pemimpin Laskar Jihad. Ja'far Umar Thalib, se-
bagai sebuah tanda akan komitmen pemerintah Indonesia yang ber-
diri di belakang proses perdamaian di kawasan itu dan menghadapi
kelompok-kelompok teror ls, dan meminta agar ia dibawa ke pe-
ngadilan,/'
Padahal, siapakah vang memulai konflik di Maluku? Bukankah
Laskar Jihad datang setahun setelah Konflik Maluku berlangsung?
Pihak Kristen Kropa seperti lidak mau tahu iakta yang sebenarnya,
Lelap i mereka hanya merujuk pada surai kaum kristen Maluku:
"„ sedangkan beberapa pemimpin gereja, termasuk Uskup Am-
boina Mgr Mandagi, dan Moderator Sinode Gereja Protestan
Maluku PdL Dr. 1 Iendriks, mengirimkan surat tertanggal 2^
April ^002 kepada Sekjen PBB Kofi Anan, meminta bantuan PBB
bagi pemerintah Indonesia guna menghentikan pembantaian
lebih jauh.."
Dengan menciptakan citra bahwa kaum Kristen Indonesia ter-
ancam, kaum Kristen berhasil melakukan Kristenisasi dengan relatif
leluasa. Apalagi, banyak tokoh Islam vang kemudian mendukung
mereka. Mantan Presiden Abdurrahman Wahid, misalnya, menurut
harian kormi Tt*mpn (29 Januari 2002), pada tanggal 28 Januari 2002,
Lelah dinobalkan sebagai anggota Ugliun Chrisium {Laskar Kristus)
di Manado. Sebagai anggota kehormatan, Wahid mendapat tugas
khusus, yaitu sebagai u|ung tombak menolak pemberlakuan Piagam
Jakarta dan melalui NU melindungi orang Kristen di Jawa.
Padahal, misi Kristen di Indonesia Lelah mencapai sukses yang
luar biasa. Sebuah buku berjudul Gnvja ikv\ Refaruh\$i vang diter-
bitkan oleh Yayasan Komunikasi Masyarakat-Persekuluan Gereja-
Gereja lIi Indonesia (Yakoma-PGI) menyebutkan bahwa jumlah
orang Kristen (Protestan) di Indonesia adalah sekitar 21) % w malah
bisa lebih. Faktor meningkatnya jumlah umat Kristen itu lerutama
karena terjadinya pembapfean-pembaptisan massal di berbagai
tempat. 14 Mallah Knsten BAHANA, edisi September 2002 juga
» Vklu-r Siliri ilkk, Ow iftiir Rrjo"naiuUvk*Ti* Yftk>™# RJ, 1^ Mm ^1^2 Ai^k.i
n>mi sUilKtik bihun 1^X> miTumjiikkan. |imil,ih Prnl^LiiMlJ liidrwitshi Itartyfl f* [vr^n
memual S u lisan Fdl. Dr, Augusl W. Gala g/ yang berjudul "tAana-
pnh'u Mhi Gtw/tf, SudaJi Berhasilkah? " Di situ dikutip data dari Global
Emnfzeliztitian Movcwrnt DtffrrfwA'jFang menyebutkan bahwa jumlah
umat Kristen di Indonesia sudah lebih dari 40 juta. Dalam setahun,
menurut data itu, jumlah innat Kristen bertambah fi,9 %.
Tipuan opini—mencitra ka n sebagai kaum tertindas—selama pu-
luhan tahun juga itJcscs dilakukan oleh kaum Yahudi Dalam sej ti-
rah, kaum Yahudi berhasil mencengkeram opini dunia dengan rnen-
ciptakan mitos ,f hoht<tu$t f ' f sehingga selalu mengesankan bangsa Ya-
hudi sebadai bangsa tertindas. Padahal, menurut Ralph Schoenman,
pembantaian sekitar ft juta warga Yahudi di Jerman (holocawt) ada-
lah merupakan buah kerja sama antara tokoh-tokoh Zionis dengan
Nazisme, untuk menciptakan kesan bahwa Yahudi adalah bangsa
tertindas dan layak mendapat simpati dunia. Schucnman menyo-
dorkan sederet fakta tentang kerja sama Zionis dan Nazi dalam me-
muluskan upaya pendirian negara Yahudi di Palestina dan "pemak-
saan" orang-orang Yahudi agar mau berpindah ke Palestina, Pada
tahun 1937 r milisi Zionis Sosialis Pekerja, Haganah, yang didirikan
oleh Vladimir Jahorinsky, mengirimkan agen (Feivel Polkcs) ke Ber-
lin untuk ditawarkan sebagai mata-mata bagi S.S, Pada bulan Mei
1935, Roindhardt Heydrich, kepala &S., menulis sebuah artikel yang
memuji orang-orang Yahudi Zionis. "Doa dan niatan baik resmi kita
sejalan dengan mereka/' tulisnya. Adu 1 1' Eichman juga pernah ber-
kunjung ke Palestina dan menjadi tamu Haganah. Polkes pernah
menyatakan, "Kelompok nasionalis Yahudi sangat gembira dengan
kebi|aksanaan radikal Jerman." 11 *
Dalam buktinya, Zionist Rt'Iatiou* with Nazi German\j f Paris Ghibh,
seorang sastrawan dan sejarawan Inggris mencatat banyak data se-
putar ini, dari sumber-sumber Yahudi. Para tokoh Zionis sebenarnya
melakukan kerja sama aJau kolaborasi dengan Nazi Jerman untuk
menggiring imigran Yahudi ke Palestina. Glubb mencatat pada akhir
bukunya;
"Cerita lengkap mengenai peran Zionisme selama masa I N iler
tidak banyak diketahui, bukan hanya oleh dunia, bahkan oleh
l " K^h R Bihwnmwin Nimyi Bwuk Kamtursmm Stti-sm Gtiwp Zioiusmi% (Surah j y. r
PuPtrt* Pr^ivsi/. iWjfWifl &+-S5
kalangan komunitas Yahudi sendiri. Betapa rapatnya cerita itu
ditutupi, dan mitos bahwa kaum Zionis adalah para pembela
Yahudi banyak beredar, merupakan indikasi lelah berhasilnya
gerakan Zionis dalam seni propaganda." 16
Jadi, trauma-trauma yang dialami Kristen Barat terhadap Islam
di masa Lilit, memang telah mendptakan mitos-mitos ketakutan ter-
hadap Islam. Tidaklah aneh, jika sensitivitas perasaan masyarakat
Kristen terhadap islam ini dengan mudah dieksploitasi untuk ke-
pentingan politik. Dalam berbagai aspek, kaum muslimin sendiri
menyimpan trauma yang mendalam, sehingga menyimpan mernnn
sensitif terhadap Yahudi dan Nasrani. Sejarah membuktikan, seberat
apapun konfliknya, kaum muslimin tak pernah menjadi pihak yang
memiliki tradisi melakukan pembantaian atau penindasan terhadap
kaum nonmuslim.
*# *
10
1 - ^
Paradoks wacana "Terorisme
dan "Fundamentalisme
insme"
Frof. Noam Chosmky, pakar linguistik pada the Massadiussets tnstitute
of Technology
T^ ■$: " ' L epat dua tahun sesudah peristiwa 11 September, harian
terkemuka Timur Tengah, Al-Sijan]ul Atasallt, menulis,
jif bahwa bukan saja bulu m mampu mengatasi aksi terorisme,
Amerika Senkal bahkan banyak menimbulkan masalah bani karena
konsep terorisme melebar kemarin -mana. Harian itu mengingatkan,
agar AS mendengar usul dunia Arab untuk menyepa kati terlebih da-
hulu definisi dan maksud dan terorisme. "Mendefinisikan terorisme
merupakan sahi cara untuk keluar dari perang jangka panjang vang
melelahkan. Kita berharap agar kejadian di Irak menyadarkan ke-
lompok konservatif di Washington/' demikian laporan harian terbe-
sar Arab itu.
Sejak AS melancarkan apa yang disebut "perang melawan
teror", banyak pemimpin negara berpikir serius tentang hal itu agar
jangan sampai tidak mendapat restu dari AS. Maka, demi memper-
tahankan kekuasaan atau kemaslahatan tertentu, berbagai paradoks
akibat konsep "terorisme" terpaksa dibiarkan terjadi. Lihatlah, ba-
gaimana negara Pakistan dapat melakukan tindakan yang kontra-
Wajah Peradaban Barat 21 1
diklit terhadap Talibun, Pakistanlah yang mendukung dan turut
membesarkan Tali ban. Tetapi, mereka juga yang kemudian membu-
ru Taliban mengikuti jejak AS. Simaklah berbagai paradoks seputar
wacana "terorisme" dan "fundamentalisme" berikut ini.
Hari Kamis, 31 Januari 2002, pukul 05,00 WIB, Radio BBC me-
nyiarkan wawancara dengari Nakamura, Direktur tjultihtte for Pupu-
ku Di'uwcrticy di Filipina, \ ang menungkapkan kekhawatirannya ter-
hadap kehadiran tentara AS di Filipina. Secara resmi, kata Nakamu-
ra, kehadiran tentara AS, adalah untuk membantu penumpasan
teroris Abu Sayyaf Tetapi, yang ia baca dan satu situs mternet, se-
telah menumpas "gang kriminal" Abu SayyaL tentara A5 akan di-
arahkan untuk memberantas "teroris MILF", lalu "teroris VI N" LF",
dan seterusnya. Jika itu terjadi, maka yang berlaku adalah perang
total, karena MILF dan MNLF merupakan kelompok politik dan mi-
liter dengan puluhan ribu pasukan, dan dukungan luas di dunia
Islam.
1-larian Kompas, 2M Januari 2002 r memberitakan, dunia inlerna-
siona l mengecam sikap AS yang terlalu menyudutkan Palestina dan
menganakemaskan Israel. AS menyebut pasukan pengamanan Ara-
fat sebagai "teroris" dan berencana menutup perwakilan Palestina
di Washington, DC. "Saya kira diskusi yang menyamakan Aralat de-
ngan teroris mi tidak pantas dan total. Ini adalah kebijakan yang ber-
bahaya/' kata Menlu Swedia Anna Lrndlt !a menambahkan. "Ini be~
nar-benar tidak waras. Hal ini bertentangan dengan prasc* perda-
maian menyeluruh..,, dan bisa mengarah kepada perang terbuka di
Timur Tengah."
Koran Tt'mpo (12 iNjuvemhcr 2001), menurunkan benla berjudul
fI Noam Chomaky: Lebih Jahat duri Serangan Terori*". Profesor linguistik
di MIT itu menyimpulkan, "Pengeboman atas Afghanistan (oleh pa-
sukan sekutu \ang dipimpin AS) adalah kejahatan yang lebih besar
daripada ternr 11 September." Pendekalan Barai terhadap konflik
Afghanistan adalah pendekalan yang didasari pandangan n//vMan
sangat berbahaya. "AS adalah terdakwa negara teroris," tegas
Chomsky.
Pada Ib Januari 2002, Humau Rigfitt Watt'h yang berkedudukan
di New York meluncurkan laporan pelanggaran-pelanggaran IIAM
sepanjang tahun 200L Dalam laporannya bertajuk, Human Kt$hl$
Report 2002 f organisasi itu menyimpulkan bahwa AS dan pemerin-
tahan Gctirgc Walker Bush sebagai pelanggar H AM terbanyak di
dunia. Lembaga ini juga mengecam keras tindakan Bush dan Jaksa
Agung ASJuhn Ashcroft, dalam kasus penangkapan lebih dan 1.100
warga Muslim atau Arab yang ditahan dalam upaya investigasi
mencari pelaku aksi serangan 11 September 2001 ke WTC
Edward S, I lerman, guru besar di Universitas Penslyvania,
dalam bukunya Tiu* Rt'iil Ttrror Nehoork (1982), mengungkap fakta-
fakta keganjilan kebijakan antiteronsme AS. AS selama ini merupa-
kan pendukung rezim-re/im "teroris" Garcia di Guatemala, Pino-
chel di Chili. dan rezim Apartheid di Afrika Selatan. Di tahun 1970-
an, AS memabukkan PLO, Rt\t Brigmit**, Cuba, Libya, sebagai teroris.
Tetapi, re/im Afrika Selatan dan sekutu-sekutu AS di Amerika Latin
tidak masuk dalam daftar teroris. Padahal, pada 4 Mei 197S, tentara
Afrika Selatan membunuh lebUi dari bOO urang warga di kamp pe-
ngungsi Kassinga, Namibia, Sebagian besar adalah wanita dan anak-
anak. Tentara Afrika Selatan kulit purih juga terbukti membunuh ra-
tusan penduduk sipil Angola. Jumlah itu jauh lebih besar dari korban
serangan PLO dan sebagainya. Israel, negara sekutu ulama AS di
Timur Tengah dan tokoh-tokohnya juga melakukan berbagai aksi
terorisme. Menachem Bogm misalnya, adalah tokoh kelompok te-
roris Yahudi "Irgun" vang terkenal kebrutalannya dalam aksi pem-
bantaian di Deir Yasin, 9 April 1948, Bcgin bahkan menyebut aksi
kelompoknya sebagai aksi kepahlawanan* 1
Perdana Menteri Israel Ariel Sharon, dalam tayangan l\v\oraum
BBC. 17 Juni 2001, oleh Jaksa PBB Richard Gokistune, dinyatakan
harus diadili sebagai penjahat perang, karena terbukti bertanggung
jawab atas pembantaian ribuan pengungsi Palestina di Shabra-Satila,
1982. RogerGaraudy dalam bukunya hmehiut PrnkUk-PmkiikZimus-
tm% menempatkan situ bab berjudul, "Mgtoi&n Kpbijnksgrwtin fetneh
Ttrariyirh 1 Nt l gara'\ Sedarah pendirian dan perjalanan negara Israel di-
penuhi dengan rangkaian teror demi temr terhadap warga Palestina.
I TWilfmg k'Jurrirru- Kr.U'UlJis kjsu> Dcir YAssin, L>Ua iii^in^L*^Um tart J Rit 'Urtmi a*m
Kf.\ T . P**r*^n, 7T M - ^rM infafirt A H&t&y iKtrlhmimi* I nn^mnn, W5}, him. %-9& Rd-
wiid 5 1 tcrmcin, Ptr Ram Ti-r*v r W'tuvrl Trrrcri^m m Fatl ia Prvfw$it*idtr [tkMaa Sotilh Eriti
diktif terhadap Taliban, Pakistanlah vang mendukung dan turut
membesarkan Taliban Tetapi, mereka juga vang kemudian membu-
ru Taliban mengikuti jejak AS, Simaklah berbagai paradoks seputar
wacana "terorisme" dan "fundamentalisme" berikut int-
I lari Kamis, 31 Januari 2002, pukul 0500 WIB, Radio BBC me-
nyiarkan Wawancara dengan Nakamura, Direktur !n<titttU\tor Popu-
lar Dcuwcmcif di Filipina, vang men ungkapkan kekhawatirannya ter-
hadap kehadiran tentara AS di Filipina Secara resmi, kata \akamu-
ra, kehadiran tentara AS, adalah untuk membantu penumpasan
teroris Abu Sayyaf. Tetapi, \ang ia baca dan satu situs internet, se-
tela li menumpas "gang kriminal" Abu Sayyaf, tentara AS akan di*
arahkan untruk memberantas "teroris Ml LF", lalu 'teroris MN'LF",
dan seterusnya. Jika itu terjadi, maka yang berlaku adalah perang
total, karena M I LF dan M N LF merupakan kelompok politik dan mi-
liter dengan puluhan nbu pasukan, dan dukungan luas di dunia
Islam.
Harian Kowpa>, 2M Januari 2002, memberitakan, dunia interna-
sional mengecam sikap AS yang teria J u menyudutkan Palestina dan
menganakema.skan Israel. A5 menyebut pasukan pengamanan Ara-
fat sebagai "teroris" dan berencana menutup perwakilan Palestina
di Washington, DC. "Saya kira diskusi yang menyamakan A ralat de-
ngan teroris ini tidak pantas dan tolol. Ini adalah kebijakan \ ang ber-
bahaya," kata Menlu Swedia Anna l.mdk la menambahkan, "Ini be-
nar-benar tidak waras. Hal ini bertentangan dengan proses perda-
maian menyeluruh.... dan bisa mengarah kepada perang terbuka di
Timur Tengah."
Koran Tempo { 12 November 2001), menurunkan berita berjudul
"Noaui Chouifky; l.rhih jahat dari Scnvi^tm Tnvnt". Profesor linguistik
di MIT l t u menyimpulkan, "Pengeboman alas Afghanistan (oleh pa-
sukan sekutu vang dipimpin AS) adalah kejabatan yang lebih besar
daripada teror 1 1 September." Pendekatan Barai terhadap konflik
Afghanistan adalah pendekatan yang didasari pandangan n/jvf dan
sangat berbahaya. "AS adalah terdakwa negara teroris," tegas
Chomsky
Pada 16 Januari 2002 r Human Right* Wntch yang berkedudukan
di New \ork meluncurkan laporan pelanggaran-pelanggaran 1 1 AM
sepanjang tahun 200L Dalam laporannya bertajuk, Human Righte
Repot -t 2002, organisasi itu menyimpulkan bahwa AS dan pemerin-
tahan Genrge Walker Bush sebagai pelanggar 1IAM terbanyak di
dunia. Lembaga ini juga mengecam keras tindakan Bush dan Jaksa
Agung AS John Ashcroft, dalam kasus penangkapan lebih dari 1.100
warga Muslim atau Arab yang ditahan dalam upaya investigasi
mencari pelaku aksi serangan 11 September 2001 ke WTC-
Edward S. 1 Jerman, g uni besar di Universitas Penslyvania,
dalam bukunya The Riffil Tenvr Nciwork (1982), mengungkap fakta-
fakta keganjilan kebijakan anti terorisme AS. AS selama ini merupa-
kan pendukung re/ i m- rezim "teroris" Garcia di Guatemala, Pin o*
chctdi Chili. dan re/im Apartheid di Afrika Selatan. Di tahun T970-
an, AS memasukkan PLO, ftrd Brigade, Cuba, Libya, sebagai teroris.
Tetapi- rezim Afrika Selatan dan sekutu-sekutu AS di Amerika Latin
tidak masuk dalam daftar teroris, Padahal, pada 4 Mei 1978, tentara
Afrika Selatan membunuh lebih dan 600 orang warga di kamp pe-
ngungsi Kassinga, Namibia. Sebagian besar adalah wanita dan anak-
anak- Tentara Afrika Selatan kulit putih juga terbukti membunuh ra-
tusan penduduk sipil Angola. Jumlah itu jauh lebih besar dari korban
serangan PLO dan sebagainya. Isra e L negara sekutu utama AS di
Timur Tengah dan tokoh-tokohnya juga melakukan berbagai ^ksi
terorisme. Menachem Begin misalnya, adalah tokoh kelompok te-
roris Yahud l "Irgim" yang terkenal kebrutalannya dalam aksi pem-
bantaian di Deir Yasin r 9 April 1948, Begin bahkan menyebut aksi
kelompoknya sebagai aksi kepahlawanan. 1
Perdana Menteri Israel Ariel Sharon, dalam tayangan Pammima
eSC 17 Juni 2001, oleh Jaksa PBB Rithard Goldslone, dinyatakan
ttartis diadili sebagai penjahat perang, karena terbukti bertanggung
jawab atas pembantaian ribuan pengungsi Palestina di Shabra-Satila,
1962, Roger Garaudy dalam bukunya terfa*l dan Prttkhk-Pniktik Zionis
uh>, menempatkan satu bab berjudul, "Mi'tadti Kdujrtksaiitiiui Isra**!:
Ttrorimnv Nffiaru" \ Sejarah pendirian dan perjalanan negara Israel di-
penuhi dengan rangkaian teror demi tenor terhadap warga Palestina.
I Tt'UliiH^; trtorismi- Urat 1 J tlAii ktisus Doir Vasftirt, bin* tii^imak tUjnm Lm f- Bickortivi dan
M,N Pvnrmn.TKv Ar#k frr<?Wi Cunfiwl: A Hist&ry Ikfrllvmrnc ton&Tifm, IWl h ton VMl8 frl-
wanJ S ElrrtTvjTi- 7V Ri m ai Tcrw Nrtwork: Tpffffnsm m Pari m Propaganda 1 (Rrslnn. South Ertd
IVi*, l<aS2),h]m 76-7*1
Dalam sebuah wawancara dengan koran Yfrftot Aliarenot, 26 Mei W74,
Ariel Sharon menyatakan, "'Kita harus selalu menyerang, menyerang,
tanpa berhenti. Kita harus menyerang mereka di mana pun adanya.
Di dalam negeri, di negeri Arab, dan bahkan di seberang lautan se-
kati pun. Semuanya pasti akan dapat dilakukan/'^
Pandangan politik seperti Sharon inilah yang didukung penuh
oleh pemerintahan Amerika Serikat, bukan saja secara politis, tetapi
juga secara keuangan dan militer
Itulah tindakan "Sang Kaisar" di sebuah dunia van^ dikatakan
Prof. H unter Wade dan London Schoul o f Economics, sebadai "un-
h\lana\i ivorld r \ Posisi dan tindakan AS itu mengingatkan "kisah le-
genda" tentang "Kaisar" dan "bajak laut" yang dengan manis dime*
taforkan oleh Noam Chomsky. Chomsky menyebut AS dan Israel se-
bagai "dua negara yang dipimpin oleh dua komandan teroris dunia".
"Sang Kaisar" yang mengacau sanuidera, dengan kapal raksasa,
membunuhi jutaan orang dan melakukan kekejaman dimaiuvinana
—dalam istilah Prof. Herman disebut sebagai "whol^tttc viotetice"—
tetap diben julukan mulia, yakni "Kaisar". Semen lara "bajak laut"
yang melakukan "kekerasan kecil-kecilan""dalam LStilah Proi. J Icr-
nian disebut sebagai "rt'tttii vioh'im" sudah dicap sebagai "teroris",
yang "wajib diperangi" dan dimusnahkan, Orang-orang vang mau
menjadi "hamba Sang Kaisar" juga diberi kedudukan dan anugerah
mulia, yang dalam Istilah Arie Fleisher, jubir Gedung Putih, disebut
mend apa ikan "cairol"- Sebaliknya, orang-orang yang pernah atau
punya hubungan dengan "sang bajak laut" diberikan "hukuman",
yang dalam istilah Fleiscer disebut sebagai "stiek". Maka, ketika ber-
pidato di Kongres AS, 20 September 2001, Presiden Bush memberi-
kan ultimatum,
"Setiap bangsa di semua kawasan kini harus memutuskan: Apa-
kah Anda bersama kami, a la u Anda bersama teroris. Sejak hari
ini, bangsa manapun yang masih menampung atau mendukung
terorisme akan diperlakukan oleh Amerika Serikat sebagai rezim
musuh "'
* KOftcr Gi'raudv U*mi dan ^wii tt f tratitt Zuirutm 1 ' {Bin*iiirt^: Pasta La. l^SSK hlm M S
♦* liTiUn|t meufor kaisar H dan bajak. LmT d^pal dilihat dalam laku \**am Chvms»kv
M^lin^ Tvnak MtLinj; ^mrnku San^Ti'nurW? I Bandung Mizan 2W\\
Dengan posisinya sebagai "Kaisar" yang menguasai makna
"Demokrasi liberal" maka AS terleluasa menerapkan berbagai ke-
bijakan untuk membual "hitam" dan "putih" dunia internasional.
Pada 31 Januari 2002, koran-koran di Indonesia kembali memuat
pernyataan Gcorge W, Bush, bahwa A P akan terus memburu teroris
dan memperingatkan negara-negara yang masih ragu-ragu untuk
memerangi terorisme, "Jika mereka tidak bertindak, Amerika akan
bertindak/' kata Bush. Dalam peran- melawan terorisme, tidak ada
wilayah abu-abu (gmfnrrn), yang ada adalah "hitam-putih". Mengu-
tip Nw&jttwk, Koran Tvmpo (31 Januari 2002), memberitakan, bahwa
Indonesia termasuk yang dinilai tidak bersikap tegas, Indonesia juga
dikabarkan ikut membantu lima anggota Al-Qacda keluar dari
Indonesia. Padahal, kelimanya telah berencana menyerang Kedubes
AS di Jakarta. Sikap Indonesia ini berubah total setelah peristiwa
Bom Bali 12 Oktobei 2002, Bush juga menegaskan lagi bahwa Iran,
Korea Utara, dan [rak, sebagai "Poros Setan", dan menyatakan
secara terbuka, bahwa dalam waktu dekat, ketiganya akan menjadi
targel perang AS melawan terorisme. Ketua Parlemen Irak, Salem al-
Qubaissi, menyatakan, "AS bersama Zinnis Israel adalah satu-satu-
nya negara di dunia tnS yang mem p rak tikkan terorisme negara ter-
hadap rakyat dan pemerintahan vang Hdak mau menuruti keingin-
annya. Mereka melakukan itu semua atas nama perang melawan
terorbine." Salama Ahmed Salama, analis di koran pemerintah
Mesir r Al -A} t mm, mencatat. "Dengan ini Bush telah memancing
terorisme baru." Said Kamal, Asisten Sekjen Liga Arab, menyayang-
kan Bush yang tidak pernah mau memasukkan Israel sebagai negara
yang bermasalah yang dapat memancing konflik di Timur Tengah.
Hanya beberapa hari setelah 11 September 2001. Bush sudah
mengeluarkan daftar "28 teroris", yang semuanya kelompok Muslim.
Setelah mendapatkan kritik dari berbagai pihak, pada awal Novem-
ber 2001, AS mengeluarkan daftar "25 teroris" yang kali ini tidak se-
muanya muslim. Dia n tara 25 nrganisasi itu, ada Abu Nidal Organi-
zation. Aum Shlnrikyu, Basque Fatherland and Liberation (Hta), Ga-
niaa al-lslatniya, Hamas-lzmdin al-Qassam, Hezbollah E\tenml 5c-
curity Organizatinn, Lashkare-Thayyaba (Kashmir), dan Jihad Islam.
Mengapa pemerintah Bush kini begitu bersemangat meluaskan pe-
rang ke berbagai penjuru dunia, khususnya ke berbagai pihak yang
disebut sebagai "Islam militan"? Selain faktor legitimasi dan kese-
li'ttititaii politik pemerintahan Georgc VW Bush, jawabannya dibuat
oleh Michefc Steinbcrg, yang pada 26 Oktober 2001, menulis analisis
berjudul 'Walfbwitz CflhnV 1* mi Enam/ Withffl U.S. di jitrnai Executip?
Tulisan Steinbcrg itu dimulai dengan cerita tentang keterlibatan
Irak (talam Serangan 11 September 2001. seperti dimuai dalam ha"ri-
*m tiw Observer, [«ondon edisi 14 Oktober 200 L Berita yang diberi ju-
dul "IrakBchindU.S^ Antimu' Ouibreah" itu ternyata salah total. Beri-
ta salai i itu mengutip sumbernya Liari pernyataan tanpa bukti dari
kalangan "American 1 f a w ks"- sebuta n bagi pejabat-pejabat AS yang
bersemangat dalam melancarkan perang— yang menyatakan bahwa
"ada banyak bukti yang menunjukkan keterlibatan Presiden Irak
Saddam 1 Iussein dalam peristiwa aksi pembajakan 11 September
2001. Salah seorang "ha w k'' yang tidak disebutkan namanya menya-
takan kepada koran yang terbit di London itu. bahwa Ton v Blair
adalah. sekutu lerpercayfl dalam peperangan melawan terorisme. Pe-
jabat AS itu juga menegaskan, bahwa jika perang melawan teror ma
berarti kita harus berperang ratusan lahun lamanya, maka kita akan
melakukannya.
Siapakah kelompok maniak perang d r AS tersebut? Itulah yang
disebut Steinberg sebagai "Wolfhwitz cirtuiF atau komplotan rahasia
Woliowilz (mantan Dubes AS untuk Indonesia yang kini menjabat
Depuli Menteri Pertahanan AS). Menurut Koran Ttw Ntto York Tiutes
yang menerbitkan bocoran aktivitas komplotan tersebut pada 12
Oktober 2001, komplotan itu menginginkan agar segera dilakukan
perang terhadap [rak, menyusul serangan AS ke Afghanistan Perang
itulah yang mereka harapkan akan menyeret AS ke kaneah perang
global y<mg mereka inginkan. Steinberg mencatat.
'Tetapi Irak sebenarnya hanya batu lompatan lain guna men-
dorong 'perang' anti- teroris menjadi ledakan besar 'benturan
peradaban' {clash ofcivilizntiaus), di mana kawasan Islam akan
menjadi simbol musuh dalam sebuah Perang Dingin baru."
Teori "Ch*h o/ Civitizatioits". menurut Steinbcrg. adalah teori
vang dikembangkan oleh Profesor I larvard Unkersity yang menja-
di penasihat keamanan Presiden Carter yaitu Zbigniew Brzwinsky
dan sejumlah anak didiknya, termasuk Samue! P I luntinglon. Brze-
zin^ky bermaksud menggunakan "kari u Islam" untuk melawan Uni
Soviet, dan -telah itu rnempos isikan Islam fundamentalis untuk
berhadapan dengan Islam moderat serta pemerintahan Arah dan
dunia Islam Yang pro-Barat Analisis ini juga menvebutkan bahwa
"Wolfoicitz uilhi!" yang m em promosikan teori "C I tuh ofCiviliziition"
kurang lebihnva merupakan "musuh dalam selimut bagi Amerika
Serikat '. Komplotan mi memiliki jaringan di Dephan, Deplu, Ge-
dung Putih. Jan L\-wan Pertahanan Nasional AS. Mereka mampu
membajak kebijakan AS dan dapat menyeret kekacauan di Afgha-
nistan saat ini ke dalam satu Perang d lobai. Pada 12 Oktober 2001,
Nt'n- YtJfh Ttifii'- mengungkap perpecahan yang seruti di dalam tubuh
pemerintahan Bus h "Cabai" mg m melenvapkan Irak, menempatkan
Presiden Palestina lasser Aratat dan Pemerintahan Otonomi Palesti-
na dalam daftar teroris, dan mengumumkan perang terhadap se-
jumlah negara. Majalah Tinh^ pernah mengungkapkan, pada 22
September 20U 1. Presiden Bush menolak rekomendasi "cabai" untuk
menyerang Irak. Tapi. menurut Sleinberg, "cabai" mampu meran-
cang operasi "negara dalam negara" sebagaimana pernah terjadi da-
lam kasus "iran-Contra". Apalagi, "cabai'" menempatkan tokoh-
tokoh penting dalam jajaran pengambilan kebijakan pertahanan AS,
seperti Ketua Badan Kebijakan Pertahanan (Defenee Policy Board},
Richard Perle. Tokoh inj telah hekerjasama dengan Woliowitz sela-
ma lebih dari dua dekade sebagai "ti^nte pfiufhhmcr" dari faksi sayap
kanan Israel. YVollowitz dan Perle pernah disebut-sebut termasuk
daftar "X Conirnittee' yang diduga terkait dengan operasi Jonathan
Jay Pollard. y ani; pada M h n n 1985 ditangkap karena melakukan
pekerjaan mata-mata bagi Israel. [adi, "Wolfowiiz cabai" ditengarai
lengah mendorong Ab agar mengikuti kebijakan "sayap kanan Israel"
yang sangat berbahaya, termasuk kemungkinan serangan nuklir
Israel ke negara-negara Arab, Tidak ada konfirmasi tentang dugaan
keterlibatan Woltowit/. dalam kasus Pollard vang sangat spektakuler.
PolJard a kilirnya dijatuhi hukuman seumur hidup, Seymotir Hersh,
dalam bukunya, "Tbe Samson Option", menyebut Pollard sebagai
mata-mata nuklir Israel va n g pertama. Dalam 18 bulan, Pollard men-
aifi lebih dari 1CHKJ dokumen rahasia. Lebih dan S 00 di antaranya
tergolong sangat rahasia. Menurut Ilersh, mengingat banyaknya
dokumen yang dicuri tersebut, memunculkan kecurigaan bahwa
Pollard dibantu oleh dua atau lebih "orang AS yang berkedudukan
tinggi". Oleh orang-orang Yahudi, aksi spionase Pollard ini dipan-
dang sebagai tindakan tcqiuji. la dipuja sebagai pahlawan. Pada 23
Oktober 1992, sejumlah besar rabbi Yahudi di AS memasang sebuah
Iklan sehalaman penuh di hftnv York Tinu j > f yang isinya meminta agar
Presiden Bush segera membebaskan Pollard, Saat berkampanye. Bill
Cl m ton juga pernah menjanjikan akan meninjau kembali kasus
Pollard. J
Meskipun tidak disertai dengan referensi yang mendalam, te-
tapi analisis Steinberg, cukup menarik, karena fakta-fakta kemudian
banyak vang sejalan dengan analisis tersebut. Analisis ini ju^a seja-
lan dengan berbagai analisis tentang kelompok ' r neo-konservatif h di
AS yang telah dibahas pada bagian sebelumnya. Pengaruh dan ceng-
keraman kelompok sayap kanan di AS banyak sekali diungkap- Pe-
nempatan kelompok "militan Islam" sebagai musuh utama Barat ju-
ga diberikan legitimasi ilmiah oleh HuntingUin dan Lewis, dengan
mengeksploitasi dokirin ritfWr ofcwilizrjthna. Kebijakan im kemudian
dijadikan sebagai konsep global yang harus diterapkan oleh seluruh
negara di dunia Sama halnya ketika dunia harus menjadikan komu-
nisme sebagai musuh bersama. Sebagai contoh, adalah pernyataan
benda ngkali Lnknh avi f r*tw chimw, Lee fCuan Yew, yang menekan-
kan, bahwa Indonesia adalah sarang Islam militan. Menurut Lee, se-
perti dikutip Kortin Tx j mp& 2 Juni 2002 dan fr&'tf/fl Indonesia, 3 Juni 2002,
Muslim militan d s Asia Tenggara sedang berkomplot imUik meng-
gulingkan pemerintah; la juga mendesak AS agar membantu militer
Indonesia, karena hanya militer yang dapat menumpas Muslim
militan.
Di lapangan, pengertian "teroris", "militan" dan "fundamenta-
lis^ tidaklah jelas dan sangat bias, tergantung kepentingan. Sebagai
contoh, Harian Kompn* (31 Jamui r i 2002) dalam berita yang diberi
judul "AS Mulai Perang TtTOrismt* di Filipina", ditulis kata-kata se-
bagai berikut.
"Pastikan Amerika Serikat {AS J membuka front baru dalam me-
■* Kas u*] PttlLird dapat d i si m n k daJarn Paul Findlry, Dtflibrrfih' Drtt'i'fJonj-ftftijifl -*'ir HiJt
tiboit! the US-hnhIt FUAfiYivnvhvANw York: Lawrauitu E fiil Bln>kp, 1^?]
merangi terorisme. Kamis (31/1), mereka mulai menggelar ope-
rasi yang dirancang untuk memberi pelatihan memerangi ke-
lompok militan."
Di majalah Neu^zivek, Specinl Davo> Ediiion, December2001-Feb-
ruary 2002, Prancis Fukuyama juga mencatat'
"Islamis radikal, yang tidak tnleran terhadap semua bentuk ke-
ragaman dan suara yang berbeda, telah menjadi kaum fasis di
zaman kita. Merekalah yang sedang kita lawan/'
Jika "militan Islam", "fundamentalis Islam" dan "'radikal Islam"
merupakan musuh Barat yang paling utama saat ini, sehingga di-
katakan Fukuyama, mereka harus diperangi, maka tentunya perlu
didefinisikan terlebih dahulu* siapakah yang disebut sebagai "milit-
an", "fundamentalis" atau "radikal" itu? Dan apakah dunia bisa
secara fa i r dan adil menerapkan definisi itu untuk semua jenis manu-
sia, bangsa, dan negara? Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Ber-
nard Lewis dalam bukunya T!u> Cn*i$ of Istawi menyatakan, bahwa
fundamentalis Islam adalah jahat dan berbahaya, dan menyebutkan
bahwa fundamentalis adalah ani i* Dara t.
Definisi Lewis ini tentu saja sangat bias dan kenyal untuk dite-
rapkan bagi siapa saja yang mengkritik Barat. Padahal, faktanya, Ba-
rat memang banyak terlibat dalam berbagai aksi kekerasan dan teror
serta memberikan dukungan terhadap rezinvr&zim represif dan oto-
riter. Namun, lagi-lagi, masalahnya, adalah soal standar. Apakah
standar undamentalis atau teroris diterapkan secara adil?
Majalah Tim? edisi 30 September 20(12 menurunkan satu tulis-
an berjudul, "Tnkmg Th\* Hnrti RoiuV\ Tulisan itu dibuka dengan kata-
kata vang sangat memojokkan posisi Indonesia, "Indonesia meng-
hadapi pilihan sulit: menggulung kaum ekstrimis dan risikonya
mendapatkan reaksi keras dari umat Islam— atau mengundang ke-
marahan Amerika." Kala majalah ini pula, "Kegagalan Indonesia
dalam bertindak atas J I (jamaah Islamiyah) atau Ba'asvir, menurut
para pejabat AS, dapat mempercepat serangkaian sanksi ekonomi
seperti pembatalan pinjaman dan vot'mg yaflg menolak bantuan dari
IMF/'
7/.Wt' sangat serius "berburu" Ba'asvir. Sekurangnya, selama
tahun 2002, sudah empat kali {edisi 11 Februari, 1 April, 23Septem-
bor, dan 30 September), T?iw membuat: laporan yang memunculkan
Ba'asyir sebagai seorang gembong teroris. Pesan dari laporan-lapor-
an tentang Ba'asyir itu sangat gamblang: Abu Bakar Ba'asyir, pim-
pinan PP Al Mukmin Ngruki, Solo, adalah orang berbahaya bagi AS,
dan karena itu harus ditangkap dan diperlakukan sebagai "teroris".
Pada t*dLsi 30 September 2002, pesan AS itu begitu jelas- Bahwa, jika
Indonesia tidak menangkap Ba'asyir, maka Indonesia terancam men-
dapatkan sanksi ekonomi. Pada 16 September 2002, Presiden Bush
menelepon Presiden Megawati- Konon, menurut Tww , Bu^h memin-
ta agar Megawati mengambil tindakan tegas terhadap Islam militan.
Pada 17 September 2002, Direktur Urusan Asia National Security
Council AS F Karen Brooks, mengunjungi Jakarta, secara diam-diam.
Apa pun cerita tentang J I dan Baasyir, kemudian /aktanya, Baasyir
ditangkap dengan tuduhan terlibat terorisme. Ia akhirnya dijatuhi
vonis karena kasus pelanggaran imigrasi (sebuah pelanggaran vang
dilakukan ratusan orang setiap tahunnya di Indonesia), bukan
terorisme.
Terlepas dari berbagai masalah hukum yang kemudian diterap-
kan kepada Baasyir, bagi kaum Muslimin secara luas, muncul per-
tanyaan, adilkah perlakuan dunia internasional, khususnya AS ter-
hadap Baasyir dan kawan-kawan, jika dibandingkan dengan per-
lakuan mereka terhadap Atid Sharon, misalnya 7 Tokoh Yahudi "se-
kuler kanan" dan Partai Likud ini [tiga sudah sangat tersohor ber-
bagai aktivitas terornya. Sharon tidak pernah menyesali kunjungan
provokatifnya ke komplek Al-Aqsha pada 28 September 2000, vang
memicu terjadinya pembunuhan terhadap lebih dari 30U0 warga
warga Palestina. Truck- nroni Sharon dalam soal pembantaian terha-
dap warga Palestina suht dilupakan. Tahun 1953, saal memimpin
Unit 101, vang dibentuk untuk melakukan pembasmian di Tepi Barat,
Sharon melakukan pembantaian di Desa Kibya dan membunuh 69
warga Palestina- -setengahnya wanita dan anak-anak Yang paling
dramatis tentu saja saat menjabat Menhan Israel, tahun 19S2, Sharon
membiarkan terjadinya pembantaian terhadap ratusan-ada yang
menyebut angka 2000-3000 jiwa— pengungsi Palestina oleh pasukan
Kristen Phalangis. Sharon hanyalah bagian kecil dari apa yang di-
sebut oleh Roger Garaudy sebagai kebijakan negara Israel yang se-
cara sistematis menerapkan metode "Terorisme Negara". Namun,
kejahatan-kejahatan Sharon dan Israel justru terus dibela oleh AS-
Israel ditetapkan sebagai partner ulama AS Jalani memerangi teror-
isme. "Secara tradisional, Israel merupakan pendukung terkuat
Amerika Serikat dalam perang melawan terorisme/' demikian la-
poran Deplu AS bertajuk Pattern of Global Terrorism, yang diluncur-
kan 21 Mei 2002.
Media massa juga menjadi bagian penting dari penyebaran ke-
rancuan terminologi dan definisi tentang terorisme dalam kaitannya
dengan Islam. Sebagai contoh adalah pemberitaan media massa di
Indonesia Lcntnng "kelompok Abu Sayyaf". Harian Kompas meng-
gunakan istilah yang beragam untuk Abu Sayyaf, yaitu {1) "kmmi
wilitmi", seperti ditulis dalam tajuknya (ZU Juni 2002), "Dalam kasus
penculikan awal pekan mi segera terlihat betapa berbahaya nya ke-
giatan kaum militan di Fiiipma Selatan." (2) "Kelompok gerilya
Muslim", seperti di Lu lis dalam berita Kompti* (19 Juni 2002), ".., Noble
Energy, yang berpangkalan di Singapura telah mengidentifikasi para
penculik itu sebagai anggota Abu Sayyaf, kelompok gerilya Mualim
yang diketahui beberapa kali melakukan penculikan, termasuk
orang asing. Setidaknya tiga warga Amerika dan sekitar 100 warga
Filipina diculik tabiin lalu/' (3 J "Gerilyawan separatis". Di Luks da-
lam tajuk Kompas, "Perisi i w a perampokan ha n Senin 17 Juni ber-
langsung di wilayah dan perairan yang selama ini dikenal dikuasai
gerilya w an separatis Abu Sayyaf,"
Harian Mrdin Ifiiionvsm (19 Juni 2002) menggunakan istilah "ke-
lompok pemberontak" untuk Abu Sayyaf. Koran Tempo (19 Juni 2U02)
menggunakan istilah "gang penculik", Sementara pada edisi esok-
nya, Kumu Tempo tidak menggunakan sebutan apa pun, dan hanya
menyebut kelompok ini sebagai "kelompok Abu Sayyaf". Sedang-
kan RepttNika (20 Juni 2002) menggunakan sebutan "kelompok geril-
ya Abu Sayyaf",
Isiilah "militan" dan "gerilya Muslim" yang digunakan Kwupns
terhadap kelompok Abu Sayyaf, yang telah dicap sebagai "pencu-
lik", "perompak", "pemberontak", "separatis", sadar atau tidak ber-
kaitan dengan pembentukan citra Islam. Mengapa? Karena pada
saal yang sama Koinpiti tidak menyebut "teroris Yahudi" pada Lsraei
dan "pembantai Kristen" pada tokoh-tokoh Kristen yang tindakan
pembunuhan dan terorisme di Serbia, atau Tirnothy McVcigh yang
membom gedung WTC di Oklahoma Cih' tahun 19%. Meskipun ter-
catat sebagai Kristen fundamentalis, apakah Presiden Tr timan yang
mendukung Israel juga dapat dikatakan sebagai teroris? Bagaimana
dengan Ferdinand Marcos, yang Katolik, dan tokoh Yahudi Ariel
Sharon? Bisa dibandingkan, bagaimana traek record Ariel Sharon,
George Bu.sh (senior). Presiden John sen—data m Perang Vietnam—
Ferdinand Marco^, dan Abu Sayyaf dalam melakukan berbagai aksi
pembunuhan terhadap umat manusia.
Dalam Perang Teluk, 1991, .Angkatan Udara AS menjatuhkan
881)00 ton bom di Irak, jumlah vang setara dengan tujuh kali lipat
vang dijatuhkan di Hiroshima. Media Barat dan koran-koran di In-
donesia, menurut wartawan kawakan Willem Oitmans, dalam bu*
kunya, Di Biilik Krtinlihnhv) Cl A, (2001:4), tidak memberitakan peris-
tiwa Pengadilan Kejahatan Perang Amerika (Tribunal for Amvrican
W&r Crinttai) di New York, yang dihadiri 22 hakim dan 18 negara
bagian. Keputusan pengadilan itu menetapkan; AS dan para pejabat
terasnya dinyatakan bersalah atari 19 tuduhan kejahatan perang. 5
Dengan kep utusan pengadilan itu, mengapa George Bush se-
nior tidak dijuluki oleh media massa sebagai "militan Kristen"? Jika
Osama yang dicurigai sebagai utak penghancur Gedung WTC sudah
dicap sebagai "militan" dan "teroris", begitu juga Abu Sayyat yang
Muslim melakukan penculikan dicap sebagai "militan", "teroris",
dan "gerilya Muslim", mengapa Ariel Sharon vang jelas-jelas ber-
tanggung jawab terhadap pembantaian Shabra-Shatiia tidak disebut
sebagai "militan dan teroris Yahudi"? Mengapa banyak media ma^-
sa tidak memberikan sebutan semacam itu?
Pada edisi 20 Juni 2002, Kompas menurunkan berita tentang Is-
rael berjudul, "Israel Kembali Duduki Jenin dan Kalkiliya". Kompas
tidak memberikan sebutan apa pun untuk Israel dan Ariel Sharon.
Misalnya, Israel diberi julukan sebagai "negara penjajah Yahudi"
atau "teroris Yahudi", Padahal, Israel sendiri tak segan-segan me-
nyebut dirinya sebagai "Vw fcwhh State". Ariel Sharon juga hanya
ditulis Kompas sebagai "PM Ariel Sharon" tanpa embel-embel "tero-
ris", "penjagal", "tokoh garis keras" atau "militan" Yahudi.
Kerancuan penggunaan istilah ''militan" dan "teroris" masih
* Wilk-ni Olbiwms, Dt Biihk kt*h-rhtxitmjC)A* (lakarti: l'ustaka Smiat l iar^pArV, 2(111 1. Mm 4
terus terulang- Sebagai contoh, pada pemberitaannya yang berjudul
"Italia Investigasi Teroris" {Kompas, 19 J Lini 20U2), tertulis, "Pejabat
antitcrorisme Italia menginvestigasi 547 orang yang diduga berkait
dengan jaringan militan/' Jadi, menurut berita ini, siapa pun yang
punya kaitan dengan organisasi "militan" pantas dicurigai sebagai
"teroris" dan boleh diinterogasi, Siapakah yang disebut sebagai "or-
ganisasi militan"? Apakah yang militan pasti terkait dengan teroris-
me? Kerancuan seperti itu akan selalu terulang selama media massa
menempatkan dirinya sebagai bagian dari alat "hegemoni AS dan
Barai" tanpa mau berpikir dan bersikap lebih objektif. Istilah "fun-
damentalis" juga begitu mudah menyebar dan bahkan diterima oleh
sebagian kalangan Muslim "tanpa rcscnv**.
Kerancuan istilah itu, misalnya, dapat dilihat dari penggunaan
istilah ini oleh sejumlah tokoh di Indonesia. Dalam desertasinya di
Universih Sains Mala vs ia (USM) vang diterbitkan Paramadina (19W),
dengan judul Modem jfsw tUn fwtdwiwntftlisme dahi m Politik telmn-
P\ i rhmhim$ti)i Ptirdu Miinyumi (Indo}w<in) dan Partai Januiftt'i-kfanu
'(Ptikisttwi—Yusri] Ihza Mahendra menyimpulkan bahwa Jama'at-i-
[ siam i dan al-Ikhwan a b Musi imun termasuk kategori kelompok
fundamentalis. Sedangkan Masyumi masuk kelompok modernis
bersama Liga Muslim Pakistan. Dalam "Catatan Pinggirnya" di Ma-
jalah Tvmpo f 27 Januari 2002, Gocnawa» Muhammad menutup tulis-
annya dengan kalimat, "Fundamentalisme memang aneh dan keras
dan menakutkan: ia mendasarkan di n pada perbedaan, tetapi pada
gilirannya membunuh perbedaan," Lalu, pada pidatonya di Taman
Ismail Mami k i Jakarta, 21 Oktober 1992, Nurcholish Madjid me-
ngatakan, "Kultus dan fundamentalisme adalah sama berbahayanya
dengan narkotika."
jika digabungkan kesimpulan Yusril Ihza Mahendra, Cioena-
wait Muhammad, dan Nurcholish Madjid. yang sama-sama meng-
gunakan istilah "fundamentalis", maka bisa ditarik kesimpulan,
bahwa tokoh-tokoh f siam, seper H Hasan al-Banna, Sayvid Quthub,
Yusuf al-Qaradhawi, Abui A' la Maududi, Syekh Ahmad Yassin, dan
sebagainya, pantas dicap "sama bahayanya dengan narkotika" dan
"menakutkan". Itulah yang dilakukan Israel, dengan membunuh
Syeikh Ahmad YaSin. Jika Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang
memiliki kaitan dengan perjuangan Ikhwanul Muslimin juga di-
masukkan dalam keU\n;on ' lundamentalis "' maka dongan logika
yang sama, Dr. Hidayat \urwahid yang memimpin MPR iuga perlu
dunusnahkan, karena dia lebih berbahaya dari narkoba.
Mengaitkan faktor 'kekerasan' dengan 'fundamentalisme
a^ama" juga tidak selalu tepa L Rezim-rezim biadab di berbagai be-
lahan bumi, seperti Rezim Reza Pahleei, Marco, Apartheid Atrika
Selatan, Augustn Pinoohet dan sebagainya, bukanlah pengikut
'lundamentalis". Mereka adalah rezim sekuler Rezim di Israel van^
kejam juga bukan pengikut Yahudi fundamentalis atau Yahudi Orto-
doks melainkan rezim yan^ lahir dan tumbuh dari kalangan Yahudi
sekulan Presiden George W. Bush \aug tega membunuhi anak-anak
dan war^a sipil Arghan, Irak Palestina, dan sebagainya, iu^a tidak
secara tegas menyatakan diri sebadai fundamentalis Kristen, meski-
pun nada kenyataannya ia berasal dari lingkungan fundamentalis
Kristen. Memang, dalam hukum a, The Cta^h of Cii'iliziitioii aiui f/,v
Ri.'}Htik'm$ ofWothi Order, Fluntington mengungkap hasil pallni^ di AS,
November \99 k yang mengungkapkan, 33 persen publik AS melibat
"Islam fundamentalis" sebagai ancaman. Di kalangan pimpman AS,
jumlahnya malah >J persen. Dalai n poli 'm ^ lain \ang melibatkan
35.000 responden yang peduli pada kebijakan politik luar negeri A$,
61 persen responden menyatakan, "IslamicrevK'ai" sebagai ancaman
bagi AS."
Di AS. kelompok Kristen fundamentalis diistilahkan sebagai
Nt'tv ChrhUan Rt^hl (NCR), juga berpengaruh besar dalam pemerin-
tahan AS. Presiden Bush dikenal memiliki hubungan yang sangat
dekat dengan kalangan Kristen fundamental isseperli Riil v Graham,
Pai Robertson, Jerry Falwell. Tokoh-tokoh KiLstun inilah \:m^ mem-
beri k. i n dukungan kuai kepada Israel. Soal keterkaitan erat Bush de-
ngan kaum lundamentalis Kristen banyak diungkap oleh pengamat
politik Amerika berikat. Dalam bukunya berjudul Th l Ea^le^ "?hndo;v:
IV//I/ Ametka Vasaiiah** mni hifurinles the WorLi, Mark llertsgaard
mencarat tentang Bush funior ini, "George W. Bush, yang menyebut
Yesus Kristus sebagai fi los o l' favoritnya, adalah seorang Kristen yang
"terlahir kembali'' yang punya utang politik terhadap kaum Kristen
fundamentalis."
'' ilunlin.nUin, "t!i m Kiii<h m/UiVi^Ji^ 1 h J m II ^
Bagian H Cata Memandang Islam 225
Menurut Hertsgaard, sejak awal 2000, kelompok Kristen sayap
kanan [Citrwtiiw ngltt) ini memang lelah memilih berdiri di belakang
Blt&h* Presiden AS ini pun kemudian membuat politik balas budi ter-
hadap kelompok yang memiliki basis kuai terutama di AS bagian
Selatan, Dian taranya dengan menggeser tanggung jawab sosial dari
pemerintah kepada gereja dan mengangkat hakim serta pejabat-pe-
jabat federal yang bersimpati terhadap kepentingan fundamentalis.
Kekuatan Kristen sayap kanan bisa dilihat saat "the Uvo most po-
werful Repubhcans" Trem Lot t dan Tom Del a y berhasil menggerak-
kan proses iuiiYtwInnnil terhadap CHnlon dalam kasus skandal seks-
nya dengan Monica Lewin^ky Di jajaran Republikan, hanya sedikit
senator yang dapat terpilih tanpa dukungan kelompok Kristen sayap
kanan inL Memangu dalam soal agama, AS sering bersifat ambigu.
Pada satu sisi tetap memegang prinsip sekuler, bahwa negara tidak
melakukan campur tangan dalam urusan agama. Tetapi, kata l lerts-
gaard, "Agama merupakan kunci guna memahami banyak hal ten-
tang Amerika Serikat." Maka, Lak heran, jika politisi Demokrat pun
sering menampilkan diri sebagai sosok yang religius. Clinton dan Al
Gore, misalnya, juga bangga menyatakan dirinya sebagai "bom
again" Baphsts, Clinton juga melakukan riluahtas Kristen saat me-
lakukan pengakuan dan permohonan maaf kepada rakyat AS atas
skandalnya dengan Lewinskv.'
Kristen fundamentalis alias Kristen Sawi p kanan (The New
Christian Right/NCR), mulai dikenal pada akhir 1^70-an. Ketika itu
masyarakat AS menyaksikan kebangkitan munculnya kelompok mi,
yang dalam politik AS dikenal sebagai "gerakan politik keagamaan
konservartiJ (i/ amsrnvrt kv n'ti^in-politicnt nwiwiwnt)". Gerakan yang
berakar pada VUm'wm czwi^eliail Pnttstautwn" ini bertujuan untuk
mendirikan agama Kristen tradisional sebagai kekuatan dominan
dalam seluruh aspek sosial kemasyarakatan, termasuk politik- Pesan
dan NCR adalah menyenikan kebangkitan agama, regenerasi moral,
dan kebangkitan kembali bangsa Amerika. Jerry Falwcll, seorang to-
koh NCR, menyatakan bahwa Amerika membutuhkan dampak dan
kebangkitan spiritual murni, y«ing dibimbing oleh pendeta-pendeta
(Cl"w>N«*1 AHvH uiJ L'ndwin, 2$Y2j, htm 121- 123
yang percaya pada Biblc; bahwa 'kanker mara!' telah menyebabkan
pembusukan masyarakat dari dalam,-
Karena menyimpan ban vak masalah, Mark Jurgen_sma\er me-
nolak menggunakan istilah "Fundamentalis" kepada kaum Muslim
yang menginginkan kebangkitan nasional religius- Ia menulis buku-
nya dengan judul: Tlw New Cohi Wnr? Relrgiauz Natiomili^n Cohfronts
l lu* St'Ciilrtr Stutf, Menurut Jurgensmaver,, istilah "fundamentalis"
bernada peyoratif (penghinaan), yang berkonotasi "intoleran", "me-
rasa benar sendiri", dan "'menerapkan pandangan sempit dogma
agama secara i i terai". Istilah ini J eh ih merupakan tuduhan ketim-
bang bersifat deskriptif. Artinya, lebih mencerminkan sikap terha-
dap kelompok lain, keHmbang menjelaskan siapa mereka. Karena
itu, menurut J urgensmayer, lebih tepat memberi identitas para akti-
yis yang berorientasi keagamaan secara pribadi dan politik sebagai
"nasionalis religius", sebagai lawan dan "nasionalis sckuW." Pada
tataran praktis, perbedaan perlakuan terhadap "fundamentalis" Ya-
hudi, Kristen, atau Islam, dalam kamus terorisme internasional saat
ini, menunjukkan istilah "terorisme" masih begitu lekat dengan ke-
pentingan politik— baik dalam maupun luar negeri- A S yang kemu-
dian menjadi pangkal berbagai problema pelik internasional.
Problema pelik internasional i txi ternyata dalam pandangan
Rush bisa menjadi sanga i-sedcrhana. Bush membagi dunia menjadi
dua: dunia jahat dan dunia baik. Dunia jahat adalah musuh AS dan
dunia haik adalah yang mendukungnya. Si apapun bisa melihat ke-
tidakberesan sikap politik "siapa yang kuat dia yang benar" ini. Pe-
nguasa AS yang ingin bersikap lain, akan tersingkir atau d isi n^ kir-
kan, seperti yang terjadi pada John F. Kennedy Dalam bahasa Ma-
ha thir Muhammad, bekas perdana menteri Malaysia r dunia kini
kembali ke "zaman batu" karena menempatkan "perang" sebagai
jalan menyelesaikan masalah. I lu ku m dan aturan internasional yang
disusun sendiri oleh AS dan sekutu-sekutu pemenang Perang Dunia
II, kini justru diinjak-injaknya sendiri. Inilah sebena m va akhir tata-
nan internasional fpax-Americana). Inilah akhir dari aliran pol i H k
idealis vang mengagungkan hukum dan moral dalam menciptakan
* JVttT fk'UT. AWjgiatr m1 GfaMftfJnffl, (London SAGF PuMicatirnis, I9W), hbn 1 1-M21
' Mark fUrgfTwm*vTr,Tho NV w CoUi War?, hlm 4A
perdamaian. Yang menang akhirnya aliran politik realis, yang me-
nempatkan "power" sebagai (aktor utama pcncipia perdamaian.
Standar ganda juga diterapkan dalam kasus persenjataan kimia.
Negara-negara yang dianggap I > tikan teman Barat, diharuskan me-
nerima pemeriksaan tim inspeksi senjata pemusnah massa), jika ti-
dak mau tenma r maka negara Uli akan diberikan sanksi ekonomi
Tetapi, peraturan internasional itu hdak berlaku untuk AS. Tahun
1997, Senat AS meluluskan undang-undang yang meratifikasi im-
plementasi "CtMwntmi of tht j Prohibitfon oj the Dcvehpinnit, Proiiuc-
iiou, $tocky\lm$ utnl JJsr of Chemical (Mta/witt mtd on Hirit Dt*strucifou'\
Na mim, tUt dengan syarat: Presiden AS berhak menolak permintaan
inspeksi fasilitas persenjataan kimia di dalam negeri AS, jika Presi-
den menganggap inspeksi tersebut akan mengancam kepentingan
pertahanan nasional [tlh* imtiuml wcurity ihftwfeO AS-
Dalam buku Wtstmt Statf Ttrrorism (cd. Alexander Gcorge), di-
kompilasi data-data dan sejumlah penulis, seperti Chomsky, Edward
S. Herman. Richard Falk, dan scbagainya,yang menunjukkan bagai-
mana Barat, terutama AS dan Inggris, menggunakan isu terorisme
sebagai alat politik luar negerinya (t i j emplDy ttrr&ri$m a^ t? tnot offch
ragu poticu). Menjelang akhir hayatnya, setelah menyaksikan ['erang
Dunia I, ahli psikoanalisis Sigmund Frcud menulis, "Pengetahuan
kita tentang a la m pikiran manusia suatusaat kelak boleh jadi bisa di-
pakai untuk menimbulkan 'patologi masyarakat kultural'/' Editor
buku itu mengkhawatirkan, bahwa masyarakat AS telah menjadi
'nturotic, la berspekulasi,
"Apakah masa depan semacam itu akan memberi pembenaran
bagi diagnosis bahwa, di bawah pengaruh tekanan kultural, be-
berapa peradaban, atau sebagian masa dalam peradaban—
mvingkin sel u nih umat manusia- tela h mengalami gangguan
syaraf {nturotk). Saya khawatir k)ta di Amerika Serikat sudah
begitu. Kemungkinan tentang kembalinya kewarasan dalam
waktu dekat masih belum jelas benar Yang jelas, betapapun, ta-
hap-tahap pertama membutuhkan kejujuran tentang diri kita
sendiri " ! "
I^A Gi*or£fh\i>. LvWf'ru S toh' Tcrmnttn, (CiimbnJui* P*>1ih Prw, 1*«li. hlm /•£
Gejala gangguan jiwa semacam 'neurotic' vang dikhawatirkan
melanda dunia, khusus n ya di AS, menjadi sesua Lu yang logis, meng-
ingat kebijakan Yang diterapkan oleh pemerintah AS dan sekutunya.
William Blum menyebut, kebijakan politik luar negeri AS, memang
secara klinis dapat dikatakan "gila". Dan itu diakui oleh para pem-
buat kebijakan itu sendiri. Blum meletakkan kesimpulannya itu di
bawah subjudul "flu 1 fitaiimatt philo^ophy" (filosofi nrang gila). Penulis
yang hengkang dari Deplu AS tahun l%7 gara-gara menenlang Pe-
rang Vietnam ini, mengungkap studi internal "US Stralegic Com-
mand" tentang "EssentiaLs u f Posl-Cold War Dcterrence". Dikata-
kan bahu - a h n d akan AS yang kadang kelihatan 'oli t o f confcrol',
irasional, dan pendendam, bisa jadi menguntungkan tmtuk mencip-
Eakan rasa takul dan keraguan pada nuisuh-musuliriya. 11
Untuk mengakhiri kemelut internasional dan menciptakan rasa
aman bagi masyarakat AS, William Blum mengajukan konsep seder-
hana- [ika ia menjadi Presiden AS. kata Rlum. ia akan sanggup
menghentikan aksi terorisme terhadap AS hanya dalam beberapa
hari. Dan itu bersifat permanen. Caranya, pertama, ia akan meminta
maaf kepada semua janda dan anak va b m. orang-orang yang terluka
dan termiskinkan akihat ulah imperialisme AS. Kedua, ia umumkan
dengan jiwa yang tulus, ke seluruh pelosok dunia, bahwa intervensi
global AS U 1 la h berakhir, dan umumkan bahwa Israel tidak lagi men-
jadi negara bagian AS yang ke-? b Lalu, DI um— andai jadi Presiden
AS- -akan memotong anggaran belanja pertahanan AS, sekurangnya
*-)0 persen, dari angka 330 miliar USU per tahun. Junilah itu sama
dengan pembelanjaan dana pertahanan sebesar 18.000 USD per ]am,
sejak kelahiran Yesus, I L ulah yang akan dikerjakan Blum pada Liga
hari pertamanya di Gedung Putih. Tapi kemudian katanya, sebagai
hasil pertama dari langkah-langkah itu, maka, "Qn thtffunrth day, V d
h? fis$rt$$hmt?d (pada hari keempat saya akan dibunuh). "*-
Maka, ketika begitu banyak paradoks yang ditampilkan oleh
Barat, tidak sedikit Yang mempertanyakan praduga Fukuyama ten-
tang The iiml ofHhtory dongan kemenangan di pihak Demokrasi Li-
beral. Mungkin lebih tepa! apa Yang dikatakan M i k ha i 1 Gorbachev,
sekjen Partai Komunis Unj Soviet yang terakhir, bukan Darat yang
menang dalam Perang Dingin, Letapi kemenangan unluk semua. Te-
tapi, yang I eh i h tepat lagi, tidak ada yang menang. Yang menang
adalah perang dan perdamaian belum menang, seperti ungkapan
Einstcin pada 10 Desember 194 S, saat jamuan makan malam dalam
acara ulang tahun Hadiah Nobel, di New York. Ketika itu, Albert
Einstein menyampaikan batu pidato bertajuk, "The War Is Woti. ini t
th\' Pract' j's Not/' Saat ih], Einstein menyatakan bahwa para ilmuwan
telah membantu mendptakan senjata-senjata baru untuk tujuan per-
damaian, Senjata-senjata itu kini dipercayakan kepada Amerika Se-
rikat dan Inggris sebagai "wakil" umat manusia dalam menciptakan
perdamaian dan kebebasan, Tetapi, kata Einstein, "Sejauh ini kita ti-
dak memiliki jaminan perdamaian maupun kemerdekaan yang di-
janjikan oleh Piagam Atlantik- Perang telah menang, dan perdamai-
an belum menang. Kekuatan-kekuatan besar, berbatu dalam perang,
telah terpecah belah mengenai soal pendptaan perdamaian. Masya-
rakat dunia diberi janji akan kebebalan dari rasa takut; namun fakta-
nya adalah ketakutan diantara bangsa-bangsa lelah meningkat sa-
ngat tinggi sejak berakhirnya perang." l?
Rekayasa informasi global itulah \ang sekarang tenis berlang-
sung, melalui media-media massa global. Masyarakat global diben
ketidakberdayaan (tiisi'iiipowt'ruiettt) dalam berbagai hal menghada-
pi hegemoni informasi. Kepentingan-kepentingan Bara t- terutama
AS— dapat terwujud. Dalam bidang ekonomi, Amerika Syarikat (AS)
berhasil mengglobalkan berbagai produk industrinya, sehingga men-
jadi ".selera dunia" {global tetsh*) Terjadilah homogenitas d a tani 3 F
dan i T P yakni foad (makanan), fuu (hiburan), dnn frs/noff (mode), dan
pikiran (tlitiuglit). Banyak warga dunia merasa bangga meminum
Coca-Cola, makan ayam goreng KFC dan burger McDonald's, me-
nikmat t musik AS, dan tidak malu-malu meniru mode pakaian
Britney Spears atau Jenniler Lopez yang sangat tidak pantas. Bukan
hanva itu, u mal manusia juga dipaksa dan diprovokasi supnva ber-
pikir seperti Barat, beq.^iktr sekular dan liberal, sebagai bagian dari
budaya global. Bahkan, kaum muslimin didorong untuk meninggal-
' > Olli - Nollun anJ i Idn/ NW«, E:H$ifm 0*1 Ptfi^\ fNuw iWk; Si mori ajtd Sclui^tt'r,
kan cara berpikir tauhid , yang hanva mengakui Al-Qur a n sebagai
Kitab Suci yang valid dan mukjizat, dan hanya mengakui Islam se-
bagai satu-satunya agama yang benar.
Sedangkan wacana terorisme 1 vang kini berkembang— den ga n
aktor utama adalah al-Qaeda— sebenarnya merupakan wacana vang
sudah masuk dalam bingkai kepentingan dan hegemoni wacana. Se-
bagai penguasa dunia, berbagai kejahalan AS memang tidak dapat
dijangkau oleh hukum internasional William Oltmans. misalnya,
mengungkapkan, tahun 19 c >2, Ramsey Clark, Jaksa Agung di mavi
Lyndon B, Johnson, menerbitkan laporan setebal ~\ 25 halaman ber-
judul 'Uh* Fhr tlus TiiiH'\ Di bawah subjudul 'LLS Wtt'r Criittrt in the
Gulf, Clark mencerilakan, ia sedang berada di Baghdad saat sebuah
bom presisi yang dikendalikan laser dilemhakkan ke tempat-tempat
perlindungan bawah tanah dan membunuh ratusan orang termasuk
perempuan dan anak-anak Angkatan Udara AS menjatuhkan 88.000
ton bom di Irak pada 1991, jumlah yang setara dengan tujuh kati li-
pat vang dijatuhkan di I liroshima. Kejahatan perang AS di Irak itu
sebenarnya sangat luar biasa, lelap i media massa di AS melupakan-
nya. Padahal, Pengadilan Kejahatan Perang Amerika {TnhunM for
Amcrictui IVrir Crintvs) di N r e w York, vang dihadiri 22 hakim dan l S
negara, menyimpulkan bahwa AS dan para pc jabal terasnya dinya-
takan bersalah alas ke- 1 9 tuduhan kejahatan. Mereka juga menun-
jukkan bagaimana Bush senior telah melanggar Piagam PBB dan
konstitusi AS. Ironisnya, tidak satu media manapun berani mener-
bitkan berita tersebut. William OIIman_s, wartawan senior asal Belan-
da yang ktru menetap di New York, menyorot ironi pers di AS itu
dengan mencatat - "Itulah keadaannya di negara vang menggembar-
gemborkan keberhasilan bahwa mereka telah dapat membangun
masyarakat yang bebas dan berdemokrasi " 1J Kapankah dunia akan
mampu keluar dari paradoks global semacam ini?
♦ ♦♦
U Willnm OUmans. Di Balik KrtrrhlmtM CM. 2001, hlm v 5
11
Islam- Barat: A Permanent
Confrorita t ion
Eksposisi tesis Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas
".,..tl\i> lontnujhition ii lu/ ntitiiiv o Hfclorii-oUy pi'rnuvu'iit o>n'- "
Naquib al-Attas, pemikir Mualim terkemuka
.
a uh sebelum Bernard Lewis dan muridnya, Samucl P
Huntington rajin mengangkat isu "tln* tln$lt of civilization*"
ki^ r yang makin hari arahannya makin jelas menghadap-hadap-
kan Barat dan Islam, sebenarnya kajian tentang peradaban Barat su-
dah lama berkembang di kalangan ilmuwan Muslim. Abui H asa n
Ali an-l\"adwi, Mulia nama d Asa d. Muhammad I n bal. Abai A' la Mau-
dudi, Savvid Qiitb t dan banyak lagi, telah mernbunkan kritik dan
analisis tajam tentang karakteristik peradaban Barat, Mereka mela-
kukan kajian komparatif antara peradaban Barat dengan peradaban
Islam dan kemudian mengingatkan kaum Muslim untuk lidak gam-
pang mengikuti pandangan dan jalan hidup peradaban Barat.
Peradaban Barai, menurut pemikir Muslim terkenal asal India,
Abui I lasan Ali an-fSariu i, adalah kelanjutan peradaban Yunani dan
Romawi yang telah mewariskan kebudayaan politik, pemikiran, dan
kebudayaan. Kebudayaan Yunani, yang menjadi inti kebudayaan
Barat, memiliki sejumlah "keistimewaan", yaitu: (1) kepercayaan
yang berlebihan terhadap kemampuan panca indera dengan mere-
mehkan hal-hal vang di luar panea indera, f 2) kelangkaan ra&a ke»
agamaan dan kerohanian, (3) sangat menjunjung hnggi kehidupan
duniawi dan menarah peihatian yang berlebihan terhadap manfaat
dan kenikmatan hidup, dan (4) memiliki kebanggaan patriotisme,
Semua itu dapat diringkas dalam satu kata, "materialisme". Teradak-
an Romawi yan^ menggantikan peradaban Yunani memiliki keung-
gulan dalam hal kekuatan, tata pemerintahan, luasnva wilayah* dan
sifat-sifat kemiliteran. Romawi kemudian mewarisi peradaban Yu-
nani sampai ke akar-akarnya, smhingga Pangsa Romawi tidak laju
berbeda dengan Yunani dalam karakteristik dasar Kedua n va memi-
liki persamaan besar: mengagungkan hal duniawi, skeptis terhadap
agama, lemah iman, meremehkan ajaian dan p rak tik keagamaan, la-
nattk kehangsaan, serta patriotisme yang berlebihan. Sejarah me-
nunjukkan bahwa bangsa Romawi tidak memiliki kepercayaan ke-
agamaan vang mantap. Sejak semula mereka telah mengembangkan
paham sekularisme yang menganggap Tuhan tidak berhak memasu-
ki urusan politik maupun urusan keduniaan lainnya. 1
Muhammad Asa d (Leopotd Weiss) mencatat, Peradaban Barat
modern hanya mengakui penyerahan manusia kepada tuntutan-
tuntutan e kuno mi, sosial, dan kebanggaan. Tuhan mereka yang sebe-
narnya bukanlah kebahagiaan s p iri tual melainkan keenakan, kenik-
matan duniawi. Mereka mewarisi watak nafsu untuk berkuasa dan
peradaban Romawi Kuno. Konsep "keadilan' bagi Roma w l adalah
"keadilan" bagi urang-orang Romawi saja. Sikap semacam itu hanya
mungkin terjadi dalam peradaban vang berdasarkan pada konsepsi
hidup yang sama sekali materialis tik, Asad menilai, sumbangan aga-
ma Kristen terhadap peradaban Barat sangatlah kecil, Bahkan, sari-
pati peradaban Barat itu sendiri sebenarnya irri'Iigious.
{.-.so cluwictt'rfchc nfuwdcvu Wf*tem Civihzfttwn, fca* tmacaytnh-
k* t o Christinnity .i> it h to fcfaui o f nmj oihtn religitm* Iycuhsc it y irtyli-
SayyidOutb juga dikenal sangat kritis terhadap Barat, terutama
setelah berkunjung ke Amerika Serikat tahun 1948-1^30- Di sana
1 Abu! f Lwm Ah jin Nnjwi, Ultim Kirmlviugim ft*flwMwn Dunui, (LiLirtn. Puslakj Jaya..
iWl, Mmi227-iW.
-KfufvnuTiAd A si J, litani £tTh? C rtKwtmd^ (Kuab ! nii^pur ThrOthcr Prt'ssj, hlm 2^.N r
LJiM ptrtnma Liuk u itu «lickftEtk Efthun liW ^Jch Aratel Publtea Ikat* DeJhi aiui l .«ihoiv
Quthb belajar tentang metode pendidikan Barat iW^sh-ni Mgthods Of
EduaUiGu)' Ia belajar di VJihon 's Tcnrfwrs Collegt* (saat ini bernama Uh*
l/ff/wwfr/ yffht* Dtftrkt tifCalumbiit) pada the Lh\ivi'rsit\f of Northern
ColowAa* Tcitdiefe' Colh'ge, la meraih gelar MA di unversitas itu dan
I Liga di Stunford University. Setelah tamat kuliah, Quthb juga sempat
berkunjung ke Inggris, Swiss dan Halia. Pengalamannya lebih dari
dua tahun di Amerika itu, tampaknya menjadi "LLfcLfe balik" yang
pOfiHrig dalairi hidupnya, la kemudian menjadi kritikus Barai yang
tajam dan segera sekembalinya ke Mesir pada 1SJ52, ia bergabung
dengan Al-lkhuanul Muslimin « Quthb juga dikenal sangat mene-
kankan bahaya perang pemikiran. Dia menulis,
"Para penjajah dewasa ini hdak mengalahkan kita dengan sen-
jata dan kekuatan, tetapi melalui orang-orang kita yang telah
terjajah jiwa dan pikirannya. Kita dikalahkan oleh dampak jrang
ditinggalkan oleh para imperialis pada departemen pendidikan
i.Um pengajaran, j Liga di pers serta buku-buku. Kita kalah oleh
pena -pena yang tenggelam data m tinta kehinaan dan jiwa yang
kerdil, sehingga pena-pena itu hanya bangga jika menulis ten-
tang para pembesar Perands, Inggris dan Amerika/' 1
Quthb juga mengritik tentang hilangnya nilai kemanusiaan di
mas v a raka t Amerika dan yang ada hanya "materialisme jahiliyah."
KataQuthb,
'Telah jelas terlihat, keunggulan Amerika tampak dan menon-
jol pada bidang pekerjaan dan produksi, hingga tidak tersisa
segi lain vang menghasilkan sesuatu dalam nilai kemanusiaan.
Dalam hal di atas Amerika Lelah mencapai jenjang yang belum
bisa dicapai oleh bangsa lain, bahkan Amerika telah membuat
stiatii mukjizat (karya-karya) v ^ n £ mengubah kehidupan nyata
menjadi tingkatan yang &ulit digambarkan dan dipercaya oleh
orang yang tidak menyaksikannya sendiri.... Sesungguhnya
mereka semua tumbuh dan satu akar yang sama, yaitu budaya
materi yang tidak memiliki hati dan jiwa, yang hanya men-
dengarkan suara dan alat-alat- Hanya bicara dengan bahasa
perdagangan, hanya melihat dengan lensa keuntungan dan
1 Slutoh Abdul Fatali Al KJuthdt, AritfJ Oir/'r!» M<Mi£ii.'r£iwv/i Ammkn, hJm, b3
mengukur nilai-nilai kemanusiaan dengan ukuran tersebut." 4
Sarjana dan penvair Muslim terkenal Dr. Muhammad Iqbalpun
dikenal sangat tajam dalam menyorot peradaban Barat dan banyak
menulis puLsi tentang kebobrokannya- lqbal sendiri merupakan
'produk pendidikan Barat'. Ia meraih Ph. H. di Fropa dengan tesis
berjudul "Tlw Dcvelopmvwl o f 'Metnvhisic* m Prr$fa'\ Dalam kumpulan
puisinya, Jtwid Ntwwh, Iqbal nengungkap ketamakan peradaban Ba-
rat modern van^ kurang mem pedulikan aspek kemanusiaan, "Ht'y
fj//, j s htek ofthe tenrt of Intmmiity, h'cnu^c of tlir lavi 1 <;/ gnhi nnd tilrer."
Dalam puisinya Bal-e-}ihrH f lqbal juga menginginkan bahaya pendi-
dikan Barat modern vang berdampak terhadap hilangnya keyakinan
kaum muda Muslim terhadap agamanya. Padahal, menurut [qbak
keyakinan adalah aset vang sangat penting dalam kehidupan se-
orang manusia. Jika keyakinan hilang dari diri seorang manusia,
maka itu lebih buruk ketimbang perbudakan. Dikatakan L|bal da-
lam puisinya:
"Convktiou mnkh'ti Ahnihmn to wihit* inta tlh> fin 1 ; convktiou /> flu
intnxiawf whidi ftmkt'n mm wlf-snaificitig; Kuow \fau< oh rictim$ of
umfcrn civilizftt'ron! LiKk of couvictiou fcs wor<r than <fovmf/'*'
Dalam bu kirnya h! tim i*tr<us t lir hW y Marvam Jameela-seoran^
keturunan Yahudi Amerika yang sebelum memeluk Islam bernama
Ma rga re Lh Marc lis -memaparkan bahwa antara Islam dan Barat ter-
dapat perbedaan vang fund amen tak Sehingga, menurutnya, tindak-
an imitatif atau penjiplakan terhadap pandangan hidup Barat yang
berbasiskan materialisme, pragmatisme, dan filsafat sekuler, akan
berujung pada pemusnahan Islami
J Shakili Ahdul F.itiih Al khaliJi, £o\/ui QitH l fcUrt$\i}\vkai* Amenku, hlm 71-71
^1,71-72 Permata n li^bnl yan^ Kmvjk muii^kvi|i Mls,ihM &araL nuHkrn mi ptljlkftg i-iP.U'1* di-
d?rm»iti, sebab MiLim aliran ri*kili\i:»im* \arn> Lini banyak Jikt-mh^E^Lm d n I a m rftttdi ^iftifl*
ri^irki, pemekjk^iiNi-idimmla unt iU meninggalkan keyakinan li-nkin^ kobonaran p^siun da.tf
kitab suci nva. Men ka biT.ita^an. hnhwa akal manusia adalah rviatit dan sebab IIll litt.it pemak
sampat kepada kebenaran Y<yi h.iki ki Padahal, Utfngari s|atu<nva «tobagai manusia Allah
iru i mhon jrui^mh kvpaJj nunu^a imluk sampai pada kova kirmu U»rkvitu MamiM.1 mr\ ^ki-
ni ^'MinUi dalam kafinsita-tiv d st-baijai mannsii.i, Utin bukan sebada* TuIilitih kami* ia nu'innn^
bukan Tuhan Sdlah sal u irnis paham semacam ini ariti ia h "plural istri- ajgama' \iiig dibahas
jiadj harian bin dari buku uu
'■ Maryam iameela, fctutn vcipu< Thv \Atr>t (Saudi Arat>;a Abui OaMm Publishim; Mouse*
Kritik-kritik para sarjana Miuslim terkenal itu d i kemukakan jauh
sebelum Perang Dingin {Co! d Wnr) usai, dimana secara politis, Dunia
Bar.it masih melakukan berbagai kerjasama dengan negara-negara
Mus i ini untuk menghadapi musuh utama mereka, yaitu komunisme.
Mereka melakukan kajian terhadap peradaban Barat bukan karena
kepentingan politik tetapi berusaha menyelami hakikat perbedaan
antara peradaban LsJamdan Barat, Dianlara mereka rruincLil seorang
cendekiawan terkemuka kelahiran Bu^nr, Jawa Barat, bernama Sycd
Muhammad NaquLb al-Attas- Dibandingkan dengan cendekiawan-
cendekia wan Musim lain, Naquib al-Attas mengungkapkan pan-
dangan vang lebih sistematis, filosofis, dan mendasar tentang Barat.
Ia mengungkapkan, karena adanya perbedaan yang sangat funda-
mental antara peradaban Barat dan peradaban Islam, maka apa yang
sesunggulmya terjadi disebutnya sebagai satu kondisi "pfTintuit'Tit
confronttitiou" {konfrontasi permanen), atau konflik abadi.
Al-Attas meraih gelar Ph. D, dari University of London, pada
awal tahun 1970-an. Sqak itu ia justru semakin aktif menulis dan ber-
ceramah tentang tantangan dan ancaman peradaban Barat terhadap
kaum Muslim dan dunia Islam, khususnya dalam bidang keilmuan
dan kebudayaan. Ia kemudian dikenal luas sebagai cendekiawan yang
sangat kritis dalam menyorot masalah sekularisme dan menulis satu
buku yang sangat terkenal di dunia internasional yaitu buku "l<hun
and Si'cultiri$m'\ r
Tentang konflik abadi Islam-Barat ini, a 1- A t tas mencatat dalam
buku klasiknya itu, bahwa konfrontasi antara peradaban Barat de-
(JiTiik.in dan kipTilh iif-AlU>inl bvrtolAfc Lu'LiLini; dun^in apa t arw dilitkukvin*t?iuiiilflh
Li'T^Lfikj.i^.ni di htdcmisia s j tt 14 kolika itu justru aktii melakukan ^rakau sekularisasi [*aJ* ?
[nmiati l L]7 l\ NuidioJish MjJJiJ Van£ Ivlurn laitia pulnn^dari knfl|Lmi^rt ko AS, mofunuj-rfcan
makalah n va van*; berjudul "frlui r hStPi ft'rfiMwmw Pfiutkirun fclttm tftNT M^jijh ijilf^msi
Umftt", dalam diskiiM \an£ diadakan ulHi HMI. l s l\, GPI, dan Purvami dj Mvulciu; Raya 5S
Griakan ^♦LnlarjScisi i m semakin lu>rJu ►mbati£ si'ldah banyak Iriki >h Islam si<inlin kemudian
nu-Mi^ikuti ft'jakKurrhialish Madjid dan mmi'mpalkan rvfuirhtili&h sebagai tvndrkiiiivan ung-
gul \ai\£ patut dihormati. Trnlane fenomena diin kajian kntas tertiadjp gagasan sekularisasi
Nurclitylish Madu J, lihai Adui n Hujami, Jj/im7i.t{ | r , ffrf{|dlurtA Gema Insani Prcs>, 2002), Adnin
Arnv* lt Pfrigirruk KrtfJwOrtftiUiitf iCfhritiflp iMitm Liivntl llakarta: Gtrma Insani Pn.^ 20(J3). dan
Hdmid Fahmv Zarkrts\i H Adnlil Arma^Adian Busjini. Ttinifl "jM/i brkulwitiiw diin LilH'miwisi Ai
D\t*ha J.-fofl». Jakarta JCJuirul Bayan. 2C-H13 1 Tapi, M+dum Nurchntish Madjid, sekitar tahun
f%7, kelompok Umilcd Group di Yogyakarta sudah menjadikan buku Karvvy Cooc, T7jj Seculas
Citu> sohngai nijuian diskusi.
ngan Islam telah bergerak dari /i\v/ sejarah keagamaan dan militer
ke Irvi'I intelektual. Menu m t hasil pengkajiannya, konfrontasi itu se-
cara historis bersifat permanen. Islam dipandang Barat sebagai tan-
tangan terhadap prinsip yang paling asasi dari pandangan hidup
Barat. Islam bukan hanya tantangan bagi Kekristcnan Barai tetapi
j u g a prinsip-prinsip Aristutellianbmc dan epistemologi serta dasar-
dasar filosofi vang diwarisi dari pemikiran Yunani-RtimAWi Unsur-
unsur itulah yang membentuk komponen dominan yang mengin-
tegrasikan elemen-elemen kunci dalam berbagai dimensi pandangan
hidup Baral-
"Tlw confrontiition betawn Wosttrn atttun' a m/ civifizrttian ftml
I^huu, front tih* fiittorical irlifiiou* amf m if i tari/ It'rck* Im* koil- mawd
ou to tiw hiti'llfctiwl h'vel: tnui we mttst nwlizy, theii, Ihai thh
coufrontation rs by natuve a historically perma-nent o n c. Uhwi
/s St'rn by thf Wrsr a< pa$iu$ n chftifenfti 1 to it* V\ru wny of lift; a
chtillcn^i' not \mt\i i o W\*$h*rn Chn^titmih/, bu t aho t o An*toh'httni*in
mui the t'ptehviologiertl mtil pliilo-^aphical principL^ derivitn* froni
Gracco-Rounjn thaitftht ivhich fonn* tht 1 damiimni coiupaunit intr^-
ratitrg tfw key ekmtnts m dinwmtom ofthe Western \{*orkfc l h f w*"*
Untiik menyadarkan kaum Muslim akan tantangan besar yang
mereka hadapi, khususnya dari peradaban Barat, al-Artas memberi-
kan banyak ceramah dan menulis berbagai buku dan risalah Salah
sal u kumpulan ceramahnya pada tahun 1973 kemudian dibukukan
dalam sebuah buku berjudul f 'Ri*dhth unhik Kuuiti Muflmim'% yang
w 5vr?d Muhammad 5Vaqutli al'Altes kfiiin iimi Srvuiilrisnr, (KuaLi l umpur, I STAC r l k ^ni r
hhn W5 StfJJgfli lmIiLid l.iinh.ihati, dtitam ktin».»p<i An^ilU', UiJlfm discbui stlw^i ^utt-
fnai'cii movt'r , yaitu ppnj^tralc v<Hig Isink bcr^'rnk fuhnn Aratittk' adalah luhiin fitaafat
Tuhan vani; adn d.iLnu pikiran, kareiu in harud ada secarii Logika scki^ai ^n^erak a!jm
H-n^sU yan^ «?a»nt\#*fl bercula dalam keadaan Ln/r^frnk dflii tHTubnh Kjirvna i h i» tulah adft
t-aUitan ^n^ riH*nuii|ukL*n bttlmvi An^titllL" mt/nvL'riittf h TuJtefi yln$ dikurtjtfpsiluUrtuya
Tuhftn Anstrttk* hanya *nhti Jinnya sendiri, d*m Hd.ik paham apa YAi\£ ada di luar idirinva
Da b m rrulafi^ika AT&tolfr disrluirLin. "CoiwtjSirtithtt tht ftrst 'iiYjrrn "u/>/ J v iWinr/ Thrrr i:'
thtfTrfntw $!$& ^pirjrtlwt:^ irhah mm^j f t. Altii suice n mazvd mezvr /_x fip/t-rm^iiftr, Ihw &, thmjvn',
■ifconrr irnmoini moiYr, barigrh'nmL prhimru. tind jHitci..., U u* i^'ulmt MiVi. trvm w/m/ Jwra k\ m n itiat.
ifriif thrrr i? o pnmury U'u\y. rtcninl t} mi uumamUh nmi tqmfrrirjrorr\ $cn$}t*k thmgs II hti* ij/stf Iur u
ifioivn tht?! ttiii p m inu\ry fa'tti£ ittm uvt httiv ^a^wimte. fwr i* Imtk&ut fitrts \md tiiilivfiiM? l' o r flu*
immvivii m&.*'r movgs iu nnltmilnt tunc and nuihmft UmittAhu* untimtfti jviw " (MutuphysItV
^LK>k I ambda, l[f72a2{J-:f>, l<r/3<!3-B IJuL AntMfc Mxtot$\yMs (tramlaU^ b\ Kichard f lo|v).
[Nmt York Culvmibin Univu-isitv Pnra,. I l *32l
herba h*sa Melayu. Ia menyeru kaum Muslimin agar benar-benar
mengenal peradaban Rarat, sebab peradaban inilah yan^ kini sedang
menguasai dan tidak henti-hentinya melakukan serangan terhadap
Islam dalam berbagai bentuknya.
"Seperti juga dalam ilmu peperangan kau harus mengenali sia-
pakah dia selemmu itu; di manakah letaknya kekuatan dan ke-
lemahan tenaganya; apakah hclali dan tipu muslihatnya bagi
rncngalahkanm u; bagaimanakah cara dia menyerang dan apa-
kah vang akan diserangnya; dan jurusan manakah akan se-
rangan itu didatangkan; siapakah yang membantunya, baik de-
ngan secara disedari mahupun tiada d i sedari— dan sebagainya
ini, maka begitulah kau akan lebih insaf lagi memahami nasib
serta kedudukan Islam dan kau sendiri dewasa ini apabila pen-
jelasan mengenai seterumu itu dapat dipaparkan terlebih da-
hulu.""
Dalam pandangan A I- A t tas, kedatangan Islam, sejak awal me-
mang telah memberikan tantangan yang sangat lundamental ter-
hadap sendi-sendi utama agama Kristen yang merupakan suatu un-
sur penting ba^i peradaban Barat. Islam menjelaskan bahwa agama
Kristen vang dikenal sekarang bukanlah agama yang ditan/ilkan
oleh Allah swt, dan bukan agama yang mendapat pengesahan dari-
pada-Nya- Nabi Isa as. adalah utusan Allah vang diperintahkan
membetulkan semua penyelewengan agama Yahudi dan menyam-
paikan kabar baik tentang kedatangan Nabi Muhammad sau\ Jadi,
Nabi Isa as. I ld a k la h diutus untuk membawa agama bani vang ke-
mudian dikenal dengan nama Kristen, Allah berfirman:
"Wahai Batu hraeU aku ini adalah utusan \Ilah yang diutus kepadamu
bagi niengesahkmi semula Taurat ymg tetali datang i&hetuifiku dan untuk me-
nyampaikan kabar baik icntang seorang Rasul yang aka\i dacang sesudahkn
bernahm Ahnmd? (,islt-Shaff: 6)
Karena itu, dalam memandang agama Kristen sekarang, al-Attas
mempunyai pandangan vang jelas;
'SyuJ Muhammad l\\iqiuh al- M bu, R^aUh untuk Kaum Muslimin, IKiiJiU [„nrnpur I5TAC.
2001). h I m 9
"Maka agama Kristian, agama Barat—sebagaimana )uga agama-
agama lain yang bukan Islam— adalah agama kebudayaan, aga-
ma 'buatan' manusia yang terbina dan pengalaman sejarah,
yang terkandung oleh sejarah, yang dilahirkan serta dibela dan
diasuh dan dibenarkan oleh sejarah. 1 ' 10
Bukan hanya dari segi ajaran. Islam membongkar dasar-dasar
kepercayaan agama Kristen, tetapi kemunculan Islam pada awal
abad ke-7 M, juga memberikan tantangan hebat terhadap eksistensi
politik, ekonomi, dan geografi Kristen. Fajar Islam kemudian meng-
ubah peta sejarah, khususnya di kawasan Timur Tengah, Islam meng-
gantikan posisi Kristen sebagai agama dominan saat itu. Secara pan-
jang lebar hal ini dikatakan oleh a!-Attas:
"Pada waktu fajar Islam mulai menyingsing maka agama KrLs-
tian itu sudahpun menguasai ka^vasan yang luasnya meling-
kungi Hropah Barat hingga ke Timur, termasuk Asia Barai dan
Afrika Utara...- akan tetapi impian agung dan idam-idaman
yang tentu giat membujuk hasrat dan ghairah penganjur serta
penganut- penganut agama Kristian Barat itu tiba-tiba getar gu-
gii r hancur akibat terbitnya Islam.
Islamlah agama yang mula-mula mendakwahkan peranannya
sebagai agama yang bersilat menyeluruh bagi anutan segenap
masyarakat insani; agama vang merupakan fitrah atau me-
ngandung bawaan asal sifat insani; yang mula-mula merida" wa
bagimembetul dan melengkapkan agama-agama lampau, khu-
:u Al- Atlas. £uWul| unhA Kaum Mi^/un/n, hlm 37, Ualain h,it mi, ^-bnpu Ct'mlMb. bis* Ji-
£ihiiik (talam y,\*\ts ]u&afr\w t auuiaiirijiia VulniJ L \an£lj<ini.ili.id kM'HiiuiiLiil tffiagm i-fif^h
untuk minni-hul ti*iit\ai.itLii^Lna. Dalam hulamva Jr^tfKm, Pilkin^lrtn, mptuvn takari baluva
pada tahun 1437, .rihbi-rafahi Yahudi di Amrrifcn M^akat uni u k mmdrfinbtikan ludiwim tfyfo
h \ Fto ncwl nrfrg iousr.y vrrnive of ! far ] m 'id i } w^ i k "J ] u d ils nw a d j I n 1 1 peti k a I a m a n k c * £ a ma a n ma -
rah dari bangsa ^jbudij Jadi. a^nw Yahudhadaldhflgftnnd 5*t>ir*b TVniiniaaii, latii rara nlual-
nva, djbenhi k Ok'b searah PUkkf\£tw>n. jiuhh'SifiL (i rnidrtiv I luddnr Hnadlino I fd ,2tH»3|,hlm 7
Tontanii aspt*k hi^hinsifci*; dan hlidava dalam perumusan li\>lc>£j puknk a^arna Kn^kin, hi^a
dilihat, irusalnva dan paparjrt Jirtin i lick h >iviran£ pn.itrsnr Imlnpi knsb-n molalui hukuma
Hv Mijlh af Cari tncjMuite (1477), vang m^mbi/in^kar dasar utama tivikip Krintni, vaitu inkar-
nasi Tuhan, Buku ini mrnyrhiiLkan, bahwa Yrfu.s lidak pernah mengajarkan bahwa dia intilah
'inkarnasi Tuhan". Scbalikma h duktrin itu ditetapkan berdasarkan s -otuif* JaLim Konsili Nkea
dan Chali'rdnn. {Lihai,. Ad nan Aslan.. feVi£i«rc Plumbum m CUr^tum ami kto"iu ftiflfarf^ifcy Fftr
Vivu$hi of jplm Hicktuid Saijpf Hussrm Atar. (RjchmunJ Surrvv Cur/im Ptt*v l l W3j hlm \IX
ItflHfil
Bagian IL Cara Memandang Islam 239
susnya agama Yahudi dan Kristian; yang mula-mula menggu-
gat dan melabrak dasar-dasar akidah agama Kristian
Kemudian gugatan seria labrakan batin terhadap agama Kristi-
an itu disusuli segera dengan cabaran (tantangan) zahir yang
merupakan per kobaran Islam, dalam masa sejarah yang se-
singkat lebih kurang lima puluh tahun sahaja, laksana api yang
merebak menjalar keluar dari tanah Arab ke Mesir; ke Afrika
Utara (al-Maghrib); ke Spanyol; ke Irak; ke Syria; ke Farsi; ke
India dan C hina sehingga sampai juga ke Kepulauan Melayu-
Tndonesia ini!
Dalam ma^a hampir dua ratus tahun sesudah Ilijratu'bNabiy
{^haUalhmhu almhi wo witltwi), maka jajahan dan kawasan Islam
itu luasnva lebih jauh besar dan jajahan dan kawasan agama
dan imperaturia manapun dalam dunia, dan melingkungi ka-
wasan-kawasan l^ropa Barat dan Timur termasuk negeri Turki.
Orang-orang Islamlah yang pertama mena'lukkan urang Barat;
yang pertama memainkan peranan besar dalam menyanjung
tinggi pelita ilmu pengetahuan ke Eropa dan dengan demikian
menerangi suasana gelap gulita yang menyelubungi dunia
Wara t dewasa itu; yang pertama melangsungkan pembicaraan
akhah menemsi ilmu kalam dengan para failasut dan ahli teo-
logi agama Kristian Barat
Pukulan /ahir batin yang mahahebat yang telah dikenakan oleh
Islam kepada agama Kristian dan Kebudayaan Barat i Lu tentu-
lah terasa Oleh hati sanubarinya bagai bebatan cemeti yang ter-
lalu amat pedih menggeleparkan, hingga lalu memaksa mera-
gui keluar dari dalam kunhi jiwanya satu laungan maha dah-
sha! yang ngilunya masih dirasai olehnya kmi!
Shahadan, maka sesungguhnya tiada hairan bagi kita jikalau
agama Kristian Barat dan orang Barat yang menjelmakan Kebu-
dayaan Barat itu, dalam serangb a lasnya terhadap agama dan
orang Islam, akan senantiasa menganggap Islam sebagai ban-
dingnya, sebagai tandingnya, sebagai taranya dan seterunya
yang t Lingga L dalam usaha mereka untuk mencapai kedaulatan
duniawi. Dan kita pun tahu bahawa tiadalah dapat Islam itu
beriolak-ansur dalam menghadapi serangan Kebudayaan Ba-
rat, justru sehingga Kebudayaan Barat itu tentulah mengang-
gap Islam sebagai seterunya yang mutlak; dan ke-elah tcroan-
n\'a hanva akan dapat terjamin dengan kemenangannya dalam
pertandingan mah-matian dengan Islam, sebab selagi Islam be-
lum dapat ditewaskan olehnya maka akan terus ada tanding
dan seteru vang tiada akan berganjak daripada mencahar dan
menggugat kedaulatan serta fraham dasar-dasar hidup vang di-
da'yahkan olehnya itu " ll
Al-Attas mengimbau agar kaum Muslimin tidak alpa dan lena
dalam mengemban tugalnya sebagai umat fslam. U mal Islam tidak
seharusnya secara bulat-bulat menerima vla n mengharapkan harap-
an yang sia-sia bantuan dan kerjasama serta persahabatan \ ang ikhlas
dan vang lain. la mengajak umat Islam merenungkan makna iirman
Allah dalam surah al-TCa^arah 120,
"TYflfifcf akun orang Yhhutti dan Kristinu itu rela menerimamu melainkan
kau jua yatig dikehendaki marka Mengikut cara trgntntmyft. Katakanlah (oleh-
mu}; Sesungguhnya Petunjuk Alinh—iudah satu-satunya Petunjuk* Andai kata
kau mengikuthawu nafsu mereka, sesudah sampai kcptldnmu Ilmu yang Schv-
uarnya, maka tiada akan kau dapati bagimu Pelindung i}\ahuptti\ fonolong
yang akan dapat meneegah tmdrtk batasan Allah"
Diingatkan pula oleh al-Attas dengan bahasa vang lugas:
"Bukankah di /aman kita ini pun jelas bahawa orang-orang Ya-
hudi dan Kristian--yang keduanya menjelmakan silat asasi Ke-
budavaan Barat— memang liada rela menerima baik seman Islam
dan kaum Muslimin, melainkan kita jua yang dikehendaki me-
reka mengikut eara figmiuii t i/j??*- menganuti sikap hidup yang
berdasarkan semata-mata keutamaan kebendaan, kenegaraan
dan keduniaan belaka,
Dan agama dijadikannya hanya sebagai alat bagi melayani ha-
wa nafsu. Bukankah Ilmu vang Sebenarnya sudah sampai ke-
pada kita? Maka mengapa pula kita membiarkan sahaja nasib
Umat kita dipimpin nleh pemimpin-pemimpin politik, kebuda-
yaan dan ilmu pengetahuan dan juga para ulama yang lemah
dan palsu vang sebenarnya tiada sedar b a hawa mereka sedang
l' Niiquihai-A|Li5, Rz&ilah lortitk kaum Muslimin, hltn. lf>
mendekati hawa nafsu Kebudayaan Barat :
Mereka membayangi Kebudayaan Barat dalam cara berpikir,
dalam sikap beragama, dalam memahami nilai-nilai kebudaya-
an dan men^olirukan tabani serta tujuan ilmu. Kepada Kebuda-
yaan Baratkah akan kita berlindung, akan kita memohon perto-
longan, yang akan dapat mencegah tindak balasan Allah kelak?
Waspadalah saudaraku Muslimin sekalian!" 1 *-'
Berbeda dengan Sanuiel P. I lunfingtun yang sejak Lahun 1960-
an sudah menjadi penasihat politik Amerika Serikat (AS), dan me-
nulis bukunya, Cltwlt afCivilizntioiis nnd thr Rcmakmg of World Order,
untuk bahan merumuskan kebijakan politik negaranya, sosok ab
A t tas adalah sosok seorang ilmuwan dan akademisi yang hampir di
seluruh hidupnya berkecimpung dalam dunia pendidikan dan pe-
ngembangan ilmu pengetahuan. AbAttas sama sekali bukan sosuk
pemikir-politisi. la tipe ilmuwan mumi, ulama, yang meyakini bah-
wa problem mendasar yang dihadapi umat Islam dan dunia inter-
nasional adalah masalah keilmuan [kftoiolfdge). Ia .seperti mengikut
jejak ulama-ulama (siam terdahulu, seperti abShafii, al-Ghazali,
Imam Ahmad, dan sebagainya, yang bergial dalam ilmu dan men-
jaga kemandirian dan sikap kritis terhadap penguasa. Sebagai ulama
yang memiliki tanggung jawab keilmuan dan penjagaan akidah dan
eksistensi umat Islam, Naquib al-Attas menyerukan agar kaum
Mualim— di samping memahami islam dengan baik- -juga memahami
secara mendalam realita peradaban Barat, ia mencatat bahwa, "Ke-
banyakan orang Islam belum lagi mengetahui dan mengenali apa
dia sebenarnya Kebudayaan Barai itu. Sebelum dapat kita mengu-
kuhkan diri terhadap serangan yang ditujukan kepada kita oleh Ke-
budayaan Barat maka perlulah bagi kita mengenali sifat-sifat asasi
kebudayaan itu "
Teon al-Attas tentang sifat-sifat asasi peradaban Barat dan Islam
teiah menarik banyak perhatian dunia internasional, baik kalangan
Muslim maupun non-Mu_slim. Buku-bukunya diterjemahkan dalam
berbagai bahasa. Ia memiliki pendirian vang kokoh dan tajam, mes-
kipun harus membelikan krnik langsung terhadap peradaban Barat
di depan para cendekiawan Barat itu sendiri. Ia memberikan kritik
l - Nd^ulb 4l-Attfl.s fthsahth untuk Kwm Aliijftjmrf Min. \?-\8.
keras terhadap berbagai pendapat orientalis. Tetapi, ia juga tidak se-
gan-segan berdiskusi dan bergaul dengan kalangan orientalis.
Sebagai contoh, perhatian terhadap teori al-Attas adalah apa
yang dilakukan oleh The Myer Foundation di Australia bernama
'T/k* Cranlam Program" yang menerbitkan dua volume buku berju-
dul Pmonful Mtfs: Ptrspecimes on ilu* Good Sonehj (2002). Buku ini
menghimpun gagasan pemikir-pemikir besar dalam sejarah umat
manusia. Volume 1 buku ini memual pemikiran: Sopocles (495-406
SM), TTiucydides (460-400 SMI, Plato (428-34S SM), Aristotle (3S4-
322 SM), Confucius (551-479 SM), Menciu* (371-289 SM), Xunzi (310-
220 SM), St. Agustine {354-430 SM), Nicolo MachiavelH (1469-1527),
Thomas Hobbes (1588-1679), John Lockc (1632-1704), Jean-Jacques
Roiisseau (1712-1778), Adam Smith (1723-1790), Immanuel Kant
(1724-1804), Kari Marx (1818-1883), Fredcrick F.ngels (1620-1695),
John Sttiart Mil! (1806-1873), HarrietTaylor MUI (1807-1853).
Sedangkan Volume 2 buku itu memuat pemikiran: Simone Weil
{1909-1943), John Rawls (1921-), Avishai Margalit (1939-), Raliwnd
Gaita (1946- ) t R .H Tawneyf 1880-1962), Friedrich Hayek (1S99-1992),
Mil ton Friedman (191 2-), Arthur Qkun (1928-1 980), Rachel Carson
(1907-1964), Garret Hardin (1915-), Isaiah Berlin (1909-1997), Amartya
Sen (1933-), Nelson Mandela (1918-), Marthin Luther King J r, (1929-
1969), Virginia Woolf (1882-1941), Carol Gilligan (1936-), J. Appleby,
E. Covington, D. Hoyt M> Latham, A, Sneider, Edward Said (1935-
2003), Syed Naquib al-Attas (193 H Kevin Gilbert (1933-1993), Jean-
Pflul Sartrt? (1905-1980), Umberto Echo (1932-), Peter Singer (1946-),
Vaclav Havel (1936-), Ursula Le Guin (1929-). Dari sederetan nama
itu, Al-Attas merupakan sahi-satunya ilmuwan Muslim yang pemi-
kirannya diambil sebagai representasi dalam memandang Barat
secara kritis. Menariknya, gagasan al-Attas yang diambil adalah
pemikirannya yang tertuang dalam sebuah tulisan berjudul "77jt» De-
weshmizatwn ofKnowlvtige". 1 *
Dalam tulisannya itu, al-Attas mencatat, bahwa yang disebut
sebagai W&titTii Ctvilizalion adalah peradaban yang dibangun atas
U IcnjuLor M Web L* {ed.} r Pon^ui liicn*: Pt'rspcctw?* o n th? GwJ StiOftif, [Vkrtoriii, T]ye
Cranlana Program, 20021
unsur-unsu r budaya, filsafat, dan nilai-nilai Yunani dan Romawi ku-
no, Judaisme, Kristen, dan tradisi sejumlah bangsa Eropa.
"...the civilization that has er i oIm T d out of nV historical fusion of
culturi.'*, philo&oplti&t valucs and aspirations oj ancn r nt Gnrtv and
Rome; thfir iimolgfwwtian with judaism and Chris-tnviity, and their
furtlwr tkvrtopwtmi nmifonnntiort hy the Lntm, Germauk, Celtic and
Nordic praplvs "_
Secara lebih sederhana, hakikat peradaban Barat dijelaskan al-
Aitas dalam buku Ribalah untuk Kaum Muslimin,
"Biasanya yang disebutkan orang sebagai Kebudayaan Barat
itu adalah hasil warisan yang telah dipupuk oleh bangsa-bang-
sa Eropah dari Kebudayaan Yunani Kuno yang kemudian
diadun pula dengan campuran Kebudayaan Rumawi dan un-
sur-unsur lain dari hasil cita -rasa dan gerak-daya bangsa-bang-
sa Eropah sendiri, khususnya dari suku-suku bangsa Jerman,
Inggris dan Perancis.
Dari Kebudayaan Yunani Kuno mereka telah meletakkan dasar-
dasar falsafah kenegaraan serta pendidikan dan ilmu pengeta-
huan dan kesenian;dari Kebudayaan Rumawi Purbakala mere-
ka telah merumuskan dasar-dasar undang-undang dan hokum
serta ketatanegaraan. Agama Kristian, sungguhpun berjaya
memasuki benua Eropah, namun bada juga meresap ke dalam
kalbu Eropah. justru sesungguhnya agama yang berasal dari
Asia Barat dan merupakan, pada tapiran aslinya, bukan agama
baharu tetapi sua t u terusan dari agama Yahudi itu, telah di*
ambil-alih dandirobah-ganh oleh Kebudayaan Barat demi me-
layani ajaran-a|aran dan kepercayaan yang telah lama dianut-
nya sebelum kedatangan "agama Knstum".
Mereka telah mencampuradukkan ajaran-ajaran yang kemudi-
an menjelma sebagai agama Kristian dengan kepercayaan-ke-
percayaan kuno Yunani dan Rumawi, dan Mesir dan Farsi dan
juga anutaivanutan golongan Kaum Biadab/' 1 *
]4 Naqtiib jl-Atti
Dengan sifat dan posisi agama Kristen, sebagai agama mayori-
tas bangsa Darat, semacam itu, maka Kebudayaan Barat sejatinya
bukanlah berdasarkan pada agama, tetapi pada falsafah. Dalam hal
ini, pandangan a l- Al tas sejalan dengan pandangan Iqbal, Sayyid
Qutb, Ali an-Nadwi, Muhammad Asad, dan banyak cendekiawan
Muslim lainnya. Namun, pandangan al-Attas tentang peradaban Ba-
rat ini tampak lebih mendalam dan sistematik yaitu ketika ia berha-
sil meramu unsur-unsur pembentuk peradaban Barat itu dengan pnv
porsiunal, terutama ketika mendudukkan posisi wan^nn Yunani Ku-
na, Romawi, dan Kristen dalam peradaban Barat Dengan menge-
sampingkan agama dan menjadikan falsafah sebagai asas berpikir-
nya,* maka tiada tempat dalam jiwa pendalaman mereka itu ber-
agama sesuatu ketetapan mengenai keyakinan. Mereka hanya me-
negaskan dasar "leori", yaitu ilmu pengetahuan atau hasil akal -naza n
yang berlandaskan dugaan dan sangkaan -sangkaan dan pencapaian
akal jasmani varig mungkin benar dan mungkin tidak benar. Maka
dari itu, dasar 'ilmu' yang demikian dan sikap hidup yang menjadi
akibatnya, tiadalah akan dapat membawa kepada keyakinan. Sifat
agama Kristen itu sendiri, yang problematis dalam asas-asas keper-
cayaannya, menurut al-Attas, juga turut membentuk sikap peradab-
an Barat, Secaia singkat al-Attas menyimpulkan silat-silat asasi Ke-
budayaan Barat, vaitu:
(1) berdasarkan falsafah dan bukan agama,
(2) falsafah yang menjelmakan silatnya sebagai h.uinani>me, meng-
ikrarkan faham penduaan (dualisme) yang mutlak dan bukan
kesatuan sebagai nilai serta kebenaran hakikat semesta, dan
(3) Kebudayaan Barat juga berdasarkan pandangan hidup yang
tragk. Yakni, mereka menerima pengalaman 'kesengsaraan hi-
dup' sebagai suatu kepercayaan yang mutlak yang mernpenga^
ruhi peranan manusia dalam dunia. Al-Attas menjelaskan ten-
tang konsep Tragedi" dalam peradaban Barat,
"Sedan /.aman Yunani Kuno lagi kita lihat bahawa bangsa-bang-
sa >unani itu menganggap tragedi sebagai satu unsur penting
kehidupan manusia: bahawa manusia ini merupakan pelakon
dalam drama kehidupan dan pahlawan-pahlawannya memba-
yangkan watak trngie. Faham tragedi kehidupan ini disebabkan
oleh kehampaan kalbu akan nikmat iman,
Kehampaan i nian mi adalah akibat dan falsafah penduaan
mutlak yang mengikrarkan adanya dua hakikat yarig saling
bertentangan satu sama lain hingga menimbulkan syak serta
ketegangan jiwa. Keadaan jiwa yang tiada tenteram ini meng-
akibatkan pula perasaan takut dan sedih menenangkan nasib
dirinva. Keadaan jiwa yang tegang ini jugalah yang menganjur*
kan orang Barat vang mensifaikan kebudayaannya, untuk
mencari jawapan bagi sual-soal abadi, untuk giat berusaha me-
nyelidik dan mengkaji dan mereka teori-teori baharu, menge-
mukakan masalah-masalah asal-usul alam dan manusia dan
lain-lain renungan yang dianggapnya sebagai ilmu pengolah u -
an--terus madang mencari dengan tiada akhirnya!
Pengembaraan dalam alam pikiran dan renungan vang tiada
berakhir ini meru pakan semangat Kebudayaan Barat, dan se-
sungguhnya mereka tiada ingin mengakhirkan pengembaraan
ifru justru sebab pengembaraan itu m 1 kurang -kurangnya me-
ringankan beban kekosongan dan kesunyian kalbu, seolah-olah
bagai penakar hati jiwa yang tegang. Semangat Kebudayaan
Barat itu membayangkan suatuyang 'menjadi' tetapi tiada juga
' : - J ■ * ** I ^
jdCli . Ir
Dengan memahami hakikat peradaban Barat yang tidak ber-
dadarkan agama dan hanya berdasarkan spekulasi semacam itu, al-
Attas sampai pada kesimpulan bahwa problem terberat vang diha-
dapi manusia dewasa mi adalah hegemoni dan dominasi keilmuan
Baiat vang mengarah pada kehancuran umat manusia. Satu fenome-
na yang belum pernah terjadi dalam sejarah umat manusia,
Al-Attas memulai tulisannya dalam "Dewesternizatton oi
Knowledge" dengan ungkapan, bahwa sepanjang sejarahnya, ma-
nusia telah menghadapi banyak tantangan dan kekacauan, Tetapi r
belum pemah, mereka menghadapi tantangan vang lebih serius
daripada vang ditimbulkan oleh peradaban Barat saat ini,
"Mtwy chaiU'tigtt ItfliV uriwn in ffie micht of tunn's coufu<itm
tlmiufihmft tlw tf$<'>, hut ntmt w yvrhap* more serhnt$n\\d dcstructny io
nwn than todm/'< ctwltenfte po<eti h\j Yfesturw CiviUzfition/ 1
l^ Na^uiI» .i|-Alb&, Ri£i/ii/r uvtuL Ktitttn Mukmin |ilm 2.] -22
Kekacauan itu, menurut al-Attas, bersumber dari sistem ke-
ilmuan Barat itu sendiri, A 1-Attas mencatat,
"I vcutinr to mnitrtmn ikat the gmitemt cludlcngc tluit hn* surrepti-
tiousbf nrisni in mirag? ts the chntlm$? ofknowlcdgc, indahi f not n<
ngainst iguorance; but kiwwh'dge as conctiird mui dhsfiuimh'd
throughout the worUi hy VWs/mr avilizntioH, "
Krtoivtedge yang disebarkan Barat itu, menurut a I- A t tas, pada
hakikatnya Lelah menjadi problematik, karena kehilangan tujuan
yang benar; dan lebih menimbulkan kekacauan (chtw*) dalam ke-
hidupan manusia, ketimbang membawa perdamaian dan keadilan;
kltaudedgi* yang seolah-olah benar, padahal memproduksi kekacauan
dan skeptis isme {tonfusian tntd acepticism}; bahkan krwwltdgi* yang
untuk pertama kali dalam sejarah telah membawa kepada kekacauan
dalam "/ftr Thnr Kittgtt&m o/Nntim j " yaitu dunia b matang, L umbu h-
a n, dan m moral Menurut al-Attas, bagi Barat kebenaran fundamen-
tal dari agama, dipandang sekedar teoritis. Kebenaran absolut
dinegasikan dan nilai-nilai relatif diterima. Tidak ada satu kepastian.
Konsekuensinya, adalah penegasian Tuhan dan Akhirat dan me-
nempatkan manusia sebagai satu-satunya yang berhak mengatur
dunia. Manusia akhirnya d t tuh a n ka n dan Tuhan pun dimanusiakan.
Mau is deified and Dvity huntani&fd?*
Kritik-kritik al-Attas terhadap karakteristik keilmuan Baiat
modem, misalnya, ju^a disampaikan saat Konferensi Internasional
para Filsuf pada Januari 2000, di University o f Hawa U- Konferensi
ini diikuti o teh sekitar lbO cendekiawan dari 30 negara dan berlang-
sung selama dua rninggu. Tema vang dibahas ialah "Tetfmnlogy mnl
Ctdturnl Valltt^ oti the Edgt 1 oftliv Third Millrnuiiuu" '. Dalam editorial-
nya terhadap buku kompilasi hasil konferensi itu, tiga ilmuwan ter-
kenal, yaitu Paler D, Hershock, Marietta Stepaniants, dan Roger T.
A mes, mencatat bahwa paparan al-Atta_s yang menyorot kesesuaian
dan ketidaksesuaian antara tradisi Barat dalam sains dan teknologi
dengan sistem epistemologi dan metafisika Islam, merupakan papar-
an vang artikulatif, cermat, dan sistematis, yaitu tentang basis revisi
^ J»*iuii ki: M Web h (pd,), Pswrfitl hin\<: Pcrsprtftrft cn ih/ G&j*t Segirik, i V m* l n ria, The-
Cranlnna Proflrnm. 20C2 1, yqL 2, Nrn 13104D.
Bagian II Cara Memandang fslam 247
[slami terhadap tujuan dan premis-premis moral dalam sains dan
teknologi.
Ketika itu al-Atlas menyampaikan makalah bertajuk "Islam mkl
th? Chiiileuge of Modernity: Diver^enct 1 of Wor!driew$'\ Al-Attas meng-
uraikan konsep-konsep pokok dalam epistemologi dan metafisika
Islam, seperti konsep "religinn" dalam Islam (atf-din), vang sumber
tertingginya diambil dari AI-Qur\m. Ia juga menguraikan tentang
konsep "the tmth" Vang tidak mengenal dikotomi 'subjektif" dan
'objektif, sebagaimana dalam tradisi Filsafat Yunani, la mengritik
konsep desakralisasi alam ilmuwan se k ular, yang melepaskan keter-
kaitan alam dengan segala unsur Ketuhanan. Ia menekankan, bahwa
alam bukanlah entitas Ketuhanan, tetapi merupakan bentuk yang
memanilestasikan Ketuhanan. Agama menentang desakralisasi, jika
desakralisasi diartikan sebagai pembuangan semua makna .spiritual
dalam pandangan terhadap alam. Agama [uga menentang desakrali-
sasi yang diartikan sebagai pembatasan terhadap metode pemaham-
an manusia terhadap metode ilmiah (scit'iitijic mrtttod) yang diajukan
oleh filsafat dan sains sekuler. Tentang konsep Tuhan, al-Attas meng-
garisbawahi:
"Gad n noi i\ myilu au imttgf, n symbal, Uwt favpfi dimrging irit h tlw
tww$. Hc /s Rrnlihj it^lf. Bvfiff has cognhhv coutftit, and tme oftlm
main poinh oft1ivtrgenc\ f hctioeai Irm irligwu flud wcular philota-
pliifnml *a'ciici r t\ titi: ivaij m ivhich thfmrtrtwatfrf mtthads ofknow-
iedUi'iirv whicrttoud/'
Dalam uraiannya ini, al- A t tas banyak menjelaskan berbagai per-
bedaan fundamental antara konsep sekuler Barat dan Islam dalam
berbagai persoalan. Dalam soal konsep kebahagiaan (/rapjriwss), mi-
salnya, al-Attas menjelaskan sikap Muslim yang menolak konsep
Aristo teHan tentang kebahagiaan yang hanya menyentuh aspek
duniawi, dan hingga kini diikuti oleh konsep modern, la menegas-
kan tentang sikap pandangan hidup [irorldrira 1 ) islam yang tidak
memisahkan aspek duniawi dengan akhirat. Konsepsi modern ten-
tang kebahagiaan, menurut al-Attas, esensinya sama dengan kon-
sepsi manusia di masa lalu. di era paganisme. Sedangkan konsep ke-
bahagiaan dalam Islam, {sn'ihhih), akan dialami dan disadari oleh
orang-orang yang benar-benar tunduk dan patuh kepada Allab dan
mengikuti bimhingan-Nya. Puncak kebaikan Jalani hidup adalah
Cinta kepada Allah.' r
Paparan al-AUns tentang konsep epistemologi dan metafisika
Islam dan tantangan konsep Barat modern menunjukkan bahwa me-
mang, konsep-konsep keilmuan vang dikembangkan peradaban Ba-
rat sekular merupakan tantangan terbesar bagi kaum muslim saat
ini. Karena itu, tentang Islam dan Barat, al-Attas dengan tegas me-
nyatakan, secara konseptual, antara keduanya terdapat perbedaan
yang fundamental sehingga akan menimbulkan konflik vajig ber-
sifat permanen. Berangkat dari pehamamannya yang fundamental
terhadap peradaban Barat dan Islam, al- Atlas mencurahkan perhati-
an dan pikirannya untuk membangun satu pusat pendidikan tinggi
yang mengkaji dengan serius peradaban Islam dan peradaban Barat,
|uga berbadai peradaban lain. Proyek itulah yang kemudian d i kenal
dunia IsJam dengan nama iutcnuitamtil h\<tttut\-afkltniuc Tlwufthf tfm/
Civilizniitvi (1STAC). Di I STAC, setiap mahasiswa dikenalkan dengan
peradaban Barat sampai ke "urat akarnya". Berbagai mata kuliah
tentang peradaban Barat, ditawarkan, seperti Hi^tnn/ ofWt^ttrn O-
riliztjtion, H^fonj of Wwtfru Phttawplu/, Htiioty of W&h*m Scimcc,
Gtvt'k Philotuplnj. Hmrwtvtitic*, Majot W&li r m Thiukt*rt t Gnvk
[jtutfvjigi*, Lfitin 'LiMfiitfigt', hlntu timi tlw tVts/; Ciwfltct ttr DmIo^hw
Glokiliziitian* Cluilcn^ aurf Oportiwitic*, dan sebagainva.
Para mahasiswa di institut ini j Liga diwajibkan menamatkan
kuliah bahafti Arab, mata ku ha h tentang sejarah dan metodologi ha-
'" Palcr D Ht'ohui'Jc, Marii'tUT Stopan Liint>, Jan Efajgvr T Arne^ \vd.\. 7iv/»iutacy tintfCiu-
Utnti Vfllut'* 0>t fhc Eiijpvffltc Fhtrtl \Utfrwuiifii ' Cl liuvslLiki Uni-. ithiK rtf I U^u't pu-vi, 2lK'^
Uraian tantang kjrtnsrjfpi^livnoli \$'. dan mrialisika IsUm dari perbandingannya den^An kon-
sep Barai modem bisa dilihnt dalam buku ai-Atla^, Fixik)(umt»ii£i Li th* Motaphv>k>'»t 1-J.im.
Buku ini mi. T nj;uT*ukan J^ai^Lwirpt'nrmj: daimu pandangan hidup Istarn \hhtmi, VWut'tf-
T'JiTiJ. %ang kmi duvman L>Irh pandangan hidup barai sokiih'r (\\Wtfn:-St\'\uiir Yti&rUlvu*a*l
KaiMstfp fil^utat &aiiih nl-Attars juga diuraikan rfvngan kdnrapjvnimMI uk-h Adi Sdtu artiLHnvvi
"AJ-- Atlas Rfvlwophy pf-VtriTtv: \v\ FjJtimiH Outfnu m " t dalam fotfnmi qf M\m tvut 5*irfliY iVnl l,
N'nmliLT 2, Deu'iTibvr 2fK)3> Knhk-kriLik lAihadap iAuts Barai <tfiing*i pcrpbniwi lniu-ana hifii
umat manusia ju^a bin ya k diiakukan oU*Ji bw\\ akilmiiu'ai Salah s^tlu jMn^rufcup l .4jkj)lJ,i-
[ani Miunyur^kan h-tl ini -lJaJah Suyyrd I Io^:'iii Niki vang nirm'fllal "7*4 J\J\; uiar/juii/ fnotf
unpwtrih'uIt'iit'tTi'irjmriihil Ji^n^frri., hv\^ l n^ Avat Ihi* tvui pateUUriitof fH? h' Ml tfVlir/Wi'Jf ftt 1 lin^i-
rffNviA' " ll.ihat.^yvi'd I k>s>^n; Nasr- / iwNt'CtUti? o &hmi $<h*nri J {New ytotk Sl*tP Utiiv^tfulty
.
ciiLs, tentang Al-Qur'an, Rfligiott of fohmu dan berbagai kuliah ten-
tang pemikiran para pcmiiar besar [siam di maisa lalu, seperti al-
Ghazali. al-Raniri, dan se bagainya. Sosok abAttas dikenal gigih da-
lam memperjuangkan konsep pendidikan Islam dan Islamisasi ilmu
pengetahuan, la menekankan perlunya kaum Muslim memahami,
bahwa konsep keilmuan dalam Islam juga sangat berbeda dengan
Barat, Wain mengenal konsep ilmiifftrdhn 'ain dan iknu fitrrflw kifa-
yah. Islam juga menekankan kaitan yang erat antara ilmu dengan
akhlak. Dalam pandangan Islam, jika seorang penuntut ilmu tidak
mengenal diri, mengokohkan akhlak dan budi pekerti, maka sia-
sialah jlnuinva. Ia telah membohongi dirinya, dan menyesatkan, ner-
Ui menzalimi dirinya sendiri. Kata al-AUas:
"Berbanding dengan Islam, Kebudayaan Barat tiada menjelas-
ka n perka i la n a n ta ra i 1 1 n u dan diri d nin a ga ma dan hi km a h dan
keadilan dan akhlak dan budi pekerti. Ilmu ihi dianggapnya se-
bagai perkara akliah belaka, dan tiada bersabit dengan akhlak. "^
Dalam berbagai tulisan dan ceramahnya, al-Attas berusaha ke-
ra -i memberikan keyakinan kepada kaum Muslimin, terutama para
^ Nn^nih *at-Arkix Rt^thth mflitk Ktunt} Mhf/mj/n. iUm n'*. (b«frbdUit=ter^U) I et*ih ]juJi
Lifnltiiij* fiJ*ftjjI d, m kunjii *ji |>tiKliihkcTri nl-Atlito* bi^i dilihat huku Mn.il Dr. Wan Mulut N'or
W/m Daivd berjudul V:. J vpritf = pjtft Prtrkttt Piwitaiifcur Istora Sijrd M^Ntitimi* lil-Attn* [Bandung:
KlLbin, IWSi DiiLam buku ini disebutkan, bahu - * dalam konsep al-Allas*.. pendidikan islam
haru- iwfiu^UJiyaiWn^t'pnwUaK^iM, k-t*nht?p ilmu d^in kuiiscp snamina vam^fdas Pendidikan
Liuk.iu^m^kvm,tki rni-nananikmi Slitui wbaftiVimana Irrktindun^ ifal*im makna tti'lim M+u riir-
Ivijiih. Lipi mt^i.iiiLii-nJwin.Ji/j^ \ jjij> uu-liputi ttfljm dan ijrbiL^i. Tipuan pcndfcl ikan kLuvi, bukan
hani j untuk mi njadi ivar^i iii-^ar.i uiij> baik yang; memiliki krimnipiinn yars£ berguna bagi
ne^aij, lapi nwiijadi mauush biraJab. Indli klu-imlhid u ^an^ Lx»radab akan mul a Iurkan ma-
hVflrakat l>vr-#i.Ub yi*i\i» menghasilkan pLTdJ^b^i Dalam bukunya y*ng lilin. Biiifayfl tbm l$ft\u
Pfittfttiiattf, Wan Muh Nnr memaparkan perbedaan knnsep ttruu dalam Iradrsi Main dan Yu-
nam Dalam lra<iisi Yunani, ilmu murrung dijunjung tmp£L tetap* akhlak diabaikan. Otmons-
UWIU& mnjfutije [ilp^jl Yunani iTunigiJJHjJkan pandangan kaum cerdik pandai tutapi udik lier-
dklilak "Kain i nn.'inptinyai mslilu^r poiacwr»n kflas tuit^i Uvufr'e&ift»') untuk kusjj-ruftukan
(keindahan Prn. i gundik untiik kt^ihalan harian tubuh bad^n,d*m «St n untuk nwlahirkan Ku-
riai halal dan untuk menjadi penjaga rumah vanj; diptfvayai H ' rhihat, Wan Mohd. Nr-r Wan
Daud. BinWjpf i!"iu \SiUu Pf%\efr&nl (Singapura' Pustaka Nasinnal Pti^Ltd 21)03) Paradoks
antan* ilmu dan ^klilak. di kaloi^an ilmuwan tWaldipiiparkan ok'h F$nl JolmMmda^am b;iku-
nya y^ug bcriud^i hiWthvtuatf iNvw York. 1 Litjwr&K^w Pubtb'h^is, I l )8S). P\iku ini mernnipar-
k^n Thv*Vfil lurfup st'jymlah jJmuw.in Bar^i vapj iJn^ai -dihurmali» seperti lyaii-ia^ues
RiiLL^L Y an. kari Mar\. iii'nJnk Ib.^ii, I_i\i ToULlh; Ik*rlaind RtL^>t v i h Sartn-, dan ^ha^ainyj
Koussosau nusainviT> diiulii iuhagai '\w ;i\trr£*Ung truUimnn. '
cendekiawannya, tentang keagungan konsep peradaban Islam, di-
bandingkan konsep peradaban lainnya, ia sang a I menekankan per-
lunya kaum Muslimin mengkaji dan memahami khazanah keilmuan
vang telah dicapai para ulama Muslim yang agung di masa lalu. Ia
menanamkan jiwa optimisme, meskipun Islam menghadapi serang-
an hebal dari berbagai penjuru. Tahun l L i59, jauh sebelum menem-
puh jenjang pendidikan tinggi di Bara h al-Attas .sudah mengamati
kondisi kaum Muslimin vang memilukan. Ketika itu. ia menulis se-
buah puisi,
Mu^Um tergtflggam IwL'itggu kafir.
Akhir fit luput dunin trrcicir,
Rudtiyn jahit J\ m s membanjir,
Bnm/ak ymi$ kanun tunia terlahir
Bmuf dan Singki'L Pa$ni dan Umur,
Silam ditelan }misn n&n mungkir;
Lupa jawaban dihafal mahir,
Bagi itinufatifikal Munkar dan Nakir.
Sebab u tamu yang melilit kondisi kaum Muslimin, kata al-AUas
adalah kejahilan masyarakat Islam terhadap Islam, sebagai agama
yang sebenarnya dan peradaban yang luhur J a n agung vang telah
menghasilkan ilmu-ilmu islamiyah vang mampu mewujudkan pan-
dangan hidup (worldrh'w) tersendiri yang unik. Tentang kejahilan
umat ini, a 1- Atlas menyatakan,
"...kejahilan yang melenyapkan kesedaran akan tanggung
jawabnya terhadap meletakkan amanah ilmu dan akhlak pada
tempatnya yang wajar, sehingga sanggup membiarkan .sahaja
kekeliruan dan pelbagai macam penyelewenangan dalam ilmu
dan amal tenis mengharungi pemikiran dan perbuatan para
sarjana dan cendekiawan kita yang kebanyakannya masih ter-
belenggu pada gelang penghambaan ilmu-ilmu orientalis dan
kolonial." 1 '
Namun, di lengah beratnya berbagai tantangan yang dihadapi
kaum Muslimin, al-Attas mengajak untuk tidak berputus asa, "Ba-
w NaquJl*iil-AUas, Risihtit utitut Kimm Mit$tiirw\ Mm vhi.
Bagian II, Cara Memandang Istam 25 1
gaimana pun, ki tn bukanlah kaum yang boleh putus harapan, dan
dan itu maka Liada boleh berdiri m sahaja membiarkan cabaran za-
man berlalu berlcluasa tanpa tantangan/' Sebuah puisi ditulisnya,
Sifat wjamh, mtrtund orim$,
Ibarat peuttti bermain wa\jon$;
Crritn lampau d ih urat ctsinng,
Pahila tmntrt wgern diulang
jika demikian mustahil pantang,
Giliran ffimn pula mrndntfing;
bikonan kmn indah $nniitin$,
Di layar dunia muwln tcrhvnlang,
H 'Kita harus insaf/' kata al-Attas, "bahwa nilai-nilai yang me
rupakan daya penggerak "la kanan lama" itu sebenarnya bersifat
kutli, vakni tt namai, dan dan itu maka ia senantiasa baharu dan kekal
dalam agama kila. Tetapi, "lakonan lama" itu pula tiada dapat di-
mainkan sekiranya para pelakonnya kaum muslimin sudah kehi-
langan makna-dirinya, kehilangan pribadi dan wataknya; .sudah
lupa akan peranannya, lupa akan sejarahnya, akan nilai-nilai anut-
airnya, akan ilmu-ilmu yang menayangkannya." 20
Naquib al-Attas lahir di Bogor, Jawa Barat, 5 September 1931,
dan menjalani pendidikan dasar di Sukabumi dan Johor Baru, Nama
lengkapnya, Syed Muhammad \"aquib ibn Ali ibn Abdullah ibn
Muhsin Al-Attas. Ia menempuh pendidikan di T/ir Ro\fni Militan/
Atadcmi}, Sandhurst, England (1952-1955), lalu beringas sebagai pe-
gawai kantor di resimen tentara kerajaan Malaysia yang waktu itu
sedang sibuk menghadapi serangan komunis. Namun panggilan
jiwanya sebagai ilmuwan membawanya ke Universtty of Malaya,
Singapura (1957*1959). Gelar master diraihnya di McGill University,
Montreal, Canada (1962), dan Ph* D. di Uni versi ty of London, London,
Inggris ( 196?J, dengan konsentrasi bidang "tehunk phihsoph\/\ "tlwo-
lotfy'* dan "mehtphif$iai\
Berbagai jabatan penting dalam dunia pendidikan dipegang-
nya, antara la m sebagai beriku L
^ Mtii^uil* * I «-A Ha». RfriUtk * t ntuk fcutm \iu*hmm> Ulm. viii-*v
2S2 Wa^ah Peradaban Baiat
Ketua DtyNirlmi'trt o(Mt\huj Lmgmigi' nml Literatur?, Uni versi h" of
Malaya
Dekan tiic Fticuttif o/Aris» Univcrsity af Malaya
Pemegang pertama f thc Chair ofMalaij Lmigutlfir mni Utt i mhm*\
Direktur pertama Tlw Institut? of Mahu/ Umgttfigr, Literatur? nnrf
Cuthtre, yang ia dirikan tahun 1973,
Ketua Th? Divfciou af Littftitim* di Dt'tutrfmrtit of Kialau Sindir*,
Umversitv of Malaya, Kuala Lumpur.
UNESCO expert on Islam,
Visiting Scholar and Professor of Islami ts at Tcmple Universily
dan Ohio Uni versi ty.
Professor kehormatan pada felmuic Sindir** dan pemegang per-
tama the Tm\ Abdul Raznk Dislingutslwd CthUr of Souihmzi Aslan
StudifS pada American University, Washington.
Ibn Khaldun Chatr of Islamic Studies (1486A
Life Hoider Distinguished Al-Ghazali Chai.ro/ Islamic Thotfght,
International Institute of Isbmk Thought and Civili/ation
( ISTAC)
Professor a 1- A ttas lelah memberikan kuliah di berbadai belahan
dunia dan menulis lebih dari 30 buku dan berbagai arlikel Lenlang
Islam, menyangkut masalah filsafat Islam, Leulogi, metafisika, seja-
rah, sastra, agama, dan peradaban. Beberapa hukunva yang ditulis
dalam bahasa Melayu dmi Inggris Lelah diterjemahkan ke dalam
bahasa Arab, Persia, Turki, Urdu, Jerman, Italia, Rusia. Bosnia, Ala-
bia, Jepang, Korea, India, dan Indonesia. Atas jasanya yang besar
dalam pengembangan bidang "cnutptwitiw phihiwphif". Presiden
Pakistan Zia-ul-Haq memberikan penghargaan "tfjbnl Mcrfirf" tahun
1979. Sejak tahun 1974» Maiquis' Who's Who in the World Lelah me-
masukkan a)- A ttas ke dalam daftar nama orang-orang yang menun-
jukkan prestasi istimewa dalam bidangnya.
Al- A L tas dikenal sebagai pelopor konseptualisasi Universitas
Islam, yang ia formulasikan pertama kalinya pada saat acara 'Ftrst
World Confcrencv on Muslim Educalton', di Mckah (1*J77). Tahun 1 L )87,
ia mewujudkan gagasannya dengan mendirikan Tln" Inicnnitiondl
Irtitituh* ofhlamk T!wu$ht and Civilistition (ISTAC). Ia merancang dan
membuat sendiri arsitektur komplet bangunan ISTAC, merancang
Sagran N. Gaia M&mandang IsUm 253
kurikulum, dan membangun pcrpu^fakaan tSTAC yanft kini tercatat
salah satu perpustakaan terbaik di dunia dalam fclamic Studi-,
Pribadi dan perjalanan keilmuan Naquib al-Attas membawa
keyakinan, bahwa martabat keilmuan di Barat maupun di Timur
d apa l diraih dan disegani tanpa dirinya harus mengompromikan
kebenaran dan kepungan akidah Islam Apalagi jika kompromi itii
dilakukan dengan peradaban Darat yang merupakan campur aduk
berbagai peradaban dan budaya termasuk paganisme,
♦ ♦♦
BAGIAN KETIGA
TEMA-TEMA INVASI
PEMIKIRAN
12.
Invasi Barat dalam Pemikiran
Islam (1):
Sekularisme
"fr'Vuhtnzfttivii Jr^nst'UfN tm nitttti'Htii i'Oilfi'fjiwttCt 1 of 'hihik'tO ftiith
Harvey Cox r penulis buku The Secular City
ngi banyak kaum Kristen, sekularisasi tampaknya kini
menjadi satu ke-harusan vang tid.ifc dapat ditolak, 1 Iarvey
Cnx membuka buku terkenalnya, The StTiilnr Citjf, dengan
bab T/u' Sihlictf! Sotntt o/Secu!nriznthn" j yang diawali kutipan pon-
dapat teolog Jerman F n ed r i eh Gogarlen, "Seatfanzalam /s 1 1 w Uyiti
umtf ai}ist\]ih'nci' of thi' hnpiitl of bibi ia) I fhith pn iiiftorii." Bahwa so ku-
lari sasi ada lain akibat logis dari dampak kepercayaan FSible terhadap
sejarah. Menurut Co\, ada tiga komponen penim y dalam Bible yang
menjadi kerangka asas menuju sekularisasi, yaitu, "di&ndimthm'nt of
miturt'" yang dikaitkan dengan penciptaan (CmVtfaa), "th'&tcralizntitni
afpitlitic*" dengan migrasi besar-besaran {Ewdu*) kaum Yahudi dari
Mesir, dan "tictonsccrirtion ofvahtes" dengan Perjanjian Sinai [Sawi
Covniant), 1
Jadi, menurut Co*, sekularisasi adalah pembebasan manusia
<Nvw Wk TinfM<icnullj)iiC<»iif|.^iri\. 1%7i. httn 1^-32
Wajah Peiadaban Barai 257
dan asuhan agama dan metafisika, pengalihan perhatiannya dari
'dunia lain' menuju dunia kini ISt'citltinzntnvi h the hbvrtition of man
froui ivligiort* nnii Mctnplnpiai! hihinge. t!u* tunung ofltfc atumtiou tui\i\j
froui otlu*r u'vr/ife and lowanfe tki> oiu\ Karena sudah menjadi sahi ke-
harusan, kata Cox f maka kaum Kristen tidak seyogyanva menolak
sekularisasi. Sebab sekularisasi merupakan konsekuensi otentik dari
kepercayaan Biblc Maka, tugas kaum Kristen adalah menyokong
dan memelihara sekularisasi^
Dari .segi pandangan teologis, buku "Th? serw/ar Cttu" termabuk
buku yang luar biasa. Edisi pertama buku ini dicetak tahun 1%5- Bu-
ku Cox ini mencetuskan tvi^v ivff*/w agama diluar jangkaan penga-
rang dan penerbitnya sendiri, Waktu itu, buku ini merupakan 'turfit-
^t'Hfr'di Amerika dengan lebih 2(10 ribu nafkah terjual dalam masa
kurang dan setahun. Duku ini juga adalah karya utama yang mena-
rik perhatian masyarakat kepada isu sekularisasi Menurut Martin L.
Marty, salah satu kontributor dalam buku Tltr Givul ]dca> Today, be-
berapa kalangan menjadikan buku tersebut sebagai buku panduan,
manual untuk bebas lepas dari sembarang dongeng mitos dan
agama.
Pengaruh buku ini ternyata |uga melintasi batas negara dan
agama- Dj Yogyakarta, sekelompok aktivis yang tergabung dalam
Lingkaran Diskusi Limited Group di bawah bimbingan Prof, Mukti
Ali r sangat terpengaruh oleh "T7/r Sirn/tr/" OYj/"-nya Ilarvey Co\.
Diantara sejumlah aktivis dalam diskusi itu adalah M. Dawam Ra-
hard|O r Djuhan Effendi. dan Ahnud Wahtb/ Tetapi, gagasan Co\
- I Ur><^\ C''v» lh> Sr. uKtt k *r v film 1^
K I \\u\ M,irtli\ F M.ifU. t \m s^jjfiir Thub;v ffiirvii HiJjut* tiilant Hj ku 77.'i< Cwut Afcrrs
7b+ ff f ij . iNewYnrfc Kfivy4ltJ|»at\hii bnLaunita Inc, MH*? - !
J l iha4, Karvl ^itvithnnk, PiiftertM-i rr lliifclttfj tlTfiY4toii Dtftofw tn Mmit*m 19qj-199S' w
dalam |«i\|uV* W^ardiiihur^. \itiiim-&if]$liiM IV'iiphB'rj i [>Ml,)$itx Tritiiib. fLruivii Pi'cU'rri.
2M>iif, hlm f?S Stit*nhrmk mv h my;uriakan rvdakM ' H:*- k «u*. Du ■ v«,i»/it r Ofy««i/ Hflfil'vCm Urtd a
'{r\\\! mijuip i i r' im^e ti^ng cniiJi'iiN " DalimOtaLm J Lirijnnij a, Ahrvtad \Vah*h rruMiuli*. "'Sejauh
van^al.u amali sdama mi. Ai*iiiii.i UtkiJi %v\$h kdiilon^an dava «^a p dalam rn.iMlati-nu^ilah
iltirilil JVluiiliik-pvtiiiijkik Tuhan tthi.ik nwmjui ktto ^kularLaji radaha.1. sokularisasi ajaran-
ajaran Tuhan mutlak haj;i kjta k^bu kita tidak m^in s^kuUrL-ii* ' Wjhil* adalah ar,^k a.suh
Rmiui Willi'nbnrj; d.in R<nmi J I C SKllk M Kotikji ifu ia sLwish mL'nvataLan dirinya sebagai
pi'O^-Tnut pluralisme sama riunjvin Rtmw Slolk Wahifr JLnja n^TnbjhJ* Urnlan^ ^luilansmr
Jan ^krilansaM U-ih.il. P^hfln EkWi t* UniL-l NaIsjt Ahm*d ,edL FfrgpMtfu AvrrWLvrwi hiM\\
fn^jfDrf IfandTrAhimd \\\}tub (Jakarta LP3ILS JjnFrLTiinrri In^tituk», 2CW3 h crl kf-N). hJm 3^-1 L
7'»
ketika itu belum terlalu berkembang. Ahmad Wahib hanya menulis
catatan harian yang kemudian dikumpulkan dalam sebuah buku se-
lepas meninggalnya. Djohan Effendi pun tidak terlalu kuat penga-
ruhnya, Pengaruh Cox bant tampak jelas pada pemikiran Nurchoiish
Madjid yang ketika itu menjadi ketua umum Pengurus Besar Him-
punan Mahasiswa Islam. Pada tanggal 2 Januari 1970 Nurchoiish
Madjid secara resmi meluncurkan gagasan sekularisasinya dalam
diskusi di Jalan Menteng Raya 58, Ketika itu r Nurchoiish meluncur-
kan makalah berjudul "Kcliarn^an Pt'tuhdhmitin Pemikiran i$lnm dan
Malilah IntegmHi U unit". Dua puluh tahun kemudian, gagasan itu
kemudian diperkuat lagi dengan pidatonya di Taman Ismail Marzu-
ki Jakarta, pada tanggal 21 Oktober 1992, yang dia beri judul "BAh^
rupa Renungan tentang Kehidupan Keagamaan di Indonesia" . Setelah itu,
berjubellahpara propagandis sekularisasi di Indonesia.
Jika dicermati, pengaruh "Vw Si'cular Cih/" jelas sekali tampak
pada pemikiran Nurchoiish Madjid tentang sekularisasi. Misalnya,
tentang etimologi sekularisasi, Nurchoiish berpendapat,
"Kata-kata wktder dan si>fotlarisn$i berasal dari bahasa Barat
(Inggris, Belanda dan lain-lain), Sedangkan asal kata-kata itu,
sebenarnya, dari bahasa Latin, yaitii &it>cnhim yang artinya
/aman sekarang ini. Dan kata-kata saeculum itu sebenarnya
adalah salah satu dari dua kata Latin yang berarti dunia. Kata
lainnya ialah jnnuduf. Tetapi, jika sarculnm adalah kata waktu,
maka nutmius adalah kata ruang. " ?
Mari kita bandingkan ungkapan Nurchoiish Madjid itu dengan
kata-kala llarvey Cox:
"Tfh* En^Ush lOm-d seathr dtrives from ihe Latin worii savathun,
imhvium "tlu< pmwit n$?'\... Basicnlht sni'tnhim /> ane o/ih? tzco
Latin words denoting "warJd" (flu* other H nmudus),*.- saecidum rs a
tinw toord. HSt'd fmpu*uth/ fo trawhfr ih? Gm*h ward aron, ivhich
aho TTh'fttis age or epoch. Mundu*, on thr othrf hand t is a spnce
rvord.
-"^N'urihul^h Madj] J, iskim KrtKtkhvtwu diu\ Kamtam w stihii\, [Bandung. Miz«i n, W87Ui1m 2lb.
* I Lu\v\ C>s. Thf StYitlnr Cilu\ hlm. Ih,
NurchoJish tidok berteras terang menyalakan bahwa gagasan-
nya tentang .sekularisasi diadopsi dari pemikiran Harvey Cox,
Namun penjiplakan yang dilakukan Nurcholish terhadap ido Cox
menjadi nampak jelas pada upayanya untuk membedakan antara
"sekularisasi" dan "sekularisme", sebagaimana dilakukan oleh Co\.
Menurut Nurcholish, pembedaan antara "sekularisasi" dan "seku-
larisme" semakin jelas fika dianalogikan dengan pembedaan antara
rasionalisasi dan rasionalisme, jika Co\ mencari legitimasi sekulari-
sasi dalam agama Kristen, maka N T urchoiish mencoba mengadopsi
dan menyesuaikan gagasan Co\ dengan mencari legitimasi dalam
ajaran Islam
Menurut Nurcholish, seorang Muslim harus bersikap rasional,
tetapi tidak boleh menjadi pendukung rasionalisme. Rasionalitas
adalah suatti metode guna memperoleh pengertian dan penilaian
yang tepat tentang *uat\t masalah dan pemecahan nva. Rasionalisasi
adalah proses penggunaan metode itu. Analoginya. lanjut Nurcho-
lish, sekularisasi tanpa sekularisme, yaitu proses penduniawian tan-
pa paham keduniawian, bukan saja mungkin, bahkan telah terjadi
dan terus akan terjadi dalam sejarah. Sekularisasi tanpa sekularisme
adalah .sekularisasi terbatas dan dengan koreksi. Pembatasan dan
koreksi itu diberikan o!eh kepercayaan akan adanva Hari Kemudian
dan prinsip Ketuhanan Sekularisasi adalah keharusan bagi setiap
umat beragama, khususnya umat Islam. 7
Bandingkan pendapat Nurcholish Madjid itu dengan ungkap-
an Harvey Cox berikut ini
*\.it zhouhi be can'fuUy tiislin^uhhi'd fram wcnlarhm, Svtufatiiatiuu
impiku f t htetarical procttt. titmtitf ceria i uh} im'ver^iblr, i n wliicfi m'-
- NfurduiJish Madjid, ishtm Kiw&temitn dan K?imktin*MtntfL. 214-22U Kemungkinan, Nur-
i holish fugA Medali nwngttfji hului \ brrt*\ C"x r $t4i#£jUifUifai l-inifjfvd Crmip J* fci£t-Atartii*
nLlu mungkin U dnp.itkari saai Iv-rkiinjiiii^ V\* AS, Oltobn'r \^\. Menarik cm h m imak r^lalatt
AhtvkuJ Wjhil" tculjnf; Nurcholish Madfid, h Padn htiLin Oklcidor Whti berangkailah Niiivfnv
li.sh U- AS aLt^ undangan Siati 1 rA-'partmiui* Oranj; i'an£ anti Sarat di undang untuk mdihal
Nt'jgara Rami UThvstr. Stairaii^ pujsbal kodvttaan B^s^ir AS van£ ditanya miTipajM NuFefrif&h
diundang ki* Amerika nwi^awab, Si s kadar memperlihatkan apa vanf; dia benci fflami inL~
VtHah pulang dari A% mukii U-rtibar perubahan-perubahan a ruh pikiran Nurcholish D13 nu-
ku turtiynkpAcifl M*|u-<ejji taikdiin humanismu yan^seWumnvs Jitapnva ^eba^aiapiiTM biru +
Bagian fit. Terna Toma Inyast Pemikiran 261
cwty dini caltur? u tv dAhvved jrom lidvldjjp tu n*Ii$iaus Controi tmd
elo&d im , tdf4nj$kfll uwld vkius, We imue ar^ucd llirtt it h baskaliya
hbt'mtiiitfdt'th'lopiiit'fit. Srcularhm, on tltrothcr Itmtd, /s thcuanwfov
n u ideologi/, n ucw eto^'d worhi vtcw wichfiwcfhm wn/ wuch iike a
\h-iv h'ti$ian. Witih 4 &*culariation /7nrfs its rodi* ih the bihUcaiJh&h
ttedfivtd /s to fVHh'iwtrnf n n mitfamtk witamn* ofthc impfiet ofhibii-
calfmth os\ Wvstvni histori/, this is not tik' Cftw iviili wcultintm. i t ia a
closed ism. "*
A d a la h menank, melihat gava Nurcholish dai arit men Kem-
bangkan ide sekularisasi I tarvey Cox, Ketika Cox menyatakan seku-
larisasi adalah keharusan bagi kaum Kristen, maka Nurchalish me-
lanjutkan bahwa "sekularisasi adalah keharusan bagi setiap umat
beragama, khususnya u m niat Islam", jika Cox mencari 1 and asa n
sekularisasi dalam bible, maka Nurchnhsh mencari justifikasi dari
ajaran-ajaran Islam. Ia, misalnya, menyatakan, gagasan sekularisasi
dapat dijustifikasi dari dua kalimat svahadat, vang mengandung ne-
gasi dan afirmasi. Merutini tafsirannya, kalimat syahadat menun-
jukkan bahwa manusia bebas dari berbagai jenis kepercayaan kepa-
d a tuhan-tuhan yang selama mi dianut, kemudian mengukuhkan
kepercayaan kepada Tuli a n yang sebenarnya. Dan Islam dengan
ajaran Tauhidnya Yang tidak kenal kompromi itu, lelah mengikis
habis kepercayaan animisme. Ini bermakna dengan tauhid, terjadi
proses sekularisasi besar-besaran pada diri seorang Animis. Manu-
sia ditunjuk sebagai khalifah Tuhan di bumi karena manusia memi-
liki intelek tua J i tas, akal pikiran, atau rasion. Dengan rasio inilah,
manusia mengembangkan din dan kehidupannya di dunia ini, Oleh
karena itu terdapat konsistensi antara sekularisasi dan rasionalisasi.
Kemudian, terdapat pula konsistensi antara rasionalisasi dan desak-
ralisasi.
Bahkan, kata Nurcholish, kalimat Unsmalfah, juga menunjukkan
bahwa manusia adalah Khalifah Tuhan di atas bumi. Selain itu, al-
Riilwirtis menunjukkan sifat kasih Tuhan di dunia mi {menurut ukur-
an-ukuran duniawi), sedangkan til- Rahim menunjukkan sifat Kasih
itu di akhirat (menurut norma-norma ukhrawi). Penghayatan nilai/
spiritual keagamaan bukanlah hasil kegiatan yang serba rasionalis-
** lUr\ tu G» v T>%* StKuhn Ctt-j, hlm T 1S
tis\ Demikian pula sebaliknya, masalah-masalah duniawi [idak da-
pa t didekati dengan metodespiritualistis. Keduanya mempunyai bi-
dang yang berbeda, meskipun antara iman dan ilmu itu terdapat
pertalian yang erat. g
Jika membaca sepintas, argumentasi Nurcholish tampak seolah-
olah logis. Namun, jika dicermati lebih jauh, akan tampak bahwa ia
sebenarnya juga Udak terlepas dan hegemoni pemikiran Barat da-
lam bidang pemikiran keagamaan. Ia mengadopsi gagasan sekulari-
sasi Co\ dengan menafikan bahwa terdapat perbedaan besar daiam
sejarah peradaban dan pemikiran Kristen dan Islam. Pengalaman se-
jarah dan trauma Barai terhadap hegemoni Gereja Kristen meng-
haruskan dilakukannya sekularisasi di Barat, sebagaimana telah di-
bahas pada bagian sebelumnya. Tetapi, Islam tidak mengalami hal
semacam itu. Islam tidak mengena! institusi /in/nrsis/. Islam tidak
mengalami problema teks Kitab Suci dan teologis sebagaimana di-
alami oleh Kristen. Bernard Lewis cukup jeli dalam memandang hal
ini r dengan menyatakan,
"Atasan sebenarnya kenapa umat Islam tidak mengembangkan
gerakan sekularisnya sendiri, dan bereaksi tajam terhadap usa-
ha-usaha untuk memperkenalkan gerakan sekularis dan luar,
terlihat jelas dari perbedaan-perbedaan mencolok antara sejarah
dan pengalaman umat Kristen dan Islam. Sejak awalnya, umat
Kristen diajari lewat dua hal anggapan dan praktik untuk mem-
bedakan antara Tuhan dan Kaisar serta antara lugas-hi^as ber-
beda pada masing-masing dan kedua pihak itu. Umat Islam
tidak pernah menerima perintah seperti itu/"" 10
Juga, seperti disebutkan sebelumnya, dalam bukunya, Otri*~
titniihj iu Wurld Hi<ton/ t Arend Theodorvan Leemven, mencatat, bah-
wa penyebaran Kristen di Eropa membawa pesan sekularisasi. Kata
Leeuwen, "Kristenisast dan sekularisasi terlibat bersama dalam se-
buah hubungan dialektik." Maka, menurutnya, persentuhan antara
kultur sekular Barat dengan kultur tradisional religius di Timur Te-
ngah dan Asia, adalah bermulanya babak baru dalam sejarah sekula-
4 Nun- hd 1 1 s \\ Mj d j i d , h I» m , Ar moA' P' m i n dti n Kt'imia i lis iaa 1 1 JiJ m, 222- 233
*» Bcnurd lj*wfe, Wknt W^rf W^dj^.' hlm IJS,
risasL Sebab, kultur sekutar adalah hadiah Kristen kepada dunia
(Christhnih/s gift to Ihc wartii). u
Ide sekularisasi itu sendiri sangat kontroversial di kalangan
Kristen. Sebab, mereka melihat, ide ini dapat menghancurkan aga-
ma Kristen. Namun, mereka harus menerima ide itu, karena hege-
moni Barai vang sangat kuai dan trauma Barat terhadap hegemoni
Gereja Kristen di masa lalu. Sejumlah teolog Kristen seperti Dietrich
Bonhoefh_T dan Paul Tillich memahami akan datangnya krisis aga-
ma dan teologis akibat prnses sekularisasi yang dilihat oleh banyak
om n j* sebagai proses yang tidak terelakkan (keharusan), dan monvo-
bar ke seluruh dunia seperti penularan yang cepat {nt^hi^coula^ton).
Karena tidak mampu menghadapi "penyakit menular J '--yakni seku-
laris asi- -yang hebat itulah, maka yang terjadi hakikatnya bukanlah
peng-Knstcn-an Barat, melainkan "pem-Barar-an" Kristen, Ilakiki-
nya, bukan Clintliiinizcil Wrsftnt, tetapi, Westmrizfti ChrtetlmL EL
Mascall. dalam bukunya, Th\t fu'aiJarhatian oj Christkuuty, menyata-
kan, "...bahwa bukannya memasukkan dunia kedalam Knsten me-
reka malah memasukkan Kristen kedatam dunia," 12
Berbeda dengan Nurcbolish Madjid yang menelan dan menye-
barluaskan gagasan sekularisasi, khususnya dari [ larvey Cox, Na-
L]uib al-Attas melakukan perlawanan yang sengit terhadap penye-
baran "penyakit menular" tersebut. Pada awal tahun 1973, al-Attas
s Lidah menulis sebuah buku yang mengkritik gagasan sekularisasi.
1 ] PvrHkipal Uwiui'H dikutip Uari Imku Mark hier^L-nMiu^'tT. J7v *\Wt Cnltt Wnr? (Loii-
kinfp U f "ivwThllV ot CMiti>n\u\ Piuv^ W3», Min K>-17
|h Svod Muhammad N p aqmh al- A ft^* Ifinm itci! $f{'ituiri*ui ( 151 AL, Kuda l \mifjur, i\J*13.
hal 2, ? Sih.i^.ii raUikui tam ha km uruumnya, kaum Kristen memari £ tidak Uj^ htt;iiut*ddft£
-ikulanMue%eki£aL ancaman bai;i a^ama mereka. Gereja tiJ.i k memandang M-Lui.nismi- atau
sekularisasi sebagi hal vniu;M?!.i1u negatif Menurut seurani; tokoh Knst sandi hidurtesfet.Trtm
latubs 5[. '"RcvyKihi Prativte berarti didirikannya ne^aia stfkulu: Seluruh pruras ini, khtwu.v
Liva M-LiNir revolusi Prancis, tidak hnnva ibrani» bersifat ami-Gcreja lotjipi anii-a^ama. bahkaii
n wujudi ateis Mamian perkembangan ke ^ah sekularisme a La u ^ekularisaM sebeUiIina belum
bera j U se^uaLu \ an£ ni'^aliJ Tt>m laoibs ni^npjL^Un, sekularisasi dapaidilihal frrhagfli usaha
pemurnian ^nina dan reaksi k'rjifldap sakralisasi" vaiui melampaui batas. Pada dasarnya,
sekularisasi suba^ai usaha "Llesakralisasj" adalah tua L u reaksi melawan kuasa pimpinan
Gereja. y*n^* mau menguasai seluruh dunia. Maka akhirnya pesmasilahan i l a kembali kepada
soal yang dirumuskan ideh Paus GHatius h Karun a Gereja meiu^identilikasikan diri dengan
kuasa dunia maka reaksi terhadap kuasa gereja, ini menjadi suaru proses melawan Gereja dan
agama (Tnin [acohs bL "Gereja iAiw Diwiit" dalam buku 0017*7 tbm M^/eraAn/, ed IB Bana-
wiiatmaSJ, IWJilm. 17-19)
Gagasan di dalam buku ini dikembangkan menjadi beberapa
karya monograf. Pada tahun 1078, al-Attas telah menerbitkan l^hnu
ivui Seciilansin, yang sudah diterjemahkan ke bahasa Arab, Turki,
Porsia, Urdu, India, Malaysia, Indonesia, Bosnia dan Albania.
Menurut al-Attas, klaim bahwa akar .s e k u landasi terdapat da-
lam kepercayaan Bible adalah keliru. Bagi al-Attas, akar sekularisasi
bukan terdapat dalam Bible, tetapi terdapat dalam penafsiran orang
Barat terhadap Bible Sekularisasi bukanlah dihasilkan oleh Bible,
namun ia dihasilkan oleh konflik lama antara akal dan Bible di da-
lam pandangan hidup orang Barat. Disebabkan tidak kuatnya duu-
ma dan ajaran Kristen dalam menghadapi Barat yang sekuler,
makanya Kristen terbaratkan. Rata nl-Auas,
'Thr ciaiin tltat ^cnlnrizntion luis if$ wut> i n hihlknl faitli and thnt U
/s f U? fruit ot } ih\> Gatpc! has no $rth$tivfcf ii\ htrforivn! fnCt. Si'cuhinzn-
tion lm /te roots not m hihlknl faith, bnt in tin 1 inhrytvtntiou o/
bihtictilfaith h\j Wwtern mau; it i* not Utefrnil aflhc Go^pcl, bnt h ihe
fntit of thr lnn$ hiftonj of plnlc^iphiatl (nut iwttiplnpica! cunflici iu
ihc wligions omi pinrhj rationali^lk worhlvkw of Westnn nmn. r ^ x
Al-Attasjnga mengkritik pembedaan makna istilah sekularisasi
dan sekularisme. Sekularisme dikatakan sebagai "bukan suatu pro-
ses" tetapi "kristalisasi"- Dan setiap "isme" adalah satu "ideologi* 7 -
Jika ideologi diartikan sebagai "seperangkat ide-ide umum" atau
satu "program filosofis", maka sekularisasi juga merupakan satu
ideologi. Pada akhirnya, sekularisasi ini juga akan menjadi sekulari-
tas isme {watianzalionistn). Sekularisme dan sekularisasi memiliki
persamaan yaitu relativisme sejarah yangsekular, N
Banyak sarjana Muslim yang memberikan kritik tajam terha-
dap ide sekularisme dan sekularisasi. Tapi, karena sekularisme me-
mang menjadi program global dari peradaban Barat-sebagai pra-
syarat demokrasi-maka dunia Islam juga mendapat tantangan se-
rius. Sepanjang sejarahnya, kaum Muslim sudah terbelah dalam me-
nyikapi soal ini, Ada yang pro, ada yang kontra, Secara politis, kaum
Muslim biasanya terbelah dua: golongan Islam dan golongan seku-
I * Nacjujb *il-Atta>. I<fani mul teinhinsm. htm. 30
lar Namun, masalahnya menjadi serius, ketika golongan agama sen-
diri, justru kemudian mempromosikan sekularisme, dan- sebagai-
mana yang dilakukan sebagian teolog Kristen— juga berusaha men-
tari legitimasi d^ justifikasi ide sekularisasi dalam ajaran dan seja-
rah Islam. Ini menjadi semacam ironi, tetapi itulah yang terjadi dalam
realita^ kehidupan kaum Muslim dewasa ini. 1 ""
Nitrchclish sendiri sebenarnya sempat ragu untuk melanjutkan
penggunaan intilah sekularisasi, setelah mendapat kritik tajam dari
berbagai cendekiawan dan tokoh Islam. Jika dicermati, pendapat-
pendapat Nureholish tentang sekularisme dan sekularisasi memang
tidak jelas acuan berpikirnya, dan inkonsisten, Dalam banyak hal, ia
lebih mencerminkan figur politisi, yang berdiplomasi dengan kata-
kata. Bicara di satu tempat lain dengan di lain tempat. Belum ada sa-
tu buku utuh yang ditulisnya tentang 'sekularisme dan sekularisasi',
Meskipun pada akhirnya, apa yang dilakukannya dengan Yayasan
Paramadina adalah melakukan dekonstruksi terhadap berbagai
prinsip-prinsip ajaran Islam, seperti penyebaran paham Pluralisme
Agama,
Pada tahap-tahap awal penyebaran idenya, yang banyak dise-
rang oleh Nurcholish adalah aspek-aspek politik. Misalnya, konsep
tentang negara Islam dan partai Islam. Ia katakan:
'Dari tinjauan yang lebih prinsipik konsep Negara Islam adalah
^uatu distorsi hubungan proporsional antara agama dan ne-
gara- Negara adalah salah satu segi kehidupan duniawi yang
'^Sis*ranflpruji.iflaruJi> Islam Liberal miinvalakari, "bUwi fr/vwJ Jy*i w^str/uw IvnltA ft^ti
w ^^rJrf ■* ,{ .h ih i us-i / 'i r „v - * h At J ' i m > r ■ w}, r' \) m i r £ frvryr kimfon \ u J» i j -nrciy/ Uim i i* Mta n j<>dl t f t J i >
\L\i\ i\ khiriV 1 ilvnl Lumu a, humiuIk r-inhut ^hiMgj itA/mon* 1 *)* fcfam UrtTtj} ,!r fjidjmiSiii WC
"I^V'ili^il^JIT tftoittb tiV\?£} T^fM'luhn MtT£ Alk *VAffi *!i\Kt,7Jl*f liillT Ttt. ' t. Ji/rti'i 3 $1 . tV/fh 7hFU^r /r'/fllfr
^m i jv^!lV'ril'(l'fAr7¥M.t ^lurii Vji/fjFr/ilvnif Dii/rfui }OlttiK, KteJc^Mfii nfcwwJr TiWttff NVjtfrm Srti.^T
^T\ S f, Urtifu *-t\ f Viflh fiitftfa} lYir$rtfMOiV\ ijywifl iffi'ii^gff/j i^rn Jdfc jfon f nuVi fcA?m, 1/.-111? JjrtniW f(/n|i
"'tP^.'i'hir*!:!! }*rh*ti)0 rfl<niT<[ rirfir/ff Urf'i.r scknfcr aeknfofitt* itfntoKriTtt* Grr£ Barkin menjalankan
K4vrfljM pri ifeif £4g&sin l>Um LrN. r r*il L i j t Piiitinpiva kon>a=i»l lw I Ljsj ijtihad, fb] Kpmilnwn
irthdJjj^ i3*-h'*iiihu^ dAiipt-inktriiaii, j n JVfl^rrtwwm k'HuiJjp j«luriili>nu' Mtttal il.in ptv;rnlj=--
me a^an\a a^ima, k J ^ lYtni^ahara a^iama dari parut p^lidk dan olinya posisi noiv^cklari.m
negara Mtfiinn.il Barium, ada empal lttltiih Islam L ibi'ral di [ndAtiMia, yaitu Abdurrahman
Wahid, ftuncrwliih Madjid. fthmad Wahib. d. m Dji^han EJuzidi i Majalah Tvmpst, edisi N-^Ji Jv'o-
Vj.'nilVr ZPfll '•ttfyjlt Li^r'/i/ Utow *ft /tfiUJffrtAi l[akaTta Jaringan Ia|am Lilwxal2DD!2r,-hJm. 232-
233.C*i«e fiatku Gr^fifiifJ KliFrtt L.\Vr#J ( r.- r'iiu#tff<ni tfabirtn Parajnadma,, IW^J;
dimensinya adalah rasional dan kulektii, sedangkan apa m a
adalah aspek kehidupan Vang dimensinya spiritual dan pn-
badr"
Terhadap pikiran Nurcholi.sh tersebut, Prof. Rasyidi ber-
komentar,
"Kata-kata tersebut bukan kata-kata orang yang percaya kepa-
da Qur\in, akan tetapi merupakan kala orang yang pernah
membaca Injil. Dalam Matheu^ 22-21 disebutkan: Ri'uJrr uuta
CiH'ztir tlu' tlihig* which tur cac$t\r e nnd unta Gthi thr tlwig n i Inchtinr
Tahir A/harv juga menilai gagasan pembaharuan Nurchnlih
mengarah kepada sekulansasL [siam, selain mengecewakan umat Is-
lam, menurut Azhary, Nurchohsh juga tidak berhasil memahami ba-
gaimana sesungguhnya hubungan antara Agama Islam dan ke-
hidupan kenegaraan dan masyarakat 1 *
Pada tahun 1970-an dan 1980-an,, Nurcholish belum menyentuh
aspek-aspek teologis, seperti gagasan Teologi Inklusit dan Pluralis.
Tahun 1992, ia mulai menyentuh aspek teologis dengan membong-
kar konsep Ahlul Kitab, Tahun 2000-an, ia mulai aktii memasuki as-
pek teologis. Dengan keluarnva buku Fiqih Lbitw Agama (terbitan
Paramadina dan Tlw A*i<7 Fouiuiiitiau) vang membongkar akidah dan
fiijih Islam, maka gagasan sekularisasi Nurcholish Madjid menemu-
kan bentuknya yang u ruh sebagaimana terjadi dalam Dunia Knslen,
dan sebagaimana vang didefinisikan oleh Harvev Co\, bahwa "se-
kularisasi adalah pembebasan manusia dan asuhan agama dan me-
tafisika, pengalihan perhatiannya t_lari "dunia lain" menuju dunia
kini." Dengan definisi ini, maka pada akhirnya, sekularisasi Islam
adalah pembebanan kaum muslim dan asuhan Islam. Akulah Ulam
yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw\ dibongkar, diganti dengan
teologi bani rumusan tokoh-tokoh Kristen yang diposisikan sebagai
"nabi", seperti Willrcd Canhvcll Smith dan John l Iick, vang disebut
sebagai Teologi Pluralis atau paham Pluralisme Agama. Masalah ini
akan dibahas lebih luas pada bagian berikutnya. Dalam mempromo-
ln Muhammad lahir Avlurv NYjfflni Hukum t (Jakarta: Buiaii Bintang 1^2j, hlin 33-17
Bagian llj- Tema Tema Invasi Pemikiran 267
stkan pendapa t-pendapahiya, Nurcholish Madjid banyak mengutip
pendapat Ibnu Taimiyah, Sayangnya, sejumlah kutipan tidak tepat,
dan memotong bagian-bagian penting. 1.
Dalam Kitab Mnjmu*ttt Fninmon Jilid XXXII, h. 179, pembahasan
masalah Ahli Kitab diletakkan di bawah judul "Niktilnrf Kuffnr". Kaum
Yahudi dan Nasrani melakukan tindakan syirik (kil fi'Ii) tetapi Al
Qur\in tidak menyebut mereka sebagai kaum musyrik [hfl kmi)>
Namun, Ibnu Taimiyah menegaskan, mereka tetap golongan kafin
Pilihan Nurcholish Madjid untuk menulis Disertasi di Chkrtgo
Uuwmtu tentang lilsatat dan kalam Ibnu Taimiyah sangatlah stra-
tegis untuk memberikan eitra bahwa Nurcholish sangat otoritatif
dalam suai Ibnu Taimiyah, tokoh yang dijuluki sebagai "Syaikhul
Islami Padahal, banyak pendapatnya sangat berseberanga n dengan
Ibnu Taimiyah sendiri, Nurcholish hidup di lingkungan Masyumi
yang sangat menghormati Ibnu Taimiyah. Ia pernah dijuluki sebagai
Natsir Muda. Bisa dipahami, semasa tokoh- tokuh Masyumi hidup,
Nurcholish belum mengeluarkan pendapatnya yang "terlalu kon-
troversial" dalam bidang akidah Islam, seperti paham Pluralisme
Agama. Ia ketika itu, bani menyentuh aspek-aspek sosial-politik.
Dalam makalah yang dibacakan tanggal 2 Januari 1970 di
Menteng Raya 5 S, Nurcholish Madjid menulis,
"-dengan sekularisasi tidaklah dimaksudkan penerapan seku-
larisme dan meraba h kaum muslimin menjadi kaum sekularis.
Tapi dimaksudkan untuk menduniakan nilai-nilai yang sudah
semestinya bersilat duniawi dan melepaskan ummat Islam dari
kecenderungan untuk mengukhmw ikannya/'
Dalam wawancara dengan harian Kawpa* tanggal 1 April 1970,
ia mengatakan,
"Orang yang menolak sekularisasi lebih baik mati saja. Karena
sekularisasi adalah inheren t dengan kehidupan manusia seka-
rang di dunia ini (sat'Otlum berarti jaman atau keadaan seka-
rang, juga berarti dunia ini)/'
i7 Tcnlanp ;*m»k dan LmlnAi^i Nitrrhiitah Madfiil hlul AlImti HusAitfi, htam Ulhrr<tl.
iJaL*rlj Gemn Lumu t Prwcs, 2001 )
Dalam makalahnya yang lain, "Sekali Lagi tentang Sekularisa-
si", Nurcholish juga memaparkan pengertian sekularisasi Agama
Islam, kata Cak Nur bila diteliti benar-benar dimulai dari proses
sekularisasi terlebih dahulu, Justni ajaran Tauhid itu menipu kan
pangkal tolak proses sekularisasi secara besar-besaran*
Setelah melalui perdebatan yang panjang dan memancing reak-
si kerai berbagai pihak, ia menulis kembali makalah dengan |udul
"Sekularisasi Ditinjau Kembali", Kesimpulannya, menurut Niurcho-
lish. terdapat perbedaan mendasar antara pengertian sekulansasi
secara sosiologis dan >ecara filosofis. Dan karena begitu kontrover-
sialnya Istilah "sekular", "sekularisme", dan "sekularisasi", maka ia
menyarankan agar istilah-istilah itu tidak digunakan tagi dalam
konteks pemikiran vang diajukannya, I ebih haik digunakan istilah*
isulah teknik lain yang lebih tepat dan netral.
Prut + IIM Rasjidi mengritik keras cara-cara \urcholisli dalam
menggunakan istilah yang d a pai menimbulkan pengertian yang
menyesatkan di kalangan Muslim Dengan mengampanyekan "se-
kularisasi", Menurut Ras|idt, Nurcholish Madiid melukiskan seolah-
olah Islam memerintahkan sekularisasi dalam arh Tauhid "Kalau
soalnya seperti vang dituturkan Saudara Nurcholish, maka segala
sesuatu tetah menjadi arbitrer atau wnmu fifr. Secara ekslnm boleh
sajj kata sekularisasi tersebut diganti dengan pisang goreng. atau
ki>}">3 jahe atau es jahe dan sebagamya dengan tidak ada konsekuensi
apa-apa- Kalau saya berkata, "Yang saya maksud dengan pisang go-
reng adalah sikap manusia yang mengesakan Tuhan dan mengang-
gap benda-benda lain tidak layak dipuja, maka tak seorang pun ber-
hak melarang saya berbuat demikian Mereka hanya ke tawa dalam
hati mereka, karena keanehan istilah tersebut.'* kata Rasjidi
Endang Saifuddin Anshari, pengrihk Nurcholish lainnya, me-
nyatakan bahwa berbicara tentang sekularisasi, mau tidak mau mc^
ti mengacu pada sekularisme. Historis, sekularisme timbul di Barat
sebagai reaksi terhadap Kristianisme pada akhir abad pertengahan,
Sekularisme adalah paham yang menyingkirkan nilai-nilai Ilahi
(agama wahyu) dalam persoalan dunia, negara, dan masyarakat.
"Baik sekularisasi (menurut rumusan sdr Nurcholish dan vang
dianjurkannya itu> maupun sekularisme (yang ditentangnya itu)
sama-sama mau membebaskan d t n dari tutelage' (astihan) agama/'
kata Endong Saifiiddin Anshari (alir..)- 1 *
Dalain Kitmns Bt'$m Bniuisn Iihitvicsui disebutkan bn Jiwa seku-
larisme adalah ""paham atau pandangan filsafat yang berpendirian
bahwa moralitas tidak perlu didasarkan pada ajaran agama/' Se-
dangkan sekularisasi adalah "hal-hal vang membawa kearah
kehidupan yang tidak didasarkan pada ajaran agama/' Dan seku-
^ Abdul Q,T.ilir r^jart^nk A-IrnrmMf/v KfktftthiUi Pvr*i\\lktirinhT Ptfmiktmn Ulnm Wttn~fteit$fi
,\Uumt, \\toi\tfL\i\\fr PeiH'd'il YjfcdU, [444;, hlm |l D" Indonesia, kritik ket*s terhadap jte^ajwn
"siAular^aV Ntifi'hifVlIhh dalang herhrrii*rubi. Dr Daud Ra-tvid, penari tik ulama ^urrhnbsh
pada dekati^ l^.'-an, dengari ti'^*i? rnenvebul hTUn EiiilM wfra^i t<* ■muk ""pemikir icliubtr"
Sikih si lu .ijiliU^M k. UT—'p 'M-kiilpirKasi' NiiuU*|ish pitalah ^'HiIkhih "Iidant Yi*k, Partai
PfrluiL klntn Mu, vaiiji tetap dipertahankannya hine^a kinr [Senarai n -aksi n\a& ttpntikjrajiiriw,
pvn.ii bulan DpM/JiiLn.T l l ^2. di Masjid Amir I la m/a h Taman [-mail Mar/uki, \ r urdiolish "di-
adili" di hadapan -^kikir -I (HH> pemuda dan mahaMMva im^lim HdEam diskus \auij di-
M h Jen>^;ar%ikan "Mi I imba^a Mflpa]ettU*rt Jail Puii;uiTik\niviii Infak (LMPi) l^iti nifn^ambif
k'iiH. T.fc'f *>tf^ nM< Kefomfk'ik Piwiwrjuiff Kt*j;mwtri* itu, Nitfcta li^h nfrnrfiipal ^riiti^ii
la?«im dari Daud Rasyld, Ridwan Soidi, dan lain bin, Berbadai Limpu*- [iiga menggetar "p*^n^-
adlLih' 1 terhadap gAjia&m *ckuLi risuj Nun-holwlt Madfid. Majalah ?> Ii^r/i DirAvi'nJi mempupu-
krkan i*1tMh fjiTnkdii iVmbafuaii ktM^amaan van^ diihi^kai IjPK— akjunim y*fte jiip<i
dlgmt.tkan untuk merivefaui 'T.orakan Pengacau Keantaiian"* untuk ^ii^kan pembaruan Iri-
ki m- n va Nur Jin h s h. Semang pembacn bernama A Salam Simrmp menuti* di AWm CfefriwA
\il 47/1W2, Setulah membaca tulisan Pak Ibrnbnn Mddvlao tentang Kurcholish Madjid
M'ba^ai duplikat YvmiII dan orientalisku. y«"|5 K'rfujuim men|nn^kirbahkkan akidah !^hiu,
kvbirt^m^ntfayn lorhmlflp pemikiran pembnruan hslara vang digencarkannya spktfrnl-ial f nva
ilari fhjtii^n menjadi kmap 5oaln\a P Pak Jbranmi dalam tulisannya bediasit menampilkan
hurba^ai rujukan \^n£ M k U*rbiinUiU|uiii f st'bini^a Ht'tia^ pembaca tidak L>l<i fain ki*cuolT
ii.i^k.^ib akin t\ihv\a [S'urcImlKh VLtojkI LieiUtr-limuir mtTiipii kau duplikal Vl^liji dan para
kiru'rtl'lli^ton niastaii-TYi^sji^; mtJjiliii Ahmjd Wahid, binaan nijr a pastor Ki'iii^irifln NFuiichiilisli
Madjid ?*ft.irapwn bJam d i.-L-ku Iurkan, jolas iiutli pakan j^pj rasi Yahudi Lia n Nasrani. Llngk{ip-
»ui Nu^liuli^i .^oulLTli-olah ^kTilari^i^i itu ^upt-iuthnya R^u^i dfii^an lirni.in-lirman Tu.han,
fii,i^ meru pakan |">rmutorhalikan tahir ftl-Qnr aji, svba^mnana dilakukan nleh i laniiau Ambrl
Vrtnj; hri^ur/hukuns j dilarang K-r^»dar lahiin L L 'S2 dan j4S^i" r DaLnm sl-IiluK buku berjudul
"AmlPi& Bitidtk KiifiiirJiiltW ft.'i"?n"A''?^'"O r *rV'f r kjrya Muhammad Yaqzhan van^dik^itLin
Al C'hiraJl Prt'i-s, Jist-buikan Ualiwj cunimali MiTrt'tiolisKdi PIM poiia lanjj^al 21 OkttibcT YM2
^ldakili itii.nipak.ir\ pujuak gft£ii<utii Nurt hiilish ^fddljid d.iUm np.iya UuHlN'tMfl injtnu^i^ ko
d ^la m i iiinK'ran ateisnvr baru vonp u■lLii^va inen^usur svariah. bahk-an m^iiuduhiiv^ sob^i^ai
slmhdJisnitf vaiifl mt'ng-arsh f>ad« bt j riiaUi*mf." Gag^s^n NurcholUh yang mendapat sambutan
^y^jp^'Tiipiiii J i IndiinL'Mii. mmunil Vo^^h^A. ni^nipjikjnprfsiasi puncakdjrisiMjrdn^aiuk
diJik orU 4 ntji|i< d-iLiiii monviKjrLm oranv; f<Una. Puncak ^jjason im san^l paraM don^in
sik^p ibtis. rondrkiaw a n ^wlan dan j^nih jin Dan si Lop iblis ini krm ud Lin diwn^iidkan socaifi
utuh olrh Limcrad-kamerad setan dan j^jus manusia ya\\£ tergabung dabm 'Kf-k>mpok
Pembaruan 1 \an£ monp^r>;aniiir aktivjiasnvj dalam satu wadah yarvg disebut Paramadin3 h
vani; gurwikdiuiva kemudian diki'nfl! d'.*n^an Gerakan Pembaruan Koa^maan "
laris adalah "penganut aliran filsafat v ari g menghendaki agar
kesusilaan atau budi pekerli Lidak didasarkan pada ajaran agama h '.
Sekuler adalah bersilat duniawi atau kebendaan.
Pemisahan antara sekularisme dengan sekularisasi adalah hal
yang naif. Sebab, istilah "sekularisasi", "sekularisme", adalah istilah
yang khas yang muncul dalam dunia Kristen, sehingga pori u dipa-
hami sesuai dengan latar belakang munculnya istilah Icrsobut Tentu
saja, bisa dengan mudah dipahami, bahwa sekularisasi adalah pro-
ses menuju "sekularisme". Ketika, provos itu sL-ndiri d i katakan se-
bagai sesuatu yang abadi, dan tidak pernah sampai pada '^ekulari.s-
mc", maka proses itu sendiri— sebagaimana dikatakan abAttas—
sudah menjadi satu ideologi. Kasus serupa, adalah proses I si a misa*
si, sebagai proses menuju Islam. Kn* ionisasi, bisa berarti proses me-
nuju Kristen atau pengknstenan Rasionalisasi, bisa berarti proses
berpikir, bisa juga berarti pemutusan hubungan kerja IPIIK). Jika
istilah ini digunakan secara arbitrer, maka dampaknya tidak akan
dapat memahami akar masalahnya secara mendalam dan tidak akan
membangun sahi konsep ilmu.
Dalam deserlasinya di Tak u Has Hukum Universita> Indonesia
yang berjudul Negara Hitku m, Muhammad Tabir Azhary, rnende fi-
nis ikan sekuler isme sebagai "paham yang ingin memisahkan atau
menetralisir semua bidang kehidupan seperti politik dan kenegara-
an, ekonomi, hukum, sosial budaya dan ilmu pengetahuan tek-
nologi dari pengaruh agama atau ha b hal yang gaib. Sedangkan
sekularisasi, menurut Tahi r, adalah usaha usaha atau proses yang
menuju kepada keadaan sekuler atau proses netralisasi dan setiap
pengaruh agama dan hal-hal yang gaib. Sekuler adalah sifat-sifat;
yang menunjuk kepada suacu keadaan yang telah memisahkan ke-
hidupan duniawi dari pengaruh agama atau hal-hal yang gaib.
Negara sekuler adalah negara yang tidak memberikan peran pada
agama dalam kehidupan bernegara, Agama telah diasingkan dari
kehidupan negara dalam berbagai sektornya. Ciri negara sekular
vang paling menonjol adalah hapusnya pendidikan beragama di-
sekolah-sekolah umum/' 1 "
* y Muhammad 1<ihir A^hary, Si"$imi Hukum, him. 13-14
Sagiart 111. Tema-Tema Imsi Pemikiran 27 1
Eksperimen Sekularisme: Kasus Turki
Secara manusiawi, sebagaimana kata-kata terkenal [bnu Khal-
dun r memang ada kecenderungan orang-orang yang kalah untuk
menjiplak pemenang. Sepanjang sejarah, fenomena itu banyak terja-
di. Termasuk di kalangan Muslim. Kekaguman yang berlebihan ter-
hadap kemajuan fisik peradaban Barat, menyebabkan hilangnya
daya kritis untuk mehhat perbedaan dan mutiara terpendam yang
tinggi nilainya dalam peradaban Islam sendiri. Kekaguman itu ke-
mudian diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan, dengan
a su m s L, bahwa jalan satu-satunya kaum Muslim untuk bangkit dan
maju adalah menjiplak Barat. Eksperimen yang dilakukan di Turki
adalah contoh vang paling menarik untuk dikaji dalam soal ini,
Abdul lab Cevdcl, seorang tokoh Gerakan Turki Muda, misal-
nya, menyatakan: "Vang ada hanya satu peradaban, dan itu adalah
peradaban Eropa. Karena itu, kita harus meminjam peradaban Barat,
baik bunga mawarnya mau pun durinya sekaligus." {Thtnr is onhj one
cittiliznthn, n m/ tlittt /s Europeau civilizatioi. Tlhrejore, wt* iHUM bovvoio
itwtern ttvUiz&ton with bati* ils rownnd its tlwru). ll]
Pimpinan lurkt Muda Lainnya, Sabahuddin Bey, menulis, bah-
wa "Sejak kami membangun hubungan dengan peradaban Barat,
satu kebangkitan intelektual telah terjadi; sebelum hubungan ini,
masyarakat kami kurang kehidupan intelektualnya."
Satu organ CUP {CvitwiitttYtwd Union Pr<y/rss -organisasi yang
dibentuk oleh Gerakan Turki Muda pelawan khilalah Utsmani)yang
bernama Ovuanli, mengkontraskan antara Eropa dengan Timur da-
lam kata-katanya, "'Orang-orang Eropa selalu berjalan di jalan-jalan
dengan kepala tegak; sementara orang-orang Timur berjalan dengan
kepala mereka tertekan absolutisme, melihat ke tanah dan hampir
terseret.^ 1
Mustafa Kemal Ataturk, tanpa segan-segan menyatakan, hanya
dengan melakukan Westernisasi, maka satu negara akan selamat.
Dalam acara pembukaan Fakultas Hukum di Ankara, tahun 1925, ia
- ll Uber Ortayli. "Oitomtmi>m umi Z&tmm Dnrji}% f)w fozand Cv^tituionn! Pmoef\ dalam
AvigdtT L#vy (i*d.), Thr fray of'i'hc Otlomtiri EmpirK (Princeton: The* Darwin Press. 1994J, hlm
534
-L M Sultra Hiiningiu, Tht- Ybun$Tnt%S ii\ OppOSlUon, fNew York; Ox1'octl1 Lhiiveistlv PrPiS,
l¥95] r h]m, 17-13,
laris adalah 'penganut aliran filsafat yang menghendaki agar
kesusilaan atau budi pekerti tidak didasarkan pada ajaran agama".
Sekuler adalah bersifat duniawi atau kebendaan.
Pemisahan antara sekularisme dengan sekularisasi adalah hal
yang nait. Sebab, istilah "sekularisasi", "sekularisme", adalah istilah
yang khas yang muncul dalam dunia Kristen, sehingga perlu dipa-
hami sesuai dengan latar belakang muncul n va istilah tersebut. Tentu
saja, bisa dengan mudah dipahami, bahwa sekularisasi adalah pro-
ses menuju "sekularisme". Ketika, proses itu sendiri d ikal akan se-
bagai sesuatu vang abadi, dan tidak pernah sampai pada "sekularis-
me", maka proses itu sendiri— sebagaimana dikatakan al-Atta>--
sudah menjadi satu ideologi. Kasus serupa, adalah proses Islamisa-
si, sebagai proses menuju Islam. Knstenisasi, bisa berarti proses me-
nu | u Kristen atau pengkrislenan. Rasionalisasi, bisa berarti proses
berpikir, bisa juga berarti pemutusan hubungan kerja [PHK). Jika
istilah ini digunakan secara arbitrer, maka dampaknya hdak akan
dapat memahami akar masalahnya secara mendalam dan tidak akan
membangun sahi konsep itmu,
Dalam desertasinya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia
vang berjudul Negara Hukum, Muhammad Tahir Azhary, mendefi-
nisikan sekuler isme sebagai "paham vang ingin memisahkan atau
menetralisir semua bidang kehidupan seperti politik dan kenegara-
an, ekonomi, hukum, sosial budaya dan ilmu pengetahuan tek-
nologi dari pengaruh agama atau hal-hal yang gaib. Sedangkan
sekularisasi, menurut Tahir, adalah usaha usaha atau proses vang
menuju kepada keadaan sekuler atau proses netralisasi dan setiap
pengaruh agama dan hal-hal vang gaib. Sekuler adalah sifat-sitat
yang menunjuk kepada suatu keadaan vang telah memisahkan ke-
hidupan duniawi dari pengaruh agama atau hal-hal yang gaib.
Negara sekuler adalah negara yang Lidak memberikan peran pada
agama dalam kehidupan bernegara. Agama lelah diasingkan dan
kehidupan negara dalam berbagai sektornya. Ciri negara sekular
yang paling menonjol adalah hapusnya pendidikan beragama di-
sekolah -sekolah umum/' 1 '
1 9 Muhamnud Tahir Azhary, Ni'gnni Hukum* hlm, D- 14
Eksperimen Sekularisme: Kasus Turki
Secara manusiawi, sebagaimana kata-kata terkenal Ibnu Khal-
dun, memang ada kecenderungan orang-orang yang kalah untuk
menjiplak pemenang. Sepanjang sejarah, fenomena itu banyak terja-
di. Termasuk di kalangan Muslim, Kekaguman vang berlebihan ter-
hadap kemajuan fcik peradaban Barat, menyebabkan hilangnya
daya kritis untuk melihat perbedaan dan mutiara terpendam yang
tinggi niiainya dalam peradaban Islam sendiri, Kekaguman itu ke-
mudian diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan, dengan
asumsi r bahwa jalan satu-satunya kaum Muslim untuk bangkit dan
maju adalah menjiplak Barat. Eksperimen yang dilakukan di Turki
adalah contoh yang paling menarik untuk dikaji dalam soal ini.
Abdul la h Cevdet, seorang tokoh Gerakan Turki Muda, misal-
nya, menyatakan: "Yang ada hanva *yahi peradaban, dan itu adalah
peradaban Eropa. Karena itu, kita harus meminjam peradaban Barat,
baik bunga mawarnya mau pun durinya sekaligus/' [TIwiy honiy oih j
civili-ntiuji. and timi /s EmVfHWi civilizatkm. Tlwri'fort', wr im($t horww
♦ilVfi/t'ni civihziittm witli Iwth it£ ros? and /Ys ttmrn).-^
Pimpinan Turki Muda lainnya, Sabahuddin Bev, menulis, bah-
wa "Sejak kami membangun hubungan dengan peradaban Barat,
satu kebangkitan intelektual telah terjadi; sebelum hubungan ini
masyarakat kami kurang kehidupan intelektualnya/'
^■atu organ CUP {Comuuth'C atid Union P7Tk>jvs^- -organisasi yang
dibenluknlrh Gerakan Turki Muda pelawan khilaf ah Utsmani) yang
bernama Osuianli, mengkontraskan antara Eropa dengan Timur da-
lam kata-katanya, "Orang-orang Eropa sektu berjalan di jalan-jalan
dengan kepala tegak; sementara orang-orang Timur berjalan dengan
kepala mereka tertekan absolutisme, melihat ke tanah dan hampir
terseret."- 1
Mus taf a Kental A la tur k, tanpa segan-segan menyatakan, hanya
dengan melakukan Westernisasi, maka satu negara akan selama L
Dalam acara pembukaan Fakultas Hukum di Ankara, tahun 1923, ia
-d [[b L- r OrlJiylir 'Otigimniiw t \ t rvt Zm\v$m Durnig ttw Smmd Cw&tituionnl Pcricd", dalam
Av igctdr Lcvj {tsl ), Thr l&i*$ of The Qtt€fHm Emptrz* [Printtrtun The Danvin Pres*, l L >94h hlm.
^.
2 1 M Sulcru ELirtuiglu. The \oun? Turis /ft Qpp8&i1iott 9 ttdew York CWunJ L'nn ■■eisily Presi,
19951, Mm 175-18
menyalakan, revolusi Turki telah menyebabkan terjadinya perubah-
an besar, yakni menggantikan kesatuan politik lama vang berlan-
daskan pada agama dengan landason nasionalisme* Bangsa Turki,
kata Ataturk, telah menerima prinsip bahwa satu-satunya cara untuk
selamat dan eksi.^ dalam percaturan dunia internasional saat mi
adalah kesediaan untuk menerima peradaban Barat kontemporer,-- 1
Turki kemudian dikenal sebagai negara \ p ang mencoba semak-
simal mungkin menjiplak Barat dalam berbagai aspek kehidupan.
Setelah tumbangnya Khilalah Utsrnamyah. 1913, Laju imita^] Barat
semakin kencang Mereka berpikir, dengan menjiplak Barat dan me-
ninggalkan Tslam, Turki akan menjadi negara kuat dan besan Turki
seeara lugas menyebut dirinya sebagai negara sekuler. UUD Turki
pasal 1 menegaskan, Turki adalah negara (1) Republik, (2) Nasionalis,
(3) Kerayatan, (4) Kenegaraan, iS) Sekidaris, (6) Revolusioner-.
Penjiplakan Turki terhadap Barat justru dimulai dan pandang-
an hidup dan sistem kemasyarakatan, dengan melakukan proses
sekularisasi secara besar-besaran. Proses sekularisasi Turki secara
resmi dimulai dengan proklamasi negara Republik Turki pada
tanggal 29 Oktober W23. Mustafa Kemal terpilih sebagai presiden
pertama. Ia laJu mengganti nama menjadi Kemal A la tur k (Bapak
bangsa Turki). Ataturk ingin menjadikan negara Turki modem yang
berdasarkan kebudayaan Barat. Setelah berkuasa, ia melakukan
reformasi agama. Sejak awak meskipun dilakukan dengan paksa,
— EVrkv> N, 7'V CVlWmwwlir vt $i\ufcn*m \n fitrUyj* Keperh dikutip ^"Jdi 4J., Mftdif,
AUitufk. L I and^n. [ yn^man, l W -I J, Mm 13S MittUt'fa kcm.il dtU Kirkah hiburi l$H\ rfi daerah
SaLttnika. Ayahnya, Ali Ri/a v bi'korfa M-'bagai piawai kmlor di ktfta Etu dan jbimva, Ziibardafr.
suurtn^ y*n£ tarif beragama dnn mjUIu memata i piirdah Maryam ladukah, lUtfani bukunya
lihlm A)" Mt*tirr*it*li& nwji.calal hflftwa Ali Ri/£ adoLih :*cwrar*£ pi -tandu alkohiil Si'NjgrAri
ponulis ItaraL iVLiMUvhiiLkaii, Kemal adnbh dui^ato Fm* Mnriciftrv, tifganij^uii rahasia Vdhiidi
vang didirikan di London, 1717 Dalang bulunya, kfrim ivrs:^ Tfa* \\ 7 t'ct t (ALuiI Qasim Publi>h-
ing HtHisc, 19^4:32), Marvam famoela m^nralal perbedaan antara duj h>ki.il» j*ekrrlari> liifki
vailu Ziya Gt>kaipdfln AUilvrb. Zlyn Ciokalp. mcnuruL lamccla. selalu tampil ^Ui^n muslim
Vflhg baik. Scd.iji£;kan A [atur k tidak nKMuVJTltumyikim dihn\a 4i4ui£ni -4Aiian^ at^tf, *'fa t-cr?-
JmsJ toKwialAWiirkuJi&ititidi'ifvsivri'toflntiifhM&ii ZiynGGh\!jiiil:!\ity£ri'${jrdrtiUun>?]ff7±riKjnt
Mcslcm^ [u lis Marwin himvto, ^>r4tfg keturunan Yafuidt Amerika vang sebelum masuk is-
lam bernama Mar^arol MnnrLK Atalud. mn-nip^gal pada 1D N'ovcmhrr 1913 padu usia 57
tahun. Jenazahnya dipimpin di Mummiai Ernn^rafc AnLira huift^a tahun 1^53, la lu disimpan kt 1
Musuliiiniiiva
Bagian IH Tema Tema Invasi Pernik itan 273
tidak semua kemgLnainjwa berhasil. Upaya untuk mengganti bacaan
sakit dengan bahasa Turki gaga! diwujudkan, Hanya azan untuk
pertama kalinya secara resmi dikumandangkan dalam bahasa Turki
pada bulan Januari W 32. Fakultas Teologi ditutup dan diganti de-
ngan institut Kj set Islam pada tahun itu juga. Tahun 1935, libur
mingguan hari Jumat diganti dengan libur mingguan mulai pukul
01.00 hari Sabtu sampai hari Senin pagi. Para pemimpin sekular
Turki modem selalu menerangkan bahwa reformasi vang mereka
lakukan tidaklah ditujukan untuk melawan Islam, tetapi hanya ingin
mengakhiri kekuasaan para ulama. Menempatkan Islam sebagai
Subordinasi terhadap negara juga menunjukkan kepercayaan yang
mendalam d a r] orang-orang sekularis bahwa Islam bertanggung
jawab terhadap kemunduran dan keterbelakangan bangsa Turki.
Jika reformasi agama tahun 1928 itu berhasil, maka akan
lahirlah \ ersi modern dari Islam yang didasarkan pada nasionalisme,
filsafat, dan sains, la akan merupakan Islam lain di luar batas-batas
Islam vang diajarkan oloh Nabi Muhammad saw. Para reformis
Turki menolak ciri universal Islam. Kesultanan atau kekhila tahan
yang universal diganti dengan negara nasionalis Turki. Pada mula-
nya, mereka juga bermaksud mengubah masjid menjadi gereja Islam
modern, tetapi ternyata mustahil dilaksanakan, sebagaimana halnya
usaha untuk menjadikan bahasa Turki sebagai bacaan salah Masya-
rakat menenlang keras upaya tersebut. Yang kemudian berhasil
adalah perubahan Aya Sofya (Hagia Sophia), gereja Byzantiuin,
menjadi museum. Gereja ini telah dijadikan masjid oleh Sultan
Muhammad [L "Sukses" sekularisasi lainnya adalah penggunaan
bahasa Turki untuk a/a n, tahun 1932, Azan versi Turki mi disiapkan
oleh 1 limpunan Linguistik dan disiarkan oleh Kantor Kepresidenan
Urusan Agama, Melodi a Ain versi Turki disetujui oleh Konservatori
Musik Nasional, Ankara, Tahun 1933, keluar keputusan pemerintah
yang menyatakan bahwa azan dalam bahasa Arab merupakan pe-
langgaran hukum.- 1
Gagasan sekularisme Ataturk dalam bidang kenegaraan pada
dasarnya berupa pemisahan agama dari negara. Menurut Ataturk,
-"'Mulai Alt, fcfom JflnZihrioHattrd; Turki Modrrn, QaL\riw. JambaLan. lW4) P h!m. 110-14]
274 flafah Peradaban Barai
apabila agama dipergunakan untuk memerintah masyarakat, ia se-
nantiasa dipergunakan sebagai alat dalam tangan raja di tangan
diktator untuk menghukum. Pemisahan agama dongan negara akan
menyelamatkan bangsa dari malapetaka. Pemisahan agama dari ne-
gara dimulai tahun 1928 dengan menghapus artikel 2 dan konstitusi
Turki yang menyebutkan bahwa agama negara adalah Islam.
Sebelumnya, tahun 192-1, Biro Syaikh Al Islam dihapuskan. Begini
juga kementenan Syariat dan Mahkamah Syariat- Proses mi di-
maksudkan untuk menggusur otoritas Syariat dan meletakkan
kedaulatan rakyat secara mutlak. Negara tidak ada lagi hubungan-
nya dengan agama. Sembilan tahun kemudian, 1937, prinsip seku-
larisme dimasukkan ke dalam Kusntitusi Turki, sehingga resmilah
Turki menjadi negara Republik sekular
Dalam soal perkawinan, hukum perkawinan tidak lagi dilaku-
kan sesuai dengan Syariat Islam, tetapi dilakukan sesuai hukum
sipil yang diadopsi dari Swiss (Stvh& civif codv). Wanita mendapat
hak cerai sama dengan laki-laki Poligami dilarang. Secara hukum,
wanita Mushmah mendapat hak unhik menikah dengan pria non~
Muslim. Hak imUik pindah agama juga dijamin undang-undang.
Me-nurut James A. Riil dan Cari Leiden, bentuk serangan Atahirk
terhadap agama yang penting adalah politik nasionatis-revolusioner
yang diterapkannya melalui semboyan Turki adalah untuk bangsa
Turki
21
Tahun W24, dikeluarkan UU Penyatuan Pendidikan yang me-
wajibkan seluruh sekolah berada di bawah pengawasan Kemen-
terian Pendidikan. Madrasah-madrasah ditutup dan digantikan
dengan sekolah yang membina imam dan khatib. Selanjutnya pendi-
dikan agama ditiadakan di sekolah-sekolah perkotaan pada tahun
1930, dan di sekolah-sekolah perdesaan pada tahun 1933, Pelajaran
Bahasa Arab d*in Pers ia dihapuskan pada tahun 1^2 S. Pada tahun ini
I uga tulisan Arab diganti dengan tulisan Lari n. Dj Indang budaya,
proses sekularisasi— juga wcslemisasi-dilakukan antara lain dengan
pelarangan penggunaan topi adat Turki, Torbus, tahun 1925* Sebagai
gantinya dianjurkan pemakaian topi Barat, Pakaian keagamaan juga
dilarang dan rakyat Turki, baik pria maupun wanita, diharuskan
** Janirt, A. Dili jnd Cari l^idcn, PoliUci* u: WifMiddi? Eatt, [97^ 5>5o
mengenakan pakaian Barat/""
Di Indonesia, sejak awal-awal /aman penjuangan kemerdeka-
an, pemikiran untuk menjiplak Barat, dengan menjadikan Indonesia
sebagai negara sekular juga sudah muncul. Adalah Soekarno/*
tokoh yang dikenal banyak melontarkan ide untuk menjiplak pe-
ngalaman Turki, Soekarno, tercatat sebagai pengagum berat Ke mal
Ataturk. Dalam Majalah "Pandji bila m"— yang dipimpin toknh
Masywni Zainal Abidin Ahmad-nomor 12 dan 13 tahun 1940, Bung
Kcirno menulis sebuah artikel berjudul "Memudakan Islam". Datam
tulisannya, Bung Kamo memuji langkah-langkah sekularisasi yang
dijalankan Atatiirk di Turki,
Bung Karnn menyebut langkah pemisahan agama dari negara
oleh Ataturk sebagai langkah "paHng modem" dan "paling radikal".
Kala Bung Karno, "Agama dijadikan urusan perorangan. Bukan ta-
lam itu dibaptiskan oleh Turki, tetapi Islam itu diserahkan kepada
manusia-manusia Turki sendiri, dan tidak kepada negara. Maka nlrh
karena itu, salahlah kita kalau kita mengatakan bahwa Turki adalah
anti -a gama, anti- tala m. Salahlah kita, kalau kita samakan Turki itti
dengan, misalnya, Rusia."
Mengutip Frances Woodsmall, Bung Kamo mencatat,
"Turki modern adalah a ntt- kekolotan, anti-eklesiastikal (model
kekuasaan gereja /ulama), tetapi tidak anti-agama. Islam seba-
gai kepercayaan individual tidak ditolak, Sembahyang di
masjid tidak dilarang, malahan ketaatan pada agama pun tidak
dilarang."
Menurut Soekarno, apa yang dilakukan Turki sama dengan
vang dilakukan negara-negara Barat, Di negara-negara seperti
£> A L Mjrfio, Attititrk, hlm 13^- 137. Dampak moi^mii Tulisan Arab dengan lajui
mcmiJiki dampak m 1 n lis kepada pemutusan hubungan Turki dengan sejarah masa la I uji va
van>;£;L*iTulan£ di bawah Othmnni 1 lingga kini. jutaan aniip IcnianjL; seiarah mereka Icir^irnpan
dru^an haik di berbadai museum di Turki,
-'- 1 Si- f a rawan On^hokham mi-jiwbui Soekarno sebagai pribadi yang kompleks Dalam
bu ruat* a i tuhannya, Soekarno mencoba meyakinkan ^okm^an Ulam dan nasionalis agar Lidak
Miir\is phobi la mengaku bukan komunis, Lelapi hanya mendinginkan persatuan <.c i JlltuJi
pVJ tensi gerakan b<iti£<*a TVr tumbuhan intelektualnya sendui sangat dipengaruhi oleh
MarKit-mc \asinnj|| 5 nu' maupun Klani dirasakan oleh Soekarno sebadai paham-paham vanp
kutang lajam untuk mviiganahhi* keadaan tOnghokham, Soekarno Mito^ dan Rtalitti s-ya»g
d m ui a l dalam buku Mann>w liahw Ktnwiut Sejiirtth (Jakarta LP3ES, 1^4 l hlm 2S)
Inggris. Prancis, Belanda, Belgia, Jerman, dan lain-lain H urusan
agama diserahkan kepada individu pemeluknya, agama menjadi
u nisan pribadi, dan hdak dijadikan sebagai urusan negara, hdak
dijadikan sebagai agama resmi negara. Untuk memperkuat pen-
dapatnya, Soekarno juga mengutip pendapal I laUde Edib i lanoum
dalam bukunva Turkn/ Fiton Wi<s#,
"Kabul Islam terancam bahaya kehilangan pengaruhnya di atas
rakyat Turki, maka itu bukanlah karena tidak diurus oleh
pemerintah, tetnpi ialah karena diurus oleh pemerintah.,.. Umat
Islam terikat kaki tangannya dengan rantai kepada politiknya
pemerintah iliu Ha! ini adalah suatu halangan yang besa r sekali
buat kesuburan IsLun di Turki.... Dan bukan ^aja di Turki, tetapi
di mana saja, di mana pemerintah campur tangan di dalam
urusan agama, di situ ia menjadi satu halangan besar yang tak
dapat dienyahkan,.,/'
"Maka oleh karena itu, menuai t pemimpin-pemimpin Turki,
justru buat kesuburan Islam itu, maka Islam dimerdekakan dari
pemeliharaan pemerintah. Justru buat kesuburan Islam, maka
khahfaL dihapuskan, kantnr komisariat Syariat ditutup Kode
(Undang-undang) Swiss sama sekali diambil oper buat meng-
ganti h Liku m famili yang tua, bahasa Arab dan huruf Arab yang
tidak dimengerti oleh kebanyakan rakyat Turki diganti dengan
bahasa Turki dan huruf Latin. Seluruh pergaulan hidup, Icr-
ulama kedudukan perempuan, dipermodern oleh negara, aJoh
karena iteg 4 u<i tidak menanya lagi, "Diperbulehkan a la u lidak H
ahiran ini oleh Syariat?" Umat, yang tidak lagi takut -lakui ber-
tabrakan dengan negara ditentang urusan agnma-oleh karena
negara memang tidak campur tangan lagi di dalam urusan
agama— lantas mempermodern pula agamanya itu. Azan kini \v}
dengungkan dengan bahasa Turki. Qur'an sama sekali di-
Turkikan, sebagaimana Bijbel dibclandakan a la u diinggns-kan,
kedudukan perempuan dimerdekakan ]iiga dari ikatan- 1 kala n
kekolotan/' kata Soekarno, memuji langkah-langkah sekulari-
sasi Turki.'*
Mengutip pendapat Mahmud Essey Bey Menteri Kehakiman
Turki ;<aat pengoperan Cwwte Cotir Swim, Soekarno menyebutkan.
"Manakala n Rama dipakai buat memerintah masyarakat-ma-
syarakat manusia, ia selaki dipakai sebagai ala L penghukum
di tangannya raja-raja, orang-orang zalim dan orang-orang
tangan hi^si. Manakala zaman modern memisahkan dunia dari
ban vak kebencanaan, dan ia memberikan kepada agama itu
sahi singgasana yang maha kuat di dalam kalbu kaum yang
percaya."
Jadi, simpul Soekarno, buat keselamatan dunia dan buat
keluhuran agama— bukan untuk mematikan agama itu—urusan du-
nia diberikan kepada pemerintah, dan urusan agama diberikan ke-
pada vang mengerjakan agama, "Geef den Keizerwat des Keizers is,
en God vval Godes is/' kata Soekarno mengutip BijbcL J7
AUiturk dan Soekarno ada ia h contoh sebagian kecil dari ka-
langan masyarakat Muslim yang berpikir, sekularisme dan sekulari-
sasi Barat adakih jalan menuju kebangkitan. Meskipun gagasan
mereka gagal mengangkat Turki dan Indonesia menjadi negara
besar dan berjaya, sejajar dengari negara-negara Barat, namun
gagasan dan pemikiran agar kaum Muslim menjiplak Barat sekuler
terus berkembang dan bahkan semakin jauh merambah ke berbagai
sektor kehidupan. Apalagi, setelah hancurnya rival Barat, Komunis-
me, pada awal dekade 1*W0. Kalangan barat dan pendukung
sekularisme menyokong sekularisme di Turki dan memberikan
perhatian besar, sebab Turki memang menyimpan sejarah yang
gemilang, dan merupakan momok bagi Barat.
Kasus yantf menimpa Dr, NecmeLtin Erbakan menarik untuk
disimak sebagai ka^tis, bagaimana para pendukung sekularisme
resah, ketika Hrbakan mencoba sedikit mengurangi cengkeraman
sekularisme di Turki. Di Indonesia, misalnya, harian /Gw/w, dalam
tajuknya* 1 Mei 1997, termasuk yang memberikan perhatian besar
terhadap perkembangan politik di Turki— bei kenaan dengan naiknya
Dr. Necmeltin T r baka n dari Paria i Re fa b sebagai Perdana Menteri
Turki. Tajuk rencana rencana pada edisi l Mei 1997 itu berjudul "PM
Erbakan Dinilai Melakukan Siasat Politik Berbahaya bagi Turki".
- r Ponddjjjt A.K'kimi» aiktiiipLlrtvi hului M Thftlib Ujii T lnris Fjjar, Dariog Bir\^ Kxrn&-A
HiKSiiij. [W^\ akarta Sumber Ilmu, 1^65^, hlm, 25- 2S.
Kampar mengungkapkan kekhawatirannya terhadap masa depan
negara sekular dan proses sekularisasi di Turki,
Kompas memuji Muslala Kemal Ataturk yang telah mem-
bentuk Republik sekular Turki dan pro Bara t. Ditulis oleh KmujM>,
"Sebelum meninggal tahun 1 C )3S, Atalurk melakukan reformasi
dalam berbagai bidang, Pengadilan Agama dibubarkan tahun
1924, dan Klausul Islam sebagai agama resmi negara dicabut
dan konstitusi tahun 1928. Hak kaum perempuan dijamin dan
dilindungi, termasuk cara berpakaian ala Barat, Turki pun
praktis menjadi bagian dan Barai dengan bergabung ke NATO
dan Uni Eropa.
Prinsip negara sekuler (bukan sekularisme ) vang diletakkan
Ataturk hanyalah bertujuan untuk pemilahan jelas antara urus-
an agama dan negara- Dengan prinsip sekuler, kemandirian
agama justru hendak dijamin, sehingga tidak dimanipulasi oleh
urusan politik dan keamanan.
Dengan prinsipsekuleratau sekularisasi, masalah pembangun-
an dunia sangat ditekankan, tanpa harus meninggalkan agama.
Bahkan agama mendapat tempat khusus dan istimewa karena
harus menjaga jarak dan urusan politik dan kekuasaan. Tanpa
ada jarak, agama akan mudah dimanipulasi untuk kepentingan
politik dan kekuasaan. Agama dipolitisasi atau politik di-
agamakan L
Kiranya untuk mencegah resiko imbas balik dan hubungan
agama negara yang terlalu dekat, Atattirk dengan tegas memilih
prinsip negara sekuler. Tetapi sebagai seorang religius, Atalurk
pun menolak dengan tegas sekularisme, paham yang hanya
mengakui keberadaan dunia dan menolak keberadaan agama
serta segala nilai transendental/ 1
Pujian KftNJ/>ii£ terhadap langkah-langkah sekularisasi Atattirk
di Turki yang diturunkan melalui Tajuk Rencana menunjukkan sikap
resmi surat kabar ini. Karena itulah, Kouipa< melakukan kritik ter-
hadap langkah-langkah Erbakan yang dianggapnya akan dapat
menggoyahkan sendi-sendi negara sekular Turki. "Dosa Erbakan",
menurut Kuittptfo, diantaranya adalah tidak berusaha membendung
gerakan anti-sckular, terlalu memberi angin kepada kaum tunda-
Bagrai III: Tema lema tnuasi Pemikiran 279
mentalis agama, dan semakin jauh meninggalkan prinsip negara se-
kular. Padahal, tulis Kontpfts dalam tajuknya:
"Aktivisme kaum fanatisme dalam kehidupan publik dinilai
sudah semakin mencolok seperti teriihal dalam cara berpakai-
an dan sistem pendidikan. Sekiranya kecenderungan ini dibiar-
kan, lambai laun prinsip sekuler vang ditanamkan pahlawan
kenamaan Musthafa Kemal Ataturk, akan terdesak/'
Langkah-langkah Erbakan di Turki tampaknya sangat mem-
buat gerah berbagai kalangan. Tidak hanya kaum sekularis di Turki,
tetapi juga di berbagai belahan dunia lainnya. Negara-negara Barat
pun meraba perlu turut campur tangan terhadap urukan "teroncam-
nva sekularisme di Turki", Dukungan pemerintah Amerika Serikat
terhadap penerapan sekularisme di Turki oleh pengganti Erbakan,
PM Mesut Vilmaz, menunjukkan betapa besar perhatian negara adi
kuasa itu terhadap Turki. Bisa jadi, perhatian besar negara-negara
Bar? t terhadap Turki disebabkan karena Turki meru pakan: salah saru
angguta NATO vang memiliki hubungan erat dengan Israel. Di-
sain ping itu. faktor historis Turki yang selama berabad-abad "me-
nguasai Eropa" juga tentunya menjadi perhatian yang tak terlewat-
kan dari Barat. Sebagai bagian dan "Barat", selama ini Turki Lelah
menempatkan dirinya dengan baik dalam mengakomodasi kepen-
tingan-kepentingan Barat- Setidaknya. Turki tidak menjadi ancaman
bagi Eropa sebagaimana di masa lalu.
Turki adalah salah satu "trauma" masa lalu bagi Barat, di sam-
ping "Trauma Perang Salib". Sebagaimana diketahui, Pasukan Islam
di feiwah kepemimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil mengusir
Pasukan Salib pada pertengahan abad ke-12 dan merebut Yerusalem
pada tahun 1187. "Trauma" 1 Barat terhadap Islam itu masih berlanjut
pada tahun 1453, saat pasukan Utsmani vah d iba w a h pimpinan
Muhammad Al Fatih berhasil merebut ibu kota Byzantium, Kosn-
tantmopel. dan menggantinya dengan mama Istanbul-sebuali obsesi
kaum Muslim sejak abad kc-7. Sejak itu, menurut Esposito, ketakut-
an kaum Kristen terhadap Islam semakin menguat. Mengutip C. E.
Bosworth. Espositu mencatat, orang Turki Utsmani telah menim-
bulkan ketakutan di hati Eropa Kristen, sehingga Richard Knollys,
ahli sejarah Turki di masa ElizabeLh menyebut Turki Utsmani di
Kompn> mengungkapkan Kekhawatirannya terhadap masa depan
negara sekular dan proses sekularisasi dt Turki.
Kompas memuji Mus tala Kemal Ataturk yang telah mem-
bentuk Republik sekular Turki dan pro-Barat. Ditulis oleh Kom}w,
"Sebelum meninggal tahun 1938, Atahirk melakukan reformasi
dalam berbagai bidang Pengadilan Agama dibubarkan tahun
1 C J24, dan Klausul Islam sebagai agama resmi negara dicabut
dan konstitusi tahun l l >28 Hak kaum perempuan dijamin dan
dilindungi, termasuk cara berpakaian ala Barat. Turki pun
praktis menjadi bagian dan Barat dengan bergabung ke NATO
dan Uni Eropa.
Prinsip negara sekuler (bukan sekularisme ) \An$ diletakkan
A taturk hanyalah bertujuan untuk pemilahan jelas antara urus-
an agama dan negara. Dengan prinsip sekuler kemandirian
agama justru hendak dijamin, sehingga tidak dimanipulasi nleh
urusan politik dan keamanan.
Dengan prinsip sekuler atau sekularisasi, masalah pembangun-
an dunia sangat ditekankan, tanpa harus meninggalkan agama.
Bahkan agama mendapat tempat khusus dan istimewa karena
harus menjaga jarak dari urusan politik dan kekuasaan. Tanpa
ada jarak, agama akan mudah dimanipulasi untuk kepentingan
politik dan kekuasaan. Agama dipolitisasi atau politik di-
agamakan.
Kiranya untuk mencegah resi k n imbas bah k dari hubungan
agama negara yang terlalu dekat, Atahirk dengan tegas memilih
prinsip negara sekuler Tetapi sebagai seorang religius, Ataturk
pun menolak dengan tegas sekularisme, paham yang hanya
mengakui keberadaan dunia dan menolak keberadaan agama
serta segala nilai transendental/'
Pujian KonijHK terhadap langkah-langkah sekularisasi Ataturk
di Turki yang diturunkan melalui Tajuk Rencana menunjukkan sikap
resmi surat kabar ini Karena itulah, Kompi* melakukan kritik ter-
hadap langkah-langkah Erbakan yang dianggapnya akan dapat
menggoyahkan sendi-sendi negara sekular Turkt "Dosa Erbakan",
menu m t Kompas r dian taranya adalah tidak berusaha membendung
gerakan anti-sekular terlalu memberi angin kepada kaum funda-
mentalis. agama, dan semakin jauh meninggalkan prinsip negara se-
kuler. Padahal, tulis Kontaki* dalam tajuknya:
"Aktivisme kaum lanatisme dalam kehidupan publik dinilai
sudah semakin mencolok seperti terlihat dalam cara berpakai-
an dan s'i&tfcm pendidikan. Sekiranya kecenderungan ini dibiar-
kan, lambat laun prinsip sekuler yang ditanamkan pahlawan
kenamaan Musi ha fa Kernal Ataturk. akan terdesak/'
Langkah-langkah Erhakan di Turki tampaknya sangat mem-
buat gerah berbadai kalangan. Tidak hanya kaum sekularis di Turki,
tetapi juga di berbagai belahan dunia lainnya. Negara-negara Barat
pun merasa perlu turut campur tangan terhadap urusan "terancam-
nya sekularisme di Turki", Dukungan pemerintah Amerika Serikat
terhadap penerapan sekularisme di Turki oleh pengganti Erhakan,
PM Mesut Yilmaz, menunjukkan betapa besar perhatian negara adi
kuasa itu terhadap Turki. Bisa jadi, perhatian besar negara-negara
[Sara l terhadap Turki disebabkan karena Turki merupakan salah satu
anggota NATO yang memiliki hubungan erat dengan l>rael. Di-
samping itu, l'aklur historis Turki yang selama berabad-abad "me-
nguasai Eropa" J Liga tentunya menjadi perhatian yang tak terlewat-
kan dari Bara L Sebagai bagian dan "Barat", selama ini Turki telah
menempatkan dirinya dengan baik dalam mengakomodasi kepen-
tingan-kepentingan Barat. Setidaknya, Turki tidak menjadi ancaman
bagi limpa sebagaimana di masa lalu.
Turki adalah salah satu "Trauma" masa lalu bagi Barat, di sam-
ping "Trauma Perang Salib". Sebagaimana diketahui, Pasukan Islam
di bnwah kepemimpinan Shalahuddin Al-Ayynbi berhasil mengusir
Pasukan Salib pada pertengahan abad ke~12dan merebut Yerusalem
pada tahun 1187. "Trauma" Barat terhadap Islam itu masih berlanjut
pada tahun 1453, snal pasukan Ufcsmaniyah dibawah pimpinan
Muhammad Al Patih berhasil merebut ibu kuta Byzantium, Kosn-
tantinopek dan menggantinya dengan mama Istanbu I— sebuah obsesi
kaum Muslim sejak abad ke-7. Sejak itu, menurut Esposilo, ketakut-
an kaum Kristen terhadap Islam semakin menguat. Mengutip C. E,
Bosworth, Espositu mencatat, orang Turki Utsmani telah menim-
bulkan ketakutan di hati Eropa Kristen, sehingga Rkhard Knollys,
ahli sejarah Turki di masa Elizabeth menyebut Turki Utsmani di
28D Wa[ar, Peradaban Garat
masa ihj sebagai 'terordunia zaman ini"-
Setelah merebut Konstantinopel, Utsmani menjadi negara besar
--dua kali lebih besar dan Eropa—dan menjadi pusat kekuasaan dan
kebudayaan internasional. Utsmaniyahpun menjadi kerajaan dunia
yang meliputi pusat Muslim vang utama seperti Kairo, biighdad,
Damaskus, Moka h, dan Madinah. Selama hampir dua abad, mereka
menjadi ancaman bagi Eropa.-"
Babak-babak kolonialisme Eropa (Barat) terhadap Dunia Islam
dan usaha untuk melestarikannva-hingga kiri i- -tela h memunculkan
pola hubungan vang tidak sehat. Unsur ketakutan sang berlebihan
terhadap Islam flslam-o fobia), apalagi setelah komunisme runtuh,
sering kali dieksploitasi oleh sebagian pemimpin Barat dalam men-
cari popularitas dan dukungan politik. Pola-pola penggalangan soli-
daritas Kristen ala abad pertengahan masih sering terdengar Islam
seringkah ditempatkan sebagai faktor ancaman bagi kelestarian
dominasi Barat- Stereotip semacam inilah (Islamoiobia) yang sering-
kah mewarnai pola pikir dan sikap Baral-juga para simpatisan dan
pendukungnya -d alam memandang Islam. Apa vang terjadi di
Turki, Aljazair, Sudan, Ubya, bahkan Indonesia, pun tak lepas dan
kacamata semacam itu. Bahkan, untuk menghadapi Islam, Barrit
menghalalkan segaJa cara, meskipun bertentangan dengan jargon-
jargon Hak Asasi Manusia, dan demokrasi vang mereka gembar-
gemborkan. Kasus yang menimpa Front lslamk]uc d u Salule (FIS) di
Aljazair menunjukkan bagaimana sebuah proses demokrasi dihan-
curkan oleh kediktatoran militer vang didukung Barat. Eksploitasi
isu-isu terorisme dan fundamentalisme Islam menjadi sangat lazim
dalam percaturan isu internasional.
Kasus vang menimpa Erbakan dan Partai Re fa h di Turki sulit
dilepaskan dari perspektif Islam u fobia, Belum genap dua bulan se-
telah tajuk rencana KtmijJti* itu keluar, Necmettin Frbakan jatuh. Pada
Mari Rabu, 18 j uni 1997, ia mundur sebagai Perdana Menteri Turki,
Rival utamanya, Mesut YiLmaz dan Partai Ibu Pertiwi, segera me-
nyodorkan diri kepada Presiden Sulavman Demi rel agar bisa di-
angkat sebagai Perdana Menteri Turki. "Negara ini butuh pemerin-
tahan yang kuat yang mampu mempertahankan sistem sekular/'
?$ Mm L E.sptfrTti. Tkt' hhmh Tfartnl, Jilm. -12-13.
kata Yilmaz* Presiden Demi re l akhirnya menunjuk Yilmaz sebagai
Perdana Mcnten Turki, menggantikan Erbakan. Amerika Serikat
pun sebera mendukung penggantian 1 1 u. Para pejabat Amerika
Serikat mengingatkan agar Turki tetap mempertahankan demokrasi
sekular,-'
Babak-babak berikutnya adalah kehidupan yang penuh rep-
resif terhadap kaum Muslim Turki. Di bawah jargon "memper-
tahankan sislem sekular", pemerintahan sekuler Yilmaz vang diso-
kong penuh oleh militer dan Barai bertindak tidak demokratis
(otoriter). Setelah Lrhakan diturunkan. Partai Rela h dilarang. Seku-
larisasi diberlakukan dengan ketat. Wanita-wanita Muslimah di-
larang—W kail lagi. dilarang—mengenakan jilbab di kantor-kantor
pemerintah dan di kampus Sekolah-sekolah agama ditutup. Jam
siaran agama di TV dipangkas- Turunnya Hrbakan dapat dikatakan
sebagai jalan terbaik untuk menghindari terjadinya kudeta militer,
sebagaimana terjadi pada tahun 1960,
Kasus tahun 1960 ilu hampir sama dengan kasus yang menim-
pa Hrbakan. Pada pemilihan umum tahun 1950, Partai Demokrasi
pimpinan Adnan Mandans unggul alas Partai Republik bentukan
Musihaia Koma I Alalurk, Bapak Sekularis Turki. Selama 10 tahun
berkuasa, Adnan Mandaris berusaha menempatkan Lslam kembali
dalam masyarakat Turki, dengan cara yang sangat halus. Di masn
Mandans, a?an kembali dikumandangkan dalam bahasa Arab (se-
belumnya dilakukan dalam bahasa Turki; Lafaz h Atlahu Aklmr
A\ ganti dengan Alhihul Buyuk), masjid-masjid vang telah dihancur*
kan direnovasi, lakui tas teologi dibuka kembali, dan se]iunlah
lembaga tahftdzu) Qur an muncul kembali. Meskipun yang dilaku-
kan oleh Mandaris adalah sangat manusiawi dan jauh dari sikap
radikal akan tetapi kebijakan-kebijakan Mandaris dianggap sebagai
kejahatan oleh kaum Sekuler Turki, terutama kelompok militer yang
bertindak sebagai penjaga gawang sekulensme. Di Turki, salah sahi
fungsi militer adalah sebagai natiouat secttrifif gunni (NSC). Mandans
dituduh menci p takan pemerintahan yang primitif, statis, berkhianat
terhadap ajaran Kemal Atarurk, mengancam demokrasi, merusak
struktur hukum, dan lain sebagatnva. Sebagai "hukuman" terhadap
* AiijihiVilr, 2i\ dan 22 Juni W7
Mandarin pada tahun 1960, terjadi kudeta militer dan Mandar is
bersama Ketua Parlemen Bulatuaan dan Menteri Luar Negeri Falin
Zaurli dihukum mati/
Masih Erbakan lebih beruntung. Padahal, dimata kaum sekula-
ris Turki, dosa h 'Frbakan" sejenis—bahkan lebih berat— ketimbang
dosa Mandaris. Inilah diantara daftar "dosa" Erbakan menurut kaum
sekularis Turki: mencabut UU yang melarang wanita Turki berkeru-
dung dikantor pemerintahan dan universitas, menambah jam siaran
agama di TV, merencanakan pembangunan masjid di lapangan Tak-
7im Istambul, menentang rencana penutupan sekolah-sekolah Islam,
dan membawa Turki berpaling ke poros Dunia islam melalui kelom-
pok D-8 f yang antara lain beranggotakan Indonesia/ Malaysia, Iran,
Malaysia, dan Mesir Jatuhnya Erbakan belum menyelesaikan masa-
lah mendasar dalam kehidupan politik di Turki masih menvisakan
sebuah diskusi tentang terna klasik yang belum juga tuntas, khusus-
nya di dunia Islam, yaitu sekularisme. Diyakini jatuhnya Erbakan
adalah puncak pergulatannya dengan kalangan militer, penjaga
sekularisme di Turki. Dengan kata lain, pergulatan antara sekularis-
me disain pihak, dengan felamdipihak lain, belum berakhir. Bahkan
dfTurki, pergulalan ilu masih menampilkan sosok yang keras, di-
hawah bayang-bayang senjata,
Setelah sekitar G dekade sekularisme dipaksakan diTurki, nega-
ra berpenduduk ^0 juta jiwa ini belum j Liga sejajar dengan negara
Barai Turki memang telah menjadi anggota organisasi pertahanan
NATO, Dalam Perang Teluk 1991, Turki juga merelakan negaranya
dijadikan pangkalan perang pasukan multinasional untuk meng-
gempur Irak.
Meskipun telah "mati-matian" menjadi 'Barat", namun pada
bulan Maret 1997, lamarannya unhik menjadi masyarakat Eropa dan
Uni Eropa ditolak Lagi. Tht' Etnngniifit, 8 Maret 1997, menggambarkan
pandangan negara -negara Barai (Uni Eropa) saat ini terhadap Turki,
"Mereka (negara-negara Eropa lain J memandang Bangsa Turki
terlalu miskin, teriaki banyak jumlahnya, dan terlalu muslim-" Jadi,
meskipun Turki sudah disckulcrkan habis-habisan, tetap saja dia di-
anggap "terlalu muslim".
w hahrnj I FuwayJ* k Drm^nW/ Opc$t& «ton MtirvnwKtH Minfrrrr. rB*n*!wrtg Mizan, l^n),
Mh. ffi-W*
Kasus sekularisasi di Turki— sebagaimana di dunia Islam- tela h
menimbulkan ke tegangan tiada henti. Eksperimen Ataturk pada
faktanya, Lutkan hanya berupa pemisahan agama dari negara, tetapi
juga mo n i pakan penindasan terhadap Islam. Hingga sekarang pun,
rakyat Turki harus mengungkapkan secara hati-hati ikatan mereka
dengan Islam, Mengucapkan salam dan shalal lima waktu di forum
dan lompat resmi menjadi indikator "keislaman seseorang" sebab
semua i lu dijalankan dengan perjuangan yang Hdak mudah. Ekspe-
rimen sekularisasi di Turki gagal membuahkan hasil optimal, meski-
pun paham ini dipaksakan kepada rakyat Turki oleh penguasanya,
Sepeninggal Ataturk, ] Penguasa-penguasa Turki berangsur-angsur
memberikan keleluasaan terbalas kepada kaiim Muslim untuk me-
lakukan aktivitas ibadahnya - Kaum Muslim sendi n selalu berupaya
keras melawan sekularisasi dan penindasan terhadap hak-hak mere-
ka untuk melakukan ibadah.
Di tahun l^SU-an misalnya, Perdana Menteri Turki Turgul O/al
melakukan strategi ganda untuk mengakomodasi Islam dan Eropa,
yaitu menjadikan Turki sebagai jembatan bagi pihak Eropa sekaligus
berusaha menempatkan kembali posisi kehormatan Turki di dunia
Islam, "Ada sebuah kelompok besar negara Islam. Mereka pernah
menganggap U tsmaniyah sebagai pemimpin dunia Islam. Kita harus
memimpin kelompok-kelompok negara ini dan hal ini akan mem-
buat kita iubih penting di mata Bara L Secara fisik maupun moral,
kita adalah jembatan dari Barat." kata Oza]*
Di tengah gencarnya arus sekularisasi, kebangkitan f.slam d j
Turki justru merupakan fenomena yang tak terelakkan. Fenomena
kebangkitan Islam itu pun mulai memasuki arena yang sensitif bagi
katun sekularis, yaitu wilayah politik dan kenegaraan. Tahan 1991,
Partai Relah menempatkan 16 wakilnya di parlemen. Pada Novem-
ber 19*J2 y partai ini memenangkan hampir sepertiga suara dalam
pemilu lokal di Istambul. Refah menghendaki hubungan yang lebih
erat dengan dunia Islam dan cenderung menolak Barat. Sebuah sur-
vei vang dilakukan pada awal I990-an menyebutkan: dari sekitar 53
j u U penduduk, 70 % mengaku sebagai Muslim yang taat, 20 %
mengaku menjalankan salat lima waktu, 20 persen penduduk me-
nyatakan dengan bangga sebagai Muslim kemudian baru sebagai
rakyat Turki. Tetapi, hanya 3 % yang menginginkan diberlakukan-
n ya syariat Islam menggantikan UU sekuler. Tanda-tanda kebang-
kitan Islam juga mudah dilihat. Di Istambul, sekitar 3.000 masjid
telah berdiri dan terus bertambah jumlahnya. Delapan sekolah
Teolog in di Turki kini memiliki lebih dan 10.000 mahasiswa.
Semakin banyak wanita mengenakan jilbab untuk menguatkan
identitas keislaman mereka. Direktorat Un^an Agama mencatat,
kini terdapat sekitar 57.000 masjid di Turki.
Fehmi Koru, seurang kolumnis utama jurnal Zamntt, mencerita-
kan, yan^ dihadapi oleh Turki ,saat ini adalah semacam krisis iden-
titas. 'Jika kami Muslim, kami harus menemukan akar kami dalam
Islam, tetapi kami sendiri belum berdamai dengan Islam, [jka kami
Turki, mengapa kami terasing dari berbagai masalah di Nagorno-
Karabakh dan Wishavand? Jika kami sekuler, mengapa k anu harus
memiliki Direktorat Urusan Agama yang mengurusi setiap aspek
kehidupan agama? jadi kami harus menemukan identitas kami
sendiri/' ujarnya kepada penulis; Muslim Inggris, Akbar S. Ahmed.
Ada sejumlah alasan munculnya kebangkitan Islam di Turki.
Pertama, Islam tidak lenyap begitu saja di masa pemerintahan Ata-
hj r k—sebagaimana diduga banyak orang. Islam tetap bergerak di
bawah permukaan, menunggu iklim yang lebih baik. Masyarakat
pedesaan hampir iidak terpengaruh oleh gerakan sekularisasi. Me-
reka tetap memegang Islam secara kokoh. Selain itu r upaya-upaya
westernisasi vang drastis ternyata tidak menyelesaikan masalah
bangsa Turki. Kemiskinan dan keterbelakangan belum juga punah.
Banyak rakyat Turki merasa bahwa sekalipun ada kemajuan ekono-
mi, tetapi pengorbanan yang mereka berikan terlalu besar, tidak
seimbang dengan hasil yang mereka peroleh. Kedua, arus besar
kebangkitan Islam tahun 1970-an dan 19S0-an di berbagai belahan
dunia Islam, turut memberikan dorongan cukup bera r n bagi rakyat
Turki. Ban vak rakyat Turki v aji g merasakan kebanggaan sebagai
Muslim dan mulai mengalihkan pandangan mereka ke dunia Islam.
Ketiga, perkembangan sosial polirik di Eropa sendiri. Meskipun
Turki selama ini berusaha mati-matian untuk menjadi "Barat" dan
menjadi " Eropa ** r mereka tetap "orang luar'' bagi Eropa- Anggota ras
yang pernah menguasai dunia ini telah menjadi imigran kela^ bawah
di beberapa negara Eropa. Mereka dibenci dan menjadi sasaran teror
kelompok nco-Nazi Jerman. Kisah-kisah horor serangan-serangan
ras iri I terhadap ras Turki turut memicu kebangkitan kesadaran rasial
dan keagamaan rakyat Turki, Banyak yang merayakan bahwa ke*
banggaan menjadi Eropa terlalu linggi nilainya; dan banyak yang
kemudian bahkan menentang kebijakan resmi untuk bergabung de-
ngan Masyarakat Eropa,
Sebaliknya dengan terjadi di Eropa--di mana Turki tetap diwas-
padai sebagai ancaman potensial— di kawasan Asia Tengah, Turki
dipandang sebagai bangsa pemimpin yang terhormat. Beberapa
penguasa terkemuka d) kawasan Asia Tengah adalah orang-orang
Turki, dan beberapa suku terkemuka di ivi layah itu dengan bangga
menyebut dirinya sebagai suku keturunan Turki Wilayah ini pernah
dikenal dengan sebutan "Turkistan"- -Tanah Turki. Bagi banyak re-
publik di Asia Tengah, bekas Uni Soviet, Turki merupakan mode t
vang sesuai. Turki merupakan pewaris Utsmanivah yang menjadi
penghubung mereka, tanah induk dan tempat asal identitas sejarah
mereka. Mereka memandang Turki sebagai ilham budaya dan me-
nuntut Turki berperan kembah. Akan tetapi, hal mi tidak mudah,
mengingat masih banyaknya rakyat Turki dan rakyat di Asia Tengah
yang masih terikat dengan ideologi sekular. Faktor sosiologis berupa
ketimpangan sosial juga turut memicu tampilnya kesadaran ber-
agama di kalangan rakyat Turk*. Para pemuda, kalangan urban, dan
kaum vang lebih miskin mulai menemukan kedamaian dalam agama
Islam Bagi banyak orang Turki, elit penguasa menjadi terasa asing,
korup F dan terlalu kebarat-baratan. 41
Dahulu eksperimen sekularisasi Ataturk telah mengilhami
ban vak pengagumnya untuk menciptakan negara sekular, modem.
ter-Baratkan [uwtcrnizritj. Shah Era n, Reza Pahlevi, termasuk penga-
gum Ataturk. Menurut Juergensmeycr, diilhami oleh eksperimen
sekularisasi Ataturk di Turki, Pahlevi berusaha melakukan pemba-
ruan-pembaruan merupa, seperti mengganti sebagian hukum Islam
dengan undang-undang sekular vang diambil dari Peraneis Meski-
pun ia mencoba tampil sebagai muslim yang baik, Pahlevi tetap
dianggai 1 merusak sekolah dan madrasah Islam tradisional, melaku-
kan westernisasi universitas- uni versi tas dan menciptakan birokrasi
modern untuk mengatur negara. Wanita dilarang memakai keru-
n AkkirS Ahim*Jji;^^/!^M>tB»ndun^ Mirtru W7j, film. I5M5S
dung. Di Teheran dan kota-kota lain, budaya Barat mulai tumbuh
suhui; tidak hanya Coat-Cala dan film-film Barat, tetapi juga disko-
tck-diskolek, majalah-majalah yang memuat y ambar wanita se-
tengah lelanjang, dan bar-bar untuk kaum ym/, 1 Ia I semacam itu,
bukanlah ts la m yang diinginkan para mullah, sehingga mereka me-
nyebut pemerintahan Shah sebagai "pemerintahan setan" tfl stttmuc
ntlr)y
Kini, pergulatan pemikiran ini masih terus berlanjut. 'Pemak-
saan' terhadap kait m muslim untuk l e tap memeluk paham sekular
masih terjadi eli mana-mana. Kaum Muslim tidak selayaknya me-
nyalahkan Barat, Namun, kaum Muslim perlu memahami lenumena
sekularisasi dengan haik. Sebagai peradaban yang sedang berkuasa,
bisa dipahami Barai berusaha memaksakan ideologinya. Mereka ya-
kin, pandangan dan jalan hidupnya adalah batk untuk umai manu-
sia, sehingga mereka menyebarkan bahkan memaksakan kepada
umat manusia ''Sekularisasi" memang tidak sepenuhnya buruk, As-
pek-aspek "penghilangan tahavLil. mistik, khurafat" juga merupakan
bagian dari upaya sekularisasi. Namun, sekularisasi tidak berhenti
sampai di situ, Semua hal-hal vang bersifat metafisika dan ajaran-
ajaran agama yang dianggap bertentangan dengan pertimbangan
rasio juga dibuang.
Tanpa perlu menvebut "syahahat" sebagai proses sekularisasi,
kaum Muslim sejak dulu Srudah melakukan penolakan terhadap
tuhan-tuhan yang tidak pantas disembah umat manusia Di zaman
globalisasi saat ini, d i mana sekularisasi dan pluralisme menjadi
bagian integralnya, maka tantangan yang dihadapi kaum Mushm
juga tidak ringan. Apalagi, setiap upaya kaum Muslim untuk mene-
rapkan ajaran agamanya bisa dianggap sebagai bagian dari upaya
perongrongan hegemoni peradaban Barat.
Lebih berat Iagi P kini sudah begitu banyak cendekiawan dan
kalangan Muslim yang menggunakan berbagai logika dan dalil
agama, untuk menyebarkan sekularisasi, dan membenci kaum
Muslim yang ingin menerapkan ajaran agama sesuai dengan keya-
kinannya. Ada yang melakukannya sekadar untuk mencari simpati
dari Barat, ada yang melakukannya karena pertimbangan finansial,
*- Mark TuiT^i-usriu^rr. 77if NncCalit H'.ir\ hlm ^4
tapi ada iuga melakukannya atas dasar keyakinan. Tanpa dibayar
pun orang-orang ini sanggup berteriak; "Kita wajib melakukan
sekularisasi", Alaturk dan Shah Iran telah mencoba menerapkan
sekularisasi di negaranya. Hasilnya, sudah sama-sama bisa dilihat
dunia Islam.
Penganutan paham sekularisme atau sekulansasisme bisa di-
katakan sebagai sikap "menyerah" kepada "penyakit menular" yang
mcniiing memiliki daya virulensi yang hebat. ltii vang terjadi dalam
Kristen. Mereka menyerah dan kemudian mencarikan legitimasinya
dalam tSibkv Padahal, hasil pertemuan misionaris Kristen sedunia di
Jerusalem tahun 1928, menetapkan sekulerisme sebagai musuh
besar Geraja dan misi Kristen.
Dalam usaha unhik mengkristenkan dunia, Gereja Kristen bu-
kan hanya menghadapi tantangan agama lain, tetapi juga tantangan
sekularisme Pertemuan je rusa lem itu secara khusus menyorot
sekularisme yang dipandang sebadai musuh besar gereja dan misi-
nya, serta musuh bagi misi Kristen internasional. 1 '
Selama ratusan tahun kaum Muslim dijajah Belanda. Secara po-
litik, ekonomi, budaya, dan militer, Muslim dicengkeram. Tetapi,
dulu, [^a r a ulama tidak menyerah dan tidak gampang menyatakan,
bahwa penjajahan Belanda adalah "satu keharusan" dan "rahmat
bagi sekalian alam" Kisik waktu itu kalah, tetapi akal, pikiran, dan
iman, tetap merdeka
## +
11 1 lh.VtTvjmafcSh4vuti\ Ih? Throiogy&fMissivu timi Lmn^rlism, (1 lokuiki rinmsh Mt&Ki im-
an budvfc I MH» h Ini 42-3IV
13
Invasi Barat dalam Pemikiran
Islam (2):
I Iermeneutika dan Studi Al-Qur*an
'Pi'iifitma! kou^'y (Jurntt :yr>i Abu Ztnnt mi httfssutltft thitik mfiit m'nyittoktui
Allaii hi'rjinumi lUtiiUti At-Qur*,in\\ wluih uwirki? mmganggap Al-Qui i?/i
■ ^ eperti menyindir u m a t Islam, Bemard Leivis membuat pcr-
-nvataan bahwa pada ahad ke-20 ini memang ada vang
fc^— &* salah pada dunia Islam. Ditandingkan dengan nvalnva.
Dunia Kristen, dunia Islnm kini menjadi miskin, lemah r dan bodoh.
Sejak abad ke- 1 9, duminasi Barat terhadap dunia Islam tampak jelas.
Rarat mengivasi kaum Muslim dalam Setiap aspek kehidupan, hukan
lunya pada aspek publik, tetapi-yang lebih menyakitkan—juga da-
lam aspek-as]x*k pribadi."
Ya, Barat kini memang bukan hanya meng hegemoni dunia Mani
dalam aspek politik, ekonomi, militer, sosial dan budaya, Globalisasi
atau Westernisasi bukan hanya berlangsung dalam aspek 3F {taati,
futt, fiifhian), seperti disebutkan J ulin N'aishitt, UMapi juga 1T [Thuttgtitj.
Cara berpikir kaum Muslim |uga diatur. Bahkan, yang lebih ironi,
cara kaum Muslim beriman kepada Tuhannya, menyembah Tuhan-
1 Beniarti I rwi* f Wtwt Wrnt IVom^? Wcslmi /mpm r \**ui MMk E»i te nr Kf*f nmsr (1 <"rkli>n
Ph<x«ni*> 2O0) film \*S
nvii, juga memahami Kitab Sucinya pun Lak luput dari hegemoni. Di
zaman kolonialisme klasik, hal semacam mi tidak pernah terjadi Se-
cara tisik ketika ihi, penjajah memang men ^eksploitasi kekayaan
alam dunia Islam, tetapi mereka hdak berani memasuki wilayah-
wilayah keagamaan yang sangat personal. Di /,aman itu tidak tida
seorang Muslim—apalagi toknh atau cendekiawan— yan^ berpikir
untuk mengkritik A l-Qur"an. Kini, di wman globalisasi, gejala meng-
kritik Al-Qur'an seperti menjadi kebanggaan, balikan itu terjadi di
kala n pan sarjana Muslim sendiri."
lVnomena merebaknya hermeneutika di kalangan akademisi
Islam juga tidak terlepas dan hegemoni pemikiran Barai dalam studi
Islam. Hermeneutika, kmi, di berbadai perburuan Islam, bagaikan
Vahah' vaiv* menjangkili banyak sarjana Muslim Banyak yang ter-
jangkit, Letapi merasa bangga, karena merasa jm-nemukan sesuatu
\ang bani. Karena merasa 'mainan baru' ini akari membau a kerna.s-
I a h a ta n u ma t , m a ka 'ba ra n g Lima ' beru pa L ra d rsi I s la m d i keca m d an
mau dicampakkan begitu saja, 1
Sebagai hal baru yang masuk dalam tradisi keilmuan Islam,
hermeneutika sevugvanva dikaji secara cermat, sebelum memutus-
kan, metodologi interpretasi teks Bibi e mi dapa t diaplikasikan untuk
menggantikan metode tafsir Al-Qur an. Jika ditelaah, ternyata, her-
: Misaliiva. K'iirnn^JOr-onwjanili pitni kiran NLimrfi tatar tn mcmtli^di iuiaJm nu^j hal
Ln'Hkvil ini "Si*haj»i;in K'^.ir k*mni MratirY) iTU'wkml Kilut.i i\l-Qur*tHT d.m h,iknru:i ]> rLini,i
hingga !i*rjkhir tvLi*rupiik;iii kjt.ik.it a \ita\y \ai\^ iii turunku ia lu'pnda \jpi Miiliiimmnri mV-iui
* t-rbahm haik kala-katiunM ifijfrun) maupun maknanya tma'ruuj Kifv&fcirtan swmcam itu
H.^un^uhiu.1 lubili iiu.'rup*ik*iis l"rmiiL>>j dan dj^uitt-iingan U*»Mku* MJ-kJun a\ dhdim) \ji\£
iiitui.il *\hA\ p?\fj\ uliinu ^-taji,ii Impian dan Jmm.iliHjM dnkh ih-dukhin Islam IhkiLif diin
^■prnh pL'nuLs.in Al-Qur »fi ttftdin si^u utuhnya jxfuih Ji'iu^in brrb?tj;ai nuansa vah^ ddi-
cak 1 Imrnili. dan hdnk Mini i L Liri perdebatan pertentangan, intrik- dan rt'kayana
h SJ^.ti muluk I t thI. Anmi Ahdiiiliih, RviU^r IAIN Yit^ynlUrta dan u «t h I koln-i l'nii-
puian Pu=jI Muh-immadiwli uwnulja LiU f*ni)£*iiUr untuk sdji.Mli buku k'rtlong htfimcilvuEi-
Ln ^i-Qur At\ t si^bapii bnnkuL "Mi'h i/i' *viMf+trtiit At tjitr'iiit .wlttititt t m jinuintnt^ ihtrt^t ttwm\H*T
i\ilti\i\i* \\\\ljii%t%tM primf'iir \titil t^L'-i Al {^ui ilu iiM{M\ pmuill 7fk l li^/i^Ur<ithtH Ki'^tjtitJ^iO ifhiilt'iiS
Qiu tui -rj'uy" Lifil kt r rji7 L f r^ Kt^M^hm \av\^ *.i'u^u inmkttn hxfm \'r*<Mihu\L'\vrtti)\^m mujitstt-
il\hl .-\TiUt tWiiit^hp^i [)ijj?fl Lm'ii t t t mu mu mt'ii'Lt |itfJjt fh'i\pfatPfirt-p?fhtf*ll# l> JilffUJfJffS *M'J£ fV"**l$
Wiilturkti*! 'ii'rtjruriyw; -titik \ftW£ tlhthtf lUhrUilt Jl/fcftt "UJ^T mtteit Himt It-ttUli THt'\h^ JiM ilfafiin-
.i j jJ-j^I ii'^-'rjj fnfstr-ta/sit k(fl$ik Al-Qttr ''iw tttiuk tuflt irirmbi*ri mtfkHti dnnfltttsM yi' J ,if /r/iih
<ti\littn kehuirtyitn \tnuil l&tiiin" LXitiini hnk.ii vnn^ saniA, pi'inifenya mencatat ^pifii^r
i5r^iytiMf K^tir Uifftnimi ihmt \H i n\ipmm fiiiifi dh&wi&i umttf tilnm wtflftia mi. >ndiit iium tidtjh. iriti h
tu^ut twiifttffitTghw $bvu$ qun> ititti kfiumyiouin ittwt L<lruti >i\it*i\ tti^nji, fo/i(it, tUut fW^r/"
iLih.it. llli.im B- SjL'n^np. H\.T^wmttt\ktt Ps w m^bnSffii i (Jakarta: TVtoju. 2tK)2)
meneutika memang bera$al dan tradisi Kristen /Yahudi yang kemu-
dian diadopsi oleh para teolog dan h Isu f Barat mndem menjadi
metode interpretasi teks secara umum. Hermeneulika berkembang
dalam tradisi Kristen dan intelektual Barat, karena memang berang-
kat teks Bibte dan doktrin teoJogis Kristen vang mengandung
banyak sekali masalah di mata para cendekiawannya sendiri.
Ttw Nnv Eiici/clnjh'ttiii Brihmnicn menulis, bahu- a hermenotitika
adalah studi prinsip-prinsip umum tentang interpretasi Hihle (ilh'
tfmhf of the ftcncrol yvwaph* of bibliail intci'pniation)* Tujuan dari
hermeneulika adalah untuk menemukan kebenaran dan nilai-nilai
dalam Bible. Dalam sejarah interpretasi Bible. f n\i\ empat model
utama iri terp retasi Bible, yaitu ( 1} hlrml interim*) titian t (2) interpretasi
moral {mami iuh'rptrintion), (3> nlh'^orimi iuU'rpivtuhow, (4) imtigpgiail
iutcrprvtntian.
Menurut ln terp relasi l i tera L teks Bible haruslah J i interpretasi-
kan sesuai dengan makna yang jelas (plain nwimitig), sesuai konst-
ruksi tata bahasa dan konteks sejarahnya. Model ini dilakukan untuk
menyesuaikan dengan ke mauan penulis Bible* Mereka percaya bah-
wa kata-kata yang tercantum dalam Bibie adalah berasal dari Tuhan ,
Namun, pendapat ini banyak mendapat kritik. Sebab, faktanya,
pendapat ini tidak mempertimbangkan banyaknya bukti yang me-
nunjuk kari adanya "individual th/lc" pada masing-masing penulis
Bible Model ini dianut oleh banyak tokoh dalam sejarah Kristen,
seperti Jerome (pakar Bible pada ahad ke-4 M), Thomas AquLnas,
Nicholas tif Lyra, John Culet, Martin Lu the r, dan Juhn Calvin,
Model interpretasi moral mencoba membangun prinsip-prin-
sip penafsiran yang memungkinkan nilai-nilai elik diambil dari
beberapa bagian da Jam Bible- Biasanya juga digunakan teknik alego-
rls dalam model ini, The Letter of Bamahas (sekitar 100 M), misa b
n ya, menginterpretasikan undang-undang tentang makanan dalam
Kitab 1 mama t (Leviticus), bukan sebagai larangan untuk memakan
daging hewan tertentu, tetapi lebih merupakan sifat-sifat buruk
yrng secara imaji nah f diasosiasikan dengan hewan-hewan itu." 1
Menurut mode! ketiga, allcgvrknl iutnjvvtntion, teks-teks Bible
"• Sebadai catatan, d jiLim Ima nv 111-1 -iix d L^buUujn dai tar binatang \ nii^ ha nun dimaki i\
r^trli unTd.pi.'LmLltiL, kelinci» tabi hutan Burung Mp» *ll. burungku la* burung rahi.ir, r Lani^
menelitiku memang berasa J dari tradisi Krisicn/ Yahudi yang kemu*
dian diadopsi oleh para teolog dan fitst.it Barat modern menjadi
metode interpretasi teks secara umum. Hermeneutika berkembang
dai tim tradisi Kristen dan intelektual Barat, karena memang berang-
kat teks Bible dan doktrin teologis Kristen vang mengandung
banyak sekait masalah di mala para cendekiawannya sendiri.
77fi j Nrw Eiicyclo^H'dta BnUmnica menulis, bahwa hermeneutika
adalah studi prinsip-prinsip umum tentang interpretasi Bible (thr
^tuiti/ of tlu* buntil priitciplt 4 of hihlicnl uitfryrrttition). Tujuan dan
hermeneutika adalah untuk menemukan kebenaran dan nttaHt-ilfli
dalam Bitale- Dalam sejarah interpretasi Bible, ada empat mode!
utama interpretasi Bible, yaitu { I ) tUertit hiterprrttUfaiL (2) interpretasi
moral [moral interpretatum), (3) altcgurknl Interprehiimn, (A) ttuagopat!
iitfL'rpri'ttition.
Menurut Interpretasi h terai, teks Bible haruslah diinterpretasi-
kan sesuai dengan makna vang jelas tplaiu miwing), sesuai konst-
ruksi tata bahasa dan konteks sejarahnya. Model ini dilakukan untuk
menyesuaikan dengan kemauan penulis Bible. Mereka percaya bah-
wa kata-kata vang tercantum dalam Bible adalah berasal dari Tuhan,
Namun, pendapat ini ha n vak mendapat kritik. Sebab, faktanya,
pendapat ini tidak mempertimbangkan banyaknya bukti vang me-
nunjukkan adanya *'itu1tvh1ual $t\fh>" pada masing-masing penulis
Bible. Model ini dianut oleh banyak tokoh dalam sejarah Kristen,
seperti Jerome (pakar Bible pada abad ke-J M), Thotnas Aqirinas,
Nichoias o f Lyra, John Colet, Martin Luther, dan John Calvin,
Model interpretasi moral mencoba membangun prinsip-prin-
sip penafsiran yany memungkinkan nilai-nilai etik diambil dan
beberapa bagian dalam Bible, Biasanya juga digunakan teknik a lego-
ris dalam model ini. The Lottor of Barnabas (sekitar 1IK1 M), misal-
nya, menginterpretasikan undang-undang tentang makanan dalam
Kitab I m amat (Leviticus), bukan sebagai larangan untuk memakan
daging hewan tertentu, tetapi lebih merupakan stfat-sitat buruk
yang secara imajinatif diasosiasikan dengan hewan-hewan itu. 4
Menurut model ketiga, ntL^orkni intvrprcttithn, teks-teks Bibte
^Sctag-ii rakitan, ebi tam lnum.il 11 1-KiiisvbulLm daftar binatang s jn^ hnr,intiJiiTiakaii.
<t*|Vrti unl^poLinduk, kfelirnri, Lvbi huLtri Burung rajawiJi, tiutiiJij; uni.i. feuruti££imnr, uIjtij*.
mempunyai makna pada level kedua, di atas seseorang, sesuatu, atau
pun vanj; jelas-jelas disebutkan secara gamblang dalam teks. Format
utama model int adalah tipologi. Tokoh-tokoh kunci dan peristiwa-
peristiwa penting dalam Perjanjian Lama (01 d li'stmuent) dilihat
sebagai Salu tipe bayangan ke depan untuk tokoh dan peristiwa-pe-
ristiwa yang ada di Perjanjian Bani (New Yl'sfnrj^nrr). Menurut
mereka, model perahu Nuah. sebagai satu "tipe" dari gereja Kristen,
Sudah dirancang Tuhan sejak dulu. Philo (50 SM-20 M), seorang rilo-
soJ Yahudi, adalah pelopor model interpretasi ini. Philo melakukan
usaha kreatil vxn& menggabungkan tradisi Yahudi dengan tradisi
Yunani, la tidak mengabaikan makna litcral, tetapi makna literal
dipandang rendah, primitif, dan perlu diangkat ke tingkat yang
lebih tinggi, yaitu makna alegoris (kiasanl. Model ini kemudian di-
ikuti Chrislian Clement of Akwandria. Berikutnya, Origen melaku-
kan sistematisasi terhadap prinsip-prinsip hermeneutika alegoris
ini. Menurutnya, ada tiga kategori makna dalam teks Bible, yaitu
literal, moral, dan allegoricaL Yang terakhir itulah yang tertinggi
tingkatannya, Origen mengembangkan teorinya dari l'i Isa la L Paul u s
dan Yunani, bahwa tubuh manusia terdiri atas "budy", "soli T' dan
"spirit". Sebagaimana teks Rible juga mempunyai pengertian "lite-
ral", "moral", dan "spiritual".
Di abad pertengahan (500-1500 M), teori "tiga tingkat" Origen
itu dikembangkan lagi menjadi "empat tingkat" dengan menambah-
kan model yang keempat, vaitu anagogical. Model kempaL niujgo^i-
cnl intt'rptvtntion, ini dikenal sebagai "mystfcftl interpn^ntion". Model
ini dipengaruhi oleh tradisi mistik Yahudi (Kabbala) yang di antara-
nya mencoba mencari makna-makna mistis dari angka-angka dan
huruf- h urut Hebrew. Contoh dari interpretasi empat tingkat adalah
kata Jtrrusalvm. Pada le\ r ei literal, Je rusa lem adalah nama kota yang
ada di bumi. Pada makna alegoris, jeruMihun diartikan sebagai
burung pun^iruk. bWi^ H kiutk Ijndiik, bkUv^Jvbi'ngkanEiift, Mpul. tUn bunglon ' Oiipn^ buw-
iAng-bma iai*£ ilu jaitgarijah kamu utakjti 0an Uui^Luuyj f<*m£aiUal\ kiimti stfnhih; hatniit itu
vmuiinva h.icirnu h \&\a.\ fl» Dalam Alkitab vrr*t I ^mbaj^i Alkitab IndnftMia tahun 20flfl p pajaj
Ll mi ditelakkan di ba**rah Lijuk H Binalan^ yaflg Kftram cfcon vanfl tidak ha mm. v Dalam ayat 35
diMzbulknn ' Mu bangkai wfi'kurriari binatah^-birtAUiriE itu jatuh ku-alaw sesuatu bcncLi. ihi
rru'nyjdi iuii^; |vmbiikiir,niriilia.iiT ftriglnbflrjiflMi ijfrcirmkk^n, Liimia M'flftuAflyfl \\\\ TUlji* &i\w
hartttlaft naiift iu^n babimu h
ra geraja Kristen*. Menurut makna moral, Jerusalem berarti jiwa (soul).
Dan pada level anagogicaJ {r<vnthoh^ioil) f Je rusa lem adalah ' H kuta
Tuhan di masa depan ",
Dari empat model iKi. dua model menjadi anis utama interpn>
t as i Bible? pada awal-awal sejarah kekrislenan, yaitu model Ale*an-
dria (alegori s) dan model Antioch (i i terai). Paparan Paul lis dalam
Gala l ia 4:24 tentang kisah Abraham, I laga r, dan Sarah menjadi san-
daran model alegons. Ale\andria memang menjadi tempat yan.q
subur bagi tradisi hlsalat Yunani, sehingga berpengaruh besar ter-
hadap model interpretasi Bthlc
Model alcgoris memang bisa menghasilkan pengertian yang
liar- Karena j t u, kalangan Kristen membatasi model ini dengan "riil e
ol faith", bahwa interpretasi haruslah sejalan dengan ajaran gereja,
konlrol lain adalah apa vang disebut sebagai "lirnnnin\tiuil cireh" .
Maksudnya, sualu teks haru* diinterpretasikan sesuai konleks Bible
secara keseluruhan, bukan hanya konteks lokal teks lersebut Inter-
preter BLbte pada awal-awal sejarah Kristen, seperti lrenaeus (m. 21)2
M) dan Ter tuhan (m. sekitar 222 M) berargumen bahwa hanya pastur-
pastur vang memiliki gan? otoritatif dan para npojlle* {rasul— dalam
terminologi Kristen menunjuk pada pengikut Jesus) saja yang me-
miliki otorita s untuk menginterpretasi Bible
Martin L u Ih e r, seorang tokoh retormw pada abad ke- 16, me-
nyatakan, bahwa "kata-kata Tuhan" harus diamkan secara |elas
feimplt^t nwimhtft) selama masih memungkinkan, Kata-kata Tuhan
itu, katanya, harus dipahami sesuai arti tata bahasa dan makna
(kerainya, fika metode 1 1 terai tidak digunakan, menurut Luther
maka akan memberikan ku-sempatan kepada musuh untuk melaku-
kan penghinaan kepada Bible. Para reformis. Kristen lhi menekankan
model 1 i terai dengan tujuan untuk mengalihkan otoritas interpretasi
Bible dan Gereja, konsiii-konsili, dan Paus, ke teks B ih lu itu sendiri,
Para reformis ini memang sangat anh kepada TaiLs dan katolik
Menurut Luther, kekuatan anti -Kristus adalah Paus dan bangsa Tur-
ki, Kekuatan jahat memiliki tubuh dan nyawa. Nyawa dari kekuatan
Anti* Kristus adalah Paus, daging dan tubuhnya adalah TurkL,.
Bangsa Turki adalah bangsa yang dimurkai Tuhan/
** I ih^TT^ \Vi, fLrjrwJiyiftfti* RrtSiittuwa [Chtcafs* Fiwv*'I*»|*i\Ji3 BntiinnnM hu , l^' h i>di
Kisah pemberontakan Martin Luther terhadap Gereja memang
menarik. Pada pada 31 Oktober 1517, ia mu Ini melawan kekuasaan
Paus dengan cara menempelkan 95 poin pernyataan {mnt'ti/-fiw
Tiiw*) di pintu gerejanya, di Jerman, la terutama menentang praktik
penjualan "pengampunan dosa" [mdutgetictfi) o teh pemuka getvja.
Pada 95 theses-nya itu, Luther juga menggugat keseluruhan doktrin
supremasi Paus, yang dikatakannya telati kehilangan legitimasinya
akihat penyelewengan yang dilakukannya. Tahun \52], Lnther di-
kucilkan dari Gere|a Katolik Namun, Ltithor berhasil mendapatkan
perlindungan seorang penguasa di wilayah Jerman dan akhirnya
mengembangkan gereja dan ajaran tersendiri terlepas dari kekiuv
saan Paus/"
Agak sedikit berbeda eten^an sistematika T lir Enci/clofnnlin Bn-
tiiiwkn tentang hermeneutika dalam tradisi Bible, Werner G. Jeanrond
dalam bukunya "7hi'Qla$tail Hcnwwutics", menguraikan secara sis-
tematis sejarah perkembangan he r menculik di kalangan Yunani,
Yahudi, dan Kristen- Di kalangan Yahudi, misalnya, di awal-awal
tumbuhnya Kristen* memiliki berbagai metode interpretasi terhadap
Taurat, yaitu / iternlwt mtcrptvtatmn, M/Vms/i/r lnU*rprelaUans t Peshtr
tntt'rprt'ttitinn*, dan Allegpricnl hittnyrehttion.
Di masa awal Kristen, Jesus cenderung tidak mengikuti inter-
pretasi secara h terai, tetapi lebih mendekati metode Midnishic. Pada
awal abad ke- 3 M berkembang dua aliran hermenutika di kalangan
Kristen, yaitu A]exandrui dan Antioch. Aie\andria lebih mengambil
bentuk titlrgoncai hth'rptvhrtioit tehadap Bible. Origen (1S5-254) me-
ngembangkan metode interpretasi lebih sistematis bc rdasarkan
teologinya, bahwa kedatangan Jesus telah memenuhi /sn?e/V
pwpluxh'^ Di atas basis pemikiran indah, ia mengembangkan metode
alegori s dalam memahami teks Bible. Aliran Antioch melibat bahaya
metode alegori s dan lebih cenderung menekankan aspek h terai dan
historis dalam memahami Bible. Pemikir hermenutika pada masa
Kristen awal yang sangat terkenal adalah Augusiine uf Ilippo (354-
430). Ia menulis buku Di' Doc tim} Oiristiann (On Christian Doclnne),
tnu\ | u $a , J X\ i > R Si i v f r H 7 Ht* Pial* KTjtf t \/ pt Rrhgu *h - hi P-£nii£t*, ', 0\ I * >rj 1 <a k ^^ vi \ Pi ib i i* I w r>,
1 ** ^i j t h J di * i *4 h «ia n Bi-fiui rd i . t' w i* t J <Lnn r n tJ ih? l v*s J t ( Notv \m\ OOi m 1 L" r\ i ver* i I y I *n.*s v
yang mencoba memadukan kedua aliran tersebut.
Pada ahad pertengahan, muncul nama Thomas Aqumas (1H2?-
1274), yang juga merupakan purai kir besar dalam hermeneutika.
Bukunya, Sumnui TJuvIo^iai masih menekankan pentingnya inter-
pretasi secara liter a k Dia mas di menyatakan, "Penulis naskah suri
ilii ialah Tuli a n, yang di dalam kuasanya menambah bohol makna,
tidak dengan kata-kata belaka (-bagaimana manusia bisa melaku*
kannya juga), melainkan dengan hal-hal itu sendiri/'
Hingga masa reformasi, penempatan teologi sebaiat basis
interpretasi henneneutika masih tenis dilakukan. Penafsiran Bihle
secara rigid dan 1 i tera L harus berhadapan dengan berbagai perkem-
bangan ilmiah, terutama penemuan-penemuan dalam sains, [eand-
rond menulis,
"Para pembela interpretasi Bibi e vang kaku diserang terutama
ketika berhadapan dengan ilmu-ilmu pengetahuan alam, yang
menimbulkan berbagai keraguan tentang kemungkinan peng-
kajian literalistik yang tidak memadai, misalnya kisah-kisah
penciptaan di dalam kitab Genesis. Kaum Lu! heran, maupun
gereja-gereja Katul i k termasuk yang telah direformasi seluruh-
nya bersatu padu dalam menolak bangkitnya pandangan hidup
yang ilmiah dan rasional" 7
Teori Kosmologi dan Problem B i Mo
Kasus menarik antara modet 1 i terai dan alegori s terjadi dalam
soal penafsiran terhadap teori kosmologi . R^ Hoykaas dalam buku-
nya, GJ. RIwticu* Dvtiihcnn Holu Scriptttw timi t} n* Mot\t>n tifTSir Ettrth,
menjelaskan, bahwa bagi kelompok litcral Kristen, penganut metode
1 i terai isme, ayat-ayat Bihle tentang alam semesta haruslah diartikan
secara 1 i terai, dan lebih dari itu, dasar-dasar kosmologi harus diam-
bil dari Bible. Sebagai implikasinya, misalnya, ketika ada konsep
"wttfers iibovf the exp(m&>" (air ada La h di atas tanah atau udara), yang
bertentangan dengan prinsip dasar Aristotelian--bah\va alam Lelah
menempatkan air di bawah udara, api, dan benda-benda langit—
" Lihai, W^rnor C fcarvdrtmd, Thev^ttit Jfanwnfiilivg {London; Mj*.millan A rodi 1 m k
,uu1 Fioltttfional LUi, 1^1). htm 13-36
maka tek* Bibi c harus dimenangkan atas konsep filsafat "kafir"
AnstutJe Tukolv tokoh gereja Syria yang ingin agar kosmologi bebas
dari pengaruh paganisme, menempa Ikan konsep kosmologi Bible
berhadapan dongan konsep kosmologi Yunani. Abad ke-6 M, penulis
Kos mas rndikopleustes menyusun konsep eks t rim bahwa bumi itu
datar, sebab Bible (New King James Version) menyatakan, "77w f i t
mighl tv take UoLi oftlnwmU oj the carih, anti fhc tmtked h* shaken oul of
it." (Jnb, 38:13) Juga, "Afh>r the$ethirtp Ismofmttmi$vh$tandiugai ihe
four c\i)iu r r o) fhe c&rth, thftt fhc wind tiumhl not bltnc ou tfir rarth, on Hw
Wih or c» i f fV f n v." (Revolation, 7:1). Dalam versi Lembaga Alkitab
Indonesia (LA I), ayal Ayub 38:3 diterjemahkan, "unluk memegang
ujung-ujung bumi, sehingga orang-orang fasik dikebalkan daripa-
danya." Sedangkan avat Wahyu-wahyu 7:1 diterjemahkan, "Kemu-
dian daripada itu, aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat
penjuru bumi dan mereka menahan keeempat angin bumi, supaya
jangan ada ajigin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon."
Berdasarkan metode tafsir Iilerahsme, maka takta ^ains, bahwa bumi
bulai, harus dikalahkan oleh teks Bible. Jadi, menurut mereka, bumi
memang segi empat, memiliki tepi, sehingga "orang jahat" bisa
dibuang dari bumi.*
Sejarah Kristen menunjukkan, t) turi tas
Gereja pernah menghukum ilmuwan seperti
Galileu Galilei (1364-1642), karena mengeks-
pose teori "Iwliocvnirk", bahwa matahari
adalah pusat tata surya. Hal itu dilakukan
untuk mempertahankan hegemoni kekuasaan
Gereja —yang mempunyai doktrin mfaUibiiiht
(tidak pernah salah) karena merupakan wakil
Knr4u* di muka bumi Sampai abad ke- 17,
Gereja masih tetap berusaha mempertahankan posisi hegemoninya,
sehingga berbagai hal yang dapat menggoyahkan otoritas dan legiti-
masi Gereja, dianggap sebagai "heresv" (kafir) dan dihadapkan ke
Mahkamah Inquisisi. Kasus vang terkenal terjadi pada Galileo Gali-
lei, Pada 19 Januari 1616, Galileo membuat dua a ta Lumen: (!)
Galiteia
y Lihat. R HuykAasi u l Rmilhiti Trr{tU*e un Hoiu Scr\pture and the Alction ot The Dirtlr
t\iwlh l lollAd Pubt^hm^Ctimpany, l R J£4)
malah ari adalah pusat galaksi dan (2) bumi bukanlah pusat tata
surya. Pada 2-1 Februari IMfr. sekelompok pakar teologi yang di-
beri Ui k oleh Tahta Suci Vatikan {Holil Office) menva takari, bahwa
leari Calileo itu bertentangan dengan Bibie, Maka, Paus Paul V, me-
minta Cardinal Bellarmine untuk mempen ngatkan Galileo. Terapi,
pada 1632, Galileo kembali mengaurkan teorinya itu. Maka. pada 1fi
[uni lb33, Calileo diinterogasi karena dipandang melakukan ke-
salahan dalam Teolog i, dengan menvebarkan teori "Uclioci'rttric" Ia
diundang ke Roma dan dipaksa oleh Mahkamah Inqutsi>i untuk
mencabut teorinya dan mengikuti doktrin Gereja bahwa bumi ada-
la h pusa l tata surya. Di depan InquiMlnr. Calileo akhirnya "bertobat'
dan hcqanji tidak akan menyebarkan lagi teori hchosontrisnya itu
Di depan Mahkamah Gereja itu. Calileo menvatakan akan meng-
hapus semua opini y^n^ salah, bahwa matahari adalah pusat dan
jagad raya dan tidak bergerak, dan bahwa bumi bukanlah pusat
jagad raya dan bergerak, la beqanji tidak akan mempertahankan
atau mengajarkan doktrin yang salah tersebut, dalam bentuk apa
pun, secara verbal alau melalui tulisan/'
Sebelumnya, Nico I aus Copernicus (1473*1543), seorang Astro-
nom dan ahli matematika sudah mengemukakan teori hvhacrulnc itu.
Sadar bahwa teorinya akan menimbulkan kontroversi, Cnpernicus
menolak untuk mempublikasikan teorinya Tapi, atas desakan teman-
temannya, pada I ah u n 13-13 ia menerbitkan bukunya y cm g berjudul
On U w Revohttmi* oftlw Heowitiu Sphav*. Teori Copcrnicus menakut-
kan penguasa Gereja, karena o! i angga p bertentangan dengan Bibk\
Sebagai contoh, disebutkan dalam Mazmur (Psalm) 93 avat 1: "Yt'il,
Tlw Tvorhi js \^ttibli<hrJ. i t s/irf// twm 4 r Ih 1 muiH\i**' Tahun \f*l(\ Gereja
menempatkan buku On Thf RevaUitian dan buku-buku lain yang
menjelaskan tentang perputaran bumi, ke dalam dai tar buku-buku
yang terlarang IU
l ' J iliiit. Rok' M t tmuw. Tiu* ltiT<t<tfrL* fii/^jy, (J ■ trh.iiiii. I U*a«|tir^ B**) k e»)M^hin>^ 2tMX2 r
1 il m \ S- 30, 1 u j*a , Fail u* i \\ \ ] 1 1* m G \ Ujs I r Cfl tt\ r ? ih A f vfi*r«'th s TI ^ .'+ 1 w. p R* < J W u r J 1 a r i Ik »o V > j i kJ
PiihltNhvriiw., l^Sfu. hirri Jf^S-lf^ Buku karya Pailit 1 r William torH't'ut iiu*m*iri^ iiiL-iii1x-nfc-iu
.lpilu^j U<TlirtiIjf kJMi*> G&likvini
141 J.iJioi, Man-i» Wvtw WtSf/jr^ CiPtii^tih'n* ltfc*u*n J h»uj$liC(4i Mtffljjt Omparu. iw7|,
htm. IT^r^rTkA Jart~atalan h ada jumlah % L-r,t !i l Ls Ma/mur *f> avat J Ti*L> \f*wniur ^3 1 teracui
Jrambil J.iri t fw Hc'/y ^Wr" vd;kO lu l krfewrK* M*i v ftpd Briice M Mot/p'f k*flM**i OfcfUftl
L'nisvrsiU Prvss Ww "iork. I%2 T* 1 »'-*! I *0 1 irtt Ji'ii^Lipnva, Tih m Lim" pvp.c»'' 'h* i* mbni m
Perlu dicatat, bahwa problema benturan antara sains dan Bibit!
j Lu terjadi pada abad pertengahan Eropa {500-1500 M)- Zaman ini
dikenal sebagal Abad Pertengahan Eropa [Mi'dirvnl Eutvpe) atau
Abad Kegelapan Eropa [Thv Dnrk A^r< o f Luruy?). Tapi, kasus-kasus
serupa masih berlanjut pada pada zaman pencerahan (enliphtnwwiit).
Orang Ergpa menyebut /amar. ini sebagai /aman mMi<snnep f vang
artinva zaman "kelahiran kembali" (rebirth). Mereka merasa, bahwa
selama ratusan tahun, mereka lelah mati, hidup di bawah cengke-
raman kekuasaan Gereja, Karena itulah, pada /aman pencerahan
mereka melakukan revulusi he.sar-hesaran terhadap berbagai pemi-
kiran tentang kehidupan, termasuk terhadap konsep keagamaan.
Inti zaman pencerahan ini adalah /aman merebak n va paham "seku-
larisme, humanisme, dan liberalisme". Penafsiran tentang keagama-
an pun disubordinasikan ke dalam paham-paham ini. Termasuk
pemahaman terhadap Bibi*?. Berkembangnya hermeneutika modern
sebagai perangkat tafstr teks, termasuk teks Kitab Suci, adalah juga
bagian dari menguatnya hegemoni sekularisme dan liberalisme, di-
sampmg memang ada kebutuhan internal dalam Kristen, karena
problem teks Bibledan doktrin ketuhanan
Pada bagian sebelumnya , telah dibahas problema teks Bihle,
vang menunjukkan bagaimana sulitnya konsep Bible sebagai "the
\VOrd of Gud" diterima. Sebab, faktanya, begitu banvak masalah
vang dihadapi dalam Bible, baik menyangkut olentisitas tekstualnya,
maupun kandungan makna teks itu sendiri, Sebutlah kasus Hcbrcw
Bibir ikaum Kristen menyebutnya "Ot\1 Testati'tfient"), yang merupa-
kan kitab yang sangat tua dan mungkin paling banyak dikaji
manusia, tetapi tetap ma»ih merupakan misteri hingga kini. Richard
Elliot Fnedman, dalam bnkunva, Wlw Wrott* thr Bihlr, menulis,
pwtjyiu ti\i' Lc T J jj r.\'vJ. Jp** 17. yvr,f,<i/ wtfi r- f tl 1 ■ i cl /j mT. TV worht 15 at<il\ , ittit\! . li ySk?H fTt'TYt /h'
"i.-:v,i " U-r^i l^iii M<v/rmir V3 1> diri Kikn 'fiw P^thrfs nJdi Ciri ftmlurd \|.iU. U D, .uhi
Wifc.11 pvrLvdaan ivd.ak.si, "nv l^iti wywlh. h' t> rJt'J/W ;t\lh tumtsty 7V kv ( / i? tfctlwtt tath
lap dengan Mn/nmr $3U dari Aib U 1 Husi J V Ui'ing tiwtr terbitan Tvndale Housl 1 Publisher*,
ini , U'htutoii. L¥7J ViiTig im-niaH* Ji'WitiU j- Ki&v:* H< n KJlvtt m m*nr*lv md zfrcnph Th&Wtvhl
t- htt jinmu* " Sedangkan I tfmtaigfl Alk*!*h Indomu!* it Ali J.iUiifi Aikihib, monulii Ki/i/mut
■tt L jJl'KlI^ju timku t, Tiilian adalah &ajd, Li berpakai .m lii'lUi-wlun Tuhan bcrjiaLaum, hyrikiil
pinjam; kvkkuiLvn Simpuli. h'lah lepak d uni n. nd.ik Ihti* n anv^
sendiri, Kisah mi dengan sangat panjang dan secara terperinci di-
ceritakan Jala m 2 Samuel 13:1-22. Padahal hukuman bagi pezina
menurut Kitab Imamal 20, adalah hukuman mati- Tidak mudah
menjelaskan, mengapa lokoh-Lokoh Bible terbebas dari hukuman
mati akibal zina semacam itu.
Kajian ilmiah terhadap fakta sejarah dan sains dalam Bible juga
membuktikan banyaknya problema yang dihadapi, Bagi sebagian
kalangan Kristen dan Yahudi, cerita-cerita dalam Bible dipandang
sebadai hal yang benar. Raland d e Vaux, seorang sarjana Bible dan
arkeolog j, menyalakan, "Jika aspek kesejarahan agama Israel udak
ditemukan dalam sejarah, maka agama itu menjadi salah dan demi-
kian juga agama kita sekarang-" Pakar LSible dan arkeologi Amerika,
Witliam F. Albrighl juga membuat pernyataan, "Secara keseluruhan,
gambaran dalam Kita h Kejadian adalah bursilat sejarah, dan tidak
ada alasan untuk meragukan akurasi secara umum dari detail-detail
biografi/'
Namun, k la Lm- kiai m seperti ini dikritik tajam u lu h sarjana Bible
lainnya. Termasuk cerita lentang Ahraham dalam Bible. Salah satu
yang menarik adalah kntik yang d i kemukakan oleh dua pakar
Yahudi, Israel Hnkelstein, dan Neil Asher Si I be iman, melalui buku-
nva, Tlh* Bibir Umuwilwd; ArdHttbgtfo New Vision o f Auacnt knltl \\)id
tin j Oriftiit uf /N sunvii Tkvfs.
Finkelslein dan Silberman mencatat, penjelasan Bible tentang
Abraham diberikan secara kronologis, mulai kepergiannya ke Mesir,
eksodus, pengembaraan di gurun, penaklukan Kanaan, sampai pen-
dirian munarkhi. Bible juga menyediakan kunci untuk mengkal -
kulasi wakhi terjadinya peristiwa. Petunjuk terpenting adalah Kitab
I Raja-raja 6:1, yang menyatakan, bahwa eksodus terjadi 48f> tahun
sebelum pembangunan "Temple" di Jerusalem, pada tahi m keempat
zaman kekuasaan Solomon. Lebih jauh lagi, Kitab Keluaran 12:40
memberitakan bahwa bangsa Israel menetap di Mesir selama -J 30
tahun. Ditambah dengan masa 200 tahun lebih sedikit kehidupan
Abraham di Kanaan, sebelum bangsa Israel meninggalkan Mesir,
maka disimpulkan, Abraham meninggalkan Kanaan sekitar 2100
5\L Hal ini memunculkan problema pada penelusuran periodisasi
sejarah Abraham, Ishaq. Jacob- Penelusuran genealogi keturunan
jacob menunjukkan hal yang membingungkan dan kontradiktif.
Musa dan Harun (Moses and A aroni dikalakan sebagai
keturunan generasi keempat dan anak Jacub yang bernama Levi.
Sedangkan Joshua, vang sezaman dengan Musa dan H a m n, dikata-
kan sebagai keturunan generasi ke-I 2 dan Yusuf (Josephl, anak
Jacab yang lain. '"Ini bukanlah ketidaksesuaian vang (bisa dianggap)
kecil /* tulis Finkelslcin dan Silberman, Albrighl dan koleganya yang
mempercayai tentang kebenaran /aman Abraham pernah mencoba
mencari bukti- bukti seputar kehadiran Abraham dan kawan-kawan
di Kanaan sekitar tahun 21)01) SM. Namun, usaha mi akhirnya gagal.
Zaman kehidupan Abraham berubah-ubah, sesuai penemuan; mulai
pertengahan milenium ke-3 SM menjadi akhir milenium kc l -3; lalu
berubah ke awal milenium ke-2; lalu ke pertengahan milenium kc-2,
dan terakhir ke awal Zaman Besi. Kedua penulis meletakkan pem-
bahasan tentang kesejarahan Abraham dalam subjudul "The Ftiiit'ii
Srnrch far thr Hhtorrnil Abnihtwi'\ ]:i
Bukan hanya Perjanjian Lama vang diaduk-aduk, kajian terha-
dap Teks Perjanjian Baru f The New Tvstmiwnt) juga telah berkembang
pesat di kalangan teolog Kristen, Profesor Bruce M. Metzgen guru
besar bahasa Perjanjian Baru di Princeton Theological Semmanv
menulis beberapa buku tentang toks Perjanjian Baru. Saru bukunya
berjudul The Tc\t of Ih? Nmu Tesfntwnt: tts TmusmissiaH, Comiptiou.
a titi Ri^iomtiou (Oxford University Press, 1985). Dalam bukunya
yang lain, yang berjudul A Tntunl Ccwnanitiin} uu tltt* Grtvk W re
Ttfs/flWi'Jif, (terbitan United Rible Societies, correeted edition tahun
1475), Mctzger menulis di pembukaan bukunya, ia menjelaskan ada
dua kondisi yang selalu dihadapi oleh penafsir Bibit?, yaitu (1) tidak
nilanya dokumen Bible yang original saat ini P dan (2 J bahan-bahan
yang ada pun sekarang mi bermacam-macam, beibeda satu dengan
lainnya.
Bahasa Yunani (Greek) adalah bahasa asal Perjanjian Bani. Me-
lalui bukunya ini, Metzger menunjukkan, rumitnya problem kano-
n i tik asi Teks Bible dalam bahasa Greek, Banyaknya ragam teks dan
manuskrip menyebabkan keragaman teks tidak dapat dihindari.
Hingga kini, ada sekitar $000 manuskrip teks Bible dalam bahasa
1 M>rnd Finkt'Lslpm J*in NltI Ashtr5ilbt.Tm.iN, TIwBtblt UmtirtM' ArchmiD$u\ \ctc VWtfn
vf Am'ti'Ht /inuri rt«J thrOnvjri tff frs? <t\crt'tt Tc\t*. INW' York- TimdisU»iw> 2LKGI. hlm 3>36
Bagian III Tema Tema Invasi Pemikiran 30 1
Greek, yang berbada ?iatu dengan la innya. Cetakan pertama Perjanji-
an Lama bahasa Greek terbit di Basel pati a 1516, disiapkan oleh
Desidenus Erasmus. (Ada yang menyebut tahun 1514 terbit Perjanji-
an Baru edisi Greek di Spanyol). Karena tidak ada manuskrip Greek
yang lengkap, E ras mus menggunakan berbagai versi Bible untuk
melengkapinya. Untuk Kita h Wahyu (Reivhition] misalnya, ia guna-
kan versi Latin susunan Jernme, Vitlgatc. Padahal, teks Latin itu
sendiri memiliki keterbatasan dalam mewakili bahasa Greek. 1 J
Dalam bukunya yan^ lain, Tfw Early Varsions ofllie New 7?sta-
Tfii'iits, Mel/ger mengutip tulisan bumiaUus Fischer. yang berjudul,
Limittitum of Lnt'm i n Rrpjv>i'utiii$ Grtrk, "Walaupun bahasa Latin
secara umum jangat cocok unlnk digunakan dalam pen terjemahan
dari Yunani (Greek), tetap saja ada bagian-bagian tertentu yang tidak
bisa diekspresikan dalam bahana Latin/' 1 ''
Tahun 1519, terbit edisi kedua Teks Bilik- dalam bahasa Yunani
Teks i n digunakan oleh Martin Luther dan William Tyndale untuk
menerjemahkan Bibi c dalam bahasa Jerman (1522) dan Inggris (1525),
Tahun-tahun berikutnya banyak terbil Bible bahasa Yunani vany
berbasis pada teks versi Bvzantine. Antara tahun 1516 sampai 1633
l e r b i t sekitar 160 versi Bible dalam bahasa Yunani. Dalam edisi Yuna-
ni ini dikenal istilah i?xiit< Rt>a*ptu$ yang dipopulerkan oleh Bona-
ventura dan Abraham Elzevier. Namun, edisi ini pun tidak jauh ber-
beda dengan 160 versi lainnya/' 1 Meskipun sekarang telah ada kano-
nifikasi, tetapi menurut Jvtetzgen adalah mungkin unlnk meng-
hadirkan edisi lain dari Perjanjian Baru. 17
Ilerineneutika dan Liberalisasi
Sebenarnya, hermeneutika modern yang dipelopori oleh Fried-
rich Schleiermacher (1768-1834), juga memunculkan persoalan bagi
kalangan Kristen. Sebab, hermeneulika modern menempatkan semua
I -J B m ce M , \ Ji n 1 s.y,rr, A Ti'j 1 1 1 n / Cjk:;? j nc n t a ry ot i thr G n ra ,Vltv 7* ■? lu i «rj f J VJ , ( Si u l£.i rd . LTnit ort
B i L> 1 1 1 !> *i' t l' \i l i s, 1 ^75 L UJ m \ i i i - * \ i I u £,i , \ Vc mt 1 r Gen r^ K u nw . 77; t 1 Nrti ■ Tes tti t j t m t The Hi* la *\} of
^ IHniiZi" M KlvU^L-f, fhf D'7i/ Vrrsiwt* of'thc .Nfri- IrtiamM}*. [0\Uiv&. Clm-Addii Pn»^
N77i, hiin 3<%2-?t>^
Ir Brutv M. Ml-I^lt, l%- C\V0M\ ot .'"i' Ndv TfMnmnf /te Onj/n tVrdejwHTrf. ami Sigrvfi-
iViiV, |Ofcfrin3:CI,m'm.1iiii Pas*, 19S7|, hlm, 273.
Musa dan Ha rim (Moscs and A aron) dikatakan sebagai
keturunan generasi keempat dari anak Jacob vang bernama Lqvl
Sedangkan Joshua, yang sezaman dengan Musa dan I larun, dikata-
kan sebagai keturunan generasi ke- 12 dan Yusuf (Josuphl. anak
Jacob yang lain. "Ini bukanlah ketidaksesuaian yang (bi$a dianggap}
kecil/' tulis Fmkelstein dan Silberman. Atbright dan koleganya \an&
mempercayai tentang kebenaran /aman Abraharn pernah mencoba
mencan bukti-bukti seputar kehadiran Abraharn dan kawan-kawan
di Kanaan sekitar tahun 2000 SM. Namun, usaha ini akhirnya gagak
Zaman kehidupan Abraharn berubah-ubah, sesuai penemuan; mulai
pertengahan milenium ke-3 SM menjadi akhir milenium kc-3; lalu
berubah ke awal milenium ke-2; lalu ke pertengahan milenium ke^2,
dan terakhir ke awal Zaman Besi. Kedua penulis meletakkan pem-
bahasan tentang kesejarahan Abraharn dalam subjudul "TIu* F n i Ini
Si'iirchfnr t lu* Hiatorkai AimihaurP
Bukan hanya Perjanjian Lama yang diaduk-aduk, kajian terha-
dap Teks Perjanjian Baru (Tih* Nt'tv Tesittrttwtf) juga telah berkembang
pesat di kalangan teolog Kristen. Profesor Bruce M. Merger, guru
besar bahasa Perjanjian Baru di Princeton Thcological Soniinary,
menulis beberapa buku tentang teks Perjanjian Baru Satu bukunya
berjudul Tlh* 7?.vf o/ thv Ntfo Ti^tnm^it: Ih Tran>nti$*hn, Corruptfon,
n mi Rcstomlnm (CKford University Press, 1985). Dalam bukunva
yang lain, yang berjudul A Tt'ztuat Cominrufuri/ an thv Girrk jWrt'
Tt'^ttnurut, (terbitan United Hihlo Sncieties, correeted ediUun tahun
1^75). Metzger menulis di pembukaan bukunya, ia menjelaskan ada
dua kondisi yang selalu dihadapi oleh penafsir Bible, yaitu (1) tidak
adanya dokumen Bible \ang ortginal saat ini, dan (2) bahan-bahan
yang ada pun sekarang uu bermacam-macam, beibeda satu dengan
lainnya.
Bahasa Yunani (Greek) adalah bahasa asal Perjanjian Baru. Me-
laku bukunya ini, Metzger menunjukkan, rumitnya problem kano-
mtikasi Teks Bible dalam bahasa Greek. Banyaknya ragam teks dan
manuskrip menyebabkan keragaman teks tidak dapat dihindari.
Hingga kini, ada sekitar 5000 manuskrip teks Bible dalam bahasa
'" Israel FinM*U.'in dan N'eil AshcTS/ilbi'rnLin, Tfrc Btbh' Utuv^vd 1 '\n,%tt r tegu'fi \r^ m Ytinj*
vt A'iiJcnlhritrl mnt tfu'Vngmof IH vr.mf J~ntS. [Nt,-*, WrL Suirchf*UnT4', HW2), lilin ?3-3*
Greek, yang berbeda satn dengan lainnya, Cetakan pertama Perjanji-
an Lama bahasa Greek terbit di Basel pada 1516. disiapkan oleh
Dosiderius Erasmuv (Ada yang menyebut tahun 1514 terbit Perjanji-
an Baru edisi Greek di Spanyol), Karena tidak ada manuskrip Greek
van^ lengkap, Erasmus menggunakan berbagai versi Bible untuk
melengkapinya. L'nhik Kilah Wahyu (Rrvi r tntit>n) misalnya , ia guna-
kan versi Latm susunan J eram e, Vulgatc. Padahal, teks Latin itu
sendiri memiliki keterbatasan dalam mewakili bahasa Greek, N
Dalam bukunya yan^ lain, Tlw Earhj VnsidM of fhi* New Tr$tfr-
Hh'utS; Met/gcr mengutip tulisan Boni la bus Fischer, yang berjudul,
IJmitniiM <>f bit m m Ri*prr$t*uHn$ Gnrk, "Walaupun bahasa Latin
secara umum sangat cocok untuk digunakan dalam pon terjemah a n
dari Yunani (Greek), tetap saja ada bagian-bagian tertentu yang tidak
bisa diekspresikan dalam bahasa Latin/'^
Tabun 1519, terbit edisi kedua Teks Bible dalam bahasa Yunani,
leks in digunakan oleh Marun Lulher dan Wilham Tv n ria le untuk
menerjemahkan Btble dalam bahasa Jerman (1522) dan Inggris (1525).
Tahun- tahun berikutnya banyak terbit Bible bahasa Yunani yang
berbasis pada teks versi Byzantine- Antara tahun 1516 sampai 1633
terbit sekitar 160 versi Bible dalam bahasa Yunani. Dalam edisi Yuna-
ni mi d l kenal istilah Rwtus Ri'ceptu* yang dipopulerkan oleh Bona-
ventura dan Abraham Elzcvicr Namun, edLsi ini pun lidak jauh ber-
beda dengan 160 versi lainnya. 1 " 1 Meskipun sekarang Lelah ada kano-
nifikasi, tetapi menurut Mctzger, adalah mungkin untuk meng-
hadirkan edisi lain dari Perjanjian Baru. 17
Henncru'iitika dan l Jheralisasi
Sebenarnya, hermeneuhka mndem yang dipelopori oleh Fried-
nch Schleiermacher { L7C>S-1S34), juga memunculkan persoalan bagi
kalangan Krislen. Sebab- hermeneutika modem menempatkan semua
[ H liniL'L- M S-I^iy £*■ r, A Tt*\ i i t trf t j n mm ?U\r\i&}i t f u* C m 'k iVrp ■ T& huru*i ?t" t \ St u i&? al V\\\ kti
Bibk? SociL^ie^, l 4 ")> hlm Kili~x\i Ju^a. V\fctflerG«wfl| kumi' t 7lii*.Vr;r TeihHtunil: Ttu* } int$r\f &f
Pu- tewil^tUum tf fs l'ruHtm. (NatfhvilU 1 Abingdon Pn^, 1972)., hlm. 40.
^ Bciu'L' M Mut/^JV 7Vn* Etltlu Vrr$i-i?f)* ofHic .Vir foMwnrk. iCMurd: CUrondoii Press,
1*77^ hlm. 3o2-365.
*" Bh'kC M Mclr/gi 1 !, .\ TfVtM) CW-PMi'Jitorg pn tiwGstrk \nc Tcihimcrif". film. wii-wiv.
1? Brucc M Ml'U^l't, T'fcr G* w» ttf rhf Nhc Trtfifmrttf: J/? Origiif. Devftopment. tmd Si$nifi-
rtw.c, i 0\ f rti\f Cl.* iriuii>n Pmu. N&r^ hlm 271.
jenis teks pada posisi yang sama, tanpa mempcdulikan apakah teks
itu "Divine" ^dari Tuhan) atau tidak, dan tidak lagi mem-pedulikan
adanya otoritas dalam penafsirannya, Som u a teks dilihat sebagai
produk pengarangnya. Penggunaan hermcneutika modern untuk
[iible hisa dilihat sebagai bagian dari upaya liberalisasi di kalangan
Kristen Bagi Schleiermacher, i aktor kondisi dan motif pengarang
sangatlah penting untuk memahami makna suaru teks, di samping
ia k tur gramatikal (tata bahasa), 1 "
Namun, sebelum Schleierimacher H upaya melakukan "liberali-
sasi" dalam interpretasi Bible sudah muncul sejak samari Enlighten-
ment di ahad ke-I 8. The University of Hal lu memainkan peranan
penting dengan memunculkan teolog liberal terkemuka Johann
Solomu Semler ( 1 725-1 791 j. Tara teolog liberal ini memainkan
peranan penting dalam melakukan reapresiasi terhadap "akal ma-
nusia" dan tumbuhnya perlawanan terhadap otoritas yang tidak
masuk akal {unn^oiinNc titi 1 1 ton 1 1/). Semler melakukan pendekatan
radikal terhadap Bible dan sejarah dogma, dengan mengajukan
program henneneutika dan perspektif "shidi kritis sejarah''. Ia me-
ngajukan gagasan transformasi radikal terhadap dasar-dasar henne-
neutika teologis. Interpretasi Bible, kata Som lu n harus dihentikan
dari sekadar upava untuk menverilikasi dogma-dogma tertentu. De-
ngan kata laku interpretasi dogma fi*3 terhadap teks Bible, harus diak-
hiri, dan perlu dimulai saru metode haru yang ia sebut "truly criiical
reading\ f lermeneutika, menurutnya, mencakup banyak hal, seperti
tata bahasa, retorika, logika, sejarah tradisi teks, penerjemahan, dan
kritik terhadap teks. Tugas ulama henneneulika adalah untuk me-
mahami teks sebagaimana dimaksudkan oleh para penulis teks itu
sendiri.' 1 '
fjka dicermati, apa yang dilakukan Semler, Schleiermacher, dan
para teolog liberal lainnya, masih semangat membebaskan diri dari
kungkungan otoritas Gereja yang beratus tahun menyalahgunakan
sewenangnya atas nama 'Tuhan'. Mereka ingin mengembalikan pe-
ngertian teks Bible kepada konteks historis dan kondisi penulisnya,
'■*■ Mircea Fliiidc- u-d) 7^1** Enn/tfaiicrfM offtrligKHK (Chicago F.m*vclopcdid Brildnmr» Iru\
15^ «ditittn).
C WrmrrC Jearuimnd, Thi'oh^tcnl Ht/iticfitmtii'$ Mm !W
Bagian 1IL Tema Tema hvasi Pemikiran 303
terlepas dari kungkungan tradisi Gereja Ortodoks (baik Katolik
maupun Protestan). Karena itu, perkembangan Hermeneutika dalam
tradisi Bibi e di kalangan Barat modern, tidak dapat dipisahkan dari
sejarah trauma peradaban Barat (Eropa) terhadap Gereja, di tambah
lagi banyaknya problematika teks Bible i lu sendin. Perkembangan
tradisi knttk teks dan kajian historisitas Bible telah membuka pintu
lebar-lebar terhadap perkembangan hermeneuHka modern. Metode
interpretasi Bible yang umum disubordmasikan ke dalam prinsip-
prinsip hermeneutika umum. Sebadai satu tek>, Bible memang
memiliki penulis [nuthor). Ban vak teori yang d i kemukakan seputar
penulisan Bible ini. Metode hermeneutika sangat menekankan pada
aspek historisitas dan kondisi penulis teks.
Apatah metode semacam ini bisa diterapkan untuk Al-Qufan?
Untuk menjawabnya, ada dua hal yang perlu ditelaah,
Ptrtanui, perlu dilakukan studi komparasi t antara konsep teks
Al-Quran dan konsep teks Bible. Dan kftlttn, perlu dilakukan kajian
mendalam perbandingan antara sejarah peradaban Islam dan per-
adaban Barat (Kristen -Eropa). Kajian terhadap kedua hal ini dengan
serius akan memberikan jawaban, bahwa ada perbedaan yang men-
dasar antara konsep teks dan perkembangan peradaban [siam dan
Barat. Seyogyanya ini disadari, sehingga tidak terjadi sikap latah,
seperti buih, mengikuti komana sa\a arah angin bertiup.
Pn>(- Dr, Wan Mohd Nor Wan Daud, dari International Institute
ol LUaimc Thought and Gvrlization (I STAC) menilai, bahwa metode
tafsir Al-Qur\m "benar-benar tidak identik dengan hermeneutika
Yunani, )\if^ tidak identik dengan hermeneutika Kristen, dan tidak
juga sama dengan ilmu interpretasi kitab suci dari kultur dan agama
lain." Ilmu Tafsir AI-Quran merupakan dmu asas yang dia tasnya
dibangun keseluruhan struktur, tujuan, pengertian pandangan dan
kebudayaan agama Islam. Itulah sebabnya mengapa al-Tabari (wafat
92? M) menganggap ilmu tafsir sebagai yang terpenting dibanding
dengan seluruh pengetahuan dan ilmu. Ini adalah ilmu yang diper-
gunakan umat Islam unhik memahami pengertian dan ajaran Kitab
suci Al-Qur*an, hukum-hukumnya dan hikmah-hikmahnya. Prof.
Wan juga mengkritik dosen pembimbingnya sendin di Chicago Uni-
versity, yaitu Prof, Fazlur Rahman, yang mengaplikasikan herme-
neulika untuk menafsirkan ayat-ayat Al-Qur*an. Kata Prof. Wan,
"Konsekuensi dari pendekatan hermenentika ke atas sistem
epistemologi Islam termasuk segi perundangamiya sangatlah
besai 4 dan say«1 pikir agak berbahawi. Yang paling utama saya
kira ialah penolakannya terhadap penafsiran vang finat dalam
sesuatu masalah, bis kafi hanva masalah agama dan akhlak,
malah juga masalah-masalah keilmuan lainnya» Keadaan ini
dapat menimbulkan kekacauan nilai, akhlak dan ilmu pengeta-
huan; dapat memisahkan hubungan aksiologi antar generasi,
antar agama dan kelompok manusia Hermeneuhka tekK-taks
agama Barat bermula dengan masalah besar: 1 } ketidakyakinan
tentang kesahihan teks-teks tersebut oleh para ahli dalam
bidang itu sejak dan aival karena tidak adanya bukti materil
teks-teks vang paling awal, 2) tidak adanva laporan-laporan
tentang tafsiran vang Lio tuh di terima umum, yakni ketiadaan
tradisi vuitawatir dan ijuia, dan 3) tidak adanya sekelompok
manusia yang menghalal teks-teks yang telah hilang Uu. Ketiga
masalah ini tidak terjadi dalam sejarah Islam, khususnya de-
ngan Al-Qur\m, Jika kita mengadopsi satu kaidah ilmiah tanpa
mempertimbangkan latar-helakang sejarahnya, maka kita akan
mengalami kerugian besar. Sebab kila akan meninggalkan
metode kita sendiri yang telah begitu sukses membantu kita
memahami sumber-sumber agama kita dan juga telah mem-
bantu kita menciptakan peradaban m ternasional vang unggul
dan lama."-*'
Aplikasi Hermenenlika: Kasus Nasr Haniid Abu Zayd
Untuk memperjelas dampak hermeneutika saat diterapkan da-
lam studi Al-Qur l an, adalah menarik untuk mengkaji pemikiran
SNJasr Hamid Abu Zayd, vang dikenal dengan konsep *V\UQur\m
sebagai produk budava" [uiunUi] tsafjtifi). Sebagai hermenet (peng-
aplikasi hcrtneneutika), maka Abu Zayd perlu melakukan reposisi
dan dekonstruksi terhadap konsep Al-Qur an sebagai 'Kalam Allah"
yang la fa /h dan maknanya dan Allah swL. Mainun, jika dicermati.
■& I ihnt, virtik. t Pstd. Wan Wkihd Niw Wan Dand di Majalah htouri* k%U>\ L. IfthiMi MtiJ
dan wnwniuvira Jtii^an boiiflu di ftiAjfl1*h V^nw -Jnu pacib. i-disi 2, laftini JlHM. ftujuTn
kt^nprL-hL-itsil lunUiv^ hvmvfiieutikii dapaJ dtaim*ik pudii f*/tf»nii ixJki i dan 2 u-rtiohutj
kajian Abu Zayd j u gci mengadopsi dan menjiplak konsep dan meto-
dologi ynng telah berkembang dalam tradisi Kristen, khususnya
tradisi kritik ti^ks Biblc-
Dalam tradisi Kristen, studi tentang kritik Bibie dan kritik teks
Bible memang telah berkembang pesat. Dr. Emosi C. Cohvell, dari
Sehobi o f Theology Claremont, misalnya, selama 30 tabun menekuni
studi ini. dan menulis satu buku berjudul "Sindir* frr MethoihJog]/ h\
Tertuai Crititism vu t)h* New Te^lntemeut". Buku-buku karya Prof.
Bruze M. Mctzger, guru besar The Ni'ir le^tnnicul di Princeton Theo-
lugical Seminary, menunjukkan, bagaimana kuatnya tradisi kajian
kritis terhadap teks Bibie. Juga, VVerner Georg Kume, dalam buku-
nya Th\> Neie [eshuneut: The Hfctoty oj the Uwestlgation of tk Problem,
(Nashyille: Abingdnn Press, 1972). Oxfoni Coucise Dfctktiiant o/ the
Christmn Churrh" {Oxford University Press, l L )9h) menulis tentang
critical study ot the Bibie' yang berkembang pesat abad ke**! 9,
"Ia muncul dan keyakian bahwa tulisan kuno haruslah diinter-
pretasikan sesuai perspektif historisnya dan terkait dengan
berbagai kondisi dari komposisi kalimatnya serta makna dan
tujuannya bagi si penulis dan para pembaca pertamanya,"
Regina 1 d H- Fuller, dabm bukunya berjudul A Crihcal Inirodu-
etion to the New TtKtmntnit, (London: Gerald Duckworth & Co Lld,
1979), menulis,
''Itulah mengapa jika kita hendak memahami apa yang dimak-
sud teks-teks Perjanjian Baru sesuai maksud para penulisnya
ketika pertama kali ditulis,, kita lurus terlebih dulu memahami
situasi historis pada saat ia ditulis pertama kali/'
Fenomena dalam tradisi Kristen itu sangat berbeda dengan apa
yang teqndi dalam tradisi Islam. Kaum Muslim, sepanjang sejarah-
nya, tidak pernah menggugat atau mempersoalkan otenhsitas teks
Al-Qur\in. Kaum Muslim yakin, bahwa Al-Qur\in adalah— /rt/z/jfn r
w; mi\ f vim [baik lata/h maupun maknanya)— dari Allah swt. Al-
Qur'an telah tercatat dengan baik sejak masa Nabi Muhammad saw..
Catatan AhQur"an berbeda dengan abHadits. Bahkan, untuk men-
jaga otentisitas dan kemurnian Al-Qur an, Nabi Muhammad saw.
pernah menyatakan, "Jniignn tulis ap& pun ]/mi$ berusa f duriku kcaaiH
At-Qur'ait t dan siapa pun t/i?n$ telah menulis dan ku selain A!-Qitrau,
hvnddklfth in menghapusnya." n
Ada sebagian ka Inrtgari yang dengan gegabah mencoba menya-
makan antara problema tek_s Bible dengan AI-Qur'an, Padahal, Bible
{TIu* Nt'zc Tttitftuhwi) ditulis antara tahun 60-90 M, atau sekitar 30-60
tahun setelah masa Jesus. Karena itulah, maka masalah otentisitas
tek^ Bible selalu menjadi perbincangan hangat di kalangan Kristen.
Begitu juga bangunan teologis di atasnya. Ketika terjadi perdebatan
tentang film "Tln* Pnssion oftheCtimf" karya Mei Gibson, Paus me-
nyatakan film itu sebagai "/f s ns ii was", karena cerita n va memang
banyak merujuk pada Perjanjian Bani. Namun, majalah Nt'W>nwk
edisi lb Februari 2004 menulis, justru Bible itu sendiri yang boleh
jadi merupakan sumber cerita yang problematis."
Salah satu doktrin pokok dalam teologi Kristen adalah cerita
tentang penyaliban dan kebangkitan jesus. Namun, justru di sinilah
terjadi perdebatan seru di kalangan teolog Kristen. Seorang profesor
Bible, U>hn Dominic Crossan, dalam bukunya, Wlm Kiticd /tsiis?,
menulis, cerita tentang kubur jesus yang kosong adalah "satu cerita
tentang Kebangkitan dan bukan kebangkitan itu sendiri", Cerita ten-
tang Jesus, seperti tertera dalam Bible, menurut Cros,san, disusun
sesuai dengan kepentingan misi Kristen ketika ihi. Termasuk cerita
seputar penyaliban dan kebangkitan Jesus. Itulah yang dibuktikan
uleh Crossan melalui bukunya tersebut 31
Karena itulah, secara prinsip, teks Al-Qur*an tidak mengalami
problema sebagaimana problema teks Bible. Norma n Daniel dalam
bukunya, Islam and Tlw West: The Makingafan Image, menegaskan,
-I Makna Kadi K mi lelah bamak dibahas paLar hadilli Imam Rukhan memata kan,
bahwa ilu adalah ungkapan pribadi Abu Sa id abkhudri, kawud bertentangan dongan bonyok
hadits I aum ya liisa [Li^ di pai u j n i, bdtma iardii^jn Natu tersebut bersilat khuM,i«*. d a lap n
kimdisj akui untuk tv^ng tertentu» *ctiab pada sa^r vanp sama \ T abi )U%fl nvgcmrrm Kalikan pen<
catatan tentui p berbadai hal *epcrii surat^Lira! beliau kepada sejurtiUh kepib negara B 10
iadi r van^ dilarang adalah moncaiaJ At^Our an dan hadits di tempat van£ sama. Lihai: M N f
VsJiamL Stititus 11 Eiffy HfUUth UtrriituTc, (Kita la Lumpur fctanuc Book Trusi 2000 1, h I m 21-24
^ Da I j m d u k tr i 11 Kri.sl l-ii d ika ta kd n f " T t u* i ritoft ■ Bibi? 1* gt i W J iuj f >t*f*t m i to tJ c t C 0t1 ' Pa I a r 1 1
1 Kb>rmlhu5 2 13, disebutkan, Pimlusmcnguirapkiin kuta-kdta ya n j; J ujarkan ulen Rnh Kutiuft
Lihat*. Louis Bcrkhof. A Summtry &t Cbri^htm Ck^tnnr. {London The Banner o( Truth Trusi r
WSj.hJm 1M7
23 Lihat [ohn Donuruc Crossan, \\'ha kiilcrf Jcsii* (New York; Ha rperC o U ins Publisher?*,
!V95) t hlm 21*^217
"Al-Quran tidak ada vang sepadan dengannya di luar Islam
f The Quran ha* no pamlrf ouishie telaui)." 14 Di kalangan Kristen, hanya
kelompok Lnnd amen t alis saja yang masih mempercayai bahwa Bibit?
adalah kata-kata Uihan (dei ivrbunt). 15
Tampaknya, kalangan ]iemuka dan cendekiawan Kristen men-
jadi resah, mengapa kajian kritis tentang Teks Bible itu begitu ber-
kembang, sementara Kitab Suci AJ-Qur\m masih tetap diyakini kaum
Muslim sebagai Kalam Allah V'ang suci, Berdasarkan informasi dari
AbQur an, setiap Muslim yakin bahwa tokoh-tokoh Yahudi dan
Nasrani, telah mengubah-ubah kitab suci mereka, sehingga menjadi
tidak suci Lagi. Maka, kemudian, muncul dorongan kuatdi kalangan
orientalis- misionaris untuk menempatkan posisi Al-Qur\m, sama
dengan posisi Bible.
Pada tahun 1927 H Alphonse Mingana, pendeta Kristen asal Iraq
dan guru besar di Universitas Birmingharn Inggris, menyatakan,
'Sudah [iba saatnya untuk melakukan kritik teks terhadap Al-
Qui an sebagaimana telati kita lakukan terhadap kitab suci Yahudi
yang berbahasa rbrani-Arami dan kitab suci Kristen yang berbahasa
Yunani."- 11 Canon Sel! (1839-1932), seorang misionaris Kristen di
Madras, India, sudah lama menyarankan agar kajian kriUs-historis
terhadap Al-CJur'an dilakukan dengan menggunakan metodologi
kritik Injil (Bihlicnl Crhkism). Sell sendiri, dalam karyanya HistoricaI
Dr^i'lojiuicni of the Qur\ui sudah menggunakan metodologi hi^lirr
criticum, untuk mengkaji historisitas AJ-Qur s an/ ;
Setelah ilu, berbondong-bondonglah orientalis yang melaku-
kan kajian kritis terhadap teks Al~QLir\m, sebagaimana sudah terja-
di pada Bible. Menurut mereka, bukankah Al-Qur\in juga sebuah
"teks" vang tidak berbeda dengan "teks Bible". Toby Lester dalam
The Aihmiic Mon t h l y, Januari 1999, mengutip pendapat Gerd R. Joseph
Puin, seorang orientalis pengkaji Al-Qur\in, vang menyarankan
perluma ditekankan soal aspek kesejarahan Al-Qur v an. Katanya,
- * \ : l> mi a n Da ii i d J s/f m t ii titi The HV.s i The A f f t* j f i£ ofnnl n litgc. i Ox f o rd : O n c w o t Id P 1 1 b 1 i c a -
lmn> W7) L hinu 53.
1Z - Hiins Kun£ r "tVJmi I> Triw Rt'htpnn?" dalam Leonard Swidk-r (ed), Toiiwrfi a lliiiversiil
Thcol^u of Reir^n, (New Ynrk: Orbis Ronk, l^S/l, hlm, 200-201.
2h 1 ih.it artikdnvfl d a fa m Baiki; tt ofthc John Rytftfitis library (Matichester, 1927) XI: 77.
2 "C"iinnn 5dl, Sturfie? m l--/ii/?j (Delhi- \l. R PuMishirift Corporalioii, \985).
"Begitu banyak u mal Islami yang meyakini bahwa semua y#mg
ada dianlara dua sampul Qufan benar-benar merupakan kata-
kata Tuhan yang tak ada bandingannya. Mereka (para cende-
kiawan) suka mengutip karva-karya tekstual vang menunjuk-
kan bahwa Biblc punya sejarah dan bukannya jatuh langsung
dari langit, namun sampai sekarang Qur an masih belum ter-
sentuh diskusi ini. Satu-satunya cara untuk mendobrak tembok
ini adalah dengan membuktikan bahwa Qur'an (Liga punva
sejarah."
Di samping merujuk kepada sederet orientalis, Lester juga me-
nyatakan kegembiraan n\'a bahwa di dunia Islam, sejumlah orang
telah melakukan usaha "revisi" terhadap paham tentang teks Al-
Quran sebagai kalam Allah Diantaranya, ia menyebut nama Nasi'
Kamid Abu Zayd, Mahammed Arkoun, dari beberapa lainnya.
MichaclCook, dalam bukunya, TIw Kornn: A Vny Shori tutrfltfuc-
hon f (2000:44), mengutip pendapat Nasr Ha mi d -vang dia tulis sebagai
n Mualim srti//flr/s*f"teritai\g AhQur'an sebagai produk budaya,
"jika teks (A!-Qur an) merupakan pesan yang dikirim unruk
bangsa Arab pada abad ketujuh, maka teks itu perlu diformu-
lasikan dengan cara yang tentu saja harus sesuai dengan aspek-
aspek bahasa dan budaya yang khas Arab pada masa itu. Maka
A]-Qur'an lerhenluk dengan latar belakang manusia. Jadi ia
merupakan sebuah produk buth\ji7-scbi\ish istilah yang diguna-
kan Abu Zayd beberapa kati, dan digarisbawahi uleh Mahka-
mah Kasasi ketika memvonisnya sebagai seorang kafir/' 1
Menyimak sejumlah b Liku Abu Zayd, dengan m Lidah dapat di-
baca ia begitu menaruh perhatian pada aspek "Lek^" ^uish, khnlwh).
la katakan, misalnya, bahwa peradaban Arab Islam Adalah 'peradab-
an teks H (Iwdlinrnh al-na*h)„ Maka, ia lulis buku-buku vang mengupas
persoalan teks dan kritik terhadapnya, seperti Mnfhtim nl-Nnfih Dtrn-
&ihfi Llhtm AI~Qur'im dan Nntjd ftl-Kiiitltith iU-DiuIr*
- s K-ndapiit U«Mor Jc»n Cwk dikutip dari buku TlicHhtotyv/ti\r-Qu* "ii^ir Tut Fuun fln«-
CUl\m\ iC CO'tnjUhWon A Coiv^ralny S/rnty iviUl hhr Ohi iUld \i'[i* Itfittnuiil kurva M%\*crah\
A Vhiimi [\ olasicr UK1*t»micAcndciny-20U3L hlm 8-y
- 4 Nanr l-famui Abu 2\iki P Mafhum rJi .Vn*/j Dtfii&tfi f\ 'Uiuttr Ai Q"> m\ 'Brtrut jil-MiirLn/
Bl"Thnqaiiy al Amin, 1994), hlm Q.
Dalam melakukan kajian terhadap Al-Qur~an, di samping me-
rujuk kepada pendapat-pendapat Mu'tazilah, Ah u Zayd banyak
menggunakan metode hcrmenctihka- Sebagai seorang hermenot,
maka tahap terpenting dalam melakukan kajian terhadap makna
leks, adalah melakukan analisis terhadap corak teks itu sendin. Ia
harus mendefinisikan apa itu "teks". Dengan itulah* dapat diketahui
kondisi pengarang teks tersebut UntLik Bible, ha J ini tidak terlalu
menjadi m a salai u sebab semua Kitab dalam Bible memang ada pe-
ngarangnya. Tetapi, bagaimana untuk Al-Quran; apakah ada yang
disebut sebagai pengarang Al-Qur an? Tokoh hermeneuhka modern,
Fricdrich Schleiermaeher (1768-1834), merumuskan teori hermeneu-
tikan ya dengan berdadarkan pada analisis terhadap pengertian tata
bahasa dan kondisi (sosial, budaya, kejiwaan) pengarangnya. Am-
lisis terhadap faktor pengarang dan kundisi lingkungannya ini
sangat penting untuk memahami makna sua t u teks
Dl sinilah Abu Zayd kemudian tampil "cerdik 1 , dengan menem-
pa Ikan NJabi Muhammad saw,- penerima wahyu— pada posisi se-
macam "pengarang" Al -Qu r' an. Ia menulis dalam bukunya, Mnjlium
ftl-frn^lt, bahwa AbQur"an diturunkan melalui Malaikat Jibril kepada
>curang Muhammad yang manusia. Bahwa, Muhammad, sebagai
penerima pertama, sekaligus penyampai teks ada Sah bagian dan
realitas dan masyarakat Ia adalah buah dan produk dan masyara-
katnya, la Liutitnth dan berkembang di Mekah sebagai anak yatim,
dididik dalam suku Bani Sa a d sebagaimana anak-anak sebayanya
di perkampungan buduk Dengan demikian, kata Abu Zayd, mem-
bahas Muhammad sebagai penerima tek*> pertama, berarti tidak
membicarakannya sebagai penerima pasi/, Membicarakan dia ber-
arti membicarakan seorang manusia yang dalam dirinya terhadap
harapan-harapan masyarakat yang terkail dengannya- Intinya,
Muhammad adalah bagian dan wsial budaya, dan sejarah
masyarakatnya.*
"1 c n tang konsep wahyu dan Muhammad versi Abu Zavd dan
sejenisnya ini, ditulis dalam buku Nd<r Hmnkf Abt\ Ziiul Kritik Tck>
Kctitfimtitm (2003:70),
1 N?-r HAittkl Ahu /aul, Mtfliuw jf-frasJi Mm 5tf, r»^
"Mereka memandang Al-Qur an— setidaknya sampai pada
tingkat perkataan— bukanlah teks yang imun dari langit (surga)
dalam bentuk kata-kata a ktua [--sebagaimana pernyataan klasik
yang masih dipegang berbagai kalangan-, tetapi merupakan
spirit wahyu yang disaring melalui Muhammad dan sekaligus
diekspresikan dalam tapal batas m tolok dan kemampuan
linguistiknya/'
Dengan definisi seperti itu, jelas bahwa Nabi Muhammad sau\
diposisikan Nasr 1 lamid >ebagai semacam "pengarang" Al-Qur an L
Artinya, redaksi Al-Qur % an adalah versi Nabi Muhammad sa;v,.
Karena beliau dikatakan hanva menerima wahyu dalam bentuk
inspirasi, Nabi Muhammad saw,, sebagai seorang 'tiunmij, dikatakan
bukanlah penerima pasif wahyu, tetapi juga mengolah redaksi Ab
Qur"an, sesuai kondisinya sebagai manusia biasa vang dipengaruhi
oleh budayanya- Konsep Abu Zayd yang menyatakan bahwa teks
Al-Qnr*an sebagai 'spini wahyu dari Tuhan' begitu identik dengan
konsep teks Bible, bahwa "Tlh* wholc BihW w ghw b\j impiratiou o/
God'\ Dan pandangan seperti ini, akan berujung pada apa yang
banyak dilakukan oleh orientalis generasi-generasi awal yang me-
nyebut agama Islam sebagai "agama Muhammad", dan hukum
Islam disebut sebagai "Mohammedan Law" ( umat Islam disebut
sebagai "Mohammedan". Penganut konsep Qur'an versi Abu Zavd
ini biasanya tidak mau menyatakan, "Allah berfirman dalam Ah
Quf an/', sebab mereka menganggap A!-Qur\in adalah kata-kata
Muhammad. Atau, Al-Qur a n ada Uh karya bersama antara Mu-
hammad dengan Tuhannya- (1
Pendapat Abu Zayd dan kalangan dekontsruksionis ini me-
mang berusaha menjebol konsep dasar tentang Al-Qur'an yang
selama ini diyakini kaum Muslimin, bahwa Al-Qur\in ; baik makna
maupun lafazh-nya adalah dari Allah. Dalam konsepsi Isiam r Nabi
Muhammad saw hanyalah sekadar menyampaikan, dan tidak meng-
apresiasi atau mengolah wahyu yang diterimanya, untuk kemudian
11 Dalam iampuJ liuku M&ffium rtl-Nti^h fdLsi terjemahan bahasa Indonya. JiUiJiv TV-
riftah pembongkaran ini, kajian ateis Al-QuT'an menjadi stcnakln menarik meran^an^ per-
debatan ini melahirkan kuiirt/p baru rang nidikal terhadap rk*.j*l*nM Ai-QurVn "
Bagian Uh Tema Tema Invasi Pemikiran 31 1
disampaikan kepada umatnya, sesuai dengan interpretasinya yang
dipengaruhi oleh kondisi kejiwaan, sosial, dan budaya, setempat dan
seketika itu. Posisi beliau saw. dalam menerima dan menyampaikan
al-Wahvu memang pasif, hanya sebagai "penyampai" apa-apa yang
diwahyukan kepadanya- Beliau tidak menambah dan mengurangi
apa-apa yang disampaikan Allah kepada belian melalui Malaikat
jihnk Beliau pun terjaga dari segala kesalahan, karena beliau ma'-
Sh tirai. Al-Quran menyebutkan,
"Dciu dta { Muhammad suwj tidak menyampaikan se%xarfu l kvcuah idttri)
wahyu yang diwahyukan kepadanya" (an-Najm: 3)
Muhammad saw. memang seorang manusia biasa, tetapi beliau
berbeda dengan manusia lainnya, karena beliau menerima al-Wahyu
(Fush.shilaLb). Bahkan, dalam surah al-Haaqqah ayat 44-46, Allah
memberikan ancaman kepada Nabi Muhammad saw.,
"Sfmtflmnyn dtrt {Muhammad) mengada-adakan sebagian pt^kutaan
atas {nama) Kamit nisinya Kanu pegang dia pada {angan kanannya > kemudian
henar-henar Kami potong aral tali jaittungnyn?
Dalam keyakinan Muslim selama ini, Nabi Muhammad saw.
hanyalah sebagai penyampai wahyu. Teks-teks Al-Qur v an memang
dalam bahasa Arab dan beberapa d i antaran y a berbicara tentang
budaya ketika itu. Tetapi, Al-Qur\in tidak tunduk pada budaya. Al-
Qur"an justru merombak budaya Arab dan membangun sesuatu
pola pemikiran dan peradaban baru, istilah-istilah yang dibawa Al-
Qur an, meskipun dalam bahasa Arab, tetapi membawa makna baru,
yang berbeda dengan yang dipahami kaum Musyrikin Arab waktu
itu. Bahkan, Al-Qur % an datang dengan konsep-konsep yang disim-
bolkan dengan istilah-istilah tertentu yang berbeda maknanya
dengan vang dipahami kaum jahiliyah ketika itu.
Banyak cerita yang menunjukkan bagaimana tokoh-tokoh
Musyrikin Arab begitu terpesona dengan keindahan dan keluar-
biasaan gaya bahasa Al -Qu r' a n, sehingga mereka menyatakan, bah-
wa mereka belum pernah mendengar hal serupa sebelumnya.
Karena itu, mereka kemudian menuduh Muhammad saw. sebagai
'penyihir' atau 'penyair'. Banyak hadits Nabi yang menyebutkan,
bahwa setiap tahun, Malaikat Jibril membacakan Al-Qur\*m kepada
Nabi Muhammad saw. Menjelang wafel beliau, Malaikat Jibril da-
tang dua kalr dalam setahun. Dalam hadits-h*ldil5 itu d isebutkan
Malaikat Jibril dan Nah i Muhammad sa w. membaca Al-Qitr J -A.n
secara bergantian. 1J
Dengan menempatkan posisi Muhammad saw. fc*fc»ag4i "penga-
rang* AI-Qur*an dan menvgblit Al-Qur an sebadai cultttrnl pwduct,
maka sebenarnya Abu Zavd Lelah melepaskan Al-Qur*an dari po-
sisinya sebagai kalam Allah yang suci, yang maknanya k ha m dan
Nabi Muhammad saw, adalah yang paling memahami makna ayat-
ayat A]-Qur an. Makna Al*Qur a n tidak bisa dilepaskan begitu saja
dan pemahaman yang diberikan Nabi Muhammad saw\ Tetapi, Abu
Zavd menekankan, bahwa tetes, apa pun bentuknya, adalah produk
budaya.. Teks-teks Al-Qur l ar* terbentuk dalam realitas i.\^n budaya
selama kurun lebih dari 20 tahun. Al-Qur an jelas menggunakan
bahasa Arab, dan tidaklah mungkin berbicara tentang bahasa ter-
lepas dari realitas masyarakat dan budayanya. Dengan demikian,
tidaklah mungkin berbicara tentang teks Al-Qur\in terlepas dari
rcaliatasdan budaya masyarakat Arab ketika itu u
Pendapat Abu Zayd ini berdampak kemudian pada metode
penaksiran Al-Qur*an yang dta ajukan, yang menggunakan pen-
dekatan histnnsitas-budava. Padahal ketika kajian historisitas ini
digunakan, maka seseorang juga akan dipengaruhi oleh pandangan,
metode, atau ideologinya. Metode dan pula pikir apa ^ 1n g diguna-
kan untuk memahami sejarah? Marxiskah? Kapitaliskah? Ciamiskah?
Ntetnde historisitas juga sulit menghindarkan diri dari subjektivitas-
Sebab ketika seorang mengaplikasikan metode ini, la akan tar paksa
memilih sebagian fakta sejarah dan meninggalkan lak La- fakta lain-
nya. Seorang sejarawan tidak mungkin menampilkan semua fakta
sejarah,
Metode penafsiran Abu Zayd yang melepaskan posisi l eks Al*
Qur a n sebagat 'Kalam Allah' dapat dilihat Liari kritikannya Icr-
hadap metode tafsir Ahlus Sunnah, dengan menyimpulkan: {])
Tafsir yang benar menurut Ahlus Sunnah, dulu dan sekarang ada-
lah tafsir yang didasarkan pada otoritas ulama terdahulu, (2}
Kekeliruan yang mendasar pada sikap Ahlus Sun n ah, dulu dan
;2 MuvlatJ A /anu, Tftr N&lcty vt thf Qfrr tatn Tfit htm 32,
^ Na*r t kimi J Abu Za\d, Mttfkum *hS 4 mii. hlm 24
sekarang adalah usaha mereka mengaitkan "makna teks" dan \iala-
/rt/f-nya' dongan masa kenabian, risalah, dan turunnya wahyu. Ini,
menurut Abu Zayd, bukan saja kesalahan "pemahaman", tetapi juga
merupakan ekspresi sikap ideologisnya terhadap realitas— waiu
sikap yang bersadai pada keterbelakangan, anri kemajuan dan anh-
progresivitas. Oleh karena ilu kaum Ahlus Sunnah menyusun sum-
ber-sumber utama penafsiran Al-Qur"nn pada empat hai: penjelasan
Rasulullah saw., para sahabat, para Lahi'in, dan terakhir yaitn tafsir
bahasa. ;J
Benar kali Ah lu Swntah mendukung keterbelakangan dan anti-
kemajuan, seperti klaim Abu Zayd? Pendapat Abu Zayd .seperti itu
tentu saja bukan pen dapat ilmiah yang didukung oleh data-data
yan£ kuat. Apakah ^alah jika kaum Ahlus Sunnah berpikir bahwa
sebagai penerima wahyu, tentu Rasulullah saw. adalah vang paling
pahajn terhadap makna teks Al-Qur"an? Jika bukan Rasul saw. yang
paling tahu, lalu siapa Vting paling memahami makna wahyu ter-
sebut? Selama ralnisan tahun, kaum Muslim mengalami zaman ke-
emasan dan mencapai kemajuan di berbagai bidang justru ketika
mereka menganut pola pemahaman Ahlus Sunnah. Upaya untuk
meruntuhkan konsep Ahlus Sunnah dilakukan Nasr l lamid dengan
menverang sejumlah tokoh utamanya, seperti Imam Syal j" i, al-
Ghazali, dan Asy'ari.
Hujatan-hujatan yang jauh dan standar ilmiah dari Nasr 1 lamid
dapat diJ i ha t dalam Serangannya terhadap para ulama Islam itu.
Misalnya, kritiknya terhadap al-Gha^ali r ( ] ) "Dalam konsep ini, tam-
pak ambisi al-Gh a/a h untuk mempertahankan sistem sosial yang
ada (>tntu$ \]uo) selama sistem ini merupakan satu-satunva sistem
vang mampu menjamin keselamatan ahli akhirat/' (2) "Cukup di-
katakan bahWa konsep-konsep a KJ h azali seluruhnya, meskipun
setelah itu diterima secara luas, bertentangan dengan tujuan-tujuan
dasar wahyu sekaligus syariat..,. Di sini kami cukup mengatakan
bahwa salah satn sebab vang menjadikan masyhur, terletak pada
dualisme sistem pemikiran yang dilontarkan al-Ghazali pada satu
sisi ia menyuguhkan kepada masyarakat awam sarana keselamatan
melalui suluk menuju akhirat, dan pada sisi lain menyuguhkan ke-
u Ni*f I bmiJ ASu ZjilI, SUflnon tf-Aforfr htm 221-223
pada kelompok donilftan~para penguasa dan raja-idtfedogi sistem
Asy arian dengan segala sistem pembenaran dan sinkntisismenya/' ""
Jadi, ketika konsep teks Al-Qur\in dibongkar, dan dilepaskan
dari posisinya sebagai 'kalam A Nah' maka Al~Qur a n akan diperla-
kukan sebagai "teks bahasa'' dan "produk budaya", sehingga bisa
dipahami melalui kajian historisitas, tanpa memperhatikan bagai-
mana Rasul Allah dan para sahabat beliau mengartikan atau meng-
aplikasikan makna ayat-ayat Al-Qur\m dalam kehidupan mereka.
Dengan pembongkaran konsep Al-Qur"an sebagai "Kalam Allah' ini,
maka barulah metode hormeneuttka liberal mungkin digunakan tm-
I u k memahami Al-Qur an. Metode ini memungkinkan penafsiran
Al-Qur an menjadi bias dan disesuaikan dengan tuntutan nilai-nilai
budaya yang sedang dominan saat ini (Barat).
Sebagian kalangan memuja Nasr Hamid secara berlebihan, de-
ngan menempatkannya pada posisi 'mujtahid' atau 'mujaddid' baru.,
yang seolah-olah telah berhasil menggusur metode Imamal-Asv'an,
ai-Syafi'i, al-Ghazali, dan la m -lain. Buku-bukunya diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia, tanpa kritik yang memadai Pendukung-
nya berjubel dan ironisnya terkadang tetap mengatasnamakan diri
mereka sebagai "Ahlus Sunnah". Padahal, N'asr Hamid sendiri
menghujat habis-habisan metode penafsiran Al-Qur'an versi Ahlus
Sunnah dan lebih menyukai metode Mu' Lazila h- meskipun nanti
terbukti, konsep Qur' arinya pun sangat jauh menyimpang dari kon-
sep Mu'tazilah. k '
Sebagaimana disinggung pada bagian terdahulu, jika ditelaah
lebih jauh, upaya-upaya untuk meruntuhkan atau membongkar
konsep AJ-Qur'an yang dilakukan para orientalis dan para pendu-
kungnya, juga dilatarbelakangi oleh problema yang dihadapi kaum
Kristen -Yahudi dalam soal otentisilas teks Kitab agama mereka, yaitu
Bible, Itulah vang terjadi pada Bible. sehingga banyak pakar mereka
yang berpendapat., mungkin sekali untuk menghadirkan Bible alter-
natif. Ini tentu sangat berbeda dengan kondisi Al-Qur\m al-Karim.
"^ Nnsr T Ititnid, TrhlutJiitm Al Qj/r mi iilm. 3h2, 374
** Di sampul buku Mafaitm til-Nn<h t^disi Icr jamahan Indarwsb JiLuJL^; "BiAu ini merupa-
kan MiJiili *aUj ^avrtp pftiiflEsifttrL radikal yitt\g mriinLik Al-Qm n n didekati %fcxm dil^matif-
ideologis Sebap.aj saJi^gahaiinva, penulis mrlakuLm penibai^kiiraii alas Kotist^p Tuks itan
Wah\ u nirhlni mr. j t*xl.' anfllL*^ k'ks "
Bagran III Tema Tema Invasi Pemikiran 3 1 5
Ajaibnya, selelah para orientalis dan misionaris Kristen-Yahudi mu-
lai kelelahan dalam menyerang Al-Qur % ait justru dari kalangan
Muslim sendiri, muncul cendekiawan yang melanjutkan proyek-
proyek mereka.
Perjalanan hidup Abu Zayd menunjukkan, La memang mene-
kuni sastra Arab- Tahun 1972, ia menjadi asislen dosen di Jurusan
Bahasa Arah Fakultas Sastra Universitas Kairo. Pada tahun 1975-
1977, ia mendapat bantuan beasiswa dari Tik' Ford Futitulafion untuk
studi di Universitas Amerika Kairo. Lalu, tahun 1978-1979 ia belajar
di Universitas Pennsylvania, Philadelphia USA, Namun, dengan
cerdik ia mencoba menghilangkan jejak pengaruh Barat itu dalam
beberapa karyanya, dengan merujuk kepada sumber-sumber klasik
Islam. Ini menyebabkan banyak vang menyangka bahwa kajian teks
A l-Q u r* an versi Abu 7.avd adalah berangka! dari tradisi Islam.
Sebagaimana imbauan Mingana dan banyak tokoh orientalis
terdahulu, kajian terhadap AbQur'an juga tidak berhenti. Banyak
corak dan molif dalam kajian itu. Sebagian d ia n tara mereka ada saja
yang terus berusaha membongkar konsep-konsep dasar AJ-Qur\in.
Salah salu yang menghebohkan, misalnya, kajian yang dilakukan
Christnph Luxenberg (nama samaran} vang tahun 2003 meluncur-
kan bukunya berjudul Dic Syw-mvmmsche Lwart iiw Koran: Ein Bei-
trag zitr Ent^hluesselung der Korait^pracSw, (Das Arabisdic Buch, 2000),
Buku ini banyak menarik perhatian mayarakat Muslim, menyusul
publikasinya oleh beberapa media massa. Mulanya, hlcWKKrk edisi
28 Juli 2003, melansir tulisan berjudul "ClwUfmging Ihc Qur T an".
Artikel yang ditulis Stefan Theil itu kemudian memicu kontroversi
dan akhirnya majalah itu dilarang beredar di Pakistan. Dj Indonesia,
masalah ini menjadi ramai, setelah majalah GATRA menampilkan-
nya sebagai cover ataiy-nya pada No 37 edisi 4 Agustus 2003
Bagi kaum Muslimin, tentu, upaya untuk meruntuhkan orisi-
nalitas Al-Qur\m sebagai wahyu Allah, bukan barang bani. Sepe-
ninggal Rasulullah saw., Musa i la m ah al-Kazhab sudah melakukan
upaya itu Di setiap /aman, upaya itu selalu dijawab secara elegan
dan ilmiah oleh ulama dan cendekiawan Muslim. Bagi sebagian ka-
langan, terutama kalangan orientalis Barat, karya Luxenbcrg ini di-
pandang sebagai ancaman terhadap kajian Al-Qur~an, Dalam anali-
sisnya terhadap buku Lu\cnburg di Jurnal HUGOYE, Jnumal nf
Syrtac Studio-, Roberl R, Phem\ Jr dan Corneha B. H* mi, dan
L'niversity ot" St. Thomas, Summit Avcnue St. Paul, mencatat impli-
kasi metode kapan filcilogi vang dilakukan Luxenberg terhadap Al-
Qur'an, Menurut mereka, "Kajian ilmiah apapun di masa menda-
lang Lentang Qur%w penting untuk mengambil metode ini ke dalam
pertimbangan. Balikan jika para pakar tidak setuju dengan berbadai
konklusinya, metode filologi mi kuat."
Apa pun metodenya, kesimpulan kajian Lu x<?nberg sebenarnya
tidak terlalu beda dengan para orientalis dan misionaris Kristen yang
melakukan kajian serupa tehadap Al-Qur an. Intinya, mereka meng-
gugat Al-Qur an sebagai "wahyu" vang diturunkan Aliah *\vl. ke-
pada Nabi Muhammad saw, bahwa A I-Qur'an adalah tidaklah H "tan-
zi\'\ "suci", bebas dan kesalahan, sebagaimana ditegaskan dalam
AbQur'an (<_)S 15:9). Menurut Lu\enberg-dengan melakukan kajian
semantik terhadap sejumlah kala dalam AbQur'an Arab vang di-
ambil dari perbendaharaan bahasa Svnae— Al-Qtir'an vang ada saat
ini (Mushaf Ulsmani) adalah salah salin tim$hiin*crHvit) dan berbeda
dengan teks aslinya, Teks asli Al Qur'an, simpulnya, lebih mirip ba-
hasa Aramaic, ketimbang Arab. Dan naskah asli itu telah dimusnah-
kan Khalifah Ulsman bin A f fa n. Dengan kata lain, Al-Qur'an vang
dipegang uleh kaum Muslimin saat ini, bukanlah wahyu Allah swt..
melainkan akal-akalan Utsman bin Atian r.a.
Lunxrnhcrg— seperti banyak orientalis lainnya— mempertanya-
kan motivasi Utsman bin Affan melakukan kodifikasi AI-Qur an* la
menduga, teks Al-Qur v a/i vang dinuisnakan Ulsman bui Alfan ber-
beda dengan teks Mushaf ULsniani \ang sekarang Lni. Lebih jauh,
Robert R. Pheni\ Jr. dan Cnrnelia R. Horn menyalakan, jika analisis
Luxenberg benar, maka isi Al-Qur"an Mushaf Utsmani secara subs-
tansi berbeda dengan Al-Qur an di masa Nabi Muhammad saw..
Tuduhan semacam ini salah sama sekali, sebab pruses kodifikasi A b
Qur an di /aman Khalifah Utsman bin Affan dilakukan secara sa-
ngat transparan, dan Al-Qur'an selalu diingat oleh ratusan, ribuan—
bahkan kini |utaan kaum Mushmm. Setiap kekeliruan akan selalu
dikoreksi oleh kaum Muslimin,
Memang, dalam pendahuluan bukunya, Luxenberg memapar-
kan signifikansi dan bahasa dan budaya Syriac bagi bangga Arab
dan AbQur'an Di masa Nabi Muhammad sau\ bahasa Arab bukaiv
la h bahasa tulis. Bahasa SyroAramaic atau Syriac adalah bahasa
komunikasi tulis di Timur Dekat mulai ahad kc-2 sampai 7 Masehi.
Bahasa Syriac dialek Aramaic merupakan bahasa di kawasan Ede&sa,
satu negara kol a di Mesopotamia atas. Bahasa i m menjadi wahana
bagi penyebaran agama Kristen dan budaya Syriac ke wilayah Asia,
Malahar dan bagian Timur Cina. Sampai munculnya Al-Qur'an,
bahasa Svnac adaJah media komunikasi yang luas dan penyebaran
budaya Arameans, Arab. dan sebagian Persia. Budaya ini telah
memproduksi literatur yang sangat kaya di Timur Dekat sejak abad
ke-4, sampai digantikan oleh bahasa Arab pada abad ke-7 dan ke-S
Masehi- Sal u bal yang penting, menurut Luxenbf*rg J literatur the
Syriac- Aramaic dan matnk budaya ketika ih_i f piaktis meni pakan
literatur dan budaya Kristen, Sebagian studi Liixenbcrg menyata-
kan, literatur Syriac yang kemudian menciptakan t ra t lisi "Arab
t~uhs" adalah ditransmisikan melalui media Kristen
Pada akhirnya, hu\cnbcrg memimpulkan, transmisi teks Al-
Qur\in dan Nabi Muhammad saw. bukanlah secara oral, sebagai-
mana keyakinan kaum Muslim Al-Quran tak lebih Liari turunan
Rihlo dan liturgi Kristen Syria. Bahasa asli Al-Qur\in bukanlah
r 'Arab"< Sebagai conloh, nama surah al-Fatihah, berasal dari bahasa
Syriac fttftAu, vang Artinya pembukaan. Dalam tradisi Kristen Syria,
pfnxti harus dibaca sebagai panggilan untuk berpartisipasi dalam
peribadatan. Belakangan, dalam Islam, surat ini wajib dibaca dalam
shalat KaUi-kata lain dalam Al-Qur an, seperti quran, Jaw, kur, dan
sehagainya, juga berasal dari bahasa Syriac dan disalahartikan dalam
AUQur an sekarang ini.
Sebenarnya, soal banyaknya unsur bahasa Syriac dalam Al-
Qufan bukanlah hal yang aneh, KafErua setiap bahasa-apalagi
bahasa Merumpun, seperti Arab, Ibrani, Syriac- akan saling menyerap,
sehingga banyak mengandung kosakata yang identik. Apalagi, se-
bagai Nabi penulnp. yang— diibaratkan nleh Rasulullah saw. sendiri
--beliau adalah laksana "satu balu-bata yang menyempurnakan
bangunan balu bala dari salu bangunan risalah kenabian", Karena
itu, wajar, banyak istilah dan nama dalam Al-Qur"an vang memang
terdapat pada Bible atau Taurat Bahkan, Al-Qur'an mewajibkan
kaum Muslimin untuk mengimani Kitab-kitab yang pernah ditu-
runkan Allah swt. kepada para Nabi.
Soal tudingan bahwa Al-Qur h an bukanlah wahyu Allah dan
hanyalah jiplakan dari orang nonMuslim. sudah disebutkan dalam
Al-Qur"an:
"Dan tfzwiggithnyfl Kami turiigctnlmt bahwa mackn hcrkara: "$e-
sungguhtlytt At-Qur an 'U n dia iurkan oleh sevmng manusia ke padunya
(Muhnmiuad)"
Padahal, bahasa orang vang mereka tuduhkan ("bahwa) Mu-
hammad belajar kepadanya, adalah bahasa Ajani. Sedangkan Ab
Qur a n adalah dalam "bahasa Arab yang terang CAriibn/uwi
mubin)." {QS 16:103}
Jika dicermati, Al-Qur'an memang banyak menyerap istilah
yang sama dengan Ls lila h- isi i la h yang digunakan agama-agama se-
belumnya, bahkan istilah dalam tradisi Quraisy Shanm (puasa),
misalnva, jelas-jelas ditegaskan dalam Al-Qur"an {QS 2:183) me-
rupakan kewajiban yang dibebankan kepada kaum Muslimin dan
umat sebelumnya, Tapi, konsep puasa dalam Islam, lain dengan
konsep pada umat nabL sebelumnya. Begitu juga shalat, haji, nikah,
dan sebagainva. Bahkan, sebutan "Allah" lelah dikenal oleh kaum
Quraisy, tetapi, konsep "Allah" dalam Al-Qur" an sangat berbeda
dengan konsep kaum jahiliyah Qttraisv. Istilah "baji" sudah dikenal
sebelum Islam. Namun, istilah haji dalam Islam berbeda maknanya
dengan "haji" sebelum Islam.
Begitu juga nama-nama para Nabi. [brahim, Davvud, Lsa, dan
para Nabi lainnya, a.s v dalam konsep Al-Qur"an berbeda dengan
konsep nabi-nabi dalam Bibledan (aurat (yang sekarang), Misalnya,
AI~Qur*an menggambarkan Nabi Davvud as. sebagai sosok yang
saleh dc\n kuat Berbeda, dengari Bible (2 Samuel 11:2-27) vang
menggambarkan Dawitd sebagai sosok yang buruk moralnya. Se-
lain merebut dan menzinahi istri pembantunya sendiri (Batsyeba
binti Eliam), Dawud juga menjebak suami si perempuan f U ria) agar
terbunuh di medan perang. Sedangkan Al-Qur\in menyatakan:
"Bersabarlah atas segala apa vang mereka katakan, dan ingatlah
hamba Kami, Dawud, yang mempunyai kekuatan. Sesungguhnya
dia amat taat kepada Allah/' (QS 38:17)
Konsep Islam tentang "Isa" juga berbeda dengan konsep "Jesus"
dalam Kristen, meskipun keduanya merujuk kepada figur yang
Bagian Jll. Tema Tema fnvasi Pemikiran 3 1 9
sama. Bahkan, jik<i ada yiing menyebut agama Islam, Kristen, dan
Yahudi adalah rumpun "Ahtnhnmfc fnitb if , maka konsep Ibrahim
dalam Islatn jelas berbeda dengan konsep Ibrahim dalam Yahudi dan
Kristen Al-Quran dengan tegas menyebut, ' f lbrtihhn bukanlah Yfthitdi
nhui Nurani, tetapi dia adalah smrmig ynttg hmtifddn MuMim, dan dia
bttknnlali tmm$ uuMirik." (QS. Ali Imraan: 67)
jadi, jika dijemukan banyak intilah atau terminologi dalam Al-
Qur a n vang sama dan identik dengan istilah dalam Bible atau
tradisi sebelum Islam, bukanlah berarti Al-Qur a n menjiplak dari
Kitab agama lain. Sebab, salah satu fungsi Al-Qur'an adalah sebagai
"parameter" dan korektor" terhadap penyimpangan terhadap Kitab
sebelumnya Ai-Quran banyak mengingatkan terjadinya penyim-
pangan dan perubahan pada Kitab para Nabi itu {0^ an-Nisaa': 4fi,
al-tiacjaarah; 75 dan 79)
Maka, kesimpulan Lu\enberg, bahwa "A!-Quran memuat arti-
kel tertentu dari Bible (Perjanjian Lama dan Baru) yang dibacakan
dalam kebaklian Kristen", masih sangat dangkal dan sama sekali
tidak meruntuhkan kewibawaan Mushaf Utsmam yang memiliki
ke-kuatan hujjah vang kuat sebagai wahyu Allah s\vt„ Apalagi,
kesimpulan seperti mi—meskipun menggunakan metode yang ber-
beda dengan parn orientalis sebel u m n ya--b u kanta h barang haru
dalam tradisi orientalis dan misionaris Kristen. Itu bisa disimak
misalnya, pada buku karva Samuel M, Zwemmer, misionaris Kristen
terkenal di Timur Tengah, yang berjudul l<tam: A Clmtlrtigt ta Faitli
(terbit pertama tahun 1907), Di sliii, Zwemmer memberikan resep
untuk "menaklukkan" dunia Islam. Zwemmer menyebut bukunya
sebagai "kajian tentang agama Myhmmnedmt serta kebutuhan dan
peluang di dunia KUhammcdan dari sudut pandang rnissi Kristen."
Dalam bukunya ini, Zwemmer menulis, unsur-unsur yang dipinjam
oleh Islam dari berbagai agama dan tradisi sebelumnya, seperti
§ahi i antem t Arakiau idohitry, Zartmstruiumti, Buddht+m, Juthism, dan
Chrittitiiuhf. Termasuk yang dipinjam dari Chrhtuvtity* menurut
Zwemmer, adalah konsep puasa Ramadhan, cerita tentang Ashabul
Knhti, Lusinan, Iskandar Zulkarnain, dan sebagai n ya. Tentang Al-
Qur\m ini, Zwemmer menyatakan: (1) penuh dengan kesalahan
sejarah (2) banyak mengandung cerita fiktif yang tidak normal, (3)
mengajarkan hal yang salah tentang kosmogoni (4) mengabadikan
perbudakan, poligami, perceraian, in toleransi keberagamaan, peng-
asingan dan degradasi wan i la. Di akhjr penjelasannya tentang AJ-
Qur'an, Zwemmer mencatat: "Karena itu Qur'an berada di bavftih
kitab-kitab suci kuno Mesir, India dan Cina, walaupun tidak seperti
V^ng lainnya itu, ia berisi ajaran monoteistik (satu Tuhan), la tak
sebanding dengan Perjanjian Lama dan Baru." r
Semangat seperti Samuel Zwemmer dalam membongkar keya-
kinan kaum Muslimin terhadap kesucian dan keabadian Al-Qvrr a n
milah vang tampaknya ada pada ka|ian LuKcnborg. Kaum Muslim,
tentu saja, perin menelaah karya semacam ini dengan cermat, dan
memberikan argumentasi yang tepat dan ilmiah terhadap setiap
upa\M penghancuran Al-Qur\m. Tentu saja, sangat ironis, jika di
kalangan kaum Muslim justru muncul cendekiawan-cendekiau'an
yang mengikuti jejak kalangan orientalis dan misionaris Kristen.
Problema dan metode kajian Bible-dengan segala problematikanya
Sendiri— diterapkan dalam kajian Al-CJuran.
Bukan dari Tradisi Islam
Nasr I lamid Abu Zayd mengklaim konsepnya didasari konsep
Al-Qur\m kaum Mu'tazilah. Klaim ini perlu dikaji secara kritis,
khususnya ketika merujuk karya-karya klasik (siam. hka ditelaah
secara mendalam, tampak bahwa konsep Al-Qur'an versi N T asr
1 lamid sangat jauh berbeda dengan konsep Al-Qur\m versi Mu'ta-
/ilah. Dalam seiarah tercatat, bagaimana dahsyatnya ulama-ulama
Ahlu Sunnah-seporti imam Ahrnad bin Hanba I— menentang konsep
Al-CJur'an versi Mti'cazilah, sehingga bciJaU harus rela dijebloskan
ke dalam penjara. Padahal, konsep Mu'taziiah masih tetap meng-
akui Al-Quran sebagai Kalam Allah. Bisa dibayangkan, bagaimana
sikap Imani Ahmad, Imam al-Shafii, Imam al-Ash'an, dan lain-lain,
andaikan mereka dipaksa oleh pendukung Nasr Hamid iLntuk
menerima konsep Al-Qur\in sebagai "kata-kata Muhammad" dan
"produk budaya"!
Jika dicermati, konsep Al-Qtif an versi Mu'tazilah berkutat pada
-*? Sdmui'l Kf Zwcmmcr, Uhm A Ciwlfrtjg? In Vmth rS^ijidcin: Dati PuhJi^lLor Ljimk'd,
}$$$}, lilm 41 IrnLaiij» h* J, i -ih knmprv>U'hSit trrhadafi buku LiUtfAbttg, lihai Jrtiko] Dr
Sv.imiuiddlit A n f S\ Jurnal ahh\snn f t\iisi 1.
level filosofis tentang silat "Kalam Allah". Mu'Lazilah berpegang
teguh dengan konsep bahwa AKJur an adalah "Kalam Allah", dan
sama sekali tidak berpendapat bahwa A]-Qur"an adalah 'karya'
Muhammad, atau produk budaya- Ulama-ulama Mu'tazilah"* ber-
sepakat bahwa Al-Qur\in adalah Kalam Aliah (firman -N ya). Hanya
saja, mereka berpendapat bahwa "Kalam Allah" adalah dtciptakan
sebagaimana makhluk lainnya diciptakan, Oleh karena itu AJ-
Qur a n dalam pandangan mereka bukanlah suafcn yang tjiitiifflj* Ini
sangal berbeda dan konsep dan metode penafsiran Abu Zayd vang
memang berangkai dari tradisi Kristen . Konsep khfllfj Al-Qur~on
masuk dalam kerangka kajian sifai Allrth Sebab AbQuran adalah
Kalamullah. Dan Kalam adalah salah satu sdat-sitat Allah. Maka
tidak aneh apabila pand angan Mu'ta/ilah tentang Al-Our'ann,
senantiasa mengikuti kaedah vang telah mereka bentuk semenjak
masa Wasil iban Atha' dalam memahami sifat-sifat Allah, Yaitu
bahwasanya silat-silat Allah adalah menyatu dengan Zat-Mya dan
tidak independen.
Jadi sebenarnya ruang lingkup pembahasan klwli} Al-Qur*an
hanyalah menyentuh aspek 'cabang fondasi' {frtr'u nl-u^lni!) perma-
salahan akidah yang berkibar pada masalah posisi dan pengka-
Legorian "Kalam" sebagai silat Tuhan; apakah dia qadmn {eter nal)
atau UitiiuiilH (ctVtUcit). Pembahasan ini tidaklah mempertanyakan,
meragukan apalagi mengingkari keberadaan sifal di sisi Allah. Sebab
dalam hal ini, pada umumnya Mu'ta/ilah masih mempercayai dan
sepakat dengan Ahlus Sunnah bahwa Allah bersilat uurtaktiUiman
(berfirman). Juga, dalam pembahasannya --yang menghasilkan kon-
sep klhih] J 4/-Qffr\nr--Mu'tazilah tetap menggunakan argumentasi
vang disandarkan pada ayat-ayat Af-Qur'an vang terdapat dalam
Mushai Uthmani, disamping penggunaan argumentasi rasional.
Artinya Mu'Lazilah sama sekali tidak pernah mempertanyakan dan
mengkritik validitas Mushaf ULhmani, apalagi sampai mengajukan
gagasan 'A]-Qur\in Edisi Kritis' sebagai alternatif Mushaf Uthmani,
sebagaimana yang dilakukan para pengagum Nasr Hamid.
- 1 ** Pi it^jf»> ulnni.i-iildma Mu'tfi/M.ih Im^luil adillah al-N'atihim, Abu ^»1-1 fuJIuil jJ-
All*f, IpI Inr rbtiu Jtorl\ Mu/mim.ir. a|-Qadl AliJ al-|aMiaf dan para j;vn^ikiJt nj*rtik* htM
^Likin^jn iiI'Gajghdddiyyjn
lg Qadim brrarli n/n h dan ki/kal, van^; Mak bermula dan hdak herpfii^iiahisaiv
Walaupun Mu 'ta z i la h berpendapat bahwa Al-Qur\m adalah
makhluk tetapi mereka tidak sampai mengklaim bahwa fhitini f< j ta
atau wahyu A\Quran telah Iwritbfth mi* n jadi fh'radabau, seperti yang
menjadi salah satu tren pemikir. n n kontemporer Atau menyamakan
kemunculan Al-Quran dalam peradaban Arab dengan kemunculan
filsafat dalam perjalanan peradaban Barat.
Demikian pula tidak didapati dalam tradisi pemikiran Mu'tazi-
la h bahwa mereka mempermasalahkan jenis bahasa yang digunakan
Al-Qur*an .sebadai media untuk memahami wahyu Tuhan, sebab
Mu'tazilah tidak pernah memperdulikan bahasa apapun vang
digunakan, selama bahasa tersebut bisa memudahkan manusia me-
mahami segala firman-Nya,
Ini sangat berbeda dengan pandangan Nasr Hamid yang ber-
pendapat penggunaan bahasa Arab telah mencemari kesakralan
wahyu itu sendiri. Sebab menurul Nasr Hamid, bahasa Arab yang
digunakan dalam A I -Qu r' a n ini bukanlah diturunkan di "tempat
yang kosong" 4tJ Bahkan, menurutnya, bahasa Arab bila itu sudah
memiliki struktur dan sistem vang tidak dapat dilepaskan dari
struktur dan sistem masyarakat Arab.
Dengan demikian dapat dipahami dari pemikiran Nasr Hamid
bahwa seolah-olah nilai A 1~Q u r' a n sebagai wahyu dan Kalam Allah
sudah hilang kesakralannya, hanva karena Allah memilih bahana
Arab sebagai bahasa Al-QuKan yang pada waktu itu digunakan oleh
suku-suku yang berperadaban rendah dalam percakapan mereka
sehari-hari, Bisa ditanyakan, dengan bahasa apakah Al-Qur"an se-
harusnya diturunkan, sehingga manusia dapat memahami wahyu
Tuhannya tanpa mengotori kesakralannya? A l-Qur*an menceritakan
perilaku umat terdahulu vang menolak risalah kenabian dengan
alasan, bahwa para Rasul itu adalah manusia biasa yang memakan
makanan dan berjalan-jalan di pasar. Mereka mempertanyakan,
mengapa Allah tidak menurunkan Malaikat sa]a sebagai pemberi
peringatan (al-Furqan; 7).
Dengan menyimak uraian di atas, dapat dipahami bahwa tradisi
pemikiran Mu'tazilah hdak dapat disamakan dengan banyak ide-
ide dekonstruksi konsep-konsep dasar Islam, yang dilakukan
-M Nasr l lamiJ Abu Zayd. 1 W0 r Mafhum flK»tak Din&thji r Uhim A\~Qi*r'#n. hlm 2?
sejumlah pemikir Arab kontemporer Dekonstruksi konsep Al-Qu r' an
yang dilakukan para pemikir kontemporer i Lu lebih tepat jtka di-
kaiti ka n merupakan adopsi dari tradisi Kristen di Barat yang ber-
kembang pesat pada ahad ke-19, dan bukan berasal dari penggalian
tradisi pemikiran yang pernah dikembangkan Mu'tazilah. Sebab
substansi pemikiran Mu'tazilah, yang selanjutnya menjadi perdebat-
an berkepanjangan selama beberapa abad ke belakang, tidak sampai
menyentuh akar pond asi hal-hal yang sudah baku dan masih berada
dalam koridor keimanan vang disertai dengan semangat keislaman
dan keilmuan dengan paradigma yang jelas. Sebab bagaimanapun,
harus diakui dengan kedua semangat tersebut, sudah tidak teriiitung
lagi jumlah penganut agama Majusi, Zttroaster balikan kaum zmdio
dan naluralis-athetst [ai-DiiIiri\fim} yang telah masuk Islam di tangan
Mu'iazilah. D x m pada masa Abu Hudhail al-Allaf (sekitar tahun
131H-226H) saja tidak kurang dari 30.000 orang telah masuk Islam
setelah melalui beberapa kali perdebatan dengannya/ 11
Soal 'mempengaruhi' atau 'dipengaruhi', bisa diuji. Al-Qur\in
terbukti telah banyak merombak gaya hidup masyarakat Arab jahi-
[iyyah, haik dengan penjelasan Langsung maupun melalui peng-
gunaan istilah. Seperti ketika Al-Qur\"in menjelaskan secara langsung
perbedaan antara makna rtt-bnf {juabbeli) dengan ribth Atau ketika
mengubah gaya hidup masyarakal Arab dengan penggunaan istilah
yang sama tapi beda pengertian. Di antara contohnya adalah istilah
'nikah' dalam tradisi jahilivyah Arab berbeda maknanya dengan pe-
ngertiannya dalam Al-Qur"an. Dari pengertian sekedar pemenuhan
kebutuhan seks tanpa batasan pertalian darah, bahkan dapat di-
wariskan sampai kepada anak kandung, berubah menjadi suatu
"perjanjian vang kuat" (miti>£tt]im ^Jmihlui).
Abu Zayd sendiri mengaku dirinya seorang sektilan Untuk
memperjelas siapa dan bagaimana hubungan konsep Abu Zayd
dengan konsep-konsep dalam tradisi Kristen-Barat, berikut ini bebe-
rapa kutipan dari buku Mnvtns Kt'smjmumn Kritis Al-Qur\iti: Teori
n Miil-wi niiTbid R>ria Wajdl, D^miti ni-Ma'arif <tt-Qt*m Pl-hrm t vol VI, Al-tfuktatah a)-
'Jljruyyah jl-ladid.ih, Bnrut, hini 539->4l) tlilam {IWi Shjlahu^din (1994) bfauqif Ahl nl-
fitTuutli irtUil-jflmtiVnTntr, til-UzuI iii-Khf7Pi*ah It af-Mu'tazilnh, skripsi si, ISIDCftntorJnwa Timur,
Fftkulta* Uhulaf-Dinjilm, 22)
324 Wajah Peradaban Bnrni
Ht'niirni'utikii Niflsr Abu Zuuit (2003), wing ditulis oleh seorang murid
Abu Zayd di Universitas Leiden,
"Dia teLih mengkritik para Muslim konservatif seperti Al-
Imam al-Syaii'i, AMmrim al-Asy'ari, Abu flnmiii ahGhalali
{dari periode klasik), d<m Sayyid Quthb, Ha 5:1 n al-Banna,
Muhammad abCha/ali, Fahmi Huvvaydi, Muhainrrsad ab
Baltaji, dan Ab al-Shabur Syahin (dari periode modem), dan
juga para Muslim rasionalis klasik seperti Mu'ta/.iiah dan ilmu
Rusyd (AveroLsme), serta para Muslim liberal modern seperti
Hasan Harui f i dan Muhammad Shiihrour. Abu Zayd berupaya
untuk memformulasikan sebuah perangkat metodologis, yane
dapat dipergunakan untuk mendeteksi pembacaan-pembacaan
ideologis alas teks-teks keagamaan. Dalam ha] ini, pendapat
Abu Zayd yang berkaitan dengan pembacaan ideologis meng-
ingatkan kila kepada "hcrmeneuticof innocenf-nya E, D, Hirsch.
Jr., walaupun tak persis sama P yang sesungguhnya, menurut
saya, tidak dapat lagi dipertahankan pada era pasca-Gadamer-
tokoh yang dianggap justru banyak mempengaruhinya
Abu Zayd secara berulang-ulang mengatakan bahwa sebuah
pembacaan ideologis dan subjektif atas AbQur'an tidak lebih
daripada manipulasi makna, vang bertentangan dongan objek-
tivitas ilmiah Bahkan, ideologi itu sendiri, menurutnya, adalah
sebuah "penyakit" yang harus diberantas. Pada titik ini, pe-
ngaruh konsep \1ar\is tentang ideologi, sebagaimana disinyalir
oleh para penentangnya, bagaimana pun terbukti adanya. Para
Mai\i> melihat ideologi sebagai sebuah "distorsi" realitas, dan
mereka juga mengkontraskannya dengan kesadaran sejati'
(true cnnsnousnessj.... Kesadaran akan subjektivitas dan ke-
cenderungan ideologis ini, menurut hemat saya, haruslah di-
masukkan dalam asumsi-asumsi epistemologis, Subjektivisme
dan kecenderungan ideologis bukanlah hal yang hane, dising-
kirkan, namun malah hanis d Unasukkati sebagai faktor penting
dalam membangun sebuah teori hermencuhka. Pada tingkat ini,
kesadaran ihi telah bekerja dalam level yan^ lebih riil. yakni
level epistemologis Upaya semacam ini tampaknya absen di
dalam karya-karyanya...."
"Meskipun Abu Zayd sangat kritib terhadap pembacaan-pem-
bacaan ideologis atas teks-teks keagamaan, sebagian besar
tulisannya, pada kenyataannya, bersifat ideologis pula. Ada
dua ideologi penting yang mendasari ka rya -kary a n ya, yaitu
sekularisme dan akademismu, dengan tanpa mengatakan bah-
wa kedua ideologi ini, dan pengaruh dari keduanya, berdam-
pak negatd. Saya hanya bermaksud menunjukkan bahwa, seca-
ra sadar M^u tidak ideologi dan subjektivitas Abu Zayd hadir
dalam Ui lisan -tulisannya. Artinya, "klaim ideologis' thi dapat
dikenakan kepada siapa saja, karena 'klaim' itu sendiri meref-
leksikan ideologi tertentu/'
"Sebagaimana tertulis dalam bab pertama. Abu Zayd memosi-
sikan dirinya sebagai seorang inteJektual Muslim sekularis.
Meskipun dia mendefinisikan sekularisme sebagai sebuah
"interpretasi sejati dan ilmiah atas agama", tidaklah berarti
bahwa sekularisme bukan sebuah ideologi.... Kepercayaan Abu
Z-fiyd akjn otoritas nalar, objektivitas, dan akademisme mem-
bimbingnya untuk menjadi wakil sah dari pengikut rasionalis
pencerahan modem. Namun, (akta bahwa dia terkadang meng-
adopsi konsep-konsep posmodernisme tidaklah terbantahkan.
Fouad Ajarm, misalnya, mengatakan, bahwa Abu Zayd sangal
"a t home dengan metode dan bahasa Michel Foucault dan
AntonioGramsci", dan hdward Said mengatakan, bahwa "utang
terhadap Foucoult adalah jelas" ketika Abu Zayd mengguna-
kan konsep "wacana" dalam (buku} "Naqd al-Khithab al-Dini"
(Kritik atas Wacana Keagamaan}. Namun, tidak dapat dikata-
kan bahwa Abu Zayd bekerja dalam kerangka posmodernisme,
vang justru menolak sentralitas nalar, objektivitas, dan akade-
misme, hal yang justru paling dibela Abu Zayd. Lagi pula, dia
tidak pernah menyatakan dukungannya terhadap posmoder-
nisme, dan tidak pernah mengutip karya-karya posmodcinis,
meskipun, sebagaimana yang diakuinya, dia membaca bebera-
pa karya itu." 43
J - KUh.Ji Nur i di wan, .Mi'^M? Kt&trifliitTj\TT Knh> At-Qitr itu. IrCri lUrmrtirnfikst NlW di'U
Zilyir iMkirla tara |u, 2noit b Mm 15S-JM Pengaruh Mfltfilfrnae fprhacUp N^r hnititri Abu
?h\k\ |u^>.i Limngkjp nk-h Muhammad Imflr^h d*tUm ItulamiM "At-Ttif&r Mtirkiw lihlshwT
Salah satu produk hasil penggunaan metode hermeneutika ala
Abu Zayd, misalnya, adalah pendapatnya bahwa jin dan setan tidak
ada dalam realitas dan hanya ada dalam mitos. Karena me lihai wah-
yu sebagai proses evolusioner transformasi dari .sebuah pandangan
dunia mitologis kepada pandangan dunia rationalistik, maka di
akhir analisisnya tentang jin, setan, sihir, dan Kasad, Abu Zavd ber-
kesimpulan, bahwa semua itu pada hakikatnya bersilat mitologis,
'hidup' dalam konsep mental saja, dan tidak ada dalam realitas. 4 '
Pengaruh Ferdinad dc Saussun? jelas dalam interpretasi tentang
kekuatan-kekuatan jahat di atas, khususnya vang terkait dengan
tanda-tanda linguistik. Oe Saussure berpendapat bahwa "tanda-
tanda linguistik bukanlah hubungan (Ihtk) antara sebuah benda de-
ngan sebuah nama, namun antara sebuah konsep dengan sebuah
pola suara/' 4 ' Pendapat [ain Abu Zayd dari produk metode herme-
neutika adalah, bahwa bunga d akun sistem perbankan sekarang
tidaklah terkait dengan riba, poligami haram, dan perempuan men-
dapatkan bagian waris yang sama dengan laki-laki/"
Membaca kesimpulan dan analisis murid Abu Zavd di Leiden
tersebut, tampak bahwa apa yang dilakukan Abu Zayd dengan
mengadopsi metode hermenentika untuk menafsirkan AI-Qur\an
masih berkutat pada dekonstruksi sejumlah hukum Islam yang me-
mang sering menjadi hujatan kaum pembaru Tampak 'ideologi
tertentu' mendahului cara pandang terhadap Islam, sehingga kemu-
dian sahi metodologi bani dibutuhkan untuk menafsirkan ayat-ayat
tertentu supaya sesuai dengan pandangan kaum modernis yang
terpengaruh pandangan hidup Barat atau materialis,
Tentu saja, dengan alasan historisitas dan budaya tertentu,
banyak hukum Islam bisa dibuang dan dikatakan tidak cocok lagi
dengan /aman modern- Metode analisis semacam ini bisa berlang-
sung secara liar. Misalnya, ayat-ayat ATQur\m tentang khmur bisa
dianalisis, karena kondisi iklim Arab yang panas, sehingga khfimr
tidak cocok untuk kesehatan, Berbeda halnya jika cuaca dingin,
khtimv bermanfaat untuk menghangatkan badan. Bagaimana jika
-Hjftirf..hlm 1».
4J /&irf- hitn 126.
dianalisis secara liar— dengan menempatkan aspek ko manfaat aiv-
bahwa pengharaman daging babi juga berlangsung ketika babi me-
rupakan binatang yang langka dan menjijikkan di Arab ketika itu.
Akibatnya, babi binatang vang mahal dan kurang manfaat. Tela p i,
sekarang, sudah dibuktikan, bahwa babi adalah binatang ternak yang
paling produktif dan menguntungkan. Lemak babi termasuk jenis
lemak yang .sangat baik untuk fhortt'ithig, bahan pembuat roti. Soal
penyakit, sudah bisa dilakukan sterilisasi dengan cara mutakhir, se-
hingga aman. Buktinya, banyak orang Barat atau Cina yang sehat-
sehat saja makan balu, bahkan mereka pintar dan maju.
Para pengap l ikasi hermeneutika di kalangan Muslim, seperti
Arkoun, Fa/lur Rahman, dan Abu Zayd, masih berkutat pada masa-
lah "itu-itu saja". Mereka belum mampu menelurkan "ijtihad yang
komprehensif' sebagaimana para mujtahid Muslim di masa lalu.
Misalnya, bagaimana dengan metode hermonentika sampai pada
kesimpulan bahwa salai lima waktu adalah wajib, waktu puasa
Ramadhan adalah mulai subuh sampai magltrib, thawal waktu haji
dilakukan berlawanan dengan arah jarum jam dengan Ka'hah di sisi
kiri, zakat fitrah adalah wajib, dan sebagajnya. Sementara itu, sekali
metode hermeneutika diaplikasikan, maka seketika itu sudah ber-
langsung dekonstruksi terhadap berbagai konsep dasar dalam Islam,
seperti konsep AJ~Qur a n dan metodologi penafsirannya. Yang
memprihatinkan kemudian, adalah merebaknya semangat kecuri-
gaan terhadap para ilmuwan-ilmuwan Muslim yang agung— dengan
mengatakan bahwa pendapat mereka harus dicurigai karena ada
unsur- unsur kekuasaan dan motif pribadi atau terpengaruh ling-
kungannya ketika itu. Karena itu, hasil ijtihad mereka harus di kritisi.
Generasi muda Muslim vang harusnya melakukan kajian yang
serius terhadap warisan tradisi Islam akhirnya enggan bahkan
"muak" dengan tradisi Islam. Sebaliknya, mereka bangga dengan
warisan tradisi Kristen- Barai, dan menyangka bahwa [tulah jalan
menuju keselamatan dunia. Yang terjadi kemudian adalah sebuah
fenomena kerancuan dan kekacauan berpikir, sebagai bukti dari
kuatnya hegemoni pemikiran Barat dalam studi Islam. Itu bisa di-
lihat dan upaya penyusunan counter le$til draf t Kompilasi Hukum
Islam (KK1) yang dilakukan sekelompok Muslim.
Sebagaimana halnya dengan sekularisasi dan liberalisasi, her-
meneutika juga memiliki beberapa aspek positif, khususnya jika
diterapkan untuk teks-teks saslra biasa. Tetapi, jika metode ini
diterapkan untuk memahami Al-Qur*an, yang merupakan wahyu
Aliah, dengan melepaskan makna yang diberikan oleh Nabi Mu-
hammad saw v maka masalahnya akan menjadi sangat serius. rbaral
obal, setiap jenisnya ada khasiat dan efek sampingnya. Dosis dan
objek penggunaannya juga harus Lepat.
Ada ta h menarik menengok sosok-sosok ilmuwan besar Islam
terdahulu. Dengan segala kehebatannya dalam dunia keilmuan,
tengoklah bagaimana sikap "tahu diri" seorang al-Ghazali. Beliau
tetap menempatkan dirinya di bawah mazhab al-Svaffi dalam soal
metodologi ushul fiqili. Beliau tidak merasa lebih hebat dari al-
Syafi'i. Banyak ilmuwan besar Islam yang tetap memelihara sikap
adil dan beradab dalam mengkaji dan menyebarkan ilmu kepada
masyarakat. Dalam tradisi ilmu hadits hal itu sangat terpelihara.
Seseorang belit m berani menyiarkan sahi hadtts, jika belum men-
dapat izin dari gurunya. Dunia keilmuan Islam juga menjunjung
tinggi akhlak dan moralitas. Seseorang yang didapati bermoral jahat
tidak dipercaya lagi periwayatannya. Ini tentu sangat berbeda de-
ngan tradisi keilmuan di Barat. Sebagaimana disebutkan terdahulu,
Paul Johnson, dalam bukunya "Inldh'cuiah" (]Mfi8), memaparkan
kebejatan moral sejumlah ilmuwan besar yang menjadi rujukan ke-
ilmuan di Barat dan dunia internasional saat ini, seperti Runsseau,
1 Iennk tbsen, Leci Tolstoy, Ernesl Hemingway, Kari Mnrx, Berlrand
Russcl, Jean-Pau) Sartre, dan beberapa lainnya.
Ruosseau, misalnya, dicatatnya sebagai "manusia gila yang
menarik" (n n iuU f w<tm$ mthimau). Pada tahun 1728, saat berumur 15
tahun, dia bertukar agama menjadi Katolik, agar dapat menjadi
peliharaan Madame Francoise-Louise de Warens, Ernesi Heming-
way, seorang ilmuwan jenius, tidak memiliki agama yang jelas. Ke-
dua orang tuanya adalah pengikut Kristen yang taat. Istri pertama-
nya, Iladlev, menyatakan, ia hanya melihat Hemingway sembah-
yang selama dua kali, yaitu saat perkawinan dan pembaptisan
anaknya. Untuk menyenangkan istri keduanya, Pauhne F dia bergan-
ti agama menjadi katolik Roma. Kata Johnson, dia bukan saja tidak
percaya kepada Tuhan, tetapi menganggap "or^anizeii whgwu" seba-
gai ancaman terhadap kebahagiaan manusia.
Meskipun begitu, tradisi keilmuan di Barat masih menghorma-
ti tradisi mereka sendiri. Buku-buku sejarah mereka penuh dengan
pengagungan tradisi mereka sendiri, yang bisanya dimulai dari
tradisi keilmuan Yunani. Misal, buku Worhi of Mti^tiTpitXt% memuat
karya-karya ilmuwan klasik yang dianggap sebagai pemikir besar
Oleh Barat, seperti Humer, Xenophanes, Thucydides, Euripidcs, Plato,
Aristotlc, Occro, Catullus, St. Agustine, Dante, E rasmu s, Niccolo
Machavelli, dan sebagainya. Tahun 2002, The Crnuhvm Pvo^rtitnme di
Australia, menerbitkan dua jilid buku berjudul Powi'rful ldt*a<! /Yrs-
pretive on Gocil Soch'iij. Buku itu menjadi panduan untuk mendidik
para pemikir Ininya berupa petikan-petikan pemikiran dari para
pemikir Barai vang mereka anggap besar dan penting untuk mem-
bangun masyarakat ideal yang mereka citakan, seperti Sopochles
(495-406 SM), Thucydides (460-400 SM), Plato [42S-348 SM), Arisfoilc
(384-322 BC), St. Agustine (354-430), Machiavclli, Thomas Hobes,
John Locke, Ruosseau, Adam Smith, Imanuel KanL KarJ Marx, John
Stuart Mill, dan seterusnya sampai Nelson Mandeia, Martin Luther
King J r, Vaclav 1 iavcl, Edvvard Said, dansebagainva.
Sebagai satu peradaban besar yang masih bertahan hingga kini,
Islam juga memiliki akar sejarah dan tradisi intelektual vang khas.
Biasanya setiap peradaban akan menulis sejarah peradabannya
sesuat dengan perspektif mereka. Para ilmuwan Muslim seharusnya
tidak mudah bersikap apriori terhadap tradisi [siam, dan tanpa
sikap kntis yang memadai mudah mengadopsi pemikiran asing.
Lebih buruk Lagi, jika disertai dengan menghujat atau mengkritik
para ulama Islam tanpa melakukan kajian yang sungguh-sungguh
dan mendalam, hanya agar digolongkan sebagai pemikir yang
"berani melawan kemapanan". Padahal kritikan mereka itu biasanya
hanyalah "mem'beo" kritikan yang diajukan oleh orientalis, seperti
dalam masalah hukum Islam atau studi AI-Qllt* an.
Adalah sangat memprihatinkan, jika ada ilmuwan dengan
mudahnya menyatakan, bahwa sudah saatnya kita meninggalkan
kitab-kitab tafsir klasik, ushul fiqih, dan sebagainya, padahal ia
sendiri bukan pakar dalam bidang itu dan tidak pula menyatakan
itu berdasarkan kajian dan pemahamannya vang serius dan men-
dalam. Para ilmuwan Muslim terdahulu juga bersentuhan dengan
pemikiran dari kebudayaan asing, dan mereka juga mengadopsi dan
mengada ps i pemikiran asing. Tapi tentu sesudah mereka menguasai
benar tradisi intelektual dalam pandangan hidup Islam. Sehingga
yang terjadi justru Islamisasi konsep-konsep asing.
Sebaliknya pula para pemikir Barat. Mereka mengambil pemi-
kiran para cendekiawan Muslim dalam berbagai bidang, tapi kemu-
dian mereka Iranster kedalam pandangan hidup Barat dan teqadi]ah
pembaratan. Oleh sebab pemikiran Barat, meskipun di antaranya
berasal dan tradisi Islam, banvak vang sudah tidak sesuai lagi do-
ngan paradigma Islam. Untuk mengambil berbagai saripati pemikir-
an Barai itu diperlukan perubahan paradigma, agar tidak merusak
epistemologi lsJam ilu sendiri.
Kasus "Kompilasi Hukum Islam"
Gagasan "Pembaruan Hukum Islam: Coimtrr hynl Drnft Kom-
pilasi Hukum Islam" (Kl U) vang disusun oleh Tim Pcngarusutama-
a n Gender (l'UG) bentukan Departemen Agama tahun 2004, Lelah
memicu kontroversi besar di kalangan umat Islam Indonesia. Bagi
banvak kaum Muslim, belum terbayangkan, dari perut Departemen
Agama, akan keluar satu rancangan keputusan penting vang mem-
bongkar sejumlah aspek hukum Islam yang "mapan" dan telah di-
sepakati keabsahannya sejak zaman Nabi Muhammad sau 1 ..
Padahal, jika kita cermati, munculnya dratt Kl 11 versi baru mi
adalah konsekuensi logis dari meru ya k n va paham liberalisme dan
pluralisme agama di Indonesia, yang sudah ditanamkan dan di-
sebarkan selama puluhan tahun. Banyak kalangan Muslim yang
masih talak menyadari, bahwa mereka sedang menghadapi /aman
baru, tantangan baru, dalam bidang keilmuan khususnya, yang
sangai berbeda dengan beberapa puluh tahun lalu.
Sejumlah pasal dalam dratt KU I kali ini memang ganjil. Poliga-
mi diharamkan. Perkawinan a n tar- agama disahkan Kawin kontrak
diizinkan. Batas minimal perkawinan adalah 19 tahun. Laki-Iaki—
sebagatmana wanita— juga memiliki hitiih* Rumusan rirail KHI itu
di$UsUn dengan landasan dan visi-visi: pluralisme, nasionalitas,
penegakan 1 1 A M, demokratis, kemaslahatan, dan kesetaraan gender.
Jadi, menyimak dasar pijakan penyusunan drafl KHI, sebenar-
nya pola pikir yang mendasari tim penyusunnya bukanlah pola
pikir vang berkembang dalam tradisi Islam. Epistemologi atau
metodologi penafsiran Al-Qur'an dan Sun nah yang digunakan
bukanlah metodologi yattg digunakan kaum Muslim selama ini.
Mereka lebih suka meminjam metodologi hermeneutis. Mereka lebili
percaya kepada Paul Ricour, Ferdinand de Saussure, Emitio Betti,
Michel Poucault, Antoniu Gramsri, John Hick, VVillred Cantuell
Srnitli. dan teman-temannya, ketimbang percaya kepada al-Tmam al-
Syafii atau ahGhazalL Pendapat-pendapat para Imam kadangkala
dikutip tidak pada tempatnya, sehingga memunculkan produk yang
jauh dan kebenaran. Perubahan-perubahan itu dilakukan lebih untuk
konsumsi "ideologi kontemporer Barat", yang sedang berkembang
dan ngrtnnul, seperti paham pluralisme agama- Padahal, paham ini
sangat bermasalah. Sayangnya, paham ini diimani tanpa sikap kritis,
Untuk menjebol dan membongkar tradisi keilmuan Islam yang
agung, kelompok jenis mt biasanya melakukan penghujatan terlebih
dahulu kepada para Imam besar. Dalam buku fh]ih Lintas Agama,
misalnva, dikatakan, "Kaum Muslim lebih suka terbuai dengan ke-
rangkeng dan belenggu fiqih yang dibuat Imam Syaff L Kita lupa,
Imam SyaM'i memang arsitek ushul liqih yang paling brilian, tetapi
juga karena Syaiiilah pemikiran-pemikiran frqih tidak berkembang
selama kurang lebih dua belas abad/'
Untuk bidang gender, mereka membuat klaim general, bahwa
tradisi tiqih Islam didominasi laki-laki. Tafsir yang ada adalah bias
gender. Bahkan, ada yang menyatakan, semua kitab suci bias gender.
Fenomena im sebenarnya mengikuti jejak kaum Kristen. Kaum
leminis Kristen, sejak lama berusaha keras bagaimana agar gerakan
mereka mendapatkan legitimasi dari Bible. Mereka tidak lagi me-
nulis Goih terapi juga O^ddes. Sebab, gambaran Tuhan dalam agama
mereka adalah Tuhan maskulin. Mereka ingin adanya Tuhan yang
(bersifat) perempuan. Tuhan yang bukan "huwa" tetapi "hiya".
Kaum leminis Kristen tidak berani membuang Bible, tetapi me-
lakukan perombakan terhadap metode interpretasinya. Problema
dalam tradisi Kristen ini kemudian diimpor ke dalam Islam, Dengan
menjadikan "gender i f t\utiltiy" dalam konsep Barat sebagai basis
berpikir, mereka kemudian mengotak-atik Al-Qur*an, dan menyata-
kan, Al-Qur\in juga bias gender, kecuali jika di tafsir ulang sesuai
pola pikir dan selera mereka. Problema praktis dan partikular yang
dihadapi kaum wanita— memang banyak diantara mereka yang
metodologi penafsiran Al-Qur*an dan Sun nah yang digunakan
bukanlah metodologi yang digunakan kaum Muslim selama itil
Mereka lebih suka meminjam metodologi hermeneutis. Men?ka lebih
percaya kepada Paul Ricour, Ferdinand d <? Saussurc, Rrnilio Betti,
M i eh c I Fnucault, Antunio Gramsci r John I Iick, Wilfred Cantwell
Smith,dan teman-temannya, ku timbang percaya kepada al-Imatn ab
Svafh atau a 1-C hazalh Pendapa t -pendapa \ para Imam kad angka la
dikutip tidak pada tempatnya, sehingga memunculkan produk yang
jauh dari kebenaran Perubahan-perubahan itu dilakukan Lebih untuk
konsumsi 'ideolugi kontemporer Barat', yang sedang berkembang
dan /jyr/rvw^, seperti paham pluralisme agama. Padahal, paham ini
sangat bermasalah. Sayangnya, paham ini diimani tanpa sikap krihs.
Untuk menjebol dan membongkar tradisi keilmuan Islam yang
agung, kelompok jenis ini biasanya melakukan penghujatan terlebih
dahulu kepada para imam besar. Dalam bukti Fii]ih Linftte A^nmu,
misalnya, dikatakan, "Kaum Muslim lebih 5iika ierhuaj dengan ke-
rangkeng dan belenggu fiqih yang dibuat Imam Syah' i. Kita lupa,
Imam SyaJVi memang arsitek ushul fiqih yang paling brilian, tetapi
I Liga karena Syaliilah pemikiran-pemikiran fiqih titi a k berkembang
selama kurang lebih dua beias abad/'
Untuk bidang gender, mereka membuat klaim general, bahwa
tradisi hqih Islam didominasi laki-laki. Tafsir yang ada adalah bias
gender. Bahkan, ada \ ang menyatakan, semua kitab suci bias gender.
Fenomena ini sebenarnya mengikuti jejak kaum Kristen. Kaum
feminLs Kristen, sejak lama berusaha keras bagaimana agar gerakan
mereka mendapatkan legitimasi dari Bibk\ Mereka tidak lagi me-
nulis Coii, tetapi juga Gothlrt. Sebab, gambaran Tuhan dalam agama
mereka adalah Tuhan maskulin Mereka ingin adanya Tuhan yang
(bersifat) perempuan. Tuhan yang bukan "huwa" tetapi "hiya".
Kaum feminis Kristen tidak berani membuang Bible, tetapi me-
lakukan perombakan terhadap metode interpretasinya- Problema
dalam tradisi Kristen ini kemudian diimpor ke dalam Islam, Dengan
menjadikan "getnier t'ipuilittf" dalam konsep Barat sebagai basis
berpikir, mereka kemudian mengotak-atik Al-Quf an, dan menyata-
kan. A I -Qu r' a n juga bias gender, kecuali jika d i tafsir ulang sesuai
pola pikir dan selera mereka. Problema p rak lis dan partikular yang
dihadapi kaum wanita --memang banyak dianlara mereka yang
tertindas— ditarik ke akai ideologis dan epistemologis. Seolah-olah,
semua i lu adalah kdrena kesalahan ulama Isi a m masa lalu, yang
merumuskan fiqih yang berpihak pada laki-laki.
Maka, persoalan tim/t KHI sebenarnya f eh i h merupakan soal
cara berpikir dan metodologi. Mereka selama ini menolak metode
I i terai dalam memahami naslhimh hukum. Namun, metode literal
yang dituduhkan kepada pengritik drrift KHI juga diterapkan oleh
penyusun tirnf! KHI sendiri* Mereka juga ingin agar drnfi Kl II itu
dipahami secara h terai. Karena poligami menjadi bahan ^erangan
paham kesetaraan gender, maka poligami diharamkan. Ketua Tim
PUG Dr- Si U Musda h Mulia, dalam wawancara dengan satu harian
di Jakarta, menyalakan, "Poligami unluk para nabi dan mereka yang
tingkatnya sama dengan para nabi, bukan untuk manusia seperti
kita/'
Logika bahwa asas perkawinan adalah monogami (ps3avat 1),
sehingga perkawinan di luar ayat 1 harus dinyatakan batal secara
hukum (ps.3 a) a t 2), juga lidak berdasar. Poligami saat mi, memang
bukan urusan se m ha r angan. Masalah yang satu ini masuL dalam
tinjauan kebijakan luar negeri AS. Dalam "RANP CorporatH>ji ivport
on Civil Di'mticmfii klfitoi" yang ditulis Sheryl Bernard sebagai bahan
masukan penyusunan strategi politik AS terhadap Islam, disebutkan
bahwa kaum fundamentalis Islam menerapkan poligami Di dunia
mtema.SLunal dewasa mi, poligami sudah dimasukkan ke dalam
wila/ah politik. Mereka yang berpoligami berarti fundamentalis,
mereka yang fundamentalis cenderung pada terorisme.
Soal perkawinan antar agama juga masalah serius, Khususnya
perkawinan antara mus! i m ah dengan laki-laki nonmuslim, AI-
Quran (60: 10 J, dengan tegas mengharamkan perkawinan Muslim- h
dan lakHaki non-Muslim, Belum pernah ada ulaau-sc jati —yang
menghalalkan Muslimah menikah dengan laki-laki non-Muslim.
Namun, uniknya, hanya dengan satu dalil "pluralisme agama",
semua vang haram dapat menjadi halal. Padahal, paham yang mem-
beri keabsahan pada semua agama ini sangat bermasalah. Cara
berpikir semacam ini sangat berbahaya, sebab dapat menghalalkan
yang haram dan mengharamkan yang ha lak Men unitnya ketua Tim
PUG, korupsi lebih berbahaya dari perkawinan antar agama- Ini
logika yang salah. Korupsi adalah jahat. Perkawinan yang tidak sah
juga 10 ha t, sebab sama saja dengan perzinaan. Pezina palu L dijatuhi
hukum cambuk atau rajam, yang bisa jauh lebih berat ketimbang
hukuman b api koruptor. Benar, banyak perbedaan pendapat dalam
bal pernikahan laki-laki Muslim dengan wanita Aliiul Kitab. Tetapi,,
tidak ada perbedaan dalam soal haramnya Muslimah menikah de-
ngan laki-laki non- Muslim.
Walhasil, persoalan tmtnttr legat draf t KU I sebenarnya soal
simptomatis, dari sebuah gunung es yang sudah berurai berakar di
tengah sebagian cendekiawan Muslim. Kebanggaan memeluk dan
mengimani paham gender, pluralisme, demokrasi, dan hak asasi
manusia, menjadikan mereka minder dengan khazanah keilmuan
Islam dan merasa rendah diri berhadapan dengan peradaban Barat.
Ini bisa terjadi karena kebodohan dan sikap Apriori, kekeliruan infor-
masi dan pendidikan, atau besarnya kucuran dana untuk proyek
semacam penguatkuasaan gender dan pluralisme agama.
Sejumlah pasal kontroversial dalam caimtcr h*$fti draft KHI r juga
sejalan dengan apa yang dibahas oleh para pembaru hukum islam,
seperti Nasr Hamid Abu Zayd. Dan ini lebih merupakan aspek
mental, cara berpikir, dan metodologi penafsiran msh f yang ujung-
nya juga lidak lepas dari invasi dan hegemoni pemikiran Barat
dalam studi Islam,
Karena itu, Dr. Syamsuddin Arif dalam artikelnya di Harian
Rrpublikii (3(1 September 2004), y«ing berjudul "Kiwh Intsli'khtiil Nntr
Htvnitl Abu Znifd" menulis,
'Terus- tera n g saya tidak begitu tertarik oleh teori dan ide-ide-
nya mengenai analisis wacana, kritik teks, apalagi hermeneuti-
ka. Sebabnya, sava melihat apa yang dia lontarkan kebanyakan
- untuk tidak mengatakan seluruhnya -a d alah gagasan-gagasan
nyeleneh yang diimpor dari tradisi pemikiran dan pengalaman
intelektual masyarakat Barat.... Orang macam Abu Zayd ini
cukup banyak. Ia jatuh ke dalam lubang rasionalisme yang
digalinya sendiri. Ia seperti istri Aladdin, menukar lampu lama
dengan lampu baru yang dijajakan oleh si tukang sihir."
Wtilhihu alun.
♦ ♦♦
14.
Invasi Barat dalam Pemikiran
Islam (3):
Pluralisme Agama
'\ PcwyrtUuihiu kttum ftrr>f t vi *,y;vm i/my dialami Ifan**K\U7£, }ohu Hwk. iitnii
IV. C &nith t hui>i\n\h\ ditvUm Ih'gitu >r?/j oh*h *?ktt$hm knlaw^an \\u*i\\n u/ih<
t?n'th'ni}i;i iliui manfMVflifl}} \wluitu Pluralhnw A$iwu\. tth^kiputt tuna* tuntgtv-
Pluralisme agama Iwtigiou* ylumtbui) adalah sebuah patmirn
(isme) tentang "pluralitas". Paham, bagaimana melihal ke-
ragaman dalam agama-agama; mengapa dan bagaimana
memandang agama-agama, yang begitu banyak dan beragam. Apa-
kah hanya ada satu agama yang benar alau ^emua agama benar.
Meskipun istilah mi lahir dan dikembangkan di Barai, tetapi istilah
ini mulanya tidak dikenal dalam teologi resmi Gereja. Sebagaimana
istilah sekularisme, yang semula tidak dikenal bahkan dimusuhi
oleh kaum Kristen, kemudian diterima dan dicarikan legitimasinya
dalam Bible/
Definisi John f lick dalam Thv Encyciopt'din of Ri'lighn:
"Secara filusutis. intilah (pluralisme) itu merujuk pada teori ter~
tentu tenlang hubungan antara tradisi-tradisi ini, dengan ma-
1 Dalam hukunvd Ih,- iwufar City* (Nt?vt h Yurk: Thtf MacmilKin Ompany, IW»7J, I [.uiev
Co\ rrum'nipiitLjn bab pertama berjudul " Tlw Bibhoil $t?(trft< dj ^iW.htnzjiiiCn'* y^^fi diawali
334 Waiah Peradaban Barai
sing-masing klaim mereka yang berbeda dan saling merasa
lebih unggul. Ini merupakan teori d miana agama-agama besar
dunia, meletakkan konsepsi dan persepsi vang beragam, berikut
respons- responsnya, terhadap realitas ketuhanan yang miste-
rius dan paripurna.- Pluralisme yang eksplisit menerima posisi
yang lebih radikal dari yang diambil oleh inklusivisme: pan-
dangan bahwa iman-iman besar dunia mewujudkan persepsi
dan konsepsi yang berbcda r dan bersamaan dengan itu respun
yang berbeda, terhadap "Sang Wujud" {ih? Rtwl) atau "Sang
Paripurna" (the LlUUunle), dan di dalam masing-masing keya-
kinan itu secara independen terjadi transformasi keberadaan
manusia, dan pemusatan pada diri menuju pemusatan pada
kenyataan. Maka tradisi-tradisi agama besar akan dianggap
sebagai "ruang" so t m (tfagicat alternatif di mana di dalamnya —
atau "jalan-jalan'* di mana— kaum lelaki dan perempuan dapat
menemukan keselamatan, kemerdekaan, dan kebahagiaan/'-'
Intinya, John H ic k—salah satu tokoh utama paham religimu*
phirnlism— rmsngajukan gagasan pluralisme sebagai pengembangan
dari inklusivisrne. Bahwa, agama adalah jalan yang berbeda-beda
menuju pada keparipuniaan [the UI timah*) yang sama. Ia mengutip
Runit yang menyatakan, "Lampu-lampunya berbeda namun cahaya-
nya sama; ia datang dari atas." Menurut I tick, "Sang Wujud" yang
merupakan "tujuan akhir dan pandangan beragama", merupakan
konsep universal. Di Barat, kadang digunakan istilah "ultimah'
riffllihj"; dalam istilah Sansekerta dikenal dengan "sat"; dalam Islam
dikenal isi i la h "al-hacj".'
1 fnhti 1 1 k k, dabm Mirrr.1 Fliml* 1 \%\it* Tur £>f:& 'fofa'dui $t Hi'iifciflV (Nrw Yflrk Mth-MtiLw
Pi/bhfhmf Cr.mjstnv 19S71, VuL 12. hlm 331
- Tki- Fiuyj h(\\iuui Rrirgwti V t jl 12. hlm 331 Tinjauan kritis kuhadap kuliari Inim 1 Ikk
ini diberikan oIl'Ii Dr, Ams Malik Tiiha. dkVSL 1 !! "Comparaliyfr Jlrln^ioii" di InltTiia I tunai Islam ic
I m* l'mIv Malavwa
la tnl u J Jin a I -Rum i, \ zn£ ht h rkaba dalam salah satu bait dan -*va imya van^ iIlKjIls Jala_m
-1 1 \fi;. l ''- i !rrn i i--nii-iiurut k k r|i-iii.ihkiii R, A Nirhnlsi m ya n t* jupa d h "ujukuMi l tu k** tkfhgHl JSJlflf
il}f?rrv'tf ifhr>tt$f;* tisc /rTWj 1 l\it± iH'Wu.r \i:frnr)\ i /' (Cahava hdakiah ht'rboda nu^kipun lampuma
hrfftrfto]. 1 kemudian bait ini diadapt <)k*h 1 hek secara b^ba.s danoiit 1 fti^ita! menjadi, 'Ti.v
htuijfi t\rr itifferrnt bui ttic Li£lil i< iiu* >tf .'.'!*•' llamjut adaiah berl.HfcJa-K\la< Lipi Lahava k'tap
r*amal untuk, menegaskan hipotesisnya, dan dijadikan salah sa lu slogan untuk mcn^auali
*.iliih sotit fa sal vang seiaraUi usus memben langka n teori pluralisme dtihm bukunya A n lutcr-
yrritiiwr of [Migiim Bt^itu fu^a ia mend a palakan penggalan ayal dalam salah satu kitab suri
I1u\dii rHiLi^B\ad Gila vanc; berbtim i, 'IVfoihT'if'i p^ih MfVi Choo±e js War /Jalan apapun ynnj;
Para penganut paham pluralisme di Indonesia, kemudian
menyumbangkannya dalam bahasa-bahasa yang Lebih sederhana,
menarik, dan provokatif- Seolah-olah, Pluralisme agama adalah ke-
harusan, yang wajib dipeluk oleh setiap pemeluk agama, meng-
gantikan paham lama (eksklusivisme) Siapa yang tidak menganut
paham mi bisa dicap sebagai anti-pluralitas dan anti toleransi. Lebih
j a lili, dipropagandakan bahwa semua agama adalah jalan menuju
keselamatan, Tidak ^dc\ satu agama pun yang berhak mengklaim
sebagai satu-satunya yang benar dan satu-satunva jalan keselamat-
an. Konon, menurut mereka, klaim kebenaran pada satu agama
merupakan sumbor konflik antar umat beragama.*
Sebuah jurnal keagamaan mencatat,
"Perbedaan 'jalan' maupun cara dalam praktik ritual tidaklah
menjadi sebab ditolak alau tercelanya seseorang melakukan
'penghormatan' total kepada apa yang diyakini, Perbedaan
jalan dan cara merupakan kekayaan bahasa Tuhan yang
memang tidak lusa secara pasti dipahami oleh bahasa-bahasa
manusia,... Memperhatikan hal mi, maka tidak perlu Ligi mem-
persoalkan mengapa antara orang Islam, Kristen, Hindu, Budha
dan lain sebagainya tampaknya 'berbeda' dalam 'mencapai'
Tuhan. Perbedaan ritual hanyalah perbedaan lahiriah yang bisa
ditangkap oleh kasa t mata, sedangkan hakikat ritual adalah
'penghormatan' atas apa yang dianggap suci, luhur, agung, dan
sebagainya. Ritual-ritual hanyalah simbol manusia beragama
karena mengikuti rangkaian sistematika tadi."
dipilih manusia adalah mllik-Ku), ynn^ kemudian ia an^k*il moii|adi judul *alahtfiCu mil kalah-
nya (jliljl^gap mungkin bisa nlc nv^kort* hiiNftiv^iSrtyfl ;m ( l J i T ri](l^snn ini d ikuti r Jfld artiku I
Dr. Arus Malik Tnka. "Mmtt^i TjWlv CtehrtT di \1nja3ah UUmuu rdi^i 4 Inliuii 2(J(M)
J hka diciM-mali, pluralisme ae/ima juga dilandasi asumsi hnlina a^arna adnia-h vitah *ilu
sumber Lttnilik, alau setidaknya memberikan legitimasi li^rkftiap bk*tbdft*t1 konflik sosial, >l h -
hiri^a keyakinan pemalu kina lerhadap ttiH?4Hwr«n mutLik gamanya perlu d infusi r *>lau
dibuang EWjiujsnn (147^1, mcnralat: rr i i'?"i/ mnfor ft'/i£wjjf t*&ihtim rm.*/m7i? U> fUztjfi&ftwte K tr
Sebagian lain menyimpulkan, hahw? a^ama-a^ama memberikan ajaran dan contcih-
rcnloh yamjg melt'phmaM pembunuhan Datam IradiM Ydhud-i. Kristen, dan Main La la meryka,
tuhan membunuh masyarakal, dan memerintahkan masvaraknl untuk melakukan hal vanj;
sjiiia f Lihai, Ltster R. Kurtz. C*h/> irt Uw GiM V'[%Y, ( Rumsand Dste; PiHO Forgo Prw, 1 W),
hlm. 2l5-2Lf>j.
Jurnal itu juga mengutip ung kapan seorang dosen sfurti agama:
"Perbedaan yang dimiliki oleh masing-masing agama pada
dasarnya bersifat instrumental. Sementara di balik perbedaan
itu, terkandung pesan dasar yang sama yakni, ketuhanan dnn
kemanusiaan, yang memungkinkan masing-masing agama da-
pat melakukan perjumpaan sejati-"*
Ada yang berkampanye bahwa "Pluralisme agama" adalah
paham yang tidak boleh ditinggalkan dan wajib diikuti oleh semua
umat beragama- Berbagai organisasi dan tokoh a pama aktif mem-
bentuk semacam "awtov o/ irUgiou* plural i$m'\ Salah satu sebabnya,
program ini memang mudah menyerap dana besai dari para dona-
tur Barat ("laku dijual"). Seorang aktivis Muhammadiyah menulis
di media massa,
"Karena itu, mari kita memproklamasikan kembali bahwa
pluralisme agama sudah menjadi hukum Tuhan (sunnatullah)
vang tidak mungkin berubah. Dan, karena itu, mustahil pula
kita melawan dan menghindari. Sebagai Muslim, kita tidak
punya jalan lain kecuali bersikap positif dan optimistis dalam
menerima pluralisme agama sebadai hukum Tuhan. " r]
N'urcholish Madjid menulis: "Jadi pluralisme sesungguhnya
adalah sebuah Aturan Tuhan (S minat Allah, "Sunnatutlah") yang
tidak akan berubah, sehingga juga tidak mungkin dilawan atau di*
ingkari/' 7
Pluralisme juga menjadi saiah satu program pokok gerakan
liberalisasi Islam di Indonesia-
Berikut ini kutipan agak panjang dari seorang propagandis
paham Pluralisme Agama \ang disebarkan melaku berbagai media
massa di Indonesia,
'Adakah dasar teologis yang diperlukan untuk suat u basis ke-
ruku nan hidup beragama? Pertanyaan ini penting, karena
* htm.il 74.W7K eUUi 2. ty'i l. Juli 2im. fiim S2-83, kailan Pu^t 5ti**i A^inu d. -m
iVrjtddlMii (PSAP) Muhanim^dis «ih dan Th/ /Uni FptinJttffln
7 Nun:kih>h M<h1h*L htom Odztnil tftin FrrVifr*W<i> I Jakarta rjramaaina, 15951, h \\\\ \i
*Givk BarU>n F dieram hlom USrralmlt tiuiat\r*kr (IjLiriJ Rariiruidirut, tW?).
selama ini teologi dianggap sebagai ilmu dogmatis yang karena
menyangkut masalah akidah (baca: kebenaran), tidaklah perin
dibicarakan—apalagi dicarikan titik temunya. Sehingga terkesan-
lah teologi sebagai ilmu yang tertutup, dan menghasilkan
masyarakat beragama yang tertutup. Padahal iklim masyarakat
global dan pascamodern dewasa ini bersifat terbuka dan
pluralistis. Teologi Eksklusif atau Teologi Pluralis? Memang,
dalam sejarah telah lama berkembang doktrin mengenai eks-
kl usi vi tas agama sendiri; Bahwa agama sayalah yang paling
benar, agama lain sesat dan menyesalkan. Pandangan semacam
ini ma^ih sangat kental, bahkan sampai sekarang, seperti ter-
muat dalam buku-buku polemis maupun ilmiah."
Rumusan dari Aji ih Fernando, teolog kontemporer, masih me-
narik untuk diungkapkan di sini. Katanya* "Ollwr religiou* mr /S?/sr'
}hith>, tlmt miftftid their foUoiwr^ (Agama lain adalah jalan yang sesat,
dan menvesatkan pengikutnya). Ungkapan Ajith Fernando yang
dibahas dalam bukunya The Chrislian/s A tt itu d e toward World
Religions ( 1987) j m memang sangat keras dan langsung tergambar
ckskkish' i tasnya Dan yang menjadikan kita kagel adalah kitab suci
ternyata dianggapnya membenarkan hal tersebut. Avat vang sering
dikutip dari Alkitab, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak
ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui
Aku" (Yohanes 14: 6), atau "Dan keselamatan tidak ada di dalam
siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini
tidak ada nama lain yang dibonkan kepada manusia yang olehnya
kita dapat diselamatkan" (Kisah Para Rasul 4:12), Pandangan eks-
klusif memang bisa dilegitimasikan lewat kitab suci.
Tetapi itu bukan satu-satunva kemungkinan. Sejak Konsili Vati-
kan II, sudah jelaslah bahwa pandangan Gereja menjadi sangat
terbuka ke arah adanya kebenaran dan keselamatan dalam agama-
agama non-Krishani. Kari Rahner, teolog besar yang menafsirkan
k onsili Vatikan II, merumuskan teologi inklusifnya kira-kira dengan
mengatakan, "Otlh'r roligioiis nn 4 implicit foniL< of our ffltm nHigion"
(agama lain adalah bentuk-bentuk implisit dari agama kita).... Kalau
batasnya adalah Konsili Vatikan ll r maka baru sejak 1963-1965 lah
secara resmi ada usaha-usaha global untuk memulai perkembangan
teologi ke arah yang inklusif. Dan baru belakangan ini saja berkem-
bang teologi yang lebih pluralis- yang lebih menekankan lebih luas
sisi yang disebut paralelisme dalam agama-agama— yang dapat lebih
digali lewat kajian teologi agama-agama.
Teologi pluralis melihat agama-agama lain sebanding dengan
agama-agama sendiri, sebagai dalam rumusan: Otlwr ivligiau* arr
i'ijutilhj vtilid iih}\j> to ttw <muc trutfi (John Hick); Othci ivligivus $f.*eftktif
tUfjfrrmthut vtfitnlh/ wliti t m t h* (John B. Cobb J r); Each n'titfhm cw/wssvs
mi iinportnnt pari oftlw Jntth (Raimtindo Panikkar);alau setiap agama
sebenarnya mengekspresikan adanya "T/rr Oiwin Hw unwif" (Sevved
Hossein Nasr). Di sini jelas teologi pluralis menolak paham
eksklusivisme, sebab dalam eksklusivisme i lu ada kecenderungan
opresitV
Konsili Vatikan M
Para penganjur pluralisme agama di Indonesia, biasanya meng-
kal Ikan perlunya memeluk paham keagamaan i Lu dengan Konsili
Vatikan II (1962~l%5) Konsili paling besar yang digelar dalam se-
jarah Kristen itu memang mencatat berbagai perubahan penting da-
lam konsep teologi Kristen dan sikap Vatikan terhadap Kristen noiv
Katolik dan agama-agama lain, Tetapi, Konsili itu sama sekali bukan
mendeklarasikan pluralisme agama. TIu* Encyciopcdin of Rdigion
mencatat,
"Teologi dewan tersebut waktu itu, merupakan sebuah teologi
l W risi si.-, karena lembaga tersebut tetap bersita t terlalu neo^cho-
ta>tic dalam cara-cara kunonya membela diri dan upaya-upaya
teologis modem dan juga terlalu takut d,u\ tidak cukup kreatit
dalam menjawab pertanvaan-perhnnyaan yang melibatkan teo-
logi modern/'"'
Ada kemajuan cukup besar dalam memandang agama lain da-
lam Konsili. Terhadap Islam, misalnya, disebutkan, "Gereja meman-
dang orang-orang Muslim dengan sikap hormat. Mereka menyem-
Di ku U p Jari w w w, islami J b aim, 13 fanuari 2002, dari sebuah artikel berjudul "Memudar-
rijtf Kerukmu* n Hidup Beragama A^orrui-u^unm H urus dctfftal&ft*
l[1 Mjrcpri Eliiidf tyd) t Titr Em'iiifajkHlifi rfRt'hgion. Vpl 15, bini 2SJ3
bah Allah Maha Esa yang hidup dan ada, Maha rahim dan Maha-
kuasa, Pencipta langit dan buni L.." 11 Na mim, pada sisi lain, Konsili
juga tetap bertahan pada kebenaran ekskltisil teologi Gereja Katolik,
dengan menyerukan dijalankannya mw Knsten kepada seluruh ma-
nusia. Dalam "Dravi 1 ou tlic Mi$$ionnnf Activity of r/j- J Clrurch",
disebutkan bahwa "Gereja telah dikirim oleh Langit bagi semua
bangsa dan ia akan menjadi 'sakramen keselamatan universal'".
Bahwa Gereja harus melakukan kerja keras "uni tik mensyiarkan
gj&sfji'l ktipadd semua manusia ", [J
Saat berpidato menyongsong Yubileum Agung Tahun 2000,
Paus Yohanes Paul uh II pun merisaukan pertambahan umat manusia
vang lidak mengenal Kristus dan menyerukan agar Gereja meng-
abdikan seluruh tenaga untuk penginjilan baru. Kata Paus,
"Jumlah mereka yang tidak mengenal Kristus dan tidak menja-
di anggota Gereja terus-menerus bertambah. Sungguh, sejak
akhir Konsili (Vatikan II) jumlahnya hampir dua kali lipat. Gila
kita memperhatikan bagian umat manusia yang besar ini yang
dicintai Bapa dan kepada mereka Bapa mengutus Putra-Nya,
mendesaknya tugas perutusan Gereja jelas sekali.... Di hadapan
Gereja, Allah membuka cakrawala kemanusiaan vang lebih siap
untuk penaburan Injil. Saya merasa bahwa saatnya sudah tiba,
yaitu saat untuk mengabdikan seluruh tenaga Gereja untuk
penginjilan baru dan untuk perutusan kepada bangsa-bangsa
{iid tft'tth'ii). Tak ada satu pun orang vang beriman akan Kristus,
tidak satu pun lembaga Gereja dapat menghindari tugas luhur
ini: memaklumkan Kristus kepada semua bangsa (RM no 3)." 1 *
31 lvk> JtkuLip dari buku Kansrh-ta>a&ih Gcrcp, karya Wrmnn P Tamu-r [Yo^yaknrh
Kanisius. JZURj, htm 1^1 U'ks<J.iUiTTU\tKi higgrib; "Lfyw ih? MWn'Tr laa, fhe Outtrll fooi* 7riUi
^IlhDirgh fii Ow rt?frv ■/ Uir ceiiturw mani} ijumrivis aiui )K&ti{htf hi.viuwr brtuWH Clm>Utti**
nud Mo&Imia, tfu* w&<t ^ni/ Surai tir$tv alk tv fcijrt tlw p\>l fi'uf t y tfrt^* rf/jtiw/y /t'r ituitwii
itHttcrstnittthiit O/i l*chtilt vf iiit mmiksml) Iri (At'rti "iiPtj i&irtni&rt ctntic &f$ttfi 1 pirur}nt$ nr«f fb^ntift
soi'tfl wftMY "tiW jtl/liCS, yttUW uad ftvnlom " iW,iHt»r M Abboil [gi'U.i'd j, Ttif OfflL-i/»ni*Mf< of
tiltaft/' It, 4 America Frvs>, 1^66 L Wui W).
U W.iltcT M AlibuM (£t«tt.Hl Jh 7V DttiiMtvife pj Vatu'Ait I i h I m. 5S3
11 l ih.nl buku "Btratta tifugitn fkth Yang tWtiglhtUipkirn Ytibft&rm A$tM$ Wilw 2lW\
l^gyak.irM K.ini^ius, IW8L him 9 Ml
tvfcmbfica berbagai pernyataan dan tekad Gereja di atas, nyala-
lah bahwa meng kaitkan paham ''Pluralisme agama "dengan "Konsili
Vatikan II" sebenarnya tidak relevan. Perubahan sikap Gereja dalam
konsili Vatikan II perin dilihal dalam konteks problema teologis dan
sejarah Kristen dalam menghadapi dinamika masyarakat Barai
Trauma psikologis yang mendalam masyarakat Barat terhadap per-
lakuan Gereja saat memegang kekuasaan politik sangat mendalam.
Kondisi inilah yang mempengaruhi corak keputusan dalam Konsili
Vatikan II."
Sikap Vatikan terhadap Yahudi mengalami perkembangan yang
menarik. Selama ratusan tahun. Kristen sangat represi! terhadap
Yahudi, karena memandang Yahudi sebagai yang bertanggung
jawab terhadap terbunuhnya Yesus - Menyusul berdirinya negara
Israel, 1 i Mei 1948, Harian Vatikan, L'Ottfrlktton' Romtvw, menulis,
"Zionisme bukan perwujudan Israel sebagaimana yang dijelas-
kan di dalam Bibi e- Zionisme merupakan fenomena kontempo-
rer vang berusaha mendirikan negara modern (Israel J, vang
secara filosofis maupun politis sekuler. Tanah Suci dan Tempat-
tempat Suci sebagaimana mereka sesungguhnya, membentuk
bagian dan bagian dari Chn^teudom "
Tetapi, setelah Israel menang Perang tahun 1%7, Vatikan meng-
ubah pendiriannya, dengan lebih bersikap pragmatis, Munsignor
Miirphv menjelaskan sikap baru Vatikan itu, "Tahta Suci mengakui
keberadaan Faktual Israel, haknva untuk berdiri, haknya untuk meng-
amankan perbatasan-perbatasan ny a dan hak-haknya yang lain yang
dimiliki sebagai bangsa yang berdaulat." 11 *
Berbeda dengan Konsili Vatikan 11 yang tetap mempertahankan
teologi Knsten 'tertentu'-^dan menyerukan mi.si Kristen ke seluruh
dunia— paham 'pluralisme agama' berupaya membentuk satu 'teolo-
gi baru' yang berbeda dengan teologi agama-agama yang ?\&a<
Biasanya mereka sebui semacam teologi agama universal'. Karena
1-1 5qarah kupu lusin "Thr LK'itiiratt&it&n tfo- Rt'tuUwtblity j/the Churcfc tauun Clmdhtn Rrfi-
y/p'i^"dirnnLii kolikti Pnii** Ynhflivjji XX 1 1 T murmu la Kuji>iii membupt staliTiien LctttiiriK Yahudi
(!,*Iw|. IVjIIlt M Uihoit l*.«i ulI l H,v ftiriWH'**/ tofcWj V. Kini n:* I
'^Kt'itC pJis. r/v ViTf.viiii Isltim omi tiw A\iiidlt* Ensi. (Sy^OW SyfAi'iiv Unir^rsjh Pivss.
l9S7>.h!ra E 27
ilu tidak berlebihan jika dikatakan, pluralisme agama sebenarnya
merupakan "jenis agama bani", yang menciptakan "kitab suci" dan
"nabi"-nya sendiri.
Dalam m lipannya berjudul Thratogy atui the \Nortds ReHgfotts
Hi>ton/ f pendiri pusat kajian Islam di McGill Univeisity WUircd
CanUvell Smith mengaku dirinya merupakan pendukung gagasan
"a universal theology "f religion". Menurut dia, "Visi tersebut
dibawa oleh sekelompok minoritas Kristen; kami mungkin sebuah
minoritas kecil lapi sesuatu yang terus tumbuh " Ide itu diakuinya
merupakan ide baru yang radikal yang dapat ditelusuri dari sejarah
ke-Kristcnan fase-fase awal. Lennard Swidler menjelaskan, yang
dimaksud dengan "n universal thcotogi/ of rrli^ion" adalah gagasan
sistematis dan rasional tentang keyakinan terhadap agama atau
ideologi yang dipegang oleh umat manusia. Universal thcology
menunjuk pada semua jenis pandangan agama atau ideologi yang
mencoba menjelaskan makna kehidupan dan bagaimana hidup
sesuai dengan pandangannya ihi— apakah ilu menyebut Tuhan'
atau tidak. Apa yang menjadikannya universal adalah bahwa kate-
gori-kategori refleksi tersebut adalah sesuatu vangdapatdimengerti
dan dipeluk oleh semua orang pemeluk agama atau ideologi, yang
memiliki berbagai "nacred kook<" apakah Bible, Qur'an, Veda, atau
Das Kapital. 1 *
Adalah menarik menelusuri, mengapa paham Pluralisme
agama kemudian dikembangkan secara besar-besaran oleh Barat,
baik di negara-negara Barat maupun di negara-negara Muslim.
Banvak dana dikucurkan kepada organisasi Islam dan LSM -LSM
vang mengimani dan bersedia meng kampanyekan paham ini di
Indonesia. Tulisan ini akan membahas secara singkat problem teo-
logis Kristen yang telah menimbulkan efek traumatis yang men-
dalam di Barat. Kontroversi teologis Kristen vang tak kunjung habis
dan trauma historis masyarakat Barat terhadap kekejaman Gereja di
]$8?), h|m ]V t M*52 JmLin^LinMT dan Uf.irhi*taLan&gii£j'»n utirrrr^ji titfdagy ofr/ilgiatf
flinu "£Ut}\i! th^itt^u" t^itifii'Mk ti'bth utuhhiAtt \\Uttn-d Ottittitll ^tiuth TriwantsA World Thecv
Inj^y Fail h n mi r h? i'ompanlivr I h*,!i>rv u f RHi^inn i London iinJ Bd*\tt$ttcU. The Macmjlfoti
PfrtJ. WJj ktinscp ^nnlh uiiLih \ an^ di.ikui jtthn \ Nik Ivrprnjjiimii terhadap dirinya dalam
ahad pertengahan bisa dikatakan memberi pengaruh besar terhadap
Upaya sebagian pemikir Bani l dan teolog Kristen untuk mengajukan
pemikiran pluralisme agama-salu pemikiran vang membongkar
dasar-dasar teologi Kristen sendiri.
Perjalanan intelektual tokoh pluralisme agama John 1 hek, me-
nunjukkan, dengan paham ini ia telah melakukan penghancuran
dasar-dasar teologi Kristen. John HLck, seorang profesor teologi
Kristen, melakukan hal itu melalu] bukunya Ttw Mtjth o/God Incar-
imh> (1^77). Buku ini memuat tiga Lema utama: (i) Yesus tidak pernah
mengajarkan bahwa dia adalah "inkarnasi Tuhan", (2) Adalah mus-
tahil melacak perkembangan doktrin inkarnasi dalam Bible vang
yang sebenarnya dirumuskan dalam Konsili Nicea dan Chakedon.
(3) Bahasa yang digunakan Bible dalam soal 'inkarnasi ketuhanan'
adalah bersifat metaforis, bukan H tera L Buku Hick memunculkan
kehebohan besar di kalangan kaum Kristen. Berminggu- m inggu
media massa keagamaan mendikusikan masalah ini. ] Iick memang
melakukan kritik tajam l e rh ada p doktrin trinitas. Ia menyatakan,
bahwa doktrin Trinitas bukanlah bagian dan ajaran Yesus tentang
Tuhan Yesus sendiri, kalanya, mengajarkan Tuhan d a La m persepsi
monoteis tik Yahudi ketika itn, ir
Kisah intelektual fohn 1 lick seyogyanya dikaji secara cermat,
sebelum kaum Muslim memeluk dan menyebarkan paham pluralis-
me agama. Sebab, Islam sama sekali tidak mengalami problema teo-
logis vang rumit seperti halnya Kristen. Islam juga udak mengalami
problema sejarah yang sama dengan sejarah Kristen, sehingga kaum
Muslim secara kolektif tidak mengalami kondisi Iraumatis ketika
berbicara tentang agama Kecuali, tentu sebagian kalangan yang
melihat Islam, dengan kacamata kaum Kristen- Bara t -sekuler me-
mandang agama mereka. Sebagaimana dipaparkan pada bab ten-
tang sejarah mengapa Barai menjadi sekuler- 1 i bera k bahwa Teologi
Kristen memang mengalami masalah yang serius tentang mayalah
yang .sangat mendasar— yaitu masalah Ketuhanan Yesus- sehingga
memungkinkan kalangan teolog pluralis dengan mudah melepas
keyakinan akan konsepsi teologi dasar mereka, sebagaimana yang
1" Adnaii A^Lij^ Ar/i^rtH* Pluralmu m Cknuhtw titni fcJamrt Phdostyty W Thoiigltt of john
h\ i amiSnrmzi Hcwin M h r fKlchmtind Suri* v Oir/on Prr*s, 1W8J. hlm. Ifl, Ififl-JSI
dilakukan teolog semacam John Hit k.
Sebagaimana dikatakan Dr. C. Gruenen Ofm, seorang teolog
Belanda ba hwa "seluruh permasalahan kristologi di dunia Barat
berasal dari kenyataan bahwa di dunia Barat, Tuhan menjadi satu
problem"* Seteluh membahas perkembangan pemikiran tentang Ye-
si(s Kristus (Kristologi) dari para pemikir dan teolog Kristen y#ne
berpengaruh, La sampai pada kesimpulan, bahwa ke kaca u a n para
pemikir Kristen di d n n ia Barat hanya mencerminkan kesimpang-
siuran kultural di Barat. "Kesimpang siuran lhi merupakan akibat
sejarah kebudayaan dunia Barat/" tulis Groenem IS
Dirumuskan den^un t'ofing
Jadi, dalam sejarah Barat, konsep tentang Tuhan memang ber-
masalah. Mereka tidak pernah berhenti berdebat dan berdiskusi
tentang siapa Tuhan (Yesus) sebenarnya? Masalah u ta nian ya adalah,
bahwa doktrin teologi Kristen tidak tersusun di masa Yesus, tetapi
beratus tahun sesudahnya, vakni pada tahun 325 dalam Konsili
Nlicea, Adalah Kaisar Kunstantin yctfig memelopori Konsili Nhcea,
yang menyatukan atau memilih teologi resmi Gereja. Sejak Konsili
Nicea, problem serius dan kontroversial memang masalah 'ketuhan-
an Yesus'. Bagaimana menjelaskan kepada akal yang sehat, bahwa
Yesus adalah Tuhan' dan sekaligus 'manusia', Tentang konsep ke-
tuhanan Yesus, buku TIu* MrWimw h'gfity mencatat, bahwa Knsten
yang dikenal saat ini bukan berasal dari zaman Yesus, tetaj^i dari
Konsili NJicea, yang dicapai melalui voting (pemungutan suara)-"
jika kaum Muslim tidak pernah menghadapi problema soal
"syahadat", maka |ustru dalam Kristen, soal "svahadat" menjadi per-
bincangan dan kontroversi hebat- Konsili Efesus, tahun 431, mela-
rang perubahan apa pun pada 'Syahadat Nicea', dengan ancaman
kutukan Gereja (iVintht'nm). Namun, Konsili Chalsedon, tahun 451,
mengubah 'Syahadat Nicca 1 - Ku h ikan terhadap Arius dihapuskan.
X askah syahadat Konsili Chalsedon berasal dari konsili lokal di
Konstantinopel tahun 3SL Sebab, naskah edisi tahun 325 dianggap
^ rh?Mc$$kint% Lipiti/, lilm-4rt
sudah tidak memadai untuk berhadapan dengan situasi bani- Bah-
kan, pada Konsili Tolodo III di Spanyol tahun 589, Gereja Barat me-
lakukan tambahan f rasa "dan Putra" (FLliocjue), pada penggal kali-
mat "dan akan Roh Kudus.... yang beraga l dari Bapa". Penambahan
itu dimaksudkan untuk menekankan kedah ian dan kesetaraan anta-
ra Putra dengan Bapa. Paus, yang mulanya menolak penambahan
itu, akhirnya menerima dan mendukungnya- Namun, Gereja Timur
menolak, karena melanggar Kunsili Efcsus. Penambahan ini kemu-
dian menjadi penyebab utama terjadinya skism a— perpecahan—
antara dua Gereja (Barat dan TimurJ pada abad ke-11.* 1
Kondisi teologis memacam itu tidak dijumpai dalam Islam.
Bahkan, kelomppk Sytah pun tidak berbeda pendapat soal konsep
Keesaan Allah dan Kenabian Muhammad saw\. Sejak masa Nabi
Muhammad saw., kaum Muslim sudah mewarisi konsep teologi dan
n tua I agama Islam dengan sempurna. Bahkan, nama agama ini pun
sudah diberikan oleh Allah swt v melaini Al-Qur"an< Nama agama
ini. bukan mengacu pada nama tempat atau nama orang, tetapi
namanya adalah [siam— satu-satunya nama agama yang diberikan
nleh Kitab Sucinya (Q5al-Maidah: 3). Kaum Muslim melakukan sha-
lat, zakat, puasa, haji, adalah dengan contoh-contoh yang langsung
dan jelas diberikan oleh Nabi Muhammad savv. y bukan dari penafsir
an-penafsiran lak langsung, Bahkan, begitu banyak dua yang dicon-
tohkan oleh Nabi (tm'Hur).
Kaum Muslim juga tidak mengalami trauma historis sebagai-
mana dialami Darat saat menghadapi hegemoni Gereja yang meme-
gang doktrin eksklusivisme teologis. Dalam kondisi seperti ilu, bisa
dipahami, jika Barat kemudian mengembangkan paham pluralisme
agama- Sebab, tidaklah mungkin mempertahankan konsep teologi
Trinitas vang disusun berdasarkan kesepakatan dalam satu Konsili.
Sejarah pun membuktikan, konsep eksklusivisme Gereja begitu
banyak memakan korban, sebab kaum beresi/ atau yang berbeda
agama harus dibunuh.
Konsep Islam tentang Nabi Isa 'Almhi* sahun pun sudah jelas
sejak awal bahwa Isa a.s. adalah manusia, Rasul/ utusan Allah, dan
sama sekali bukan Tuhan atau putra Tuhan. Bahkan, sejak awal, AI-
20 Numwn V Tanmrr, Kw\ftli-fon<iU CH'ttyw. lilm 35-1 1
346 Waiah Peradaban Barai
Qur an Lelah mengkritik keras konsepsi teologis kaum Kristen
tersebut. Penyebutan Isa a-s. sebagai 'anak Allah' disebut Al-Qur'an
sebagai kesalahan serius (QS Maryam: 89-92, al-Maidah" 72-75).
Penyebaran paham pluralisme agama di tengah masyarakat
Muslim dapat dilihat sebagai bagian dan upaya Barat mengglobal-
kan nilai-nilainya, dan meneguhkan hegemoninya, atau upaya
kalangan misionaris Kristen untuk melemahkan ke vak i nan kaum
Muslim Pluralisme—sebagaimana sekularisme— adalah sejenis "sen-
jata pemusnah massal" terhadap keyakinan lundamenlal agama-
agama. Kristen sudah mengalami hal itu. Ia lumpuh. Karena itu H
meskipun pada Kongres Misionaris Internasional di Jerusalcm. 1928,
menetapkan bahwa sekularisme "dipandang sebagai musuh besar
Gereja dan pesan-pesannya " JI tetapi pada dekade-dekade berikut-
nya ada banyak kalangan Kristen yang mempromosikan ''sekularis-
mc" dalam menjalankan misinya kepada Muslim- Dalam soal pe-
nyebaran pluralisme, Barat dan misionaris Krislen-Yahudi dapat
memiliki titik temu misi untuk mencegah 'fanatisme' kaum Muslim
dalam memegang kevakinan agamanya.
Jika perbedaan konsepsi dan sejarah antara teologi Kristen de-
ngan Islam benar-benar dikaji secara cermat, seyogyanva tidak perlu
ada kalangan Muslim vang Ialah menyebarkan paham pluralisme
agama. Dengan konsepsi teologinya, kaum MusJim terbukti tidak
pernah memiLsnakan agama la m. Islam lahir dalam pluralitas dan
mengajarkan untuk menerima yang plural. Biarlah Barat, dengan
pengalaman traumatisnya terhadap konsep dan praktik keagamaan
mereka, memeluk berbagai paham yang menghancurkan .sendi-sendi
agamanya sendiri. Paham Pluralisme Agama sejatinya adalah se-
buah agama baru, dengan konsep teologi baru. Pengamat paham ini
bersikap "emoh agama" yang ada, meskipun secara termal masih
bertahan dalam agama masing-masing. Karena itu, paham ini me-
mang hakikatnya membunuh dan membubarkan agama-agama
yang ada,
Jika peradaban Barat kemudian mengembangkan dan memak-
sakan paham ini agar dianut oleh pemeluk agama-agama yang ada,
Mi&iAWyAnafVurntiiiiir^ 1980). lilin -i?
Bagfan III: Ttjma Tema Invasr Pemikiran 347
dapatlah dimaklumi. Sebab, peradaban Barai pada hakikatnya me-
mang 'anti-agama', sebagaimana dikatakan Muhammad Asad (Leo-
pold WeLss),
"...jadi karakteristik Peradaban Barat modern, tidak bisa Aitvrima haik
oleh Kristen maupun Ulam atau oleh agama-agama lain, karena pada
ititiujfrt yrtitg terdalam ia bersifat kasotig-aganta (irrdigious)."-
Karena itu, sungguh gulll dipahami dengan akal sehat, jika ba-
nyak cendekiawan dari kalangan Muslim yang latah dan ikut-ikutan
perilaku Barat dalam membunuh agama r mereka sendiri. Paham
plura]i;*rne agama— yang mengakui kebenaran .semua agama—adalah
paham yang jelas-jelas membunuh konsep teologi Islam. Sebab, Islam
datang memang untuk meluruskan penyimpangan-penyimpangan
yang dilakukan oleh pengikut agama sebelumnya dan agama lain.
Karena itu, banyak ayat Al-Qur*an yang menyebutkan, bahwa kaum
Yahudi dan Kristen telah menyelewengkan konsep kebenaran dan
mengubah-ubah Kitab Suci mereka. Diutusnya Nabi Muhammad
saw. adalah untuk meluruskan penyimpangan yang terjadi atas ajar-
an Nabi Isa a.s. oleh kaum Kristen, seperti vang diputuskan dalam
Konsili Nieea tersebut. Karena itu, balikan sejak masih di awal-awal
turunnya Al-Qur\in di Makkah sudah ditegaskan maksud untuk
meluruskan kekeliruan Kristen itu:
"Kaltikiiru Diainh Ailttli Yttng Maha Esa. Aliah tempat meminta. Tidak
Svrnnnk dan Tidak Diperanakkan, Pan tidak ada setaat \ t pun yang setara
dengan DiaT (al-tkhlash: 1-4)
Bahkan, Al Quran mengecam keras kepercayaan kaum Kristen
itu;
"Svsttnggtdmya telah kafirlah orang-orang yang berkata: sesungguhnya
Allah ialah Al-Masih Piara Maryatn. Ihidahal Al-Masih sendiri berkata: 'hai
Batu hrad t sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan Allah, maka pasti Allah akan mengharamkan sotga baginya,
dan tempat orang itu ialah di neraka. Tidaklali ada hagt orang-orang zalim itu
seorang penolong punl Sesungguhnya kafirlah arang-arang yang mengatakati
-- Muhammad Asad< Ijlnm ttf Vw Crj<zrMiJs t [K11.1L1 I umpur Thi Othtr Ptefc}, hlm. 2h-
24 Fdisi p^TlPiiuk bukti mi dki'tak laliun 1^34 tylfrh Aratbl Publicjtums Delhi and Latuire.
'bahwasanya Allah adalah salah satu dan yang tigd Padahal* sekala kait (idah
ada Tahan selain Tahan Yang Esa. jika mereka tidak berhenti dan apa yang
mereka ucapkan itu* pasti orang-orang kafir diamani mereka akan ditimpa
siksntvi yang pedih. Maka mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan
memohon ampun kepadaSyaf Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Pe-
nyayang. Al-Masth Putra Maryain t* u hanyalah searang Rasul yang sesung-
guhnya telah berlalu sebelumnya beberapa Rasul...? (ai-JVlaidah: 72-7 5 J
Kadangkaia ada orang yang mencoba-enha berkhayal "menjadi
Tuhan", menetapkan bahwa intisari semua agama adalah sama.
Tuhan semua agama adalah sama saja, hanya namanya yang ber-
beda-beda. Orang Islam menyebut Tuhannya dengan nama Allah,
orang Kristen menyebut Tuhan Bapa atau Yesus Kristus, orang Barat
menyebut God, orang Yahudi Yalnueh, dan sebagainya. Kata mereka,
padahal, intinya dan maksudnya adalah sama saja. Begitu juga cara
menyembah Tuhan itu hanya tekniknya saja' yang berbeda, tetapi
hakikat dan tujuannya sama saja.
Cara pandang semacam itu adalah tidak benar. Masalah Konsep
Tuhan dan cara menyembah kepada Tuhan bukanlah hal yang
"sepele". Dalam konsepsi AristciLle, Tuhan disebut sebagai unmo-
ved mover", yaitu penggerak yang tidak bergerak. 'Tuhan' Aristofle
adalah Tuhan' filsafat, Tuhan' vang ada dalam pikiran, karena ia
harus ada secara logika sebagai penggerak alam semesta yang se-
nantiasa berada dalam keadaan bergerak dan berubah. Karena itu.
tidak ada calatan yang menunjukkan bahwa Aristotle menyembah
Tuhan" yang d i konsepsi karinya. Tuhan' ArLstotle hanya La h u diri-
nya sendiri, dan tidak paham apa yang ada di luar dirinya Kaum
Epicureans, para penganut filsafat pnst-AristoHe, mempunyai knn-
sep Tuhan yang mirip dengan Aristotle. Tuhan', kata mereka, asyik
dengan dirinya sendiri, dan tidak ped uli dengan makhluknya, Karena
itu, manusia tidak perlu berpikir dan peduli dengan Tuhan', Hidup
manusia adalah untuk mengejar kesenangan semata-mata, tanpa pe-
duli Tuhan atau agama, atau kehidupan setelah rreaU.
Penyimpangan konsep Tuhan akan berakibat pada cara pandang
dan cara beribadah kepada Tuhan- Karena itu, Al-Qur an meman-
dang serius penyimpangan yang dilakukap kaum Nasrani dalam
pemahaman konsep Tuhan mereka.
Bagian III. Tema lema Invasi Pikiran 349
"Hampir-lumiph htugit pecah Lnvmi itu dan bwni rvrlvlah, thinjfumiTtg
hancur lebur. Knram uiacku mcmuUth Al* Rahman mcmputiyni tmuk" (Mar-
yam; 90-91).
fa di, kekalahan dalam perumusan kunsep Tuhan, bukanlah hal
sepele, dan bukan merupakan hal yang dapat dikompromikan.
Bagaimana mungkin, lalu muncul paham Pluralisme Agama, bah \va
semua agama adalah jalan yang sah menuju Tuhan? Bahwa, orang
Islam tidak boleh meyakini hanya Islam saja, satu-satunya agama
vang diridhai Allah dan satu-sa lunya jalan kebenaran dan kesela-
matan 7 Bukankah ini sangat naif? Untuk itu, lidak ada salahnya
mendiskusikan kembali makna Islam, sebab paham Pluralisme
Agam^, memang dimulai dan upaya dekonstruksi terhadap makna
'agama' dan juga makna 'Islam' itu sendiri.
Definisi Islam: antaru jl-Attas dan WC, Smiili
Pada tanggal 1-2 Maret 2004, diadakan satu Seminar Nasional
di Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) bertema-
kan, "Prmikimn /s/ujp/ Mulinmmiidiynh: Rt'tpon* trrhittiiiy Fnwmma
UlWftlijmi' klmii". Ketika itu penulis menyampaikan satu makalah
berjudul Mendiskusikan kembali makna talam. WwA^ satu sisi—
sebenarnya merupakan sesuatu yang memprihatinkan— bahwa lem-
baga dakwah ls]am yang sangat terkenal terpaksa harus mendisku-
sikan kembali hal yang sangat i u nd a mental, hal vang sudah \\l-
wa'hiw muuni din hiri dhanny", sesuatu yang sangat jelas, sebagai-
mana konsep tentang "kafir", konsep bahwa Al-Qur\m adalah la f
zhiiii itw manau dari Allah", ke-ma'shum-an para nabi, haramnya
khamr, zina, wajibnya shalat, haramnya muslimah menikah dengan
laki-laki non-Mushm, dan sebagainya, Bagi Muslim, sudah jelas,
bahwa seorang disebut Musi i m -dan diakui sebagai Muslim, sehing-
ga mendapatkan hak-hak sebagai Muslim-- jika dia membaca dua
kalimat syahadat d<M\ tidak melakukan ha b hal vang membatalkan
syahadat.
Makna "Islam" itu sendiri digambarkan oleh Nabi Muhammad
saw, dalam berbagai sabda beliau. Imam al-Nawawi dalam kitab
hadits-nva i/miy h w rk\ r ual r al-Arbn'in al-Nawawiyah, menyebutkan
definisi Islam pada hadits kedua,
"Itltwi (idnfah iuihwittimyn cngk/tu ihrsnksi lmti\\? t witttiggtihtno muki
!itl\<u\ H'ltiin Ailtih dt\u hnhwa srsungsidwyti NufuitnnUul miulrih ittimm Allnh.
cTTgfoitt utenegakknn sluiUu* nmuunlikivi zakat, tftclnkfatiakun ihnnm Rama-
tikan, dan mciumuiktiu ibadah haji ke Hurtnlhh--jika cfrgk&rt fcr kemampuan
uiefaktanakauuya" (HR Muslim]
Pada hadiis ketiga juga disebutkan, bah w asan v a Nabi Mu-
hammad Sriw bersabda,
"Islmlt tiitrgrtkktm rfj atm Unia hal' ptr&iksttw (hiluva tirinl ada Tuhau
scttun Allah dan Muhauunad tufalah utuinn Athih, poh^ukim shtihu,
pcmuwhvi zakat * pchksaruwi htm Ke Baitullah* (fwi sliuwu Rumadhaul' M 1R
Bukhari dan Muslim)
fianvak sekali ayat-ayat Al-Qur\in yang menegaskan perbeda-
an vang tajam antara orang yang beriman dan beramal shaleh, de-
ngan orang-orang kafir. Surah a 1- Fa { i ha h mengajarkan, agar kita
senantiasa memohon berada di jalan ttinjj lurus (al-shirat abmus-
tatpmj dan bukan berada di jalan orang-oranp vang dimurkai (al-
maghdhub) dan jalan orang-orang vang tersesal fal-dhaallin]. Dalam
kitab !qihilit)" n+h-Shirtdh nl Mttftthjim Mttkhtintofnta Afhhobd johiiw.
Ibu Ta y m iya h menulis satu Mib-bab berjudul: "-4/ Miighdhub rthihtw;
td-ynlutiid, WrtihtJi dluudluna: au NttfihWtr" {Kaitrn yang dimurkai Alliih
adalah Yahudi, yang tersehat adalah NTa^hrani). Dalam Kitabnya itu,
Ibn Taymtvah mengutip sabda Nabi saw. vang menyatakan,
"Sesungguhnya ornn$-oiang Yahudi (hiulah yang dimurkai, ii r duugkau
kaum \as\am adalah kamu ynu£ tersesat" fHR TirmidziJ
Selama beratus tahun, kaum Muslim sandal mafhum, bahwa
kaum di luar Islam, adalah ku u m kafir. Untuk mereka ada berbadai
status, .seperti zhitnmi, htuhi, uiu<la'mau f atau muU\had Al-Qur"an pun
menggunakan sebutan "kafir Ahi* Kitab" dan "kafi r musyrik" (QS L )8).
Status mereka memang kafir, U* t api mereka tidak boleh dibunuh
karena kekafirannya -sebagai mana dilakukan kaum Kristen trap a
terhadap kaum heretkt— atau dipaksa memeluk Islam Jadi, bangun -
a n dan sistem Islam itu begitu jelas, bukan hanya dalam konsepsi
teologis, tetapi juga konsepsi sosial, ekonomi, politik, kebudayaan,
peradaban, dan sebagai n va. Misalnya, dalam hukum bidang perka-
winan, sudah jelas, bahwa laki-laki kafir (nun-Musliml haram
hukumnya dinikahkan den g a n wanita muslimah (QS dO: 10}. Ini
bukan berarti, seorang yang secara formal adalah Muslim, otomatis
akan selamat di akhirat dan masuk surga. Banyak ayat Al-Qur~ a n
yailg menjelaskan terjadinya proses murtad, nrfaq, atan fasiq. Tetapi,
kaum Muslim memahami Islam sebagai sebuah jalan yang benar,
yang mengandung ajaran-ajaran dari Allah swt„ Tergantung pada
individu Muslim itu sendiri, apakah ia mengikuti jalan yang benar
i LU/ atau ui akan meninggalkan bahkan melawan Ma m, secara diam-
diam la bisa menjadi Mukmin yang benar atau menjadi munafik,
yang secara formal Islam, tetapi tempatnya di akhirat nanti adalah di
dasar neraka. Konsep dan pemahaman semacam i n sudah begitu
jelas \.ian gamblang dalam tradisi Islam, selama ratusan tahun.
Namun, masalahnya menjadi lain, ketika ada upaya-upaya
serius dari berbagai kalangan, termasuk kalangan Muslim sendiri,
yang mencoba untuk melakukan dekontsruksi terhadap berbadai
konsep baku dalam Islam. Upaya dekonstruksi ^\r\u reduksi makna
dan konsep talam sebagai satu nama agama {proper www), atau seba-
gai satu sistem keagamaan {orgtitn'zerf rrh^ion) berkembang pesat
sejalan dengan penyebarluasan dan propaganda paham pluralisme
agama di dunia internasional.
Di Indonesia H ide ini sudah puluhan tahun lalu dikembangkan,
namun ketika itu, tampaknya kurang mendapat respon serius secara
intelektual dari kalangan Muslim. Kini, ide ini semakin menyebar,
sejalan dengan proses sekularisasi dan liberalisasi yang semakin
meruyak. Islam kemudian banyak dimaknai hanya dengan makna
generik atau makna bahasa sebagai "tindakan pasrah kepada Tuhan"
{sulwifefiow t o Goi1) f tanpa melihat, bagaimana cara pasrah kepada
Tuhan ihi-apakah kepasrahan kepada Tuhan itu menggunakan ajar-
an \*abi Muhammad saw, atau ajaran Galholoco?
Upaya dekonstruksi makna Islam sebenarnya merupakan bagi-
an dari upaya dekonstruksi istilah-istilah kunci dalam Islam, yang
merupakan bagian dari dekonstruksi Islam secara keseluruhan. Jika
makna Islam d (dekonstruksi, maka akan teniekonslruksi juga makna
"kali r", "murtad", "munafik", "al-haq", "dakwah", "jihad", "amar
makruf nahi munkar", dan sebagai n ya. Jika dicermati, dalam ber-
bagai penerbitan di Indonesia, upaya-upaya dekonstruksi istilah-
istilah itu bisa dilihat dengan jelas. Bahkan, upaya dekonstruksi itu
terus berlanjut ke konsep- konsep dasar Islam, seperti "u*ahvu"\ "Al-
Qur\in", "mu'jizat". dan sehagainya.* 1
Dekonstruksi makna Islam, dan mOn^dtiksinya hanya dengan
makna "subwi&*itm" f berdampak pada tidak boleh adanva k Ini m
kebenaran (tmlti daun) pada Islam, Kata mereka. Islam bukan satu-
satunya agama yang benar. Ada banyak agama yang benar. Atau,
"semua agama yang benar" bisa disebut "Islam"* Kebenaran tidak
sal u, tetapi banyak. Sehingga orang i ski m hdak boleh mengklaim
sebadai pemilik sahi catunya agama \ang benar- 1
Tidaklah mengherankan, jika ide dekonstruksi dan reduksi
makna Islam, biasanya ber|alan Ihti ringan dengan propaganda a gar
masing-masing pemeluk agama menghilangkan pikiran dan sikap
merasa benar sendiri. |ika orang Muslim tidak boleh meyakini bah-
wa Ulam adalah satu-satunya agama vang benar, dan agama lain
adalah salah, maka bisa dilamakan, untuk apa ada konsep dan
lembaga dakwah? Jika seorang tidak yakin dengan kebenaran yang
d i bawanya -karena semua kebenaran dianggapnya rela h I -maka
untuk apa ia berdakwah atau berada dalam organisasi dakwah?
Untuk apa ia mengajak atau menyeru orang lain untuk mengikuti
kebenaran dan menjauhi kemunkaran. sedangkan ia sendiri tidak
meyakini ^y^ yang disebut benar (al-Hkt'rut) dan apa yang d i kala -
-* Sonninj» \jtik rm.ii. i/Hit diri H?Rig#i Utara UK'(*il J» /nJom^M T*K*riv.iUk<«v T-* J *i
sltfa.li fVrbiinJliijftJin m^ii^ni,!! kjl.il> mu i \*\n£ kini, >*i\a iiu-rn'miiLi» KiJuvj lampir ^-nuij
LiLih ~-un jJiilah indiib mukfi/«ik J^n mrii^cuniLin Bjtit %ai\>, **Mn^ UIatti |>i*riu nwVMk
V«ii^ kit.ili suuniM ijj],ini keramik,! ¥nuk|i/ f ?f Vu>ii$; lu .t** t* , rM , l 1, i*( /.■,*>> p .M LlHU+lR 2" * M i
JCnniiTitar M'iu.n.iru m Imlu s.*np,it .inrh P m-hib |ik,i kiM Liji mh-M-a m t»i(s, a* k^taii^Au Kn*1*'*t
M'Utlirt tn^i lu kmv-ik p.iLir Bibit- \ ani; nwm impuJkatv taihw,i t*4i*.-t**k^ BiWi* nv*m.m>; -sin^ii
hiTTiui^iLih, M^Ki^i^nunn tvljh JjKiIm-» jmJj LM>iuin fc w_in , lumm j
-** b^ir.UTij; aktiv i> \luhAnm*»diiiih rnoiuli^ vtin AS untuk ih<iJm mm^i *ii httlttiVHiui»
"Aur kcvwknrcpiHun tfitiT iwtvi\*. J if%''(«nnr fmiiru futh*} ifi^ir^ ?rmf,-M Ji/u n^i^^-i^vmi Vn-„s -r« H
i»/' i u • £ti$ ih/tn tti f i j i iifiZ ki i ii v ht f rfii Jj rir ^c- r/ Jtf pi } u *t n i ihv v i fc,jf t , i ^* *^ riJ/ K-t r* i, 4 d j * .'sj ^ vii l m ni v m n m A f - r
^i^k'rfi /"rt'iwi i/irir^ rt*'inJiAi I^^ei^fn .-iis'^ri ^ i iitiir^J, W;ii KTilw/ Jjri s ^^ ( ,tK$f - /'[t* O'fi 1 ' ,*U*JF m*-*^.C 4 * 1 ^ 1
i,'f/Jif J 1 i/(ii[TC irri'Jt/ilJ/ #m! Ji"I l- r;t-rT ' fJ > f 1 1 v"i Irtr^ -*iC » ' Ph J JviJrr"h" tht rriil^ bt,l Jfti'iiTfW*faHRfJ*rttfff l t M#i|W/
lir^im xr ei . pnr^^rn' imkt ytut rin'Xrinr/t i/m/t m^i^tpviWn Ni^r^i: r^ir^'iur l^it IjJ^X ;n*^i^p ^r/.f+i /- a . h ■ r
l ^v*r/i ^ '/^ i t>7j " jm< / r.'/" Ji} 1 1 rfjn' / ji i r*»' f = JjJj ji i i m/ tf . ■ rwut i\Urttih<\\w Ay\M\\ wh\y\i huku"\lu\hi\\ f U u* j
kan salah (ttl-imuikiir). V*kU\ akhirnya, golongan "ragu-ragu" akan
berdakwah' mengajak orang untuk bersikap ragu juga. Mereka
sejatinya telah memilih satu jenis keyakinan baru, bahwa ia la k ada
agama yang benar atau semuanya hunar- Artinya, hakikatnya, ia
menu lih sikap untuk tidak beragama, airi u lelah memeluk agama
baru, dengan teologi haru, yang di sebui sebagai "teologi semua
agama".
Upava dokontsniksi dan reduksi makna Islam Lorus berjalan
dan ironinya jika iut dikembangkan oleh lokoh-lokoh dan cende-
kiawan \m\& bukan hanya dianggap mempunyai ptoritas dalam
keilmuan Islam, tetapi juga dihurmali di lu mbaga -lembaga k*y
agamaan. 1 rontanya lagi, tidak banyak kalangan ulama dan cende-
kiawan vang menganggap hal ini sebagai masalah vang serius bagi
perkembangan masa depan n mal a la u dakwah Islam di Indonesia. r *
Dalam soal detinmi Islam, adalah menarik membanding kan
konsep vang dipaparkan olirh dua cendekia wan, yaitu Syctl Mu-
hammad Na^uih Al- A I tas vla n Wilfrod Cantwell S mi t h Konsep dua
cendekiawan ird banyak mu n jadi rujukan para ilmuwan lain dalam
memberikan definisi agama, khususnya Islam, Sejak tahun 1970-an,
al-Allas sudah dikenal sebagai ilmuwan Muslim dengan gagasan-
gagasannya yang membongkar bahaya sekularisasi dan weslemtsa-
-"* \tu* hnlisJi M.nljul fnio.iTfii*i 1111-iiiiliittokim ifbiMft hnki* F t nul Maui ptin aiprmv
T.ihLui imluk >4 b iuiili-i>j nii-ni^i'^ji Kihn j kiU st'imu, pjra jvnpimil kii*it"» mm vaii£
ivrtvJj-lvAh iiv, nhmshtu iiiriiu*mh.Th lufun Vipi^ M.iIm Ki J.w Mma-*divKi p-i^rah
m'O-^limtin* k*7»jJ*^\\'*i * l ili.^i htiku i'iitnti/ht* A^\ttt t t kst;r*iti#tt* thiltiitt fc\*in^ttituut f ifiik^irM
knoipj^, ^(*>1j. hlrn 2^ JAiLieu bukti T* ±l L^t t*t*.(,*<tfK'X. \i*r t atluti<> JUn>:un.in fpish/mc*t^i>
ttt>lii>:L inklu^il Cik \ur Juu.ili Jl'jil'.jm iiitMMn jl-hUm ^bajui m kap p.t->i\ili ki p KnJirvii
1 Nh:in krp.iM'fili.in ink LiIaOL \~iir rmnjiuip kortiktt'rMik ptikuk si-nitiii +it;,ntiii s*\ni; hi;n/ir
Ini Lili « suui .'.v 1+ ' Ai-Qnr u t Mm.i scmti-i ^jii^ WH J >; h-n.tr AttaLih .rl-ttUni. \»ikm *lk#ip
Ivr^-rjli Jin kt-hjuliral luJun i^J5 JN to*\ SiAnjutnva JikaUkaft, D*Um ki>nk*kMrul.ili. srkap
pisrjh nioipJj kualifikasi ^ipuiiJun pemikiran Utilmtt mk[u-*il L .ik \ur fiuLtu »si|>i ku.ilirik^-
m ^Mjvmj* i.iiit; LviiiiVihiii Mam iri Api )iiu<llnn" mi st-rwlin |<i*i-jr.i p?k*r>kj ju^.i J«ip,il i*um*
j*hIi kiuhuLw K-yji pL-ii^aiUil iV^ima Ijlh LI\u-^lm\w pjrj ^hhi^ji\uI Liuh sui i, k*rk \,ihudi
Tiuiupirii kri*lw Mjka k' iivtt'kui'ii&i ^t\irii Unik^fr bati u J si.ipj pun J I .mUM kil.i-Kilk
soKijj.it -tjiil l-Lim. Y.ihipJr Kri^U'ii m.iupuu til^tH m— \.iti£ ^i'n^r-ht'nar Ivrinvm kip.ida
1uh*m J,irt M.)n Ktmiulian, stIj U-f^ir,it kiritolltiit, mnk* piLifi n^ikUpAtUil p^lul.l J r «*jm
Tuht^i i0> Z^i^h ^ W tJiiT^.i]i k.itn hi«, m?mia* firman l ulun inj, ft-nl«p>it iainin.ni Unli^i^
ba^i uiimt l>rr^^Am.i H .ipj pun ""ni^amd" , iTva F untuk mt-rii -ninn p t ih>iLi i .ur^Ay Jjri Tuh.in
BavAn^kiii Ivijp.T utklu>ih^^ |vmikiron tAtlup L'jk Nur ini." (Ui3i.il, SukjJi TiW^ J j p i. J j*.- f f
k'ji* \iif 'NtkirU k^"'jwi. :iaH). Mini Zl-^J
354 Wa|ah Peradaban Barai
si di dunia Islam dan mengingatkan adanva konflik abadi a n lara
peradaban dan pemikiran [siam dengan Barai. 3 " Ia menduka n
gagasan Islamisasi Ilmu Pengetahuan vang kemudian direalisasi-
kannya dalam sebuah institusi bernama 1STAC (International Insti-
tuteof IslamicThoujfh'tand Civilrzationtdi Kuala I umpur. Sedang-
kan W, C, Sini t h dikenal sebagai seorang Kristen Presbiter, lokoh
orientalis terkemuka, pendiri Islam ic Studi es di MeCilI L"ni versi tv
Kanada,- 7
Kedua pemikir ini sempat beri cm u dan berdiskusi panjang di
McGill UnJversify, Kanada, dan kemudian tampak dalam kajian ten-
tang makna Islam, keduanya mempunyai pendapat vang berseb-
rangaa Pandangan Al- Alias dikutip dari bitku Prolc^omrw t o Thr
Mi'hi}il(iftic$ oflsimit, (Kuala Lumpur: E STAC, 1995), sedangkan pan-
dangan W. C. Smith diambil dari buku Tlw Mraninf; nuit End ot
Ri'ligtotir (Mlnrieapoiis: Fortress Press, 19M1).
^ AI-ALtns nuTJth )pL\r MA hiburi \^2 di MoJill Uflivrait) Jan Th L? dari Uni% vnsiis
<>i 1 mvl^ii Tentar^ rtw.ij f it hidup d-Atlav hJi.il Uib pi-rtama buku ini
- Wilfntl Cauluvll Smitli adalnh pmfi-,Mir l-uiiTiIln Vomp.uatiVw ^ttid\ nf rt-Li£iuit' t!i
I tar-Kiri I Unriwsity J, i n manlaiuWkhir T^Ovifei fw fJw flmtit ■'/ "IVWn/ KW.yiii'J- Iflluin N53,
ia mendirikan In^titiiU 1 ot LFamk Sludie* di MuntruaL 's MuGili Univtyis*!} liihn.ni WH. ia
pindah kr f l.ilif.iy, Nnu Si^IijI, l1,hi mendirikan sahi deparlmem rif L'nftipnralku* rvh^ron di
Dnllnuihiy Llliivi'r^ifj ki thuhhIK Junimu» buku. dianLTflnw avIMflh T&Hiintiii i\\WJ P'fiJ'i^v
arul T/f* A'lnH;N?£ irfflJ Dii^i?. 1 RiVi/jiW/ W.L. Smlth. Adalah jrnyhuij; PiifcM'lerian Yakm* krislm
["vi^atmJ luLnh ri'fur»ni^ [[tim j^jih mi |*1H*<S4) Gfiv|a rn"iJi\ tenun Iri u h liberal dibandin^-kan
gereja lutheran C~*iK in bcrpimdnpal bahwa Bibi*, 1 memiliki nturila^nya wiijiri daJatii M'rtluA
hidang kqvrravaan dan praklik ritualita-* Li nu~nnlak oIptUak keuskupan, d.in Mjnraa ji'iiis
Jt-ki ir.iM diil.nn i^iTi'ii^ iVjL3;itW JLi£<i dmyfiii h,inii^r fCi*iU«i musik iiau ^['TrnHinLil, An^£*ita
fturcja mi tidak ban vak, ham -* st»k?Kir 2-1 juta. dan merupakan ft-tu^ fcCrT>lL*n dnrtinum di S*!*,*l-
land h Bfljtidn, d nnSv^ 1 1 /nian J i Tentang PiV3dhyft>riJii f lihai, lohn Yt>i«i^OV, , b.fiiF«wfv.\J nndon
MiiUlIltI leadlint I ttf.«2lMn) hlm. 1 7H-17m l Sintal nuin^km, poniku ju K-t^ir.nk hln-ta] Smlth
J .ih m ^oal makna Kl.un. ada kaitannya JvH^an kupurcayaarty^ -^Ki^at non-.m^ rn^lH k-r
Sebadai r^Nimus dalam hjbuh KriMcn ^ ^«imn-s.ima nwnolak otL'rita^Pau^ F Cll^ i]i memang
k'hill !ihtT*ll dan Luthvr Mfii'skyiill iTiCrt-kn pl^Lislh jm-M^nkiij ijtrtfiht^ lilhli 1 lI.iii m^inr^iil^
iw;ik iJiU'rpn j t3^i bri^-ilnt I i k 1 r, 1 f L h rhad^p Bll^li' Mi'mrnil Jnk'rprv^^i hliT^L k'lcj» f^ibk'
hariivLih iLinK*rpct'lasLknn sosljji d^n^flii makna vaii^ fi'la^ i^i/iii »r memrifig), &nua\ konstruksi
I il.i iMlUtMi iJuti kiniL , k>M. a Mr^hiiV4i NKhI-'I mu dil^kukjn ntituk tTWity^uaJknii drn^in k^inaii-
a-rt jvmuIk Bibk\ M^roka poivava bah*va kata -kala ^aiij; UTciiUum tlalam RibW adjlah hiTa^iI
d.^n Ivihan M^d^l intorjvrtasi mi lii.mni uUHi Kinv^k lukuli ilalam k^rah krLslfi\. Mp^rh
lurnmu (paLir Blhlcpada abad ki*-4 M^Th»nna?. Aquinas. Niilu i ia^pl l vra, )nhn Lok-l Mjrhri
I.lilIioi; dan h>!m CaK ui H ilut Mv \Wf £»fi i ft h^iu\tui Bftltittiia (CTiica^i Encvclopa^dui
BfiEdiiica Iik , l c J8^J Naioini, Gavin ^C\^^^l, nu'nvfLuiL baJiwa Wl bmflli M*ba^aii»ai\a Jj i|t i i
1 I ii.lv, Lidainih poddukurt^ kiuil j;ai;asiii K^'li^itHi^ Plin.iliMn. vaii^ hi-itis-ih.i m^nyiNun justifL-
ka^i I^>lLh;Lsn\ , a d.ihal. Gavin D'G^ta, T/tiv/^^i.' trnt( Ritr-ivi^ Fiitrnit*m. [Oxfnrd"G(isis
Hl*L % k«i.-*li id I^Khj hin. I*
Dalam suai makna Islam, pandangan al-Atlas sangat jelas tfait
ln^as- In katakan,
"Hanya ada .satu agama wahyu yang asli, dan namanya sudah
diberikan {Allah) yaitu Islam, dan orang-orang yang mengikuti
agama ini dipuji oleh Allah sebagai yang terbaik d ia n tara umat
manusia..„ Nlam, karenanya, bukan semata-mata sebuah kala
kata kerja vang bermakna kepasrahan (,<tibmi$$hn);iik juga nama
sebuah agama vang menjelaskan cara kepasrahan yang benar,
juga sekaligus menjelaskan definisi agama (secara umum): ke-
pasrahan kepada Tuhan "^
Dan, kata a l Atlas, tata cara dan bentuk penyerahan diri (^ ah
undian) kepada Tuhan yang terdapat dalam satu agama, pasti terkail
dengan konsepsi tentang Tuhan dalam agama itu. Sebab itu, konsep-
si tentang Tuhan dalam agama tersebut, adalah sangat menentukan
dalam merumuskan bentuk artikulasi yang sulwtfcsion yang benar.
Dan konsepsi tentang Tuhan, haruslah memadai untuk menjelaskan
hakikat Tuhan yang sebenarnya, yang hanya mungkin di dapat dari
wahyu (HnrMhn), bukan dari tradisi emis atau budaya, atau dari
ramuan antara tradisi etnis, budaya, dan wahyu, atau dari spekulasi
filosofis (yhilosophiciil $pt*€uhitfflu)* Agama vang benar ithr tnu* ivligiou)
bukan hanya menegaskan konsep TIu* Ihiihf ofGoti !ut^nj{iliid) t tetapi
juga menjelaskan tala cara dan bentuk <ubuiission yang dibawa oleh
Nabi terakhir (Muhammad sawj. 21 *
Jika bicara tentang tithiii^inti, maka AJ-Qur\in menyebutkan
adanya dua jenis slffanhftOH < as lama ) f yaitu secara sukarela \cm\*cio-
ii- duil u'illnt^ atttmiissiuiT} atau tidak sukarela (uncauseiaiti mi J tui-
wiltinft fuhwkafau) f Ali Imran: 83J. Menurut al-Attas, the iri?! sfr/»-
}tu<<ioi\ adalah yang dilakukan dengan sadar dan alas kemauannya
sendiri. Tlw Rnil Suhui^ion juga berarti ketaatan terhadap hukum-
hukunvNya tolhtUcncc to Giki'f Itno). Allah menegaskan, "Dan >ia}M«
Lih uang IiVilt hiik din-tii/tt Jtiripndn nrmtg \jfin$ ikhhi* tnrsn/nnhkmi
- s Al-.'Mtns mcnjflaskim, a n Lini Ulam, tSlitoh 'ifan t vnnj; Limumma Lli|\iluijvu dr-ngan
Ulilah "TTi'.yiL^r" .idM.ih luUk sjui^ dcugiin feoiiM/p "n*lijZio*i" whij; dipahnmi Jan JitnKirkaiv
lahiri >r.iir^Ji rt^,in^ Ram I KUmi M'li-ifrii iuiii.i «i^ama., Jwits djpilwimi JaUhi nuikrin "i/m'\
Ji/tai^ilTUirui diji-lasUn d.itom Al-Qur an dvtu ln\\n*A Arab r Al .A I Lis, /Wt^m-iW - lilin J M.
i1irim/:i kepada Allah t •Vffoirp dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia nirng-
ikuti millah Ihiahim \/aug liantf." (an-Nisaa*: 125).^
Kata *//*/ dalam an-Nisaa* 125 i i u tidak lain dan tidak bukan
hanya moril j tik kepada Islam. Tidak ada keraduan, bahwa ada ber-
bagai bentuk din lainnya. Tetapi, menurut a 1- A I- tas, vang melakukan
total $ubwi$$iott (istmlnm) kepada Tuhan Yang Satu adalah yang benar,
dan din semacam itulah vang merupakan satu-satunva din yang
ditenma Tuhan, sebagaimana dilegalkan dalam firman-Nya:
"Baningsiopn yang mencari din selam Islam, maka sekali -kati tidaklah
akan diterima idm itu) dari padanya: dati di akhirat dia termasuk orang-orang
yan\i mvntgL {Ali I nira n: 8 S).
Juga finnan-Nya:
"Scsmiggidinya ad-dm {vang dtrulhai} Allflh hanyalah Islam. Tiada /vi-
sclisih orang-arang yang diberi al-Kitah, kecuali seludah dasttng pengetahuan
kepada mereka, kawna kedengkian diamar a mereka'.' (Ali \ nira n: 19)
Menurul abAtlas, manusia lidak mungkin terlepas dari ^\u
din, sebab semuanya hindu k (a*tan?a) kepada kehendak Tuhan. Dan
situ jelas, bahu a istilah din, juga digunakan— walaupun secara
metaforis— untuk menunjuk kepada agama-agama lain, selain din al-
Lslam. Tetapi, yang membual Islam berbeda dengan din Ulinnya,
ialah bahwa ^uhmi^hw menurut Islam adalah ainct'Yi* dan totid
mdujri&itm terhadap kehendak Tuhan. Dan inilah yang menjadikan
adanya ke I antan terhadap hukum-hukum vang dhvahvukan oleh-
'' ,l Fuhapiiin i>mitl; mi'iurobii nirnipritmiMitam s-ohutan 'Wj^htimi Rtif^ti" atau "\-4!"*fl-
htnrth ftuHi" i ^ynliih-oT^h M.Ttn. Kn-ttMi, *t,in Yahudi sa?iJ mi a-d^lali ^mi^-^nTi.i aj^imn v -i i \ l^
dlfriiw»] rtlfh Ibrahim n s f W I u d «a UI, liiiWa Al-ljur' An *Oildin mviH^inlMii, h.iliw.,1 I b m h i m
huknnLah Yahudi atau Vwvtm, ti'tipi Jin ajilah Mualim.
'llTii»i»t tmk&'uiili \ithihU tttiii.\ Ntffi'iint. iihiju dMitititfilkstvruttfi wff/155 ftamJitiW Mutlim, \i\u\ \tht
Uukiinii\h owi£ uuh^nk." (Ali Imran: W7). TR>ht^i, £nmfr.TF&i\ Finali! m vani* lo£a> dalam hoi-
liiulud 1 U* Agak Lv-ft^U drji^ni kintsep Y^huiM lunt*h£ IbjtfTnm, jttnp di^iVuUuk.m tid.ik
tvftily U'j^is dalami Mini p^anfcmo Mav [„ M&rgijdfc Jari AW^ndur M*ir\. rrttajlfjra JaLiin
b n kiti%% .1 ft-Titpic"i^ N-'KH.th Viilim^ I »t. t iiitlnl -\ Hi?H)r\tO} flr\* IrttW'l Pfiflptf nirii£ivahkii-n partai n$
Itttw Et'ftlau^ MiMik Abram vnn^ xh- luiimva ju^ii penyumpah h^riiala. la mmokil lvnL*ni^
pt.-i(nlLiiMii Al rr.nn Ini J .m nj]til t^n^iiiiLi a llh h \ k'Jl tn/hmij 1 1 n- k.LivJrvd Ar.imi r *in>. Ihrvk'M
bpfatnd alwi (lu 1 tfitte wliutn Ilir; aitd Ihinr b [hero ha J wnrsln ;vd L fNk'jvk-i tiu'ni nihilkan
kd&jm At*m1i. Mi<n-Li nH4*iiiinuji«ilkAn |ii£.i tuhan-^'H/iti Viin^ li'bli tLi^imhiih m4*nt'ka dLnn iiriirk
mdvnnj; mt'RHtA/ \L\\ L ^b^^^]]i^ d*tn A k'^catidiT M.ir\. ,*1 Ht>tcn, vf thi m fnridj Pi m pph\*Sfn m
Bagian lil; Tema-Tema Invasi Pemikiran 357
Nya, dengan ketaatan yang sukarela dan mutlak {williagly and absO-
luti* obi'ilh'iliCl.
r 'Mrifes ii^ijAn/j merekn mencari dm selain d m Allah, padahal kepada
Allah -lal i berserah diri {usliuiuv segala apa ynug di Imigtt dat\ di bumi i haik
dftigarr siikflf&Ui anut terpafcn dan hanya kepada Atinh-lah markn dikau -
btilikatL (Ali Imraii: 83)
Bentuk (form) dari fithmissian yang dilakukan atau diekspresi-
kan ada lal 1 ! satu , form dari d\n. Di sinilah terjadi berbagai perbedaan
antara satu dm dengan dm V3ng lain (al-Attas memberi catatan, ini
bukan berarti bahwa perbedaan antar-agama hanyalah dalam hal
form saja, Sebab perbedaan dalam form juga berimplikasi pada per-
bedaan konsepsi tentang Tuhan, tentang hakikat-Nya, nama-nama-
Nva, sifat-sifat -N ya, dan p^rbuatan-perbuaLan-Nya). Bentuk suh-
uii^ion itulah yang diekspresikan dalam konsep millah. Islam meng-
ikuti konsep millah [bra[utn v yang juga millah dari para nabi lainnya
{almlnm al-^hiilatit ivat-^alam). Millah para nabt itu adalah merupakan
form dari agama yang benar, din al-qm/\/in\. Millah-wilhili mereka
berkembang menuju kesempurnaan, dan mencapai kesempurnaan-
nya di masa Nabi Muhammad saw,.' 1
Kesempurnaan Islam, sejak masa Kenabian Muhammad saw.,
menurut al-Attas, sangat berbeda dengan agama-agama lainnya,
Jl al-Attas, Pra!i^p*iuna.... him. 52-55 Bisa distmpulluui bahwa ^Lam yang dibawa Nabi
Muhammad »w atlalah >*' JT a'mpunw, dan setelah ini tidak ada lagi nabi van£ diurun untuk
menyempurnakan fa 1 1 '$i-Htam. Al-Quran ifiwFgaskan l*a1 mi "Pada hari mi lolah aku
^omput tiaLin uimikmu tlr/i-mu, dan Idah Ku -cukupkan mkmat-fCu kepadamu, dan telah KU-
ndhai Islam menjadi J;,i bagimu.. :Q5 5:3'i. Ajaran [syariat) yang dibawa Nabi MaJumnuid
S&kallgini "uniigjjjHti!!" Utht&gftf'j gijnt&n para nabi sebelumnya Searang tokoh yang ban vak
menimbulkan k[»ntmivrsi. S\t-ktt Muhyiddin [biui 'A rabi dalam kitabnya» tit-FirtwUi? at-
\Uikk:iftttTh. bah 3ft l// w/r'r^nf rt/-JsTiwyym it\j ittjthtibihm wa ttshiiiihtm) t menyalakan, hahwa
pengikitl Nabi Isa yanjj murni tidak hanya mengimani kunabian Muhammad snw, tapi juga
bt-rjbndtili menurut £Y"^rjat beliau MW ini karviia Jangan kivtatAn^an sang N*bi turakliii,
syariat ngama a^ama sebelumnya iMomaf-is tidak berlaku tagi. Fa mm\ siprFnlti MtihnmfftoTrf<wV
niiiisikhiih , t w#as Tbiui Arahi, seraya mengutip hadits- Rasulullah saw., "Seandainya Nabi Musa
hidup saat ini, maka beliau pun tidak dapat IkLi k mesti mengikutiku tbttBjatTTaMttSnHiitfifan md
rotifVifrri i'/taiiti prtirtht'fiiH} " Pendapa I Ibu A rabi iiu ada baiknya disimak, *eba b tokoh ini biasa-
ma difadik-in pijakan ha^i kalangan v pluralii H untuk "menyamakan" ymiw agama melalui
jal Lir tradisi kesufian (L T pa\a mencitrakan rbu A rabi sebagai "tokoh pluralis", misalnya, dapat
dilihat, pada buku WiJham C_~ Chittick. Durim ImUjindl Ilmu Arufa, (Surabaya: Risalah Gu*ti,
2D01)
yang bentuk penyerahan dirinya {fonn^ of <ithiriwit)ii)-T\ya berkem-
bang sesuai dengan tradisi budaya, vang tidak berbasis pada tntlbih
Ibrahim. Misalnya, agama dari Ahli- Kitab {Peopte o f the Book) telah
berkembang melalui gabungan antara tradisi kultural mereka de-
ngan tradisi yang berbasis pada wahyu,*-
Berbagai bentuk s£f/tv//>s;^i vang tidak Islami itu, menurut Atlas,
dapat dimasukkan ke dalam jenis fiihitii&hn vang tidak sukarela
(utiwtllintf). Dan itu adalah satu jenis kttfr- Adalah keliru jika dinyata-
kan, bahwa percaya kepada Tuhan Yang Satu saja sudah dikatakan
sebagai bentuk agama yang benar (truc nlirjan), dan sudah men-
jamin keselamatan (nilihition) Iblis (Seia m, meskipun ia percaya
kepada Ke-Satu-an Tuhan, tetap saja ia termabuk kafir. Karena itu,
menurut al- Atlas, intisari yang fundamental dari tmr rel i$ ion adalah
<}tb7iii*$iaii yang benar (the tenl subiuission), vakni suhmwion yang
dicontohkan oleh Nabi terakhir, Muhammad ww„ Bentuk iform) dari
the real subniijsivn itulah yang telah disahkan, diwahyukan, dan
diperintahkan oleh Allah, sebagai model atau tala cara >u}*nitf<hm
yang sah, The real suhim^lon adalah manifestasi, konfirmasi, dan
afirmasi dari keyakinan {Miefj yang benar dan $enu'me. yt
Dalam bukunya, al-AUas sangat menekankan pentingnya kaum
Muslim memahami konsep-konsep atau istilah-istilah kunci [kei/
levuK) dalam Islam, dalam kerangka ziwtifnit'iv ([ sandangan hidup)
Islam, Ia mengemukakan terjadmya proses '\iei<lttuuziititm of
kmgmige", dimana sejumlah istilah-istilah kunci dalam knsa kata
dasar dalam Islam telah digantikan dan dijadikan ub^urd di dalam
kerangka bidang-bidang asing dari makna Islam. Ketidakpedulian
dan kekacauan Ugnormice timi anifu.^ionK menyebabkan terjadinya
pL luang masuknya konsep-konsep asing- d i luar Islam, la menekan-
kan bahaya proses sekularisasi dalam menyebarkan kekacauan
makna terhadap istilah-istilah kunci di dalam Islam, seperti konsep
'- Aa»itohti*ilyari£]i'Li?. nu ^ I mM> konsep kotwp rilunl fctiim \ kih -^lakaw.-i! disusun di
r; 1.3^*1 \j!>i Muhammad mu 1 Kuim Mtcshm diL"iMn^ ki'r^< i n - - l i •-. «pin r m ib.uMb Hi fiuir - r ijM
V.imlj k'kih (hwtinhihkaii Nnhi <*aw Ini semiri t hrrh'^l idi'im E i|i k<in?a_p nliuilttii'-. dol.im Kri^n,
iiiisLiljiva. \auy, biin\*<ik dibenfuk d.itam pnvj,^ %q^:\\ti pt'rki'mh.iiigtfn fii;.T4iui mi Bt ^ilL] \u%n
dongan <igani.i inhudt {judinsinj, ymi£ hnin nb:ui k< -iV r n. mu u I tarifi jeys i i > t ■ f <i i s uni u k mem^mt
iiainn Siitu a^rnei n*ilkmj;toii, liuhu>m f tl.ondim. I LmkliT 3 K-ndlinr Ltd 2<Kilj hlm 7)
* 1 Al-Altas, Pn^r^tiith'tw „ hlm ^I-^n
ikhtivar. W/, adab, 'r/m. dan sebagalnya Kerancuan makna itu
ironisnya justru banyak terjadi di kalangan sarjana, Al- Al tas menulis:
''Sekularisasi intelek tual yang meluas karena ketidakfahaman
tentang Islam sebagai agama wahyu yang benar, manifestasi-
nya sebaiat peradaban, dan visinya tentang realita dan kebe-
naran sebagai pandangan hidup cenderung membingungkan
banyak sarjana dan cendekiawan kita dan para pengikutnya
sehingga mereka menjiplak berbagai slogan modonutas, yang
mengakibatkan pembahan dan pengetatan makna dari ber-
bagai istilah kunci yang mencerminkan sistem nilai kita." 4
Islam \ersi \\\C Sinith
Dalam buku Hw Mvoning and End af R**tt<*i(m* t Smith meletak-
kan pembahasan tentang konsepsi dan makna Islam ke dalam bab
khusus berjudul f 'Th\* SfWial Ctt$t*afl<Imn ,J . Menurutnya, Islam ada-
lah satu-satunya a pama yang "kuilt-m w j w". Kata btaui terdapat
dalam AbQur'an itu sendiri, dan kaum Muslim tetap bertahan untuk
menggunakan istilah itu untuk menjelaskan sistem keagamaan
mereka. Namun, meskipun demikian, Smjth memberikan penjelas-
an yang bersifat redukfif lerhadap makna Islam itu sendiri.
Ntilah Islam, men unitnya, jika ditelaah secara cermat dalam Al-
Qur an, kurang begitu banyak digunakan. Contohnya, istilah Tuhan h
muncul ~l.h97 kali, sedangkan tetom hanya muncul 8 kali dalam Al-
Qur"an, Dan jika istilah Islam digunakan, maka bisa jadi bermakna—
dan dalam banyak kasus pas H bermakna— bukan nama sua tu sistem
sosial, tetapi merupakan tanda a klivltas personal- Smith menulis,
"hhtim\di\{t)h kata kt'rja, immcitf wkitor srp'rtr^ kali jumlah kemun-
culan kutu kerja ti^tiUnpl 'tifltiuitr' thuiiluk, berkerah tlni wuni ki'Sflu-
rnlimt, mnnbrriktw itin kepada komttmeu total J. Ia merupakan kata
kerja; nama sebuah Ivnttik tindakan, bukan lintah i))tfitit<i t <ebttiih
Rt'ptitu>iv\ prifohii bukan lekitctlt < intern fosiaf/ 1
Dalam beberapa ha L katanya, bentuk verbal dari Islam jelas
terlihat (at-Tauhah: 74, a 1-1 f u j urat: 1 7). Smith mengartikan AH Imraiv
S 5 sebagai berikut, "Jika seseorang memilih selam dan penyerahan
^ Al-Altas*. Pvhv in:r tim 31-32
din suburi i sebuah norma, itu tidak akan diterima danpadanva "
Bisa disimak, bahwa gagasan Sitiith adalah mengartikan Islam
sebagai aktivitas penyerahan diri kepada Tuhan dan bukamu a nama
Satii institusi Istilah Islam, dengan makna sahi sistem keagamaan,
bani muncul dalam proses sejarah. Adalah hal menggelikan, kata
Smith, jika istilah Islam diartikan dongan makna satu sistem ke-
agamaan [a n'ttgtou* $\j?ii*m), Padahal, makna seperti ihi adalah hasil
dari perkembangan sejarah berikutnya. Tentang makna ayat "Umn
al'ditM 'miUIhhhtl bto^r, Smitii menulis seba^aj berikut,
INhai i n nnhli-rn Unuh hn< turomr Vrn/j/ ihe ivli$iem u\ tlu* \y* n of
Oihl n Ulam, imghutlhi nmnL .. rMh\*r thni M cotuinet onwtj tiuttt
Ih'foiv GoJ /> t o tKC?t*l Ht< Canwuvitte; tlh'pnyhr uwt to uw>hit> Htm
t< to obeu Him or <imyht t trtn* rt'iigion dwt 'itu* trw n7fyiu;D h
| adi, menurut Sniith, agama vang benar, bukan menunjuk pada
nama agama tertentu, tetapi adalah satu bentuk aktiv i tas, vakni satu
bentuk kepasrahan atau ketundukan (u/vrMJtuv). la menekankan
bahwa isi i la h 'Ulam' dalam A!-Qur a n tatak menunjuk pada agama
tertentu, tetapi lebih merupakan tantangan {t'luitlcuju*). Smith sama
sekali tidak menyebut kriteria -tllwti>>ion to Gtki yang benar menurut
Islam, sebagaimana banyak disebutkan dalam ayat AI»Qur an dan
hadits Nabi yang mewajibkan kaum Muslim mengikuti >unnah
Rasulullah sa\v\.*"
t " iLmuiirt^k.ni (und^^n soifth *iu a^'n^m tulisw mHi P*if\iirn*i«di(K* I*t»M*( %iinj;
Uni ijuk m'ihtIi mniiipkik pttukipdl Smith. Lmjvi nirtiwltui *umtwma fVtkif>irao t>k>Ua**ii
data m Niini hifcA ftiuitrut rtii-«tljuti d*ihm ivmtwif'iViii i%\ M hcrflui, "^^ui^utrihit j£.itni} witi?
rfitMittltti *r*l AitfUt UattjfkUtlh idiim* (iJS 3 1**1 ALIH* 'iA""*"» # \">Mf|'«' ***rn %i ir i *fi,-*ji*id A"Jt*i'* iU« U£*J'HiJ
M/i»it Mijj-Lir M'iifi'j k p m ^ tiiUtUith tti&nt tfttmmt tffpfma 1 1 u i d,tm*u&i*ijn ifiir Jw i/j^i-'rm*/ ^ri^j^fl,
tfrWI£ tfhrfJlv* lrtlif s * fjUjjjj |QS 1 Ji^j l'.id-ilL.il k*ijau jt,jJ iin tl^MiA Jiiie^i) wm/Ui^.lL rnkLuMl,
^Nn^n^iM^pinu uim rrsil Uihitin mJ wmj'j du-ngan mengental ifon m.ikn.i wl.im d t sini d.iLim
arti i;iiiL>nkmJ M>hfl^i |\im\iIi M-piniuhaivj ikipjJj Albh} iiuk*i ji\.ikti.iiK .1 ^Lan N.*rtu.'J*i
-rk^Ji ImJw»i J^rivi Viinj^ J1tt*riniti a i mm A IKi U Attaljth j^Afiij ^»vi^ rnviriL«AWii kf|M<rAh.u^
Uyada \ta. Dai) b»mn^i»ip*i S*ni>; iiirm^n .^jm,i stlain Ain ki*p*i?»r«il\*iii ktjMa^ Nva, nvnLa
Jt^im.i itu ltJjk*iLni Lfifi'rimri. diin i.i Ji (ikliiMt kTrtwMjk <>ra«g v^n^ nKTti#*j (T iIwUJiHiki-l
liudln MuiiAHSir Rahman tl i f bn H in RtytiviiLi, 24 luni 2(Kk)f DiibiMpi^Li!i»nvJdi Tjin.in kmail
M^r/;iki |,ikLirtn p 21 nklnlvi 1^J2 Nunh^li^!^ ^bdjid s*dal> nwmpa^raiNkan nukivi jsl.mi
stlm^iii " i\ tfoihtthv} h 1 t^\i \ ti Lipi Inlftk im^iN i^nrLin h.itnv.i ide itu ^hi^uft^A difipJjkaan
^■i>;^sim WC StinUi
Pendapat Sini Ih ini berbeda dengan James Robson, yang me-
nulis arhkel berjudul 'fcltun* d< A T\*rm t di Jurnal (Misi Kristen)
Mus t n u IVor/i/ edisi April 1954, Ia menulis, "Ketika kata Islam di-
gvi nakan ia memiliki makna vang berbeda. Terkadang ia jelas me-
ru pakan nama agama." Robson menunjuk ayat hvm n!-Diwa 'indn
Aliahi nl-hhvu sebagai contohnya. Juga ayat "Al \jamm akmnhu lakum
.... Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Islam bukan hanya bermakna
"$uhm&sion to God" tetapi sudah berkembang menjadi nama satu
agama {profvr iuwu 1 }- Robson mengutip sejumlah rujukan klasik
seperti tafsir al-Baidhawi dan beberapa kamus bahasa Arab yang
menjelaskan bahwa makna Islam, disamping *nlnnis$itm f o God
adalah nama satu agama.
Agama Apa yanji Benar?
Penjelasan a I- Al tas tentang makna di n dan Islam, memberikan
gambaran yang jelas, bahwa din yang benar dan diakui Allah adalah
Islam. Itulah din para nabi yang disempurnakan oleh Nabi terakhir.
Nabi Muhammad saw. Islam merupakan agama universal dan Nabi
Muhammad saw. diutus nleh Allah untuk menjadi rahmat bagi
seluruh manula (Q5. Al-Anbiya': 107, Saba': 2S). Jadi, sebagai sebuah
jalan. Islam adalah jalan yang lurus, jalan vang benar, jalan yang
lurus, shirath al-mustaqim, menuju kepada Tuhan. Karena itu, se-
mua amal ibadah, disyaratkan berdasar kepada iman. Tidak sah
amal ibadah seseorang, kecuali dia beriman kepada hal-hal yang
memang wajib diimani, sesuai konsepsi Islam, yang pokok-pokok-
nya dijelaskan dalam nrkivm! mutu.
' Dengan semangat dan keyakinan semacam itulah, kaum Muslim
sepanjang sejarahnya bersemangat menyebarkan Islam ke seluruh
penjuru dunia. Mereka yakin, bahwa Islam adalah satu-satunya
jalan keselamatan. Keyakinan ini tidak mengizinkan kaumMushm
untuk memaknakan agamanya, apalagi membunuh manusia lain,
karena perbedaan agama. Jika <iktip ^nihwani itu dikatakan wha^ni
sikap "eksklusiJ dalam teologi", terbukti, sikap itu tidak membawa
akibat buruk bagi umat manusia yang beragama lain. Ini berbeda
dengan sejarah Kristen saat mereka menerapkan "eksklusivitas
teologis" dan menetapkan kaum heresy atau kaum kafir sebagai
pihak \ang harus dimusnahkan. Pada bagian sebelumnya telah
362 W*|3h Pefaas&arr Bata
dijelaskan bagaimana brutalnya inshtnsi In^uisisi GeTefn di akui
pertengahan terhadap pemeluk agama noiv Kristen.
Anehnva, karena pengaruh hegemoni dan invasi pemikiran
Barai dalam "Pluralisme Agama", sebagian kalangan Muslim sen-
diri kemudian roi>n$gtigat konsepsi tentang Islam sebadai satu-
satu n v a jalan keselamatan dan kebenaran. Ada vam; menyatakan,
apakah adil, |ika orang nan -Muslim yang dilihatnya bersikap baik
kepada manusia, bersikap sopan, ramah, dermakan, dan subagainya.
kernudian—hanva karena ia tidak secara lormal memeluk fclain*-la}u
dijebloskan ke dalam neraka. Adilkah Tuhan jika bersikap seperti
itu? Logika semacam ini tenis dikembangkan di kalangan Muslim,
sehingga bukan tidak mungkin telah menimbulkan keragu-an pada
banyak kalangan Muslim lainnya, bahwa "agama formal" tidaklah
penting, umg penting adulah sikap dan perilaku pribadi. Apakah
seorang beriman kepada kerasulan Muhammad atau tidak, rfti tidak
penting. Yang penting ia baik Dalam beberapa kegempalan diskusi,
muncul pertanyaan, apakah Bunda The rusa akan masuk neraka
hanya gara-gara dia tidak beragama Islam dan tidak beriman
kepada Nabi Muhammad saw.? Apakah Sidarla Budha Gautama
bukan seorang N\ibi? r
Soal surga dan neraka adalah urusan Allah. Benarkah TTieresa
adalah baik dan pantas masuk surga, itu urusan Allah. Bagaimana
a
17 ('talam tM \Ma\\ \uu\.mi\y\ U'rtdiij^iil Ift Srpti/mlHT W**— wtiigifniiikukjrid4.ii£.muzdul
Pt'r^hiktm Pi'mtkirfin Uhtm GrfrrJiitf 1 tuam Afottihl \\\u\th, LP?FS h ^lKn {< rtulwm ktri^mii, lilmju
ll«--Ahmnd Ubhib jtii;j miTHiaku sk?bA^ni soomn^ pluralis* Wiihih mtfn^alai JinMih st-bfim Jua
ulun» f>k'h Kue m MC H ii -p| t. Jan s^lanw liiw Ijlimi uk*h Ritme» V^iJlt'nbnrj; mrrtcwilAt: Aku t.ik
Lihu jn.iLdh Tiih.ln ump.i! hati jiit-m^siikLin dn.i iihiii|* b.ijvikku itu ku' if^J.n'i -ipi iH h r.ikj
S.Miii^.i litfcil," Dr. A(u*i ^hihali [u^a rufiuiIIa, Tniisip biln vnng di^ui^k*in i»k'h Al Our b\\.
,id-ii.ih gH'nj^tfcuuiii ^Lm^ltlm ^r^ni;-i>rLiri^: vnnfl berbuat Iviik dafeni svtMp k^iiuiniM 1 * K'ras.Min 4 i
(.Ion, di.n^.ir» tirptu. byjk nu-mpi/mldi prtlula vLiri I ulu n l *iyj-Li^i, pi m M]. 1 :rn mi/mpi-i kukuh
idr nu'npL-rtiii pturahrtttL- ki-agaiiunii d .m nirnulnk rUklusu i^im . Dalam pn^'i h/uv 1,ini,i-k>
kk:>r wmL'kt'.vjj^m^-in iid.ik mmmi ktoigitn m -mari^I Al Qur >m N-kih Al 0»»r afl lul.ik rtn*m*
K da-tatfokan *ini:tni snttt komunitas ^jm>i dan kutimi Prln>Ip ini di)*drrsk;mofi*1i diu nv.it
A j CliTran. m4huH ukspt>iM \**n£ priing ?<*k^li Ivrpdi ***bu.ih ayal Af-Cjur ,in Limpil Jua k.ili
dan hampir mirip Lata \M;t Lita, \,ii^ mom.itakau, '^wi^/j/M/ri mt^kti tiiiiii hvi mum, }ahiMi
i ihu i mn ir-* ; ttia j m*mh\ ih? t i T\ Jtti n t*u*t m \ f f» v*, o t itlak 1 1 a n i r t wnt£i v«ti tubi* $kiw Ivtiitflrrt n fit I Q^
al-Fknpoh ^2 tkm a1-\kiukiK ^> Ahvi Shih^S, J*;.i^v k^n>>f M/i;nj|p £tk*n* Trt'iwi rttilttm
Bagian Jll Tema Tema invasi Pemikiran 363
dongan Abu Thalibyang banyak menolong Rasulullah saw.? Orang-
orang yang meragukan kebenaran Islam secara eksklusif sebenarnya
sedang membuat logika dan mengukur "Pikiran Tuhan" dengan
"pikirannya" sendiri. Ketetapan Allah tentang agama Islam, sebagai
satu-satunya agama yang benar, adalah hal yang jelas dan gam-
blang. Karena itulah, dalam berbagai kesempatan, Rasulullah saw.
senantiasa menyeru umat manusia uni u k beriman kepada Allah d^n
mengakui bahwa beliau adalah Rasul utusan Allah. Ditetapkan pula
pintu gerbang memasuki agama Islam adalah membaca Kahmah
Syahadat: "Akit hrr<ak<i hahwa hndn Tuhan wUwi Allah dnn aku hertnkni
bahwn Muhammad adalah utusan Aliah \
Di kalangan Kristen, diskusi semacam ini juga cukup panas,
Kaum inkhisifis dan pluralis Kristen yang rm.Tic.ila k klaim eksklusif
Gereja tenis berkampanye untuk menumbangkan doktrin eksklusif
Gereja, vxtm rale^iam nulla <aiu> (mtfaitft' the clutrch no wliwtuvi), di
luar gereja tidak ada keselamatan Hanya jalan Gereja yang benar,
sebagai jalan keselamatan. Ihi doktrin eksklusif mereka yang ber-
hasil dimodifikasi dalam Konsili Vatikan II , 1962-1963, Bagi Kristen,
pertanyaan semacam Uli memang sangat problematis, sebab mereka
sendiri teq>ecah dalam berbagai agama (Protestan, Katolik, Ortho-
dnks)- Gereja mana yang benar? Apakah Katolik atou Protestan atau
Ortodoks? Karena bingung dan frustasi, maka keluarlah jawaban
"a sal- asa ia n" semuanya adalah jalan kebenaran dan keselamatan.
1 lans Kung, seorang ProJesor teologi Katolik, memaparkan
adanya empat posisi dalam soal kebenaran agama: (1) Semua agama
adalah salah, (No n*!i$ian fa tmc atau titi r#tigitm< ar? eqiiatfy uutru?). Ini
adalah posisi kaum ateis, (2) Hanya satu agama yang benar (Qiihj ani'
ivligioti i> tnte, ahiu ail otlier wligians arc nntriw}. Ini adalah posisi
katolik tradisional, seperti yang dipaparkan tokoh-tokoh Kristen
awal: Origen, Cyprian, Augtishnc, dan dibakukan dalam Konsili
Laieran IV (1215), Konsili Horencc (1442) menegaskan, jalan kesela-
matan adalah menjadi anggota Gereja Katolik. Posisi kedua ini akan
kita haha* lebih lanjut, kanna merupakan fenomena sejarah penting
dalam peradaban Darat yang kemudian memunculkan sekularisasi,
liberalisasi, clan pluralisme teologis. (3) Semua agama adalah benar
[Et\'nj rrHgfan i> trin\ atau Ali n'lifiiosw iirr njinilh/ trttt'). Jika semua
agama benar padahal faktanya, agama-agama U u berbeda-beda,
maka agama vang mana vang dianggap benar. Lebih pelik lagi,
ketika mendefinisikan apa vang disebut dengan agama itit sendiri.
(4 J Satu agama adalah vang benar dan semua agama berperan dalam
kebenaran satu agama [Otw rciigian i> ttw tmv aut flf-fllr Ali rt'[t£ton>
pAriicipai? in l!u l truth of tik 3 tih? religion). Gagasan tn cenderung
mengarah pada sinkretisasi atau pembentukan agama haru yang
berbeda dengan agama yang ada.
Diskusi tentang masalah kebenaran agama itu sendiri terbentur
pada pertanyaan: apa kriteria sesuatu dianggap benar? Hans Kung
mengajukan gagasan, bahwa Tidak ada monopoli kebenaran pada
Knslen, dan tidak semua vang ada pada Kristen adalah benar, la
lebih jauh menyatakan,
"Itu nrftmja tidak ^cnuio yan$ adu dalam agtww-iigainrt dunia adulah
sama lawami/d dan baihnju: tufa j\t$a bn$inn4w$um daimu keimanan
dan tradisi, dalam ritu* >i'rln muatan keafiimutiin, struktur h'tttkafra
dan hckuii^uifu yaug tidak Iwitar, t uh k baik."
fa mengajak semua agama untuk bersikap yang sama. Menurut-
nya, secara alamiah, tidak ada agama yang dapat menerapkan
dengan sempurna kriteria kebenarannya sendiri untuk diterapkan
terhadap agama-agama lainnya/*
Pengalaman kaum Kristen seperti yang dialami Hans-Kung,
John lhck, atau WC Smith, hiasan v a ditelan begitu saja oleh sebagi-
an kalangan Muslim vang menerima dan mempercayai paham
Plural isme Agama, meskipun harus mengorbankan akidah Islam-
n ya. Senlah -olah pendapat mereka itu objektif, karena berasal dan
kalangan nun-Muslim. Padahal, pendapat mereka itu tentu ada
kaitannya dengan pengalaman pribadi mereka sebagai para pemikir
dan teolog Knsten, karena itulah, kiranya para cendekiawan muslim
perlu memahami dan menyampaikan secara |Li)ur, bahwa antara
Islam dan Kristen -d isamping terdapat berbagai persamaan -terda-
pat perbedaan yang sangat fundamental, baik dalam konsep Tuhan,
kenabian, balikan perjalanan sejarahnya. Jika kaum Muslim tidak
kritis memahami sejarah keagamaan di Barat, I o lu menjiplak begitu
"^ Hliai. fkm> Kun^. "Wlutt /.< IV lu 1 Rt-lipi 1 '**" J*iI>ith UtuiarJ Svtidk'r U\U. /ii^Ni/ii ihu
saja berbadai pcndnpfit eitan leon yan^ diadopsi dan pa kar-pa kai-
ti rrs ton/ Yahudi tentang ''kajian keagamaan " (Rdiftiou* Shuiies),
maka akibatnya bisa fatal Islam lalu ditenapong dan dianalisis ber-
dadarkan kerangka pikir {ffttntcwark) pengalaman dan ajaran agama
lain.
Sebagian oran^; yan^ beranggapan bahwa cara pandang plura-
lis Barai terhadap agama adalah sumber kemajuan dan kedamaian
duma, perlu melakukan evaluasi pemikiran yan^ serius. Sejak ber-
akhirnya kolonialisme klasik, Barai mulai membangun pusat-pusat
kajian Islam \ j\\fi sangat serius- Banyak d ia n taranya van^ kemudian
berhasil mendidik cendekiawan Muslim sesuai kerangka berpikir
Barat-sekular, yang secara aktif menjadi agen penyebaran paham
serupa di dunia Islam, Kuiika Barai tidak ia^i percaya bahwa Bthle
adalah kata-kata Tuhan (Thr Ward &f Gfidfihu i*crbum), maka mereka
pun mengajak kaum Muslim untuk meyakini hal yang sama seperti
mereka, i lans Kun^;, misalnya, menulis soal Al-Qur an sebagai kata-
kata Allah,
"Hunt* di 'ingat* Mum bukan hanya muat L<hva \/ait$ uttynkittnti/a;
kamu Kr.^t***) fundnmwinlk memaiui/ing Bibir dt'ugart cam yau$
^tuun. Kaum KriMi'n fundmumitdlh incngaUtlnn: Svmun ini didikte-
kan olrli Tuhan, dari \virn$ntf ]h r rhtuui sam\nii ifanft hraklm: Tak ada
[tang hruhih, tak ada yang tiant> dihUcrpn*hi>i Semuanya jela*. " >f
Kondisi islam sandal berbeda dengan Kristen, termasuk soal
konsep dan problem Kitab Suci. 1 lingga kini, misalnya, untuk nama
Tuhan dalam Biblesaja terdapat banyak versl UJ Nama agama mere-
*MLiitoKlnu^ Dijk^ui: wiih l*tom\ J.iLiinStviJk-r;^, film 20O-2UI
^ Misalnya kiljli KHiMrvm I 22- Tl I Alkitol» t l p fm LAl) ruLFn^Ukan 'Abihi w^knu Jwni*
i *c f <, ; Itt u'* ftih t F*r t i\ tt ;: Bt' N j * j : h th f v t titi» Tuh* i n /* n n 7 h i-a h t: f utk-ku urrak-Uu tft ingsut nt*£ Burhui
*wtiVif Mu tffef7 mi'i'H'ii'ii'/ 1 .lUiii'ti:' ir/i^C^ipr wit*t£ >t:hi*i\i Tttapi <i r 'i'':\Wj tt\lnn. i/, h Kartu tciu^tt fv
MuitMn rtihiU' fa-rirmu il'u^i't \U,<# .f.rt ivnkitttttr untuk tUtmtl^tfwitrtiM."
Bihh' Krt'Z iniit:^ W'tii i\ trh-ihilK m M im Ai:J !hi1u $hlll Sifii uuto Phiwmir. fht^ failh Hh>
L?~*t i^rth'i i> ui„ *jn, r.vi; "iu /T-.v\T>r 4 ttt i t rttTw ifJih, 1 t ^iT r A' mtisjTi^o, litttt h t' ,'v.Tt/ si^tv mi 1 ififf
i t * **jii + i* »/r<*vMfVf Jmujt» «W* 1 *? i wiiiifaii tlry w\ tivtt tim fjritiwrti Aiut it \\iftif lo p/x< /m/ //i* h rrwi/
j*r i*ik* *■**>*. »->*»/ »*it- L.ir.r tm',' trjiir ,itt t t wufkt h kttf hw/ Uakim Tfor Uvnrg B:l'k ddiilis K\Lik>i
T'itr t : t,v*rf •; ** ♦' * , , * , 1 '' ' ri n: fch * - siA xt rr* /* f i ?< T ( « ?;/ 1^ i'/j fis t ■«« . . : r. 1 J M l n it y t\i n f j m rttirtt Wt \fitftlmn $\ ?
». b *rt J t *(«it **t >( **!♦*;* ••(»* ,( ii^ i< *!• rH*;v f*/"rj>/ df^N^ /|.^ii< Srt-. J <*;// <nr, ■\>ur rhh^t <.&) " Ai Nv?i'< ttud hu>
uJj i>:**t 1oii!*iti)£ terjU Mtf^^vii Sin*n, jN(.tx 1 Mor^oli^ vIjii AIi^jtiJlt Nkirt rnjuiicntnt, "/'/
ka juga tidak diberikan sejak awal mula agama ini lahir Tetapi
ditentukan dalam sejarah pckcmbangannva kemudian. Hal ini pun
sangat berbeda dengan Islam, yang sejak awal mula, namanya
sudah buiit-in dalam A]-Qur L an dan diberikan oleh -\llah swL. Ber-
abad-abad. kalangan nmsionaris-Knston dan orientalis Barat men-
coba menyebut Islam dan kaum Muslim, dengan berbagai nama,
tetapi akhirnya mereka tidak berhasil, dan kini tidak bisa tidak,
menyebut Islam dan kaum Muslim, dengan sebutan Islam dan
Muslim. Berbeda dengan sebutan Kristen vang tidak terdapat dalam
fiiblc, dan baru muncul kernudian/ ]
Berbagai fakta lentang sejarah peradaban Barat, konsep teolo-
gis Kristen, dan realitas teks Bible. sevogyanva dikaji dengan men-
dalam dan dibandingkan dengan cermat dengan sejarah, tradisi,
konsep teologis talam, dan realitas teks Al-Qur an. Masing-masing
peradaban memiliki pandangan hidup {uvrUivictc) yang khas.
Sejarah perjalanan Kristen Barai telah melahirkan seorang h Isu l
terkenal bernama Bertrand Russell yang menulis sebuah buku Whu l
mu "Qi A Chrfetitm. la mengiaskan dua hal: mengapa dia tidak
percaya kepada Tuhan dan kepada keabadian {immortality). Kedua,
mengapa dia tidak memandang bahwa Chnst (Kristus) adalah
manusia terbaik dan paling bijaksana. Bahkan Russell juga menjelas-
kan mengapa ia keluar dari Kristen, dengan menyalakan, "Agama
Kristen, sebagaimana yang diatur dalam Gereja-gerejanya, merupa-
kan musuh mendasar dari kemajuan moral di dunia (/ itoj/ ifiah 1
Ata^ndcr Mjr\ H A f list^n o\ tht» |etvi>h rVnph\ ttim 15 J CrriLa rrii brrb.nh Ji'n^an ^niLvir-
ajiAMjur *in Di Sinni. Allah nvin|KTki<rx*ilknn dirinya mIm^ji "Alkih" ">i^tirT^tthuvii Aki\ fi,
ffththrk ,-lh'ilh, \/Jstk ihii) luH&n V/it,-! Aku \%&tl VnilwJdil'l Aiti thm t irr;Uufoh -,ll,U irrl/j.l ;i||VJ£m{*ir
AJ.it [l\ia\u 14 i
J l Sl+u^jj ci»alitti, U h un I*", lok^h ml-iinruri» terki'iui! Siimui*! M. Zv-vnicnt'r, muuuLis
Kl^r^olmulli tumtihs bukit Hv fjiiVy ft'irfiijinvirl ^ pU^Wwmi^ujK'u iJ iHiJtnv iVillMm and
N'^j^pEl 1 . l^Hr Bpt\ii jugp rrW1i££L£ruhk&i istilah ^Sarnn-u?* untuk mttivt4>iVI kmuii Mualim
T.iimn ltttfu h ftrthuf Gtlman mofculk hiiku, 7V Surutfrvi* /tt»h T^ 1 Fti/Ui^i frnu* h* /■(*■ Fj/'iW
Sif^hitoJ. K*iIj mi mungkin dari "*irrrn" win^ berarti Pcu/iJp j* ,'iVr fl^^f jLih V-'tf'vj' vvmi;
««rtiriwi fYo^i" pjt rJfcr £jM &t>U< flu rtfjrry --ift Adfl j 11 ^ > ,in £ iTU'iui'bul J-Lim, h-Lipi tiiMmh-jii
st+ia^ai \ijyLma Anh" r Tahun t^2S. W Wtl^inCjsli, menulis buku rVI^w!?/^ i>f r^#i""T. /1'i
/I Mf!' fcd^iOT nt ^r ,\V>t- I r^'t Ufy^ l! mldmv RdifltmfK ] |nu^ T Pit^V l L ^2tfi
/uvh unti >till i< thr i*rincif\il t'iu'im/ of mami \*w§re$$ in ihc uvrlii)," 12
Gerakan-gerakan yang m end e konstruksi Teologi Kristen begitu
kuat berlangsung di kalangan para h?o1og Knsien sendiri. Tahun
H87, John Hick dan Paul F Krntter mengedit dan menerbitkan
sebuah buku berjudul Tifa* M\/th of Christian Llnhpifiit**: Toithini a
Plurnltftk Thtologyof Religian* (New York: Orbis Book, 1987). Dalam
artikelnya "The t\on-Ab*olutem>>> of Chn$timtiti/ r \ John !lick menye-
butkan sejumlah dampak buruk sikap Kristen yang merasa superior
terhadap agama atau bangsa lain selama beratus-ratus tahun, Teo-
logi superior (eksklusif) itulah yang lelah menyebabkan kaum
misionaris Kristen begitu aktif menyebarkan agama mereka ke
berbadai penjuru dunia, hingga kini. Jtu adalah i akta, Apakah hal
yang sama bisa diaplikasikan terhadap Islam? Apakah Islam tidak
boleh merasa benar sendiri atau menyebarkan dakwah ke berbagai
penjuru dunia, agar mereka memeluk dan mengaplikasikan Islam?
Masalah ini perin dikaji dengan telili dan mendalam. Sebab, begitu
ban vak ayat-ayat A l -Qu r' a n dan hadits Na b j Muhammad saw, vang
memerintahkan kaum Muslim untuk berdakwah, memerintahkan
yang makruf dan mencegah kemunkaran. Nabi saw, menegaskan,
bahwa Islam adalah i/ti'lti Wti la yuk \\laihi. Dalam sejarah, terbukti,
sikap dan sifat superior isiani sangat berbeda dampaknya dongan
sikap superior Krtaten dan Barat,
Barat yang traumatis terhadap ' f or$antZi i ti rdigitm" ufChnstimi
akhirnya mengajukan jalan sekuler, liberal, dan pluralisme teologi
dalam kehidupan mereka. Sebagaimana penjajah Kristen dan misio-
naris yang aktif menyebarkan agama, Barat yang sekuler pun aktif
menyebarkan ideologinya dan memaksakan kepada manusia, Setiap
tahim, Amerika Serikat mengeluarkan laporan negara-negara vang
demokratis dan tidak demokratis, menurut standar AS + AS dan
sejumlah negara Barai juga aktif memonitor dan campur tangan
dalam banyak kasus politik di dunia Islam, membantu kelompok-
kelompok sekuler dan mencegah naiknya kekuasaan kelompok nom
sekuler {/sAr/j/rs/s}. Kasus pelarangan jilbab dan se jumlah simbol
agama di sekolah-sekolah negara di Pera net* juga bisa dijadikan
^- RiTirjnd Rus<i'i, W'tu / ntn ttsi a Chwlur, {Nliirfh SvdiH.y A\\en & L'ntvin Australia,
WTVl, him U, 25
.salah satu contoh.
Di Indonesia, teka nan- tekanan terus dilakukan agar kaum
muslim j Liga mengganti keyakinannya bahwa Islam adalah satu-
satunya agama va n g benar dan yang menyelamatkan umal manusia.
Kaum muslim juga diminta menghapus cita-citanya menegakkan
Islam dalam berbagai aspek kehidupan. Sebara terang-terangan,
tokoh-tokoh Kristen memperjuangkan sekularisasi, pluralisme teo-
logis, dan terakhir, bahkan meminta agar Mukaddimah L LD l c '45
diubah. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa diganti, dan Indonesia
dinyatakan sebagai negara sekular." 1
Sebagai sabi peradaban yang masih eksis meskipun sedang
dalam kondisi terhegemuni, Islam masih menunjukkan dinamika
dan karakteristiknya yang khas. Khazanah Islam masih tersimpan
dengan haik di berbagai perpustakaan dan lembaga-lembaga peneli-
tian dan pendidikan. Tidaklah wajar, jika kaum musiun t lengan
mudah menjiplak dan mengikuti begitu saja hadis j, sunnah, atau
perkembangan vang terjadi pada kaum Kristen/ \ahudi atau agama
dan peradaban lain, apalagi vang menyangkut perombakan konsep-
konsep dasar dalam Islam. Liku i n di n u ku m jcii iiihhiiu
♦ ♦ ♦
J J Liku iirlikH P. Sordjnli Djiw-fiiiLiiinuST-iuJii! '.\UiLhtii?iii!\ 11110 l l> -i-j i lu k S.fJ. .' j/ j Y. 11 ' j, 1
F^'iuli' a i S m/w Pemijit Uiijj, v Fi -linciri ?i l \\?>. Partai Kr^kn lYiriiii fJtinui Sr|iiJitiT.i ' i"'DS' Ui>v
stvrit'ti kTiiiij;-l(-r*in^Lin mi , rnpiT|Lin:ii;k..in ^oku I *"i risaui nun | i t , irL]>*tl - uin tii^imfl <\*va puli tik
15
Pelajaran dari Kasus Konflik
Islam-Kristen di Indonesia
"Tugu* teur uiiuft Jtanis kita fthiiiknti kepada tuhan kitn daimu nicu^u^iroran^-
o<tii}i$ \\anr tMitstimi dan ucgftm im dan mcmudamkun api Sfkte Widuvnmad
wtiiu$$it ui thitfl mitfh u! togi smudnh itri...."
Pidalo Alfonso d f AlhuLjuerque sa<U menduduki Malaka
ada tahun 2004, Pendeta Dr. Jan S- Ari tenang menerbitkan
sebuah buka lobai berjudul "Scjtmih Perjumpaan Krhhm ditn
Uhitn di hidonoui" (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004).
Ruku mi menarik karena- -d i samping dilengkapi dengan data-data
sejarah vang melimpah-- j Liga disertai dengan saran dan harapan
untuk mengatasi konflik I siam- Kristen di Indonesia. Di antara
sejumlah rekomendasi vang ditujukan kepada golongan Kristen
adalah (1) Orang Kristen tidak perlu ragu bahwa keselamatan ada di
dalam dan oleh Yesus Kristus, Tetapi, keyakinan itti tidak boleh
membuat orang Kristen merasa lebih selamat atau lebih unggul dari
umat beragama lain Sebab, Yesus Kristus Lidak datang untuk men-
dirikan selu j ah agama dan tidak dapat dikuasai atau dipenjarakan
oleh sebuah agama yang namanya Kristen. Umat Kristen bukanlah
pemilik tunggal keselamatan. Tidak zamannya lagi mempertahan-
kan semboyan cytra ?cc l&iti m u nih) sa/us.
(2) Umat Kristen tidak lagi mencemooh ajaran, kitab Suci atau
tokoh-tokoh Islam, dan lidak membiasakan diri merujuk atau
menafsir Al-Qllf an dengan tujuan mencan pembenaran atas Kitab
Suri atau ajaran Kristen, (3 j Umat Kristen peri u mempertimbangkan
perasaan umat Islam ketika hendak mendirikan rumah ibadah, (4)
Umat Krislen juga perlu mempertimbangkan perasaan umat fejam
ketika hendak mengadakan acara-acara ibadah atau perayaan ke-
agamaan, baik di gedung gereja, gedung pertemuan umum, atau
melalui media massa, f?) Tidak perlu bersikap alergik dan traumatik
lerhadap katun Muslim yang berbicara tentang penerapan Syariat
Islam. Pdl. Jan S Aritonang ju$fi mengimbau agar kaum Kristen
bersikap lebih simpatik l\au bersahabat terhadap kaum Muslim:
"Memandang mereka sebagai selem, pihak yang mengancam,
atau pun yang harus ditaklukkan demi Injil atau demi apa pun,
adillah tindakan bodoh dan tidak terpuji/'
Saran-saran Pdl. Jan S. Arilonang itu tampak cukup simpatik.
Beberapa diantaranya pernah penulis sampaikan dalam berbagai
kesempatan. Berikut ini telaah ringkas tentang sejarah dan solusi
Konflik Islam-Kristen di Indonesia. Masalah ini perin diangkat
karena dalam banyak hal, masalah Kristen di Indonesia tidak dapat
dilepakkan dengan strategi dan kepentingan Barat terhadap dunia
tslam r termasuk di Indonesia. Jika dulu "Gold, Gospcl. dan Glory"
menjadi semboyan kolonialisme klasik, dalam beberapa hak sembo-
yan itu lidak berubah. Meskipun berbeda dalam banyak hal. unsur-
unsur Earat sekuler-liheral kadang busa bertemu dengan kepenting-
an "misi Kristen", atau "sentimen Kristen." Konflik-konflik ke-
agamaan-khususnya Islam-Kristen— senng kali menjadi isu inter-
nasional, terutama pembentukan citra balnya kaum Kristen di Indo-
nesia tertindas dan lidak mendapatkan hak yang layak sebagai
kaum minoritas. Padahal, dibandingkan dengan u mal Islam di AS
dan negara-negara Barai lainnya, kaum Kristen Indonesia dan
penganut agama minoritas lainnya, mendapatkan hak-hak sosial,
politik, ekonomi, vang sangat besar Dalam bidang politik, mereka
selain mendapatkan jatah kursi menteri dalam kahinrl-sesuatu yang
belum pernah terjadi dalam sejarah AS,
Bagian lil: Tema-Tema Invasi Pemikiran 37 1
Konflik di Masa Kolonial
Searah konflik IsIam-Knsten-baik Kristen Protestan maupun
Katolik— di Indone-aa bisa ditelusuri sejak kedatangan penjajah Be-
landa dan Portugis ke Indonesia. Kedua bangsa kulon ia i itu datang
ke Indonesia melaksanakan program "trilogi/ iui^criuli^nn ", yaitu
Ges/W GoIlI, ttnd Gloiu. Jadi, disamping mereka mencari dan mt j -
nmiasai kekayaan alam, terutama rempah-rempah, para penjajah itu
juga menyebarkan agama Kristen. Sebab itu, banyak kaum Muslimin
di Indonesia vang teiap memandang agama Kristen identik dengan
a^aina kolonial.
Tokoh-tokoh Kristen Indonesia—seperti Dr. W. B. Sidjabat dan
TB. Simalupang— biasanya berusaha mengelak bahwa kekuasaan
kolonial Belanda ikut memhanlu penyebaran agama Kristen di Indo-
nesia. Menurut mereka, kaum misionaris sama sekali tidak ,~\d^
kaitannya dengan ambisi duniawi kaum kolonialis. Penyebaran
agama Kristen, k b i h disebabkan oleh kuasa Alkitab dan bukan ter-
utama disebabkan oleh orang-orang Kristen. Tetapi, bukti-bukti
sejarah sangat sulit menerima argumentasi tokoh-tokoh Kristen se-
macam itu. Bantuan d^n campur tandan kaum kolonialis dalam
Kristen isas i sulit dipungkiri dalam sejarah.'
Mengutip tulisan sejarawan KM Panik kar dalam bukunya Asin
iiml !VV.^l77/ Domhuiuci\ Prof. Dr. BilveerSmgh mencatat, "Yang men-
dorong bangsa Portugal (untuk menjajah di Asia adalah) strategi
besar melawan kekuatan politik Islam, melakukan Knstenisasi, dan
keinginan untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah." Se-
bagaimana ditunjukkan oleh Panikkar, sementara bagi negara-
negara Eropa Barat lainn\ a Islam hanyalah ancaman vang janh h bagi
orang-orang vang tinggal di Kepulauan Ibena, Castile. A r agon, dan
Portugal, Islam mewakili sesuatu vang mengancam, perkasa, dan
selalu Map siaga di depan beranda rumah mereka. Dari sudut pan-
dang mi, kata Panikkar, "Islam adalah musuh dan harus diperangi
dimana-mana. Bamak tindakan Portugal di Asia tidak akan dapat
dipahami kecuali fakta ini selalu diperhatikan. Jadi. disamping un-
tuk Kristenisasi ata> "'wilayah kafir", Islam harus dilawan di jan-
1 \lu . siuh.il'. Ail'^.v-.vj^, A r. :• K: ;:■ .■.'.'- i»', '■.!.*■/ o Wii'iiUrirr.utii^it! j.'jjijNfjj'i Pi'nrit.j^ \\\>;
k.'/svw ir. 1 IruiciiL'*:,! >. Bandung: Mi/uji. h^tjj hlm. 2(C
tmignya, dengan menyerangnya dari belakang. Hal ini juga diharap-
kan akan menguntungkan secara ekonomis,"
Dalam kaitan ini, Pangeran Henry ^ting Pelaut (1394-1460) me-
Lincarkan "strategi besar" dengan tujuan unhi k mengepung kekuat-
an Muslim dan membawa agama Kristen langsung ke w i lava h
Samudera Hindia. Ketika berhasil menduduki Malaka, AUonso
d'AIbuquen.]e berpidato,
"Tugas besar yang harus kita abdikan kepada Tuhan kita dalam
mengusir orang-orang Moor (Muslim) dari negara ini dan me-
madamkan api Sekte Muhammad sehingga ia tidak muncul
la g j sesudah mi..,. Saya yakin, jika kita berhasil merebut jalur
perdagangan Malaka ini dari tangan mereka f orang-orang
Moor), Kairo dan Mukkah akan hancur total dan Venice tidak
akan menerima rempah-rempah kecuali para pedagangnya
pergi dan membelinya di Portugal." 2
Karena itu, bukan hal aneh, jika penjajahan (kolonialisme) Barat
di duma Islam, selalu bekeqasarna dengan misionaris Kristen untuk
melanggengkan kekuasaannya. Mengutip pengakuan Aib C Kru y L
(tokoh Nederlands h'ifM^uoot^cimp) dan OJH Graal' van Limburg
Stirum, Dr. Aoib Suminto mencatat,
"Bagaimanapun juga Islam harus dihadapi, karena semua vang
menguntungkan Islam di Kepulauan ini akan merugikan ke-
kuasaan pemerintah Hindia Belanda. Dalam hal mi diakui bah-
wa kristenisasi merupakan faktor penting dalam proses penja-
jahan dan zending Kristen merupakan rekan sepersekutuan
bagi pemerintah kolonial sehingga pemerintah akan memban-
tu menghadapi setiap rintangan vang menghambat perluasan
zending." 1
Keterkaitan erat antara gerakan Kristen i sa si dengan pemeri n -
tah kolonial banyak diungkap oleh para ilmu w Ain Indonesia- seperti
A t jib Sirminfp (Politik Uimu Ihndm Bclandti), Del ia r N/oer [Gi'wikiw
[>iivn Modern) dan juga Ahvi Shihab (Mct\jhn\d\(n^ Amf—Rmpou*
* Rl|v*vrSin£h, T7uwr Ttmitr irrJoiii*iii dan Duttui, Mrfj£ Jifti Ksnwtnitu^ ihkarLi I PS, L u 'tfSj
lilm 29^#Jfl
1 Aqib Suminto, Polritk hitm HmtM BrfmrJff, [|ak.irla, LP3F5, 19S?.j, hlm 26
Bagian |ll: Tema Twna Invasi Pemikiran 373
d'niktw £Auhmnma£i\fnh tniunltip Penetrasi Misi Krfettm di Imioupsiti).
Pol Hi k netral agama yang dikumandangkan oleh pemerintah Belan-
da terbukti tidak btinar, Sttbab dalaan kenyataannya, mereka sangat
mendukung gerakan misi Kristen di Indonesia.
Sejumlah dekril kera j aa n Belanda dikeluarkan untuk mendu-
kung misii >nans Kristen di Indonesia. Pada tahun 1810, Raja Williarn
I dari Belanda mengeluarkan dekrit yang menyatakan bahwa parn
misionaris akan diutus ke Indonesia oleh dan atas biaya pemerintah.
Pada 1S35 dan 1840, ada dekrit lain yang dikeluarkan, yang menya-
takan bah u* a administrasi gereja di Hindia Belanda ditempatkan di
bawah naungan Gubernur Jenderal pemerintah kolonial. Pada 1S54,
sebuah dekrit lain d i keluarkan, yang mencerminkan bahwa kedua
badan di atas saling berkaitan. Dcfc'fil i lu menyebutkan bahwa admi-
nistrasi gereja antara lain berfungsi mempertahankan doktrin agama
Kristen Karena itu, sejumlah fasilitas diberikan kepada para misio-
naris, termasuk subsidi pembangunan gereja, biaya pulang pergi
misionaris lndonesia-Belanda, dan pembayaran gaji para pendeta,
disamping subsidi untuk sekolah, rumah sakif, dan rumah yatim-
piatu, serta berbagai keringanan pajak. Pada tahun 1888, Menteri
Urusan Kolonial, Keuchenis. menyatakan d tikungannya terhadap
semua organisasi misionaris dan menyerukan agar mereka mengga-
lang kor jasa ma dengan pemerintah Belanda untuk memperluas pe-
ngaruh Kristen dan membatasi pengaruh Islam. J. T. Cremer, Menteri
untuk Urusan Kolonial lain, dengan semangat vang sama, juga me-
nganjurkan agar kegiatan-kegiatan misionaris dibantu, karena hal
itu --d a tam pandangannya —akan melahirkan "peradaban, kesejah-
teraan, keamanan, dan keteraturan 4
Pada 1901, Abraham Kuyper, pemimpin Partai Kristen, ditunjuk
sebagai Perdana Menteri, menyusul kekalahan Partai Liberal oleh
koalisi partai-partai kanan dan agama. Ale\ander Idcnburg, yang di
masa mudanya pernah bercita-cita sebagai misionaris, mengambil
alih kantor pemerintah kolonial, Kebijakan selama 50 tahun yang
kurang lebih bersifat "netral agama" diubah menjadi kebijakan vang
secara terang-terangan mendukung misi Kristen. Berbagai subsidi
terhadap sekolah Kristen dan tembaga misi yang semua ditolak
4 AM Sliihab. Mt-«ifrfihfuni; Am> t hlrn 1 \7
karwia dikhawatirkan memancing reaksi keras k o uni muslim, mu Ini
diberikan secara besar-besaran. Kebijakan ini menunjukkan bahwa
netralitas dalam agama adalah i kisi belaka, tdenburg yang nwhjabat
Gubernur Jenderal dari I9Dfi-191fr, terang-terangan menyatakan du-
kungannya terhadap kegiatan misi di Indonesia* Dalam halali satu
laporannya kepada pemerintah pusat, ia mengatakan. "Saya cukup
sibuk dengan Kristen i sas i atas daerah-daerah pedalaman." Bagi
pemerintah kolonial, ancaman dan mereka \ang sudah ma>uk
Kristen akan lebih kecil dibandingkan dari kaum muslim, karena
kaum Kristen lebih dapat diajak kerjasama. Tu|uan pemerintah kolo-
nial dan misionaris dapat dikerjasamakan. Di satu pihak, pemeri tali
kolonial memandang koloni mereka sebagai tempat mengeruk ke-
untungan finansial Di sisi lain, mi_smnan_s memandang koloni
mereka sebagai tempat yang diberikan Tuhan untuk memperluas
"Kerajaan Tuhan 'V
Jadi, di zaman penjajahan Belanda, konflik Ulam Kristen identik
dengan konflik antara bangsa Indonesia dengan penjajah vang tur
mang memberikan dukungan terhadap kegiatan misi Kristen. Pe-
rang melawan penjajah Belanda dipandang sebagai ]ihad l"i sabilillah
dalam memerangi kaum penjajah kafir. Sehingga, dt Aceh, misalnya,
Belanda disebut sebagai "kape" yang berakal dari istilah bahasa
"kalir".
Menjelang Kemerdekaan dan Orde Lama
Konflik I&lan> Kristen di sekitar masa kemerdekaan dapat di-
telusuri dalam sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). BPUPKI dihentukoleh pemerin-
tah penjajah Jepang sebagai persiapan bangsa Indonesia mendapat-
kan kemerdekaannya. Salah satu hal vang penting adalah pemben-
tukan konstitusi negara Indonesia merdeka. Dalam sidang-sidang
BPUPKI terjadi perdebatan sengit antara dua kelompok, yaitu kelom-
pok nasionalis Ulam dan kelompok nasionalis sekuler (golongan
kebanggaan). Kelompok nasionalis Islam mengusulkan agar Indone-
sia merdeka nantinya adalah sebuah negara Es la m Tetapi hal ini
^ Alvvi Shihah..Mrwivj:JiiVP\ T Arjr^, hJm. j7'4!1, DolkuNm-r, i^'mLih AWiTl-j? }>iiitn tii Ititiotw-
si* IW\ } a t2. f Jakarta; t PJF5. IWL!], h I m 15-1 -13$
ditolak keras oleh kelompok nasionalis sekular dan Kristen, Untuk
menyelesaikan masalah perbedaan tersebut, BPUPKI membentuk
Panitia Sembilan yang merupakan perwakilan golongan nasionalis
Islam, nasionalis se k Lila r Pihak Kristen diwakili o teh Mr. A. A.
Maramis. Pada tanggal 9 Juli 1945, Panitia Sembilan berhas'l
menyusun suatu Gfiitlrtiifn''* Agnruwnt, yang dikenal dengan Piagam
Jakarta. Ketika itu, Ketua Panitia Sembilan, I r. Soekarno menyebut,
Piagam Jakarta adalah "satu kompromis untuk menyudahi kesulit-
an antara kita bersama/'
Tetapi, dalam rapat BPUPKI tgl 11 Juli 1945, Piagam Jakarta
digugat oleh seorang Kristen dari Maluku, bernama Latuharhary,
dengan alasan akan dapat mengalami kesulitan d a tam aplikasinya
di berbagai daerah, khususnya ketika berhadapan dengan adat
istiadat. Soekarno kembali meminta agar "tujuh kata" itu tidak di-
persoalkan, sebab itu adalah hasil jerih payah dan kompromi antara
golongan Islam dan golongan kebangsaan. Tokoh Kebatinan Wong-
sonegoio mengusulkan, agar tidak usah diubah, tetapi ditambah
"bagi pemeluk-pemeluk agama lain dengan jalan menuai t agama-
nya masing-masing". Akhirnya Wachid Hasvim memperingatkan
a gar pembahasan s nal "tujuh kata" itu tidak diperpanjang lagi. Lalu,
Soekarno kembali mengingatkan bahwa "tujuh kata" itu adalah
"kompromi untuk menyudahi kesulitan antara kita bersama/'
Bahkan, dalam rapal tgl 13 Juli 1945, Wachid I lasjim mengusul-
kan: j^ar syarat presiden ditambah "yang beragama Islam" Juga,
pasal 2 C > ditambahkan, "Agama negara ialah agama Islam/' Bahkan,
pada rapat tgl 14 Juli 1945, tokoh Muhammadiyah Ki Bagus Hadi-
knesoomo mengusulkan agar kata "bagi pemelnk-pemeluknya"
dicoret. Jadi, bunyinya, hanya "Ketuhanan, dengan kewajiban m u v
jalankan syariat Islam". Tetapi, usul ini ditolak keras oleh kelompok
nasionalismeku la r. Sampai dengan rapat terakhir BPUPKI tgl U> Juli
N-I5. tidak ada pencabutan kesepakatan tentang Piagam Jakarta.
Bahkan ketika itu, Soekarno menegaskan, disepakatinya klausul:
'■'Presiden Indonesia haruslah orang Indonesia asli vang beragama
blam " Dan pasal iS tetap berbunvi, "Negara berdasar atas ke-
Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya." Terakhir, ketua BPUPKI yang merupakan aktivis
Gerakan Teosofi, yaitu d r. Radjiman WidijodLningrat, menyimpul-
kan: "jadi, rancangan mi sudah diterima semuanya.... dengan suara
bulat diterima Undang-undang Dasar ini."*
Masalah Ptagam Jakarta ini sangat penting diperhatikan, sebab
dalam perjalanan sejarah Indonesia, konflik Islam-KrisEen juga sa-
ngat berkaitan dengan masalah Piagam Jakarta, yaitu klausul ten-
tang dimasukkannya "kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi
kaum Muslim Indonesia'' dalam konstitusi, Penolakan terhadap
Piagam Jakarta oleh pihak Kristen dapat ditelusuri pada sikap Latu-
harhary di BPUPKL Seperti diketahui, pada tanggal 18 Agustus
1945, Piagam Jakarta yang sudah disepakati di BPUPKI dihapus,
dengan alasan ada keberatan dari pihak Knslen Indonesia Timur
Konon, datanglah seorang utusan dari Indonesia Bagian Timur,
melalui opsir Tentara Jepang yang waktu itu masih berwenang di
Jakarta. Utusan tersebut menyampaikan pesan kepada Bung Kamo
dan Bung Hatta. Opsir Jepang itu mengaku, membawa pesan dari
umat Kristen di Indonesia bagian Timur. Isi pesan itu pendek saja,
"ada tujuh kata yang tercantum dalam Mukaddimah UUD 1945
yang harus dicabut. Kalau tidak, umat Kristen di Indonesia sebelah
Timur tidak akan turut serta dalam negara Republik Indonesia yang
baru saja diproklamirkan, Tujuh kata yang harus dicoret itu berbu-
nyi/ "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pcweluk-
pemelukny a/' Dr* Muhammad Natsir menyebut penstitiwa 18 Agus-
tus 1945 itu sebagai "P^rhimm ultimatum terhadap Republik Indonesia
y/77/jj bani saja diproklamirkan 1 ,
Tokoh-tokoh Kristen kemudian, selalu menolak usaha untuk
mengembalikan Piagam Jakarta dalam konstitusi Indonesia. Pe-
muatan "tujuh kata" dalam Mukaddimah UUD 1945, dikatakan oleh
Pendeta Gktavianus, sebagai "ide akan membentuk Indonesia
menjadi negara agama", sehingga "Indonesia bagian Timur de-
ngan tegai menolak dan hanya mau bergabung dengan Republik
jika Indonesia menjadi negara kesatuan".
Mengomentari ultimatum pihak Kristen pada tahun 1^43 itu,
Natsir menulis,
"Utusan tersebut tidak untuk mengadakan diskusi tentang per-
'MJtwl Rfto^^SiflflwyflPaPK/ yang diterbilkJinSekreterwf Negara Rl.hlm 21h.
soalannva. Hanya menyampaikan suifti peringatan. Titik! Tak
per J u bicara lagi Terserah apakah pesan itu diterima atau tidak
Asal tahu apa konsekuensinya. Itu berupa ultimatum. Ultima-
tum, bukan saja terhadap warga negara yang beragama Islam
di Indonesia. Tetapi pada ha kekalnya terhadap Republik Indo-
nesia sendiri yang baru berumur 24 jam itn L f lari 17 Agustus
adalah Ha ri Proklamasi, hari raya kita. Hati raya 18 Agustus
adalah hari ultimatum dari umat Kristen Indonesia bagian
Timur Kedua -dua peristiwa itu ada ia h peristiwa sejarah. Kalau
vang pertama kita rayakan, yang kedua sekurang-kurangnya
jangan dilupakan. Menyambut hari Proklamasi 17 Agustus kita
bertahmied. Menyambut ha n besoknya, 18 Agustus, kita ber-
isdghfar. tnsva allah Lima t Islam tidak akan lupa/'
Menurut Natsir. Kaum Kristen sangat konsisten dalam men-
jalankan ultimatum IB Agustus 1945, "Sungguhpun tujuh kata-kata
itu sudah digugurkan. Tetapi mereka tidak puas begitu saja/' kata
Natsir P i b ulang legislatif, kaum Kristen berusaha keras meng-
gagalkan setiap usaha pengesahan Undang-undang yang diinginkan
kaum Muslim untuk dapat lebih men taati ajaran-ajaran agama
mereka. 7
Pada tahun 1M45, sejumlah tokoh Ulam memang menerima
pencoretan "tujuh kata" dalam Piagam Jakarta, karena per limbang-
an pertimbangan situasional. Ketika itu mereka berpikir, setelah ke-
merdekaan, mereka akan dapat mengembalikannya lagi melalui
pemilihan umum. Mereka kemudian gigih kembali memperjuang-
kan konsep "Piagam Jakarta '"" tersebut dalam Majelis Konstituante.
Balikan, menurut Prui. Kasman Singodimedjo, Ki Bagus iladikoe-
suemu, sampai meninggal dalam penantian akan kembalinya Piagam
Jakarta. Kasman, dalam biografinya, juga menyatakan. Piagam
Jakarta sebenarnya merupakan "Gvutietnai's Aftnwufnt" dari bangsa
ini. Sayang, jika generasi pelanjutnya justru mengingkari sejarah.
Seperti diketahui, usaha katun Muslim itu selalu gagak Bahkan,
setelah reformasi tahun 199S, terjadi perubahan besar dalam sikap
Mi>ti N.iNti "ldnpa M'T.'m^'fVikUiO Ada KtfmkLUlmV, (tala m l-uiku HikM thu Ditfn. {<xl
I hLtvmm tTnkuiu;, i likArtfl Mrtit* I >.iku ,iU t iWl) t Mm. 4-14^
tokoh-tokoh Islam Indonesia tentang Piagam Jakarta/ Berbeda de-
ngan sikap tokoh-tokoh Islam, sikap pihak Kristen tidak pernah her-
ubah sejak tahun l^-l^, vakni menu la k keras dikembalikannya
Piagam Jakarta ke dalam konstitusi Indonesia {UUD 194^) Meski-
pun demikian, di tengah masyarakat, berbagai kalangan umat Klam,
tetap mendukung dimasukkannya Piagam Jakarta ke dalam konsti-
tusi, bahkan demonstrasi-demonstrasi dilakukan di bebagai kola
untuk mendukung haj tersebut.
Meskipun sempat terjadi perdebatan keras tentang ideologi
negara, i\t\n ketdgimgari antara Lslam-KrLsten tei"]adi dalam berbadai
kesempatan, sepanjang tahun 1 *>45- 1 C J6 S, bis a dikatakan tidak terjadi
knnflik Islam-Kristen secara massal Meski pon demikian, benih-
benih konflik sudah mulai tertanam
Di Msisn Orde Baru dan Reformasi (1966-2003)
Konflik Ulam- Kristen mulai muncul ke permukaan di masa
pemerintahan Orde Baru. Salah satu indikator konflik Nam-Kristen
yang mencolok adalah data-data gereja di Indonesia yang diru^ak
atau dibakar, seperti yang dikeluarkan oleh Forum Komunikasi
Kristiani Snrabava-Fonim Komunikasi Kristiani Indonesia U : KKS-
FKK1).
s Si+j£ni i%*n[i*h, r^Jj tani^nl J J) Agustus Hfttfi, liga l^kuh [ibm IndoiirtLi. v asin Koltu
Umum PPM" KI T I Ui**i ini VUiailIL Kt'tiM Pimpinan PUsat WuliiiniTTiJiJu-.ih Pmf LV St*tfi'i
\U aci* h dJirt l J r*0 Mr Niiin'hnfisli M,id|u1 rmnibunl ptThs.iU^n hiTVjmn Nin\-i mt-ntrfAk
mii^iAmn Piagam liikart.i ddlnm \*a^\ LJOD hJ4S Adj h^a ALwifl imii^ dik^rnuk_ik_in: Ol
jvu\mlunun eui^jm bk^rld akan mi.»mhukj kemungkinan tempur tangan m i g,iro diltam
wimvah j^am^ sjn>: akan iiiL*n£akihatkjn kemudi u ratan. luik bat;* .Ligamu maupun |Wa
nt'^ira <*jbdi;*ii lVllavah puUHk, l2> Jim^ukkjunva Pkigam |jk*irki akan niLmh.in^kukpin
Lvinh,>|i PMSiH^kiT-prn^Lin^kii lnfru» dan kaJ^gnn luar Islam mcn^inaJ "(U'j^ri* t?liU1i" 0l lu-
iinuL»sij. l3> OinV*tJ^kA|MH0 Piagam lak^rta KiMUrt"^" ilmi^n * i>l iifgOTfl i p .1 ^ 1 1 1 1 l-i I ',^nc
nurnipiTlakuknv ?hl'ithi.i U*Jirtn|NA Ji tu^n i^iu ^vf.-ifA *4>dLr.ai3l T thu.it. Aiiian I Iu<*iluL,
JV^SJ^M O/lifJj. Gema l^'JliJ hx*tf, laLiUU. JIHC Mm *J|-*J$l.
Bagian 111; Tema Tema Invasi Pemikiran 379
Jumlah gereja yang ditutup, dirusak, atau dibakar di Indonesia
Periode Tahun 1945-1997
Penode
■
Jurniah
Persentase (%}
Rata-rata/tahun
1945-1954
1955-1964
2
0,2
1965-1974
46
13
4.6
1975-1964
89
25
8,9
1985-1994
132
36
13.2
1995-1997
89
5
44,2
358
100
Sumber FKKS^FKKI I9yf
Masa Ordo Baru sebenarnya ditandai dengan situasi "bulan
madu* antara Islam dongan pemerintah, kamna merasa telah ber-
sama-sama menumbangkan Orde [,ama dan kekuatan komunis.
Pada umumnya, kebijakan Orde Baru terhadap Islam bina dibagi
dalam dua tahap. Awal-awal Orde Paru sampai sekitar tahun L98S,
disebut sebagai tahap antagonis. Kebijakan politik Orde Baru ditan-
dai dengan proses sekularisasi dan deislamisasi, serta kuatnya
pengaruh kelompok Katolik CSIS {Centre lor Strategic and Inter-
national Studi es, sebuah lembaga pemikiran dan kebijakan yang
didirikan oleh tokoh-tokoh Katolik, nasionalis sekuler, dan penguasa
militer/intelijen Orde Baru). Pada saat inilah proses Kristenisasi ber-
jalan kuat, dengan memanfaatkan semangat "anli-islanV para peja-
bat penting pemerintah Orde B Ani. Pada masa Orde Baru inilah,
konflik Lslam- Kristen mencapai tahapan yang sangat menentukan,
yang muncul dalam berbagai bentuknya.
Sebenarnya, sejak awal Orde Bani, pemerintah sudah meng-
upayakan terjadinya "Litik-temu" atau Gentlemen's Agwim'nt antara
Islam-Knsten melalui Musyawarah a niat -umat Beragama pada 30
November 1%7. Namun, musyawarah itu gagal, karena pihak Kris-
ten menolak sebuah klausul, "...dan tidak menjadikan umat vang ber-
agama sebagai sasaran penyebaran agama masing-masing/' Anak
kalimat itu dianggap bertentangan dengan perintah Injil, "Pergilah h*
ft'htruli dunia itau uiilkhtftikivihih Injil h srfuruJi makhluk." (Markus
16:15) Dr. Tambunan, salah seorang tokoh Kristen vang hadir dalam
musyawarah Itu rnen jelaskan, bahwa bagi orang Kristen, menyebar-
kan Injil kepada orang lain yang bel ani beragama Kristen adalah
titah Ilahi yang wajib dijunjung tinggi-
Pihak misionaris Kristen selalu menolak upaya-upaya unhlk
menciptakan kode etik penviaran agama. Aturan-aturan pemerintah
ViHlg Sudah ditetapkan sebagai dasar pijakan untuk menciptakan ke
rukunan kehidupan beragama di Indonesia senantiasa ditolak. Ta-
hun WhM, pemerintah menge luarkan Surat Keputusan Bersama (SKB)
No* I tahun 1969, antara Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama,
>ang berisi tala aturan pembangunan rumah ibadah di Indonesiai
Seorang tukuh Kritften, Prof. Dr. fE Sahetapv, menyatakan, SKB 1/
1Wi9 memasung kebebasan IIAM, bertentangan dengan Pancasila.
dan UUD 1943, karena itu harus ditolak karena batal demi hukum.
Bahkan, kala Sahetapv, SKB l/l%9 merupakan bentuk "penjajahan
terselubungi yang bertentangan dengan makna 'kemerdekaan"
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan L LD 1*J45- [I
Kaum Kristen juga menolak SK Menteri Agama No, 70 <\a.n SK
No* 7S tabun N7S yang mengatur masalah penyiaran agama dan
bantuan luar negeri terhadap lembaga keagamaan di Indonesia.
Pada tahun l l )7U-an, banyak peristiwa vang menunjukkan mening-
katnya konflik IslanvKristen di Indonesia, seper l i k^>t\> R L" L Per-
kawinan tahun N73 yang berkilat sekuler. RUU ini tenvata banyak
dipengaruhi oleh konsep kalangan KrtMen, \ang menggunakan
sekularisasi unUik melemahkan umat I s tam. Pada tanggal 1 Febru-
ari 1% L >, sudah keluar memorandum kalangan Kristen dengan judul
"Undang-undang Perkawinan Harus tidak Bermotifkan Agama 'V J
"' Adiaii J lu*hiin[, M*«totof T ^fk'hmtk.1 dmt i4tjm, ifciLirta: O-nu Lisaiii Tri-», 1 9*/.-* j, h I m 3fi.
I [1 FKKS-FKKI, Ecytiukuh ^iwr,H«/i Kitn t \*N7 t Mm I JM4^
H I nfcmaii U.iLirm, T.iir.i Jiftt fkthi, WL3l, 44^*3 Rk~U fYrfumjiun "svLuU-r" vlilim-
'urLni ttu^al Ih AgutUi* IV73 Mtnuirut Kamii! IKisim. dakim RUU Mu. wtldaknv*i m.Li U
p*iNll \JMj5 LvTU'nttri^fi di/ti^an hukum ULirn. Libn^n Musisi int-ju uri^i RW Iri si«h u t
iiu'j^uh tM£Mfi Jnrj up<fcY*J [Vi^krihkn.m Jl JuJiukslj, LltuIjum vviij; diinfunkijm*M» ti«k*ih-
lukuh Kol>ihk di CSIS Tokoh -tofaili Ulam HH-mpmU»* kera* RL.L' kn>o*Hjl Puncak pn*li> t
U r|iidi tanggal 17 S rpli nih j l^Ti, kt'ljk.rt wkiljr 3(K! j.vinudii Muslin* v-inj; h j r*i%ltu> '|"M.*uin-
pn" iltidini : * i d lu i ^ DPR nun^u'nlrL.in laijiinva sidang, s^ L ;l MohUti A^anui Mukti Ali mi-in-
hirikiin jawatun h-i^utap |vrTi.nid.iTi£dn unimu iriiksi-iV.iksi, ywig nrttyutitd*iii a ttitfifcVUing
RUU '\i'ktih'r' h tiT^-hiU. Pan Lli'iVUJn^Eftm mrrnasaru; spanduk-^poruluk dan p^MiT, \ati£
jihIjm lain U.*rlul?Kkan '$fl,ultii'ipiti ifon K >wmh Jmn' ftdfltnh ShtSuh Aplmtt t<lm*t m^f ftt'hiiA'frt",
"MttmuM inii7$ Mivri/t h Jr,/j;r .Rl/L/ FMritr»i*rjf fltitf/rtA JwX dermo^r RUU Pt^Lumum titititvh
Kwt&'jiti Ktttit " Ki'Utn HPR/MPR KI I Idham klutid yjnj; Udak ditpal iiKwpdiij^lMu mumiu
Prihatin dtfngan perkembangan Knstenisasi d j Indonesia, se-
orang i u koli Muslim yang juga beka^ menlen a^ama Indonesia
pertama, Prof Dr, SIM Rasjidi, menulis surai kepada Paus, yang
mengungkapkan program KnMentsasi La h u n 1970-1973 Dewan
Gereja Katolik Jawa Tengah (diputuskan pada 20 Juli 1970), vaihi:
1, Tiap kabupaten harus sudah ada gereja, poliklinik, dan sekolah.
2, Diusahakan pendirian gereja baru dekat masjid.
X Di tiap-tiap kecamatan diusahakan tempat ibadat (gereja kecil)
4. Diusahakan tiap- riap kabupaten harus ada sebuah badan,
perusahaan, besar dan kecil.
5. Membantu daerah dalam pelita.
o Membantu pembangunan J siam.
7. Tiap-tiap kabupaten dalam tahun I *-)70 sampai dengan 1972
harus sudah ada minimum 25 % pengikut, Program lersebul
d fa tas diberi landasan: (a \ masyarakat haus akan agama (b)
Agama Islam adalah agama nasional, tetapi mengapa masyara-
kat ianh dan Islam.' 1
Peristiwa vang menggemparkan dunia internasional terjadi
pada tahun 1974 ketika seorang pastor Gereja Anglikan asal Aus t r a*
lia, tric C ons La b I e, teri m n uli di lakarta- U terbunuh ditikam seorang
aktivis majelis taklim bernama Jlaswm Yahya* Gara-gara kasus ini,
rencana penyelenggaraan Sidang Dewa n Gereja Dunia di lakarta, di*
batalkan, Cnnstable sendiri terbukti datang ke Indonesia tanpa me-
lapor kepada Departemen Agama (Ditjen Bimas Kristen). Padahal, U
sudah berada di Indonesia selama tiga minggu. 1 *
Di masa-masa itu, pada dekade l L >7(Kin, Knstemsasi memang
sedang berlangsung "gila-gilaan". Suasana hubungan Islam-Kristen
sedang sangat memanas, Sebelum kasus H n c Cnnstable, sudah mun-
cul kasus Yusuf Roni, seorang misionaris Kristen yang murtad dari
sij.n<£ tiUirrTiyn mumiridvi siilitij; miUik WAklu yanu tuh k JjLiniUikan KL' U Pi'tftikwwun
\tkuU'\ ilit «iklim* Vd Jirtihnl nli'h ponimu lah i Abdul A/ h llwih.i, Uhw} titm ,Vi^iinJ thtliini
Pc.iiU.sOnU' a^it^ljkjrl.i. C^mn Iiwini Piwi, J*Wdj, hlm 25? Ir*U)
lJ AJun I f usai m. LYrv/rt-t.ww Pipihi r MemMtih Akar konflik $ARA Ji SiriAwsM, HaLirta;
DFAPrrw.^lHKIj hln*i B*v
T 1 M^|jL<ih rVwjJu llIIm 13 I uli PJ74 LtaLiLm'fl HiJ^ti^ Dicari Ctwj* Dum.i ilw diJL'toltim
i^L'h I \n*\ i m Ynhwi jTiiJa penulisan t hiTtfimi Ivliiiu i\i WLih, iuhLi Awal l*flJl! f tefiyuvi YflhvM
|ui;,t iiirii^.ikti iiU'M^Lmkrtn *kMm* *<4<iii.it.vnia1.i karviu menjalankan }ii-rinUll Al- Dur' ari.
kjn'no pih.ik Kru^lfn sudah tar^ri^-trrvHipin nioiiwr.ini;i l^bm,
agama Islam. Kaset-kaset rekaman ceramah Yusuf Rgni di Gereja
Ma rana t ha Surabaya tandai 23 September 1973 dan di sejumlah
gereja beredar luas di masyarakat, Dalam ceramahnya, Yusuf Roni
banyak melakukan kebohongan dan manipulasi ayat-ayat Al-Qur\m,
sehingga menimbulkan kemarahan umat [slam. u
Pati a akhir tahun 1980-an, pemerintah Orde Baru mengubah
kebijakan politiknya terhadap Islam, menjadi lebih akomodatif. Ber-
bagai pera iuran dibuai untuk m c n ga d posi kepentingan umat Mani,
seperti UU No. 2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional, UU Na. 7
tahun 198^ tentang Peradilan Agama, UU Nu. 2 tahun 199 [ tentang
Pokok-pokok Perbankan {yang mengizinkan berdiri n va perbankan
syariat}* dan sebagainva, Tahun 1990, berdiri Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia (ICMI), Tahun 19SS, Presiden Soeharto mencopot
Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), [enderal
TNI LB Moiirdam. Wartawan majalah Fur Ln^U'ni Lconnunt Ri'viczv
[FE E R) Adam Schwar/, menulis tentang pergantian !.R. Moerdani
.sebagai berikut,
"Sementara itu, sebuah pergeseran di jajaran atas militer, gan-
jalan utama bagi aspirasi politik kaum Muslim modernis, di-
sambut oleh ban vak kalangan Muslim sebagai sebuah tanda
berubahnya /aman. Bekas panglima APRI h Bcnny Moerdani,
seurang Katolik dan target utama m kap permusuhan di kalang-
an Muslim modernis, secara bertahap disingkirkan dari ke-
kuasaan oleh Soeharto. Pengganti Moerdani Yang pada Maret
1993 diangkat menjadi wakil pesiden Indonesia, Trv Sutrisno
begitu pula panglima ABRI yang sekarang. Jenderal Fetsai Tan-
jung, dianggap akrab dengan Islam, atau setidaknya tidak me-
musuhi kegiatan-kegiatan Muslim vang terorganisasi/' 1 "
Sejak itu, kelompok misi Kristen cenderung menjadi kekuatan
oposisi pemerintah Orde Baru, dan konflik I^larn- Kristen tetap belum
1J fk'hagiii cnivliilv slT(u akut rvmfh*] K^ir Ji^i'Lir J i Ma.>jid Mtij.iliii.iin Tanjung IVrak
Surabaya— vdn?; bi-rkikaM L?i di-pan runuh I Ijsyim Yahy^-pjJa 21 \X^T\>bu\ 1V73. Jnn di-
hadiri uliHl mAiIjt 1 5 I^tfMran^ Edisi- 1 1 sL'bfl^i pmci'ftimiih ♦Hfjlali LMjM^ Ulur \ UiIh^ d.m
Ustad Ek-s Mfm (IJIi#h \te\ Arilin. Dm)p£ l^n^wUni Krtitsu* .tSumbii)^ h'itakj Prn^rv^j/,
Ba^jan III. Tema Tema Invasi Femtki/an 383
menemukan bentuk solu_sinya yanf itiendasftr. Data perusakan gere-
ia sejak nwal Orde Baru sampai taliun 19 L J7 menjadi salah satu indi-
kator yang menunjukkan eskalasi konflik antara dua agama itu.
Tahun 1997, terjadi peristiwa-peristiwa perusakan /pembakaran
ratusan gereja di Tasikmalaya, Situbondo, Rongasdengklok, dan
sebagainya. Hasil penelitian Komite Indonesia untuk Solidaritas
Dunia Islam (KISDIJ, menunjukkan, adanya sejumlah penyebab
peru^akan-perusakan gereja tersebut, (1) Pertama, adanya kesen-
jangan sosial, ekonomi, dan pendidikan y«uig parah. Banyak masya-
rakat melihat, kaum minoritas Kristen dan Cina sukses setara eko-
nomi dan melakukan aktivitas kolusi dengan pejabat negara. V*uin
saal yang sama, banyak rakyat yang tertindas, sulit herosaha. Banyak
pasar tunai Mam digusur, digantikan oleh toko-toko milik kaum nnn-
pri Cina (di Indonesia, banyak mereka yang beragama Kristen). (2)
persoalan Knstenisa^i dan tiadanya kesepakatan tentang aturan da-
lam penvcb?iran agama, (3) arogansi kekuasaan dan kerusakan biro-
krasi pemerintah, (1) rekayasa pihak tertentu untuk mencapai tujuan
politiknya. Ini sulit dibuktikan, tetapi indikasinya ada di lapangan
kejadian. 1 "
fika di sejumlah daerah mayoritas muslim terjadi perusakan
gereja, di daerah-daerah minoritas nuisUtti jttga terjaili penyerangan
kaum muslim Tahun l L >95 dan 19%, ribuan kaum muslim diusir
dan propinsi Timor-Timur. I tarta mereka dirampas. Tahun 1998 juga
terjadi penyerangan terhadap umat Islam dan fasilitas-fasilitas ke-
agamaan umat Islam di propinsi Nusa Tenggara Timur yang mayo-
ritas Kristen Konflik terbesar antara I siam- Kristen terjadi di Maluku
mulai 19 Januari 1999, yang dikenal dengan peristiwa Idul Fitri Ber-
darah. Peristiwanya berawal saat komunitas muslim vang sedang
merayakan Idul Fitri diserang, Konflik lslam-Kristen di Maluku ini
telah memakan korban puluhan ribu jiwa dari kedua pihak dan
ratusan ribu lainnya menjadi pengungsi. Pada saat yang sama kon-
flik Islam-kristen dalam bentuk perang fisik juga terjadi dt Poso,
Sulawesi Tengah (di Maluku dan Poso, jumlah umat Islam dan Kris-
ten memang relatif berimbang).
Tahun 2002, konflik antara Isi a m- Kristen di Maluku dan Poso,
li'Lr;*"!"' Ti"" toiY.*N>vf>i KhtV kilM'ij; Kit^n* Jh$fhmui\nt t i ttmi Rn\^n>iku^k!ok. bmhiri |W
mulai menurun, Alcan tetapi, konJiik dalam bentuknya y-ang lain,
muncul la^i pada tahun 2003, dengan dikeluarkannya RUU Sistem
Pendidikan Masional (Sisdiknasf vang mewajibkan sekolah-sekolah
di Indonesia mengajarkan pendidikan agama kepada sis^a, sesuai
dengan agamanya m*i>iing-masing Pihak kristen menolak k^ras,
karena berkeberatan menyediakan guru-guru agama Isl^m untuk
siswanya vang muslim. Kasus RUU Sisdikna^ ini mengulang lagi
ka^U 1 ^ vang sama pada tahun WKS dan \9S^, ketika pihak kristen
menolak RUU Nu. 2 tahun IMS^ tentang Sisdiknas. kasus mi menvui-
jukkan r bahwa kunllik Islam-krisren di Indonesia rruisih bersifat
laten, dan sewaktu-waktu dapal muncul dalam bentuk kekerasan
dan konflik terbuka, jika ada pemicu (frAyyr) yang mampu meng-
gerakannya.
Sehah-Scbab Konflik dan Solusinya
Dari uraian sejarah konflik Isi a m- kristen di Indonesia bisa di-
rumuskan beberapa laktor penyebab terjadinya konflik, yaitu (1)
laktor kristenisasL, (2) buruknya kualitas leadership pemerintah dan
aparat keamanan, p) kepentingan politik vang memanfaatkan
potensi konflik tslam-Kristen, (4) kesenjangan ekonomi— di mana
kaum minoritas Kristen/etnis Cina menguasai sebagian besar asel
ekonomi, {5) (aktor Ln ternasional- -kh Lisusnya ketidakdilan dan du-
kungan Barai Vang membabi buta terhadap pihak dan misi Krinston. J
^KplulakdrLin dukungan Raral d ain m konflik KKun-Kri^kMi, bi%a dilihai dai. i m laporan
LVparU'TH'n Luai NVjjcn AS CwwwsLiU* go\ J Utitailg Human Ki^ht tahuni ZlhtZ, Vilrij^ di*
ItiUC LifL-an tangani Mar^l 20U3 Daki m lapiran Ji-i*fciJi£ ka^us pi'ttvi'tvmtfaii war^ri Kri-^k'ii di
Dt^-3 S*n/a, Maluku. disebutkan.
'Oh Avrjf ±S hvicnvT, pr^'jrn^uf wwsJfoJ men rnUmf ihc Ctinfhmr Amfonrn 1 filli^t rf Sita J mui
<nk y dtil fitL^J tlwi-iAtm* Tnt' tititu k tiMUi' }.'jur> iif!i ,r Lj y ^jwmiii^tU'r. {ti fa IhntirTtuni** ifW/iWt/iMj
yn^vire fer rambat 77rr Gaivrrmrnt iirrvztftS ViM'tm \1*fi* 4 fitu! prt\ hnr? i-nr fruitar* Au$u*t 'i h' 1 '
it\\ttm$ vhiziaufi FfObrnti* )n$ultei\$ tfi,' Cmhrnttit^i! iFtttf hum tlintm^ lfu< Prs</dsu} Ou fVirmJv /3
jnrusf*. u Furr mffwstrit M-W/ riftJj^ stjHVttv r "HuiUi* fo f w** m i*ut t ^'uh-ruv flutt *\wiw h hitmu r\^ii!*
jKttv&t-irwhiddtKbtUtf*} TUc t*itu ii v- iHTgMwg rit ia.w *rriJ Ou fVfiW*r f 7, ^ l n\^'ti\t-> UftitU\iuir'
trr*. timi Thi\hh 4i}\\1 vlfa'r U Pfj'H/ir/j JitU'r iOJifrrm&* Jfoi/ J^^n^i frbf i*nvJ i/j^icuj f-tiuidmU f t
tJarttnT iiwvifjvr?- *h taklim? f'v J*fi >l"iiw H Lapiirjn mi ^nn^at tidak oh|i*ktit Jati nimvL'rnl-iunw-
kan LikU penting, bahwa pHjku pt'nm.n^in 0,-s.i S^vn ridalah k»'h*n^sik Kri^fvn ^<ruTtn
Vailu U-itimpiL Ci^n^ CoL^r ^in^kaljn d^n h Ciiwok. K^K'ti" T invuk Kr^tt-n'f pimpinan
Bcrtt l oupatv Pvlakunva suJah UTlnn^kjji d,in ^rck'nnlah Imlinu^ia-^rMM^Mk Mit\Ln-
ptILam Si^ihi R.iml*rin^ VudnviliVf— Mulah nirn|i-b<Lan bahwa fH-UkunvA l^ukjiii Lilamyn
Mualim Aufhnva. bpm-an tVplu AS liJak in^rnaMukkjin hukli4*iikU k F T>rbnl trUpl Ut"^
Bagitir III Tema Tema fnvasi Pemikiran 335
Di Antara faktor- tak tur penyebab konflik Isi rim- Kristen, yan.£
seharusnya Mm diatasi oleh kudiia pihak adalah menyelesaikan
masabih Knsienisasi. Pihak Kristen biasanya tidak mengakui dan
tidak setara jujur mengakui tentang Kristenisasi. Pada hak proses
Kristenisasi di Indonesia berjalan terus, dan merupakan ancaman
serius terhadap kaum Muslim J u bus Richler, D, D. merekomen-
dasikan emoal bentuk aktivitas untuk melakukan misi Kristen di
dunia Islam, yaitu (I) timikal utittiona, (2) ijfcf ributitm of ChHslhn
liU'rtiiiirv, (3) Ctiriyiu})! SCltools, dan (4) loomcn's work. Misi Kristen di
dunia lsl.am-tornia.su k di Indonesia- tampaknya belum keluar dari
rekomendasi Richter tersebut. Sebutlah kasus berdirinya sekolah-
sekolah Kristen di dunia Islam, termasuk di Indonesia. Richter
menyebut, sekolah itu memang seyogyanya ditujukan untuk anak-
anak Muslim {^}ioui\i {v ujVMr'if n> ^ooa tis tht*y uui lv f/Y/i'rf tuitli
Muhnwmndnu fhihirt'n).^
Dalam pidatonya saat menyongsong Yubileum Aj^ung Tahun
2000, Paus menyatakan,
"Jumlah mereka yanp rida k mengenal Kristus dan tidak men-
jadi anggota Gereja terus-menerus bertambah. Sungguh, sejak
akhir Konsih (Vatikan 111 jumlahnya hampir dua kali lipat. Bila
kita memperhatikan bagian umat manusia yanjj besar ini yang
dicintai Bapa dan kepada mereka Bapa mengutus Putra-Nva,
mendesaknya uigas perutusan Gereja jelas sekali.. Di hadapan
Gereja, Allah membuka cakrawala kemanusiaan yang lebih siap
untuk penaburan InjiL Saya merasa bahwa saatnya sudah Hba F
yaitu sftat untuk mengabdikan seluruh tenari Gereja untuk
penginjilan baru dan untuk perutusan kepada bangsa-bangsa
(ad gen tes)- 'lak ada satu pun orang yang beriman akan Kristus,
tidak sal u pun lembaga Gereja dapat menghindari tugas luhur
ini: memaklumkan Kristus kepada semua bangsa, (RM no* 3)." 1 "
mi-ri^LiiiMin m E iv1,iii ifPrf'Kit 0i;m£,iji |VtMii^k»i|Mn [*i Ij.j llulin mraVuMil pklaLirua ih
Mj^jiJ ni P.iLili Ajnbun, m-K Iuiii pi-risliivA [\^<i£ti\a LitmI'liI StAih-iiUk, iripmarvi» p^iyu-
rnn^n ttu Jibkulan nk'h k<*li piripi^L. I ■lhLirJiluii PmJaliiil, uUdk
l s kil iu> D D RichkT, A fJ^ Sin/nr PtvU^titfrt M^tatt i.t 7V\Wf fjttt, {J i^nJuri: tiJiphanl,
Aili^TstrT'iArl-i'fm'T, 1 4 UU lili h ^l 1
|v# l ihM buku "Bt'r?ii/ji Jcuyvi Ksh liir/£ bkitfihutiipktm, Yitbtfcum A^*}^ Tuhtut Maak
Sejak dulu, Indonesia dianggap sebagai lahan subur untuk
KrLstenLsasL Seorang Pendeta Belanda Berkhof menyatakan, "Indo-
nesia adalah suatu daerah Pekabaran Injil vang diberkati Tuhan
dengan hasil yang inci a h dan besar alas penaburan bibit Firman
Tuhan/' 20 Tahun 199 c >, Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI)
menyebutkan, bahwa jumlah arang Kristen (Protestan) di Indonesia
sudah lebih dari 2(1 % dari jumlah seluruh penduduk Indonesia* Dan
itu adalah akibat "terjadinya pembaptisan -pembaptisan massal di
berbagai tempa t "r 1 Pala resmi umat Protestan di Indonesia tahun
L990 adalah 6 %, Data bahwa umal kristen sudah lebih dari 20 %
juga dikeluarkan Global Eimifit'lizffthin tAownrtlt DtttMtmStf, vang
menyatakan, jumlah orang Kristen di Indonesia sudah lebih dari -10
|uta- Secara internasional, jumlah umat Kristen setiap tahun mening-
kat 6,9 % t sehingga sekarang jumlahnya sudah mencapai 2 rmhar
jiwa lebih. 33
Bahkan, Konsili Vatikan II, yang sering dikatakan sebagai peru-
bahan sikap Gereja katolik yang menjadi inklusif, tetap memerin-
tahkan berjalannya misi KrisU-nisasi. "Tentu saja, ia mewartakan dan
harus terus mewartakan Kristus, "jalan kebenaran dan kehidupan"
(Yoh. 14:fi), yang di dalanvNya manusia dapat menemukan peme-
nuhan kehidupan keagamaan, yang di dalam-Nya Allah telah men-
damaikan segala sesuatu dengan diri-Nya/" Pendeta Joas Adipra-
setya menyimpulkan, "Para teulng inklusivis dan eksklusivis SCpH-
kat menyatakan bahwa Kristus menjadi norma keselamatan dunia.
Mereka sama-sama mengakui bahwa Alkitab ingin menvatakan
bahwa hanya mereka yang terhisab dalam anugerah melalui kristus
yang disel amalkan/' 1 '
Sekolah-sekolah Kristen juga menjadi agen penting penyebaran
misi Kristen di Indonesia. Buku Gtirit-garis Brtwr Pmgiwn Prngtijamn
i GBPP) Mata Pelajaran Agama Katahk untuk Pendidikan Datar dan Pen-
didikan Menengah, terbitan Dcpdikbud tahun 1992, menyebutkan
M \ | Borkhnl, frjum/j Owm, \\zkAT\i flTK Htmun^ KluliA). h I m 32\
^ VLtorSitaoulckii Or* /kw fbfar rm*L (laLirte ^komj^CI, l«ft?|,hlin 3L-32
- Ktojatah Koh + mi TVpuW BAHANA adw SopU fnbw 2002
-^ 1 ihM h u ku GtTffti hhfatoftM Pnw itftikau t\ Afjfrfai diin Tfintnnpm ^juiimus. V*;\ /iLirLi
iW7,hlfn ^3-33n Jji* |i tas _A JipKisutvd. Mt "titJ&rt fktjftr flfnilJfW Jflfc^rta HF'k Cumm^ MnIlI,
2lHl2),hlm hl
Tujuan Pendidikan agama Katolik, antara lain, (1) Siswa mengenal
dan mencintai Lokoh- tokoh Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjan-
jian Baru dalam keseluruhan sejarah keselamatan, f 2) Siswa mengenal
dan mencintai Yesus Kristus serta dapat mengungkapkannya dalam
doa.
Dalam kondisi seperti inilah, bisa dipahami, mengapa Muham-
madiyah dan banyak kalangan umat Islam lainnya termasuk yang
secara resmi mendukung disahkannya RUU Sisdiknas tahun 2003.
Jika misi Kristen mengharuskan umatnya untuk menyebarkan aga-
manya dan memperbanyak pengikutnya, kaum Muslim juga merasa
berkewajiban membentengi umatnya dari proses pemurtadan. Ini
cerita lama, telapi sangal aktual, dan jarang sekali orang mau ber-
bicara terbuka, sebab faktanya hal itu terus berjalan dan dianggap
sensitif, Pula pikir untuk "menyembunyikan kotoran di bawah kar-
pet" masih terus dipakai. Tidak ada konsensus, Tidak ada kesepa-
katan antar umat beragama tentang masalah Kristen isasi, P n>- kontra
RUU Sisdiknas hanyalah imbas dari persoalan mendasar dan besar
mi/ 4
- 4 knsk'ins.isi di lnJonr-M |u^a soring dilakukan ck-n^an cara-uu j koinr uVn^an iiiL'jig
£Lm.iL3n r-uat-ayal Al Qiir au untuk meimtrUdkan kaum Mualim. Si'ba^aj c i'jnli jh, dili'nuikan
-jumlah buku dan bi\>sur mistuians Knsk'n van^ niini^imakan ]lk1uE-|Hi1liI Islam, untuk
fiwh_i;e3abiij umat bbm Mt&abiya. buku-buku karangan Pendeta R Muhammad Nurdin yang
bi'Tjudul: K#§n-mfr&*i l^ny B< m *uir \Afthotitqitl Mtt>htimj^ Kwitinujftin thttitium Wrtffl, $&famiii hlfihii
Wciuiirttt e\}-Qm tU7. fhihtisw Allah }rtt\% Piiluig Bi'wr. YflAflfih Ya Rufwl Qndus /U*rr iV/rfiunf Fiunui
J,w AUuv.it. )u^a buku Upacara H\hL?h Jfa/j kar\ a N. Amn\ dan buku-buku karya [Vndcla A
rWrnjjna Wtnongun yan$ hurjudv'I «fperli Rmwutri Sm$kdt Otnt Ptirth PfWitf]Qpitttn Nabi
SrlnimnmwhL Awitiiyfit Af-Oifr'itn Viiny MnntrUinTiitkrtn Mbi Krbti/nju^a nuMig^uurtkaii bru>iir-
br.r-ur yans* nu-ng^tmakan nama-nama Ulam, -rpOfti RttVW M'ftiimtii Kwikittiflft Hidup fhiUu
Utttiit fiffngmtfti, Yan^ dikeluarkan uk-h Dakwah Ukhuu ah \ PO [k *\ [272/jAT [akarta 13(312)
Cara-cara merusak Islam M?pvrti Iur M>ih vulgar dari apa yang dilakukan ZwrnimiT, meskipun
s4ivnib Zivvroniin menulis buku bvtjudul hdim A Otorllmgr \o tatih" £Lerbil pertama tahun
J W 1 7) , I a m f-n vob u I b u k un ya st*b j>;n t '*< l uiias 0} i /J i*» ,\ fotor*w 1 1 1 1 1iAi n wiipan a > \d ttte 1 1 1 vds a n rf nj j j t< j j ■-
ttittitir* j/ /'ir A-fcfojfnujii/iJti WarAJ Tnjirr ffr' ^iJridj&iuf j/ CJiristutn Mt«ian*". Ada indikasi kuai,
mfc*i Kristen fuga mun^aiTtikan pemetiarati paham "pluralismu 1 '', tadikbi imbisa dilihat pada
ka5u:« Ahuiad Waluti s ^n^ diasuh olok Kumu H C Sln|L dan Wilteubnr^ soiama beberapa
ia h uu. Saal k'Memn dongan kedua iWfmg Uu asuhnya Wah ih berkala. Kami solmi; meng-
hiirmah dalam diak>f; karena sania-^ama penpamil pturaLisnii» " iI.diaL buLu Pfrgtifnkiiti
pNMiurfifi }>!iiw: tjtfattiu HnWan Ahnithi Wahib, LP1RS dan Tn?«Vom ffishtuk\ 2t)03. hJin 4tij.
Sekarang pcn^tiiiiJi pluralisme dapat dilihat pada alumnus STF Dnvarkara. seporti Dudhy
M\inawar Rajimaii ( Parnnviwd ma) tlai^ ULil AbsJiaT Abdalla Uarmj;an IsLim Liberal) Pcnvfbar-
an paharu ini dari kfttangun Pn^r^tan bisa dijumpai pada a kinimu pasca SaT}ciua^tud] agama-
Semandat Krislenisasi di Indonesia pnasih merupakan kelan-
jutan dari sejarah panjang misi Kristen di dunia Islam. Dalam lapor-
an tentang "C^nteumy Conftwrrct' on t!w Pwtifftmt Mi^ion* of tht*
World" di London tahun 1S88 H tercatat ucapan Dr- George F. Posi,
"Kita harus menghadapi Pan -Islam isme dengan Pan-E\"angelisme,
Ini merupakan perjuangan hidup mal i " Selanjutnya, dia berpidato,
"...kita harus masuk ke Arab i; kita harui* masuk ke Sudan; kita hanis
masuk ke Asia Tengah; dan kita harus mengkristenkan orang-orang
mi atau mereka aUn berbaris menyeberangi gurun-gurun pasir
mereka, dan mereka akan menyapu bagaikan api vang akan mda-
hap Kristen kita dan menghancurkannya/'- 7 '"
Masalah Kristen isasi ini sampai sekarang masih tetap diluarkan
berjalan tanpa ada konsensus opa pun tentang ini. Kelompok Kristen
merasa cukup kuat dengan dengan kekuatan dana dan dukungan
internasional- Karena itu, seperti lelah dipaparkan Sebelumnya, kaum
Kristen senantiasa menolak upaya yang dipandang sebagai pem-
batasan berjalannya misi Kristen di Indonesia.
Di tengah situasi seperti ini, ada tiga a Hemati! solusi yang bisa
dikaji untuk mengatasi konflik tsiam-Kristen di Indonesia
l. Masing-masing pihak tetap berpegang teguh pada konsepsi
teologisnya masing-masing beserta aplikasinya di lapangan,
serta menolak atau bersikap "munafik" terhadap berbagai per-
aturan peronda ng- undangan yang disajikan di Indonesia- Jika
ini yang diambil, maka konflik Main- Kristen «uli! dituntaskan,
meskipun di permukaan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Ke-
nyataan di lapangan banyak menunjukkan keengganan pihak
Kristen untuk menerima berbagai peraturan peronda ng -u n-
dangan yang berlaku, seperti SKB No. 1/1969, U L" N o. 2 tahun
1*989, dan sebagainya. Bahkan, sudah bertahun-tahun, Majelis
Ulama Indonesia (MUT) menyiapkan d<\n menawarkan suatu
Rancangan Undang-undang (RUU) Kerukunan Umat Beraga -
n^.ima di Uiuver>tt**Kri^Pi$atya Wacana i(JkSW)-M-|HTti buku WUirt i*f-,-4tiiAFirDnifr^ Pht-
ruii^u Agtitmi vJkmi^iJihili^ F.-itliinuh Lkm*in (lukisan M Studi -\£4rtMi tfi UkSlV), iiitmt>iik.in
I.KiS Y^aUrU 2<KU i Sn ApitetoU»> etan tnjsiiful Teulup K^l im.i ttil Inh |li^ ,ikW
iTH*fl]£vitffe4rtglmn plur.i tihini'
-^ Sirnu^l M Ziii'iiimLTj tebu», /t C^i/^ ^ ^'fJ' iLondnn D.irf Puhlt^hin- l.inukhd
Ntf5j, hlm 2 W
Bagian i H Tema Ttma Invasi Pemikiran 389
rno, tetapi senantiasa ditolak oleh pihak Kristen. Dalam ber-
bagai acara pertemuan dan Lokakarya di DPR, Departemen
Agama, dan sebagainya, usulan MLI ini ditulak dengan keras.
Sekolah-sekolah Kristen /Katolik tetap menolak memberikan
pelajaran agama terhadap anak didiknya yang muslim.
Apa arti semua itu bagi muslim? Tentu akan sangat sulit
dihindarkan munculnya persepsi di kalangan muslim, bahwa
"tidak ada niat baik" dari pihak Kristen untuk menyelesaikan
konflik secara mendasar. Lagi-lagi, akamva adalah misi Kristen.
Kalangan Kristen tetap menjadikan misi Kristen di Indonesia
sebagai pegangan dasar dalam menjalankan aktivitas social
kemasyarakatan, dengan berbagai cara dan bentuknya. Untuk
menggenjot "target" jumlah pengikut yang besar itulah, maka
berbagai cara digunakan. Terkadang dengan menggunakan
cara-cara yang kurang etis, seperti sejumlah acara Kristen di TV
—sebui saja acara Solusi di SCTV 1 , Surut di TVRI —ya n g dengan
mudahnya memberikan pemahaman kepada masyarakat, bah-
wa jika orang mengakui dan menerima Tuhan Yesus, maka
penyakitnya akan sembuh, atau penderitaannya akan sirna.
Sebagian kalangan Kristen menyatakan, bahwa kristen isasi
juga meniadi problem di kalangan mereka sendiri. Knstenisasi
hanyalah ulah sebagian kecil kaum Kristen fundamentalis, se-
perti pendeta Suradi ben Ahraham, yang juga menjadi masalah
dalam internal Kristen, Masalahnya, selama ini, pihak Kristen
sendiri mendiamkan saja hal-hal seperti itu terjadi. Padahal,
kaum muslim, memahami, bahwa apa yang dilakukan Ne he-
rnia, dan berbagai kalangan Kristen radikal dalam merusak dan
menyerang Islam dan umat Islam, adalah mewakili sikap pihak
Kristen.
Karena itu, sayang sekali, jika kondisi semacam mi terus ber-
la ru M ani L Seharusnya terus dican upaya yang lebih serius
untuk menemukan solusi pada level hubungan sosial ke-
masyarakatan.
Masing-masing pihak menjadi sekuler dan liberal dengan
meninggalkan konsepsi teologisnya masing-masing. Meme-
gang teguh keyakinan dan ajaran agama masing-masing di-
anggap sebagai eksklusif dan menjadi sumber konflik Alter-
natifnya adalah pengembangan teologi pluralis. Kalangan ini
mengajak, "Mari kita tinggalkan agama kita masing-masing,
dan k i La cari ajaran baru yang kita sepakati bersama!" Atau
mereka mengajak, "Marilah kita cari ajaran agama kita masing-
masing yang tidak bertentangan dan marilah kita gabungkan,
agar kiLa tidak berkelahi!"
Sebagai gantinya, dicarilah ajaran atau lata nilai baru yang ber-
sifat universal dan tidak lagi memperhatikan konsepsi -konsep-
si agama vang ada, seperti konsep 1IAM Barat, pluralisme
teologis, dan sebagainya* Dalam tataran khayalan, alternatif ini
bisa diterapkan, Tetapi, dalam praktiknva. sangat sulit diterap-
kan. Sebagian umat beragama akan melihat hal itu sebagai
upaya menjauhkan manusia dari agama, Oleh kaum Muslim,
hal ini dilihat sebagai sekularisasi dan liberalisasi yang diang-
gap sebagai bagian dari politik Kristen untuk menjauhkan Islam
dari agamanya. Upaya sekularisasi dan liberalisasi ini ironis-
nya justru begitu gencar dilakukan oleh kalangan muslim
sendin.
Pengalaman di Eropa menunjukkan, liberalisasi Kristen oleh
kalangan Kristen sendiri, merupakan satu faktor penting dalam
penghancuran agama Kristen. Apakah hal mi juga akan di-
ulangi terhadap kaum muslim Indonesia? Inilah yang perlu di-
renungkan secara mendalam oleh kaum muslim, khususnya
pelaku proyek liberalisasi Islam. Sebab, fakta menunjukkan,
proyek liherahsasi seperti itu tidak begitu laku di kalangan
Kristen, Hal itu dapat disimak pada kurikulum-kurikulum
pendidikan agama Kristen dan Katolik di sekolah-sekolah.
Karena itu, alternatif sekularisasi dan liberalisasi bukanlah cara
yang tepat untuk membangun hubungan yang harmonis antara
Islam-Kristen di Indonesia. Konsepsi ini justru akan meluaskan
wilayah konflik, bukan hanya konflik antar Islam -Kristen, tetap
juga internal Islam dan Kristen itu sendiri. Liberalisasi agama
akan dipandang sebagai ancaman terhadap eksistensi agama
itu sendiri. Sebab, pluralisme teologis, yang mengakui kebenar-
an semua agama, pada dasarnya juga merupakan agama baru,
vang banyak mendapat tantangan dari kalangan agama sendiri.
Jadi, alih-alih menyelesaikan konflik, konsep ini justru men-
riplakan konflik internal agama itu sendiri. Artinya, konsep ini
bukannya menyelesaikan konflik, teiapi malah menambah
konflik, karena terbukti, konflik-konflik antar agama biasanya
bukan dipicu oleh semua n mal beragama, tetapi dipicu oleh
sebagian kalangan yang agresif dan intoleran serta memaksa-
kan agamanya kepada pihak bin.
3. Masing-masing pihak bersepakat untuk mencari titik temu di
bidang m Kiai kemasyarakatan dan kenegaraan, tanpa meng-
otak-atik konsep teologis yang dianggap baku. Jalan inilah
yang dulu pernah disepakati oleh tokoh-tokoh Islam, Kristen,
dan kalangan nasionalis sekuler di BPUPKI (Dokuritsn Zyunbi
Tyoosakai), yang akhirnya menghasilkan Piagam Jakarta. Usai
penyusunan Piagam lakarta, Soekarno berbicara di BPUPKI,
"Di dalam jWiiiuhitlr itu ternyatalah, seperti saya kalakan tem-
po hari, segenap pokok-pokok pikiran yang mengisi dada se-
bagian besar daripada anggota-anggota Dokuritsu Zyunbi
Tyosakai, Masuk di dalamnya ke-Tuhanan, dan terutama sekali
kewajiban umat Islam untuk menjalankan syariat Islam masuk
di dalamnya; kebulatan nasionalisme Indonesia, persatuan
bangsa Indonesia masuk di dalamnya; kemanusiaan atau Indo-
nesia merdeka mrisuk di dalamnya; perwakilan permufakatan
kedaulatan rakyat masuk di dalamnya; keadilan sosial, >muilr
h'clifVihinii^iii'il, masuk di dalamnya. Maka oleh karena itu,
Panitia Kecil penyelidik usul-usul berkeyakinan bahwa inilah
pruambule yang bisa menghubungkan, mempersatukan se-
genap aliran yang ada di kalangan anggota-anggota Dokuntu
Zyunbi Tyoosakai "
I lu adalah pendapa! Soekarno selelah seluruh komponen d\
BPUPKI melakukan perdebatan secara bebas, terbuka, dan habis-
habisan Namun, htngga kini, kalangan Kristen tampaknya masih
sangat alergi terhadap Piagam Jakarta, 1 lal i lu bisa dilihat misalnya,
dan "ultimatum" Pendeta Oktavianus (1W7) yang mendukung
upaya pemisahan Indonesia Timur jika Piagam Jakarta atau "demo-
krasi rasional-proporsinnal berdasar pemeluk agama" diberlakukan
di Indonesia. Juga. misalnya, penegasan Paler Wijuyo, SJ, "Tiada to-
leransi untuk Piagam Jakarta."
Piagam J^karln sebenarnya adalah "rumusan kompromi", Liu-
kan kemenangan Islam 100 persen Gagasan "Piagam Jakarta" atau
sejenisnya, seperti LU Kemkunan L' niat Beragama, adalah suatu
upaya untuk mencari titik temu di bidang sosial kemasyarakatan-
[ika tidak ada "titik temu" atau "kesepakatan bersama" dalam kehi-
dupan berbangsa dan bernegara, di negara kesatuan RI, kemudian
masing-masing pihak berpegangpada konsepsi teologis dan ajaran-
nya masing-masing, maka potensi konflik akan tenis terpelihara,
dan sewaktu-waktu dapat menjadi* Savangnva, pihak Kristen terus
menolak alternatif solusi seperti ini,
Masalah hubungan antar agama memang merupakan masalah
yang sangat pelik, karena sudah menyangkut "prinsip hidup". Apa
pun kenyataan vang ada, dan betapa pun kesenjangan persepsi dan
konsepsi antara pemeluk [siam dan Kristen, maka yang perlu dila-
kukan adalah adanva upava tenis menerus untuk menemukan solu-
si. Komunikasi perlu lenw dijalin melalui berbagai forum komuni-
kasi antar umat beragama.
Di tengah krisis multidimensional, berbagai kornptmen bangsa
Indonesia harusnya merumuskan agenda bersama untuk menyela-
matkan bangsa dari berbagai keterpurukan dan krisis yang terjadi
Momentum itu sebenarnya beru langkai i muncul. "Imperialisme
baru" vang menimpa Indonesia dan upaya disintegrasi bangsa perlu
disikapi bersama Problema kemiskinan, jeratan utang vang tidak
adil pornografi yang merajalela, budaya sadisme, kejahatan sosial,
moral, narkoba, juga budaya korupsi, u! a n seh a garnya lusa dijadikan
agenda bersama d aki m tataran praksis untuk mengurangi gesekan-
gesekan antar pemeluk agama.
* + *
Daftar Pustaka
Abbott, WalLer M (gencet ), l%h. The Dacutnentt o/ Vatiavt I L
(Aiticrkti Press)
Abu Zald, Nasr Ilainid- 1994- Mnflnuii n!-Nu$h: Dirajah f) 'Ulum nl-
Qur , mK (Beirut: al-Markaz al-Thaqafiy al-Araby),
Achtumeier, Paul J. (L-d). 198^. Hnrper^ B i h! t* Dktionanj, (New York:
EInq?LT5an Francisco).
Adiprasetya, Joas. 2002. Mencari Du&ir B^rsnma, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia).
Adlcr, Philip J. 2000, Worhi CivilizatiotL (Brlmont: Wasvvorth).
Ahmed, Akbnr 5_ 1997. Liv\n$ Islam. (Bandung: Mizan).
Al-A'zhami, Muhammad Musthafa. 2003. The Htiton/ ofThe Qurauk
TexK from Rerchilton to Compilation: A CoHtpamtive SI tuli/ with the
Otd and New Testamen t > ( Leiccster: U K Islami c Acdricmy).
2000. Sturfie* iu EarUj hhniith Literntrrtr. (Kuala Lumpur: Tslamic
Bnok Tmst).
Al- Al tas, Sycd Muhammad Naquib. 1993. Nam mnt SecuUirt<\u
(Kuala Lumpur, ISTAC).
2001. Risalah untuk Ksunu Muslimin. (Kuala Lumpur: 1STAC).
Ali, Ameor. 198L A Shnrl Rislvry of thr Saracrm. (New Delhi, Kitab
Bhavan).
Ali, Muk U, 1994, hiam dan Sekuittrkim* di Turki Modem. (Jakarta:
DJambatan).
Al-Jabarti. 1993- Nupoieou in Egypt: Al-Jnbnrti's Chronicle of The Trendi
Occupation, 179S (iranslalcd by Shmuel Morch). (Prmcelon:
Marcas Wiener Publishing).
Ai-Khalidi, Shalah Abdul Fatah. 1977, Samjui Quthb Mengungkap
Amerikii, (Jakarta: Allen, William R, SeMiality Summary. {Ohio:
A Iba Mouse Communications).
An-Nadwi, Abui M asan Ali. 1^8S. fatom Membangun Pemd&imi Dunia.
(Jakarta: Pustaka Jaya).
Aplin, Graeine (et.al.). 1995* Glohat EnviroumeuUd Cri$r>. (Oxfnrd:
Oxford Univcreity Press)-
Arief, Sriftia. 1998, Ptntbnitgtnttittfatttf dan Ekonomi Indonesia: Pember-
dayaan Rnkynt dnlmn Arit* Globalisasi, (Jakarta; CPSM),
Arifin, Bcy. 19S3. Dialog }$lfflH dan Kristen. (Surabaya: Pustaka
Progrossif),
Aristotlo, 1952, Aristoth' Mi*tftphy$icj (translated by Richard Uope),
(New York: Co] u m b ia Uni versi ty Press).
Ari to nan g, Jan S, Ari tunang. 2004, Sf jarah Perjumpaan Kristen dan
Idam di Indonesia. (Jakarta: BPK Gunung Mulia).
Armas, Adnin> 2003. Pengaruh Krwten-Orientah* terhadap hhun
Liberal. (J akar la: Gema Insani Press).
Armslrong, Karen, 199 L Hal y War: The Cntsndi'S and The i r hupaet on
Today s World, (London: McMillan London Limited).
Arnistron^, Karen. 1997. A Htstory of Jerusalem: Oae Cihf, Three Faitht,
(London: I la r per Collhis PublLshers),
Asad, Muhammad, tefaw a t The Cro^raadz, (Kuala Lumpur: The
Other Pruss), Fdisi pertama buku ini dicetak tahun 1934 oleh
Arafat Pub l ica l ion s Delhi and Lahorc,
Asali, K((edO. 1989, ferutalem u j Histonj. (Esscx: Seorpion Publishing
Ltd).
As la n, Adnan, 1989. Reh$iou< Pluralmu in Chrkfmn and i<}amk Philo^
sophy: The Thtmftht of]ohn Hkkand Scyyed Ho$&'in Ma<r. (Richmond
Surrcy: Cur/nn Press).
Azhary, Muhammad Tahi r 1992. Negara Hukum, (Jakarta: Bulan
Bintang),
Baigent, Michael, U'igh, Richard, dan Lincoln, Henry. 1986, The
Median ic Legacy. (New York: Dell PublishingV
Bainton, Roland I L 1977, Ilere f Stand: A Life of Martin Luther.
(Nashville: Abingdon Press),
Banawiratna SJ, JB. 1994, Gereja dan Masyarakat. (Yogyakarta: Kanisius).
Barna, Gcorge, 199 L W hai Amerkans Beliere. (California: Regal Books).
Bar ton, Greg. 1999. Gagasan hlant U U' rol di Indonesia, (Jakarta:
Paramadina);
Bellah, Robert N. dan Hammoud, Philip E, 198(1. Vaneties ofCtvil
Retigiou. (New York: [Tarper & Row Poblishers).
Bellingham, David. 1989, An Introductiou to Greek Mylitotogif, (London:
Qmntet Puhlishing Ltd, ).
Bello, Walden. 1994. Dtirk Victory: The United State*. Structural Adjust^
mnit and Global Fooerty, (London: Pluto Press).
BerkhoL 1 1., ScjtWidi Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia),
BerkhoL t.ouis, 1973. A Sntwnaru ofChristian Doctriue, (London: The
Banner oi Truth TrtislJ.
Beyer, Poler J 99*1, Religion and Glohalization, (London; S AG K
Publications).
Bickcrton, [an j. dan Pearson, MN 1 J 995. The Arab hraeii Canflict: A
Uiston/ (Mei bon me: Longman).
Blanks, David R. dan Frassetto, Michael (ed). 1999. Western Views o f
Islam i n Metlieval a ml La r h/ Mode n t Eurape, (New York, St.
Martin 's Pres_s),
Blum, William. 2002. Rogite State: A Gmdc t a the World 's Onhj Supev-
pouvr, (Claremont South Africa: Spearhead),
BremniLT, Jan. 1988. lnterpretatum> of Greek M\jthnfa$\f r (London:
Rouflcdge).
Budisusilo, Arief 2001. Menggugat IMI\ (Jakarta. PT Bina Rcna
Pariwara ).
Bugiiosl Vincent. 2001. The Betnn/al u, f America: llow Tlte Supreme
Catut Utidenuiued The Constitution mid Chase Out Presiden t, (New
York: Nation Books).
Osh, W. Wilson. 1 C >2S, Tlte Expausion af islam: An Arah Religton m the
Nou-Arah World. (London: Edinburg llouse Press).
Chadwick, Owcn. 1975. The Seculnrization of the Europeau Miud in the
Nuie-irenih Gentar}/. (New York: Cambridge University Press),
Childers, Lrskine IV 2002. The West and Islam. (Kedah: Teras).
Chittick, William C. 2001. Dunia hnajiuai Ihuu 'Arahi. (Surabaya:
Risalah Gusti).
Cohn-Sherbok, Dan. 1996, Modem Judaisnr (London: Macmilan Press
Ltd)
Chosmsky, Noam. 2U01. f *9-U", (New York: Scvcn Storics Press),
396 UVa|ah Peradaban Barai
2001. Miiiiuft Trritik Mftliug: Amerika wn^ Terori*? . (Bandung:
Mizan),
1994. The Pro^peroti* Ft*tt< und the Re*tle& Miuuj. (Arizona; Odoman
Press).
1997, Media Conhvl: Tlie Speclnaihir Achleveiuents of Pmpn^nda.
(New York. Seven Slorks Prvss).
ClairmnnL Fredtric F. 2003, USA: Tiie Crumhlinft of Lwpire, (Penang:
Citizcn.s tntcmahurul).
Cox, Harvev, 1967. The SrTttfar City: $t*cuhinznti&n tmd UrhiniztiNaii i n
Tfhvhtftail FVrs/vrf/iv. (New York: The Macmillan Cumpany).
Crussan, John Duminic. 1995 \\ T lw Kilted Je<tts? (N£W York: 1 Iarpcr
CoNins Pubhshers).
D'Costa, Gaviru 1986. Tlwohgy nmi Religteus Pnmi//sm.(Oxford:Ba3is
Blackwell Ltd).
Daniel, Norma n L 997, tekun and The We^L 77?t' Mtthhig aj im lwage.
(Oxford:Gneworld Pubbcahons).
Davutoglu, Ahmed- 1994. OvihznUouai TmmJbrmMmtftftdTlwMuslini
World. (Kuala Lumpur: Mahir Publications),
Djnulani, Abdul Qadin 1994. Menelusuri Keki'linum Petidkflmrnim
Pemikirnn tekun Nurcholish Madjid. (Bandung; Penerbit Yadia).
Dc Rosa, Pctcr. 1991. Vitm* of Chtisl: The dark Side of the Pnpaev.
(London: Bantam PressJ.
Effcndi, Djohan dan Ahmad, Ismel NaLsir (ed). 200?^ Pergotokmi
Pemikiran tela n r Cati) ion Harian Ahumd Wah ih. (Jakarta: LP3ES dan
Frocdom Institutc, cot kt_>-6),
Ellfe, Keit C, 1987. The Vahcau, hlnm, nmi the Mhidle tast. (Symctise:
Syracuso Univeisiiy Press).
Esposito, John L. 1993. The tefamk Threat, Mythor Reatiti/. (New York:
Oxtord UnivtTSity Pressj.
Findley, PauL 1993- Delihemte Deceptiuns-Faang the Fdcte ttbititt the US-
feraefi Relfition>hip. (New York- Lawraence [ till Booksj.
FinkeLstein, Israel, dan Si]b&rn*aj\ Ncil Ashcr 2002. The Bible
Lluearthi'd: Archnelo$\{'* New Visiort of Ancient Urael and the Ori^ifi
o[It< sacred Text>> (New Yorki Touchstoncji
Friedland, Roger, dan Hecl, Richard. 1996, To Rule Jenusalivu. (New
York: Cainbridgti (Jnivtif&ity Press),
Friedman, Richard Elliofc 1989. Who Wrote the Bihle. (New York:
Dallar Pustaka 397
Perennial Ltbrary).
Fukuyama, Francis. 1992« The End o/ Hfttoiy aud th? Uijf Man. {New
York: Avon Boofcs)
Gcorge, A. (ed). 1991, Western State Terroritni. (Cambridge: Politv
Press).
Goratulv, Rogcr. 19SS. Israel dan Praktik-praktik Zionisme". (Bandung
Pustaka),
Gcrj»cs, Fawaz A, 1 999 A meriai and Political hlam: Cksh ofCttttures or
Clit*h ofhtti l n*$t>n {Camhridge: Cambridjjc Univcrsity Press)-
Gibbon, Edwnrd. 1974. The Declim' and Foll of The Rmnau Empiri'.
(New York. The Modem Library).
Giddem, AnLhony. 19 L *9. Hoa f Ghhtiltzation i< R&krphtg Onr Uvei.
(London; Pmlile Books).
Glubb, Faris. 1979, Zionist Relatton< toiiii Nazt GiTmtiuy. {New York:
New World Press)-
Gould, James A. dtin TruiL, VVlHiS II. (ed,) + 1973. Political Ideoiogm,
(New York: Mncm.il !an Publishing).
Groenen, C. 1988. Sejarah Dvtfftm KrHlofegi: Perkembangan Pemikiran
teirtmig Yesus KrkUftpndn Umat Kristen t (Yogyakarta: Kanisius).
Geazzone, Laura (cd.)< I99S. The tefowUt Dilemma, (Berkshire: I L baca
Press).
Hadi, Syamsul. 1997. Politik Standar Gandu Amerika Serikat terhadap
Bosnia. (Jakarta: Fodis).
Bakieot Lukman (ed.). 199]. Fakta dan Data. (Jakarta: Media Dakwah}.
Hall, DouglasC. 1992. The Trinih/. (Leiden: EJ Brill).
HTaniogki, M. Sukm. 1995, The Yainig Turks w Opposition. (New York:
CMord Uni versi ty Press),
Hartlon, Joseplv 2000. Warisan Hutang Rezim Diktator. {Jakarta: Pirat
dan Insist Press).
I !ansen, Cric O. 1987. The Catliolic Chnrch i n World Potitics, (Princcton:
Princelon UniversHy Press).
Hershuck, Paler D., Slcpaniants, Marietta dan A mes, Ruger T, (ed-J.
2003. Technoh^y and Cuitural Vnlue* on the Edge of the Tlurd
hAtUenuuinr \ (I lonolnlu: Uni versi tv of Hawai'i Press).
Hcftsgaard, Mark. 20U2, The Engle's Sliadow: Wlnj America Fatcinafe*
and Infurmirs the World. (Crmvs N es L: Alten and Undwin),
Herman, Edward S. 1982, TSie Rrw/ Terror Netioork: ferror^m m Foct w
Propaganda. (Roslon, Sn u ih bin d Pres^J.
Ifirsch, hillen. [9%. 77u' r^c^ tibaitt /siw/ {Jerusalem: Israeli
Information Center).
Hoykaas, R. y G.{. 1984. Rhetiai* Treatiw mi Hoi\/ Scriptun* uud the
Moliufi o/The Earth. (North I Iollad Publishing Company)
I lunlin^ton, Samuel R 1996. The CIftzh oiCiviUza\u\n< and the RtWtakinf*
of World Order. (New York; Touchlone EJooks).
21)04, Wtio Air We?: The Clmtk'itge* to Auivrktfs National IdenUty" ,
(New York: Stmon&Schuster).
1997, Gelombang Deittnktftftia^i Ketiga. (Jakarta: Grafiti).
Husaini, Adian. 2003. Tinjauan Hi^tom? Ytfhutti-Krhiim-fafam. (Jakarta:
Gema Insani Pre^s).
2002, I<laat Liberal, (Jakarta: GL*ma Insani Press).
2002. Penyesatan Ojrini. (Jakarta: Gema Insani Press J,
2000. Gereja-gereja Dibakar: Membedah Akar Konflik SARA dt
Indonesia, (Jakarta: DEA Press),
Hutchins, Robert M. dan Adler, Mortimer J. {Fd. in Chief) 1967. Tli\ j
Ideas Today. (New York: Rncyclopacdia RrMannica Inc).
Huwaydi, Fahmi. 1996. Demokrasi, Oposisi dan MmynMkftt Mfltttuii
(Bandung: Mizan),
Ichwan, Moch. Nun 2003. Meretas Kesarjanaan Kritis al-Qnran: Teori
Hermeneutika Nasr Abu Za\jd'\ (Jakarta: Teraju).
Idris, SJM 2001. Globalizjitiou atid tlie hlmuit Challenge. (Kedah: Terasj.
Isaacs, Jeremydan Downing, Taylor. 1998. Cold War. (London. Bantam
Press).
Jamecla, Maryain. 1994 Mnm wr$il£ The Wtst, (Abu] Qasim Pub-
Hshing Mouse}-
Jeandrond Werner G- 1991. Theological Hermewutits. (London: Mac-
millan Academic and Professional Ltd).
Johnson, Paul. 19SS. Intellectuats. (New York: Harper&Row Publishers),
Juergensmeyer, Mark. 1993. The New Cold Wnr?. (London: University
ol California Press).
Kee, Howard Clark. 1970. fesus in Hittun/. (New York: Harcourt,
Bracc&World Inc).
Kcnncdy, Pauk 1988. Tlie Rise and Fail of Ihe Great Power*. (London:
Fontana Press).
Kume, Werner Georg. 1972. The New Testnment: The Histori} of the
Daftar Pustaka 399
IniY>!i$atton of it.i Problem. (Nashvjlle: Abingdon Press).
K t m v;, Ham> dan Moltmann, J urgen (cdj. W4. Islam. A Chnl!en£e for
Cltri^tianitj/, {London: SCM Press J.
Kurtz, lx\ster R. 1995. Gad< 'm the Global Villa$e, (ThousandOaks; Pine
Por^e Prcss).
Lane-Poule> Stanley. 198^ Siladin timi The V Ml of The Kingilom oj
Jeruji t etiL {London: Darf PublLshers Ltdj.
Lash, Nicholas. IWft. The Be\>intwi$ and The Fnd of Rel'i^iou. (Cam-
bridge: Cambrid^e LYuverstty Press),
Latouche, Sc-rgtv Wuft. Tlw Weitennzatmn o/ tlw World. {Cambridfie:
Pol i L v Press).
Lea, I Fenry Charles 1^88. A H b ton/ of t Ih 1 hn}iii>itinn of Spain. (New
Wk: AMS Press Inc.),
LeSeh, David W, (ed). IWh, /Vh- Mjrfitt* f ,M ■! ite/ The United SUite<; A
HiMoncal and Folitual Rea^e^ment. (New Yurk: Westview Press),
Levv, Avij;dnr (ed.). 1994. The jeto o} The Ot i amit u Empire, (Princetnn:
The Darwin Press).
Lewis, Bemard. 1993. tettwi tunl the We>t. (New York: CMord Univer-
sity Press).
1982. The Mualim Di^coveri/ of Europe* (New York. W, W. i\'orlon&
Company),
2004, 77fc Gyms of htam: Hoh/ War and Unhohj l'enot. (London:
Phoenix).
2002. Whtit W' i' n i Wron^?: Western Impact min Midille Tasfern
Re<ptm>e (London: Phoeni\).
W84> The /Vti's of hlant. (London: RouLledge&Kegan Paul)-
Livin^stone, KA, 1996. 0\jun1 Concise Dictiotnny ofCliristiau Chttrch.
(O\lord: Oxford U m versi tv Press).
Lantas, RoborL 2002. The hwhihle College. (London: Headlino Book
Publishing).
Lu bis, Abdurrazzaq et al. 1998. jerat Utang IMF. (Bandung; Mizan),
Lvneh, Joseph I L 1992. The Mediei'al Cl i iuri i: A BiiefHi>ton/. (London:
Longman).
Mact'ie, A. L. 1994. Ataturk. (London: Longman).
Madjid, NJurcholLsh. 1^87, hhun Ke n indenmu dan Keindonesiaan. (Ban-
dung; Mizan),
199^ htam Doktrin dan Peradaban. (Jakarta: Paramadina).
Magill, Frank N. (ed). I999 Diclfomry of World Bfogrtiphy. (Chicago:
Fi-teroy Dearbom Ptthhsher, Chicago).
Maksudoglu, Mchmcd. 1999, OsnuiuU Hutan/ J 289-2922 (Kuala
Lumpur: HUM).
Margulis, Mnx L. dan Mar*, Alevinden 1%9. ^ Hi*tur\t of Hu* jewish
PeapL (New York: Alheneum).
Margolioulh, DS 1914. 77/i* £j?r/y Dezrlopiwirt of Molmfustmiatwm,
(London: Willuini and Norgalc)
Marun, Cilborfc (i-d). 1990 Af&w (?/ /iTi'fs/i CiviUzflttim. (London: Andre
Detitsch Limited h
MfcNottL Wiiltam 1 1. 1963- The Riseafthe Wvst. (London: The Univer-
si t y oi Chicago Press}
Motzgcr, Brttco M 1 975. /1 7i\vfu/r/ CimmewUmj ou llie Greek N&o 7?-M-
)iirut'\ (Stutgard: United B i hio SocieLies),
1977. T/?t» £i?r(j/ K'^sfyw o/ f /re* Niw 7«sJtf/mw/>\ fO\ford: Ckirendon
Press).
1987. The Cnmm nfthe New Tesimuent: IH Qri$m, Devehpment, and
SigniJ)ama\ (Oxford: Clarendon Press),
Mohawk, John. 2002, A Biltic Ciill h) Coiwciahoiest": lndi$enon< Ptople**
AiUUym h) t ke Witter n WwliL (Penang: CiUy-ens In temali onal).
Mosi, Father Wilham G. 19S6- Cnthohc Apvhgetic* Today, (Kockford:
Tiin Buoks t md Publisher Inc),
Nasr, Scyycd I Insscin. 1993. The Need fora Sffnrd Science. {New York:
State Uni versi t)" of New York Press).
Nathan, Olto dan Nordcn, Heinz. 1960, tmttenton /Vmv. (New York;
Simon and Schustcr).
Noe-r, Deli» r. 1990- &*rtftam Mndereu khwi di lnjane<tt2 7900-1942.
(Jakarta: LP3ES)
Oitmans, Willcnv 2001, Di BtUik Krlffttlwtm CIA, (Jakarta; Pustaka
Sinar I tampan).
Pntterson, Charles- I9 C >S United Nntian*. (New York: Oxfnrd Umver-
sily Press).
Pms YbhannfcS Paulus I L 1998 Berati u dettgiUt Roti Yang Mengilui u}*-
knn: Ynhilann Agung Tahun 2000\ (Yogyakarta: Kanisiusl
Peret/, Dori dan Doran, Gideon. 1997. The Goverument and Politic< of
/sr/iW. (Colorado: Wesiview Press).
Perry. Marvin. 1997. WfS/rni Citvtizalktn A Bnef Hittory. (Iloughton
Mifflin Campany, Bos ton* New York).
Prlkington. 2003 ]iidai>?n, (London: I lodder [ leadline Ltd.}.
Piper, Michel Colin. 2004. Uw High PriMte of War. (Washington DC:
American Frw Prev-.),
Power, Samantha. 2003. A Problem from Hetl: America and Tik* Agv of
Gen oe ide", (London. Ramin gn).
Richter, Julms D.D. t9l0 T A Histori/ nf Prvteattmt Mfeificw in The Near
h-tist (L ondon: Oli p ha n t, Anderson&herrier),
P u per L Mark 2000. idenlogie> of GlobalizatioiL Coutending vtsions df a
New World Order, {London: Roulledge).
Rus>el, Bertrand. I L J?*J Wht/ lam not a Chri^tnnh (North Sydney: A I U? n
& Unwm Australia).
Saenong, Ilh L in\ B 2002. Hcrmeueultko PtmtwhiSiVi (Jakarta: Teraju) .
Said, Edward W 1^%. Kebudayaan dan Kekuasaan (Bandung: Mizan).
Sardar, Ziauddin dan Davies, Merryl Wyn. 2004. American Dream t
Global fJightutan'* (Carobridge: leon Books Ltd).
Sdiollenberg, James A. W82 The Science of Conflkt, (New York:
O\ford Uni versi t y Press).
Schoenman, Ralph R. 1998- Mimpi Buruk Kemanusiaan: $i$i-*fci Gelap
Zionisme, (Surabaya: Pustaka Progresif),
Sel I, Canon, WS5. Studi?* in hlam (Delhi; B, R. Publishing Corporation).
Shahak, Israel. 1994. Jewfch Hktan/, fewhh Reli^mn. (London: Plutu
Pres*).
Sharif, M.M 1983, HistotyofMusIhn Ptiiiomplty, (Karachi: Royal Book
Company).
Shaw, StanJord J, 1991 The Jeu*< of the Ottnmtm Empire and the Turkkh
Republic. (Hnundmilld: MacMillan Aca demit and Professional
LLd).
Shihab, Al w L L997* L<hm Inklusif: Menuju Sikap Terbuka dalam Ber-
agama. (Bandung: Mizan).
1998. Membendung Aru*: Repon* Gemhm Muhammadiyah terhadap
Penetnw Misi Kmten dt Indonesia* (Bandung. Mizan).
ShtvuLd Tomas. 1980* The Tlteologi/ of Mfefiou and Ezwijpriisiin.
(Helsinki: Finnish Missionary Society)-
Shuit Hurry 2001 A Neio Democracy: AUemaliw* loa Baukrupt World
Order (London: Zed Books Ltd),
Stddic]i, Mazheruddm 1%4- The Inmge of the Wt*>l £rr tabui. (Lahore:
Baz-i-Iqbal).
Silacn, Victor dkk, 1999, Gereja dan Reformasi, (Jakarta: Yakoma PGI).
Singh, Bilveer. 1998. Timor Timur, iudone^ia dan Diami t \iitos dan
Kenyataan, (Jakarta: IPS)-
Sipe, A.VV. Riehard. 1995. Se\, Prie>i> r and Power: Anatomy of A Crisis.
(London; Cassel}.
Smith, I lendriek. 1988. The Power Game<> How Washington Works (New
York: Ballanline Books),
Smith, f lubton, I99J. The Worlii's Reti$ion*> (New York: 1 LirperCoLIins
Publisher).
Smith, Wilfred CantweLk 1991 , The Menu in$ and End ofReligion {Min-
neapolis: Fortrcss Press).
L9B1. TbWffrds A Wotlri Theohgy: Ffiith and the Cumparative Histavy
ofReli^ion. (London and Basi n gs toke: The Macmillan Press).
Soros, Ceorge. 200 h Krkte Kapitalisme Global. (Yogyakarta: Oalam).
SpiftlvogeL Jatksun J. 2000, Wt*stWi Ciwltzarion. (Belmont: Wadsworth),
Spybey, Tony. 1996. Ghbahzaiiau atid World Soaety. (Cambndge: Pol i t>'
Press).
Stiver, Dan R. 1996. The Piulo$Qphy of RttigiOujA Ulnguagi*. (Oxlurd:
Blackwell Publisher*).
Stur/o, Luigi. 1 962. Chnrch and State. (Not re Dame: U m versi ty of
Nol re Dame Press).
Sukidi. 2001. Teologi InkluaifOtk Nur. (Jakarta: Kompas).
Suminto, Aqib. 1985. Politik hlam Hindu Pelanda. (Jakarta LP3ES).
Sinvandi PR, Alex L 1992. Tanya jawab Syahadat Iman Kitfolik, (Yogya-
karta: Kanisius).
Schwar/, Adam. 1994 A Matian m Wmthig. (Australia: Alleti&Unwln
Pty Ltd).
Swidler, Leonard (ed). 1987. Toward a Universal Theoiogy of Religion.
(New York: Orbis Book).
Syariati, Ali, 1989. Peranan Cendekiawan Mu$Um. (Yogyakarta: Shala-
huddin Press).
Tanner, Norman P 2003- Konsili-konsdi Gereja (Yogyakarta: Kanisius).
Terry, Michael. 2000. Reader** Guide to Judaism. (Chicago: Fitaroy
Dearborn Publishers}.
Thaba, Abdul A/.is. 199(>. htaai dan Negara dalam Politik Orde Bara
(Jakarta: Gema Insani Press).
Thalib, M. dan hajar, 1 Idris. 19S5. Dialog Bun^ Karno-A. Ha^an.
(YugyakarLv Sumber Ilmu),
Trible, PhyllLs (eLaU WS. Feminin Aproaches ta The Bible. (Washing-
ton: Bibiieal Areneolo^y SockMy).
Wajdi, Muhammad FarkL Datral ttf Mu'arif al-Qaru td-'krin, vol. VI
(Bciml: al-Maktabah al-'llmiyyah al-Jadidnh),
Wan Daud, Wan Mohd Psfor. 2003. lihajui dan Prakitk Pendidikan Uhun
Suni M.Ntti]itih al Atlas, (Bandung: Mi/an).
Waardenbur^, !acques (ml.). 2000. Mu^lnn-Chn^fiau Pene^iton^ ttf
DttiIo$ttt''iih1mf~ (Leuven: Pceters),
Wehb, Jetmiler M. (cd.). 2002. Power fit l Idea^. Perywtire* on the Goud
Sucieh/. (Vkloria, The Cranlana Program).
Wiener, Max, 1962. Ahraham Geiger and liberal ]udat<m, (The [e w ih
Publieation Soeiety of America).
Yaqzhan, MuJiammad. 1992. Anatomi Budak Kuffat dalam Perspektif
Al-Qur tui. (Jakarta: Al Ghirah Press).
Ynung, Paul. 2003. Oni^tuuuty. (London: Ilodder I [eadhne Ltd.).
/alloum, Ahdulhav Y. 2003. Pamting Islam n> The New Eneim/. (Kuala
Lumpur: Crescent MewsL
Zarkasyi, 1 larnid Tahmy, Armas, Armas, dan [lusa ini, Adian. 2003.
l'au tandan ^kularisasi dan Liberalisasi di Dunia Isluuu (Jakarta;
Khtiin.il Ravan).
/on, Fadli. 2004. Ihe /MF G/w. (Jakarta: IPS).
Zuemmer, Samuci M W85. hlam: A Challengeto Patih. (LundunrDarf
Publisher* Limited L edisi pertama terbit tahun 1907.
♦ ♦♦
Indeks
Abdul HitiHuf* depoti$m? t 71
AbcLird, 47
A b™ h n m, 29Q
Abu Pliobi, 146
AbilZayd, k^sr Mami d, 304
Acccptnncc. 9
Achilcs, 174
Adam, E9
Adam, Patrian. 121
Adipraselva, Joas. 3S6
Adler, rhilipj, 19
Affandi, Dr. Bir.in f Sp OC, 25
Afph.inisLin.90, 1 65
Afrika Ut.ua, 239
Afier lmprrinlism t \2l
A^memnun, 17-J
ngenis afinflui'tu:?, 217
Aguilili, 14
A^nilent. C^rislin,t. 11
A h mari, Zainal Abidin. 275
Ahmed, Akbar S, 2*4
Al tthrfiuh 215
alitihim i7l-<iwhitn ml-&ilattt, 357
Al j Asa d, Haftz, 159
AI'Asy'ari/324
A I- A t las, Pro J Syed Muhammad
N*quib, 3. 124, 2.11, 235, 236.
237, 238,240,241, 251
Al-Ayyubi. Shalahuddin, 17%
irf-M*. 323
AMLirma. Hawn, 223
al-dnhmiuu. 323
Afetemdti<n v 30
Al-Gha*ali ( Abu Mamut 32-1
Al-Gore. 86
Ali. MiAli, 2^8
A bj .ikuti, Abdinr.ihm.iii, 198
Aljazair, 82,83
AJ-klviluii, RuliJ,72
>Uto/mAithir.2fl1
AJto/m/flin/rit,231
Allenby Limi, 77
nl-\ut\'ruf t 352
^j .' -pii jf j jA\fir_ 3Ji3
AbQat:dn, liia 230
Al<?ardkwL Yimif,223
A I -Roti bn ie, P rol Ama 20
AI-SyamftH
Al $\;n7htlAziwth,2U
1 18
404 Wajah Peradaban Barai
Indeks 40b
Awnrtm t'iuVi^i'Hoil Protitiihltt^w,
Anumu* Nt*\c Ovtftf: U}id\i'*hittJu\$
Wv Mittltms World, 137
Amir, Ylg<il, 62
Amuliusr, 91
A}i Jutrotriut-ttuu tQ Citrrk ' Mvihtilfigjf,
173
A nan, Kofi, I M
And re w, Mark, 7
A naikan, ?S
An£[o-SflXQn5- 32
An-Nacthnwi, Ab;ilh<i5dn Alt, 167,
23 I
Anshflrl, indang Sielulhn, 267
Aniioch, 30
Apnllvon. L69
Api)ic$in, 132
aimtlt*. 292
Ai]uni*$, Thtiims, -17, -19
Ar.ib5ni.uli. L ^0
Arabi-tffl Idnlnlry, 5i$
A r a m, 69
AiaiTMIC, 61
Archbi$huj? f 7
A rgen t i i"uv 1 f 3 ( 114
ArlLSyamsudin, 190, 142
Ari tenang, J a n S, 364
Ari lis. 50. ?\
A riLis, 5-J
iirkiiiwl nun !.t. 3CiI
Armenia. 70
Armstronfr Karen, 34. 1t2
^ ro^'^iTfi\ 144
AS. 3,6. U). L K 14. 15 T 18, S0, 83
Asad. Muhammad, =*. 167. 231. 232
Askcimns, 91
iltliUHll, 3^6
Alalurk, Mustata Kenal, 7b, 77,
271,278,2^7
iHiJktarrrmg, 202
Australia. 9, 121
AynuTrv uf N*irb<jnne 1A9
Azharv, Muhammad Tabir, 270
Bab y Ion, 60
B&igeill, M i c haul, -19
Baldwm J, 171, 172
Baic-UbnL 234
Balfuur, Arthur, b?
Batalt-Brnwn, Miehael, 121
B,uteh>na, 169
B.irriii Research Group, 1^
B.isel, 4\ 65
Basmu U Ah, 2I>I
Bas n, l-aisil H., 122
Rtiluhiii, 175
Hiium, Gn?gory« ^
fk-lanJa.6, ^ 13
Bellah, Kobcrt N.,41
bela, 2U7
Benbassa r Eslhcr, 71
Ben-Gurion r 66
Betti, ErrtiitO, 33J
Bcrrr/i/ tiilk.lb
Bey, Mabmud Essey, 276
Boy. 5Ab.ihik1din r 75
Bey. TaUt.74
B1blp,261
Bkktvrlan H J . 1^5
Bildl.OH 97
BilJ of Righis, N
Bin Uictfrt.O^am.i, 134, 140, 148
Bter| 1 K.H.MusLofa,23
Blum.Willhini, IflO, 106, 144, 22S
I3!n nicntlicij. Edwjn f 121
Bgicyn, A n tur, 38
Bonaparte. Nnpoleon, 198
Bona^cnUira, 44, 3(1 1
Book of I a mental ion. 42
Bosnia: The Chalienge of a Tolerani
Islam, 203
Bremmer, I a n, 173
Brunft, Giordano, 4S
BiaiJInoti, 119
BufftT-zonf, 166
Bugliosi, Vimvni, 88, 89
Bununt Cittw Gue, 22, 23
Ri^h. Ccorge W. 10. I !. 88, S9. 105,
10K, 145, 22-1
Dush, Ccorge, 222
Bv/antine, 43
B v zantmm, l c 6
Cdhu, 169
Calvintsi38
C a mdtssus, 122
C anosso. 33,
Carassu, EruifJiii*?)!, Carasso,
bnunudS. 69 b 7K 72. 73
Ciirejv Meriah, 18
atrrot, 203
Carter, H m m y, 1^6, 137
Casas, Bartolome de Las, 92
Ote Blancheil, 38
Catkary, 4«
Githerjfte of Aragon, 38
Cuw cFJP-hre. 258
Cevrft'l, Abdul Ish, 75, 271
Chadvvick. Owcn, 24
Chambertain, Neville, 63
ChtHtSBH tk Rolmid, lb8 p lb9
Owlemafine, 33, 16S, 16y
Chechnya, LS7
Cheney, Dick, 160
Chiru,239
Chomsky. Prof. Noam, 157, 144 H
145, 152, 163, 184,211
Christendom. ISI, Ml
diritffS rtlfftfs*, 177
Christian orthodoxy. 49
Clirfetimutif m Warltf Hi$tery k 28
Christinnizi'ti Wt'flvrit, 263
C hristopher, Warren, 156, 157
Chrysostom, 5L. John, 4
CJi 1 1 reli Co i ise vva t ivt *& , 7
Cicero, 99
Cina, 109
Clairmonl, Frcderic H, 117
ftos/i ofawlizntioii*. 181. 216, 217
Clem^nt o! Alevandria, 4
Clinton, BilL \5b. 157
CNN, 7
Cocfi-Cofo. 229
Cnhen, Wilham, 103
Cowitte ti} ui U mo)s Progrr*> r 70
CoKt'fsr Dktmnary of i/ir Clsr&hau
Ckurdt, 197
Confucius, 242
Constable, Enc, 381
Coutra nnturmiit 4
Cook. Michael. 30S
CoperniciJ5. Nicolnus, 4S
Cordoba, U>9
Count ofPcntkwu, 173
Count Kopen 34
Connttr te$at iftvft, 327
Cox, Kuvev. 257,261,266
Creighton Mandell.31
Crossnn, Jrthn Dnminic. .52, 53
CuLsadc, 4 1,1 70. 171, \m> 1% W6
Cruz. J o Ann Hocppncr iVforan,
168, 172
atliura] pwduct, 312
CUP, 271
d'A[buquerque, A'lfonso, 372
D.iniel, Norman, 42
DaratistA* Inul.22
Davies. Glyn H 90
Davics, Merryl Wyn, 117
Dawson, Christopher, 1 51
Dmvson 's Cnrk, 26
De Dottina Christiann, 293
Deklarasi Balfour, 63, 72, 154
Demin?l,281
Demokrasi Liberal, 80, 81
dun i-\i-i]ay\nm f 357
DePiHil University Chicago, 52
De-Rosa, Pctcr, 35
Indeks 407
De-ToRiuenWa, Fray Thontas. 161
De\i, Arhka San. 18
Dicatu, S, y
rf/m.357
Domeofthe Rotk. 173
Dominika n, 3^
Jauhh' >lt(ruitir;i. 1S7
Downing, Ta\ k*r, I2b
Drews, Arthur. ^3
Preyfus, Al(red,b4
F)uncan, And re w, 201
EasiGzimlina University, l 4 -'
LJittifMihm. 1]
hihtuflhraJiKiii*, 31, 192
fcinstrin, Albert.&l. 192
Fleanor c4 Aqmtaine, 173
iilizabeth 1, 38
M/evier, Abraham, 44. 301
Fmanuel f II. Vicior. 6?
Emrrn;rson, Donaki K, 186
Enakmcn Icnavah Syariah, 13, )A
Fner^if lu format ton Admnustratwu, "-H
Fnron. M 4
Epicurans, 22
Erbak.in Necmettin, J3k 277, 282
Lrdopan, Recep Tayvip, 83
/ /r L ^'^r H j(| ^3
Ksposito, I oh n, 1 S4
Lva, 19
rvffrf va'lvsiivn mrfh mIh*, Ifty
L-agir. J.D.,V2
Fa J k. Richnrd M, 227
Fnlivell, [err\; 145, 224,223
Faraj. Abd al-Salam, 154
Farsi r 23V
fi?r"» til-u>liuL 321
FalhtM C tani, 36
Fednhlia, S
Ft'durusa, Xerona, 18
Fnnuu-t Approache> The Bibh\ K>
Ferdinand, 162
Femando, Ajith, 338
V mal judgenieul f 146
Findley Paul, 15
Fmkclstein, 299
hnley, Paul, 144
n*p7i Untai: Agama, 2&6
fjrsf /Wiytf/j. 69
Fischer, Bomtatius, 43
Forbes, Sleve, 1 23
Free Mansory, 73, 76, 77
Friedland, R oper, 63
Friedmiin, Kichard EllioU42
Friedrnan, Thomas L., 79. 97
FrymerKenskv; TEvka, 16
Fukuyama, Franas, 79, 84. 80, SI,
82, 95, 96, 228
FuidierofCharhr*, 170, L 71
f- it leher ofC.hartrt 3 **
FuLler, Regina Id, .W
Gahlei. Galiluo, 48, 295
Galtimp, p rol Jnh.m, L 04
Garaudv, Koper, t>7, 213
Gatal di Nttinl. 177
Gaul, 32
Gdgen Abraham, 29
Genoa, i 14
Goarge. David Lvord, 65
George, Alexander, 227
Gerakan Turki Muda, 73
Gereja Anglikan r 6, 7
Gereja dan Reformasi, 208
Gereja Modern, Mau Ke Mana 7 , 192
Ghctto. 94
Gho<t, 17^
Gibbon, F.dward S., 167
Gibson, MeL306^1,52
Giddens. Anthony. 20, 97, 132, 133,
136
KlmdHwfrt'iUviL 202
Global Evimgeliztilron Movemeut
QtUitba& 209
Globalisasi, 20
Golitb, Philip, J4n
Comorah, 4 r ^
Goodslein, Laurie, *»
Gorbachev, 12h
gvtprt 340
Craham.Billy, 1% 221
Croenen. 54
Ground Zeru. 10n
Ci/^A rtitir.wir, bl
Gymruistinr K 1 1. AbdiiUnh. 22, 23
ItiWtrtz. 14
1 Kibibio, B.J-, 132
IH.id.ir, Leon. 1A4
Haguv Siurnmt, 1 1 1
I Likki, Ismril, 72
H a h m» Panjer** n Mulummiui 'Ali,
74, 73
Hamili II, Sultan Abdul, 65, 6/, 6K,
69, 74
llamkl, NU.sr.31D
Ha n i o£ I u, 73, 75
llanbn, Joseph, 120
1 lanoum, I fa I ide lEdib, 276
fortv, 150
Has*,., n al-Bashir, Onw, 187
Hasytm, Wahid* 375
HAWciri, Prof DAtf.inj. 2n
Hawkins. Jeniiifer, 18
Hsbnw Bibir. 2Vti
H ed f Ricahuird, 63
Hcgd, %
Hdd. Robcrt. 15
Hemin£\\\iv, Ernest, 328
Hert?sy r 43, 40
I lerellc Lomba rds, .12
Hfrrman, Edwardg 163,227
HprmeneuEika, 55, 17-J
Herzl, Thcodplri?, 64, 6? . 6S
Hick, John.. 266. 334, 343
Hflfoiiiurf,2M
Wofy W/rr T/ji- CruHiito <?Nif 7/ir/r
Honioscwmhti/ ffntf p Pi\?Wrn! Church.
193
I low-nrd, MichaeL 1 1
Hoykaas, R 294
I lunwi Ritfht Watak 212
I lu monisme sekuler. 24
1 funier. SWtccn T. 132
Himtingion. Satmiel T. , 15. 79, S(J H
81. 82. 9" ICU, 106, 131, 132,
133, 134« l&D,2Q4,241
1Ui55cin,Saddtim, 89, 14S
Ibrahim, Anw.ir, 132
Ibrani, 62
UU, 173
idilah, 33(1
Idris, S M., 114
Ihza Mahcndr,% Yusnl, 223
IkhwRnul Muslimin, 159
India, 239
Individu*! stylc,290
U\f\jUhh\ 3ti
Enfc£ris, 9, 43
frimTrtMfofl imlnilnhi al^Um\> 3n[)
h\qiii<ilioti f 15 262
Instilutc for [\ipulfir Dcmocrria.
212
tn.stilutr lor Public Opini an Rc-
seatth, 193
Intnpn'tnlioiK of Gnrk M\fihoict£\}.
173
[qbnl, M ukmimad, 85^7,2^1,114
i mi* BtfihJ U. S Auihm\- Onlbmtit.
216
r*\ik,fl9.239
Irt.mdui. 32
I s IsJivrti a n Encim" u f Thi; United
5laLcs\ 179
Iruleks 4D9
Isaacs, | e rem y, I2(S
Ls.ibelU Hi2
frfin/i ttml fcattnrifitn, 264
ttlaittttjtd the Wfs/, 1^1
Islnrn Fundamentalis, 82
Islam versus I lio W^si, 21-1
Islam, 359
teUwiii' peri!, I8,i
IsUmU* llirr>H W
isdmnofobia 280
i<-Uunot\]mv m*\ t 187
Israel dan PraklikprakUk /imm-
me # 2l3
Israel, N, S8. 59, &1 ■ 62. <& M
I STAC \ 248
IsLimbul. te?
IlaJia. 32,32
[akaria I t«ill Cunvonljon Cen Lre, 18
l.imt-^la, Nfar) ani, 234
knnn&nJ, l\WnerG, 291
Jerman, 77. 4j4, fi5\ 07
l&romi?, 45
Jmi*nkm59,6Q, 61.77,17(3 34 1
/fl/jJi Al Q/;;i ftjnmhffon* 142
luhnson, C halmcrs, L27
Juint Moiion fora Revolulkjn, 2M7,
2UX
[as*»ph,Gerd R, ,307
Kashmir ]S7
Kaum paniri. 170
Kel-fimp&k kacfr, 62
Kennedyjolin F. 226
Kcnnedv. Paul, 101
KerryJohnT, IDS
KJ C 229
khAlq s 321
khamr, 526
KharLoum, I8tf
Khil.ifeh, 37
King Ariftfcr, 175
king Da\ id, 42
Kmsley, Mlch.1*], 145
Kis&in^er, Ht?nry, Ebfc
kkuiki-Hti-, 192
Kolonel LL*m^iimiski\ 33
Kongres Zionis I, 6?
Kon^r^s Zionis, 70
Konsili Efesus, 51
Konsili Knlsedun, 31
Konsili Taledo III, 51
Konsili Vatikan II. 51
KunsL.ttUmopel, 30, 51
Ki>ru, Fi?hmi, 2fi4
knzv rev, 2110
KrriULhiiinmtT Charles, 145
Kristt-n Fund.imi'nt.iJi-;, ht\, h?
Kristal, WdlLim, 14i
kiffr, 1SK
Kun^, Han^v VH
Ku v per, Abrabam h ^7"i
Kndim.ik 70,71
Knliiiiii», kiihbi \ieir, t>2
Kairo. 76
Kaisar Korvstanim. ^1, 49
Kanada. 9
Kiir.il, E-ju'n>r /ivji, 74
Laden, O^nma lun. ffcWJ. IftK
LaHavc, Tim, 145
Lash, IMlcholas. 95
Lawpoh, Ibrahim, 123
Ls-i, HiNir\ Charles, 56
trLi.imm, JS7
Leeuwen, Arend Theodor van, 262
Legenda, 173
Leigh. Richard,49
Lester, Toby 307
Leviticus, 12, 8
Levy, Avigdor, 71
Lewis, Bcrnard. 28, 29. 30,136, 144,
145,150,151,204,231,288
hfr /s \nfflnirtglPss, 191
Likud, 14,66, 146
Lincoln, Henry, 4M
Lmd, MicheL, 147
Lindh, Anna, 212
Lipmann, Walter. 87
Lo|i Prccmason, 73, 74
L.oji Mecedonia Risorta, 74
I oji Scalieri, 74
Lopez, Jeruiiler, 229
Lord Acton, 28
Los AngelcsTunes. 184
LunsVTI,173
Lunn, Arnold, 53
Lulhcr.Mariin,37. I 43 I 53
1_uxtNibt»rg f 316
Machiavelli, iNjcolo, 163
Mackcruie. ^0
Madjid, Nurcholbh. 223. 259
Madonna, t J
Madras, 30?
Madrid, 35
Mahomet, 169
Majelis Ulama Indonesia, 22. 23
Maptou'yt FtitiWm, 267
Malaysia, 13
Manajemen Misi Gereja, Sudah
Btrhasilkah7 r 2U4
Manhattan, 16
Mapai, 66
M apa m, 66
Maramis, AA, 375
Marcos, 224
Marcos, Ferdmand, 121
Matros, Imt-lda, 121
Maruis, Marga reth, 234
Maresca, lohn J^,9l
Marra't Lin-Noman, 171
Marxis, 96
Marxisme- Leninisme, 37
Masjid a^Aqsa, J 70
Masliyah, Nishm, 72
Massachusets, 10
Masyumi. 275
irifflteifr, 345
Maududi, Abui Ala, 37, 223, 231
Mazmur, 42
MeNeillSJJohn.J.,4
Meinion, Rabbi, 62
Meiro^r Phice, 26
Mencius, 242
Meretz, 14
Mernisi, Falima, 13S
Mesir. 137
Mesopotamia. 72
Messiah ludaisme, 66
Messiah. 62
Metz^er, Prof Bruce M„ 42. 43, 44,
Mkhel, Thomas, 207
miiiijh. 357
Milne, Pamela J , 16
MineapoIK 5, 8
Moerdani, LB, 3«2
Muhammad, Mahnthin 5tf, M)\ 226
Woluvumc&ui Lain. 310
\Whvutth\ian. 310
Mohawkjohn, i07 r 124, 125, 127
Munlel'iore, C\anon Hufih. 54
AfriMS tuiii AtfrnU t 300
Mh '«Jjifrf, 350
Muhammad, Goenawan. 223
muhdah, 321
Mujahidin. 165
Murdoch KupcrL 145
Indeks 411
MllpIw.1L 18/, 18tf
tl!U*tLl'WiVl, 3^0
m n tn kci 1 1 i ma n » 321
Mu taziiah, 314
Mittito> t 173
Ntihi leremiah, 42
NflisbiLt, John, 2SS
Naknmura, 212
Nripoleon, 3^
Naschatier, lulie, 64
NtihUis. 17^
National Assomblv, 6y
NATO, 201
IWituiri Kiirt.t, mT 61
Ntitu*. 17?
Nebueadnezzar, 60
Ni\^iifi7 ^rkaln; 270
■Vi-c i - amilum Right. 22-1
\'t?w HampshiiLV 6 r H
L \v:i' h'ttiitiiait. 93
Neu York, II, IB
Mru'^t'tYk, 52, 215
Nicea, Konsili, 4v, ^0
Nishavand, 284
N'(ij?'^ i'liom^ku: h hih \ah\ti dari
Sfi'angiisi IiTorr-i. 212
NoerPeliar, ^72
Nu^raha, Dr Bovke Dian. 26
Nunvnhid. Hidayah 224
Odiit<Dcbt, 121
Ofm, Dr. C. Groene.m h 46, 47
Ogden, Christoper, 83
Ollmans, William, 23C
Ordo DoTninikan, 92
Osmanli Htrrriifrt Crfjrhfnii, 73
Otloiii*!)], 72
LJ^r^rrh- Citiut'*?. 21 S
Q\ford, 54
Ozal.TurfuiL, 283
Paganisme ConsLmtint 1 , 49
Paganisme, 4^
PaMcvi.Reza,224, 285
Pakistan, 90
PakLa Warsawa, 165
Palestina, 58, 61,66,77
Pampluna, 1 69
Panama, 87
Parawansa, Khofifah (ndar, 25
Pam, 38- fa4
Pattern ol Glob.il Terronsm, 221
Paus AioAander VI, Ifa2
PausCre^onus VII, 33, 34
Paus tiregorius. 32
PausLeo III, 13
P,ius Lt-o IX. 14
Paus Plus X r 65
Paus Stcphcn fll r 33
Paus Lrbanus 1L 41, 17(1
Paus Urban u*, 171
Pearson, M N r > 155
Peck, ScoU. 40
Pemerintahan setan, 286
Perle, Richard. U**
Perry, Maivm, 94, 102, 164
Pfs! Iumnl,b4
Philo, 291
Piagam Iman, 9
Pinnchet, Auguslo. 224
Piper, Michel Coliii, 145, 146, 159,
160
Plato, 85, 242
Pleve, VyacKeykiv. 65
PopnUu A\iih\dc< tonmrh \sU\m m
Mviiicvtit Litrapr, 168
Porlo Alegrc, 112
Porlugal. Ifol
Powell.Colin, 103, 104,106, 145
Power, Samantba. 143
PowerUiJ ldea_s,242
Prancis, 32, 34, , 15, 38, 39, 80, 83, 97,
173
preambulc, 391
Princptcm Thenln^ical Semm.ir\; -12
t*ro Kwitrtt Pt-rituiuvi iVflto/, 177
Prolokol Kyi>!u- HJ7, 10S, 109, 111
ptasa, 317
Pulen Sion, ftO
ywdtmi 321
Qmntmn ruuJ, M!
Oneen Mirrv, 3S
Que^.9
Guthb, Snyyitf, 167, 223, 231, 232 H
R.ibin. Yilzak. 62. 156
Radio Musfr City H*J1, 11
Rahman, Fa^.Iut, 303
Rahiwi; K-irL J36
R,ija Mwiry f\\ 13
Ra|aHi_Min VI 11.36
Raja L,n inikLim H 91
Rnjti PippLn, 32, 33
Ramadhan, Dr Tliariqi 148
fcurrfv, !75
R<LS\idi,266
Reborn, 19^
Rcmvs,*!
retnif vioJencc, 214
rrh.7. 323
Riehtt?r,Julius, 3S5
RisaUh unlutc Kaum Muslimin, 243
RJtchic Guy II
Riiii, Ahrru*dt* f 74
Robt'riMtn, PM, 145, 22-1
RflArv Nwj^, 17n
Kebiruan, Gcni\ b t f* ti, 9
Roma, 30, 52, 92
Romawi, 30
Ruimilu-s. 91,92
Rem, Yusuf, 181
Rupert. Mark, 21
Rusi.i, [R
RusflifiHd, Pnn.iUi 145
$*>b?«i tiism 3 19
Saevulum 259, 260
SahcUpv, |t H 3H0
Sairi, tdiv.ird. 144. \*l
SiiiiiL Anfceim, 47
SaLomo, 4^
SaLimon, 4^
S^ltmitui. 70. 7^
S.muii*! I Itfrlwt, h3
Snriiccns, 172
&ird«ir USS
Sirdnr. Zuuirirfin, 117
S-irdinta, 12
S*iussurr, Ferdin.md de, 326
S.iyyaf. Abu. 221
Scalivri. ClmlH 73
Schieicrnvichtrr. Kriedrk'h, 301
Sch^'inv, Ad*ip\ JS2
SCTV. ~W9
SolLiii. Ali 73,74
Seko, Mobu tu Sose. 120. 121
Selvm^or, 13
S*'tl p f'nnrtn, W
Sepvlvrdji, Luis. 111^
Ovsrs 6
Shabra-Shiilita, 159
Shahak, Dr Israel. 63. 163
Sharit Naivaz, 187
Shartin, Arit?], 63, 146, 213, 222
5kn\V BtTii.ird, 9*:'
Shull. Murry, 11«
51 nV jvtuV ;wff Mhtm t 102
Sid-Ahmed. Moh^mmud. 137
5id|abal, IVB, 371
SiVmfo flrmy l?8
Silberman, 2W
SuiMtupanft, TB, 371
indeks 413
sVu/rritfrirtf, I ^. I7A
Sion, W, uG
Sipe, A. W Rich*ird, h
Sk?Sm,l f 51
<nuut rebt'itforh 70
5/j/ffl? Wnhtiriiu)}! ruitiitlnllou, 142
Smilh, Hendrivk. 346, 155
Smilh, Willrcd Gmiwell^&i. M2
Srnith, Willi.im Benjamio, ^3
SmiLs. |ose, 10
So Erwiclus, 49
So wah r mirCJotl helfe, 141
St>doiTu4, 5
SoohiirLu, 122
Soekarno, 27^. 277
5upi*:k a s. 242
Surte* d % i*rgi% IA5, 141
SparryuL Ih, ^, 43, 16 L 117
Spear»- l*n" n* 1 v- M, 229
Speih, JfrmejsCustave, 114
Spi derma n, 17?
St A£U_stinL\4
Si, IVner 33
Si, Thgmas, 4
Sliillone. yvK-esUT, U*^
Stnnton, Eli/<ibiMh didy. 16
Straw, ]Ack, SJ
Sunrtepit. 17?
Sum.Ucr.-j UUr.i,44
Sumiri (o. Aqib f 372
Siitnma Theolcjgica, 294
Sunati Tibor. 91
^wtwiM, 17-1
Suriah, 17 J
Si*trtanu Try, 362
S;nirrV P/i'f. 17*
Siri^arn/ Gwff. 274
Swiss* 60
SyaJwdaJ Katolik, 50
SyabaeLitNicen. ^0, 51
Sydney. 123
Syria.239-
TAkingThrHAdRwid 219
T.iJibnn H 90, 91
Talrrmd, 61
Tamu I ..o |, ^
TiinfieUvah N.iiVILuul UI.wm.24
Tekhi.il p, Moise Cohen, 71
W. A^v, 148
Teokrasi* 37
Trrv^iTil, lfW
I hc Amerknn Oilholic Hishop, d
T/n' An7/i fc^Ji'/i Cgtiflwl A iiht&ry,
1 55
The Asia FounddLon. 207
T/h' tf.^vfj h\<tifitti> 1 1 (tim. 97
T/h 1 Bfitfwlor, 2t»
T lu* Uookol TomIv42
TIu* Chown Coiiuln/, 157
rftr ChurJi mid t h* Homc&iwwL 4
On' ftasJi of Ciril\2iU\on* f UI, 149 ,
150
Tln j CrJiiUn.i Prrift-Tjrrun, 242
ritftyhitoftiLwr, \5X 158, i 60, 167
f /'C DifrJi /lyr> tiff'MWpf* 297
/7u< Di r/ 1/ V*lvaJi>i*K r jf T/i r Jsfrtt* Tfsfa-
mmf, 43
rhe ticonomics, 200
Thi? Kivf Book ol' Mosl j ^ 42
T//i" Hnrrthn Moiwicirt, 60
Thi* Hi$h Pritst* vf Wr?
r/if H/^Jf Pr/i"s=fs o/ Wrfr, 146, 1 59
T/jc tmpdtftu'i' ofTht W&t. 200
T/jr hinnih HtrctU Mi/Ih Gfdrtg
Rvnijhf?, 179
The Iczcfch State, 222
Thfji'wsvf Islam, 161, 162
The Livhig B/Mr* # S,45
The Lord ofThe RingS, 175
T/;i j tnihhutui phila>oph\f> 228
rftt' MrWN?mt' Lrgtuy, 49, 30. 344
The Mver Foundation, 242
TheNewCoId War?,226
The New Tettawent. 43
The New TesLimenL, 44, ^2
r/?i' P&sfon ojthe Chrtel, 51, 52, 175,
77/r PriiWf lb3, 16-1
77;r Re»tfJ frttttr \VhwA\ 213
The Revoll A^oinst Reason. 53
T'/f Rw f» f d ffl// d/^jn' Grestl Pouyn?,
ICI
ThcRiwafThe W&t, J 90
Ttir Rwfgt Stah\ 106
riirSrljmi Turku, I7l
Tho St. Rnrtholonunv"^ Dny Mus-
snere, 3S
77n* titpi'rpotm of the worUi, 1 44
The thnr Kingdnm ofNntun% 216
TJn? Times, 5A
The Valictvi Drt'fartfffa/i on $$onI
r,thics f i
Tht Wowch'* Bibir, 16
Theuncr, Rcvercnd Dauglcis. 7
77; fV h n Chn^tinn Mtf/w l g
Thucydides, 242
To Ruh 1 Jcrusnh'Vh 63
Tolerfo, M
Tontattawk, H9
Tomh Israel 62
i'otfilislic ??U$wns t S2
Toynbee, Arnold J , 105, 167
7h7j/„ 1 73
Tr;i m n rt, H ^ rr y ] . , 1 55
Turabi, I lassan, 1tf8
Turki Utsmaru, 67
Turki, 84. 272
TYRI, 389
Tu:o Sturfie? Cih* ChjlJ Sex /Uij/ft' 4
Pennit ofPrfaM, 5
Tyndale. William, 43
UnwThaJib, hi'Ur, 208
jf/tfe«"?iffWvVii awta^ 214
Uni Soviet. 12b. 134, 143. 135, 1 65
Universitas Frankfurl, 190
Universitas Muen&Ler. 202
UniverSih" 5airrt Malavsl.i, 223
Uiuv^rsih ofH.nvTiii.24f)
Uni versi t\ Oi N : e\v H.impshire, 7
Uskup Tttul, 34
Vnn-Lceuwen, Aren d Thcodoft?, 28,
29
Vatikan. 3S, 32
Vhlln. RoJnnd de. 299
VeaL, Anrirew, 105
Virga, Amt'lid, 18
VerheugiMi, Guenler. 83
Verilas; 9
Vienna, 64
Vinocur, John, I4S
Vulgati?, 43
W.uie, Prof. Rpberl HunLer, 91
Wiihid ( Abdtirnifirndfi, 24
Wnn Daud, Wan Muhd Kor, ">03
W^cuns. 169
Washington,, DC, 13
VVe are a Christian people, 190
Weiss, Leopold, 232
Wrstmt Chviimiwn A Rrivf Hhtonj,
94, 164 242
Wi^frni StaJ* j Tcnovis-ui, 163
W/w( Wfii/ IVrtWe-, 160, ]M H 167
WhoKilled fesus?, 306
IV/jd tVrof r Hif J5fWf, 42
lohoh'ttiii' vivleim\ 214
Wilhelm 11,65
Willuimof Oranpc, lb L l
415
WiMmptih Reverend Rowan.7
Wilsun's Te.u-hers Cotlege, 233
WinRJowijolu H;irfco|o, 122
Wim|tida H I laskan, leo
ivnttoiviLi cabai, 2 1 6, 2 1 7
Wnlfuwilz. Paul, 145
WimtU*niH)Mi>it w 1 74
Woodsnwll, Fr«inces 27S
Warlti Cfaffi&HMS, 19
WlwM Mtt*f?rpm*s f 1M, 12y
WoHdTradet cnlrc, 83
WTC 222
Xmui.242
Yahudi Ubirral,29
Yahudi Or&Gdtifcs, *2
Yahudi, 53, W,*l 6?
Y.issin, Aliirud, 223
YiLmaz, 281
Yogyakarta, 258
Yosodinmgrai, I lenry, 26
Yuiin£, P,uiJ, ^5
Yulicvicy Count Sergei, 65
Yunani, 17, 43
Zaire, 120. 121
Zalloum, AbduUidv Y. 147
ZengL Nuruddin, 173
ihimmi, 350
Zionis, 77
Zionisme, 58, 59, 60, 6 J, 63
Zionisi Ufkithiti wilh Ntizi &jvjiuhji/,
Zwemmcr, 319, 320
♦ ♦ ♦
gA£a Dulu, Baru fah
B\l^
,r.. mm®
■ * • ^^ • * f -. ■ •
T'miiujii
KONFLIK
Vutuni
Kf.i^tt\
Lengkapi Perpustakaan Anda
dengan Buku-Buku Bermutu
Terbitan Kami
Layanan SMS
081 S 66 86 BS B€
wwvr,gem*wsjm.taKJ
WAJAH PERADABAN BARA
DARI HEGEMONI KRISTEN
KE DOMINASI SEKULAR-LIBERAL
Buku terbaru duri cendekiawan muda mi, se^ni karya- kartumu \m\» laut ung sempat ^a^ a
baca dengan penuh minat, di m lt> dengan rasa keprihatinan AVMitotuern u ng ani.it mendalam
tentang pelbagai cabaran (tantangan) yang dihadapi amat Islam, khususnya di nepira Islam
terbesar. Indonesia... (tilam bahas» Melaut haik di Malaysia Brunei, Singapura, dan
Indonesia — hampir Tidak terdapat karya xs(i \ang menayangkan begitu bonyok fakta dari
pelbajyisimiiHT\un^seruisdarnaii^p(>pular,sc[H i riivaiii;djn.sj!]akarHik + h Adun limau n "
(Prof. Dr Wan Mobil Nor Wan Daud, I'eiu Mmval t tama (Guru Besar Tamu) Institut
Alain dan Tamadun Melayu IATM\), llniversiii Kebangsaan Malaysia
"Dalam beberapa tahun terakhir dunia internasional diwarnai oleh berbagai pergolakan wmg
sebagian besar jika tak bisa dibilang semuanya bersumber pada kekerasan politik dan politik
kekerasan yang dikembangkan pemerintahan Vnierika Serikat di bawaJl kepemimpinan
Presiden George W Bush. Sejatinya, ketegangan \S — Dunia Islam lebih banyak disebabkan
karena kebijakan rezim Bush yang selalu mengidentikkan Islam dengan terorisme Buku yang
ditulis \dian H usai m, salah seorang penulis muda Islam yang sangat produktif ini
membeberkan dengan sangat jelas dan rinci perihal akar-akar ideologis permusuhan lei hadap
Islam vang dalam beberapa lalui u leraJdiiriUkembangkanalehre/jiii Bush di AS."
(Riia Sihbudi, Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
"Buku ini memberi panduan yang berguna untuk memahami akar-akar perbedaan antara
kosmologi Islam dan Barat serta kemungkinan menyodorkan alternatif Islam bagi krisis
kesejagataii. Dari sini tampak je!xs. Ulun Husaiin adalah sedikit dari pemikir muda Islam yang
memahami oksidetitalisme secara Utas. dengan keberaniannya untuk mengamhil posisi
pemikiran tang tidak populer di lengah aruvutama cendekiawan Muslim yang cenderung
membenarkan paham-paham vang kuat meski belum tentu benar
( D r Yu d i La t j f . \hH Sosiologi - Pulihk Le m h aga 1 1 n u i Pe 1 1 gel; i h n a r 1 1 n dn n es ia )
\dian tiusainj lahir V Desember I%rtli Bojonegoro, Jawa Tmiur Kandutai [hikwr Ph D
bidang Islami? VJriiizatum di hitematitmal institut? ttfhhtmic Tbuu$ht and iiviliuilmn-
Intenititumitttslatmcl mrcrsitv \iaiu\sut USTM.-IH Mi
^ k
t
r>*
*SKgema insani