Skip to main content

Full text of "Wajah peradaban barat: dari hegemoni kristen ke dominasi sekular-liberal"

See other formats


*«£?■' Adian Husaini 



WAJAH 

PERADABAN 

JJAKA1 



DARI HEGEMONI KRISTEN 
KE DOMINASI SEKULAR-LIBERAL 

Pengantar: Prof, Dr, Wan Mohd Not Wan Daud 



■ ^ 











,r t 






JOJd 




wajah 

PERADABAN 

BARAT 



WAJAH 

PERADABAN 

BARAT 



DARI HEGEMONI KRISTEN 
KE DOMINASI SEKULAR-UBERAL 



Adian Husaini 

Pengantar: Prof. Dr. Wan Mahd Nor Uim Daud 



I 



+y GEMA INSANI 



I'nf usUU,ajrt NiKinrul , KjUIw» DdLim Terbitan IKHT) 

TlCSAl.NLAJian 

Wdjnh p^i'ndahrm harui' ^ri ht%vj»rtiti kh*»k'n U- dumuu\<i «vkukii lihvnl v prnuli*,, 
AJiAh l his.nm; penyunting, LVLsnu P rim ml va Ol 1— Uikar|a;t"i»m»i [n>ani IVv^KiO^ 

hwu -I]* hfm , 23 nti 

1 Pt-mikimn f Uklul II PraniuJwv Whrtu 



[W 2 

'J> I Llk H|«fA MlCTM| tjklll Llk l - k*lrJuMl li|t;l pi.'IJU.'tJ'l.' rtl.il* (H'UST;-!!!*: MilL i l| 1 U tmiLll- U ll ' Ll! LllllHJjjk^l t'ljN 

inriiiiHi-T'lMiivjk «.4] >L.i.i,vLui\ .1 "niUjt INhImiI MHuirj ■-'IimiuIj* *"ld.ih miJLi ■- -l| n -l ih.lJ ■ dlLilnr t,. W t l,ui|M rniiiu^^ 2.' 

|vmtul.w)n ui* imi nt [vr.iluijn |vnjjiL.1.iin Wkl.111c.111 lai^ «vrLilUj 

■ 1] It.u «Hiusj.ip i vk n^ul s'iuWt iIjui i.iiifj kik iiii Likuku) |Tt*'U.iUiu ■«■kicjiHUiMi iLuiA»-ihl Likun |-i*,*l ,! iv,n i' 

■Jl.lU jM^.ll 4'J .'n. r »t ' lj *L(H nl4.ll It iljj^j.MLI .L IIC-IIP J'kt.'Ul.l | H. ■ 1 1 1-1 1 - ■ I IIIAMtlt,: UlnI-IHi; ImJu £ "J.t^k-il I Mtll fc ■ t i. Lt 1 1 1- 

tl.iji , 1 1 .i L i hIiii uH.|. i'.iliiijc Hu.-kliL.it Uy L ■ <<■ IHi,!. 1 ! 1 MH 1 fuu nipi^h) -n J .t 1 1 nkl.in.i p'nj/.r.t iuliiir l.--ui."> " ju|iiEi uilnn* 
■Lili .iliiii i Imu Ui l*.iJiii|* Kam A R|' M^'iJnl iNJO,ttliliui.t miku myiM u 
t±\ Por.iiij^iJ|uiili*iy4iWMi£.tj,i4«-in •AiV.m utiiii.inu >rijii uu>ni^-*LirLi»i .n»u ia! liyvi.M mnmn .nmn uj'Lmii 

,'MhUI ImNNj; IH"!! |VUWb^1NH H.*l L >| >f,l,inn I |A (l ik.Ul ^^ilL'.^JUAli.l iL(M,i|i.-liJ ^i.|.l .ll .11 I . El i «■[. I.ttt I ilj'HOHt 

|M^ubi]MiM<'ir^'i'Ul ''l i * c ihULiJ.ili ►HaiLikml^jwiliii^hth', 4l%| ^ '^iMii lu w i <m- m' i ii^nln 

L L 1 \'v l4T,ilmn:w: 



WAJAH FTRADABAN BARAT 

I Airi I kpinum Jsn^kn L- J>uiiin*w iVkvihf Ijtvml 

FVnuhs 

Adian HUi*ini 
IVn\ Lii\hri£ 
Wisnu rrjmu;lv4 
Pcrvi-aj*»h,iTi Ki 
Murhlis 
P*»n,it.i f i-Uik 
Inrtra 
■")■-<-. hm -uni| ikil 

iV'in ibit 

GEMA INSANI 

lakartj- II KaliM^ UUi»a II \" M NiLiriii L27-H1 

Ti'lji ;<12l i 7^S-?3^1.74?|3^Z. ^3SS«3 I n\ ffU)7HflM38S 

Depok: [1 |r II Mmla U pnk IMI, s 

r.*ip iLOliTriKtNi.rTDSS^TTtlSfiW Pn* {i>2l)77MWH 

liltp. ; n h i-. y t *»ni.\iris.ini ro td i 1 JTLltJ ^ipinl^uiilu^il lmt.id 

I n\ .m.! m SMS [ifil'iMhiShBijfifi 

Anggut j [KATI 

Crhikiu- rcrttUntt Rnhfitt ,1/m.iW NJh H ^ nfvif J/Wj M 






Isi Buku 






PENGANTAR PFNI:RBIT ix 

PENGANTAR PROF. DR. WAN MOI-fD NOR 

WAN DAUD \ui 

KONFRONTASI INTELEKTUAL: 

PENGANTAR PENULIS xxi 

BAGIAN I: DARI KEBINGUNGAN MENUJU 

KEMATIAN 1 

1, Kebingungan Liberalisme 3 

- Global isasi dn n Westernisasi T 16 

2. Mengapa Barat Menjadi Sckular-Liberal? 2S 

- Pertama, Problem Sejarah Kristen * 30 

- Kedua, Problem Tek* Bibir - 41 

- ffotiga, Problem Teologi Kristen , 4b 

3- Perselingkuhan dengan Zionisme 55 

- Zionisme dan Penentangnya — * 53 

- Theodore Ilcril 64 

- Respons Utsmani dan Infiltrasi Zionis 67 

- Sntart ReblvHmi , , 70 

- Merebut Kembali Palestina 77 

The End ofHiatary atau The End ofTItf Wvit? 79 

* Paradoks Demokrasi di Barai SS 

The End of The West? 96 






5, Jalan Kematian Sebuah Peradaban 107 

- 40.000 Orang Mati per Hari 119 

BAGIAN n: CARA MEMANDANG ISLAM 129 

fi> The Gfash ofCivilizntiom: Antara Fakta dan Skenario 

Politik 131 

- Uuntington tentang Indonesia dan Malaysia 138 

- Skenario Neo-konscrvatif 144 

7. Whnt'i> ivroug urfth Bernard Lnvis? 150 

8. Beberapa Mitologi tentang Islam IbS 

- Mitos-Mitos di Zaman Modern 179 

9. Trauma dan blamofobia 1S9 

10. Paradoks wacana "Terorisme" dan "Fundamentalisme" 211 

11. lslam-Barat: A Pt'nnninnil Confrotitntioii 231 

BAGIAN UI: TEMA-TEMA INVASI PEMIKIRAN 255 

12. Invasi Barat dalam Pemikiran Islam (1): Sekularisme . 257 

- Eksperimen Sekularisme: Kasus Turki 271 

13. Invasi Barat dalam Pemikiran Islam (2): 
Hermeneutika dan Studi Al-Qur\m 288 

- Teori Kosmologi dan Problem Bible 294 

- Hermeneutika dan Liberalisasi 301 

- Aplikasi I lermeneutika: Kasu^ Nasr f lamid 

Abu Zayd *... 304 

- Bukan dan Tradisi Islam 320 

- Kasus 'Kompilasi Hukum Islam' 330 

14. Invasi Barat dalam Pemikiran Islam (3): 

Pluralisme Agama » 334 

- Konsili Vatikan U 339 

- Dirumuskan dengan Voting ~ 344 

- Defenisi Islam: Antara al-Attas dan WC. Smith 349 

* Islam Versi W.C Smith 359 

- Agama Apa yang Benar? 361 



15. Pelajaran dari Kasus Konflik Islam-Kristen 

di Indonesia 369 

- Konflik di Masa Kolonial 371 

- Menjelang Kemerdekaan dan Orde Lama 374 

- Di Masa Orde Baru dan Reformasi (1966-2003) 37S 

- Sebab-Sebab Konflik dan Solusinya 384 

DAFTAR PUSTAKA 393 

INDFKS 404 



Pengantar Penerbit 



f& Uuwniuhi u\U t ivtt tyukuvilliili, Uu\ lunvla um Imi ipmwntn Ula 
/Jij MUtuh 
^ J| !i Dari ujung rambut sampai ujung kaki masyarakat /("iman 
kini merasakan pengaruh peradaban Barai dalam kehidupan sehari- 
hari. Cara bicara dan berpakaian, visi kenegaraan dan hubungan 
fcnlar-bangsa, balikan rru. , njjhihur dinpun kini uran^ kebanyakan 
menggunakan ukuran-ukuran kesenangan orang Barat Barat me- 
mang sedang jadi peradaban yang dominan, Sayangnya, tidak 
seni u a orang benar-benar paham apa inti sebenarnya dari pera- 
daban Barat. 

t Bu ku im menguraikan peradaban Barat seperti mengupas 
bawang bombai, satu persatu siungnya dikupas dari l Liar, namun 
secara pasti menuju mu yang terdalam dan ternyata tidak ada np«v 
apanya. Dan lapisan terluar sampai inti van^ terdalam peradaban 
Barat bagaikan melulu kulit sampai ke pusat. Buku ini memberi 
semacam petunjuk, mulai lapisan kulit kebetapa bawang bombai 
akan memedihkan mata, dan pada lapisan mana kupasan sebaiknya 
dihentikan. 
Secara umum, kajian tentang Barat (Oksidentalisnie) yang 



dilakukan bangsa non-Barat memiliki karakteristik vang berbeda 
dengan kajian tantang Timur (Orientalisme) vang dilakukan bangga 
Barat. Setidaknya pada beberapa hal berikut ini. Pertama, orang 
Barat yang datang ke Timur untuk belajar, akan menghasilkan karya 
ilmiah yang detail tentang aspek-aspek peradaban Timur Sedang- 
kan orang Timur yang datang ke Barat kebanyakan akan meng- 
hasilkan karya ilmiah yang detail tentang aspek-aspek peradaban- 
nya sendiri dengan fmutework peradaban Barat 

Ki\i\uh orang Barat yang datang ke Timur untuk belajar, akan 
menghasilkan pandangan-pandangan yang knlis tentang aspek- 
aspek peradaban Timur. Bukan itu saja, pengetahuan krilis ilu pun 
digunakan sebagai alat pengambil kepulusanagar Barat lebih dalam 
dan luas lagi mempengaruhi hajat hidup peradaban Timur. Sedang- 
kan orang Timur yang dalang ke Barat untuk belajar, kebanyakan 
menghamilkan pandangan-pandangan kriiis tentang dirinya sendiri, 
dan lalu malahan ikut membantu Barat mengubah aspek-aspek 
peradaban Timur sesuai arus dari arah Barat. 

Ketiga, orang Barat yang datang belajar ke Timur sedikit banyak 
menyerap kebiasaan hidup orang Timur sebagai plcasitiv, kesenang- 
an, namun sebagian besar aspek kepribadiannya tetaplah Barai. 
Sedangkan orang Timur yang datang belajar ke Barat, tidak sedikit 
vang menyerap kebiasaan hidup Barat sebagai chnractrr huildhig, 
pembangunan kepribadian yang dianggap menuju arah yang lebih 
positif, Makan tetap tempe, tapi cara berpikir lebih suka ke-baral- 
baratan. 

Ada beberapa tema kunci di dalam buku ini, diantaranya kajian 
tentang aspek-aspek pembentuk peradaban Barat, dari mana saja 
akarnya. Kemudian, proses apa saja yang membawa Barat yang 
tadinya menjajah ke mana-mana atas nama Gereja lalu kini berubah 
menjadi Barat yang nnoh pada hal-hal yang berbau agama. Tema 
berikutnya adalah akibat lanjutan dari dominasi sekularismc- 
liboralisme terhadap hubungan Barat dengan peradaban lainnya, 
khususnya Islam. Sejak bagian itu, buku ini berkonsentrasi pada 
simpul-simpul ketegangan antara peradaban Barai yang sedang 
berada di puncak posisi dominan, dan peradaban Islam sebagai 
peradaban yang sedang paling cepat berkembang, baik dari segi 
jiimlah warganya maupun intensitas hubungannya dengan Barat. 



Penulis buku mi h Adian 1 lusaini, sedang u^but menyelesaikan 
studi doktornya di sebuah lembaga pendidikan tinggi yang ber- 
konsentrasi padri masalah pemikiran dan peradaban dunia. Nama- 
nya International institute of fslamic Thought and Civilization 
(ISTAO Vrin^ kini berada di bawah Universitas [siam Internasional, 
Kuala l iimpur. Sebagai seorang wartawan vang pelan-pelan men- 
jalankan peran sebagai pemikir, Adian diharapkan menyajikan ke- 
pada kita pendekaian vang membual tema-tema 'peradaban dan 
pemikiran' menjadi bahan v*inj* krrkf? via n gurih untuk dinikmati 
Tidak terlain lama membuai ahs beradu, namun memberikan bobot 
sang tinggi sebadai pembahasan ilmiah. 

Mudah-mudahan buku mi membuka semakin lebar jalan 
menuju hubungan vany lebih sehat dan adil antara peradaban Barai 
dan Islam. 

Billitiihi *ri ^thiilt! hLuj. 



Depok, Shafar 1426 H 



Pengantar 

Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud 



t u ku Adian Husaini ini, seperti buku-bukunya yang lain, 
"'V- ; Jala m pandangan saya, penuh dengan pelbagai fakta yang 
' menarik. Cuma dalam karya terbesarnya hingga saat ini, 
-kta-takta mi dikutip dengan lebih teliti dari pelbagai sumber yang 
mencerminkan sejarah pemikiran dan kebudayaan Barai. Keba- 
" /akan sumber-sumber itu didapatnya dari khuuanah perpustakaan 
LSTAC yang sebahagian terbesarnya dipilih oleh pendiri dan mantan 
;n?ktur (pengarah }-nva— Profesor Svcd Muhammad Nac|uib al- 
Attas, dan sebagian terbesar dari sisanya dipilih oleh saya- Buku 
_rbaru dari cendekiawan muda ini, seperti karya-karvanva yang 
:.in yang sempal saya baca dengan penuh minat, ditulis dengan rasa 
■prihatinan atattttUJiYni yang amat mendalam tentang pelbagai ca- 
iran (tantangan) yang dihadapi umat Islam, khususnya di negara 
Mam terbesar, Indonesia. 

Seperti ramai cendekiawan muda muslim yang lain, melalui 
iku ini, Adian ingin menambah bukti tentang sesuatu yang telah 
terima oleh hampir semua umat Islam bahwa pihak berkuasa 



d/i 1*1 m kehidupan sosiopolitik dan kobudayaan Barai telah lama 
m er ancang dan melaksanakan dasar-dasar menentang agama dan 
umat Islam. Nfungkin bagi sesetengah pembaca yang lelah agak luas 
medan kajian mereka, fakta- fakta yang dikutip dalam buku ini bu- 
kanlah memeranjatkan dan tidak pula baharu. Tetapi dalam bahasa 
Melayu— haik di Malaysia. Rrunei, Singapura dan Indonesia -ham- 
pir tidak terdapat karya asli yang menayangkan begitu banyak fakta 
dan pelbagai sumber yang teritis dan vang pop u la r, seperti vang 
diusahakan oleh Adian 1 hisaini. 

Pemerhati nnn-mnshm dari seluruh dunia dan tentunya sehap 
lapis umat Islam yang berpikir, pasti senantiasa ter tanya- tanva: ke- 
napa agama Islam dan umatnya sering menjadi target kolonialisme 
dan kritikan Barai berbanding agama dan umat lain dalam sejarah 
manusia? Tidak terdapat kritikan-kritikan Barat vang bertubi-tubi 
selama beratus-ratus tahun terhadap Gautama Buddhd, Kung Fu Ise 
atau LaoTse berbanding kritikan yang dilempar ke atas pribadi dan 
ajaran Muhammad Rasulullah sau\ Sebahagian kecil dari h>hnuhan 
(tuduhan) tersebul lelah dipaparkan oleh Adian di &inL Begitu 
lupalah sehahgian besar daripada mangsa kolonialisme Barat sama* 
d a di Afrika, Asia termasuklah Kepulauan Melayu, dan Timur 
Tengah adalah u niat Islam ketua I i di Amerika Latin dan Vietnam. 
Laos dan Kampuchea. 

fawaban kepada saalan ini lelah dijawab dengan tuntas oleh 
Syed Muhammad Naquib a l- A t tas dalam bab keempat islam and 
Sccularism {1978} dan telah saya uraikan dalam sebuah esei Ishnn 
dan Tantangan Kebudayaan Ihirat, dimuat dalam majalah Dettttn 
Budaya, edLsi Oktober dan November 1993 di Kuala Lumpur. Di sini, 
biarlah saya ringkaskan sebab-sebab vang dinyatakan oleh al-Attas, 
dengan beberapa tambahan saya sendiri; 1) Kebangkitan Islam di 
atas pentas sejarah telah mencahar (menantang) dakwaan agama 
Kristian sebagai agama universal untuk seluruh umat manusia. 2) 
Sejak dan awalnya lagi, AbQur~an telah menggugat dasar-dasar 
akidah agama Kristian dengan menolak ha ha w a Allah s w t, Lusa 
beranak dan diperanakkan, serta hakikat Nabi Isa serta ibunya 
Maryam, 3) Al-Qur*an juga telah menceritakan dengan jelas sikap 
dan tingkah laku ke hi a -ketua agama Yahudi dalam menyele- 
wengkan ajaran-ajaran para anbiva dari bani Israel, 4} Islam t n la h 



Pengantar Prof. Dr. Wan Mghd Nur Wan Daud XV 



mengubah tubuh dan jiwa orang-orang Barat secara revolusioner 
dalam bidang-bidang linguistik, sosial, kebudayaan, keilmuan dan 
ekonomi, 5) Perluasan pengaruh Islam serta tanah taklukannya ke 
seluruh Tirmu Tengah termasuk kawasan vang dulunya di miliki 
oleh Kerajaan Bizantium, India dan Afrika dalam waktu yang begitu 
cepat, dan selama lima abad menguasai lain perdagangan laut Medi- 
teran ea n dan India, 6) Islam mempunyai potensi untuk bangkit 
semula berdasarkan konsep tajdidnya dan mampu mencahar hege- 
moni kebudayaan Barat di masa akan datang. 

Satu sifat pera dahan Barat ialah untuk senantiasa mengekalkan 
bentuk dan kaedah pemikirannya vang mendasar. Seorang cende- 
kiawan Barat Profesor P. S. C. Northrop dari Ya I e yang berguru 
dengan banyak pemikir terkenal Barat seperti William E mes t 
Hocking dan AIfred North YVhitehead, membuktikan, dalam buku 
pentingnya, HieMccting ofLasi and West (194/j bahwa walaupun 
kandungan peradaban Barat seperti falsafah, sains dan agama 
senantiasa, telah dan akan terus berubah, tetapi bentuk dan kaedah 
pemikirannya yang mendasar tidak berubah. Apakah bentuknya 
yang kekal Lni? Mengikut Northrop, yang menyingkap pemikiran 
banyak lukah Barat yang lain, bentuk dan kaedah asasnya ialah 
bahwa ilmu pengetahuan tentang hakikat insan dan alam semesta 
diperoleh melalui andaian vang bersifat ti-priori dan diisbatkan 
melalui pengalaman d^n pengujian a-posieriari. Misalnya, setiap 
teon sains menegaskan lebih daripada apa vang diberikan oleh 
pengamatan empins. Begitu jugalah dengan dasar agama dalam 
pengalaman Barat: setiap prinsip agama bukan didasarkan pada 
fakta historis dan eks ternak tetapi pada prinsip-prinsip internal 
yang tidak dapat dilihat. Justeru itu, Northrop mengulas tentang 
berlakunya perubahan yang berterusan dalam dasar-dasar sains, 
falsafah— malah a gama —d a la m pengalaman peradaban Barat. 

Di kalangan pemikir Muslim, ah Atlas dalam 772 e Cottccpt o f 
Educahon in Islam ^ 19S0) membuktikan pemahaman mendalamnya 
tentang semangat yang memancarkan bentuk dan kaedah pemikir- 
an Barat vang mendasar dalam setiap lapangan. Semangat ini telah 
disimpulkannya kepada lima sifat yang saling berkait: 1) kebergan- 
tungan semata mata kepada akal manusia bagi memandu kehidup- 
an di dunia, 2} dualisme dalam memahami pelbagai reahti dan 



kebenaran, 3) penekanan kepada unsur-unsur pembahan dalam 
kewujudan yang menayangkan pandangan alam [ivorhMi'w) yang 
sekular, 4) doktrin humanisme, dan yang paling mendasar ialah 5) 
mengangkat drama dan tragedi sebagai elemen-elemen dominan 
dalam sifat dan kehidupan manusia. 

Sebenarnya, Islam juga mempunyai tanggapan a prtori tentang 
segala objek ilmu. Yakni ilmu ialah sifat yang dipunyai— dalam hu- 
bungan perbintangan ini--oleh manusia. Ilmu hukan satu perkara 
yang wujud bebas daripada akal rnhani manusia, walaupun k<*wu- 
Itidan dan hakikat objek ilmu tidak bergantung kepada akal manu- 
sia. Seperti yang Lulah disimpulkan al-Attas (lihat flie Conccpt of 
Education i\t Isimu, WSO), semua ilmu manusiawi melibatkan 
makna yang tiba ke dalam din atau makna Yang dicapai diri. 
Namun demikian, objek ilmu tetap wujud sendiri; baik yang ada di 
luar manusia seperti /?/rJuj tiihiU dan sejarah atau dalam diri manusia 
seperti jiwa atau vang tidak bertempat seperti Allah swt, Perbedaan 
besarantara sifat ilmu Islam dongan kebudayaan Barat lenlans per- 
kara ini ialah gagasan a pnati J siam itu be sandarkan sumber yang 
terbukti tidak berbeda dari apa vans^dilafazkan uleh Rasulullah savw 
yakni abQuran dan hadits Nabi vang sahih. Bukan itu saja, malah 
sifat bahasa Arab vang mempunyai sistem akar tidak membenarkan 
makna sesuatu perkataan itu diberikan selain daripada yang ter- 
simpul dalam makna asal perkataan, terutama sekali apabila per- 
kataan itu digunakan oteh Al-Qur"an dan Rasulullah saw. dalam 
padang semantik tertentu. Justru itu, makna tentang gagasan u pnori 
ini yang bertindak sebagai kerangka dan penyaring bagi pengalaman 
n pD^tiTivri tidak akan berbeda pada dasarnya. Tetapi jika penafsiran 
dan aiiLiiritas sumber-sumber ajaran Lslain seperti AbQur an, Sunnah 
Rasulullah saw dan ajaran-ajaran para ilmuan agung diporak- 
perandakan dengan kaedah pemikiran dan penyelidikan yang 
kononnya lebih ilmiah dan objektif —atau lebih tepat saya gelari rirtf- 
aophisnij sufastaiyyah bani—tentu umat tidak akan dapat menimba 
manfaat dari sumber-sumber penting ini, Perbincangan lanjut ten- 
tang hal mi telah saya tulis dalam T)ie Educatioual Philosophy anti 
Practicc o/Sifcd Muhammad Nntjuib al-Attas: An Exposition ofthc 
Original Concept of Istamizatiott (199B), dan diterbitkan dalam 
bahasa Indonesia oleh MIZAN (2003), 



Jelaslah bahwa walaupun Barai telah banyak berubah dalam 
pandangan dan amalan keagamaannya, namun sifaL dan kaedah 
pemikirannya tidak berubah. Justru itulah tradisi dan kebudayaan 
Barai akan sentiasa berkonirantasi dengan Islam seperti yang telah 
dirumuskan oleh al-Attas dan yang cuha diuraikan oleh Adian di 
s uu. 

Tapi, umat talam disaran o I u h Adian untuk menghadapi kon- 
hontasi mi secara intelektual seperti yang kerap disaran uleh bebe- 
rapa tokoh Muslim mutakhir terutamanya Badiuzzaman Said Nursi 
dan al-Attas sendiri. Dan im, saya lihat sebagai satu perkembangan 
Adian amat menonjol, di mana keparahan sedap aspek kehidupan 
Lima t Islam kha>nya yang dilihat sebagai bersumberkan dari 
pengaruh intelektualisme, kebudayaan dan kepentingan sosio- 
politik Barat iidak memaksa Adian tindik memilih jalan ekstrem. 

L^aha beliau ini baik sekati. Cuma tidak salah jika pembaca 
vang agak matang meminta dan penulis analisis yang lebih men- 
dalam akan makna fakta-fakta vang dilmatkan itu dalam hubungan- 
nya dongan pemikiran dan kebudayaan Barat pada waktu itu dan 
dengan perkembangan-perkembangan semasa di Barat dan di 
negara-negara [siam. Malah saya ingin juga menyarankan agar 
cendekiawan dan pimpinan Muslim bukan sahaja melihat peran- 
cangan dan tindakan Barat terhadap Islam secara negatif; tetapi 
secara positif. Maksud saya, kita harus mengkaji dengan baik bagai- 
mana Barat telah berjaya membina ratiLsan instiUiM-iii-SlitiiM pe- 
ngajian tinggi yang unggul dalam bidang-bidang vang tidak berkait 
dengan agama, bahasa serta kebudayaan mereka; sedangkan umat 
Islam— dalam masa dua abad bu—masih belum berupaya membina 
satupun inMUusi yang setanding dengan yang ada di Barat hatta 
dalam bidang-bidang yang berkait rapat dengan agama, sejarah dan 
kebudayaan mereka sendiri! Jika terdapat satu atau dua vang 
kelihatan berupaya memainkan peranan penting, tanya tidak akan 
kekal kerana dirosakkan oleh sebab-subab politik atau peribadi 
kecil. Tentang ciri-ciri budaya keilmuan dalam pelabagai tamadun 
termasuk Barat telah saya tulis dalam sebuah buku, Penjelasan 
Budaya Ilmu (199]), edisi kedua oleh Pustaka Nasional Singapura 
(2003). 

Saya jtiga ingin menyarankan bahwa kita tidak harus terlalu 



ku «U i r akan cemoohan -cemoohan orang lain ke atas Islam sebab hal 
itu akan terus terjadi jika kita jahiJ akan semangat hakiki agama dan 
tamadun (peradaban) kita dan agama serta tamadun lain di dunia. 
Kita juga tidak harus panik dengan tindakan segelintir individu 
muslim yang cuba mencari nama dan mendapat tajaan di kalangan 
orang-orang Barat dengan menjadi juni-sarak kepada agenda* 
agenda pemikiran dan kebudayaan mereka. Apa vang harus kita 
lebih kualirkan ialah sifat klla vang meminggirkan tokoh-tokoh 
agung kita dan institusi unggul—yang berupaya membina gagasan 
agung dalam bidangnya masing-masing--dan justem ihi kita ketan- 
dusan untuk melahirkan tokoh-tokoh dan institusi tersebut bagi 
menjulang martabat dan menjamin kesinambungan agama, budaya 
dan tamadun kita dalam dunia yang semakin mencahar. 

Dalam buku puisi terbaru saya, Dalam Terang (2004) sava 
menceritakan tentang Gagasan Agung, yang bermula dengan bait- 
bait berikut; yang berkaitan dengan perbincangan kita ini: 

Setiap bangga uang rnernngkn gfigastoi fl/punj 
Berttzttttt memahat netmu daimu sejarah Immdun terulung 
Akan membina tnnversiti dan pttsnl penganan tinggi 
Dan menyebarkan /alunmu/a tentang krmijudan ini 

Tmtang makna kemanusiaan dan kehahagiaam/a. 
Tentaiig ninksurf kemajuan dan nilai-ukurnya:- 
Dengan segala hujjah \/ang tidak terlangka! 
Oleli mereka y&ng berakal; 

Dengan wgiila bukti 

tfttng titiilk tertalak para peneka j i, 

Dengim segala berita 

i/ang tidak tevdusta. 

Bangsa yang tidak bermimpi menjadi maju 
Tapi seda r i j i saf i ua tlamat ki i d i t? \/a 1 1 g d iiujn 
Akan melahir lapisan demi lapisan pemimpin 
Dalam pelbagai bidnng, sebmrynk mungkin. 

Gagasan tinggi dipaaik kukuh di umvrtsiti 

Dan imtifusi lain dalam negeri secara serasi f bertali 



Penganlar Prul, Di, Wan Mohd Nor Wan Daud xix 

Agnr tujuan <\tci u n* agahi i Perjanjian Azali ' 
Tidak tiwvgttl whigni mimpi, 

iMbupi mnijiuh mrtju sifat hmgsn \jang lena 
Enggan bangun do n menjulang martabatnya. 

Cendekiawan dan pemimpin Muslim vang diundang ber- 
dialog dengan wakil-wakil kebudayaan Barai hingga kini kebanyak- 
annya m iisi h belum benar-benar melakukan tugas-tugas berdialog 
ke rana apu yang mcirkii hincangkan kebanyakannya hanyalah 
mengikrarkan persetujuan dengan pandangan-pandangan wakil- 
wakil dari kebudayaan Barai melaku pembacaan semula secara 
radikal sumber-sumbfcr keagamaan dan kebudayaan Islam dengan 
kaedah dan andaian pemikiran yangdiguna-pakai oleh Barai. Justru 
itu rumusan yang lerhasil selakinya sel ari dengan apa yang telah 
ditemui dan yang dikehendaki oleh Barat. Apa yang berlaku 
sebenarnya adalah bukan dialog tetapi monolog—seperti Barat ber- 
cakap dengan anak murid mereka sendiri yang kerdil dan tidak 
sebenarnya mereka hormati—yang tidak akan membantu Barai 
memahami majunti dan saru bilhnn umat Islam seluruh dunia 
walaupun boleh memudahkan Barat mencapai tujuan-tujuan sosio- 
politik dan ekonomi jangka pendek, Barat harus berdialog dengan 
wakil-wakil agama dan kebudayaan Islam yang bisa menunjukkan 
kelemahan-kelemahan mereka di samping mengakui kelemahan- 
kelemahan umat Islam sendiri tanpa mfcriority couipkw*. Sudah tentu 
dialog juga melibatkan penegasan mengenai beberapa persamaan 
yang terdapat dalam pandangan hidup seria dasar-dasar akhlak di 
antara Bar.it dan orang Timur khasnya umat Islam. Kedua-duanya— 
Sftma ada menyatakan dan membenarkan perbedaan dan meng- 
obatkan persamaan- memerlukan sikap ikhlas, keberanian dan adil 
di kalangan yang terlibat. Inilah bentuk kerja sama vang sangat 
diperlukan dunia hari ini. 

Barat yang kini amat berkuasa dan berpengaruh akan terus 
memainkan peranannya dalam sejarah dunia: hanya cendekiawan 



1 Memenuhi perjanjian marmsb dengan Allah y*ng diucapkan pada saman azali (.ibm 
Arwah), sebagaimana JiseHjtLin tblam al-A'ra£l72. 



Muslim yang perkasa mampu mengangkat cermin menunjukkan 
pada Barat wajahnya yang sebenar a^ar dia dapat memperbaiki 

dirinya demi kebaikan bersama. 

AUiirul kalam, sara fikir buku Adian llusaini ini penting 
untuk cendekia wan muda Muslim membacanya bukan untuk mem- 
benci Barat dan memusuhinya tetapi untuk memahami .sebahagian 
penting dari semangat Barat yang begitu berpengaruh, dan untuk 
membantu mereka dalam dialog dengan wakil-wakil kebudayaan 
Bara L Kuasa-kuasa dan kepentingan-kepentingan tertentu di Barat, 
apakah secara ekonomi, politik atau agama akan teni^ merancang 
dan melaksanakan apa yang mereka f i kirkan baik bagi mereka 
dongan pelbagai alasan yang agak lepat (seperti demokrasi, mo- 
dernisasi, dan pluralisme, cnntohnya) atau yang tidak munasabah 
(seperti membawa tamadun, t o civilise; atau dalam kasus lraq, 
mencari Wtupons of mass destructioiti). Buku mi juga penting bagi 
orang-orang Barat yang mau berdialog dengan umat Islam, dan 
bagi pembuat dasar kebijakan Barat terhadap negara-negara Islam 
untuk mereka memahami perspektif sebahagian besar cendekiawan 
dan remaja Muslim yang peka yang suara mereka diwakili oleh 
pemuda seperti Adian ini. 

Wrtssfttom 



Prof, Dr Wan Muhd Nur Wan Daud 

Felo Pelawat Utama (Guru Besar Tamu) Institut Alam dan 

Tamadun Melayu (ATMA) UniversMi Kebangsaan Malaysia, 



Konfrontasi Intelektual 

Pengantar Penulis 




uku yang sedang Anda pegang ini sebagian besar 
mengungkapkan fakta dan akar historis peradaban Barat 
vang bertransformasi dan ChrLtttntfonj menuju Liberalis- 
tt*e-Se ku laris me, serta berbagai persoalan besar yang ditimbulkan- 
nya terhadap dunia kita dewasa ini. Dalam pembahasannya, buku 
mi sering menggunakan b-Ulah "Barat sok u la r- liberal". Hal ini, 
iintnk menunjukkan bahwa penulis tidak bermaksud memukul rata 
H:ua vang berasal dari Darat dan bersikap anti kepadanya, 
- _.,iinkan mengembangkan sikap kritis yang proporsional. 

Salah satu tesis penting yang dibahas dalam buku ini adalah 
.on l' ronta s j Permanen" sebagai antitesis terhadap teori "Benturan 
rada ban (Lhe Clash o t' Civilizafcions)" dan Bemard Lewjs yang 
rnudian disebarluaskan oieh Samuel P H maling ton. Kata "kon- 
tfi tas i" diambil dari tesis Prof. Svcd Muhammad NTaqiiib al-Attas 
d? 11), tidak harus diartikan sebagai "benturan fisik" atau pepe- 
Tgan militer. Konlrontasi di sini lebih ditekankan pada aspek 
"Clcktual d iman a terdapat perbedaan yang mendasar antara pan- 



dangan hidup Islam dengan pandangan hidup Barat, dan bangunan 
peradaban vang berdiri di d tasnya. Konfrontasi juga hdak berarti 
tidak adanya hubungan antara peradaban Islam dan Barat. Dalam 
sejarah terbukti, selama konfrontasi fisik berlangsung ratusan tahun 
dalam Perang Salib, antara pasukan Muslim dan Kristen, telah ter- 
jadi interaksi sosial-budaya yang cukup intensif. Antar peradaban 
akan selalu terjadi interaksi, saling memberi dan menerima. Antara 
Turki U teman i dengan negara-negara Barat ketika itu juga terjadi 
hubungan diplomatik, disamping terjadi peperangan antarmerek a. 
Sekarang pun, di saat hubungan antar-negara berlangsung dalam 
situasi politik internasional yang "unipahir" di bawah "Pax-A)}wn- 
cann", antar negara juga terjadi konfrontasi dan peperangan dalam 
berbagai bidang, baik bidang perdagangan, informasi, atau budaya, 
Perang dagang selalu terjadi. Perang informasi juga menjadi bagian 
dari kehidupan manusia. 

Sejak tahun 1970-an, cengkeraman pemikiran s e ku la r sudah 
dijejalkan ke murid-murid SMP di Indonesia, misalnya, melalui 
pelajaran sejarah. B Liku pelajaran sejarah SMP di masa itu meng- 
gambarkan Musthafa Kemal Ataturk sebagai pahlawan Turki yang 
begilu besar jasanya, seolah-olah tanpa dosa, Adalah artikel-artikel 
Buya Hamka di majalah Panji Masynmttot dalam rubrik Dari H^iti kr 
Hati yang banyak membuka mata saya tentang persoalan pergulatan 
peradaban Bara b Kristen. Yahudi, dan Islam. Penjelasan mengenai 
siapa sesungguhnya sosok Ataturk pun saya dapatkan dan buah 
pena Buya, Tulisan-tulisan Buya bisa menjadi amunisi untuk 
berdebat dengan guru Biologi yang ngotat membela 'keilmiahan' 
teori Dar^'in 

Tulisan pertama saya yang dimuat di media massa tahun 19£W 
bercerita tentang trend mode 1990 dan hubungannya dengan hege- 
moni Barat dalam bidang ekonomi dan kebudayaan* Ketika duduk 
di bangku kuliah, di Fakultas Kedoteran Hewan Institut Pertanian 
Bogor, saya menerjemahkan satu makalah bahasa Arab yang me- 
nanggapi gagasan "reaktualisasi hukum Islam"* n ya Munawir 
Syadzalk Sebuah buku tentang emansipasi wanita dalam Islam yang 
ditulis oleh Abdurrahman a 1- Baghdad i juga saya terjemahkan dan 
edit. Saat berkecimpung dalam dunia jurnalistik, semakin banyak 
kesempatan saya untuk mendata ini wacana pemikiran Islam dan 




sekularisme/liberalismu dalam bidang sosiabpolitik, Menjelang 
Keberangkatan ke Malaysia untuk melanjutkan studi di ISTAC, saya 
sempat menulis satu buku yang mengkritik gagasan Islam Liberal. 

Jadi lebih dari 20 tahun, problema pemikiran Islam dan Bar d t 
telah lama menjadi perhatian saya, Kesempatan hadir di ISTaC 
tahun 2003 membuka lebar pandangan saya, tentang betapa dalam- 
nya htm | aman pemikiran Barat sekulardiberal ke alam pemikiran 
para cendekiawan Muslim. Adalah karya-karya Prof. Na o, u ih ab 
Attas dan Proi" Wan Mohd Nor Wan Daud tentang peradaban Barat 
dan peradaban Islam jrang banyak menarik perhatian saya. Buku- 
buku serius dan sangat klasik tentang Barat, Kristen, Yahudi, yang 
cukup melimpah lIi perpustakaan ISTAC memberikan kesempatan 
kepada saya untuk mengkaji masalah ini lebih mendalam. Diskusi- 
diskusi saya dengan Prof. Wan—begitu kami memanggilnya— tentang 
berbagai aspek seputar peradaban dan epistemologi Islam dan Barat 
cukup ban vak membantu memahami masalah Islam dan peradaban 
Barat, baik pemikiran al-Attas maupun pemikiran cendekiawan lain, 
dengan lebih komprehansif. 

Pemikiran dan pribadi Prof. Naquib abAttas akan cukup 
banyak dipaparkan dalam bukit ini. Sedangkan sosok Prof. Wan 
Mohd Nor Wan Daud ( vang juga memberikan pengantar untuk 
buku ini, bisa secara ringkas diperkenalkan dalam pengantar ini, 
feof, Dr Wan Mohd Nor Wan Dauci lahir di Kelantan, 23 Desember 
I^t?. Ia menyelesaikan B.Sc, (Hons) Biology dan M.Sc, E d (Kunku- 
rnm dan Pengajaran) dari Northern Illinois University (N7U), De 
Kalb, Illinois.. USA. Tahun 1987 menyelesaikan Ph D. di Chicago 
University dengan tesis berjudul "The Coticept of Kmwttrigf itt Jshwi 
.: rifts Imphaitiom for LducaUon iit the Mnlnyzian Concept" di bawah 
bimbingan Prof. Fazlur Rahman, 

Beliau sejak l^Rti ikut merintis ISTAC dan membantu ProJ. Na- 

uib al- Attas dalam setiap aspek akademis dan pelajar, Tahun 1998 

\**n\ahat Deputy Director ISTAC. Ferrtdh aktif dalam organisasi 

-.■bagai "NuHonn! Pre*ident of the Malaysia Isfamic Studi/ Group of the 

S-ited States and Gvuida" (19BM9B2), dan "Presideut of the Muslim 

SfnA'ufs" Assaaation of the United St&tes and Cmiada" (1982-1983). 

*-2a sebagai anggota "Mnjlis al-Shura of the hiamic Socieiy of North 

anica (ISNA)": angota "Advisary Bonrdo/TODA Institut* f0r Cdohd 



XXJv Wajah Peradaban Barat 



Pentv ™rf Palkj/ Rwa?xh f Honolulu, Hau\ni; dan anggoLi "lutematto- 
nal Advi^an/ of Poit~$raduate program for Islmuic Studivn, Unizvysitij of 
Melbourue, Australia" ', 

Buku-buku dan makaLahya Lelah diterjemahkan ke dalam ber- 
bagai bahasa; Persia, Rusia, Bosnia, Turki, Jepang, dan Indonesia. Di 
antara bukunya: Budaya Ilmu: Ktintep, Pra^yarat dan Pelaksanaan di 
Mtihiifihi, The Concept of Kimoledge h Islam and lt+ hnplictititms for 
Educatiou m a Developuig Country, l\*iije!asan Budtn/a Umu f The Beanw 
au the Cre$t ofa Hill: A Brief Histori/ and Philusoptn/ ofthe Uiieruatioual 
bintilah* of Manik TUought aud Civilization f /S MO, Kouwp ih m Diilam 
Islam, Konsep Pengetahuan daimu hlam f The Lducatinnal Plula^aphy and 
Pracfke of Siji'd iWiilnvmtuhi Mujuih al- Atlas: An Expo<iUan of the 
Originnl Coucept ofhlaunzation (telah diterjemahkan ke dalam bahana 
Indonesia dan Melayu), Pembangunan Di Malaysia: Ke A ruh Satu 
Krfahaman Baru \ftvi% Lebih Sempurna, Buku puisinya mengenai 
a pama, filsafat, dan masyarakat ya n r berjudul Mutiara Tawa u Ada h 
dipuji oleh sastrawan senior Malaysia, Afandi 1 lasan» sebagai 
'berhasil memberikan bara intelektual" dan kualitas sajak-sajaknya 
tidak kalah dengan sajak Sutan Takdir Alisyahbana. Buku puisi ke 
duanya, Dalam Tertiup juga telah diterbitkan 

Dalam penjelasannya kepada Majalah ISLAMI A (edisi ke-2/ 
2004), Prof. Wan menyatakan: 

"Al-Attas mengajar saya unhik memahami sistem metafisika 
Tslam dan akhlak tinggi dan menghidupkannya dalam diri dan 
perbuatan sebaik dan seikhlas mungkin: Bahwa Allah Ta'ah 
bukan sekadar Esa dan Wujud, tetapi senantiasa hadir. AJ-Attas 
dengan pengajaran dan amalannya menunjukkan jalan untuk 
membuat Tslam bukan sekadar agama yang agung dan tinggi 
tetapi sebagai peradaban/ tamadun yang hidup, sebagai identi- 
tas diri dan sebagai lingkungan Al -a t tas juga menunjuk lem 
kesanggupannya menghormati pandangan-pandangan yang 
berbeda, yang didiskusikannya dengan kritis dan berani dan 
kesediaannya menerima hujjtih~hu}}nh yang lebih baik." 

Melalui perspektif al-Attas itulah, bacaan tentang infiltrasi, 
inyasL f dan pergulatan pemikiran keagamaan di Indonesia dapat 
disamak dengan lebih gamblang. Sejak sekitar 20 tahun lalu, dunia 



pemikiran Islam di Indonesia sebenarnya mulai memasuki "wajah 
baru" menyusul membanjirnya arus dan pola pemikiran Barat da- 
lam studi keislaman {ktivuicttitdwt). Berbagai Perguruan Tinggi, baik 
Islam maupun Kristen, menawarkan program Ri'Iigioti* atau Islnmic 
Studi- yang banyak mengacu pada pola kajian Barat. Sekitar dua 
dekade lalu, banyak sarjana Islam mulai berbondong- bondong pergi 
■ Barat untuk belajar Islam. Mereka kemudian kembali dan mem- 
promosikan gagasan dan metodologi Barai dalam studi Islam. 
Menurut Prof. Dr M a si uh u r "Jika diamati secara mendalam, .studi 
keislaman di IAIN dan di tanah air pada umumnya masih banyak 
didominasi oleh pendekatan normatif (dogmatis) dan kurang wa- 
asan crnpms-historis." (Lihat: Trmifci Buru Pt'iifhtnin AgtWja faltun. 
Bandung: Pitsjarlit dan Penerbit Nuansa, 1993, hlni. x). Karena itu, 
menunit para penyokong metode Barat, mempelajari dan mengua- 
ri gagasan-gagasan para pemikir Barat menjadi sua tu "keha nisan". 
Persoalannya, tentu bukan sekedar belajar. Bukan transfer 
pengetahuan semata, lalu selesai, Tetapi, sejauh mana para sarjana 
Muslim mampu menyadari berbagai konsekuensi dari alih metodo- 
1 ^i dan impor pemikiran tersebut— terutama yang menyangkut ma- 
ah-ma salah yang di dalam tradisi dikategorikan sebagai "yang 
la h mapan" {t<nzoahihyt\n§ oleh Arkoun disebut sebagai "tlic m h 
irjhiblt*", seperti persoalan-persoalan akidah, utcntisilas Al-Qur"an r 
ui j jali a n hadits Nabi Muhammad saw, dan sobagainya). Suatu ide 
•:au leori tidaklah muncul begitu saja, tanpa sejumlah asumsi dan 
, resuposisi. Demikian pula gagasan pemikiran, tidak t>Lsa terlepas 
iiiri konteks peradaban di mana teori itu dilahirkan. Tanpa menalik- 
hal-hal yang sifatnya universal dalam setinp pemikiran, tidak da- 
.t dinafikan sama sekali adanya perbedaan-perbedaan prinsipil 
n£ melandasi dan melatarbelakangi suatu gagasan. Sekularisme 
: an liberalisme yang lahir dari rahim peradaban Barat hdak terlepas 
ri problema sejarah dan keagamaan Kristen di Barat. Jika ditelaah 
nh cermat, ada perbedaan yang fundamental antara Islam dan 
isten, baik tinjauan teologis maupun historisnya, Karena itu, se- 
gianva kaum Muslim bisa mengambil sesuatu yang bermanfaat 
'iri Barat, tanpa menghancurkan bangunan Islam. Tidak perlu 
sngikuli tradisi kaum pemikir Kristen Barat yang kecewa pada 
Itbrin-doklrin dan sejarah agama mereka, lalu mengaplikasikan 



metodologi sekuler- liberal dalam memahami Islam. 

Kini, fenomena "hegemoni Barat" dalam I>huiiic Stmlic< di 
berbagai perguruan tinggi Islam sungguh-sungguh merupakan hal 
vang mencengangkan; sesuatu yang kira-kira H) tahun lalu. tidak 
terbayangkan oleh banyak cendekiawan Muslim Indung i n. Sepan- 
jang tahun 2004, ketika saya dengan sejumlah teman-teman INSISTS 
(Inttttittrfar Thr Studi/ of kfamic Thnu$ht mhl Civiliziitiun) melakukan 
sejumlah ac.ira workshop tentang pemikiran Islam dcw\ Raral di 
beberapa perguruan tinggi dan pondok pesantren, paham pluralis- 
me agama, metude hermenoutika dalam studi Al-Qur an, liberalis- 
me mural, dan sebagainva sudah menyebar, laksana virus atau 
"penyakit menular" yang ganas. Paham-paham dan pemikiran \<m^ 
membongkar asa^-asas Islam, bahkan vang terang-terangan mele- 
cehkan Islam, mendapatkan sokongan l u a* di kalangan dosen d<w 
mahasiswa perguruan tinggi l<lam, 

Tentu saja harus diakui, Barat memang memiliki berbagai ke- 
unggulan dalam studi Islam, karena mereka sudah menyiapkan hal 
ini dengan sungguh-sungguh selama ratusan tahun. Literatur-litera- 
tur keislaman juga berhasil mereka himpun dengan baik. Sarjana- 
sarjana dan pakar di berbagai bidang kajian Islam juga sudah mereka 
miliki. Dengan keunggulan ekonomi, mereka juga memberikan 
fasilitas belajar yang nyaman kepada banyak sarjana Muslim dari 
berbagai dunia Islam. Maka, setiap tahun, kita menyaksikan ribuan 
sarjana Muslim belajar tentang Islam kepada sarjana-sarjana Yahudi 
dan Kristen. Sementara i t n, pada saat yang sama, hampir tidak 
ditemukan, ^dc\ sarjana Kristen- Yahudi vang belajar tentang agama 
mereka kepada sarjana Muslim. 

Tentu int bahan untuk introspeksi diri. Belajar kepada siapa saja 
memang tidak salah Yang penting memahami, mana ema> dan 
mana besi berkarat, mana sini w pon dan mana oli. Untuk memahami 
itu tentunya perlu persiapan yang matang. Sedangkan ironisnya, 
fasilitas kajian lenlang hal itu di Indonesia masih sangat minim. 
Padahal, untuk kebutuhiin saat ini, untuk menjadi Muslim vang 
berkualitas, mutlak diperlukan pemahaman terhadap Islam yang 
baik, sekaligus memahami peradaban Barat. Sebab, peradaban 
Baratlah yang sekarang sedang menguasai dunia dan memaksakan 
nilai-nilai dan pandangan hidupnya— disamping produk-produk 



Konfrtmiast Inieieklual. Penganut Penulis *Xvii 



rkonomin y a—imtiik dikonsumsi umnt manusia. 

Sebegaitnarta bisa disimak dalam buku ini, peradaban Barat 
|atin ya merupakan ramuan dari unsuminsui Yunani Kuno. 
^nstcn, dan tradisi paganisme Eropa. Meskipun Barai telah menjadi 
kulardibcral, n anu m sentimen -sentimen keagamaan Kristen terus 
wamni kehidupan mereka. Jika dalam masa kolonialisme klasik 
treka mengurung jargon "Gold, Gospel, dan GImV\ maka di cm 
-»dern, dalam beberapa hal. semboyan i lu tidak berubah- flka di- 
ubsis secara mendalam, serbuan AS terhadap Irak tahun 2003 dan 
■kungannva vang terus-menerus terhadap Israel, juga tidak Lerle- 
is dari unsur "Gold, Gaspel, dan Glory'\ Meskipun berbeda dalam 
n vak ha L unsur-un-*ur Barat se k u la r- liberal kadang bisa bertemu 
sngan kepentingan "misi Kristen* 1 , atau ".sentimen Kristen/' 

Di masa klasik dulu, -orang misnnans legendaris I lenry 
brtyn, menyatakan, "Saya dalang menenun umat Islam, tidak 
aigan senjata tapi dengan kata-kata. tidak dengan pasakan tapi 
»igan akal >ehaL h J tik dengan kebencian tapi dengan cinta." la 
■pendapa l, bahwa Pening Salib telah gagal Karena ihi, untuk 
nena Utikkan" dunia Islam, dia mengajukan resep, gunakan "kata, 
*;ika, dan cinta". Bukan kekuatan senjata ala n kekerasan Misi©- 
\tl> lainnya, Raymnnd Lull, |uga menyatakan hal senada, "kulihat 
ttiyak ksatria pergi ke 'Janah Suci di seberang lautan; dan kupikir 
-eroka akan merebutnya dengan kekuatan senjata; tapi akhirnya 
mua hancur sebelum mereka mendapatkan apa yang tadinya 
sgin mereka rebut/' 

Menurut Kugene Stock, mantan sekretaris editor di "Church 
rionary Societv", tidak ada figur vang lebih heruik dalam sejarah 
-'■sten dibandingkan Raymond Lulk Lu II, kata Sknrk, adalah 
jsionaris pertama bahkan terhebat bagi kaum Ma!tamtih't1an>" . 
resep Lull: Islam tidak dapat ditaklukkan dengan "darah dan 
mata", tela p i dengan 'c m la kasih" dan doa. 
Ungkapan Lull dan Martvn ini diungkap nleli Samuel M. 
imer, misionaris Kristen terkenal di Timur lengah, dalam 
iya "tela m; A Challcn^ 1 1 o Fatth" (terbit pertama tahun 1907), Di 
i Zwemmcr memberikan resep untuk "menaklukkan" dunia 
Zwemmer menyebut bu kirnya sebagai "stridies o\\ the Molmm- 
\ rrligion and tlw mvite and oppnrtiniitiv* afthr Mohammfdnn World 



Frwn tltrsttHhtfiaiiit ofChri<t um ,VfrwV>ns"- 

Bagi para misionaris Kristen ini, mengkristenkan kaum Muslim 
adalah satu keharusan. Jika tidak, maka dunia pun akan diLsJamkan. 
Dalam laporan tentang "Centcnary Conference n n the Protestan t 
Missions oi the World" di London tahun 18SS, tercatat ucapan Dr 
Georgc F Post, "Kita harus menghadapi Pan -Islamisme dengan Pan- 
EvA"ng4iUsmo. Ini pertarungan hidup dan mati." Selanjutnya, dia 
berpidato: 

"..kita harus masuk ke Arabia; kita harus masuk ke Sudan; kita 
ha ras masuk ke Asia Tengah; dan kita harus mengkristenkan orang- 
orang ini atau mereka akan berbaris melewati giinuvgurtin pasir 
mereka, dan mereka akan mereka akan menyapu seperti api yang 
melahap keknsienan kita dan menghancurkannya. Ringkasnya, 
misionaris ini menyalakan: Knslen ka n orang Islam, a U u mereka 
akan mengganyang Kristen!" 

Kekuatan "kata" yang dipadu dengan "kasih" seperti yang 
diungkapkan Honry Martyn perlu mendapat catatan serius, Konon, 
"orang Jawa "-sebagaimana huruf Jawa-- akan mali jika "dipangku", 
JiJca seseorang dibantu, dibiayai, diberi perhatian yang besar (kasih), 
maka hatinya akan luluh. Pendapatnya bisa govah. Bisa, tapi tidak 
selalu- Simaklah kasus Ahmad Wahib dan Nurcholish Madjid, 
bagaimana pemikiran dan keyakinan mereka berubah Simaklah, 
sebagaimana dipaparkan dalam buku ini, bagaimana kekuatan tdt: 
"freedonV dan "liberalisme 1 ' mampu menggulung sebuah impe- 
rium besar bernama Turki Utsmani, Ketika kaum Muslim tidak lagi 
memahami Islam dengan baik, tidak meyakini Islam, dan menderita 
penyakit mental minder terhadap peradaban Barat, maka yang 
terjadi kemudian adalah upaya imitasi terhadap apa saja yang 
dikaguminya. Abdul lab Ccvdet, seorang tokoh Gerakan Turki Muda 
menyatakan, "Yang ada hanya satu peradaban, dan u u adalah 
peradaban Eropa. Karena itu, kita harus meminjam peradaban B^rat, 
baik bunga mawarnya mau pun durinya sekaligus-" 

Sekularisme dan liberalisme di Barat telah memukau banyak 
umat manusia. Gerakan pembebasan [Ubcmtiatt mozvnwut) di ber- 
bagai dunia mendapai inspirasi kuat dari dua peristiwa besar, yaitu 
"Revolusi Perancis" dan "kemerdekaan AS". .4 N<*w Dityiiopciiiir of 
Frt'emnsounj (199b), mencatat bahwa Georgc Washington, Thomas 



Jefferson, John Hancock, Bcnjamin Franklin adalah para f ikti\Ls Free 
Man-sory. Begitu juga tokoh gerakan pembebasan Amerika Latin 
Snnnn Bolivar dan Josc Rigal di Filipina. Ide pokok Freemasonry 
idalah "Liberty, Equality and Fratemity'\ Di bawah jargon inilah, 
utaan orang "tertarik" uni u k melakukan apa yang disebut sebagai 
kemerdekaan abadi semua bangsa dari tirani politik dan agama". 
Dalam Revolusi Prancis, jargon Freemasonry itu juga menjadi jargon 
resmi, 

Dalam konteks Utsmani ketika itu, Sultan Abdulhanml II di- 
posisikan sebagai "kekuatan tiran". Dalam konteks gerakan pembe- 
basan pemikiran, tampaknya, yang diposisikan sebagai "eedesiasti- 
ol tyranny" adalah "teks-ieks Al-Qur"an dan Sunnoh", juga khaza- 
nah-khazanah Islam klasik karya para ulama Islam terkemuka 
Per! u ditelusuri lebih jauh, seberapa jauh hubungan antara gerakan 
liberal dalam konteks pemikiran Islam dengan gerakan Freema- 
sonry. Rene Guej^on. gltfu dari Ffithjof Schuon, (pelopor gagasan 
pluralisme^, misalnya, adalah aktivis Frvemasonrr. Adakah misal- 
nya pengaruh aktivitas Afghani di Freemasonry dengan pemikiran 
luh atau tafsir al-Manarnya Rasyid Ridla? Masih pertu diteliti 
*ang jelas, jargon-jargon pembebasan dari "teks", dekonstruksi 
taisir Qur"an (lalu menggantinya dengan metode hermenuetika 
yang banyak digunakan dalam tradisi Bibte), dan ^bagainya, cukup 
sering terungkap. 

Kekuatan "kata" dan "kasih" terbukti ampuh dalam sejarah 
dalam menggulung kek u a La n- kekuatan Islam, vang biasanya disim- 
Dolkan dengan ungkapan-ungkapan Udak simpatik, seperti "Orto- 
doks", "beku" r di-\n "berorientasi masa la lu ", "emosional ". Sejarah 
menunjukkan, kolaborasi cendekiawan Turki, Kristen Eropa, dan 
Zionis Yahudi berhasil menggulung Turki Utsmanl, Ironisnya, dua 
in empat orang \ ang menyerahkan surat pemecatan Sultan Abdul 
limit II pada 1909, aulalah nun -Muslim. Salah satunya, Eininnnuel 
arasu (tokoh Yahudi) 

Dalam artikelnya d t Harian Rrpuklika, (Jumat, 21 Mei 2004 ) 
mg berjudul 'WU'nrfminkkan Orientalis", Mamid Fahmy Zarkasyi 
enekankiin, bahwa kajian* kajian keislaman para orientalis bagai- 
ttna pun ilmiahnya, ia tetap berpijak pada presupposisi Barat, dan 
rkadang Kristen. Prinsip dasar bahwa Nabi Muhammad adalah 



utusan Allah, dan AI-Qur*an Adalah firman Al Uh Udak menjadi asas 
bagi kajian mereka, Ini bisa dipahami, sebab dengan mengakui ke- 
rasulan Nabi Muhammad berarti mereka mengakui Islam sebagai 
agama terakhir Mereka tidak mungkin pula mengakui Al -Qur a n 
sebagai firman Allah. Sebab AbQurVan memuat banyak kecaman 
terhadap doktrin-doktrin agama Yahudi dan Nasrani, seperti: 
"Sesungguhnya telah kfifirlfth onuig-onhig ifitng berkala 5f>ttn$$nhntfti 
Allah iaUili al-Ma>ih indera Manjatu "(al-Maidah [5]: 17; dan juga avaf 
72); '$t*£uu£$uhmfd kafirlah tmwg-iming wng mengatakan bahwa&wmja 
Allah nihili ^ntn dari ifiWg tiga" (al-Maidah |^J: 73); "Dai t karma ueapan 
mereka $e±un$$ithnifn kami telah mmbtmuh ha til-MaMh- ha putra 
Man/aiu. Rtfoul Allah, padahal mereka hdnk menthunuh\tua dan t utak 
iwmfn!ihu)fti f tetapi prnn$ yang ditempakan dengan ha Jvi$i mereka" (ab 
Nisa [4], 157); dan berbagai ayat lainnya. 

Kandungan Al-Qur a n Yang mengecam ajaran Yahudi dan 
Kristen seperti ihi jelas akan menuai reaksi balik sepanjang masa, 
selamanya- Seorang Kaisar Byzantium, Leo lll (7 17-741 M), misal- 
nya, telah menuduh a 1-1 lajjaj ibn Yu^ut al-Tsaqnfi, seorang gubernur 
di /aman ke kha 1 1 fa ha n Abdul Malik ibn Manvan (684-704 M) Lelah 
mengubah Al-Qur'an (ArtJuir Jefferv: "Lihevond's Texl o t the 
Corre.spnndL'ncebetvvuen L'mar II and Leo III", 1 larvard Theulogieal 
Review, 269-312). Peter, pendeta di Maimumn, pada tnhun 743 me- 
nyebut Rasulullah saw. sebagai nabi palsu. Yahya al-Dimasyqi atau 
dikenai juga sebagai John of Damaseus [m. 750) juga menulis dalam 
bahasa Yunani kuno kepada kalangan Kristen ortodoks bahwa islam 
mengajarkan an u- Kristus - John o f Dam a sc lis berpendapat bahwa 
Muhammad adalah seorang penipu kepada orang Arab yang bodoh, 
Dengan liciknya, katanya, Muhammad bisa mengawini Khadijah 
sehingga mendapat kekayaan dan kesenangan, Dengan cerdasnya, 
Muhammad menyembunyikan penyakit epilepsinya ketika meneri- 
ma wahyu dari Jibril. Muhammad memiliki hobi perang karena 
nafsu seksnya tidak tersalurkan. (Daniel J Sah as, John of Damascus 
on islam: "The Herrsy oftlw khmaelites", Leiden: E. J. Brill. 1 ; )72, hlm, 
67^5) 

Seirama dengan John of Da masam, Pastor Bede dan Inggris 
vang hidup pada tahun 673-735 M berpendapat, Muhammad adalah 
seorang manusia padan g pasir vang liar (a «n M tinvt ofdctert). Bede 



Konfrontasi Intelektual: Pengantar Penulis XXXI 

^gambarkan Muhammad sebagai kasar, cinta perang dan 

ab, bu La huruf, berstatus sosial rendah, bodoh tentang dogma 

*n, dan tamak kuasa, sehingga ia menjadi penguasa dan meng- 

d irinya nabi. Sikap menghina Rasulullah saw, berlanjut pada 

pertengahan Barat. Pada saat itu, Rasulullah saw. disebut 

iga i Mahound, atau juga Mahoun, Mahun, Mahomet, di dalam 

Prancis Mahun, di dalam bahasa Jerman Maehmet, yang 

lim dengan setan, berhala. Jadi, Muhammad bukan sebagai se- 

*g nabi palsu Lebih dari iki, ia merupakan seorang penyembah 

ila yang disembah oleh orang Arab j ang bodoh. Kata Mahound 

vang digunakan pula oleh Sal nian Rushdie sebagai tokoh 

dalam novel T i w Sn tante VtT^w. 

Pada zaman kelahiran kembali (Renaissancej Barat lUw /aman 

jrmasi (Reformation) Barat, pencitraan buruk terus berlanjut. 

fcnves Tamhurlaine menit d uh Al-Qur a n sebagai "karya setan". 

tin Lulher menganggap Muhammad sebagai orang jahat dan 

tutuknya sebagai anak setan. Pada zaman Pencerahan Barat, 

ain? menganggap Muhammad sebagai fanatik, ekstremis, dan 

iusta vang paling canggih Biografi Rasulullah saw. beserta Al- 

'an tenis menjadi target. Snouck Hurgronje mengatakan; "Pada 

skeprik kita ini, sangat sedikit sekali yang di atas kritik, dan 

hari nanti kita mungkin mengharapkan untuk mendengar 

Muhammad tidak pernah ada/' 

Harapan Hurgronje ini selanjutnya terealisasikan dalam pemi- 

Klimovich, vang menulis sebuah artikel diterbitkan pada tahun 

dengan berjudul "Did Muhammad Exist?" Dalam artikel ter- 

^ Klimovich menvimpulkan bahwa semua sumber informasi 

ine kehidupan Muhammad adalah buatan belaka. Muhammad 

"fiksi vang wajib" karena selalu ada asumsi "setiap agama 

Stncpimjdi pendu i'\ Sikap para orientalis seperti Jba tidak bisa 

Brhanakan kategorisasimu menjadi orientalis klasik vang ber- 

dengan orientalis kontemporer. 

Orientalis kontemporer tetap mengusung gagasan orientalis 
sekalipun dengan kadar cara dan strategi vang berbeda, 
ya sama saja yailu mengingkari kenabian Muhammad dan 
nara n Al-Qur'an. Penolakan seperti itu adalah laci cuumiuin^ 
i^n places) dalam pemikiran para orientalis. I m bisa dime- 



mil WajaH Purartaban Barel 



ngcrti karena eksistensi agama mereka tergugat dengan munculn\a 
Islam. Karena hal ini juga, wajar jika kajian mereka kepada Rasu- 
lullah saw. dan Al-QLLr"an tidak dibangun dari keimanan, sebagai* 
mana sikap seorang Muslim. 

Para orientalis yang mengkaji bidang teologi dan filsafat Islam 
sejak D. B. Mac Dori aki, Al f re d Gullimaune, Muntgomery Watt, atau 
sebelumnya hingga Majid Fakhry, Henrv Corbin, Michael Frank P 
Richard J, McCarthy, Ilarry A. Wolison, Shlomo Pines, dan lain-lain 
mempunyai frtiwwot'fc vang hampir sama. Di antara asumsi vang 
umum mereka pegang erat-erat adaJah bahwa filsafat. sains, dan 
hal-hal y^ng rasional tidak ada akarnya dalam Islam. Islam hanya- 
lah "carhon copv" dari pemikiran Yunani. Padahal diskursus filsafat 
di lonia tidak ada apa-apanya dibandingkan wacana yang bersifat 
meta fisis pada awal tradisi pemikiran Islam yang berkembang di 
/aman Nabi dan sahabat. Artinya para onentali> tidak mau meng- 
akui bahwa pandangan hidup Islam adalah unsur utama ber- 
kembangnya peradaban Islam, 

Sikap simpatik para orientalis terhadap Islam tidak serta merta 
menjadikan pemikiran mereka menjadi benar Sebab, asumsi dan 
juga konsekuensi dari fnmwztwrk di atas adalah pengingkaran ter- 
hadap tradisi intelektual Islam yang berbasis pada wahyu. Transmisi 
ilmu pengetahuan melalui sumber yang disebut kabar muhmmtir 
tidak diakui oleh mereka sebagai valid- [adi. sekalipun pengetahuan 
mereka tentang sejarah pemikiran keislaman mendalam, namun 
kajian mereka tetap fragmentatif, Mereka tidak menghubungkan 
kajian rnen/ka tentang Islam vang spesifik dengan prinsip yang 
umum dan universal. Kajian mereka tenlang hal-hal yang spesifik 
seperti tenlang sejarah Al-GuKan. etika dalam Islam, politik dalam 
Islam, dan lain-lain tidak dikaitkan dengan makna Islam sebagai 
suahi agama dan pandangan hidup \ang memiliki prinsip dan 
tradisinya Mandiri. Prinsip bahwa ilmu mendorong kepada iman, 
rnisauiya, tidak tercermin dalam tulisan-tulisan mereka. Ilmu-ilmu 
keislaman yang mereka miliki tidak mendomng pembacanya untuk 
beriman kepada Allah s w t.. Tidak juga membuat mereka sendiri 
yakin dengan kebenaran Islam. Vang jelas mereka tidak bisa disebut 
sebagai ulama, 

Sebagai penutup perlu ditata L bahwa Islam adalah agama dan 



koiiftmilau IntefekiuaL Pengantar Paiiuhs XXX JIJ 

«dandan hidup vang telah melahirkan peradaban yang gemilang 

"Untuk memper tahankan dan mengt'mb angan peradaban 

-lim tidak berarti menolak mentah-mentah masuknya unsur-unsur 

rada bti n asm g. Sebali knva Lmtuk bersikap adil terhadap pfcfftdab- 

g lain tidak berarti bersikap permisif terhadap masuknya segala 

cam unsur dari peradaban lain tanpa proses adaptasi." 

Demikian paparan Hamid Fahmy Zarkasvi, Direktur INSISTS 
*tttute for lho Studv tif Eslamic Thought and Civilization). D\ia 
imat terakhir paparan Hamid Fahmy ihi perlu digarisbawahi. 
Ftwa, sejak kelahirannya. Islam tidak pernah menala k berinteraksi 
igau peradaban lain. Ketika itu, di masa-masa embrionalnya, 
im sudah berhadapan dengan dua peradaban besar, Persia dan 
! nuwi, tetapi Islam tidak minder dan gentar Secara keilmuan 
mudian terbukti, para cendekiawan Muslim mampu menyerap 
fcagai khazanah keilmuan asing, melalui proses adopsi dan adap- 
t vang scbenamva merupakan proses Islamisasi ilmu. Proses 
£ncl<ik" irtidJ) dan "menetapkan" [it$tsU) praktis berlangsung 
lgan baLk. Peradaban Isiam berkembang dengan gemilang dan 
tahan selama ratusan tahun, dengan proses semacam itu. 

Tentu saja. kini, persoalannya menjadi lain. Di samping hege- 
•u peradaban Barat y*mg sangat kuai, tradisi keilmuan di kalang- 
an kaum Muslim juga tidak berkembang dengan baik. Banyak tokoh 
faslim berpikir jalan pintas, bahwa keagungan Islam akan bisa di- 
_»! jika kekuasaan politik mereka pegang. Pnhtik, ekonomi- i n tor- 
si, adalah sektor-sektor penting dalam kehidupan manusia* Kaum 
A i^lim tentu saja seyogianya memiliki potensi-potensi itu. Tetapi, 
•* ~nua itu ha n is berbasiskan keilmuan yang tinggi. Tradisi keilmu- 
Tijh vang akan mampu membangkitkan sahi peradaban. Mongol 
•-a mengalahkan islam d t Baghdad dan sekitarnya. Tetapi, per- 
iban vang rendah itu akhirnya justru terserap oleh peradaban 
im Maka, ketika berbicara dalam konteks peradaban, tidak bisa 
X masalah ilmu harus menjadi perhatian utama, ironisnya, justru 
mm kajian keislaman, tradisi keilmuan ini tidak berkembang de- 
m baik. Hampir tidak ada perhatian serius di kalangan kaum 
Blim-indonesia, khususnya -untuk melahirkan cendekia w a n- 
idekiawan yang unggul, vang menguasai wacana Islam dan Barat 
mligus. Begitu ]uga belum ada satu pun Perguruan Tinggi Islam di 



Indonesia yang memiliki visi membangun perpustakaan vang 
lengkap dan berkualitas unggi, seja|ar dengan vang dimiliki kaum 
Kristen dan Yahudi di negara-negara Barai, Pendidikan masih di- 
jalankan dengan pula mawil, mengejar target banyaknya maha- 
stswa dan sarjana vang dihasilkan, tanpa terlalu menekankan pada 
aspek kualitas 

Buku mi lahir karena terpacu melihat fenomena meruvaknva 
"hegemoni Barat" dalam hidang keilmuan dan kajian keislaman di 
Indonesia. Pemikiran dan metodologi Barat dijiplak begitu saja tan- 
pa daya kritis yang berarti. Betapa ironinya, selama ratusan tahun 
kita dijajah Belanda, hampir tidak ada kalangan ulama ala u cende- 
kiawan Mualim yang menghujat Ai-Qur*an atau menyatakan, bahwa 
semua agama adalah sama H semuanya jalan vang sah menuju kebe- 
naran dan keselamatan. Meruyaknya paham pluralisme agama, 
penggunaan metodologi hermeneutika untuk tafsir Al-Qur\m, dan 
sebagainya, justru terjadi dan begitu mudah diserap setelah kita 
merdeka. Hal-hal vang mendasar dalam Islam dibongkar, didekon- 
slruksj, tanpa memikirkan dampaknva dengan serius. Vang lebih 
merisaukan, persiapan kaum Muslim untuk menghadapi "zaman 
baru'" berupa ''perang intelektual" itu begitu minim, bahkan banyak 
cendekiawan yang menganggap enteng, seolah-olah sedang tidak 
terjadi apa-apa. 

Buku ini terdiri atas 15 bab, vang merupakan tema-tema pem- 
bahasan yang terpisah, tetapi saling terkait satu dengan lainnya. K^- 
rwa buku ini relatif panjang, maka ada sejumlah data vang sengaja 
diulang pada bagian tain, untuk memudahkan pembaca menemu- 
kan data dan memahami pemikiran yang tertuang dalam buku ini. 
Karakteristik asli peradaban Barat cukup banyak ditampilkan dalam 
huku mi. 

Mungkm ada vang berpendapat, bahwa saya terlalu menyorot 
hal-hal yang negatif dan peradaban Barat, Itu karena menurut 
hemat .saya, aspek-aspek positif dari peradaban Barat sudah di- 
anggap hai yang mafhum, dan tidak perlu didiskusikan. Dalam 
hidang sains dan teknologi, kaum Muslim .sudah sangat aril untuk 
memanfaatkan dan mengambil keunggulan teknologi dari peradah- - 
an mana pun, termasuk vang dari Barat. Tetapi, latar belakang 
penulisan buku mi adalah ingin menunjukkan, bahwa peradaban 



i irat vang begitu menyilaukan mala dan begitu gemerlap, galinya 
envimpan potensi ancaman yAng begitu dahsyat bagi umat manu- 
-u. sebagaimana banyak dipaparkan dalam buku ini. Tidaklah 
Tvar kesan bahwa penulis anti- Bara L karena buku ini sendiri* me- 
an taatkan begitu banyak sumber-sumber Barai untuk memahami 
asalah. Yang ingm penulis imbau adalah pentingnya kaum 
uslunin memahami peradaban Bar.U dengan serui s dan mejv 
.nlam, sehingga tidak silau, tida k minder, dan tida k apriori terhadap 
jraL Tidak menolak nu-nta h -mentah alau menelan begitu saja apa 
yang datang dari Barat. Kebetulan, >elama kuliah di ISTAC-I1UM, 
penulis sempat mengambil beberapa mala kuliah yang berkailan 
Jangan peradaban Barai dan hubungannya dengan Islam, seperti 
Histori/ of W?>ti'ni Civiliziitttm, Historij oj Ottmnmi Empnv, talam illlti 
Tfw Wr^t. Conflict or Ditilogitt*, tulfrihitinunl Rfltititm^ i n hiu m. kuli ah- 
iHah il u juga diberikan oleh beberapa orientalis. Bahasa Latin yang 
merupakan penyumbang besar dalam kosa kata bahasa Inggris juga 
1] pel a jari secara intensif. 
Memahami Barat dengan baik akan sangat membantu dalam 
memahami prnblema vang muncul di kalangan umat Muslim, yang 
*mang banyak disebabkan oleh i m a&i peradaban Barat dalam per- 
ada ban dan pemikiran Islam. Tentu saja, penulis sadar, ban vak yang 
tidak sependapat dengan apa yang dipaparkan dalam buku ini. Per- 
da a n pendapat terkadang bisa dijembatani, terkadang bisa diper- 
temukan. Tetapi, terkadang juga tidak bisa, karena masing-masing 
meyakini jalan hidup dan jalan pikirannya masing-masing. Jika 
■egitu, masalahnva kita serahkan kepada Allah swt. Untuk mem- 
buktikan kebobiokan komunisme, orang harus menunggu hampir 
- itu abad Mungkin, untuk beberapa masalah, kebenaran baru jelas 
rlihat di akhirat. Perdebatan antara Rasulullah .savv. dengan dele- 
gasi Kristen Najran haru s. diakhin dengan ta uaran muhihattih dari 
Rasul u la h saw, dan ditnlak oleh delegasi Knsten. Terkadang, meli- 
hal besarnya problema pemikiran yang sedang menimpa kaum 
itislim Indonesia, dan minimnya persiapan untuk menghadapuiya H 
Isa depan pemikiran Islam Indonesia memang patut dikhawatir- 
kan. Namun. Allah mengingatkan, agar kita tidak perlu merisaukan 
rang-oranp yang berlomba domba menuju kekuiuran (Ali Imran 
3 J: 17h), Tugas kaum Muslim adalah "memberi peringatan", "mem- 



beri penjelasan", 0*in berusaha menunjukkan mana yan^; benar, 
mana vanj; *Eilah, mniw v.inj» /Mrj dan mana yang hithii Masing-ma- 
sing manusia akan bertanggung jawab lerhadap «irfial perbuatannya 
sendiri-sendiri di hadapan Allah svyU 

Akhirnl kalam, semoga buku ini bermanfaat tentu saja bagi 
vang mau mengambil manfaat. Terima kasih kepada berbagai pihak 
yang tidak d a pai penulis sebutkan satu persatu namanya di >mi. 
Semoga semua bantuan dan dorongan van*; memungkinkan terbit- 
nya buku ini menjadi amal ibadah. 



Kuala Lumpur, 10 Muharram 1426 
1M Februari 2005 



Adian Husaini 



BAGIAN PERTAMA 



DARI KEBINGUNGAN 
MENUJU KEMATIAN 



Kebingungan Liberalisme 

proses Globalisasi Nilai-nilai dari Barat ke Berbagai 
Peradaban Lain 






epanjahg scjaraltnya, manusia lelah meng hadapi banyak 
tantangan dan kekacauan. Tetapi, belum pernah mereka 
menghadapi tantangan yang lebih serius daripada vang 
mmbulkan oleh peradaban Barat saal ini. Prof. Syed Muhammad 
iqujb A] -A Has, seorang pemikir yang dikenal cukup baik oleh 
i ia pemikiran Bara L maupun Islam, memandang problem Ler- 
i t yang dihadapi manii.sia dewasa ini adalah hegemoni dan 
:ninasi keilmuan sekular Barat vang mengarah pada kehancuran 
manusia. Menurut al-Attas, bagi Barat, kebenaran f un da- 
nai dari agama dipandang sekedar teoritis. Kebenaran absolut 
tlinegasikan dan nilai-nilai rela Lit diterima Tidak ada satu kepastian. 
Konsekuensinya, adalah penegasian Tuhan dan Akhirat dan me- 
nempatkan maniiMa sebagaL satu-satunya vang berhak mengatur 
dunia, Manusia akhirnya dituhankan dan Tuhan ptui dimanusiakan, 
Borbagaj problem kemanusiaan muncuLsebagai hasil dari kacaunya 
nilai-nilai 

Salah satu contoh problem moral yang tenis mengguncang dan 



4 Wajah Perarjaban Barat 

memicu kontroversi hebat di Barat hingga saat ini adalah problema 
homoseksualitas. Diiriki Barat, bahkan kalang n Gereja Kristen, kini 
diguncang hebat dalam soal penentuan batas -bala s moral soal ho- 
moseksualitas. Homoseksualitas >ang berabad-abad dicap sebagai 
praktik kotor dan maksiat, oleh agama-agama, justru kemudian di- 
akui sebagai praktik vang manusiawi dan harus dihormati sebagai 
bagian dari penghormatan Hak Asasi Manusia Perkembangan 
kasus homoseksualitas di Barat kian hari kian menarik Pemimpin- 
pemimpin Gereja semakin terdesak opininya, karena sebagian pe- 
muka kristen dan cendekiawanannva pun Luikan ^aja mendukung 
bahkan telah menjadi priaku homoseksual atau lesbianisme. Dalam 
kasus homoseksual, para teolog Kristen juga berlomba-lomba mem- 
buat Lalsiran baru, agar praktik maksiat itu disahkan oleh Gereja- 
Dalam Bible, Kitab Kejadian 19:4-11, diceritakan tentang hukuman 
Tuhan terhadap kaum Sodom dan Gn m orah. Pada umumnya, kaum 
Kristen memahami, bahwa homoseksual adalah penvebab kaum itu 
dihancurkan oleh Tuhan. Sehingga mereka mem populerkan istilah 
Sodonu yang menunjuk pada praktik maksiat antarsesa ma jenis. To- 
koh-tokoh Gereja pada awal-awal Kristen, seperti ClemenL of 
Alexandria, St. John Chryinstom, dan St. Agustine, mengutuk per- 
buatan homoseksual. A gusti ne menulis: "perilaku memalukan se- 
bagaimana yang dilakukan di Sodom haruslah tetap dibenci dan 
dihukum di manapun, selamanya. Seandainya semua bangsa hen- 
dak melakukan hal itu, mereka sama bersalahnya di mata hukum 
Tuhan dan sekaligus tetap melarang kaum lelaki uni u k melakukan 
hal ini (homoseksualitas)." Tahun 1975, Vatikan mengeluarkan Dok- 
trin "Tlw Vrftiatn Ehftfttffiitiaw om Socia! Ethk*'\ yang hanya mengakui 
praktik heteroseksual dan menolak pengesahan homoseksual. St. 
Thoma* menyebut Sodomi sebagai "coutm nutitnim", artinya, berten- 
tangan dengan sifat hakiki manusia.' 

Tetapi, sebagian teolog Kristen pendukung homoseksual ke- 
mudian membuat talsiran lain, John J. McNeill 5J, misalnya, me- 
nulis buku Ttu 1 Chiirch imd thr hfonwwwuil memberikan justifikasi 
moral terhadap praktik homoseksual. Menurut dia, Tuhan meng- 



l WiIIiaiit h Mim, *v -nmiiiit ^itiiitttiijit, iOUh* AH'A ) hwH- C'nmrtiunh.ilu'iv- IV77 H hlm. 



Bagian l Dan Ketiirrgungan Menuju Ke-inatian 5 

nm kaum Sodtim dan Gomorah, bukan karena praMik hirmo- 

>ual, tetapi karena kctidnksopaitan penduduk kol a itu terhadap 

iu Lot. Kaum Katolik mendirikan sebuah kelompok gay bernama 

ligruiv" yang mengajarkan, bahwa p rak tik homoseksual tidak 

rrten tangan dengan ajaran Kristus. Teolog lain, Crcgory Bau m, 

envatakan: "Jika kaum homoseks bisa menghidupkan cinta, maka 

nta homoseksual tidaklah bertentangan dengan naluri manusia [l( 

Wh&mmexmiJ mu Uvc t hal knnf flflifi'thw). Ihm houuwMtat focv f s not 

ntrar\j to tlh* Intmitw tuMinv)" Tahun l L >7o, dalam penemuan tokoh- 

tokoh Gereja di Minnea polis, AS, dideklarasikan, bahwa "kaum 

loseks adalah anak-anak Tuhan {humtfrtwurtl pk'rsons mr chih1n*u vf 

Logika kaum sekulardi Barat yang enggan berpegang kepada 
lenanya ini sebenarnya sederhana. Karena homoseksual sudah 
TrTijadi kenvataan vang diprakhkkan dalam kehidupan masyara- 
ot Barat» maka unhik memberikan legitimasinya, hdak jarang 
-_Teka harus merekayasa ajaran agama agar sesuai dengan 'tuntut- 
an zaman", agar Kristen tetap relevan untuk kaum horftoseks; agar 
• risten tidak dicap kuno, dan dapat diterima oleh masyarakat 
modern, sebab homoseksual sudah dipersepsikan oleh para pen- 
dukungnya sebagai gaya hidup modem. Maka, dunia Kristen 
- naktn terpukul ketika media massa membongkar ribuan kasus 
Eulilui (pelecehan seksual terhadap anak-anak) yang dilakukan 
para tokoh Gereja, Seolah-olah kemunafikan ilu terbongkar, 
lana tokoh-tokoh agama yang 'tidak kawin' dan punya hak 
tmberikan pengampunan dosa, ternyata melakukan tindakan kc|i 
n^an men/inai anak-anak, 

Pada 27 Februari 2004. The A>$ocititt't1 Pres* witr menyiarkan 
tulisan berjudul Two $ttn1h*s Cite Cluhi Svx Abtw fa/ 4 Pererat uf 
S/*?, oleh LiinriL 1 Good>.tem F yang menyebutkan, pelecehan 
suai terhadap anak-anak dikikukan oleh 4 persen pasrur Gereja 
rtolik. Setelah tahun 1970, 1 dan H) pasrur akhirnya tertuduh me- 
> tikan pelecehan seksual itu. Dan tahun 1950 sampai 2002 , 
tanvak 10.667 anak-anak dilaporkan menjati i korban pelecehan 



IWilh.im f AIVti >r 



,' MiMTiKijrL' liku, j>3*. 



6 Wajah Peradaban Barat 



seksual oleh 4-392 pastur Studi ini dilakukan oleh J'/v Aiwntan 
Cniholk Bhltop* tahun 2002 sebagai respon terhadap tuduhan adanya 
penyembtuH-'ian kasus-kasus pi v loa?han seksual yang dilaku kau para 
tokoh Gereja. 

Ada satu buku menarik yang ditulis oleh A. W, Rkhard Stpe, 
seorang pendeta Katolik Roma, berjudul "V.\. PiU'tte, tWii Fonvf: 
Atititiwiu of A Cri>i>" (1995). Buku ini menceritakan perilaku seksual 
di kalangan para pendata dan pastor. Sebagai gambaran, pada \? 
N'uvernber \^ L )2 r TV Belanda menayangkan pm^ram 17ni* k nit lan- 
tang pelecehan seksual oleh pemuka agama Kristen di AS. Esoknya, 
hanva dalam satu liari , 3U0 orang menelepon stasiun TV H dan me- 
nyalakan bahwa mereka j Liga mengalami pelecehan seksual oleh 
para pendeta di Belanda n 

Puncak kehebohan dalam 
kasus seksual di kalangan Ge- 
reja adalah ketika pada Mo- 
\ ember 2003, Gereja Anehkan 
di New I lampshire mt*nj»- 
anjjkai Gew ftobinson. ^e- 
oran^ homoseks, menjadi Us- 
kup, Maka, gerakan kaum 
homoseks dengan resin l men- 
dapat legitimasi dari Gereja 
Sesuatu piaktik maksiat yang 
dikutuk dalam Bibit 1 dan se- 
lama ratusan tahun diperta- 
hankan, akhirnya tidak mam- 
pu dibendung karena men- 
dapatkan legitimasi agama. 

Perisi iwa Gen e Robmson 
itu adalah yang pertama dalam 
sejarah Kristen, yang kali ini 
terjadi di lingkungan Gereja 




Gans Robinson, Uskup New Hampshire yang 
homoseks 



lilni. 2h liihuji 2iH»n, I lu- lk**lnn r,ii4.itv fu>;^ mLTiLThitkoii^iliii^h \mku hunu^ul fli'.'ivunJK Tur 
Cn^i< m f J!,' dtfht\ l it' Cttntvh' i »in>* iiwmhiHii*Lir tiiitijs-hahiMij prn^kh 1,1 na tari a.m ^L.inJ.ii <&\ 






6ag<ati l Dan Kebinrurngan Menuju Kematian 1 



iglikan, Oluh Uskup Gusar (Afchbishop.) of Canterbury. Revorend 

wan William, dikatakan, pelantikan Robinson i Lu akan membawa 

isekucnsi yang senus bagi keutuhan komunitas Gereja Anglikan. 

lstus Lalu, menyusul terpilihnya Robinson, melalui satu pemu- 

utan suara, Wilham sudah meramalkan akan terjadinya masa- 

isa sulit bagi Gereja Anehkan, yang memiliki pemeluk sekitar 70 

orang di IdO negara. Bahkan, ada yang memperkirakan akan 

ldmya "perpecahan besar" di lingkungan Geraja, gara-gara ka- 

Robinson. 

Sejumlah media internasional menyebutkan, bahwa yang ma- 
terhadap Robinson adalah 'kalangan konservatif" di lingkung- 
geraja {church coHJi'rvntwe*), yang percaya bahwa praktik gay dan 
>.ian bertentangan dengan ajaran Kristen. Yang menentang Robin- 
dicap sebagai "konservatif dan yang mendukungnya diberi 
e! "liberal''. Yang menarik, meskipun menghadapi kecaman dan 
jagai penjuru dunia, pelantikan Robinson sendiri berjalan mu- 
l> Para pastur \ang hadir dalam acara pelantikan Robinson di 
ena hoki Universily o f New Hampshire, antri untuk memberikan 
.apan selamat kepada Robinson, CNN melaporkan, hanya sedikit 
ang saja yang berdemonstrasi uli luar arena, menentang pelantikan 
►binson Mantan Uskup New Hampshire, Roverend Dong I as 
' ieuner r yang hadir dalam pelantikan itu, berpidato memberikan 
ikungan terhadap Robinson, (.lengan menyatakan; ".Anda tidak le 
l h dan tidak kuning adalah seorang anak Tuhan seperti orang lain 
))u art* 110 worr or I r ** t\ cliild ofCthi like i^renjoiit* rht 1 }." Dari ratusan 
pastor yang hadu*, hanya tiga orang vang maju ke depan, dan me- 
ntang penobatan Robinson. Seorang menyatakan bahwa pelan- 
kan Robinson merupakan "kesalahan yang mengerikan" (tcrrihlt* 
sfnkt'}. 

Robinson (56 tahun j, memang dikenal sebagai pelaku homo- 

Sesuai vang lerang-terangan. la telah hidup bersama dengan 

pasangan homoseksnya bernama Mark And re w, selama 1-1 tahun, 



■tpAJm£ si'fiii^daLimCtTi'jrt Katolik PdLvdian %i k^n.i] khi]-^i3>ii\ a u-rlwlap anfik/nuk-* 
punft ^ii^at m/iui- Si-'hrt^i iuMliIl, tahun L992, di TVn^Ara MaSi.aPtispIlfc. dik*cnuk.A£i sr* 
ngpasLirsaia-bm-umj lami*^ K. rWlor-mchkuLm jvii'ivluri seksual Ittifisdap li'kilt dari 



Bisa dibayangkan, selama in menjadi tokoh gereja pun. H' benam y n 
publik telah mengetahui peri la ku n ya. D^Iam acara penobatannya 
sebagai Uskup, Ylark Andtewlah yang memerahkan topi keuskup- 
an [hi<hafi'< uiitfr) kepada Rohmsnn. Di akhir upacara penobatannya. 
Gen l 1 Robinson menatap publik, dan bersama-sama mereka me- 
nyanyikan lagu "Hallelujah". Dalam UU Ke-gerejaan di AS, pemilih- 
an uskup dilakukan o I uh masyarakat dan pemuka gr^ja, yang ke* 
mu d ia n dikukuhkan melalui konvensi nasional dan selangitnya me- 
laku sal u penobatan (knnsekrasi), Agustus lalu, keuskupan Coreja 
di AS, melakukan Konvensi Umum di Minneapolis, dan mengokoh- 
kan terpilihnya Rohinson sebagai Uskup New ITampshire. 

Terpilihnya Gene Robinsun sebadai Uikoh penting dalam Gereja 
bisa dikatakan sebagai Sahi puncak kesuksesan gerakan h b era li sa si 
di dunia Kristen. Mereka berhasil menjungkirbalikkan satu kclcnhi- 
a n yang sangat tegas di dalam Bibi e, yang mengutuk perbuatan 
homoseksual. Dalam Kitab I mama t 20:13 disebutkan: "Bila seorang 
laki daki tidur dengan laki-laki secara orang ber setubuh dengan pe- 
rempuan, jadi keduanya melakukan suahi kekejian, pastilah mereka 
dihukum malt dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri." 
Dalam sejumlah versi Bible, juga dijelaskan, bahwa hukuman buat 
pelaku homoseksual adalah hukuman mati. Thi'Liritig PiNc menulis 
Lcviticus, 20:13; 

"Thr prutilhf for hQnio$i*xiuil nets /s fonth ta froth pnrh'r<. Tluy faur 
bwugltt i t uptin thi'}U<cJiv* (Hukuman bagi perilaku homo- 
seksual adalah mati untuk kedua belah pihak, Mereka telah 
membawa hukuman itu alas diri mereka sendiri 1." Sedangkan 
dalam K'mg }mnt i i> Vi*r$iaii ayat ini dilulis: il If n marr aha lu* with 
unmkind, as /fi j hrtJi ivitlt n \Wnuv\ t both ofthvm lunv cumnutlerf nn 
nhotunuition: thn/ ?lu\II sitwly fv pul tn ifcutti; tlnv Nnaii s/wff lw 
upon t lu w (Jika seorang pria berbaring dengan pria lain, seba- 
gaimana ia berbaring dengan seorang wanita, kedua ya telah 
melakukan kejahatan' mereka harus dihukum mati; darah 
mereka harus ditumpahkan)." 

Namun, seperti diketahui, arus sekularisasi dan liberalisasi di 
dunia Barat begitu kuat berlangsung. Jika Melama ini, baru masyara- 
kat dan negara Belanda serta sebagian negara bagian di AS yang 



Bagian t. Dan Kaingungan Menuiu Kamahsn 9 

jcsahkan perkawinan homoseksual maka kasus Ccne Rtibin- 
akan memberikan dampak lebih hutont lagi Arus liberalisasi 
)a ani sudah cukup lama menerjang. Di^iih/, sebuah organisasi 
Katolik internasional, pada tahun l c J7f\ sudah mempunyai 
ig di 22 negara bagian AS, termasuk di Kanada - Di berbagai 
ira Bom t, juga muncul organisasi serupa, seperti /lavffrr/m' di 
ralia, C? j w/ J i Inggris, dan W'wtau di Swedia. Kcnggataan me- 
ketika itu sudah mencapai 5.000 girang Dtgnity juga menerbll- 

I majalah bulanan bernama Difittih/* Mereka bu r j uang untuk men- 
jtkan pengakuan dan Gereja Katolik. Dalam Pnigttm hrtim [Thv 

Ttrrnfhflii'}) yang mereka buat tertulis hal sebagai berikut. 

"Kaum Katolik gay adalah anggota dari lembaga mistis Kristus 
dan ler masuk d ia n Lara kaum Tuhan,,,, kami memiliki martabat 
sejati karena Tuhan menciptakan kami, Kristus mati untuk 
kamu Roh Kudus memberkati kami dalam baptis, mendirikan 
Kuilnya untuk kami.,,, karena i lu semua, kami memiliki hak, 
hak istimewa, Lugas, untuk menumbuhkan kehidupan suci,... 
kami percaya bahu r a kaum gav dapat mengekspresikan ke- 
hidupan seksualnya dalam sebuah sikap yang sesuai dengan 
ajaran-ajaran Kristus.." 4 

Majalah Tfn* F-CottomhL edisi 2S Februari o Maret 2004, meng- 

. c-al IclImls perkawinan kaum £/fi/ sebagai laporan utamanya, de- 

:i sampul bertabik "Tht* ca>ffi)r <>aif mnrriagr." Disebutkan, hingga 

baru Belanda dan Belgia vang memberikan hak hukum penuh 

idap perkawinan sejenis sebagaimana layaknya pasangan hete- 

ksuak Kanada, meskipun belum secara resmi memberikan pe- 

aian hukum secara resmi terhadap pasangan gay atau lebian, 

tapi secara prinsip sudah memberikan dukungan. 

Pada 1 September 2003, Erumu>lu}ixom menulis satu berita 
idul "Krntiu Giiu Bt'tondti Icrhnhin Buku P&lonmn Cam PerkaWhinn 
na /cws'\ Buku pedoman tata -cara kawin sesama jenis kelamin 
m1 b0 halaman i Lu, >ekaligu> sebagai seru a n pada para aktivis 
di seluruh dunia uniuk berupaya memperoleh hak-hak mereka, 
■ i itu juga sebagai bukti pengukuhan, bahwa Belanda adalah 



Wflidm F AlEi'tu >tWi\,7lit\i l*\ttnnnwt} h Ini, x> ^1. 



negeri pertama Yang melegalisasi perkaw inan vcjems. Selain "kjtrib 
slici" kaum gay itu juga mendorong para kalangan gay di seluruh 
dunia aktif herkampanve, agar mereka bisa memperoleh hak kawin 
dengan sesama jenis. Bitku itu berpesan, kaum gav agar berupaya 
keras melakukan perlawanan terhadap hukum-hukum vang diskri- 
minatif. Mereka [tiga harus berjuang untuk mendapatkan hak-hak 
yang sama di seluruh tingkat pengadilan. "Ini adalah suatu per- 
juangan bagi rakyat yang ingin sungguh-sungguh bebas dan 
memperoleh hak dan kesempatan vang sama bagi setiap orang/' 
ujar Juse Smits, anggota parlemen Belanda dari Partai Buruh 
Belanda, didamping pasangan homoseksnya dan uga anak angkat 
mereka. 

Pada edisi 6 Januari 1996, majalah Vw Etouunust menulis satu 
judul ,r Lct tlwnt \th*ii'\ yang mengimbau agar kaum gav atau lesbi 
diberi hak hukum untuk melakukan perkawinan- Alasannya seder- 
hana; mengapa orang Yang mau melakukan tindakan yang tidak 
merugikan orang lain sedikit pun, dilarang? Bukankah itu menjadi 
hak individualnya? TJw Efoiwmtft juga menunjuk kasus pelarangan 
laki-laki kulit hitam untuk menikahi wanita kulit putih di beberapa 
negara bagian AS, pada tahun 1%0-an, Perkawinan, menurut maja- 
lah ini, adalah satu bentuk komitmen bersama antara dua orang 
untuk saling melaksanakan kewajiban masing-masing. Jika Orang 
dewasa lain dibnlehkan menikah, mengapa kaum homn dan lesbi 
lidak diperbolehkan? 

jadi, dasar logika yang digunakan adalah "hak dan kebebasan 
individu" dan "tidak merugikan orang lain". Di negara-negara 
sekular, seperti AS, vang konstitusinya melarang campur langan 
negara dalam madalah agama, AS memang berada dalam posisi sulit 
untuk melarang perkawinan gay Karena itu, beberapa negara bagi- 
an di AS, mengesahkan atau tidak melarang perkawinan gay, Awal 
Maret 2004, negara bagian Massachusetts menegaskan, bahwa me- 
larang perkawinan gav adalah bertentangan dengan hukum negara 
bagian dan hukum federal. San Francisco, vang dikenal sebagai "gay 
tapital of America" telah mengeluarkan ribuan lisensi (izin) terha- 
dap perkawinan pasangan homoseksual. Karena itu, ketika Presiden 
George W. Bush mengumumkan akan mendukung usaha untuk 
mengamandemen konstitusi vang dapat melarang perkawinan 



homoseks L ut I. hal ini menjadi isu hebat. Bush menyalakan, dengan 
meJarang perkawinan homoseksual, w\ telah melakukan tindakan 
itu untuk melindungi "lembaga peradaban vang paling tundamen- 
Jal (The i/rosf f\nhhv^^t^ nutitittian* ofcivihznfiniiy\ Sn^rfl penentang 
perkawman homoseksual di AS menghadapi tentangan yang sangat 
^eras 7 sebab logika penentangan itii akan bertabrakan dengan logika 
Sekular vang telah mereka kembangkan sendiri. Bahwa, kebenaran 
moral ditemukan oleh suaro mayoritas, hukan oleh nilai-nilai aga- 
ma* Apalagi, di kalangan Kristen sendiri, telah muncul banyak 
argumentasi vang mendukung sahnya praktik homoseksual, dan 
bahkan sudah ada kesej -ikatan di beberapa negara bagian untuk 
mengerahkan diangkatnya seorang homo sebadai uskup* 

Di Inggris, misal n va, tokoh Partai Konservatif, Michaol 
Howard, menyatakan, akan mendukung legalisasi persamaan hu- 
kum bagi pajangan homoseksual Di AS, wabah homoseksual sudah 
begitu dahsyat melanda masyarakat. Mereka memiliki pengaruh 
besar dalam berbagai bidang terutama hiburan, sehingga mereka 
memiliki festival film sendiri, khusus untuk para gay Pada 2$ 
Agustu> 2003. sebagai contoh, dunia menyaksikan perilaku pe- 
nyanyi M /i iiun.ru. yang melakukan "ciuman leshi" di panggung 
terbuka dongan Bnrnev Spears dan Chnslinn Agtulera, saat acara 
pemberian Ml V' Vitico Mu*tc Ammfo di Radio L'ity Music Ha 11 New 
York. Menyaksikan tontonan tersebut, para penonton malah me- 
lakukan *t\MuU\i£ \K\\tion. Para penonton menyambut adegan jorok 
itu dengan berdiri sr rentak dan bertep\ik tangan cukup panjang. 
Sutradara film Gin 1 Ritchie, suami Madonna, malah ikul bertepuk 
tangan dengan wajah senang, Ia sama sekali tidak keberatan dengan 
tingkah polah istrinya. 

Logika kebebasan Ludivido-asal tidak merugikan orang lain- 
ini lelah menjebak masvarakat Barat dan masyarakat sekuJar lain- 
nya untuk menerapkan hukum vang berdasarkan pada "hak indivi- 
du', seperti dalam kasus hukum zina. Jika zina dihalalkan o] uh 
masyarakat dan negara, lalu apa logikanya negara mau rnengharam- 
*-in homoseks u ( ii? 

Dalam konsep Bible, perbuatan zina dipandang sebagai ke- 
lihatan yang sangat berat Hukuman bagi pezma adalah hukuman 
mati, dengan cara v) i lem pari balu sampai mati. Beberapa jenis di- 



12 Wajah Peradaaan Barai 



antaranya rrtnlah dihukum bakar hidup-hidup. Dalam kitab Ulang- 
an 22: 20-22 (Teks versi Lembaga Alkitab Indonesia tahun 2000), 
disebutkan: 

"(20) Tetapi jika tuduhan itu benar dan tidak didapati tanda- 
tanda keperawanan pada si gadis (21) maka haruslah si gadis 
dibawa keluar ke depan pintu rumah ayahnya, dan orang- 
orang sekotanya haruslah melempari dia dengan batu, sehing- 
ga mati— sebab dia telah menodai orang Israel dengan ber- 
snndal di rumah ayahnya. Demikianlah harus kauhapuskan 
vang jahat itu dari tengah-tengahmu, (22) Apabila seorang 
kedapatan tidur dengan seurang perempuan yang bersuami, 
maka haruslah keduanya dibunuh mati: laki-laki yang teJah 
tidur dengan perempuan itu dan perempuan itu juga. Demi- 
kianlah harus kau hapuskan vang jahat itu dari antara orang 
Israel. " 

Kitab Irnamal ilmticit*) 20: 8-1 S juga menjelaskan, bahwa ber- 
bagai bentuk dan jenis perbuatan zina. semuanva wajib dihukum 
mati- Bahkan, pe/ina dengan binatang pun, harus dihukum mati, 
termasuk binatangnya harus dibunuh juga. 

"(S) Demikianlah kamu harus berpegang pada ketela pan-Ku 
dan melakukannya; Akulah Tuhan \ ari g mengkuduskan kamu, 
( L /J Apabila rtda seseorang vang mengutuki ayaknya dan ibu- 
nya, pastilah ia dihukum mati; ia telah mengutuki ayahnya 
atau ibunya, maka darahnya tertimpa kepadanya sendiri. (10) 
Bila seorang laki daki berzina dengan istri urang iain r yakni 
berzina dengan istri sesamanva manusia, pastilah keduanya 
dihukum mati, baik laki-laki maupun perempuan yang ber- 
zina h itu. {]]) Bila seorang laki-laki tidur dengan seorang istri 
ayahnya, pastilah keduanya dihukum mati r dan darah mereka 
tertimpa kepada mereka sendiri, (12) Bila seorang laki-laki 
tidur dengan menantunya perempuan, pastilah kedua n va 
dihukum mati; mereka telah melakukan suatu perbuatan keji, 
maka darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri, (13) Bila 
seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang ber- 
setubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu 
kekejian, pastilah mereka dihukum mati dan darah mereka 



tertimpa kepada mereka sendiri- ( 14j RlLi Seorang laki-laki 
mengambil seorang perempuan dan ibunva, itu suatii per- 
buatan mesin n; ui dan kedua perempuan itLi harui dibakai; 
supaya jangan ada perbuatan mesum di tengah-tengah kamu, 
(15) Bila .seorang laki-laki berkelamin dengan seekor binatang, 
pastilah ia dihukum mati, dan binatang itupun harus kamu 
bumfchjuga." 

Jadi, |ika /tna y<ing jelas-jelas merupakan tindakan jahat telah 
ihalalkan, adalah sangat sulit menemukan logika yang mengh- 
aramkan praktik homoseksual, ketika masyarakat sudah meng- 
■iggap bahwa homoseksual adalah hak individual vang harus 
ihormau, sebagaimana masyarakat menganggap orang yang ber- 
ina dan "kumpul kebo" adalah hak individualnya yang tidak boleh 
icampun oleh orang la m atau negara sekali pun. Maka negara - 
egara vang mengambil hukum sokular juga tidak menganggap 
.'tna sebagai perbuatan kriminal Kitab Undang-undang Hukum 
idana (KUHP) Indonesia, warisan Belanda, misalnya, menyatakan, 
ihwa per/maan bukanlah suatu kejahatan. Hanya mereka vang 
telah terikal dengan perkawinan dan kemudian melakukan hubung- 
an sc k* di luar pernikahan, dapat dikatakan sebagai perzinaan. Itu 
m harus c\l\<\ unsur paksaan atau di bawah umur Artinya harus 
ia tumuLin dan pihak suami/Istri (pasal 2S4 KtJHP). Ini berbeda 
lengan Malaysia, misalnya, yang masih menerapkan hukum di 
<sdang mural. Sebagai misal, Enakmen Jenayah Syariah (W95j 
Selangor, perkara 2 tJ (berhubung khalwat) menyatakan, 

(1) Mana-mana (a) orang lelaki yang didapati berada bersama 
dengan seorang atau lebih daripada seorang perempuan yang 
Liukan istrinya atau mahramnya; (b) orang perempuan yang 
didadah berada bersama dengan seorang atau lebih daripada 
seorang lelaki vang bukan suami atau mahramnva, dimana- 
mana tempat yang terselindung atau di dalam rumah atau bilik 
dalam keadaan yang boleh menimbulkan svak bahwa mereka 
sedang melakukan perbuatan yang tidak bermoral adalah me- 
lakukan suatu kesalahan dan apabila disabitkan boleh didenda 
tidak melebihi tiga ribu ringgit atau dipenjarakan selama tem- 
poh tidak melebihi dua tahun atau kedua-duanya. 



Juga, Cnakmen [enayah $y*iriah (1 c )95j, perkara M (berkaitan 
perbuatan tidak sopan di tempat awam) menyatakan, 

"Mana-mana arang van$ dengan sen g A] u bertindak atau ber- 
kelakuan tidak sopan bertentangan dengan ] htkum Svara" di 
mana-mana tempat awam adalah melakukan suatu kesalahan 
dan apabila disabitkan boleh didenda tidak melebihi satu ribu 
ringgit atau dipenjarakan selama tempoh tidak melebihi enam 
bulan atau kedua -duanya-" 

Maka, bisa diduga, kasus homoseks u. il di negara-negara Barat 
Llan negara sekular lainnya akan menjadi persoalan pelik Satu sisi, 
agama jelas tiur.nguh.ik tindakan maksiat seperti itu, namun pada sisi 
la m, negara sudah terjebak pada pemikiran demokrasi sekular. yang 
menyerahkan urusan moral pada pendapat masyarakat. Di Israel, 
kelompok gav dan lesbian berkumpul dalam satu organisasi yang 
kuat dikenal sebagai "Agudah" Kelompok ini sangat berpengaruh 
dalam politik Israel, ssehing^a tarnya k partai politik meminta dukung- 
an dan kelompok ini. Koran Hrtrfrrtz, 25 Oktober 20113, melaporkan 
sejumlah tokoh politik di Israel vang berlomba-lomba memberikan 
dukungan terhadap Agudahu Dulu, yang mendukung Agudah ha- 
nya Partai "Kiri" Meretz Tetapi, kini Lu kuh- tokoh Likud yang 
konser\ atil" pun ikut mendukungnya. AS pemiih mengalami kasus 
moral vang pelik semacam ini dalam hal pelarangan minuman 
keras. Mula-mula rakyat Amerika menyetujui rencana pengund ang- 
an "T//r Ptvhibittvn Lnv oj Awcnca". Minuman keras mereka nilai 
menimbulkan dampak negatif terhadap akal. mental, dan ketenang- 
an masyarakat. Akan tetapi, ketika hukum mi mulai diberlakukan 
sungguh-sungguh, rakyat Amerika vang sudah kecanduan alkohol, 
kemudian memberontak, dan menuntut pembatalan pemuda ng- 
undangan tersebut. Rakyat yang sama dulu menerima, kemudian 
berbali k menolaknya. 

Kasus gay vang pelik seperti itu, terjadi di AS, sebuah negara 
Barai yang dikatakan religius dan sebagian besar masyarakatnya 
masih mengakui percaya kepada Tuhan. Namun, negara AS mela- 
rang campur tangan negara terhadap urusan agama. Secara eksplisit 
dikatakan dalam Bill of RighLs, yang menjadi bagian Konstitusi AS, 
bahwa ''Kongres tidak bisa mengeluarkan hukum apapun yang 



Bagian I Dan Kehinguiigan Menuju Kemalian 1 5 



menjadikan agama apapun sebagai agama Amerika Serikat, atau 
cnvingkirkan kebebalan unluk beribadah yang dikehendaki :scse- 
rang {Coiigriw cnu nol jvisstfHi/ Luo imlkijig tim) rdi^um itu* tvligiim of 
r.\ : r Lhiitcd Shit^, or tnkr awai/ the fwniom t o wor<hip a> one p-letises)/* 
alam masyarakat siekular, agama tidak ditolak sama sekali, namun 
{ama harus menyesuaikan kehendak masyarakat. Ajaran agama 
mg tidak cocok lagi, perin dibuang, atau disimpan dala&n museum, 
Jenank jika mencermati kondisi masyarakat AS yang dikatakan 
■untingtnn, lebih religius ketimbang masyarakat Eropa. Sebuah 
ai berjudul "Whttl Anii'rknns BHwve" (1991), mengungkap basil 
-i*et Barna Research Group, yang menunjukkan, bahwa 64 persen 
ilongau Lua mengaku sebagai religius. Tahun W85, |umlahnya ma- 
h -mencapai 72 persen. Sebanyak 74 persen percaya kepada Tuhan, 
mg menciptakan alam semesta. Sebaliknya, 47 persen berpenda- 
pat, bahwa setan hanyalah siinboJ kejahatan (sumbat of roil). Di- 
mping itu, hanya 28 pursen setuju bahwa Ciervja mereka relevan 
mgan kehidupan mereka saat mi. Di samping itu, hanya IV persen 
- Jing mengaku bahwa Gereja Kristen bersikap toleran terhadap ajar- 
-i yang berbeda dengan Gereja.' 

Masyarakat Barat seperti terjebak dalam berbagai titik ekstrim 
Mn lingkaran setan vang tiada ujung pangkal dalam soal nilai. Me- 
-.ka berangkat dan satu titik ekst rim ke tilik ekstrim Lainnya. Dalam 
^^sus homoseksual, dulu mereka memperlakukan kaum homoseks 
i^ngan sangat kejam dan sadis. Robert Held, dalam bukunya, 
yufcttinn. memuat foto-folo dan lukisan-lukisan yang sangat me- 
ngerikan tentang kejahatan lnquisisi yang dilakukan tokoh-tokoh 
-ereja ketika itu. Dipaparkannya lebih dari 50 jenis dan model alat- 
alat penyiksa yang sangat brutal, seperti alat pembakaran hidup- 
rjdup, pentungkilan mata. gergaji pembetah tubuh manusia, peino- 
ngan lidah, ala! penghancur kepala, pengebor vagina, dan ber- 



. * Gour^ BotiU IV'W! lrr,vn,^[f flWnvv. <L,ilLti>nim: R^il fr]nkx WHl Mm 17 1-22(1. 
)flL)h Thi' FriintitTiKl (Jm 2S FL-bfuan? \|arU 201 M nitfm'tfbiilkaa tahu-a AS aibi Uh TV 
Wirlifiioh* i-citnlnc* .t t\v imiuslntih^ii jl^W 1 ebih d.iri &l pi-jseii li-hih iyi LvaL AS i uvulaku 
laya kepada Tuhan Somt'iilara hai v. a nZ persen rakyat Prancis dan 52 rakyat Swedia vang 
ia) a ki^uiiLi h:hu\\\ iwfcliardiu p^rti^.i penduduk AS nicn^aku sehari art££Ota Ccroja. 4fl 
sen ywrp k t' £LTL'|n h^p nihili dau 43 pt'rs^n mvn^aku ^ba^ai KrkML'rv van^ terlahir 
nbalj \fr<m ^C'itfi \.'lv.^ty.7^i SuJumpuk-kt-liimpLik jigiiina jiijjn ^i^kin meningkatkan 
*£smhii\a W ha dap krludii^Lin polihk dai\ budaya AS 



bagai alat dan model siksaan Lun yang sangat brutal [romsnva lagi, 
sekitar ^ persen korban penvtk^aan dan pembunuhan adalah wa- 
nita. A n tam tahun U5O-18O0, diperkirakan >ekitar 2 rampai 4 juta 
wanita telah dibakar hidup-hidup di daratan katolik maupun Pro- 
testan Eropa. Dalam buku ini juga digambarkan bahwa petaku 
homoseksual digergaji hidup-hidup Dalam kasus gerakan feminis- 
me. Barai juga terjebak ke dalam titik-titik ekstritn. [ika dulu mereka 
menindas wanita hahis-habi>an, maka kemudian mereka memberi- 
kan kebebalan tanpa balas kepada wanita. 

Kaum feminis juga berusaha keras bagaimana agar gerakan 
mereka mendapatkan legitimasi dari Riblo. Mereka tidak lagi me- 
nulis God, lelap i juga Goddes. Sebab, gambaran Tuhan dalam 
agama mereka adalah Tuhan maskulin. Mereka ingin Tuhan yang 
perempuan. Dalam buku Fefttin&t Aproridu*? ta Tlu* BibU\ seorang 
aktivis perempuan, Tivka Frvmcr-Kenskv, menulis makalah dengan 
judul; "GttMes>e>: ihbhail Echo?< m *. Aktivis i ain, Pamela j- Milne, men- 
catat, bahwa dalam tradisi Barat, Bible mani adi sumber terpenting 
bagi penindasan terhadap perempuan. Tahun 189?, Ehyaheth Cadv 
Stan Ion menerbitkan buku TIu* iVomni'* Bibir, dimana U mengkaji 
seluruh teks Bible yanji berkaitan dengan perempuan. Kesimpulan- 
nya, Bible mengandung ajaran yang menghinakan perempuan, dan 
dari ajaran inilah terbentuk dasar-dasar pandangan Kristen terha- 
dap perempuan. Berikutnya, Stan ton berusaha meyakinkan bahwa 
Bible bukanlah kala -kata Tuhan, tetapi sekadar koleksi tentang seja- 
rah dan mitologi yang ditulis oleh kaum laki-laki. Sebab ihi. perem- 
puan tidak memiliki kewajiban moral untuk mengikuti ajaran Bible. 
Para tokoh agama Kristen kemudian memandang karya Btanlon se- 
bagai karya setan." 

Globalisasi dan Westernisasi 

Titik-titik eks t rim pada gerakan pembebanan wanita vang ke- 
mudian dikenal dengan gerakan "kesetaraan gender (gender equali- 
ty)" ini juga menjadi tren g lobak Banyak kalangan Mimlim vang 
kemudian mencoba mengotak-atik ajaran agama Islam yang dinilai 



Ll Plullis Tuh k- M. a! I f&timi*t ^jirp.v/r,-* f i V?f Rum* lUi^hm^Ntn Ri3iJir.il Ari hiWo^v 



membelenggu atau menindas vvanitn. Ujung-ujungnya adalah upa- 
^ untuk m en d e legitimasi K i tab Suci Al-Qur n n, dengan menyate* 
in, bahwa Al-Qnr"an adalah Kitab yang hias gender, sebagaimana 
iromena serupa d a la m tradisi Kristen Jika masyarakat suda.h di- 
jat tidak meyakini kebenaran ajaran agama, maka yang akan 
ijadikan pinangan adalah akal manusia semata atau hawa nafeii 
lereka. Tidak ada standar kebenaran. Pada ketika itulah masvara- 
* ,it akan terseret ke dalam a nis nilai yang serba relatrfdan temporal, 
ebenaran tergantung kepada kesepakatan. Jika masyarakat sepa- 
^ "t bahwa pelat u fa n atau mim-Mtiari keras adalah halal dan haik, 
taka itu dinilai sebadai kebenaran. Agama tidak diberi hak untuk 
impur tangan untuk menentukan haik dan h uruk di tengah mas:ya- 
tkat. Sejumlah cendekiawan sekuEardibera) secara terang-terangan 
lem promosikan paham vang meletakkan agama adalah masalah 
nvat, dan tidak berhak campur tangan dalam urusan seni. Seni 
Ialah seni. Film, misalnya, dianggap sebagai karya seni. dan tidak 
yak dicampuri mlai-nilai agama. Tidak ada batas aurat, karena ini 
asalah seni. Dalam tradisi Yunani, hampir semua patung ditarnpil- 
.- m dalam bentuk telanjang bulat Katanya, itu untuk menampilkan 
^ndahan, menampilkan apa adanya, tanpa ada komunal ikan. Toh, 
r berbagai museum di Barat, sebagian patung dihirupi alat ke- 
aminnya. Negara-negara Barat tertentu juga melarang orang berde- 
onstrasi dalam keadaan telanjang bulat. 

Pada tingkat global, cara pandang sekulardiberal gaya Barat ini 
» jmudian diglnbahsasi sebagai bagian dan upaya pelestarian hege- 
moni. Ini adalah wajar dalam logika politis yang dominan saat ini. 
emokratisasi ti berai mengharuskan sekularisasi dan sekaligus 
uralisme. yang tidak membedakan manusia atas dasar agama atau 
ras tertentu- -namun manusia dikotak-kotakkan atas dasar bangsa 
in negara. Proses imitasi terhadap pola pikir dan budaya kekuatan 
1 jminan akan memuluskan program hegemoni di bidang bisnis dan 
<onomi Dengan meminum Ccjcvt-CW/7 atau menyedot Mnrlhom sese- 
dang dapat mera>a menjadi bagian dari masyarakat global yang 
jrgengst Karena produk ini murah atau sehat? Hanya cara pikir 
mg sudah ter-lvWh'n/o'if vang memungkinkan seorang Muslim 
enggilai mode "'polos tengah" yang mempertontonkan perutnya, 
mbut dicat warna-warni, dan aurat diumbar tanpa perhitungan. 



1 -shirt dan leans keiai mendominasi sebagian kalangan remaja, 
bukan karena pakaian ini nvaman dan sehat, melainkan, karma 
sebagian arhs yang dipuja dan dijadikan 'idnl' telah mem populer- 
kannva. Busana minim bahan yang sangsi y u Iga r mempertontonkan 
aurat dijadikan sebagai trendi kebanggaan kaum remaja . Ada ke- 
bingungan nilai yang melanda. 

Pada awal Februari 2004, sekitar 100 laki-laki mengenakan rok 
dan pakaian minim turun ke jalan di Manhattan, New ^urk, AS r me- 
lakukan aksi unjuk rns;i menuntut kebebasan bagi kaum pria untuk 
mengenakan rok, sebagaimana halnva kaum wanita. Pada 1? Feb- 
ruari 2004, manusia ani re di Jaktirtti Hiil! Couiwttiou G' fit w (JHCC) 
untuk dapat menonton pertunjukan M a nah Carey Pada ha L harga 
tiket cukup mahal, kelas Jestival Rp. 500 ribu, kelas tribun tengah 
Rp. 1 juta, tnbun kin dan kanan panggung Rp. 1.350 juta, Untuk apa 
orang-orang ini membuang uany: begitu besar? Untuk hobi, untuk 
menghibur dtri, sementara jutaan manusia lain berada dalam kon- 
disi kelaparan. Mereka rela antre dan fam 12 siang, sementara 
pertunjukan baru dimulai jam 1SJ)0. Demi untuk menikmati satu 
hiburan artis terkenal, manusia rela melakukan sesuatu vnng tidak 
manusiawi'. Untuk menjadi 'idob di AS, para peserta audisi rela 
antre selama dua hari, membuat tenda di depan gedung audisi di 
Washington f DC Budaya mi begitu hebat melanda umat manusia di 
berbagai penjuru dunia, hatta di negeri-negeri Muslim, Berbagai 
acara pemilih an 'idoP digelar. Artis-artis menjadi pujaan, menjadi 
masvarakat yang dihormati, disanjung dan dipuja. Menjadi "niiss 
universe" adalah kehormatan yang tiada Lara tingginya, meskipun 
dalam proses pemilihannya para peserta harus mengumbar aurat. 
Para pejabat pemerintah pun berlomba menerima pemenang ratu 
kecantikan. Miss Universc 2003, Amelia Vega, menjadikan Indonesia 
sebagai negara pertama vang dikunjunginya, selepas memenangkan 
kontes kecantikan. Tahun 2002, Miss Uruverse dari Rusia, X e rona 
bedorosa, juga ke Indonesia, dan malah sempat diterima oleh Presi- 
den Megawati* Miss Uniyerse2l)04 asal Australia, Jenniier Hawkins, 
juga datang ke Indonesia, dan hadir pada saat pemilihan Putri 
Indonesia 2004 yang dimenangkan oleh Artika Sari Deei dari Bang- 
ka BgHtung 

Kontes semacaifl Uli sebenarnya satu bentuk eksploitasi terha- 



Bdgian \: Dan kebingungan Menuju Kemaiian 19 



dap wanita, dan tidvjk mendidik bangsa untuk menghargai wanita 
dengan lepat Unsur-unsur hsik— \ang bukan merupakan hal yrinj^ 
J i perjuangkan oleh Seorang wanita --dihargai melebihi prestasi 
keilmuan Banyak Vfanila Indonesia vang berjuang keras memba- 
ngun masyarakatnya, Namun, mereka tidak mendapatkan penghar- 
aman setinggi orang menghargai miss uni verse atau putri Indonesia, 
Guru-guru wanita di berbagai pelosok negarfl di berbadai daerah 
miskin v «mg gigih mengabdikan diri, mend idtk masvarakat, menda- 
patkan penghargaan yang sangat minim dan tidak manusiawi. 
Guru-guru TK dan ^D. misalnya, masih ada yang mendapatkan gaji 
Rp 50.000 per bulan. Padahal, mereka adalah pahlawan bangsa 
dalam arti yang sebenarnya. Mereka mendidik anak-anak dengan 
ilmu, bukan dengan membanggakan kondisi fisik, yang merupakan 
anugerah San b; Pencipta igiivti)- Jika ditelusuri, sikap eksploitaliJ 
terhadap tubuh wanita itu -atas nama pemujaan terhadap wanita-- 
Bfiem pakan kutub ekstnm yang Lu n metelah di masa peradaban 
Barat vaug sil^m mereka berada di kutub penindasan wanita vang 
serba brutal Philip J- AdJer. dari East Carulina Uniyersilv, dalam 
bukunya W&rhi Civi!i2Lttian& (terbit tahun 2000). menggambarkan 
bagaimana kekejaman peradaban Barat dalam memandang dan 
memperlakukan wanita- Sampai abad ke- 1 7, di t r opa. wanita nuwh 
dianggap sebagai jelmaan n-tan atau alat bagi setan untuk meng- 
vda manusia (mungkin ini terpengaruh oleh kunsep Kristen ten- 
tang E v a vang digoda uleh setan sehingga menjerumuskan Adam). 
Sejak awal penciptaannva, wanita memang dianggap sudah tidak 
sempurna. Mengutip seorang penulis Jerman abad ke-17, Ad!er 
n^nulis. 

"Adalah; sebuah ke nyala a n bahwa kaum wanita hanya me- 
miliki iman yang lebih lemah (kepada Tuban) \It ;s apet thnt 
wauwii htv ontu ti wwkt'rfiutlt f /u God)\.... tk 

Dan itu. kata mereka, sesuai dengan konsep etimologis mereka 
lang wanita, yang datam bahasa mereka disebut fctmlt' berasal 
i bahasa Yunani fctfiittti* Kata/iwwjrl berasal dan kata J? dan rufrff/£. 

artinya fhU** f fiiith \ kepercayaan atau iman). Sedangkan mma ber- 
l dari kata minu<. artinya 'kurang'» Jadi finuhm artinya seseorang 

ng imannya kurang" {uth* ivitli le^fmth). Karena itu, kata penulis 



20 Wajah Peradaban Barat 



Jerman abad ke- 17 itu: "Karena lItli, wanita memang secara alami 
merupakan makhluk ]ahat {Thnvfon 1 . tlw fruuilr {^ rvil bu natural" 

Penyebaran budaya Barat atau Amerika yang didominani de- 
ngan budaya konsumerisme, hedonisme dan materialisme, menjadi 
tema menarik dalam kajian tentang g loba hsasu Globalisasi yang me- 
landa dunia ditandai dengan homogenisasi fooA (makanan), fun 
(hiburan), j^hiou (mode) dan tltoutftt {pemikiran}. Globalisasi adalah 
sesuatu vang kompleks dan sulit dihindarkan oleh umat manusia 
yan^ semakin terintegrasi dalam perkembangan alat-alat komunlka- 
si dan transportasi modern. Anrhonv Giddens mencatat: Globalisa- 
si sesungguhnya merupakan satu ^et proses yang rumit, tidak 
tunggal. Dan segala proses ini bekerja dengan cara yang saling 
berlawanan atau berlainan arah/ <K 

Pada kenyataannya, globalisasi semakin mengarah kepada satyi 
bentuk "imperialisme budava" {chHnml impcrhilism) Barat terhadap 
budaya-budaya lain. Prof. Amer al-Roubaie, pakar Globalisasi di 
International lnstitute uHsIamic Thoughl and Civili^atiun- Internati- 
onal lslamic Universitv Malaysia (lSTAC-UUMj, mencatat: 

"Telah dipahami secara luas bahwa gelombang tren budaya 
global dewasa ini sebagian besar merupakan produk Barat, 
menyebar ke seluruh dunia lewat keunggulan teknologi elok- 
Lronik dan berbagai bentuk media dan sistem komunikasi. 
Istilah-istilah seperti penjajahan budava \adt\mil i)up\ f rhilteui), 
penjajahan media [me^ta nnpcruilfcm), penggusuran kultural 
(ailtural chmwhig), ketergantungan budava (cultnmt tlcprihlnj- 
cij) dan penjajahan elektronik (rh'chvuic colaiiiiilfcw) digunakan 
untuk menjelaskan kebudayaan global baru serta berbagai 
akibatnya terhadap masyarakat nnn-Barat " 

Hegemoni Amerika dalam dunia hiburan dan pembentukan 
budava global, dapat dikatakan sebagai sahi bentuk "Penjajahan 
Budava oleh Amerika [Auifrirnn C\ithm\l {lUfU'riuIfcwt)". Industri film 



Bagian I Oan Kebingungan Memi|u Kemauan 2 1 

lerika dan berbagai stasiun TV-nya mendominasi pembentukan 
lava glubak dan d i balik itu ^intui mempromosikan kepentingan- 
>entingan Amerika dengan mengekspor modernitas dan mem- 
propagandakan konsumerisme. Globalisasi adalah sahi masyarakat 
>t- kapita lis yang mendorong kapitalisme dengan mempromosi- 
i sejumlah karakteristik dari kapitalisme. Sebagaimana dikatakan 
Uton: "Tesis tentang Amerika rusa si adalah sesungguhnya kapi- 
smelah dan bukannya Amerikanisme yang telah terglobalisasi." 7 
Itulah Yang sebenarnva sedang menimpa umat manusia di se- 
hiruh pelosok dunia, Sebuah proses Imperialisme budaya yang di- 
Lkukan Barat, vang akhirnya juga tidak lepas dari kepentingan 
tere$h\ dari negara-negara kuai. Dalam bukunya, Ideologi- o/ 
Global iztiiuvi: Contenrfing rbions offt Nrw World Order, Mark Rupert 
menulis sahi bab berjudul 'T/re He^cmonic Project of Liberal Globttfi-iti- 
■ ??>". fa mencatat bahwa globalisasi adalah proyek politik dan 
kekuatan sosial d ominan dan akan selalu problematis dan mendapat 
tentangan: 

'Tak ada alasan untuk mempercayai bahwa globalisasi liberal 
bersifat tak terhindarkan..., [globalisasi liberal] itu lelah men- 
jadi proyek politik sebuah konstelasi kekuatan-kekuatan sosial 
dominan yang telah diketahui, ia juga telah, dan akan terus, 
membuat masalah secara politik dan dapat dilawan." 1 " 

Berbagai kajian tentang fenomena globalisasi lelah banyak di- 
- -gkapkan. Namun, kuatnya arus konsumerisme, hedonisme, dan 
r.jirkutikismc' vang dijejalkan kepada masyarakat dunia melalui 
berbagai acara-acara hiburan, memang sulit dibendung. Sihir-sihir 
dunia zluwlvz begitu menawan dan menyapu akal sehat. Manusia 
Ikla k diberi kesempatan untuk berpikir sehat, karena itu akan meng- 
hambat laju proyek bisnis besar di dunia hiburan. Mode datang silih 
berganti. Artis muncul dan lenyap tanpa henti Terus bergiliran. 
1 -nusia terus dijejali cara berpikir pragmatis dan hedonis, untuk 
t lahap apa saja, menikmat] hidup, tanpa peduli apakah cara yang 



Diikut j p Jjn mataLih Pivl Ami?r jl-Rnub^lo berjudul Hcnt.wy. Cutitnv, auti Ctakihziitiim 
t RmutlL*d£i*. 2LHJ0J, lilin 42 



22 Wajah Peradaban Barai 

dilakukannya menghancurkan nilai-nilai akhlak dan ^,ima Hidup 
adalah untuk mengujar kesenangan, sebagaimana pernah diajarkan 
aliran filsafat Iipicurcans di zaman Yunani Kuno. Kata para lilosof 
ini, tidaklah perlu memikirkan Tuhan, sebab Tuhan pun tidak peduli 
dengan manusia, dan asyik dengan dirinya sendiri. Juga. tidak perlu 
peduli dengan kehidupan setelah mati, sebab setelah mati, manusia 
sudah tidak ada lagi. lika liberalisasi di bidang moral sudah berlang- 
sung, maka sebagian kalangan, demi kelancaran bisnisnya, akan 
mencoba-coba mencari legitimasi dari Agama, sebagaimana yang 
terjadi dalam kasus homoseksual. Maka r kemudian, kalau perlu 
agama pun dijual atas nama modernisasi dan liberalisasi. Cara ini 
menjadi semakin ampuh jika ada kolaborasi untuk menjual produk 
tertentu. Yang pertama dipengaruhi tentulah cara berpikir'. Karena 
itu bisa dipahami, mengapa banyak dana dikucurkan untuk men- 
didik kaum Muslim agar memiliki pemikiran yang sejalan dengan 
cara berpikir Barat. Barat sangat percaya diri, bahwa cara pandang 
dan pola hidup mereka adalah vang terbaik untuk umat manusia, 
sehingga mereka juga berusaha memaksakannya untuk seluruh 
umat manusia, dengan bebagai cara. Sekularisasi dan liberalisasi se- 
olah-olah menjadi keharusan bagi umat manusia, Manusia tidak 
diberi alternatif untuk membangun dan mengembangkan peradab- 
annya sendiri. Sebab, hal itu akan menjadi tantangan bagi hegemoni 
peradaban Barat. Sebagai kekuatan hegeniunik. Barat memang tidak 
mau disaingi. Ia ingin menjadi kekuatan tunggal. 

Jika nilai sekular-hberal Barat sudah mencengkeram otak se- 
bagian kalangan Muslim-apalagi di kalangan tokoh atau pemimpin 
agama— maka problemanya menjadi sangat pelik, sebab dari mulut 
mereka akan keluar legitimasi keagamaan terhadap sesuatu yang 
jelas-jelas bathil, sebagaimana fenomena yang terjadi dalam agama 
Kristen dan Yahudi. Di Indonesia, hal seperti ini pernah terjadi 
dalam berbagai kasus, seperti kasus tnul dan film Buruan Cium Gut j 
(BCG). Film BCG dipersoalkan oleh Majelis Utama Indonesia dan 
Kl I Abdul lah Gymnasriar Dengan tegas, pemimpin Pesantren 
Daarut Tauhid itu menyatakan bahwa ajakan berciuman di luar 
nikah adalah sama dengan ajakan untuk berbuat zina. Argumentasi 
keagamaan Aa' Gym sangat mudah dipahami, lugas, dan bernas. 
I fasilnya, pada tanggal 20 Agustus 2U04, film BCG ditarik. 



Tenlu banyak yang bersyukur dengan ditariknya BCG. Namun, 
ampaknva jid-i di antara kalangan masyarakat Indonesia yang 
marah dan protes dengan penarikan BCG, 

M em tisu I pelarangan tersebut, pada 25 Agustus 2004, kelom- 
pok yang menamakan diri "Eksponen Pendukung Kebebasan Ber- 
•kspresi" [EKSPRESI), menentang dan menyesalkan pelarangan ter- 
ebut. Kelompok lhl berpendapat, bahwa pelarangan tidak mencer- 
iaskan kehidupan wargfl Indonesia. Mereka menyatakan: "Maka 
iami menentang langkah sejumlah pihak, antara lain Departemen 
Ccbudayaan dan Pariwisata, Majelis Ulama Indonesia, dan KU 
Abdul la h Gymnastiar, yang menyatakan sikap mereka terhadap 
ilm Buruan Cium Gue] melalui tekanan, bahkan ancaman, dan 
penghakiman sepihak, dengan mengatasnamakan "moral bangsa."" 

EKSPRESI khawatir, pemberang Lisan terhadap BCG akan mem- 
uika jalan bagi kembalinya represi dan kesewenangan terhadap 
Uinia kreah\ita> seperti vang sering terjadap pada /aman Orde 
Janu Juga, mereka dikatakan, 'tak ada satu pihak pun yang boleh 
nengambil alih dan memonopoli kewenangan dalam melakukan 
penghukuman dan pemberangusan, atas nama apapun. Baik jiu 
ilasan puli tik, m orak agama, dan adat/' 

"Karm cemas, sekali alasan itu dipakai, ia bisa dimanipulasi 
tan disalahgunakan setiap waktu untuk memberangus kebebasan 
>erkarva. Ini bukan saja membahayakan kebebasan berekspresi, 
uni u n pada gilirannya, juga akan membahayakan demokrasi 
legeri ini." begitu logika EKSPRESI, 

Kasus BCG mungulang kembali berbagai kasus pro- kontra 
«jenis dalam dunia hiburan dan soal kebebasan berekspresi di Indo- 
icsia. Sebelumnya, kasus Inul telah menyita begitu banyak pikiran 
tfarga masyarakat. Pro-kontra berlangsung hebat. Bahkan seorang 
•dai terkemuka yang juga dikenal sebagai seniman dan penyair, Kl I 
rfustota Bisri. harus merasa ikut membela Inul dengan memamer- 
kan karyanva berupa lukisan berjudul "Zikir bersama Inul". Dalam 
ukisan U u Kiai Mus tol: a melukis, sekelompok kiai berpak a bn khas 
imgkap dengan sarung, jubah putih, dan sorban, duduk berpikir 
nengcliILngi sesosok wanita bertubuh bahenol vang sedang ber- 
goyang ala penyanyi dangdut kontroversial itu. Di akhir tahun 2004, 
\iai Muslnfa vang didukung oleh tokoh kontroversial lain Abdur- 



24 Wajah Peradaban Baiaf 



m hina n Wahid, battil mfrftjadi sahih satu kandidat ketua tanhdzivah 
Nahdlatul Ulama, organisasi ulama terbesar ih Indonesia. 

Di era globalisasi, dimana proses Mbarallsasi bu r langsung di 
berbagai bidang, pro-kontra tentang batas-batas moral akan selalu 
terjadi. Kaum >ekular- liberal dongan mudahma beq^ikir f bahwa 
"kebebalan bereskpresi" adalah "standar moral vang mutlak dan 
tidak dapat diganggu-gugat". Jadi, kata mereka, tidak boleh ada 
satu pihak pun yang boleh mengambil alih dan memonopoli 
kemenangan dalam melakukan penghukuman dan pemberangusan, 
atas nama apapun. Baik itu alasan politik, moral, agama, dan adat. 

Logika kaum liberal im berasal dari prinsip "humanisme 
sekular", yang menempatkan manusia sebagai Tuhan. Manusialah 
yang menentukan segala hal, dengan kebebasan individunya --Mal 
tidak merugikan orang lain. Mereka tidak mau ada campur tangan 
agama dalam masalah moral. Mereka ingin mengatur diri mereka 
sendiri. Menurut mereka, Tuhan tidak berhak campur tangan dalam 
urusan kehidupan, karena manusia lebih hebat dan Tuhan. .Meski- 
pun agama jelas-jelas melarang, negara, ulama, atau kelompok apa 
pun, tidak boleh ikut-ikutan melarang. 

Kelompok .semacam ini tidak mau belajar dari Sejarah dan juga 
pengalaman-pengalaman negara lain. Standar moral mereka juga 
kacau- Pada kasus film BCG, persoalan intinya,— bagi kaum Mualim 
-adalah soal zina, dimana ATQur'an sudah menegaskan, agar 
jangan sekali-kali mendekati zina. Allah berfirman, 

"Dan janganlah kamit mendekati jni/r. Sesungguhnya z/nrt itu merupa- 
kan perbuatan yang keji dan tinduk&n yang buruki' (a]-Isra: 32) 

Rasulullah saw. bersabda, 

'Afmbda perzinaan dan riba telah melanda suaiu negeri, maka penduduk 
negeri itu lelah menghalalkan turunnya azab Allah atas mereka sendiri" (HR 
Thabrani dan Al Hakim) 

Beliau saw. juga bersabda, 

"Wahai kamu Mulia jirnL ada lima perkara, jika telah menimpa kalian, 
maka tidak nila kebaikan lagi bagi kalian. Dan aku heri indung kepada Aliah 
Swf. t semoga kalian (idak menemui zaman iiu. Lima perkara itu ialah: (yang 
pertama) Tidak merajalela praktik perzinaan pada $uat\t kaum, sampai 



kemaksiatan lainnya. Menurut Prof. Dn Dadang H awan, pemerin- 
tah sendiri pirnya kepentingan, sehiri&gtf tidak serius memberantas 
kejahatan jenis ini. Bisnis narkotik per hari mencapai Rp 200 milyar, 
bisnis judi Rp 50 milyar, bisnis minuman beralkohol Rp 4 rmlvar. 
Omsel bisnis pelacuran sekitar Rp 11 Lrilvun per tahun Ketua 
Umum Gerakan Anti Narkotika (Granat) Henry Yustfdiningrat 
memperkirakan, perputaran nan t; dalam bisnis narkoba di Indo- 
nesia mencapai Rp 24 frilyun per bulan, atau RpSUOmilvar per hari. 
Dr Hovke Dia n Nugraha mengakui, budaya /nv siw ada hubungan- 
nya dengan penyebaran nilai-nilai Barat Vcing serba permisif. Film- 
film Barat seperti Daw.<o)\'^ CwA, Bi'irrli/ Hitte, Mflrttf? P!i\Li\ dan 
sejenisnya, sangat dicemari penonton TV di Indonesia. Film-film itu 
memberi leladan kebebasan seks di kalangan remaja Di salah ^-\lu 
chtiinwl TV Malaysia, belum lama Ini disiarkan program The Bache- 
lur" vang mempertontonkan, cara memilih istri bagi seorang profe- 
sional kaya. Untuk sampai ke jenjang perkawinan, diadakannya 
iklan bagi para wanita yang berminat menikah dengan dia. Lalu, dia 
seleksi satu persatu. Setelah tinggal beberapa orang calon, masing- 
masing diajaknya berkencan (berzina) secara bergantian, sampai 
tinggal dua orang. Terakhir, dua calon terseleksi, dan keduanya 
diperkenalkan kepada keluarga si laki-laki, untuk menilai, mana 
dari kedua wanita itu yang layak dikawini. 

Apakah kondisi "relativitas nilai*' semacam itu vang kita ingin- 
kan? Padahal, kondisi semacam itu telah memicu terjadinya lingkar- 
an setan berbagai masalah kesehatan dan sosial, sebagai buah dari 
sekularisasi dan liberalisasi moral Ketika batasan mural diserahkan 
kepada akal dan kesepakatan manusia semata, maka akan terjadi 
penghancuran batas-batas moral vang pasti, karena itu, Islam tidak 
mengenal proses "evolusi nilai" secara mutlak Zina, homoseksual, 
perjudian, sejak dulu hingga kini, tetap haram hukumnya. Bukan 
nisbi. Promosi nilai-nilai moralitas sekular-Baral yang terlepas dari 
agama, menjadikan batas-batas nilai mcn|adi kabur. Maka, di tengah 
masyarakat, bisa muncul persepsi yang timpang. Perzinaan diang- 
gap hal biasa, sedangkan korupsi dipandang sebagai kejahatan 
serius, Homoseksual dan pelacuran dipandang bukan dosa. sedang- 
kan poligami dipandang sebagai kejahatan, jika ienomena semacam 
ilu sudah muncul, maka nilai moral agama akan hancur dan me- 



agsan 1 Oar> Keagungan Menuju Kemjljan 27 

aiki lingkaran setan kebingungan yang t ia d d ujung. Cara me- 
jatasinya, tenhi saja kemhah kepada agama dan tidak mengikuti 
igkalv langka h setan yang terkutuk. WftiMm ij'Amh. 



+ + 4- 



Mengapa Barat (Vlenjadi 
Sekular-Liberal? 

Melacak Proses Berubahnya Barat -Kristen Menjadi 
Barat Sekular-Liberal 



"Ali pturt'r f,v^^ f r' Mmtpt: aksolutr pwvr nj/ti^n tf/'Mj/tifWi// 1 
Lord Acton 

'Brtiwr of(\ twtthiti ifyiut titi- ur /roti t oj Ih\\ n ttwilr f/ l/f?fi div Mmiti \t, iiuii ii 

prn*$l wvthor voii tur \n front w Mwui " 

— Ejekan masyarakat Barat terhadap Gereja di abad ke-18 



c 



ekularisasi merupakan fenomena khas dalam dunia Kristal- 
^ Merumit Bernard U?vvls, pemikir politik paling berpengaruh 
W-^- di Amerika Serikat sesudah berakhirnya Perang Dingin, 
"Sejak t i^val mula, kaum Kristen diujarkan— baik dalam persepsi 
maupun praktis- -untuk memisahkan antara Tuhan dan Kaisar dan 
dipahamkan tentang adanya kewajiban yang berbeda antara kedua- 
nya/' 1 Dalam bulainya, Chri*lhnufti u* V&trht Wftf tory r Anend Thcndar 
van Leeuwcn, mencatat, penyebaran Kristen di Eropa membawa 
pesan &ckula risaui Kala Leeuwen, "Kristalisasi i\An >ek u landasi 
terlibat bersama dalam suatu hubungan yang dialek tikal ** Maka, 
menurutnya, persentuhan antara kultur sekular Barat dengan kultur 
tradisional rrugius dj TimM* Tengah dan Asia, adalah bermulanya 
babak bani dalam sejarah sekularisasi Sebab, kultur sekular adalah 
hadiah knstt*n kepada dunia (Chn^tnmihi \\ r Jf h* tlw wor!d)r 

1 ft'mafd J »« »v i\%tt lV/jr? IVtvvi^ IVj-^Tp"* r? Imjsu 1 ,it2A MhIaV f-Hli^M £*■-;*?*! v >t *.»i*J^ 
PWm, 2Ui2Uam U' 

- PriwUjMi t hi*iiwt*n JiLutip a An hukti Mvrli |in-ri*i*iv,mr;t«r T*W \**ii* i\V*t tVi!^ >tun 



28 Wajah Pfiiadattar Barai 



Bagian h (Jari Ktbinyunyan Menuju Kemulrdn 29 

Pandangan Lewis dan Lceuwen merupakan babak baru daiam 
sejarah peradaban Barat di mana kekristenan telah mengalami 
tekanan berat sehingga dipaksa untuk memperkecil ptau mem- 
batasi wilayah otoritasnya. Gereja dipaksa menjadi sekuler, dengan 
melepaskan wilayah u tu rit asnya dalam d Lini a politik, Fenomena 
sekularisasi dan liberalisasi pada peradaban Barat—yang kemudian 
diglobalkan ke seluruh d un ia -sebenarnya dapat ditelusuri dan 
proses sejarah yang panjang yang dialami oleh salah satu peradaban 
besar J j dunia Ini. Dalam buku The Ssatlariziitiau of t lu* Europoan 
Mim! J/r t lu* Nim'tt'i'utii Gvjfjjn/, Owt?n Chadwick menulis satu bab 
berjudul "O/i Uhenili^m". Kata liberal secara harfiah artinya "bebas" 
(fret 1 ), artinya "bebas dan berbagai batasan" (/n v f ram r&trflint). 
"Negara liberal." t uh s Chadwick, "haruslah negara sekular " l 

Dalam sejarah Kristen Eropa, kata >i'Ct<hir dan liberal dimaknai 
sebagai pembebasan masyarakat dari cengkeraman kekuasaan 
Gereja, vang sangat kuat dan hogemonik di Zaman Pertengahan* 
Proses berikutnya bukan saja dalam bidang sosial -politik, tetapi juga 
menyangkut metodologi pemahaman keagamaan. Misalnya, mun- 
cul pemikiran >ahudi Liberal (Liberal ludaism), dengan tokohnya 
Abraham Geiger.-' Begitu [tiga merebaknya pemikiran teologi liberal 
dalam dunia Kristen. Proses sekularisasi -liberalisasi agama, ke- 
mudian diglobalkan dan dipromosikan ke ngama-agama lainnya, 
termasuk Islam 

Mengapa Barat kemudian memilih jalan hidup sekular-libcrat? 
Setidaknya, i\da tiga faktor penting Yang menjadi latar belakang, 
mengapa Barat memilih jalan hidup sekuler dan liberal dan kemu- 
dian mengglobalkan pandangan hidup dan nilai-nilainya ke seluruh 
dunia, termasuk di dunia Islam. Pertama, trauma sejarah, khusus- 
nya yang berhubungan dengan dominasi agama (knsten) di /aman 
pertengahan, Kedua, problema teks Bible. Dan ketiga problema teo- 
logis Knsten. Ketiga problema ihi terkait satu dengan lainnya, se- 
hingga memunculkan sikap traumatis terhadap agama, yang pada 






ujungnya melahirkan sikap berpikir sek Lila r- liberal dalam sejarah 
tradisi pemikiran Barat modern. 

Pertama, Problem Sejarah Kristen 

Sejarah Kekristcnan, kata Beruar d Lewis, ban vak diwarnai de- 
ngan perpecahan (skisma) dan kekafiran (heresv), dan dengan kon- 
fiik antar kelompok yang berujung pada peperangan atau penin- 
dasan, Sejarah bermula sejak zaman Konstan tin Agung, d iman a 
terjadi konilik antara Gereja Konstantinopel, Antiuch, dan Ale\an- 
dria> Lalu, antara Konstantinopel dan Roma; antara Katolik dan 
Protestan dan antara berbagai sekte dalam Kristen. Setelah konflik- 
konflik berdarah banyak terjadi, maka muncul kalangan Kristen 
yang berpikir, bahwa kehidupan toleran antar kelompok masya- 
rakat hanya mungkin dilakukan jika kekuasaan Gereja untuk meng- 
atur politik dihilangkan, begitu juga campur tangan negara terha- 
dap Gereja/ 

Dalam perjalanan sejarahnya, peradaban Barat (IViNfmr Civili- 
zatiau) telah mengalami masa yang pahit, yang mereka sebut "za- 
man kegelapan" [thf ilttrk tigc>). Mereka menyebutnya juga sebagai 
"Zaman Pertengahan" {tlh' mttiifvnl agtt). Zaman itu dimulai ketika 
Imperium Romawi Barat runtuh pada 476 dan mulai munculnya 
Gereja Kristen sebagai institusi dominan dalam masyarakat Kristen 
Barat sampai dengan masuknya zaman mn'iswmct* sekitar abad ke- 
14. KaTena itu, mereka menyebut zaman baru dengan istilah "ivuiri*- 
snnct?"- yang artinya "ivhirth" (lahir kembali). Mereka seperti merasa, 
bahwa ketika hidup di bawah cengkeraman kekuasaan Gereja, me- 
reka mengalami kemarian. Sebab, ketika itu Gereja yang mengklaim 
sebagai institusi resmi wakil Tuhan di muka bumi melakukan hege- 
moni terhadap kehidupan masyarakat dan melakukan berbagai 
tindakan brutal yang sangat tidak manusiawi- Sejarah dominasi ke- 
kuasaan Gereja bisa ditelusuri sejak awal mula tumbuhnya Kristen 
sebagai agama negara di zaman Romawi. Besarnya kekuasaan yang 
dimilik j Gereja melahirkan berbagai penyimpangan, Tahun 1887, 
Lord Actun seperti menyindir hegemoni kekuasaan Gereja dan ine- 



? Ekurinrd f.t>u'i>. lAta Wti7t Wrungl* \k'e$h r m hnwh'l unii ,\i {titik liAsh'm Iii'*tf0nsc. ll.ondim- 

r^h.^niv, zonzj. hlm H5* 






Bagian I Dan Kebingungan Mi/lujy Kemahan 31 

nuhs surai kepada Uskup M rindui! Creighton, Isinya antara lain: 
"Semua kekuasaan cenderung korup; dan kekuasaan yang mutlak 
melakukan korupsi setara mutlak, " h 

Untuk memahami latar belakang penindasan brutal terhadap 
kaum nun- Kristen dan kelump ok- kelompok yang dianggap kafir 
lainnya, yang lantas melahirkan trauma terhadap agama, sangat 
penting bagi kita untuk menelaah sejarah mengapa dan bagaimana 
Gereja di zaman Pertengahan membangun kekuatan liegem unik- 
nya Salah satu fenomena penting dalam sejarah Abad Pertengahan 
di Eropa adalah upaya Gereja Kristen memperoleh dan memelihara 
kekuatan politiknya. Agama Kristen mulai mendapatkan peluang 
kebebasan— setelah beratus- tahun mengalami penindasan di bawah 
Imperium Romawi— dari Kaisar Knnstantin, vang pada tahun 313 M 
mengeluarkan Fdict af Milan." Dengan dikeluarkannya Hdicl ol" 
Theodosius pada tahun »2 M, agama Kristen memegang posisi 
sebagai agama negara (state-religion) dan Imperium Romawi 
(Roman T^mpire).* 

Di akhir masa Kekaisaran Romawi, ketika institusi-institusi 
kenegaraan Romawi mengalami kehancuran, institusi Gereja meraih 
kekuatan dan signifikansinya. Organisasi Gereja tumbuh menjadi 
lebih kuai dan keanggulaannya semakin meningkat. Ketika itu. 
Agama Kristen (Christianitv) merupakan prinsip pemersatu dan 
Gereja menjadi insitiisi vang dominan dan sen t rak Tidak ada satu 
pun aspek kehidupan di Abad Pertengahan yang tidak tersentuh 
oleh pengaruh Gereja,'' 

Ketika Kekaisaran Romawi runtuh pada tahun 47 (\ Gereja tetap 



h JYlfr Ji i Ru^J, V i tar r* l>I ChnM The Dark Sidp ol ihf Papacy, (IJMdtin: Kinhim Pro>h, 
IWLLhliii U 

* DiPn^AJi F duri UT^huL KitaStftnhrt mcLimn^ pei)]itJji^vn terhadap M^liua jenis riinno- 
tenmo d. I Romawi I a juj*a nwmtvri ktfjsemfafcaa kepada tatah tokoh r£i\*Ia tmliA monj.idi 

diakui banyak pDwk Ia mv*i*?tajV*ri km^ili Nkva, 325 W vajifl nu-rn a tukari atau memilih 
ttotap ri-n-ii CeiOfa kuliah nii'ii|isdiLifi Rc>m a s^baj^al pufMl re*- mi Chri--.ri.iri urih^dn\\ 
KepiTtn-n^m uutg b^flu'd-A >ungan ^an^ rc^mi dipindang sebadai Ju.'tum DliI.iiti Kuusili ini. 
aspek -a^pek Ketuhanan Tlvu> dipinui-kan melahn voting [tJhal. MuhaH BdWiLl, Kuliard 
Lcigh, i Mr\ I rrk'rfln, Ttv Mr&iaarf L^ficy, lNlh-. ^nk OcH Pub lisku jg, l^ttH film 3fr4l 

$ Man 'm Pt'rry W^ivrn Cti'ilutaiipri. lilm 123-22^ 

M JiWpJi H I ynrii. Thr Sk'dieval Cluirrii A Bnt'J 1 Ibton. tLouUuiv Um^uian. IWfc haik 
CtiverdescnpluMt, Man Li Pem W^U-m Ci\ lli/.atiini, h]rti N'-' 



32 Wajah Penadahan BflraS 

mi 1 m pertahankan sistem administrasi Roma u i dan memelihara ele- 
men -elemen peradaban Yunam-Romawi (Greeco-Roman civili/a- 
lion"). Sebagai laktat pemera tu, Gereja, menyediakan jawaban bagi 
masyarakat tentang konsep kehidupan dan kemahan Dalam kehi- 
dupan sosial vang menuju kehancuran ketika itu. Gereja merupakan 
satu -satunya institusi yang memberikan alternatif rekonstruksi ke- 
hidupan, Kajvna itu, kernudian pengaruh Gereja meluas begitu 
cepat di sekir uh daratan Eropa, melibas berbagai pengaruh pan- 
dangan dan kepercayaan tradisi u nal E rupa Sepanjang daratan 
Eropa, dari Italia sampai Irlandia, sebuah masyarakat baru, berpusat 
pada Kekristenan. terbentuk. Selama Ahad Pertengahan, ketika 
kota-kota mengalami kehancuran, biara-biara menjelma menjadi 
pusat-pusat kebudayaan, dan tetap bertahan sampai munculnya 
kembali kota- kota di masa kemudian, Ketika itu. biara-biara juga 
menyediakan perawatan dan bantuan bagi orang-orang sakit dan 
miskin serta menyiapkan tempat bagi para pengembara.' 1 ' 

Awal-awal Abad Pertengahan merupakan periode pemben- 
tukan institusi Kepausan. Gereja Romawi {Rommt Chunh) mulai 
teorganisasi dengan haik di /aman Paus Gregorius (59G-604J— yang 
d i kenal sebagai "fche Great". Dialah yang membangun awal mula 
hiruk rasi kepausan masa Pertengahan dan memperkuat kekuasaan 
kepausan (papacy's power). Grcgorius menggunakan metode admi- 
nistrasi Roma w i untuk m ungorgan dasikan kekayaan Gereja di Italia, 
Sisi! ia, Sardinia, Gaul, dan wilayah lainnya. Ia meperkuat otoritas 
kepausan atas uskup and para pastur lainnya, mengirimkan misio- 
naris ke Inggris untuk menaklukkan j4ff#/fl-Ai.\uif>", dan melakukan 
aliansi dengan Prancis- Paus Gregorius juga melakukan aktivitas 
ekonomi dengan mengimpor gandum untuk memberi makan praju- 
rit Romawi dan mengirimkan pasukan melawan kelompok Iwn'tic 
Lomba rds. Karena itu, Greorius l r dari sudut tertentu, dipandang 
sebagai "penyusun kekuatan politik kepausan" (rroifpr of frV pglitkwl 
power ofthcp&ftes), A klurnya, pada abad ke-8. a 1 ia asi antara Paus dan 
Raja Pippin dari Perancis, berhasil mendirikan "Kerajaan Kepausan" 
(Papai States) dan mengatur dukungan Paus untuk memberikan 
legitimasi terhadap keluarga Pippin. Tahun 754, Pippin berjanji 






H 1 Mai-vm rVm, WWtiv* CtnhzMim, hlrcv 1 *V-T5<1. 



Bagian 1 Dari Kebingungan Menuju Kematian 33 

untuk mengembalikan U' ri Iuri patrimoni dari St. Pulen Sebagai 
balapan, Paus Stephen III menjanjikan akan memberikan hukuman 

pengucilan (excoinimuvicated) terhadap raja-raja Prancis yang tidak 

jera sal dari keluarga Pippin. Tahun 800, Paus Leo IIL membuai ke- 
putusan besar dalam politik kepa Lisan, dengan meletakkan mahkota 
kerajaan kepada a nak Pippin, Charlemagne, yang diangkat sehagai 

Tmpen>r of the RojTiartS". Aksu Leu III ini sekaligus memindahkan 
.jela r itu Jari Kekaisaran Romawi Timur (By^antine) ke Bara L. 11 

Pengesahan Kekasaran Romawi terhadap Charlemagne k e m u- 

J ia n membentuk pola hubungan baru dalam bidang keagamaan di 
Eropa, dan kemudian juga memicu konflik politik- keagamaan di 
abad Pertengahan. Ini berkaitan dengan pemisahan tanggung jawab 

lan sumber legitimasi kekuasaan dari dua institusi tersebut: negara 

la n Gereja. Contoh yang menarik terjadi pada kasus konflik antara 
?aivs Gregonus V"] I dan Raja Henry IV pada paruh abad ke-I l. Kon- 
flik bermula ketika Gregonus melarang keterlibatan Raja d a ia m 
pengangkatan pejabat gereja- Paus berargumen, bahwa konsep 

iereja sebagai mana r kh i berasal dari tradisi Imperium Romawi 
Paus sendiri j ang berhak mengangkat dan memberhentikan para 

iskup, mengadakan sua ha Sidang Umum dan mengeluarkan per- 
aturan moral dan keagamaan. Jtka Paus mengucilkan seorang pe- 

igua>a, maka penguasa itu berarti telah berdiri di J uar tubuh Ke 
-:ris tenari, dan karena itu La tidak dapat menjadi penguasa di 

vilayah Kristen iCluirfi'iirfvui). Raja Ilenry IV menolak klaim Paus 

crsebub dan menyatakan bahwa kekuasaan raja juga dalang lang- 
sung dari Tuhan. Menghadapi tentangan itu, Gregonus menyerukan 

;epa tuhan pasif terhadap Henry IV Pada akhir pertarungan, Henry 
IV takluk dan dipaksa menemui Gregorius di Canussa pada 1077. 
.'aus kemudian meringankan hukuman atas Ilenry tetapi tidak 

nemuhhkan kekuasaannya. Kasus ini menunjukkan keefekbvan 

^kuasaan Paus atas pemerintah, Institusi kepausan, meskipun tan- 
pa tentara, mampu melakukan pengucilan terhadap Raja vang sa- 

tgal besar kekuasaannya di Eropa, 1 - 



II F r k O MniNkru Jtw Lath^u Qi\i*0i tit Iv^rta frv'i/i^ if*fukrt"ii Prijlcirttni Uhivcn.il)- 
h.^, I 4 rt7i hlm 230J, Mau m Pi-tT\ r WivtJi'ri C\: ..'i^dJ.wu hlm 1^1, i \i\£i Birnya* Oint-,')t iW 
fci* f {NliIjv D.imt» L'niMTsir\ -jf \utiv Daini- fn.*w i KWi2i hlm S2->| 

l -rrii'<P I Li*Tiw>u nV i'fith.ilu ' &u*nrh hlm 21 2h, 



Kemenangan Gregorius tampaknva meningkatkan moral Gere- 
ja dalam menghadapi segala sesuatu yang dipandang sebagai "mu- 
suh'\ Apalagi, sejumlah penguasa Kristen juga berhasil merebut 
kembali daerah-daerah yang sebelumnya direbut oleh Muslim. 
Tahun \W\ Count Rogcr berhasil merebut Sisilia. Pada tahun 1085, 
Kristen Spanyol, dengan bantuan tentara Prancis berhasil mem- 
pertahankan Toledn dan serangan Muslim. Paus dan para uskup 
kemudian lebih jauh melangkah untuk mendorong masyarakat 
membentuk milisi-milisi bersenjata. Salah satunya adalah Uskup 
Tow'l yang kemudian meniadi Paus Leo IX tahun 1049 Dua bulan 
setelah penobatannya. Paus I.eo IX membentuk miliki Romawi un- 
tuk memeranai bangsa Norma n yang mengancam menverbu 
wilayahnya. Pada tahun 1033, ia sendiri vang memimpin pasukan- 
nya dalam peperangan. Dua puluh tahun kemudian, Paus Gregorius 
VII menyerukan semua rakyat Eropa untuk membentuk milisi ber- 
senjata yang dia namakan sebagai "the Knight o f St. Pefer' h .^ 

Di /aman hegemoni kekuasaan Gereja inilah lahir sebuah 
institusi Gereja yang sangat terkenal kejahatan dan kekejamannya, 
yang dikenal sebagai "INQUI5I$I^. Karen Armstmng, mantan biara- 
wati dan penulis terkenal, menggambarkan kejahatan in^tinasi 
lnquLsi5i Kristen dalam sejarah sebagai berikut 

"Sebagian besar kita tentunya setuju bahwa salah satu dari 
institusi Kristen yang paling jahat adalah Impisisi, vang me- 
rupakan instrumen teror dalam Gereja Katolik sampai dengan 
akhir abad ke- 17. Metode inquisisi ini juga digunakan oleh 
Gereja Protestan untuk melakukan penindasan dan kontrol ter- 
hadap kaum Katolik di negara-negara mereka *\ N 



11 Kaim A mu tn mg, Hoty Wrr, hJm. 62-63. 

14 Lihat. KJrvit Armibri»ri£, H*p/u W/j/ ThcCrii^iti^iiniiVtt'st faJ/W/ iV* 'fikhtyy Wfirhi (t mU~ 
ditn MrMiLLin L?ndjon Urnifrd, W L L lilai. 45i\ P^rlu diratat, bahwa kekinian Ift^uinisi 
iij lakukan iiU'h CvrvH \-»ti^ nn/nvitiFi^ u^sdMfi» ftlau wakii Tu'hAH Kunaifi in vn^al hunVdfl 
dwi^an lskim muk lidakmonj^t-nal inshtusj k l' kuacui jfl.nm <rahbjniry«ihj ftiu? ^fatali Wa- 
kil krMii^ iVk.ir nf l'hnsli i'o-nu JikJ^Fm ni(?mpii!i\iii h fa t mfailiblo i tidak d 3 pai ^iJah) Dan 
kt'likj Pau> muLc^al isasikan berbadai k^kojaman dan pemnUa^an. maka Kal itu dilakukan 
:af-*bft£*i wnkiJ h thaji Fiillah San.£ tidak terjadi pula tradisi t>lam jika ada p* n^i-^ii 1 -la m Vtinj; 
melakukan kt^»i lahan aki u ki-^aliman, maka itu dilakukannya tffragii individu Jau Eid a k alas 
lo^aJiMs ktM^aniaan. meskipun Ja num^kirt menggunakan alapan kiM^ani^in lerle-ntu MkjI. 
ada ^*|umLih U[»f*ui van£ menvrhulkan adanva pon^uasa Mu^-Jini \ant; mfin.ib*i i>ran^- 
wjnj; Ytiliudi niaMik hlarn Tii*d akhiri *4"pt'r|i ini, jika livnar* jrMs Jid^k dajMl *$rbi k fWkail 



Bagian E. Dan Kebingungan Menuju Kemaiisn 35 

Ada Sebagian tukuh Gereja yang berusaha melakukan pem- 
belaan {apologi 1 nc) dalam .soal lnquisisi itu. Peter do Rgsa, dalam 
bukunya, Vinil'* vfCfmft: Tlw tliirk Side tiftliv Papacy, mencatat, dikaji 
itu hanya menambah kemunafikan terhadap kejahatan {it iiwrchj 
\dt\i ln/pocnci/ to wickt'Aiu*^). Ygng sangat mengherankan dalam soal 
ini adalah penggunaan oira siksaan dan pembakaran terhadap 
korban Dan i I u bukan dilakukan oleh musuh-musuh Gereja, tetapi 
dil^kiLkan .sendiri oleh orang-orang tersuci yang bertindak atas 
perintah wakil Kristus ( Vkur ufChrift), Peter de Rusa mencatat. 

"Betapa pun. inquisisi tersebut bukan hanya jahat saat diban- 
dingkan dengan (nilai-nilai) abad ke-2U r tetapi ini fuga jahat 
dibandingkan dengan (nilai-nilai) abad ke- 10 dan ke-I i, saat di 
mana penyiksaan tidak disahkan dan laki-laki serta wanita 
dijamin dengan pengadilan yang fair. Ini juga jahat dibanding- 
kan dengan /aman DiocleUan, di mana tidak seorang pun di- 
siksa dan dibunuh atas nama fesus yang tersalib/' 1 '' 

Ketika pasukan Napoleon menaklukkan Spanyol tahun 1SU8, 
-orang komandan pasukannya, KoloncJ Lemanouski, melaporkan 
bahwa pa>tor- pastor Dominikan mengurung diri dalam biara me- 
reka di Madrid. Ketika pasukan Lemanouski memaksa masuk, para 
inquisitors itu tidak mengakui adanya ruang-ruang penyiksaan da- 
lam biara mereka, Tetapi, setelah digeledah, pasukan Lemanouski 
menemukan tempat-tempat penyiksaan di mang bawah tanah. Tem- 
pat-tempat i m penuh dengan tawanan, Semuanya dalam keadaan 
telanjang, dan beberapa di a n taranya gila. Pasukan Prancis yang 
-udah terbiasa dengan kekejaman dan darah, sampai-sampai me- 
rasa muak dengan pemandangan seperti itu. Mereka lalu mengo- 
- mgkan ruang-ruang penyiksaan itu, dan selanjutnya meledakan 
biara tersebut/ 1. 



- :.»nunjt oijr.in Wjm Kar^n Annstmiig mvftgtikui. kiWn tidak .nJj tradisi piTM^kusi J.iLim 
xM\ lAfMi L Vh*w :-M* l 'v tujtiawi* cfwkgiau* iirwaitioa Ui \hc tifamu v^trr" [uHs Arm- 

^ Ti-fL-r L i^ Rijjia, IV.'rM-* pr O/n* f r 7V DM ^it' tflhi' PtifMCwAl nntSnn. frmt.im | ? Wfe* l^J 1 1, 
Wm 24(^:47 

^ PHiv di' Rusa. Wiiw srCMifL Dtt Dnrk Suit- rfthi: P^wu, hlm. 23H RiAsvi i I \M, Jal-uti 
bukunya. "hU}Ui£itidH rriL'Om.it 1'tliHnln Jdi* lukisaTi-Iukrsjn ^an^Kni^at m<™^vrikim Irnlan^ 
<■ . jahakin IrkjuUiM ^ti^ diLikukan h^h-lfk^h Gup?f*i Lfirbi itu Dia paparkan Jrhih J^ri ^ 
* ru> Jjji mikk-l ,HiiKil,iL Mk-iUin >j\}£ nItijmi WuLiL st-p.Th }vnitu Iuran hidup-hidup, pm- 



36 Waiah Peradaban barnt 




Conlch kekejampiri lrquisisi 



Htiriry Charles Lea, seorang 
sejarawan Amerika, menulis keja- 
hatan lnquisisi di Spanyol dalam 
empat volume bukunya; A Hifitory 
ofthrhiijiiisitiini uf$ptwi t (New York: 
AMS Pitw Inc., 1VSS). Dalam bu ku- 
il va ini, Lea membantah bahwa 
Gereja tidak dapat dipersalahkan 
dalam kasus [nquisiM\ -bagaimana 
misalnya dikatakan okh seorang 
tokoh Kristen, hither dam, yang 
menyatakan 

"InqmsiM adalah satu institusi di- 
mana &ere\& tidak memiliki tang- 
gung jawab atapnya (T*V nu]tti<ttton 
i> ffn tfitfilitlkui for iWfiV/i f /'i' CUtirth 

Ini m toh salu bentuk apologi 
di kalangan pemimpin Kristen, Lea 
menunjuk luikti bahwa dalam 
kasus bentuk hukuman terhadap 
korban hujuistsi, otoritas gereja me- 
ngabaikan pendapat bahwa meng- 
hukum kaum "htvW/rs" (kaum yang 
dicap menyimpang dan doktrin 
resmi gereja) dengan membakar 
hidup-hidup adalah bertentangan 
dengan semangat kristus. Tapi, si- 
kap gereja kerika itu menyatakan, 
bahwa membakar hidup-hidup ka- 



i'un^kilan mata yyrji*\i P^TiMah tulmh m,im«i,i. p4*miimnj;an ktah.-aUl jvn^haiwvif kepala, 
P*'njy.4Hir i-ajii'iui, dan hi-rbn^al alM dan minii-l slLsmii l.nn s -jne &mgjl hmul Inmiwva la*L 
•AkMar B^pmrn fcnrtian fu-miL^in liiin pnnbLimihanadviliilMvamta Antara -tahun UJfMWft 
Jip*-rkLrflik,iii ant.v.i Ju.i i'mjvir iuta wanita dibakar hidup -hidup di d*itarar* Katnlik maupun 



Bagian ! Dari Kebingungan Menuju Kemauan 37 

tm Iwirlii* adalah suata tind.ik.in vang muliaJ' 

Kelik*) n vc lakukan berbagai buntu k kekejaman itu, Gereja bcr- 

Endak sebagai wakil Tuhan, dan mengatasnamakan Tuhan, Karena 

m, kesalahan yang dilakukan Gereja adalah kesalahan pada agama 
itu sendiri. Ini berbeda dengan Islam, yang tidak mengenal institusi 

£ kuasa a n agama (Teokrasi), sebagaimana yang terjadi pada sejarah 
Kristen. Para pemimpin Gereja diakui haknya untuk mengampuni 
dosa manusia, di dalam talam tak ada seorang pun berhak memberi- 
kan ampunan terhadap dosa Urang Lain. 

Karena itu, tidaklah tepat jika konsep politik dalam Islam, yang 
diterapkan selama ratusan tahun, yakni konsep kh i jatah, digebui 
dengan intilah dalam tradLi Kristen, yaitu "theokrasi". Abui A 'ia 
Vlaududi malah menyebut Teokrasi sebaiat pemerintahan setan. 
Pada ha L ketika memegang hegemoni kekuasaan yang begitu besar, 
justru ketika i lulah, terjadi berbagai penyalahgunaan kekuasaan, 
vang akhirnya menimbulkan pemberontakan dari dalam tubuh 

lereja sendiri. Mereka menyebutnya dongan intilah "reformasi". 
Salah satu yang mendorong Martin Luther melakukan pem- 
berontakan terhadap Paus adalah praktik jual beli surat pengam- 
punan dasa. Pada 31 Oktober 1517, Marthin Luther (1483- 1546 J 
memberontak pada kekuasaan Paus dengan cara menempelkan 9 5 
poin pernyataan [NiwUf-fiiy Vh^c>) di pintu gerejanya, di Jerman, la 
terutama menentang praktik penjualan "pengampunan dosa" 
tyulutgT'UO'3) oleh pemuka gereja. Pada 93 f/u'A^-nya ihi, Luther juga 
menggugat keseluruhan doktrin supremasi Paus, vang dikatakan- 
nya telah kehilangan legitimasi akibat penyelewengan yang dilaku- 
kannya > Tahun 152 1, Luther dikucilkan dari Gereja Katolik, Namun, 
Luther berhasil mendapatkan perlindungan seorang penguasa di 
wilayah Jerman dan akhirnya mengembangkan gereja dan ajaran 
tersendiri terlepas dari kekuasaan Paus. 14 

Balikan, kata Luther "kekuatan anti- Kristus adalah Paus dan 
Turki secara bersamaan. Kekuatan jahat dalam kehidupan h ani si a h 



17 I U*rtr\ Lharlo j i* A H,tf; r u sfihf fa*]ui*ttt3n i/J <^\u*i Vol 1. hlw 33. VoL 3> h I m 1S^ 
IS5 

1* Lihai, riuhp f AJkr. WWU CistUinruu*. iffclnkffll: Uj^wirtli, JiXX)), Mm. 3H-3Ir 
TenLinj; mvjyjii Morfin I uther !■!*»* ftabnd H faintaft. Ht*rf l $hmd A Lift' ofMartiti l uther, 



memiliki liihuh J*in nyawa. Nvawa dan kekuatan Anh-Kristus ada- 
lah Paus, daging dan tubuhnya adalah Turki. . Bangsa Turki adalah 
bangsa yang J i murkai Tuhan." 3 " 

Berbagai penyelewengan penguasa agama, dan pemberontak- 
an tokoh- lokali Kristen kepada kekuasaan Gereja yang mengklaim 
sebagai wakil Kristus menunjukkan bahwa konsep "miallible" 
(tidak da pai halali) dari Gereja sudah tergoyangkan, Pemberontakan 
demi pemberontakan terus berlangsung, sehingga dunia Kristen 
E rupa kemudian terbelah menjadi dun bagian besar, katolik dan 
Protestan, Beratus tahun kedua agama ini bersaing dan saling me- 
lakukan berbagai aksi pembantaian. Ki>ah perebutan tahta di Ing- 
gris menarik untuk disimak, bagaimana Raja ITenry VIII H 491 -1547) 
memisahkan diri dan Paus dan membentuk Gereja sendiri, hanya 
karena Paus menentang perkawinan n va dengan Anne Boteyn de- 
ngan menceraikan istrinya terdahulu, CaLhanne o{ Aragon. Tahta 
Inggris a kilirnya jatuh ke tangan Protestan fAnglikan) setelah 
Vatikan gagal mencegah tampilnya Lihzabeth l (1558-1603) sebagai 
ratu Inggris menggantikan Queen Marv vang Katolik, Sebuah tilm 
berjudul Fhznh'th yang dibintangi oleh Cate BlancheU menggam- 
barkan perebutan tahta Inggris antara Katolik dan Protestan yang 
diwarnai dengan berbagai tindakan kejam yang d t luar bata 1 - perike- 
manusiaan, baik vang dilakukan tokoh-tokoh Katolik maupun tokoh 
Protestan. 

Di Prancis pertarungan antara Katolik dan Protestan juga ber- 
langMing sangat sengit. Salah satu kisah yang pating mengerikan 
adalah pembantaian kaum Protestan— terutama Calvinisls-di Paris, 
oleh kaum Kata h k tahun 1572 vang dikenal sebagai "The St. Bartho- 
lomevv's Dav Massacre". Diperkirakan IU,(100 orang mati Selama 
berminggu-minggu jalan-jalan di Paris dipenuhi dongan mayat- 
mayat laki-laki, wanita* dan anak-anak, yang membusuk /^ 



7S 

^ s rhtiip |. A diet, VfitrtdCttUtzatmn, hlm 322. Se*trjn£ yang «ariamal dari pomrviritaian itu 
nitrii^iinkukjri lu n \\v\x ff\ettpe , v\k&fi itu- "Iktak ****anj! pun d4pftl mon^iikui l^rfraigai 
kh'U-jiim.m t r ang li-rjAvfi J*itjm jV t i\vKiiiTtih^n-f4 h mhiHVuhiU\ inj Sj+ia^inn l>*Kar nwrvLi 
iiimu5Ji»ikm diHi^cmbiOali luhuU uhtvLj Ujtituim, ant^nij laluthnyd d imsak rnt*ti»k* iUIihw 
liiiflgiin rt^iwirihArr- yang t^hih fJi^ni dMn fwLine;. mi>rrL^ mrrtiitktj! ^ojsimtati i rart$ Jua \.wp>i 
prra*fiart» MU'mbonUuKan kvpab juofvLi ko ImIu Ji durnw^a J 4 m ^.'intuli.in ini*li.'iiip-.>rk^ii 



Perancis juga dikenal dengan Revolusinya ( 1789 J yang dahsyat 
yang mengusung jargon "Liberty, Egality, Fratemity". Pada m.i.sa 
tUi, para agamawan {clvrgy) di Perancis menempati kelas tslimewa 
bersama para bangsa w. an. Mereka mendapatkan berbagal hak isti- 
mewa, termasuk pembebasan pajak. Padahal, jumlah mereka sangat 
kecil, yakni hanya sekitar SOO.000 dari 26 juta rakyat Prancis. 21 

Dendam masyarakat Barat terhadap keistimewaan para tokoh 
agama yang bersekutu dengan penguasa yang menindas rakyal 
semacam itu juga berpengaruh besar terhadap sikap Barat dalam 
memandang agama. Tidak heran, jika pada era berikutnya, muncul 
sikap anti -pemuka agama, yang dikenal dengan istilah "miti-dai- 
tutlhm" tersebut di Eropa pada abad ke-I 8. Sebuah ungkapan popu- 
ler ketika itu: "Berhati-hatilah, jika anda berada di depan seorang 
wanita, herharila h- hatilah anda jika berada di belakang keledai, dan 
berhati-hatilah jika berada di depan atau di belakang pendeta."— 

Trauma inilah yang kemudian melahirkan paham sekularisme 
dalam politik, vakni memisahkan antara agama dengan politik 
Mereka selalu beralasan, bahwa jika agama dicampur dengan poli- 
tik, maka akan terjadi "politisasi agama''; agama harumlah dipisah- 
kan dan negara. Agama dianggap sebagai wilayah pribadi dan 
politik t negara) adalah wilayah publik; agama adalah hal yang suci 
sedangkan politik adalah hal yang kotor dan profan. Bukti-bukti pe- 
nyimpangan kekuasaan politik oleh para penguasa agama di Eropa 
dengan mudah ditemukan. Pada tahap selanjutnya, mereka tenis 
mencari dalil-dalil dan alasan teologis untuk memperkuat argumen- 
tasi sekularisasi, khususnya ditemukan pada ayat-ayat tertentu pa- 
da Bible. Ini adalah trauma Barat pada sejarah keagamaan mereka, 
yang sangat berbeda dengan pengalaman sejarah Islam, atau per- 



so&uk ^tfnujh mati iru ki l sungai Sunrnn^ ,-inak yang turbim^kiib pakaiannya disorot di jalan 
don^m tali j/aft£ dilrliT^m tli k'lli'fnv* oJt-h AiUk-artak Iiltudiui wkilar W atau UI talum &G- 
uraii;; anak Lft.il bifiin a. di^L-niinin^, olttfr *H3ranj; poiijaj£nl h mcriia in -iliiiii ri kfl ti ji*n^ntiHil dan 
JftfSCnVLiin ki'padanva telaki oran£ Lhi Ki^aiinya mi'rLiiAstium m ki'ol, malaka n UmuJum 
menikamnya d^n^nn belan etan kvnmdinn mrk'jnparkmriya ke Min^nL. yang menjadi mirrah 
karviu dar.ih d «isi tidak d/rpai kembali ke warna afalnya untuk waktu ywi£ panjang . 

-1 MJrv li t rYuv IYWfi'm* Oi'i/iiii.'^*--, (Btf^ir I k'Uf^Uon Mfftfin Cfflftpnj', I W?), UTni 

Vurk: Cambrid^u UmvtTMlv Pn.->N. 1975j, Iilm.]07-Ttl8, 



adiibfin lainnya Me n g hadapi serangan yang ^Lin^^L ku a t tersebut pi- 
tutk Kristen akhirnya menyerah dan menerima proses sekularisasi 
sebaya i bagian dari kenyataan. Bahkan, ha n vak vang berargumen 
bahwa .sekularisasi adalah bagian dari ajaran Kristen itu sendiri.- 1 

Trauma Hara t terhadap sejarah keagamaan mereka berpe- 
ngaruh besar terhadap cara pandang mereka terhadap ngaitta Jik^i 
disebut kata "religion" maka vang teringat dalam benar mereka ada- 
lah sejarah agama Kristen, lengkap dengan doktrin, ritual, dan 
sejarahnya yang kelam vang diwarnai dengan lnc|uisisi dan sejarah 
penindasan atas para ilmuwan. Seorang psikolog Barat, Scott IVck, 
menyalakan, 

"Sekah kata YeligiorT disebutkan di dunia Barat, ini akan mem- 
buat orang berpikir tentang: „.Inquisisi, tahvul, lemah semand- 
at, paham dogmatis, munafik, benar sendiri, kekakuan, 
kekasaran, pembakaran buku, pembakaran dukun , larangan- 
larangan, ketakutan, taat aturan agama, pengakuan dosa, dan 
kegilaan. Apakah semua ini yang Tuhan lakukan untuk manu- 
sia atau apa yang manusia lakukan terhadap Tuhan. Ini 
merupakan bukti kuat bahwa percaya kepada Tuhan sering 
menjadi dogma yang menghancurkan " J4 

Persepsi tentang agama Kri.sten semacam itulah yang kemudi- 
an membentuk persepsi kolektif tentang perlunya dilakukan "seku- 



*1 I larian Thr ItfktiriA f\-«f, ivlisi 2h Januari 2i)iU r memuat pmfil Partai Damai St*jahk*ra 
M'USJ, Mitu-friLunw partai Kristen Ji Jiidi Mic^-in wmg lolos M/ick-M scba^ii kunti^Lni t 7 ' 'mil u 
2ltiiA Bi'Lu'fjipj pi tJ-^,1 J i n parLu mm diantariiEiVd ad^f.iiv kt-K'li.isjm biT.i^n^ lLiii proteksi 
terhadap ki'brbasan tersebut (Fn'vdom of i-el\$m\ wui prritpclten fr r rfittt frmiam) dan ivii-n jamin 
pemisahan aiilarii iiif^flia dtifigftrt a^rinia HC rrfeira 1 &)*Mttfan &] r-JiirV nm$ nh^i?"* PLVs 4 iiLiLi1.- 
partai rmsiori.i ns ■>, ,=» riy; i/Jinnnpjji trnran^ pCi idola l>i T dlairta Rn\aud< I KlMsoil Prn^ram 
M*Lularisa>i pihak KrlSTen mi sehc-namva btfrtiinlarigan di'i-i^an hasil pcTlmiuati mtenma'iri.i 
K n*? ton M?-dunui di kTU&alem tahun HUW. ynn^ mfrrtehipklin sekuk^rfern*' sebapi numuli bttsnj 
dan GefdjA 4 tlft itu*! Kfl$Cen Diilam l&jI'U! untuk mi-n^kriftU'iiktirt dunia, Gtwja Rrisffn huLui 
Ivama menghadapi laii tandon agjarna lain, t N api ju^a tantangan arkalariSTiv [l' uw i*n\tifrfrp1 
i hit f s n r r' f c$p*i$ to r*im$cFLr //rv uvrhf. t hr Q\ristm 'i CMt»v't fatf tvt&ujivtii n&f wth Uh" nWl lUnrta 
(>f tifap-ChrntKm wiramu* $\f*h k m. pul nl»v rVv nfrii//rrr^v oj saultwutm-). Vvtlvmvt&n krii^ikni \i\\ 
ttK'&r* kjivsus nu j nynrti| ^kulnn^mf 1 C/mg dipandang H'b^Ai musuh U.V» Gi.-raja ejan 
iui$inv3, S'ffa nmstili ha^i jihm KrkJcn imomasional. d.ih.il Tunia> Shivuli.», 77ii Tto'rttotft o/ 
.M^^fiJMTJff/ fm/T^i'/wi* 1 1 Ii'Kinki Fimiisk Mivkrnary £i>riel\- l^SfKhal -12-50 

2-1 S L -^t[ PiH-k v Ths Jlfnii t??* TftuvHfd, (Lwidun Amiw Di^ks 1 Id, I99R), hlm B7-I3S; 
Pendapa I Ptt'k dikutip itan tuliKin Hr. Fahinnh A Ini ulin h hurfirJul "'^jt^ /-//"M ii f U p T^ [V*. 
X^Fhi?7 f^riwJiffi frrmii'mju Rpqf. Qr. >M^ til-Atli^ di Majalah [^U^^^i^^ J rdUf kv-^. IjIhiti IptU» 



larisasi" dalam kehidupan masyarakat. Agama (dalam luil ini insti- 
tusi G erej a) h tiru s dipisahkan d d n wilayah politik, karena kekuasaan 
Gereja yang absolut sudah terbukti menyelewengkan dari meinarti- 
pulasi kekuasaan untuk kepentingan pemuka agama. 

Ada kalanya, Gereja mencoba menyatukan masyarakat Kristen 
dengan menempatkan sesuatu sebagai "common C}a i mif\ sebagaima- 
na yang terjadi dalam Cru$ndc f ketika Paus Urban H m en gambarkan 
Muslim sebagai musuh Kristen. Institusi Lnquisisi juga dibentuk da- 
lam kerangka membasmi musuh-musuh Gereja. Apa yang dilakukan 
Gereja di Zaman Pertengahan dalatn menghimpun dan mengkon- 
scntrasikan kekuasaan ipowcr) dapatlah dikatakan sebagai sua ha 
bentuk pemeliharaan hegemoni. 

Dalam masalah keilmuan, waktu itu Gereja meyakini bahwa 
bumi adalah pusat tata surya. Sampai pada abad ke-I 7 Gereja dan 
juga !nc|iiisitor-GeneraI-nya, secara terbuka menganut keyakinan, 
seluruh alam semesta bergerak mengelilingi Mahkota Paus yang 
berada di bumi. 1 " 1 Robert N, Bellah mencatat bahwa "Paus, di awal 
abad Pertengahan, hampir mengklaim diri sebagai ketua super- 
negara internasional, dimana semua penguasa politik sekuler harus 
tunduk padanya (77/ 1* Pope i n tltr enrl\/ Middl? Agt?s comes elose t o 
clawiing t o Iv? the henti oj a u intvmntiannl super staf? t u whkh atl secalo r 
political tiutharitn** had tu bow}." 2 * Di abad-abad Pertengahan, Gereja 
memang merupakan kekuatan dominan dalam politik- Disamping 
memegang kekuatan agama, Gereja juga mengendalikan kekuatan 
besar dalam ekimumr Dl abad ke-10, Gereja merupakan pemilik 
lahan terbesar di E rupa Barat. Ketika itu Gereja memiliki hampir se- 
pertiga wilayah I tali dan sej turilah besar kekayaan di wilayah lain. 27 

Kedua, Problem Teks Bible 

Problem ini berkaitan dengan otentisitas teks Bible dan makna 
yang terkandung di dalamnya. Ada sebagian kalangan yang dengan 
gegabah mencoba menyamakan antara Al-Qur"an dengan Bible, de- 
ngan menyatakan, bahwa semuanya adalah Kitab Suci, dan semua- 



^Rubi'Tl ! nimi-ia, 7'ilr }}\?vtN< Gj'.'^V, fl.^Unn I -k'*dlint < ftwlc PtiMwWg, 2W2J, hlm 2(1. 
- M MvrtN &cIlal>Jind Philip F rfoinmomi, Vtiti t *l:& n/ Ctvtf Rtfiflcn, iNoiv York; 1 Inrp&r 
& Riiw Publisher*, NflPl. hlm xi. 

-^ Mnrvin TYm; Hv^,ni Onhitilirn, h] m Irw 



nya rtuikjizAL Padahal, kalangan ilmuwan Barat yang jeli, bisa munv 
bedakan antara kedua Kitab agama itu. Teks Al-Qur'an tidak meng- 
alami problema sebagaimana problema teks Bible. Norman Daniel 
dalam bukunya, l$fow nnd Tltr Wvsi: Thr Makin* of mr /nm^ 1 , me- 
negaskan: "Al-Qur'an tidak ada bon d insannya dengan apapun di 
luar Islam (Thr Quntu luiy no p\\n\Ue\ tiuteuh' Isferrn)/' 2 * 

I Icbrew Bible (Kristen menyebutnya Perjanjian Lama), misal- 
nya, hingga kini masih merupakan misteri. Richard FJliut Fnedman, 
dalam bukunya, Ww Wroti*tfte BiNt', menulis, bahwa hingga kini sia- 
pa yang sebenarnya menulis Kitab ini t nasib merupakan misteri, la 
menulis, "Adalah sebuah fakta yang mengherankan bahwa kita lak 
pernah tahu secara pasti sinpa yang telah membuat buku ilu yang 
telah menjalankan peran penting dalam peradaban kita (It t< a 
sirmigr t'aci Unit nv hnw wtvr hioum with certivnt\/ wlw pwihicfti the 
hook timi Uas phyetiti tentmt wk'in ottr civitizntmn) " la mencontohkan, 
The Bookof Torah, atau The Five Book of Moses, yang djdugn ditulis 
oleh Moses- Book of lamentahon ditulis Nabi Jeremiah. Separuh 
Mazmur (Psalm) ditulis King David. Tetapi, kata Friedman, ddak 
seorang pun tahu. bagaimana pc rujukan penulis itu memang benar 
adanya. The Five Book o i Moses, kata Fnedman, merupakan teka- 
teki paling tua di dunia llt i< om* of tlw itiih^i puziiw m thr w&rld). 
Tidak ada satu ayat pun dalam Torah yang menyebutkan, bahwa 
Moses adalah penulisnya. Sementara di dalam teksnya dijumpai 
banyak kontradiksi -" 

Perjanjian Baru {The hivw T&Uutmif) juga menghadapi banyak 
problem otentisita^ teks. Profesor Bruce M. Mot/ger, guru besar 
bahasa PcrjanfUn Baru di Princeton Thcological Seminary menulis 
beberapa buku tentang teks Perjanjian Baru. Satu bukunya berjudul 
"Tiw Ti l \t of 1 1 u* Nt'W Tcthitth'tit: Ite Tniitfitii^iai}. Corrttptioii, timi 
Ri j <tonitiou rt (0\k>rd Universitv Pness, 1985}. Dalam bukunya yang 
lain, vang berjudul n A Ttwtua! Cauniifntorif w\ thr Gt'tvk Mt'iv Irsta- 
'ucnt'% (terbitan United Bible Socicties, correeted edition tahun l L )7?), 






Ikiivs lW7).hlm 53 

- LJ Ruh.inJ Fllinl FriftJiftm. Wha Wrrtr.'JV fiibh\ (Nt'w York' frrviiiiiAl t ibr,ir>, 1W> lihn 
l r - 17 






Metzgur menulis di pembukaan bukunya, ia menjelaskan ada dua 
kondisi yang selalu dihadapi uleh penafsir Bible, yaitu (1) tidak ada- 
nya dokumen Bible yang original saat ini, dan (2) bahan-bahan yang 
ada pun sekarang ini bermacam-macam, berbeda sahi dengan 
la ininya. 

Bahasa Yunani (Greek) adalah bahasa asal The New TesitinmiL 
Melalui bukunya ini, Meb:ger menunjukkan, rumitnya problema 
kanonifikasi Teks Bible dalam bahasa Greek. Banyaknya ragam teks 
dan manuskrip menyebabkan keragaman Leks Lidak dapat dihinda- 
ri Hingga kini, ada sukiLar 5.000 manuskrip teks Bible dalam bahasa 
Greek, vani^ berbeda saru dengan lainnya. Cetakan pertama The New 
Textti)}h-nt bahasa Greek terbit di Basel pada 1516, disiapkan oleh 
Desiderius Erasmus (Ada yang menyebut tahun 1514 terbit The New 
Testament edisi Greek di Spanyol). Karena tidak ada manuskrip 
Greek yang lengkap, Erasmus menggunakan berbagai versi Bible 
untuk melengkapinya. Untuk Kitab Wahyu (Revelation) misalnya, ia 
gunakan versi Latin susunan jerome, Vulgate. Padahal, teks Latin itu 
sendiri memiliki keterbatasan dalam mewakili bahasa Greek *' 

Dalam bukunya vang lain, The Lurly Vev^ions. afthe Ni'ic Tettn- 
meut-i*> Metzger menpuhp tulisan Bonifatius Fischer, yang berjudul, 
"Limitittion of Litni m Riyre*eutmg Greek". Dalam buku itu Fischer 
dikutip Metztrer menulis, "Meskipun bahasa Latin secara umum 
sangat cocok untuk digunakan menterjemahkan dari bahasa Yunani, 
tetap saja ada bagian-bagian yang tak bisa diekspresikan dalam 
bahasa Latin."" 1 

Tahun 151 c ->, terbit edi>i kedua Teks Bible dalam bahasa Yunani. 
Teks m digunakan oleh Martin Luther dan Wiliiam Tyndale untuk 
menerjemahkan Bible dalam bahasa ferman |1522) dan Inggris 
(15251, Tahim-tahun berikutnya banyak terbit Bible bahasa Yunani 
yang berbasis pada teks versi Byzantine, Antara tahun 1516 sampai 
1633 terbit sukitar IhO versi Bible dalam bahasa Yunani. Dalam edisi 



* LI Brutv.M \M/£ijr, .-% Tex?Uu! C imtiwilurv ?m fhcCTrvk \Vn J 7K!rmn'ur\ fS?lit£iVvJ United 
BiL>k j Sucn?litf*t. 1 V5 ■, hal. *n l-\\L f u^j Wemor Gt?orp K^m? T7rf .Y<7i- Ti^iamctit: The /fw/^rji/ of 
the hu.\'*tii]ff::."} cf f'? f 1 ^ frc")> iNnshvillo; Abin^don Press, 1972} hlm. 40 

1,1 Prua 1 M. Mt'Ui;u Kv Eiuiw l\ tr nc tj **< r f/v „W. r T&ftrtrifnt*, LCtafnrd CJtarrtfntktn Pru**, 
N77\ hlm 3+>2 >n 



Yunani ini dikenal ish'lah 'Te\tusReccptus " vang dipopulerkan olfch 
Bonaventura dan Abraham Etaevien Namun, edisi ini pun tidak jauh 
berbeda dengan IfrO versi lainnya-- Meskipun sekarang telah ada 
kanonifikasi, tetapi menurut Prof. Metzgcr.. adalah mungkin untuk 
menghadirkan edisi lain dari The New Testamen U-' : 

Jelas, fakta semacam itu tidak terpikir kaum Muslimin terhadap 
Al Qur\in r hingga kini. Apalagi kaum Muslim juga tidak meng- 
alami problema bahasa ATQur"an. Mereka masih membaca Al- 
Qur an dalam bahasa Arab dan beribadah dalam bahasa Arab, se- 
suatu vang tidak dapat dinikmati oleh kaum Kristiani pada umum- 
nya Misalnya, kaum Kristen di Sumatcra Utara tidak bernyanyi 
puji-pujian dengan bahasa Yunani, bahasa asli Perjanjian Lama. 
Bagaimana pun telitinya, satu terjemahan pasti tidak akan mampu 
mengekspresikan bahasa asalnya dengan tepat. Apalagi, jika terje- 
mahan itu sudah dilakukan ke berbagai bahasa- AmbiJ satu contoh 
ayat dalam Bibit-, Kitab 1 Raja-raja 11:1 dalam sejumlah versi Bible 
ditulis sebagai berikut. 

• Versi LAl (Lembaga Alkitab Indonesia) terbitan tahun 2000 di- 
tulis: "Ada pun Raja Sal om o mencintai banyak perempuan 
asing. Disamping anak Firaun ia mencintai perempuan-perem- 
puan Moab, Aman, Edom, Sidon. dan Het" 

• Dalam The Living Bible ditulis: "JCw# Sutanmu mamed anu other 
ghk bmdes ilte Egijpimu princess. Maini ofiliem canicp'om nafions 
ivhere kiah mere warfhipped—Mofib, Anuuou, Ldoiu, Sidtitt muifrom 
thr Hittifts." 

• Sedangkan Bible Khi$ \ames Vevsion menulis: Bui Kivg Solomon 
lured nmny &lrnn$e womeu, together with flu* daughtfr of Pahamah, 
ii>Quw)\ of Moabitc*, Atnmouites. Edomiie*, Zhionians, and Hittites." 

• Lain pnla yang ada dalam verst The BihL' RfuL<ed Standard Ver- 
sion: "Now King Solomon loved mauy foreigu wo\uen; the dniighter 
of Pharnoh, and tAonbitvs, Amman ite, E'donute, Sido'niah, and 
HiUile zeomen" 

■ Dalam edisi Latin 'Vulgate', ditulis: "jvy antem Sidomon aimint 






Gagtan I. Oari Kebingungan Menuiu Kemauan 45 



Aiunumitidns hihiiivtte t'k SitiQMhi6 t 1 1 Ou'JWjmk/' 

Perhatikan, bagaimaita sejumlah versi Bible menggunakan kata 
mencintai" (lovcd/ainitt i t)- sedangkan Tlw Livilifi Bibh* mengguna- 

•an kala "married". Faktanya, Salomo n mfcmang mengawini wam- 
a -wanita asmg itu- Kejahatan Salnmon versi Biblc digambarkan 

dalam Kitab 1 Raja-Raja 11:1-9, digambarkan perilaku Salomo yang 
idak yiaiul dilakukan oleh seorang nabi utusan A 1 la h - data m kon- 

-epsi Islam. Bagian dalam Bible ini diberi judul "Salomo Jatuh ke 

dalam penyembahan berhala'. 

"(1) Adapun Kaja Salomo mencintai banyak perempuan asing. 
Disamping anak Ftraiui ia mencintai perempuan-perempuan 
Moa h, Amon : Edom, Sidnn, dan I let, (2) Padahal tentang bangsa- 
bangsa itu Tuhan telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah 
kamu bergaul dengan mereka dan mereka pun janganlah bergaul 
dengan kamu P sebab sesungguhnya mereka akan mencondong- 
kan hatimu kepada allah-allah mereka. Hati Salomo telah ter- 
paut kepada mereka dengan cinta. (3) Ia mempunyai tujuh ratus 
bir i dan tiga ratus gundik; istri-istrinya itu menarik hatinya dari 
pada Tuhan, (4) Sebab pada waktu Salomo sudah tua, istri-istri- 
n ya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah Lain, 
sehingga ia tidak dengan sepenuh hati ber-paut kepada Tuhan, 
Aliahnya, seperti Daud, ayahnva- (5) Demikianlah, Salomo 
mengikuti AsytoreL, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, 
dewa kejijikan sembahan orang Amon, (6) dan Salomo melaku- 
kan apa yang jahat di mata Tuhan, dan ia tidak dengan sepenuh 
hati mengikuti Tuhan, seperti Daud, ayahnya, (7) Pada waktu itu 
Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos P dewa 
kejijikan sembahan orang Moa b, di gunung di sebel a h Timur 
Yerusalem dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani 
Amon. (8) Demikian juga dilakukannya bagi semua istrinya., 
orang-orang asing itu, yang mempersembahkan korban u kup- 
an dan kurban sembelihan kepada allah-allah mereka, (9) Sebab 
itu Tuhan menunjukkan murkanya kepada Salomo, sebab hati- 
nya telah menyimpang dari pada Tuhan, Allah Israel, yang telah 
dua kali menampakkan diri kepadanya." 






Fakta semacam mi tenru tidak mudah dipahami, sebab dalam 
konsepsi Bibit?, penyembah berhal? harus dijatuhi hukuman mati. 
Dalam Alkitab terbitan LAT, Kitab Ulangan 17:2-7 diletakkan di 
bawah judul "Hukuman Mati untuk penyembah Berhala", 

(2) Apabila di icngah-tengahrriu di salah satu tempatmu yang 
diberikan kepadamu oleh Tuhan, Aliahmu, ada terdapat se- 
arang laki-laki atau perempuan vang melakukan apa yang 
jahat di mata Tuhan, Aliahmu, dengan melangkahi perjnnjian- 
Nva. (3) dan yang pergi beribadah kepada allah lain dan sujud 
menyembah kepadanya, atau kepada matahari, atau bulan atau 
segenap tentara langit, hal vaj\g Lelah Kularang itu; (4) dan 
apabila hal itu diberitahukan atas terdengar kepadamu, maka 
engkau harus memeriksanya baik-baik. Jikalau ternyata benar 
dan sudah pasti, bahwa kekejian itu dilakukan diantava orang 
Israel (5) maka engkau harus membawa laki -I a k j atau perem- 
puan yang telah melakukan perbuatan jahat itu keluar ke pintu 
gerbang, kemudian laki-laki atau perempuan itu harus kau 
lempari dengan batu sampai mati. (6} Atas keterangan dua atau 
bgH orang saksi haruslah mati dibunuh orang yang dihukum 
mati; alas keterangan satu orang saksi saja janganlah ia dihu- 
kum mati. (7) Saksi-saksi itulah vang pertama-tama meng- 
gerakkan tangan mereka untuk membunuh dia, kemudian 
seluruh rakyat. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu 
dari tengah-tengahmu," 

Ketiga, Problem Teologi Kristen 

Dr C. Gmenen Ofrm searang teolog Belanda, mencatat, "selu- 
ruh permasalahan kristolngi di dunia Barat berasal dari kenyataan 
bahwa di dunia Barai, Tuhan menjadi satu problem/' Setelah mem- 
bahas perkembangan pemikiran tentang Yesus Kristus (Kristologi) 
dari para pemikir dan teolog Kristen yang berpengaruh, ia sampai 
pada kesimpulan, bahwa kekacauan para pemikir Kristen di dunia 
Barat hanya mencerminkan kesimpangsiuran kultural di Barat. "Ke- 
simpangsiuran itu merupakan akibat sejarah kebudayaan dunia 
Barak" tulis Groenen.^ 






Bagtan !. Dar. Kebingungan Menuiu Kemauan 47 

Setulah membahas puluhan konsep para teolog besar di era 
Barat modem, Gruenen memang akhirnya "menyerah" dan "Lelah", 
lalu sampai pada kesimpulan klasik bahwa konsep Kristen tentang 
Yesus memang "misterius" dan tidak dapat dijangkau oleh akal ma- 
nusia. Sebab itu, jangan dipikirkan, Kata dia, 

"iman tidak tergantung pada pemikiran dan spekulasi para teo- 
log. Yesus Kristus, relevansi dan kebenaran abadi-Nya, ak- 
hirnya hanya tercapai dengan hati yang beriman dan berkasih. 
Yesu.s Kristus, Kebenaran, selalu lebih besar dari otak manusia, 
meski utak itu sangat cerdas dan tajam sekali pun.' MS 

Sepanjang sejarah peradaan Barai, terjadi banyak persoalan se- 
rius dalam perdebatan teologis- Di /aman pertengahan, rasio harus 
dlsubordinasikan kepada kepercayaan Kristen. Akal dan filosofi di 
zaman pertengahan tidak digunakan untuk m eng kritisi atau menen- 
tang doktrin-doktrin kepercayaan kristen, tetapi digunakan untuk 
mengklarifikasi, menjelaskan, dan menunjangnya. Sejumlah ilmu- 
wan seperti Samt Anselm, Abelard, dan Thomas AquLnas mencoba 
memadukan antara akal (reason) dan teks Bible (revelatiun). Sikap 
para ilmuwan dan pemikir abad pertengahan digambarkan: 

"Mereka Udak menolak berbagai keyakinan Kristen yang bera- 
da dL luar jangkauan akal manusia dan karenanya tidak dapat 
ditelaah dengan argumen rasional. Sebaliknya, mereka tetap me- 
yakini berbagai keyakinan semacam itu yang terdapat di ayal- 
ayat dan menerimanya dengan iman. Bagi para pemikir di za- 
man pertengahan, akal tidak memiliki keberadaan yang inde- 
penden tapi pada akhirnya harus mengakui standar kebenaran 
yang bersilat suprarasional dan di Luar jangkauan manusia. Ml> 
reka ingin agar pemikiran logis diarahkan oleh batasan-batasan 
Knsten dan dituntun oleh otoritas skriptnral dan kelamaan. ft,lt 

Problema vang kemudian muncul ialah ketika para ilmuwan 
dan pemikir diminta mensubordinasikan dan menundukkan semua 
pemikirannya kepada teks Bible dan otoritas Gereja, justru pada 



pan\ r l<wr IiJju 1S5-1J?* 



kedua hal itulah terletak problem Uu pendiri Di samping mengha- 
dapi problema otenLsitas, Bible juga memuat hal-hal sang berten- 
tangan dengan akal dan perkembangan ilmu pengetahuan. Sejum- 
lah ilmuwan mengalami benturan dengan Gereja dalam ^ual ilm.ii 
pengetahuan- seperti Gelileu Galilei f 1546-1d42) dan N'icolaus Cu- 
pernieus (1473-1^43). Balikan Giurdano Bruno ! l?4S-lhUt)j, penga- 
gum Nicolaus Copcrnicus, dibakar hidup-hidup 

Jika para ilnruu'an dipaksa tunduk kepada doktrin teologis 
yang mereka sendiri sulit memahaminya, tentu muncul benturan 
pemikiran. Padahal, konsepsi teologis Kristen-- terutama fakta dan 
posisi ketuhanan Yesus—telah menjadi ajang perdebatan ramai di 
kalangan Kristen, sepanjang sejarahnya, Kelompok-kelompok vang 
tidak menyetujui doktrin resmi Gereja dicap sebagai ih^viic^ dan 
banyak di antaranya vang diburu dan dibasmi. Contohnya, adalah 
satu kelompok yang bernama Catharv vang hidup di Selatan Pran- 
cis, Kelompok Catharv adalah penganut 
Catharism, satu kelompok /jittm/ radikal di 
Zaman Pertengahan. Cathary percaya ka- 
rena daging adalah jahat, maka Kristus 
tidak mungkin menjelma dalam tubuh ma- 
nusia. Karena itu, Kristus tidaklah disalib 
dan dibangkitkan. Dalam ajaran Cathary, 
Yesus bukanlah Tuhan, tapi Malaikat. Un- 
tuk memperhambakan manusia, tuhan 
fK^I yang jahat menciptakan gereja, yang mem- 
pertontonkan "s ilurnya" dengan mengejar 
kekuasaan dan kekayaan. Ketika kaum ini 
r t;. .„,. J ' ^BjW tidak dapat disadarkan denean persuasif, 
Paus Irinocent III menyerukan kepada raja- 
raja untuk memusnahkan mereka dengan 
senjata, sehingga ribuan orang dibantai. s 



1 




Kaisar KorsianiH 



""L .A bvini^ione, O.UiW Lr.':;:^ 1 Du Uc-tJur.tof Chn?th7 1 C'iur-\h t [<TM'»rvl t>>hirJ t'nnrr- 
>i\\ Pr^, l L ^-. ; Ti-iilrm^ pr^Mom^ k'ki tfibk .lihai nrtikd pi'nulfr ' Hi'n^nWnifhii &*;• hn'^r'+ut 
Tt'k: SM' {}SLA\UAw\w piTd\mi, 2\m\ 

^ Mnrvm |\-m. \\\^ri"*~i ■;i r ,z.,/ 1 \ f? h I m 175 /7* t' ./JiJM d*« F-*{hin !n .J « 1 .-*uiwn Rw 



Bao an i Dati Kecrngungan Menuju Kematian 49 

Doktrin teologi Kristen tidaklah tersusun di masa Yesus (Siapi 
heratus tahun sesudahnya, yakni pada tahun 325 dalam Konsili 
l\k Adalah Kaisar Konstantin yang mempelopon Konsili Nicea, 
°i. f , memalukan atau memilih teologi resmi Gereja. Konsili men- 
jadikan Roma sebagai pusat resmi Chri^tum orthodeay. Kepercayaan 
Bfertg berbeda dengan vang resmi dipandang sebagai htr&sp* Dalam 
konsili ini, aspek-aspek Ketuhanan Yesus diputuskan melalui 
pemungutan suara (voting). Buku The Me^hum tr^aci/, yang ditulis 

orang pemikir Kristen Michael Baigent, Richard Leigh, Henrv 
Lincoln, mencatat, bahwa Kristen memang berutang pada Konstan- 
tin, tetap j tidak dapat dikatakan Konstantin sebagai seorang Kristen 
atau mengkristenkan Romawi, Cerita tentang 'konversi' Konstan h n 
diperdebatkan. Ia tetaplah penganut paganisme. Tuhannya adalah 
Sol Invictus, dewa matahari kaum pagan. Paganisme juga menjadi 
agama resmi Romawi ketika itu. Buku mi menyebut pengaruh 
paganisme Constantine terhadap Kristen. Tahun 321 M, keluar Edict 
yang menetapkan hari Minggu sebagai hari istirahat. Padahal, sebe- 
lumnya, Kristen tetap menghormati hari Sabtu. Sampai abad ke--l, 
hari kelahiran Yesus diperingati pada 6 Januari. Tapi, pada tradisi 
persembahan Sol Invictus, hari terpenting adalah 2S Desember/" 

The Interpreter* Dictbnaiy oflhe Bibfc menjelaskan bahwa isti- 
lah "trinitas' (Latin: trinitas, Inggris: trinily) merujuk pada pengerti- 
an: thr CQexi>tei\ce of Fnther* $&it, tuni Ilott/ Spirit w ttse llnitij vf titi* 
Godheod. Istilah ini bukan merupakan istilah Diblicak Tapi, mewakili 
kristalisasi dari ajaran Perjanjian Haru. Dalam Matius 3" 1 7 disebut- 
kan: "Maka suatu suara dari langit mengatakan, 'Inilah anakku yang 
kukasihi. Kepadanya Aku berkenan/ " Juga, Lu kas 4: -II menyebut- 
kan bahwa Yesu^ itu adalah Anak Allah. Konsep Trinitas memang 
tidak mungkin dipahami dengan a kak Tokoh pemikir Kristen abad 
ke-I 3, Thomas Aquin<is mengungkapkan dengan kata-kata, "Bahwa 
TUhan adalah tiga dan satu hanya bisa dipahami dengan keyakinan, 
dan tidaklah mungkin hal ini bisa dibuktikan secara demonstratif 
dengan akal (..ato/ e<*e frinwn et unum i*>t <olum cverfitiiui, ct uuih 



!t ' Miihiirl frTijjctiL RiOvard l.#ii£li, I U-rvr\ Liiu^ln. J\\\- \ k>*iit!JU L*x<iirii r (N'tnv Yi»rL. Dt l H 
PuhJKI'.nti* W*m htm ih^i: 



50 Wajah Peradaban Barai 

mada poh^t tietuvttstraiivf prohari). " _H ' 

Sejak Konsili Nicea, problem serius dan kontroversial memang 
masalah "ketuhanan Yesus". Bagaimana menjelaskan kepada akal 
yang sehat bahwa Yesus adalah Tuhan" dan sekaligus 'manusia'. 
Apa yang disebut kaum Katolik sebagai ''Syahadat Nicea", secara 
eksplisit mengutuk pemikiran Arius, seorang imam Akwandria vang 
lahir tahun 2S0, Arius— didukung sejumlah Uskup—menyebarkan 
pemahaman bahwa Yesus bukanlah Tuhan yang tunggal, esa, tran- 
senden, dan tak tercapai oleh manusia. Yesus adalah 'Firman Allah" 
yang secara metalor boleh disebut "Anak Allah" bukanlah Tuhan, 
tetapi makhluk, cipta an, dan tidak kekal abadi. 'Syahadat Nicea' me- 
nyatakan, 

"Kami percaya pada satu Allah, Bapa Yang Mahakuasa, Pen- 
cipta segala yang kelihatan maupun vang tidak kelihatan. Dan 
pada satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah, Putra Tunggal yang 
dikandung dari Allah, yang berasal dari hakikat Bapa, Allah 
dari Allah, terang dan terang, Allah benar dan Allah Benar, 
dilahirkan tetapi tidak diciptakan, sehakikat dengan Bapa, me- 
lalui dia segala sesuatu menjadi ada-../' u 

Tentang konsep ketuhanan Yesus, buku The Mv&ianic Lc^kij 
mencatat bahwa Kristen vang dikenal saat ini bukan berakal dari 
zaman Yesus, tetapi dari Konsili Nicea, yang dicapai melalui pemu- 
ngutan suara (Af Nfevfi /tvrr/s diuinity, tmd f/u* ]VYcisr lurtun* ofJii* divi- 
nih/, «w i'stehlishftl M/ awan* ofa vah\ 1 1 i* fa i t t o sltit? that Chri^tuimty 
rts tYi - know it toiim/ derive* uhhnalcly uof frem J?$n$'$ twu\ hitt froui Uw 
CouitcU afNictw)* 2 

Soal ''Syahadat Katolik" juga menjadi perbincangan dan kon- 
troversi hebat dalam sejarah Kristen. Konsili Efesus, tahun 431, me- 



-*° TAv hih'nin-ttr* Dn-li&wy ofih? Btbl t \ (Na,shvdk> Ahingdi'ni ?rr^ I9BV, Dou^las C. 
]1aH r TAtfTTOi^ r {TxtiSen N Brilt I992).lilm.W-fc6. 

41 C.Crocnpiv^'iWi/i Oj.;»u? krista! j\i ... f him. llb-]27, Tl ks'Sve kadal Nicua d'ktifij? dari 
buku Jtoiisi/; kim-ifi ^n'ii'/i) karya Naiitmji P Tanftcr, |tlrri 36-37, Rand iitgkjin ti*ks in» drfignn 
liuk u "Ihiwa fiKivk ^whiultit J»Mjn KfitviA\ "Kami porcavj akan sal u A II j K. Bap^ yaru; Maha- 
ku;ts J i h Pinurpta h*i1-ha! varf.ii kdihalan dan tok kobhalan, Dan .ikan s^tuTuh.m Yi^us Kn^lur., 
San t; Sabda dariAlLih. Terarik; dari Terang. I lidup dari I lidup Putra Allah wig I LmggdJ Vang 
pertama lahir tfeti *4?mu3 rtpLun. Dilahirkan dtin Hjlm, SuLit'luin K'^Ata oLitul . " [AIla f. 
Stiwandi PR h Tiim/n JAiwib Smihrtiiin fr)wi hiitotA (Yiigyiilttrte; Kanisius, NH2), hlm 'MU 



Bagran t Dan Keagungan Menuiu Kematiarr 5 1 

iranj^ perubahan apa pun pada "Syahadat Nicea", dengan ancaman 
iitukan Ciereja ftiiuilltnuii), \~anum, Konsili Kalsedon, tahun 45 L 
lenguhan "Svahadat Nicea". Kutukan terhadap Anus dihapuskan, 
Naskah syahadat Konsili Kalsedon berasal dan konsili lokal di 
i>nslantinopel tahun 381. Sebab, naskah edisi tahun 325 dianggap 
Lidah tidak memadai untuk berhadapan dengan situasi haru, Ka- 
mgan teolog Kristen ada yang menyebut bahwa naskah tahun 381 
dalah penyempurnaan naskah tahun 325, tanpa mengorbankan di- 
iplin teologisnya. Niaskah syahadat itu di kalangan sarjana disebut 
Syahadat dan Nheea dan Konstantinopel" disingkal N-C. Nafkah 
■yahadal N-C ini hingga sekarang rnasih menjadi naskah syahadat 
penting dari kebanyakan Gereja Kristiani. Namun, pada Konsili To- 
!t*dn III di Spanyol tahun 589, Gereja Barat melakukan tambahan 
f rasa "dan Putra" (Filioej uc), pada penggal kalimat "dan akan Roh 
Kudus -yang berasal dari Bapa". Penambahan itu dimaksudkan 
untuk menekankan kedah i an dan kesetaraan antara Putra dengan 
Bapa. Paus, vang mulanya menolak penambahan itu, akhirnya me- 
nerima dan mendukungnya. Namun, Gereja Timur menalak, karena 
melanggar Konsili Efesus. Penambahan ini kemudian menjadi pe- 
nyebab utama terjadinya skisma-perpecahan --antara dua Gereja 
[Barat dan Timur) pada ahad ke- 1 L Konsili Vatikan T I juga membuat 
pembahan kecil pada Syahadat N-C. dengan mengganti kala pem- 
buka "Aku percaya" menjadi "Kami percaya" v 

The Pas s ion of the Chvist 

Hingga 200-1, perdebatan seputar konsep teologi yang berpang- 
kat pada konsep "ketuhanan" Yesus masih bisa disimak. Maraknya 
kontroversi terhadap tilm garapan Mei Gibson berjudul The Pn^ion 
af thi* Oirht pada awal 2004 menunjukkan, bagaimana konsep se- 
putar masalah teologi Kristen ini masih menjadi kontroversi hebat. 
Dalam teologi Kristen, peristiwa "penyaliban" (cnicifwwn) menjadi 
faktor mendasar," namun perdebatan seputar "siapa yang menv 



44 PjiiI lilin-, JnUm i"iir.'v?iiiirjri/ ( mmulij^ bahwa Ijjipj rt^urrutinu', m.ik.i l'tdak *Ma 
tuFkrVK'n.ifl [Lwr.il p* Uni^n-poiui^.iJi gAmluir {(ij^u» |, rp J l^i |lkj rL^Li.JTL't'Lin(i dibuang, ji^- 
9&v. liu riii.il jkan mi/intan lult &pa vnny; Ji*obut M'bapii Clirwnjntrv {IvY- caunol remrw*? a 
(&iii*«nW \hv\ Ui-i>liAh|t^snii UbHkiJ 'rv>unvetiyn' And h-iiw Mi) Uiin^ u-hith ir. nAn^niiMbk" 



bunuh Yesus" masih berlangsung hebat. Tihn Gib^nn mendasarkan 
pada Lek> Bible, Yahudj-lah wini; harus bertanggung i t n\\ih terhadap 
t e ibu n ulin ya Yesus, Vatikan sendiri membela film Gibson Llan me- 
nyatakan, lilrn itu sudah sesuai dengan Perjanjian Baru Uh' Fti^ion 
mengisahkan sebagian kehidupan Yesus. Tetapi film itu dinilai 
menggambarkan bangsa Yahudi bertanggung jawab besar terhadap 
Kematian ^csus. Paus menyatakan hlm itu sebagai h 'lt t> Hr- il iT<f>'\ 
karena ceritanya memang ban vak merujuk pada 77 jY .Wif Ti'-hnnmt. 
\~amun, Nt'u^uwk edisi h> Februari 20(14 menulis bah w c\ justru Bible 
itu sendi n yang boleh jadi merupakan sumber cen La vang problema- 
tis (Bui t lir Bibir CtVi /v n problanatic *attrcr). Jika Paus menyatakan 
tihn itu sesuai dengan apa adanya, sebagaimana paparan dalam 
Bible, justru dalam film itu ditemukan berbagai pen v i m pangan dari 
cerita versi Bible* 

Dalam Perjanjian Baru, memang dikatakan bahwa Yahudi ber- 
tanggung jawab terhadap pembunuhan Yesus. "Mengenai lnjd me- 
reka adalah seteru Allah uleh karena kamu, tetapi mengenai pilihan 
mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang (Roma, 
11:23)/' Di antara Perjanjian Baru. Matius dan Yohancs dikenal pa- 
ling bersikap bermusuhan (hostile) terhadap Judaisme Yahudi se- 
cara kolektif dianggap bertanggung jawab terhadap penyaliban Ye- 
sus, "Dan seluruh rakval itu menjawab: Biarlah darah-Nya ditang- 
gungkan atas kami dan alas anak-anak kami (Matius, 27:2?)." Yahu- 
di juga diidentikkan dengan kekuatan jahat. 'Iblislah vang menjadi 
bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu 
(Yohancs, 8:^4). L Sikap-sikap anti- Yahudi vang dikembangkan tokolv 
lokoh Gereja kemudian adalah \ a riasi atau perluasan dan tuduhan- 
tuduhan yang tercantum dalam InjiL 

Namun, kontroversi seputar penyaliban Yesus ihi memang 
terus berlangsung. John Dominic Crossan, profossor dalam Biblical 
Studies di Do Pan I University Chicago, menulis sebuah buku bcriu- 
dul Who KilL'ii ]i*<u> ? vang isinya membukukan bahwa pemahaman 
hadisional terhadap terbunuhnya Yesus, vang digambarkan sebagai 
perbuatan kaum Yahudi, sebagaimana dipaparkan dalam Perjanjian 



a> y. hn.-lum kuil i Suh-riii:i \\\v [vsiinvdiun jeiJ \hli dc^Lhn \\vj t-nliru pi< htrr ' i Pit 1 1 1 toim*:. 



Bayidii I Dan Kctagungarr Mefiujj Kemalian 53 

Baru, bukan hanva salah, tetapi juga berbahaya. Ia juga mcittpcrta- 
uakan berbagai persoalan teologis yang mendasar, seperti "benar- 
kah Yesus mati unluk menebus dosa-dosa manusia?" Juga "apakah 
manan kita sia-sia jika tidak ada kebangkitan lu Luth Yesus 7 " 

"Penyaliban" dan "Kebangkitan" adalah doktrin pokok dalam 
jlogi Kristen Namun, justru di birulah terjadi perdebatan seru di 
kalangan teolog Kristen. John DnminicCrossan, menulis, bahwa ce- 
Ha tentang kubur Yesus yang kosong adalah "satu cerita tentang 
tebangkitan dan bukan kebangkitan itu sendiri" {Empti? tflnth &torirt 
md phiftkal ttpiwirrmiy ^totu^urr prrffcih/ viilui parahku wprw&iug that 
lith, nkin in tiwtr own icou hi fhe Cooii Stnmirihw $ton/ Thn/ ntvjhr u/r, 
parahi^ of murn'Ction not th* r&aurririioH itietf), Cerita tentang Yesus, 
Seperti tertera dalam Biblc, menurut Crossan, disusun sesuai dengan 
kepentingan misi Krislen ketika itu. Termasuk cerita seputar penya- 
liban dan kebangkitan Yesus. Itulah vang dibuktikan oleh Crossan 
melalui bukunya tersebut- 

Perdebatan seputar Yesus bahkan pernah menyentuh aspek 
Vang lebih jauh lagi, yakni mempertan vakan, apakah sosok Yesus itu 
benar-benar ada atau sekadar tokoh fiktil dan simbolik? Pendapat 
seperti ini pernah d j ke mukakan oleh Arthur Drcws (1865-1935) dan 
seorang pengikutnya Wiliiam Benjamin Snuth { 1 830- 1934 )> 4lt Bahkan, 
perdebatan seputar Yesus itu kadang kala sampai menventuh aspek 
moralitas Yesus sendiri dalam aspek seksual Marthin Luther sendiri 
dilaporkan menyebutkan, bahwa Yesus berzina sebanyak tiga kali- 
Amold L mm, dalam bukunya, rhc Kcvolt A$iiin$t Rmson, (London; 
Eyre &z Spottiswoode, 1950), htm. 233, mencatat- "Weirner mengutip 
sebuah paragraf dari th\ L Tubh'-Tirfk, di mana Luther menyatakan bah- 
wa Wsus Kristus berzina sebanyak liga kah, pertama dengan se- 
orang wanita di sumur, kedua dengan Mana Magdalcna, dan ketiga 
dengan wanita pezina/" vang dilepasnya begitu saja, Jadi bahkan 
Yesus Kristus yang begitu suci harus melakukan zina sebelum in 
mati." 



J "* I iI-liI Jfhn rVmiiw Oi^san. I'iVk- ktUfii )t**ii* \rw Yurk, I lflrjir*Cnlfin> PiiblMiiT*, 
IWi, hltn 21K-2P 



Bahkan, The Tiith**, edisi 2S Tuli 1967, mengutip ucapan Canon 
Hugh Montcfiore, dalam konferensi tokoh-tokoh Gereja di CMord 
tahun 1967; 

"Para wanita adalah teman-temannya, namun yang dicintainya 
adalah para laki-laki. Fakta yang mengejutkan adillah ia tidak 
menikah, dan laki-laki y ari p tidak menikah biasanya punya sa- 
lah satu dari hga alasan: mereka tidak mampu melakukannya; 
tidak <id^ perempuan, atau mereka pada dasarnya homo- 
seks.." 47 

Perdebatan seputar Yesus memang tidak berkesudahan. Pada- 
hal, di atas landasan 'Ketuhanan Yesus' inilah, teologi Kristen dite- 
gakkan, Vada awal-awal kekristenan, mereka Ingin menonjolkan as- 
pek ketulianan Yesus. Tetapi, teolog-teolog modern kemudian ingin 
menonjolkan aspek kemanusiaan Yesus, mendekati gagasan Arius 
yang dulu dikutuk Gereja. Menyimak perdebatan tentang Yesus 
yang tiada henti itiu maka teolog Kristen seperti Groenen membuat 
teori "pokoknya", bahwa meskipun pemikiran katun Kristen tentang 
Yesus Kristus berbeda-beda, tetapi Yesus tetap tidak berubah. "Yesus 
yang satu dan sama se|ak awal diwartakan dan—menurut keyakinan 
Kristen harus diwartakan- "sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8) dan 
"sampai ke akhir, zaman" (Matius 28:20) kepada "segala makhluk" 
(Markus 16:15)". Menurut Groenen, iman memang membutuhkan 
pemahaman (/SA*t> (jutifTm* nttt'IIi'ctinu), tetapi iman mesti mendahu- 
lui pemahaman dan selalu melampaui pemahaman. Teologi, kristo- 
logi, hanyalah sarana Kristologi tidak membicarakan Yesus Kristus 
itu sendiri, tetapi pikiran orang tentang Yesus."* 

Memang, persoalannya bukan pada din Yesus— yang memang 
hakikatnya tidak tergantung pada pemahaman manusia. Tetapi, 
yang jadi masalah bagi manusia adalah bagaimana memahami 
Yesus, Benarkah atau salahkah pemahamannya. Tuhan sendiri pada 
hakikatnya adalah Tuhan, Tidak berubah hakikat-Nva, apa pun pe- 
mahaman manusia tentang Dia, Tetapi, bagaimana manusia mema- 



47 Lih.il, MuhiiTTiiTmri Miisttata il-A'^Jwmi Tfic Histvnt u/ T7v Q\\nin\v IHt /h «m Rrtw- 
Acad™j\2lXH),hlm W 



Bagjan I Dati Kebingungan Mfinu|u Kematian 55 

hamiTuhan, di situlah masalahnya. Jika pemahamannya salah, maka 
ui pun menjadi salah, baik dalam pemikiran maupun tindakan. 
Argumentasi Groenen semacam ini tentu sulit dipahami oleh 
kalangan teolog yang sejak dahulu kala berusaha merumuskan pe- 
mahaman tentang Yesus, namun tidak pernah mencapai titik temu. 
Kepelikan itu bisa dipahami, menumpat Yesus sendiri tidak pernah 
menyatakan, bahwa dia adalah Tuhan Paul Young mencatat bahwa 
meluruh penulis Perjanjian Baru menekankan hakikat kemanusiaan 
Yesus. Ia lapar, haus, dan lelah, sebagaimana manusia lainnya. Ia 
juga punya emosi, bisa sedih dan senang, Tetapi, beratus tahun ke- 
mudian, Yesus dirumuskan dan disembah sebadai Tuhan. "Yesus ini, 
seorang manusia asli. menjadi fokus peribadatan Kristen. Bentuk pe- 
ribadatan vang sangat berbeda dengan agama-agama besar dunia 
yang lain/' tulis Young. Tentang kepelikan seputar ''misteri Yesus", 
Mark Twain membuat sindiran: "Bukan bagian-bagian Bibte yang 
tak bisa kupahami yang membualku resah, melainkan justru bagian- 
bagian Biblo vang bisa kupahami-"** 

Problem teologis Kristen, problem tek? Bible. dan juga penga- 
laman Barat yang traumatis terhadap hegemoni Gereja selama ratus- 
an tahun telah membentuk sikap traumatis' mereka terhadap Kris- 
ten. Cara pandang terhadap agama vang lahir dari peradaban Barat 
adalah konsep yang traumatis terhadap agama- Dari sinilah muncul 
paham sekularisasi-yang meskipun iidak membunuh agama, tetapi 
menempatkan agama pada pojok kehidupan yang sempit. Agama 
ditempatkan dalam wilayah personal dan membatasi wilayah ke* 
kuasaan mereka. Tak hanya itu, mereka |uga melakukan proses libe- 
ralisasi dan dekonstruksi besar-besaran terhadap berbagai doktrin 
Kristen Dalam bidang sosial- pol i H k mereka lahirkan konsep seku- 
larisme yang menemukan aplikasi penting pasca Revolusi Prancis, 
1789. Dalam bidang Teologi, mereka mengembangkan konsep Teo- 
logi I n kl lisi f dan Pluralis vang menolak klaim Kristen sebagai satu- 
satunva agama vang benar (t'.vtravcrh'siam mtlla fa!u>). Dalam bidang 
organisasi keagamaan, mereka menghantam konsep "fonnrtl trligioit" 
dan mengembangkan konsep agama sebagai aktivitas. Dalam 
bidang kajian Kitab Suci, mereka mengembangkan 'hermeneutika' 



*** Pilui Yiuj|\^. OlI'Ntufi'iJu, htm 1 ?- 1*1, 



yang meudekonstruksi konsep Bibit 1 sebagai "T7?i* Word of iruii" \dri 
Vcrhum) dan mengembangkan metode tmtnrwi?! cntichm terhadap 
Bihle 

Melalui dominasi dan hegemoninya, Barat berusaha mengglo- 
balkan konsep-konsep keilmuan dalam berbagai bidang, tt*nrui$uk 
dalam bidang pemikiran feljmnu Proses liberalisasi dan sekularisasi 
di berbagai bidang vang terjadi di dunia Islam tidak lain ada la h ba- 
gian dari globalisasi vang berangkat dari pengalaman dan realitas 
Barat dengan berbadai unsur yang membentuknya, seperti tradisi 
Judoo-Cliristian, tradisi Yunani, dan unsur-unsur suku-suku bangsa 
Eropa. Sebagai satu peradaban besar yang masih eksis hingga kini. 
Islam memiliki banyak perbedaan fundamental dengan peradaban 
Barat, 

Jika perbedaan konsepsi dan sejarah antara teologi Kristen de- 
ngan Islam, benar-benar dikaji secara cermat, seyogyanya tidak perlu 
ada kalangan Muslim yang latah menyebarkan paham sekularisme, 
pluralisme agama, metode kajian Bible untuk AbQur an dan >eba- 
gnmya. Penjiplakan yangmemhahi buta terhadap tradisi Kristen- Ya - 
hudi-hanya karena terpesona oleh kemajuan tisik peradaban Barat- 
bisa dikatakan sama dengan upaya bunuh diri (masuk ke lubang 
biawak) bagi Islam. Jika peradaban Barat kemudian mengembang- 
kan dan memaksakan paham destruktif terhadap agama ini agar 
dianut oleh pemeluk agama-agama yang latn, dapatlah dimaklumi, 
Sebab, peradaban Barat pada hakikatnya memang "emoh agama" 
atau "anli-agama". Muhammad Asa d {Leopold Weiss) mencatat, 
Peradaban Barat modem hanya mengakui penyerahan manusia ke- 
pada tuntutan-tuntutan ekonomi, sosial, dan kebangsaan. Tuhannya 
yang sebenarnya bukanlah kebahagiaan spiritual melainkan ke- 
enakan, kenikmatan duniawi. Mereka mewarisi watak nafsu untuk 
berkuasa Liari peradaban Romawi Kuno, Konsep "keadilan" bagi 
Romawi, adalah "keadilan" bagi orang-orang Romawi saja. Sikap 
semacam itu hanya mungkin terjadi dalam peradaban yang ber- 
dasarkan pada konsepsi hidup yang sama sekali materialistik A.-iad 
menilai, sumbangan agama Kristen terhadap peradaban Barat sa- 
ngatlah kecil. Bahkan, saripati peradaban Barat itu sendiri sebenar- 
nya 'irreligious^ fa menulis, "-jadi karakteristik Peradaban Barat 
modern, tidak bi£*1 diterima baik oleh Kristen maupun oleh Islam 



Babari J Dan Kebingungan Mbiilijm KiiiiiHiraii 57 

tu uk-h Agam» lainnwi. karena inti sejati peradaban i lu bersifat 
gnt inriitfiti> („„so chciractcristic u t mudam Western Civiluation, j s 
unaccepLable w Chr&stiaruty as il is lo Islam or any olher rcligioa 
cause it js irrolipioiLs in i t> very issscrtcc)." so 

Karena i Ku sungguh sulit dipahami dengan akal sehat/ jika 
*\invak CLTideki.iuMn Mu>hm vang latah dan ikut-ikutan perilaku 
Barat dalam "membunuh agama" mereka. Jik ( i mereka "masuk kr 
htbiin^ h i awak", mengapa kaum Muslim harus mengikuti mereka? 



* + + 



98 Mutan inud A*ad, \^h»i ot rv O^r^JiLs i kiuLi I un^pur; TIu' Othcr Triissj, htm 2h- 
i Edisi pertatw h u ku mu dui'tafc, Ulun i H34 i*Mi AMt.il PiiMur j tnin% EMhi and 1 jIhmv 



Perselingkuhan dengan Zionisme 



"Ifyoit mil it> st is no dream 

Theodnre Herzl, Pendiri Gerakan Zionisme 



Zionisme dan Penentangnya 

Salah satu masalah pelik yang dihadapi dunia internasional 
saat mi adalah masalah Israel dan Palestina. Mahathir Mohammad, 
bekas perdana menteri Malaysia, pernah menyatakan bahwa Pales- 
tina adalah kunci perdamaian dunia. Dewasa ini, politik hubungan 
internasional dunia banyak dipengaruhi oleh persekutuan Zionis 
Yahudi, Kristen fundamentalis, dan intelektual neo-konservatif di 
Amerika Serikat dalam mem perjuangan dan membela kepentingan 
Isra eh Negara Israel saat ini adalah buah dari perjuangan ideologi 
yang disebut sebagai "Zionisme". Sukses Zionisme adalah bnab per* 
sekuiuan—tebth tepat disebut sebagai perselingkuhan antara kaum 
Zionis Yahudi dengan imperialisme Barat. Kini, muncul kelompok 
Kristen fundamentalis di AS yang mendukung penguasaan Israel 
atas Palestina dengan merujuk pada ayat-ayat Bible, 

Zionisme lusa dikatakan sah\ ideologi sekular vang sangat dra- 
matis dan sukses mencapai tujuannya di abad ke-20. Berangkat dari 
rumusan sederhana terhadap kondLsi riil fenomena "anti-semitism" 

58 Wajah Peradaban Baiai 



Batuan I Dan Kettinonngan Menuju Kcrnahan 59 

;bih tepat: Aiitt~feu\<V di Eropa, ideologi int disusun dengan sasar- 
- jela*: membentuk sebuah negara Yahudi. Dalam tempo 50 tahun, 
■eiak Kongres /ion i? Pertama, tahun 1897, negara \ahudi-~yang di- 
ri nama lsrael~itu berdiri pada 14 Mei 1948, Menghadapi berbagai 
ninda^an atas Yahudi di F rupa, kalangan Yahudi ketika itu terbe- 
lah meniadi dua, Sal u berpikiran, "asimilasi" dengan masyarakat 
; risten Eropa- Amerika adalah cara yang tepat untu k mengatasi pro 
*ma itu. Pikiran lain adalah Zionisme politik, yang berpendapat 
bahwa madalah Yahudi hanya bisa diselesaikan dengan mendirikan 
■buah negara khusus untuk kaum Yahudi 

Dalam pandangan Yahudi, istilah Zionisme dinisbahkan kepa- 
da sebuah bukit bernama Zion di Jerusalem. Istilah Ltu kemudian 
lentik dengan Jerusalem itu sendiri. Mazmur SI: 12, menyebutkan: 
&eniitizwutli)h b<i$i luhmi i/ihi^ bersemayam di Sifon." Alkitab terbitan 
J tahun 200(1, menggunakan istilah H '5iun" untuk "Zion". Dalam 
>:Jtii.*m f PilkingLon mencatat, bahwa setelah Kmg David menakluk- 
* t in J e rusa lem dan menjadikannya sebagai ibu kota kerajaannya, 
makajerusatem memiliki signifikansi khusus. Sejak itu seluruh upa- 
: F a kurban d [sentralkan di |enrsalem. "Mount Zion "--nama salah 
>atu bukit di J erusa lem- kemudian identik dengan nama Kota itu 
!an juga seluruh vdJavah yang disebut Yahudi sebagai E re t z Ytsmel 
iLiud of Uracl). 

Bagi Yahudi, istilah Zion memang mengandung makna religi- 
us, dan memiliki akar sejarah yang panjang. Di sinilah nanti akan 
terlihat, bagaimana lihainya kaum Zionis yang sebenarnya sekuler, 



1 Intilah \\nti-Sy Tf mh?w mulai dimunculkan tahun 187^ oleh agilalur anU-faKS, Wilhi'lm 

Marr, dalam rangka k^mpdhU' .m ti- Yahud i eti EropA Istilah ini krmudtan digunakan Midr,i 

umum antuk menggambarkan &e^afo bentuk p^nv^raugan dan penindasan hffrtftfop Yahudi 

--= panjang sejarah- Sikap a [i ti- Yahud i di Eropa bisa ditelusuri dalam Nrtt'Trslnffliml Malius Jan 

h_arit.*> dikenai paim^ 'te-'i/i* lurhadav luJtiisiru: Yahudi :&*c^ra kolektif dianggap bu ria n g- 

,.:ng jawiih U'i'iiaJap pt-twahbiin |c ,j -lis 'Pna ^chinth mki/nt itu iit£ttjiUW& *'Hifir/Ah tfolrtth timi 

'"ttfifiitu^m i s r *t r= Lwu im;7 iiiti* iiihiA-muik toijjif/ \ Mahus, 27:25). Yahudi ;n^a di identikkan dc*- 

-^ari kekuatan |ahat TlWt.^m wi^ nwmntt bn^iuw linu kamit tiran rncliikukiw knti$iiiiin-ktimzwtm 

\mu." i^tlwiws, 3:44 Sikap tokuh-r-.ikoh L7t'ru|a ht-rikutnya, merupakan penjabaran dari 

■Sn» T^V?m\??r mi P-id.T 17 hih lio?, hanva dua hului >otclah pruyian^kalaimva. I\ujk Pmilus 

, |V f menguarkan dokumen < Pt\tmi Bull i LiiMiiama C inti mim* fih$vrtiu?n V*np namakan kari, pai a 

pembimijJikrbnli^ \aitn kaum Yahudi, pada hakikatnya adalah hudak ilnn s^haru-an a diprr 

ikutan ivba^ai budak 1 1 thal £"■' ^< J -fii\\Jm FiuMiui VW. 2: f'u'tt'r du Hijaa. I7,rrr> y/ Cftrfcjtf Tfrr 

ijSjit'i 1 * f/V .".ZiiTUf. 'i nrulnit BaiiLim Fn/s?. 1^1 L h Itu 2l^-2ti l > 



menggunakan istilah "Zlgnisme" untuk menamai gerakan Tncn?kfl r 
sehingga mampu menarik banyak dukungan mang Yahudi Maz- 
mur 137: ] menyebutkan, 'Di tspi suugni-^tm^u Btibt 1 !. di ^annltili kita 
duduk ZAtitbi! nu*ittui$i> t npahila kita men^iu^l >\tm" Avat Mazmur ini 
menggambarkan kerinduan Yahudi vang berada dalam pembuang- 
an di Babylon untuk kembali ke Zion, Jcc Jerusa'lem, Ycsaya51: 3 dan 
52; 1-3 menggambarkan kur iri dua n dan semandat untuk kembali ke 
SiofL Yesava 52: 1-2 menyebutkan, 

"Terjagalah, terjagalah! Kenakanlah kekuatanmu seperti pakai- 
an, hai Sion' Kenakanlah pakaian kehor matanmu, haj Yerusa- 
lem, kota yang kudus! Sehah tidak seorang pun vang tak bersu- 
nat atau vang najis akan masuk lagi ke dalammu. Kehaskanlah 
debu dari padamu, bangunlah hai Yerusalem vang tertawan. 
Tanggalkanlah ikatan-ikatan dan lehermu hai Pulen Sion yang 
tertawan," 

Tampak bahwa istilah 'Zionisme', digunakan dalam kerangka 
kepercayaan dan harapan ini Orang-orang Yahudi yanp sedang di- 
usir dan dianiaya di Eropa, kemudian, duden tikkan dengan knndisi 
Yahudi vang berada dalam pengusiran di Mabvlon. setelah Kota me- 
reka dihancurkan oleh Nebuchadnez^ar pada 5&6 SM : 

Respon keagamaan di ka- 
langan Yahudi terhadap Zionis- 
me dan negara Israel memiliki 
banyak varian. Pertama kelonv 
pnk penentang keras Zionisme, 
seperti t$w tlrtrcdim Merumit 
dan S'iiturt'i K<irt;i. Kelompok 
1 Iaredim memandang bahwa ta- 
nah Israel memang dijanjikan 
Tuhan buat mereka. Dan tanah 
itu dicabut oleh Tuhan dan mereka disebabkan karena ketidak- 
percayaan Yahudi sendiri terhadap perjanjian dengan Tuhan- Jika 
Yahudi menaati Taurat, kata mereka, maka Tuhan akan mengem- 
balikan tanah itu kepada Yahudi Usaha apa pun untuk inemper- 



1 




Gerakan Natu^ei Karia 



- rilkinj;toJi, finm^ LiTidun ILsdJif l faatlbiu* l Id . f niidun, 2jjli1'., hJm. 2 1 1. 



Bagian I Dari Kebingungan Menuju Kenanan 61 

)L penempatan Yahudi di "tanah \Mn^ dijanjikan" adalah suatu 
idaksabaran atas juinji Tuhan. Kelompok keras lain yang meneiv 
, Zionisme adalah NtitiHYi Kartu, yang menganggap negara Israel 
aga i produk tlari "Zionisme Lak bertuhan" [godkss Ziotibm). Na- 
'Niituiri ktiitti" diambil dan bahasa Ararnaic (Inggris: Guardian^ 
*the c/f v), adalah kelompok anti-Zionis, ultra-ortodoks, yang tidak 
engakui negara Israel dan secara konsisten menentang negara Ya- 
idi Ini, Kelompok ini mendukung perjuangan Palestina dan me~ 
lyerukan internasionalisasi Kota Jenisalem. Ajaran Naturei K a ria 
ig menolak negara Israel, didasarkan pada Talmud (ketuhot 11] a), 
tg menyebutkan adanya perintah Tuhan untuk tidak: (1) menggu- 
nakan kekerapan ' dalam mengembalikan massa ke iand o f Israel' (2) 
«lakukan pemberontakan terhadap bangsa dimana Yahudi terse- 
irdan (3) mengambil inisiatif dalam mempercepat datangnya Mes- 
skh secara prematur Intinya, kelompok Yahudi seperti Na t u re j Kar- 
fca ini memandang bahwa Zionisme lelah mengubah konsep orisinal 
dari Tlw protni<t\i laini ke dalam bentuk konsep " nasional isme '\ di 
mana tanah dan bahasa Hebrew memungkinkan mereka menjadi 
Yahudi tanpa Tuhan, {toh' fcivs ivithoni Goii). A 

Kedua kutub agama yang berlawanan dengan kelompok I [a- 
redim atau Witnrei Karta, seperti Giw/i Kmunhn (hhck of t h? faitliful). 



1 Adabb tLU'iunk LinlLtk mcfici'rhTdli fofcta-fftkta seputar hubungan tokoh-tokoh Zionis 
dengan Kjfl N'rnMn r^lambukiniyn, Zu^^i^t /ilWflfjp'i? n*t/'l tfifti &Crtfti\ny t K a ri- 1 * C J ubi*. scwJri^; 
jttstravv-m Uan ficJAM tv*m Injyjns mwicatal ban\ak data ^piitar jftj, d<*ri «iurnbrr-^urnbcf V*n- 
htuli. Para loka h Zionis. ftebofiamva mi/l akukan kena sama n m u kolaborasi dengan Na^i 
Jerman untuk nifni^irmj; imigran Yahudi ke Pak^iuu Ndu^ai Lonieh r tahun W32. imigran 
Yahudi jtTiujn vanjj ^' l^lf^lnM bi*rjimiUh^U)Woranj; Tfthun l*33ii*lctjih Mitk-r bt-rkuaha. 
Jumlahnya merqadi ll.titm oranj;, TzhiA\ L 93-1 menjadi *LkGO); tahun i 935, M (N 1(1 Tahun J 531, 
hanya ada 17*1 <MfMMn^ Yahudi J i Palestina, brlapl uTimi \93& jumlah h u rm-mn^kat mrnjadt 
44^457 Murtunrt GluhU (lafa-tliita k-putat taft|#U'i:ii£i 2jKtnb>-Na/i Jerman sangsi melimpah 
Tetapi, antfhrtya, takla-takla mi kurang diketahui, k-nnaMik rtk*h maftVaMkal Yahudi sendiri 
GLubb m l' n -a La t pada akJiir hukum- a. 'ThefiiiistoTyo/the jvit m qf Ziamsm rfunn$ tht Hitiir prn&d 
ii t-titi iRrt H'uii 'u i'\ :i-"i, 'lot \>*uy ■*«u ,, i£ rV utWJ ii\ U\rgt bui iihc tumiif, Uk foirt'sfr i&nmumu& 

ha* Wtvt rjn-.'iHif/fl', :s i^Jilii/ipii &fthxi* tin.-fiiufiii Uit Ziatunt mjivmwjt ha* k v/? /ji 1/r^ ar^ ofprajia- 
ganJa LihM. rarii Clubb. Z; jip/^r ^vwUp'is rci^i W^-; Grmuiiw, [ W\v Vbrk: Now World fhtv*&, 

■* £>!'« K'TVU & GMlS <[^ f > in mi / 'd* LivrrrmiVi^ uu,/ KiFrlft - * l/ ^riir(", 1^ uh «radu: Wi-slvlew 
Pjx^, I^7i hlm Z^; &iji Cahn-Sborb^k. Vf iW* J^^jji^. ^LonJim, MaftiuJan Pcpss I ld |1»Al 
hlin Hl: MkJwl Twr\\ Rw»,** < Cifuit'L* kiAtmn, iChkap* Fit/jLi) LVarburn ^ibli>luT>. 2fHKP) P 
lilm 451 nikin^con.M/wi?i?7. hlm, 24*1-21« I 



Kelompok ini memberikan biaya kepada para pemukim Yahudi di 
Tepi Barat, selelah kemenangan Israel dalam Perang tahun 1967. Me- 
reka menyatakan bahwa mereka kembali ke area teri u n t u untuk 
mempromosikan kehidupan Yahudi, Menurut mereka, cara im akan 
mempercepat kedatangan sang Messiah. Antara kedua kutub itu 
ada kelompok-kelompok Yahudi yang memberikan dukungan ke- 
pada negara Israel, tetapi tidak melihatnva dari sudut keagamaan, 
Pendirian negara Israel, menurut mereka, bukanlah tanda-tanda 
akan d a tangnya Sang Messinh* Namun, mereka mendukun y pemu- 
kiman Yahudi dan menentang pengembalian wilayah itu kepada 
Palestina. Di antara kelompok tengah ini adalah apa yang disebut 
sebagai "mainj>trearn rcligious Zionis ts". Salah satu tokohnya. Rabbi 
Mei mori (187?- 1962) menyatakan, "Negara Ibrani harus didirikan 
dan dijalankan sesuai prinsip A gania Ibrani, yakni Torali Israel, Ke- 
yakinan kita .Hiulah jelas: sejauh yang kita. para penduduk, mema- 
haminya, agama dan negara saling membutuhkan satu sama Lain." 5 
Kutub agama lain yang sangat keras dalam klaim keagamaan, misal- 
nya, diwakili oleh kelompok J&ach, bentukan Rabbi Mei r Kahane, 
Kelnmpnk ini sangat terkenal ketika seorang aktivisnya, Yigal Amir, 
membunuh Yit7ak Rabi n, pada 4 November 1995/ 

Pada kenyataannya, istilah "Jewish State" memang menunjuk- 
kan, negara Israel merupakan negara yang rasialis. Identifikasi ke- 
Yahud i -an (frre^Juk'yss) ditentukan tahun 1^00954 dalam cara vang 
sama dengan definisi Hitler (dan berbagai ideologi atau kelompok 
anii-SemitLsmc) lainnya, yaitu siapa saja yang memiliki "darah Ya- 
hudi". Tahun 1970, the La w o f Re ha m diubah, dengan mende- 
finsikan Yahudi sebagai "orang yang dilahirkan dari ibu Yahudi, 



* Pilkin^lon. Jiufoitm, iiJin 2-H-250. 

* YlpAl Amir^daioh nidluisisnj* LWvrsito* Har Mau dfth aklivh kylyinp^k SaV^p kanan 
Fyal, srhunli kelompok RJris luTa> vai%£ mvn^ikuti ajnran Mlhf kjhwuw "Sa\a bt'rtindak 
Mftrtdiri rtt*is pi'Mitl.ih Tuhan, dan ^<i\a tidak m£TTtv«SiU*" mfflp Amit, i^tt'lah nw^ombak Rabiii. 
/•mi r miHi-.ikili ekMrimw» Yahudi ^^^^ mcut'utan^ pww era I ia n \± ifovjh Tepi friral ke Prtiustind 
ScsuaL ajarart KahLu Mtir KahaiiL-, Tepi R^r-it nimipaLm nih iian Fnrl/ Israel yang Midah di 
j.injikan \i\vh Tuhan d.in khiiMj?* (J iprruiUukkiin b.i^i bangsa Yahudi Kelika knnpil di pv- 
n^idiLm, Amir iiii-iii'ptakati, "Sirluruli * 1 mi^ Israel mt'T\*.ttii piinhumihvm Ralim ,L KvmaMnn 
(tahui Jiralapi nleli rihuan wu^a Israel Toljpi. war^a PaTi'stinj vai\£ menghuni kamp 
li-n^ni^i di Ldi.inuM mni.iri-nrtK dan (TifnfintMkkansinmp.nl Leiidau — seki^ai tanda^Likn 
t i l n- Lh'^lUi mendonor kemaUan ^ Llyak Kabin iRi-^ubtikii, p K^'t'rtlbt'f t^Sl 



taitg Zionisme ini beralasan bahwa judaisme adalah agama, dan isu- 
kan satu bangsa {Jmiaisui r^h n rchgion. not a tuiiion). Sebagian besar 
Yahudi religius yang mengunjungi Jerusalem sebelum para Zionis, 
]ttga memandang, bahwa sua ha negara seknlar dan demokratis bagi 
Yahudi adalah satu 'anathema', atau barang hara m. Pada tahun 1681, 
para rabhi Yahudi di ) e rusa lem mengecam para pendatang Zionis 
dan menyebut mereka sebagai "para pendatang agresi! vang mence- 
mari tanah ini (fnnrS^vsscvs wiio pojlttti* titi* /airi/} 1 *. Para penentang 
Zionisme mi juga menyatakan bahwa negara /tonis di Jerusalem 
akan men-desakralisasikan kesucian J cm salem."' 

I "heodore liur/ I 

Idclogi Zionis modern ~\\in.£ berujung pada pendirian negara 
Yahudi Israel, tidak dapat dilepaskan dari nama Thendore ilerzl. 
Tokoh 7ionis ini lahir pada 2 Mei IS60 di Pesla (tahun 1872, berubah 
nama menjadi EJudapesl), Ilungaria dan meninggal 3 Juli 1904 di 
Austria, la sering dijuluki sebagai "the father dJ moLlem Ziunism". 
Ayahnya, Jacob, seorang bankir dan bjsnisman vang sukses. Dua 
saudaranya pindah menjadi Kristen. Di masa kecilnya, ia sempat 
sekolah agama Yahudi, Umur 9 tahun, ia masuk sekolah teknik. Tapi, 
selama empat tahun, ller/J lebih berminat mempelajari ilmu-ilmu 
humanitariarL Bakat menulisnya sudah tampak sejak duduk di sr- 
comitmfscltool. Ketika itu ki sudah menulis ailikel tentang politik di 
mingguan Li'ftff^ yang terbit di Vienna. Juga menulis sejumlah resen- 
si buku uni u k Ms( Jurnal. Terakhir, ia mengambil kuliah hukum di 
Vhium's tmv of School dan menyelesaikan sarjana hukumnya tahun 
1884. Perkawinannya dengan Julie Naschauer, putri seorang juta- 
wan Yahudi, tidak sukses, dan sempat mempunyai tiga anak. Tahun 
1891, ia menerima penugasan dari koran Nate Freitr Pn\<st\ sebagai 
koresponden di Paris. Inilah yang kemudian mengubah sejarah hi- 
dupnva. Tahun 1SSU, Iler/l meliput pengadilan terhadap Kapten 
AltYed Dreyi'us, seorang Yahudi yang dituduh melakukan kegiatan 
mata-mata. Di sinilah I lerzl melihat merebaknya semangat anti-Ya- 
budi. Kasus Dreyfus ini telah mengubah pendapatnya. Jika sebelum 



1,1 Ro^i-r FricdKiiid and RidurJ J kvt, T$ Kuis Jmutnlpm. (Ni'wYnrk CiimbriU^t'Uiiivwbi'ty 
Pn-vs iv9hj. Mm Ih-IS 



Bag/an f Dan kebuguNgitri Menuju Kemalian 135 

itu ia percaya padd teori "asimilasi" untuk penyelesaian masalah Ya- 
hud L cnaJta sejak itu, Hcr^l memandang perlunya ada sebuah "nega- 
ra Yahudi" untuk menyelesaikan masalah Yahudi. Tahun 18%, di- 
tulisnya gagasannya itu dalam pan fit* t berjudul "Der Juden^taat" (/1 
/iTif^/r SfcTffO' Hcrzl tampaknya sangat agresi]. Setahun kemudian. 
1897, meskipun menghadapi banyak tantangan, dia sudah menye- 
lenggarakan Kongres /ioni s Pertama. O r a n g ini uli kenal sangat aktif 
Selam membentuk organisasi dan menulis, ia juga aktif melobi pe- 
mimpin-pemimpin dan tokoh-tokoh politik ketika itu, seperti Kaisar 
Jerman Wilhelm El, Menteri- menteri Rusia Seperti Cium l Sergei Yu- 
lievich dan Vyacheslav Plmt 1 , Paus Plus X, Menteri-menteri Inggris, 
seperti Nievdle Chamherlain, Dflrvid Lyord Georjje, Arthur Bali nur, 
Suitan Abdulhamid II, dan Ra|a ha ha Victor RmanueJ [11. Catatan 
hariannya yang terkenal selelah Kongres Zionis h adalah: "..Saya 
telah mendirikan negara Yahudi, jika aku menga t Akunnya liari ini. 
aku ak^n ditertawakan oleh seluruh alam semesta. Dalam waktu li- 
ma tahun, mungkin, dan dalam waktu hma puluh rahim pasti, setiap 
orang akan menyaksikannya." Kemudian, negara Lsrael didirikan 14 
Mei 1^48. 50 tahun 3 bulan, setelah catatan harian Hcral tersehut. 
Tahun 19112, ia sempat menulis novel berjudul Altiwuktuii [OM'ih f w 
Lvtii. 1941 ) v Yang membawa pesan. "Jika kau menginginkannya, itu 
bukan mimpi (ttt/ou zpill //, it r> noiimim)"^ 

1 ler/l bisa dikatakan 5c- 
orang penulis skenario, sutra- 
dara, sekaligus aktor penting 
dalam gerakan Zionis. Renca- 
nanya untuk menyelenggara- 
kan Kongres Zionis Pertama di 
Munich berhasil digagalkan 
oleh Yahudi Jerman, tetapi ia 
tidak putus asa, dan memin- 
dahkan KonereS ke I3asel, Tncodorg hem ^r. kawaivkawan rJnJRfn 

kontes Z)Qft\& 
Swls^. Sesaat sebelum Kongres 

itu dimulai, para rabbi Yahudi Ortodoks di Jerman mengeluarkan 




11 IV.iiik. \ T Mai^iII u-ji. L>MTfj"L7r^ .tf Wjrkt Hip$ftipltit+ (ChkM^t* Fiiyms oVarhorii Pub- 



pernvataan F "Usaha-usaha Jari apa vang disehul kaum Zionis untuk 
mendirikan sebuah negara bangsa Yahudi di Palestina bertentangan 
dengan janji-janji Mes* ia h J u d a isme." Namun, meskipun seorang 
Yahudi sekular, Herzl mencoba tidak berbenturan dengan Yahudi 
religius, agar mendapat dukungan vang lebih luas. Pada Kongres 
Zionis kedua dibuatlah kepuUisan. "Zionisme tidak akan melaku- 
kan tindakan apapun yang bertentangan dengan perintah-perintah 
agama Yahudi/' 12 

Namun, tak La di lapangan kemudian lebih berpihak kepada 
Zionis. Mereka terbukti lebih mendominasi politik Yahudi dan bc- 
kerjasama dengan kekuatan Harat untuk mendirikan dan memperta- 
hankan negara Israel- Sejak berdirinya, 1948* hingga sekarang, poli- 
tik Israel tetap didominasi kaum sekuler baik sekuler kanan (Likud) 
maupun sekuler kiri (Buruh). Sejak pemilu pertama, 1949 P kelompok 
Bn nih yang berideologi kiri-sekular sudah mendominasi perpolitik- 
an Israel. Pada pemilu 19W itu, dua partai kelompok Buruh, Mapai 
dan Mapam, meraih h S kursi dari 120 kursi vang diperebutkan di 
Knesset (Parlemen Israel). Mapai didirikan oleh BemGurinn, tokoh 
Zionis yang mewarisi kepemimpinan Herzl di World Zhmst Orguni- 
Ziitwn (WZO), Dominasi Bu nih itu berlangsung sampai pemilu 1977, 
selelah dikalahkan oleh Likud. 1 

Di tangan \ahudi sekuler vang mendominasi pemerintahan 
Israel itulah, Israel masih (cm s menduduki wilayah Palestina dan 
melestarikan pengusiran bangsa Palestina dari tanah airnya. Hingga 
kini, sekitar 3,9 juta bangsa Palestina masih ten^ hidup dalam pe- 
ngungsian. Kondisi ini telah menjadi sumber penting lemp tanya 
konflik-konflik internasional, khususnya antara Muslim dengan 
Yahudi, apalagi sejak naiknya loknh Partai sekuler kanan, Likud, 
Ariel Sharon ke puncak kekuasaan eksekutif Israel dalam pemilu 6 
Februari 200 L Israel memang dipandang oleh banyak pengamat le- 
lah mencapai puncak ortodoksinya. 

Di tengah arus menguatnya ortodoksi di kalangan Yahudi, 
muncul pula dukungan terhadap Zionis Israel dari kalangan kelom- 
pok Kristen fundamentalis. Mereka menggunakan legitimasi ayat- 






11 Ruj*lt FriiTltjrKl and Ruhiird Htvt, T<j Rtttc k'ntstitat;, h Ini P? 






Bagian I Dan Kebingungan Manu|u Kematian 67 

ayal Bible dalam mendukung Israel. Kalangan Kristen ini mem- 
benarkan hak historis Israel atas Palestina dengan menggunakan 
dalil Bible, Kitab Kejadian 12:3 : 

"Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, 
dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan oleh- 
mu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." 

Hingga kini, sikap Kristen fundamentalis* 4 ini masih sejalan de- 
ngan kepentingan pragmati^imperialistik Barat. Kata Roger Cara u- 
dy: "Sebenarnya Israel bukan sa]a mem pakan perwakilan bagi ke- 
pentingan kolektif kolonialisme Barat di Timur Tengah— khususnya 
Amerika Senkat— melainkan |uga sebagai keping utama data m hu- 
bungan antarkekuatan pada percaturan politik dunia, 13 

Respons U ls mani dan Infiltrasi Zionis 

Menelaah respon Muslim terhadap Zionisme bisa dilihat dalam 
kasus respon Turki Utsmani. Pada periode inilah, Zionisme menca- 
pai saat-saat yang paling menentukan dalam mewujudkan gagasan- 
nya, Zionisme Yang bertujuan mendirikan negara Yahudi di Pales- 
tina, tidak mungkin terwujud tanpa mendapat restu atau merampas 
wilayah itu dan kekuasaan Utsmam. Hubungan Turki Ulsmani dan 
Yahudi Lelah mendapatkan kajian yang sangat luas di berbagai du- 
nia saat mi. Dalam sejarahnya yang panjang, 633 tahun (1289-1922), 
Utsmam mencatat sqarah yang manis perlindungan terhadap Yahu- 
di. Selama lebih dan 500 tahun. Utsmani menjadi "surga" bagi pe- 
ngungsi Yahudi yang diusir dan dibantai oleh Kaum Kristen Eropa. 
Namun, keharmonisan itu berakhir menyusul kemunculan gerakan 
Zionis Yahudi pada abad ke- 19. 

Mulanya, gerakan Zionis berharap mendapatkan wilayah Pa- 
lestina secara sukarela dari penguasa U temani, yang ketika itu di- 
pimpin Sultan Abdul Harnid II (memerintah; 1 876- 1909). Tak lama 



34 kt*Uimpnk KriftkTL Eund^mt'ntjJis AS dilenai sl4>A£Ai Kuslrn Savnp Km™ n [Thf jVcW 
OriiiiiUT Ri{htyCR\ t mu 'a i dikenal pada nkhir l^TTJart Gasakan hjndarrtf'nlalis Kripton ber- 
akar pada " ^pir+K ii»1 iHstn^fls, ,ii PrQtti!#fUtim~ dan bertujuan imluk mendirikan a^ama Kristen 
IradJM'inai mUi^/h ki-kn^tan $i urunan dj.Jam H-iuruh a^vk^tsunj ki.'ma;*vtfrakdtirv termasuk 
politik. LJL\ai h T*e-Wr BrytNr, Rffijti&n m\ J C*iMltf}\z*riinti, (I tin^sri ^ACF PiiMiCiitionsi 1"W-U> hlm 
1U-121 

13 



setelah menerbitkan bukunya, Dir ftuh'\r<tih\t. Eler/l mengunjungi 
Istambul, bertemu Perdana Menteri Utsmani dan mempresentasikan 
rencana pendirian Palestina sebagai tanah air kaum Yahudi- ta me- 
nawarkan bantuan untuk melunasi u tang negara Utsmn.nL Tak ha- 
nya itu, Ilerzl jtvga melakukan k>bi melalui Kaisar Austria Wilhclm 
U, yang memiliki hubungan baik dengan Sultan Abdul ILirrud II. 
Kaisar setuju dengan gagasan Heivt ^Un merekomendasikan renca- 
na Herzl kepada Sultan Dalam sebuah surai yang dikirimkan kepa- 
da pamannva. Kaisar menulis, 

"Saya percaya pendudukan Tanah Suci oleh orang-orang kaya 
dan industrialis akan membawa kesejahteraan <A<m berkat yang 
banyak bagi Tanah Suci, yang juga t tkan membangkitkan serta 
mengembangkan kawasan Asia Kecik Pendudukan seperti itu 
akan membawa uang berjuta-juta ke dompet bangsa Turki.. « 
dan secara bertahap akan menyelamatkan 'Orang Sakit' itu dari 
kebangkrutan/' 1 " 

Sultan menolak keras tawaran tierzl. Sultan kemudian menya- 
takan kepada Newlinsky, seorang wartawan dan teman karib I Iend, 
pendiriannya, 

"jika Tuan Herzl adalah kawan baik Anda sebagaimana Anda 
kanan baik saya, maka nasihati dia untuk tidak mengambil 
langkah apapun lagi dalam masalah mi. Saya tidak bisa men- 
jual bahkan selangkah pun dan tanah itu, karena ia bukan 
milikku tapi milik rakyatku. Rakyalku lelah mendirikan kesul- 
tanan ini lewat perjuangan dengan darah mereka dan menyu- 
burkan tanah ini dengan darah mereka. Kami juga akan menye- 
limutinya dengan darah kami sebelum kami membiarkannya 
dirampas,... Kesultanan Turki bukan milikku tapi milik rakyat. 
Saya tak bisa membiarkan bagian manapun daripadanya hilang 
begitu saja. Orang-orang Yahudi bisa memiliki miliaran uang. 
Di saat kesultananku terpecah-pecah, tak ada lagi gunanya 
mereka mendapatkan Palestina f ' r 



'^SLinlund I fthai-., 7'ir Ji'iis oj flu QiU m m,\i> tmfurr utid ih? TurLah ttiyuhlic h I m. 1 IX 



Gerakan Zionis menempati posisi yang kritik pada era kepe- 
mimpinan Sultan Abdul Meimu! N ( i 87fi- 19D9) di Turki Utsmaru, 
Sebagaimana kebijakan para pendahulunya, Sultan menjadikan 'liir- 
ki U temani sebagai wilayah arnan bagi Yahudi, di sa t it mereka men- 
jadi korban pembantaian dan penganiayaan di wilayah Kristen 
Eropa, Karena itu. banyak pujian yang diberikan oleh Yahudi kepa- 
da Sultan Abdul I tamid. Tetapi ketika gerakan Zionis mendapatkan 
sikap Sultan yang keras terhadap rencana mereka untuk mendapat- 
kan wilayah Palestina , maka Gerakan Zionis berusaha untuk me- 
numbangkan Sultan Dengan menggunakan jargon-jargon H 'libera- 
tion", "freedom", dan sebagainya, mereka menyebut pemerintahan 
Abdul 1 Iamid It sebadai ' llamidian AbsolutLsm \ dan sebadainya. 
Sebuah situs Yahudi menyebut Sultan Abdul 1 Iamid tl sebagai "the 
damned" (yang terkutuk). 1 " Gerakan Zionis di Turki Utsmani men- 
capai sukses yang sangat signifikan, menyusul pencopotan Sultan 
pada bulan April 1909. Di antara empat perwakilan National Assem- 
bly vang menyerahkan surat pencopotan Sultan itu adalah Limnia- 
nuel Carasso t Yahud i) dan Aram (Armenia). 1 " 

Yang ironis, di tengah kerasnya peno- 
lakan Abdul 1 Iamid II terhadap Zionisme, 
imigran Yahudi yang datang ke Palestina 
justru bertambah secara mencolok* Pada pe- 
riode ISS2-1904, yang dikenal sebagai Fir^t 
Al i uni i {tlir First hnmignition), sekitar 30.000 
imigran Yahudi dari Eropa Timur datang ke 
Palestina dengan dukungan dana dan ke- 
luarga RvUh.sc h ild yang superkaya, Atii/iih 
kedua, \anj< terjadi Lahun 1904 sampai 
mulainva Perang Dunia I. ditandai dengan 

imigrasi sekitar 33-000 orang Yahudi, Imigrasi besar-besaran Yahudi 
di Jerusalem dan wilayah Palestina lainnya ini menunjukkan adanya 
ketidaketektifan dari kebijakan pemerintahan Utsmani. Hasilnya, 
populasi Yahudi di Palestina meningkat secara dramatis pada akhir 
abad kc-19 dan awal abad ke-20; dan 24.000 pada tahun 1S82 




Sultan Abdul Hamid fl 



l y Mvmm'dM->k>t!Juj;lii.^^H|ii^iHr5infi/ J^-]^2. (Kuala Lu rnpur INJM. lWJj,Mjn, 255 



menjadi 47.000 pada tahun 1890; 80-000 pada tahun 1908 dan S5 WO 
pada tahun N14 tatati meningkat dari ? persen menjadi sekitar 11 
persen pada periode 1 yang sama).- 11 

Kebijakan Sultan Abdul Hamid fl terhadap Gerakan Zionis 
tidak berjalan efektif, sebab pemerintah aniaya telah dilumpuhkan 
dari dalam, Apalagi, setelah 1908, kekuasaan di Turki praktis berada 
d t tangan CuHtnrittrP flrtd UiiIdu Pragir^ (CUP)— organisasi yang 
dibenluk oleh Gerakan Turki Muda (\tnm$ Turk bAowniiml). CUV 1 
memiliki hubungan dekat dengan para aktivis Zionis, dan tidak ter- 
lalu peduli dengari gerakan pemberontakan dan separatisme yang 
dilakukan Zionis, Kebijakan Sultan sudah teriaki terlambat, [barat 
penyakit, hal itu sudah menyerang organ-organ vital di dalam tubuh 
Turki Utsmani- Bahkan, akhirnya, Abdul Hanud II sendiri vang ter- 
singkir 

Sinari Rehvftion 

Kiprah gerakan Zionis Yahudi di Turki Utsmani dapat dikata- 
kan sebagai suatu bentuk "<mnrt reheilwn", yang berbeda dengan 
gerakan-gerakan separatis minoritas lainn\ a -seperti Armenia. 
Stmirt rAh'ilion tidak mengandalkan pada kekuatan senjata dan fisik, 
tetapi lebih mengandalkan gerakan bawah tanah alias {liUidt^tinp. 
Mereka menyelubungi gerakan Zionis dengan aktivitas berbentuk 
sosial, ekonomi, kebudayaan, dan pendidikan Pada periode-perio- 
de awal, mereka sama sekali tidak melakukan konfrontasi terbuka 
dengan pemerintahan Utsmani. 

Tahun 1899, dua tahun setelah Kongres Zionis pertama, bebe- 
rapa Yahudi di Salonika mendirikan satu asosiasi yang dikenal de- 
ngan nama KtutmuilL Anggotanya adalah para intelektual, warta- 
wan, pedagang, d<m sebagatnva. Tujuannya, menghidupkan dan 
menyebarkan pelajaran bahasa Ibrani (Hebrew); mencerahkan, dan 
memperkuat kepercayaan agama dengan memajukan studi Yahudi. 
Aktivitas mereka beragam, seperti peminjaman buku. pengajaran, 
diskusi, dan kursus-kursus bahasa Ibrani, sejarah Yahudi, dan studi 
Ibrani secara umum. Kelompok ini juga mendirikan satu perpusta- 
kaan yang memiliki buku-buku berbahasa Ibrani maupun bahasa 



JN fSljinlntd J ^w, Th' ^ris p/Nii* nrftfrtrrt/i F/'iJfrrt'Aiij/Jfa* Turkitfi R^mbUi', hlm 215016. 



lainnya. Tapi, faktanya, berlu 1 J a dengan asosiasi-asosiasi Yahudi 
lainnya di Utsmani, Kadimah bukan hanya merupakan satu per- 
kumpulan agama. Kelompok ini bahkan tidak di.siikai oleh Kepala 
Rabbi Salonika, sebab anggota-anggotanya tidak tampak melakukan 
aktivitas keagamaan sebagaimana la vaknya Karena itu, Esthcr Beiv 
bassa menyebut Kadimah sebagai "if clmitirstim' Zianist nasociritian "r* 

Avjgdor Levy juga mencatat, bahwa Revolusi Turki Muda 
(Young Turk Rfrottttum) bersama dengan CUP dan sejumlah kelom- 
pok politik, berjuang untuk mengakhiri apa yang mereka sebut se- 
bagai AMuliinmid'* dmpatL>m dan mendirikan sahi re/ i m konstitu- 
sional, dengan tujuan untuk menyelamatkan imperium Lftsmani 
dari keruntuhan. Menyusul Revolusi 1908, CUP mendukung elemen- 
elemen nasionalis Turki. Sampat pada tahap ini Yahudi menempati 
posisi yang penting dalam gerakan Turki Muda atau CUP. Di antara 
semua kelompok minoritas Turki Utsmani, hanya Yahudi yang me- 
nempatkan tokoh- tokohnya pada jajaran pimpinan CUP, seperti 
Emmanuel Carasso (Karaku) dan seurang ideulng penting gerakan 
itu, yaitu Mouse Cohen Tekmalp, Semua wakil Yahudi di parlemen 
pada tahun 1408-1918 adalah anggota CUP. n 

CUP adalah penguasa Turki yang sebenarnya setelah Revolusi 
1908« Dasar-dasar pendirian gerakan Zionis di Turki U tema n i meng- 
ambil saal-saat ini. Gerakan ini dimulai dengan pendirian cabang 
dan World Ziowht 0r$a\\iztitkm di Istambul tahun J 908, di bawah 
selu buni* tn&tilrusri perbankan, "Ttw Angto Lev&ntmr Banking Cotn- 
pau\f*\ Karena sikap dan kebijakan Abdul 1 lamid li terhadap Zionis, 
maka asosiasi Zionis mengambil bentuk gerakan ktendestin dengan 
menggunakan berbagai «lubung,* 3 

Jika dicermati strategi dan taktik gerakan Zionis di Utsmani, 
mereka tampak dengan cerdik mem posisikan diri. Walaupun me~ 



- 1 F nt l u» t Bt «tb a >s a t f \'U m 'mt < ** u J S f w h 'p?$ u r Qi jro n*t v /f* . r **<■ h nv trii/ m t h** S> ro*h v*f t h o n tt 
TjiYtitiftii Cfnt\ r fi '<\ | n Avjjtdiir 1 4i M * (rd j, 7 hj- Jittyf ofThp Ot terimu Empt*t t iPruicplftn, Tht» Dar- 
winPiw, I^li.htm 4riMiO 

-- A\ii;d^r Lmvv. tt\*nJ;u',^: jn Atjgdiir 1 cvv [fd l W fciv .. hlm 116 lumlah 
pupuliwi Yahudi keliki ilu «^ikii^r 4\Hl r 000 M.\u 1 4*« dari *rmi*a p-n^uduk Tuik* UImujjij. 
Lihat* liHui MiOrlTU', / - g'j l \\ JtfiSi m :>; t ht Lttr Offi W4 Ptn&t, ut A\ igduv I_l*v\ (u J ) r f htr 
Jl\v$ hlm 3^5 

- 1 t>U-r Btnitift»* ^.viM/f^wt $,*'ffh l £A'>- m Amilum r Ltvs |^l J, The fm* , hlm 4o3- 
4tvl 



nempMi posisi -pnsisL pOnfirig ih CLP dan parlemen UlsmanL mere- 
ka Sri m/i sekali hdak mengaju ka n usulan untuk memisahkan dirj 
dari Utsmani. sebagaimana perakan minoritas lainnya. Mereka me- 
nyokong Spa yang mereka sebut sebagai ,4 athmnmi$w r atau f 'Thrki>it 
}ititiafmH<i}} r \ VrUTif dipromosikan oleh CUP- Ketika CUP mempro- 
mosikan bahasa Turki kepada masyarakat, Gerakan Zionis juga 
membual asosiasi-asosiasi yang mengajarkan bahasa Turki, sebagai 
taktik mereka. Tetapi, pada saat vang sama, mereka juga mengada- 
kan pen gajaran bahana Ibrani Faktanva h sampai Peran- Dunia I. 
aktivitas gerakan Zionis terfokus utamanya pada penghidupan ba- 
hasa dan kultur Ibrani, setidaknya vang tampak di permukaan. Sam- 
pai Deklarasi BalJour (N17>, gerakan Zionis dan asosiasi -asosiasinya 
pada tingkat daerah tetap membenkan dukungan kepada prinsip- 
prinsip integritas wilayah Utsmani/" 1 Contoh lain, dari cerdiknya 
gerakan Zionis dalam menyelubungi misi mereka, dapat dilihat pa- 
da sejumlah perdebatan yang terjadi di parlemen Utsmani selan\a 
tahun 1°11. Ismail I Eakki, seorang tokoh oposisi, menyatakan, bah- 
wa tujuan Zionis adalah untuk mendirikan negara Yahudi yang 
wilayahnya membentang dari Palestina ke Mesopotamia (lraq). Nis- 
sim Masliyah, seorang Yahudi pengacara dan anggota parlemen, 
mertfawab bahwa ide mendirikan negara Yahudi adalah ilusi. Em- 
manuei Carasso. Yahudi anggota parlemen lainnya, juga memain- 
kan peranan sebagai orang yang "anti-Zionism'\ Pada sesi porsi* 
dangan berikutnya, anggota parlemen Utsmani yang berasal dan 
) e rusa lem, yaitu Ruhi al-Khalidi, juga mengangkat kembali masalah 
Zionisme. Ia membacakan ayat-ayat Bible yang menyebutkan Pales- 
tina sebagai tanah yang dijanjikan unluk Yahudi. Respons Masliyah 
terhadap Klialidi adalah, ayat-ayat Bible itu tidak berarti apa-apa r 
setelah Kitab-kitab Yahudi digantikan oleh Al*Qur\in. Masliyah 
bahkan menantang, "Kalau dia (Khalidi) berkeinginan, biarkan pe- 
merintah membakar kitab Torah> J ' 

Sebenarnya, ketika kecurigaan terhadap gerakan Zionis mulai 
menguat di sebagian kalangan, posisi Zionis sudah sangat kuat di 



^ F^tiT FkMibnAsn, Ai-AvVMti purn' -S/rriii^h'* in Av i(*di>r I t'vv (t»d ), Vir Ji-rf* , lilm \\A 



Bagian I Dari Kebingungan Manuiu Kamalmu 73 

kalanya n elit L T i s mani Sehati, mereka telah menjalin hubungan erat 
dengan kelompok Turki Muda atau CUP derukan Turki Muda me- 
nerim.i J tikungan dan "tiw Domnc* oj 'Suhuku" \ vang dalam pema- 
haman ban vak Muslim ketika ifu, memang identik dengan nama 
Yahudi. Sejumlah Yahudi yang aktif dalam organisasi ini adalah 
Avram Galante dan Fimnannel Carasso, Carasso adalah ketua se- 
buah ]o| i Freemason di Salonika, dan ia mengizinkan [ujinya untuk 
dipakai pertemuan-pertemuan gerakan Turki Muda. Kedekatan hu- 
bungan Gerakan Turki Muda dan Yahudi bisa ditelusuri sejak awal 
berdirinya CUP tahun 168^, yang ketika i m juga merupakan sua t u 
•masyarakat rahasia". CUP menjadi penguasa penting di Turki 
Utsmani pada periode 1908-1918. Pendiri Turki modem dan juga 
tiga presiden pertama Turki adalah anggota CUP Hantoglu menye- 
but bahwa "CUP merupakan sebuah organisa.si bawah tanah se[ak 
pembentukan mu pertamanya di tahun 1889 sampai revolusi tahun 

Hanioglu juga menyebutkan bahwa tanpa diragukan, Freema- 
son adalah salah sahi gerakan oposisi vang aktif melawan pemerin- 
tahan Utsmani dalam periode 1876-190S. Kaum Freemason memiliki 
hubungan sangat duka t dengan Gerakan Turki Muda. Balikan, bisa 
dikatakan, ia memiliki pengaruh besar dalam pembentukan idelogi 
dan pemikiran Turki Muda. Ketika itu, aktivis Freemason memiliki 
hubungan erat dengan kelompok Osmanli Hurrti/ii Cemiyati {TIu* 
Ottontun Frtfifout Sdc fVf jy) }*m^ dlbentuk tahun NOb Tokub Freema- 
son itu adalah Cleanthi Scalieri, pendiri loji "77ir Li^hts of Ihr LiKt" 
(Envar-! SarkiyeL yang keanggotaannya meliputi sejumlah politisi, 
jumahs. dan agamawan terkemuka (seperti Ali Sel kali, pemimpin 
redaksi koran l>th]iwl dan Pangeran Muhammad Ali Halim, pe- 
mimpin Frve Masonry Mesir), Scalieri memiliki kedekatan hu- 
bungan dengan para pejabat penting Utsmani. Dan sinilah, nuclcus 
Gerakan Turki Muda dilahirkan. Fakta-fakta ini menunjukkan, bah- 
wa kepemimpinan Seal U 1 n menentukan sejumlah elemen Gerakan 
Turki Muda. Sampai sekitar 1£U?, loji-loji Freemason sebagian besar 
"bermain" dalam bentuk klendestine ^n menghindari kontak 



Jt * M >nl*nj l famili n, V\- ) *wi$ /j*rU w Otiiwfiitian, fNW Ynrk CfcJonl L'nn x'\^\\\ Pres^, 
1995), hliti 1 






langsung dengan kelompok-kelompok Turki Muda. Tetapi, fakta- 
nya, anggota-anggota loji Freemason memainkan peranan penting 
dalam proses liberalisasi dan oposisi terhadap Sultan Abdul harmd 
II, Sebagai contoh, anggota Joji Scalieri yang bernama Ali Sefkati. Ia 
adalah editor Knran ktikbal. Ia mempunvai kontak dan aktivitas 
yang luas di berbagai kota di Eropa. Aktivitas politik Scalieri |uga 
didukung oleh kekuatan-kekuatan besar, terutama Inggris. Penting- 
nya Ali Sefkati bagi Freemason sejalan dengan hubungan dekatnya 
dengan pemimpin CUP, Ahmcd Riza. Bahkan, lingkaran pimpinan 
CUP sekitar Ahmcd Riza, juga mencakup sejumlah tokoh Freema- 
snn, seperti Pangeran Muhammad "Ah 1 lalim, pimpinan Freerna.son 
Mesir, yang telah diketahui oleh Sultan sejak pertengahan LS9G-axi- 
Juga, diantara aktivis kelompok ini adalah Tala t Bey, yang bergabung 
dengan loji Macedonia Risorta, tahun 1903*^ 

Yang pasti, dampak dan aktivitas katun Freemason dan gerakan- 
gerakan liberal lainnya adalah perusakan terhadap pemerintahan 
Utsmant pimpinan Sultan, Karena itu, tidaklah mengherankan, jika 
gerakan-gerakan seperti ini mendapat dukungan dan kekuatan 
kristen Eropa yang sejak lama memandang Turki U tamani sebagai 
ancaman terhadap mereka. Gerakan pembebasan dan liberal isasL be- 
lum lama mencapai sukses di Amerika Serikai (1776) dan Prancis 
(1789). Gerakan itu dilakukan dengan melakukan perlawanan terha- 
dap kekuatan kolonial dnn penindas. Maka, jika ditelaah dalam per- 
tarungan antara Sultan Abdul Hamid dengari Gerakan Turki Muda, 
ada unsur "tlfish of iJrolo^y" . Secara politis, sebenarnya ada perbeda- 
an antara kondisi Prancis dan pemerintahan Utsmani. Di Prancis, 
kekuasaan raja yang absolut menindas rakyat didukung oleh ke- 
kuatan elit bangsawan dan agamawan {ckr$y)< Seorang penulis Tur- 
ki, EnverZiya Karah yang biasanya tidak suka terhadap figur Abdul 
Hamid II mencatat tentang Sultan ini, "Inti segala masalah bagi 
Sultan adalah Islam, yang merupakan satu-sa ritnya ikatan kuat yang 
menyambung umat Islam satu sama lain di dalam kekuasaan 
Ulsmani (Tlu j cmx qf ifa* nmtfcr for h ini mas Jsilriwj, ihe onhf strcfig tk> 
which comurft'd tht j Muslim* fd mch tifhi*r m thr Osmnnli Dt'titt't},'* 
Sultan Abdul Hamid II memandang, kebebasan yang digalakkan 



- 7 M Sukru 1 1 amonia The Wirc Turk, h f m 33-40 






Bagian I Dan Kebingungan Menuju Kemahan 75 



oleh Turki Muda adalah suato senjata penghancur bagi Turki U tsma- 
ni {ti dt'^tructiiY uwpon ftir thr Ottoman Empiri). Ia menuturkan dalam 
kata-katanya: 'Memberikan kebebasan sama halnya memberikan 
ienjata kepada seseorang vang tak tahu bagaimana menggunakan- 
nya. Dengan senjata tersebut orang itu bisa saja membunuh ayah- 
nya, ibunya, bahkan dirinya sendiri "^ 

Sementara itu, bagi para pemimpin CUP, Barat adalah segala- 
galanya. Dalam kata-kata Abdullah Cevdet, seorang pendin CUP: 
'Hanya ada satu peradaban, dan itu adalah peradaban Eropa- Ka- 
renanya, kita harus meminjam dari peradaban Barat baik mawarnya 
maupun durinya." Abdullah Cevdet juga dikenal sebagai simpatis- 
an Judaisme dan gerakan Zionis.- 1 Pimpinan Turki Muda lainnya, 
Sabahuddin Bejv menulis, "Sejak kita membangun hubungan de~ 
ngan peradaban Bara L kebangkitan intelektual lelah terjadi; sebe- 
lum hubungan ini terjadi masyarakat kita miskin kehidupan intelek- 
tual/' Satu organ CUP yang bernama Osvmnli, mengkontraskan an- 
tara Eropa dengan Timur dalam kata-katanya, "Bangsa Eropa selalu 
melangkah di jalan-jalan dengan kepala terangkat sedangkan Bang- 
sa Timur berjalan dengan kepada menunduk di bawah tekanan 
absolutisme, terbungkuk ke arah tanah dan nyaris merangkak,"^ 

Ideologi penting dari kelompok Turki Muda adalah posilivism, 
rnaterialiMii, dan nationttlisvt. Ahmed Riza, yang memimpin gerakan 
ini antara tahun 1S95 sampai 1908, adalah mahasiswa dari Pierre 
Laffitte dan belakangan menjadi aktivis positivisme internasional.' 1 
Fokus dan nasionalisme Turki Muda berbasis pada nasionalisme 
berbasis ras. Hal ini muncul tidak lama setelah kemenangan Jepang 
melawan Rusia tahun 1904. Agenda nasionalisme Turki ini jelas, "Se- 
buah pemerintah vang kuat, peran dominan yang dimainkan elit 
intelektual, anti-impenalisme, sebuah masyarakat di mana Tslam 
tidak memerankan apa-apa, dan sebuah nasionalisme Turki vang 
akan bersemi kemudian " Dengan mencermati secara serius Wt'ltau- 
ftcllttUfig Turki Muda antara ISS9-1902, Hanioglu sampai pada kcsmi- 



- y NberOrtai L. "UtttmtirTtiiK iiruf Ziaivsin Diiring fiir Sivothi Cmfltluional PrnoJ", in Avi^- 

30 M. Sukm I lamE^Ju. Hic mtnj Turk. Mm 17- 1 S 
Jl M SiikrulLimocJii H.v ^Utirg Ihrk, Mm ItiV^M 



pulan bahwa ideologi negara Turki modern memang dibangun di 
atas cUsar "ma teria lis-positivis dan nasionalisme'''.- 

Dengan ideologi semacam itu, dan cara pandang vang ter- 
Bar^t-kan (uk a $ti*rniziii) tentu h d H k mengherankan, jika Turki Muda 
memiliki hubungan khusus dengan gerakan l-roema*onry atau Zio- 
nis. Itu bisa dilihat dalam cara pandang aktivis furki Muda terhadap 
Zionisme, Selama periode 1902- WOS, Gerakan Zionis menjadi topik 
pj d n jurnal* jurnal Turki Muda. Pertama, pada bu [a n Agustus \ 902, 
di Jurnal Anndoln yang terbit di Kairo. Tulisan im memberikan pan- 
dangan yang netral tentang sejarah gerakan Zionis, organisasi, dan 
tujuannya, Kedua, tulisan tentang Zionisme—terjemahan dari koran 
Pera ncis- muncul pada bulan Januari tahun 1904 di jurnal Turi;, yang 
juga terbit di Kairo. Ketiga, artikel yang ditulis Max Nordau, muncul 
di Jurnal kiihthl yang berbasis di Jenewa, Publikasi terhadap Zionis* 
me dalam posisi netral ini sangatlah mengherankan, mengingat tu- 
juan Zionisme adalah merebut wilayah Palestina dan Turki U tama- 
ni. Pada bulan Desember 1903, jurnal Tur k. juga mem publikasikan 
satu artikel berjudul "A Political Summntkm: 7urk> and /<Tr> rI \ Disebut* 
kan dalam artikel itu: "Diantara penduduk dunia yang telah meng- 
alami penderitaan, ketidakadilan, dan penindasan, bangsa Yahudi 
mungkin yang nomor satu, Ketidakadilan dan perlakuan tidak ma- 
nusiawi itu berasal dari tana L isme dan kebencian agama Seantero 
dunia Kristen memiliki rasa permusuhan yang dalam dan kuat ter- 
hadap bangsa yang malang ini/'* 1 

Fakta-lakta itu inenun|ukkan bahwa gerakan Turki Muda me- 
mang telah terinfiltrasi atau terpengaruh oleh ide-ide Gerakan 
Zionis. Mereka tidak memandang pemisahan Palestina dari Turki 
Utsmani sebagai ancaman terhadap kedaulatan negara mereka. Pa- 
dahal, Zionisme adalah bentuk nyata dan pemberontakan dan sepa- 
ratisme, Ini bisa dikatakan sebagai bentuk ketidakpedulian atau 
mungkin satu "konspirasi" antara Turki Muda dengan Gerakan 
Zionis. Misalnya, bisa dilihat pada pidato Kemal Attaturk terhadap 
Yahudi Turki pada 2 Februari 1923: 



^ M. Sukru I Unt.^lu, Vw }&&$ 7IM Mm. 2UI-2lr>. 



Proses ini memakan waktu yang panjang. Kelemahan internal Turki 
Utsmam juga meniadi faktor kondusif merebaknya gagasan Wes- 
ternisasi di 1 Lirki Utsmam, khususnya di kalangan kaum elit politik 
dan intelektualnya. Sejarah kemudian menyaksikan nasib tragis se- 
buah kekuatan besar runtuh dan takluk terhadap ke mana n Barat 
dan Zionis Yahudi. 

Fenomena s'ang terus berkecamuk di Palestma belakangan ini 
perlu diiihal dalam kerangka sejarah panjang perjalanan Yahudi, 
Kristen, Zionisme, dan kepentingan imperialis Barat, Pemetaan ma- 
salah ini dengan tepat—baik berdasarkan nash-nash Al-Qur*an dan 
hadits, maupun fakta-fakta sejarah— akan memungkinkan kaum 
M lis U m mengambil sikap dan tindakan yang tepat. Bagaimana? 
Apakah "bom syahadah" (pers Barat menyebut sebagai "sufcufe 
bflmbiug") merupakan jalan yang tepat? Atau, harus berdamai dan 
bernegosiasi untuk mendapatkan 20% wilayah Palestina (Tepi Barat 
dan jalur Ghaza) dengan Zionis Lsrael-dengan konsekuensi meng- 
akui eksistensi negara Zioms itu? Wajibkah kaum Muslim merebut 
kembali semua wilayah Palestina yang diduduki Israel saat ini dan 
sudah disahkan oleh PBB: 1 b\i masalah besan yang perlu didiskusi- 
kan bersama oleh para pemimpin dan cendekiawan Muslim in terna- 
sional, untuk segera diambil tindakan-tindakan jangka panjang 
vang istitffliunJh 



♦ ♦♦ 



4 



The End o f History atau The End 
of The West? 



m fcth&tht'£nduftheWe$t?" 

Thomas L, Friedman, penulis Amerikj yang berpengaruh 



f{ e tela h memenangkan pertarungan JJ kecil- kecilan" melawan 
^s. Komunisme di abad ke -20 (yang disebut H Linting ton sebagai 
fcw konllik jrang bersifat ftr f/H v it-rrrf suprrficittP)* Darat menjadi 
penguasa hinggai. Di puncak piramida kekuasaan, duduk sttpvr- 
pozcn Amerika Serikat, yang memegang kunci-kunci kekuasaan du- 
nia. Dengan segala kehebatannya itu, ada yang kemudian berpikir, 
bahwa setelah era dominasi peradaban Barat, maka tidak ada lagi 
peradaban lain, dengan sistem pemikiran dan kehidupan yang ber- 
beda dengan peradaban Barat, yang akan menggantikan peradaban 
Barat, ketika itulah manusia sudah bersepakat untuk menerapkan 
Demokrasi Liberal, Lra ini merupakan akhir sejarah {The Lmi of 
HL<hm/) r Ungkapan The End of Histori/ ifttlah yang sangat populer di 
pengujung abad ke-20, yang menempatkan nama Prancis Fukuya- 
ma sebagai ilmuwan terpopuler bersama ] (untington, selama deka- 



l Himrni|;|ii|i iwntMlaL "TV thvnfidh ivi/im aviftid ketami fiivrji-itemu<rt§Cif mrd Mwa- 
dftyti? ciwfiu'tuttf jvtiVictr Ivfnvrtt fchm timi Chr^Utimtv " (HuHluigUin» Mm 30 S 



de 1990, I luntington populer dengan bukunya Cfa^h of Cirilizirtum 
mtrf Thv Ri'tnaking n f Wnrtti Orthr dan Fukuyama populei dengari 
bukunya Tln* Eitii o/Htelary nnii The U&tMnn Segera, metelah pener- 
bitannya, luiku Fukuyama mendapatkan baru a k pujian ■ 

Sebagaimana Huntington, vang menulis bukunva setelah per- 
debatan panjang tentang artikelnya The ClasU ofCiviliZiUian>' di jur- 
nal Tofi'ign Affmr< (summer 1993), buku Fukuyama juga merupakan 
pengembangan dari artikelnya Vie E j u! o/Hfetanj? di jurnal Tftc Nft- 
fionttl l?ih*n*$i f summer 1989). Dalam makalahnya itu, Fukuyama, 
mencatat, bahwa setelah Barat menaklukkan nval ideologisnya, mo- 
narkhi herediter, fasisme, dan komunisme, dunia telah mencapai sa- 
tu konsensus yang luar biasa terhadap demokrasi liberal, Ia berasum- 
si bahwa demokrasi liberal adalah semacam titik akhir dari evolusi 
ideologi atau bentuk final dari bentuk pemerintahan. Dan ini sekali- 
gus sebuah "akhir sejarah' (tlw mJ &f histori?)* 

Dalam bukunya, Fukuyama memasang sederet negara vang 
pada tahun 19^0-an memilih sistem demokrasi -liberal, sehingga ini 
seolah-olah menjadi indikasi, bahwa—sesuai Ramalan liegel -maka 
akhir sejarah umat manusia adalah kesepakatan mereka untuk me- 
nerima Demokrasi Liberal Tahun 179U, hanya liga negara, AS, Swiss, 
dan Prancis, yang memilih demokrasi l i bera k Tahun 1S4E, jumlah- 
nya menjadi 5 negara; tahun 1900, 13 negara; tahun 1919, 25 negara, 
tahun 1940, 13 negara; tahun 1960, 36 negara; tahun 1975, 30 negara; 
dan tahun 1990,61 negara, 4 

Pada "akhir sejarah", kata Fukuyama, tak ada lagi tantangan 
ideologis yang serius terhadap Demokrasi Liberal Di masa lalu, ma- 
nusia menolak Demokrasi Liberal sebab mereka percaya bahwa 
Demokrasi Liberal adalah inferior terhadap berbagai ideologi dan 
sistem lainnya, seperti monarki, teokrasi, fasisme, komunisme, to- 






-Gpur^ifCiitler d* tam l%^rin|"h>rj P^: B-mK Wi*rU t menyebut b tik u FukuyjtflM iimlen^an 

1 1 rrW v and i'ap 1 1 Ihffint \kik f t» fi til \t fath\ im t 'h* Jrpth atul rtttt c * M fr' h * Ihitjft* rv; r s iw} ■; i h* i U re ittf h 
ti\r UKrlJ " Ohari& kraulhJmrmr, kulumriLs ne^kon^rvjlivc AS, frb.*nuli> bnhtvj hukvi fuku* 
vamj, "BaiJ. tittiJ. ^vhMcusIu bnitwnf, Ur,tif rmw* th? rrrjimjih irf tht tYo! n\ti *ttvrdy ti f*\t 
rukuiitimd ha* grzrn tt n i/rrj» tmilhtphty Lru^mtit mnr'^if^ " j I rjnii> I u ku v tim*, Ihr Lrulvf Ht+fjty 
m J Ihr Lisi M* h. fN'eiv York Avon tkmks, 1^21 

3 Fraticb Fitku vaina, Th% L'uiit Hfslwvuml thr Ltt>t K\a*t J ■ lisi- \t 

4 FrAiu't< Fukiiwima, Trr/ Etid at Hi<ifiru ftttd ttu r Lii.<t kUri. h bn 4^ Si) 



Bagian F. Dari Kebingungan Menuju Kematian 8 1 

tUarianisme, atau apapun. Tetapi, sekarang, katanya, sudah menja- 
konsensus umat manusia, kecuali dunia Islam, untuk menerap- 

m Demokrasi Liberal sebagai bentuk pemerintahan yang paling 
■libra!-, 6 

Pcmvataan Fukuyama bukan saja sangat debatahle tapi fu^a 
Hikli kontradiktif dengan sikap Barat sendiri. Dalam meman- 

mg 'demokrasi", Fukuyama mengadopsi pendapat Huniingion, 
m tang perlunya proses sekularisasi sebagai p ra syarat dari demok- 
ratisasi. Karena itu, ketika Islam dipandang 'tidak comptitihle* dengan 
demokrasi, maka dunia islam juga tidak kondusif bagi penerapan 
demokrasi yang bersifat sckular sekaligus LiberaL Dalam kajiannya 
tentang "Gelombang Demokratisasi Ketiga", Huntington mengung- 
kap penelitian vang menunjukkan adanya bubungan negatif antara 
Islam dan demokratisasi. Sebaliknya, ada korelasi yang tinggi antara 
agama Knsien Barat dengan demokrasi. Di tahun 1^58, agama Ka- 
tolik dan Protestan merupakan agama dominan pada 39 dari 46 ne- 
gara demokratis. Ke-39 negara demokratis itu merupakan 57 persen 
dari 68 negara dimana Kristen Barat merupakan agama dominan. 
Sebaliknya, papat- Huntington, dari 58 negara yang agama dominan- 
nya bukan Kristen Barat, hanya ada 7 negara ( 12 persen) yang dapat 
dikategorikan negara demokratis. Jadi, simpul Huntington, demok- 
rasi sangat jarang terdapat di negeri-negeri di mana mayoritas besar 
penduduknya beragama Islam, Budlia, atau Konfusius, Diakui oleh 
Huntington, korelasi itu bukan merupakan hubungan sebab akibat. 
Huntington memaparkan, 

"Namun, agama Kristen Barat menekankan martabat individu 
dan pemisahan antara gereja dan negara (sekuler). Di banyak 
negeri, pemimpin-pemimpin gereja Protestan dan Katolik telah 
lama merupakan sosok utama dalam perjuangan menentang 
negeri-negeri represif. Tampaknya masuk akal menghipotesa- 
kan bahwa meluasnya agama Kristen mendorong perkembang- 
an demokrasi "* 

Tentang hubungan agama dengan sekularisasi, Fukuyama 
mencatat bahwa liberalisme tidak akan muncul, jika Kristen tidak 



* FrjTid>i : Lit.u\jmj, Pv EtiJ jfHiiUnt nmt \hc LirsJ Alm hlm 211-212. 

n Samin 1 ! P. Huntin^Uin. GYfcj'ifwijf Dtmvkrattstisi JtrJr^ir, (Jakarta Grafiti, 19971. hln>, S^ 



melakukan sekularisasi- Dan itu sudah dilakukan oleh Protestanis- 
me di Barat, yang teki h membuang adanya kelas khu^LLs pemuka 
agama dan menjauhkan diri dari intervensi terhadap politik. Tulis 
Fukuyama, 

"Kristen dalam arh tertentu harus membentuk dirinva melalui 
sekularisasi tujuan- tujuannya sebelum liberalisme bisa lahir. 
Agen sekularisasi vang umumnya segera bisa diterima di Barat 
adalah Protestanisme. Dengan menempatkan agama sebagai 
masalah pribadi antara Kristen dan Tuhan, Protestanisme telah 
menghilangkan kebutuhan akan kelas pendeta yang terpisah, 
lebih luas lagi tidak ada juga keburu ha n akan intervensi agama 
ke dalam politik/' 7 

Fukuyama menyorot dua kelompok agama vang menurutnya 
sangat suht menerima demokrasi, yaitu Yahudi Ortodoks dan Islam 
fundamentalis- Keduanya dia sebut sebagai "totalistic wligfons" yang 
ingin mengatur semua aspek kehidupan manusia, baik yang bersifat 
publik maupun pribadi, termasuk wilayah politik. Meskipun agama- 
agama itu bisa menerima demokrasi, tetapi sangat sulit menerima 
liberalisme, khususnya tentang kebebasan beragama. Karena inilah, 
menurut Fukuyama, tidak mengherankan, jika satu-satunya negara 
Demokrasi Liberal di dunia Islam adalah Turki, vang secara tegas 
menolak warisan tradisi Islam dan memilih bentuk negara SD ku la r 
di awal abad ke-20* 

Klaim-klaim Fukuyama sebenarnya sangatlah lemah Tidaklah 
benar, saat ini tidak ada tantangan serius secara ideologis terhadap 
Demokrasi Liberal. Faktanya, pasca Perang Dingm, Islam masih 
dianggap sebagai tantangan ideologis vang serius, sehingga negara 
negara Barat sangat khawatir terhadap munculnya negara vang me- 
nerapkan ideologi Islam. Sebab, menurut Huntinglon, Islam adalah 
sahi-satunya peradaban yang pernah membuat Barat tidak merasa 
.iman. Kasus dukungan Barat terhadap pembatalan Pemilu di Alja- 
zair yang dimenangkan oleh FIS menunjukkan bahwa Barat meng- 
anggap ada tantangan serius terhadap ideologi mereka. Menurut 



' Franc* Fukuyama, TV* EtiJoi H&i&y &*\d Iht U\*l kian* Mm. 2l(*. 
* Francj* Fukuyama. Thf EttJoi ' H^fjrv rf'irf J/w Li</.M<m, Klen 217 



Bayran E, Dan Ketatujunyart Menuju Kemauan 83 



Ehristoper Ogden (dalam artikel TfVre front Wii^hmgfotr, Titik**, 3 
Februan 1SW2), tindakan AS yang mendukung pennaman kekuasa- 
an antidemokrasi merupakan suatu tindakan yang sangat keliru, 
r^ikap AS dan Prancis yang menyatakan bahwa kudeta Alja/air 
konstitusional", tidak lain merupakan gejala penyakit gila para- 
noid (ketakutan tanpa dasar) terhadap Muslim Fundamentalis, 
Bgden menulis, anggapan bahwa AS tidak d a pai mempengaruhi 
Berubahan di Aljazair adalah uonsense. 

Sesudah peristiwa serangan terhadap menara kembar World 
Trade Centre di New York dan gedung departemen pertahanan AS 
pentagon di Virginia, jenis paranoid Barat—khususnya Amerika 
Serikat- terhadap Islam semakin beragam. Dari yang bentuknya 
paling Sederhana dalam kehidupan sehari-hari sampai di tingkat 
legislasi pemerintahan. Hanya karena namanya berbau Islam, atau 
wajahnya bercorak Arab, maka seseorang yang memasuki negara- 
negara Barat dapat menerima perlakuan yang tidak manusiawi. 

Harian Nctc Slmite Tiuu*< edisi 15 September 2004 r memuat 
erita berjudul "Turkah ivomeii denoune*} pttms to niiniunli^t' ndulhint 
(Kaum wanita Turki mengecam rencana menjadikan zina sebagai 
berbuatan kriminal)". Diberitakan, bahwa parlemen Turki sedang 
mendiskusikan satu Rancangan Undang-undang yang diajukan 
pemerintah vang isinva akan menetapkan perzinaan sebagai satu 
bentuk kejahatan kriminal. Menurut 1 J M Turki, Recep Tayvip Erdo- 
gan, Undang-undang itu dimaksudkan untuk melindungi keluarga 
dan istri-istri dari perselingkuhan /perzinahan suaminya. RUU itu 
kemudian menimbulkan kontroversi hebat. Vang menarik, bukan 
kalangan dalam Turki saja yang ribut, tetapi juga pejabat-pejabat 
Uni Eropa. Pejabat perluasan Uni Eropa, Gucnter Vcrheugen, me- 
nyatakan bahwa sikap anti perzinaan dapat menciptakan citra bah- 
wa Undang-undang di Turki mulai mendekati hukum Islam. Bahkan, 
Menteri Luar Negeri Inggris, Jack Straw menyatakan bahwa jika 
proposal itu disahkan sebagai Undang-undang, maka akan ; 'mcn- 

tpptakan kesulilan bagi Turki". 
Kasus di Turki ini menarik untuk disimak, bagaimana masalah 
moral yang menjadi urusan internal dalam negeri satu negeri 
Muslim ternyata mendapat perhatian besar dari tokoh-tokoh Barat. 



apa orang-orang Barat (Eropa) itu begitu khawatir jika rakyat Turki, 
melalui parlemen mereka, memuluskan bahwa perzinaan adalah sa- 
tu bentuk kejahatan? Ada apa d j balik semua mi? Apakah karena 
mereka merupakan pelanggan tetap pelacur-pelacur Turki, sehingga 
dengan diundangkannya larangan perzinaan, maka mereka akan 
kehilangan kesempatan untuk melampiaskan syahwat mereka? Me- 
ngapa mereka tidak membiarkan saja, sesuai jargon demokrasi libe- 
ral mereka, rakyat Turki untuk menentukan apa yang baik dan buruk 
untuk mereka? Mengapa langsung saja mereka mengingatkan, bah- 
wa undang-undang itu akan mendekatkan Turki kepada Islam? 

Kasus Iur k i ini sekaligus menjadi bukti bahwa Barai beisikap 
begitu paranoid terhadap penerapan "hukum I m la m", dan sekaligus 
mematahkan tesis Pukuyama tentang tidak adanya tantangan ideo- 
logis yang serius terhadap Demokrasi Liberal pasca Perang Dmgin. 
Karena ku, klaim Fukuyama bahwa lelah terjadi konsensus umat 
manusia untuk memeluk "Demokrasi Liberal" juga bisa dianggap 
berlebihan. Klaim ini terlalu dini dan mendapatkan banyak kritik. 
Kemajuan dan kemenangan, serta apa yang disebut oleh Fukuvama 
sebagai 'konsensus' dunia internasional— suka atau terpaksa— untuk 
mengambil dan menerapkan nilai dan sistem Karat memang sebuah 
fakta yang tidak dapat diingkari. Namun, di mana telah terjadi kon- 
sensus umat manusia? Pada sisi ini, sikap Barat juga paradoks. Di 
satu sisi mengkampanvekan 'pluralisme' sebagai salah satu elemen 
dasar Demokrasi Liberal, tetapi pada sisi lain juga memaksakan 
'uniformitas' tentang keharusan menerapkan standar Barai dalam 
berbagai aspek kehidupan umat manusia, seperti yang terjadi di 
Turki, Dukungan Barat terhadap re/i m otoriter yang anti-demukrasi 
di dunia Islam—hama karena rezim-rezim menjamin kepentingan 
bisnis dan ekonomi Bara t- menambah pekatnya kadar paradoks i 
Barat. 

Juga, perlu dicatat, bahwa di samping menawarkan banyak ke- 
mudahan dan nilai-nilai positif terhadap umat manusia, seperti nilai 
keterbukaan dan pertanggungjawaban (nccumitibilitif) dalam sistem 
pemerintahan, sistem Demokrasi Liberal Barat pun Lidak kurang 
mendapatkan kritik tajam, sepanjang sejarah peradaban Barat sendi- 
ri. Demokrasi Liberal bukan hama memiliki nilai positif, tapi juga 
menyimpan kelemahan-kelemahan internal yang fundamental. Da- 



Bagian 1 Dan Kebingungan Menu|u Kerri-alrein 85 



sistem inilah, ilmu pengetahuan tidak dihargai. Orang pintar 
isamakan haknya dengan orang bodoh Seorang profesor ilmu 
olirik memiliki Kik suara yang sama dengan seorang pemabuk dan 
Kina. Seorang vang taat beragama disamakan hak suaranya dc- 
^an seorang preman, pengangguran, atau oportunis. 

Kelemahan dan bahaya internal demokrasi itu pernah diingat- 

* m Plato, filosof Yunani Kuno. Plak> (429-347 SM) menyebut empal 
?Iemahan demokrasi. Salah satunya, pemimpin biasanya dipilih 
m diikuti karena I aktor- (aktor nonesensial, seperti kepintaran 
idato, kekayaan, dan latar belakang keluarga. Plato memimpikan 
jncirinya "orang-orang paling bijak (the wisest people)'' sebagai 
■■mimpi n ideal di suatii negara, "Orang-orang paling bijak dalam 
egara, akan menangani persoalan-persoalan manusia dengan akal 

:,m kearifan yang dihasilkan dari dunia gagasan yang kekal dan 
Tnpurna." Penyair terkenal Muhammad L]bat juga banyak mem- 
berikan knlik terhadap konsep pemerintahan yang menyerahkan 
.■putusannya kepada massa yang berpikiran rendah, Kata iqbal, 
igaimana pun, para semut tidak akan mampu melampiri kepintar- 
t seorang Sulaiman. Ia mengajak meninggalkan metude demokra- 

i, sebab pemikiran manusia bdakakan keluar dan 200 'keledai'. De- 

:iikian ditulisnya dalam svair Pa^am^t'-Mn^/riq t 

"Doi/uu ><v£ tlu 1 nviillh ofnmuiingfrojn toiv mrturrrt men? From imt^ 
aituiat prodYui t! h* hnllhWiCi 1 o f a Solomcn, Flrr from tht 1 uiftliihi^ af 
ticnuKrncy hccait^' human thinking ctvi not issue out o/ the hrutnt of 

Sebenarnya, Barat pun sadar benar, Demokrasi Liberal tidak 
dapat diterapkan pada >emua aspek kehidupan umat nian usia, 



y Marvui Pt*rrv. We^ltm CinfizJtft&tr A 8rnj H;.^t?ry H (Bentan: J lou^titun Mifflin Company. 
#7), hJiti 63 A ri^lulrli"* ( ^tM-322 flC I. [fllind Flah i r pt^n inL'nvetuit di/jnokrnM vrbo^ii bt-ntuk 
mvrintjhiin buruk, ^piTJi tiran] dan aligarkhl Ti#i bentuk ^mL-rutlnhiin ya m; haik, 
■nururnvn. ada h h ni<<n h irkl*i. arfrkikrctM, dan pulih 5obelurn afrjd kiM8 H dcmukrasi bukan- 
t sistem mn^dtpilih u «hai n^nu^ui Sjstvrmnl diirik di rra Yuiwuiidjin Romawi aiidfonmftfr 
mu lilnMil pnlitik riu'iinlAkiiw S*jjk ahad kfc*I&, Ivktajvi a^jvk dori diMiiokr^i politik 
dai diifr.ipk.in Ji R.ir.n Rorvr.ip.i tdc" itu datang diri fnhfi I i>rk*- H van^ barivak mt-mberi 
mban^an pfmikaran pt--litik ttrhad.ip Tn^ri> dan AS. (Lihai, Skirii. M. M. Hi^l^ru cfMu-^hm 
'tfofvpliit iK.nvKhi R<n.il ftmk CumpRTiv. l^S?j. vul ] h hlm »>B-|[)h f;nri^ A G-iuld and W1 1 J i s 
M Trmtnvl i ?fl/im"Ji /Jni^f w< j Ni*w Yurk -MiirmiltanPuMishii^ 1^731. hlm 2^: hWtUffiKiiiiiii 
-_ldiqi TV Jv*'.i^'* ' r*v Ws-a i:: t.jiwl [] ahcw Bd/-i l^bal, ]4Mi h lilin $7 



khususnya dj dunia internasional. N tereka tidak percaya, bahwa 
umat manusia yang mayoritas dapat menghasilkan keputusan vang 
baik bual dunia internasional, ]tka bertentangan dengan kemauan 
mereka. Karena itu, sejak awal berdirinya PBB, 24 Oktober 1945, 
Barat memaksakan sistem "aristokratik", dimana kekuasaan PBB 
diberikan kepada beberapa buah negara yang dikenal sebagai "The 
Big Five" (AS, Rusia, Prancis, Inggris, Cina). Kelima negara inilah 
yang mendapatkan hak istimewa berupa hak *Veto (dari bahasa 
Latin: veto, artinya: saya melarang), Lima negara mi merupakan ang- 
gota tetap dan 15 anggota Dewan Keamanan PBB, pjsanva, 10 nega- 
ra, dipilih setiap dua tahun oleh Majelis Umum PBB. Pasal 24 Piagam 
PBB menyebutkan, bahwa Dewan ini mempunyai tugas yang sangal 
vital yaitu "bertanggung jawab untuk memelihara perdamaian dan 
keamanan internasional". Jika satu resolusi d t veto oleh salah satu 
anggota tetap Dewan Keamanan PBB, maka resolusi itu tidak dapat 
diterapkan. Dalam pasal 29 Piagam PBB dikatakan, 

"Derision o f the Security Council on all other matters *hall be 
made by a n a f firma iive vote o f nine members including the 
concurring voles of the permanent members." 1 " 

Falsafah PBB yang meletakkan sistem aristokratis mi menun- 
jukkan bahwa Demokrasi Liberal adalah sebuah pilihan vang tidak 
selalu didukung oleh Barat. Jika percaya pada lalsafah demokrasi, 
bahwa "suara rakyat adalah suara Tuhan" (voi pupuh vo\ dfi) f meng- 
apa Barat selalu menolak melakukan restrukturisasi PBB, yang su- 
dah puluhan tahun dituntut oleh mayoritas negara di dunia? Dunia 
seringkah disuguhi tontonan ironis di PBB, ketika mayoritas anggo- 



ll1 Oia^Jg* Pailerrfw, Utjihti !\ l nlffim r f New York. GUord LniwrsiLv PnfMh, \**15\ Sejak 
awal berdirinya PBB, ilrnitur jin It'rktmal Albi J rt Ehiikrin k j rmasuk \ arifi meradukan ktt-ti'khlan 
w^iinisiM ini diidam mtMiciptakan perdamaian Ia kalakan; "The Cttartrr t> j tragit itlnsian tmks? 
We ffir rcatjy ia tnkr Hit fitrther sfffp necfs&tr]f ta ^r t %at\i2^ ptttfr "(Lihai, Otto Naihan and llt h inj 
Nordon, 'Eimteiti ot? Pt'Htc, (Npui York Siman andSchLi&tur, l%()j. him. 3-1 Oj. Prvsidm Sn-Lmi», 
pada 7 Januari 1% = J m r m u iurkan, Indun^i^ keluar dari PUB S.'k'iah kvluar dari J'Bil, kata 
Soekarno, n ia ka [ftdonista monjadi rtf^ra huba^ dan h>rdin d i ala* ka kt mtiuI m Dalam pidai» -■ 
n ya di muka Sidang Umum PBH k>M5, N\ Scptfrrtibef I9&fi, Soekarno monyaiakan. "Impcrial^- 
me dan kolonialisme adalah huah dari sistem Nk^ara Barai i\w dan seperasaan dcftftan maji>ri- 
let yang luas daripada iirganfca^ mi Sava Ivmn imponah^nu', $sy* jijik pada kiiU}niali*.rrM i ,daxi 
S»*a khawatir akan akibat-akihal prrjuan^an hiduptiva ¥4P£ U'rakhir vantf dilakukan dengan 
^ri^itnvj. 1 ' 



r 

a PBB d i Majelis Umum menyetujui satu resolusi, tetapi hanya kare- 
na satu negara anggota lelap Dewan Keamanan tidak setuju, maka 
kep utusan PBB itu menjadi tidak bergigi. Dewan Keamanan PBB 
raga tidak pernah berhasil mengeluarkan resolusi yang mengecam 

erbagai tindakan AS. Sebab, dalam falsafah dan sistem PBB terkan- 
dung kesepakatan yang tidak tertulis, ha hwa Amerika Serikat f can dn 
«j wroii$ f . Dalam kasus penyerbuan AS ke Panama, misalnya, ada 
dua draf t resolusi yang d i veto ok' h AS. Bagaimana mungkin dalam 
situasi seper l i ini, Fukuyama menyalakan adanya rf rcuiiirkrthfr cun- 
Si'ii^its terhadap Demokrasi Liberal? Di mana ada kesepakatan unial 
manusia untuk menerima Demokrasi Liberal, sebagaimana diklaim 

■leh Fukuyama 7 

Pada satu sisi, Barat sendiri terbukti tidak konsisten dalam me- 
nerapkan prinsip-prinsip demokrasi, yang konon memberikan ruang 
dan hak yang ^ama kepada setiap manusia, sesuai prinsip "equah- 
[ tv". Namun, pada sisi lain, apa vang dilakukan Barat, juga merupa- 
kan realita Demokrasi Liberal itu sendiri, yang pada prakhknva 
memiliki asumsi-asumsi ideologis mirip dengan Mar\ isme- Leninis- 
me, yang mengenal diskriminasi keias sosial. Adalah pakar komuni- 
kasi Walter Lipmann yang mengajukan teori ,4 Progn'^nv Theoru o) 
Liberal Danocratic Thou^ht, Dalam teori 'demokrasi progresif, di- 
sebutkan, bahwa untuk menjalankan demokrasi secara lebih baik, 
maka masyarakat dibagi dalam kelas-kelas. 

Satu, adalah kelas khusus, jumlahnya sedikit dalam masyara- 
kat, Kelas mi akut menjalankan urusan-urusan umum kemasyara- 
katan. Mereka merupakan orang-orang yang aktif dalam analisis, 
pelaksanaan, dan pembuatan keputusan di bidang politik, ekonomi, 
dan sistem ideologi. Kela^ lain, di luar ke Lis khusus, adalah jumlah 
mayoritas dalam masyarakat, yang oleh Lipmann disebut "tiw /v- 
wildnvii hrrd" (golongan manusia yang bingung). Dalam teori De- 
mokrasi Liberal progres I, kedua kelas, yaitu 'kelas khusus' dan 

kelas bingung sama-sama memiliki fungsi. Fungsi kelas khsusus 
jelas, vaihi menentukan berbagai kebijakan dalam masyarakat. Se- 
dangkan fungsi Uw iwiliirrul Juni dalam Demokrasi Liberal Prog- 
resif adalah sebagai 'penonton' {<ih\tiitots). Tetapi, karena dalam 
Sistem di-mokra-a— dan bukan sistem totaliter— maka kelas bingung 
juga kadang diberi hak untuk menyuarakan pendapatnya, untuk 




memilih salah satu anggota kelas khusus 1 sebagai pemimpin mereka. 
Itulah yang disebut sebagai rh'ctiow (pemilihan umum). Tetapi, l'^a 
mereka selesai memilih, maka mereka kembali ke posisi semula, se- 
bagai specititar, sebadai penonton, dan bukan 'pemain'. Itulah vantj 
disebut sebagai fungsi demokrasi vang tepat dan baik. Dalam teori 
ini juga ada asumsi ideologis bahwa adalah satu kebodohan jika 
membiarkan kelas bingung mengatur urusan mereka sendiri. Kare- 
na itu, tidak Lepat dan tidak bermoral, membiarkan mereka melaku- 
kan hal itu. Sama halnya membiarkan anak umur tiga tahun untuk 
menyebarangj jalan sendirian. Anak seusia ini tidak akan tahu ba- 
gaimana menggunakan kebebasan yang diberikan kepadanya. 11 

Paradoks Demokrasi di Barut 

Fenomena teori Demokrasi Liberal Progresif versi Lipmann itu 
tampak mencolok dalam pemilihan Presiden AS tahun 2(100. Jika ga- 
bungan kata 'demos' dan 'kratos" diartikan sebagai "pemerintahan 
oleh rakyat" (govi'nmh'ni hy tln* pt'oph 1 ), maka biasanya pemerintahan 
yang demokratis diindikasikan dengan dukungan mayoritas rakyat 
terhadap pemerintah terpilih. Namun, itulah yang justru terjadi pa- 
da kasus pemilihan Presiden AS tahun 2000, Pada 5 Desember 2000, 
Mahkamah Agung AS ( LIS Supirmu Cdhrt), memenangkan George W. 
FJush atas calon Demokrat, Al-Gorc. Kasus ini Lelah memunculkan 
perdebatan sengit di AS VincenL Bugliobi, misalnya» menulis sebuah 
buku berjudul The Brtrayttl of Anttriar: Htiw TJic Supn'Mt' Cuurt ihhtrr- 
mi\ml The Cwittitutiau and Chosv Our Pjwidcut* Rugliosi mengungkap 
sebuah realitas ironis tentang demokrasi; 'Pengkhianatan Amerika', 
Bagaimana sebuah pemilihan kepala negara terkuat dan negara de- 
mokrasi terbesar di dunia, akhirnya justru diserahkan keputusan- 
nya kepada lima arang hakim di sebuah lembaga tinggi negara. 
Padahal, populw votf, suara rakyat, lebih banyak berpihak kepada 
Gorc. Dengan jumlah pemilih kurang dari 60 persen dan rakyat AS, 
maka faktanya, Presiden AS juga hanya didukung oleh minontas 
rakyatnya. Pemenangan Bush oleh Mahkamah Agung AS itu digam- 



11 Trt>ri LijimaiinU'ntaiiR Demokrasi liberal Pru^rraf d ikubp dari buku Nuaoi Chunuiky* 
Mntui Ctmfrvt ~Dir 5fVt Uwufar Atiiitrcmcnte t</ P^m^nindu. [New \ijrk: &*ven Sfoni 1 ^ \*rv±r t I Wj» 
hlm i:n 






Bagian J Dan kefrr.gungan Menuju Keram ian 89 



barkan Bn^liosi sebadai '7ife f tlw iin\/of Kcmiahlif rtwKsinntiaii".* 2 

Selolah Bnsh memangku j a bata n Presiden AS, kontroversi demi 
kontroversi terus merebak ke sclufilh penjuru dunia. Apalagi, sete- 
lah Bush memerintahkan tentaranya menduduki Irak, Maret 2003, 
Belum pernah dalam sejarah, dunia menyaksikan gelombang aksi 
unjuk rasa anti- AS yang begitu ramai di berbagai penjuru dunia se- 
perti pada tahun 2003. Sampai-sampai ribuan orang warga AS ^en- 
diri harus ditahan, menyusul aksi mereka menentang serangan Irak, 
di berbagai kota di AS. Kantor berita A*>oattft\i Pn*$s, (21 Maret 2003) 
melaporkan, lagu kebangsaan AS F The Siar Sptmglcd Bimmv, sudah 
dijadikan olok-olokan d t Kanada, menyusul merebaknya aksi pxi- 
luhan ribu Orang di negara tetangga AS itu. 

Semua itu berpangkal dan otak dan lidah seorang Presiden AS, 
bernama Ceorge W, Bush. Kamis (20 Maret 2003) Presiden Bush me- 
ngumumkan Peran- terhadap Irak, setelah sebelumnya menempat- 
kan ratusan ribu tentaranya di sekitar Irak. Negara yang sudah di- 
lumpuhkan sistem persenjataan ya, dan diembargo selama 12 tahun 
itu segera dihajar habis-habisan dengan peluru-peluru kendali To- 
m ah a u k. Ribuan korban berjatuhan, AS akhirnya berhasil mendu- 
duki Irak dan menempatkan pemerintahan baru, sesuai yAiig d i ke- 
hend akinya, menggantikan pemerintahan Saddain 1 f ussein yang 
memang sangat otoriter dan kejam terhadap rakyatnya. Namun, 
sukses AS di Irak secara militer, terus-menerus memunculkan badai 
kecaman dan gugatan terhadap AS Bagaimana pun, AS menyerang 
Irak tanpa persetujuan dan mandat Dewan keamanan PBB— satu 
tata aturan yang telah ditetapkan sendiri oleh AS dan sekutu-sekutu 
Perang Dunia LL n 

Maka, serangan AS terhadap Irak, tanpa mandal PBB, secara 
jelas menunjukkan, akhir dan tata dunia yang diatur oleh AS- Hu- 



1 '\'nwni Rugi h rt t, T)y Bfttayal of. 4 twwn. / tejj 1 Thf Shpvirrr Caurt U'ui^mnwJ flttCansti- 
fulinn difrfCrttK Chif Pira/i/.'if? {Nt**v Yrtrlc Kation Bijoks, 2tH>] i 

* ' Piagam PBB p^j] 2 .n n\ 4 \aii£ mi'ni'ga.^kan. 'St^L'njip sttRgi'iLi PPBtinl.im hubungan 
Ulirmu m* j I mrri'k.1 [Th-iii. Milikan ihri «.1 -t t i t intipkan tnrpijMTii -a m a Li u mun^uruikiui ki p keras- 
isi terhadap integritas wtlm ali iiLui kemerdekaan pelirik -H-Miatu negara lain atau rimkan *-ara 
Jkpj pun vanj; bertentangan ^i^Afi tij|uan-1ii|tian PBB ^o^tj.ii Piagam PIiB h srrjii^an terha- 
dap >uaLu n^ripir^ yimi; Jipa^Jani; rTK'mtuiI'uivnkdn [vrdanuuin intenusiLmal dapat aihunar 
kan jika Ivrhagai ■-ank^j -Wm.iMjk sanksi -ArHionii-vanft dlN*flfairt nfch Dl'waii kivmunan 
PtJti, m'mwi | m vi J 4 3 fia^iim PBM hii.ik nu'm|Mn ki^i Ui-utuilkjn dalam pa^l 42 Piagam PBB 



kum mlornasion.il diabaikan, demi kepentingan AS. Kekuatan ada- 
lah kebenaran. Might i* ritfht. Kontroversi merebak di seluruh dunia. 
Bahkan, demonstrasi terbesar yang dihadiri jutaan orang menen- 
tang tindakan AS- inggris justru dilakukan masyarakat Barat. Barat 
terbelah. Barat tidak satu lagi. Barat, yang satu, seperti saat meng- 
hadapi komunisme, di era Perang Dingin [Cahj War), sudah berakhir. 
Barat seperti itu sudah menjadi masa lalu. Dunia internasional sebe- 
narnya setara mayoritas sering berseberangan dengan AS dan tata 
dunia vang dipimpinnya. Hanva karena faktor kekuatan dan penga- 
ruh AS yang masih begitu kuat, maka muncul pikiran pragmatis un- 
tuk mengikuti saia apa kehendak dan perintah AS. Di dunia Islam, 
berbagai kasus semacam ini terlihat begitu mencolok, seperti dalam 
kasus Pakistan dan Taliban. Jika di masa Perang Dingin sampat ta- 
hun 1996, Pakistan adalah pendukung kuat Taliban, maka situasi itu 
berubah total setelah AS menetapkan Taliban sebagai musuhnya. 
Mengapa Taliban yang dulunya sahabat dan mendapat dukungan 
AS— juga Pakistan, Arah jilidi --kemudian dihabisi? Tidak terlalu su- 
lit untuk membaca misi AS di Afghan. Dari dulu, AS sudah tahu 
siapa Taliban. Seperti diungkap Mackcnzie (1999), beberapa jam 
setelah Taliban menaklukkan Kabul, September 1996. Glyfi Davies, 
pejabat pembantu Juni Bicara Deplu AS r menyatakan bahwa AS 
tidak punya keberatan penerapan hukum Islam venri Taliban di wi- 
layah-wilayah yang dikuasainya. Mulanya, banyak harapan AS pa- 
da Tahban. Di antaranya, AS mengharapkan Taliban sebagai "sat- 
pam" untuk mengamankan proyek pipanisasi minyak dan negara- 
negara eks-Soviet vang melaku Afghan menuju Pakistan. Berulang 



"Apabila DK PBB mrnpui£j;4p Uilmii Undakan yang Jitcululuin dalam pdsaJ -II {sanksi t'kii- 
nomi dan AoUagfhrtVfi) lldak n tam ukupi a I J u talft'h U'rhukh Udik rni-inrukupi, maka DK dapat 
mtrngambil tindakan dengan mempergunakan angka la n udara. laut. a la u darat, vang mungkin 
diperlukan untuk mi'mvlihaias eUu rrtwinuJillkan prrdamaian MTta keamanan mU?ri\*!Mt'wil 
Dalang tindakan itu Etnm#fut pula demonstrasi -domm^traM, bUikaJt 1 » dan lind.iLan-Lindakart 
lain d^n^an menggunakan Angkatan bui, angka lan udara, atau iaral h dan anj^ta-an^nta 

nur 

Dalam Di\!a r nliaH tiri tlw huidmi&ibthtif of tuti'nviitttm m Ilir Duivtetic Aftmrtut 5U\}r± and ihc 
Protri'uot} $>f ttoetv hidrpwdtncf atid Stivem&miy* tahun 1%5 dlsfhytka/i halnya, 'Tidak satu 
tn^ara pun mrmpunsai hal u muk inlfn imsi s<vara lan^sun^ maupun tidak langhun^, 
dengan alapan apa puji, dalam urukan uilL-rnal dan ok-slumal m^ara lain OM* karma iln, 
inlfrviuui mihlerdan Meluruh bentuk campur tandan ala u usaha van£ nu-n^ancam negara lain 
femu>uk unMu-urihur fHiJiUk. ckunnmi dan budaya, h ani** dikutuk" 



Bagian L- Dar Kebingungan Menuiu Kemsitan 91 

*ali pejabat-pejabat AS melakukan pertemuan dengan pejabat Tali- 
ban. Dala kebutuhan minyak AS yang dikeluarkan Energy Injorma- 
rwn Adtiiiut>trtition f menunjukkan, pada tahun 2020, AS harus meng- 
impor minyak sekitar 18,8 juta barrcl per hari. John J. Maresca, Vice 
Presiden t Internal Kina I Rela t i ons UNOCAL Corporation, pada \2 
"Februari 1998, memaparkan alternatif rencana pipanisasi minyak se- 
panjang 440 mil melalui Afghanistan. Jalur pipanisasi inilah yang 
paling menguntungkan. Ia mengakui, UNOCAL telah melakukan 
kontak dengan semua faksi di Afghanistan unhik memuluskan ren- 
cana tersebut, Ketika semua kesepakatan dengan Taliban gagal dan 
kepentingan AS tidak dapat dipelihara oleh Taliban, maka muncul- 
lah situasi dan kebijakan baru. Apakah karena Taliban merupakan 
militan Islam, sehingga harus dimusuhi dan dijadikan sebagai mu- 
suh utama oleh Barat, sebagaimana dikatakan Huntington dan 
Bernard Lewis? Jika itu dasarnya, bagaimana dengan rezim Saudi 
vang juga dianggap sebagai militan Islam? Mengapa rezim Saudi 
masih dipertahankan dan masih tetap didukung oleh AS, padahal 
avim ini jelas-jelas tidak demokratis? Bagaimana dengan berbagai 
rezim diktator dan pelanggar IlAM yang banyak mendapat du- 
kungan dari AS dan negara-negara Barat lainnya? 

Sebuah pepatah Arab menyatakan: "Mitkhthi'un, mau thonna 
ynwmnn mwn lHi<ysija'Mv diinaa" Adalah keliru, orang vang menya- 
takan bahwa serigala itu punya agama, Pepatah ini menarik untuk 
direnungkan, setidaknya jika membaca sebuah artikel di Interna- 
tional Hemid Tribune (3 Januari 2002), berjudul "Amcricn't Empire 
Rules an Ihihahnced WorW*. vang ditulis Prof, Robcrt Hunter Wade, 
guru besar ekonomi politik di London Sdiool of Ecotwmics. Dalam 
tulisannva itu, Wade menyamakan posisi AS di dunia saat ini, seper- 
ti posisi Kekaisaran Romawi (Roman Etnperor) yang berlaku sewe- 
nang-wenang terhadap dunia. Benarkah posisi Amerika Senkal (AS) 
niat ini identik dengan posisi Kekaisaran Romawi? 

Legenda pembentukan kota Roma menyebutkan bahwa kuta 
ini dulunya didirikan oleh kakak beradik Romulus dan Remus. Ke- 
duanya meru pakan cucu Askan i us. Raja Lavinikum, yang dibuang 
ke Sungai Tiber oleh saudaranya sendiri, bernama Amulius, Romu- 
lus dan Rumus knnnn diselamatkan dan dirawat oleh seekor serigala 
betina- Pada sekitar tahun 753 SM, kedua saudara itu mendirikan 



sebuah kota haru di bukit Palatine, yang berlokasi di Kota Roma saal 
inr Tetapi, keduanya terus-jnewents bertengkar, dan akhirnya Ro- 
mulus membunuh saudaranya sendiri. Kota itulah vang kemudian 
dinamakan Roma, mengambil nama Rumulus. 

Apakah "darah serigala" itu yang kemudian mengalir di tubuh 
peradaban Rnmawi dan pewarisnva? St 1 ] arah perjalanan peradaban 
Barat sendiri jauh dari nilai-nilai demokrasi dan pluralisme. Sejarah 
menunjukkan, bagaimana sebuah peradaban yang bernama "Barat" 
melakukan berbagai Undakan yang sulit dibayangkan oleh akal 
sehat. Ketika mereka mulai bangkit, mereka melakukan berbagai pe- 
nindasan dan pemusnahan terhadap berbagai kelompok dan suku 
umat manusia: suku India- suku Tn ca t Aborigin, dan sebagainva. 
Mereka juga mengangkut dan memperjualbelikan budak-budak da- 
ri Afrika. Dalam lintasan sejarah Afrika, tidak ada yang lebih kontro- 
versial selain kasus perdagangan budak trans-atlantik dan Afrika ke 
negara-negara barat. J. D, Fage, dalam bukunya, A Histori/ o f A/rica 
(1988), menyebutkan bahwa dalam tempo 220 tahun (1650- 1870), se- 
kitar 10 juta manusia, diekspor sebagai budak dari Afrika ke Dunia 
Ftaru'. N 

Bartnlome d e Las Casas (1474-1567), seorang pastor dari ordo 
Dominikan, menceritakan perilaku tentara Kristen Spanyol terha- 
dap penduduk nsh Amerika. Mereka membantai siapa saja yang 
ditemui, tanpa peduli wanita, anak-anak atau orang tua. Dibuat juga 
peraturan, jika ada seorang Kristen terbunuh, maka sebagai balasan- 
nya, 100 orang Indian juga harus dibunuh. Las C asa s menulis, 

"Orang-orang Kristen, dengan kuda, pedang, dan tombak, 
membantai dan melakukan kebrutalan vang mengherankan. 
Mereka menerobos ke sebuah negeri dan tidak menyisakan 
anak-anak maupun kaum lanjut usia, tidak peduli wanita 
hamil, anak yang baru lahir, tubuh-tubuh mereka semua di- 
tabrak dan dihajar habis-habisan, seumpama mereka sedang 
membantai segerombolan domba.,, dan dikarenakan, sekali 
dua kali orang-orang Indian membunuh beberapa orang 
Kristen sekadar untuk membalas, mereka membuat hukum 



H ffiitip j AiikT, l*WU Cn*l>=Attott. (iWlmonl: Waw<*rlh, 20tW>, h I n». 3^7 



Bagian I Dari Ketungirngan Menuju Kematian 93 

sendiri di antara mereka untuk setiap orang Krislen \ang di- 
bunuh Indian, maka h sinis dibunuh seni [as arang Indian/* 1 " 

Sejarah perlakuan peradaban Barat terhadap Yahudi, misalnya, 
uga tercatat dongan Unta hitam. Kebencian terhadap Yahudi mumi- 
iki Lindasan teulogis yang kuat dalam Bible. "Mengenai Injil mereka 
adalah seteru Allah oleh karena kamu, tetapi mengenai pilihan 
mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang/' (Roma, 
11:28) Di antara Ni'iv 7htftf"ft*Jrf, Mati u s dan Yohanes dikenal paling 
fk&lite' terhadap J u da isme, Yahudi secara kolektif dianggap ber- 
anggung jawab terhadap penyaliban Jesus. "Dan seluruh rakyat itu 
menjawab: "Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas 
anak-anak kami." (Matius, 27:25), Yahudi juga diidentikkan dengan 
•cekuatan jahat "Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin me- 
lakukan keingina n- ke inginan bapamu/' fYohanes, 8:44). Sikap-sikap 
Inti*- Yahudi vang dikembangkan tokoh-tokoh Gereja kemudian, 
idaiah variasi atau perluasan dari tuduhan-tuduhan yang tercantum 
dalam Injil- 1 " 

Persekusi terhadap Yahudi di Eropa bahkan terus berlanjut 
sampai abad ke -20 digambarkan setia g ai kebencian Kristen Eropa 
erhadap Yahudi. Marvin Perry mencatat masalah ini, 

"Anti-Semitume di Eropa mL'jnpunvai sejarah yang panjang 
dan berlumuran darah. Itu berasal dan dua hal: ketakutan yang 
tidak masuk akal dan kebencian terhadap 'orang luar' dengan 
berbagai cara yang jelas, dan mitos yang diterima secara umum 
bahwa Yahudi adalah bangsa terkutuk .secara kolektif dan aba- 
di karena menolak Kristus, Kaum Kristen melihat Yahudi seba- 
gai pembunuh Kristus— sahi gambaran yang telah mendorong 
munculnya kemarahan dan kebencian yang mengerikan. Seca- 



ir Philip | Adli-r, \\ 1 £*}J Cmlmtitm, hhtt ^11 CWjtJ-crfilfl ^k'jnirmii ppftjfljall KnMcn 
larai tcrhaJap umal maniiMa. khii>LL?iny.i «mal Mu^!im H \cwi\i terlalu ban vak Liniiii disahut 
*jji f 5*1* u ki^ih uin^ mmhj; lvj i <bAi l i&, mi^olnu. pi H rb kiran AlMn.M* Jt 1 AlbuLiiJL'njLit 1 tern.iJ^p 
MiJinJok Ivrki turunoji Ai.ib vliii imiultrUiil-i \ Lilitku Swui laporan wKjiyuhulkntt* pasukAn 
le AlhLtqtUTi]Lk' whlLt nit'mi>iiliLau iinlarii pt-ndui/tuk AMh bfolttfrfl pi.LiiluJuk *$li. soliap 
u'naklijkkar svjjIU kota Mrri'La rfii'ffltJttmft (asi^an Ljuiti l.iki Likt Aan mt-motanis hidung 
tm k'liii^.i kaum lonihi \ aii£ berkctunuiiin Arab, l.Lltul [it-Lvun I Spitflvflgcl, Wtvttfm Cmf: 
tf«w. (HdfTu.ni iv.idsmirth. 2W% Wm. 3^5 

ta£iKV< '■ ^h'i{:iJ JniiT.Kuf. ijt-n.l^k'in kalcr Pu|ilb4pr*£ J1pu=u! I,lJl, Vol. 1 



ra periodik, massa melakukan penistaan, penyiksaan, dan pem- 
bantaian terhadap Yahudi. Sedangkan para penguasa Kristen 
mengusir Yahudi dari negara-negara mereka. Karena sering 
dilarang mumiliki tanah dan dikeluarkan dari lapangan kerja 
manufaktur. Yahudi di ahad pertengahan mengonsentrasikan 
diri pada usaha perdagangan dan peminjaman uang^-jenis pe- 
kerjaan yang seringkah menyebabkan kondisi mereka semakin 
memburuk. Pada abad ke-lb, Yahudi di berbagai wilayah di- 
paksa untuk tinggal di tempat terpisah dari penduduk kota, 
vang dikenal sebagai $lit*t to, Anh-Semitisme kaum Kristen pada 
abad pertengahan, yang menggambarkan Yahudi adalah jahat 
dan Judaisme adalah (agama) V*vftg menjijikkan, Lelah menyu- 
burkan lahan bagi Anti-Semitisme di masa mndernjJ' 

Dalam buku Wwtent CtrtliziUion A Brtef Hittonj, Marvin Perry 
mengutip seorang tokoh anti-Yahudi Jerman yang menggambarkan 
kadar rendahnya kualitas ras Yahud t dan menvamakan mereka se- 
bagai parasit atau kuman kolera, "jika seseorang membuat gambar- 
an atas seluruh hangsa Yahudi, maka ia akan memahami bahwa 
kualitas rasial dan bangsa ini sedemikian bahwa dalam perjalanan- 
nya nanti, mereka tidak dapat bersesuaian dengan kualitas rasial 
dari masyarakat Jerman; dan bahwa setiap Yahudi yang sekarang 
tidak melakukan saru pun hal yang buruk, mungkin nantinya pada 
kondisi yang tepat akan melakukan hal itu, sebab kualitas rasialnya 

memang mendorongnya untuk melakukan hal i txi (Yahudi .-* 

beroperasi seperti parasit --.Yahudi adalah kuman kolera}/' 1 * 

Pandangan Barai terhadap kaum Yahudi yang berdasarkan 
unsur keagamaan dan diskriminasi rasial itu mewarnai sejarah per- 
adaban Barat dalam kurun waktu vang amat panjang, sejak awal- 
awal Kekristenan pada abad ke-4 M sampai abad kc-20. Dampak itu 
masih berlangsung hingga kini, dan ironisnya, justru penduduk Pa- 
lestina—yang bdak Lkut apa-apa dalam pembantaian Yahud i- -yang 
kemudian menanggung derita akibat dukungan Barat terhadap 7Jo- 



Mflrvin Ftvry, Wf>tt*rr t Ch'iUzatton A Brttf Hjstzry, (Btjslniv: ILuifthhm Mifflin C'ttinpAny, 
W7;, Mm. -M7--148 

I* Kbrvin Ffin, Wetfrra CiriUziifum A Rrtef Ht*\crv, htm 449-lSO. Lebih ]nofi K/nMhj; 
st'jdrah hubungan Kristen -Yahudi dapat d:hhsi! buku pt'nulb burjwduJ Uiiftawi H-t<"^ Wtuth 
An^i- />ii/m y \ JnLnrta: Cciwa Insani rn^, 2003) 






Bagian I Dari Kebingungan Menu|u Kematian 95 

nism^ modem yang berhasil mendirikan negara Yahudi di Pale^Lina 
dan mengusir penduduk aslinya. Dukungan Barai yang terus-mene- 
rus Lerhadap Israel telah menjadi salah saLu pangkal masalah keru- 
mitan dan kekacauan dunia internasional. Dukungan Barai terha- 
dap Israel Lni sekaligus juga merupakan paradoks demokrasi pada 
tingkat global, dimana tirani minoritas yang kuat menghegemoni 
dan memaksakan pendapat dan kekuasannya kepada dunia interna- 
sional. Sebab, dalam masalah Israel mayoritas anggota PBB lebih 
mendukung perjuangan rakyat Palestina, tetapi suara mereka di- 
kalahkan oleh kelompok minoritas- -terutama AS— yang duduk di 
Dewan Keamanan. 1 * 

NichoUs Lash, seorang guru besar di Utuvcrsih/ of Cmiibridgc, 
menulis satu bab berjudul 'Bci/ond Th? Enrf of History? dalam buku- 
nya, Tlie 'Beginuing tnid TIw End of Rirfigidn. Lash menyebut gagasan 



14 Menurut [to&sLm Ahdulgani [Mtfnlu TCl periode 2 -i Man:t I95fc-2S Januari 1957) salah 
patujiwa p-okuk dari RWfriitfLSi Asia -Afrika Uaiiduhg, 1^55. adalah \w*$ anli-2itfiti£me Dalam 
<on f eren si i l 1 rsH > u t Z 1 o n ki ne I < 1&9 I n t eh ba n \ a k J t* [v £a s i d i ka ta ka n sehaga i "I ke h w f i'haph* t a \ 
fa bocik q f oli} calotimlittti. tvuiihroit? rtfhr btiii'k&t miii dnrk&t cbiiptcrm bumnr, hislorv". Zionisme 
krael,. menurut Roesla n Abdulga n. L nada hakikamva adalah benlukdanmaniiestasi dari ua Isu 
Jiituk merampas tanah air bangsa lain, dengan cara-cara tertiris dan kejam. Melara Israd vartg 
{«dirikan pada tahun 19-15« hdakhanya iiit-raiiipas tanah air rakyat Pdlcfc tirta van^ tak burdosa. 
elapi ju^a mr.mgusii penduduk aslinya dengan teror dan keketatan Selanjutnya Kocslan 
nenulis, " 7aoniMiiL- LwiJ*?h dikatakan Sebagai koloni a lisnu? ya rtu paling jali! t dalam jaman mod- 
;m sekarang mi ia berba li rasialisme, ia menyalahi agama Yahudi, la didukung oleh kekuatan- 
kekuatan internasional yan*; berjiwa nuk&iuiuT, baik Jari kalangan Yahudi di Eropa Barai 
naupm. di Amerika * Krink terhadap Zionisme juga datang dari ban) a k ilmuwan Yahudi, 
<arena sifat-sifal agresif dan diskriminatifnya, Israt-I Shahak mencatat hahwa negara Israel 
:wikan hanya merupakan bahaya b a e, i Yahudi, tapi juga seluruh negara di Timur Tengah. (Iirwy 
lem, fcmriitf a j?t?teh3itt!rt:tiwstitttte£&\Um£crfiQt vnltf t p itsetffintt ite inlmbifants, bui to nH Jnv orid 
iiil othi-T jT^-ri'u^ ,j}hi iiiiUi wibi* \ 1 u idfc £j»Sj tiiid hcyohd), (ftoviJdn Abdulgani, faifoncsfa Mc*mtap 
Vta? Dtfpw, 1987.310-311. hrad Shahak, fcwish frtffory, fcmslt Ri'Ugiotf, (London Pluto 
> ress,i9 L *4), liini. 2, l (J, DnstL'in, ilmuwan Yahudi, pada tahun 1955 nu^nasehati fovavl agar 
mengambil sikap netral dalam konflik "Hara! dan Timur" dan memberikan kesetaraan hak 
tang sempurna terhadap waiga Arab van^ ada di Israek Dalam suratnva kepada Z\ r i Lurk*, 
E-irtstein mt-ncaljl: "l/\\\ ^iiraut* sudi n pvKy> n$4haHpwl Wi/ \:ilizcri* imd evc*\ mar. uvAati 
i "i ■■/ 1/ bui s'fi^Wi/, jj^vn:v Qi?r tvititiiVi -cilh tlw Arab itwhl." [Lihat r Otlu N'athan and i Iein/ 
Siorden^ Euistctn _'J Pi ! rt L - t\ (New ^ L >rk: Simoil and Srhustvr. ]V[^>] h htm. h38) Harapan Finslein 
lii Limpak utopia, dan sampai dia meninggal 1S April 1955, nasehatnva kepada Israel tidak 
lihiraukan. E lingga kmi, tiasohatEiii^cein kepada Zionis itu masih merupakan u lop (a Perlaku- 
u£ Zionis terhadap warga P:.l^tina retap diskriminatif. Unaan pengiut^si Palestina teuip tidak 
iji7inkf.ii kembali ke tanah a i m. a 






Fukuyama tentang T/rr- F.iu1 ofHfctory' sebagai 'lelucon gila lenting 
a Ulir sejarah' [tltc uuhi jokt 1 of'llh 1 emi af hiMonj) la mencatat, 

"Sayangnya, terlepas dari hasil renungannya bahwa "akhn se- 
jarah akan menjadi masa-masa yang menyedihkan' karena yang 
tersisa bagi u mal manusia (atau mungkin maksud nya r bagi 
kaum lelaki kulit putih Amerika) hanyalah peran sebagai penja- 
ga museum sejarah", Fukuyama masih menduga bahwa tak ada 
la ^ i alternatif yang terpikirkan oleh searang sejarawan bahwa 
memahami sejarah adalah memahami hikayat lentang 'progres', 
sebuah 'cvnlus] dan masa primitif ke masa modem'.' ''' 

Krili k terhadap tesis Fukuyama bisa disimak dari basis lilosofis 
yang digunakannya. Te^k Fukuyama yanj» didasarkan pada basis 
asumsi unilinicr lri<tnriail ^ro^rt'^ jidalah merupkan elemen umum 
dalam filsafat Marvis dan Hegel. Pada perspektif ini, teori Fukuva- 
nia hanyalah nc formulasi dari p ust Lila t- pos t ulat dasat abad ke-I y* 
Maka, keruntuhan komunisme, seharusnva juga d]] ku t i dengan pe- 
ngujian kembali terhadap pns Lu la (-postulat tersebut yang diasumsi- 
kan memproduksi Demo k ras j -Liberal dan Tradisi Sosialis, kosmolo- 
gi mekanik Newtunian, epistemologi anthrOpuscn Iris, dan rasionali- 
tas moral yang merupakan elemen-elemen dasar dari paradigma 
Haral pada /aman pencerahan {thv Agi'ofEfjhjihh'iwwiU}, telah men- 
ciptakan atmusHrbagi tumbuhnya ide tentang 'unilinier progress\ 
Demokrasi Liberal dan Marxisme adalah produk dan atmoshr za- 
man ilu, Karena itu, runtuhnya Komunisme bukan hanva merupa- 
kan keruntuhan satu sistem ekonomi dan institusi politik tertentu, 
tetapi juga merupakan keruntuhan dari basis i~iiosufLsnya. :j 

The Knd oftlie Wesi? 

Gagasan Fukuyama semakin tidak menarik ketika dunia Barat 
sendiri terbelah sikapnya dalam bebagai masalah, sehingga memun- 
culkan gagasan tentang Tln* Eiiii ofTlit* WeM, Akhir Sejarah Barat atau 
Akhir Peradaban Baiat- Benarkah 'V h* Wrst* telah berakhir? Thomas 



^NK'tuibrf l-ash. Ths BjginnmstmdThfLtut-pfReltjciBH. ^C;lmbTiLi^;t ,, C"omL■'^i^l^L , L f fiKVr>ity 
TVi^ r I «h) Mm 252-251 

- l Ahmivl DavutL>^Ju. Civiii-/iTiontt\ TrtinsiprrttiltiT} umt Tkr Muilnn t-Vo^ iKu^l.i I umpu* 






BagidM j. ban Kebingungan Menuju Kematian 97 



L Fnedman, menulis saiu kolom di Itih'nitttiamil tit'rftld I'nbtntr {3 
Novembej 2 MO : >j, berjudul "h thi± 1 1 w Duioftlw lAVsf?" Barat memang 
telah pecah AS dan Eropa, khususnya Jerman dan Prancis, telah 
berbeda dalam banyak hal prinsip. Cari Bildt, mantan PM Swedia, 
menyatakan, bahwa selama satu generasi, Amerika dan Eropa ber- 
sepakat dalam sahi hal (tahun): 1945, Selama puluhan tahun, Aliansi 
Atlantik U lara membangun komitmen bersama untuk mencip tekan 
pemerintahan demokratis, pasar bebas, dan menangkal pengaruh 
komunisme Um Soviet, Namun, kini, semua itti sudah berubah. Bayi 
Eropa, tahun penting adalah 19S9 (kenin tuhan Soviet), sedang bagi 
AS adalah 2001 (Tragedi W r TC)- liropa dan AS juga gagal untuk 
membangun ^ , ts^ bersama dalam menghadapi isu-isu g lob a L "Kita 
liga g<~ig^l mengembangkan visi V-mg sama tentang hendak kemana 
Kita dalam menghadapi isu-isu global yang menghadang kita/' kata 
Bildt. 

Tahun 20113 (akhir musim semi 2003), dunia internasional disu- 
guhi perdebatan menarik antara Samuel lluniington (Harvard Uni- 
rorsiLyl dan Anlhom Giddens (T/k' LMdou Sefatal of Evauomic*) yang 
iisclenggarakan oleh Thr A.<p\it Inslihth* Itrtlhr. Diskasi kedua tokoh 
terkenal itu diekspos dengan judul f, Tivp VW.sfci" (Dua Hara L) Salah 
satu hal meriai i k \ ang dikcmuluikan Giddens tentang problem yang 
xrsisa pasca Perang Dingin adalah "tfh* mihhwigoftlw We$t"~- disam 
jing "the id^nLity »f Euirnpe" dan "US mihtarv power in rela t ion to 
Europe'. Kedua pakar ini banyak mendiskusikan tentang perbedaan 
Tiasyaiakat AS dan Eropa, terutama dari segi sikap keagamaan me- 
[fckar. lluntington menyebut bahwa masyarakat AS adalah ma^va- 
■akat religius;, dibandingkan masyarakat Hropa yang lob ih sekular, 
Sahkan, agama di AS telah mengalami politisasi, la katakan, 

"Apakah agama di AS lelah terpoli tisa si? Ya. Ia telah menjadi 
sangat politis. Pada tahun 2000, setiap calon presiden- kecuali 
Joe Lieberman-harus m enyatakan secara terbuka akan keiman- 
annya kepada Yesus Kristus, Hal itu tak pernah terjadi sebe- 
lumnya di dalam politik Amerika." 

1 Iuntingtnn juga mengakui, meskipun Barat saal ini memiliki 
kekuatan, tetapi mereka menghadapi problem legitimasi. AS, meski - 
pun memiliki kekuatan hebat, tetapi di mala sebagian besar dunia 



internasional, kekurangan dalam legitimasi, la mengatakan, 

"...tetapi Barai memiliki masalah legitimasi. Lebih tepatnva: 
dunia menghadapi masalah berupa jurang antara kekuasaan 
dan legitimasi. Pemerintahan yang efektif dan otoritatif hanya 
bisa berjalan jika kedua hal itu ada. Saat ini., AS punya kekuasa- 
an, namun di mala hampir seluruh dunia, ia kekurangan 
legitimasi/' 

Artinya, kekuatan dan superioritas Barai tidaklah direstui oleh 
umat manusia. Demokrasi pada level global lidak beqa1an. Pada le- 
vel ini, demokrasi lebih merupakan jargon. Bahkan, sejak berdirinya, 
PBB mempertahankan strukturnya yang tidak demokratis. DK PBB 
yang merupakan inti PBB, didominasi oleh lima negara—AS, Inggris, 
Prancis, Rusia, Cina—yang memiliki hak istimewa berupa veto. 
Meskipun realitas dan peta kekuatan politik ekonomi sudah beru- 
bah setelah lebih dari setengah abad umur PBB, tetapi struktur yang 
tidak adil itu tetap dipertahankan. Kasus Palestina menunjukkan, 
bagaimana berulangkah Majelis Umum PBB mengeluarkan berbagai 
resolusi yang mengutuk Israel, tetapi tidak dapat di realisasikan ka- 
rena dimentahkan di DK-PBB. Namun, meskipun tanpa resolusi 
DK-PBB, A S dapat menjalankan mesin perangnya ke berbagai belah- 
an bumi. Kecaman demi kecaman silakan dilakukan. Tetapi, pertun- 
jukan tetap berlangsung. Dunia boleh teriak apa saja tentang keti- 
dakadilan, tentang tioubl? >iandani, tentang ketimpangan distribusi 
kekayaan, tentang tatanan perdagangan internasional yang lidak 
adik tentang ketidakdilan utang luar negeri. Tlh f -^lioiv mu<\ $a on. Ber- 
ulangkah negara-negara Nvn-AUgru'ti Mawnwnt (Gerakan Non-BIok) 
menyerukan perubahan struktur (restrukturisasi) PBB. tetapi tidak 
digubris, Tata hubungan internasional ini adalah bentuk nyata bah- 
wa Barat sendiri sebenarnya tidak menghendaki demokrasi, jika de- 
mokrasi akan merugikan kepentingannya. Di PBB, jumlah terbesar 
anggotanya berkumpul di Majelis Umum PBB, Tetapi, justru Majelis 
Umum ini tidak memiliki kekuasaan sebesar Dewan Keamanan," 



22 Tantang fimj^i dan fctiktij&a&n MU-PBB diatur daldm pasi i 10-17 Rfcgftm PRR Efafcttfl 
pSsal L t (11 disohutLm bahwd MLI dfl^nt tnemjXTtmiu&rtgkafl prinsip-prinsip umum fcerjasa- 
ma dalam fiicTneJihflra perda makin dan kt*ftmtman hitenUfcsO-rtfiij lurma&ufc pruiMp-prmMp mo 
n^ena-i pi'riwutnn j^njalu d^ri penyaluran pvrsi j njjU^O^ tiflil c t ii p ■"! t riiL'ngemuknkilil rc^nmrn- 



Bagi*i I Uiti Kebingungan Menuju KwidTsan 99 

Korona itu, ketiga Fukuyama melontarkan pendapatnya ten- 
lg Th\- Lthi of Histori/ dengan kemenangan akhir di pihak 
lokrasi -Liberal Barut banyak yang menggugat: benarkah? Akhir 
r*ih vang bagaimana ? Pasca setangan terhadap Irak lahun 2003, 
?ru mulai bermunculan wacana "Vw Ettii afthi* Wt'tf" atau "Tlw 
r n! af Amtrtai" , Dalam pidatonya pada Pembukaan Sidang negara- 
;ara N'on Align Movement (N A M), 24 Februari 2003, Perdana 
' k-nteri Malavsia Maha t h i r Mohamad menyampaikan kritik-kritik 
keras terliat] a p kebijakan negara-negara kuasa besar, khususnya 
Amerika Serikat (AS). Mahathir menyebut negara snperpower itu 
telah melakukan politik yang "Hatunt iluuhlt- Standard". AS bersikap 
. m b u t terhadap Korea Utara yang jelas-jelas memiliki senjata nuklir 
Tetapi, bersikap gaua> terhadap Irak, yang tidak memiliki senjata 
iklir Pada Desember W99, Aitht Pitrkn Nrw£k*tt l r ¥ menyebarkan 
«tu artikel melalui uifemet berjudul "END OF AMERKjVS EMP1- 
RE?"yang memaparkan kondisi Imperium Romawi menjelang keja- 
tuhan n va. Ditulis dalam artikel itu bahwa sebelum keruntuhannya, 
- «Tang orator Romawi, Cicero, memberikan nasehat, agar Romawi 
tv nye imbangkan anggarannya j mengurangi utang publik, me- 
r.^unirol keangkuhannya, dan mengurangi bantuan terhadap wila- 
rwilavah asmg. Nasihat Cicero itu tidak dilaksanakan. D^w pada 
M, Romawi runtuh. Seperti kata Bernard Shaw, "Romawi run- 
tuh, Babylon runtuh, dan akan tiba giliran Amerika/ 01 

Sebagai kekuatan hegemonik, Barat dalam hal ini AS memang 
lk mau disaingi. Ia ingin menjadi kekuatan tunggal. Berbagai in- 



I ivLLintL^tJj^L ^inij brrl.it i Jh Jviipan pnriMjv^nriMp ilu kepada Arij^ura-art£girtJi Alau 
d*i Dk-PBB atau ki'pada Li-dtiiiiiVti Akan |i»topi, pasal 1] (2] irn<mb+iUM wvwL'jtoltg MU- 
, srhab M'tup rFkr*nu?ndasi win£ memalukan suat u tindakan, akan diserahkan kepada 
f BB" Bahkan, dalam pa^al \Z disctuilkan Pa<Ja waklu PK menjalankan kewajibannya 
gAimaru \Jn^ d \ lutApkAfl dalim PjJtj^tHI im Untaliaji drn^jn m-mijIii £N*n#liSih.afi dMu 
i keadaan ML' Hii.ik dapai mm liukan itknmpTMi^fl }'?ft£ tu'rkcruun Ji-hi^an pm^U-Mh- 
ai\ ki'iidfliij'i Mu k'/L.iniJi apatah Dk mn^hrrvda'kinj-d ' lPw$am Pfr&nh*tott Bnn$$a B*t\$ai 
tikttutfi Mahkamah bihmitMitiimi vantf Jrtrrhitkjn Ui*h kanlor PeniTan^jn PBB JakarlaJ 
Tentang minijTUfcya kpiiin.iM vang dihadap ylcti AS jufga dilo^a^kan oleh Roberisor 
£2): "77?!' V$A Ml\. Ajj* *'ri i" H<mt *fk*p?mizix%rt* po?/hD* i\< tht %Mt*\Tlpr ftf ;t*ortd iwiy" 
di, Tom Spybiry. GitiiwUMt.* 'MHif W f/Jv.Ji'/w <Lamlniilfcf l\>lii\ pi*b> t lWi) hlm 52 
*^ v Waiana tantang, keruntuhan Intprrluni RoniiH* i [\miwnnm R )j9un*ut*i)kuinvak dik*rHkfi*i 
an ta.it Ja-ianda kfmunvturnn peradaban Bftnit aI h ^u AmiTika ^.iJ ini. Kjfian t-culin^ ini 
i mcni|Lik piida Lirv j rd^aid Cibl^m Thr Dtvhitf ani FaU $f Ratmui Em^t?. 






tervensi AS dilakukan dalam rangka memelihara hegemoni atas du- 
nia internasional, VVilIiam Bhmn, manUn pejabat Deplu AS, menye- 
butkan, ada empat lujuan invasi-invasi AS, yaitu: (]) membuat dunia 
terbuka dan nyaman untuk globalisasi, terutama untuk perusahaan- 
perusahaan multinasional milik AS; {2\ meningkatkan pendapatan 
kontraktor-kontraktor pertahanan \ang telah banyak "bermurah 
hati" kepada anggota Kongres dan penghuni Gedung Putih: (3j 
mencegah muneulnva masyarakat mana pun vang dapat memun- 
culkan contoh alternatif bagi model kapitalis; (4) memperluas hege- 
moni politik, ekonomi, dan militer seluas mungkin di muka bumi, 
dan untuk mencegah munculnya kekuatan regional yang dapat me- 
nandingi supremasi AS serta menciptakan satu tatanan internasio- 
nal dalam citra Amerika sebagai satu-satunya superpGTtwr* 

Dalam rencana Departemen Pertahanan AS, tahun 1992, 
disebutkan, 

'Tujuan pertama kita adalah mencegah bangkitnya kembali ke- 
kuatan haru yang akan menjadi batu ujian..- kita harus tetap 
memelihara mekanisme vang bisa mengancam setiap kompe- 
titor agar tidak melelwka n pengaruhnya ke wilayah yang lebih 
ltia£ atau mendunia. " In 

Keinginan untuk menjadi penguasa tunggal atau hegemonik 
pada sisi lain juga mengindikasikan, bahwa Barat atau khususnya 
AS memang sedang mengalami proses 'dcdme', sehingga tidak va- 
km dengan kekuatannya sendiri, atau merasa selalu berada dalam 
keadaan terancam eksistensinya. Kefumudan sudah melanda. Ke- 
buntunn akan jalan keluar dari berbagai masalah yang melilit umat 
manusia, belum juga berhasil ditembus. Karena itulah, sejak lama, 
sejumlah ilmuwan Barat melihat tanda-tanda kejumudan dan ke- 
runtuhan Barat. Tahun 1961, sejarawan Amold J. Toynbee menulis 
tentang posisi dan sikap AS yang tidak adil, dan hanya memen- 
tingkan kekuatan-kekuatan besar, kaya, dan minoritas umat manu- 
sia, sebagaimana yan$ dulu dilakukan imperium Romawi. Tulis 
Tuynbee, 



i4 W i 1 1 1 n m BU i m , Kas; j tc .</i i U: A Cuti jV 1 o thi - \ Vorh t s On \ i i Sn\ >< r ryo si v r 1 1 1 »1 tv m t *n t S\ > u th 
^ Wlll'fjm BJum, Ropirr 5hn«1% hlm, 24 



Bagian l r Dari Kehirrgungjn Menuju Kamahan 101 

"Dewasa ini Amerika adalah pemimpin gerakan anti-revnlusi 
Juru a dalam rangka mempertahankan berbadai kep<*nEingaiii 
yang tersembunyi. Amerika k m i membela sesuatu vanj; dulu 
dibel j oleh Roma Roma dahulu secara konsisten mendukung 
kaum kaya menghadapi kaum miskin di semua komunitas i&ing 
yjj\g jatuh di bawah penaklukannya; dan, karena kaum miskin, 
sejati h ini, kapan dan dimanapun jumlahnya selain jauh lebih 
hanya k daripada kaum kaya, kebijakan Roma selalu bersita t h* 
dak seimbang, /alun, dan menimbulkan kesengsaraan atas se- 
bagian bosar orang-"- 1 " 

H Linting ton mengakui Barai sebagai "the dechning power", se- 
hingga ia mencatat t ia h w a tanggung jawab utama para pemimpin 
Barat bukanlah membentuk peradaban-peradaban lain dalam pola 
Barat, tetapi lebih untuk menjaga, melindungi, dan memperbarui 
kembali keunggulan-keunggulan unik dari peradaban Barat. '■ 

Buku populer "TV Rr'v mui Fnlt cf Hit Gr^it Po;t\>r>'\ ditiiUip 
Paul Kennedy dengan bab berjudul "T!u* Lhutai Stalt*: flu* Prabh'w of 
\ufulkT Oiw m Rrlitfnv Di'etiue". Tanda-tanda kemunduran AS sudah 
banyak dipaparkan. Tahun 10ft5, utangnya sudah mencapai 1.S23 
milyar USD. Defisit neracanya 202,8 milyar USD. lahun 2002 d e lis i t 
neracanya diperkirakan lelah mencapai lebih dari 400 miliar dolar 
AS. Meskipun begitu, AS lelaplah negara kuat dan penting dalam 
-etiap isu, Dalam kata-kata Paul Kennedy, "Walaupun secara eko- 
nomi dan mi h te r mengalami kemunduran, dunia yang disebut oleh 
Pierre J lassner tetaplah ada, aktor penentu di setiap jeni> perim- 
bangan dan isu..., karena ia memiliki kekuatan besar apakah itu 
untuk kebaikan maupun kejahatan."-* 

Dengan politik unilateralnya, beban yang ditanggung AS makin 
ivsar. Duil ditebar untuk menaklukkan negara-negara lain- AS meng- 
alami apa yang dialami oleh Gimi Potwr* sebelumnya, yang dikata- 
n Paul Kennedy sebagai "impcrinl oivrttntch" . Perang atas [rak, 
- 03. memang tidak disukai oleh dunia internasional. AS dimaki 



^MunttnclH^ T'i Oi **Otfhzni ■■*. hlm ?tl 

* Pflul kcMrv.V. 7 I** 1 ^i*« J"Hl fjilluf lln* G mi t \\'\\\*r** f i\ ittul<m hmliiihi Pro*. I L >W>J, 



dimana-mana. Tapi, lagi-lagi, kafmfl AS kuat, maka makian itu ha- 
nya sebatas Lila* kata. Tak ada yang berani dan mampu memberikan 
sanksi ekonomi terhadap AS Malah, menyusul serangan AS atas Irak, 
negara-negara lain sibuk mengamankan kedutaan AS dan meng- 
ingatkan bahava terorisme (anti-AS), 

Benar, faktanya, A 5 memang mas j h dominan dalam berbagai 
bidang, dan merupakan peradaban besar yang menghegemonj du- 
nia hmgga kini. Tetapi, peradaban ini terbukti bersifat paradoks. Ia 
membawa berbagai kemajuan, tetapi sekaiigiu juga penghancuran 
umat manusia. Marvin Perry dengan tepat menggambarkan para- 
doks peradaban Barat ini dengan ungkapan, 

"Peradaban Haral adalah sebuah drama besar namun tragis. Ba- 
rat telah melupakan instrumen-instrumen akal vang memung- 
kinkan terjadinya keselarasan rasional antara alam fisik dan 
budaya manusia, menawarkan gagasan tentang kebebasan 
politik, dan mengakui nilai-nilai intrinsik setiap individu. Barat 
modem, walaupun telah berhasil menvingknp berbagai misteri 
alam, namun gagal menemukan pemecahan rasional bagi pe- 
nyakit-penyakit sosial serta konflik antarb angsa. Sains, sebagai 
pencapaian besar para intelektual Barat, sembari memperbaiki 
berbagai kondisi kehidupan, telah pula menghasilkan senjata 
pemusnah massa L Walaupun Barat lelah menjadi pionir bagi 
perlindungan hak-hak asasi manusia, ia juga telah menghasil- 
kan rezim-rezim totaliter y ang menginjak-injak kebebasan indi- 
vidu dan martabat manusia- Dan walaupun Barat telah menun- 
jukkan komitmen akan kesetaraan manusia, ia telah pula mem- 
praktikkan rasisme vang brutal."-' 4 

Dalam soal pengembangan "mesin perangi Barat memang ter- 
bukti sangat canggih. Dunia tanpa tentara, dunia tanpa perang, du- 
nia vang penuh perdamaian, dunia vang harmonis, masih tenis 
menjadi impian umat manusia. Pepatah Latin yang menyatakan, "$i 
r'/s /w/s pnm helium" (Jika anda meinginkan perdamaian, maka 
siapkanlah perang), tampaknya begitu menjadi inspirasi peradaban 
Barat dalam mengembangkan dan tenis memproduksi mesin-mesin 



2< * Marvu* Pt'TR. We?twi ijiiilizitf&r, h Ini fc*i 



Bagian I Dan Kebingungan Menuju Kematian 1 03 

:anggih pembunuh nun usia Untuk memproduksi senja la dalam 
peran £ Bintang {Star War$), toh u n l { i L ) { i I AS mengeluarkan dana b,h 
nilyar USD. Untuk menghadapi siapa Perang Bintang disiapkan? 
Menurut Menteri Pertahanan ketika itu, William Cohen, senjata «inv 
juh itu disiapkan untuk menghadapi Korea Utara, sebuah negara 
iiiskin yang Lintuk memberi makan rakyatnya saja tidak mampu 4() 
Dan dalam soal senjata pemusnah massal r n i, Barai tidak mau ber- 
rikap jujur dan adil. Artinya, hanya kelompok mereka saja yang bo- 
eli memproduksi senjata pemusnah massal, seperti senjata nuklir, 
Negara -negara yiinfj dicap sebagai mus ulin ya, atau negara yang me- 
*eka juluki sebagai negara "paras setan", seperti K urea Utara, Iran, 
Jbya, Suriah dan lain-lain, diharamkan memiliki senjata pemusnah 
nassak Tetapi , negara-negara sekutunya, seper l i Israel, tidak dila- 
rang memiliki senja La yang sangat berbahaya bagi umat manusia itu. 
lahkan, dalam, konsep pembunuhan terhadap u mal manusia pun 
iibeda- bedakan, Kalau yang membunuh orang atau negara lain, dan 
/ang menjadi korban adalah masyarakat Barat, maka pembunuhnya 
h katakan teroris. Kalau mereka yang melakukannya, maka dikata- 
kan sebagai "menegakkan perdamaian", 

1 legemoni AS secara politis memang telah mengakhiri apa yang 
lu lu disebut sebagai 'Barat'. [Dalam serangan ke Irak. tahun 2003, 
ampak bagaimana dua kekuatan besar di Barat, yaitu Jerman dan 
'ranas, menolak bergabung dengan AS dan Inggris. Isu perpecahan 
'Jarat itu dicoba untuk ditutup-tutupi oleh AS^ Dalam artikelnya di 
larian Kompas (29-30 Januari 2004), Menlu AS Colin PowelI men\a- 
akan: "PRIORITAS kami yang Lak kalah penting adalah determinasi 
intuk mengembangkan hubungan kooperatif di antara kekuatan- 
kekuatan besar di dunia [mnforpowt'rs)" Kata-kata PowelI ini seolah- 
>lah ingin membantah analisis yang menyatakan bahwa Barat sebe- 
narnya sudah berakhir Pada sisi lain, kata-kata PowelI ini juga me- 
nunjukkan bahwa AS masih menghilang sejarah lama, d i mana Im- 
perium Romawi, hanya mementingkan persekutuan dengan ke- 
kuatan-kekuatan besar untuk mempertahankan superioritasnya. 

Sebagai snperpowerdan jagoan, AS telah ban vak menunjukkan 
%ekuatan o tolnya (rakyat California pun lebih percaya "Sang Termi- 



^ Wilii j m BI um , Rw> i ■ M< if c , h I m l? 



nator ' untuk memimpin mereka) Kini, yang perlu dibuktikan AS 
adalah menundukkan h n L i dan akal nmal manusia^ bahu a AS bukan 
hanya jagoan dan mampu berbuat apa saja untuk memenuhi kepen- 
t in pannya, tetapi AS juga menjadi negara dan bangsa yang dicintai 
dan dihormati umat manusia. Ideal sekali kata-kata penuUip Cohn 
Powell bahwa, "Reputasi AS dalam hal keju|uran dan kepedulian 
akan terus berlangsung, Namun, seraya kano memelihara, 3nenv 
pertahankan, dan memperluas perdamaian yang dimenangi manu- 
sia-manusia bebas di abad ke-20; kebenaran akan terbukti di Fibad 
ke-2b Kami senantiasa mengejar kepentingan rakvat ^5 yang nn^ 
ngedepankan kebenaran maupun dalam prinsip serta tujuan kami 
yang benar... Kepentingan kami yang mengedepankan kebenaran 
tiklah menjadikan kami mitra bagi siapa pun yang menghargai kebe- 
basan, martabat kemanusiaan, dan perdamaian." 

Powcil berbicara tentang kebenaran, kebebasan, martabal ma- 
nusia, dan perdamai a n' Bisakah kata-kata Powell Ltu dipertanggung- 
jawabkan d^n dibuklikan? Dalam wawancara dengan Harian Kow- 
prtt (17 November 2002), Pro L Johan Galtung menyatakan, "Diban- 
dingkan dengan serangan vang pernah dilakukan teroris, terorisme 
negara yang dilakukan AS jauh lebih berbahaya karena mengga- 
bungkan fundamentalisme agama dan fundamen la 1 isme pasar," 
Gabung, pemutus teori dependeasia Klan strukturalisme, mengaku 
telah berkirim surat kepada Presiden Hush yang meminta agar AS 
mengubah politik luar negerinya, mengakui negara Palestina, me- 
minta maaf karena sermg mencampuri urusan negara lain, melang- 
gar hukum internasional, dan tidak menghormati Islam. "Saea tidak 
tahu apakah Bush membaca surat itu, tetapi vang dilakukan Justru 
sebaliknya/' kata Gallung. Tentang peristiwa 11 September yang ba- 
nyak dijadikan pijakan kebijakan luar negen AS dewasa ini r Galtung 
memberi saran, "Tangkap pelakiinva dan ubah kebijakan luarnegeri 
AS' 

Ubah kebijakan luar negeri AS! Suara semacam itu begitu ba- 
uvak d ilan timkan oleh para pemikir dan pemimpin dunia- Wahai AS P 
ubahlah kebijakan luar negerimu! Di tanganmu, kini terletak tang- 
gung jawab besar menyelamatkan duni.V Namun, AS seperti belum 
memandang penting berbagai seman dan imbauan semacam itu. 
Logika kekuatan, miglit f* ri$ht> masih begitu ban vak digunakan d a- 






Baflian I Oan KehingjnqanMenu|u Kemangi 105 

la m men angoni berbagai masalah. Kadang terlihat hdak sabar Ser- 
ma n ke i rak telah meluluhlantakkan harapan umat manusia akan 
:>enLingma peran ""hukum internasional 1 ', jutaan manusia di AS dan 
negara -negara Barat berdemonstrasi menentang tindakan AS itu 
Sampai-sampai pialang dan investor internasional Georgc Soros mc- 
lyentkan untuk mengakhiri pemerintahan eksUimis t3Li5h" Namun, 
keruan Sorus tidak berhasil* Bush malah memimpin dunia lagi untuk 
cali kedua pada pemilihan Presiden AS, November 2004. Maka, ke* 
nenangan Presiden Gocrgc W. H lis h atas saingannya )ohn K Kerry 
memunculkan protes keras lagi dari sebagian rakyatnya. Berbagai 
Lksi pnales digelar di AS, dengan membentangkan poster-poster ani i- 
Bush dan anti- peran-. Bahkan, karena kecewa dengan kemenangan 
Bush, Andrew Veal (23), datang ke Cround /e ro~ beka s lokasi Ge- 
lung VVTC— dan melakukan aksi bunuh diri dengan menembak diri- 
nya sendiri. Di Malaysia, mantan Perdana Menten Mahal hi r Mo- 
ha m m a d menyatakan ra-»a duka cita atas kemenangan Bush. "Saya 
sungguh duka cita dengan perkara ini dan sudah tentu R u* h akan 
membawa malapetaka kepada Islam dalam tempo e m pai tahun akan 
lalang/' kata Maha t hi r, seperti dikutip koran Bi'titrt Harum (8/11/ 
2004)/ 

Penulb terkenal Chilc Luis Sepulveda mengecam inva>i pim- 
pinan AS ke Irak, dengan menyebutkan lindakan ihi sebagai ulah 
sekelompok "orang-orang fanatik yang berbahaya" yang berkuasa 
di Washington. "AS adalah bangsa teroris pelopor/' katanya dalam 
satu u'av\ancara yang diterbitkan mingguan berita Portugal VisthL 
Suara-suara seperti ini sudah tak terhitung lagi banyaknya. Kntik 
lan sentimen anti-AS bermunculan dan Lumbuh subur di mana- 
mana. Bahkan, dalam sebuah potiing di Eropa, awal Nopcmber 2003, 
AS menduduki posisi keenam sebagai negara yang mengancam per- 
damaian d uji ia, setelah Israel, Korea Utara, lran F Afghanistan dan 
Irak. Namun, sebagai penguasa, tindakan AS yang paradoks dengan 
nilai-nilai \ ang dikampanyekan, harus selalu dibenarkan. Karena, itu 
lemi kepentingan nasionalnya. Tahun 1097, Senat AS meluluhkan 
mdang-undrmg vnng meratifikasi implementasi "Couventicu o/ the 
hohibitwn of the DrMwpmeni t Pwduction, Stack^ilin^ iwd U>r afCIh'- 
mkni Wt'iij.:an$ imi/cu thi'ir Dwtructiou", Namun, itu dengan syarat: 
'residen AS berhak menu la k permintaan inspeksi fasilitas permen j. i- 



taan kimia di dalam negeri AS, jika Presiden menganggap inspeksi 
tersebut tikan mengancam kepentingan pertahanan nasinn.il illk' ua- 
tionnl <i'curit\f inter^ts) AS. 

Williarn Blurn dalam buku Tlir Rou^r 5hitf menyimpulkan, bah- 
wa secara klinis selama lebih dari 50 tahun politik luar Amerika bo- 
leh dikatakan gila. Blum meletakkan kesimpulannya ihi di bawah 
subjudul "f //i* liUhimftn philt^op]iy ,f (filosofi orang gila). Ia menunjuk- 
kan dokumen "i/j? StTatfgic Command" tentang "Esseutini* tf/~ Ptwf- 
Cotit Wnr Deh 1 r vena'". Dikatakannya, tindakan Amerika vang terka- 
dang kelihatan 'out ofcoutroi\ irasional, dan pendendam, boleh jadi 
menguntungkan untuk menciptakan rasa takut dan keraguan pada 
musuh-musuhnya. 

Powell boleh bicara seideal mungkin sebagai diplomat Namun, 
Samuel R I hintington (]y%)~penasihat utama politik luar negeri AS 
—menulis panduan dalam menjalankan pohhk luar negeri, "Adalah 
manusiawi untuk membenci. Untuk menentukan jati d m dan seba- 
gai motivasi oraiig membutuhkan musuh: kompetitor dalam bisnis, 
rival dalam pencapaian, dan lawan dalam politik." Dan kini, di za- 
man ultramodern. AS— negara super hebat yang belum pernah ada 
dalam sejarah manuMa sebel umnya— telah menentukan musuh uta- 
manya, mitra tandingnya, yang sangat tidak seimbang, yaitu se- 
orang kakek bernama "Osama bin Laden", Hal memacam mi tentu 
saja belum pernah terjadi dalam sejarah Lima t manusia. Inikah seja- 
rah baru? Dan inikah akhir sejarah Barat? Wnththti ti'luui. 



♦ + + 












Jalan Kematian Sebuah 
Peradaban 

Kelihatannya Membawa Kemajuan Hidup, Hakikatnya 
Membuat Kerusakan Dunia 



"The Wtttj oflifi' kuaum m IVi'.shT'? CivflteMmu h oti n drath pati:/' 
John Mokaivk, pakjr sejarah Amerika d\ The State Univeisity of New 
York 



):.; erbagat kemajuan teknologi lelah dicapai, dan dalam 

g \ j banyak hal di zaman-zaman belakangan ini Barat banyak 
-*■>/. ' diikuti bangsa-bangsa lain di dunia. Tragisnya, Barat sen- 
diri sekaligus menciptakan mekanisme dan mesin penghancur un- 
tuk dirinya sendiri. Barat telah menciptakan begitu banyak jalan un- 
tuk bunuh diri, jalan kematian bagi umat manusia. Umat manusia, 
dan berbagai kalangan, tak henti-hentinya melakukan protes. Da- 
lam soal penyelamatan lingkungan hidup, paradoksi itu pun dapat 
dilihat dengan sangat jelas. Kasus Protokol Kyoto, 2001, sangat baik 
untuk disimak. Barat, khususnya AS, yang menjadikan lingkungan 
hidup sebagai salah satu isu penting dalam politik in ternasional, jus- 
tru merupakan perusak alam terbesar diantara umat manusia. Iro- 
nisnya, AS yang merupakan penyumbang terbesar emisi gas CQ2, 
justru menolak untuk menandatangani Protokol Kyoto. Sikap AS itu 
telah memicu protes keras dari berbagai lembaga swadaya masya- 
rakat. 

Berikul ini misalnya, Pernyataan Bersama Lembaga Swadaya 

Wajah Peradaban Barai 107 



Masyarakat (LSM) Indonesia yang menjawab Pernyataan Presiden 
Amerika Serikat, George W. Bush tentang Kyoto Protokol Kyoto 
(Maret, 2001). Surat ini dimuai secara utuh untuk lebih memahami 
persoalan emisi gas C02 yang memberikan dampak peningkatan 
temperatur global. Meskipun merupakan negara penyumbang emisi 
C02 yang terbosan tetapi AS menolak protokol Kyoto ini. 

Yang Terhormat Presiden Bush. 

Kami kecewa dengan Surat Anda kepada anggota Senat Ame- 
rika Serikat vang menyatakan bahwa Anda "menentang Kvoto 
Protokol", Tentangan Anda vang sangat eksplisit mi melawan 
standar perilaku diplomasi internasional vang dapat diterima, 
serta mengancam langkah awal yang telah diambil oleh masya- 
rakat internasional untuk menghindari dampak-dampak peru- 
bahan iklim yang terjadi di negara anda dan negara-negara lain. 
Dampak dari perubahan iklim sangatlah mencengangkan. Se- 
luruh dampak ini, menurut United Natiom* Einyironment Prog- 
ram (2001), akan merugikan dunia sebesar kurang lebih S300 
juta per tahun, sebanding dengan sekitar 15 persen total penda- 
patan di negara-negara sedang berkembang. Tahun 1590 meru- 
pakan dekade vang paling panas semenjak pertengahan ISO0- 
am sampai pada puncaknya pada 199S flPCC Second Assess- 
ment Rcport, 19*55}. Nilai dan bencana alam yang diakibatkan 
oleh perubahan iklim pada tahun l^JS sendiri melampaui nilai 
keseluruhan bencana-bencana di dekade 1880-an (Milenium 
Report Sekjen PBB). 

Di Indonesia, pada tahun 2000 saja telah terjadi 33 kasus banjir, 
kebakaran hutan, paceklik, dan 6 badai yang lelah mendatang- 
kan krisis ekonomi senilai Rp< L 5 triliun (S 130 juta) dan mema- 
kan korban jiwa lebih dan 690 orang. Jumlah kerugian ini setara 
dengan sepuluh persen total pendapatan di Indonesia, Sesung- 
guhnya, hampir semua biaya atas ketidakpedulian Anda terha- 
dap masalah perubahan iklim akan terjadi di 80 persen negara 
di seluruh dunia. Ketidakpedulian Anda sendiri adalah bagian 
dari biaya tersebut Kami menghimbau agar Anda mempertim- 
bangkan kembali tentangan Anda dan mengambil tanggung ja- 
wab untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, termasuk dida- 
laminya karbon dioksida secara serius. 



Bagian I. Dari Kebingungan Menu|u Kemahan 1 09 

Protokol Kyoto LIpli adil, inklusif, dan bersifat global. Pernyata- 
an Anda sesungguhnya tidak benar bahwa Prntokol ini "mc- 
ngtf sampingkan BU person gas rumah kaca di seluruh dunia, 
termasuk di pusat populasi besar super li Cina dan India, terha- 
dap ketaatan alas Protokol ini", sebagaimana yang diuraikan 
dibawah ini. 

Pertama-lama, Protokol Kyoto tahun 1997, United Nations Fra- 
rncwofk Convention on Climate Change (UNPCC) atau Kon- 
vensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim 
tahun 1992, dan Mandat Berlin pada tahun 1995 Lelah dinego- 
siasikan secara adil, termasuk di dalamnya oleh delegasi Anda 
sendiri secara aktif. UMFCCC tahun 1M92 menyebutkan bahwa 
negara Anda akan "mengadopsi kebijakan nasional dan meng- 
ambil tindakan yang terkait dalam memerangi pembahan iklim, 
dongan mengurangi emisi gas-gas rumah kaca yang dibuat oleh 
manusia (antropogemk) dan melindungi serta meningkatkan 
penverap dan penampung gas-gas rumah kaca''. Mandat Berlin 
tali u n 1995 menyebutkan bahwa tidak ada komitmen-komit- 
men baru bagi negara-negara berkembang dalam Protokol 
{selanjutnya Protokol yang dimaksud adalah Protokol Kyotu 
tahun 1997). 

Kedua, ratifikasi oleh negara Anda, sebagaimana dilakukan 
oleh negara-negara industri dan berkembang lainnya atas 
UMFCCC telah menandai pernyataan akan prinsip common hnt 
liiffi'reniinti'rf. Prinsip ini berasal dari kenyataan bahwa 80 persen 
penduduk dunia yang hidup di negara berkembang yang 
miskin, hanya bertanggung jawab atas sepertiga emisi-emisi 
gas rumah kaca pada tahun ^^9{} / dan bahkan kurang dari itu 
bila dihitung secara emisi per kapita. Amerika Serikat sendiri 
berkontribusi seperempat dari emisi seluruh dunia di tahun 
199G\ Sektor transportasi di negara Anda saja menyumbang 
emisi lebih besar dari total emisi seluruh dunia kecuali empat 
negara. Ga.s-gas rumah kaca, bukan populasi, yang menyebab- 
kan pemanasan global. 

Ketiga, bertentangan dengan keberatan Anda, pengurangan 
emisi yang paling signifikan terjadi di Cina. Departemen Energi 
Anda sendiri membuktikan bahwa ketika ekonomi berkutu- 



bang dalam kecepatan Jua digit wiru; cepak Cina mampu me- 
ngurangi emisi karbon dioksidanva sebesar 17 persen seia m a 
tahun N 1 -)? hingga 19 C J9, dan sekarang ini balikan telah menca- 
pai tingkat emisi vang sama pada tahun 1V92; dibandingkan 
dengan Amerika Serikat vang tetap menaikkan emisinva lebih 
dari 17 juta ton dalam periode vang ^ama (U^DOE, 2001). 
Antara tahun P»Q dan 1996, keseluruhan subsidi bahan bakar 
lasi! di 14 negara Medang berkembang yang mencatat 25 persen 
dari emisi karbon global dari pusat-pusat, ind usiri turun 45 
persen, dari S 60 juta menjadi hingga S 33 iuta. Meskipun emisi 
karbon tali iman naik sebesar 228 [uta ton karbon antara 1480 
dan 1990, emisi akanmeniadi 155 juta ton lebih besar dan talum 
1990 tanpa adanya efisiensi energi vang diperoleh pada masa 
ini karena adanya pemotongan subsidi yang besar. Pada perio- 
de vang sama, subsidi di negara-negara OECD turun ha m a 20.5 
persen, dan 1 12.5 juta menjadi S V M juta. Pengurangan subsidi 
di Cina akan mengarah ke harga inimak vang lebih tmggi se- 
hingga akibatnya konsumsi menurun dc^^ berdampak pada pe- 
ngurangan emisi gas rumah kaca vang mencolok. 
Kepemimpinan Cina dalam mengurangi emisi seperti inilah 
yang diharapkan dunia dari Anda Akan tetapi emiM Amerika 
Serikat, yang merupakan negara pengemisi terbesar di dunia, 
tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan. Di belahan dunia 
yang lain, negara-negara berkembang lerus memajukan pem- 
bangunan herkelanjulannva vang juga memberikan kontribusi 
pada usaha-usaha keseluruhan dalam menstabilkan iklim. 
Pengetahuan akan Pemanasan Global dan Dampaknva yang ti- 
dak dipertanvakan lagi. Bertentangan dengan usul Anda bah- 
wa "ilmu pengetahuan vang tidak lengkap akan penvebab dan 
solusi pada perubahan iklim, dan kurangnya teknolog] komer- 
sial yang ada untuk memindahkan dan menyimpan karbon- 
dioksida', ribuan ilmuwan vang tergabung dalam lntergovcm- 
mental Panel on Climate Change (IPCC) telah sepakat bahwa 
bukan hanya "aktivitas manusia yang secara nyata beqxv- 
ngaruh pada stabilitas Iklim", (IPPC Second Assesment Report, 
199^) akan tetapi jauh lebih hebat lagi bahwa "emisi gas rumah 
kaca dan aerosol vang diakibatkan oleh aktivitas manusia terus 



Sagian I: Dari Kehingungan Menuju Kematian 1 1 1 

mengubah atmosfer dengan cara yang diharapkan berpenga- 
ruh pada iklim" (Rmgkasan IPCC Third Assesment Report for 
Policymakerc,2001). 

Menaikkan harga energi di Amerika Serikat tidak akan meng- 
urangi ekonomi negara Anda yang bersaing di dunia interna- 
sional. Tidak kurang dari lima negara bagian Amerika Serikat 
yang memiliki laboratorium nasional menyimpulkan bahwa 
Amerika Serikat dapat memenuhi separo targeL Protokol Kyoto 
dengan pilihan-pilihan biaya vang rendah atau bahkan tanpa 
biaya sama sekali. Dia n Lara negara-negara OECD, harga 
minyak di Amerika Serikat sudah merupakan yang terendah. 
Di Eropa,hanva Rusia dan Belarus yang harga minyaknya lebih 
murah daripada Amerika Serikat. Bahkan di Afrika, hanya 8 ne- 
gara vang harga minyaknya lebih murah dari Amerika Serikat, 
India, salah satu sentra populasi, menjual minyaknya 56 sen se- 
tiap liter (S 2.24 setiap galon). 

Demikian pernyataan Lembaga-lembaga Swadava Masyarakat 
di Indonesia yang memprotes sikap AS terhadap Protokol Kyoto. 
Karbondioksida (C02) bersama gas-gas rumah kaca {greenhouse 
gases) lain seperti uap air, metan, nitrogen oksida, ozon, dan CFC's, 
menim l ui Ikan dampak peningkatan temperatur global, sebab gas- 
gas ini memudahkan radiasi matahari sampai ke permukaan bumi, 
menembus atmosfer, dan pada saat yang sama gas-gas rumah kaca 
ini menahan menyerap energi vang dipancarkan dari permukaan 
bumi. Akibatnya, banyak energi terperangkap dalam atmosfer dan 
karena itu temperatur global meningkat. Dampak peningkatan tem- 
peratur global dian taranya adalah meningkatnya permukaan laut, 
meningkatnya intensitas dan frekuensi badai tropis, kekeringan, dan 
juga pada kesehatan manusia. Sebelum Protokol Kyoto, sejumlah 
konferensi dan kesepakatan telah diadakan untuk menekan laju pe- 
ningkatan emisi gas C02. Tahun 1989, misalnya, diadakan Hagur 
Summtt yang menghasilkan kesepakatan untuk mengurangi tingkat 
emisi C02 sebesar 20 persen pada akhir 2003, Ketika itu, AS, Inggris, 
Cina, dan Uni Soviet menolak menandatanganinya, padahal negara- 
negara itu menyumbang 60 persen gas CG2, Dampak gas rumah ka- 
ca dan juga kerusakan ozon adalah nyata. Pada awal 1990-an, tenv 



pera iur Luimi >udah meningkat (L5 LT C d a n pada 2030 diperkirakan 
meningkat 2*Gr 

Tidak hanyd mengurusi soal lingkungan hidup, berbagai LSM 
juga menyoroti hegemoni paham neo- liberalisme \ang dikembang- 
kan Kapitalis Barat saat ini. Sebagai misal, sihis Wahana Lingkungan 
I lidup Indonesia (VValhil menyiarkan kampanye melawan apa vang 
mereka sebut sebagai " n eu- liberal isme' yang ineng ancam umat ma- 
nusia. Bunyi seruan itu menarik untuk ditelaah, karena menyangkut 
begitu ban vak masalah ya n g menimpa u mal manusia. Seman ini 
mengatasnamakan "Forum Sosial Dunia: Seru a n Untuk (Jerakan 
Sosial '., dan dibuka dengan kalimat 'Perlawanan terhadap nou-li- 
beralisme, peran- dan militerisme nnhik perdamaian dan keadilan 
sosial". Beberapa poin seman tersebut adalah sebagai berikut. 

1. Menghadapi makin memburuknya kondisi kehidupan rakyat, 
kami gerakan sosial dari berbagai belahan dunia, berbilang pu- 
luhan ribu hadir dalam Forum Sosial Dunia d» Portn Alcgn?. 
Kami Jus ini mencoba membangun solidaritas, Kami hadir kem- 
bali untuk melanjutkan perjuangan melawan nen- liberalisme 
dan perang, untuk menegaskan kesepakatan pada pertemuan 
sebelumnya dan meyakinkan kembali bahwa sebuah dunia 
\^n}2, berbeda dapat diwujudkan. 

2. Kami- perampuan dan laki-laki, tua-muda, masyarakat adat 
kota dan desa, pekerja dan penganggur, iuna wisma, pelajar, 
kaum migran, profesional, masyarakat dari berbagai kepur- 
cayaan, warna ku h t dan orientasi seksual. Keberagaman ini 
adalah merupakan kekuatan kami dan basis persekutuan kami. 
Kami gerakan solidaritas global, bersatu melawan konsentrasi 
kemakmuran, peningkatan kemiskinan, ketimpangan dan peng- 
hancuran bumu Kami menghidupi dan membangun sistem al- 
ternatif dan secara kreatif mempromosikannya. Kami memba- 
ngun aliansi vang luas yang disatukan oleh perjuangan dan 
perlawanan terhadap sistem dominan yang didasari nilai -nilai 
seksis, rasis dan kekerasan, yang mengutamakan kepentingan 
mudai dan patriark i d ia tas kepentingan dan aspirasi rakyat. 

1 I th,it Uraimu Aplih k-l al I. tiVeM I>f?"7*minru , rt | Oto tLMffd CHh-ra Li*iM ( rnhr 



Bagian I: dan Kebingungan Menu|u Kematian 1 1 3 

3- Sistem ini setiap liari menciptakan drama kematUrfl perempu- 
an, anak-anak. manula karena kelaparan, mnumnva kesehatan 
dan penyakit yang sesungguhnya dapat dicegah, Keluarga -ko- 
htargn dipaksa ufiluk meninggalkan rumah mereka karena 
peperangan, dampak nu^a proyek pembangunan, tuna lahan 
dan bencana lingkungan- pengangguran, perampasan jasa-jasa 
publik, dan penghancuran solidaritas sosial. Baik di selatan 
maupun utara, gaung perjuangan dan perlawanan untuk meng- 
angkat dera jn l kemamisian terus bertumbuh. 

4. Peristiwa U September lelah melahirkan pembahan dramatis. 
Setelah serangan teroris, yang secara mutlak kami kutuk, se- 
perti juga kutukan kami atas serangan terhadap waga sipil di 
seluruh dunia, pemerintah Amerika dan sekutunya melakukan 
operasi militer masif. Serangan terhadap hak-hak sipil dan poli- 
tik atas nama 'perang melawan temrtsme' berlangsung di setu- 
ai h dunia. Perang melawan Afganistan, menggunakan metode 
yang sama dengan para teroris, yang dilakukan dalam front 
yang lebih luas Ini adalah awal perang global permanen untuk 
meneguhkan dominasi pemerintah Amerika dan sekubunya. 
Perang ini adalah wajah lain dari neo-liberalisme, dengan wajah 
yang lebih brutal dan dan tidak bisa diterima. Islam telah diper- 
setankan, sementara rasisme dan xenopobia dipropagandakan. 
Media massa secara aktif mengambil bagian dalam perang 
kampanye yang membagi dunia, baik dan jahat. Oposisi terha- 
dap peran- adalah ju^;a nurani gerakan kami. 

3. Situasi peperangan telah menimbulkan destabilitas di Timur 
Tengah, menciptakan alasan yang dicari-cari untuk merepresi 
rakyat Palestina, Tugas mendesak gerakan kami adalah mem- 
bangun solidaritas untuk rakyat Palestina dan perjuangan me- 
reka untuk berdaulat penuh seperti halnya perjuangan meng- 
hadapi kebrutalan Israel 

6. Beberapa peristiwa mendatang juga menegaskan mendesaknya 
penuangan kami. Di Argentina krisis keuangan dan ekonomi 
akibat ulah IMF dengan penyesuaian strukturalnya (SAP) dan 
menggunungnya utang yang mempercepat terjadinya krisis so- 
sial dan politik. Krisis menyebabkan protes spontan dari 
kalangan kelas menengah dan kelas pekerja frepresi oleh 



10. 



pemerintah Argentina menyebabkan sejumlah korban tewas), 
kegagalan pemerintah dan aliansi sosial antara berbagai ke- 
lompok sosial yang berbeda, Mobilisasi rakyat yang didukung 
para penganggur dan kaum miskin kota menuntut pemenuhan 
hak-hak mendasar seperti makanan, pekeqaan dan perumah- 
an. Kami menolak kriminalisasi gerakan sosial di Argentina dan 
serangan terhadap hak-hak demokrasi dan kebebasan. Kami ju- 
ga mengutuk keserakahan dan pemerasan oleh korporasi mul- 
tinasional yang didukung oleh pem e r m tah negara-negara kaya. 
Kolapsnya multinasional Enron- membuktikan bangkrutnya 
ekonomi kasino dan gilanya korupsi di kalangan pelaku bisnis 
dan politisi, yang merampas pekerjaan dan pensiun pekerja. Di 
negara maju konpirasi multinasional dalam aktivitas dan pro- 
yek-proyeknya telah pula merampas tanah-tanah rakyat dan 
meningkatkan harga air dan listrik. 

Pemerintah Amerika Serikat, dalam upaya melindungi kepen- 
tingan j perusahaan besar, secara arogan meninggalkan proses 
negosiasi pemanasan global, perjanjian rudal antibalistik. Kon- 
vensi Keanekaragaman Hayati, Konferensi PBB tentang rasis- 
me dan in toleransi dan dialog untuk membatasi pasokan senja- 
ta ringan, membukukan ketidakperduhan Amerika untuk me- 
nemukan solusi bersama untuk persoalan global. 
Di Genoa negara-negara CS telah gagal menciptakan pemerin- 
tahan (penguasaan) global- Menghadapi mobilisasi dan perla- 
wanan, mereka menggunakan kekerasan dan represi, serta kri- 
minalisasi pemrotes. Tetapi mereka gagal mengintimidasi ge- 
rakan kami. 

Semua ini terjadi dalam konteks resesi global Model ekonomi 
neoli berai menghancurkan hak-hak, kondisi kesejahteraan dan 
kehidupan rakyat. Dengan memakai berbagai sarana untuk 
melindungi nilai saham mereka, perusahaan multinasional me- 
mangkas jumlah buruh, menekan gaji dan menutup pabrik, 



* Ke tik a Fnmiv satu |vni!4lMAn minvjL han^knjt, para j^kerja d*m ponit^ng sdJum 
mia-rata n^n^ljmi Lcru^Lin wkitar 23-fHJ juta USD, trl*pi trL-vkulit pcrwsj*hA#n raks*»*J itb 
mi-lrn^an^ dengan imii^^ihl^l ujng |u!aan L'SL> (Lihat ZiiitjJJm Sunter d «u t Morrvl Wyn 

Divit*>, Amfrum*r Ihram Gfatwl Stghtmtirr 1 20W t y him 17 J 



Bagian f, Daji *;edmgufigafl Menuju Kem&tan 1 1 5 



momen s dollar terakhir milik buruh, Pemerintah-pemerintah 
menjawab krisis ekonomi mi dengan privatisasi, pemangkasan 
pengeluaran sektor sosial dan secara permanen mereduksi hak- 
hak buruh. Resesi ini menegaskan fa k La bahwa janji-janji nen- 
] i berai akan pertumbuhan dan kemakmuran adalah omong 
kosong belaka 

11. Gerakan global untuk keadilan sosial dan solidaritas meng- 
hadapi 1an tangan vang berai; ia berjuang untuk perdamaian 
termaksud pula melawan kemiskinan, diskriminasi, dominasi 
dan penciptaan alternatif masyarakat yang berkelanjutan. 
Gerakan sosial mengutuk keras kekerasan dan militerisme se- 
bagai sarana penyelesaian konflik; promosi peredaan konflik 
iiiV\ operasi militer dalam rencana Kolombia sebagai bagian 
inisiatif regional And es, rencana Puebla Panama, peniagangan 
senjata dan peningkatan anggaran militer, blokade ekonomi 
terhadap rakyat di berbagai negara, dan meningkatnya represi 
melawan serikat pekerja, gerakan sosial dan aktivis. 

Kami mendukung perjuangan serikat kena dan pekerja sektor 
informal sebagai hal mendasar bagi perlindungan kondisi kerja 
dan kehidupan, hak untuk berorganisasi, u n truk mogok, untuk 
menegosiasikan kesepakatan kerja, dan untuk memperoleh gaji 
dan kondisi kerja \\n\y, adil antara perempuan dan laki-laki. 
Krirni menolak perbudakan dan eksploitasi buruh anak. Kami 
mendukung perjuangan buruh dan serikat buruh melawan sis- 
tem subkontrak dan PHK dan aturan internasional atas hak- 
hak buruh pada perusahaan multinasional dan afiliasinya, 
terutama hak untuk untuk berserikat dan ruang tindik posisi 
lawar kolektif Sama pula kami mendukung perjuangan petani 
dan organisasi rakyat atas hak-hak penghidupan, tanah, hutan 
dan sumber air. 

12. Kebijakan n eo liberal menimbulkan penderitaan dan ketidak- 
a mana n vang luar biasa. Secara dramatis sistem ini mendorong 
perdagangan dan eksploitasi perempuan dan anak-anak. Ke- 
miskinan dan ancaman keamanan menimbulkan jutaan kaum 
migran yang disangkal harkatnya, kebebasan dan hak-haknya. 
Kami menuntut kebebasan pergerakan lintas negara; serta hak 
atas integritas tisik dan hukum kaum migran. Kami mendu- 






kung hak-hak masyarakat adat dan menuntut pemenuhan arti- 
kel 1LO \W dalam kerangka hukum nasional, 

13. Utang luar negeri negara-negara Selatan Lelah dibayarkan kem- 
bali/dilunasi berulang kali. Utang luar negeri Lelah dijadikan 
instrumen dominasi, yang rnencampakan hak-hak asasi funda- 
mental denriL kepentingan tunggal nha internasional- Kami me- 
nuntut penghapusan (pembatalan) utang dan sebaliknya me- 
mulihkan utang sejarah, sosial dan ekologi. Negara-negara 
yang menuntut pembayaran utang, secara tidak langsung lelah 
mengeksploitasi sumber dava alam dan pengetahuan tradisio- 
nal di Selatan. 

14. Air, tanah, makanan, hutan, biji-bijian, kultur dan identitas rak- 
yat adalah aset bersama kemanusiaan untuk generasi sekarang 
dan generasi mendatang. Ini sangat mendasar untuk melindu- 
ngi keanekaragaman hayati. Rakvat memiliki hak uniuk me- 
nyimpan keanekaragaman hayatinya dan bebas dan makanan 
hasil rekayasa genetik (GMO). Kedaulatan pangan di tingkat 
lokal, nasional, regional adalah hak asasi mendasar; untuk itu 
reformasi agraria yang demokratis dan akses petani atas tanah 
menjadi persvarakat lundamental. 

15. Pertemuan Doha menegaskan tidak adanya legitimasi WTO. 
Adopsi agenda pembangunan hanya kedok untuk melindungi 
kepentingan korporasi. Dengan menerima putaran baru, WTO 
telah bergerak semakin dekat dengan sasaran men|adikan se- 
mua hal sebagai komoditi. Bagi kami, pangan, pelayanan pub- 
lik pertanian, kesehatan dan pendidikan tidak untuk diperda- 
gangkan. Pematenan tidak boleh digunakan sebagai senjata un- 
tuk melawan negara dan masyarakat miskin, kami menolak 
paten dan perdagangan substansi kehidupan Agenda WTO 
secara pararel terjadi pula di tingkat kawasan oleh re/.im-rezun 
negiona J perjanjian perdagangan bebas dan investasi. Dengan 
mengorganisir protes seperti demonstrasi akbar dan plebisit 
menentang FTAA (di Amerika Latin), rakyat menolak semua 
kescpakalan yang hanya merepresentasikan proses ^koloniali- 
sasi dan penghancuran hak-hak sosial, ekonomi, budaya dan 
lingkungan hidup seria nilai yang fundamental 

](■». Kami akan memperkuat gerakan kami melalui aksi bersama 



Ba^an I Dan Kebingungan Menu|u Kematian 1 1 7 

dan mobilisasi untuk keadilan sosial, penghormatan alas UAM 
dan kebebasan, kualitas hidup., kesenjangan, kemannsian dan 
perdamaian. (8 Februari 20(12, Porlo Allegre) ( hUrp://tama. 
walhKonid ). 



Protes-protes berbagai kalangan terhadap ketidakadilan 'kuasa 
besar' atau 'penguasa dunia' itu sejarinya menunjukkan, bagaimana 
watak peradaban Baraj yang dimainkan oleh AS, yang begitu me- 
mentingkan dirinya sendiri, meskipun harus menghancurkan bumi, 
alam semesta dan umat manusia. Padahal, lingkungan hidup terma- 
suk salah sahi isu utama dalam politik luar negeri AS, di samping 
demokratisasi dan Hak Asasi Manusia. Setelah peristiwa 11 Septem- 
ber 2001. isu terorisme internasional mengalahkan isu-isu tersebut, 
Padahal, kerusakan demi kerusakan dalam sektor lingkungan hidup 
terus berlangsung. Penduduk AS, yang hanya 6 persen penduduk 
n u mi, meng konsumsi 40 persen sumber-sumber energi dunia. Bah- 
kan, warga negara-negara Barat, yang hanya sekitar 20 persen dari 
tatal penduduk bumi, kini meng konsumsi 80 persen minyak dunia. 
Ironisnya, 65 persen sumber minyak itu kini ada di negara-negara 
Teluk. Di Barat sendiri, sumber minyak hanya akan bertahan 20 ta- 
nin lagi. Sementara di negara-negara Teluk (Muslim) sumber itu 
masih bertahan sekitar 100 tahun lagi. dengan jumlah eksploitasi 
seperti sekarang ini Dengan kondisi seperti itu, bisa dipahami, jika 
AS begitu serius dalam memburu sumber-sumber minyak, terutama 
lt Timur Tengah dan Asia Tengah, karena AS memang negara yang 
sangal haus minyak/ 

Tentang tanda-tanda kehancuran AS, Frederic P, Clairmont juga 
mem publikasikan satu risalah berjudul "USA: Tlir Crumhliug nf Eu\- 
vrt'\ yang menyorot pemborosan dan pembekukan utang AS. Clair- 
nont menyebut AS sebagal "an nupcnniht empire", yang pada tahun 
2003 saf a menghabiskan dana 400 milvar USD hanya untuk berpe- 
dang dan persiapan perang. Menurut Congressional Budget Office 
CBO). anggaran bidang militer akan meningkat lebih dari 100 mil- 
var LIS D pada akhir dekade ini. 4 Ziauddin Sardar dan Merryl Wyn 



UB) 



1 Lihai. LrAino 9 Chikk'iv Ifr^ W*»; mu! Islam. (Kedah: lera>, 2002), hlm. 37, 

■* Fiwk'rii F CLiiratfwt. L/5 /V The Ouml'.'r/'^ uf Emptrc. (Penang Citi/uns inknLihonnL 



Davies, J alam buku. Amenmu Dveaui, Global Nighttiuwe (2004), me- 
nyebutkan, Uahwa AS memang sebuah negara vang industrinya di* 
abdikan untuk kepentingan militer. Sepanjang abad ke-20, sains AS 
dibentuk dan diarahkan unhik kepentingan militer. Institusi-institu- 
si pendidikan tinggi dan resenteit diarahkan terutama untuk mela- 
yani industri militer, Tahun 195D~an, sekilar 70 persen sains AS di- 
biayai dan disponsori oleh militer, baik di sektor industri maupun 
universitas. Itu bisa dipahami, mengingat besamva anggaran yang 
dikucurkan untuk sektor militer AS. I ah u n 2001. misalnya, angga r- 
nn miJiter dipatok 28^ milyar USD. Tetapi, realisasinya mencapai 315 
milyar USD. Tahun 2002, anggaran militer mencapai ."S2S milyar USD 
Tetapi, akibat dorongan peristiwa 11 September, realisasi anggaran- 
nya mencapai 351 milyar USD. Tahun 2003, anggaran militer sudah 
mencapai 379 milyar USD. Ini berarti, dalam dua tahun saja, terjadi 
peningkatan anggaran militer sebesar 64 milyar USD- satu jumlah 
yang sama dengan dua kali lipat seluruh anggaran militer Inggris. " 

Dalam bukunya, A Nm* Dtrmocnicy: •AitrrMtivirs t o u Btmkntpt 
Wortd Order, Hurry Shult, menulis bab berjudul "Capitaltel Cnffe and 
The Thrent io LIS He^emam/". Shutt mengungkap berbagai krisis vang 
kint menimpa dunia pasca Perang Dingin berakhir vang ditandai 
dengan runtuhnya tembok Berlin tahun W89. Krisis ekonomi, run- 
tuhnya kekuasaan sipil di berbagai negara, meningkatnya angka 
pengangguran, dan kemiskinan, telah menjungkirkan optimisme 
yang sempal merebak beberapa tahun pada awal dekade 1 W0-am lh 

Peradaban Barat memang terbukti tidak membawa nyaman ba- 
gi sebagian besar umat manusia. Ketidakdilan (kezaliman) menyatu 
dalam sistem yang dikembangkannya. Ketimpangan, kesenjangan, 
menjadi bagian yang tak terpisahkan. Sebagaimana dijelaskan pada 
bagian sebelumnya, ketidakadilan itu terus dipertahankan melalui 
sebuah proses yang dikenal dengan nama 'Globalisasi'. Sejak 1980- 
f in, globalisasi lelah dikembangkan berbasis pada kebijakan netv 
liberal yang mempromosikan liberalisasi dan deregulasi, Mitos yang 



*■ Ziauddin Sniiiir dan McitJ Wy» Dtivic^ A'iwrn'an Dnvm, Giolwl tfigiiitntitr Mm 17£- 






Bagian I. Dari Kebingungan Menuju Keinaifan 1 1 9 

ingin dicapai adalah pertumbuhan ekonomi, kemakmuran, kebebas- 
an, dan perdamaian. Tetapi, 20 tahun kemudian, kebijakan neo- 
liberal justru telah mencipLakan krisis poliLik dan ekonomi di ba- 
nvak negara, meningkatkan kemiskinan dan menimpakan penderi- 
taan kepada ratusan juta umat manusia. Kesenjangan antara negara- 
negara kaya dan negara-negara miskin semakin melebar. Data 
UNDP {United Nal ion Development Program), menunjukkan, saat ini, 
lebih dari S0 negara memiliki pendapatan per kapita lebih rendah 
dibandingkan satu dekade sebelumnya. Tahun 1960, perbandingan 
pendapatan per kapita antara seperlima penduduk bumi di negara- 
negara terkaya dengan seperlima penduduk bumi di negara-negara 
termiskin adalah 30:1. Tahun 1990, kesenjangan itu meningkat men- 
jadi 60:1; dan tahun 1997 menjadi 74: h Seperlima penduduk bumi di 
negara-negara kava kini menikmati 86 persen GDP {Grvss D&mestic 
Pwduct) dunia, 82 persen nilai ekspor dunia, dan 68 persen investasi 
asing secara langsung (foreign direct investment/FDl). Sementara se- 
perlima penduduk bumi di negara-negara termiskin hanya menik- 
mati 1 persen GDP dunia, 1 persen dari nilai ekspor dunia/ dan 1 
persen FDI. Keadaan kemiskinan negara-negara di bagian Selatan 
dunia pada dekade 1990-an digambarkan oleh James Gustnve Spetli, 
Presiden World Resources Institut?, bahwa di negara-negara berkem- 
bang, sekitar 13-18 juta manusia, hampir seluruhnya anak-anak, mati 
akibat kelaparan dan kemiskinan. 

40,000 Orang Mati per Hari 

Ini berarti, di negara-negara tersebut, yang mati adalah sekitar 
40.000 orang per hari, atau 1700 orang per jam. Sekitar 85-90 persen 
dari kelaparan itu bersumber dari kemiskinan, Jurang kesenjangan 
antara Utara dan Selatan memang semakin menganga. Negara-ne- 
gara kava di Utara, rata-rata memiliki pendapatan per kapita 12.510 
USD, sedangkan pendapatan rata-rata per kapita di Selatan adalah 
"10 USD. Menurut UNDP, 77 persen penduduk bumi hanya menik- 
mati 15 persen dari pendapatan total dunia. Globalisasi terbukti se- 
makin menguntungkan negara-negara kaya- Karena itu, tokoh akti- 
vis LSM di Malaysia, yang juga Presiden Cousumer Associalion of Pe- 
nang (CAP), S. M. Idris, dalam bukunya, GlolmUzaiian and the Islamic 
Challenge, menyimpulkan, bahwa Globalisasi merupakan ancaman 



yang sungai serius terhadap kaum Muslimin. Tulisnya, "Ia bdak ha- 
nya membawa eksploitasi dan kesengsaraan ekonomi, Upi juga pe- 
ngikisan serius terhadap keimanan, nilai-nilai, kebudayaan, dan 
tradisi umat talam " Kapitalisme global memprumt^ikan iiilai-niiai 
individualisme, nrm teria lisme, konsurneri&rno, dan hedonisme. Pa- 
ha m* paha m itu jelas langsung menusuk jantung umat Islam. Pasca 
Perang Dingin, menurut Idris, .satu-satunya kekuatan yang tersisa 
yang mampu memberikan tantangan terhadap proyek Globalisasi 
adalah dunia Islam. Ekonomi Cina dan Hindu- tampaknya cende- 
rung mengasimilasi diri ke dalam ekonomi global, walaupun hal itu 
akhirnya akan menghancurkan identitas peradaban mereka. 

Kettdakdilan global terha- 
dap dunia ketiga dapat dilihat 
daiam kasus utang luar negeri 
yang kini banyak menjerat nega- 
ra-negara miskin. Jeratan ulang 
luar negeri, dalam banyak sisi, 
bisa dikatakan sebuah penindas- 
an dan ketidakdiJan 

joseph 1 lanlon mencatat 
bahwa kebanyakan utang luar 
negeri di negara-negara miskin 
terkait dengan Peran- Dingin, 
ketika kedua pihak, Kapitalis dan 
komunis, mengurun uang bagi 
para pendukungnya. Penguasa 
Zaire, Mobutu Sese Soko, adalah 
>alah satu pemimpin paling ko- 
rup di dunia, namun ia juga sa- 
lah satu pemimpin terkaya di 
dunia, dengan jumlah kekayaan 
sekitar 10 milyar USD, la memiliki istana- islam di Etopa dan *£aire. 
Tetapi Barat memandang Mobutu sebagai sekutu setia di masa Pe- 




Dua lotu ys^g rnefigkonlra^kan kehidiifia! 
rnguah Ba«*at dan kelapan dan 
komiskinati di negara-negara non -Barat 



"SM Uri.s h ad*.i!^Ut>n mul tlu* Iiktmh Ctuitten$r r (Kl-JjIv Tlhiv 2Wi f, hli^ 5- 1 * lirut jii- 



Bagian J. Dari Kebingungan Menuju Kematian 121 

rang Dingin. Tahun 1978, IMF menunjuk Arangnya sendiri. Edwin 
Blumenlhal, untuk jabatan penting di Bank Seni ral di sana. Tapi. dua 
tahun kemudian, ia ber henti, dan mengeluhkan terjadinya korupsi 
vang kolor dan jahat. "Tidak mungkin, saya ulangi tidak mungkin, 
paia debitur Zairu akan dapat mengembalikan utang-utangnya" 
kata Rlumenthal. 

Natmin, Lak lama selelah adanya laporan Blumenlhal, IMF jus- 
tru mernbua t Zaire sebagai penerima pinjaman terbesar dinegara Af- 
rika. Ketika Rlumenthal menul^ laporannya, utang Zaire mencapai 
5 milvar USD, Pada ^aat Mobutn jaluh dan mati pada tahun 1988, 
utangnya telah lebih dari 13 milvar USD. Enam tajiuri setelah lapor- 
an Blurnenthal, IMF memberi pinjaman pada Zaire sebesar 600 juhi 
USD dan Rank Dunin 650 juta USD. Dalam enam tahun itu pula pe- 
merintahan Barat memberi pinjaman pada Mobutn hampir 3 trilyun 
USD. Patricia Adam, dalam bukunya Ditimi $ Debt (utang najis), mem- 
perkirakan bahwa penguasa Filipina, Ferdinand Marcos dan istri- 
nya, hnelda, menguasai sepertiga dari seluruh pinjaman Filipina, 
Kekayaan pribadinya ketika digulingkan mencapai 1(1 milvar USD. 

Kepentingan politik dan pemberian pinjaman dapat terlihat di 
Afrika Selatan. Pada tahun 1976, hanya beberapa bulan setelah 
Soweto menjelaskan sistem rifwrthi'ij di seluruh layar televisi dunia, 
IMF— dengan dukungan AS dan Inggris— memberikan Afrika-Selalan 
pinjaman yang sangat besar. Utang Afrika Selatan di tabun 1990 ter- 
catat sebesar 14 milvar USD kepada bank-bank internasional terma- 
suk di dalamnya 3,8 milvar USD kepada bank Inggris, 2,6 rru!yarU5D 
kepada bank-bank Jerman dan 2,3 milvar kepada bank Prancis 

Dalam teori dependensia, "negara-negara pusat" vanj; duhi 
merupakan negara kolonialis, Lctap saja memainkan peran imperial- 
nya, pasca kolonialisme klasik. Michael Barralt-Brown, dalam pra- 
kata untuk edisi kedua tahun 1970 dari karyanya Aficr Impt*rhtlism 
1 1963), mengatakan, 

".. .imperialisme tak diragukan la g j masih merupakan sua hi ke- 
kuatan paling besar dalam kaitan-kaitan ekonomi, politik, dan 



* hvuyih 1 -hnlnn. Wtriftir, HicJrmc Rtn^n D&hifo*, ['laLirl»i: IVlK \\m\ Insist PrvSs 200(1), 
3* 



militer yang dengannya negeri-negeri yang secara ekonomi 
kurang berkembang tunduk pada mereka yang secara ekonomi 
lebih berkembang/'" 

Salah satu aktor penting dalam imperialisme modern adalah 
yang dimainkan oleh [MF {InttTftntifituil M.ain'tnnf Fuud), dengan 
menggunakan perangkat utang luar negeri sebagai salah sahi alat 
untuk melestarikan kekuasaan imperial mereka, Negara-negara ber- 
kembang yang telah masuk ke dalam "perangkap utang" (debt 
trap), dengan mudah didekte kebijakan ekonomi dan moneternva- 
bahkan kebijakan politik, militer, dan sektor-sektor lain—oleh negara 
pengutang (donur). Indonesia termasuk negara yang Sudah terjebak 
ke dalam perangkap ulang ini, sehingga kehilangan kemerdekaan- 
nya untuk mengatur rumah tangga ekonominya sendiri. Letter of 
Intenl (Lol) yang ditandatangani oleh Soeharto di masa krisis ekono- 
mi, dan dilanjutkan oleh penguasa sesudahnya telah menggadaikan 
kemerdekaan Indonesia. Dalam banyak hal, pemerintah RI di Jakarta, 
tak lebih dari sekadar kepanjangan tangan para petinggi IMF di Wa- 
shington. Ekonom Faisal H. Basri memberikan komentar seputar pe- 
ran IMF di Indonesia, 

'Tak pelak lagi, kehadiran IMF sejak knsis ekonomi 1997 ibarat 
"duri dalam daging" bagi pemerintah Indonesia. Masih mele- 
kat dalam ingatan kita menyaksikan Camdcssus, Managing Di- 
reetor IMF r bersedekap ketika menyaksikan Soeharto "bertekuk 
lutut" dengan menandatangani Letter of tntent (Lol) untuk 
memperoleh "iming-iming" dana bagi penyelamatan ekonomi 
Indonesia. " ]l) 

Ekonom lain, seperti llartojo Wignjowijoto, juga memiliki pan- 
dangan yang tegas terhadap IMF, 

"IMF sudah saya juluki sebagai 'T aM Finished' di setiap IMF/ 
World Bank Anmial Meeting, terakhir pada waktu di Washing- 
ton DC Dalam Cucktail Farewetl Party untuk Camdesus, di 
kantor pusat IMF, sava tulis di Buku Kenang-kenangan Cam- 
desus di IMF; 'Mr, Camdesus, your name and your famous 






,J Edward W. Said, Kebudayaan tkn Kekuasaan, I Bandung: Mizan r VWb)> Mm. 3?l. 
lt, Ari*?f BudlsiiKi^a MnT^i^nr f.Vlf. U^k^rtti: PT Bina Rww Piiriwjfa, WQ\\ Mm viir 



I Bagian f Dari Kebingungan Menuju KemaTian 1 23 

picturc wilh Lhe Former Presiden t Soeharto, ha .s been printed i n 
Lho Indonesian Contemparary I Ti.stciry a/ Neo-Colonialism'/' 1J 
Peran IMF di dunia berkembang sudah banyak dikritik oleh pa- 
ra e kuno m dunia. Ibrahim La w suri mencatat bahwa dengan meng- 
gunakan instrumen utang, IMF kini berada pada posisi mendikte- 
kan kebijakan pemerintahan bangsa-bangsa pengutang, dan tidak 
terbatas pada dunia ketiga, Imperialisme ekonomi, kata Lawson, di- 
dasarkan pada pilar kembar: uang fiat (uang tanpa |aminan logam 
mulia) dan kredit internasional dengan bunga J? Kritik baru terha- 
dap IMF datang dari Presiden dan Owf E\rcut\w O/fitrr (CFO) 
Forbcs, Steve Forhes, la katakan bahwa "Kesalahan terbesar IMF 
adalah melakukan rcauomic iitttfpratticr (malapraktik kebijakan eko- 
t nomi) di berbagai negara." IMF memberikan resep yang sama kepa- 
da sejumlah negara yang terkena krisis ekonomi, yaitu memperketat 
.ikuiditas, dengan menaikkan suku bunga dan mendesak agar pe- 
merintah menaikkan pajak. Resep ini menyebabkan larinya investasi 
modal di suatu negara (capital fiighl) dan menaikkan harga-harga 
inflasi). "Bahkan di sejumlah negara hal ini mengakibatkan political 
\fSrmoil (krisis politik)," kata Forbes dalam acara "Forbes Global CEO 
Conicrence" di Singapura, September 200 L 11 

Dalam menjalankan perannya sebagai penjajah, AS yang me- 
nguasai 1S persen saham di IMF, menggunakan lembaga ekonomi 
internasional seperti IMF dan Bank Dunia Ini sebagai instntmcn un- 
tuk menguasai negara lain. Bank Dunia yang didirikan tahun 1^44 
telah banyak menuai kecaman dan kritik. Pan Af rica Group menama- 
kan Bank Dunia dan IMF sebagai "New Colonial Masters F ", 
Menyongsong ulang tahunnya ke-50, tahun 1994, para demonstran 
u lah menduduki kantor Bank Dunia di New Ze^land Hciuse, demi- 
kian juga di Sydney Australia. 14 

Protes terhadap IMF, Bank Dunia masih terus berlangsung di 
?agai belahan dunia. Pada April 2000, sekitar L 0-000 demonstran 



11 J-larMo Wtpiftm i|Liki, tiwltuiti /Vmwi IMF di Ititivncsui. makalah diskusi di tnstitutefor 
f Studi-, I akari*, 3fl ViipL'tuk'r WO 

12 Abdumw*j Nbi*, rt Jti UVflt U tong iMF ^iinJuiit: Miran. m3 . hJm 123-124 
" JCffnw wm*v 2'.» Scpti'mivr 200*1 

I* SrirUii A flcf JV'Miwj^ju.i n* w ±w l^vncmt fritotttfiil Peitilvnlityiiiu Rtikijut iftttam Afii* 
lKk&f,<Tnk*ftaiCn>M Jwji Kini 123-12-1 



berusaha m^r^gga^alkrin Pertemuan Musim Semi IMF dan Bank Du- 
nia J t Washington DC. Sebagian besar mereka adalah kelompok 
aktivis LSM yang membentuk sahi gerakan dengan nama "Mobili- 
zation for Global Justiee". Berbapa! kelompok <\an organisasi berse- 
pakat menentang 'globalisasi' dan 'kapitalisme', dan "global violiMV 
ce'> Mereka juga secara khusus melakukan penentangan terhadap 
tiga lembaga yang mereka katakan sebagai unholu iriuihi of un- 
\ianacrattc it&tittttiait*, vaihi IMF. World Bank, dan World Trade 
Organization, yang berjasa memelihara kemiskinan, degradasi ling- 
kungan hidup. K^n sebagainya. Para demonstran itu dihadapi de- 
ngan kekerasan oleh polisi, dengan fk r fjk 9 i ^r\t\j r gas air mata L dan 
semprotan air. 

Menjelang Ulang Tahun ke-oO Rank Dunia (22 Juli 200-1), koalisi 
organisasi non-pemerintah (omop) mendesak pemerintah Indonesia 
untuk segera memutuskan hubungan dengan Bank Dunia (World 
Btink). Dalam paparan bersama di Jakarta, Rabu (21 Juli 2004), kualisi 
omop yang lerdiri dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Wal- 
hi), Koalisi Anti Utang (KAU), Forum Serikat Petani Indonesia 
(FSPI), Koalisi Perempuan Indonesia (KPIj dan Liga Mahasiswa Na- 
sional untuk Demokrasi (LMN'D) menilai, Rank Dunia sudah me- 
nyebabkan kegagalan kebijakan, penyalahgunaan dan peningkatan 
utang negara, sehingga harus bertanggungjawah terhadap proyek- 
proyek pembangunan vang meragukan dan mengorbankan ling- 
kungan, perempuan, masyarakat adat dan kelompok marginal lain 
di seluruh dunia. 1 " 

Sebagaimana disebutkan Prot. Naquib al-Attas, belum pernah 
ada peradaban manusia yang membahayakan umat manusia, bina- 
tang, Lumbuhan, dan bahan mineral, seperti peradaban Barat. Pan- 
dangan semacam ini juga bisa disimak pada sebuah t u lisan yang 
diluncurkan oleh John Mohawk, seorang tokoh Indian Amerika ter- 
kemuka, yang berjudul "A Ba>ic Cuil tv Con$ciau$mi&: lihlispnous 
Pi'oplrs Ati\in*$s to tlw Western Worhi, " Mohatvk mencatat bahwa per- 
adaban Barat telah melakukan eksploitasi yang mengerikan terhadap 
alam. Sejak kedatangan bangsa Eropa ke Amerika, 140 speries 
burung dan binatang lainnya dihancurkan, sebab mereka pandang 



I 1 " \yyf\v [\rrny\i'm\vrak\i\ oiin. 2.1 j uli 2 ( XU 






Bagian I Dan Kubtngungan Menu|u Kemalian 125 

tidak ada gunanya- 1 Iutan-hutan mcmka babat, sumber air dicemari, 
dan penduduk asli dimusnakan. Mu ha w k akhirnya sampai pada 
kesimpulan bahwa jalan yang ditempuh oleh peradaban Barat ada- 
lah jalan kematian bagi umat manusia itu sendiri, [a mencatat: 
"Dewasa ini berbagai spesis manusia menghadapi pertanyaan pen- 
ting tentang kelanjutan hidup dirinya sendiri. Jalan hidup yang di- 
kenal sebadai peradaban Barai kini berada di atas jalan kematian 
dimana mereka kebudayaan mereka sendiri tak memiliki jawaban 
yang jelas- , !:: , 



Dagi Muhawk, jalan hi- 
dup yang dipilih dan dikam- 
panyekan peradaban Darat, 
sebenarnya adalah jalan ke- 
matian bayi umat manusia. 
Belum pernah ada peradab- 
an yang memproduksi sen- 
jata pemusnah massal seper- 
ti di era sekarang ini. Ilmu 
pengetahuan dikembangkan 
tanpa arah vang jelas, sehingga berpotensi besar menghancurkan 
peradaban manusia itu sendiri. Pengembangan teknologi kloning, 
antariksa, dan persenjataan Barat, sudah mengarah kepada eks Iri m i- 
tas. Merambah bidang-bidang yang sebenarnya tidak bermanfaat 
bagi manusia, melainkan sekadar hobi dan "iseng". Ilmu dilepaskan 
dari nilai agama, sehingga berkembang ke arah liar. Maka. seperti 
dinyatakan oleh a l- Atlas, sumber bencana itu memang ada pada 
konsep keilmuan Barat. Keilmuan yang salah akan melahirkan pan- 
dangan hidup yang salah, ilmuwan yang salah, pemimpin yang 
salah, dan a kilirnya masyarakat yang berpikir salah. Sumber benca- 
na itu sebenarnya berawal dari proses sekularisasi, yang berkem- 
bang pesat di Barai, sejak zaman Rmniissiuicr. Namun, jika dicermati, 
sekularisasi dan liberalisasi di Barat memang merupakan jalan yang 
Logis, jika disimak dan sejarah peradaban dan karakter dari agama 
Kristen, yang dianut oleh mayoritas masyarakat Bara L Akar dari sc- 




Peng hancuran a;am dan orang Indian akibat 
kedatangan Eropa Ke Amerika 



lter£J. (TV nan j»: CIK/viis* f ei tt^mii tn niii I r 3002j, hJm. 24- L5 









miiii masalah ini adalah cara pandang terhadap alam atau pandang- 
an hidup yang melepaskan diri dari Tuhan. Nfarnun, bagaimana 
mungkin Barat akan kembali kepada agama, sementara mereka su- 
dah mengalami trauma yang begitu mendalam terhadap agama 
Kristen? 

Ketika mereka melepaskan pedoman wahvu Tuhan, atau meng- 
akali wahyu agar sesuai dengan keinginan hawa nafsu mereka, ma- 
ka mereka akan masuk ke dalam lingkaran setan relativitas nilai. Se- 
buah jalan tiada ujung. Tidak tahu mana yang benar dan mana yang 
salah, sebab mereka tidak lagi mengakui kebenaran yang mutlak, 
yang tetap sepanjang zaman, Semua dipandang relatif, nisbi. Semua 
hanyalah soal kesepakatan belaka. 

Menyusul kemudian bubarnva L T ni Soviet pada 25 Desember 
1991. Pada Januari 1992, Gorbachev membuat pernyataan, "Saya ti- 
dak menganggap berakhirnya Perang Dingin sebagai kemenangan 
salah sahi pihak... berakhirnya Perang Dingin adalah kemenangan 
kita bersama/' Namun, klaim Gorbachev ini dibantah oleh Presiden 
ASGcorge H AV. Bush, yang pada waktu hampir bersamaan, mengu- 
mumkan bera kilirnya Perang Dingin dan ke lu a m va AS sebagai pe- 
menang. Dia katakan, "Selama lebih dari 40 tahun, Amerika Serikat 
telah memimpin Barat dalam perjuangan melawan komunisme dan 
ancaman tersebut diarahkan lepat ke nilai-nilai kita. Konfrontasi itu 
kini berakhir/' 17 

Namun, kemenangan Barat dalam Perang Dingin juga bukan 
merupakan babak-babak yang manis dalam sejarah umat manusia. 
Sebab, ongkos yang ditanggung sangatlah mahal. Perang Dingin 
adalah perang antara kekuatan-kekuatan militer raksasa. 

Jeremy Isaacs dan Taylnr Dmvning, dalam bukunya, Co! d WtfK 
mencatat, "Perang Dingin merupakan konfrontasi antara raksasa- 
raksasa dunia. Keseimbangan teror telah memelihara perdamaian 
dunia." Tetapi, keseimbangan terror antara kedua kekuatan besar itu 
menyedot biaya yang luar biasa besar, kususnya di bidang persen- 
jataan, lebih dari apa yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri, 
Antara tahun 1945-1996, diperkirakan sekitar S trih'Lin USD (S S, 000, 
000,000,000) biava dikeluarkan untuk persenjataan di seluruh dunia* 



1 * I t'TCTTi v I ha ;k> j n J Tj vl u r TX i wnii \ £., C't'Af l\i t r . ( LutiiJ lhi B a n I j m Ptv*^ 1 ^S I „ M m 4 1 —U 8 



Bagian E, Dari Kebingungan Menuju Kemauan 1 27 

Puncaknya, persediaan nuklir mencapai 18 mega ton. Kini, (1996), 
jumlah itu menurun menjadi S mega ton. Itu baru senjata nuklirnya 
saja. Bandingkan dengan jumlah seluruh bom yang diledakkan pada 
Peran- Dunia 1] yang jumlahnya 'hanya' 6 mega ton, dalam Perang 
Korea U,fi mega ton, dan d diam Perang Vietnam 4,1 mega ton. Perang 
Dingin— meskipun distilahkan dengan 'Dingin'— telah menelan begi- 
tu banyak korban nyawa manusia. Jutaan orang terbunuh di Viet- 
nam, Korea, dan Afghanistan. Ratusan ribu mati di Angola, ratusan 
ribu di Nicaragua, ElsalVadar, dan Hticipia, dan belahan dunia lain- 
nya. Penduduk sipil di negara-negara miskin lebdi banyak yang 
mati sebaiat korban perang ketimbang lontara negara-negara besar 
yon g sesungguhnya mengendalikan perang itu.'* 

Penguasaan terus dilakukan AS meskipun Perang Dingin telah 
berakhir, Tahun 2003, hanya dalam beberapa hari saja, mereka sang- 
gup mengganti penguasa di Irak. Sebelumnya, rantn Taliban juga 
didongkel dengan relatif mudah. Tentara AS juga merajalela di ber- 
bagai negara, Kini, AS memiliki sekilar 1.700 instalasi militer yang 
tersebar di 100 negara -sal u gambaran yang menurut Chalmers 
Johnson, mencerminkan satu bentuk baru imperialisme. 1 *' 

"Pandangan hidup peradaban Barat adalah sebuah jalan kema- 
Uan/' Jnhn Mohawk telah mengingatkan dunia. Wffilnint a'lam, 



♦ ♦♦ 



1- hivuu kw-nriJTiivIi-'rfri^jiini: i i/U^. 1 1 [truJuri Q.inLam Pjvs<., I99SL hlm JIS 
-12IU Oma UTlan>; k- i 3 T^t^l.in -\S dalam PtT*uik; ViL-Uiani lelah menjadi sandal populer. Senja- 
ta kimia dan p-jmuMiah m.issii! \>in>: it^r hiasa ganasnya torludap rn.inusi.i dan flbm diguna- 
kan untuk mengalahkan m u -uh Dalam upaya uniuk rrtfmaksA Wljiam Utara duduk di meja 
perundingan ^S menyirnakan bahan pt'k'dak berkekuatan tinggi, bom napalm, dan riuster 
bemfe A5jirj*a incniaiurikan ia |uta gallon herbisida van^ n w;u£ hancur kau hutan in-ipjs dan 
area por^nvaltin. Tik hama 1 1 u H srupla kimia \aji£ sandal hiTinu.ii, ternama Aftftit Ottitfgf, 
pun dipunakan Tanpa peduli, kota-kota dan hutan dihancurkan unluk meraih kemenangan, 
Tertlanf; hal t m. flCOraiu* pejafr&t AS mm malaka n " l-W hui }Q d&itty thrtonw /u pr*fr* ft w r it 
'lermu Uaats a^d Tas'lur Downmi^ i' o) J iVar hkn_ 216). Ma^iLih PerA^ig ViHnam iu£a nn»- 
nvaksikan satu iragedi dalam >ejarah AS, yaitu (erbunuhnsa Pnsidrn |nhn F kemudi V pada 22 
November |%3 Retasi Nk Wnnar.i Jalani mumoarnya percaya bahwa jika Kennrdv tidak 
dibunuh maka A.^ tnia.lt akan JuiMial dalam Peran- Viettarrti hlm IVK garapan Oliver Skma 
|Uga menggambarkan kailan antara pembunuhan Keruwth dengan penyaksi un r a terhadap 
k ei Qt Lba Lu i AS viatam Peran- Vietnam 

I* ZiauddinSardar dan Mu ml Wyn Davies, drrwnfim Driimi Gfohttl Nrgfitmarr, htm, l&l 



BAGIAN KEDUA 



CARA MEMANDANG ISLAM 



The CIash o f Civilizations: Antara 
Fakta dan Skenario Politik 



7>/mN h tlit* only vivilizntitm wluth hn^put tlw suiviunl ofthc Wf*t in douht. nnd 
it ha* dm\v iit Ivnst ftWtr." 

Samuel P, Hunlington, penasihat politik terkemuka ba^i pemerintah 
Amerika Serikat 



Begitu komunisme dianggap runtuh, dengan tempo yang 
cepat diskusi-diskusi tentang ancaman Islam' atau 'ba- 
haya Islam' {hhmit Thmit) her munculan di media massa - 
Tara ilmuwan Baiat sendiri berdebat keras tentang wacana ini. Ha- 
nya saja, pada awai dekade N90-an, seorang ilmuwan politik dan 
Harvard, Samuel R Huntinglon menjadi sangat terkenal dengan 
mempop ulurkan wacana "tln* cltteh of riviliziititm**' (benturan antar 
peradaban). Melalu t bukunya, The CIash of Civilizations and the 
Remaking of World Order (1996), Iluntington mengarahkan Barat 
untuk memberikan perhatian khusus kepada Islam, Menurutnya, 
d ia n tar a berbagai peradaban besar yang masih eks u? hingga kini. 
ha n Ya Islamlah satu-satunya peradaban yang berpotensi besar meng- 
guncang peradaban Barat, sebagaimana dibuktikan dalam sejarah. 
Diantar** berbagai tawaran alternatif hubungan Islam -Bara t. lema 
chish of avtliziitioih kemudian menjadi yang paling populer dan 
menjadi kenyataan dalam kebijakan politik internasional 

Tahun ]W6. Perdana Menteri Turki Necmettin trbakan dalam 



makatahnva mi t u k konferensi I.IFTJHAR (International Inslitutc for 
Technology <\ik\ Human Resource De\ elopment) di Jakarta meng- 
ajukan tema "dialog peradatwi*' {dialagiw amait$ civilizntiou*) ketim- 
bang "cto<h ffltWftg civilizntiou*". Tetapi, gagasan alternatif Yang juga 
dikembangkan oleh pemimpin dunia Is tam lainnya seperti Anulir 
Ibrahim dan B J Habibie ini kemudian memudar mcnvusul terjadi- 
nya peristiwa WTC 11 September 2001. Lalu, menyusul kemudian 
.serangan AS atas Afghanistan dan Irak, Proyek besar-besaran AS un- 
tuk menjadikan agenda 'perang melawan terorisme' sebagai agenda 
utama dalam politik internasional, terbukti kemudian lebih diarah- 
kan untuk mengejai apa yang mereka sebut sebadai "teroris Islam" 
yang mereka nilai membahayakan kepentingan Barat, dan AS khu- 
susnya- Perkembangan politik internasional kemudian seperti ber- 
gerak menuju H tesis' benturan peradaban Yang dipopulerkan llun- 
tington, Dunia diseret untuk terbelah menjadi dua kutub utama: Ba- 
nU dan Mani. Barat dicitrakan sebagai pemburu teroris, sedangkan 
Islam adalah teroris atau yang pro teroris f minimal dianggap hdak 
bersikap tegas-tegas memusuhi teroris). Mengapa bisa demikian? 

Seperti ditekankan I luntington, saat berdialog dengan Antho- 
n\ L Giddden, pada musim semi tahun 2001, bahwa militan Islam 
adalah ancaman terhadap Barat. Kala Huntington, harus dibedakan 
a n lara Islam militan dengan Islam secara umum. l5lam militan ada- 
lah ancaman nyata terhadap Barat, la mengatakan, "...tetapi Islam 
militan merupakan ancaman nyata bagi Barat melalui para teroris 
dan negara-negara bajingan (rcmge si a tes I yang sedang berusaha 
mengembangkan persenjataan nuklir, serta cara-cara lainnya-" Wa- 
cana benturan peradaban antara Islam dengan Barat, pasca Tragedi 
WTC, 11 September 2001, semakin menghangat. I luntington meng- 
klaim, bahwa peristiwa ibu menunjukkan kebenaran dari apa vang 
selama mi dipopnlerkannya tentang konflik peradaban. 

Dalam tulisannya di Majalah Nt'u^nwk ipeciitl Dmw Edit ion 
<2QQ1) yang berjudul "Tiu> A$v of M\t$Ihtl Wrtri", Huntington men- 
catat, "Terjadinya kemungkinan 'benturan peradaban' kini telah 
hadir'- Ia juga menegaskan, "politik global masa kini adalah /aman 
perang terhadap Muslim." Sebuah kesimpulan vang sebenarnya sa- 
ngat terburu-buru. karena hanya didukung data-data kuantitatif yang 
sederhana. IKintmgton misalnya, menunjuk fakta bahwa frekuensi 



peperangan kaum Mualim yang berperang satu sama lain atau pc~ 
rang melawan non- Muslim, jauh lebih banyak dibandingkan masya- 
rakat dalam peradaban lain. "Peristiwa-peristiwa kekerasan Muslim 
itu dapat mengkristal menjadi suatu konflik peradaban utama anta* 
ra Ulam dengan Barat atau melain Barat/' tulis HunLinglon 

Tulisan Huntington di Nra^uwk itu meneguhkan kembali tesis 
lamanya (dash of civilizirtiims), dimana ia menekankan, bahwa kon- 
flik antara Islam dan Kristen—baik kristen Ortodoks maupun Kristen 
Barat-adalah konflik yang sebenarnya. 

Sedangkan konflik antara Kapitalis dan Marxis, hanyalah kon- 
flik yang sesaat dan bersifat dangkal. 1 

Data kuantitatif yang dipaparkan I iunhngton. tentang banyak- 
nya konflik yang melibatkan, memang sebuah lakta. Tetapi, Hun- 
tington tidak menyebut, mengapa kaum Muslim itu terlibat konflik, 
dan darah siapakah vang banvak tertumpah? Darah kaum Muslim- 
kah atau justru kaum Muslim yang banyak menjadi korban pem- 
bantaian di mana-mana? Analisis model Huntington semacam ini 
yang tidak menonjolkan peran Barai sebagai akar dan sebab dari 
berbagai konflik di dunia internasional muncul karena posisi I (lin- 
ting ton sebagai penasihat politik luar negeri AS dan menujukan 
Analisisnya sebagai bahan pengambilan kebijakan politik luar negeri 
negara adidaya itu. Dalam dialog dengan Anthnny Giddens ter- 
sebut, 1 Iunhngton menyebut data dari Majalah The Ecouoiui^t, yang 
memaparkan, bahwa dari 32 konflik besar yang terjadi pada tahun 
2000, lebih dan dua pertiganya adalah konflik antara Muslim dengan 
non-Muslims. Karena itu, kata I luntington.Erupa dan Amerika perlu 
menerapkan strategi bersama untuk menghadapi ancaman-ancaman 
terhadap masyarakat dan keamanan mereka dari militan tslam, Ia 
menekankan perlunya dilakukan preemptiW-strike (serangan dini) 
terhadap ancaman dan kaum militan Islam itu Kata Huntington, 
'Saya perlu menambahkan bahwa satu strategi Yang memungkin- 
kan dilakukannya serangan dini terhadap ancaman serius dan men- 
depak adalah sangat penting bagi AS dd\\ kekuatan-kekuatan Barat 
pada saat ini. Musuh kita yang utama adalah Islam militan/' 



I StfrcuiL'i R riunlimifiw» T7,v Cij^/r of CtviifZJTTioHf aiui tUr Ri*trhikut% cf IVor/J OriJiv, iNi'w 



Nasihati Iuntington itu terbukti afektif, dan telah diaplikasikan t.jloh 
pemerintah AS* Pada awai Juni 2002 , doktrin prwmptizv <trik? 
{serangan dini) datu dvfensivi* iuterventiott [intervensi defensif) secara 
resmi diumumkan, I larian Ku?uprt> f (14 jnni 2002), menulis tajuk ren- 
cana berjudul "AS Kembangkan Doktrin Ofensif, Implikasinya Luas", 
Melalui doktrin ofensifnya yang baru ini, AS lelah mengubah setara 
radikal pola "peperangan" melawan "musuh". Sebelumnya, di masa 
Perang Dingin saat menghadapi komunis. AS menggunakan pola 
Ctmtiuntiih'nt (penangkalan) dan di'frnyno' (penangkisanj. Kini meng- 
hadapi musuh baui—yang diberi nama teroris— A S menggunakan 
pola pwMptiw ttrlky dan defrnsin* inieivetitioii, dengan cara memba- 
bat dulu semua negara yang dianggap berpotensi membela dan 
melindungi teroris, urusan hukum internasional belakangan. 

"Meski metode coutnintawut dan drh'nriid' tidak akan dihapus, 
strategi pnwupiivc athick dan \ii f ft i n<lve wtmYnihn pertama-tama 
akan digunakan untuk menghadapi kaum teroris atau negara-nega- 
ra musuh, yang memiliki senjata kimia, biologis, dan nuklir. Dengan 
doktrin keamanan yang baru itu, AS akan merasa leluasa menye- 
rang orang atau organisasi yang dipersepsikan sebagai teroris, alau 
negara yang dipersepsikan sebagai musuh yang memiliki senjata ber- 
bahaya seperti senjata kimia, biologis, atau nuklir/' demikian tulis 
Kumpff$, Dalam bahasa vang lebih lugas;, doktrin serangan dini' ini 
ibarat "membunuh tikus di Lobangnya" Jadi, tidak membiarkan dan 
memberi kesempatan tikus untuk berkembang dan menyerang. 

Dan kasus doktrin 'pnrwptirr tfrikv' mi tampak bagaimana po- 
la pikir 'bahaya Islam' vang dikembangkan ilmuwan— dan sekaligus 
penasihat politik Barat— seperti Huntington, berjalan cukup efektif; 
Dengan doktrin itu, AS dapat melakukan berbagai serangan ke sa- 
saran langsung, vang dikehendaki, meskipun tanpa melalui perse- 
tujuan atau mandat PBB, Pola pikir HunHngton, bahwa 'Islam' lebih 
berbahaya dari 'komunis' juga tampak mewarnai kebijakan politik 
dan militer AS tersebut- Padahal, jika dipikirkan dengan serius, ma- 
nakah yang lebih hebat kekuatannya, apakah Gsarna bin Laden atau 
Uni Soviet? Mengapa untuk menghadapi negara adikuasa yang me- 
miliki kekuatan persenjataan hebat setanding dengan AS, hanya di- 
gunakan kebijakan 'ctintmnlmmt' dan \1rti*rmii:t>% sedangkan untuk 
menghadapi-istilah tluntington— 'militan Islam' harus digunakan 



Bagian Ih Cara Memandang Islam 135 

strategi 'pmmptiw * t tiki* ? Bahkan, saat melawan Uni Soviet dan 
>ekutn-sekun.mya Yang memiliki persenjataan dan tentara seban- 
ding dengan AS dan sekutu-sekutunya, hanya digunakan istilah 
"Perang Dmgin" (Colrf Wnr). Sedangkan untuk menghadapi 'Islam 
militan' yang tidak memiliki persenjataan dan negara seperti Lini 
Soviet dan kawan-kawan, digunakan istilah "Perang" (Wnr) tanpa 
embel-embel "Dingin", 

Di sini tampak, bahwa 'ancaman Islam' secara fi_sik~bukan dari 
segi pemikiran dan budaya -telah dimitoskan oleh para ilmuwan 
garis keras seperti HunlingLon, sehingga gejala paranuid terhadap 
Islam dan kaum Muslimin., tampak dalam berbagai kebijakan negara- 
negara Barat. Sikap Islamofobia merebak dengan mudah di kalang- 
an masyarakat Barat. Pasca peristiwa 11 September 2001, gejala ini 
makin menjadi-jadi. Masalahnya bukanlah terletak pada aspek kaji- 
an ilmiah vang jujur dan adil, tetapi kajian dan analisis yang me- 
munculkan "Islam militan sebagai musuh utama Barat", dimanfaat- 
kan untuk memberikan legitimasi berbagai kebijakan politik dan 
militer AS dan negara-negara Barat lainnya, yang ujungnya adalah 
mengejar kepentingan-kepentingan (ftf/twste) politik, bisnis, ekono- 
mi, dengan menggunakan jargon-jargon demokrasi, liberalisasi, dan 
Hak Asas i "Manusia. 

Memang, dalam buku The CJash cfCiuiliztitiou* Huntinglon su- 
dah memaparkan dengan cukup gamblang bagaimana sejarah, per- 
jalanan, dan masa depan hubungan Islam dan Barat. Islam dan Barai 
adalah dua peradaban yang memang berbeda secara fundamen tak 
Disamping, tentu saja, banyak persamaan antara keduanya, Hunting- 
ton menekankan bahwa Barai adalah peradaban yang unik, yang ber- 
beda dengan peradaban lain, yang memiliki unsur-unsur yang unik 
pula, seperti Kristen, pluralisme, dan individualisme. Ia menulis, 

"Barat berbeda dengan peradaban lain tidak dalam caranya ber- 
kembang melainkan dalam karakternya unik yang dimiliki oleh 
nilai-nilai dan institusi-institusi yang dimilikinya. Hal mana 
mencakup terutama kekristenannya. pluralismenya, indivi- 
dualisme, dan aturan hukumnya, yang memungkinkan Barat 
menemukan modernitas, meluas ke seluruh dunia, dan m em- 
bus t iri masyarakat lainnya. " J 



*SnfriEk*ir.nLii 



136 W^ah Peradaban Barai 

Karena itu. Huntington mengkritik orang-orang Barat yang 
menganggap a n La ia Islam dan Barat tidak memiliki persoalan, ke- 
tuah dongan kelompok Islam okstrim. Menurut Huntington, "Sen- 
bu empat ratus tahun menunjukkan yang sebaliknya. H u bungan an- 
tara Islam dan Kristen, baik Ortodoks maupun Barat, sering diseli- 
muti badai. Mengutip guru besarnya, Bemard Lewis, Huntington ju- 
ga menratat, "Selama hampir seribu tahun, sejak pendaratan bangsa 
Moor di Spanyol sampai penyerbuan bangsa Turki ke Win a tahun 
1529, Eropa terus-menerus berada dalam ancaman Islam" Islam 
adalah satu-satunya peradaban yang telah menempatkan kesela- 
matan Barat dalam keraguan, setidaknya dua kali dalam sejarah. 3 
Anehnya, berbagai tulisan Huntington tentang tslam secara umum 
sebagai ancaman terhadap Barat sangatlah berbeda dengan yang di- 
katakannya sendiri saat berdebat dengan Anthony Giddcns. Ketika 
itu Huntington berusaha hanya menyebut "tslam militan" sebagai 
ancaman. 

Dalam bukitnya The Cla$h ofCwilizntiou Huntington mengurai- 
kan beberapa faktor yang telah dan akan meningkatkan panasnya 
konflik antara Islam dan Barat. Diantaranya ialah: Pertama, pertum- 
buhan penduduk Muslim yang cepat telah memunculkan pengang- 
guran dalam jumlah besar, sehingga menimbulkan ketidakpuasan di 
kalangan kaum muda Muslim. Kedua, Kebangkitan Islam (Islnmic 
Resurgeiia') telah memberikan keyakinan baru kepada kaum Muslim 
akan keistimewaan dan ketinggian nilai dan peradaban Islam, di- 
banding nilai dan peradaban Barat, Ketiga, secara bersamaan, Barat 
berusaha mengglobalkan nilai dan institusinya, untuk menjaga su- 
perioritas militer dan ekonominya, dan turut campur dalam konflik 
di dunia Muslim J Jal ini lelah memicu kemarahan diantara kaum 
Muslim- Keempat, runtuhnya komunisme telah menggeger musuh 
bersama d i antara Islam dan Barat dan masing-masing merasa seba- 
gai ancaman utama bagi yang lain. Kelima, meningkatnya interaksi 
antara Muslim dan Barat telah mendorong perasaan baru pada ma- 
sing-masing pihak akan identitas mereka sendiri, dan bahwa mereka 
berbeda dengan yang lain. Bahkan, papar Huntington, dalam kedua 
masyarakat— Islam dan Barat— sikap toleran terhadap yang lain telah 



* I Umtit^n, TlwCIttehefGwh-alioitAtim Zin-ZU* 



merosut tajam pada dekade l c )fil)-an dan 1^90-an. 4 

"Langgengnya" konflik antara Islam dan Barat:, lanjut Hunting- 
ton, disebabkan adanya perbedaan hakikat dari [siam dan Barat serta 
peradaban yang dibangun atas dasar keduanya. Pada satu sisi, kon- 
flik antara Islam dan Barat, merupakan produk dan perbedaan, ter- 
utama konsep Muslim yang memandang Islam sebagai wa\j o/ lift 
yang menyatukan agama dan politik. Konsep ini bertentangan de- 
ngan konsep Kristen tentang pemisahan kekuasaan Tuhan dan 
kekuasaan Raja (sekularisme). Pada sisi Lain, konflik itu juga me- 
rupakan produk dari persamaan. Keduanya merasa sebagai agama 
yang benar; keduanya sama-sama agama misionaris yang mewajib- 
kan pengikutnya untuk mengajak "orang kafir" agar mengikuti ajar- 
an yang dianutnya; Islam disebarkan dengan penakhikam penakluk- 
an wilayah dan Kristen pun juga demikian; keduanya jxiga mempu- 
nyai konsep "jihad" dan "erusade" sebagai perang suci." 

Sikap Muslim terhadap Barat, lanjut Huntington, juga cende- 
rung melihat Barat sebagai ancaman. Mohammed Sid-Ahmed, se- 
orang wartawan terkemuka Mesir ( mencatat, "Tidak diragukan lagi, 
kini sedang terjadi benturan {ttash} yang semakin membesar antara 
Etik Judeo-Kristen Barat dengan gerakan kebangkitan Islam, vang 
kini membentang dari Samudera Atlantik di sisi Barat sampai Cina 
di sisi Timur/' Tahun 1992, seorang tokoh Islam India menyalakan, 
"Dapat dipastikan, konfrontasi terhadap Barat akan datang dari du- 
nia Islam. Dan itu adalah perjalanan dunia Islam, dari Maroko sam- 
pai Pakistan, bahwa perjuangan menuju pembentukan Tata Dunia 
Baru akan dimulai." Sid-Ahmed juga mengutip seorang pengacara 
Tunisia terkemuka yang tak disebut namanya bahwa perjuangan se- 
dang berlangsung. "Kolonialisme mencoba meruntuhkan seluruh 
tradisi kultural Islam. Saya bukan seorang Islami^ Saya tidak ber- 
pikir apa yang terjadi adalah konflik antaragama F tetapi yang terja- 
di adalah knnftik antarperadaban." ujarnya seperti dikutip juga oleh 
Huntington Di mata Muslim, yang moderat sekali pun, Barat bu- 
kanlah hal yang harus dicontoh. Di masa lalu F kata Huntington, 
hampir tidak ada pemimpin Muslim yang menyatakan, "Kita harus 



H'vi bim :n-2i: 

^;J hlm 2IU-Z11. 



menjadi Barai {W? "U'^' iiwirnuze)" Ia mencontohkan buku klmn 
tnui Ek'itmmtu karya seorang feminis Maroko Fa tim a Memissi yang 
oleh Barat dipuji sebagai karya modern dan liberal. Di berbagai bagi- 
an buku itu. Barat tetap digambarkan sebagai "militeristik"! "impo- 
ri alis tik", dan menimbulkan trauma bagi negara lain melaku "teror 
kolonial". Individualisme, yang menjadi simbol utama budaya Barat, 
adalah Mimbcr dari seluruh persoalan- 

Dengan cara pandang Huntington seperti itu. bisa dipahami, 
bagaimana sensitifnya Barai dalam melihat perkembangan dunia 
Islam, dalam berbagai bidang. Sikap Barat yang begitu sengit ter- 
hadap program nuklir dan senja ta -senjata berat di dunia Islam, di- 
bandingkan dengan isu nuklir di negara Yahudi atau komunis, me- 
nunjukkan, sensftivtus yang sangat tinggi terhadap dunia Islam. 
Maka, logis, jika seorang Huntington jauh-jauh hari mengingatkan 
Barat agar mewaspadai Dunia Islam, termasuk perkembangan eko- 
nominya, khususnya yang berpotensi menggoyang dominasi Barat. 

Huntington (rntang Indonesia dan Malaysia 

Tahun I996 f Huntington mengingatkan Barat, "Jika Malaysia 
dan Indonesia melanjutkan perkembangan ekonominya, keduanya 
akan menyajikan " mode I Islam" sebagai tandingan terhadap model 
Barat dan Asia," Huntington meramalkan, pada dekade-dekade 
mendatang, pertumbuhan ekonomi Asia akan memberikan efek 
yang besar terhadap tatanan in ternasional yang didominasi Barat, 
dengan pertumbuhan Cina, Jika proses mi berlanjut, maka akan 
terjadi pergeseran besar dalam soal /wut di antara peradaban- 
peradaban. Sementara itu, pertumbuhan penduduk Muslim akan 
merupakan kekuatan destabilisasi, baik bagi masyarakat Muslim 
maupun tetangga-tetangga mereka Jumlah besar generasi muda Is- 
lam yang berpendidikan menengah, akan memperkuat kebangkitan 
Islam dan mempromosikan militansi Islam, militerisme, dan imi- 
grasi. Sebagai hasilnya, maka pada awal abad ke-21, tampaknva du- 
nia akan menyaksikan kebangkitan kekuatan non-Barat dan bentur* 
a n (cltixh) antara peradaban nun- Barat dengan peradaban Barat, atau 
antar peradaban n on- Bara t/ 






Apa vang menarik dari berbadai ungkapan llmilin^ton ter- 
M-'buL bukanlah pada soal nilai ilmiah atau tidaknya pernyataan iUk 
Tetapi bnEaimanana aplikasi dan fakta yang terjadi di lapangan, me- 
nyusul berbagai prediksi dan analisis ibu Huntington menjadikan 
bukunya memang lebih sebagai panduan untuk para pengambil 
kebijakan, ketimbang sebagai sebuah karya ilmiah. Secara ilmiah, 
banyak yang bisa dikritik dari pernyataan tersebut. Misalnya, apa 
hubungan antara pertumbuhan penduduk Muslim dengan militan- 
si? Dalam banyak kasus, justru terbukti, banyaknya penduduk Mus- 
lim yang tidak terdidik dan tidak mendapatkan pekerjaan yang layak, 
justru menjadi ajang perusakan mural dan penjauhan mereka dari 
nilai-nilai Islam, jika pernyataan ini dilihat sebagai satu proposal— 
untuk mencegah militansi Islam di kalangan generasi nutda Muslim 
-bisa dipertanyakan, apakah ada hubungan antara penyebaran ber- 
bagai jenis budaya Barat, narkotika, pornografi, terhadap gerenasi 
muda Muslim di sein nih dunia? Biasanya, kajian tentang penyebar- 
an budaya Barat di kalangan kaum Muslim dikaitkan dengan masa- 
lah penyebaran pruduk ekonomi Baiat K 

Tetapi, disampmg wacana pnlitik-eknnomi, Iluntui^ton juga 
membuat wacana bani van^ mengingatkan Barat, bahwa jika gene- 
rasi muda Muslim tidak 'diperhatikan' maka mereka akan menjadi 
militan, dan memperkuat kebangkitan Islam, yang akan mengancam 
Barat Dengan logika tambahan dari Ilunlington, bisa dipahami jika 
kemudian ada program besar-besaran dari pemerintah Barat terftm- 



t LJliIahi ria nn- knJi>mal^nLL^di>mituMpolild,i>kiinomi,danhudayaJ t "ftnfahun Jslftm* 1 
hisa djartikan y\'jn Iim-l. dan bukan merupakan s<\il ideologi semata, Lapi ji_i£a pa^li akan 
berimbas* pada sml ritinHimi Y9n\^ menjadi kv$:twfcin|3n utama k*ium Kapitalis untuk niem- 
jvrtaliiiitkjfi ii^i^inm\i ^Lrniiimuua !Wh-4Mi*|j K(u>lim "nnidvni". sokuler, 3 Fa u y*l\g leLih Ur- 
Barat-kan i UV>r*-rEizrtfi akan IcbiJi mudah mcn^kons-umsi produk-piuduk Barat seperti Mm h 
k^mfl&k. dan berbadai pnxiwk dunia imxh' Mfnurut wrsiyitig Iran Ali Syaruiti. Tuiuan dari 
alli<rnafii in> 'I^tIlu^.ui pasir Pi-n jtiuLudah kt^kr nisan, mi'I.iinLin m<*ft£Aluf ler^ins a pem- 
bahan mmda^ar iratlu nu-n^ubah nilai-nilai a^ar krhadiran "shampcT, Tcrmi?ja", "lipstik 1 , 
J a pai dtUTinu Haayarakal musti duTMduniisa*! s*vara mcnyi'Luruh, Dan apabila 5-udah dlttiD- 
di-misteL ijim'LAdLiii^in Mnimig UM\ akan rncnd* n *pa pm ynn^ ditawarkan k*?patia mCTUka 
Akhirnya iil-aUJi *aal vtlnuAA wmua penduduk asL rnt*n|adi "btfraddb" Indah saal krUKirim 
j*i*jnnda^an hvidaya. Bagaimana cara nu'ji^ubah penduduk a^ii jiwnpdl intern? Pji.i indu^- 
I riahi* mu&tl nwmKdhLiTi dan ke\akinan a^ama, kcbudavvian, dan nilai-nilai rneivka vanj; me- 
nentang barang-barang kiAiMirruii dan tatanan baru " lAh S\anati, fartwiT» CVntirfriifLWJi h\\\±- 
/ujUVi>£vakarUi . blulalnuldiii Prw**, i*Wl hlm 21 



tu untuk melakukan Wt'fhrniMisi, wktitori&zsi, dan liht'Mlitrui di dunia 
Islam. Itu bLsa dilihat, misalnya, dari antusiasme AS dalam mendu- 
kung gerakan-gerakan Liberal Islam di berbagai negara Muslim, 
Program westernisasi dilakukan untuk menekan muncul dan tum- 
buhnya orang-orang atau kelompok yang dianggap berpotensi 
menentang Barat. Dengan sifatnya yang sangat pragmatis-sekularis- 
uk, terlepas dari nilai- nila i moral agama, maka standar yang diguna- 
kan Barat akan bersifat sangat fleksibel dan situasional. Di masa Pe- 
rang Dingin, misalnya, semua kelompok vang menentang komunis- 
me dan mendukung kepentingan Barat /AS didukung, meskipun 
berasal dan kalangan Islam, seperti kelompok Osama bin Laden. 
Bahkan, di n visa Pasca Perang Dingin pun, AS tetap memberikan 
dukungan terhadap rezim Arab Saudi, meskipun sering disebutkan 
bahwa Wahabisme yang diterapkan AS adalah merupakan sumber 
terorisme. 4 

Tidak jelas benar bagaimana pengaruh paparan Huniington 
lunlang pertumbuhan ekonomi Islam dan Asia terhadap kebijakan 



^Pitl.i prriL.ioLH.3n bin la v h u u luLik haiivak berbeda den t;.i u jp.i vani; di Liku k a n penjadi h 
di /a man kulnmaiiMru kias; k dimai'.a untuk [nen^nktihkan penia^hanm -a pomL-s-uil ah kolo- 
nial rti e ih b e n ka n dukungan ri*ctiadap jerakah Jilidi KrUll^ti atau penyebaran budaya penjajah 
kepada pontlliduk ]tl]flhWi Ml 1 |i£ titip F.i|i"r/i(iWrtif«' i*ni ftCtlfrhrhfeCii lu&p \, lilm h7, l^ll.n 
Nuer mencaldr, sehawa j pihak i anp m^ni berf-.iia.sa Ji IndnniMa, ada du-i pandangan ^ ane, di 
ungkapkan untuk melestarikan kekuasaan koLimal. Pertama, adalah ,h av.^ia_si ', vakni Kt^.h- 
mana nictii;oMiL>i3i^kiffi kebudawian fri ra L st'lii n^a diterima sebadai ki'buJat aan rakvnl Indi ■ - 
M.--1J. w^Liuptm t.iri|p h i mengesampingkan kebudayaan \bkS\ sendiri bijuanm LJWMlah untuk 
mengikat "jafahan itu lebih era I pada penjajah dengan menyedia Lui ha^i penduduk jajahan itu 
manfaat-manfaat iniifi U' r kandung dalam kebudayaan pihak penjajah dongan menghormati 
Sepenuhnya kebudayaan <i^j[ (penduduk) I'aniian^au ini dipronioetfJfetm ok'h Siirtuck i Jurp- 
remje\ yang nvlflhd karangannya NVuVnWd 1 t* tfr {shvn, mene/dakan, ' Peiu^ahan mallah 
van^ sebenarnya d.in satu -saluma ^nc merupakan penuvahan tentang masalah 1-lam itu Jer- 
it 1 tak pada asti*>ias mg hUrri (y&flg terdapat di ddltim |a|ahan Belanda) dengan orang-turan^: 

Belanda.'' Menurut I Liuf£rv>U[e, pada akhirnya, poli tik iIm^iam iIli a Lari memudahkan pekerja- 
an misi Krislen. Kedua, adalah knslcmsasi '\ vakni bagaimana mengubah agama penduduk, 
vAiifi [akuri maupun jang bukan Ulam, menjadi KnMvn. Mim I Kristen j itu sendiri berpendapat 
bahwa bila pandangan periang taspMtwl tadi dapat dipenuhi, maka mereka syfftuci pun" akan 
k*hih dapat meng usahakan sgar nu-u'ka |i>bih dMenma penduduk vaii£ dari Svjji kebudayaan 
itu telah bermim j lasi ". Sebatilnya, pertukaran ao,ima penduduk menjadi Kristen, "mengun- 
tungkan tanah air [negeri Belanda) pula oleh karena penduduk pnhumi, \an^ mengenal eruh 
rtvn hubungan agama dengan pemerintahan, r^ielah masuk K rt: ten akan menjadi t-tfarps-warpi 
Invai bShir batin ba^t Kompeni, sebutan vaii£ diberikan kepada adinimsLra^i tfebnda itu 
{Deliar bkwr, Gi-^/n MaU-m b-hm iU Ituhm-sai JSUP-W42, l>karta; LJP3E5, L W*, hlm lb-27 



^ 



Barai a La u AS di lapangan* Yang pasti, pertengahan tahun 1997, se- 
tahun setelah buku The Cla<h of CwihzsUtou diluncurkan, ekonomi 
Thailand, Malaysia, dan Indonesia dilanda krisis ekonomi vang he- 
bat, dimulai dan anjloknya nilai mata uang- Konon, unluk meng- 
hancurkan perekonomian satu negara, mulailah dari menghancur- 
kan nilai mata uangnya dulu, Perdana Menteri Malaysia Maha th i r 
Muhammad menuduh George Som*, seorang Yahudi pemain valas, 
sebagai aktor utama krisis ekonomi Asia, Paul Krugman, ekonom 
terkenal dari MIT (Massachussots ln^hhite of Technology), menye- 
butkan bahwa dalam krisis Asia, konspirasi dilakukan oleh peme- 
rintah AS dan sekutunya dengan George Soros, pemilik Qttmtitm 
Fumf. AS dan sekutunya yang khawatir akan pertumbuhan ekonomi 
Asia mengutik Sero 4 ; yang punya kompetensi untuk menggoyang 
pertumbuhan itu- Indonesia yang menjadi sasaran Soros terbukti ti- 
dak berdaya menghadapi pengurasan devisa akibat kejatuhan nilai 
tukar rupiah terhadap dolar AS. m 

Siapa H Linting ton? Ilmuwan politik da- a 

r i 1 larvard Universiiy ini menulis dalam pe- 
ngantar bukunya Tlw Clnsh of Ciuitizatioits», 
"Buku ini hdak dimaksudkan sebagai karya 
ilmiah sosial, la dimaksudkan sebagai penaf- 
siran alas evolusi politik global sesudah 
Perang Dingin. Ia dipersembahkan untuk 
memberikan bingkai kerja, paradigma da- 
lam memandang politik global yang akan 




Samuoi P Huntmgton 



W Dikutip J.tpi artikel Atantva 1 1 Mulvaiifo be*)udul m fa$htiU Kntpnfin Krista dan Kam^ 
RirH ivir. h , di I tarian <uam Ptrmivritjn, 1 3 A£y£hi* lw* Somi membantah krlcrl ikatan dirinya 
dalam kj-LSt- di Indonesia Vamun dalam >alah w lu tulisannya. Srims membantah tiahtvd u 
rrurno^nbil ktunluit^an dan kri^ci yang terjadi di intfrm^ia. Bahkan, ia katakan, T tu'^udritum 
Fundr. <*rn*pat terpukul tvrat, karena telah mrmboli ruptah <^kitar 4 (KMJ |wr diAir ala* pemi- 
Lira n bahu a rupjah tolan m 1 Linu t ketika ia mcn»)l dari 1430 pada bulan |uli 1997 [a mmwcit 
menjadi lt>onC< dalam ivaktu pemk'l "Siuitu pen|pilam.-m yan£ Mngal memilukan SfVf sudah 
mcnvJtUri iejvrmhnya akan Litru^i nvim Seharta d^n xjya bersikukuh tmluk menjual m- 
hani La m j di IiwI^rlsm Jimaru ar>££b*1a Leluarjja Svharhi rru^tlllkl kepentingan lx%ar, *L>hah 
-*i\A tuiak in^tn dihubungkan dengan mereka. Namun. loh Limi hdak bisa menghindarkan 
diri, dt'npan menderita kunipiari bv*az pada wat keunlun^an *udah hampir di tandan.' kala 
Son*- 1 Ge^rjev Sim» A>in„- ^i^rfiiA^rm' Glolvl, (Yu^vakarta (^alam, 2tX)l], hal ItlZ Apapun, 
l#fctarwrii kS dan IMF memang memiliki petanbesar dalam krisis ek**noiru lU liidcine^M Padrf 
S lamun l^ft keUk.i thLii rupiah anjKvk mmjadi Hp £0 (KKi 1 per dolar AS, rrvfaileh Ointun 



bermanfaat bagi para pakar juga para pembuat kebijakan/' Penu- 
lisan buku itu dibiayai oleh /n/f/; M. QHn Fottndniiait dan Stnitli 
Rttfmnisov comniaiion* Meskipun jabatan-jabatan pirstisiiisdi bidang 
akademis pernah di. sandangnva, I kintingtnn juga aktif terlibat dalam 
perumusan kebijakan luar negeri AS- Ia pernah menjabat Ketua Har- 
vard Acadamj ofhitvrnationni and A?vn $tia1ie>, direktur The Cvntcr for 
Internat hinai Affhirs, dan Ketua Dcpfirtmwt of Govcrumait. Tahun 
i98b-19S7ia menjadi Prtviiirut oftlwAwvricmt Pvliticftl Saottci'AttiKhh 
titm. Pada kurun tahun 1 977 dan 1978 ia bekerja di Gedung Putih 
sebagai Coaniiiuittir of Sttunty Plihuiiugfor tlu* Nirtitmui Siturity Co\in- 
cil. Sejumlah buku yang telah ditulisnya antara lain: The Soldicr mni 
iht> Shite: Thr Tlwonj and Politns of Civil-Militmy Rthitious 11957), Thr 
ComwDft Dtfi'nw: St rtHegie Program fn Ntrtional Pohttct (1961). Pnfitkal 
Onit't m Clum$iii£ Societiv* (196S), Aun*na\u Palitku: The Promi^ li/ 
Di^harmony (19S1), Thr Thini Waw: Dt'iuoanliznhou fn tiw Lttt< Twi w n- 
tivtii Ccutunf (7991 K ThcCliifh nfCiviliznttont nnd flu* Remaking of World 
Onici (1996), and Wlto Are We? Tlw Cltnlien^es to Anrtriai's NatiomI 
\dcutit\j (20041. 

Buku !crakhir thmtingtnn Who Aw tVV?: T h? Chollmpr* to Anu*- 
ria?'* Nutiomd Idmtitif (New York: Sirnon & Schustcr, 200-1 1 , memberi- 
kan gambaran yang teh ih tegas tentang pemikirannya tentang Islam 
dan Barat. Jika di dalam Tlh* Clrtfih uj Cizv!izntiou> ia masiti tidak ter- 
lalu tegas menyebut "Islam'" sebagai alternatif musuh baru bagi Da- 
rat, maka dalam bukunya, Who A re lAty? ia menggunakan bahasa 
yang lebih lugas, bahwa musuh utama Hara t pasca Perang Dingin 
adalah Islam—yang ia tambah dengan predikat "militan 1 ' Namun, 
dari berbagai penjelasannya, definisi "Islam militan" melebar ke 
mana-mana, ke berbagai kelompok dan komunitas Islam, sehingga 
definisi itu menjadi kabur dan menggiring pembaca untuk meng- 
ambil sikap praktis terhadap u mal Islam secara keseluruhan. 

Dalam Who A/v We? Iluni ington menempatkan satu sub-bab 
berjudul "Milittiut hlam vs Atttfrtcn", vang menekankan bahwa saat 



menekan Presiden So&trarttf, a^rnuu tartar jd^mn tk'n^an 1M> C'linlun jvi^a mm^ulus **tf- 
kil Mvntori Ki'ujnpu l.tfKnttu.'v Sumnier* ani u k mi'htfJliU'i Sot'tottu, vjmj; ki*tlta ku i'njfjvm 
n w peri m* sraran-Mrftn IMI- ikm lebih c^ndii'int^; mcftL'rapkilii k*nn CBS-nsa Slc\ i* I k-ivkr (Ttfiv 
i/m^ rw,in tMFdiit^in Lnsiv. < 'kontinu d J IndoiUJa-ia ij.m U-},iluli^n it^ini 5nol^rL:\ Ulin I Ridli 
A>n h '}}h* IMF LriUfi^CJ.iLirtir IPS, 20t>0, 



ini f Islam militan tulah menggantikan posisi Uni Soviet sebagai mu- 
suh utama AS. 11 Dalam buku ini Huntington menyebut, Islam milit- 
an bukan hanya Osama bin Laden atau kelompok al-Qaeda. Tetftpt, 
banyak kelompok lain yang bersifat negatif terhadap AS. Kata l Imv 
tingLon, sebagaimana dilakukan oleh Komunis Internasional dulu, 
kelompok-kelompok Islam militan melakukan protes dan demons- 
trasi damai, dan partai-partai Islam ikut bertanding dalam pemilih- 
an umum. Mereka juga melakukan kerja-kerja amal sosial. 1 * 

Dengan definisi dan penggambaran seperti i l u, banyak kelom- 
pok Islam yang dimasukkan ke dalam kategori militan, dan layak 
diserang secara dini. Tanpa menampilkan sebab-sebab dan fakta 
yang komprehansi/, misalnya, H Linting ton menulis, bahwa selama 
beberapa dekade terakhir, kaum Muslim memerangi kaum Protes- 
tan, Katolik, Kristen Ortodoks, Hindu, Yahudi, Budha atau Cina. 13 

Ia tidak menjelaskan, apakah dalam kasus-kasus itu kaum 
Muslim diperangi dan dizhalimi. atau Muslim yang memerangi. Da- 
lam menyinggung kasus Bosnia, misalnva r dia sama sekali tidak me- 
maparkan bagaimana kaum Muslimin menjadi korban kebiadaban 
vang tiada tara vang dilakukan bangsa Kristen Serbia Tidak pula 
d i tingkap kannya, bahwa ketika itu, AS dan sekutunya menjadi pe- 
nonton yang baik pembatinan umat Muslim. Sainantha Power, da- 
lam mjkunva "A Problem fram Hdl: America and Jlw Agc of Gawcidc" 
(London: Flamingo, 20U3}, membongkar habis-habisan sikap tidak 
peduli AS terhadap praktik pembasmian umat manusia di berbagai 
tempat, termasuk di Bosnia. Buku ini memenangkan hadiah jurna- 
listik Pulitzer tahun 2003. Dalam kasus Bosnia, lu lis Saman tha, AS 
bukan hanya tidak berusaha menghentikan pembasmian etnis Mus- 
lim, tetapi malah memberi jalan lapang kepada Serbia untuk melak- 
sanakan kebiadaban mereka. Untuk Bosnia, Sainantha yang menjadi 
saksi berbagai kebiadaban Serbia di Bosnia, menulis judul "Basmi*, 



11 llunrington, lYn& Anr tVVJ TV CfiiiUrngfs tc A"\erua> .V«ifj£»ii»' iittnUly' {N l' w Viirk 

;4 Sauuntba PiJWt-i A 1'raViw/iV'n Htfl A muliai P.V f\£? $j LnVO^ utt" (Lundun: Fl.i- 

rnm£l>. 2ftl3l. M (n 5(M 



Sebagaimana ilmuwan "neu-Orientalis" lainnva^stiperh Bemard 
Lewis, HuntLngton juga tidak mau melakukan klitik internal terha- 
dap kebijakan AS vang imperialis tik. Berbeda satc&in kontras dengan 
ilmuwan-ilmuwan Amerika semacam Noam Chomsky, Paul F inci - 
ley, dan Edward Said, la tidak mengakui bahwa kebijakan AS vang 
membabi buta mendukung kekejaman dan penjajahan Israel adalah 
keliru dan menjadi satu sebab penting tumbuhnya ketidak-puasan 
dan kemarahan kaum Muslim dan umat manusia, Ia hanya mau me- 
nunjukkan ha h w n Islafcn adalah potensi musuh besar dan bahaya 
bagi Barat dan AS khususnya. Ia menampilkan puIling-poHiug di se- 
jumlah negeri Islam vang menunjukkan, sebagian besar kaum Mus- 
lim sangat iidak menyukai kebijakan AS, Misal, sebuah polling di 
sembilan negara Islam, antara Desember 2001 -Januari 2002, menam- 
pilkan realitas upmi di kalangan Muslim, bahwa AS adalah "kejam, 
agresif, sombong, arogan, mudah terprovokasi dan bias dalam poli- 
tik luar negerinya."^ 

M unting ton sama sekali tidak menampilkan fakta bahwa ke- 
beneian masyarakat Barat (Eropa dan rakyat AS sendiri) terhadap 
kebijakan-kebijakan politik AS juga sangat besar. Bahkan, jauh lebih 
besar dan apa yang terjadi di kalangan Muslim. Di dunia Islam, ti- 
dak ada demonstrasi besar-besaran diikuti ratusan ribu sampai juta- 
an orang dalam menentang AS seperti yang terjadi di berbagai 
negara Eropa dan di dalam AS sendiri. Banyak ilmuwan dan tokoh 
AS, seperti Chomsky VVjlliam Blum, vang tanpa ragu-ragu memberi 
julukan AS sebagai 'negara teroris terkemuka', atau a rogite >ttih T . 
1 1 unting ton dongan lurus bersikap sangat tidak ilmiah dan berteori, 
"Retorika perang ideologi Amerika terhadap komunisme militan te- 
lah beralih menjadi perang agama dan kebudayaan terhadap Islam 
militan. " ]u 

Skenario Neo-konservatif 

1 lunlington, Bemard Lowis, dan kawan- tawannya dari kalang- 
an ilmuwan n eo- konservatif, tonis berkampanye agar negara* negara 
Barat i ain juga mengikuti jejak AS dalam memperlakukan Islam 



^\hd hlm lh(l 
I* IfoJ . hlm 339 



sebagai a [tema t li musuh utama Barat, setelah komunis- John Vino- 
cm; dalam artikelnya berjudul Try/ng tapal Ulam on Euro/ v s ftpnuia", 
(Internat iomtl Hrrtild Tribwh\ 2 l September 2004), mencatat, "..Tetapi 
H Linting ton mendesak sitiuisi berhadap-hadapan antara Eropa dan 
Islam menjadi lebih parah/' Skenario inilah yang dirancang kelom- 
pok "Neo- konservatif* di AS, yiinjj beranggotakan Yahud i -Zionis, 
Kristen fundamentalis, dan ilmuwan neo-orientahs. 

Tentang peran kelompok neokonservarif dalam perumusan 
kebijakan l Liar negeri AS dapat dilihat buku The Hi$h PrirstB of War 
karya Michel Colin P i per (Washington DC: American Free Press, 
2(J0-lj. Piper menyebutkan, belum pernah dalam sejarah AS terjadi 
dominasi politik yang begitu besar dan mencolok o!ch "tokoh-tokoh 
pro- Israel' seperti d j masa Presiden George W. Bus l v Sebagian besar 
anggota neo-kon adalah Yahudi. Salah satu prestasi besar kelompok 
ini adalah memaksakan serangan AS atas Irak, meskipun sebagian 
elit militer AS dan Menlu Colin Powell sendiri, semula menentang- 
nya. P i per membahas peran kelompok garis keras Zionis di AS 
dengan menguraikan satu persatu latar belakang dan tokoh-tokoh 
yang terlibat dalam k [inspirasi neoknnservalif ini, seperti Richnrd 
Perlc, William Kristol, Donald Rumsfeld, Paul WoltWitz, Rupert 
Mttrdoeh, j tiga iJmuvvan dan kolumnis terkenal seperti Bemard Le- 
iv i s, Charles Kraulhatnmer, dan tokoh-tokoh Kristen fundamentalis 
seperti jerry TalwelL Pat Robertson, dan Tim LaHaye. Cengkeraman 
atau pembajakan kelompok neo-kon terhadap politik AS sebenarnya 
meresahkan banyak umat manusia. M u reka berusaha memaksa per- 
adaban dunia ke sebuah "Perang Global" melawan Islam. 

Irak adalah kasus penting. Pada 24 Oktober 2002— beberapa 
bulan sebelum serbuan AS ke Irak— Michael Kinsley, seorang penulis 
Yahudi Liberal mengibaratkan besarnya pengaruh Israel dalam ren- 
cana serangan AS terhadap Irak, sebagai "gajah dalam ruangan". 
''Setiap orang melihatnya (pengaruh Israel), tetapi tidak seorang pun 
mcnvebutkannva/' 17 Kinslev tidaklah berlebihan, Para penulis ter- 
kenal seperti Paul Findley, Noam Chomsky, sudah berulangkah 
mengingatkan bahaya dominannya lobi Yahudi bagi masa depan 



* r MicM C>lm Pi|vr. Tm- Hak Pnni* tf Wnr t f V*ishin£h>n DC Arm<ncan ^itr Prt?*S- 2lXM/, 
hlm 1 



.-VS, Hcndrick Sinith, pemenang Hadlah Pulitzer. dalam bukunya 
Th? PtKwr Gfltftfs; Hmc Wn$hU\$tan Wurk*, juga menjjiingkap sederet 
takta tentang peran A I PA C f American-lsraeli Public AlfairsCommiL- 
tee), dalam perumusan kebijakan AS terhadap I=>rael. 

Kini, sosok "gajah dalam mangan" itu diperjelas lagi oleh 
Mithcl Coli n Piper, dalam bukunva, Thv Hi^h Prh*$t$ o f Wnr. P i per 
menulis, Perang terhadap Irak secara sistematis dirancang sekelom- 
pok kecil orang kuat dan memiliki jaringan dengan elemen-elemen 
Zionis sayap kanan, "di tingkat atas pemerintahan Bush, didam- 
pingi dan didukung secara terampil ciloh orang-orang berpikiran 
&ama di organisasi-organisasi kebijakan publik, kelompok pemikir, 
penerbitan serta lembaga lainnya, yang satii sama lain saling ber- 
hubungan kuat, dan sebaliknya juga terkait dengan kekuatan-ke- 
kuatan "likudnik" {partai Likud pimpinan Ancl Sharon) garis keras 
di Israel." 1 * 

Buku Piper mi menarik karena ditulis dengan paparan faktual 
yang ringkas dan Lugas, disertai I u lu- foto para tukoh neo-kon, Me- 
nurut Philip Gnlub, seurang wartawan dan dosen di Universitv ol 
Paris Vtll, kelompok ini telah berhasil menjadikan Presiden Bush se- 
bagai kendaraan untuk menjalankan satu kebijakan berbasis pada 
tuultltfrfili&itr'perMUfflfht mobilimtion, dan ^ifri/jw uwrJ* 

Apa yang ditulis oleh Piper kemudian seperti menjadi kenyata- 
an. Itu bisa dilihat dengan apa yang kemudian dilakukan oleh AS 
terhadap Suriah, Iran, dan sebagainya. Sebelumnya, tahun 199-k Pi- 
per sudah menggegerkan AS dengan bukunya, Final fmigemmt, 
yang membongkar peran agen rahasia Israel, Mossad, dalam pem- 
bunuhan John E Kermedv* Piper berkeliling ke berbagai negara 
untuk menjelaskan isi buku yang di AS tak dapat dijual di toko-toko 
buku utama, Pada Maret 2003, Piper diundang berceramah di ZiWji'd 
Gw/jt for Cwmliuntmn and Folloio-Up, Abu Dhahi. Ceramahnva men- 
dapat liputan luas di media-media Arab, Ketika itu, menjeiang se- 
rangan AS atas Irak, Piper sudah mengingatkan, bahwa serangan 
atas Irak dilakukan atas pengaruh lobi Israel, dalam kerangka me- 
wujudkan impian kaum Zionis untuk membentuk "Isra e! Raya" 



\"tbui. Mm \ 



Ba^an II Cara Memandang Wam 147 

{Grmter hnit'l/Erctz Yismcl). "Presiden Bush nampaknya dikendali- 
kan uleh fundamentalisme Kristen dan pengaruh kuat lobi Yahudi/' 
kata Piper. 26 

Serangan AS a Las Irak merupakan Lahap awal dari Perang Besar 
yang sejak jauh hari dirancang oleh kelompok neo-kon ini. Ari Sha ■ 
vit, menulis di koran ihnuriz (9 April 2003), bahwa perang atas Irak 
disusun oleh 25 intelektual— sebagian besar Yahudi— yang mendorong 
Presiden Buih untuk mengubah wacana sejarah. Tulisan Shavit me- 
nyiratkan satu fenomena ironis dalam tradisi politik AS. Betapa ma- 
yoritas rakyat di negara adikuasa yang begitu hchal kekuatan mili- 
ternya, ternyata tidak berdaya menghadapi cengkeraman kelompok 
minoritas neo-kon yane didominasi Yahudi.- 1 

Michel Lind, seorang penulis AS, mengungkapkan, bahwa im- 
pian kelompok neo-kon untuk menciptakan sebuah "imperium 
Amerika" sebenarnya ditentang oleh sebagian besar elit perumus 
kebijakan luar negeri AS dan mayoritas rakyat AS. Lind juga menye- 
but, bahwa kuai i si Bush-Sharon juga berkaitan dongan keyakinan, 
bukan karena faktor kebijakan. Itu bisa dilihat dari latar belakang 
Bush vang berasal dari keluarga Kristen fundamentalis. Kata Lind, 
"I lanya ada sedikit keraduan bahwa ikatan antara Georgc W. Bush 
dan Ariel Sharon lebih didasari keyakinan, bukan kepentingan. Se- 
bagaimana Partai Republik vang berbasis Kristen Zionis, George W. 
Bush adalah juga seorang fundamentalis Selatan yang taat/'- 

Kelompok Kristen fundamentalis menggunakan legitimasi ayat- 
ayat Bible dalam mendukung Israel. Kalangan Kristen ini mem- 
benarkan hak historis Israel atas Palestina dengan menggunakan 
dalil Bihle, Kitab Kejadian 12:3. 

"Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, 
dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan oleh- 
mu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." 

Abdulhay Y. ZaDoum dalam buku Pointhig Ishm as Tlw M*re 
Enemy, (Kuala Lumpur; Cresccnt Nc^vs: 2003) memaparkan data- 
data penting, bahwa 1 1 anting ton sesunggulinva merupakan bagian 



2*JfcJ, hJin 121 
-1 VtfiA bini 2 



d Lir i jaringan neokonservatif, yang dikenal dengan istilah "Shihhw 
Pozt.hr Structurc". Doktrin "thedash oi c iviluations" secara resmi di- 
terima sebagai kebijakan politik pada Konvensi Platform Partai Re- 
publik George W. Bush di Philadelphia, 3 Agustus 21)02. Ban vak 
agenda penting disepakati dalam konvensi tersebut. Di a n tara n va, 
Linitateralisme Ab dan statusnya sebagai the onlu super poTver harus 
tetap dipertahankan: ditetapkannya fhi* nJjfwf sfjtfey {negara-negara 
bajingan) sebagai musuh bani- tanpa memberikan definisi apa yang 
dimaksudkan dengan rftfiite ttiite. Definisinya diserahkan kepada 
imajinasi dan ketentuan The Slmdaw Power; juga diputuskan bahwa 
rezim Saddam Hussein harus diganti-^ Tidak semua agenda kelom- 
pok neo-kon ini telah tercapai. Misalnya, rencana mereka untuk 
memindahkan Kedutaan AS dari Tel Aviv ke Je rusa lem* 

Getah berbagai keputitsan dalam konvensi vang segera dilan- 
carkan dengan kecepatan tinggi sejak kep resi den pertama Bush 
tahim 2000 lelah banyak memakan korban konvoi. Bahkan tokoh- 
tokoh Muslim yang selama ini dianggap "moderat" dan sering di- 
puji-puji media Barat sendiri pun telah jadi korban. Dr. Thariq 
Ramadhan, ilmuan shidi Islam vang berkedudukan di Swiss dan 
Yusuf Islam, penyanyi dan d a 'i terkenal di London, dicegah untuk 
memasuki Amerika Serikat pada tahim 2004- Begitu juga ribuan 
warga Muslim vang menerima perlakuan tidak manusiawi. Dalam 
sub-bab berjudul "The Searth for ait Evemy" dan buku Who Are We? 
1 [linting ton mencatat, bahwa pasca Perang Dingin, AS memang me- 
lakukan pencarian musuh baru, yang kemudian menemukan musuh 
baru bernama "Islam militan", setelah peristiwa WTC Huntington 
menulis, 

"Sebagian bangsa Amerika kemudian memandang kelompok- 
kelompok fundamentalis Islam, atau lebih luas lagi Islam po- 
litik, sebagai musuh, yang terwakili di Irak, Iran, Sudan, Libya, 
Afghanistan di bawah Tali ban, dan pada kadar yang lebih sedi- 
kit di negara-negara Muslim lainnya, sebagaimana juga kelom- 
pok-kelompok teroris Islam seperti H a mas, Hizbullah, Jihad 
[siam, dan jaringan Al-Qaed a.... Jurang pemisah kultural antara 



** AhdulJias Y. 7a\lci\ifi\ r Piiitittng I^ltim ,\< T~Av .\>tE h Ciwmit. hlm SO-5 i 



Islam dan Kristen Amerika serta A nglu- Protestanisme memak- 
na kedudukan Islam sebagai musuh. Dan pada 11 September 
200 L Osama bin Laden Lelah mengakhiri pencarian Amerika. 
Serangan-serangan terhadap New York dan Washington diikuti 
dengan perang terhadap Afghanistan dan Irak serta perluasan- 
nya berupa "Perang melawan terorisme" menjadikan Islam mi- 
litan sebagai musuh utama abad kc-21" 34 

Di sini, tampak, bahwa tentu sangatlah sidit dunia Islam mene- 
rima sepenuhnya standar AS dalam soal Islam militan dan juga 
terorisme. Dunia Islam, misalnya, tetap menolak memasukkan Ha- 
ma s atau jihad Ulam di Palestina, sebagai kelompok teroris, sebab 
mereka melakukan perjuangan membebaskan negeri mereka dari 
penjajahan Israel- 

Buku Who Ari IVr? memang masih merupakan kelanjutan garis 
berpikir Iluntmgtun dalam soal Islam dari buku Tht 1 Ch>h o/Civili- 
ztition>. Berbagai tesis Huntingtonsudah mencampuradukkan fakta, 
data ilmiah, dan skenario politik demi memelihara kedudukan "Ke- 
kaisaran Amerika" di muka bumi. Dalam banyak kajian serius, buku 
HuntLngLon--meskipun sangat populer— tidak dijadikan rujukan il- 
miah tentang peradaban. Hal yang sepenuhnya disadari oleh Hun- 
tington sendiri. Yang penting baginya, "terpilihnya" kembali George 
W, B usil untuk periode kedua, pada pemilu Nupember 2004, lelah 
memastikan bahwa karya-karya tidak ilmiah penasihat politik Ge- 
dung Putih itu masih akan membimbing bangsa Amerika ke dalam 
kebutaan menuju Tala Dunia Baru (TV iVrre World Order). 



♦ *♦ 



Bagian II. Cara Memandang Islam 149 

Islam dan Krislen Amerika seria A nglo- Protes lanisme memak- 
sa kedudukan islam suhagai musuh. Dan pada 11 September 
20Ul r Osama bin Laden telah mengakhiri pencarian Amerika. 
Serangan-serangan terhadap New York dan Washington diikuti 
dengan perang terhadap Afghanistan dan Irak serta perluasan- 
nya berupa "Perang melawan terorisme" menjadikan Islam mi- 
litan sebagai musuh ulama abad ke-21."' J 

Di sini, tampak, bahwa tentu sangatlah sulit dunia Islam mene- 
rima sepenuhnya standar AS dalam soal Islam militan dan juga 
terorisme Dunia Islam, misalnya, tetap menolak memasukkan Ma- 
rricb atau Jihad Islam di Palestina, sebagai kelompok teroris, sebab 
mereka melakukan perjuangan membebaskan negeri mereka dari 
penjajahan Israel 

Buku Iv7/ij /W IvW memang masih merupakan kelanjutan garis 
berpikir [I Linting ton dalam soal Islam dan buku Thr Cln>h ofCivilh 
zntnm<. Berbagai tesis Huniington sudah mencampuradukkan fakta, 
data ilmiah, dan skenario politik demi memelihara kedudukan "Ke- 
kasaran Amerika" di muka bumi. Dalam banyak kajian serius, buku 
I IimUnglon— meskipun sangat populer— tidak dijadikan rujukan il- 
miah tentang peradaban. Hal yang sepon ulin \'a disadari oleh Hun- 
iington sendiri, Yang penting baginya, "terpilihnya" kembali Ceorge 
W. Bush untuk periode keukia, pada pemilu Nopembcr 2004, telah 
memastikan bahwa karva-karya tidak ilmiah penasihat politik Ge- 
dung Putih itu masih akan membimbing bangsa Amerika ke dalam 
kebutaan menuju Tata Dunia Baru (V w New World Order). 



♦ *♦ 



What's wrong with Bernard 
Lewis? 



"Bitt <t signifktmt rutmber of Mitstim$„„ atv hostiie mirt dan$t x rott<" 
Bernard Lewis, pemikir sejarah dan politik AS paling berpengaruh se- 
sudah Perang Dingin 



Sebelum Huntington. ilmuwan Barat vang dikenal mempo 
pulerkan wacana cfosh of civitizjUiunb antara peradaban 
Islam dan Barat, pasca Peran- Dingin, adalah Bemard 
Lewis, guru besar keturunan Yahudi di Princeion Univcrsitv Seperti 
halnya Moshe GUI, S.D. Goitein, Stanford J. Shaw, dan sebagainya, 
Bemard LcwLs dikenal sebagai penulis yang sangat produktif dan 
orientalis ka w akan dalam bidang sejarah Islam dan Yahudi. Lc w is- 
lah yang mula-mula mempopulerkan wacana rluth of cii'ifizfitinn*, 
melalui artikelnya berjudul "The Rmi± of ' Mu>Imi 
Rii^ di jurnal AlUmlic Montttlu, September 1SW 
Artikel Lewis rm meru pakan persiapan untuk 
menentukan siapa "musuh bani" Barat pasca 
Perang Dingin, 

Banyak cendekiawan merumuskan, bahwa 
unsur pokok suatu peradaban {anhzitttoiW adalah 
agama. Agama, kata mereka, adalah faktor ter- 
penting yang menentukan karakteristik Suatu 




Bebani i?wi& 



peradaban. Sebab itu, Bernard Lewis menyebut peradaban* Barat de- 
ngan sebutan "Chrislian Civiiiztttion", dengan unsur utama agama 
Kristen* Hunlington juga menulis, "Agama merupakan karakteris- 
U k sentral yang menentukan peradaban/' Menurut Christopher 
Dawson, "Agama-agama besar merupakan pun d a si dari peradaban- 
peradaban besar sebagai kelanjutannya/' Di antara empat peradab- 
an Luvsiir yang masih eks ts- Islam, Barat, India, dan Cina, menurut 
IIuntingLun, terkait dengan agama Islam, Kristian, Hindu, dan 
Konghucu, 1 

Konflik Islam- Bara L (Kristen) menurut Lewis, memang sudah 
berjalan ratusan tahun dan cenderung meningkat. Lewis membuka 
tuikunva, l^him n mi tUe W^t t dengan ungkapan, bahwa lebih dari 
1.400 tabun Islam dan Dunia Kristen {the Chvhhmdom) Lelah hidup 
saling berdampingan, sebagai tetangga, sering sebagai rival, dan 
kadang-kadang sebagai musuh antar sesama." Dalam bukunya yang 
lain, Thr Ah* s// w Di^covm/ afEurapc, Lewis memulai dengan bab ber- 
judul 'ConUict tmdlmpnct'- la mencatat, sejak awal mula perkembang- 
annya.. Islam lelah melakukan kontak hsik dengan dunia Kristen. 
Ketika Nabi Muhammad saw, memulai misinya pada awal aba J ke- 
7, seluruh kawasan wilayah Laut Tengah (Mediterrania) adalah ba- 
gian dari wilayah Kristen (Christendom), yang kemudian berganti 
menjadi wilayah I s lain. Sejak awal perkembangannya, Islam telah 
mengancam eksistensi Gimh'udom, sebagaimana diungkapkan Le- 
wis: "Bangsa Arab lelah mengambil Suriah, Palestina, Mesir, dan se- 
luruh Atnka Utara dan tangan Dunia Romawi, yang kemudian 
menjadikannya jembatan guna menginvasi Spanyol serta kepulauan 
Mediteran ia- terutama Sisi Ha. Setelah mengalahkan Byzantium dan 
tentara bar bar, mereka mampu menyatukan negeri-negeri ini dalam 
sebuah imperium Islam baru serta mengancam Chnstendom dari 
kedua ujung bentangan itu/' 1 

Namun, pasca Perang Dingin, meskipun dikenal sebagai se- 



I SarruiL»! [\ I f lintingku v Chi*i\ tif Cimlmiiiam atid t$\e ftrfWM&nu; af WorM Osd\ i r l !luh hliirtf 
BnnLs, NV w Wk, 14%. h j m. 47: Bcnurd LcwLs, Istnm nud the Wi'ptt (New York: Oxford L'nii'or- 
silvPrtts. IWj 

- Uunurd U'wii-* Utiwn*utlte W&U\Nv* Yurk. Oxhrd tijilvmity Ptk*. ITO), Mm. vii 
* Ucy n j rd Lc\\ i&, Vw \tu*hm Di a. o i viy cf E u ropc , i K?\ v ^ or k 1 V W N o r i LinicCo n i pa i i \ , 



orang ilmuwan kondang, kedekatannya dengan penguasa Gedung 
Putih menyebabkan pandangan-pandangan Lewis kemudian me- 
miliki nuansa politi* yang tinggi dan diluncurkan sebadai bahan 
panduan praktis bagi pemerintah AS dalam menentukan corak po- 
litik luar negerinya. Ini menyebabkan ilmuwan ini tampak kehi- 
langan sisi objektifnya sebagai ilmuwan dalam meneropong fakta- 
fakta seputar hubungan Islam-Barat. Itu terlihat jelas dalam buku 
yang ditulis Lewis berjudul TIu* Cri>h afUlnm; Holu Wilr amf Unhohj 
Ti>nvr(20Q4) 

Buku ini begitu jelas merupakan semacam apologia Barat da- 
lam menerapkan politik luar negerinya terhadap dunia in ternasio- 
nal, khususnya dunia Islam. Kata apologi* dalam istilah Inggris biasa- 
nya diartikan dengan "sebuah pernyataan yang menunjukkan pe- 
nyesalan atas sebuah kesalahan atau serangan" atau "sebuah pem- 
benaran formal atau pembelaan diri". Istilah ini diambil dari bahasa 
Yunani apologia yang berarti "berbicara membela diri". Dalam 
bahasa Latin, ada istilah apologi t* yang identik dengan makna 
aarrntiw atau fnhh'. Bahasa Latin menggunakan kata "e^custio" 
untuk kata "npology" dalam bahasa Inggris, yang artinya identik de- 
ngan permintaan maaf a la u penyesalan. 

Istilah "apologia" dalam Yunani tampaknya lebih pas meng- 
gambarkan isi buku 13emard Lewis ini. Orientalis kawakan yang 
dikenal berpengaruh besar terhadap politik luar negeri A 5 ini me- 
mang menggunakan kata "We" untuk menggambarkan posisinya 
sebagai wakil "TVn* Wc*t" dan kala "77/ry" untuk merupresen las ikan 
"Islam", Bagi pembaca yang biasa melahap buku-buku tentang Is- 
lam dan Barat karya Edward Said, Moa m Chomsky atau Karen 
Armstrong, misalnya, akan menemukan aspek dan gaya lain dalam 
memberikan penjelasan tentang konflik-konflik yang terjadi di ber- 
bagai bagian dunia yang melibatkan Islam dan Bara L 

Shireen T. ihmter, dalam satu tulisannya berjudul The Rizr af 
hlmuist Mowmmte and TJw Wvtferu Respons: Cla<h of Civiiizai'wns or 
Clash of 'JfitfWfts?", menyebut, ilmuwan seperti Bemard Lewis, ter- 
masuk tokoh aliran "uethOrientoli$t'\ Aliran ini melihat munculnya 
kecenderungan ani i- Bara t pada kalangan f k!awi>t>' sebagai konse- 
kuensi dari 'da*h ofaviiizftlhm\ Lewis mengangga p, bahwa paham 
anti-Barat {mili-Wtehrrni$ttt) f khupusnva anti-Amcrika [Unti-Anuri- 



Cfflti&ii), merupakan derivasi dari gabungan antara unsur-unsur 
'penghinaan*, 'kecemburuan', dan 'ketakutan'. Aliran Lewis ini ber- 
beda dengan aliran ncG-Thmi-Worhi, yang memandang munculnya 
semangat anti-Barat sebagai dampak dari kebijakan politik Barat. 
Misalnya, dukungan Barat terhadap rezim-rezim represif utoriter di 
dunia Islam dan juga dukungan .sepihak terhadap Israel. 4 

Pola pikir "nt'O-orU'ntnhst" itulah yang mewarnai isi buku Tlh' 
Cri$i* of bltitn ini. Maka, tidaklah mengherankan, buku ini nyaris ti- 
dak memberikan kritik apa pun terhadap berbagai kebijakan Barat 
terhadap dunia I^lnm. Sebaliknya, berbagai justifikasi dan legitimasi 
politik Barat dan AS khususnya bisa dinikmati dalam buku ini. Se- 
buah pertanyaan yang populer di Barat pasca Perang Dingin, misal- 
nya, dilontarkan Lewis, "Apakah Islam, fundamentalis atau lainnya, 
sebuah ancaman bagi Barat?" Jawabannya, Lewis membantah ang- 
gapan bahwa pasca Perang Dingin, Barat memang membutuhkan 
musuh, islam itu sendiri, tulisnya, bukan mu*uh Barat. Banyak ka- 
langan M lis lini, baik di dunia Islam, maupun di Barat, yang ingin 
menjalin hubungan lebih dekat dan bersahabat dengan Barat serta 
mengembangkan demokrasi di negara mereka. Tetapi, Muslim-da- 
lam jumlah vang signifikan, baik yang fundamentalis maupun tidak 
-adalah jahat dan berbahaya; bukan karena Barat membutuhkan 
musuh, tetapi karena mereka memang seperti itu.* 

Untuk memudahkan Barat dalam membual kebijakan politik, 
Lewis membagi Muslim dalam liga kelompok: (1) Yang melihat Ba- 
rat secara umum dan AS, khususnya, sebagai musuh Islam yang 
abadi; penghalang utama menerapkan keimanan dan hukum Tuhan. 
Maka, cara satu-satunya dalam menghadapi Barat adalah perang. 
(2) kalangan Muslim yang tetap be rpegang kepada kepercayaan dan 
budayanya, tetapi mau bergabung dengan Barat untuk menciptakan 
dunia yang lebih bebas dan lebih baik. (3) Muslim yang melihat Ba- 
rat sebagai musuh utama, Tapi, karena sadar terhadap kekuatan Ba- 
rat, mereka melakukan akomodasi sesaat, untuk mempersiapkan 'per- 
juangan akhir' {final *tntg£te). Lewis mengingatkan, agar Barat tidak 



* U ha t, I jurfiGiiA/'Oru 1 (t*\i I, TV WifJffrtJ fV, j rmmi {Berlohin? Ithaca Prvss. W^J 
^ [tenuni U*wfci, r 'tf Okjw oftshitti Ht% W'tirfttd UrrJrp/if Tr*tor l (L.urkhjnPhiHLTiiii;, 2WHI, 
hlm 2-1 



salah dalam rnengideritifikasi kelompok kc-2dan ke-;?. Dalam baha- 
sa Lewis: "Wr wouU1 /v wisc not t o coiifust" thr ttrotitl and tlw ti\ini, "^ 

Dengan tegas, sebagaimana Huntington, Lewis menvebu t Mus- 
lim fundamentalis sebagai musuh Barat. Ia menvebu t sejumlah ciri 
Muslim fundamentalis; (1) menganggap masalah vang dihadapi 
Mus h m sebagai dampak dari modernisasi yang berlebihan da.n 
mengkhianati nilai-nilai Islam vang murni; (2) menganggap obat 
dari 'penyakit' itu adalah kembali kepada Islam sejati dan sekaligus 
menghapuskan semua hukum dan aspek sosial Yang dipinjam dari 
Barat, serta menggantikannya dengan syariat: (3) dan. menganggap 
bahwa perjuangan tertinggi adalah melawan pengkhianat di dunia 
r^Uim yang melakukan Westernisasi. Konsep uu disusun Lewis ha- 
nya dengan cara mengutip sebagian ungkapan Abd al-Saiani Faraj, 
penulis Mesir/ 

Menempatkan dirinya sebagai penasihat Barat, maka tidaklah 
aneh jika Lewis melakukan berbagai legitimasi terhadap kebijakan- 
kebijakan politik Barat dan AS. Dalam soal Israel-Palesiina, misalnya, 
Lewis lebih banyak mengkritik sikap Muslim ketimbang kebijakan 
AS. KriLik-kri tiknya menarik dicermati, la mengriUk, mengapa pihak 
Arab dan Palestina pada 1930-an justru bersekutu dengan Jerman 
yang banyak mengirim orang Yahudi ke Palestina, dibanding Ing- 
gris, yang justru ingin mengeluarkan orang-orang Yahudi Ia pun 
mempertanyakan, mengapa Arab lebih banyak memusuhi AS ke- 
timbang Soviet, padahal Soviel memainkan peranan penting dalam 
pendirian negara Isra e L 

Kritik Lewis jelas tidak/n/r. Sejumlah fakta penting tentang pe- 
ranan Inggris dan AS dalam pendirian negara Israel tidak diungkap- 
nya. Ia tidak menyebut Deklarasi BalJaur yang merupakan satu di- 
a n Lara tiga pijakan berdirinya negara Israel. Benar, Soviet banyak 
membantu senja la kepada Israel dalam perang tahun 1948-1949. Ta- 
pi, AS adalah arsitek keluarnya Resolusi LSI Majelis Umum PBB r 
1947, yang membagi Palestina menjadi tiga bagian, dan memberi 
Yahudi hak penguasaan atas 50 persen wilayah Palestina. Sungguh- 
pun, pada tahun 1947 itu, Yahudi baru menguasai 6,5 persen tanah 



" JJuJ.Jihn. 24, 
7 J*nrf„hlm 115 



Hagiart II: Cera Memandang Islam 1 55 

Palestina. Resolusi ISI ditetapkan pada 29 November 1947. Resolusi 
i lu keluar atas loka nan pemerintahan Presiden Harry J. Tniman ter- 
hadap sejumlah negara anggota PBB. Pemungutan suara di MU-PBB 
menghasilkan 33 suara setuju lawan 13 suara menolak, dan 10 suara 
absiein serta 1 absen. Dia n tara negara yang tunduk pada tekanan 
Amerika Serikat adalah Prancis, Ethiopia, Haiti, Liberia, Luksem- 
burg, Paraguay, dan Filipina- Uni Soviet juga mendukung resolusi 
ini. Tetapi Inggris yang ketika itu masih memegang mandat PBB atas 
Palestina tidak mendukung pemisahan Palestina, disebabkan tekan- 
an dari negara-negara Arab. Lewis tidak menyebut soal ini. Pun, 
Lewis membuang fakta AS adalah pelindung dan pembantu setia 
Israel sejak berdirinya negara ini, Tniman sendiri, seperti dicerita- 
kan tan J. Bickerton dan M. N. Pearsnn dalam bukunya Thr Arnh 
bttieii Conflict: A hH$tary r mengakui dan menyebut dirinya sebagai 
"bidan kelahiran negara Israel" (ntiriwife of tttodern Israel). Tniman 
adalah Presiden yang sangat kontroversial, [alah yang mengakhiri 
Perang Dunia dengan menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan 
Naga sak L Ia juga yang memulai Perang Dingin; dan dia juga yang 
mengirimkan pasukan AS untuk berperang di Korea, Dukungannya 
terhadap pendirian Israel disebabkan banyak faktor DLsamping, 
faktor kuatnya tekanan lobi Zionis Israel di AS, juga faktor kepen- 
tingan kaum fundamentalis Kristen vang memberikan dukungan 
terhadap kaum Zionis- Yahudi untuk menduduki Jenesalem. Hingga 
kini, peran lobi-lobi Yahudi sayap kanan masih sangat k Liat di AS. 
llendrick Smith, pemenang Pulitzer, menulis dalam bukunya T/jf 
PoiOi'f Gmnt's: How Wt^hw^inn Works , sederet fakta soal ini. Berkat 
peran A I PA C ( American- Lsrael Public Affairs Commiitec), bantuan 
AS kepada Israel melonjak dari 2,1 milyar USD (1980) ke 3,8 milyar 
USD pada 1986. Buku-buku yang mengulas tentang "hubungan spe- 
sial'* (spt'chii tlthi) antara Israel- AS ini begitu banyak bertebaran. 
Namun, Lewis sama sekali Lidak menghiraukannya. Malah, ia me- 
nulis, bahwa hubungan strategis antara AS dan Israel adalah akibat 
dari penetrasi Soviet, dan bukan merupakan sebab * 



v I U'iulnrk Smllh, T*w J' ".vf ilmws t teh 1 hVrsJJW i cfe"i IV^fcs i^Mv Yiirk BtfUdftUrur P'Tukh, 
I^Sfii lilin ll^m, IjJui*. Tte Cnw flt kfom, hlni, fi4 Um f fiUfe'rfetai 4<m M-N K-ftrw.nl, fhr 
Attfh knvu Cwitlut. A Hi<torj iM^huunu. I unp-run, lw$i h Klm £4 Sikap AS yang £D Fa p m^to 
dalam nii*nibi ( lj »i.k>i-jtai tw *r dan brutal ismid dinilai ei\eh Paul FindU i akan mt-mkihd v ■ikan 



Padahal, hubungan istimewa atau hubungan kolusi antara AS 
dan Israel adalah sebuah fakta. Dalam sebuah konferensi pers di bu- 
lan Mei 1977, Presiden Ameri_ka Serikat jimmy Carter menyatakan, 

"Kita memiliki hubungan khusus dengan Israel. Merupakan 
hal yang sungguh krusial bahwa tak seorang pun di negeri kita 
Mau di seluruh dunia yang akan meragukan bahwa komitmen 
nomor satu kita di Timur Tengah adalah melindungi hak Israel 
untuk eksLs, untuk eksis secara permanen, dan untuk eksis da- 
lam damai. Ini sebuah hubungan khusus."' 

Pada bulan Februari 1993, Menteri Luar Negeri AS YVarren 
Christopher menegaskan bahwa, "Hubungan antara Amerika Seri- 
kat dan Israel merupakan hubungan khusus karena alasan-alasan 
khusus. Ia didasari atas kepentingan-kepentingan vang sama, mlaj- 
nitai yang sama, dan komitmen yang sama pada demokrasi, plu- 
ralisme dan penghormatan atas individual." 

Di miiriim semi tahun 1994, Presiden Bill Chnfon juga membuat 
pernyataan. "Dalam mengupayakan perdamaian di Timur Tengah, 
pilar pertamanya adalah keamanan Israel" Gin ton menyatakan, bah- 
wa Perdana M enten Israel Yitzak Rabin sedang bekerja—dan meng- 
ambil resiko—untuk perdamaian. AS selayaknya memenuhi "komit- 
men yang kokoh" {ivoncfod ommutwcfti) untuk menjamin bahwa 
risiko-risiko perdamaian itu tidak akan membahayakan keamanan 
Israel. 4 

Dengan status istimewa tersebut, Israel mendapat dukungan 
politik, ekonomi, dan militer, yang luar biasa dari AS- brael adalah 
"anak emas" yang hampir selalu dibela dan dilindungi, saal meng- 



masit dopau AS Hadiri Polwy itu disrfeul oL*h PauJ Findlrv sebagai bmtuk hubungan kohitiJ 
(iVlhi^itr trltltiCniHil*) A5 mvinbvrikan dukvui£an fkrprida L^rueJj v3Ti£ Lanpa ifukLm£,in AS 
ilu H |$rnv) tidak Akan mampu melanjutkan p#p i ndiV^w ata* taik ti^a>i mAjHl£ia dan tfkSpAtun 
w ila vaknya, i luhun^an kolutif ini sangat merusak pengaruh AS ke seluruh dunia Im aLm 
membawa pt-merinhili AS untuk menjalankan prijkukmi'maJukin dengan membuta knn mata 
atas polany^ar^n yan^ dilakukan brauJj boik kThadap hukum intumasiuiul maupun Jiukuni 
AS H >ualu kuftidad&il >^ng ditdlfll i*ldi pnrA pemimpin luar iU<g<irA " (IMul Findli'V. D^dh'r^r 
Wrt:ci*twn*"Faem$ Ih* f*n.fc flftTid tk- Usfr-^Vl Rrhiw&hijl (Ni^v Yiirk L»fc v rarn<.T HMI ft*]L> H 
LWJ.hltti. 2H?h 

** Btrnan.1 Ri'idi, The Lhuttii $lfli?$itt\tf Unii*)' Tiu* Naluwjfti >/iivm/ R^^ih^u/l dalam buku 
The A \iJttii- L^t nntf Tlu- Uiwftd Stfttrt: A Histiriinl nvd Pui'itEai Rtsfrsmment uni Dnvfcj W. L usdi J, 



hadapi bahava. Menyimak pernya La a n Carter, Christopher, dan 
Chnton, bisa dilarik garis dasar kebijakan AS dalam soal Timur 
Tengah, khususnya menyangkut hubungan Israel dengan negara- 
negara t e i angganya, termasuk dengan Palestina. Israel, misalnya, 
telah mengabaikan lebih dari 2(J resolusi Dewan Keamanan PB£. 
Tetapi, tidak ada akibat dan sanksi apa pun terhadap negara Yahudi 
ini. Tentu saja hal itu sangat berbeda dengan apa yang dialami 
berbagai negara lainnya. Sebab, bagi AS, Israel adalah "tJtr dio^n 
cottntnf". Sebagai contoh, Resolusi Dewan Keamanan PBB No 425, 
Marel 1978, Yang memerintahkan Israel mundur segera dan tanpa 
syarat dari wilavah Lebanon. Tetapi, Resolusi itu tidak dipatuhi dan 
ketika lraq digempur habis-habisan pada tahun J 991, karena me- 
langgar satu Resolusi Dewan Keamanan PBB, Israel masih tetap ber- 
cokol di Lebanon, Sejak 1978 sampai 1982, Israel melakukan serbuan 
besar-besaran terhadap Lebanon. Sekitar 20.000 orang mati; 80 per- 
sen merupakan penduduk sipil, AS mengecam serangan Israel i ha. 
Tetapi, dalam beberapa hari kemudian, AS menveto draf Resolusi 
Dewan Keamanan PHB yang meminta pengunduran diri Israel dari 
Lebanon. Dalam pandangan Prof. Noam Chomsky, pakar linguistik 
dan MIT, Israel bukanlah negara kecik Esrael adalah "appendage" 
(terkait) dengan negara adikuasa (I t /s appemlage t n the world super- 
pouyr), sehingga ia melakukan sesuatu yang memang diizinkan oleh 
AS. Dalam bahana Moa m Chomsky, "Amerika Serikat mengata kan- 
nva d Anda tidak harus mentaati resolusi-resolusi ini, karenanya itu 
semua lu ikan apa-apa (n uli iind ;wrf)— persis ketika setiap kali AS 
mendapat kecaman. " ,!,l 

Dalam >oal pulitik AS terhadap Israel, tampak Lewis sama saja 
dengan 1 luntington dan kalangan neo-konservatif yang memiliki 
hubungan erat dengan kepentingan Zionis Israel. Lewis secara jujur 
menyatakan, perhatian utama semua pemerintah AS adalah untuk 
menjamin kepentingan-kepentingan AS. Pa_sca Perang Dingin, kebi- 
jakan utama AS di Timur Tengah, ditujukan untuk mencegah mun- 
culnya hegemoni tunggal di wilavah itu, vang akan memonopoli 
minyak. Untuk itu, ia tidak menyoal, mengapa Barat dan ASmendu- 



hJ'Uj Mm 3i:_iJ 



kung rezim-rezim otoriter di Timur Tengah yang melakukan "berba- 
gai tindak kejahatan kemanusiaan*'. Sebab, itu dilakukan uni u k me- 
ngejar kepentingan Maka, tuli*; Lewjs, sikap E rupa dan AS terhadap 
rezim -rezim semacam 1111 adalah, "Kami tidak peduli apa yang Anda 
lakukan terhadap rakyat Anda di rumah Anda sendiri, selama Anda 
bisa bekerja sama dalam mencapai kebutuhan dan melindungi ber- 
badai kepentingan kami." 11 

Dengan perspektif Machiavellian semacam jh,i, perilaku politik 
Darat vang dilegitimasi oleh Bernard Lewis menjadi lebih dipahami. 
Di a kilir bukunya, The Crbh ofhhim, Lcwis memberikan solusi prak- 
tis bagi Barat u n kik menghadapi sejumlah masalah di dunia Islam. 
Sebadai misal, di Irat] (sebelum diserang bulan April 2003) dan Iran 
Lewis menasihati, bahwa "Kita" dapat membantu kekuatan-kekuat- 
an oposisi demokratis untuk mengambil alih dan membentuk peme- 
rintahan baru. Begitu juga seyogvanya AS dan Barat pada umum- 
nya, diimbaunya membantu atau tidak menjauhi kalangan Muslim 
yang memiliki pandangan yang sama dengan mereka. Namun, kata- 



1 1 Ri'niiird 1 ru'K Th* t>Nj* c*f h fam, hlm. fi*i, 'O Ruku l i-wt> uii diiuli* **.4*irlurti As i»i*> 
iiwjmme Irak, \t.in k l 2IW3, ^hin^a menjadi petunjuk v.in^ J4-Lh bagaimana pruparuh fta&E*- 
«mnya terhadap k^hijii kan politik luar impiti AS hLi nn.*nt-'iTnuil! kipka kei\t> •HiruiCflm hu 
W.ik.i M*bvnAntvn, st\flra murni, lidak m.wik ikal jika Har.»l nir*i)Qi*lepAn:kAll j.u^in-jarpm 
niMr.iJisila l.i m p^Mik inl-Ti^iMun.iliw.i ^ nnol ai-muLMlisV-i p titht-ta.in M** I lak \sati Mj- 
rtusia, pimlu'l-i.isan dan ^Ki^inva Contoh v jji^ -vuu;al jela* bagaimana HanU -rrm^ai rciip- 
menhn^Lm dal,im niLTVtiC^rfci J piMiliii|;an-kip£'n t insannya ^*ndin. dapal di Idul dalam ka^u*- 
*rrart ^an kr Jt.i* Ir.ik. M/irct ?fK!l *Vfou£h>HU* VMI^ bvttoflw di Itfnnan, ^Si'*< */-j v.'i** Jc pJda 
Al Agustus 2lXi2 dan W Soptomber 2(K)2, monihual anaWs. jika Bu>h dan Linan bwjnnu 
fvrlw.il m«*nflj*ti lingkari SjdJam Hiissotn. maka ASsocara tidak lan^Min^ monpuasai Ju^ara 
\an£ mumihki uidflii^in min vak kulim U'nVsardt Jluii.i. «fkftjjjzu* ii;pi nwnjciwsiri bar*:* rni- 
n v. i L. Mihuml perkiraan rt-uin, l| t ik 1114 -miliki tadAiijgait immak s**lH*jr 31 n milvar barrvl 
Namun, bWirrapn jvTn>.ih.ian minyak- momporkirakan Lumlah M'Kniamva dua kali Npjl dan 
nji^k.i itu SrJanjjkjn Arab Saudi nvTniiiki cadang J n nim\ ak ^-b^tr I!H miharbanvl AhnuM 
C h «ilahi dtHi t t'tlti'i i? r QMnii i orrgv fltrUttS'' nn*rn|VrkiMkan, ik*n£aii |X j n# mhinftm l*An.v 
Ju£i liffiwtit.dl Irak dapat dilambani? Lih lebih nama k dan (timlah v anji ditambang %aa t ini. 
ia 1 1 u Mrkaki i 1 ,1 f uta barrd [ Ini biT.i rii h'b ih ban va k dari kapasitas pn >J ub*i Sa ud i \ Jii£ m' kitar 
^ jtitpfl kuri-l *+u\ jniJ LVt^,m ^KTim min vak wm£ brplu bvsir, "U^ia' iik* -\S -^in^ai Ivr- 
krpvritii^,m LitIi>ii1>1]> i rak, (iici^iiij*ii( iH-^ira ini memiliki kvUi}»an inn^nn \*nfi ^anpal tjm^£T 
k'rlMdap niti^.lk Klrn. A i m*i\^impi*r *j-kj(*ir II \u\A b.iin.-l jvj liiin (^K|k kvbutulian nrunvaL 
^rlMhSiik ! 4 |ii1ii h'Mu'J dan pn*iiife??iiu j hany-i ^ j» la l'iirn-l jh*i han). larpm pi'mbu-ba^an 
riik\al It + ik J,ui tJikt*i<i^r Sada+jiu Musm'd) d«*tn;aii ^ainbl^ni; m#r»»pakan far^oii pr^pai;anda 
|H>lihki vang trdak na|i^lt^ t s^^ah <vlrima hrriaLuu) )ah;m SAdaani !tJji>; Dtktatur adjlati sl l 
k v» t l i r. ipa t Tr^jd^n K^n t i|J R^M^an dan Ceor^e Busk 



a v a, jika al-Qaeda mampu mempengaruhi dunia Islam, maka per- 
juangan yang panjang dan pahit akan dihadapi. Bukan hanya bagi 
AS, Tapi, juga bagi Eropa Barat r yang kini menjadi tempat tumbuh 
dan berkembang pesatnya komunitas Muslim, Banyak orang Eropa, 
kala t^wis, melihat hal itu sebagai problem, bahkan ancaman, 1 " 

Banyak hal vang bisa dikritik d a m isi buku Lewis ini- Tapi, fak- 
tanya, cara pandang seperti Lewis milah yang banyak mempenga- 
nihi kebijakan luar negeri AS. Buku ini seolah-olah memberi dukung- 
an pemikiran bagi serangan ke Irat] dan berbagai bentuk "{JWiwpfHv 
Mttivk". Bagi Musi mi, buku yang ditulis dalam bahasa populer dan 
lugas im, juga memberikan sejumlah kritik terhadap mereka. Mela- 
lui buku ini, Lewis menunjukkan, berbagai kelemahan dan kenaifan 
kaum Muslimin. Sed kau- akan, Lewi> ingin berkata: I Ia i Muslim, 
berkacalah! Jika kamu lemah dan diinjak-injak, itu karena kondisi 
dan ulahmu sendiri- jangan hanya menuding-nuding Barat* Pesan 
tersirat Lewis uij perlu dicermati kaum Muslimin kritik Lewis ten- 
tang sikap dunia Islam terhadap pembantaian kaum Muslimin oleh 
penguasa Muslim sendiri, misalnya, perlu dicatat dan digarisbawa- 
hi. Lewi> menyebut contoh, kasus pembantaian kaum Muslimin oleh 
pemerintah Suriah di kota I Eama tahun 1932. Untuk memburu akti- 
vis Ikhwanul Muslimin, tentara Suriah menyerang kota dengan pe- 
sawat tempur, tank, dan buldoser, yang mengakibatkan jumlah kor- 
ban -menuru l Amnesty Internasional— sekitar 10,000-25.000 orang, 
Atai pembunuhan yang dikomandani langsung oleh Presiden Hafez 
Al- Asa d i ha mendapat perhatian kecil dan dunia Islam. Lewis me- 
nunjuk betapa bedanya respons kaum Muslim beberapa bulan ke- 
mudian dalam kasus pembantaian di kamp Shabra-Shatila, yang 
menurut Lewis "hanya* mengakibatkan korban sekitar 800 orang 
Jumlah yang disebut Lewis ini tentu sangat kecil dibandingkan 
laporan berbagai pihak yang menyebut angka sekitar 2000-3000 
orang. Kritik Lewis terhadap kaum Muslimin ini tentu penting un- 
tuk ditelaah d an sepatutnya kaum Muslimin melakukan instropeksi, 
meskipun nada pernyataan Lewis itu memberikan pembelaan terha- 
dap kebijakan Barat terhadap dunia Islam. 

Michel Colin Piper dalam bukunya Tik- Hi$ft Prfcste afWttr (Wa- 



'- Bi'milnJ LtfU i> T^Tt- C T iw? v! lilit m, hlm H0 



shington DC: American Frcc Press, 2004) juga memasukkan l.ewis ke 
dalam kelompok intelektual 'neo-konscrVtitiJ'r seperti Samuni R 
[Juntingtun yang merumuskan rancangan tata politik internasional 
berbasis pada teori "ch\*U &f civifizntion*". Ijewis, vang anaknya aktif 
dalam kelompok lobi Yahudi di AS (AlPACj— telah banyak menulis 
buku tentang Islam dan Barai, seperti buku "The Arabs m Histonj" 
(1950), 'T/u- Efflfrgvttce of Modern Tutkr\f* (1%1 ) r "Semite and Anti- 
Semite*" (1986), "The few of tilam" (1984), u Ufom nnd Thr Wttt" 
(1993)- Buku Lewfc "WW Went WronR" (200?), dikritik oleh Michel 
Colm Piper sebagai buku yang secara keji menyerang sejarah Arab 
dan kaum Muslim. Bukunya "The Cri>t> of /sfom" (20041 juga me- 
rupakan buku yang memberikan begitu banyak justifikasi terhadap 
kebijakan Barat dan Israel terhadap dunia dan kaum Muslim. Gagas- 
an Lcwis ini kemudian dipopulerkan oleh Hunhngtnn melaku bu- 
kunya "The Clttsh of Civilizftthn and tlte Etemflkhtg o f World Order" 
( 1996), Menurut Colin Piper, "Leivh is ven/ miteh n much-lwrMded voke 
—kowvper bifi^cd—for neo-cuiwen^itivi' moiYiuerit/' Anis Shivam, seperti 
dikutip Piper memberi catatan tentang pandangan hidup Lewis yang 
benci terhadap Arab dan Muslim, Lewis, kata Shivani, adatlah yang 
pertama menggunakan istilah kotor "chisli of civiliztithvi>\ melalui 
artikelnya berjudul "TJte Ropts nf Muslim Ragi'". Melalui artikel itu, 
Lewis menolak semua argumentasi dan penjelasan \ r ang gamblang- 
misalnya tentang kegagalan politik Amerika-dan mencari sesuatu 
yang lebih dalam lagi, yakni konflik peradaban. Ia juga menalikan 
faktor imperialisme sebagai penjelasan munculnya kemarahan (kaum 
Muslim). Menurut Colin Piper, Lewis adalah sosok penentu dibalik 
serangan terhadap Iraq. Pada 5 April 2003 r TIn 1 New York Time> me- 
maparkan bahwa buku Lewis, Wltftt IVn/f Wt&rtg, memberi pengaruh 
besar terhadap pemerintahan Bush, khususnya terhadap Wakil Pre- 
siden Dick Cheney Karena itu, ia mencatat, bahwa hewis, seorang 
kakek <ji';jf/t* yarv^ dipromosikan melalui TV di AS, sejatinya merupa- 
kan salah seorang penggerak utama gelombang rasisme dan keben- 
cian agama. n 



hlm. 85-88. 



Bagian II: Cara Memandang Isian- 1 6 1 

Terlepas dari nada peyuratif pada beberapa bagiannya buku 
Wlttit l/VV'j;/ Wmn$ masih memuat banyak data menarik tentang ke- 
agungan sejarah Islam. Lewis mengakui hal iliu la misalnya men- 
catat, bahwa selama beberapa abad Islam merupakan kekuatan mili- 
ter dan ekonomi terbesar di muka bumi. "Angkatan bersenjata Islam, 
pada saal yang sama, telah menginvasi Eropa dan Afrika, India dan 
Cina. la waktu itu melupakan kekuatan ekonomi terbesar di dunia, 
melakukan perdagangan dalam ragam komoditas yang banyak me- 
lalui jaringan utama bisnis dan komunikasi di Asia, Eropa, dan Af- 
rika/' 14 Tetapi, menurut Lewis, pada abad kE j -20, ada yang salah pada 
dimia Islam. Dibandingkan dengan rivalnya, Dunia Kristen, dunia 
[siam kini menjadi miskin, lemah, dan bodoh. Sejak ahad ko-l*J, do- 
minasi Barat terhadap dunia Islam tampak jelas. Barat menginvasi 
kaum Muslimin dalam setiap aspek kehidupan, b u km hanya pada 
aspek publik, tetapi-vang lebih menyakitkan— juga dalam aspek-as- 
pek pribadi. 15 

Buku-buku Lewis tentang sejarah Islam dan hubungannya de- 
ngan agama lain, biasanya kaya dengan data-data yang menarik. 
Namun, bagaimana pun, sejarah ditulis bukan dengan Visi kosong'. 
Lewis tetaplah seorang Yahudi neo-unentalis yang memiliki cara 
pandang tersendiri terhadap Islam dan sejarah kaum Muslim. Itu 
bisa dilihat, misalnya, pada buku yang ditulisnya tentang Yahudi 
dan Islam, Tlw Ji*W£ of Islam. Banyak data menarik dan bisa dirujuk 
pada buku ini. Tetapi, pembaca tidak menjumpai kritik Lewis ter- 
hadap kekejaman Incjuisisi Kristen terhadap Yahudi di Eropa. Data 
tentang masalah ini juga tidak ditampilkan, sebagai perbandingan 
dengan kondisi Yahudi yang mendapatkan perlindungan besar di 
dunia Islam. Misalnya, di abad ke- 15 Eropa masih menyaksikan 
pembantaian besar-besaran kaum Yahudi dan Muslim di Spanyol 
dan Portugal, Pada tahun 14S3 saja, dilaporkan 13.000 orang Yahudi 
dieksekusi atas perintah Komandan Inqusisi di Spanyol, Fray Tho- 
mas d e Torquemada. Selama puluhan tahun berikutnya, ribuan Ya- 
hudi mengalami penyiksaan dan pembunuhan* Tahun 1494, pasang- 



U BerrtJml U*vus, U7r,i* K\\*tn leVwv\ ? Wwlrffl tmpaet awt Miridh* btilrm Rnycn*- jLuri- 
** Bi-rrurd I.OW1S, IVhi.' UVu: IVrdH^hlnv ti»6. 



a n Ferdinand dan Isa bel la diberi gelar the Cathotit Kmgs' oleh Paus 
Ale\ander VI, Pasangan ttu sebenarnya telah banyak melakukan 
pembantaian terhadap Yahudi dan Muslim seja k dibentuknya lnqui- 
sisi di Castile dengan keputusan Paus taifun 147S. Puncaknya adalah 
Lahun 1492, saat mereka memberikan pilihan kepada Yahudi; pergi 
dari Spanyol atau dibaptis secara paksa. Jatuhnya Granada, juga se- 
kaligus merupakan bencana bagi kaum Yahudi di Spanyol. Hanya 
dalam beberapa bulan saja, antara akhir April sampai 2 Agustus 1492, 
sekitar 150.000 kaum Yahudi diusir dari Spanyol. 

Sebagian besar mereka kemudian mengungsi ke wilayah Turki 
Utsmani yang menyediakan tempat yang aman bagi Yahudi. Selain 
bermotif keagamaan, pengusiran kaum Yahudi dan Mushm dan 
Spanyol oleh Kerdinand dan Isa belia juga memberikan banyak keka- 
yaan kepada para penguasa Kristen Spanyol. Dengan pengusiran ttu, 
mereka berhasil menguasai seluruh kekayaan Yahudi dan Muslim 
dan menjual mereka sebagai budak. Bahkan, d ia n tara mereka vang 
diusir itu, mereka dirampok di tengah jalan dan sering d i bedah 
perutnya untuk mencari emas vang diduga disembunyikan dalam 
perut kaum yang terusir itu- Masa kekuasaan Ferdinand— The Kmg 
ol Aragon-dan Isabelia--lhe Queen oi Caslile—dicatal sebagai pun- 
cak persekusi kaum Yahudi di Spanyol. Keduanya dikenal sebagai 
"the Cathulic Kings", yang dipuji sebagai pemersatu Spanyol. Ironis- 
nya, perkawinan keduanya justru diaUir oleh seorang Yahudi berna- 
ma Abraham Senior. 1 '' 

Cerita-cerita seputar kekejaman Kristen terhadap Yahudi yang 
sangat di luar batas kemanusiaan, tidak dibahas oleh Lcwis. Begitu 
juga dalam buku The }?iv$ of hfam, pembaca tidak mendapati kons- 
pirasi Zionis dalam kerun tuhan Turki Utsmani, meskipun ia mem- 
bahas tentang munculnya semangat 'anti-scmitisme' di kalangan 
masyarakat Arab dan Turki Utsmani. La menutup bukunya dengan 
kata-kata simpatik: "Simbiosis antara Yahudi dan Islam merupakan 
masa-masa penting dalam kehidupan dan kreativitas bangsa Yahu- 
di, ia juga merupakan bagian yang kava dan vital dalam sejarah 



1,3 Siniiford J Shatv, 7V fm** c f Uh 1 Ofiomaw Em^if (W the Turkah Rwitlmc. h bn I>U; 
t k' w r v C Ii a rta 1. oa, A H tf f tfn/ of t hc hiq wsitmitf ypen \ i Nc w Yu \ k A MS rn_-*s J n c . . I J Sti j , Vbl 1 
hltii 3fi. HOj M* rim Cilbu"[ 1 <W1 Af.'jK ol f?n^h Cntil/umaiK hlm V 



Bagian W Cara Memandang Islam 163 

Yahudi Kini itu semua telah berakhir." 17 Lewis menyebut bahwa 
berakhirnya simbiosis Judeo-Islam itu antara lain disebabkan mun- 
Cltlnya scmangal antisemitisme di kalangan masyarakat Arab, teta- 
pi ia tidak menyebut, bahwa itu semua adalah akibat—bukan sebab— 
dari munculnya Gerakan ZiunLs yang merupakan gerakan peram- 
pasan wilayah Palestina oleh kaum Zionis. Ia tidak memberikan kri- 
tik apa pun terhadap ideologi dan Gerakan Zionis yang rasialis, Ini 
berbeda, misalnya, dengan cendekiawan Yahudi, Dr. Israel Shahak, 
yang memberikan kntik keras terhadap Zionisme dan negara Yahudi 
Israel, Karena sifat-sifat agresif dan diskriminatifnya, Shahak men- 
catat bahwa Israel bukan hanya merupakan bahaya bagi Yahudi, ta- 
pi juga bagi seluruh negara di Timur Tengah, 

Cara pandang atau perspektif Levvls dalam soal Kristen Barat 
dan Zioni$ dapat dipahami melalui posisinya sebagai bagian dan 
'konspirasi Baral-7ionis' dalam pendirian dan pemeliharaan kepen- 
tingan Zionis Israel. 

Sejak tahun 1995, Sekjen NATO sudah menyatakan, bahwa "Is- 
lam politik sekurang-kurangnya sama berbahayanya dengan komu- 
nisme bagi Uarat". Namun, skenario "viktimisasi Islam" itii kurang 
berjalan lancar Peristiwa 11 September 20U1 memuluskan upaya itu 
lewat wacana politik internasional "Perang Melawan Terorisme", Di 
mata cendekiawan Yahudi Amerika yang kritis seperti Noam Chom- 
sky wacana tersebut tidak masuk di akal sehat Dalam bukunya yang 
sangal laris "9- I I" (New York: Sevon Stnnes Press, 2001), Chomsky 
menulis, "Kita tidak boleh lupa bahwa A? sendiri merupakan nega- 
ra teroris utama." Dalam buku "Wfcsfcw St&trTtnariSm'* (Cambridge: 
Potity Press, 1991 J, dikompilasi data-data dari sejumlah penulis, se- 
perti Chomsky, Edward S, Herman, Richard Falk, dan sebagainya, 
yang menunjukkan bagaimana Barat, terutama AS dan Inggris, meng- 
gunakan isu terorisme sebagai alat politik luar negerinya {tv auploi/ 
U>rrori<m as j? loof offarvign polkyl 

Politik sekular menghalalkan segala cara untuk mengejar ke- 
pentingan, sangat sejalan dengan nasihat-nasihat Nicolo Maduavelli, 
pemikir politik Italia yang namanya menjadi terkenal, setelah menu- 
lis bu kirnya, Thr Priuw, Oleh para pemikir Barat kemudian, karya 



IVrrurtl Lt^vtv J\ w lcn*c v y telflttL (Lwdrtn: RoiitlcdncJiKo^n Paul. WS-1 f, h I m ISL 



Machiaveli ini dianggap memiliki nilai vang Hnggi vang memiliki 
pengaruh besar dalam social politik umat manusia, Sebuah buku ber- 
judul " f World Ma*ti i rpiea i f TT yang diterbitkan oleh W W Norton & 
Company, New York, tahun 1^74 (cetakan kelima) menempatkan 
karya Machiavelli sebagai salah satu karya besar dalam sejarah umat 
manusia yang muncul di zaman Reum<m\tt x > Perjalanan hidup penu- 
lisnya sendiri cukup menyedihkan. Ia pernah ditahan dan disiksa, 
karena dituduh melawan pemerintah Italia sekitar tahnn 1495. Ia 
menu Lis Thr Prince pada umur 44 tahun, dan baru dipublikasikan 
tahun 1532, lima tahun setelah kcmatiannya. Machiavelli dianggap 
sebagai salah satu pemikir yang mengajak penguasa untuk berpikir 
praktis demi mempertahankan kekuasaannya, dan melepaskan nilai- 
nilai mnral yang justru dapat menjatuhkan kekuasaan) a Karena itu, 
banyak yang memberinya predikat "amoral". Tujuan utama dari 
suatu pemerintahan adalah "survjval" walaupun melampaui nilai- 
nilai moral keagamaan dan kepentingan dari individu-individu da- 
lam negara. Dengan membuang faktor "baik dan b uruk" dalam kan- 
cah politik, Machiavelli memberi saran, searang penguasa bnleh 
menggunakan cara apa saja untuk menyelamatkan negara. Penguasa- 
penguasa yang sukses, kata dia, .selalu bertentangan dengan pertim- 
bangan moral dan keagamaan. Maka, kata Machiavelli lagi, "Jika 
situasi menjamin, penguasa dapat melanggar perjanjian dengan 
negara lain, dan melakukan kekejaman dan teror/' Sejarawan Marvin 
Perry, mencatat dalam bukunya, Wiyfr'nl Cii'ilizalion. bahwa yang 
terpenting dari pemikiran Machiavelli, adalah ia telah melepaskan 
persoalan politik dari aspek moral dan ke h i ha nan. Inilah yang di- 
pandang tuas sebagai politik modern, 1 * 

Sejak penjajahan AS atas lraq, nama bernard Lewis dan H lin- 
ting ton semakin berkibar sebagai ilmuwan yang menentukan arah 



1* Marvin RfirV, Wfilrtn CirWistftJM A ftrief HhtOrrt, Kmigh'Ufti Mil Min CuiltpMtyi fto£UH>- 
N i_n v W irk, 1 W, h I m J W fa mes A Sc Ko I k v i ih o r £ , d a U m b u k u n V a , Tkf Stumte tf Co titi n t r ( N j? w 
Yurk CKhiiJ Unjwrsilv Prv^s, Nti2l H him M V, mcn&itat, bahwa sejak.dU^ibitfariu^va buku Tfrr 
Avmv, nasohjl-ria_N<?har Mai-hiavMli L* I n h borgrma ^panjang sejarah Barai. iBn\ u-vern} vmr? 
ntlrr hit ttmth Tlw Prhh\' fttfs i>ulUi>hi'ti. a mi nrr*ma m MsEfiktivIlta tuii'Kc fa s ttivni'rfllctl Mjrvuyh 
t)w hfrktru uf thf West The P r uh c j s ^i'm'niHw m^j n* k cooi unti tniventimenuil ^tuitystf o? }K*h}ti'oi 
juMtrr W'h i ic \\ ■ r [ iten t n utU 'tnrlml spirit ite iJ^j >n*V 'l J> til>o I * + ry j >nu t nvl -l < V U >i$ ;iiiit-ttul ho ii ] |wnvi 
mHV br pu*\ttf ij'jJ rfft\ tirvlif iwetttst'tf i i fS, t n alfa'* MViK " s fil-^n' i'iyifiajr? lhi v t'hn^fiA ) ^vrk mi 



politik luar negeri AS. Di masa lalu di berbagai belahan duma, Barat 
b&rsahi dengan Islam melawan komunisme. Itu bisa dilihat dalam 
kasus Afghanistan, Timor Timur, misalnya. Bukan rahasia lagi, AS 
ketika i ha berkolaborasi dengan para mujahidin Afghan, juga Tali- 
ban, yang dikemudian hari pasca runtuhnya komunisme, mereka di- 
cap dan diburu oleh AS sebagai teroris. Banyak film diproduksi un- 
tuk menggambarkan kekejaman pasukan Uni Soviet di Afghanistan 
dan kepahlawanan para pejuang mujahidin Afghanistan. Salah satu 
yang terkenal adalah Film Rambo T1I yang dibintangi SyLvester 
Sialione, Film mi menggambarkan sosok Rambo, sang jagoan, yang 
berkolaborasi dengan para mujahidin *^fghan, melawan pasukan 
pendudukan Uni Soviet. Di kemudian hari, pasca Perang Dingin, 
terutama pasca 11 September 2001, para alumni mujahidin Afghan 
yang dulu dibantu dan didukung oleh AS, kemudian dicurigai dan 
diburu sebagai teroris. Tidak ada lagi sebutan "mujahidin" atau pe- 
juang kemerdekaan untuk mereka. Situasi politik internasional su- 
dah berubah. Keruntuhan Uni Soviet telah mengubah peta politik 
internasional- Negara-negara Eropa yang dulu bergabung dengan 
Uni Soviet dalam Pakta Warsawa, kemudian satu per sahi berga- 
bung dengan NATO, 

Dalam kasus Tfanor- Timur (Timtim), Indonesia turut memikul 
dampak perubahan politik Barat, khususnya AS tersebut. Setelah di- 
paksa melepaskan Timtim, Indonesia tenis dikejar soal Timtim, ka- 
rena dipandang tidak serius dalam mengadili para jenderal yang di- 
tuduh melakukan pelanggaran HAM. Akhir Agustus 2004, Sekjen 
PBB Kofi Annan melaporkan kepada Dewan Keamanan PBB, bahwa 
ia mengaku kecewa terhadap proses peradilan yang dijalankan RI 
atas para pelaku pelanggaran HAM di Timtim tahun \999. Menteri 
Luar Negeri Indonesia, Hassan Wirajuda di Jakarta, (24 Agustus 
2004), mengungkapkan bahwa dirinya menyadari ada bagian-bagian 
dalam laporan tersebut yang merujuk sikap sejumlah negara yang 
menyatakan tidak puas atas peradilan yang dilakukan RI. Namun, 
Hassan menilai laporan Sekjen PBB tersebut tidak perlu diresahkan 
karena Kofi Annan sendiri dalam laporan itu tidak menvebut lang- 
kah-langkah yang akan dilakukan untuk menyikapi kekecewaan 
tersebut. 

Indonesia menduduki Timtim karena mendapat dukungan dari 



AS f sebakti i bagian dori politik pembendungan komunisme. Pada 
l anggai 7 Dusember I ^7S -h a n ya beberapa jam setel n b Presiden AS 
Gcrald Ford dan Menteri Luar Negeri AS Hem y Kissinger mening- 
galkan Jakarta -Tentara Indonesia menyerbu Timtim Laporan Lc^is- 
liiitvr Ri'jmrl Sirvict 1 dari Parlemen Australia menyatakan jumlah kor- 
ban sekitar 1 DO 000 arang. Ketika ilni tidak ada jenderal atau pejabat 
Indonesia yang dituntut oleh ASatati PBB. Padahal, iWte Viwt Times t 
{13 Desember 1975) menulis "Indonesia bersalah ata> agresi terong* 
Lemnya n dalam gerakan militernya atas Timor Portugis." Meskipun 
kalangan LSM internasional dan Gereja Katolik tidak pernah men- 
dukung integrasi Timtim ke Indonesia, tetapi AS tetap mendukung 
Indonesia,, dan tidak pernah mempersoalkan berbagai kebijakan In- 
donesia di Timtim. I lenry Klssingcr ketika Ltu menyatakan, "AS n\e* 
rruihami po$Lsi Indonesia." Pada tanggal 12 Desember l^"^, M U -PBB 
mengeluarkan resolusi 3483 vang memerintahkan Indonesia mena- 
rik lontaranya dari Timtim, Sebanyak 72 negara mendukung resolusi 
ihi, 11) menentang, dan 43 abstain, termasuk AS. 

Namun, pasca Perang Dingin situasi berubah. Setelah komunis 
runtuh, tahun 1990, Barat tidak lagi melihat komunis sebagai ancam- 
an utama Maka, posisi AS terhadap masalah Timtim pun sedikit de- 
mi sedikit berubah. Posisi Indonesia sama dengan posisi Yugoslavia 
yang selama bertahun-tahun digunakan sebagai J 'buffer-/one" un- 
tuk membendung pengaruh komunis dari Utara. Pada era pasca Pe- 
rang Dingin inilah, kita melihat peran penting tokoh Katolik Timtim, 
Uskup Fihpe \imenes Beln, dalam membebankan Timtim dan Indo- 
nesia. Belo dengan cerdiknya memainkan isu agama dalam dunia 
internasional. Bahwa, yang terjadi di Timtim, bukan hanya soal pe- 
langgaran f I AM, tetapi Islamisasi oleh bangsa Muslim Indonesia i\ai\ 
juga pemusnahan orang-orang kristen. 

Karena itu, jika wacana dn$!i afcirtlizfltfon antara Islam dengan 
Barat ditarik dalam perspektif kepentingan nasional {natuvial intr- 
rfsts) Barat, khususnya AS, maka wacana itu akan Umpak seolah- 
olah bersifat temporal dan superfisial. Inilah yang dilakukan oleh 
I [ unting ton dan Lewis. Jika Barat sedang butuh, maka Islam dijadi- 
kan kawan, Jika tidak butuh lagi, maka Islam akan ditempatkan se- 
bagai lawan yang perlu diwaspadai, Terlepas dari perspektif politik 
dan ekonomi {nutwiwl iiihrt'sl>) itulah sebenarnya lelah banyak db 



lakukan kajian tuntun g hakikat peradaban Barat dan peradaban 
Islam, bahkan jauh sebelum maupun ketika Perang Dingin masih 
berlangsung. Di kalangan Muslim, kajian tentang peradaban F3arat 
sudah banyak dilakukan para ilmuwan Muslim di abad ke-20, se- 
perti Muhammad lqbal, Muhammad Asad, Abulhasan Alt an-Nadwi, 
Sayyid Qutb, dan sebagainva. Di kalangan ilmuwan Barai, nama- 
nama seperti Amold J. Toynbee, EdvvardS. Gibbon, dan sebagainya, 
sudah lama dikenal sebagai pengkaji masalah-masalah peradaban, 
termasuk peradaban Lslam dan Barat, 

Lewis sendiri sebenarnya termasuk orientalis kawakan yan^ 
produktif dalam melakukan kajian Isiam-Oarat. Tetapi belakangan, 
melaku bukunya Wluit Wiwi Wrou^? dan Thf CnWs on hlnw, sosok 
politisinya lebih menonjol, karena kedekatannya dengan elit-elit pe- 
merintahan AS, dan peranannya dalam lobi-lobi Zionis. Karena itu, 
para sejarawan Muslim dituntut bersikap apresiatif dan kritis terha- 
dap karya-karya neo-orientalis seperti Lewis ini. Disamping 
banyaknya data sejarah yang disajikan, bagaimana pun, karya tulis 
Levviii tidak lahir dari perspektif vang kosong alias netral- Penampil- 
an dan pemilihan fakta sejarah dalam perspektif atau cara pandang 
tertentu, sesuai visi atau kepentingan adalah sebuah kemestian dan 
hal yang biasa saja. Kaum Muslimin tidak dapat bersikap apriori dan 
menafikan begitu saja karya-karya tulis semacam ini. 



♦ ♦ 4 



8 



Beberapa Mitologi tentang Islam 



"Rit} W?$trni Chrfet'mn wm' morc likt'ht to Iwar h^mU... 

J o Ann Hocppner Moran Crui, ahli sejarah dari Georgetovvn University 




o Ann lloeppner Momn Cruz, dalam tulisannya berjudul 
"Poputor AttititiU'* ttm'iini* isimu m Mvdi&vtil Eurgpi''' mencatat 
banyak data menarik seputar legenda-legenda yang hidup di 
kalangan masyarakat pada Zaman Pertengahan terhadap Islam. Do- 
kumen dumtou \ir Rotand (sekitar tahun 1100 M) yang ditemukan di 
Inggris pada ahad ke-I 9 memberikan gambaran bahwa kaum Mus- 
limin (yang mereka sebut sebagai Saraci>us) f adalah musuh Kristen. 
Muslimin adalah penyembah berhala {idohh'r<) dan akan kalah me- 
lawan Kristen, yang hidupnya dibimbing oleh matahari- malaikat 
dan Tuhan. Muslim digambarkan banyak terlibat dalam penipuan; 
mereka mengorbankan anak pertama mereka; bersifat pengecut, dan 
berperang demi mengejar kekayaan, wilayah, dan perempuan Kaum 
Muslimin juga digambarkan akan menghancurkan berhala-berhala 
mereka saat mereka kalah dalam peperangan. 

Cerita dalam Chnn^on d\ j Roltmd, menurut Cm/, adalah sebuah 
legenda yang dibuat untuk memberikan image kepahlawanan terha- 
dap Charlemagne. Faktanya, pada tahun 77S M, saal berusia muda, 



Charlemagne tercatat sebagai salah satu pembela gubernur Muslim 
Barcelona dan Saragossa melawan Khalifah Umayyah di Ciirduba< 
Misi Charlemagne gagal- Saat perjalanan pulang, pasukan Charle- 
magne melakukan pembunuhan dan perampokan di Kuta Pamplona. 
Pasukan Rasque/Wascans {Kristen) kemudian melakukan pem- 
balasan dan berhasil mengalahkan pasukan Charlemagne. Cerita ini 
selalu disembunyikan uleh Charlemagne. "Uniknya" dalam Chunson 
dr Roltimi, Charlemagne digambarkan telah berhasil menaklukkan 
semua Spanyol, kecuali Saragossa, Juga, digambarkan ^eoiah-olah 
musuh utama Charlemagne bukanlah pasukan Wascons, tetapi kaiun 
Muslimin (Snmtt'jjs), yang jahat, 1 

Cerita tentang Charlemagne itu Umpaknya dikarang untuk me- 
nutupi kelemahan Charlemagne, seorang Raja yang dalam sejarah 
Kristen memiliki peranan besar dan kemudian dikena! melakukan 
terobosan besar dalam sejarah hubungan antara Gereja dengan ne- 
gara pada /aman pertengahan Eropa. Dialah raja Eropa pertama 
yang diberi gelar "EiH/vro/ of the Roman*" oleh Paus. Sasak ini di- 
gambarkan sebagai pahlawan Kristen Eropa yang sukses menakluk- 
kan kaum Muslimin di Spanyol. Menaklukkan kaum Muslimin saat 
itu merupakan prestasi luar biasa dan sangat legendaris, karena kala 
itu Muslimin memiliki Ungka! peradaban yang lebih tinggi ketim- 
bang masyarakat Kristen Eropa. Legenda-legenda tentang raja-raja 
semacam ini merupakan hal yang biasa dalam sejarah di berbagai 
bagian dunia, Legenda atau cerita kepahlawanan {t'pic) lain yang 
memberikan gambaran buruk tentang Islam adalah cerita tentang 
Aymeri ot Narbonne dan puLranya, William oi Orange, Dalam legen- 
da ini, Muslim digambarkan lebih buni k ketimbang yang ada dalam 
ChtvKtm dt' Rnlmirf, Selain digambarkan sebagai penyembah berhala, 
Muslin digambarkan sebagai pencipta segala bentuk kejahatan, mu- 
suh Tuhan, dan pemuja setan. Mereka memakan tawanan perang, 
mengkhianati perjanjian, dan menjualbelikan wanita mereka. Mere- 
ka adalah manusia-manusia kejam, pengkhianat, dan menyembah 
banyak dewa, seperti Mahomet, Cahu, Apoliyoa dan Teryagant. 2 



1 DamiI K flljuk'-Jiiki Michfti'| Fr-L^st-lln [*dl iViS^rn t'iftEN af Ufotn tt\ MrdiWVf tuuj bir/y 
tfftiivn f Mrniir, iNV« Wk^l M-orrtn's Pn_^ ( Wty Iflm 36-57 

^ Ouii^ R Gbnk% n»a MuhaiM Frav^tlu i^i} F IVis^rr IV.^is t iffthu*i . . Mm 5fi 



Legenda dan mitos-mitos ternyata memainkan babak-babak se- 
jarah penting dalam hubungan Mu^hm-Knsten Eropa. Lcgunda-lu- 
genda dan mitns-mitos tentang Islam dan kaum Muslim yang di- 
bangun oleh tokoh Gereja, seperti Paus Urbanus II dalam meng- 
gelorakan Perang Salib (Crusfltii*) memainkan peran penting dalam 
perlakuan Pasukan Salib terhadap kaum Muslimin— juga kaum Ya- 
hudi dan agama lainnya. Setelah Paus Urbanus [f melakukan pidato- 
nya yang terkenal di The Coitucil of'CU'rmont, tahun 1095, vang mem- 
berikan gambaran, bahwa Muslimin [tftc Tttrk*) telah membantai 
kaum Kristen dalam gereja-gereja mereka, maka pasukan Salib vang 
memasuki Jerusalem {UW*)j kemudian melakukan pembantaian be- 
sar-besaran terhadap pombiduk Kota Suci ihi. Fulclwr of Cfuirtrt'« 
menyatakan, bahwa darah begitu banyak tertumpah, sehingga 
membanjir setinggi mata kaki: *'If \jott Ihiti Iwn thw \four l\rt wouhi 
tnwc twci? sttiimi to tfo'tinktes fa Uh* blood of th* $!airt." Seorang tentara 
Salib menulis dalam Cesta F m namun, bagaimana perlakuan tentara 
Salib terhadap kaum Muslimin dan penduduk leru^alem lainnya, 
dengan menyalakan, "belum pernah seorang menvaksikan atau 
mendengar pembantaian terhadap H kaum pagan' yang dibakar da- 
lam tumpukan manusia seperti piramid dan hanya Tuhan yang tahu 
berapa jumlah mereka vang dibantai."-* 

Diperkirakan, penduduk J e rusa lem \ ang dibantai pasukan Sa- 
lib sekitar 30,000 orang Puluhan ribu kaum Muslim yang mencari 
penyelamatan di atap Masjid a l- Aqsha dibantai dengan sangat sadis. 
Kekejaman pasukan Salib di Kota [erusalem memang sangat sulit di- 
bayangkan akal sehat. Setahun sebelumnya, pada 10%. tentara Salib 



3 Dnvfel K ItfAnta arid MitfvavJ Frav*tfUt> EKlfc ftr$Ji'"i IYcii* Cl hi\tm Mm 62-63 Salfth 
saJu c^rTt pt'h^AtnharAn Ukiri V*W$J n^-nver^mkan dan saIaIi |ug* JiK'rikiin uli?h Sfj.irawnn 
k j rkennl H DJward Gibbon. J j menggambarkan Nabi MiiLianu-njii Mungili pembawa a^atna ta- 
lam cfciig&n m n s mj;- masin g Unpnn^i membawa pedang JlIii Al-Qur"an Dabm kntn-kala 
Gibhin ". Mnhammud with Ilir sivurtJ mono liand and liic K<iran «n the nlher, ererh*} hus 
Ihriiiwuit Ihi? ruinSof Chnstianih and hf R^mr " i Lihat, FdWArd Cihhtwi, Th> Civtinrmni Fnll of 
Ttw Rp'niit\ Fmptiw (New Vork Thi 1 Mixk*rn Libcarv, 1^7$ \ t vo\ III, hlm 5ti Gambaran Gihb-in 
lenLirt^ Nabi Muhammad ini diknhk oleh Bemard Lmviy drn^an menyalakan, bahwA ^Jan- 
Imi-jh Cibbnn ihi bukon wja snlali, tt'Lipi mustahil Kumali, jika diasumsikan Nabi Miilwm- 
mad adalah kiiial Menggambarkan tanj^nn kiri kaum MuhLim suhaftc» i peme^an^ Kitab Suli.. 
menurut 1 i'wis ail.ilab nm^Ulnl (Lihai, Demard I vwi>, T/.y /tiiV ofhhtm, [J.OtnlOH ItoULludge 
& tagan PAu],TtyH|,h]m 1, 



itu juga telah membunuh ratusan ribu kaum Muslimin di Marra't 
un-Noman, salah satu kota terpadat di Suriah. Adalah menarik men- 
cermati "legenda-legenda dan mitos-mitos' tentang kaum Muslimin 
yang dibangun oleh Paus Urban us tl pada 1095 saat memprovokasi 
kaum Kristen agar melakukan Perang Salib tersebut. Paus, ketika 
iru, menyenikan peran- Suci (Cru^adr) melawan "kaum kafir vang 
sedang menguasai 'makam' Kristus" (tik* wfidcls who rtwr m pcw5i?s- 
sfow of Chftits ^puicfwr}. Paus juga menjanjikan suatu pengampunan 
dosa kepada siapa saja yang bergabung dengan ekspedisi pasukan 
Salib lru. Dan bagi siapa yang rnati F dijanjikan masuk sorga. Karena 
seman Paus itulah, maka kaum Kristen sangat antusias menyambut- 
nya. Ratusan n bu orang bergabung dengan pasukan Salib. Bahkan, 
banyak >ang menjual hartanya dan menjahit sendiri tanda-tanda sa- 
lib pada baju yang dikenakan untuk ekspedisi ke Palestina. Paus 
Urban lis II menyebut musuh kaum Kristen irii sebagai "The S?fjtt\} 
Turki" \ "5\'[jiii] Turk* \ kata Paus, adalah bangsa barbar dan Asia Te- 
ngah yang bani saja menjadi Muslim, Bangsa ini tulah menaklukkan 
sebagian wilayah kekaisaran Impenum Kristen Byzantium. Paus 
mendesak agar para ksatria Eropa menghentikan pertikaian antar 
mereka dan memusatkan perhatian bersama, untuk memerangi mu- 
suh Tuhan. Bahkan, kata Paus, bangsa Turki jru adalah bangsa ter- 
kutuk dan |auh dan Tuhan. Maka, Paus menyenikan, "membunuh 
monster tak bertuhan seperti itu adalah sualu tindakan suci, adalah 
saaht kewajiban Kristiani untuk memusnahkan bangsa jahat itu dari 
wilayah kita." Dampak seman Paus itu memang luar biasa pada si- 
kap dan tindakan pasukan Salib di Jerusalem dan berbagai wilayah 
lain. Di Jerusalem, hampir semua penduduknya dibantai. Laki-laki, 
wanita, anak-anak, tanpa pandang bulu dibantai di jalan-jalan, lo- 
rong-lorong, rumah-rumah, dan di mana saja mereka ditemui. Para 
lawanan pasukan Salib kemudian dipaksa membersihkan jalanan, 
rumah, dan halaman Harum a I -Sipit if, dari puluhan ribu mayat ma- 
nusia Mayat-mayat manusia korban pembantaian itu [alu dibakar 
atau dibuang begitu saja keluar tembok kota. Ketika FukhrmfChart- 
rw datang ke Jenisalem dengan Baldwm L beberapa bulan setelah 
peristiwa pembantaian itu, bau mayat manusia yang membusuk 
masih menyengat udara Kota Jerusalem. la menyatakan, bahwa bau 
busuk menyengat di seputar tembok kota, di dalam maupun di luar 



yang berasal dan mayat orang-orang Saracens-sebutan orang Hropa 
terhadap kaum Arab /Muslimin ketika itu, Fuklnr o/ Cluirtro bur- 
kata, "Oh, betapa busuknya ban di sekitar tembok-tembok kota, Ji 
dalam maupun di )uar r yang berasal dari mavat-mayat orang Sara- 
cens yang membusuk yang dibantai oleh kawan-kawan kita ketika 
penaklukan Jern salem, tergeletak di manapun mereka tertangkap," 4 
Masyarakat Barat, dalam sejarahnya, hingga kmi memang sa- 
ngat menyukai legenda dan mitologi. Crnz mencatat, berbagai le- 
genda tentang Lslam dan kaum Muslim hidup subur dan tersebar di 
masyarakat Barat, meskipun ketika itu, pasukan Salib sudah menge- 
na! dan berinteraksi langsung dengan kaum Muslimin dalam tempo 
yang sangat panjang, Menurut Cruz, orang-orang Kristen Barat lebih 
suka mendengar legenda yang sebagian besar diba^va pulang oleh 



J K a ru 1 1 A m 15 tron ^ -A Htf tv >y o/ /f nj5rt) ?n\ Ottr d t v . 'O 1 nr Fit 1 1 f\*. { Lo nd on 1 la rpe r Co I bn* 
PublKhurs, t W), hlm 3-1, 29 l ) t Ameer Ah. A $h&rf Hi?)onj af Uff $va!ft\^ frsk'w LX'Lhj, KaUib 
tthavan, Fiji), hlm 322>j?6f Mu^ldla A llhmi "Olftfiifri fvm^tU^i U&*»U$? A0\ tUUiti K\ 
Asali {t J ], Imutitvwt m HirtAiv <F^e\ Amrpiuh Publiiihnig I ld, |^$9j^ hlm. lVJ-1 -II ^t-ha^ai 
catatan^ tindakan pasukan Sahh itu satini berbeda dengan hnd.iLw Shalahudin a I -A 1 , "vubi ke- 
tika merebut kembali h-Tusalrm pada tahun IIS7 Shalahuddin ban vak memberikan pcriiram- 
pujvan ktpatta pasakan Si Uh tt*n iuHiiJ-tyinya Ih htiw&h bhaliilmUdin, Terusil tt-m menjadi 
tempat y&hp, amanka^i kaum Yahiidl danKnMen Ki-tikj itu SIuLihuddui tfumbawa kembali 
banyak orang Yahudi ku furuMlem dan melicinkan mtfrvka tinjui I di Mina 'J ilwL Karun 
AriiisImnjL A Hj^ljry qf JfruiMfriil hal 2*«, ]tigi». Siank'V Ljrtu-Pwk r 5*Jfo*fril (PtfJ 71 K' Ffitt ot Th< 
Ktngdvt/i tif fvniStiltm, iLiindtm QaH Puhli*lu>r». NJ, IYKt| Kamit AfMU^tmi^ Ji'ga memuji 
sikap Umar bin JChdtah yanft sangat toleran saat padukan \n\gm\ menguasai h'rusalem, lahan 
ha^i la nvmeatat: "Lfm.Tr ju^a men^'k^prvMkan sikap ideal kasih >avan^ daii penganut {afrv 
mal munoloislik dibandingkan dm^n ycmv* penakluk JvrU^It'lH Ijimpi'/i, denyan kinmntf- 
kman perkecualian pa^La Raja Daud. la memimpin riahi penaklukan y*ir\g <an#al damai da.11 
tanpa telesan darah, sanc, Kota itu belum pernah menyaksikannya sepanjang ^ej*jjrahiij*4 van^ 
pantai- dan *eniuj tragis Saat keuka kaum KnMuu menyerah, udak mU pembunuhan di Wa^ 
hdak ada penghancuran pmperb, tidak adi pembakaran stinbcilr«lmLnil ii^m.1 lain. hdjk ada 
pengusiran atau pengambilalihan, dan tidak ada usaha untuk memakna penduduk J^rusalcm 
mumeluk Islam Mka sikap n^spok [crhadap penduduk yang d Ituklukkan drtn K<Hii [arusalrm 
itudi|adikan ^ebapai tanda inte^ribiskekiiatan nn*nnteistik„ maka fslam I rial 1 meniLitainyA un- 
tuk ma^i van^ p^nfan^ dt JenisaK-m, dengan ^wiii^at baik k'Ukima {Unwr al& wprr&toi tfw 
*n 3 ii tff&*w r/f utdi) qf i.*Qmi#r$$t$}\ morp thtin stny prn n kiis to^fw vf JLvttfrtffm rt*tih)fii. f pfrHhirvMy}^ 
U m rf Kwg Harui. Hr prrsbtnf Mr fiw mo^i peaafui w& H#&lli*>i \!&?\i\\mi tluir tJurittyhTityrt tfl 
ftcti f n ih hn$ ftfui tifk'tt fmgti htzlvry. O'UV ^v ChiffliAii hiui sstnmiU'rfJ. flwti* ii*,\* titi hfim$ tto 
itatfinfuirt vf lirofwrtyy m btitmtfj; ftfnitit rtfftjotff symlioh, ^u e^mHiOn itffMiwpntitt&if, and \w 
\\lh*rnfi U) forte fiw mhfikiWnt* to i^brutr kforn. f/n r^wrf fut tlir iwwt$ Wuitnit* M' Ih*' tititu a 
$i$n \V i^h\nt[f dftUtithiltu'Wlji lliilivr, isJnnl Ufi& l^iin tf* h/t£ Wnirw /11 }rru^i!r\n [k*n, uvil ittiknil 
fKan-^ Arsmlran^. '1 Hi<!$nj *f frntAihm, hlm 22&$ 



para prajurit dari Tanah Suci. 

Misalnya, legenda bahwa Ida, seorang janda pasukan Salib di- 
kawini seorang Muslim dan menurunkan seorang anak bernama 
Zengi (Nuruddin Zengi), pahlawan Islam yang kemudian berhasil 
membalik situasi Perang Salib menjadi kemenangan di tangan kaum 
Muslimin, menyusul kejatuhan Edessa, tahun 1144. Zengijuga pa- 
man dan Shalahuddin al-Avvubi, seorang keturunan Kurdi yang juga 
pahlawan Perang Salib terkenal. Ada juga legenda tentang Hleanor 
of Aquitaine yang diisukan memiliki nffnir dengan Shalahuddin al- 
Ayyubi saat ia menemani suaminya, Louis VII, dalam Perang Salib 
II. Ada pula legenda tentangShalahuddin yang dikabarkan merupa- 
kan keturunan dari anak perempuan Cuitnt of PiMithifii di Utara Pran- 
cis. Juga, legenda bahwa Shalahuddin telah dibaptis pada akhir ha- 
yatnya. Legenda, bahwa Domc ofthc Rock di Jeru salem menyimpan 
banyak berhala sesembahan kaum Mualim. Dan bahwa di Mekkah, 
ada seorang pendeta murtad bernama Nichulas, yang dijadikan se- 
sembahan oleh kaum Muslim. 

Perlu dicatat, bahwa kegemaran bangsa Kristen Darat mende- 
ngar legenda ketimbang fakta-fakta yang nyata, tampaknya berkait- 
an dengan sejarah masyarakat Yunani yang hidup dengan berbagai 
legenda dan mitologi. Jan Uremmer, dalam buku Interpremiom of 
Gnvk MiffJiologu, mencatat, bahwa meskipun masyarakat Barai su- 
dah tersekulerkan dan membuang habhal yang supranatural, namun 
mereka tetap memelihara cerita-cerita tertentu sebagai model peri- 
laku dan ekspresi ideal negara. Meskipun berbeda, Masyarakat Iba- 
rat memiliki banyak kesamaan dengan masyarakat Yunani. Sebagai- 
mana masyarakat Yunani, mitologi juga banyak menarik bagi ma- 
syarakat Barat- 

Apakah yang dimaksud dengan Gnrk Mythohgi/? David Beb 
lingham, dalam buku An hitroduetion to Grcck Myiltologi/, membuat 
deknpsi sederhana tentang hal ini. Kata mitos (tuyth) berasal dari ka- 
ta Yunani kuno "muthos" yang asalnya berarti "ucapan", dan kemu- 
dian berarti "cerita oral atau tertulis". Sedangkan "Legenda" (itgend) 
biasanya terkait dengan peristiwa nyata, tetapi mengandung unsur- 
unsur yang terkait dengan mitos, Salah satu legenda terkenal dalam 



^jAri J4rrmnUT b'Wn'A'Ullwtt* f$ Cw», Mj//iilirJ£HM, I Lundurt KtfwUJudtff, lUBGMUm ? 



tradisi Yunani adalah cerita tentang Perang Troya yang mencerita- 
kan kepahlawanan Adules dan Agamcmnon. Pengaruh mitas-niitos 
Yunani terhadap masyarakat Barat dapat dilihat dari ban vaknya isti- 
lah atau nama-nama vang diambil dari nama-nama dewa dalam mi- 
tologi Yunani, seperti Titans, Eros, Aerher, Uranus, Eilectra, 1 lera, 
Apollo, Mars, Hermes. Apollo, vang dijadikan nama pesawat per- 
tama Amerika Serikat ke bidan, adalah dipuja sebagai dewa rasio- 
liaL dan diasosiasikan dengan budaya dan musik la digambarkan 
sebagai pria tampan yang memiliki banyak attair dengan laki-laki 
maupun wanita. Menurut mitologi Yunani. Dewa Apollo, dilahirkan 
di pulau Delos, vang hingga kini masih disucikan. Dalam perjalan- 
annya ke Delphi, ia membunuh seekor ular besar yang disebut de- 
ngan 'Python'. Hingga kini, di Delphi masih terdapat sisa-sisa kuil 
yang disebut sebagai kuil Dewa Apollo. I lermes, anakZeu>, |uga di- 
gambarkan memiliki banyak ii/fir/r, seperti Apollo. Ia pun dikenal se- 
bagai Dewa para pencuri, Ketika ia lurnbuh besar, Zeu5 menjadi- 
kannya sebagai utusan para dewa. 1 lanva Henti e>i yang memiliki 
izin bebas lewat antara Gunung Olympus, dunia, dan 'underwnrtd*. 
Dari nama Hcrmcs kemudian diambil istilah *hermoncutika\ sebuah 
metode menginterpretasi Bible Kristen sebagai terobosan terhadap 
persoalan-persoalan vang dikandungnya. Cerita-Cerita dalam mito- 
logi Yunani memang dipenuhi dengan unsur seksual dan perseling- 
kuhan, baik diantara para dewa maupun antara dewa dengan ma- 
nusia. Mitos-mitos itu hidup di tengah masyarakat Yunani, meski- 
pun sebagian mereka ]uga mengembangkan pemikiran tentang hlsa- 
t'al dan ilmu pengetahuan alam. Di masa modem, Barat pun me- 
ngembangkan niitus-mitos yang mirip dengan mitologi Yunani. 
Cerila tentang St ip&rmai ) dan Wondmoomati > misalnya, mirip dengan 
cerita dalam mitologi Yunani. Womirnvomvu yang diperkenalkan 
oleh Charles Moulton, identik dengan cerita Diana dalam mitologi 
Yunani. Supenwit, yang tidak dapat dilemahkan kecuah dengan 
Krypronite Hijau, mirip dengan kehebatan Achilles yang tidak dapat 
dilukai kecuali pada tumitnya/' 

Bisa dibandingkan, bagaimana produktifnya masyarakat Yuna- 



n Daud BHlmjrknm, /Lt htii-orfuctteu t&Gnvh MyUr$lQ$u. (Uinduii' Quintt*f PublLsliing Lu l # 
1955) 



ni dalam memproduksi mitos-mitos dongan masyarakat Barat da- 
lam memproduksi berbagai mitos. Bisa disimak, bagaimana pesat 
dan berpengaruhnya industri lilm di Barat, y^ng pekerjaannya juga 
banyak memproduksi berbadai mitologi dan legenda, yang ternyata 
begitu disukai masyarakat Barai. Film-film yang menjual mitos dan 
legenda, semisal Ghost, Ramho, Robin Hooci< Batumu, Sttpe?tfimf f Spii£tr- 
itimt r dan sebagainya. Film Tmy yang bercerita tentang legenda ke- 
pahlawanan Achiles dan Agammcmnon, di masa Yunani kuno, laris 
manis diserbu penonton di gedung-gedung bioskop Kuala Lumpur. 
Penonton harus rela antn untuk dapat menikmati film yang dibin- 
tangi oleh Biad Pitt, Orlando Bloom, dan Fnc Barui ini Film Sptdcr- 
uiait 2, juga bukan main hebatnya dalam menyerap penonton. Sam- 
pai-sampai penonton dilarang membawa handphnne saat masuk ke 
dalam gedung bioskop. Sementara, sampai 23 Juli 2004, film Spid< l r- 
mu 2 telah maraup keuntungan 15 juta USD (sekitar Rp 140 milyar), 
masih dibawahperolehan film legenda Ciitivomau yang meraup 16,7 
juta USD, Film King Arthur f yang baru diedar beberapa saat, sampai 
23 Juli 2004, sudah meraup keuntungan 3,04 juta USD. Film Thr Pns- 
iion ofThi* d\ri<t yang begitu kontroversial, berhasil meraup keun- 
tungan 19,2 juta USD. sampai bulan Februari 2004, Film ini r meski- 
pun didadarkan pada cerita Perjanjian Dani, tetapi juga dibumbui 
dengan berbagai cerita yang sulit diverifikasi kebenarannya. Film 
trilogi Vw Loiii ofthe Ri\t$$ # mampu meraup keuntungan lebih dari 
2000 juta USD. 

Dalam tradisi masyarakat Barat, misalnya, juga sangat terkenal 
legenda dan mitos tentang Snnttt Claus dan Sunrtepit, dalam kaitan 
dengan Perayaan \atal atau kelahiran Jesus (Natus, nntnlis, dalam 
bahasa Latin berarti "kelahiran"). Cerita mi sama sekali tidak ada 
kaitan dengan agama Kristen. Tetapi, toh, tetap mendominasi suasa- 
na \atal di Darat dan berbagai penjual dunia lainnya. Setiap menje- 
lang dan selama berlangsungnya hari N a la L hotel-hotel, mal-mal 
memasang patung dan gambar Santa Claus, yang biasanya digam- 
barkan dengan pakaian merah dan topi merah berjambul. Bahkan, 
tidak jarang, ramai orang ikut-ikutan berpakaian ala Santa Claus. 
Cerita tentang Santa Claus sendi n sebenarnya tidak jelas benar Ko- 
non, ia berasal dari seorang bernama Nicholas, dilahirkan di kota 
Lycia, pelabuhan kuno di Patara f Asia Kecil). Nicholas digambarkan 



sebagai uskup vang ramah, suka menolong anak dan orang miskin. 
N'amun, legenda Santo Nicholas juga bercampur dengan legenda 
lain tentang 'pemberi hadiah' dari kalangan kaum pagan yang me- 
miliki kekuatan sihir vang menghukum anak-anak nakal dan mem- 
beri hadlah kepada anak-anak yang baik. Dia biasa menaiki kereta 
terbang yang ditarik rusa kutub, Namun, ada juga legenda tentang 
Siuty'rklmis vang menggambarkan orang h_ia berjanggut putih pan- 
jang berpakaian uskup menaiki kuda yang bisa terbang ke atap 
nima h, dibantu budaknya Swnrtr P iri. Sintcrkltin* datang tangga! 23 
Desember malam, ke rumah-rumah untuk memberi hadiah bagi 
anak-anak yang baik melalui cerobong asap, Gambaran Sinterkhtiis, 
yang berkulit putih dan pemurah kepada anak-anak, busa dijadikan 
sebagai bahan propaganda tentang kebaikan orang k Lilit putih Se- 
baliknya, budak hitam Swarle Fiot, pembantunya, budak berkulit 
hitam, digambarkan bersifat kejam, dan suka mencambuk anak-anak 
n a kak Karena sejarah kehidupan Nicholas tidak jelas, Paus Paul lis 
VI menanggalkan perayaan Santo Nicholas dari kalender resmi 
gereja Roma Katolik pada tahun 1969. Aula ]Uga Santa C la lis yersi 
Amerika, yang berasal dari Kutub Utara, Santa CJaus di AS adalah 
cipta andari Puhlk Rrlntum* M m in^cr untuk mempromosikan produk 
minuman tertentu. Karena orang Amerika tidak mau disebut rasis, 
maka Santa Claus di AS tidak ditemani oleh pembantunya yang ber- 
kulit hitam. 

Banyak kalangan Kristen yang prihatin 
dengan kondisi Perayaan Natal yang lebih 
menonjolkan legenda dan mitos tentang San- 
ta Claus, ketimbang sosok Jesus, Seorang 
aktivis Kristen di Indonesia, misalnya, me- 
nulis: "Mengenang maraknya perayaan 
Natal di akhir tahun 2003 yang lebih menon- 
jolkan figur Santa Klaus daripada figur Tuhan 
Yesus, sudah tiba saatnya umat Kn^ten .sadar 
dan menempa Ikan dirinya lebih berpusat 
Injil dan berhati Tuhan Yesus, dan tidak ma- 
kin jauh terpengaruh komersialisasi yang sudah begitu jatih diman- 
faatkan oleh toko-toko mainan, makanan & minuman, dan bisnis 
hiburan itu " (www.yabina.org). 




unlArtlas. pengaruh 
TTilIcJop 5*rat terhadap 



Bagian IL Cara Uimiar>riang Islam 1 7 7 

Sebenarnya, bukan hanya figur Santa Claus dan S uar tepi t yang 
bersilat mitos. Perayaan Katai pada 25 Desember pun sarat dengan 
mitos-mitos dan pengaruh paganisme, sehingga terus memuncul- 
kan perdebatan panjang di kalangan kaum Kristen. Remi Sylado, se- 
orang budayawan dan .seniman Kristen, menulis .sebuah kolom di 
majalah Gtftnh (27 Desember 2003). Judulnya "Gatal di Natal". Ia me- 
nuiis antara lain sebagai berikut. 

(1) "Sebab, memang tradisi pesta ceria Natal, yang sekarang 
gandrung dinyanyikan bahasa kereseh-reseh Inggris, belum la- 
gi terlembaga. Sapaan Natal, "Merry Chrishnas"--dari bahasa 
Inggris hama, Chrittt's MfitteM, artinya "misa Knshis"--baru ter- 
lembaga pada abad ke- 16, dan perayaannya bukan pada 25 
Desember, melainkan 6 Januari/' (2) "Dengan gambaran ini, ke- 
ramaian Natal sebagai perhitungan tahun Masehi memang ber- 
kaitan dengan leluri Barat, istiadat kafir, atau tradisi pagan, 
yang tidak berhubungan dengan Yesus sendiri sebagai sosok 
historis-antropologis bangsa Semit, lahir dari garis fb rahim dan 
Daud, yang merupakan bangsa tangan pertama yang mengenal 
monoteisme absolut lewat Yehvvah," (3) Saking gempitanya 
pesta Natal itu, sebagaimana yang tampak saat tni, karuan ni- 
lai-nilai rohaninya tergeser dan kemudian yang menonjol ada- 
lah kece ndeningan- kecenderungan duniawinya semata: antara 
lain di Manado orang mengatakan "makang riki puru poioteen 
muiung nki mabo" (makan sampai pecah perut dan minum 
sampai mabuk). (4) "Demikianlah, soal Natal sekali lagi meru- 
pakan gambaran pengaruh Barat, dan persisnya Barat yang ka- 
fir, yang dirayakan dengan keliru.*' 

Kritikan tajam terhadap budaya Natal dari kalangan Kristen itu 
sebenarnya sudah banyak dilakukan. Seorang pendeta bernama Bu- 
di Asab M.Diw, menulis artikel panjang tentang Natal berjudul Pro- 
Kontra Porautum Nattil, dan disebarluaskan melalui jaringan internet 
Pendeta ini membuka tulisannya dengan ungkapan: "Akhir-akhir 
ini makin banyak orang-orang kristen yang menentang perayaan 
Na tak dan mereka menentang dengan cara yang sangat fanatik dan 
keras, dan menyerang orang-orang kristen vang meravakan Natal. 
Kalau ini dibiarkan, maka Natal bisa berkurang kesemarakannya, 



dan menurut sava iLn akan sangat merugikan kekristenan. Karena 
itu mari kita membahas persoalan ini, supaya bisa memberi jawaban 
kepada orang-orang vang anti Natal " 

Jelas, ban vak kalangan Kristen vang "anti- Natal ". meskipun 
mereka tenggelam oleh gegap gempita perinya La n Malai, vang be- 
gitu gemerlap Di Malaysia, 27 Desember 2003. ada perayaan Matai 
Bersama di Lapangan Olahraga Kinabalu, Sabah, vang dihadiri ra- 
tusan ribu orang. Selain ada pawai lampion, nyanvi-nvanvi lagu- 
lagu Natal ada juga acara peragaan busana batik, vang dilakukan 
oleh beberapa peserta lomba ratu kecantikan dari berbagai negara. 
Acara ini disiarkan langsung oleh TV1 Malav^ia. Seperti halnva di 
berbagai belahan dunia lamn\a, sosok Santaklaus sudah jauh lebth 
popular daripada sosok Jesus Pohon cemara vang sulit dicari di Pa- 
lestina, sudah menjadi simbol Natal 

Sebenarnya, jika ditelusuri, kisah Natal itu sendiri ^angal me- 
narik. Bagaimana satu tradisi kali r {pagan j di w i lava h Romawi ke- 
mudian diadopsi menjadi tradisi keagamaan Kristen Ban vak litera- 
tur menyebutkan, bahwa Lingga I 25 Desembei memang merupakan 
hari peringatan Dewa Matahari vang di Romau i dikenal sebagai >tj 
hwtctu*. Setelah Konstan tin mengeluarkan the Ediet of Milan, pada 
313 M, maka ia kemudian mengeluarkan sejumlah pera t Lira n keaga- 
maan yang mengadopsi tradisi pagan. Pada tahun -21. ia memerin- 
tahkan pengadilan libur pada hari 'Mari Matahari " Uun-tiay) f vang 
dikatakan sebagai 'hari mulia bagi matahari". Sebelum n va, kaum 
Kristen—sama dengan Yahudi- -menjadikan hari Sal^biUk sebagai hari 
suci. Maka, sesuai peraturan KonsLmtin, hari ±ua itu diubah, men- 
jadi Sundav Sampai abad ke-4 M, kelahiran Yesus diperingati pada o 
Januari, yang hingga kini masih dipegang oleh kalangan Kristen Or- 
todoks tertentu, Namun, kemudian, sebagai penghormatan terhadap 
Dewa Matahari, peringatan Mari Kelahiran Yesus diubah menjadi 25 
Desember. 

Ada sebagian kalangan Kristen yang berargumen, bahwa [ang- 
gai 25 Desember itu diambil supava peravaan Matai dapat menyai- 
ngi perayaan kafir tersebut. Tetapi, apa yang terjadi sekarang, tam- 
paknya seperti vang dikatakan oleh Remi Sylado, bahwa peravaan 
Natal sudah didominasi oleh tradisi perayaan kaum kafir Maka, 
muncullah, di kalangan Kristen, gerakan untuk menenlang peraya- 



Batuan II Cara Memandang (siam 1 79 

a n Natal padu 2^ Desember Apalagi ada yang kemudian melihat, 
penciptaan tokoh Sifth*ridaa> r sebenarnya merupa ka n bagian dan 
rekayasa Barai imUik melanggengkan hegemoni imperialis tiknya, 
yakni ingin menciptakan citra, bahwa Barat adalah dermawan, baik 
hati, suka bagi-bagi hadiah, seperti Sintcrkltms itu. Begitulah bagian 
dan tradisi Kn.sten. 

Mencermati perilaku masyarakat Barat itu tampaknya pernya- 
taan Jan Bremmer perlu digarisbawahi, "Adalah kaitan mereka 
(masyarakat Barat) dengan Yunani yang menjadikan mitologi masih 
dicemari dewasa ini, karena betapapun berbedanya kita dengan 
bangsa Yunani, mereka juga banyak kesamaannya dengan k Ha/' 

MitHS-.Miln.s di /aman Modern 

Mil0*-mttos tentang I s tam tampaknya masih tetap hidup subur 
Jj Barat di zaman modern dan post-modern. Tahun W92, John L. Es- 
pgsiln menulis satu buku terkenal berjudul Thf l*huuk Tlircnt Myth 
m Rivhty? Wacana Lemang "ancaman Islam" (hlamic tirreat), memang 
gencar dimunculkan oleh media mas^a dan sejumlah tokuh dan pa- 
kar politik di Barai Menurut Fred llallidav, untuk mempertahan- 
kan dominasinya, kapitalisme tetap membutuhkan "musuh". Dan 
setelah musuh kapitalisme (komunis) berhasil dikalahkan, maka 
musuh vang sedang dicermati saat ini, diantaranya adalah Islam.' 

Tetapi, menurut Csinisito, penempatan Islam sebagai musuh 
Barat bukan hanya terjadi pada era pasca Perang Dingin, dan bukan 
hanya karena anggapan bahwa Islam adalah penghambat demokra- 
tisasi. Bagi Barat \ang lelah lama terbiasa dengan vLsi global dan ke- 
bijaksanaan asing yang didasarkan persaingan antamegara adidaya 
untuk mendapatkan pengaruh global, terlain menggoda untuk tidak 
mengidentifikasi ancaman ideologis global lainnya dalam mengisi 
"kekosongan ancaman' vang timbul karena runtuhnya komunisme. 
Kekosongan yang ditimbulkan oleh berakhirnya Perang Dingin telah 
dus i dengan rasa takut Yang berlebihan vang menganggap islam 
sebagai "ke raja an setan" yang bangkit untuk berperang melawan 
Tata Dunia Bani dan tantangan terhadap stabilitas global. Stnre Tal- 



rsTiuir Ciii/ii/wn? ilaLim baku Int^nmurnml Ri'i*M*m? Theory lotittu, 1^5 ^1 






bot menulis di Majalah Tim*, 25 Februari 19M1, bahwa bagaimana 
pun dan kapan pun perang berakhir, amarah Islam telah mengaiv 
cam stabilitas rezim-rezim prp-Barat tradisional dari Maroko sampai 
Yordania dan Pakistan. Menurut Esposito, para pembuat kebijaksa- 
naan AS, seperti media massa ( sering n\cmandang dunia Islam de- 
ngan pandangan picik. Mereka memandang dunia [siam dan gerak- 
an-gerakan Islam sebagai monolitik dan semata-mata dalam istilah 
ekstremisme dan terorisme. Patri ck J- Buchanan, dalam tulisannya 
"h Isimu tm Ent'my of tht* United Stntes?* seperti dikutip EsposHu, 
mencatat, "Bagi sebagian orang Amerika, vang mencari musuh baru 
untuk uji coba kekuasaan seteiah runtuhnya komunis m e, Islam ada- 
lah pilihannya." 8 

Mitos-mitos tentang ancaman Islam itulah yang secara konsis- 
ten dibangun pada era Pasca Perang Dingin, Mitos itu .semakin me- 
ngental pasca Peristiwa 11 September 2001- Ancaman terhadap Barat 
-secara fisik, sebagaimana dilakukan oleh sebagian kalangan Muslim 
dan berbagai kelompok anti-Kapilalis atau antbglobalLsasi— bukan- 
nya tidak ada. Tetapi, fakta itu kemudian bercampur dengan begitu 
banyak mitos dan legenda. Cerita tentang bahaya Osama bin Laden 
dan terorisme sudah begitu banyak bercampur dengan mitos dan 
melegenda^ Adalah sebuah mitos bahwa sebuah negara yang memi- 
liki kekuatan angkatan perang terkuat dalam sejarah umat manusia, 
seperti AS, justru menjadikan seorang Osama bin Laden sebadai mu- 
suh utamanya- Seolah-olah Osama mampu meruntuhkan negara 
adikuasa itu. Sejak pengeboman besar-besaran terhadap Afghanis- 
tan, tahun 200 L Osama bagai lenyap ditelan bumi, Tidak diketahui 
dengan pasti, apakah dia masih hidup atau sudah mati, Lagipula, 
ada logika yang perlu dipertanyakan, jika Osama dianggap sebagai 
musuh besar umat manusia, bukankah selama bertahun-tahun AS 
dan sekutu-sekutunya, Arab Saudi dan Pakistan, merupakan penyo- 
kong utama Osama bin Laden? Dalam kasus ini tampak kebijakan 
politik yang pragmatis bisa mengalahkan aspek ideologis. Perubah- 
an hubungan AS dan al-Qaeda menunjukkan, aspek ideologis dike- 
sampingkan, demi kepentingan temporal Meskipun al-Qaeda duki 






** Tnhn L EspuMln, Tufhlumalhnvt Mtrffi tir Rmftfy,, f New York. D\k>rJ UmwrMlv Pres*, 






Bagian I!. Cara Memandang Islam 1 8 1 

dibantu AS dalam menghadapi musuh bersama— Uni Soviet—tetapi 
setelah runtuhnya So\ iet, al-Qacda yang oleh pers Barat sebelumnya 
disebut-sebut dengan isulah "mujahidin", kemudian panti dimitos- 
kan oleh AS sebadai "musuh d Lini a" yang paling berbahaya. Bahkan 
seolah-olah lebih berbahaya dan lebih dahsyat kekuatannya ketim- 
bang Uni Soviet, 

Mitos ancaman terorisme Islam— khus Lisnya al-Qaeda— ini sebe- 
narnya lebih banyak berkaitan dengan masalah "kepentingan" {intf- 
re$t) t meskipun bisa dicarikan legitimasinya dalam sejarah konflik 
"Islam-Barat" atau "Islam-Kristen". Ancaman itu mungkin ada. Te- 
tapi, bahwa aI-Qaeda dicitrakan lebih dahsyat dan lebih berbahaya 
dari Uni Soviet dan sekutunya, tentu saja sebuah mitos. Ini ada kait- 
annya dengan mitologi Amerika yang menempatkan faktor "keta- 
kutan" sebagai hukum pertama dalam mitologi Amerika. 1 ' 

Guru Besar Sara h Laivrence College, Fawaz A Gergez meng- 
analisis, meski pemimpin-pemimpin AS setara resmi menolak hipo- 
tesis cfafh ofciviUziithtf< f tapi kebijakan Amerika pasca perang dingin 
tampak dipengaruhi oleh ketakutan adanya "ancaman kaum Islamis 
[Wmnist thrt'iity. Dalam pandangan Amerika, beberapa kaum Islam- 
is menampakkan retorika dan program yang menakutkan. Tapi, di 
samping itu kaum elit AS juga melihat adanya kelompok-kelompok 
Lslam yang 'baik" yang apolitis, yang moderat, dan pro-Barat seperti 
pemerintah Saudi, Mesir, Tunisia, Turki, Pakistan, Malaysia dan 
Indonesia. 11 ' 

Kebijakan pemerintah AS yang "paranoid" terhadap kaum 
Islamis mi mungkin |uga dipengaruhi oleh pandangan warganega- 
ranya. Pada tahun 1990, sebuah pallhtg yang ditujukan ke warga 
Amerika yang plural, menghasilkan pandangan terhadap Islam yang 



u Ziauddin S^rdar dan Mffrryl Wyn Da\ r it*s Afthfrti'itfi n^'rtm, G!n twi Ni$hfmiirf (Canv 
frrid^t 1 Lini Boir-ks Lld. 2lXMl, hlm. 21-2fc. Memirul kedua penulis mi, ada ltf hukum dnJam 
miliikici Amerika Uhi ten tn; , . f * ot Awnt.'&i frji/tho(tJ^y\ m vailvr ( M FtfiT & CSStnttjt. fiJ EsttyW h fJif 
wiisfri fc}t bttt\g f3i igflpnmiY :< te$, t4i Attu'nin ti fhe hii\\ Ot mUon f 5} Dcmo£rQU±Mioi\ of fivty- 
\hiT$ j< thf l'^i'jni' rfAiutrrtir, i6) Ami'nemi deniOL-mcy /i/k Ihi' ugh) Jej bf itnpmuf and iwprpw tf***lf 
\kiGtih tmpiir. i "i Clnsmsr i> ihr ivp^'Ti" g/ tUe rmpirci&k C-elebnty « tlw i-otmnem runYiny fffftnpirr i9t 
VViir ;* m\ f$>tfy \VJl Amirnnn tntitttj&n u ml hi$tory<irc nnrrrrsnl mr^jurs npplrtablr ncmss aU hme 

tJRti FjSIi'r. 

111 F^u-5/ AGct>;kj, AtiU^ti-fl iviti FvhtiLti! islam. UtKlr^ftitltUr^ u r CM p ijf lufnrtts. (Cam- 



"nggatil". Polliug itu menyimpulkan, "Orang-orang muslim cende- 
rung fanatik dan Agama islam adalah agama vang anti-demokrasi.' MI 
Dengan kata lain, bagi rakyat Amerika (non-Uam), Islam dilihat se- 
bagai sebuah kebudayaan yang antagonis dan sebagai sebuah an- 
caman bagi kepentingan dan nilai-nilai kebudayaan mereka. 

Sikap kaum intelektual Amerika terhadap kelompok Islam po- 
litik, dibagi dua olehGerges. Yaitu, kelompok konfrontasionis dan 
kelompok akomodasionis* Kelompok konfrontasionis adalah ke- 
lompok cendekiawan yang menggolongkan Islam- vakm kelompok 
Main fundamentalis— seperti kelompok totalitarian komunis yang 
anH-demokrasi dan sangat anti-Raral Intelektual vang berpandang- 
an seperti ini d ian taranya adalah Bemard Lcwis dan Gilles Ke pel - 
Juga H Linting ton. Hunlington misalnya, bahkan menyimpulkan Is- 
lam setara intrinsik adalah nomdemokratis. Menurutnya, negara 
Arab yang melanjutkan demokrasi hanya Lebanon pada pennde 
Kristen Lebanon. "Bila Muslim meja d i mayoritas, maka demokrasi 
di Libanon akan kolaps," kata Iluntington. 1 - 

Kaum intelek konfrontasionis ini menganggap pertanmgan an- 
tara Islam dan Rarat hdak hanya pada kepentingan polilik dan mate- 
ri, tapi merupakan clnsh kebudayaan dan peradaban. "Ancaman baru 
i lu sama jahatnya dengan Imperium Jahat yang lama (maksudnya 
Turki U temani)," kata Charles Krautharnmer. ilmuwan AS lainnya. 

Terhadap Islam, beberapa ilmuwan Amerika (seperti Indyk, 
Kirkpatrick dan Miller), berkesimpulan: 

Pertama, Orang Arab atau Muslim telah diberi peluang untuk 
memilih pemerintahan secara bebas tetapi mereka memilih peme- 
rintahan ntokrasL Kedua r Islam polilik secara alamiah adalah anti 
demokrasi dan anti Barat. Ketiga, tidak seperti kelompok masyara- 
kat lainnya, kaum Muslimin tidak siap untuk demokrasi Keempat, 
pembangunan regim yang otoriter adalah pilihan lebih baik dan pi- 
lihan jelek dua setan tflw least oj tivo ep/fr-- maksudnya setan yang 



11 Fnwii^ A Gi'r}j(i a s Atnt*tit"*i Atid pniiif.a! Muttt, liJni F, pr^tinj; ini Jilat-.*>aiidkjii *i!Wi Sur 
u v i Ropor (Jli.Ii iWj, Knnin I i"k Angola Tiru<N f iwv £ui*W bcffrima nnrnr.i \mrru\in M»> 
I mi ('niiivil dan 7i)jjhy Crnup O^V fi.iJLip i Okii^r 14*141 J n n Sursyi ^mt'rt^nii .Arab ln>h 

*- r-itony A Ccr^«, APirTMittni Poiihutl kitim, hlm- 22. 



lainnya adalah [siam fundamentalis) dan karena itu AS nu^ti tenis 
menyokong rezim yang otoriter itu. "Jadi meskipun banyak kaum 
konfrontasionis merasa pemerintahan Timur Tengah memperlaku- 
kan rakyatnya secara buruk, tapi rezim-rezim itu telah membantu 
AS untuk menetrallsir Lslam radikal—Islam politik—dan juga melin- 
dungi kepentingan AS/' kata Gerges- Bahkan intelektual Peranris, 
Maxime Rodinson menyatakan bahwa kaum Kristen Barat melihat 
Dunia Muslim sebagai sebuah bahaya sebelum mereka melihat 
problem sebenarnya. Begitu juga scjiiwaran Inggrrs, AlberL I lourani 
melihat Islam sebagai agama yang salah dan Muhammad bukan Na- 
bi serta Islam dikembangkan dengan pedang. Menurut penulis Is- 
rael Haim Baram, sejak hancurnya Uni Soviet dan komunisme, pe- 
mimpin-pemimpin Israel telah mengusulkan kepada AS dan Eropa 
untuk berperang melawan Islam tundamenlalis- Awal 1992, Presi- 
den Israel Herzog di depan parlemennya menyatakan.. "Penyakit 
(Islam Fundamentalis) sedang menyebar secara cepat dan merupa- 
kan sebuah bahaya tidak hanya untuk masyarakat Yahudi, tapi juga 
bagi kemanusiaan secara umum (The Guardian, 19 Juni 1992)/' 

Dalam kunjungan-kunjungannya ke AS, PM YiUak Rabin sering- 
kah menggunakan istilah "Bahaya Islam'' {hUimic Peri t) untuk me- 
yakinkan warga Amerika bahwa Iran adalah sama bahayanya de- 
ngan Moskow di waktu lalu, Begitu juga mantan PM Shimon Peres 
menyatakan, "Setelah tumbangnya komunisme, fundamentalisme 
telah menjadi bahaya paling besar di zaman kita." Peres juga me- 
nyebut ancaman fundamentalisme Islam itu seperti perang melawan 
setan Nazismedan Komunisme; 13 

Dan menurut seorang pejabat senior Departemen Pertahanan 
AS, pendapat-pendapat pemimpin Israel tentang Islam itu sangat 
mempengaruhi pejabat-pejabat AS. Politik luar negeri Amerika, me- 
nurut mantan anggota Kongres AS Paul Findley, memang banyak di- 
pengaruhi oleh lobi Israel, Pengamat terkemuka AS, WilliamQuandt 
mengakui, sebagian besar kebijakan politik AS menyangkut konflik 
Arab Israel dirancang oleh Israel atau para loyalisnya . Menurut 
Quandt, dalam setiap diskusi untuk mengambil ke p utusan me- 
nyangkut Timur Tengah, Israel atau para loyalisnya selalu diberi 



■^ frn%*;> A O'^ls, stnri») | irii miA Pahtwiit idam, hLtiv S2 



peluang memberi pengaruh terhadap suatu kepulnya n vang akan 
diambil. 1 " 1 

Mal vang sama juga diungkap mantan pejabat tinggi di Deplu 
AS, Arthur Lnivrie. Menurutnya, para loyalis Yahudi berada di balik 
pemerintahan B i II Clinton dalam sanksi ekonomi terhadap Tran ta- 
hun 1995 dan tindakan keras terhadap gerakan-gerakan Islam politik, 
Selain itu, pemerintah AS juga senantiasa menentang keras upas a 
negara-negara Islam untuk memperoleh senjata non- konvensional 
atau senjata pemusnah massal. Karena itn r Amerika terus menekan 
Cina, Rusia dan Korea Utara, agar lidak mengekspor teknologi sen- 
jata non- konvensional itu ke negara-negara Iran, Irak. Libva, Sunah, 
Sudan, dan lain-lain. Sementara itu, kaum Intelektual akomodasio- 
nis AS, menolak anggapan kaum konfruntasionis bahwa kaum Is- 
lamis adalah inheren anti -Bara t dan antidemokrasi Mereka mem- 
bedakan antara aksi-aksi politik kelompok Islamis dan kelompok 
minoritas ekstrimis Islam. Di antara intelektual vang kritis kepada 
pemerintah AS dan bersikap adumodatif terhadap Islam, adalah 
John L Es posi t o, Nuam Chomsky, dan Lcon T, 1 1 ada r 

Menurut Esposito, gambaran ancaman islam yang monolitik 
baik di masa lalu maupun ^e karang, vang terjadi d j Barat, telah me- 
misal! ka n realitas sejarah Muslim sesungguhnya. Islam sesungguh- 
nya jauh dari anti demokrasi dan selain itti timbul perbedaan inter- 
pretasi— di kalangan Muslim sendiri— tentang demokrasi dan dikta- 
tor, republik, mnnarkhu juga tentang kelenturan terhadap norma- 
norma tradisi Islami 

Kaum akomodasionis juga mempertanyakan komitmen Barat 
terhadap pemerintahan Islam vang menerapkan demokrasi. Robin 
Wright di Las Angt*lf$ Ti?m** r menyindir sikap pemerintahan George 
Bush (senior) yang dijuluki "polisi dunia" pada demokrasi yang ter- 
jadi Aljazair, la mempertanyakan kenapa Bush berdiam diri terhadap 
penundaan proses demokrasi Aljazair (pembatalan pemilu, karena 
d imenangkan oleh FIS) padahal dimana-mana AS aktif melakukan 
kampanye pluralisme. Intelektual lain, Jochen Ilippler mengkritik 
kebijakan Barat yang menentang "Islami c Bomb" karena ketakutan 






N ] Lirinn Kempai 21 Nnpembor 20D1 

,_J Fawait ACerpfs, Arm-riititnnt Fohtivai {>!itm hlm 2^, 



pada negara dunia ketiga yang mencoba keluar dari dominasi nega- 
ra ^upev puwt'r. 

Kaum akomodasionis juga melihat bahwa Islam politik adalah 
produk dari tekanan yang keras pada bidang politik dan sosial eko- 
nomi. Islam bukanlah sebuah ideologi yang radikal utopis, sebagpi 
anggapan kaum konirontasionis- Mereka menyatakan, gerakan-ge- 
rakan Islam dengan variasi yang "berbeda, didasari motivasi untuk 
pembebasan dari tekanan politik dan ekonomi. Kelompok Isi amis 
ini, memang menentang terus berlangsungnya dominasi Darat pada 
dunia Islam. Mereka juga mengkritik kebijakan Washington yang 
mendukung rezim di Timur Tengah yang korup dan represif. Di 
samping juga dukungan AS untuk Israel, yang menyebabkan Mus- 
lim di dunia ini menentang habis-habisan Amerika. Intelektual ako- 
modasionis ini malah menyarankan pemerintahan AS untuk tidak 
menentang penerapan hukum Islam atau gerakan-gerakan aktivis 
Islam, selama program mereka tidak mengancam kepentingan vital 
Amerika. "Kaum Jslamis yang dominan sekarang ini, merepresenta- 
sikan sebuah tantangan daripada ancaman kepada AS dan sekutu- 
nya di Timur Tengah/' kata Gerges. 

Pendapat para intelektual akomodasio- 
nis dengan kontrontasionis memang sering- 
kah bertentangan. Dalam serangan Amerika 
ke Afghanistan, \oam Chomsky salah se- 
orang intelektual akomodasionis, menge- 
camnya. Professor Linguistik ini menyaran- 
kan Amerika lebih mengevaluasi kebijakan 
luar negerinya dan memahami kemarahan 
Osama atau Dunia Tslam daripada main bom- 
boman. Chomsky menyalakan, 




Noam Chomsky 



Seperti pihak-pihak lain di kawasan ini, Bin Laden juga me- 
radang karena dukungan panjang AS alas pendudukan brutal 
militer Israel yang sekarang memasuki tahun ke-35: intervensi 
diplomatik, militer dan ekonomi yang menentukan dari Wa- 
shington; mendukung pembantaian, serangan yang keji dan 
destruktif selama bertahun-tahun. Dan seperti yang lain, Bin 
Laden membedakan (mengecam) dukungan yang diberikan 



Washington dai tim kejahatan-kejahatan tersebut dengan serbu- 
an AS-Inggris terhadap warga sipil Irak, sang telah menghan- 
curkan masyarakat dan menyebabkan ratusan ribu orang tewas 
sementara terus memperkuat Saddam Husscin-vang menjadi 
sahabat baik dan sekutu AS-Inggris dalam melakukan tindakan- 
tindakan kejam termasuk pemusnahan suku Kurdi. Ini me- 
rupakan tindak kekejaman yang tidak mungkin terlupakan oleh 
rakyat di kawasan itu, meskipun seandainya Barat memilih 
untuk melupakannya, Sentimen tersebut sudah sangat tersebar 
luas/ 1 

Dalam wawancara dengan radio 092 Bclgradc itu, Chomsky 
mengkritik pemerintahan AS yang tidak mau Susah-susah memaha- 
mi latar peristiwa J l September itu, Lanjutnya- "AS dan kebanyakan 
negara Barat, lebih suka mendengar versi yang lebih menyenang- 
kan. Mengutip analisis utama Nru 1 York Tihtc< (edisi 16 September 
2001), para pelaku kejahatan itu bertindak atas dasar Kebencian pa- 
da nilai-nilai vang dijunjung tinggi di Barat, seperti kebebasan, tole- 
ransi kesejahteraan, pluralisme agama dan hak pilih"." 1 " Uraian 
Chomsky ini memang sangat berbeda dengan uraian-uraian yang 
dikemukakan para pakar politik AS lainnya, misalnya komentar pa- 
kar politik dari Universitas Ohio, William Liddle. Bila Chomsky me- 
maparkan aksi 11 September itu agar pemerintah Amerika "meng- 
evaluasi" kepada kebijakan-kebijakan luar negerinya, Liddle me- 
lihat kejadian hancurnya WTC dan Pentagon itu sebagai perang 
terhadap A5. r 

Dengan kata lain, Liddle sebenarnya ingin mengatakan perang 
harus dibalas dengan perang. Begitu pula Lndonesianis lainnya, 
Donald K, Emmerson juga menyetujui dilancarkannya perang ke pe- 
merintah Afghanistan -karena dianggap melindungi Osama bin 
Laden dan jaringan al-Qaedanya. Intelektual konfrontasionis, Em- 
merson, menyangkal pendapat Chomsky dengan menyatakan "Pem- 
bantaian September bukanlah usaha perdebatan soal kebijakan luar 
negeri- Itu usaha membuat keganasan.... Namun, apa yang terjadi di 



Tl> Noam Chomsky "M/r/m^ Teriak Mt/jhj- Amerika zr,n$; 7i. ,r rv^ ? " (Bandung- Mi/A?i, -{'t'l ) 
1 7 Radio BBC, 12^plL-iTUvr:noi 



AS pada 11 September pun membutuhkan jawaban militer/" 1 * 

Intelektual k n Lis lainnya, John L. Espositn, menulis artikel me- 
narik yang diterbitkan ^itus kfmjiaiiinu'.wt berjudul Atnmtns Nt l w 
Critit: lhttier$ltindin$ tlw Mitstun's World, la mengajukan pertanyaan 
penting bagi masyarakat Barat "Mengapa umat (siam membenet 
kita (Wh\/ do thti/hate \tx)? T \ Berikut jawaban Esposito sendiri 

"Adalah waktunya kita menvadari bahwa mereka melihat lebih 
banyak dari yang kita lihat Anti- Amerika tidaklah muncul ha- 
nya karena fanatisme yang luar biasa terhadap agama yang di- 
yakininya, tapi juga karena frustasi dan marah melihat domina- 
si politik Amerika di dunia Muslim, Tidak seperti yang lalu* 
lalu, kini mereka menyaksikan tiap hari kekejaman dan keke- 
rapan yang brutal di Palestina, d i mana Israel menggunakan 
senjata-senjata yang dipasok oleh AS dalam aksinya itu— seperti 
pengunaan pesawat Flfrdan Helikopter Apache oleh Israel/' 

Esposito juga menyatakan, kebijakan luar negeri AS selama ini 
sangat mengecewakan dunia l.slam, baik di Kosovo, Kashmir, 
Chcehnva, Bosnia dan lain-lain. Akhirnya, berlawanan dengan Env 
truenson, Esposito menyarankan agar AS menguji kembali kebijakan 
luar negerinya. "Karenanya, ini saat yang kritis untuk mengadopsi 
Strategi jangka panjang maupun jangka pendek yang didasari pada 
pengujian ulang kebijakan luar negeri A? dan keterbukaan untuk 
menekan sekutu-sekutu kita, dan untuk menantang diri kita agar 
mempertimbangkan kembaU berbagai kebijakan, strategi dan taktik 
yang mengakibatkan konflik dan benturan yang akan dihadapi ge- 
nerasi mendatang/' demikian Esposito. l " 

Soal sikap mendua atau penerapan doithlr ttandart, bukanlah 
hal bani bagi AS. Dalam kasus Sudan misalnya, Washington mela- 
kukan tekanan yang keras dengan menjatuhkan sanksi ekonomi ke- 
pada pemerintah Oma r I Jassan Al-Bashir di Sudan. 1 lal yang sama 
tidak dilakukan AS ketika Mus hara f mengambil alih pemerintahan 
dengan men g kudeta presiden Nawaz Sh^rif (tahun 200UJ. Masalah- 
nya.. Kassan Bashir dianggap a n H- A merika r sehingga dikhawatirkan 



l v Maulah TWv/tfj "J I OkiiiU'r 2\M\ 



Sudan akan menjadi kekuatan fundamentalis Islam yang Lwu. Ba- 
sliir dianggap terlalu dekat hubungannya dengan Front Nasionalis 
Islam pimpinan Hassan Turabi. Sedangkan Musharaf adalah jende- 
ral sekuler dan mau tunduk kepada Amerika . Tekanan dari Wa- 
shington itu akhirnya memaksa Osama bin Laden yang tinggal di 
Khartourn .saat itu, harus meninggalkan Sudan tahun 19%. Waktu 
itu, Amerika juga menyerang Sudan dengan menghancurkan pabrik 
farmasi Asy-Syifa dengan rudal-rudalnya, dengan atasan sebagai 
balasan atas pengeboman Kedubosnya di Kenya dan Tanzania. 

Amerika Serikat, menurut Sardar dan Davki "Ada gagasan 
sebelum ia jadi negara, negara itu kemudian dibentu k dengan mulus 
menjadi gagasan berikutnya. Gagasan tentang Amerika diciptakan 
oleh kepentingan p ubi isi tas, PR dan propaganda dengan maksud 
tertentu/' 20 Maka, bisa dipahami, bahwa dalam kehidupan di AS, 
propaganda dan penciplaan mitologi adalah bagian dari kehidupan 
sehari-hari, Bisa disimak, bagaimana berbagai mitos tentang ke- 
jahatan Talihan tiba-tiba bermunculan sekitar setahun sebelum se- 
rangan terhadap Afghanistan yang menjatuhkan Talihan. Padahal, 
mitos-mitos semacam itu belum muncul ketika Taliban masih ber- 
sahabat dengan AS, termasuk ketika duta besar kelilingnya me- 
ngunjungi George W. Bush yang kata itu menjabat Gubernur Texas. 



♦ ♦ ♦ 



* p /iauddin Sandar dan MittvI Wyn Diivit'5, Amrru jni Drmm. Giofoll Nitfilrrtfw. Mim Z I . 



Trauma dan Islamofobia 



'Tar ftlmo$t n thi}u$(md i/tttrs .-.. F-urop^ims luufrr tonsttvil threat fwm Islam.' 
Bcrnard Lewis 




alam kaitan dengan sejarah hubungan "Islam- Barat", 
banyak peristiwa sejarah yang masih menjadi memori 
kelabu dalam memori kolektif Barat Jika peristiwa iUi di- 
ungkit atau dibangkitkan, maka mereka dengan mudah akan meng- 
ingatkan dan membangkitkan kebencian bahkan kemarahan terha- 
dap Islam. Perasaan antMslam dengan mudah tersebar luas di ka- 
langan masyarakat Barat, Misalnya, istilah CVii&Kfr #tau Perang Salib. 
Para politisi yang ingin meraih dukungan masyarakat Kristen, sa- 
ngat mungkin melakukan aksi penggalangan emosi masyarakat Ba- 
rat dengan mengeksploitasi adanya ancaman Islam. Misalnya, peris- 
tiwa 11 September, jika dibandingkan dengan serangan Jepang ke 
Pearl Harbour dalam Perang Dunia IL Pearl liarbour Hdak serta 
merta membentuk memori kolektif "anti-jepang" atau "anh-Shinlo". 
Peradaban Barat memang tidak dapat dipisahkan dengan un- 
sur Yahudi-Knsten (judco-Cliihtinn), karena keduanya merupakan 
unsur-unsur penting yang membentuk peradaban Barat saat ini. 
lluston Smith menyebut, peradaban Yahudi (Jcwi<h Civilizatiwi}— 



Wajah Peradaban Barat 189 



I SnmuH P J luntinRkirv Clssli ofCwiitzaiious iinJ rfo Rwuifons vf World Oifr'i. (NVw Vork: 
Touchtont 1 Btioks. Ivyfc», hlm 4T--JS; 1 IwiKtyn Sftiitti, Htt UWW s Mijf/on?, (New York T larpor 
CollinsPubLisliLTj l l W1i Mm. 271 

? Wiiiiamll McMl-iII ThrPterty \hc \Vr& t {\jLinihm;TlwUn\vm\lyn\C\\Ka$0 l'rci*. l^j. 
htm S3M3W 

J IIunLinj^nn, W^y .d/i- W3r\ 77rr Ouilhnpiv r\> .4mi"jni < tiafi;» Fitri IdcnUtv" CNew York.. 






yang secara nominal jumlahnya sangat kecil— sangal berpengaruh 
terhadap peradaban Barat sekarang, Kata Smith, "Diperkirakan se- 
pertiga dan peradaban Barat kita mengandung tanda-tanda leluhur 
Yahudi/' 1 

William H. McNeill, dalam bukunya. The K /V ofthc We$t, men- 
catat, bahwa unsur-unsur warisan Yunani, Rnmawi, dan Judeo- 
Christian telah membentuk kerangka dasar peradaban Eropa (Barat) 
baik di zaman pertengahan dan moderni Kristen memang merupa- 
kan agama mayoritas di Barat, meskipun secara umum d apa L dikata- 
kan, orang-orang Barat telah menjadi Kristen nominal- Ada yang 
menyebut sebagai "Kristen empat roda", yang datang ke gereja (de- 
ngan mobil) hanya tiga kali dalam hidupnya, vaitu saat dibaptis, 
perkawinan, dan kematian. Di negara-negara Eropa Barat, jumlah 
pemeluk Kristen yang pergi ke Gereja seminggu sekali tidak sampai 
10 persen. Sudah lama Barat menjadi sekuler, dan menolak campur 
tangan agama Kristen dalam urusan politik dan berbagai aspek ke- 
hidupan lainnya. Namun, mereka tetaplah Kristen, Mereka memang 
Hdak lagi menjadikan Bible sebagai rujukan utama dalam hidupnva 
-kecuali sebagian kecil kelompok fundamentalis atau ortodoks. Me- 
reka telah menjadi sekulardan liberal. Tetapi, banyak dianlara mere- 
ka yang tidak secara tegas menolak Bible, tetapi kemudian berusaha 
mengotak-atik metode pendekatan atau pemahaman Bible. Meski- 
pun begitu, mereka tetap mengaku sebagai bangsa atau masyarakat 
Kristen. Mahkamah Agung AS, pada ISU, mendeklarasikan. "Vfvtm* 
a Clirittian pcoyh*. 1 ' Di tengah perang saudara, Abrahaui Lincoln juga 
menyatakan, bahwa Amerika adalah masyarakat Kristen. Tahun 1S^2, 
Mahkamah Agung AS kembali menegaskan, "77 r h rs a Chrhtimi 
Naiion/" 

Dalam penjelasan kepada majalah ISLAMIA (edisi kr>3, 2004), 
Syamsuddin Arit—yang kala itu sedang menyelesaikan Ph.D. kedua- 
nya di Grienialisches Seminar. Universitas Fnmkfurt-menyatakan, 



bahwa secara umum, sikap masyarakat Sarat modem terhadap aga- 
ma certdenutg apatis, masabodo dan tidak peduli, Semakin banyak 
vang bersikap skeptis dan agnustis terhadap doktrin-doktrin agama- 
Efeknya makin sedikit yang betul-betul mengamalkan ajaran agama- 
nya. Sebaliknya makin banyak vang memilih keluar atau bahkan 
menjadi ateis Namun kemudian mereka merasakan ada sesuatu 
yang hilang Mereka yang putus asa, merasa hidup tak bermakna 
apa-apa {lifr i> iih'tutin$lc&) f memilih jalan pintas bunuh diri. Mereka 
yang bertahan, berusaha mengiri kekosongan jiwanya dongan cara 
masuk agama lain, seperti Islam, ikut pseudo-agama dan aliran-alir- 
an .sempalan, seperti theosofi, anthroposoii, Baha't, ataupun praktik- 
praktrik meditasi spiritual seperti Brahma Kumaris, Ananda Marga, 
Sahaya Vnga, dan lain seba garnya- Sebagaimana kaia seorang ahli 
sosiologi agama, Peter 1*. Bergen trennya sekarang ini adalah setiap 
orang akan memilih sendiri apa yang ia inginkan, sesuai dengan ke- 
bu tuhan dan kesukaannya . Istilah sosiologi n va ptiichiimrk fvlighm, 
agama bikinan sendiri, hasil 'comot' sana-sini. 

Fenomena semacam mi juga terjadi di Jerman. Menurut data 
RE MI D (Religiunsuissenschaftlicher Medien und Infurrnaliunsdienst 
e.v,), dua pertiga penduduk Jerman adalah penganut Kristen, de- 
ngan komposisi Katolik kurang lebih 26,6 juta dan Protestan 2 6,3 
]uta orang Tetapi dan jumlah ini, hanya 12% saja yang mempercavai 
doktrin trinitas dan nima sekitar )i) u *> yang aktif dan rutin ke gereja. 
Pada tahun W88, hampir separuh pejabat pemerintah Jerman meno- 
lak bersumpah dengan nama Tuhan* Mereka enggan mengucapkan 
"s<? Mihr tnir Gvtt hdfe f \ Menurut jajak pendapat vang dilakukan 
McKinsev baru-baru ini, kredibilitas gereja di Jerman merosot drastis. 
Setiap tahun, gereja kehilangan rata-rata 300*000 anggotanya. Juga 
semakin banyak vang menolak bayar sumbangan wajib untuk gereja 
melaku potongan gaji perbulan 8" o hingga l G 1 V Seorang karyawan, 
yang tidak ingin disebutkan namanya, misalnya bilang, dia bayar ke 
gereja setiap bulan tidak kurang dari 100 Euro. Jika dikalikan den- 
gan 53 juta orang, berarti dana yang masuk ke geruja bisa mencapai 
5,3 Miliar Eiiro (kurang lebih sama dengan 53 Triliun Rupiah). Ka- 
lau ditanya, mengapa meninggalkan gereja? Jawaban vang dilontar- 
kan orang Jerman adalalv "W/r <md van Qtr&h'ntum vnttncuscht" 
(Banyak vang kecewa dengan Kristen), "Rdigion utni Ktrclh* iind zivei 



vcrschh'dtw Dinge" (Agama dan gereja adalah dua hal yang berbeda, 
maksudnya hanis dipisahkan), "Do* Probkm d<*r Kirchen fcl, dtis* <k l 
5chou Imrgi* kt'int^ mt'hr >i)'hV* (Masalahnva adalah, gereja sudah lama 
tidak berarti apa-apa lagi). 

Situasi konkritnya digambarkan oleh Heincr Koch salah se- 
urang pengurus gereja di Koeln, "Banyak orang di Jerman sekarang 
ini menyamakan gereja dengan toko atau supermarket Mereka 
membeli produk-produknya* semisal sekolah untuk anak-anak me- 
reka, TK sampai SMU, dan upacara -upacaranya- Sementara pendeta 
dan aturan hukumnya dicuekin. Mereka bayar iuran gereja dikasir, 
lalu menunggu jasa pelayanan segera. Besoknya, pergi ke toko sebe- 
lah, lihat produk apa yang dijual astrologi, psikoterapi, atau Budhis 
mc. Laluminggu depan belanja lain di toko lain/' demikian paparan 
Syamsuddin Aril 

Agama Kristen lusa dikatakan sebagai salah satu "korban'' 
Westernisasi dan hegemoni peradaban Barat. Agama Kristen mulai 
berbinar di Eropa ketika pada tahun 313 M, Kaisar Konstanlin me- 
ngeluarkan surat perintah (ertikt) yang isinya memberi kebebasan 
warga Romawi untuk memeluk agama Kristen. Bahkan, pada tahun 
?■$(), Kristen dijadikan sbagai agama negara oleh Kaisar Thoodosius. 
Menurut fttikt Thmlazius, semua warga negara Romawi diwajibkan 
menjadi anggota gereja Katolik. Agama-agama kali r dilarang, Bah- 
kan sekte-sekte Kristen di luar "gereja resmi" pun dilarang. Dengan 
berbagai keistimewaan yang dinikmatinya, Kristen kemudian me- 
nyebar ke berbagai penjuru dunia, hingga kini jumlah pemeluknya 
mencapai sekitar 1,9 milyar jiwa. Tapi, jika dicermati lebih jauh, per- 
kembangan gereja-gereja di Eropa—asal persebaran Kristen— cukup 
menyedihkan. Sebuah buku vang ditulis Herlianro-scorang aktivis 
Kristen asal Bandung-berjudul Gerejn Madi rn f Mau Kemam? (1W5) 
memaparkan dengan jelas kehancuran gereja-gereja di Eropa, Kris- 
ten keiabakan dihantam nilai-nilai sekularismu. mudemisme, libe- 
ralisme, dan "klenikisme". 

Di Amsterdam, misalnya, 200 tahun lalu 99 persen penduduk- 
nya beragama Kristen. Kini, tinggal 10 persen saja yang dibaptis dan 
ke gereja. Kebanyakan mereka sudah tidak terikat lagi dalam agama 
atau sudah menjadi sekuler. Di Perancis, yang 95 persen penduduk- 
nya tercatat beragama Katolik, hanya 13 persennya saja yang rneng- 



hadiri kebakuan di gereja **eniinggu sekali. Pada W87, di Jerman, 
menurut laporan Uj^titirtc fov Public Opauan Rcwnrch, 46 permen pen- 
duduknya mengatakan, bahwa "agama sudah tidak diperlukan lagi." 
Di Finlandia, yang 97 persen Kristen, hanya 3 persen saja yang pergi 
ke gereja tiap minggu, Di Norwegia, yang W) person Kristen, hanya 
Setengahnya saja yang percaya pada dasar-dasar kepercayaan Kris- 
ten. Juga, hanya sekitar -persen saja yang rutin ke gereja tiap minggu. 

Masyarakat Kristen fcropa juga tergila-gila pada paranormal alias 
dukun, mengalahkan kepercayaan mereka pada pendeta atau imam 
Katolik. Di Jerman Barat-sebelum bersatu dengan Jerman Timur- 
terdapal 30-000 pendeta. Tetapi jumlah peramal (dukun kienik/ 
wrtchcmft) mencapai 90.0O0 nrnn^, Di Prancis terdapat 26.000 imam 
Katolik, tetapi jumlah peramal bintang (astrolog) yang terdaftar 
mencapai 40 000 orang, 

Fenomena Kristen Eropa menunjukkan, agama Kristen kela- 
yakan menghadapi serbuan arus budaya Barat yang didominasi ni- 
lai-nilai liberalisme, sekularisme, dan hedonismu. Serbuan praktik 
perdukunan juga tidak mampu dibendung. Di sejumlah gereja, arus 
liberalisasi mulai melanda. Misalnya, gereja mulai menerima praktik- 
praktik l".ornoseksuaJitas. Enc James, seorang pejabat gereja Inggris, 
dalam bukunya berjuduJ Ho>no<n*xuoiii}/ timi a Pastoral Church meng- 
imbau agar gereja memberikan toleransi pada kehidupan homo- 
seksual dan mengijmkan perkawinan homoseksual antara pria de- 
ngan pria atau wanita dengan wanita. 

Belanda kini sudah menjadi satu-satunya negara yang melaku- 
kan ^revolusi jingga", karena secara resmi telah mengesahkan per- 
kawinan sejenis, Parlemen Jerman masih terus memperdebatkan 
undang-undang serupa. Di berbagai negara Barai, praktik homo- 
sekMial bukanlah dianggap sebagai kejahatan. Begitu juga prakrik- 
prakrik perzinaan, minuman keras, pornografi,, dan sebagainya. Ba- 
rat tidak mengenal sistem dan standar nilai (baik-buruk) yang pasti. 
Semua serba relatif; d i serahkan kepada "kesepakatan'' <}an "kepan- 
tasan" umum yang berlaku. Maka. orang berzina, menenggak alko- 
hol, mempertontonkan aurat, dan sejenisnya bukanlah dipandang 
sebagai suatu kejahatan, kecuali jika masyarakat menganggapnya 
jahat. Pandangan "relativitas" dan "progresivitas" nilai mural sema- 
cam ini juga kemudian diadposi oleh sebagian kalangan Muslim 



yang mempromosikan gagasan liberalisme, sebagaimana J a la m 
tradisi kristen dan Yahudi. 

Jadi, meskipun secara faktual masyarakat Kristen Barat sudah 
menjadi sekular-liheral, dan sudah tidak menghargai lagi ajaran- 
ajaran Kristen, tetapi mereka tetaplah orang-rang Kristen, yang me- 
miliki semangat kolektif Kristen, terutama ketika berhadapan de- 
ngan Islam. Bi>a dikatakan, dalam lintasan sejarahnya Barat sejati- 
nya tidak berubah dalam memandang [siam. Meskipun, sepanjang 
Sejarahnya» ada saja sebagian cendekiawan atau tokoh masyarakat 
yang bersimpati terhadap Islam. Tetapi, sebagai sebuah peradaban 
yang cukup mapan dengan pandangan hidup dan 5 \5 Lem kehidupan- 
nya sendiri. Barat tetap memandang Islam sebagai rival utama. Di- 
antara berbagai peradaban lain, hanya [slam-lah satu-satunya per- 
adaban yang pernah menaklukkan Barat selama beratus-ratus tahun. 
Islam pernah menduduki Spanyol selama hampir 8 00 tahun (711- 
1442), Kekuatan Islam, yang ketika itu diwakili oleh Turki Uslmani, 
selama beratus-ratus tahun menjadi "momok" vang sangat mena* 
kutkan bagi Barat. Selama dua kah (1529 dan lnS3) kota Wirui dike- 
pung oleh Turki Ustmani. vang ketika i lu menjadi "Th? Siqwrpawir af 
f/w Worhr. A 

Tahun 1453, Kota Konstantinopel ditaklukkan oleh Turki Ust- 
mani di bawah pimpinan Sultan Muhammad al- Patih, yang ketika 
itu berusia 29 tahun. Peristiwa ini tentu saja menjadi pukulan Berat 
bagi Bara b Selama berat us-ralus tahun, kaum Muslim berusaha me- 
rebut Konstantinopel, tetapi belum pernah berhasil. Dalam Musnad 
Imam A hina d disebutkan, Rasulullah saw\ pernah bersabda, bahwa 
kota Konstanhn pasti akan dibuka oleh kaum Muslim. Maka F ter- 
pujilah pimpinan dan anggota pasukan vang mcmbeba.skan Kons- 
tantinopel, Konstan tin adalah nama Kaisar Romawi yang dianggap 
begitu besar jasanya bagi perkembangan agama Kristen. Setelah 
runtuhnya imperium Romawi Barat, maka Imperium Romawi Ti- 
mur masih tetap bertahan sampai masuknya pasukan Islam di 
bawah pimpinan a b Patih pada 1453. Selama dua bulan, sejak 6 April 
sampai 29 Mei MS.i, pasukan a 1- Patih mengepung Konstantinopel 
yang dikenal memiliki pertahanan sangat kuat. Meskipun mengala- 



■> Mrfuned Mdimdof-lu, Oemtmti Histon, 7289-1*12. fKujIa Lumpur NUKf, 1«W| 



mi perpecahan dalam paham keagamaan dengan Kristen Ortodoks 
di Romawi Timun Paus N'icholas V di Roma, mengirimkan tiga ka- 
pal perang untuk membantu melawan pasukan al-Fatih Di kalang- 
an pemuka agama Romawi Timur sendiri muncul perpecahan. Ada 
yang luluh suka bergabung dongan Turki Us Imani ketimbang ber- 
satu dengan Paus, 

"Saya lebih suka melihat turban Turki di Byzantium daripada 
topi Sang Kardinal/' kata Granduke Nota ras, seorang tokoh 

Kristen Bvzantium/ 

Pukulan berat yang diterima Barat dari kaum Muslimin adalah 
kekalahan mereka dalam Perang Salib (Cnisih/i')- Bagi Barat, Perang 
Salib memang memiliki dua ^isi memori kolektu yang paradoks. 
Pada sahi sisi, ketika itu Barat berhasil menghimpun kekuatan se- 
cara maksimal, bersatu padu, melupakan perbedaan antar mereka, 
dalam menghadapi Islam, Pada sisi lain, memori kolektif Barat ter- 
hadap Perang Salib juga merupakan kenangan pahit, bahwa pada 
akhirnya, setulah mengerahkan segala kekuatan mereka, dan berha- 
sil menduduki Jemsalem selama sekitar fl8 tahun (109^-1187), pa- 
sukan Salib akhirnya hengkang dari dunia Islam, setelah mengalami 
kekabhan dan pasukan Islam di bawah Shalahudin al-AyyubL Me- 
mari kolektif inilah yang masih terus terpelihara di Barat. Karen 
Armstrong menggambarkan fenomena Parang Salib dan pengaruh- 
nya terhadap masyarakat Barat dalam bukunya Hol\/ \\ T ar. Jlw Cru^i- 
l/i's tjiul Tfh'ir Ituynct on Tottau't World r (London: McMillan London 
Limited, 1991). 

Aspek-aspek traumatis historis kalangan masyarakat Kristen 
Barat terhadap islam itulah yang kemudian dieksploitasi dengan 
baik dan cerdik oleh ilmuwan neo-konservatif seperti Ilunhngton 
dan Bemaid Luwis, untuk melegitimasi kepentingan politik negara- 
negara Barat khususnya AS. Sebutlah kasus Crusailt. Di abad ke- 21 
ini pun, pengaruh Cru$fidi% masih bisa disimak. Saat Presiden George 
W. Bush menggelorakan Perang Salib melawan terorisme, pasca 
peristiwa 11 September 2001, sejatmya Bush hdak sedang terpeleset 
lidah- Sebagai seorang Kristen yang 'terlahir kembali' {irborn) t dan 

* Mi'hmiif M.ikVuJoglu OsmiiirJi fto/ary t2S9-W2. hJm h 1 ? 77 



menjadikan Jesus sebagai filosof idamannya, Bush sedang meng- 
ungkap alam bawah sadarnya, bahwa semangat Cru^adi' kini diper- 
lukan menggalang kekuatan Barat. Berakhimva Perang Dingin (Co! d 
War) t yang ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet, telah mengubah 
peta dunia, Barat, dengan serangkaian ideologinya, tidak lagi h'giti- 
mnt? untuk eksis. Semangat Cru^idr dibutuhkan, menu m l Hunting- 
ton, unitik Sflf-rftfhrition <Sav\ membangun motivasi, manusia perlu 
rival dan musuti.* 

Menurut Armstrong, Cntstnit* adalah proyek kerjasama besar- 
besaran Eropa di masa kegelapan mereka. Mereka dicengkeram de- 
ngan semandat Kristen yang tinggi. Jelas, C rusa d c merupakan 
jawaban terhadap kebutuhan Kristen Eropa ketika itiifCleitrly, trusn- 
liing answpwd a dei'p nml in the ChriMhm of Etirope)' Di kalangan 
misionaris Kristen, penggunaan istilah Crustide merupakan hal yang 
lumrah. Bisa disimak, misalnya, ircb^itr Billy Graham, tokoh ter- 
kemuka Kristen fundamentalis AS (www.billygraharn.org). Dalam 
wpbsitt' ini bisa ditemukan banyaknya digunakan istilah Cvusade un- 
tuk menggambarkan bahwa, aktivitas misionaris Kristen di AS dan 
dunia lainnya merupakan satu bentuk Cruwrfi* (Perang Salib). Di da- 
lam wehsih* itu, ditulis ungkapan sebagai berikut, 

"Evang&list Biihj Gralmni hn< pnHidml t! w Gospt'l tu m6rc pt'oph 9 in 
]ivi'tiiidian-i'* tlum amjojtccht' u: hktoni—owr 210 millton propk m 
\)\u)r tim u 18$ counlries nnd tmitorie*- thraugU varian* mei'tiitg** 
Eivry evimftt'Iiitic ent^tdt 1 comhtc-ti'd In/ Mr. Gndnnu w k!h- iv>idt of 
n coopi'nitwt' t 4 [furt invafaiug thr t'vait^rlia^ /n s tt'ftM, timi nuunj liKcd 
CliTisfiftiis nnd churclh'<. " 

Evangelisatau Misionaris Billy Graham disebutkan telah mem- 
propagandakan Injil kepada lebih dari 210 juta orang, lebih banvak 
dari penginjil mana pun dalam sejarah. Setiap Upaya "Perang Salib" 
yang dilakukan Billy Graham merupakan hasil kerja sama para 
misionaris, tim Billy Graham, dan sejumlah orang dan Gereja Kris- 
ten loka t. Perang Salib kelompok Billy Graham bertujuan menyeru 



* SamucJ P IlLintin^ton, 7Tw Ckt<hofCirilizfTtioti<aini the KtVMikinft of W^rfil Grrii'r, Mm. 130 



manusia melakukan penebusan dosa dan mempercayai Tuhan Jesus 

Kristus 

Dalam tradisi Kristen sejak dulu hingga sekarang, istilah "Cru- 
sade" merujuk pada peristiwa penyerbuan besar-besaran kaum 
Kristen untuk merebut Jerusalem dari tangan kaum Muslimin, Dalam 
buku "ConcMt" Dtctiojuiru ofttw Christian Chttrch" (Oxfurd Unh'ersHy 
Press, 1996) disebutkan, bahwa istilah Crutmit* terutama digunakan 
untuk menggambarkan serangkaian ekspedisi dari Barai ke Timur, 
dimulai tahun 1095, yang bertujuan untuk membebaskan Tanah Suci 
(lloly Uind) dari tandan Muslimin dan untuk mempertahankannya 
di tangan Kristen. Belakangan, istilah Crusadv juga digunakan untuk 
menghadapi kekuatan Ottoman (Turki Utsmani). Jadi, istilah Crusa- 
dc memang membawa kenangan khusus bagi kaum Kristen untuk 
melawan dan menaklukkan Islam. Maka r tidak heran, ketika Jende- 
ral Geraud datang ke Suriah, setelah Prancis merebut Syria dari ta- 
ngan Turki Ustmani, ia memasuki Masjid Umayvad di Damaskus, 
dan menendang makam Shalahudm abAyyubi, sambil berteriak, 
"Saladin, bangun! kami kembal i !" s 

Sepanjang sejarah hubungan Islam -Bara t, khususnya dalam hal 
pendekatan terhadap Islam, Barat menggunakan dua wajah. Satu, 
wajah vang baik, vang bersahabat, khususnya terhadap kelompok 
Muslim yang bersikap 'manis' dan mau mengikuti pikiran dan ke- 
hendak Barat. Yang la m adalah pendekatan konfrontatif, khususnya 
terhadap kaum Muslim yang melawan imperialisme Barat. Di zaman 
kolonialisme klasik, mereka vang melawan penjajah disebut sebagai 
"pemberontak", "ekstremis", dan sejenisnya. 

Untuk menaklukkan dan mempertahankan kekuasaannya, pe- 
merintah kolonial Belanda ketika itu— atas nasihat Snouck Hurgranje 
—membagi masalah Islam ke dalam tiga ketegori: (I) bidang agama 
murni dan ibadah, (2) bidang sosial kemasyarakatan, (3) bidang 
politik. Masing-masing bidang mendapat perlakuan vang berbeda. 
Resep Snouck Hurgronje inilah vang dikenal sebagai "Islam Pali- 
tiek", atau kebijakan pemerintah kolonial untuk menangani masalah 
Islam di Indonesia. Dalam bidang agama mu n n' atau ibadah, peme- 



^ Tentang ctiriLi k*ndcral Geraud di makam Saladm, lihat. Scr^c Litouchc, Tht.' Wpzfernizfi- 
hvn v/ tw Wdriut (CambriJgL': [\»lilv l'ress IWfckhJm 5 



rtntdh kolonial pada dasarnya memberikan kemerdekaan kepada 
umat Islam untuk melaksanakan ajaran agamanya, sepanjang tidak 
mengganggu kekuasaan pemerintah Belanda. Dalam bidang kema- 
syarakatan, pemerintah memanfaatkan adat kebiasaan yang berlaku 
dengan cara menggalakkan rakyat agar mendekati Belanda, dan bah- 
kan membantu rakyat menempuh jalan tersebut. Bahkan, pemerin- 
tah kolonial Belanda mengakomodasi kepentingan masyarakat Islam 
dalam mengatur urusan sipil seperti nikah, cerai, warisan dengan 
syariat Islam, yang berlanjut hingga kini dalam bentuk kantor u nis- 
an agama [KUA}* Dan daiam bidang politik, pemerintah harus men- 
cegah setiap usaha yang akan membawa rakyat kepada I a na t isme 
dan Pan- Islam. - * 

Untuk menutupi kepentingan yang sebenarnya, ada juga yang 
mengaku sebagai sahabat Muslim atau bahkan mengaku Muslim, 
seperti yang dilakukan Napoleon Bonaparte. Sejarawan Mesir ter- 
kenal, Abdurrahman al-Jabarti, membuat catatan sejarah menarik 
tentang kiat Napoleon Bonaparte dalam menggaet dukungan rakyat 
Mesir. Ketika Uli, tahun 1796, Napoleon dalang dengan 36.000 pa- 
sukan diangkut dalam 41X1 kapal- Napoleon, tulis Jabarti, menyebar- 
kan panflet kepada rakyat Mesir. Isinya menank. Diawali dengan 
ungkapan " ' Bismilliialurrakmium 'vakum, hui UmUn tthilttih* /*iit ivahhia 
lahtL rm Im syariikii fit mulkihi/* Dengan nama Allah Yang Maha Pe- 
ngasih lagi Maha Penyayang. Tidak ada tuhan selain Allah. Dia tidak 
mempunyai anak, dan tidak ada sekutu dalam Kokuasaan-NYa/' Tak 
hanya itu, Napoleon juga mengaku taal beribadah kepada Allah Swt, 
dan mengagungkan Nabi Muhammad saw. serta Al-Quran yang 
agung- Bangsa Prancis dikatakannya merupakan Muslim yang taat 
yang telah menyerbu Roma dan menghancurkan Tahta Suci, serta 
menaklukkan pasukan kristen di Maha, 111 

Jika dicermati, ciri-ciri "Islam politik" yang digambarkan Hur- 
gronje, mirip dengan ciri-ciri "Islam radikal atau Islam militan" yang 
dipromosikan oleh Umiwan-ibrruwffi neokonservatif belakangan 
ini, seperti "melawan Barat", "memperjuangkan Islam sebagai satu 
sistem politik dan hukum", dan sebagainya. Dalam kasus terorisme, 



* J Aqih Suminta Pnhhk Islam 1 luidia IfrLutiU (Jakarta I P3E5, 19851, Jiiin. 11 

10 Lihat, Wipolft n in Cfiityt At fabiirii'* Chruruih' of The FtY'uh Ck*ifpalt&n 179U Mrartlafed 



Bagian IF: Cara Memandang Islam 1 99 

misalnya, untuk memuluskan misinya dan mencitrakan dirinya ''se- 
bagai kawan [siam" dan bukan sebagai "musuh Islam", pejabat-pe- 
jabat AS dan sebadainya, tak segan-segan mengunjungi dan mem- 
bantu lembaga-lembaga Islam, mengundang tokoh-tokuh Islam, dan 
sebagainya. Mereka juga Lak segan-segan berkampanye bahwa AS 
dan Inggris adalah pembela umat Islam. Salah satu argumentasi 
yang sering dike mukakan ada ia h bahwa AS dan Inggris {melalui 
NATO) telah melakukan pengeboman terhadap Serbia yang Kristen 
dalam membela Bosnia yang Muslim. Dalam sebuah perdebatan 
tentang "jihad" di SCTV, pertengahan Oktober 2001 y Dubes Inggris 
Riehard Grozncy ketika itu mengungkapkan bukti-bukti tindakan 
N r ATO terhadap Serbia itu sebagai alasan bahwa Inggris dan AS 
tidak memusuhi Islam. 

Untuk menilai objektivitas argumentasi Inggris dan AS terse- 
but, dapat dilakukan kilas balik lagi terhadap kasus Bosnia. Pem- 
bantaian Muslim Bosnia mulai terjadi pada akhir Maret 1992. Hanya 
dalam tempo 15 bulan, perang itu telah menelan korban tewas se- 
kitar 200,000 orang, Lebih dari dua juta kaum Muslim menjadi pe- 
ngungsi. Perang di Bosnia-Herzegovina itu juga diwarnai dengan 
praktik "pembersihan etnis" {rthnic deansing), sebagai realiasasi ga- 
gasan pemimpin Serbia Slobodan Milosevic. Saat itulah dunia me- 
nyaksikan AS dan negara-negara Eropa menjadi "penonton Yang 
baik"' terhadap pembantaian kaum Muslim Bosnia. Sikap negara-ne- 
gara Barat itu sangat jauh berbeda dengan sikap yang mereka per- 
tontonkan saat menghadapi invasi Irak ke Kuwait yang kaya minyak. 
Dunia internasional ketika itu Lak henti-hentinya mengecam keeng- 
ganan AS dan kawan-kawan Baratnya untuk melakukan intervensi 
ke Bosnia guna mengakhiri kekejaman Serbia. 

Berbagai cerita yang sangat memilukan terjadi di bumi Bosnia. 
Tetapi, PBB—yang kenyataannya menjadi corong dan kepanjangan 
AS dan sekutu-sekutunya™ tidak dapat berbuat banyak. Kebijakan 
"kawasan aman' dan "embargo senjata" PBB terbukti lebih banyak 
merugikan kaum Muslimin Bosnia. Pada 13 Juli 1993, pasukan Ser- 
bia berhasil menduduki kawasan aman (safcavea) diSrebrenica. Ser- 
bia jelas-jelas melanggar resolusi PBB tentang kawasan aman. Selain 
menyandera 40.000 warga Muslim, Serbia pun menyandera 40 ser- 
dadu Belanda. 



Untuk menepi h pembasmian etnis itu , pada 12 Juli 1993, 15 
anggota I)K PBB— termasuk Indonesia mengeluarkan resolusi vang 
meminta Serbia segera keluar dan wilayah Srehrenica, Sampai de- 
ngan sabit itu, sudah sekitar 70 resolusi vang dikeluarkan Dewan Ke- 
amanan sejak a klnr 1991 / yang sebagian besar dilanggar Serbia. Hal 
itu membuktikan semakin runyamnya konflik di Balkan vang berke- 
panjangan, Karena sangat jengkel Presiden Bosnia, A U] a 1/etbcgovic, 
berniat mengusir pasukan LIVPROVOR dan Bosnia jika mandatnya 
habis--karena dipandang tidak berdaya menyelamatkan Bosnia. 

Berulang -uJan£ T rakyat RuSnia menjerit terhadap £lkap pasukan 
UNPROVOR vang masih saja bersikap "netral" menghadapi gem- 
puran Serbia, Tak hanya itu, sejumlah pengamat militer dan rakyat 
Bosnia sering mengemukakan bukti, dalam berbagai kasus, padukan 
PBB justru memberi jalan dan membantu kelancaran agresi Serbia 
Majalah The Ei r oiwim>t 15 f uli 1995 menurunkan laporan berjudul 
"Th? Impotmcr ofThc W«f*. Negara-negara Barai, masih saja enggan 
menurunkan kekuatan militernya untuk mciighen tikan Serbia. Ko- 
non, dalam pandangan mereka, sulit menaklukan 80,000 kekuatan 
tentara Serbia-Bosnia. "Ancaman WATO tidak bera r h apa-apa bagi 
kami/' kata Radovan Karadztc, pemimpin Serbia Bosnia, setelah 
menjarah Srcbrenica. "Krisis terakhir ini memaksa pemerintah Barat 
untuk mengkaji tujuan-tujuan mereka atas kawasan bekas Yugoshv 
via itu," tulis Tln r EcviiOiuist. 

Konferensi Internasional tentang Bosnia di London vang diha- 
diri 16 negara, pada 21 Juli 1993, juga tak menghasilkan keputusan 
berarti, selain "koor" kecaman dan ancaman buat Serbia. Menlu Ru- 
/ia Kozyrev menolak serangan udara terhadap Serbia, Menurutnya, 
"Serangan udara terhadap Serbia terbukti tidak positif, dan mening- 
katkan rasa permusuhan Serbia." PM Bosnia I laris Siladjzic, seperti 
dilaporkan Radio BBC (22/7/2001) mengomentari hasil konferensi 
i lu sebagai "tindakan setengah hati yang hanya memberi peluang ke- 
pada Serbia." "Mereka nanti akan mengadakan konferensi lagi/' kata 
Siladjzic. 

Pada saat yang sama, dalam pertemuan negara-negara kontak 
OK L di Jenewa,. Malaysia meminta OKI memecat Sekjen PBB karena 
gagal mempertahankan wilayah aman. Pertemuan OK] ini akhirnya 
menghamilkan keputusan yang menilai bahwa embargo senjata di 



. , , — ^^--—^ *- 






I, 



- T-' 






Pemtrartaian Muslimin Bosnia ilan diamnya 
para pcmimpm Eropa 



Bosnia tidtik sah, dan negara- 
negara OKI akan mengirimkan 
senjata kepada Muslimin Bosnia 
agar dapaJ membela diri Kon- 
ferensi GNB di Jakarta 1992, 
telah menyerukan ha) vang se- 
rupa, yaitu pencabulan embar- 
go senjata di Bosnia Dasar 
pem i kiranya sederhana; jika 
PBB dan negara negara Barat enggan memberikan perlindungan 
terhadap penduduk Muslim Bosnia, biarkan mereka mendapatkan 
senjata untuk melawan Serbia yang memiliki persenjataan yang jauh 
lebih nnjjguL 

Selama ini. pihak Barat selaki beralasan bahwa pencabutan em- 
bargo senjata, tidak akan menyelesaikan krisLS Bosnia, dan akan 
memperluas perang. Ini keptttusan aneh. Sebab, saat embargo senja- 
ta diberlakukan, kekuatan senjata antara Bosnia dan Serbia sangat 
tidak seimbang apalagi Serbia tenis menerus mendapat pasokan 
bantuan, terutama dari Rusia, 

Jadi, itulah tindakan AS, Inggris, dan sekutu-sekutu Baratnya, 
terhadap kaum Muslimin Bosnia. Setelah ratusan ribu kaum Muslim 
menjadi korban kebiadaban Serbia, barulah pada pertengahan 1995 
NATO melakukan serangan udara terhadap Serbia. Pada 30 Agustus 
1995, ^erangan NATO melibatkan 60 pesawat tempur yang salah 
sarunya berpangkalan di kapal induk USS Theodore Roosevelt di 
Laul Adriatik. Ternyata serangan NATO terbukti ampuh melum- 
puhkan kekuatan Serbia, Jadi, jika AS dan NATO mau melakukan 
serangan itu jauh sebelumnya, mestinya tidak jatuh korban yang be- 
gitu besar dari pihak Muslim Bosnia. "Mengapa tidak dilakukan dua 
tahun lalu?" kata Kol. Andrcvv Duncan dan Institut Pengkajian Stra- 
tegi dan Internasional < 1 ISS> London, 11 

Pembantaian Muslimin Bosnia terjadi di pelupuk mata AS dan 
sekutu-sekutu Baratnya. Anehnya, mereka begitu lamban dan ber- 
lama-hma dalam membiarkan terjadinya pembantaian tersebut, 50- 



11 Sv.imiwl H.uiL WiM S/n-nfrM Gfriitt*) Amrnh* frriknt frr-fybfrp Jkwui, (J-ikarll Ft*fe 4 



1 447) 



hingga ratusan ribu nyawa melavang. Apakah tindakan AS dan Ing- 
gris yang seperti itu yang dibanggakan oleh Gozney dan kawan- 
kawan sebagai "membela umat Islam"? 

Adalah menarik penjelasan Syamsuddin Arif (majalah I S LA AU A 
edLsi ke-3, 2004) tentang sikap orang F rupa, khususnya Jerman, ter- 
hadap Islam. Sikap orang Jerman, kata Syamsuddin, agak sulit dige- 
neralisir Pada dasarnya mereka cukup toleran dan liberal tidak op- 
resif dan tidak memusuhi. Sikap semacam ini merupakan buah dari 
gerakan reformasi, pencerahan {Auf\lin>nnig). dan sekularisasi yang 
dimulai sejak beberapa ratus tahun yang lalu Orang Jerman meng- 
hargai kebebasan beragama (GlauWitffrpihrit). Ini memberikan ruang 
kepada agama-agama non- Kristen termasuk Islam sehingga bisa ber- 
kembang- Sekarang ini jumlah Muslim di Jerman diperkirakan men- 
capai 4 j ula orang, kurang lebih sepenem pai dari tatal jumlah Muslim 
Re- Eropa, yaitu >ekitar 16 juta orang. Lni angka yang cukup signifi- 
kan, baik secara sosial, politik maupun ekonomi. Wajar kalau kemu- 
dian kalangan gereja, pemerintah, maupun intelektual mulai bim- 
bang dan bersikap ambivalen. Disahi sisi, mereka berusaha toleran, 
liberal dan sekuler, Disisi lain, mereka tidak mau Eropa d usia m ka n, 
Ada kekhawatiran, apa yang pernah terjadi pada Kristen di A na tuli a 
dan Afrika Utara pada abad ke-7 dan 8 Masehi, akan terulang di Ero- 
pa, ungkap Klaus Bcrger, s la f pengajar Teologi Perjanjian Baru di 
Universitas Hcidelberg ("Unsem Sttuation crrincrt an die chnsllichen 
l.aender Anatolien und Nordatnka im 7, und S. lahrhundert, als^ ein 
morsehes Christentum einfach ueberrannt wurde"). Muncullah ga- 
gasan "Euro Islam" atau IsJam versi Eropa, Yang tidak fundamen- 
talis dan tidak tana t i k, tetapi liberal dan sekuler. Jangan Eropa vang 
dilblamknn, tetapi Islamlah yang harus diEropakan. Begitu kira-kira 
mau mereka. Gagasan ini kelihatannya ditanggapi serius oleh peme- 
rintah Jerman. Maka pada tanggal 22 Agustus 2004 kemarin, sebuah 
pusat pendidikan guru agama Islam diresmikan di Universitas 
Mucnster, Tujuannya, sebagaimana diungkapkan oleh Menten Dik- 
dasmen, Ute Schaefer r untuk mencetak guru dan mengontrol peng- 
ajaran agama Islam di sekolah-sekolah, agar siswa-siswa tidak diajar- 
kan 'macam-macam'. Adapun sikap ambivalen agama wan tercermin, 
misalnya dalam oposisi mereka lerhadap rencana pembangunan 
mesjid Turki di Kassel. Partai Kristen Demokrat (CDU) setempat 



beralasan, masjid itu bisa menjadi sarang kaum fundamentalis, juga 
bisa menggoyahkan kultur kmten Barat yang ada { M Dfe$ koemite dfc 
chri$ttich-abwtdtnetNli$cht Ut t ku! tur his Wtvtkr brm^n"), CDU pula 
yang mengusulkan agar kamera pemantau dipasang di setiap masjid 
di seluruh Jerman. 

Pemerintah AS mengaplikasikan "pendekatan ganda" terhadap 
Islam, dalam kasus perang melawan terorisme. Juru h i cara Gedung 
Pulih, A n Fleischer, Selasa U S September 2001), mengungkap per- 
nyataan tentang politik "carrut and shck" AS terhadap berbagai ne- 
gara di dunia, "Carrot" (wortel)— beril pa dukungan dan bantuan AS 
-akan diberikan kepada negara-negara yang menunjukkan tanda- 
tanda dukungan terhadap kebijakan AS dalam memerangi teroris- 
me. Sedangkan "stiek" akan diberikan kepada negara-negara yang 
tidak mendukung kebijakan negara adidaya itu dalam memerangi 
terorisme. Indonesia, kata Fleischer, termasuk yang mendapatkan 
' carmt". Dalani tahap awal, seperti dikutip koran Repuhhkn, 20 Sep- 
tember 2001 1 "carrol" untuk Indonesia adalah berupa pembaruan 
hubungan militer AS— Indonesia, di mana sejak insiden Santa Cruz, 
Dili, 1995, Indonesia mengalami embargo bantuan militer dan AS. 
Sejumlah negara lain yang juga mendapatkan f, a\ r rot" adalah Jorda- 
nia, Pakistan, Kuba, dan Sudan. Politik "carrot and stiek" sangat po- 
puler ditCfApkan AS di wilayah Timur Tengah, sejak era tahun 1970- 
an. "Cnrmt" diberikan kepada negara-negara alau organisasi-or- 
ganisa>i yang mau mendukung kebijakan AS suai terorisme, tidak 
mengganggu kepentingan AS, dan khususnya yang tidak meng- 
ganggu Israel Politik ini sebenarnya merupakan refleksi keangkuh- 
an dan pelecehan bangsa-bangsa di dunia, Teori yang diambil dan 
dunia sirkus ini menggambarkan seorang pelatih binatang yang ke- 
dua tangannya memegang tongkat dan wortel. Binatang yang me- 
matuhi instruksi pelatihnya akan diberi u'nrtei, sedangkan vang 
membandel akan digebuk dengan tongkat sang pelatih. Di dunia sir- 
kus, pelatih sirkus hin^anva bersikap (air Tapi, dalam faktanya, AS 
memainkan politik "carrot and stiek" itu sesuai standar dan kepen- 
tingannya sendiri. Politik luar negeri AS lebih bercorak pragmatis, 
yakni hanya untuk memelihara kepentingan politik dan ekonomi* 
nya sendiri- Meskipun hal itu dilakukan dengan cara melanggar 
nilai-nilai demokrasi dan IIAM yang secara formal dinyatakan se- 



bagai salah sal u program kebijakan tua r negerinya, Di saat meng- 
ungkap kebijakan an h- terorisme internasionalnya, di era 197l^an H AS 
tercatat sebagai pendukung kuat rezim-rezim diktator, otoriter, dan 
apartheit, seperti Shah Iran dan rezim apartheid di Afrika Selatan. 

Apa vang dilakukan ulu h AS di berbagai belahan bumi dapat 
dilihat dalam perspektif upaya AS untuk memelihara hegemoni im- 
por ia In y a di berbagai belahan bumi. TenUi, termasuk kebijakan "anti- 
terorismenva "\ Sejak tahun 2001 AS semakin intens i I menggalang 
kekuatan internasional, menghadapi dan menggebuk "musuh- 
mu_suh" vang dapat mengganggu hegemoni impenalnva. Pilihan AS 
untuk menetapkan sosok Osama bin Laden sebagai "teroris nomor 
wahid** tentu bukan tanpa perhitungan. Sebagaimana dinasihatkan 
Lewis dan Hunlington, hanya 'peradaban Islam" vang dil dia t seba- 
gai potensi ancaman serius bagi "peradaban Kristen -Bara t." Kebe- 
tnlan. masyarakat Kristen Barat, begitu mudah tersentuh emosinya 
jika berhadapan dengan "Islam" dan "Arab", 

AS menggunakan tangan PBB untuk menghancurkan apa yang 
disebut sebagai ' h terorisme". Pada 28 September 20t H, PH R telah me- 
ngesahkan sahi resolusi vang disponsori AS untuk mengambil tin- 
dakan-tindakan keras terhadap sumber-sumber finansial serta du- 
kungan logistik bagi kelompok-kelompok terori*, DK-PBR meminta 
kepada seluruh anggotanya (1S9 negara), term a si t k Indonesia, agar 
menolak uang, dukungan, maupun perlindungan terhadap Lerons 
D K- P G G mengecam keras aksi serangan yang menelan ribuan kor- 
ban jiwa di New York dan Washington, Penslnva itu disebut oleh 
D K- PBB sebagai "sebuah ancaman bagi perdamaian dan keamanan 
internasional". 

Resolusi D K- PBB pada 28 Oktober 2001, sebagaimana dikutip 
harian Kompas (30 September 20U1), pada intinya mengandung ke- 
wajiban bagi pemeri tah -pemerintah di dunia sebadai berikut. (1) 
Anggota PBB h artis menganggap sebagai tindakan kriminal semua 
kegiatan pengumpulan uang dengan sengaja, langsung atau tidak 
langsung, dari dana vang diketahui digunakan untuk mendanai te- 
roris. (2) Anggota PBB harus segera membekukan aset finansial serta 
sumber-sumber ekonomi dan mereka vang melakukan atau men- 
coba melakukan tindakan-tindakan teroris- (3) Meminta para negara 
anggota PBB, a^ar melarang kewarjiaan mereka atau bahkan wila- 



Bagian 11: Cara M Bm a titian g islam 205 



yahnya untuk pengumpulan dana atau pelayanan serupa yang bisa 
diperoleh para teroris. (4). Negara anggota juga diminta AS menolak 
memberikan bebas pajak bagi mereka yang mendanai, merencana- 
kan atau pun melakukan tindakan teroris dan juga yang melindungi 
teroris. (5) Negara anggota juga harus menjamin bahwa para teroris 
akan dibawa ke pengadilan serta dihukum dengan hukuman yang 
pantas. Dia n Lara sesama anggota, menurut resolusi PBB, hendaknya 
salmg memberikan bantuan dalam kaitan investigasi kriminal me- 
nyangkut terorisme. 

Resolusi ini sama sekali tidak secara khusus mendefinisikan apa 
itu seorang teroris, dan tidak juga mengidentifikasi seseorang yang 
diduga melakukan serangan ke AS. Kalangan ahli hukum dan H AM 
mengungkapkan kekhawatirannya bahwa rezim - rezim yang repre- 
sif bisa menggunakan restitusi PBB itu seolah cek kosong untuk me- 
nindak keras para oposisi politiknya di dalam negeri. Resolusi PBB 
ini secara khusus juga mendukung hak AS untuk r 'mempertahankan 
diri Secara individual maupun kolektif". Menyambut resolusi terse- 
but, Ketua Dewan Keamanan PBB Jean-David Levite menyatakan, 
''Malam ini Dewan Keamanan mungkin membuat sejarah. Malam 
mi kata mengadopsi sebuah strategi yang sangat ambisius, kompre- 
hensif, untuk memerangi terorisme dalam segala bentuknya d i selu- 
ruh dunia/' 

La g Mag L masalahnya adalah "definisi yang objektif" tentang 
terorisme. Siapa yang disebut teroris dan harus dijatuhkan sanksi 
atasnya? lika Ha mas dicap sebagai teroris karena memperjuangkan 
kemerdekaan Palestina dan penjajah Israel, apakah Israel yang jelas- 
jelas menerapkan berbagai aksi terorisme, tidak masuk kategori te- 
ryris? Ketidakjelasan definisi semacam ini bisa sangat berbahaya, se- 
bab akan memakan korban yang tidak selayaknya. Kasus pemban- 
taian kaum Muslimin Bosnia oleh Serbia menunjukkan, bagaimana 
persepsi yang salah telah memunculkan sahi perilaku sangat biadab 
kaum Ortodoks Serbia terhadap Muslim Bosnia. Smail Balic, dalam 
tulisannya berjudul "Bosnia: The Chnleng? o/n Tolerani Islam", men- 
catat bahwa Muslim Bosnia adalah kaum yang sangat toleran dan 
penyokong persaudaraan dan persatuan yang dulu digelorakan oleh 
Presiden Josjp Bross Tito, Tetapi, dalam propaganda Serbia, kaum 
Muslimin Bosnia digambarkan sebagai kaum fundamentalis dan mi- 



litan. Padahal, sebagian be^ar Muslimin Bosnia adalah sekular dan 
berorientasi ke Barai. Tetapi, karena mereka Muslim, tetap saja di- 
pandang sebagai Muslim, dan kemudian diperlakukan dengan sa- 
ngat biadab oleh Serbia. Ratusan ribu dibantai, dan puluhan ribu 
Musliniah diperkosa, sebagai bagian dari politik pembasmian etnis 
Muslim. Semua itu terjadi di depan mata dan hidung bangsa Eropa. 
Dalam lima bulan pertama saja, 500 masjid sudah dihancurkan, 12 

Apa pun, banyak kaum Muslim, dan organisasi Islam, kini men- 
derita karena politik "perang melawan teror ' semacam mi. Banyak 
organisasi Islam di Indonesia yang biasanya menerima aliran dana 
bantuan dari Timur lengah dengan leluasa, sekarang menjerit Alir- 
an dana itu, dengan alasan khawatir dikaitkan dengan teroris, tidak 
leluasa lagi mengalir ke u mal Islam. Sebaliknya, pada saat vang sa- 
ma, LSM-LSM Barat dengan leluasa mengucurkan dana ke umat Is- 
lam, dengan syarat-syarat tertentu, sesuai dengan misi dan kehen- 
dak mereka. Misalnya, untuk penyebaran paham Liberalisasi Islam 
dan pluralisme agama. 

Apakah dampak semacam ini merupakan hal yang tidak dise- 
ngaja atau memang buah dari satu skenario? Jika dicermati, peristi- 
wa 11 September 2001, lalu diikuti dengan berbagai akst pengebom- 
an terhadap kepentingan-kepentingan Barat, kemudian diikuti de- 
ngan berbagai kebijakan global atau nasional yang menyudutkan 
umat tsiam. Sebagian umat Islam yang terlibat dalam aksbakM itu 
tampaknya tidak menyadari dampak global dari ak>i vang mereka 
lakukan. Karena itu, banyak fakta dan analisis sang menunjukkan, 
bahwa peristiwa-peristiwa itu seperti sengaja dibiarkan teriuh, un- 
tuk memberikan legitimasi satu kebijakan atau skenario tertentu ter- 
hadap umat Islam. 

Dalam satu aspek saja, misalnya soal penyebaran paham plu- 
ralisme agama, dampaknya sudah sangat terlihat jelas di Indonesia. 
Organisasi-organisasi dan tokoh-tokoh Islam banyak tergoda untuk 
menyebarkan paham ini, tanpa melakukan kajian kritis yang mema- 
dai, Di samping logika yang mudah dicerna oleh banyak orang, iak- 
tor finansial juga sangat mendukung penyebaran paham ini. The Min 



I- Sniiiil Bnlii:, Bosnm: Tas Chiih'ng? cf ti Tb/rwj' kfom" do tam Haus Kung ti «i f i Jurtit-n 
MoltnirtruM^aj, isiiitt: A Owiiwwfti dv'ibluiHitj i, London SCM Prt>s\ V^Ai. hlm r^S 



Fouudaiiou, misalnya, melakukan penyaluran dana besar-besaran 
untuk mendukung penyebaran paham yang berdampak serius ter- 
hadap asas-asas keimanan Islam ini, Hal semacam inikah yang se- 
benarnya telah dirancang sebelumnya? 

Dalam hal ini, Barai tetaplah Kristen, meskipun bersifat nominal, 
sckular, h berak Sentimen-sentimen Kristen tetap bercokol, khusus- 
nya dalam memandang Islam, Itulah yang terjadi ketika mereka me- 
nerima laporan tentang nasib kaum Kristen yang berada di dalam 
negeri Islam. Mereka sangat sensitif, dan tidak [arang kemudian ber- 
sikap tidak objek t iL Simaklah kasus TimorTimur (Timtim) dan pe- 
ranan Uskup Bolu, y*mg a kilirnya memaksa Indonesia melepaskan 
wilayah vang oleh rakyat Indonesia, melalui MPR, telah disahkan 
sebagai salah sahi propinsi di Indonesia. Meskipun sebagai umat 
minoritas di Indonesia. Kaum Kristen /Katolik terbukti mampu me- 
menangkan "perang opini" di dunia internasional. Uskup Belo ter- 
bukti m ani p u menipu dunia dengan mengusung isu islamisasi di 
Timtim, sehingga mendapat simpati dunia Kristen. Padahal, fakta 
yang ada justru sebaliknya. Yang teqadi di masa integrasi adalah Ka- 
lolikisasi, bukan Islamisasi, Tahun 1^72, orang Katolik Timtim hanya 
187.540 dari jumlah penduduk 674.550 jiwa (27,8 %). Tahan 1994, 
jumlah orang Katolik menjadi 722.7S9 dan 783*086 jumlah pen- 
duduk (92,3 %), Tahun 1094, umat I siam di Timtim hanya 3,1 persen, 
jadi dalam tempo 22 tahun di bawah Indonesia, jumlah orang Katolik 
Timtim meningkat 3563%« Padahal, Portugis saja, selama 450 tahun 
menjajah Timtim hanya mampu mengkatolikkan 27,8% oran^ 
Timtim. Mehhal pertambahan penduduk Katolik yang sangat 
fa n tas- H s itu, Thumas Michel, Sekretaris Eksekutif Federasi Konfe- 
rensi para Uskup Asia yang berpusat di Bangkok, menyatakan, "Ge- 
reja Katolik di Timtim berkembang lebih cepat dibanding wilayah 
lain mana pun di dunia." 1 ' 

Kaum Kristen Indonesia juga berhasil meneiptakan opini di ting- 
kat m tema si onal, bahwa mereka terancam dan tertindas di Indone- 
sia- termasuk di Poso dan Maluku. Parlemen Eropa dan pemerintah 
AS berulang-ulang menyebut Laskar Jihad sebagai pembuat masalah 
di Maluku dan Puso. Dalam Resolusi vang bertajuk "Jfiint Matian for 



U l5i|v W rSirtgh,T/nhV T/itu/r, Hakarta II*S r 1*18], litirtJOMU. 



A R^alulmn" tahun 2002, Parlemen Eropa menyerukan, 'Menyam- 
but penangkapan pemimpin Laskar Jihad. Ja'far Umar Thalib, se- 
bagai sebuah tanda akan komitmen pemerintah Indonesia yang ber- 
diri di belakang proses perdamaian di kawasan itu dan menghadapi 
kelompok-kelompok teror ls, dan meminta agar ia dibawa ke pe- 
ngadilan,/' 

Padahal, siapakah vang memulai konflik di Maluku? Bukankah 
Laskar Jihad datang setahun setelah Konflik Maluku berlangsung? 
Pihak Kristen Kropa seperti lidak mau tahu iakta yang sebenarnya, 
Lelap i mereka hanya merujuk pada surai kaum kristen Maluku: 

"„ sedangkan beberapa pemimpin gereja, termasuk Uskup Am- 
boina Mgr Mandagi, dan Moderator Sinode Gereja Protestan 
Maluku PdL Dr. 1 Iendriks, mengirimkan surat tertanggal 2^ 
April ^002 kepada Sekjen PBB Kofi Anan, meminta bantuan PBB 
bagi pemerintah Indonesia guna menghentikan pembantaian 
lebih jauh.." 

Dengan menciptakan citra bahwa kaum Kristen Indonesia ter- 
ancam, kaum Kristen berhasil melakukan Kristenisasi dengan relatif 
leluasa. Apalagi, banyak tokoh Islam vang kemudian mendukung 
mereka. Mantan Presiden Abdurrahman Wahid, misalnya, menurut 
harian kormi Tt*mpn (29 Januari 2002), pada tanggal 28 Januari 2002, 
Lelah dinobalkan sebagai anggota Ugliun Chrisium {Laskar Kristus) 
di Manado. Sebagai anggota kehormatan, Wahid mendapat tugas 
khusus, yaitu sebagai u|ung tombak menolak pemberlakuan Piagam 
Jakarta dan melalui NU melindungi orang Kristen di Jawa. 

Padahal, misi Kristen di Indonesia Lelah mencapai sukses yang 
luar biasa. Sebuah buku berjudul Gnvja ikv\ Refaruh\$i vang diter- 
bitkan oleh Yayasan Komunikasi Masyarakat-Persekuluan Gereja- 
Gereja lIi Indonesia (Yakoma-PGI) menyebutkan bahwa jumlah 
orang Kristen (Protestan) di Indonesia adalah sekitar 21) % w malah 
bisa lebih. Faktor meningkatnya jumlah umat Kristen itu lerutama 
karena terjadinya pembapfean-pembaptisan massal di berbagai 
tempat. 14 Mallah Knsten BAHANA, edisi September 2002 juga 



» Vklu-r Siliri ilkk, Ow iftiir Rrjo"naiuUvk*Ti* Yftk>™# RJ, 1^ Mm ^1^2 Ai^k.i 
n>mi sUilKtik bihun 1^X> miTumjiikkan. |imil,ih Prnl^LiiMlJ liidrwitshi Itartyfl f* [vr^n 



memual S u lisan Fdl. Dr, Augusl W. Gala g/ yang berjudul "tAana- 
pnh'u Mhi Gtw/tf, SudaJi Berhasilkah? " Di situ dikutip data dari Global 
Emnfzeliztitian Movcwrnt DtffrrfwA'jFang menyebutkan bahwa jumlah 
umat Kristen di Indonesia sudah lebih dari 40 juta. Dalam setahun, 
menurut data itu, jumlah innat Kristen bertambah fi,9 %. 

Tipuan opini—mencitra ka n sebagai kaum tertindas—selama pu- 
luhan tahun juga itJcscs dilakukan oleh kaum Yahudi Dalam sej ti- 
rah, kaum Yahudi berhasil mencengkeram opini dunia dengan rnen- 
ciptakan mitos ,f hoht<tu$t f ' f sehingga selalu mengesankan bangsa Ya- 
hudi sebadai bangsa tertindas. Padahal, menurut Ralph Schoenman, 
pembantaian sekitar ft juta warga Yahudi di Jerman (holocawt) ada- 
lah merupakan buah kerja sama antara tokoh-tokoh Zionis dengan 
Nazisme, untuk menciptakan kesan bahwa Yahudi adalah bangsa 
tertindas dan layak mendapat simpati dunia. Schucnman menyo- 
dorkan sederet fakta tentang kerja sama Zionis dan Nazi dalam me- 
muluskan upaya pendirian negara Yahudi di Palestina dan "pemak- 
saan" orang-orang Yahudi agar mau berpindah ke Palestina, Pada 
tahun 1937 r milisi Zionis Sosialis Pekerja, Haganah, yang didirikan 
oleh Vladimir Jahorinsky, mengirimkan agen (Feivel Polkcs) ke Ber- 
lin untuk ditawarkan sebagai mata-mata bagi S.S, Pada bulan Mei 
1935, Roindhardt Heydrich, kepala &S., menulis sebuah artikel yang 
memuji orang-orang Yahudi Zionis. "Doa dan niatan baik resmi kita 
sejalan dengan mereka/' tulisnya. Adu 1 1' Eichman juga pernah ber- 
kunjung ke Palestina dan menjadi tamu Haganah. Polkes pernah 
menyatakan, "Kelompok nasionalis Yahudi sangat gembira dengan 
kebi|aksanaan radikal Jerman." 11 * 

Dalam buktinya, Zionist Rt'Iatiou* with Nazi German\j f Paris Ghibh, 
seorang sastrawan dan sejarawan Inggris mencatat banyak data se- 
putar ini, dari sumber-sumber Yahudi. Para tokoh Zionis sebenarnya 
melakukan kerja sama aJau kolaborasi dengan Nazi Jerman untuk 
menggiring imigran Yahudi ke Palestina. Glubb mencatat pada akhir 
bukunya; 

"Cerita lengkap mengenai peran Zionisme selama masa I N iler 
tidak banyak diketahui, bukan hanya oleh dunia, bahkan oleh 



l " K^h R Bihwnmwin Nimyi Bwuk Kamtursmm Stti-sm Gtiwp Zioiusmi% (Surah j y. r 
PuPtrt* Pr^ivsi/. iWjfWifl &+-S5 



kalangan komunitas Yahudi sendiri. Betapa rapatnya cerita itu 
ditutupi, dan mitos bahwa kaum Zionis adalah para pembela 
Yahudi banyak beredar, merupakan indikasi lelah berhasilnya 
gerakan Zionis dalam seni propaganda." 16 

Jadi, trauma-trauma yang dialami Kristen Barat terhadap Islam 
di masa Lilit, memang telah mendptakan mitos-mitos ketakutan ter- 
hadap Islam. Tidaklah aneh, jika sensitivitas perasaan masyarakat 
Kristen terhadap islam ini dengan mudah dieksploitasi untuk ke- 
pentingan politik. Dalam berbagai aspek, kaum muslimin sendiri 
menyimpan trauma yang mendalam, sehingga menyimpan mernnn 
sensitif terhadap Yahudi dan Nasrani. Sejarah membuktikan, seberat 
apapun konfliknya, kaum muslimin tak pernah menjadi pihak yang 
memiliki tradisi melakukan pembantaian atau penindasan terhadap 
kaum nonmuslim. 



*# * 



10 

1 - ^ 



Paradoks wacana "Terorisme 
dan "Fundamentalisme 



insme" 



Frof. Noam Chosmky, pakar linguistik pada the Massadiussets tnstitute 
of Technology 



T^ ■$: " ' L epat dua tahun sesudah peristiwa 11 September, harian 
terkemuka Timur Tengah, Al-Sijan]ul Atasallt, menulis, 
jif bahwa bukan saja bulu m mampu mengatasi aksi terorisme, 
Amerika Senkal bahkan banyak menimbulkan masalah bani karena 
konsep terorisme melebar kemarin -mana. Harian itu mengingatkan, 
agar AS mendengar usul dunia Arab untuk menyepa kati terlebih da- 
hulu definisi dan maksud dan terorisme. "Mendefinisikan terorisme 
merupakan sahi cara untuk keluar dari perang jangka panjang vang 
melelahkan. Kita berharap agar kejadian di Irak menyadarkan ke- 
lompok konservatif di Washington/' demikian laporan harian terbe- 
sar Arab itu. 

Sejak AS melancarkan apa yang disebut "perang melawan 
teror", banyak pemimpin negara berpikir serius tentang hal itu agar 
jangan sampai tidak mendapat restu dari AS. Maka, demi memper- 
tahankan kekuasaan atau kemaslahatan tertentu, berbagai paradoks 
akibat konsep "terorisme" terpaksa dibiarkan terjadi. Lihatlah, ba- 
gaimana negara Pakistan dapat melakukan tindakan yang kontra- 

Wajah Peradaban Barat 21 1 



diklit terhadap Talibun, Pakistanlah yang mendukung dan turut 
membesarkan Tali ban. Tetapi, mereka juga yang kemudian membu- 
ru Taliban mengikuti jejak AS. Simaklah berbagai paradoks seputar 
wacana "terorisme" dan "fundamentalisme" berikut ini. 

Hari Kamis, 31 Januari 2002, pukul 05,00 WIB, Radio BBC me- 
nyiarkan wawancara dengari Nakamura, Direktur tjultihtte for Pupu- 
ku Di'uwcrticy di Filipina, \ ang menungkapkan kekhawatirannya ter- 
hadap kehadiran tentara AS di Filipina. Secara resmi, kata Nakamu- 
ra, kehadiran tentara AS, adalah untuk membantu penumpasan 
teroris Abu Sayyaf Tetapi, yang ia baca dan satu situs mternet, se- 
telah menumpas "gang kriminal" Abu SayyaL tentara A5 akan di- 
arahkan untuk memberantas "teroris MILF", lalu "teroris VI N" LF", 
dan seterusnya. Jika itu terjadi, maka yang berlaku adalah perang 
total, karena MILF dan MNLF merupakan kelompok politik dan mi- 
liter dengan puluhan ribu pasukan, dan dukungan luas di dunia 
Islam. 

1-larian Kompas, 2M Januari 2002 r memberitakan, dunia inlerna- 
siona l mengecam sikap AS yang terlalu menyudutkan Palestina dan 
menganakemaskan Israel. AS menyebut pasukan pengamanan Ara- 
fat sebagai "teroris" dan berencana menutup perwakilan Palestina 
di Washington, DC. "Saya kira diskusi yang menyamakan Aralat de- 
ngan teroris mi tidak pantas dan total. Ini adalah kebijakan yang ber- 
bahaya/' kata Menlu Swedia Anna Lrndlt !a menambahkan. "Ini be~ 
nar-benar tidak waras. Hal ini bertentangan dengan prasc* perda- 
maian menyeluruh..,, dan bisa mengarah kepada perang terbuka di 
Timur Tengah." 

Koran Tt'mpo (12 iNjuvemhcr 2001), menurunkan benla berjudul 
fI Noam Chomaky: Lebih Jahat duri Serangan Terori*". Profesor linguistik 
di MIT itu menyimpulkan, "Pengeboman atas Afghanistan (oleh pa- 
sukan sekutu \ang dipimpin AS) adalah kejahatan yang lebih besar 
daripada ternr 11 September." Pendekalan Barai terhadap konflik 
Afghanistan adalah pendekalan yang didasari pandangan n//vMan 
sangat berbahaya. "AS adalah terdakwa negara teroris," tegas 
Chomsky. 

Pada Ib Januari 2002, Humau Rigfitt Watt'h yang berkedudukan 
di New York meluncurkan laporan pelanggaran-pelanggaran IIAM 
sepanjang tahun 200L Dalam laporannya bertajuk, Human Kt$hl$ 



Report 2002 f organisasi itu menyimpulkan bahwa AS dan pemerin- 
tahan Gctirgc Walker Bush sebagai pelanggar H AM terbanyak di 
dunia. Lembaga ini juga mengecam keras tindakan Bush dan Jaksa 
Agung ASJuhn Ashcroft, dalam kasus penangkapan lebih dan 1.100 
warga Muslim atau Arab yang ditahan dalam upaya investigasi 
mencari pelaku aksi serangan 11 September 2001 ke WTC 

Edward S, I lerman, guru besar di Universitas Penslyvania, 
dalam bukunya Tiu* Rt'iil Ttrror Nehoork (1982), mengungkap fakta- 
fakta keganjilan kebijakan antiteronsme AS. AS selama ini merupa- 
kan pendukung rezim-re/im "teroris" Garcia di Guatemala, Pino- 
chel di Chili. dan rezim Apartheid di Afrika Selatan. Di tahun 1970- 
an, AS memabukkan PLO, Rt\t Brigmit**, Cuba, Libya, sebagai teroris. 
Tetapi, re/im Afrika Selatan dan sekutu-sekutu AS di Amerika Latin 
tidak masuk dalam daftar teroris. Padahal, pada 4 Mei 197S, tentara 
Afrika Selatan membunuh lebUi dari bOO urang warga di kamp pe- 
ngungsi Kassinga, Namibia, Sebagian besar adalah wanita dan anak- 
anak. Tentara Afrika Selatan kulit purih juga terbukti membunuh ra- 
tusan penduduk sipil Angola. Jumlah itu jauh lebih besar dari korban 
serangan PLO dan sebagainya. Israel, negara sekutu ulama AS di 
Timur Tengah dan tokoh-tokohnya juga melakukan berbagai aksi 
terorisme. Menachem Bogm misalnya, adalah tokoh kelompok te- 
roris Yahudi "Irgun" vang terkenal kebrutalannya dalam aksi pem- 
bantaian di Deir Yasin, 9 April 1948, Bcgin bahkan menyebut aksi 
kelompoknya sebagai aksi kepahlawanan* 1 

Perdana Menteri Israel Ariel Sharon, dalam tayangan l\v\oraum 
BBC. 17 Juni 2001, oleh Jaksa PBB Richard Gokistune, dinyatakan 
harus diadili sebagai penjahat perang, karena terbukti bertanggung 
jawab atas pembantaian ribuan pengungsi Palestina di Shabra-Satila, 
1982. RogerGaraudy dalam bukunya hmehiut PrnkUk-PmkiikZimus- 
tm% menempatkan situ bab berjudul, "Mgtoi&n Kpbijnksgrwtin fetneh 
Ttrariyirh 1 Nt l gara'\ Sedarah pendirian dan perjalanan negara Israel di- 
penuhi dengan rangkaian teror demi temr terhadap warga Palestina. 



I TWilfmg k'Jurrirru- Kr.U'UlJis kjsu> Dcir YAssin, L>Ua iii^in^L*^Um tart J Rit 'Urtmi a*m 

Kf.\ T . P**r*^n, 7T M - ^rM infafirt A H&t&y iKtrlhmimi* I nn^mnn, W5}, him. %-9& Rd- 

wiid 5 1 tcrmcin, Ptr Ram Ti-r*v r W'tuvrl Trrrcri^m m Fatl ia Prvfw$it*idtr [tkMaa Sotilh Eriti 



diktif terhadap Taliban, Pakistanlah vang mendukung dan turut 
membesarkan Taliban Tetapi, mereka juga vang kemudian membu- 
ru Taliban mengikuti jejak AS, Simaklah berbagai paradoks seputar 
wacana "terorisme" dan "fundamentalisme" berikut int- 

I lari Kamis, 31 Januari 2002, pukul 0500 WIB, Radio BBC me- 
nyiarkan Wawancara dengan Nakamura, Direktur !n<titttU\tor Popu- 
lar Dcuwcmcif di Filipina, vang men ungkapkan kekhawatirannya ter- 
hadap kehadiran tentara AS di Filipina Secara resmi, kata \akamu- 
ra, kehadiran tentara AS, adalah untuk membantu penumpasan 
teroris Abu Sayyaf. Tetapi, \ang ia baca dan satu situs internet, se- 
tela li menumpas "gang kriminal" Abu Sayyaf, tentara AS akan di* 
arahkan untruk memberantas "teroris Ml LF", lalu 'teroris MN'LF", 
dan seterusnya. Jika itu terjadi, maka yang berlaku adalah perang 
total, karena M I LF dan M N LF merupakan kelompok politik dan mi- 
liter dengan puluhan nbu pasukan, dan dukungan luas di dunia 
Islam. 

Harian Kowpa>, 2M Januari 2002, memberitakan, dunia interna- 
sional mengecam sikap AS yang teria J u menyudutkan Palestina dan 
menganakema.skan Israel. A5 menyebut pasukan pengamanan Ara- 
fat sebagai "teroris" dan berencana menutup perwakilan Palestina 
di Washington, DC. "Saya kira diskusi yang menyamakan A ralat de- 
ngan teroris ini tidak pantas dan tolol. Ini adalah kebijakan \ ang ber- 
bahaya," kata Menlu Swedia Anna l.mdk la menambahkan, "Ini be- 
nar-benar tidak waras. Hal ini bertentangan dengan proses perda- 
maian menyeluruh.... dan bisa mengarah kepada perang terbuka di 
Timur Tengah." 

Koran Tempo { 12 November 2001), menurunkan berita berjudul 
"Noaui Chouifky; l.rhih jahat dari Scnvi^tm Tnvnt". Profesor linguistik 
di MIT l t u menyimpulkan, "Pengeboman alas Afghanistan (oleh pa- 
sukan sekutu vang dipimpin AS) adalah kejabatan yang lebih besar 
daripada teror 1 1 September." Pendekatan Barai terhadap konflik 
Afghanistan adalah pendekatan yang didasari pandangan n/jvf dan 
sangat berbahaya. "AS adalah terdakwa negara teroris," tegas 
Chomsky 

Pada 16 Januari 2002 r Human Right* Wntch yang berkedudukan 
di New \ork meluncurkan laporan pelanggaran-pelanggaran 1 1 AM 
sepanjang tahun 200L Dalam laporannya bertajuk, Human Righte 



Repot -t 2002, organisasi itu menyimpulkan bahwa AS dan pemerin- 
tahan Genrge Walker Bush sebagai pelanggar 1IAM terbanyak di 
dunia. Lembaga ini juga mengecam keras tindakan Bush dan Jaksa 
Agung AS John Ashcroft, dalam kasus penangkapan lebih dari 1.100 
warga Muslim atau Arab yang ditahan dalam upaya investigasi 
mencari pelaku aksi serangan 11 September 2001 ke WTC- 

Edward S. 1 Jerman, g uni besar di Universitas Penslyvania, 
dalam bukunya The Riffil Tenvr Nciwork (1982), mengungkap fakta- 
fakta keganjilan kebijakan anti terorisme AS. AS selama ini merupa- 
kan pendukung re/ i m- rezim "teroris" Garcia di Guatemala, Pin o* 
chctdi Chili. dan re/im Apartheid di Afrika Selatan. Di tahun T970- 
an, AS memasukkan PLO, ftrd Brigade, Cuba, Libya, sebagai teroris. 
Tetapi- rezim Afrika Selatan dan sekutu-sekutu AS di Amerika Latin 
tidak masuk dalam daftar teroris, Padahal, pada 4 Mei 1978, tentara 
Afrika Selatan membunuh lebih dan 600 orang warga di kamp pe- 
ngungsi Kassinga, Namibia. Sebagian besar adalah wanita dan anak- 
anak- Tentara Afrika Selatan kulit putih juga terbukti membunuh ra- 
tusan penduduk sipil Angola. Jumlah itu jauh lebih besar dari korban 
serangan PLO dan sebagainya. Isra e L negara sekutu utama AS di 
Timur Tengah dan tokoh-tokohnya juga melakukan berbagai ^ksi 
terorisme. Menachem Begin misalnya, adalah tokoh kelompok te- 
roris Yahud l "Irgim" yang terkenal kebrutalannya dalam aksi pem- 
bantaian di Deir Yasin r 9 April 1948, Begin bahkan menyebut aksi 
kelompoknya sebagai aksi kepahlawanan. 1 

Perdana Menteri Israel Ariel Sharon, dalam tayangan Pammima 
eSC 17 Juni 2001, oleh Jaksa PBB Rithard Goldslone, dinyatakan 
ttartis diadili sebagai penjahat perang, karena terbukti bertanggung 
jawab atas pembantaian ribuan pengungsi Palestina di Shabra-Satila, 
1962, Roger Garaudy dalam bukunya terfa*l dan Prttkhk-Pniktik Zionis 
uh>, menempatkan satu bab berjudul, "Mi'tadti Kdujrtksaiitiiui Isra**!: 
Ttrorimnv Nffiaru" \ Sejarah pendirian dan perjalanan negara Israel di- 
penuhi dengan rangkaian teror demi tenor terhadap warga Palestina. 



I Tt'UliiH^; trtorismi- Urat 1 J tlAii ktisus Doir Vasftirt, bin* tii^imak tUjnm Lm f- Bickortivi dan 
M,N Pvnrmn.TKv Ar#k frr<?Wi Cunfiwl: A Hist&ry Ikfrllvmrnc ton&Tifm, IWl h ton VMl8 frl- 
wanJ S ElrrtTvjTi- 7V Ri m ai Tcrw Nrtwork: Tpffffnsm m Pari m Propaganda 1 (Rrslnn. South Ertd 
IVi*, l<aS2),h]m 76-7*1 



Dalam sebuah wawancara dengan koran Yfrftot Aliarenot, 26 Mei W74, 
Ariel Sharon menyatakan, "'Kita harus selalu menyerang, menyerang, 
tanpa berhenti. Kita harus menyerang mereka di mana pun adanya. 
Di dalam negeri, di negeri Arab, dan bahkan di seberang lautan se- 
kati pun. Semuanya pasti akan dapat dilakukan/'^ 

Pandangan politik seperti Sharon inilah yang didukung penuh 
oleh pemerintahan Amerika Serikat, bukan saja secara politis, tetapi 
juga secara keuangan dan militer 

Itulah tindakan "Sang Kaisar" di sebuah dunia van^ dikatakan 
Prof. H unter Wade dan London Schoul o f Economics, sebadai "un- 
h\lana\i ivorld r \ Posisi dan tindakan AS itu mengingatkan "kisah le- 
genda" tentang "Kaisar" dan "bajak laut" yang dengan manis dime* 
taforkan oleh Noam Chomsky. Chomsky menyebut AS dan Israel se- 
bagai "dua negara yang dipimpin oleh dua komandan teroris dunia". 
"Sang Kaisar" yang mengacau sanuidera, dengan kapal raksasa, 
membunuhi jutaan orang dan melakukan kekejaman dimaiuvinana 
—dalam istilah Prof. Herman disebut sebagai "whol^tttc viotetice"— 
tetap diben julukan mulia, yakni "Kaisar". Semen lara "bajak laut" 
yang melakukan "kekerasan kecil-kecilan""dalam LStilah Proi. J Icr- 
nian disebut sebagai "rt'tttii vioh'im" sudah dicap sebagai "teroris", 
yang "wajib diperangi" dan dimusnahkan, Orang-orang vang mau 
menjadi "hamba Sang Kaisar" juga diberi kedudukan dan anugerah 
mulia, yang dalam Istilah Arie Fleisher, jubir Gedung Putih, disebut 
mend apa ikan "cairol"- Sebaliknya, orang-orang yang pernah atau 
punya hubungan dengan "sang bajak laut" diberikan "hukuman", 
yang dalam istilah Fleiscer disebut sebagai "stiek". Maka, ketika ber- 
pidato di Kongres AS, 20 September 2001, Presiden Bush memberi- 
kan ultimatum, 

"Setiap bangsa di semua kawasan kini harus memutuskan: Apa- 
kah Anda bersama kami, a la u Anda bersama teroris. Sejak hari 
ini, bangsa manapun yang masih menampung atau mendukung 
terorisme akan diperlakukan oleh Amerika Serikat sebagai rezim 
musuh "' 



* KOftcr Gi'raudv U*mi dan ^wii tt f tratitt Zuirutm 1 ' {Bin*iiirt^: Pasta La. l^SSK hlm M S 

♦* liTiUn|t meufor kaisar H dan bajak. LmT d^pal dilihat dalam laku \**am Chvms»kv 
M^lin^ Tvnak MtLinj; ^mrnku San^Ti'nurW? I Bandung Mizan 2W\\ 






Dengan posisinya sebagai "Kaisar" yang menguasai makna 
"Demokrasi liberal" maka AS terleluasa menerapkan berbagai ke- 
bijakan untuk membual "hitam" dan "putih" dunia internasional. 
Pada 31 Januari 2002, koran-koran di Indonesia kembali memuat 
pernyataan Gcorge W, Bush, bahwa A P akan terus memburu teroris 
dan memperingatkan negara-negara yang masih ragu-ragu untuk 
memerangi terorisme, "Jika mereka tidak bertindak, Amerika akan 
bertindak/' kata Bush. Dalam peran- melawan terorisme, tidak ada 
wilayah abu-abu (gmfnrrn), yang ada adalah "hitam-putih". Mengu- 
tip Nw&jttwk, Koran Tvmpo (31 Januari 2002), memberitakan, bahwa 
Indonesia termasuk yang dinilai tidak bersikap tegas, Indonesia juga 
dikabarkan ikut membantu lima anggota Al-Qacda keluar dari 
Indonesia. Padahal, kelimanya telah berencana menyerang Kedubes 
AS di Jakarta. Sikap Indonesia ini berubah total setelah peristiwa 
Bom Bali 12 Oktobei 2002, Bush juga menegaskan lagi bahwa Iran, 
Korea Utara, dan [rak, sebagai "Poros Setan", dan menyatakan 
secara terbuka, bahwa dalam waktu dekat, ketiganya akan menjadi 
targel perang AS melawan terorisme. Ketua Parlemen Irak, Salem al- 
Qubaissi, menyatakan, "AS bersama Zinnis Israel adalah satu-satu- 
nya negara di dunia tnS yang mem p rak tikkan terorisme negara ter- 
hadap rakyat dan pemerintahan vang Hdak mau menuruti keingin- 
annya. Mereka melakukan itu semua atas nama perang melawan 
terorbine." Salama Ahmed Salama, analis di koran pemerintah 
Mesir r Al -A} t mm, mencatat. "Dengan ini Bush telah memancing 
terorisme baru." Said Kamal, Asisten Sekjen Liga Arab, menyayang- 
kan Bush yang tidak pernah mau memasukkan Israel sebagai negara 
yang bermasalah yang dapat memancing konflik di Timur Tengah. 

Hanya beberapa hari setelah 11 September 2001. Bush sudah 
mengeluarkan daftar "28 teroris", yang semuanya kelompok Muslim. 
Setelah mendapatkan kritik dari berbagai pihak, pada awal Novem- 
ber 2001, AS mengeluarkan daftar "25 teroris" yang kali ini tidak se- 
muanya muslim. Dia n tara 25 nrganisasi itu, ada Abu Nidal Organi- 
zation. Aum Shlnrikyu, Basque Fatherland and Liberation (Hta), Ga- 
niaa al-lslatniya, Hamas-lzmdin al-Qassam, Hezbollah E\tenml 5c- 
curity Organizatinn, Lashkare-Thayyaba (Kashmir), dan Jihad Islam. 
Mengapa pemerintah Bush kini begitu bersemangat meluaskan pe- 
rang ke berbagai penjuru dunia, khususnya ke berbagai pihak yang 



disebut sebagai "Islam militan"? Selain faktor legitimasi dan kese- 
li'ttititaii politik pemerintahan Georgc VW Bush, jawabannya dibuat 
oleh Michefc Steinbcrg, yang pada 26 Oktober 2001, menulis analisis 
berjudul 'Walfbwitz CflhnV 1* mi Enam/ Withffl U.S. di jitrnai Executip? 

Tulisan Steinbcrg itu dimulai dengan cerita tentang keterlibatan 
Irak (talam Serangan 11 September 2001. seperti dimuai dalam ha"ri- 
*m tiw Observer, [«ondon edisi 14 Oktober 200 L Berita yang diberi ju- 
dul "IrakBchindU.S^ Antimu' Ouibreah" itu ternyata salah total. Beri- 
ta salai i itu mengutip sumbernya Liari pernyataan tanpa bukti dari 
kalangan "American 1 f a w ks"- sebuta n bagi pejabat-pejabat AS yang 
bersemangat dalam melancarkan perang— yang menyatakan bahwa 
"ada banyak bukti yang menunjukkan keterlibatan Presiden Irak 
Saddam 1 Iussein dalam peristiwa aksi pembajakan 11 September 
2001. Salah seorang "ha w k'' yang tidak disebutkan namanya menya- 
takan kepada koran yang terbit di London itu. bahwa Ton v Blair 
adalah. sekutu lerpercayfl dalam peperangan melawan terorisme. Pe- 
jabat AS itu juga menegaskan, bahwa jika perang melawan teror ma 
berarti kita harus berperang ratusan lahun lamanya, maka kita akan 
melakukannya. 

Siapakah kelompok maniak perang d r AS tersebut? Itulah yang 
disebut Steinberg sebagai "Wolfhwitz cirtuiF atau komplotan rahasia 
Woliowilz (mantan Dubes AS untuk Indonesia yang kini menjabat 
Depuli Menteri Pertahanan AS). Menurut Koran Ttw Ntto York Tiutes 
yang menerbitkan bocoran aktivitas komplotan tersebut pada 12 
Oktober 2001, komplotan itu menginginkan agar segera dilakukan 
perang terhadap [rak, menyusul serangan AS ke Afghanistan Perang 
itulah yang mereka harapkan akan menyeret AS ke kaneah perang 
global y<mg mereka inginkan. Steinberg mencatat. 

'Tetapi Irak sebenarnya hanya batu lompatan lain guna men- 
dorong 'perang' anti- teroris menjadi ledakan besar 'benturan 
peradaban' {clash ofcivilizntiaus), di mana kawasan Islam akan 
menjadi simbol musuh dalam sebuah Perang Dingin baru." 

Teori "Ch*h o/ Civitizatioits". menurut Steinbcrg. adalah teori 
vang dikembangkan oleh Profesor I larvard Unkersity yang menja- 
di penasihat keamanan Presiden Carter yaitu Zbigniew Brzwinsky 



dan sejumlah anak didiknya, termasuk Samue! P I luntinglon. Brze- 
zin^ky bermaksud menggunakan "kari u Islam" untuk melawan Uni 
Soviet, dan -telah itu rnempos isikan Islam fundamentalis untuk 
berhadapan dengan Islam moderat serta pemerintahan Arah dan 
dunia Islam Yang pro-Barat Analisis ini juga menvebutkan bahwa 
"Wolfoicitz uilhi!" yang m em promosikan teori "C I tuh ofCiviliziition" 
kurang lebihnva merupakan "musuh dalam selimut bagi Amerika 
Serikat '. Komplotan mi memiliki jaringan di Dephan, Deplu, Ge- 
dung Putih. Jan L\-wan Pertahanan Nasional AS. Mereka mampu 
membajak kebijakan AS dan dapat menyeret kekacauan di Afgha- 
nistan saat ini ke dalam satu Perang d lobai. Pada 12 Oktober 2001, 
Nt'n- YtJfh Ttifii'- mengungkap perpecahan yang seruti di dalam tubuh 
pemerintahan Bus h "Cabai" mg m melenvapkan Irak, menempatkan 
Presiden Palestina lasser Aratat dan Pemerintahan Otonomi Palesti- 
na dalam daftar teroris, dan mengumumkan perang terhadap se- 
jumlah negara. Majalah Tinh^ pernah mengungkapkan, pada 22 
September 20U 1. Presiden Bush menolak rekomendasi "cabai" untuk 
menyerang Irak. Tapi. menurut Sleinberg, "cabai" mampu meran- 
cang operasi "negara dalam negara" sebagaimana pernah terjadi da- 
lam kasus "iran-Contra". Apalagi, "cabai'" menempatkan tokoh- 
tokoh penting dalam jajaran pengambilan kebijakan pertahanan AS, 
seperti Ketua Badan Kebijakan Pertahanan (Defenee Policy Board}, 
Richard Perle. Tokoh inj telah hekerjasama dengan Woliowitz sela- 
ma lebih dari dua dekade sebagai "ti^nte pfiufhhmcr" dari faksi sayap 
kanan Israel. YVollowitz dan Perle pernah disebut-sebut termasuk 
daftar "X Conirnittee' yang diduga terkait dengan operasi Jonathan 
Jay Pollard. y ani; pada M h n n 1985 ditangkap karena melakukan 
pekerjaan mata-mata bagi Israel. [adi, "Wolfowiiz cabai" ditengarai 
lengah mendorong Ab agar mengikuti kebijakan "sayap kanan Israel" 
yang sangat berbahaya, termasuk kemungkinan serangan nuklir 
Israel ke negara-negara Arab, Tidak ada konfirmasi tentang dugaan 
keterlibatan Woltowit/. dalam kasus Pollard vang sangat spektakuler. 
PolJard a kilirnya dijatuhi hukuman seumur hidup, Seymotir Hersh, 
dalam bukunya, "Tbe Samson Option", menyebut Pollard sebagai 
mata-mata nuklir Israel va n g pertama. Dalam 18 bulan, Pollard men- 
aifi lebih dari 1CHKJ dokumen rahasia. Lebih dan S 00 di antaranya 
tergolong sangat rahasia. Menurut Ilersh, mengingat banyaknya 



dokumen yang dicuri tersebut, memunculkan kecurigaan bahwa 
Pollard dibantu oleh dua atau lebih "orang AS yang berkedudukan 
tinggi". Oleh orang-orang Yahudi, aksi spionase Pollard ini dipan- 
dang sebagai tindakan tcqiuji. la dipuja sebagai pahlawan. Pada 23 
Oktober 1992, sejumlah besar rabbi Yahudi di AS memasang sebuah 
Iklan sehalaman penuh di hftnv York Tinu j > f yang isinya meminta agar 
Presiden Bush segera membebaskan Pollard, Saat berkampanye. Bill 
Cl m ton juga pernah menjanjikan akan meninjau kembali kasus 
Pollard. J 

Meskipun tidak disertai dengan referensi yang mendalam, te- 
tapi analisis Steinberg, cukup menarik, karena fakta-fakta kemudian 
banyak vang sejalan dengan analisis tersebut. Analisis ini ju^a seja- 
lan dengan berbagai analisis tentang kelompok ' r neo-konservatif h di 
AS yang telah dibahas pada bagian sebelumnya. Pengaruh dan ceng- 
keraman kelompok sayap kanan di AS banyak sekali diungkap- Pe- 
nempatan kelompok "militan Islam" sebagai musuh utama Barat ju- 
ga diberikan legitimasi ilmiah oleh HuntingUin dan Lewis, dengan 
mengeksploitasi dokirin ritfWr ofcwilizrjthna. Kebijakan im kemudian 
dijadikan sebagai konsep global yang harus diterapkan oleh seluruh 
negara di dunia Sama halnya ketika dunia harus menjadikan komu- 
nisme sebagai musuh bersama. Sebagai contoh, adalah pernyataan 
benda ngkali Lnknh avi f r*tw chimw, Lee fCuan Yew, yang menekan- 
kan, bahwa Indonesia adalah sarang Islam militan. Menurut Lee, se- 
perti dikutip Kortin Tx j mp& 2 Juni 2002 dan fr&'tf/fl Indonesia, 3 Juni 2002, 
Muslim militan d s Asia Tenggara sedang berkomplot imUik meng- 
gulingkan pemerintah; la juga mendesak AS agar membantu militer 
Indonesia, karena hanya militer yang dapat menumpas Muslim 
militan. 

Di lapangan, pengertian "teroris", "militan" dan "fundamenta- 
lis^ tidaklah jelas dan sangat bias, tergantung kepentingan. Sebagai 
contoh, Harian Kompn* (31 Jamui r i 2002) dalam berita yang diberi 
judul "AS Mulai Perang TtTOrismt* di Filipina", ditulis kata-kata se- 
bagai berikut. 

"Pastikan Amerika Serikat {AS J membuka front baru dalam me- 



■* Kas u*] PttlLird dapat d i si m n k daJarn Paul Findlry, Dtflibrrfih' Drtt'i'fJonj-ftftijifl -*'ir HiJt 
tiboit! the US-hnhIt FUAfiYivnvhvANw York: Lawrauitu E fiil Bln>kp, 1^?] 



merangi terorisme. Kamis (31/1), mereka mulai menggelar ope- 
rasi yang dirancang untuk memberi pelatihan memerangi ke- 
lompok militan." 

Di majalah Neu^zivek, Specinl Davo> Ediiion, December2001-Feb- 
ruary 2002, Prancis Fukuyama juga mencatat' 

"Islamis radikal, yang tidak tnleran terhadap semua bentuk ke- 
ragaman dan suara yang berbeda, telah menjadi kaum fasis di 
zaman kita. Merekalah yang sedang kita lawan/' 

Jika "militan Islam", "fundamentalis Islam" dan "'radikal Islam" 
merupakan musuh Barat yang paling utama saat ini, sehingga di- 
katakan Fukuyama, mereka harus diperangi, maka tentunya perlu 
didefinisikan terlebih dahulu* siapakah yang disebut sebagai "milit- 
an", "fundamentalis" atau "radikal" itu? Dan apakah dunia bisa 
secara fa i r dan adil menerapkan definisi itu untuk semua jenis manu- 
sia, bangsa, dan negara? Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Ber- 
nard Lewis dalam bukunya T!u> Cn*i$ of Istawi menyatakan, bahwa 
fundamentalis Islam adalah jahat dan berbahaya, dan menyebutkan 
bahwa fundamentalis adalah ani i* Dara t. 

Definisi Lewis ini tentu saja sangat bias dan kenyal untuk dite- 
rapkan bagi siapa saja yang mengkritik Barat. Padahal, faktanya, Ba- 
rat memang banyak terlibat dalam berbagai aksi kekerasan dan teror 
serta memberikan dukungan terhadap rezinvr&zim represif dan oto- 
riter. Namun, lagi-lagi, masalahnya, adalah soal standar. Apakah 
standar undamentalis atau teroris diterapkan secara adil? 

Majalah Tim? edisi 30 September 20(12 menurunkan satu tulis- 
an berjudul, "Tnkmg Th\* Hnrti RoiuV\ Tulisan itu dibuka dengan kata- 
kata vang sangat memojokkan posisi Indonesia, "Indonesia meng- 
hadapi pilihan sulit: menggulung kaum ekstrimis dan risikonya 
mendapatkan reaksi keras dari umat Islam— atau mengundang ke- 
marahan Amerika." Kala majalah ini pula, "Kegagalan Indonesia 
dalam bertindak atas J I (jamaah Islamiyah) atau Ba'asvir, menurut 
para pejabat AS, dapat mempercepat serangkaian sanksi ekonomi 
seperti pembatalan pinjaman dan vot'mg yaflg menolak bantuan dari 
IMF/' 

7/.Wt' sangat serius "berburu" Ba'asvir. Sekurangnya, selama 
tahun 2002, sudah empat kali {edisi 11 Februari, 1 April, 23Septem- 



bor, dan 30 September), T?iw membuat: laporan yang memunculkan 
Ba'asyir sebagai seorang gembong teroris. Pesan dari laporan-lapor- 
an tentang Ba'asyir itu sangat gamblang: Abu Bakar Ba'asyir, pim- 
pinan PP Al Mukmin Ngruki, Solo, adalah orang berbahaya bagi AS, 
dan karena itu harus ditangkap dan diperlakukan sebagai "teroris". 
Pada t*dLsi 30 September 2002, pesan AS itu begitu jelas- Bahwa, jika 
Indonesia tidak menangkap Ba'asyir, maka Indonesia terancam men- 
dapatkan sanksi ekonomi. Pada 16 September 2002, Presiden Bush 
menelepon Presiden Megawati- Konon, menurut Tww , Bu^h memin- 
ta agar Megawati mengambil tindakan tegas terhadap Islam militan. 
Pada 17 September 2002, Direktur Urusan Asia National Security 
Council AS F Karen Brooks, mengunjungi Jakarta, secara diam-diam. 
Apa pun cerita tentang J I dan Baasyir, kemudian /aktanya, Baasyir 
ditangkap dengan tuduhan terlibat terorisme. Ia akhirnya dijatuhi 
vonis karena kasus pelanggaran imigrasi (sebuah pelanggaran vang 
dilakukan ratusan orang setiap tahunnya di Indonesia), bukan 
terorisme. 

Terlepas dari berbagai masalah hukum yang kemudian diterap- 
kan kepada Baasyir, bagi kaum Muslimin secara luas, muncul per- 
tanyaan, adilkah perlakuan dunia internasional, khususnya AS ter- 
hadap Baasyir dan kawan-kawan, jika dibandingkan dengan per- 
lakuan mereka terhadap Atid Sharon, misalnya 7 Tokoh Yahudi "se- 
kuler kanan" dan Partai Likud ini [tiga sudah sangat tersohor ber- 
bagai aktivitas terornya. Sharon tidak pernah menyesali kunjungan 
provokatifnya ke komplek Al-Aqsha pada 28 September 2000, vang 
memicu terjadinya pembunuhan terhadap lebih dari 30U0 warga 
warga Palestina. Truck- nroni Sharon dalam soal pembantaian terha- 
dap warga Palestina suht dilupakan. Tahun 1953, saal memimpin 
Unit 101, vang dibentuk untuk melakukan pembasmian di Tepi Barat, 
Sharon melakukan pembantaian di Desa Kibya dan membunuh 69 
warga Palestina- -setengahnya wanita dan anak-anak Yang paling 
dramatis tentu saja saat menjabat Menhan Israel, tahun 19S2, Sharon 
membiarkan terjadinya pembantaian terhadap ratusan-ada yang 
menyebut angka 2000-3000 jiwa— pengungsi Palestina oleh pasukan 
Kristen Phalangis. Sharon hanyalah bagian kecil dari apa yang di- 
sebut oleh Roger Garaudy sebagai kebijakan negara Israel yang se- 
cara sistematis menerapkan metode "Terorisme Negara". Namun, 



kejahatan-kejahatan Sharon dan Israel justru terus dibela oleh AS- 
Israel ditetapkan sebagai partner ulama AS Jalani memerangi teror- 
isme. "Secara tradisional, Israel merupakan pendukung terkuat 
Amerika Serikat dalam perang melawan terorisme/' demikian la- 
poran Deplu AS bertajuk Pattern of Global Terrorism, yang diluncur- 
kan 21 Mei 2002. 

Media massa juga menjadi bagian penting dari penyebaran ke- 
rancuan terminologi dan definisi tentang terorisme dalam kaitannya 
dengan Islam. Sebagai contoh adalah pemberitaan media massa di 
Indonesia Lcntnng "kelompok Abu Sayyaf". Harian Kompas meng- 
gunakan istilah yang beragam untuk Abu Sayyaf, yaitu {1) "kmmi 
wilitmi", seperti ditulis dalam tajuknya (ZU Juni 2002), "Dalam kasus 
penculikan awal pekan mi segera terlihat betapa berbahaya nya ke- 
giatan kaum militan di Fiiipma Selatan." (2) "Kelompok gerilya 
Muslim", seperti di Lu lis dalam berita Kompti* (19 Juni 2002), ".., Noble 
Energy, yang berpangkalan di Singapura telah mengidentifikasi para 
penculik itu sebagai anggota Abu Sayyaf, kelompok gerilya Mualim 
yang diketahui beberapa kali melakukan penculikan, termasuk 
orang asing. Setidaknya tiga warga Amerika dan sekitar 100 warga 
Filipina diculik tabiin lalu/' (3 J "Gerilyawan separatis". Di Luks da- 
lam tajuk Kompas, "Perisi i w a perampokan ha n Senin 17 Juni ber- 
langsung di wilayah dan perairan yang selama ini dikenal dikuasai 
gerilya w an separatis Abu Sayyaf," 

Harian Mrdin Ifiiionvsm (19 Juni 2002) menggunakan istilah "ke- 
lompok pemberontak" untuk Abu Sayyaf. Koran Tempo (19 Juni 2U02) 
menggunakan istilah "gang penculik", Sementara pada edisi esok- 
nya, Kumu Tempo tidak menggunakan sebutan apa pun, dan hanya 
menyebut kelompok ini sebagai "kelompok Abu Sayyaf". Sedang- 
kan RepttNika (20 Juni 2002) menggunakan sebutan "kelompok geril- 
ya Abu Sayyaf", 

Isiilah "militan" dan "gerilya Muslim" yang digunakan Kwupns 
terhadap kelompok Abu Sayyaf, yang telah dicap sebagai "pencu- 
lik", "perompak", "pemberontak", "separatis", sadar atau tidak ber- 
kaitan dengan pembentukan citra Islam. Mengapa? Karena pada 
saal yang sama Koinpiti tidak menyebut "teroris Yahudi" pada Lsraei 
dan "pembantai Kristen" pada tokoh-tokoh Kristen yang tindakan 
pembunuhan dan terorisme di Serbia, atau Tirnothy McVcigh yang 



membom gedung WTC di Oklahoma Cih' tahun 19%. Meskipun ter- 
catat sebagai Kristen fundamentalis, apakah Presiden Tr timan yang 
mendukung Israel juga dapat dikatakan sebagai teroris? Bagaimana 
dengan Ferdinand Marcos, yang Katolik, dan tokoh Yahudi Ariel 
Sharon? Bisa dibandingkan, bagaimana traek record Ariel Sharon, 
George Bu.sh (senior). Presiden John sen—data m Perang Vietnam— 
Ferdinand Marco^, dan Abu Sayyaf dalam melakukan berbagai aksi 
pembunuhan terhadap umat manusia. 

Dalam Perang Teluk, 1991, .Angkatan Udara AS menjatuhkan 
881)00 ton bom di Irak, jumlah vang setara dengan tujuh kali lipat 
vang dijatuhkan di Hiroshima. Media Barat dan koran-koran di In- 
donesia, menurut wartawan kawakan Willem Oitmans, dalam bu* 
kunya, Di Biilik Krtinlihnhv) Cl A, (2001:4), tidak memberitakan peris- 
tiwa Pengadilan Kejahatan Perang Amerika (Tribunal for Amvrican 
W&r Crinttai) di New York, yang dihadiri 22 hakim dan 18 negara 
bagian. Keputusan pengadilan itu menetapkan; AS dan para pejabat 
terasnya dinyatakan bersalah atari 19 tuduhan kejahatan perang. 5 

Dengan kep utusan pengadilan itu, mengapa George Bush se- 
nior tidak dijuluki oleh media massa sebagai "militan Kristen"? Jika 
Osama yang dicurigai sebagai utak penghancur Gedung WTC sudah 
dicap sebagai "militan" dan "teroris", begitu juga Abu Sayyat yang 
Muslim melakukan penculikan dicap sebagai "militan", "teroris", 
dan "gerilya Muslim", mengapa Ariel Sharon vang jelas-jelas ber- 
tanggung jawab terhadap pembantaian Shabra-Shatiia tidak disebut 
sebagai "militan dan teroris Yahudi"? Mengapa banyak media ma^- 
sa tidak memberikan sebutan semacam itu? 

Pada edisi 20 Juni 2002, Kompas menurunkan berita tentang Is- 
rael berjudul, "Israel Kembali Duduki Jenin dan Kalkiliya". Kompas 
tidak memberikan sebutan apa pun untuk Israel dan Ariel Sharon. 
Misalnya, Israel diberi julukan sebagai "negara penjajah Yahudi" 
atau "teroris Yahudi", Padahal, Israel sendiri tak segan-segan me- 
nyebut dirinya sebagai "Vw fcwhh State". Ariel Sharon juga hanya 
ditulis Kompas sebagai "PM Ariel Sharon" tanpa embel-embel "tero- 
ris", "penjagal", "tokoh garis keras" atau "militan" Yahudi. 

Kerancuan penggunaan istilah ''militan" dan "teroris" masih 






* Wilk-ni Olbiwms, Dt Biihk kt*h-rhtxitmjC)A* (lakarti: l'ustaka Smiat l iar^pArV, 2(111 1. Mm 4 



terus terulang- Sebagai contoh, pada pemberitaannya yang berjudul 
"Italia Investigasi Teroris" {Kompas, 19 J Lini 20U2), tertulis, "Pejabat 
antitcrorisme Italia menginvestigasi 547 orang yang diduga berkait 
dengan jaringan militan/' Jadi, menurut berita ini, siapa pun yang 
punya kaitan dengan organisasi "militan" pantas dicurigai sebagai 
"teroris" dan boleh diinterogasi, Siapakah yang disebut sebagai "or- 
ganisasi militan"? Apakah yang militan pasti terkait dengan teroris- 
me? Kerancuan seperti itu akan selalu terulang selama media massa 
menempatkan dirinya sebagai bagian dari alat "hegemoni AS dan 
Barai" tanpa mau berpikir dan bersikap lebih objektif. Istilah "fun- 
damentalis" juga begitu mudah menyebar dan bahkan diterima oleh 
sebagian kalangan Muslim "tanpa rcscnv**. 

Kerancuan istilah itu, misalnya, dapat dilihat dari penggunaan 
istilah ini oleh sejumlah tokoh di Indonesia. Dalam desertasinya di 
Universih Sains Mala vs ia (USM) vang diterbitkan Paramadina (19W), 
dengan judul Modem jfsw tUn fwtdwiwntftlisme dahi m Politik telmn- 
P\ i rhmhim$ti)i Ptirdu Miinyumi (Indo}w<in) dan Partai Januiftt'i-kfanu 
'(Ptikisttwi—Yusri] Ihza Mahendra menyimpulkan bahwa Jama'at-i- 
[ siam i dan al-Ikhwan a b Musi imun termasuk kategori kelompok 
fundamentalis. Sedangkan Masyumi masuk kelompok modernis 
bersama Liga Muslim Pakistan. Dalam "Catatan Pinggirnya" di Ma- 
jalah Tvmpo f 27 Januari 2002, Gocnawa» Muhammad menutup tulis- 
annya dengan kalimat, "Fundamentalisme memang aneh dan keras 
dan menakutkan: ia mendasarkan di n pada perbedaan, tetapi pada 
gilirannya membunuh perbedaan," Lalu, pada pidatonya di Taman 
Ismail Mami k i Jakarta, 21 Oktober 1992, Nurcholish Madjid me- 
ngatakan, "Kultus dan fundamentalisme adalah sama berbahayanya 
dengan narkotika." 

jika digabungkan kesimpulan Yusril Ihza Mahendra, Cioena- 
wait Muhammad, dan Nurcholish Madjid. yang sama-sama meng- 
gunakan istilah "fundamentalis", maka bisa ditarik kesimpulan, 
bahwa tokoh-tokoh f siam, seper H Hasan al-Banna, Sayvid Quthub, 
Yusuf al-Qaradhawi, Abui A' la Maududi, Syekh Ahmad Yassin, dan 
sebagainya, pantas dicap "sama bahayanya dengan narkotika" dan 
"menakutkan". Itulah yang dilakukan Israel, dengan membunuh 
Syeikh Ahmad YaSin. Jika Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang 
memiliki kaitan dengan perjuangan Ikhwanul Muslimin juga di- 



masukkan dalam keU\n;on ' lundamentalis "' maka dongan logika 
yang sama, Dr. Hidayat \urwahid yang memimpin MPR iuga perlu 
dunusnahkan, karena dia lebih berbahaya dari narkoba. 

Mengaitkan faktor 'kekerasan' dengan 'fundamentalisme 
a^ama" juga tidak selalu tepa L Rezim-rezim biadab di berbagai be- 
lahan bumi, seperti Rezim Reza Pahleei, Marco, Apartheid Atrika 
Selatan, Augustn Pinoohet dan sebagainya, bukanlah pengikut 
'lundamentalis". Mereka adalah rezim sekuler Rezim di Israel van^ 
kejam juga bukan pengikut Yahudi fundamentalis atau Yahudi Orto- 
doks melainkan rezim yan^ lahir dan tumbuh dari kalangan Yahudi 
sekulan Presiden George W. Bush \aug tega membunuhi anak-anak 
dan war^a sipil Arghan, Irak Palestina, dan sebagainya, iu^a tidak 
secara tegas menyatakan diri sebadai fundamentalis Kristen, meski- 
pun nada kenyataannya ia berasal dari lingkungan fundamentalis 
Kristen. Memang, dalam hukum a, The Cta^h of Cii'iliziitioii aiui f/,v 
Ri.'}Htik'm$ ofWothi Order, Fluntington mengungkap hasil pallni^ di AS, 
November \99 k yang mengungkapkan, 33 persen publik AS melibat 
"Islam fundamentalis" sebagai ancaman. Di kalangan pimpman AS, 
jumlahnya malah >J persen. Dalai n poli 'm ^ lain \ang melibatkan 
35.000 responden yang peduli pada kebijakan politik luar negeri A$, 
61 persen responden menyatakan, "IslamicrevK'ai" sebagai ancaman 
bagi AS." 

Di AS. kelompok Kristen fundamentalis diistilahkan sebagai 
Nt'tv ChrhUan Rt^hl (NCR), juga berpengaruh besar dalam pemerin- 
tahan AS. Presiden Bush dikenal memiliki hubungan yang sangat 
dekat dengan kalangan Kristen fundamental isseperli Riil v Graham, 
Pai Robertson, Jerry Falwell. Tokoh-tokoh KiLstun inilah \:m^ mem- 
beri k. i n dukungan kuai kepada Israel. Soal keterkaitan erat Bush de- 
ngan kaum lundamentalis Kristen banyak diungkap oleh pengamat 
politik Amerika berikat. Dalam bukunya berjudul Th l Ea^le^ "?hndo;v: 
IV//I/ Ametka Vasaiiah** mni hifurinles the WorLi, Mark llertsgaard 
mencarat tentang Bush funior ini, "George W. Bush, yang menyebut 
Yesus Kristus sebagai fi los o l' favoritnya, adalah seorang Kristen yang 
"terlahir kembali'' yang punya utang politik terhadap kaum Kristen 
fundamentalis." 



'' ilunlin.nUin, "t!i m Kiii<h m/UiVi^Ji^ 1 h J m II ^ 



Bagian H Cata Memandang Islam 225 

Menurut Hertsgaard, sejak awal 2000, kelompok Kristen sayap 
kanan [Citrwtiiw ngltt) ini memang lelah memilih berdiri di belakang 
Blt&h* Presiden AS ini pun kemudian membuat politik balas budi ter- 
hadap kelompok yang memiliki basis kuai terutama di AS bagian 
Selatan, Dian taranya dengan menggeser tanggung jawab sosial dari 
pemerintah kepada gereja dan mengangkat hakim serta pejabat-pe- 
jabat federal yang bersimpati terhadap kepentingan fundamentalis. 
Kekuatan Kristen sayap kanan bisa dilihat saat "the Uvo most po- 
werful Repubhcans" Trem Lot t dan Tom Del a y berhasil menggerak- 
kan proses iuiiYtwInnnil terhadap CHnlon dalam kasus skandal seks- 
nya dengan Monica Lewin^ky Di jajaran Republikan, hanya sedikit 
senator yang dapat terpilih tanpa dukungan kelompok Kristen sayap 
kanan inL Memangu dalam soal agama, AS sering bersifat ambigu. 
Pada satu sisi tetap memegang prinsip sekuler, bahwa negara tidak 
melakukan campur tangan dalam urusan agama. Tetapi, kata l lerts- 
gaard, "Agama merupakan kunci guna memahami banyak hal ten- 
tang Amerika Serikat." Maka, Lak heran, jika politisi Demokrat pun 
sering menampilkan diri sebagai sosok yang religius. Clinton dan Al 
Gore, misalnya, juga bangga menyatakan dirinya sebagai "bom 
again" Baphsts, Clinton juga melakukan riluahtas Kristen saat me- 
lakukan pengakuan dan permohonan maaf kepada rakyat AS atas 
skandalnya dengan Lewinskv.' 

Kristen fundamentalis alias Kristen Sawi p kanan (The New 
Christian Right/NCR), mulai dikenal pada akhir 1^70-an. Ketika itu 
masyarakat AS menyaksikan kebangkitan munculnya kelompok mi, 
yang dalam politik AS dikenal sebagai "gerakan politik keagamaan 
konservartiJ (i/ amsrnvrt kv n'ti^in-politicnt nwiwiwnt)". Gerakan yang 
berakar pada VUm'wm czwi^eliail Pnttstautwn" ini bertujuan untuk 
mendirikan agama Kristen tradisional sebagai kekuatan dominan 
dalam seluruh aspek sosial kemasyarakatan, termasuk politik- Pesan 
dan NCR adalah menyenikan kebangkitan agama, regenerasi moral, 
dan kebangkitan kembali bangsa Amerika. Jerry Falwcll, seorang to- 
koh NCR, menyatakan bahwa Amerika membutuhkan dampak dan 
kebangkitan spiritual murni, y«ing dibimbing oleh pendeta-pendeta 



(Cl"w>N«*1 AHvH uiJ L'ndwin, 2$Y2j, htm 121- 123 



yang percaya pada Biblc; bahwa 'kanker mara!' telah menyebabkan 
pembusukan masyarakat dari dalam,- 

Karena menyimpan ban vak masalah, Mark Jurgen_sma\er me- 
nolak menggunakan istilah "Fundamentalis" kepada kaum Muslim 
yang menginginkan kebangkitan nasional religius- Ia menulis buku- 
nya dengan judul: Tlw New Cohi Wnr? Relrgiauz Natiomili^n Cohfronts 
l lu* St'Ciilrtr Stutf, Menurut Jurgensmaver,, istilah "fundamentalis" 
bernada peyoratif (penghinaan), yang berkonotasi "intoleran", "me- 
rasa benar sendiri", dan "'menerapkan pandangan sempit dogma 
agama secara i i terai". Istilah ini J eh ih merupakan tuduhan ketim- 
bang bersifat deskriptif. Artinya, lebih mencerminkan sikap terha- 
dap kelompok lain, keHmbang menjelaskan siapa mereka. Karena 
itu, menurut J urgensmayer, lebih tepat memberi identitas para akti- 
yis yang berorientasi keagamaan secara pribadi dan politik sebagai 
"nasionalis religius", sebagai lawan dan "nasionalis sckuW." Pada 
tataran praktis, perbedaan perlakuan terhadap "fundamentalis" Ya- 
hudi, Kristen, atau Islam, dalam kamus terorisme internasional saat 
ini, menunjukkan istilah "terorisme" masih begitu lekat dengan ke- 
pentingan politik— baik dalam maupun luar negeri- A S yang kemu- 
dian menjadi pangkal berbagai problema pelik internasional. 

Problema pelik internasional i txi ternyata dalam pandangan 
Rush bisa menjadi sanga i-sedcrhana. Bush membagi dunia menjadi 
dua: dunia jahat dan dunia baik. Dunia jahat adalah musuh AS dan 
dunia haik adalah yang mendukungnya. Si apapun bisa melihat ke- 
tidakberesan sikap politik "siapa yang kuat dia yang benar" ini. Pe- 
nguasa AS yang ingin bersikap lain, akan tersingkir atau d isi n^ kir- 
kan, seperti yang terjadi pada John F. Kennedy Dalam bahasa Ma- 
ha thir Muhammad, bekas perdana menteri Malaysia r dunia kini 
kembali ke "zaman batu" karena menempatkan "perang" sebagai 
jalan menyelesaikan masalah. I lu ku m dan aturan internasional yang 
disusun sendiri oleh AS dan sekutu-sekutu pemenang Perang Dunia 
II, kini justru diinjak-injaknya sendiri. Inilah sebena m va akhir tata- 
nan internasional fpax-Americana). Inilah akhir dari aliran pol i H k 
idealis vang mengagungkan hukum dan moral dalam menciptakan 



* JVttT fk'UT. AWjgiatr m1 GfaMftfJnffl, (London SAGF PuMicatirnis, I9W), hbn 1 1-M21 
' Mark fUrgfTwm*vTr,Tho NV w CoUi War?, hlm 4A 



perdamaian. Yang menang akhirnya aliran politik realis, yang me- 
nempatkan "power" sebagai (aktor utama pcncipia perdamaian. 

Standar ganda juga diterapkan dalam kasus persenjataan kimia. 
Negara-negara yang dianggap I > tikan teman Barat, diharuskan me- 
nerima pemeriksaan tim inspeksi senjata pemusnah massa), jika ti- 
dak mau tenma r maka negara Uli akan diberikan sanksi ekonomi 
Tetapi, peraturan internasional itu hdak berlaku untuk AS. Tahun 
1997, Senat AS meluluskan undang-undang yang meratifikasi im- 
plementasi "CtMwntmi of tht j Prohibitfon oj the Dcvehpinnit, Proiiuc- 
iiou, $tocky\lm$ utnl JJsr of Chemical (Mta/witt mtd on Hirit Dt*strucifou'\ 
Na mim, tUt dengan syarat: Presiden AS berhak menolak permintaan 
inspeksi fasilitas persenjataan kimia di dalam negeri AS, jika Presi- 
den menganggap inspeksi tersebut akan mengancam kepentingan 
pertahanan nasional [tlh* imtiuml wcurity ihftwfeO AS- 

Dalam buku Wtstmt Statf Ttrrorism (cd. Alexander Gcorge), di- 
kompilasi data-data dan sejumlah penulis, seperti Chomsky, Edward 
S. Herman. Richard Falk, dan scbagainya,yang menunjukkan bagai- 
mana Barat, terutama AS dan Inggris, menggunakan isu terorisme 
sebagai alat politik luar negerinya (t i j emplDy ttrr&ri$m a^ t? tnot offch 
ragu poticu). Menjelang akhir hayatnya, setelah menyaksikan ['erang 
Dunia I, ahli psikoanalisis Sigmund Frcud menulis, "Pengetahuan 
kita tentang a la m pikiran manusia suatusaat kelak boleh jadi bisa di- 
pakai untuk menimbulkan 'patologi masyarakat kultural'/' Editor 
buku itu mengkhawatirkan, bahwa masyarakat AS telah menjadi 
'nturotic, la berspekulasi, 

"Apakah masa depan semacam itu akan memberi pembenaran 
bagi diagnosis bahwa, di bawah pengaruh tekanan kultural, be- 
berapa peradaban, atau sebagian masa dalam peradaban— 
mvingkin sel u nih umat manusia- tela h mengalami gangguan 
syaraf {nturotk). Saya khawatir k)ta di Amerika Serikat sudah 
begitu. Kemungkinan tentang kembalinya kewarasan dalam 
waktu dekat masih belum jelas benar Yang jelas, betapapun, ta- 
hap-tahap pertama membutuhkan kejujuran tentang diri kita 
sendiri " ! " 

I^A Gi*or£fh\i>. LvWf'ru S toh' Tcrmnttn, (CiimbnJui* P*>1ih Prw, 1*«li. hlm /•£ 



Gejala gangguan jiwa semacam 'neurotic' vang dikhawatirkan 
melanda dunia, khusus n ya di AS, menjadi sesua Lu yang logis, meng- 
ingat kebijakan Yang diterapkan oleh pemerintah AS dan sekutunya. 
William Blum menyebut, kebijakan politik luar negeri AS, memang 
secara klinis dapat dikatakan "gila". Dan itu diakui oleh para pem- 
buat kebijakan itu sendiri. Blum meletakkan kesimpulannya itu di 
bawah subjudul "flu 1 fitaiimatt philo^ophy" (filosofi nrang gila). Penulis 
yang hengkang dari Deplu AS tahun l%7 gara-gara menenlang Pe- 
rang Vietnam ini, mengungkap studi internal "US Stralegic Com- 
mand" tentang "EssentiaLs u f Posl-Cold War Dcterrence". Dikata- 
kan bahu - a h n d akan AS yang kadang kelihatan 'oli t o f confcrol', 
irasional, dan pendendam, bisa jadi menguntungkan tmtuk mencip- 
Eakan rasa takul dan keraguan pada nuisuh-musuliriya. 11 

Untuk mengakhiri kemelut internasional dan menciptakan rasa 
aman bagi masyarakat AS, William Blum mengajukan konsep seder- 
hana- [ika ia menjadi Presiden AS. kata Rlum. ia akan sanggup 
menghentikan aksi terorisme terhadap AS hanya dalam beberapa 
hari. Dan itu bersifat permanen. Caranya, pertama, ia akan meminta 
maaf kepada semua janda dan anak va b m. orang-orang yang terluka 
dan termiskinkan akihat ulah imperialisme AS. Kedua, ia umumkan 
dengan jiwa yang tulus, ke seluruh pelosok dunia, bahwa intervensi 
global AS U 1 la h berakhir, dan umumkan bahwa Israel tidak lagi men- 
jadi negara bagian AS yang ke-? b Lalu, DI um— andai jadi Presiden 
AS- -akan memotong anggaran belanja pertahanan AS, sekurangnya 
*-)0 persen, dari angka 330 miliar USU per tahun. Junilah itu sama 
dengan pembelanjaan dana pertahanan sebesar 18.000 USD per ]am, 
sejak kelahiran Yesus, I L ulah yang akan dikerjakan Blum pada Liga 
hari pertamanya di Gedung Putih. Tapi kemudian katanya, sebagai 
hasil pertama dari langkah-langkah itu, maka, "Qn thtffunrth day, V d 
h? fis$rt$$hmt?d (pada hari keempat saya akan dibunuh). "*- 

Maka, ketika begitu banyak paradoks yang ditampilkan oleh 
Barat, tidak sedikit Yang mempertanyakan praduga Fukuyama ten- 
tang The iiml ofHhtory dongan kemenangan di pihak Demokrasi Li- 
beral. Mungkin lebih tepa! apa Yang dikatakan M i k ha i 1 Gorbachev, 






sekjen Partai Komunis Unj Soviet yang terakhir, bukan Darat yang 
menang dalam Perang Dingin, Letapi kemenangan unluk semua. Te- 
tapi, yang I eh i h tepat lagi, tidak ada yang menang. Yang menang 
adalah perang dan perdamaian belum menang, seperti ungkapan 
Einstcin pada 10 Desember 194 S, saat jamuan makan malam dalam 
acara ulang tahun Hadiah Nobel, di New York. Ketika itu, Albert 
Einstein menyampaikan batu pidato bertajuk, "The War Is Woti. ini t 
th\' Pract' j's Not/' Saat ih], Einstein menyatakan bahwa para ilmuwan 
telah membantu mendptakan senjata-senjata baru untuk tujuan per- 
damaian, Senjata-senjata itu kini dipercayakan kepada Amerika Se- 
rikat dan Inggris sebagai "wakil" umat manusia dalam menciptakan 
perdamaian dan kebebasan, Tetapi, kata Einstein, "Sejauh ini kita ti- 
dak memiliki jaminan perdamaian maupun kemerdekaan yang di- 
janjikan oleh Piagam Atlantik- Perang telah menang, dan perdamai- 
an belum menang. Kekuatan-kekuatan besar, berbatu dalam perang, 
telah terpecah belah mengenai soal pendptaan perdamaian. Masya- 
rakat dunia diberi janji akan kebebalan dari rasa takut; namun fakta- 
nya adalah ketakutan diantara bangsa-bangsa lelah meningkat sa- 
ngat tinggi sejak berakhirnya perang." l? 

Rekayasa informasi global itulah \ang sekarang tenis berlang- 
sung, melalui media-media massa global. Masyarakat global diben 
ketidakberdayaan (tiisi'iiipowt'ruiettt) dalam berbagai hal menghada- 
pi hegemoni informasi. Kepentingan-kepentingan Bara t- terutama 
AS— dapat terwujud. Dalam bidang ekonomi, Amerika Syarikat (AS) 
berhasil mengglobalkan berbagai produk industrinya, sehingga men- 
jadi ".selera dunia" {global tetsh*) Terjadilah homogenitas d a tani 3 F 
dan i T P yakni foad (makanan), fuu (hiburan), dnn frs/noff (mode), dan 
pikiran (tlitiuglit). Banyak warga dunia merasa bangga meminum 
Coca-Cola, makan ayam goreng KFC dan burger McDonald's, me- 
nikmat t musik AS, dan tidak malu-malu meniru mode pakaian 
Britney Spears atau Jenniler Lopez yang sangat tidak pantas. Bukan 
hanva itu, u mal manusia juga dipaksa dan diprovokasi supnva ber- 
pikir seperti Barat, beq.^iktr sekular dan liberal, sebagai bagian dari 
budaya global. Bahkan, kaum muslimin didorong untuk meninggal- 



' > Olli - Nollun anJ i Idn/ NW«, E:H$ifm 0*1 Ptfi^\ fNuw iWk; Si mori ajtd Sclui^tt'r, 



kan cara berpikir tauhid , yang hanva mengakui Al-Qur a n sebagai 
Kitab Suci yang valid dan mukjizat, dan hanya mengakui Islam se- 
bagai satu-satunya agama yang benar. 

Sedangkan wacana terorisme 1 vang kini berkembang— den ga n 
aktor utama adalah al-Qaeda— sebenarnya merupakan wacana vang 
sudah masuk dalam bingkai kepentingan dan hegemoni wacana. Se- 
bagai penguasa dunia, berbagai kejahalan AS memang tidak dapat 
dijangkau oleh hukum internasional William Oltmans. misalnya, 
mengungkapkan, tahun 19 c >2, Ramsey Clark, Jaksa Agung di mavi 
Lyndon B, Johnson, menerbitkan laporan setebal ~\ 25 halaman ber- 
judul 'Uh* Fhr tlus TiiiH'\ Di bawah subjudul 'LLS Wtt'r Criittrt in the 
Gulf, Clark mencerilakan, ia sedang berada di Baghdad saat sebuah 
bom presisi yang dikendalikan laser dilemhakkan ke tempat-tempat 
perlindungan bawah tanah dan membunuh ratusan orang termasuk 
perempuan dan anak-anak Angkatan Udara AS menjatuhkan 88.000 
ton bom di Irak pada 1991, jumlah yang setara dengan tujuh kati li- 
pat vang dijatuhkan di I liroshima. Kejahatan perang AS di Irak itu 
sebenarnya sangat luar biasa, lelap i media massa di AS melupakan- 
nya. Padahal, Pengadilan Kejahatan Perang Amerika {TnhunM for 
Amcrictui IVrir Crintvs) di N r e w York, vang dihadiri 22 hakim dan l S 
negara, menyimpulkan bahwa AS dan para pc jabal terasnya dinya- 
takan bersalah alas ke- 1 9 tuduhan kejahatan. Mereka juga menun- 
jukkan bagaimana Bush senior telah melanggar Piagam PBB dan 
konstitusi AS. Ironisnya, tidak satu media manapun berani mener- 
bitkan berita tersebut. William OIIman_s, wartawan senior asal Belan- 
da yang ktru menetap di New York, menyorot ironi pers di AS itu 
dengan mencatat - "Itulah keadaannya di negara vang menggembar- 
gemborkan keberhasilan bahwa mereka telah dapat membangun 
masyarakat yang bebas dan berdemokrasi " 1J Kapankah dunia akan 
mampu keluar dari paradoks global semacam ini? 



♦ ♦♦ 



U Willnm OUmans. Di Balik KrtrrhlmtM CM. 2001, hlm v 5 



11 



Islam- Barat: A Permanent 
Confrorita t ion 

Eksposisi tesis Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas 



".,..tl\i> lontnujhition ii lu/ ntitiiiv o Hfclorii-oUy pi'rnuvu'iit o>n'- " 
Naquib al-Attas, pemikir Mualim terkemuka 



. 



a uh sebelum Bernard Lewis dan muridnya, Samucl P 
Huntington rajin mengangkat isu "tln* tln$lt of civilization*" 
ki^ r yang makin hari arahannya makin jelas menghadap-hadap- 
kan Barat dan Islam, sebenarnya kajian tentang peradaban Barat su- 
dah lama berkembang di kalangan ilmuwan Muslim. Abui H asa n 
Ali an-l\"adwi, Mulia nama d Asa d. Muhammad I n bal. Abai A' la Mau- 
dudi, Savvid Qiitb t dan banyak lagi, telah mernbunkan kritik dan 
analisis tajam tentang karakteristik peradaban Barat, Mereka mela- 
kukan kajian komparatif antara peradaban Barat dengan peradaban 
Islam dan kemudian mengingatkan kaum Muslim untuk lidak gam- 
pang mengikuti pandangan dan jalan hidup peradaban Barat. 

Peradaban Barai, menurut pemikir Muslim terkenal asal India, 
Abui I lasan Ali an-fSariu i, adalah kelanjutan peradaban Yunani dan 
Romawi yang telah mewariskan kebudayaan politik, pemikiran, dan 
kebudayaan. Kebudayaan Yunani, yang menjadi inti kebudayaan 
Barat, memiliki sejumlah "keistimewaan", yaitu: (1) kepercayaan 
yang berlebihan terhadap kemampuan panca indera dengan mere- 



mehkan hal-hal vang di luar panea indera, f 2) kelangkaan ra&a ke» 

agamaan dan kerohanian, (3) sangat menjunjung hnggi kehidupan 
duniawi dan menarah peihatian yang berlebihan terhadap manfaat 
dan kenikmatan hidup, dan (4) memiliki kebanggaan patriotisme, 
Semua itu dapat diringkas dalam satu kata, "materialisme". Teradak- 
an Romawi yan^ menggantikan peradaban Yunani memiliki keung- 
gulan dalam hal kekuatan, tata pemerintahan, luasnva wilayah* dan 
sifat-sifat kemiliteran. Romawi kemudian mewarisi peradaban Yu- 
nani sampai ke akar-akarnya, smhingga Pangsa Romawi tidak laju 
berbeda dengan Yunani dalam karakteristik dasar Kedua n va memi- 
liki persamaan besar: mengagungkan hal duniawi, skeptis terhadap 
agama, lemah iman, meremehkan ajaian dan p rak tik keagamaan, la- 
nattk kehangsaan, serta patriotisme yang berlebihan. Sejarah me- 
nunjukkan bahwa bangsa Romawi tidak memiliki kepercayaan ke- 
agamaan vang mantap. Sejak semula mereka telah mengembangkan 
paham sekularisme yang menganggap Tuhan tidak berhak memasu- 
ki urusan politik maupun urusan keduniaan lainnya. 1 

Muhammad Asa d (Leopotd Weiss) mencatat, Peradaban Barat 
modern hanya mengakui penyerahan manusia kepada tuntutan- 
tuntutan e kuno mi, sosial, dan kebanggaan. Tuhan mereka yang sebe- 
narnya bukanlah kebahagiaan s p iri tual melainkan keenakan, kenik- 
matan duniawi. Mereka mewarisi watak nafsu untuk berkuasa dan 
peradaban Romawi Kuno. Konsep "keadilan' bagi Roma w l adalah 
"keadilan" bagi urang-orang Romawi saja. Sikap semacam itu hanya 
mungkin terjadi dalam peradaban vang berdasarkan pada konsepsi 
hidup yang sama sekali materialis tik, Asad menilai, sumbangan aga- 
ma Kristen terhadap peradaban Barat sangatlah kecil, Bahkan, sari- 
pati peradaban Barat itu sendiri sebenarnya irri'Iigious. 

{.-.so cluwictt'rfchc nfuwdcvu Wf*tem Civihzfttwn, fca* tmacaytnh- 
k* t o Christinnity .i> it h to fcfaui o f nmj oihtn religitm* Iycuhsc it y irtyli- 

SayyidOutb juga dikenal sangat kritis terhadap Barat, terutama 
setelah berkunjung ke Amerika Serikat tahun 1948-1^30- Di sana 



1 Abu! f Lwm Ah jin Nnjwi, Ultim Kirmlviugim ft*flwMwn Dunui, (LiLirtn. Puslakj Jaya.. 
iWl, Mmi227-iW. 

-KfufvnuTiAd A si J, litani £tTh? C rtKwtmd^ (Kuab ! nii^pur ThrOthcr Prt'ssj, hlm 2^.N r 
LJiM ptrtnma Liuk u itu «lickftEtk Efthun liW ^Jch Aratel Publtea Ikat* DeJhi aiui l .«ihoiv 



Quthb belajar tentang metode pendidikan Barat iW^sh-ni Mgthods Of 
EduaUiGu)' Ia belajar di VJihon 's Tcnrfwrs Collegt* (saat ini bernama Uh* 
l/ff/wwfr/ yffht* Dtftrkt tifCalumbiit) pada the Lh\ivi'rsit\f of Northern 
ColowAa* Tcitdiefe' Colh'ge, la meraih gelar MA di unversitas itu dan 
I Liga di Stunford University. Setelah tamat kuliah, Quthb juga sempat 
berkunjung ke Inggris, Swiss dan Halia. Pengalamannya lebih dari 
dua tahun di Amerika itu, tampaknya menjadi "LLfcLfe balik" yang 
pOfiHrig dalairi hidupnya, la kemudian menjadi kritikus Barai yang 
tajam dan segera sekembalinya ke Mesir pada 1SJ52, ia bergabung 
dengan Al-lkhuanul Muslimin « Quthb juga dikenal sangat mene- 
kankan bahaya perang pemikiran. Dia menulis, 

"Para penjajah dewasa ini hdak mengalahkan kita dengan sen- 
jata dan kekuatan, tetapi melalui orang-orang kita yang telah 
terjajah jiwa dan pikirannya. Kita dikalahkan oleh dampak jrang 
ditinggalkan oleh para imperialis pada departemen pendidikan 
i.Um pengajaran, j Liga di pers serta buku-buku. Kita kalah oleh 
pena -pena yang tenggelam data m tinta kehinaan dan jiwa yang 
kerdil, sehingga pena-pena itu hanya bangga jika menulis ten- 
tang para pembesar Perands, Inggris dan Amerika/' 1 

Quthb juga mengritik tentang hilangnya nilai kemanusiaan di 
mas v a raka t Amerika dan yang ada hanya "materialisme jahiliyah." 
KataQuthb, 

'Telah jelas terlihat, keunggulan Amerika tampak dan menon- 
jol pada bidang pekerjaan dan produksi, hingga tidak tersisa 
segi lain vang menghasilkan sesuatu dalam nilai kemanusiaan. 
Dalam hal di atas Amerika Lelah mencapai jenjang yang belum 
bisa dicapai oleh bangsa lain, bahkan Amerika telah membuat 
stiatii mukjizat (karya-karya) v ^ n £ mengubah kehidupan nyata 
menjadi tingkatan yang &ulit digambarkan dan dipercaya oleh 
orang yang tidak menyaksikannya sendiri.... Sesungguhnya 
mereka semua tumbuh dan satu akar yang sama, yaitu budaya 
materi yang tidak memiliki hati dan jiwa, yang hanya men- 
dengarkan suara dan alat-alat- Hanya bicara dengan bahasa 
perdagangan, hanya melihat dengan lensa keuntungan dan 



1 Slutoh Abdul Fatali Al KJuthdt, AritfJ Oir/'r!» M<Mi£ii.'r£iwv/i Ammkn, hJm, b3 



mengukur nilai-nilai kemanusiaan dengan ukuran tersebut." 4 

Sarjana dan penvair Muslim terkenal Dr. Muhammad Iqbalpun 
dikenal sangat tajam dalam menyorot peradaban Barat dan banyak 
menulis puLsi tentang kebobrokannya- lqbal sendiri merupakan 
'produk pendidikan Barat'. Ia meraih Ph. H. di Fropa dengan tesis 
berjudul "Tlw Dcvelopmvwl o f 'Metnvhisic* m Prr$fa'\ Dalam kumpulan 
puisinya, Jtwid Ntwwh, Iqbal nengungkap ketamakan peradaban Ba- 
rat modern van^ kurang mem pedulikan aspek kemanusiaan, "Ht'y 
fj//, j s htek ofthe tenrt of Intmmiity, h'cnu^c of tlir lavi 1 <;/ gnhi nnd tilrer." 
Dalam puisinya Bal-e-}ihrH f lqbal juga menginginkan bahaya pendi- 
dikan Barat modern vang berdampak terhadap hilangnya keyakinan 
kaum muda Muslim terhadap agamanya. Padahal, menurut [qbak 
keyakinan adalah aset vang sangat penting dalam kehidupan se- 
orang manusia. Jika keyakinan hilang dari diri seorang manusia, 
maka itu lebih buruk ketimbang perbudakan. Dikatakan L|bal da- 
lam puisinya: 

"Convktiou mnkh'ti Ahnihmn to wihit* inta tlh> fin 1 ; convktiou /> flu 
intnxiawf whidi ftmkt'n mm wlf-snaificitig; Kuow \fau< oh rictim$ of 
umfcrn civilizftt'ron! LiKk of couvictiou fcs wor<r than <fovmf/'*' 

Dalam bu kirnya h! tim i*tr<us t lir hW y Marvam Jameela-seoran^ 
keturunan Yahudi Amerika yang sebelum memeluk Islam bernama 
Ma rga re Lh Marc lis -memaparkan bahwa antara Islam dan Barat ter- 
dapat perbedaan vang fund amen tak Sehingga, menurutnya, tindak- 
an imitatif atau penjiplakan terhadap pandangan hidup Barat yang 
berbasiskan materialisme, pragmatisme, dan filsafat sekuler, akan 
berujung pada pemusnahan Islami 



J Shakili Ahdul F.itiih Al khaliJi, £o\/ui QitH l fcUrt$\i}\vkai* Amenku, hlm 71-71 

^1,71-72 Permata n li^bnl yan^ Kmvjk muii^kvi|i Mls,ihM &araL nuHkrn mi ptljlkftg i-iP.U'1* di- 
d?rm»iti, sebab MiLim aliran ri*kili\i:»im* \arn> Lini banyak Jikt-mh^E^Lm d n I a m rftttdi ^iftifl* 
ri^irki, pemekjk^iiNi-idimmla unt iU meninggalkan keyakinan li-nkin^ kobonaran p^siun da.tf 
kitab suci nva. Men ka biT.ita^an. hnhwa akal manusia adalah rviatit dan sebab IIll litt.it pemak 
sampat kepada kebenaran Y&ltyi h.iki ki Padahal, Utfngari s|atu<nva «tobagai manusia Allah 
iru i mhon jrui^mh kvpaJj nunu^a imluk sampai pada kova kirmu U»rkvitu MamiM.1 mr\ ^ki- 
ni ^'MinUi dalam kafinsita-tiv d st-baijai mannsii.i, Utin bukan sebada* TuIilitih kami* ia nu'innn^ 
bukan Tuhan Sdlah sal u irnis paham semacam ini ariti ia h "plural istri- ajgama' \iiig dibahas 
jiadj harian bin dari buku uu 

'■ Maryam iameela, fctutn vcipu< Thv \Atr>t (Saudi Arat>;a Abui OaMm Publishim; Mouse* 



Kritik-kritik para sarjana Miuslim terkenal itu d i kemukakan jauh 
sebelum Perang Dingin {Co! d Wnr) usai, dimana secara politis, Dunia 
Bar.it masih melakukan berbagai kerjasama dengan negara-negara 
Mus i ini untuk menghadapi musuh utama mereka, yaitu komunisme. 
Mereka melakukan kajian terhadap peradaban Barat bukan karena 
kepentingan politik tetapi berusaha menyelami hakikat perbedaan 
antara peradaban LsJamdan Barat, Dianlara mereka rruincLil seorang 
cendekiawan terkemuka kelahiran Bu^nr, Jawa Barat, bernama Sycd 
Muhammad NaquLb al-Attas- Dibandingkan dengan cendekiawan- 
cendekia wan Musim lain, Naquib al-Attas mengungkapkan pan- 
dangan vang lebih sistematis, filosofis, dan mendasar tentang Barat. 
Ia mengungkapkan, karena adanya perbedaan yang sangat funda- 
mental antara peradaban Barat dan peradaban Islam, maka apa yang 
sesunggulmya terjadi disebutnya sebagai satu kondisi "pfTintuit'Tit 
confronttitiou" {konfrontasi permanen), atau konflik abadi. 

Al-Attas meraih gelar Ph. D, dari University of London, pada 
awal tahun 1970-an. Sqak itu ia justru semakin aktif menulis dan ber- 
ceramah tentang tantangan dan ancaman peradaban Barat terhadap 
kaum Muslim dan dunia Islam, khususnya dalam bidang keilmuan 
dan kebudayaan. Ia kemudian dikenal luas sebagai cendekiawan yang 
sangat kritis dalam menyorot masalah sekularisme dan menulis satu 
buku yang sangat terkenal di dunia internasional yaitu buku "l<hun 
and Si'cultiri$m'\ r 

Tentang konflik abadi Islam-Barat ini, a 1- A t tas mencatat dalam 
buku klasiknya itu, bahwa konfrontasi antara peradaban Barat de- 



(JiTiik.in dan kipTilh iif-AlU>inl bvrtolAfc Lu'LiLini; dun^in apa t arw dilitkukvin*t?iuiiilflh 
Li'T^Lfikj.i^.ni di htdcmisia s j tt 14 kolika itu justru aktii melakukan ^rakau sekularisasi [*aJ* ? 
[nmiati l L]7 l\ NuidioJish MjJJiJ Van£ Ivlurn laitia pulnn^dari knfl|Lmi^rt ko AS, mofunuj-rfcan 
makalah n va van*; berjudul "frlui r hStPi ft'rfiMwmw Pfiutkirun fclttm tftNT M^jijh ijilf^msi 
Umftt", dalam diskiiM \an£ diadakan ulHi HMI. l s l\, GPI, dan Purvami dj Mvulciu; Raya 5S 
Griakan ^♦LnlarjScisi i m semakin lu>rJu ►mbati£ si'ldah banyak Iriki >h Islam si<inlin kemudian 
nu-Mi^ikuti ft'jakKurrhialish Madjid dan mmi'mpalkan rvfuirhtili&h sebagai tvndrkiiiivan ung- 
gul \ai\£ patut dihormati. Trnlane fenomena diin kajian kntas tertiadjp gagasan sekularisasi 
Nurclitylish Madu J, lihai Adui n Hujami, Jj/im7i.t{ | r , ffrf{|dlurtA Gema Insani Prcs>, 2002), Adnin 
Arnv* lt Pfrigirruk KrtfJwOrtftiUiitf iCfhritiflp iMitm Liivntl llakarta: Gtrma Insani Pn.^ 20(J3). dan 
Hdmid Fahmv Zarkrts\i H Adnlil Arma^Adian Busjini. Ttinifl "jM/i brkulwitiiw diin LilH'miwisi Ai 
D\t*ha J.-fofl». Jakarta JCJuirul Bayan. 2C-H13 1 Tapi, M+dum Nurchntish Madjid, sekitar tahun 
f%7, kelompok Umilcd Group di Yogyakarta sudah menjadikan buku Karvvy Cooc, T7jj Seculas 
Citu> sohngai nijuian diskusi. 



ngan Islam telah bergerak dari /i\v/ sejarah keagamaan dan militer 
ke Irvi'I intelektual. Menu m t hasil pengkajiannya, konfrontasi itu se- 
cara historis bersifat permanen. Islam dipandang Barat sebagai tan- 
tangan terhadap prinsip yang paling asasi dari pandangan hidup 
Barat. Islam bukan hanya tantangan bagi Kekristcnan Barai tetapi 
j u g a prinsip-prinsip Aristutellianbmc dan epistemologi serta dasar- 
dasar filosofi vang diwarisi dari pemikiran Yunani-RtimAWi Unsur- 
unsur itulah yang membentuk komponen dominan yang mengin- 
tegrasikan elemen-elemen kunci dalam berbagai dimensi pandangan 
hidup Baral- 

"Tlw confrontiition betawn Wosttrn atttun' a m/ civifizrttian ftml 
I^huu, front tih* fiittorical irlifiiou* amf m if i tari/ It'rck* Im* koil- mawd 
ou to tiw hiti'llfctiwl h'vel: tnui we mttst nwlizy, theii, Ihai thh 
coufrontation rs by natuve a historically perma-nent o n c. Uhwi 
/s St'rn by thf Wrsr a< pa$iu$ n chftifenfti 1 to it* V\ru wny of lift; a 
chtillcn^i' not \mt\i i o W\*$h*rn Chn^titmih/, bu t aho t o An*toh'httni*in 
mui the t'ptehviologiertl mtil pliilo-^aphical principL^ derivitn* froni 
Gracco-Rounjn thaitftht ivhich fonn* tht 1 damiimni coiupaunit intr^- 
ratitrg tfw key ekmtnts m dinwmtom ofthe Western \{*orkfc l h f w*"* 

Untiik menyadarkan kaum Muslim akan tantangan besar yang 
mereka hadapi, khususnya dari peradaban Barat, al-Artas memberi- 
kan banyak ceramah dan menulis berbagai buku dan risalah Salah 
sal u kumpulan ceramahnya pada tahun 1973 kemudian dibukukan 
dalam sebuah buku berjudul f 'Ri*dhth unhik Kuuiti Muflmim'% yang 



w 5vr?d Muhammad 5Vaqutli al'Altes kfiiin iimi Srvuiilrisnr, (KuaLi l umpur, I STAC r l k ^ni r 
hhn W5 StfJJgfli lmIiLid l.iinh.ihati, dtitam ktin».»p<i An^ilU', UiJlfm discbui stlw^i ^utt- 
fnai'cii movt'r , yaitu ppnj^tralc v<Hig Isink bcr^'rnk fuhnn Aratittk' adalah luhiin fitaafat 
Tuhan vani; adn d.iLnu pikiran, kareiu in harud ada secarii Logika scki^ai ^n^erak a!jm 
H-n^sU yan^ «?a»nt\#*fl bercula dalam keadaan Ln/r^frnk dflii tHTubnh Kjirvna i h i» tulah adft 
t-aUitan ^n^ riH*nuii|ukL*n bttlmvi An^titllL" mt/nvL'riittf h TuJtefi yln$ dikurtjtfpsiluUrtuya 
Tuhftn Anstrttk* hanya *nhti Jinnya sendiri, d*m Hd.ik paham apa YAi\£ ada di luar idirinva 
Da b m rrulafi^ika AT&tolfr disrluirLin. "CoiwtjSirtithtt tht ftrst 'iiYjrrn "u/>/ J v iWinr/ Thrrr i:' 
thtfTrfntw $!$& ^pirjrtlwt:^ irhah mm^j f t. Altii suice n mazvd mezvr /_x fip/t-rm^iiftr, Ihw &, thmjvn', 
■ifconrr irnmoini moiYr, barigrh'nmL prhimru. tind jHitci..., U u* i^'ulmt MiVi. trvm w/m/ Jwra k\ m n itiat. 
ifriif thrrr i? o pnmury U'u\y. rtcninl t} mi uumamUh nmi tqmfrrirjrorr\ $cn$}t*k thmgs II hti* ij/stf Iur u 
ifioivn tht?! ttiii p m inu\ry fa'tti£ ittm uvt httiv ^a^wimte. fwr i* Imtk&ut fitrts \md tiiilivfiiM? l' o r flu* 
immvivii m&.*'r movgs iu nnltmilnt tunc and nuihmft UmittAhu* untimtfti jviw " (MutuphysItV 
^LK>k I ambda, l[f72a2{J-:f>, l<r/3<!3-B IJuL AntMfc Mxtot$\yMs (tramlaU^ b\ Kichard f lo|v). 
[Nmt York Culvmibin Univu-isitv Pnra,. I l *32l 



herba h*sa Melayu. Ia menyeru kaum Muslimin agar benar-benar 
mengenal peradaban Rarat, sebab peradaban inilah yan^ kini sedang 
menguasai dan tidak henti-hentinya melakukan serangan terhadap 
Islam dalam berbagai bentuknya. 

"Seperti juga dalam ilmu peperangan kau harus mengenali sia- 
pakah dia selemmu itu; di manakah letaknya kekuatan dan ke- 
lemahan tenaganya; apakah hclali dan tipu muslihatnya bagi 
rncngalahkanm u; bagaimanakah cara dia menyerang dan apa- 
kah vang akan diserangnya; dan jurusan manakah akan se- 
rangan itu didatangkan; siapakah yang membantunya, baik de- 
ngan secara disedari mahupun tiada d i sedari— dan sebagainya 
ini, maka begitulah kau akan lebih insaf lagi memahami nasib 
serta kedudukan Islam dan kau sendiri dewasa ini apabila pen- 
jelasan mengenai seterumu itu dapat dipaparkan terlebih da- 
hulu."" 

Dalam pandangan A I- A t tas, kedatangan Islam, sejak awal me- 
mang telah memberikan tantangan yang sangat lundamental ter- 
hadap sendi-sendi utama agama Kristen yang merupakan suatu un- 
sur penting ba^i peradaban Barat. Islam menjelaskan bahwa agama 
Kristen vang dikenal sekarang bukanlah agama yang ditan/ilkan 
oleh Allah swt, dan bukan agama yang mendapat pengesahan dari- 
pada-Nya- Nabi Isa as. adalah utusan Allah vang diperintahkan 
membetulkan semua penyelewengan agama Yahudi dan menyam- 
paikan kabar baik tentang kedatangan Nabi Muhammad sau\ Jadi, 
Nabi Isa as. I ld a k la h diutus untuk membawa agama bani vang ke- 
mudian dikenal dengan nama Kristen, Allah berfirman: 

"Wahai Batu hraeU aku ini adalah utusan \Ilah yang diutus kepadamu 
bagi niengesahkmi semula Taurat ymg tetali datang i&hetuifiku dan untuk me- 
nyampaikan kabar baik icntang seorang Rasul yang aka\i dacang sesudahkn 
bernahm Ahnmd? (,islt-Shaff: 6) 

Karena itu, dalam memandang agama Kristen sekarang, al-Attas 
mempunyai pandangan vang jelas; 



'SyuJ Muhammad l\\iqiuh al- M bu, R^aUh untuk Kaum Muslimin, IKiiJiU [„nrnpur I5TAC. 
2001). h I m 9 



"Maka agama Kristian, agama Barat—sebagaimana )uga agama- 
agama lain yang bukan Islam— adalah agama kebudayaan, aga- 
ma 'buatan' manusia yang terbina dan pengalaman sejarah, 
yang terkandung oleh sejarah, yang dilahirkan serta dibela dan 
diasuh dan dibenarkan oleh sejarah. 1 ' 10 

Bukan hanya dari segi ajaran. Islam membongkar dasar-dasar 
kepercayaan agama Kristen, tetapi kemunculan Islam pada awal 
abad ke-7 M, juga memberikan tantangan hebat terhadap eksistensi 
politik, ekonomi, dan geografi Kristen. Fajar Islam kemudian meng- 
ubah peta sejarah, khususnya di kawasan Timur Tengah, Islam meng- 
gantikan posisi Kristen sebagai agama dominan saat itu. Secara pan- 
jang lebar hal ini dikatakan oleh a!-Attas: 

"Pada waktu fajar Islam mulai menyingsing maka agama KrLs- 
tian itu sudahpun menguasai ka^vasan yang luasnya meling- 
kungi Hropah Barat hingga ke Timur, termasuk Asia Barai dan 
Afrika Utara...- akan tetapi impian agung dan idam-idaman 
yang tentu giat membujuk hasrat dan ghairah penganjur serta 
penganut- penganut agama Kristian Barat itu tiba-tiba getar gu- 
gii r hancur akibat terbitnya Islam. 

Islamlah agama yang mula-mula mendakwahkan peranannya 
sebagai agama yang bersilat menyeluruh bagi anutan segenap 
masyarakat insani; agama vang merupakan fitrah atau me- 
ngandung bawaan asal sifat insani; yang mula-mula merida" wa 
bagimembetul dan melengkapkan agama-agama lampau, khu- 



:u Al- Atlas. £uWul| unhA Kaum Mi^/un/n, hlm 37, Ualain h,it mi, ^-bnpu Ct'mlMb. bis* Ji- 
£ihiiik (talam y,\*\ts ]u&afr\w t auuiaiirijiia VulniJ L \an£lj<ini.ili.id kM'HiiuiiLiil tffiagm i-fif^h 
untuk minni-hul ti*iit\ai.itLii^Lna. Dalam hulamva Jr^tfKm, Pilkin^lrtn, mptuvn takari baluva 
pada tahun 1437, .rihbi-rafahi Yahudi di Amrrifcn M^akat uni u k mmdrfinbtikan ludiwim tfyfo 
h \ Fto ncwl nrfrg iousr.y vrrnive of ! far ] m 'id i } w^ i k "J ] u d ils nw a d j I n 1 1 peti k a I a m a n k c * £ a ma a n ma - 
rah dari bangsa ^jbudij Jadi. a^nw Yahudhadaldhflgftnnd 5*t>ir*b TVniiniaaii, latii rara nlual- 
nva, djbenhi k Ok'b searah PUkkf\£tw>n. jiuhh'SifiL (i rnidrtiv I luddnr Hnadlino I fd ,2tH»3|,hlm 7 
Tontanii aspt*k hi^hinsifci*; dan hlidava dalam perumusan li\>lc>£j puknk a^arna Kn^kin, hi^a 
dilihat, irusalnva dan paparjrt Jirtin i lick h >iviran£ pn.itrsnr Imlnpi knsb-n molalui hukuma 
Hv Mijlh af Cari tncjMuite (1477), vang m^mbi/in^kar dasar utama tivikip Krintni, vaitu inkar- 
nasi Tuhan, Buku ini mrnyrhiiLkan, bahwa Yrfu.s lidak pernah mengajarkan bahwa dia intilah 
'inkarnasi Tuhan". Scbalikma h duktrin itu ditetapkan berdasarkan s -otuif* JaLim Konsili Nkea 
dan Chali'rdnn. {Lihai,. Ad nan Aslan.. feVi£i«rc Plumbum m CUr^tum ami kto"iu ftiflfarf^ifcy Fftr 
Vivu$hi of jplm Hicktuid Saijpf Hussrm Atar. (RjchmunJ Surrvv Cur/im Ptt*v l l W3j hlm \IX 
ItflHfil 



Bagian IL Cara Memandang Islam 239 

susnya agama Yahudi dan Kristian; yang mula-mula menggu- 
gat dan melabrak dasar-dasar akidah agama Kristian 

Kemudian gugatan seria labrakan batin terhadap agama Kristi- 
an itu disusuli segera dengan cabaran (tantangan) zahir yang 
merupakan per kobaran Islam, dalam masa sejarah yang se- 
singkat lebih kurang lima puluh tahun sahaja, laksana api yang 
merebak menjalar keluar dari tanah Arab ke Mesir; ke Afrika 
Utara (al-Maghrib); ke Spanyol; ke Irak; ke Syria; ke Farsi; ke 
India dan C hina sehingga sampai juga ke Kepulauan Melayu- 
Tndonesia ini! 

Dalam ma^a hampir dua ratus tahun sesudah Ilijratu'bNabiy 
{^haUalhmhu almhi wo witltwi), maka jajahan dan kawasan Islam 
itu luasnva lebih jauh besar dan jajahan dan kawasan agama 
dan imperaturia manapun dalam dunia, dan melingkungi ka- 
wasan-kawasan l^ropa Barat dan Timur termasuk negeri Turki. 
Orang-orang Islamlah yang pertama mena'lukkan urang Barat; 
yang pertama memainkan peranan besar dalam menyanjung 
tinggi pelita ilmu pengetahuan ke Eropa dan dengan demikian 
menerangi suasana gelap gulita yang menyelubungi dunia 
Wara t dewasa itu; yang pertama melangsungkan pembicaraan 
akhah menemsi ilmu kalam dengan para failasut dan ahli teo- 
logi agama Kristian Barat 

Pukulan /ahir batin yang mahahebat yang telah dikenakan oleh 
Islam kepada agama Kristian dan Kebudayaan Barat i Lu tentu- 
lah terasa Oleh hati sanubarinya bagai bebatan cemeti yang ter- 
lalu amat pedih menggeleparkan, hingga lalu memaksa mera- 
gui keluar dari dalam kunhi jiwanya satu laungan maha dah- 
sha! yang ngilunya masih dirasai olehnya kmi! 
Shahadan, maka sesungguhnya tiada hairan bagi kita jikalau 
agama Kristian Barat dan orang Barat yang menjelmakan Kebu- 
dayaan Barat itu, dalam serangb a lasnya terhadap agama dan 
orang Islam, akan senantiasa menganggap Islam sebagai ban- 
dingnya, sebagai tandingnya, sebagai taranya dan seterunya 
yang t Lingga L dalam usaha mereka untuk mencapai kedaulatan 
duniawi. Dan kita pun tahu bahawa tiadalah dapat Islam itu 
beriolak-ansur dalam menghadapi serangan Kebudayaan Ba- 
rat, justru sehingga Kebudayaan Barat itu tentulah mengang- 



gap Islam sebagai seterunya yang mutlak; dan ke-elah tcroan- 
n\'a hanva akan dapat terjamin dengan kemenangannya dalam 
pertandingan mah-matian dengan Islam, sebab selagi Islam be- 
lum dapat ditewaskan olehnya maka akan terus ada tanding 
dan seteru vang tiada akan berganjak daripada mencahar dan 
menggugat kedaulatan serta fraham dasar-dasar hidup vang di- 
da'yahkan olehnya itu " ll 

Al-Attas mengimbau agar kaum Muslimin tidak alpa dan lena 
dalam mengemban tugalnya sebagai umat fslam. U mal Islam tidak 
seharusnya secara bulat-bulat menerima vla n mengharapkan harap- 
an yang sia-sia bantuan dan kerjasama serta persahabatan \ ang ikhlas 
dan vang lain. la mengajak umat Islam merenungkan makna iirman 
Allah dalam surah al-TCa^arah 120, 

"TYflfifcf akun orang Yhhutti dan Kristinu itu rela menerimamu melainkan 
kau jua yatig dikehendaki marka Mengikut cara trgntntmyft. Katakanlah (oleh- 
mu}; Sesungguhnya Petunjuk Alinh—iudah satu-satunya Petunjuk* Andai kata 
kau mengikuthawu nafsu mereka, sesudah sampai kcptldnmu Ilmu yang Schv- 
uarnya, maka tiada akan kau dapati bagimu Pelindung i}\ahuptti\ fonolong 
yang akan dapat meneegah tmdrtk batasan Allah" 

Diingatkan pula oleh al-Attas dengan bahasa vang lugas: 

"Bukankah di /aman kita ini pun jelas bahawa orang-orang Ya- 
hudi dan Kristian--yang keduanya menjelmakan silat asasi Ke- 
budavaan Barat— memang liada rela menerima baik seman Islam 
dan kaum Muslimin, melainkan kita jua yang dikehendaki me- 
reka mengikut eara figmiuii t i/j??*- menganuti sikap hidup yang 
berdasarkan semata-mata keutamaan kebendaan, kenegaraan 
dan keduniaan belaka, 

Dan agama dijadikannya hanya sebagai alat bagi melayani ha- 
wa nafsu. Bukankah Ilmu vang Sebenarnya sudah sampai ke- 
pada kita? Maka mengapa pula kita membiarkan sahaja nasib 
Umat kita dipimpin nleh pemimpin-pemimpin politik, kebuda- 
yaan dan ilmu pengetahuan dan juga para ulama yang lemah 
dan palsu vang sebenarnya tiada sedar b a hawa mereka sedang 



l' Niiquihai-A|Li5, Rz&ilah lortitk kaum Muslimin, hltn. lf> 



mendekati hawa nafsu Kebudayaan Barat : 






Mereka membayangi Kebudayaan Barat dalam cara berpikir, 
dalam sikap beragama, dalam memahami nilai-nilai kebudaya- 
an dan men^olirukan tabani serta tujuan ilmu. Kepada Kebuda- 
yaan Baratkah akan kita berlindung, akan kita memohon perto- 
longan, yang akan dapat mencegah tindak balasan Allah kelak? 
Waspadalah saudaraku Muslimin sekalian!" 1 *-' 

Berbeda dengan Sanuiel P. I lunfingtun yang sejak Lahun 1960- 
an sudah menjadi penasihat politik Amerika Serikat (AS), dan me- 
nulis bukunya, Cltwlt afCivilizntioiis nnd thr Rcmakmg of World Order, 
untuk bahan merumuskan kebijakan politik negaranya, sosok ab 
A t tas adalah sosok seorang ilmuwan dan akademisi yang hampir di 
seluruh hidupnya berkecimpung dalam dunia pendidikan dan pe- 
ngembangan ilmu pengetahuan. AbAttas sama sekali bukan sosuk 
pemikir-politisi. la tipe ilmuwan mumi, ulama, yang meyakini bah- 
wa problem mendasar yang dihadapi umat Islam dan dunia inter- 
nasional adalah masalah keilmuan [kftoiolfdge). Ia .seperti mengikut 
jejak ulama-ulama (siam terdahulu, seperti abShafii, al-Ghazali, 
Imam Ahmad, dan sebagainya, yang bergial dalam ilmu dan men- 
jaga kemandirian dan sikap kritis terhadap penguasa. Sebagai ulama 
yang memiliki tanggung jawab keilmuan dan penjagaan akidah dan 
eksistensi umat Islam, Naquib al-Attas menyerukan agar kaum 
Mualim— di samping memahami islam dengan baik- -juga memahami 
secara mendalam realita peradaban Barat, ia mencatat bahwa, "Ke- 
banyakan orang Islam belum lagi mengetahui dan mengenali apa 
dia sebenarnya Kebudayaan Barai itu. Sebelum dapat kita mengu- 
kuhkan diri terhadap serangan yang ditujukan kepada kita oleh Ke- 
budayaan Barat maka perlulah bagi kita mengenali sifat-sifat asasi 
kebudayaan itu " 

Teon al-Attas tentang sifat-sifat asasi peradaban Barat dan Islam 
teiah menarik banyak perhatian dunia internasional, baik kalangan 
Muslim maupun non-Mu_slim. Buku-bukunya diterjemahkan dalam 
berbagai bahasa. Ia memiliki pendirian vang kokoh dan tajam, mes- 
kipun harus membelikan krnik langsung terhadap peradaban Barat 
di depan para cendekiawan Barat itu sendiri. Ia memberikan kritik 



l - Nd^ulb 4l-Attfl.s fthsahth untuk Kwm Aliijftjmrf Min. \?-\8. 



keras terhadap berbagai pendapat orientalis. Tetapi, ia juga tidak se- 
gan-segan berdiskusi dan bergaul dengan kalangan orientalis. 

Sebagai contoh, perhatian terhadap teori al-Attas adalah apa 
yang dilakukan oleh The Myer Foundation di Australia bernama 
'T/k* Cranlam Program" yang menerbitkan dua volume buku berju- 
dul Pmonful Mtfs: Ptrspecimes on ilu* Good Sonehj (2002). Buku ini 
menghimpun gagasan pemikir-pemikir besar dalam sejarah umat 
manusia. Volume 1 buku ini memual pemikiran: Sopocles (495-406 
SM), TTiucydides (460-400 SMI, Plato (428-34S SM), Aristotle (3S4- 
322 SM), Confucius (551-479 SM), Menciu* (371-289 SM), Xunzi (310- 
220 SM), St. Agustine {354-430 SM), Nicolo MachiavelH (1469-1527), 
Thomas Hobbes (1588-1679), John Lockc (1632-1704), Jean-Jacques 
Roiisseau (1712-1778), Adam Smith (1723-1790), Immanuel Kant 
(1724-1804), Kari Marx (1818-1883), Fredcrick F.ngels (1620-1695), 
John Sttiart Mil! (1806-1873), HarrietTaylor MUI (1807-1853). 

Sedangkan Volume 2 buku itu memuat pemikiran: Simone Weil 
{1909-1943), John Rawls (1921-), Avishai Margalit (1939-), Raliwnd 
Gaita (1946- ) t R .H Tawneyf 1880-1962), Friedrich Hayek (1S99-1992), 
Mil ton Friedman (191 2-), Arthur Qkun (1928-1 980), Rachel Carson 
(1907-1964), Garret Hardin (1915-), Isaiah Berlin (1909-1997), Amartya 
Sen (1933-), Nelson Mandela (1918-), Marthin Luther King J r, (1929- 
1969), Virginia Woolf (1882-1941), Carol Gilligan (1936-), J. Appleby, 
E. Covington, D. Hoyt M> Latham, A, Sneider, Edward Said (1935- 
2003), Syed Naquib al-Attas (193 H Kevin Gilbert (1933-1993), Jean- 
Pflul Sartrt? (1905-1980), Umberto Echo (1932-), Peter Singer (1946-), 
Vaclav Havel (1936-), Ursula Le Guin (1929-). Dari sederetan nama 
itu, Al-Attas merupakan sahi-satunya ilmuwan Muslim yang pemi- 
kirannya diambil sebagai representasi dalam memandang Barat 
secara kritis. Menariknya, gagasan al-Attas yang diambil adalah 
pemikirannya yang tertuang dalam sebuah tulisan berjudul "77jt» De- 
weshmizatwn ofKnowlvtige". 1 * 

Dalam tulisannya itu, al-Attas mencatat, bahwa yang disebut 
sebagai W&titTii Ctvilizalion adalah peradaban yang dibangun atas 



U IcnjuLor M Web L* {ed.} r Pon^ui liicn*: Pt'rspcctw?* o n th? GwJ StiOftif, [Vkrtoriii, T]ye 
Cranlana Program, 20021 



unsur-unsu r budaya, filsafat, dan nilai-nilai Yunani dan Romawi ku- 
no, Judaisme, Kristen, dan tradisi sejumlah bangsa Eropa. 

"...the civilization that has er i oIm T d out of nV historical fusion of 
culturi.'*, philo&oplti&t valucs and aspirations oj ancn r nt Gnrtv and 
Rome; thfir iimolgfwwtian with judaism and Chris-tnviity, and their 
furtlwr tkvrtopwtmi nmifonnntiort hy the Lntm, Germauk, Celtic and 
Nordic praplvs "_ 

Secara lebih sederhana, hakikat peradaban Barat dijelaskan al- 
Aitas dalam buku Ribalah untuk Kaum Muslimin, 

"Biasanya yang disebutkan orang sebagai Kebudayaan Barat 
itu adalah hasil warisan yang telah dipupuk oleh bangsa-bang- 
sa Eropah dari Kebudayaan Yunani Kuno yang kemudian 
diadun pula dengan campuran Kebudayaan Rumawi dan un- 
sur-unsur lain dari hasil cita -rasa dan gerak-daya bangsa-bang- 
sa Eropah sendiri, khususnya dari suku-suku bangsa Jerman, 
Inggris dan Perancis. 

Dari Kebudayaan Yunani Kuno mereka telah meletakkan dasar- 
dasar falsafah kenegaraan serta pendidikan dan ilmu pengeta- 
huan dan kesenian;dari Kebudayaan Rumawi Purbakala mere- 
ka telah merumuskan dasar-dasar undang-undang dan hokum 
serta ketatanegaraan. Agama Kristian, sungguhpun berjaya 
memasuki benua Eropah, namun bada juga meresap ke dalam 
kalbu Eropah. justru sesungguhnya agama yang berasal dari 
Asia Barat dan merupakan, pada tapiran aslinya, bukan agama 
baharu tetapi sua t u terusan dari agama Yahudi itu, telah di* 
ambil-alih dandirobah-ganh oleh Kebudayaan Barat demi me- 
layani ajaran-a|aran dan kepercayaan yang telah lama dianut- 
nya sebelum kedatangan "agama Knstum". 
Mereka telah mencampuradukkan ajaran-ajaran yang kemudi- 
an menjelma sebagai agama Kristian dengan kepercayaan-ke- 
percayaan kuno Yunani dan Rumawi, dan Mesir dan Farsi dan 
juga anutaivanutan golongan Kaum Biadab/' 1 * 



]4 Naqtiib jl-Atti 



Dengan sifat dan posisi agama Kristen, sebagai agama mayori- 
tas bangsa Darat, semacam itu, maka Kebudayaan Barat sejatinya 
bukanlah berdasarkan pada agama, tetapi pada falsafah. Dalam hal 
ini, pandangan a l- Al tas sejalan dengan pandangan Iqbal, Sayyid 
Qutb, Ali an-Nadwi, Muhammad Asad, dan banyak cendekiawan 
Muslim lainnya. Namun, pandangan al-Attas tentang peradaban Ba- 
rat ini tampak lebih mendalam dan sistematik yaitu ketika ia berha- 
sil meramu unsur-unsur pembentuk peradaban Barat itu dengan pnv 
porsiunal, terutama ketika mendudukkan posisi wan^nn Yunani Ku- 
na, Romawi, dan Kristen dalam peradaban Barat Dengan menge- 
sampingkan agama dan menjadikan falsafah sebagai asas berpikir- 
nya,* maka tiada tempat dalam jiwa pendalaman mereka itu ber- 
agama sesuatu ketetapan mengenai keyakinan. Mereka hanya me- 
negaskan dasar "leori", yaitu ilmu pengetahuan atau hasil akal -naza n 
yang berlandaskan dugaan dan sangkaan -sangkaan dan pencapaian 
akal jasmani varig mungkin benar dan mungkin tidak benar. Maka 
dari itu, dasar 'ilmu' yang demikian dan sikap hidup yang menjadi 
akibatnya, tiadalah akan dapat membawa kepada keyakinan. Sifat 
agama Kristen itu sendiri, yang problematis dalam asas-asas keper- 
cayaannya, menurut al-Attas, juga turut membentuk sikap peradab- 
an Barat, Secaia singkat al-Attas menyimpulkan silat-silat asasi Ke- 
budayaan Barat, vaitu: 

(1) berdasarkan falsafah dan bukan agama, 

(2) falsafah yang menjelmakan silatnya sebagai h.uinani>me, meng- 
ikrarkan faham penduaan (dualisme) yang mutlak dan bukan 
kesatuan sebagai nilai serta kebenaran hakikat semesta, dan 

(3) Kebudayaan Barat juga berdasarkan pandangan hidup yang 
tragk. Yakni, mereka menerima pengalaman 'kesengsaraan hi- 
dup' sebagai suatu kepercayaan yang mutlak yang mernpenga^ 
ruhi peranan manusia dalam dunia. Al-Attas menjelaskan ten- 
tang konsep Tragedi" dalam peradaban Barat, 

"Sedan /.aman Yunani Kuno lagi kita lihat bahawa bangsa-bang- 
sa >unani itu menganggap tragedi sebagai satu unsur penting 
kehidupan manusia: bahawa manusia ini merupakan pelakon 
dalam drama kehidupan dan pahlawan-pahlawannya memba- 
yangkan watak trngie. Faham tragedi kehidupan ini disebabkan 



oleh kehampaan kalbu akan nikmat iman, 
Kehampaan i nian mi adalah akibat dan falsafah penduaan 
mutlak yang mengikrarkan adanya dua hakikat yarig saling 
bertentangan satu sama lain hingga menimbulkan syak serta 
ketegangan jiwa. Keadaan jiwa yang tiada tenteram ini meng- 
akibatkan pula perasaan takut dan sedih menenangkan nasib 
dirinva. Keadaan jiwa yang tegang ini jugalah yang menganjur* 
kan orang Barat vang mensifaikan kebudayaannya, untuk 
mencari jawapan bagi sual-soal abadi, untuk giat berusaha me- 
nyelidik dan mengkaji dan mereka teori-teori baharu, menge- 
mukakan masalah-masalah asal-usul alam dan manusia dan 
lain-lain renungan yang dianggapnya sebagai ilmu pengolah u - 
an--terus madang mencari dengan tiada akhirnya! 
Pengembaraan dalam alam pikiran dan renungan vang tiada 
berakhir ini meru pakan semangat Kebudayaan Barat, dan se- 
sungguhnya mereka tiada ingin mengakhirkan pengembaraan 
ifru justru sebab pengembaraan itu m 1 kurang -kurangnya me- 
ringankan beban kekosongan dan kesunyian kalbu, seolah-olah 
bagai penakar hati jiwa yang tegang. Semangat Kebudayaan 
Barat itu membayangkan suatuyang 'menjadi' tetapi tiada juga 

' : - J ■ * ** I ^ 
jdCli . Ir 

Dengan memahami hakikat peradaban Barat yang tidak ber- 
dadarkan agama dan hanya berdasarkan spekulasi semacam itu, al- 
Attas sampai pada kesimpulan bahwa problem terberat vang diha- 
dapi manusia dewasa mi adalah hegemoni dan dominasi keilmuan 
Baiat vang mengarah pada kehancuran umat manusia. Satu fenome- 
na yang belum pernah terjadi dalam sejarah umat manusia, 

Al-Attas memulai tulisannya dalam "Dewesternizatton oi 
Knowledge" dengan ungkapan, bahwa sepanjang sejarahnya, ma- 
nusia telah menghadapi banyak tantangan dan kekacauan, Tetapi r 
belum pemah, mereka menghadapi tantangan vang lebih serius 
daripada vang ditimbulkan oleh peradaban Barat saat ini, 

"Mtwy chaiU'tigtt ItfliV uriwn in ffie micht of tunn's coufu<itm 
tlmiufihmft tlw tf$<'>, hut ntmt w yvrhap* more serhnt$n\\d dcstructny io 
nwn than todm/'< ctwltenfte po<eti h\j Yfesturw CiviUzfition/ 1 

l^ Na^uiI» .i|-Alb&, Ri£i/ii/r uvtuL Ktitttn Mukmin |ilm 2.] -22 



Kekacauan itu, menurut al-Attas, bersumber dari sistem ke- 
ilmuan Barat itu sendiri, A 1-Attas mencatat, 

"I vcutinr to mnitrtmn ikat the gmitemt cludlcngc tluit hn* surrepti- 
tiousbf nrisni in mirag? ts the chntlm$? ofknowlcdgc, indahi f not n< 
ngainst iguorance; but kiwwh'dge as conctiird mui dhsfiuimh'd 
throughout the worUi hy VWs/mr avilizntioH, " 

Krtoivtedge yang disebarkan Barat itu, menurut a I- A t tas, pada 
hakikatnya Lelah menjadi problematik, karena kehilangan tujuan 
yang benar; dan lebih menimbulkan kekacauan (chtw*) dalam ke- 
hidupan manusia, ketimbang membawa perdamaian dan keadilan; 
kltaudedgi* yang seolah-olah benar, padahal memproduksi kekacauan 
dan skeptis isme {tonfusian tntd acepticism}; bahkan krwwltdgi* yang 
untuk pertama kali dalam sejarah telah membawa kepada kekacauan 
dalam "/ftr Thnr Kittgtt&m o/Nntim j " yaitu dunia b matang, L umbu h- 
a n, dan m moral Menurut al-Attas, bagi Barat kebenaran fundamen- 
tal dari agama, dipandang sekedar teoritis. Kebenaran absolut 
dinegasikan dan nilai-nilai relatif diterima. Tidak ada satu kepastian. 
Konsekuensinya, adalah penegasian Tuhan dan Akhirat dan me- 
nempatkan manusia sebagai satu-satunya yang berhak mengatur 
dunia. Manusia akhirnya d t tuh a n ka n dan Tuhan pun dimanusiakan. 
Mau is deified and Dvity huntani&fd?* 

Kritik-kritik al-Attas terhadap karakteristik keilmuan Baiat 
modem, misalnya, ju^a disampaikan saat Konferensi Internasional 
para Filsuf pada Januari 2000, di University o f Hawa U- Konferensi 
ini diikuti o teh sekitar lbO cendekiawan dari 30 negara dan berlang- 
sung selama dua rninggu. Tema vang dibahas ialah "Tetfmnlogy mnl 
Ctdturnl Valltt^ oti the Edgt 1 oftliv Third Millrnuiiuu" '. Dalam editorial- 
nya terhadap buku kompilasi hasil konferensi itu, tiga ilmuwan ter- 
kenal, yaitu Paler D, Hershock, Marietta Stepaniants, dan Roger T. 
A mes, mencatat bahwa paparan al-Atta_s yang menyorot kesesuaian 
dan ketidaksesuaian antara tradisi Barat dalam sains dan teknologi 
dengan sistem epistemologi dan metafisika Islam, merupakan papar- 
an vang artikulatif, cermat, dan sistematis, yaitu tentang basis revisi 



^ J»*iuii ki: M Web h (pd,), Pswrfitl hin\<: Pcrsprtftrft cn ih/ G&j*t Segirik, i V m* l n ria, The- 
Cranlnna Proflrnm. 20C2 1, yqL 2, Nrn 13104D. 



Bagian II Cara Memandang fslam 247 

[slami terhadap tujuan dan premis-premis moral dalam sains dan 
teknologi. 

Ketika itu al-Atlas menyampaikan makalah bertajuk "Islam mkl 
th? Chiiileuge of Modernity: Diver^enct 1 of Wor!driew$'\ Al-Attas meng- 
uraikan konsep-konsep pokok dalam epistemologi dan metafisika 
Islam, seperti konsep "religinn" dalam Islam (atf-din), vang sumber 
tertingginya diambil dari AI-Qur\m. Ia juga menguraikan tentang 
konsep "the tmth" Vang tidak mengenal dikotomi 'subjektif" dan 
'objektif, sebagaimana dalam tradisi Filsafat Yunani, la mengritik 
konsep desakralisasi alam ilmuwan se k ular, yang melepaskan keter- 
kaitan alam dengan segala unsur Ketuhanan. Ia menekankan, bahwa 
alam bukanlah entitas Ketuhanan, tetapi merupakan bentuk yang 
memanilestasikan Ketuhanan. Agama menentang desakralisasi, jika 
desakralisasi diartikan sebagai pembuangan semua makna .spiritual 
dalam pandangan terhadap alam. Agama [uga menentang desakrali- 
sasi yang diartikan sebagai pembatasan terhadap metode pemaham- 
an manusia terhadap metode ilmiah (scit'iitijic mrtttod) yang diajukan 
oleh filsafat dan sains sekuler. Tentang konsep Tuhan, al-Attas meng- 
garisbawahi: 

"Gad n noi i\ myilu au imttgf, n symbal, Uwt favpfi dimrging irit h tlw 
tww$. Hc /s Rrnlihj it^lf. Bvfiff has cognhhv coutftit, and tme oftlm 
main poinh oft1ivtrgenc\ f hctioeai Irm irligwu flud wcular philota- 
pliifnml *a'ciici r t\ titi: ivaij m ivhich thfmrtrtwatfrf mtthads ofknow- 
iedUi'iirv whicrttoud/' 

Dalam uraiannya ini, al- A t tas banyak menjelaskan berbagai per- 
bedaan fundamental antara konsep sekuler Barat dan Islam dalam 
berbagai persoalan. Dalam soal konsep kebahagiaan (/rapjriwss), mi- 
salnya, al-Attas menjelaskan sikap Muslim yang menolak konsep 
Aristo teHan tentang kebahagiaan yang hanya menyentuh aspek 
duniawi, dan hingga kini diikuti oleh konsep modern, la menegas- 
kan tentang sikap pandangan hidup [irorldrira 1 ) islam yang tidak 
memisahkan aspek duniawi dengan akhirat. Konsepsi modern ten- 
tang kebahagiaan, menurut al-Attas, esensinya sama dengan kon- 
sepsi manusia di masa lalu. di era paganisme. Sedangkan konsep ke- 
bahagiaan dalam Islam, {sn'ihhih), akan dialami dan disadari oleh 
orang-orang yang benar-benar tunduk dan patuh kepada Allab dan 



mengikuti bimhingan-Nya. Puncak kebaikan Jalani hidup adalah 
Cinta kepada Allah.' r 

Paparan al-AUns tentang konsep epistemologi dan metafisika 
Islam dan tantangan konsep Barat modern menunjukkan bahwa me- 
mang, konsep-konsep keilmuan vang dikembangkan peradaban Ba- 
rat sekular merupakan tantangan terbesar bagi kaum muslim saat 
ini. Karena itu, tentang Islam dan Barat, al-Attas dengan tegas me- 
nyatakan, secara konseptual, antara keduanya terdapat perbedaan 
yang fundamental sehingga akan menimbulkan konflik vajig ber- 
sifat permanen. Berangkat dari pehamamannya yang fundamental 
terhadap peradaban Barat dan Islam, al- Atlas mencurahkan perhati- 
an dan pikirannya untuk membangun satu pusat pendidikan tinggi 
yang mengkaji dengan serius peradaban Islam dan peradaban Barat, 
|uga berbadai peradaban lain. Proyek itulah yang kemudian d i kenal 
dunia IsJam dengan nama iutcnuitamtil h\<tttut\-afkltniuc Tlwufthf tfm/ 
Civilizniitvi (1STAC). Di I STAC, setiap mahasiswa dikenalkan dengan 
peradaban Barat sampai ke "urat akarnya". Berbagai mata kuliah 
tentang peradaban Barat, ditawarkan, seperti Hi^tnn/ ofWt^ttrn O- 
riliztjtion, H^fonj of Wwtfru Phttawplu/, Htiioty of W&h*m Scimcc, 
Gtvt'k Philotuplnj. Hmrwtvtitic*, Majot W&li r m Thiukt*rt t Gnvk 
[jtutfvjigi*, Lfitin 'LiMfiitfigt', hlntu timi tlw tVts/; Ciwfltct ttr DmIo^hw 
Glokiliziitian* Cluilcn^ aurf Oportiwitic*, dan sebagainva. 

Para mahasiswa di institut ini j Liga diwajibkan menamatkan 
kuliah bahafti Arab, mata ku ha h tentang sejarah dan metodologi ha- 



'" Palcr D Ht'ohui'Jc, Marii'tUT Stopan Liint>, Jan Efajgvr T Arne^ \vd.\. 7iv/»iutacy tintfCiu- 
Utnti Vfllut'* 0>t fhc Eiijpvffltc Fhtrtl \Utfrwuiifii ' Cl liuvslLiki Uni-. ithiK rtf I U^u't pu-vi, 2lK'^ 
Uraian tantang kjrtnsrjfpi^livnoli \$'. dan mrialisika IsUm dari perbandingannya den^An kon- 
sep Barai modem bisa dilihnt dalam buku ai-Atla^, Fixik)(umt»ii£i Li th* Motaphv>k>'»t 1-J.im. 

Buku ini mi. T nj;uT*ukan J^ai^Lwirpt'nrmj: daimu pandangan hidup Istarn \hhtmi, VWut'tf- 
T'JiTiJ. %ang kmi duvman L>Irh pandangan hidup barai sokiih'r (\\Wtfn:-St\'\uiir Yti&rUlvu*a*l 
KaiMstfp fil^utat &aiiih nl-Attars juga diuraikan rfvngan kdnrapjvnimMI uk-h Adi Sdtu artiLHnvvi 
"AJ-- Atlas Rfvlwophy pf-VtriTtv: \v\ FjJtimiH Outfnu m " t dalam fotfnmi qf M\m tvut 5*irfliY iVnl l, 
N'nmliLT 2, Deu'iTibvr 2fK)3> Knhk-kriLik lAihadap iAuts Barai <tfiing*i pcrpbniwi lniu-ana hifii 
umat manusia ju^a bin ya k diiakukan oU*Ji bw\\ akilmiiu'ai Salah s^tlu jMn^rufcup l .4jkj)lJ,i- 
[ani Miunyur^kan h-tl ini -lJaJah Suyyrd I Io^:'iii Niki vang nirm'fllal "7*4 J\J\; uiar/juii/ fnotf 

unpwtrih'uIt'iit'tTi'irjmriihil Ji^n^frri., hv\^ l n^ Avat Ihi* tvui pateUUriitof fH? h' Ml tfVlir/Wi'Jf ftt 1 lin^i- 
rffNviA' " ll.ihat.^yvi'd I k>s>^n; Nasr- / iwNt'CtUti? o &hmi $<h*nri J {New ytotk Sl*tP Utiiv^tfulty 



. 



ciiLs, tentang Al-Qur'an, Rfligiott of fohmu dan berbagai kuliah ten- 
tang pemikiran para pcmiiar besar [siam di maisa lalu, seperti al- 
Ghazali. al-Raniri, dan se bagainya. Sosok abAttas dikenal gigih da- 
lam memperjuangkan konsep pendidikan Islam dan Islamisasi ilmu 
pengetahuan, la menekankan perlunya kaum Muslim memahami, 
bahwa konsep keilmuan dalam Islam juga sangat berbeda dengan 
Barat, Wain mengenal konsep ilmiifftrdhn 'ain dan iknu fitrrflw kifa- 
yah. Islam juga menekankan kaitan yang erat antara ilmu dengan 
akhlak. Dalam pandangan Islam, jika seorang penuntut ilmu tidak 
mengenal diri, mengokohkan akhlak dan budi pekerti, maka sia- 
sialah jlnuinva. Ia telah membohongi dirinya, dan menyesatkan, ner- 
Ui menzalimi dirinya sendiri. Kata al-AUas: 

"Berbanding dengan Islam, Kebudayaan Barat tiada menjelas- 
ka n perka i la n a n ta ra i 1 1 n u dan diri d nin a ga ma dan hi km a h dan 
keadilan dan akhlak dan budi pekerti. Ilmu ihi dianggapnya se- 
bagai perkara akliah belaka, dan tiada bersabit dengan akhlak. "^ 

Dalam berbagai tulisan dan ceramahnya, al-Attas berusaha ke- 
ra -i memberikan keyakinan kepada kaum Muslimin, terutama para 



^ Nn^nih *at-Arkix Rt^thth mflitk Ktunt} Mhf/mj/n. iUm n'*. (b«frbdUit=ter^U) I et*ih ]juJi 
Lifnltiiij* fiJ*ftjjI d, m kunjii *ji |>tiKliihkcTri nl-Atlito* bi^i dilihat huku Mn.il Dr. Wan Mulut N'or 
W/m Daivd berjudul V:. J vpritf = pjtft Prtrkttt Piwitaiifcur Istora Sijrd M^Ntitimi* lil-Attn* [Bandung: 
KlLbin, IWSi DiiLam buku ini disebutkan, bahu - * dalam konsep al-Allas*.. pendidikan islam 
haru- iwfiu^UJiyaiWn^t'pnwUaK^iM, k-t*nht?p ilmu d^in kuiiscp snamina vam^fdas Pendidikan 
Liuk.iu^m^kvm,tki rni-nananikmi Slitui wbaftiVimana Irrktindun^ ifal*im makna tti'lim M+u riir- 
Ivijiih. Lipi mt^i.iiiLii-nJwin.Ji/j^ \ jjij> uu-liputi ttfljm dan ijrbiL^i. Tipuan pcndfcl ikan kLuvi, bukan 
hani j untuk mi njadi ivar^i iii-^ar.i uiij> baik yang; memiliki krimnipiinn yars£ berguna bagi 
ne^aij, lapi nwiijadi mauush biraJab. Indli klu-imlhid u ^an^ Lx»radab akan mul a Iurkan ma- 
hVflrakat l>vr-#i.Ub yi*i\i» menghasilkan pLTdJ^b^i Dalam bukunya y*ng lilin. Biiifayfl tbm l$ft\u 
Pfittfttiiattf, Wan Muh Nnr memaparkan perbedaan knnsep ttruu dalam Iradrsi Main dan Yu- 
nam Dalam lra<iisi Yunani, ilmu murrung dijunjung tmp£L tetap* akhlak diabaikan. Otmons- 
UWIU& mnjfutije [ilp^jl Yunani iTunigiJJHjJkan pandangan kaum cerdik pandai tutapi udik lier- 
dklilak "Kain i nn.'inptinyai mslilu^r poiacwr»n kflas tuit^i Uvufr'e&ift»') untuk kusjj-ruftukan 
(keindahan Prn. i gundik untiik kt^ihalan harian tubuh bad^n,d*m «St n untuk nwlahirkan Ku- 
riai halal dan untuk menjadi penjaga rumah vanj; diptfvayai H ' rhihat, Wan Mohd. Nr-r Wan 
Daud. BinWjpf i!"iu \SiUu Pf%\efr&nl (Singapura' Pustaka Nasinnal Pti^Ltd 21)03) Paradoks 
antan* ilmu dan ^klilak. di kaloi^an ilmuwan tWaldipiiparkan ok'h F$nl JolmMmda^am b;iku- 
nya y^ug bcriud^i hiWthvtuatf iNvw York. 1 Litjwr&K^w Pubtb'h^is, I l )8S). P\iku ini mernnipar- 
k^n Thv*Vfil lurfup st'jymlah jJmuw.in Bar^i vapj iJn^ai -dihurmali» seperti lyaii-ia^ues 
RiiLL^L Y an. kari Mar\. iii'nJnk Ib.^ii, I_i\i ToULlh; Ik*rlaind RtL^>t v i h Sartn-, dan ^ha^ainyj 
Koussosau nusainviT> diiulii iuhagai '\w ;i\trr£*Ung truUimnn. ' 



cendekiawannya, tentang keagungan konsep peradaban Islam, di- 
bandingkan konsep peradaban lainnya, ia sang a I menekankan per- 
lunya kaum Muslimin mengkaji dan memahami khazanah keilmuan 
vang telah dicapai para ulama Muslim yang agung di masa lalu. Ia 
menanamkan jiwa optimisme, meskipun Islam menghadapi serang- 
an hebal dari berbagai penjuru. Tahun l L i59, jauh sebelum menem- 
puh jenjang pendidikan tinggi di Bara h al-Attas .sudah mengamati 
kondisi kaum Muslimin vang memilukan. Ketika itu. ia menulis se- 
buah puisi, 

Mu^Um tergtflggam IwL'itggu kafir. 
Akhir fit luput dunin trrcicir, 
Rudtiyn jahit J\ m s membanjir, 
Bnm/ak ymi$ kanun tunia terlahir 

Bmuf dan Singki'L Pa$ni dan Umur, 
Silam ditelan }misn n&n mungkir; 
Lupa jawaban dihafal mahir, 
Bagi itinufatifikal Munkar dan Nakir. 

Sebab u tamu yang melilit kondisi kaum Muslimin, kata al-AUas 
adalah kejahilan masyarakat Islam terhadap Islam, sebagai agama 
yang sebenarnya dan peradaban yang luhur J a n agung vang telah 
menghasilkan ilmu-ilmu islamiyah vang mampu mewujudkan pan- 
dangan hidup (worldrh'w) tersendiri yang unik. Tentang kejahilan 
umat ini, a 1- Atlas menyatakan, 

"...kejahilan yang melenyapkan kesedaran akan tanggung 
jawabnya terhadap meletakkan amanah ilmu dan akhlak pada 
tempatnya yang wajar, sehingga sanggup membiarkan .sahaja 
kekeliruan dan pelbagai macam penyelewenangan dalam ilmu 
dan amal tenis mengharungi pemikiran dan perbuatan para 
sarjana dan cendekiawan kita yang kebanyakannya masih ter- 
belenggu pada gelang penghambaan ilmu-ilmu orientalis dan 
kolonial." 1 ' 

Namun, di lengah beratnya berbagai tantangan yang dihadapi 
kaum Muslimin, al-Attas mengajak untuk tidak berputus asa, "Ba- 






w NaquJl*iil-AUas, Risihtit utitut Kimm Mit$tiirw\ Mm vhi. 



Bagian II, Cara Memandang Istam 25 1 

gaimana pun, ki tn bukanlah kaum yang boleh putus harapan, dan 
dan itu maka Liada boleh berdiri m sahaja membiarkan cabaran za- 
man berlalu berlcluasa tanpa tantangan/' Sebuah puisi ditulisnya, 

Sifat wjamh, mtrtund orim$, 
Ibarat peuttti bermain wa\jon$; 
Crritn lampau d ih urat ctsinng, 
Pahila tmntrt wgern diulang 

jika demikian mustahil pantang, 
Giliran ffimn pula mrndntfing; 
bikonan kmn indah $nniitin$, 
Di layar dunia muwln tcrhvnlang, 

H 'Kita harus insaf/' kata al-Attas, "bahwa nilai-nilai yang me 
rupakan daya penggerak "la kanan lama" itu sebenarnya bersifat 
kutli, vakni tt namai, dan dan itu maka ia senantiasa baharu dan kekal 
dalam agama kila. Tetapi, "lakonan lama" itu pula tiada dapat di- 
mainkan sekiranya para pelakonnya kaum muslimin sudah kehi- 
langan makna-dirinya, kehilangan pribadi dan wataknya; .sudah 
lupa akan peranannya, lupa akan sejarahnya, akan nilai-nilai anut- 
airnya, akan ilmu-ilmu yang menayangkannya." 20 

Naquib al-Attas lahir di Bogor, Jawa Barat, 5 September 1931, 
dan menjalani pendidikan dasar di Sukabumi dan Johor Baru, Nama 
lengkapnya, Syed Muhammad \"aquib ibn Ali ibn Abdullah ibn 
Muhsin Al-Attas. Ia menempuh pendidikan di T/ir Ro\fni Militan/ 
Atadcmi}, Sandhurst, England (1952-1955), lalu beringas sebagai pe- 
gawai kantor di resimen tentara kerajaan Malaysia yang waktu itu 
sedang sibuk menghadapi serangan komunis. Namun panggilan 
jiwanya sebagai ilmuwan membawanya ke Universtty of Malaya, 
Singapura (1957*1959). Gelar master diraihnya di McGill University, 
Montreal, Canada (1962), dan Ph* D. di Uni versi ty of London, London, 
Inggris ( 196?J, dengan konsentrasi bidang "tehunk phihsoph\/\ "tlwo- 
lotfy'* dan "mehtphif$iai\ 

Berbagai jabatan penting dalam dunia pendidikan dipegang- 
nya, antara la m sebagai beriku L 



^ Mtii^uil* * I «-A Ha». RfriUtk * t ntuk fcutm \iu*hmm> Ulm. viii-*v 



2S2 Wa^ah Peradaban Baiat 

Ketua DtyNirlmi'trt o(Mt\huj Lmgmigi' nml Literatur?, Uni versi h" of 
Malaya 

Dekan tiic Fticuttif o/Aris» Univcrsity af Malaya 
Pemegang pertama f thc Chair ofMalaij Lmigutlfir mni Utt i mhm*\ 
Direktur pertama Tlw Institut? of Mahu/ Umgttfigr, Literatur? nnrf 
Cuthtre, yang ia dirikan tahun 1973, 

Ketua Th? Divfciou af Littftitim* di Dt'tutrfmrtit of Kialau Sindir*, 
Umversitv of Malaya, Kuala Lumpur. 
UNESCO expert on Islam, 

Visiting Scholar and Professor of Islami ts at Tcmple Universily 
dan Ohio Uni versi ty. 

Professor kehormatan pada felmuic Sindir** dan pemegang per- 
tama the Tm\ Abdul Raznk Dislingutslwd CthUr of Souihmzi Aslan 
StudifS pada American University, Washington. 
Ibn Khaldun Chatr of Islamic Studies (1486A 
Life Hoider Distinguished Al-Ghazali Chai.ro/ Islamic Thotfght, 
International Institute of Isbmk Thought and Civili/ation 
( ISTAC) 

Professor a 1- A ttas lelah memberikan kuliah di berbadai belahan 
dunia dan menulis lebih dari 30 buku dan berbagai arlikel Lenlang 
Islam, menyangkut masalah filsafat Islam, Leulogi, metafisika, seja- 
rah, sastra, agama, dan peradaban. Beberapa hukunva yang ditulis 
dalam bahasa Melayu dmi Inggris Lelah diterjemahkan ke dalam 
bahasa Arab, Persia, Turki, Urdu, Jerman, Italia, Rusia. Bosnia, Ala- 
bia, Jepang, Korea, India, dan Indonesia. Atas jasanya yang besar 
dalam pengembangan bidang "cnutptwitiw phihiwphif". Presiden 
Pakistan Zia-ul-Haq memberikan penghargaan "tfjbnl Mcrfirf" tahun 
1979. Sejak tahun 1974» Maiquis' Who's Who in the World Lelah me- 
masukkan a)- A ttas ke dalam daftar nama orang-orang yang menun- 
jukkan prestasi istimewa dalam bidangnya. 

Al- A L tas dikenal sebagai pelopor konseptualisasi Universitas 
Islam, yang ia formulasikan pertama kalinya pada saat acara 'Ftrst 
World Confcrencv on Muslim Educalton', di Mckah (1*J77). Tahun 1 L )87, 
ia mewujudkan gagasannya dengan mendirikan Tln" Inicnnitiondl 
Irtitituh* ofhlamk T!wu$ht and Civilistition (ISTAC). Ia merancang dan 
membuat sendiri arsitektur komplet bangunan ISTAC, merancang 



Sagran N. Gaia M&mandang IsUm 253 

kurikulum, dan membangun pcrpu^fakaan tSTAC yanft kini tercatat 
salah satu perpustakaan terbaik di dunia dalam fclamic Studi-, 

Pribadi dan perjalanan keilmuan Naquib al-Attas membawa 
keyakinan, bahwa martabat keilmuan di Barat maupun di Timur 
d apa l diraih dan disegani tanpa dirinya harus mengompromikan 
kebenaran dan kepungan akidah Islam Apalagi jika kompromi itii 
dilakukan dengan peradaban Darat yang merupakan campur aduk 
berbagai peradaban dan budaya termasuk paganisme, 



♦ ♦♦ 



BAGIAN KETIGA 



TEMA-TEMA INVASI 
PEMIKIRAN 



12. 

Invasi Barat dalam Pemikiran 
Islam (1): 

Sekularisme 



"fr'Vuhtnzfttivii Jr^nst'UfN tm nitttti'Htii i'Oilfi'fjiwttCt 1 of 'hihik'tO ftiith 
Harvey Cox r penulis buku The Secular City 



ngi banyak kaum Kristen, sekularisasi tampaknya kini 
menjadi satu ke-harusan vang tid.ifc dapat ditolak, 1 Iarvey 
Cnx membuka buku terkenalnya, The StTiilnr Citjf, dengan 
bab T/u' Sihlictf! Sotntt o/Secu!nriznthn" j yang diawali kutipan pon- 
dapat teolog Jerman F n ed r i eh Gogarlen, "Seatfanzalam /s 1 1 w Uyiti 
umtf ai}ist\]ih'nci' of thi' hnpiitl of bibi ia) I fhith pn iiiftorii." Bahwa so ku- 
lari sasi ada lain akibat logis dari dampak kepercayaan FSible terhadap 
sejarah. Menurut Co\, ada tiga komponen penim y dalam Bible yang 
menjadi kerangka asas menuju sekularisasi, yaitu, "di&ndimthm'nt of 
miturt'" yang dikaitkan dengan penciptaan (CmVtfaa), "th'&tcralizntitni 
afpitlitic*" dengan migrasi besar-besaran {Ewdu*) kaum Yahudi dari 
Mesir, dan "tictonsccrirtion ofvahtes" dengan Perjanjian Sinai [Sawi 
Covniant), 1 

Jadi, menurut Co*, sekularisasi adalah pembebasan manusia 



<Nvw Wk TinfM<icnullj)iiC<»iif|.^iri\. 1%7i. httn 1^-32 

Wajah Peiadaban Barai 257 



dan asuhan agama dan metafisika, pengalihan perhatiannya dari 
'dunia lain' menuju dunia kini ISt'citltinzntnvi h the hbvrtition of man 
froui ivligiort* nnii Mctnplnpiai! hihinge. t!u* tunung ofltfc atumtiou tui\i\j 
froui otlu*r u'vr/ife and lowanfe tki> oiu\ Karena sudah menjadi sahi ke- 
harusan, kata Cox f maka kaum Kristen tidak seyogyanva menolak 
sekularisasi. Sebab sekularisasi merupakan konsekuensi otentik dari 
kepercayaan Biblc Maka, tugas kaum Kristen adalah menyokong 
dan memelihara sekularisasi^ 

Dari .segi pandangan teologis, buku "Th? serw/ar Cttu" termabuk 
buku yang luar biasa. Edisi pertama buku ini dicetak tahun 1%5- Bu- 
ku Cox ini mencetuskan tvi^v ivff*/w agama diluar jangkaan penga- 
rang dan penerbitnya sendiri, Waktu itu, buku ini merupakan 'turfit- 
^t'Hfr'di Amerika dengan lebih 2(10 ribu nafkah terjual dalam masa 
kurang dan setahun. Duku ini juga adalah karya utama yang mena- 
rik perhatian masyarakat kepada isu sekularisasi Menurut Martin L. 
Marty, salah satu kontributor dalam buku Tltr Givul ]dca> Today, be- 
berapa kalangan menjadikan buku tersebut sebagai buku panduan, 
manual untuk bebas lepas dari sembarang dongeng mitos dan 



agama. 



Pengaruh buku ini ternyata |uga melintasi batas negara dan 
agama- Dj Yogyakarta, sekelompok aktivis yang tergabung dalam 
Lingkaran Diskusi Limited Group di bawah bimbingan Prof, Mukti 
Ali r sangat terpengaruh oleh "T7/r Sirn/tr/" OYj/"-nya Ilarvey Co\. 
Diantara sejumlah aktivis dalam diskusi itu adalah M. Dawam Ra- 
hard|O r Djuhan Effendi. dan Ahnud Wahtb/ Tetapi, gagasan Co\ 



- I Ur><^\ C''v» lh> Sr. uKtt k *r v film 1^ 

K I \\u\ M,irtli\ F M.ifU. t \m s^jjfiir Thub;v ffiirvii HiJjut* tiilant Hj ku 77.'i< Cwut Afcrrs 
7b+ ff f ij . iNewYnrfc Kfivy4ltJ|»at\hii bnLaunita Inc, MH*? - ! 

J l iha4, Karvl ^itvithnnk, PiiftertM-i rr lliifclttfj tlTfiY4toii Dtftofw tn Mmit*m 19qj-199S' w 
dalam |«i\|uV* W^ardiiihur^. \itiiim-&if]$liiM IV'iiphB'rj i [>Ml,)$itx Tritiiib. fLruivii Pi'cU'rri. 
2M>iif, hlm f?S Stit*nhrmk mv h my;uriakan rvdakM ' H:*- k «u*. Du ■ v«,i»/it r Ofy««i/ Hflfil'vCm Urtd a 
'{r\\\! mijuip i i r' im^e ti^ng cniiJi'iiN " DalimOtaLm J Lirijnnij a, Ahrvtad \Vah*h rruMiuli*. "'Sejauh 
van^al.u amali sdama mi. Ai*iiiii.i UtkiJi %v\$h kdiilon^an dava «^a p dalam rn.iMlati-nu^ilah 
iltirilil JVluiiliik-pvtiiiijkik Tuhan tthi.ik nwmjui ktto ^kularLaji radaha.1. sokularisasi ajaran- 
ajaran Tuhan mutlak haj;i kjta k^bu kita tidak m^in s^kuUrL-ii* ' Wjhil* adalah ar,^k a.suh 
Rmiui Willi'nbnrj; d.in R<nmi J I C SKllk M Kotikji ifu ia sLwish mL'nvataLan dirinya sebagai 
pi'O^-Tnut pluralisme sama riunjvin Rtmw Slolk Wahifr JLnja n^TnbjhJ* Urnlan^ ^luilansmr 
Jan ^krilansaM U-ih.il. P^hfln EkWi t* UniL-l NaIsjt Ahm*d ,edL FfrgpMtfu AvrrWLvrwi hiM\\ 
fn^jfDrf IfandTrAhimd \\\}tub (Jakarta LP3ILS JjnFrLTiinrri In^tituk», 2CW3 h crl kf-N). hJm 3^-1 L 
7'» 



ketika itu belum terlalu berkembang. Ahmad Wahib hanya menulis 
catatan harian yang kemudian dikumpulkan dalam sebuah buku se- 
lepas meninggalnya. Djohan Effendi pun tidak terlalu kuat penga- 
ruhnya, Pengaruh Cox bant tampak jelas pada pemikiran Nurchoiish 
Madjid yang ketika itu menjadi ketua umum Pengurus Besar Him- 
punan Mahasiswa Islam. Pada tanggal 2 Januari 1970 Nurchoiish 
Madjid secara resmi meluncurkan gagasan sekularisasinya dalam 
diskusi di Jalan Menteng Raya 58, Ketika itu r Nurchoiish meluncur- 
kan makalah berjudul "Kcliarn^an Pt'tuhdhmitin Pemikiran i$lnm dan 
Malilah IntegmHi U unit". Dua puluh tahun kemudian, gagasan itu 
kemudian diperkuat lagi dengan pidatonya di Taman Ismail Marzu- 
ki Jakarta, pada tanggal 21 Oktober 1992, yang dia beri judul "BAh^ 
rupa Renungan tentang Kehidupan Keagamaan di Indonesia" . Setelah itu, 
berjubellahpara propagandis sekularisasi di Indonesia. 

Jika dicermati, pengaruh "Vw Si'cular Cih/" jelas sekali tampak 
pada pemikiran Nurchoiish Madjid tentang sekularisasi. Misalnya, 
tentang etimologi sekularisasi, Nurchoiish berpendapat, 

"Kata-kata wktder dan si>fotlarisn$i berasal dari bahasa Barat 
(Inggris, Belanda dan lain-lain), Sedangkan asal kata-kata itu, 
sebenarnya, dari bahasa Latin, yaitii &it>cnhim yang artinya 
/aman sekarang ini. Dan kata-kata saeculum itu sebenarnya 
adalah salah satu dari dua kata Latin yang berarti dunia. Kata 
lainnya ialah jnnuduf. Tetapi, jika sarculnm adalah kata waktu, 
maka nutmius adalah kata ruang. " ? 

Mari kita bandingkan ungkapan Nurchoiish Madjid itu dengan 
kata-kala llarvey Cox: 

"Tfh* En^Ush lOm-d seathr dtrives from ihe Latin worii savathun, 
imhvium "tlu< pmwit n$?'\... Basicnlht sni'tnhim /> ane o/ih? tzco 
Latin words denoting "warJd" (flu* other H nmudus),*.- saecidum rs a 
tinw toord. HSt'd fmpu*uth/ fo trawhfr ih? Gm*h ward aron, ivhich 
aho TTh'fttis age or epoch. Mundu*, on thr othrf hand t is a spnce 
rvord. 



-"^N'urihul^h Madj] J, iskim KrtKtkhvtwu diu\ Kamtam w stihii\, [Bandung. Miz«i n, W87Ui1m 2lb. 
* I Lu\v\ C>s. Thf StYitlnr Cilu\ hlm. Ih, 



NurchoJish tidok berteras terang menyalakan bahwa gagasan- 
nya tentang .sekularisasi diadopsi dari pemikiran Harvey Cox, 
Namun penjiplakan yang dilakukan Nurcholish terhadap ido Cox 
menjadi nampak jelas pada upayanya untuk membedakan antara 
"sekularisasi" dan "sekularisme", sebagaimana dilakukan oleh Co\. 
Menurut Nurcholish, pembedaan antara "sekularisasi" dan "seku- 
larisme" semakin jelas fika dianalogikan dengan pembedaan antara 
rasionalisasi dan rasionalisme, jika Co\ mencari legitimasi sekulari- 
sasi dalam agama Kristen, maka N T urchoiish mencoba mengadopsi 
dan menyesuaikan gagasan Co\ dengan mencari legitimasi dalam 
ajaran Islam 

Menurut Nurcholish, seorang Muslim harus bersikap rasional, 
tetapi tidak boleh menjadi pendukung rasionalisme. Rasionalitas 
adalah suatti metode guna memperoleh pengertian dan penilaian 
yang tepat tentang *uat\t masalah dan pemecahan nva. Rasionalisasi 
adalah proses penggunaan metode itu. Analoginya. lanjut Nurcho- 
lish, sekularisasi tanpa sekularisme, yaitu proses penduniawian tan- 
pa paham keduniawian, bukan saja mungkin, bahkan telah terjadi 
dan terus akan terjadi dalam sejarah. Sekularisasi tanpa sekularisme 
adalah .sekularisasi terbatas dan dengan koreksi. Pembatasan dan 
koreksi itu diberikan o!eh kepercayaan akan adanva Hari Kemudian 
dan prinsip Ketuhanan Sekularisasi adalah keharusan bagi setiap 
umat beragama, khususnya umat Islam. 7 

Bandingkan pendapat Nurcholish Madjid itu dengan ungkap- 
an Harvey Cox berikut ini 

*\.it zhouhi be can'fuUy tiislin^uhhi'd fram wcnlarhm, Svtufatiiatiuu 
impiku f t htetarical procttt. titmtitf ceria i uh} im'ver^iblr, i n wliicfi m'- 



- NfurduiJish Madjid, ishtm Kiw&temitn dan K?imktin*MtntfL. 214-22U Kemungkinan, Nur- 
i holish fugA Medali nwngttfji hului \ brrt*\ C"x r $t4i#£jUifUifai l-inifjfvd Crmip J* fci£t-Atartii* 
nLlu mungkin U dnp.itkari saai Iv-rkiinjiiii^ V\* AS, Oltobn'r \^\. Menarik cm h m imak r^lalatt 
AhtvkuJ Wjhil" tculjnf; Nurcholish Madfid, h Padn htiLin Oklcidor Whti berangkailah Niiivfnv 
li.sh U- AS aLt^ undangan Siati 1 rA-'partmiui* Oranj; i'an£ anti Sarat di undang untuk mdihal 
Nt'jgara Rami UThvstr. Stairaii^ pujsbal kodvttaan B^s^ir AS van£ ditanya miTipajM NuFefrif&h 
diundang ki* Amerika nwi^awab, Si s kadar memperlihatkan apa vanf; dia benci fflami inL~ 
VtHah pulang dari A% mukii U-rtibar perubahan-perubahan a ruh pikiran Nurcholish D13 nu- 
ku turtiynkpAcifl M*|u-<ejji taikdiin humanismu yan^seWumnvs Jitapnva ^eba^aiapiiTM biru + 



Bagian fit. Terna Toma Inyast Pemikiran 261 

cwty dini caltur? u tv dAhvved jrom lidvldjjp tu n*Ii$iaus Controi tmd 
elo&d im , tdf4nj$kfll uwld vkius, We imue ar^ucd llirtt it h baskaliya 
hbt'mtiiitfdt'th'lopiiit'fit. Srcularhm, on tltrothcr Itmtd, /s thcuanwfov 
n u ideologi/, n ucw eto^'d worhi vtcw wichfiwcfhm wn/ wuch iike a 
\h-iv h'ti$ian. Witih 4 &*culariation /7nrfs its rodi* ih the bihUcaiJh&h 
ttedfivtd /s to fVHh'iwtrnf n n mitfamtk witamn* ofthc impfiet ofhibii- 
calfmth os\ Wvstvni histori/, this is not tik' Cftw iviili wcultintm. i t ia a 
closed ism. "* 

A d a la h menank, melihat gava Nurcholish dai arit men Kem- 
bangkan ide sekularisasi I tarvey Cox, Ketika Cox menyatakan seku- 
larisasi adalah keharusan bagi kaum Kristen, maka Nurchalish me- 
lanjutkan bahwa "sekularisasi adalah keharusan bagi setiap umat 
beragama, khususnya u m niat Islam", jika Cox mencari 1 and asa n 
sekularisasi dalam bible, maka Nurchnhsh mencari justifikasi dari 
ajaran-ajaran Islam. Ia, misalnya, menyatakan, gagasan sekularisasi 
dapat dijustifikasi dari dua kalimat svahadat, vang mengandung ne- 
gasi dan afirmasi. Merutini tafsirannya, kalimat syahadat menun- 
jukkan bahwa manusia bebas dari berbagai jenis kepercayaan kepa- 
d a tuhan-tuhan yang selama mi dianut, kemudian mengukuhkan 
kepercayaan kepada Tuli a n yang sebenarnya. Dan Islam dengan 
ajaran Tauhidnya Yang tidak kenal kompromi itu, lelah mengikis 
habis kepercayaan animisme. Ini bermakna dengan tauhid, terjadi 
proses sekularisasi besar-besaran pada diri seorang Animis. Manu- 
sia ditunjuk sebagai khalifah Tuhan di bumi karena manusia memi- 
liki intelek tua J i tas, akal pikiran, atau rasion. Dengan rasio inilah, 
manusia mengembangkan din dan kehidupannya di dunia ini, Oleh 
karena itu terdapat konsistensi antara sekularisasi dan rasionalisasi. 
Kemudian, terdapat pula konsistensi antara rasionalisasi dan desak- 
ralisasi. 

Bahkan, kata Nurcholish, kalimat Unsmalfah, juga menunjukkan 
bahwa manusia adalah Khalifah Tuhan di atas bumi. Selain itu, al- 
Riilwirtis menunjukkan sifat kasih Tuhan di dunia mi {menurut ukur- 
an-ukuran duniawi), sedangkan til- Rahim menunjukkan sifat Kasih 
itu di akhirat (menurut norma-norma ukhrawi). Penghayatan nilai/ 
spiritual keagamaan bukanlah hasil kegiatan yang serba rasionalis- 



** lUr\ tu G» v T>%* StKuhn Ctt-j, hlm T 1S 



tis\ Demikian pula sebaliknya, masalah-masalah duniawi [idak da- 
pa t didekati dengan metodespiritualistis. Keduanya mempunyai bi- 
dang yang berbeda, meskipun antara iman dan ilmu itu terdapat 
pertalian yang erat. g 

Jika membaca sepintas, argumentasi Nurcholish tampak seolah- 
olah logis. Namun, jika dicermati lebih jauh, akan tampak bahwa ia 
sebenarnya juga Udak terlepas dan hegemoni pemikiran Barat da- 
lam bidang pemikiran keagamaan. Ia mengadopsi gagasan sekulari- 
sasi Co\ dengan menafikan bahwa terdapat perbedaan besar daiam 
sejarah peradaban dan pemikiran Kristen dan Islam. Pengalaman se- 
jarah dan trauma Barai terhadap hegemoni Gereja Kristen meng- 
haruskan dilakukannya sekularisasi di Barat, sebagaimana telah di- 
bahas pada bagian sebelumnya. Tetapi, Islam tidak mengalami hal 
semacam itu. Islam tidak mengena! institusi /in/nrsis/. Islam tidak 
mengalami problema teks Kitab Suci dan teologis sebagaimana di- 
alami oleh Kristen. Bernard Lewis cukup jeli dalam memandang hal 
ini r dengan menyatakan, 

"Atasan sebenarnya kenapa umat Islam tidak mengembangkan 
gerakan sekularisnya sendiri, dan bereaksi tajam terhadap usa- 
ha-usaha untuk memperkenalkan gerakan sekularis dan luar, 
terlihat jelas dari perbedaan-perbedaan mencolok antara sejarah 
dan pengalaman umat Kristen dan Islam. Sejak awalnya, umat 
Kristen diajari lewat dua hal anggapan dan praktik untuk mem- 
bedakan antara Tuhan dan Kaisar serta antara lugas-hi^as ber- 
beda pada masing-masing dan kedua pihak itu. Umat Islam 
tidak pernah menerima perintah seperti itu/"" 10 

Juga, seperti disebutkan sebelumnya, dalam bukunya, Otri*~ 
titniihj iu Wurld Hi<ton/ t Arend Theodorvan Leemven, mencatat, bah- 
wa penyebaran Kristen di Eropa membawa pesan sekularisasi. Kata 
Leeuwen, "Kristenisast dan sekularisasi terlibat bersama dalam se- 
buah hubungan dialektik." Maka, menurutnya, persentuhan antara 
kultur sekular Barat dengan kultur tradisional religius di Timur Te- 
ngah dan Asia, adalah bermulanya babak baru dalam sejarah sekula- 



4 Nun- hd 1 1 s \\ Mj d j i d , h I» m , Ar moA' P' m i n dti n Kt'imia i lis iaa 1 1 JiJ m, 222- 233 
*» Bcnurd lj*wfe, Wknt W^rf W^dj^.' hlm IJS, 



risasL Sebab, kultur sekutar adalah hadiah Kristen kepada dunia 
(Christhnih/s gift to Ihc wartii). u 

Ide sekularisasi itu sendiri sangat kontroversial di kalangan 
Kristen. Sebab, mereka melihat, ide ini dapat menghancurkan aga- 
ma Kristen. Namun, mereka harus menerima ide itu, karena hege- 
moni Barai vang sangat kuai dan trauma Barat terhadap hegemoni 
Gereja Kristen di masa lalu. Sejumlah teolog Kristen seperti Dietrich 
Bonhoefh_T dan Paul Tillich memahami akan datangnya krisis aga- 
ma dan teologis akibat prnses sekularisasi yang dilihat oleh banyak 
om n j* sebagai proses yang tidak terelakkan (keharusan), dan monvo- 
bar ke seluruh dunia seperti penularan yang cepat {nt^hi^coula^ton). 
Karena tidak mampu menghadapi "penyakit menular J '--yakni seku- 
laris asi- -yang hebat itulah, maka yang terjadi hakikatnya bukanlah 
peng-Knstcn-an Barat, melainkan "pem-Barar-an" Kristen, Ilakiki- 
nya, bukan Clintliiinizcil Wrsftnt, tetapi, Westmrizfti ChrtetlmL EL 
Mascall. dalam bukunya, Th\t fu'aiJarhatian oj Christkuuty, menyata- 
kan, "...bahwa bukannya memasukkan dunia kedalam Knsten me- 
reka malah memasukkan Kristen kedatam dunia," 12 

Berbeda dengan Nurcbolish Madjid yang menelan dan menye- 
barluaskan gagasan sekularisasi, khususnya dari [ larvey Cox, Na- 
L]uib al-Attas melakukan perlawanan yang sengit terhadap penye- 
baran "penyakit menular" tersebut. Pada awal tahun 1973, al-Attas 
s Lidah menulis sebuah buku yang mengkritik gagasan sekularisasi. 



1 ] PvrHkipal Uwiui'H dikutip Uari Imku Mark hier^L-nMiu^'tT. J7v *\Wt Cnltt Wnr? (Loii- 
kinfp U f "ivwThllV ot CMiti>n\u\ Piuv^ W3», Min K>-17 

|h Svod Muhammad N p aqmh al- A ft^* Ifinm itci! $f{'ituiri*ui ( 151 AL, Kuda l \mifjur, i\J*13. 
hal 2, ? Sih.i^.ii raUikui tam ha km uruumnya, kaum Kristen memari £ tidak Uj^ htt;iiut*ddft£ 
-ikulanMue%eki£aL ancaman bai;i a^ama mereka. Gereja tiJ.i k memandang M-Lui.nismi- atau 
sekularisasi sebagi hal vniu;M?!.i1u negatif Menurut seurani; tokoh Knst sandi hidurtesfet.Trtm 
latubs 5[. '"RcvyKihi Prativte berarti didirikannya ne^aia stfkulu: Seluruh pruras ini, khtwu.v 
Liva M-LiNir revolusi Prancis, tidak hnnva ibrani» bersifat ami-Gcreja lotjipi anii-a^ama. bahkaii 
n wujudi ateis Mamian perkembangan ke ^ah sekularisme a La u ^ekularisaM sebeUiIina belum 
bera j U se^uaLu \ an£ ni'^aliJ Tt>m laoibs ni^npjL^Un, sekularisasi dapaidilihal frrhagfli usaha 
pemurnian ^nina dan reaksi k'rjifldap sakralisasi" vaiui melampaui batas. Pada dasarnya, 
sekularisasi suba^ai usaha "Llesakralisasj" adalah tua L u reaksi melawan kuasa pimpinan 
Gereja. y*n^* mau menguasai seluruh dunia. Maka akhirnya pesmasilahan i l a kembali kepada 
soal yang dirumuskan ideh Paus GHatius h Karun a Gereja meiu^identilikasikan diri dengan 
kuasa dunia maka reaksi terhadap kuasa gereja, ini menjadi suaru proses melawan Gereja dan 
agama (Tnin [acohs bL "Gereja iAiw Diwiit" dalam buku 0017*7 tbm M^/eraAn/, ed IB Bana- 
wiiatmaSJ, IWJilm. 17-19) 



Gagasan di dalam buku ini dikembangkan menjadi beberapa 
karya monograf. Pada tahun 1078, al-Attas telah menerbitkan l^hnu 
ivui Seciilansin, yang sudah diterjemahkan ke bahasa Arab, Turki, 
Porsia, Urdu, India, Malaysia, Indonesia, Bosnia dan Albania. 

Menurut al-Attas, klaim bahwa akar .s e k u landasi terdapat da- 
lam kepercayaan Bible adalah keliru. Bagi al-Attas, akar sekularisasi 
bukan terdapat dalam Bible, tetapi terdapat dalam penafsiran orang 
Barat terhadap Bible Sekularisasi bukanlah dihasilkan oleh Bible, 
namun ia dihasilkan oleh konflik lama antara akal dan Bible di da- 
lam pandangan hidup orang Barat. Disebabkan tidak kuatnya duu- 
ma dan ajaran Kristen dalam menghadapi Barat yang sekuler, 
makanya Kristen terbaratkan. Rata nl-Auas, 

'Thr ciaiin tltat ^cnlnrizntion luis if$ wut> i n hihlknl faitli and thnt U 
/s f U? fruit ot } ih\> Gatpc! has no $rth$tivfcf ii\ htrforivn! fnCt. Si'cuhinzn- 
tion lm /te roots not m hihlknl faith, bnt in tin 1 inhrytvtntiou o/ 
bihtictilfaith h\j Wwtern mau; it i* not Utefrnil aflhc Go^pcl, bnt h ihe 
fntit of thr lnn$ hiftonj of plnlc^iphiatl (nut iwttiplnpica! cunflici iu 
ihc wligions omi pinrhj rationali^lk worhlvkw of Westnn nmn. r ^ x 

Al-Attasjnga mengkritik pembedaan makna istilah sekularisasi 
dan sekularisme. Sekularisme dikatakan sebagai "bukan suatu pro- 
ses" tetapi "kristalisasi"- Dan setiap "isme" adalah satu "ideologi* 7 - 
Jika ideologi diartikan sebagai "seperangkat ide-ide umum" atau 
satu "program filosofis", maka sekularisasi juga merupakan satu 
ideologi. Pada akhirnya, sekularisasi ini juga akan menjadi sekulari- 
tas isme {watianzalionistn). Sekularisme dan sekularisasi memiliki 
persamaan yaitu relativisme sejarah yangsekular, N 

Banyak sarjana Muslim yang memberikan kritik tajam terha- 
dap ide sekularisme dan sekularisasi. Tapi, karena sekularisme me- 
mang menjadi program global dari peradaban Barat-sebagai pra- 
syarat demokrasi-maka dunia Islam juga mendapat tantangan se- 
rius. Sepanjang sejarahnya, kaum Muslim sudah terbelah dalam me- 
nyikapi soal ini, Ada yang pro, ada yang kontra, Secara politis, kaum 
Muslim biasanya terbelah dua: golongan Islam dan golongan seku- 



I * Nacjujb *il-Atta>. I<fani mul teinhinsm. htm. 30 



lar Namun, masalahnya menjadi serius, ketika golongan agama sen- 
diri, justru kemudian mempromosikan sekularisme, dan- sebagai- 
mana yang dilakukan sebagian teolog Kristen— juga berusaha men- 
tari legitimasi d^ justifikasi ide sekularisasi dalam ajaran dan seja- 
rah Islam. Ini menjadi semacam ironi, tetapi itulah yang terjadi dalam 
realita^ kehidupan kaum Muslim dewasa ini. 1 "" 

Nitrchclish sendiri sebenarnya sempat ragu untuk melanjutkan 
penggunaan intilah sekularisasi, setelah mendapat kritik tajam dari 
berbagai cendekiawan dan tokoh Islam. Jika dicermati, pendapat- 
pendapat Nureholish tentang sekularisme dan sekularisasi memang 
tidak jelas acuan berpikirnya, dan inkonsisten, Dalam banyak hal, ia 
lebih mencerminkan figur politisi, yang berdiplomasi dengan kata- 
kata. Bicara di satu tempat lain dengan di lain tempat. Belum ada sa- 
tu buku utuh yang ditulisnya tentang 'sekularisme dan sekularisasi', 
Meskipun pada akhirnya, apa yang dilakukannya dengan Yayasan 
Paramadina adalah melakukan dekonstruksi terhadap berbagai 
prinsip-prinsip ajaran Islam, seperti penyebaran paham Pluralisme 
Agama, 

Pada tahap-tahap awal penyebaran idenya, yang banyak dise- 
rang oleh Nurcholish adalah aspek-aspek politik. Misalnya, konsep 
tentang negara Islam dan partai Islam. Ia katakan: 

'Dari tinjauan yang lebih prinsipik konsep Negara Islam adalah 
^uatu distorsi hubungan proporsional antara agama dan ne- 
gara- Negara adalah salah satu segi kehidupan duniawi yang 



'^Sis*ranflpruji.iflaruJi> Islam Liberal miinvalakari, "bUwi fr/vwJ Jy*i w^str/uw IvnltA ft^ti 
w ^^rJrf ■* ,{ .h ih i us-i / 'i r „v - * h At J ' i m > r ■ w}, r' \) m i r £ frvryr kimfon \ u J» i j -nrciy/ Uim i i* Mta n j<>dl t f t J i > 
\L\i\ i\ khiriV 1 ilvnl Lumu a, humiuIk r-inhut ^hiMgj itA/mon* 1 *)* fcfam UrtTtj} ,!r fjidjmiSiii WC 

"I^V'ili^il^JIT tftoittb tiV\?£} T^fM'luhn MtT£ Alk *VAffi *!i\Kt,7Jl*f liillT Ttt. ' t. Ji/rti'i 3 $1 . tV/fh 7hFU^r /r'/fllfr 

^m i jv^!lV'ril'(l'fAr7¥M.t ^lurii Vji/fjFr/ilvnif Dii/rfui }OlttiK, KteJc^Mfii nfcwwJr TiWttff NVjtfrm Srti.^T 
^T\ S f, Urtifu *-t\ f Viflh fiitftfa} lYir$rtfMOiV\ ijywifl iffi'ii^gff/j i^rn Jdfc jfon f nuVi fcA?m, 1/.-111? JjrtniW f(/n|i 
"'tP^.'i'hir*!:!! }*rh*ti)0 rfl<niT<[ rirfir/ff Urf'i.r scknfcr aeknfofitt* itfntoKriTtt* Grr£ Barkin menjalankan 
K4vrfljM pri ifeif £4g&sin l>Um LrN. r r*il L i j t Piiitinpiva kon>a=i»l lw I Ljsj ijtihad, fb] Kpmilnwn 
irthdJjj^ i3*-h'*iiihu^ dAiipt-inktriiaii, j n JVfl^rrtwwm k'HuiJjp j«luriili>nu' Mtttal il.in ptv;rnlj=-- 
me a^an\a a^ima, k J ^ lYtni^ahara a^iama dari parut p^lidk dan olinya posisi noiv^cklari.m 
negara Mtfiinn.il Barium, ada empal lttltiih Islam L ibi'ral di [ndAtiMia, yaitu Abdurrahman 
Wahid, ftuncrwliih Madjid. fthmad Wahib. d. m Dji^han EJuzidi i Majalah Tvmpst, edisi N-^Ji Jv'o- 
Vj.'nilVr ZPfll '•ttfyjlt Li^r'/i/ Utow *ft /tfiUJffrtAi l[akaTta Jaringan Ia|am Lilwxal2DD!2r,-hJm. 232- 
233.C*i«e fiatku Gr^fifiifJ KliFrtt L.\Vr#J ( r.- r'iiu#tff<ni tfabirtn Parajnadma,, IW^J; 



dimensinya adalah rasional dan kulektii, sedangkan apa m a 
adalah aspek kehidupan Vang dimensinya spiritual dan pn- 
badr" 

Terhadap pikiran Nurcholi.sh tersebut, Prof. Rasyidi ber- 
komentar, 

"Kata-kata tersebut bukan kata-kata orang yang percaya kepa- 
da Qur\in, akan tetapi merupakan kala orang yang pernah 
membaca Injil. Dalam Matheu^ 22-21 disebutkan: Ri'uJrr uuta 
CiH'ztir tlu' tlihig* which tur cac$t\r e nnd unta Gthi thr tlwig n i Inchtinr 

Tahir A/harv juga menilai gagasan pembaharuan Nurchnlih 
mengarah kepada sekulansasL [siam, selain mengecewakan umat Is- 
lam, menurut Azhary, Nurchohsh juga tidak berhasil memahami ba- 
gaimana sesungguhnya hubungan antara Agama Islam dan ke- 
hidupan kenegaraan dan masyarakat 1 * 

Pada tahun 1970-an dan 1980-an,, Nurcholish belum menyentuh 
aspek-aspek teologis, seperti gagasan Teologi Inklusit dan Pluralis. 
Tahun 1992, ia mulai menyentuh aspek teologis dengan membong- 
kar konsep Ahlul Kitab, Tahun 2000-an, ia mulai aktii memasuki as- 
pek teologis. Dengan keluarnva buku Fiqih Lbitw Agama (terbitan 
Paramadina dan Tlw A*i<7 Fouiuiiitiau) vang membongkar akidah dan 
fiijih Islam, maka gagasan sekularisasi Nurcholish Madjid menemu- 
kan bentuknya yang u ruh sebagaimana terjadi dalam Dunia Knslen, 
dan sebagaimana vang didefinisikan oleh Harvev Co\, bahwa "se- 
kularisasi adalah pembebasan manusia dan asuhan agama dan me- 
tafisika, pengalihan perhatiannya t_lari "dunia lain" menuju dunia 
kini." Dengan definisi ini, maka pada akhirnya, sekularisasi Islam 
adalah pembebanan kaum muslim dan asuhan Islam. Akulah Ulam 
yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw\ dibongkar, diganti dengan 
teologi bani rumusan tokoh-tokoh Kristen yang diposisikan sebagai 
"nabi", seperti Willrcd Canhvcll Smith dan John l Iick, vang disebut 
sebagai Teologi Pluralis atau paham Pluralisme Agama. Masalah ini 
akan dibahas lebih luas pada bagian berikutnya. Dalam mempromo- 



ln Muhammad lahir Avlurv NYjfflni Hukum t (Jakarta: Buiaii Bintang 1^2j, hlin 33-17 



Bagian llj- Tema Tema Invasi Pemikiran 267 

stkan pendapa t-pendapahiya, Nurcholish Madjid banyak mengutip 
pendapat Ibnu Taimiyah, Sayangnya, sejumlah kutipan tidak tepat, 
dan memotong bagian-bagian penting. 1. 

Dalam Kitab Mnjmu*ttt Fninmon Jilid XXXII, h. 179, pembahasan 
masalah Ahli Kitab diletakkan di bawah judul "Niktilnrf Kuffnr". Kaum 
Yahudi dan Nasrani melakukan tindakan syirik (kil fi'Ii) tetapi Al 
Qur\in tidak menyebut mereka sebagai kaum musyrik [hfl kmi)> 
Namun, Ibnu Taimiyah menegaskan, mereka tetap golongan kafin 

Pilihan Nurcholish Madjid untuk menulis Disertasi di Chkrtgo 
Uuwmtu tentang lilsatat dan kalam Ibnu Taimiyah sangatlah stra- 
tegis untuk memberikan eitra bahwa Nurcholish sangat otoritatif 
dalam suai Ibnu Taimiyah, tokoh yang dijuluki sebagai "Syaikhul 
Islami Padahal, banyak pendapatnya sangat berseberanga n dengan 
Ibnu Taimiyah sendiri, Nurcholish hidup di lingkungan Masyumi 
yang sangat menghormati Ibnu Taimiyah. Ia pernah dijuluki sebagai 
Natsir Muda. Bisa dipahami, semasa tokoh- tokuh Masyumi hidup, 
Nurcholish belum mengeluarkan pendapatnya yang "terlalu kon- 
troversial" dalam bidang akidah Islam, seperti paham Pluralisme 
Agama. Ia ketika itu, bani menyentuh aspek-aspek sosial-politik. 

Dalam makalah yang dibacakan tanggal 2 Januari 1970 di 
Menteng Raya 5 S, Nurcholish Madjid menulis, 

"-dengan sekularisasi tidaklah dimaksudkan penerapan seku- 
larisme dan meraba h kaum muslimin menjadi kaum sekularis. 
Tapi dimaksudkan untuk menduniakan nilai-nilai yang sudah 
semestinya bersilat duniawi dan melepaskan ummat Islam dari 
kecenderungan untuk mengukhmw ikannya/' 

Dalam wawancara dengan harian Kawpa* tanggal 1 April 1970, 
ia mengatakan, 

"Orang yang menolak sekularisasi lebih baik mati saja. Karena 
sekularisasi adalah inheren t dengan kehidupan manusia seka- 
rang di dunia ini (sat'Otlum berarti jaman atau keadaan seka- 
rang, juga berarti dunia ini)/' 



i7 Tcnlanp ;*m»k dan LmlnAi^i Nitrrhiitah Madfiil hlul AlImti HusAitfi, htam Ulhrr<tl. 
iJaL*rlj Gemn Lumu t Prwcs, 2001 ) 



Dalam makalahnya yang lain, "Sekali Lagi tentang Sekularisa- 
si", Nurcholish juga memaparkan pengertian sekularisasi Agama 
Islam, kata Cak Nur bila diteliti benar-benar dimulai dari proses 
sekularisasi terlebih dahulu, Justni ajaran Tauhid itu menipu kan 
pangkal tolak proses sekularisasi secara besar-besaran* 

Setelah melalui perdebatan yang panjang dan memancing reak- 
si kerai berbagai pihak, ia menulis kembali makalah dengan |udul 
"Sekularisasi Ditinjau Kembali", Kesimpulannya, menurut Niurcho- 
lish. terdapat perbedaan mendasar antara pengertian sekulansasi 
secara sosiologis dan >ecara filosofis. Dan karena begitu kontrover- 
sialnya Istilah "sekular", "sekularisme", dan "sekularisasi", maka ia 
menyarankan agar istilah-istilah itu tidak digunakan tagi dalam 
konteks pemikiran vang diajukannya, I ebih haik digunakan istilah* 
isulah teknik lain yang lebih tepat dan netral. 

Prut + IIM Rasjidi mengritik keras cara-cara \urcholisli dalam 
menggunakan istilah yang d a pai menimbulkan pengertian yang 
menyesatkan di kalangan Muslim Dengan mengampanyekan "se- 
kularisasi", Menurut Ras|idt, Nurcholish Madiid melukiskan seolah- 
olah Islam memerintahkan sekularisasi dalam arh Tauhid "Kalau 
soalnya seperti vang dituturkan Saudara Nurcholish, maka segala 
sesuatu tetah menjadi arbitrer atau wnmu fifr. Secara ekslnm boleh 
sajj kata sekularisasi tersebut diganti dengan pisang goreng. atau 
ki>}">3 jahe atau es jahe dan sebagamya dengan tidak ada konsekuensi 
apa-apa- Kalau saya berkata, "Yang saya maksud dengan pisang go- 
reng adalah sikap manusia yang mengesakan Tuhan dan mengang- 
gap benda-benda lain tidak layak dipuja, maka tak seorang pun ber- 
hak melarang saya berbuat demikian Mereka hanya ke tawa dalam 
hati mereka, karena keanehan istilah tersebut.'* kata Rasjidi 

Endang Saifuddin Anshari, pengrihk Nurcholish lainnya, me- 
nyatakan bahwa berbicara tentang sekularisasi, mau tidak mau mc^ 
ti mengacu pada sekularisme. Historis, sekularisme timbul di Barat 
sebagai reaksi terhadap Kristianisme pada akhir abad pertengahan, 
Sekularisme adalah paham yang menyingkirkan nilai-nilai Ilahi 
(agama wahyu) dalam persoalan dunia, negara, dan masyarakat. 
"Baik sekularisasi (menurut rumusan sdr Nurcholish dan vang 
dianjurkannya itu> maupun sekularisme (yang ditentangnya itu) 
sama-sama mau membebaskan d t n dari tutelage' (astihan) agama/' 



kata Endong Saifiiddin Anshari (alir..)- 1 * 

Dalain Kitmns Bt'$m Bniuisn Iihitvicsui disebutkan bn Jiwa seku- 
larisme adalah ""paham atau pandangan filsafat yang berpendirian 
bahwa moralitas tidak perlu didasarkan pada ajaran agama/' Se- 
dangkan sekularisasi adalah "hal-hal vang membawa kearah 
kehidupan yang tidak didasarkan pada ajaran agama/' Dan seku- 



^ Abdul Q,T.ilir r^jart^nk A-IrnrmMf/v KfktftthiUi Pvr*i\\lktirinhT Ptfmiktmn Ulnm Wttn~fteit$fi 
,\Uumt, \\toi\tfL\i\\fr PeiH'd'il YjfcdU, [444;, hlm |l D" Indonesia, kritik ket*s terhadap jte^ajwn 
"siAular^aV Ntifi'hifVlIhh dalang herhrrii*rubi. Dr Daud Ra-tvid, penari tik ulama ^urrhnbsh 
pada dekati^ l^.'-an, dengari ti'^*i? rnenvebul hTUn EiiilM wfra^i t<* ■muk ""pemikir icliubtr" 
Sikih si lu .ijiliU^M k. UT—'p 'M-kiilpirKasi' NiiuU*|ish pitalah ^'HiIkhih "Iidant Yi*k, Partai 
PfrluiL klntn Mu, vaiiji tetap dipertahankannya hine^a kinr [Senarai n -aksi n\a& ttpntikjrajiiriw, 
pvn.ii bulan DpM/JiiLn.T l l ^2. di Masjid Amir I la m/a h Taman [-mail Mar/uki, \ r urdiolish "di- 
adili" di hadapan -^kikir -I (HH> pemuda dan mahaMMva im^lim HdEam diskus \auij di- 
M h Jen>^;ar%ikan "Mi I imba^a Mflpa]ettU*rt Jail Puii;uiTik\niviii Infak (LMPi) l^iti nifn^ambif 
k'iiH. T.fc'f *>tf^ nM< Kefomfk'ik Piwiwrjuiff Kt*j;mwtri* itu, Nitfcta li^h nfrnrfiipal ^riiti^ii 
la?«im dari Daud Rasyld, Ridwan Soidi, dan lain bin, Berbadai Limpu*- [iiga menggetar "p*^n^- 
adlLih' 1 terhadap gAjia&m *ckuLi risuj Nun-holwlt Madfid. Majalah ?> Ii^r/i DirAvi'nJi mempupu- 
krkan i*1tMh fjiTnkdii iVmbafuaii ktM^amaan van^ diihi^kai IjPK— akjunim y*fte jiip<i 
dlgmt.tkan untuk merivefaui 'T.orakan Pengacau Keantaiian"* untuk ^ii^kan pembaruan Iri- 
ki m- n va Nur Jin h s h. Semang pembacn bernama A Salam Simrmp menuti* di AWm CfefriwA 
\il 47/1W2, Setulah membaca tulisan Pak Ibrnbnn Mddvlao tentang Kurcholish Madjid 
M'ba^ai duplikat YvmiII dan orientalisku. y«"|5 K'rfujuim men|nn^kirbahkkan akidah !^hiu, 
kvbirt^m^ntfayn lorhmlflp pemikiran pembnruan hslara vang digencarkannya spktfrnl-ial f nva 
ilari fhjtii^n menjadi kmap 5oaln\a P Pak Jbranmi dalam tulisannya bediasit menampilkan 
hurba^ai rujukan \^n£ M k U*rbiinUiU|uiii f st'bini^a Ht'tia^ pembaca tidak L>l<i fain ki*cuolT 
ii.i^k.^ib akin t\ihv\a [S'urcImlKh VLtojkI LieiUtr-limuir mtTiipii kau duplikal Vl^liji dan para 
kiru'rtl'lli^ton niastaii-TYi^sji^; mtJjiliii Ahmjd Wahid, binaan nijr a pastor Ki'iii^irifln NFuiichiilisli 
Madjid ?*ft.irapwn bJam d i.-L-ku Iurkan, jolas iiutli pakan j^pj rasi Yahudi Lia n Nasrani. Llngk{ip- 
»ui Nu^liuli^i .^oulLTli-olah ^kTilari^i^i itu ^upt-iuthnya R^u^i dfii^an lirni.in-lirman Tu.han, 
fii,i^ meru pakan |">rmutorhalikan tahir ftl-Qnr aji, svba^mnana dilakukan nleh i laniiau Ambrl 
Vrtnj; hri^ur/hukuns j dilarang K-r^»dar lahiin L L 'S2 dan j4S^i" r DaLnm sl-IiluK buku berjudul 
"AmlPi& Bitidtk KiifiiirJiiltW ft.'i"?n"A''?^'"O r *rV'f r kjrya Muhammad Yaqzhan van^dik^itLin 
Al C'hiraJl Prt'i-s, Jist-buikan Ualiwj cunimali MiTrt'tiolisKdi PIM poiia lanjj^al 21 OkttibcT YM2 
^ldakili itii.nipak.ir\ pujuak gft£ii<utii Nurt hiilish ^fddljid d.iUm np.iya UuHlN'tMfl injtnu^i^ ko 
d ^la m i iiinK'ran ateisnvr baru vonp u■lLii^va inen^usur svariah. bahk-an m^iiuduhiiv^ sob^i^ai 
slmhdJisnitf vaiifl mt'ng-arsh f>ad« bt j riiaUi*mf." Gag^s^n NurcholUh yang mendapat sambutan 
^y^jp^'Tiipiiii J i IndiinL'Mii. mmunil Vo^^h^A. ni^nipjikjnprfsiasi puncakdjrisiMjrdn^aiuk 
diJik orU 4 ntji|i< d-iLiiii monviKjrLm oranv; f<Una. Puncak ^jjason im san^l paraM don^in 
sik^p ibtis. rondrkiaw a n ^wlan dan j^nih jin Dan si Lop iblis ini krm ud Lin diwn^iidkan socaifi 
utuh olrh Limcrad-kamerad setan dan j^jus manusia ya\\£ tergabung dabm 'Kf-k>mpok 
Pembaruan 1 \an£ monp^r>;aniiir aktivjiasnvj dalam satu wadah yarvg disebut Paramadin3 h 
vani; gurwikdiuiva kemudian diki'nfl! d'.*n^an Gerakan Pembaruan Koa^maan " 



laris adalah "penganut aliran filsafat v ari g menghendaki agar 
kesusilaan atau budi pekerli Lidak didasarkan pada ajaran agama h '. 
Sekuler adalah bersilat duniawi atau kebendaan. 

Pemisahan antara sekularisme dengan sekularisasi adalah hal 
yang naif. Sebab, istilah "sekularisasi", "sekularisme", adalah istilah 
yang khas yang muncul dalam dunia Kristen, sehingga pori u dipa- 
hami sesuai dengan latar belakang munculnya istilah Icrsobut Tentu 
saja, bisa dengan mudah dipahami, bahwa sekularisasi adalah pro- 
ses menuju "sekularisme". Ketika, provos itu sL-ndiri d i katakan se- 
bagai sesuatu yang abadi, dan tidak pernah sampai pada '^ekulari.s- 
mc", maka proses itu sendiri— sebagaimana dikatakan abAttas— 
sudah menjadi satu ideologi. Kasus serupa, adalah proses I si a misa* 
si, sebagai proses menuju Islam. Kn* ionisasi, bisa berarti proses me- 
nuju Kristen atau pengknstenan Rasionalisasi, bisa berarti proses 
berpikir, bisa juga berarti pemutusan hubungan kerja IPIIK). Jika 
istilah ini digunakan secara arbitrer, maka dampaknya tidak akan 
dapat memahami akar masalahnya secara mendalam dan tidak akan 
membangun sahi konsep ilmu. 

Dalam deserlasinya di Tak u Has Hukum Universita> Indonesia 
yang berjudul Negara Hitku m, Muhammad Tabir Azhary, rnende fi- 
nis ikan sekuler isme sebagai "paham yang ingin memisahkan atau 
menetralisir semua bidang kehidupan seperti politik dan kenegara- 
an, ekonomi, hukum, sosial budaya dan ilmu pengetahuan tek- 
nologi dari pengaruh agama atau ha b hal yang gaib. Sedangkan 
sekularisasi, menurut Tahi r, adalah usaha usaha atau proses yang 
menuju kepada keadaan sekuler atau proses netralisasi dan setiap 
pengaruh agama dan hal-hal yang gaib. Sekuler adalah sifat-sifat; 
yang menunjuk kepada suacu keadaan yang telah memisahkan ke- 
hidupan duniawi dari pengaruh agama atau hal-hal yang gaib. 
Negara sekuler adalah negara yang tidak memberikan peran pada 
agama dalam kehidupan bernegara, Agama telah diasingkan dari 
kehidupan negara dalam berbagai sektornya. Ciri negara sekular 
vang paling menonjol adalah hapusnya pendidikan beragama di- 
sekolah-sekolah umum/' 1 " 



* y Muhammad 1<ihir A^hary, Si"$imi Hukum, him. 13-14 



Sagiart 111. Tema-Tema Imsi Pemikiran 27 1 

Eksperimen Sekularisme: Kasus Turki 

Secara manusiawi, sebagaimana kata-kata terkenal [bnu Khal- 
dun r memang ada kecenderungan orang-orang yang kalah untuk 
menjiplak pemenang. Sepanjang sejarah, fenomena itu banyak terja- 
di. Termasuk di kalangan Muslim. Kekaguman yang berlebihan ter- 
hadap kemajuan fisik peradaban Barat, menyebabkan hilangnya 
daya kritis untuk mehhat perbedaan dan mutiara terpendam yang 
tinggi nilainya dalam peradaban Islam sendiri. Kekaguman itu ke- 
mudian diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan, dengan 
a su m s L, bahwa jalan satu-satunya kaum Muslim untuk bangkit dan 
maju adalah menjiplak Barat. Eksperimen yang dilakukan di Turki 
adalah contoh vang paling menarik untuk dikaji dalam soal ini, 

Abdul lab Cevdcl, seorang tokoh Gerakan Turki Muda, misal- 
nya, menyatakan: "Vang ada hanya satu peradaban, dan itu adalah 
peradaban Eropa. Karena itu, kita harus meminjam peradaban Barat, 
baik bunga mawarnya mau pun durinya sekaligus." {Thtnr is onhj one 
cittiliznthn, n m/ tlittt /s Europeau civilizatioi. Tlhrejore, wt* iHUM bovvoio 
itwtern ttvUiz&ton with bati* ils rownnd its tlwru). ll] 

Pimpinan lurkt Muda Lainnya, Sabahuddin Bey, menulis, bah- 
wa "Sejak kami membangun hubungan dengan peradaban Barat, 
satu kebangkitan intelektual telah terjadi; sebelum hubungan ini, 
masyarakat kami kurang kehidupan intelektualnya." 

Satu organ CUP {CvitwiitttYtwd Union Pr<y/rss -organisasi yang 
dibentuk oleh Gerakan Turki Muda pelawan khilalah Utsmani)yang 
bernama Ovuanli, mengkontraskan antara Eropa dengan Timur da- 
lam kata-katanya, "'Orang-orang Eropa selalu berjalan di jalan-jalan 
dengan kepala tegak; sementara orang-orang Timur berjalan dengan 
kepala mereka tertekan absolutisme, melihat ke tanah dan hampir 
terseret.^ 1 

Mustafa Kemal Ataturk, tanpa segan-segan menyatakan, hanya 
dengan melakukan Westernisasi, maka satu negara akan selamat. 
Dalam acara pembukaan Fakultas Hukum di Ankara, tahun 1925, ia 



- ll Uber Ortayli. "Oitomtmi>m umi Z&tmm Dnrji}% f)w fozand Cv^tituionn! Pmoef\ dalam 
AvigdtT L#vy (i*d.), Thr fray of'i'hc Otlomtiri EmpirK (Princeton: The* Darwin Press. 1994J, hlm 
534 

-L M Sultra Hiiningiu, Tht- Ybun$Tnt%S ii\ OppOSlUon, fNew York; Ox1'octl1 Lhiiveistlv PrPiS, 
l¥95] r h]m, 17-13, 



laris adalah 'penganut aliran filsafat yang menghendaki agar 
kesusilaan atau budi pekerti tidak didasarkan pada ajaran agama". 
Sekuler adalah bersifat duniawi atau kebendaan. 

Pemisahan antara sekularisme dengan sekularisasi adalah hal 
yang nait. Sebab, istilah "sekularisasi", "sekularisme", adalah istilah 
yang khas yang muncul dalam dunia Kristen, sehingga perlu dipa- 
hami sesuai dengan latar belakang muncul n va istilah tersebut. Tentu 
saja, bisa dengan mudah dipahami, bahwa sekularisasi adalah pro- 
ses menuju "sekularisme". Ketika, proses itu sendiri d ikal akan se- 
bagai sesuatu vang abadi, dan tidak pernah sampai pada "sekularis- 
me", maka proses itu sendiri— sebagaimana dikatakan al-Atta>-- 
sudah menjadi satu ideologi. Kasus serupa, adalah proses Islamisa- 
si, sebagai proses menuju Islam. Knstenisasi, bisa berarti proses me- 
nu | u Kristen atau pengkrislenan. Rasionalisasi, bisa berarti proses 
berpikir, bisa juga berarti pemutusan hubungan kerja [PHK). Jika 
istilah ini digunakan secara arbitrer, maka dampaknya hdak akan 
dapat memahami akar masalahnya secara mendalam dan tidak akan 
membangun sahi konsep itmu, 

Dalam desertasinya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia 
vang berjudul Negara Hukum, Muhammad Tahir Azhary, mendefi- 
nisikan sekuler isme sebagai "paham vang ingin memisahkan atau 
menetralisir semua bidang kehidupan seperti politik dan kenegara- 
an, ekonomi, hukum, sosial budaya dan ilmu pengetahuan tek- 
nologi dari pengaruh agama atau hal-hal yang gaib. Sedangkan 
sekularisasi, menurut Tahir, adalah usaha usaha atau proses vang 
menuju kepada keadaan sekuler atau proses netralisasi dan setiap 
pengaruh agama dan hal-hal vang gaib. Sekuler adalah sifat-sitat 
yang menunjuk kepada suatu keadaan vang telah memisahkan ke- 
hidupan duniawi dari pengaruh agama atau hal-hal yang gaib. 
Negara sekuler adalah negara yang Lidak memberikan peran pada 
agama dalam kehidupan bernegara. Agama lelah diasingkan dan 
kehidupan negara dalam berbagai sektornya. Ciri negara sekular 
yang paling menonjol adalah hapusnya pendidikan beragama di- 
sekolah -sekolah umum/' 1 ' 



1 9 Muhamnud Tahir Azhary, Ni'gnni Hukum* hlm, D- 14 



Eksperimen Sekularisme: Kasus Turki 

Secara manusiawi, sebagaimana kata-kata terkenal Ibnu Khal- 
dun, memang ada kecenderungan orang-orang yang kalah untuk 
menjiplak pemenang. Sepanjang sejarah, fenomena itu banyak terja- 
di. Termasuk di kalangan Muslim, Kekaguman vang berlebihan ter- 
hadap kemajuan fcik peradaban Barat, menyebabkan hilangnya 
daya kritis untuk melihat perbedaan dan mutiara terpendam yang 
tinggi niiainya dalam peradaban Islam sendiri, Kekaguman itu ke- 
mudian diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan, dengan 
asumsi r bahwa jalan satu-satunya kaum Muslim untuk bangkit dan 
maju adalah menjiplak Barat. Eksperimen yang dilakukan di Turki 
adalah contoh yang paling menarik untuk dikaji dalam soal ini. 

Abdul la h Cevdet, seorang tokoh Gerakan Turki Muda, misal- 
nya, menyatakan: "Yang ada hanva *yahi peradaban, dan itu adalah 
peradaban Eropa. Karena itu, kita harus meminjam peradaban Barat, 
baik bunga mawarnya mau pun durinya sekaligus/' [TIwiy honiy oih j 
civili-ntiuji. and timi /s EmVfHWi civilizatkm. Tlwri'fort', wr im($t horww 
♦ilVfi/t'ni civihziittm witli Iwth it£ ros? and /Ys ttmrn).-^ 

Pimpinan Turki Muda lainnya, Sabahuddin Bev, menulis, bah- 
wa "Sejak kami membangun hubungan dengan peradaban Barat, 
satu kebangkitan intelektual telah terjadi; sebelum hubungan ini 
masyarakat kami kurang kehidupan intelektualnya/' 

^■atu organ CUP {Comuuth'C atid Union P7Tk>jvs^- -organisasi yang 
dibenluknlrh Gerakan Turki Muda pelawan khilaf ah Utsmani) yang 
bernama Osuianli, mengkontraskan antara Eropa dengan Timur da- 
lam kata-katanya, "Orang-orang Eropa sektu berjalan di jalan-jalan 
dengan kepala tegak; sementara orang-orang Timur berjalan dengan 
kepala mereka tertekan absolutisme, melihat ke tanah dan hampir 
terseret."- 1 

Mus taf a Kental A la tur k, tanpa segan-segan menyatakan, hanya 
dengan melakukan Westernisasi, maka satu negara akan selama L 
Dalam acara pembukaan Fakultas Hukum di Ankara, tahun 1923, ia 



-d [[b L- r OrlJiylir 'Otigimniiw t \ t rvt Zm\v$m Durnig ttw Smmd Cw&tituionnl Pcricd", dalam 
Av igctdr Lcvj {tsl ), Thr l&i*$ of The Qtt€fHm Emptrz* [Printtrtun The Danvin Pres*, l L >94h hlm. 
^. 

2 1 M Sulcru ELirtuiglu. The \oun? Turis /ft Qpp8&i1iott 9 ttdew York CWunJ L'nn ■■eisily Presi, 
19951, Mm 175-18 



menyalakan, revolusi Turki telah menyebabkan terjadinya perubah- 
an besar, yakni menggantikan kesatuan politik lama vang berlan- 
daskan pada agama dengan landason nasionalisme* Bangsa Turki, 
kata Ataturk, telah menerima prinsip bahwa satu-satunya cara untuk 
selamat dan eksi.^ dalam percaturan dunia internasional saat mi 
adalah kesediaan untuk menerima peradaban Barat kontemporer,-- 1 

Turki kemudian dikenal sebagai negara \ p ang mencoba semak- 
simal mungkin menjiplak Barat dalam berbagai aspek kehidupan. 
Setelah tumbangnya Khilalah Utsrnamyah. 1913, Laju imita^] Barat 
semakin kencang Mereka berpikir, dengan menjiplak Barat dan me- 
ninggalkan Tslam, Turki akan menjadi negara kuat dan besan Turki 
seeara lugas menyebut dirinya sebagai negara sekuler. UUD Turki 
pasal 1 menegaskan, Turki adalah negara (1) Republik, (2) Nasionalis, 
(3) Kerayatan, (4) Kenegaraan, iS) Sekidaris, (6) Revolusioner-. 

Penjiplakan Turki terhadap Barat justru dimulai dan pandang- 
an hidup dan sistem kemasyarakatan, dengan melakukan proses 
sekularisasi secara besar-besaran. Proses sekularisasi Turki secara 
resmi dimulai dengan proklamasi negara Republik Turki pada 
tanggal 29 Oktober W23. Mustafa Kemal terpilih sebagai presiden 
pertama. Ia laJu mengganti nama menjadi Kemal A la tur k (Bapak 
bangsa Turki). Ataturk ingin menjadikan negara Turki modem yang 
berdasarkan kebudayaan Barat. Setelah berkuasa, ia melakukan 
reformasi agama. Sejak awak meskipun dilakukan dengan paksa, 



— EVrkv> N, 7'V CVlWmwwlir vt $i\ufcn*m \n fitrUyj* Keperh dikutip ^"Jdi 4J., Mftdif, 
AUitufk. L I and^n. [ yn^man, l W -I J, Mm 13S MittUt'fa kcm.il dtU Kirkah hiburi l$H\ rfi daerah 
SaLttnika. Ayahnya, Ali Ri/a v bi'korfa M-'bagai piawai kmlor di ktfta Etu dan jbimva, Ziibardafr. 
suurtn^ y*n£ tarif beragama dnn mjUIu memata i piirdah Maryam ladukah, lUtfani bukunya 
lihlm A)" Mt*tirr*it*li& nwji.calal hflftwa Ali Ri/£ adoLih :*cwrar*£ pi -tandu alkohiil Si'NjgrAri 
ponulis ItaraL iVLiMUvhiiLkaii, Kemal adnbh dui^ato Fm* Mnriciftrv, tifganij^uii rahasia Vdhiidi 
vang didirikan di London, 1717 Dalang bulunya, kfrim ivrs:^ Tfa* \\ 7 t'ct t (ALuiI Qasim Publi>h- 
ing HtHisc, 19^4:32), Marvam famoela m^nralal perbedaan antara duj h>ki.il» j*ekrrlari> liifki 
vailu Ziya Gt>kaipdfln AUilvrb. Zlyn Ciokalp. mcnuruL lamccla. selalu tampil ^Ui^n muslim 
Vflhg baik. Scd.iji£;kan A [atur k tidak nKMuVJTltumyikim dihn\a 4i4ui£ni -4Aiian^ at^tf, *'fa t-cr?- 
JmsJ toKwialAWiirkuJi&ititidi'ifvsivri'toflntiifhM&ii ZiynGGh\!jiiil:!\ity£ri'${jrdrtiUun>?]ff7±riKjnt 
Mcslcm^ [u lis Marwin himvto, ^>r4tfg keturunan Yafuidt Amerika vang sebelum masuk is- 
lam bernama Mar^arol MnnrLK Atalud. mn-nip^gal pada 1D N'ovcmhrr 1913 padu usia 57 
tahun. Jenazahnya dipimpin di Mummiai Ernn^rafc AnLira huift^a tahun 1^53, la lu disimpan kt 1 
Musuliiiniiiva 



Bagian IH Tema Tema Invasi Pernik itan 273 

tidak semua kemgLnainjwa berhasil. Upaya untuk mengganti bacaan 
sakit dengan bahasa Turki gaga! diwujudkan, Hanya azan untuk 
pertama kalinya secara resmi dikumandangkan dalam bahasa Turki 
pada bulan Januari W 32. Fakultas Teologi ditutup dan diganti de- 
ngan institut Kj set Islam pada tahun itu juga. Tahun 1935, libur 
mingguan hari Jumat diganti dengan libur mingguan mulai pukul 
01.00 hari Sabtu sampai hari Senin pagi. Para pemimpin sekular 
Turki modem selalu menerangkan bahwa reformasi vang mereka 
lakukan tidaklah ditujukan untuk melawan Islam, tetapi hanya ingin 
mengakhiri kekuasaan para ulama. Menempatkan Islam sebagai 
Subordinasi terhadap negara juga menunjukkan kepercayaan yang 
mendalam d a r] orang-orang sekularis bahwa Islam bertanggung 
jawab terhadap kemunduran dan keterbelakangan bangsa Turki. 

Jika reformasi agama tahun 1928 itu berhasil, maka akan 
lahirlah \ ersi modern dari Islam yang didasarkan pada nasionalisme, 
filsafat, dan sains, la akan merupakan Islam lain di luar batas-batas 
Islam vang diajarkan oloh Nabi Muhammad saw. Para reformis 
Turki menolak ciri universal Islam. Kesultanan atau kekhila tahan 
yang universal diganti dengan negara nasionalis Turki. Pada mula- 
nya, mereka juga bermaksud mengubah masjid menjadi gereja Islam 
modern, tetapi ternyata mustahil dilaksanakan, sebagaimana halnya 
usaha untuk menjadikan bahasa Turki sebagai bacaan salah Masya- 
rakat menenlang keras upaya tersebut. Yang kemudian berhasil 
adalah perubahan Aya Sofya (Hagia Sophia), gereja Byzantiuin, 
menjadi museum. Gereja ini telah dijadikan masjid oleh Sultan 
Muhammad [L "Sukses" sekularisasi lainnya adalah penggunaan 
bahasa Turki untuk a/a n, tahun 1932, Azan versi Turki mi disiapkan 
oleh 1 limpunan Linguistik dan disiarkan oleh Kantor Kepresidenan 
Urusan Agama, Melodi a Ain versi Turki disetujui oleh Konservatori 
Musik Nasional, Ankara, Tahun 1933, keluar keputusan pemerintah 
yang menyatakan bahwa azan dalam bahasa Arab merupakan pe- 
langgaran hukum.- 1 

Gagasan sekularisme Ataturk dalam bidang kenegaraan pada 
dasarnya berupa pemisahan agama dari negara. Menurut Ataturk, 



-"'Mulai Alt, fcfom JflnZihrioHattrd; Turki Modrrn, QaL\riw. JambaLan. lW4) P h!m. 110-14] 



274 flafah Peradaban Barai 

apabila agama dipergunakan untuk memerintah masyarakat, ia se- 
nantiasa dipergunakan sebagai alat dalam tangan raja di tangan 
diktator untuk menghukum. Pemisahan agama dongan negara akan 
menyelamatkan bangsa dari malapetaka. Pemisahan agama dari ne- 
gara dimulai tahun 1928 dengan menghapus artikel 2 dan konstitusi 
Turki yang menyebutkan bahwa agama negara adalah Islam. 
Sebelumnya, tahun 192-1, Biro Syaikh Al Islam dihapuskan. Begini 
juga kementenan Syariat dan Mahkamah Syariat- Proses mi di- 
maksudkan untuk menggusur otoritas Syariat dan meletakkan 
kedaulatan rakyat secara mutlak. Negara tidak ada lagi hubungan- 
nya dengan agama. Sembilan tahun kemudian, 1937, prinsip seku- 
larisme dimasukkan ke dalam Kusntitusi Turki, sehingga resmilah 
Turki menjadi negara Republik sekular 

Dalam soal perkawinan, hukum perkawinan tidak lagi dilaku- 
kan sesuai dengan Syariat Islam, tetapi dilakukan sesuai hukum 
sipil yang diadopsi dari Swiss (Stvh& civif codv). Wanita mendapat 
hak cerai sama dengan laki-laki Poligami dilarang. Secara hukum, 
wanita Mushmah mendapat hak unhik menikah dengan pria non~ 
Muslim. Hak imUik pindah agama juga dijamin undang-undang. 
Me-nurut James A. Riil dan Cari Leiden, bentuk serangan Atahirk 
terhadap agama yang penting adalah politik nasionatis-revolusioner 
yang diterapkannya melalui semboyan Turki adalah untuk bangsa 
Turki 






21 



Tahun W24, dikeluarkan UU Penyatuan Pendidikan yang me- 
wajibkan seluruh sekolah berada di bawah pengawasan Kemen- 
terian Pendidikan. Madrasah-madrasah ditutup dan digantikan 
dengan sekolah yang membina imam dan khatib. Selanjutnya pendi- 
dikan agama ditiadakan di sekolah-sekolah perkotaan pada tahun 
1930, dan di sekolah-sekolah perdesaan pada tahun 1933, Pelajaran 
Bahasa Arab d*in Pers ia dihapuskan pada tahun 1^2 S. Pada tahun ini 
I uga tulisan Arab diganti dengan tulisan Lari n. Dj Indang budaya, 
proses sekularisasi— juga wcslemisasi-dilakukan antara lain dengan 
pelarangan penggunaan topi adat Turki, Torbus, tahun 1925* Sebagai 
gantinya dianjurkan pemakaian topi Barat, Pakaian keagamaan juga 
dilarang dan rakyat Turki, baik pria maupun wanita, diharuskan 



** Janirt, A. Dili jnd Cari l^idcn, PoliUci* u: WifMiddi? Eatt, [97^ 5>5o 



mengenakan pakaian Barat/"" 

Di Indonesia, sejak awal-awal /aman penjuangan kemerdeka- 
an, pemikiran untuk menjiplak Barat, dengan menjadikan Indonesia 
sebagai negara sekular juga sudah muncul. Adalah Soekarno/* 
tokoh yang dikenal banyak melontarkan ide untuk menjiplak pe- 
ngalaman Turki, Soekarno, tercatat sebagai pengagum berat Ke mal 
Ataturk. Dalam Majalah "Pandji bila m"— yang dipimpin toknh 
Masywni Zainal Abidin Ahmad-nomor 12 dan 13 tahun 1940, Bung 
Kcirno menulis sebuah artikel berjudul "Memudakan Islam". Datam 
tulisannya, Bung Kamo memuji langkah-langkah sekularisasi yang 
dijalankan Atatiirk di Turki, 

Bung Karnn menyebut langkah pemisahan agama dari negara 
oleh Ataturk sebagai langkah "paHng modem" dan "paling radikal". 
Kala Bung Karno, "Agama dijadikan urusan perorangan. Bukan ta- 
lam itu dibaptiskan oleh Turki, tetapi Islam itu diserahkan kepada 
manusia-manusia Turki sendiri, dan tidak kepada negara. Maka nlrh 
karena itu, salahlah kita kalau kita mengatakan bahwa Turki adalah 
anti -a gama, anti- tala m. Salahlah kita, kalau kita samakan Turki itti 
dengan, misalnya, Rusia." 

Mengutip Frances Woodsmall, Bung Kamo mencatat, 

"Turki modern adalah a ntt- kekolotan, anti-eklesiastikal (model 
kekuasaan gereja /ulama), tetapi tidak anti-agama. Islam seba- 
gai kepercayaan individual tidak ditolak, Sembahyang di 
masjid tidak dilarang, malahan ketaatan pada agama pun tidak 
dilarang." 

Menurut Soekarno, apa yang dilakukan Turki sama dengan 
vang dilakukan negara-negara Barat, Di negara-negara seperti 



£> A L Mjrfio, Attititrk, hlm 13^- 137. Dampak moi^mii Tulisan Arab dengan lajui 
mcmiJiki dampak m 1 n lis kepada pemutusan hubungan Turki dengan sejarah masa la I uji va 
van>;£;L*iTulan£ di bawah Othmnni 1 lingga kini. jutaan aniip IcnianjL; seiarah mereka Icir^irnpan 
dru^an haik di berbadai museum di Turki, 

-'- 1 Si- f a rawan On^hokham mi-jiwbui Soekarno sebagai pribadi yang kompleks Dalam 
bu ruat* a i tuhannya, Soekarno mencoba meyakinkan ^okm^an Ulam dan nasionalis agar Lidak 
Miir\is phobi la mengaku bukan komunis, Lelapi hanya mendinginkan persatuan <.c i JlltuJi 
pVJ tensi gerakan b<iti£<*a TVr tumbuhan intelektualnya sendui sangat dipengaruhi oleh 
MarKit-mc \asinnj|| 5 nu' maupun Klani dirasakan oleh Soekarno sebadai paham-paham vanp 
kutang lajam untuk mviiganahhi* keadaan tOnghokham, Soekarno Mito^ dan Rtalitti s-ya»g 
d m ui a l dalam buku Mann>w liahw Ktnwiut Sejiirtth (Jakarta LP3ES, 1^4 l hlm 2S) 



Inggris. Prancis, Belanda, Belgia, Jerman, dan lain-lain H urusan 
agama diserahkan kepada individu pemeluknya, agama menjadi 
u nisan pribadi, dan hdak dijadikan sebagai urusan negara, hdak 
dijadikan sebagai agama resmi negara. Untuk memperkuat pen- 
dapatnya, Soekarno juga mengutip pendapal I laUde Edib i lanoum 
dalam bukunva Turkn/ Fiton Wi<s#, 

"Kabul Islam terancam bahaya kehilangan pengaruhnya di atas 
rakyat Turki, maka itu bukanlah karena tidak diurus oleh 
pemerintah, tetnpi ialah karena diurus oleh pemerintah.,.. Umat 
Islam terikat kaki tangannya dengan rantai kepada politiknya 
pemerintah iliu Ha! ini adalah suatu halangan yang besa r sekali 
buat kesuburan IsLun di Turki.... Dan bukan ^aja di Turki, tetapi 
di mana saja, di mana pemerintah campur tangan di dalam 
urusan agama, di situ ia menjadi satu halangan besar yang tak 
dapat dienyahkan,.,/' 

"Maka oleh karena itu, menuai t pemimpin-pemimpin Turki, 
justru buat kesuburan Islam itu, maka Islam dimerdekakan dari 
pemeliharaan pemerintah. Justru buat kesuburan Islam, maka 
khahfaL dihapuskan, kantnr komisariat Syariat ditutup Kode 
(Undang-undang) Swiss sama sekali diambil oper buat meng- 
ganti h Liku m famili yang tua, bahasa Arab dan huruf Arab yang 
tidak dimengerti oleh kebanyakan rakyat Turki diganti dengan 
bahasa Turki dan huruf Latin. Seluruh pergaulan hidup, Icr- 
ulama kedudukan perempuan, dipermodern oleh negara, aJoh 
karena iteg 4 u<i tidak menanya lagi, "Diperbulehkan a la u lidak H 
ahiran ini oleh Syariat?" Umat, yang tidak lagi takut -lakui ber- 
tabrakan dengan negara ditentang urusan agnma-oleh karena 
negara memang tidak campur tangan lagi di dalam urusan 
agama— lantas mempermodern pula agamanya itu. Azan kini \v} 
dengungkan dengan bahasa Turki. Qur'an sama sekali di- 
Turkikan, sebagaimana Bijbel dibclandakan a la u diinggns-kan, 
kedudukan perempuan dimerdekakan ]iiga dari ikatan- 1 kala n 
kekolotan/' kata Soekarno, memuji langkah-langkah sekulari- 
sasi Turki.'* 

Mengutip pendapat Mahmud Essey Bey Menteri Kehakiman 
Turki ;<aat pengoperan Cwwte Cotir Swim, Soekarno menyebutkan. 



"Manakala n Rama dipakai buat memerintah masyarakat-ma- 
syarakat manusia, ia selaki dipakai sebagai ala L penghukum 
di tangannya raja-raja, orang-orang zalim dan orang-orang 
tangan hi^si. Manakala zaman modern memisahkan dunia dari 
ban vak kebencanaan, dan ia memberikan kepada agama itu 
sahi singgasana yang maha kuat di dalam kalbu kaum yang 
percaya." 

Jadi, simpul Soekarno, buat keselamatan dunia dan buat 
keluhuran agama— bukan untuk mematikan agama itu—urusan du- 
nia diberikan kepada pemerintah, dan urusan agama diberikan ke- 
pada vang mengerjakan agama, "Geef den Keizerwat des Keizers is, 
en God vval Godes is/' kata Soekarno mengutip BijbcL J7 

AUiturk dan Soekarno ada ia h contoh sebagian kecil dari ka- 
langan masyarakat Muslim yang berpikir, sekularisme dan sekulari- 
sasi Barat adakih jalan menuju kebangkitan. Meskipun gagasan 
mereka gagal mengangkat Turki dan Indonesia menjadi negara 
besar dan berjaya, sejajar dengari negara-negara Barat, namun 
gagasan dan pemikiran agar kaum Muslim menjiplak Barat sekuler 
terus berkembang dan bahkan semakin jauh merambah ke berbagai 
sektor kehidupan. Apalagi, setelah hancurnya rival Barat, Komunis- 
me, pada awal dekade 1*W0. Kalangan barat dan pendukung 
sekularisme menyokong sekularisme di Turki dan memberikan 
perhatian besar, sebab Turki memang menyimpan sejarah yang 
gemilang, dan merupakan momok bagi Barat. 

Kasus yantf menimpa Dr, NecmeLtin Erbakan menarik untuk 
disimak sebagai ka^tis, bagaimana para pendukung sekularisme 
resah, ketika Hrbakan mencoba sedikit mengurangi cengkeraman 
sekularisme di Turki. Di Indonesia, misalnya, harian /Gw/w, dalam 
tajuknya* 1 Mei 1997, termasuk yang memberikan perhatian besar 
terhadap perkembangan politik di Turki— bei kenaan dengan naiknya 
Dr. Necmeltin T r baka n dari Paria i Re fa b sebagai Perdana Menteri 
Turki. Tajuk rencana rencana pada edisi l Mei 1997 itu berjudul "PM 
Erbakan Dinilai Melakukan Siasat Politik Berbahaya bagi Turki". 



- r Ponddjjjt A.K'kimi» aiktiiipLlrtvi hului M Thftlib Ujii T lnris Fjjar, Dariog Bir\^ Kxrn&-A 
HiKSiiij. [W^\ akarta Sumber Ilmu, 1^65^, hlm, 25- 2S. 



Kampar mengungkapkan kekhawatirannya terhadap masa depan 
negara sekular dan proses sekularisasi di Turki, 

Kompas memuji Muslala Kemal Ataturk yang telah mem- 
bentuk Republik sekular Turki dan pro Bara t. Ditulis oleh KmujM>, 

"Sebelum meninggal tahun 1 C )3S, Atalurk melakukan reformasi 
dalam berbagai bidang, Pengadilan Agama dibubarkan tahun 
1924, dan Klausul Islam sebagai agama resmi negara dicabut 
dan konstitusi tahun 1928. Hak kaum perempuan dijamin dan 
dilindungi, termasuk cara berpakaian ala Barat, Turki pun 
praktis menjadi bagian dan Barai dengan bergabung ke NATO 
dan Uni Eropa. 

Prinsip negara sekuler (bukan sekularisme ) vang diletakkan 
Ataturk hanyalah bertujuan untuk pemilahan jelas antara urus- 
an agama dan negara- Dengan prinsip sekuler, kemandirian 
agama justru hendak dijamin, sehingga tidak dimanipulasi oleh 
urusan politik dan keamanan. 

Dengan prinsipsekuleratau sekularisasi, masalah pembangun- 
an dunia sangat ditekankan, tanpa harus meninggalkan agama. 
Bahkan agama mendapat tempat khusus dan istimewa karena 
harus menjaga jarak dan urusan politik dan kekuasaan. Tanpa 
ada jarak, agama akan mudah dimanipulasi untuk kepentingan 
politik dan kekuasaan. Agama dipolitisasi atau politik di- 
agamakan L 

Kiranya untuk mencegah resiko imbas balik dan hubungan 
agama negara yang terlalu dekat, Atattirk dengan tegas memilih 
prinsip negara sekuler. Tetapi sebagai seorang religius, Atalurk 
pun menolak dengan tegas sekularisme, paham yang hanya 
mengakui keberadaan dunia dan menolak keberadaan agama 
serta segala nilai transendental/ 1 

Pujian KftNJ/>ii£ terhadap langkah-langkah sekularisasi Atattirk 
di Turki yang diturunkan melalui Tajuk Rencana menunjukkan sikap 
resmi surat kabar ini. Karena itulah, Kouipa< melakukan kritik ter- 
hadap langkah-langkah Erbakan yang dianggapnya akan dapat 
menggoyahkan sendi-sendi negara sekular Turki. "Dosa Erbakan", 
menurut Kuittptfo, diantaranya adalah tidak berusaha membendung 
gerakan anti-sckular, terlalu memberi angin kepada kaum tunda- 



Bagrai III: Tema lema tnuasi Pemikiran 279 



mentalis agama, dan semakin jauh meninggalkan prinsip negara se- 
kular. Padahal, tulis Kontpfts dalam tajuknya: 

"Aktivisme kaum fanatisme dalam kehidupan publik dinilai 
sudah semakin mencolok seperti teriihal dalam cara berpakai- 
an dan sistem pendidikan. Sekiranya kecenderungan ini dibiar- 
kan, lambai laun prinsip sekuler vang ditanamkan pahlawan 
kenamaan Musthafa Kemal Ataturk, akan terdesak/' 

Langkah-langkah Erbakan di Turki tampaknya sangat mem- 
buat gerah berbagai kalangan. Tidak hanya kaum sekularis di Turki, 
tetapi juga di berbagai belahan dunia lainnya. Negara-negara Barat 
pun meraba perlu turut campur tangan terhadap urukan "teroncam- 
nva sekularisme di Turki", Dukungan pemerintah Amerika Serikat 
terhadap penerapan sekularisme di Turki oleh pengganti Erbakan, 
PM Mesut Vilmaz, menunjukkan betapa besar perhatian negara adi 
kuasa itu terhadap Turki. Bisa jadi, perhatian besar negara-negara 
Bar? t terhadap Turki disebabkan karena Turki meru pakan: salah saru 
angguta NATO vang memiliki hubungan erat dengan Israel. Di- 
sain ping itu. faktor historis Turki yang selama berabad-abad "me- 
nguasai Eropa" juga tentunya menjadi perhatian yang tak terlewat- 
kan dari Barat. Sebagai bagian dan "Barat", selama ini Turki Lelah 
menempatkan dirinya dengan baik dalam mengakomodasi kepen- 
tingan-kepentingan Barat- Setidaknya. Turki tidak menjadi ancaman 
bagi Eropa sebagaimana di masa lalu. 

Turki adalah salah satu "trauma" masa lalu bagi Barat, di sam- 
ping "Trauma Perang Salib". Sebagaimana diketahui, Pasukan Islam 
di feiwah kepemimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil mengusir 
Pasukan Salib pada pertengahan abad ke-12 dan merebut Yerusalem 
pada tahun 1187. "Trauma" 1 Barat terhadap Islam itu masih berlanjut 
pada tahun 1453, saat pasukan Utsmani vah d iba w a h pimpinan 
Muhammad Al Fatih berhasil merebut ibu kota Byzantium, Kosn- 
tantmopel. dan menggantinya dengan mama Istanbul-sebuali obsesi 
kaum Muslim sejak abad kc-7. Sejak itu, menurut Esposito, ketakut- 
an kaum Kristen terhadap Islam semakin menguat. Mengutip C. E. 
Bosworth. Espositu mencatat, orang Turki Utsmani telah menim- 
bulkan ketakutan di hati Eropa Kristen, sehingga Richard Knollys, 
ahli sejarah Turki di masa ElizabeLh menyebut Turki Utsmani di 



Kompn> mengungkapkan Kekhawatirannya terhadap masa depan 
negara sekular dan proses sekularisasi dt Turki. 

Kompas memuji Mus tala Kemal Ataturk yang telah mem- 
bentuk Republik sekular Turki dan pro-Barat. Ditulis oleh Kom}w, 

"Sebelum meninggal tahun 1938, Atahirk melakukan reformasi 
dalam berbagai bidang Pengadilan Agama dibubarkan tahun 
1 C J24, dan Klausul Islam sebagai agama resmi negara dicabut 
dan konstitusi tahun l l >28 Hak kaum perempuan dijamin dan 
dilindungi, termasuk cara berpakaian ala Barat. Turki pun 
praktis menjadi bagian dan Barat dengan bergabung ke NATO 
dan Uni Eropa. 

Prinsip negara sekuler (bukan sekularisme ) \An$ diletakkan 
A taturk hanyalah bertujuan untuk pemilahan jelas antara urus- 
an agama dan negara. Dengan prinsip sekuler kemandirian 
agama justru hendak dijamin, sehingga tidak dimanipulasi nleh 
urusan politik dan keamanan. 

Dengan prinsip sekuler atau sekularisasi, masalah pembangun- 
an dunia sangat ditekankan, tanpa harus meninggalkan agama. 
Bahkan agama mendapat tempat khusus dan istimewa karena 
harus menjaga jarak dari urusan politik dan kekuasaan. Tanpa 
ada jarak, agama akan mudah dimanipulasi untuk kepentingan 
politik dan kekuasaan. Agama dipolitisasi atau politik di- 
agamakan. 

Kiranya untuk mencegah resi k n imbas bah k dari hubungan 
agama negara yang terlalu dekat, Atahirk dengan tegas memilih 
prinsip negara sekuler Tetapi sebagai seorang religius, Ataturk 
pun menolak dengan tegas sekularisme, paham yang hanya 
mengakui keberadaan dunia dan menolak keberadaan agama 
serta segala nilai transendental/' 

Pujian KonijHK terhadap langkah-langkah sekularisasi Ataturk 
di Turki yang diturunkan melalui Tajuk Rencana menunjukkan sikap 
resmi surat kabar ini Karena itulah, Kompi* melakukan kritik ter- 
hadap langkah-langkah Erbakan yang dianggapnya akan dapat 
menggoyahkan sendi-sendi negara sekular Turkt "Dosa Erbakan", 
menu m t Kompas r dian taranya adalah tidak berusaha membendung 
gerakan anti-sekular terlalu memberi angin kepada kaum funda- 






mentalis. agama, dan semakin jauh meninggalkan prinsip negara se- 
kuler. Padahal, tulis Kontaki* dalam tajuknya: 

"Aktivisme kaum lanatisme dalam kehidupan publik dinilai 
sudah semakin mencolok seperti terlihat dalam cara berpakai- 
an dan s'i&tfcm pendidikan. Sekiranya kecenderungan ini dibiar- 
kan, lambat laun prinsip sekuler yang ditanamkan pahlawan 
kenamaan Musi ha fa Kernal Ataturk. akan terdesak/' 

Langkah-langkah Erhakan di Turki tampaknya sangat mem- 
buat gerah berbadai kalangan. Tidak hanya kaum sekularis di Turki, 
tetapi juga di berbagai belahan dunia lainnya. Negara-negara Barat 
pun merasa perlu turut campur tangan terhadap urusan "terancam- 
nya sekularisme di Turki", Dukungan pemerintah Amerika Serikat 
terhadap penerapan sekularisme di Turki oleh pengganti Erhakan, 
PM Mesut Yilmaz, menunjukkan betapa besar perhatian negara adi 
kuasa itu terhadap Turki. Bisa jadi, perhatian besar negara-negara 
[Sara l terhadap Turki disebabkan karena Turki merupakan salah satu 
anggota NATO yang memiliki hubungan erat dengan l>rael. Di- 
samping itu, l'aklur historis Turki yang selama berabad-abad "me- 
nguasai Eropa" J Liga tentunya menjadi perhatian yang tak terlewat- 
kan dari Bara L Sebagai bagian dan "Barat", selama ini Turki telah 
menempatkan dirinya dengan baik dalam mengakomodasi kepen- 
tingan-kepentingan Barat. Setidaknya, Turki tidak menjadi ancaman 
bagi limpa sebagaimana di masa lalu. 

Turki adalah salah satu "Trauma" masa lalu bagi Barat, di sam- 
ping "Trauma Perang Salib". Sebagaimana diketahui, Pasukan Islam 
di bnwah kepemimpinan Shalahuddin Al-Ayynbi berhasil mengusir 
Pasukan Salib pada pertengahan abad ke~12dan merebut Yerusalem 
pada tahun 1187. "Trauma" Barat terhadap Islam itu masih berlanjut 
pada tahun 1453, snal pasukan Ufcsmaniyah dibawah pimpinan 
Muhammad Al Patih berhasil merebut ibu kuta Byzantium, Kosn- 
tantinopek dan menggantinya dengan mama Istanbu I— sebuah obsesi 
kaum Muslim sejak abad ke-7. Sejak itu, menurut Esposilo, ketakut- 
an kaum Kristen terhadap Islam semakin menguat. Mengutip C. E, 
Bosworth, Espositu mencatat, orang Turki Utsmani telah menim- 
bulkan ketakutan di hati Eropa Kristen, sehingga Rkhard Knollys, 
ahli sejarah Turki di masa Elizabeth menyebut Turki Utsmani di 



28D Wa[ar, Peradaban Garat 

masa ihj sebagai 'terordunia zaman ini"- 

Setelah merebut Konstantinopel, Utsmani menjadi negara besar 
--dua kali lebih besar dan Eropa—dan menjadi pusat kekuasaan dan 
kebudayaan internasional. Utsmaniyahpun menjadi kerajaan dunia 
yang meliputi pusat Muslim vang utama seperti Kairo, biighdad, 
Damaskus, Moka h, dan Madinah. Selama hampir dua abad, mereka 
menjadi ancaman bagi Eropa.-" 

Babak-babak kolonialisme Eropa (Barat) terhadap Dunia Islam 
dan usaha untuk melestarikannva-hingga kiri i- -tela h memunculkan 
pola hubungan vang tidak sehat. Unsur ketakutan sang berlebihan 
terhadap Islam flslam-o fobia), apalagi setelah komunisme runtuh, 
sering kali dieksploitasi oleh sebagian pemimpin Barat dalam men- 
cari popularitas dan dukungan politik. Pola-pola penggalangan soli- 
daritas Kristen ala abad pertengahan masih sering terdengar Islam 
seringkah ditempatkan sebagai faktor ancaman bagi kelestarian 
dominasi Barat- Stereotip semacam inilah (Islamoiobia) yang sering- 
kah mewarnai pola pikir dan sikap Baral-juga para simpatisan dan 
pendukungnya -d alam memandang Islam. Apa vang terjadi di 
Turki, Aljazair, Sudan, Ubya, bahkan Indonesia, pun tak lepas dan 
kacamata semacam itu. Bahkan, untuk menghadapi Islam, Barrit 
menghalalkan segaJa cara, meskipun bertentangan dengan jargon- 
jargon Hak Asasi Manusia, dan demokrasi vang mereka gembar- 
gemborkan. Kasus yang menimpa Front lslamk]uc d u Salule (FIS) di 
Aljazair menunjukkan bagaimana sebuah proses demokrasi dihan- 
curkan oleh kediktatoran militer vang didukung Barat. Eksploitasi 
isu-isu terorisme dan fundamentalisme Islam menjadi sangat lazim 
dalam percaturan isu internasional. 

Kasus vang menimpa Erbakan dan Partai Re fa h di Turki sulit 
dilepaskan dari perspektif Islam u fobia, Belum genap dua bulan se- 
telah tajuk rencana KtmijJti* itu keluar, Necmettin Frbakan jatuh. Pada 
Mari Rabu, 18 j uni 1997, ia mundur sebagai Perdana Menteri Turki, 
Rival utamanya, Mesut YiLmaz dan Partai Ibu Pertiwi, segera me- 
nyodorkan diri kepada Presiden Sulavman Demi rel agar bisa di- 
angkat sebagai Perdana Menteri Turki. "Negara ini butuh pemerin- 
tahan yang kuat yang mampu mempertahankan sistem sekular/' 



?$ Mm L E.sptfrTti. Tkt' hhmh Tfartnl, Jilm. -12-13. 



kata Yilmaz* Presiden Demi re l akhirnya menunjuk Yilmaz sebagai 
Perdana Mcnten Turki, menggantikan Erbakan. Amerika Serikat 
pun sebera mendukung penggantian 1 1 u. Para pejabat Amerika 
Serikat mengingatkan agar Turki tetap mempertahankan demokrasi 
sekular,-' 

Babak-babak berikutnya adalah kehidupan yang penuh rep- 
resif terhadap kaum Muslim Turki. Di bawah jargon "memper- 
tahankan sislem sekular", pemerintahan sekuler Yilmaz vang diso- 
kong penuh oleh militer dan Barai bertindak tidak demokratis 
(otoriter). Setelah Lrhakan diturunkan. Partai Rela h dilarang. Seku- 
larisasi diberlakukan dengan ketat. Wanita-wanita Muslimah di- 
larang—W kail lagi. dilarang—mengenakan jilbab di kantor-kantor 
pemerintah dan di kampus Sekolah-sekolah agama ditutup. Jam 
siaran agama di TV dipangkas- Turunnya Hrbakan dapat dikatakan 
sebagai jalan terbaik untuk menghindari terjadinya kudeta militer, 
sebagaimana terjadi pada tahun 1960, 

Kasus tahun 1960 ilu hampir sama dengan kasus yang menim- 
pa Hrbakan. Pada pemilihan umum tahun 1950, Partai Demokrasi 
pimpinan Adnan Mandans unggul alas Partai Republik bentukan 
Musihaia Koma I Alalurk, Bapak Sekularis Turki. Selama 10 tahun 
berkuasa, Adnan Mandaris berusaha menempatkan Lslam kembali 
dalam masyarakat Turki, dengan cara yang sangat halus. Di masn 
Mandans, a?an kembali dikumandangkan dalam bahasa Arab (se- 
belumnya dilakukan dalam bahasa Turki; Lafaz h Atlahu Aklmr 
A\ ganti dengan Alhihul Buyuk), masjid-masjid vang telah dihancur* 
kan direnovasi, lakui tas teologi dibuka kembali, dan se]iunlah 
lembaga tahftdzu) Qur an muncul kembali. Meskipun yang dilaku- 
kan oleh Mandaris adalah sangat manusiawi dan jauh dari sikap 
radikal akan tetapi kebijakan-kebijakan Mandaris dianggap sebagai 
kejahatan oleh kaum Sekuler Turki, terutama kelompok militer yang 
bertindak sebagai penjaga gawang sekulensme. Di Turki, salah sahi 
fungsi militer adalah sebagai natiouat secttrifif gunni (NSC). Mandans 
dituduh menci p takan pemerintahan yang primitif, statis, berkhianat 
terhadap ajaran Kemal Atarurk, mengancam demokrasi, merusak 
struktur hukum, dan lain sebagatnva. Sebagai "hukuman" terhadap 



* AiijihiVilr, 2i\ dan 22 Juni W7 



Mandarin pada tahun 1960, terjadi kudeta militer dan Mandar is 
bersama Ketua Parlemen Bulatuaan dan Menteri Luar Negeri Falin 
Zaurli dihukum mati/ 

Masih Erbakan lebih beruntung. Padahal, dimata kaum sekula- 
ris Turki, dosa h 'Frbakan" sejenis—bahkan lebih berat— ketimbang 
dosa Mandaris. Inilah diantara daftar "dosa" Erbakan menurut kaum 
sekularis Turki: mencabut UU yang melarang wanita Turki berkeru- 
dung dikantor pemerintahan dan universitas, menambah jam siaran 
agama di TV, merencanakan pembangunan masjid di lapangan Tak- 
7im Istambul, menentang rencana penutupan sekolah-sekolah Islam, 
dan membawa Turki berpaling ke poros Dunia islam melalui kelom- 
pok D-8 f yang antara lain beranggotakan Indonesia/ Malaysia, Iran, 
Malaysia, dan Mesir Jatuhnya Erbakan belum menyelesaikan masa- 
lah mendasar dalam kehidupan politik di Turki masih menvisakan 
sebuah diskusi tentang terna klasik yang belum juga tuntas, khusus- 
nya di dunia Islam, yaitu sekularisme. Diyakini jatuhnya Erbakan 
adalah puncak pergulatannya dengan kalangan militer, penjaga 
sekularisme di Turki. Dengan kata lain, pergulatan antara sekularis- 
me disain pihak, dengan felamdipihak lain, belum berakhir. Bahkan 
dfTurki, pergulalan ilu masih menampilkan sosok yang keras, di- 
hawah bayang-bayang senjata, 

Setelah sekitar G dekade sekularisme dipaksakan diTurki, nega- 
ra berpenduduk ^0 juta jiwa ini belum j Liga sejajar dengan negara 
Barai Turki memang telah menjadi anggota organisasi pertahanan 
NATO, Dalam Perang Teluk 1991, Turki juga merelakan negaranya 
dijadikan pangkalan perang pasukan multinasional untuk meng- 
gempur Irak. 

Meskipun telah "mati-matian" menjadi 'Barat", namun pada 
bulan Maret 1997, lamarannya unhik menjadi masyarakat Eropa dan 
Uni Eropa ditolak Lagi. Tht' Etnngniifit, 8 Maret 1997, menggambarkan 
pandangan negara -negara Barai (Uni Eropa) saat ini terhadap Turki, 
"Mereka (negara-negara Eropa lain J memandang Bangsa Turki 
terlalu miskin, teriaki banyak jumlahnya, dan terlalu muslim-" Jadi, 
meskipun Turki sudah disckulcrkan habis-habisan, tetap saja dia di- 
anggap "terlalu muslim". 



w hahrnj I FuwayJ* k Drm^nW/ Opc$t& «ton MtirvnwKtH Minfrrrr. rB*n*!wrtg Mizan, l^n), 
Mh. ffi-W* 



Kasus sekularisasi di Turki— sebagaimana di dunia Islam- tela h 
menimbulkan ke tegangan tiada henti. Eksperimen Ataturk pada 
faktanya, Lutkan hanya berupa pemisahan agama dari negara, tetapi 
juga mo n i pakan penindasan terhadap Islam. Hingga sekarang pun, 
rakyat Turki harus mengungkapkan secara hati-hati ikatan mereka 
dengan Islam, Mengucapkan salam dan shalal lima waktu di forum 
dan lompat resmi menjadi indikator "keislaman seseorang" sebab 
semua i lu dijalankan dengan perjuangan yang Hdak mudah. Ekspe- 
rimen sekularisasi di Turki gagal membuahkan hasil optimal, meski- 
pun paham ini dipaksakan kepada rakyat Turki oleh penguasanya, 
Sepeninggal Ataturk, ] Penguasa-penguasa Turki berangsur-angsur 
memberikan keleluasaan terbalas kepada kaiim Muslim untuk me- 
lakukan aktivitas ibadahnya - Kaum Muslim sendi n selalu berupaya 
keras melawan sekularisasi dan penindasan terhadap hak-hak mere- 
ka untuk melakukan ibadah. 

Di tahun l^SU-an misalnya, Perdana Menteri Turki Turgul O/al 
melakukan strategi ganda untuk mengakomodasi Islam dan Eropa, 
yaitu menjadikan Turki sebagai jembatan bagi pihak Eropa sekaligus 
berusaha menempatkan kembali posisi kehormatan Turki di dunia 
Islam, "Ada sebuah kelompok besar negara Islam. Mereka pernah 
menganggap U tsmaniyah sebagai pemimpin dunia Islam. Kita harus 
memimpin kelompok-kelompok negara ini dan hal ini akan mem- 
buat kita iubih penting di mata Bara L Secara fisik maupun moral, 
kita adalah jembatan dari Barat." kata Oza]* 

Di tengah gencarnya arus sekularisasi, kebangkitan f.slam d j 
Turki justru merupakan fenomena yang tak terelakkan. Fenomena 
kebangkitan Islam itu pun mulai memasuki arena yang sensitif bagi 
katun sekularis, yaitu wilayah politik dan kenegaraan. Tahan 1991, 
Partai Relah menempatkan 16 wakilnya di parlemen. Pada Novem- 
ber 19*J2 y partai ini memenangkan hampir sepertiga suara dalam 
pemilu lokal di Istambul. Refah menghendaki hubungan yang lebih 
erat dengan dunia Islam dan cenderung menolak Barat. Sebuah sur- 
vei vang dilakukan pada awal I990-an menyebutkan: dari sekitar 53 
j u U penduduk, 70 % mengaku sebagai Muslim yang taat, 20 % 
mengaku menjalankan salat lima waktu, 20 persen penduduk me- 
nyatakan dengan bangga sebagai Muslim kemudian baru sebagai 
rakyat Turki. Tetapi, hanya 3 % yang menginginkan diberlakukan- 



n ya syariat Islam menggantikan UU sekuler. Tanda-tanda kebang- 
kitan Islam juga mudah dilihat. Di Istambul, sekitar 3.000 masjid 
telah berdiri dan terus bertambah jumlahnya. Delapan sekolah 
Teolog in di Turki kini memiliki lebih dan 10.000 mahasiswa. 
Semakin banyak wanita mengenakan jilbab untuk menguatkan 
identitas keislaman mereka. Direktorat Un^an Agama mencatat, 
kini terdapat sekitar 57.000 masjid di Turki. 

Fehmi Koru, seurang kolumnis utama jurnal Zamntt, mencerita- 
kan, yan^ dihadapi oleh Turki ,saat ini adalah semacam krisis iden- 
titas. 'Jika kami Muslim, kami harus menemukan akar kami dalam 
Islam, tetapi kami sendiri belum berdamai dengan Islam, [jka kami 
Turki, mengapa kami terasing dari berbagai masalah di Nagorno- 
Karabakh dan Wishavand? Jika kami sekuler, mengapa k anu harus 
memiliki Direktorat Urusan Agama yang mengurusi setiap aspek 
kehidupan agama? jadi kami harus menemukan identitas kami 
sendiri/' ujarnya kepada penulis; Muslim Inggris, Akbar S. Ahmed. 

Ada sejumlah alasan munculnya kebangkitan Islam di Turki. 
Pertama, Islam tidak lenyap begitu saja di masa pemerintahan Ata- 
hj r k—sebagaimana diduga banyak orang. Islam tetap bergerak di 
bawah permukaan, menunggu iklim yang lebih baik. Masyarakat 
pedesaan hampir iidak terpengaruh oleh gerakan sekularisasi. Me- 
reka tetap memegang Islam secara kokoh. Selain itu r upaya-upaya 
westernisasi vang drastis ternyata tidak menyelesaikan masalah 
bangsa Turki. Kemiskinan dan keterbelakangan belum juga punah. 
Banyak rakyat Turki merasa bahwa sekalipun ada kemajuan ekono- 
mi, tetapi pengorbanan yang mereka berikan terlalu besar, tidak 
seimbang dengan hasil yang mereka peroleh. Kedua, arus besar 
kebangkitan Islam tahun 1970-an dan 19S0-an di berbagai belahan 
dunia Islam, turut memberikan dorongan cukup bera r n bagi rakyat 
Turki. Ban vak rakyat Turki v aji g merasakan kebanggaan sebagai 
Muslim dan mulai mengalihkan pandangan mereka ke dunia Islam. 
Ketiga, perkembangan sosial polirik di Eropa sendiri. Meskipun 
Turki selama ini berusaha mati-matian untuk menjadi "Barat" dan 
menjadi " Eropa ** r mereka tetap "orang luar'' bagi Eropa- Anggota ras 
yang pernah menguasai dunia ini telah menjadi imigran kela^ bawah 
di beberapa negara Eropa. Mereka dibenci dan menjadi sasaran teror 
kelompok nco-Nazi Jerman. Kisah-kisah horor serangan-serangan 



ras iri I terhadap ras Turki turut memicu kebangkitan kesadaran rasial 
dan keagamaan rakyat Turki, Banyak yang merayakan bahwa ke* 
banggaan menjadi Eropa terlalu linggi nilainya; dan banyak yang 
kemudian bahkan menentang kebijakan resmi untuk bergabung de- 
ngan Masyarakat Eropa, 

Sebaliknya dengan terjadi di Eropa--di mana Turki tetap diwas- 
padai sebagai ancaman potensial— di kawasan Asia Tengah, Turki 
dipandang sebagai bangsa pemimpin yang terhormat. Beberapa 
penguasa terkemuka d) kawasan Asia Tengah adalah orang-orang 
Turki, dan beberapa suku terkemuka di ivi layah itu dengan bangga 
menyebut dirinya sebagai suku keturunan Turki Wilayah ini pernah 
dikenal dengan sebutan "Turkistan"- -Tanah Turki. Bagi banyak re- 
publik di Asia Tengah, bekas Uni Soviet, Turki merupakan mode t 
vang sesuai. Turki merupakan pewaris Utsmanivah yang menjadi 
penghubung mereka, tanah induk dan tempat asal identitas sejarah 
mereka. Mereka memandang Turki sebagai ilham budaya dan me- 
nuntut Turki berperan kembah. Akan tetapi, hal mi tidak mudah, 
mengingat masih banyaknya rakyat Turki dan rakyat di Asia Tengah 
yang masih terikat dengan ideologi sekular. Faktor sosiologis berupa 
ketimpangan sosial juga turut memicu tampilnya kesadaran ber- 
agama di kalangan rakyat Turk*. Para pemuda, kalangan urban, dan 
kaum vang lebih miskin mulai menemukan kedamaian dalam agama 
Islam Bagi banyak orang Turki, elit penguasa menjadi terasa asing, 
korup F dan terlalu kebarat-baratan. 41 

Dahulu eksperimen sekularisasi Ataturk telah mengilhami 
ban vak pengagumnya untuk menciptakan negara sekular, modem. 
ter-Baratkan [uwtcrnizritj. Shah Era n, Reza Pahlevi, termasuk penga- 
gum Ataturk. Menurut Juergensmeycr, diilhami oleh eksperimen 
sekularisasi Ataturk di Turki, Pahlevi berusaha melakukan pemba- 
ruan-pembaruan merupa, seperti mengganti sebagian hukum Islam 
dengan undang-undang sekular vang diambil dari Peraneis Meski- 
pun ia mencoba tampil sebagai muslim yang baik, Pahlevi tetap 
dianggai 1 merusak sekolah dan madrasah Islam tradisional, melaku- 
kan westernisasi universitas- uni versi tas dan menciptakan birokrasi 
modern untuk mengatur negara. Wanita dilarang memakai keru- 



n AkkirS Ahim*Jji;^^/!^M>tB»ndun^ Mirtru W7j, film. I5M5S 



dung. Di Teheran dan kota-kota lain, budaya Barat mulai tumbuh 
suhui; tidak hanya Coat-Cala dan film-film Barat, tetapi juga disko- 
tck-diskolek, majalah-majalah yang memuat y ambar wanita se- 
tengah lelanjang, dan bar-bar untuk kaum ym/, 1 Ia I semacam itu, 
bukanlah ts la m yang diinginkan para mullah, sehingga mereka me- 
nyebut pemerintahan Shah sebagai "pemerintahan setan" tfl stttmuc 
ntlr)y 

Kini, pergulatan pemikiran ini masih terus berlanjut. 'Pemak- 
saan' terhadap kait m muslim untuk l e tap memeluk paham sekular 
masih terjadi eli mana-mana. Kaum Muslim tidak selayaknya me- 
nyalahkan Barat, Namun, kaum Muslim perlu memahami lenumena 
sekularisasi dengan haik. Sebagai peradaban yang sedang berkuasa, 
bisa dipahami Barai berusaha memaksakan ideologinya. Mereka ya- 
kin, pandangan dan jalan hidupnya adalah batk untuk umai manu- 
sia, sehingga mereka menyebarkan bahkan memaksakan kepada 
umat manusia ''Sekularisasi" memang tidak sepenuhnya buruk, As- 
pek-aspek "penghilangan tahavLil. mistik, khurafat" juga merupakan 
bagian dari upaya sekularisasi. Namun, sekularisasi tidak berhenti 
sampai di situ, Semua hal-hal vang bersifat metafisika dan ajaran- 
ajaran agama yang dianggap bertentangan dengan pertimbangan 
rasio juga dibuang. 

Tanpa perlu menvebut "syahahat" sebagai proses sekularisasi, 
kaum Muslim sejak dulu Srudah melakukan penolakan terhadap 
tuhan-tuhan yang tidak pantas disembah umat manusia Di zaman 
globalisasi saat ini, d i mana sekularisasi dan pluralisme menjadi 
bagian integralnya, maka tantangan yang dihadapi kaum Mushm 
juga tidak ringan. Apalagi, setiap upaya kaum Muslim untuk mene- 
rapkan ajaran agamanya bisa dianggap sebagai bagian dari upaya 
perongrongan hegemoni peradaban Barat. 

Lebih berat Iagi P kini sudah begitu banyak cendekiawan dan 
kalangan Muslim yang menggunakan berbagai logika dan dalil 
agama, untuk menyebarkan sekularisasi, dan membenci kaum 
Muslim yang ingin menerapkan ajaran agama sesuai dengan keya- 
kinannya. Ada yang melakukannya sekadar untuk mencari simpati 
dari Barat, ada yang melakukannya karena pertimbangan finansial, 



*- Mark TuiT^i-usriu^rr. 77if NncCalit H'.ir\ hlm ^4 



tapi ada iuga melakukannya atas dasar keyakinan. Tanpa dibayar 
pun orang-orang ini sanggup berteriak; "Kita wajib melakukan 
sekularisasi", Alaturk dan Shah Iran telah mencoba menerapkan 
sekularisasi di negaranya. Hasilnya, sudah sama-sama bisa dilihat 
dunia Islam. 

Penganutan paham sekularisme atau sekulansasisme bisa di- 
katakan sebagai sikap "menyerah" kepada "penyakit menular" yang 
mcniiing memiliki daya virulensi yang hebat. ltii vang terjadi dalam 
Kristen. Mereka menyerah dan kemudian mencarikan legitimasinya 
dalam tSibkv Padahal, hasil pertemuan misionaris Kristen sedunia di 
Jerusalem tahun 1928, menetapkan sekulerisme sebagai musuh 
besar Geraja dan misi Kristen. 

Dalam usaha unhik mengkristenkan dunia, Gereja Kristen bu- 
kan hanya menghadapi tantangan agama lain, tetapi juga tantangan 
sekularisme Pertemuan je rusa lem itu secara khusus menyorot 
sekularisme yang dipandang sebadai musuh besar gereja dan misi- 
nya, serta musuh bagi misi Kristen internasional. 1 ' 

Selama ratusan tahun kaum Muslim dijajah Belanda. Secara po- 
litik, ekonomi, budaya, dan militer, Muslim dicengkeram. Tetapi, 
dulu, [^a r a ulama tidak menyerah dan tidak gampang menyatakan, 
bahwa penjajahan Belanda adalah "satu keharusan" dan "rahmat 
bagi sekalian alam" Kisik waktu itu kalah, tetapi akal, pikiran, dan 
iman, tetap merdeka 



## + 



11 1 lh.VtTvjmafcSh4vuti\ Ih? Throiogy&fMissivu timi Lmn^rlism, (1 lokuiki rinmsh Mt&Ki im- 
an budvfc I MH» h Ini 42-3IV 



13 

Invasi Barat dalam Pemikiran 
Islam (2): 

I Iermeneutika dan Studi Al-Qur*an 



'Pi'iifitma! kou^'y (Jurntt :yr>i Abu Ztnnt mi httfssutltft thitik mfiit m'nyittoktui 
Allaii hi'rjinumi lUtiiUti At-Qur*,in\\ wluih uwirki? mmganggap Al-Qui i?/i 



■ ^ eperti menyindir u m a t Islam, Bemard Leivis membuat pcr- 
-nvataan bahwa pada ahad ke-20 ini memang ada vang 
fc^— &* salah pada dunia Islam. Ditandingkan dengan nvalnva. 
Dunia Kristen, dunia Islnm kini menjadi miskin, lemah r dan bodoh. 
Sejak abad ke- 1 9, duminasi Barat terhadap dunia Islam tampak jelas. 
Rarat mengivasi kaum Muslim dalam Setiap aspek kehidupan, hukan 
lunya pada aspek publik, tetapi-yang lebih menyakitkan—juga da- 
lam aspek-as]x*k pribadi." 

Ya, Barat kini memang bukan hanya meng hegemoni dunia Mani 
dalam aspek politik, ekonomi, militer, sosial dan budaya, Globalisasi 
atau Westernisasi bukan hanya berlangsung dalam aspek 3F {taati, 
futt, fiifhian), seperti disebutkan J ulin N'aishitt, UMapi juga 1T [Thuttgtitj. 
Cara berpikir kaum Muslim |uga diatur. Bahkan, yang lebih ironi, 
cara kaum Muslim beriman kepada Tuhannya, menyembah Tuhan- 



1 Beniarti I rwi* f Wtwt Wrnt IVom^? Wcslmi /mpm r \**ui MMk E»i te nr Kf*f nmsr (1 <"rkli>n 
Ph<x«ni*> 2O0) film \*S 



nvii, juga memahami Kitab Sucinya pun Lak luput dari hegemoni. Di 
zaman kolonialisme klasik, hal semacam mi tidak pernah terjadi Se- 
cara tisik ketika ihi, penjajah memang men ^eksploitasi kekayaan 
alam dunia Islam, tetapi mereka hdak berani memasuki wilayah- 
wilayah keagamaan yang sangat personal. Di /,aman itu tidak tida 
seorang Muslim—apalagi toknh atau cendekiawan— yan^ berpikir 
untuk mengkritik A l-Qur"an. Kini, di wman globalisasi, gejala meng- 
kritik Al-Qur'an seperti menjadi kebanggaan, balikan itu terjadi di 
kala n pan sarjana Muslim sendiri." 

lVnomena merebaknya hermeneutika di kalangan akademisi 
Islam juga tidak terlepas dan hegemoni pemikiran Barai dalam studi 
Islam. Hermeneutika, kmi, di berbadai perburuan Islam, bagaikan 
Vahah' vaiv* menjangkili banyak sarjana Muslim Banyak yang ter- 
jangkit, Letapi merasa bangga, karena merasa jm-nemukan sesuatu 
\ang bani. Karena merasa 'mainan baru' ini akari membau a kerna.s- 
I a h a ta n u ma t , m a ka 'ba ra n g Lima ' beru pa L ra d rsi I s la m d i keca m d an 
mau dicampakkan begitu saja, 1 

Sebagai hal baru yang masuk dalam tradisi keilmuan Islam, 
hermeneutika sevugvanva dikaji secara cermat, sebelum memutus- 
kan, metodologi interpretasi teks Bibi e mi dapa t diaplikasikan untuk 
menggantikan metode tafsir Al-Qur an. Jika ditelaah, ternyata, her- 



: Misaliiva. K'iirnn^JOr-onwjanili pitni kiran NLimrfi tatar tn mcmtli^di iuiaJm nu^j hal 
Ln'Hkvil ini "Si*haj»i;in K'^.ir k*mni MratirY) iTU'wkml Kilut.i i\l-Qur*tHT d.m h,iknru:i ]> rLini,i 
hingga !i*rjkhir tvLi*rupiik;iii kjt.ik.it a \ita\y \ai\^ iii turunku ia lu'pnda \jpi Miiliiimmnri mV-iui 
* t-rbahm haik kala-katiunM ifijfrun) maupun maknanya tma'ruuj Kifv&fcirtan swmcam itu 
H.^un^uhiu.1 lubili iiu.'rup*ik*iis l"rmiiL>>j dan dj^uitt-iingan U*»Mku* MJ-kJun a\ dhdim) \ji\£ 
iiitui.il *\hA\ p?\fj\ uliinu ^-taji,ii Impian dan Jmm.iliHjM dnkh ih-dukhin Islam IhkiLif diin 
^■prnh pL'nuLs.in Al-Qur »fi ttftdin si^u utuhnya jxfuih Ji'iu^in brrb?tj;ai nuansa vah^ ddi- 
cak 1 Imrnili. dan hdnk Mini i L Liri perdebatan pertentangan, intrik- dan rt'kayana 

h SJ^.ti muluk I t thI. Anmi Ahdiiiliih, RviU^r IAIN Yit^ynlUrta dan u «t h I koln-i l'nii- 
puian Pu=jI Muh-immadiwli uwnulja LiU f*ni)£*iiUr untuk sdji.Mli buku k'rtlong htfimcilvuEi- 
Ln ^i-Qur At\ t si^bapii bnnkuL "Mi'h i/i' *viMf+trtiit At tjitr'iiit .wlttititt t m jinuintnt^ ihtrt^t ttwm\H*T 
i\ilti\i\i* \\\\ljii%t%tM primf'iir \titil t^L'-i Al {^ui ilu iiM{M\ pmuill 7fk l li^/i^Ur<ithtH Ki'^tjtitJ^iO ifhiilt'iiS 

Qiu tui -rj'uy" Lifil kt r rji7 L f r^ Kt^M^hm \av\^ *.i'u^u inmkttn hxfm \'r*<Mihu\L'\vrtti)\^m mujitstt- 
il\hl .-\TiUt tWiiit^hp^i [)ijj?fl Lm'ii t t t mu mu mt'ii'Lt |itfJjt fh'i\pfatPfirt-p?fhtf*ll# l> JilffUJfJffS *M'J£ fV"**l$ 

Wiilturkti*! 'ii'rtjruriyw; -titik \ftW£ tlhthtf lUhrUilt Jl/fcftt "UJ^T mtteit Himt It-ttUli THt'\h^ JiM ilfafiin- 

.i j jJ-j^I ii'^-'rjj fnfstr-ta/sit k(fl$ik Al-Qttr ''iw tttiuk tuflt irirmbi*ri mtfkHti dnnfltttsM yi' J ,if /r/iih 
<ti\littn kehuirtyitn \tnuil l&tiiin" LXitiini hnk.ii vnn^ saniA, pi'inifenya mencatat ^pifii^r 
i5r^iytiMf K^tir Uifftnimi ihmt \H i n\ipmm fiiiifi dh&wi&i umttf tilnm wtflftia mi. >ndiit iium tidtjh. iriti h 
tu^ut twiifttffitTghw $bvu$ qun> ititti kfiumyiouin ittwt L<lruti >i\it*i\ tti^nji, fo/i(it, tUut fW^r/" 
iLih.it. llli.im B- SjL'n^np. H\.T^wmttt\ktt Ps w m^bnSffii i (Jakarta: TVtoju. 2tK)2) 



meneutika memang bera$al dan tradisi Kristen /Yahudi yang kemu- 
dian diadopsi oleh para teolog dan h Isu f Barat mndem menjadi 
metode interpretasi teks secara umum. Hermeneulika berkembang 
dalam tradisi Kristen dan intelektual Barat, karena memang berang- 
kat teks Bibte dan doktrin teoJogis Kristen vang mengandung 
banyak sekali masalah di mata para cendekiawannya sendiri. 

Ttw Nnv Eiici/clnjh'ttiii Brihmnicn menulis, bahu- a hermenotitika 
adalah studi prinsip-prinsip umum tentang interpretasi Hihle (ilh' 
tfmhf of the ftcncrol yvwaph* of bibliail intci'pniation)* Tujuan dari 
hermeneulika adalah untuk menemukan kebenaran dan nilai-nilai 
dalam Bible. Dalam sejarah interpretasi Bible. f n\i\ empat model 
utama iri terp retasi Bible, yaitu ( 1} hlrml interim*) titian t (2) interpretasi 
moral {mami iuh'rptrintion), (3> nlh'^orimi iuU'rpivtuhow, (4) imtigpgiail 
iutcrprvtntian. 

Menurut ln terp relasi l i tera L teks Bible haruslah J i interpretasi- 
kan sesuai dengan makna yang jelas (plain nwimitig), sesuai konst- 
ruksi tata bahasa dan konteks sejarahnya. Model ini dilakukan untuk 
menyesuaikan dengan ke mauan penulis Bible* Mereka percaya bah- 
wa kata-kata yang tercantum dalam Bibie adalah berasal dari Tuhan , 
Namun, pendapat ini banyak mendapat kritik. Sebab, faktanya, 
pendapat ini tidak mempertimbangkan banyaknya bukti yang me- 
nunjuk kari adanya "individual th/lc" pada masing-masing penulis 
Bible Model ini dianut oleh banyak tokoh dalam sejarah Kristen, 
seperti Jerome (pakar Bible pada ahad ke-4 M), Thomas AquLnas, 
Nicholas tif Lyra, John Culet, Martin Lu the r, dan Juhn Calvin, 

Model interpretasi moral mencoba membangun prinsip-prin- 
sip penafsiran yang memungkinkan nilai-nilai elik diambil dari 
beberapa bagian da Jam Bible- Biasanya juga digunakan teknik alego- 
rls dalam model ini, The Letter of Bamahas (sekitar 100 M), misa b 
n ya, menginterpretasikan undang-undang tentang makanan dalam 
Kitab 1 mama t (Leviticus), bukan sebagai larangan untuk memakan 
daging hewan tertentu, tetapi lebih merupakan sifat-sifat buruk 
yrng secara imaji nah f diasosiasikan dengan hewan-hewan itu." 1 

Menurut mode! ketiga, allcgvrknl iutnjvvtntion, teks-teks Bible 



"• Sebadai catatan, d jiLim Ima nv 111-1 -iix d L^buUujn dai tar binatang \ nii^ ha nun dimaki i\ 
r^trli unTd.pi.'LmLltiL, kelinci» tabi hutan Burung Mp» *ll. burungku la* burung rahi.ir, r Lani^ 






menelitiku memang berasa J dari tradisi Krisicn/ Yahudi yang kemu* 
dian diadopsi oleh para teolog dan fitst.it Barat modern menjadi 
metode interpretasi teks secara umum. Hermeneutika berkembang 
dai tim tradisi Kristen dan intelektual Barat, karena memang berang- 
kat teks Bible dan doktrin teologis Kristen vang mengandung 
banyak sekait masalah di mala para cendekiawannya sendiri. 

77fi j Nrw Eiicyclo^H'dta BnUmnica menulis, bahwa hermeneutika 
adalah studi prinsip-prinsip umum tentang interpretasi Bible (thr 
^tuiti/ of tlu* buntil priitciplt 4 of hihlicnl uitfryrrttition). Tujuan dan 
hermeneutika adalah untuk menemukan kebenaran dan nttaHt-ilfli 
dalam Bitale- Dalam sejarah interpretasi Bible, ada empat mode! 
utama interpretasi Bible, yaitu { I ) tUertit hiterprrttUfaiL (2) interpretasi 
moral [moral interpretatum), (3) altcgurknl Interprehiimn, (A) ttuagopat! 
iitfL'rpri'ttition. 

Menurut Interpretasi h terai, teks Bible haruslah diinterpretasi- 
kan sesuai dengan makna vang jelas tplaiu miwing), sesuai konst- 
ruksi tata bahasa dan konteks sejarahnya. Model ini dilakukan untuk 
menyesuaikan dengan kemauan penulis Bible. Mereka percaya bah- 
wa kata-kata vang tercantum dalam Bible adalah berasal dari Tuhan, 
Namun, pendapat ini ha n vak mendapat kritik. Sebab, faktanya, 
pendapat ini tidak mempertimbangkan banyaknya bukti vang me- 
nunjukkan adanya *'itu1tvh1ual $t\fh>" pada masing-masing penulis 
Bible. Model ini dianut oleh banyak tokoh dalam sejarah Kristen, 
seperti Jerome (pakar Bible pada abad ke-J M), Thotnas Aqirinas, 
Nichoias o f Lyra, John Colet, Martin Luther, dan John Calvin, 

Model interpretasi moral mencoba membangun prinsip-prin- 
sip penafsiran yany memungkinkan nilai-nilai etik diambil dan 
beberapa bagian dalam Bible, Biasanya juga digunakan teknik a lego- 
ris dalam model ini. The Lottor of Barnabas (sekitar 1IK1 M), misal- 
nya, menginterpretasikan undang-undang tentang makanan dalam 
Kitab I m amat (Leviticus), bukan sebagai larangan untuk memakan 
daging hewan tertentu, tetapi lebih merupakan stfat-sitat buruk 
yang secara imajinatif diasosiasikan dengan hewan-hewan itu. 4 

Menurut model ketiga, ntL^orkni intvrprcttithn, teks-teks Bibte 



^Sctag-ii rakitan, ebi tam lnum.il 11 1-KiiisvbulLm daftar binatang s jn^ hnr,intiJiiTiakaii. 
<t*|Vrti unl^poLinduk, kfelirnri, Lvbi huLtri Burung rajawiJi, tiutiiJij; uni.i. feuruti££imnr, uIjtij*. 



mempunyai makna pada level kedua, di atas seseorang, sesuatu, atau 
pun vanj; jelas-jelas disebutkan secara gamblang dalam teks. Format 
utama model int adalah tipologi. Tokoh-tokoh kunci dan peristiwa- 
peristiwa penting dalam Perjanjian Lama (01 d li'stmuent) dilihat 
sebagai Salu tipe bayangan ke depan untuk tokoh dan peristiwa-pe- 
ristiwa yang ada di Perjanjian Bani (New Yl'sfnrj^nrr). Menurut 
mereka, model perahu Nuah. sebagai satu "tipe" dari gereja Kristen, 
Sudah dirancang Tuhan sejak dulu. Philo (50 SM-20 M), seorang rilo- 
soJ Yahudi, adalah pelopor model interpretasi ini. Philo melakukan 
usaha kreatil vxn& menggabungkan tradisi Yahudi dengan tradisi 
Yunani, la tidak mengabaikan makna litcral, tetapi makna literal 
dipandang rendah, primitif, dan perlu diangkat ke tingkat yang 
lebih tinggi, yaitu makna alegoris (kiasanl. Model ini kemudian di- 
ikuti Chrislian Clement of Akwandria. Berikutnya, Origen melaku- 
kan sistematisasi terhadap prinsip-prinsip hermeneutika alegoris 
ini. Menurutnya, ada tiga kategori makna dalam teks Bible, yaitu 
literal, moral, dan allegoricaL Yang terakhir itulah yang tertinggi 
tingkatannya, Origen mengembangkan teorinya dari l'i Isa la L Paul u s 
dan Yunani, bahwa tubuh manusia terdiri atas "budy", "soli T' dan 
"spirit". Sebagaimana teks Rible juga mempunyai pengertian "lite- 
ral", "moral", dan "spiritual". 

Di abad pertengahan (500-1500 M), teori "tiga tingkat" Origen 
itu dikembangkan lagi menjadi "empat tingkat" dengan menambah- 
kan model yang keempat, vaitu anagogical. Model kempaL niujgo^i- 
cnl intt'rptvtntion, ini dikenal sebagai "mystfcftl interpn^ntion". Model 
ini dipengaruhi oleh tradisi mistik Yahudi (Kabbala) yang di antara- 
nya mencoba mencari makna-makna mistis dari angka-angka dan 
huruf- h urut Hebrew. Contoh dari interpretasi empat tingkat adalah 
kata Jtrrusalvm. Pada le\ r ei literal, Je rusa lem adalah nama kota yang 
ada di bumi. Pada makna alegoris, jeruMihun diartikan sebagai 



burung pun^iruk. bWi^ H kiutk Ijndiik, bkUv^Jvbi'ngkanEiift, Mpul. tUn bunglon ' Oiipn^ buw- 
iAng-bma iai*£ ilu jaitgarijah kamu utakjti 0an Uui^Luuyj f<*m£aiUal\ kiimti stfnhih; hatniit itu 
vmuiinva h.icirnu h \&\a.\ fl» Dalam Alkitab vrr*t I ^mbaj^i Alkitab IndnftMia tahun 20flfl p pajaj 
Ll mi ditelakkan di ba**rah Lijuk H Binalan^ yaflg Kftram cfcon vanfl tidak ha mm. v Dalam ayat 35 
diMzbulknn ' Mu bangkai wfi'kurriari binatah^-birtAUiriE itu jatuh ku-alaw sesuatu bcncLi. ihi 
rru'nyjdi iuii^; |vmbiikiir,niriilia.iiT ftriglnbflrjiflMi ijfrcirmkk^n, Liimia M'flftuAflyfl \\\\ TUlji* &i\w 
hartttlaft naiift iu^n babimu h 



ra geraja Kristen*. Menurut makna moral, Jerusalem berarti jiwa (soul). 
Dan pada level anagogicaJ {r<vnthoh^ioil) f Je rusa lem adalah ' H kuta 
Tuhan di masa depan ", 

Dari empat model iKi. dua model menjadi anis utama interpn> 
t as i Bible? pada awal-awal sejarah kekrislenan, yaitu model Ale*an- 
dria (alegori s) dan model Antioch (i i terai). Paparan Paul lis dalam 
Gala l ia 4:24 tentang kisah Abraham, I laga r, dan Sarah menjadi san- 
daran model alegons. Ale\andria memang menjadi tempat yan.q 
subur bagi tradisi hlsalat Yunani, sehingga berpengaruh besar ter- 
hadap model interpretasi Bthlc 

Model alcgoris memang bisa menghasilkan pengertian yang 
liar- Karena j t u, kalangan Kristen membatasi model ini dengan "riil e 
ol faith", bahwa interpretasi haruslah sejalan dengan ajaran gereja, 
konlrol lain adalah apa vang disebut sebagai "lirnnnin\tiuil cireh" . 
Maksudnya, sualu teks haru* diinterpretasikan sesuai konleks Bible 
secara keseluruhan, bukan hanya konteks lokal teks lersebut Inter- 
preter BLbte pada awal-awal sejarah Kristen, seperti lrenaeus (m. 21)2 
M) dan Ter tuhan (m. sekitar 222 M) berargumen bahwa hanya pastur- 
pastur vang memiliki gan? otoritatif dan para npojlle* {rasul— dalam 
terminologi Kristen menunjuk pada pengikut Jesus) saja yang me- 
miliki otorita s untuk menginterpretasi Bible 

Martin L u Ih e r, seorang tokoh retormw pada abad ke- 16, me- 
nyatakan, bahwa "kata-kata Tuhan" harus diamkan secara |elas 
feimplt^t nwimhtft) selama masih memungkinkan, Kata-kata Tuhan 
itu, katanya, harus dipahami sesuai arti tata bahasa dan makna 
(kerainya, fika metode 1 1 terai tidak digunakan, menurut Luther 
maka akan memberikan ku-sempatan kepada musuh untuk melaku- 
kan penghinaan kepada Bible. Para reformis. Kristen lhi menekankan 
model 1 i terai dengan tujuan untuk mengalihkan otoritas interpretasi 
Bible dan Gereja, konsiii-konsili, dan Paus, ke teks B ih lu itu sendiri, 
Para reformis ini memang sangat anh kepada TaiLs dan katolik 
Menurut Luther, kekuatan anti -Kristus adalah Paus dan bangsa Tur- 
ki, Kekuatan jahat memiliki tubuh dan nyawa. Nyawa dari kekuatan 
Anti* Kristus adalah Paus, daging dan tubuhnya adalah TurkL,. 
Bangsa Turki adalah bangsa yang dimurkai Tuhan/ 



** I ih^TT^ \Vi, fLrjrwJiyiftfti* RrtSiittuwa [Chtcafs* Fiwv*'I*»|*i\Ji3 BntiinnnM hu , l^' h i>di 



Kisah pemberontakan Martin Luther terhadap Gereja memang 
menarik. Pada pada 31 Oktober 1517, ia mu Ini melawan kekuasaan 
Paus dengan cara menempelkan 95 poin pernyataan {mnt'ti/-fiw 
Tiiw*) di pintu gerejanya, di Jerman, la terutama menentang praktik 
penjualan "pengampunan dosa" [mdutgetictfi) o teh pemuka getvja. 
Pada 95 theses-nya itu, Luther juga menggugat keseluruhan doktrin 
supremasi Paus, yang dikatakannya telati kehilangan legitimasinya 
akihat penyelewengan yang dilakukannya. Tahun \52], Lnther di- 
kucilkan dari Gere|a Katolik Namun, Ltithor berhasil mendapatkan 
perlindungan seorang penguasa di wilayah Jerman dan akhirnya 
mengembangkan gereja dan ajaran tersendiri terlepas dari kekiuv 
saan Paus/" 

Agak sedikit berbeda eten^an sistematika T lir Enci/clofnnlin Bn- 
tiiiwkn tentang hermeneutika dalam tradisi Bible, Werner G. Jeanrond 
dalam bukunya "7hi'Qla$tail Hcnwwutics", menguraikan secara sis- 
tematis sejarah perkembangan he r menculik di kalangan Yunani, 
Yahudi, dan Kristen- Di kalangan Yahudi, misalnya, di awal-awal 
tumbuhnya Kristen* memiliki berbagai metode interpretasi terhadap 
Taurat, yaitu / iternlwt mtcrptvtatmn, M/Vms/i/r lnU*rprelaUans t Peshtr 
tntt'rprt'ttitinn*, dan Allegpricnl hittnyrehttion. 

Di masa awal Kristen, Jesus cenderung tidak mengikuti inter- 
pretasi secara h terai, tetapi lebih mendekati metode Midnishic. Pada 
awal abad ke- 3 M berkembang dua aliran hermenutika di kalangan 
Kristen, yaitu A]exandrui dan Antioch. Aie\andria lebih mengambil 
bentuk titlrgoncai hth'rptvhrtioit tehadap Bible. Origen (1S5-254) me- 
ngembangkan metode interpretasi lebih sistematis bc rdasarkan 
teologinya, bahwa kedatangan Jesus telah memenuhi /sn?e/V 
pwpluxh'^ Di atas basis pemikiran indah, ia mengembangkan metode 
alegori s dalam memahami teks Bible. Aliran Antioch melibat bahaya 
metode alegori s dan lebih cenderung menekankan aspek h terai dan 
historis dalam memahami Bible. Pemikir hermenutika pada masa 
Kristen awal yang sangat terkenal adalah Augusiine uf Ilippo (354- 
430). Ia menulis buku Di' Doc tim} Oiristiann (On Christian Doclnne), 



tnu\ | u $a , J X\ i > R Si i v f r H 7 Ht* Pial* KTjtf t \/ pt Rrhgu *h - hi P-£nii£t*, ', 0\ I * >rj 1 <a k ^^ vi \ Pi ib i i* I w r>, 
1 ** ^i j t h J di * i *4 h «ia n Bi-fiui rd i . t' w i* t J <Lnn r n tJ ih? l v*s J t ( Notv \m\ OOi m 1 L" r\ i ver* i I y I *n.*s v 



yang mencoba memadukan kedua aliran tersebut. 

Pada ahad pertengahan, muncul nama Thomas Aqumas (1H2?- 
1274), yang juga merupakan purai kir besar dalam hermeneutika. 
Bukunya, Sumnui TJuvIo^iai masih menekankan pentingnya inter- 
pretasi secara liter a k Dia mas di menyatakan, "Penulis naskah suri 
ilii ialah Tuli a n, yang di dalam kuasanya menambah bohol makna, 
tidak dengan kata-kata belaka (-bagaimana manusia bisa melaku* 
kannya juga), melainkan dengan hal-hal itu sendiri/' 

Hingga masa reformasi, penempatan teologi sebaiat basis 
interpretasi henneneutika masih tenis dilakukan. Penafsiran Bihle 
secara rigid dan 1 i tera L harus berhadapan dengan berbagai perkem- 
bangan ilmiah, terutama penemuan-penemuan dalam sains, [eand- 
rond menulis, 

"Para pembela interpretasi Bibi e vang kaku diserang terutama 
ketika berhadapan dengan ilmu-ilmu pengetahuan alam, yang 
menimbulkan berbagai keraguan tentang kemungkinan peng- 
kajian literalistik yang tidak memadai, misalnya kisah-kisah 
penciptaan di dalam kitab Genesis. Kaum Lu! heran, maupun 
gereja-gereja Katul i k termasuk yang telah direformasi seluruh- 
nya bersatu padu dalam menolak bangkitnya pandangan hidup 
yang ilmiah dan rasional" 7 

Teori Kosmologi dan Problem B i Mo 

Kasus menarik antara modet 1 i terai dan alegori s terjadi dalam 
soal penafsiran terhadap teori kosmologi . R^ Hoykaas dalam buku- 
nya, GJ. RIwticu* Dvtiihcnn Holu Scriptttw timi t} n* Mot\t>n tifTSir Ettrth, 
menjelaskan, bahwa bagi kelompok litcral Kristen, penganut metode 
1 i terai isme, ayat-ayat Bihle tentang alam semesta haruslah diartikan 
secara 1 i terai, dan lebih dari itu, dasar-dasar kosmologi harus diam- 
bil dari Bible. Sebagai implikasinya, misalnya, ketika ada konsep 
"wttfers iibovf the exp(m&>" (air ada La h di atas tanah atau udara), yang 
bertentangan dengan prinsip dasar Aristotelian--bah\va alam Lelah 
menempatkan air di bawah udara, api, dan benda-benda langit— 



" Lihai, W^rnor C fcarvdrtmd, Thev^ttit Jfanwnfiilivg {London; Mj*.millan A rodi 1 m k 
,uu1 Fioltttfional LUi, 1^1). htm 13-36 



maka tek* Bibi c harus dimenangkan atas konsep filsafat "kafir" 
AnstutJe Tukolv tokoh gereja Syria yang ingin agar kosmologi bebas 
dari pengaruh paganisme, menempa Ikan konsep kosmologi Bible 
berhadapan dongan konsep kosmologi Yunani. Abad ke-6 M, penulis 
Kos mas rndikopleustes menyusun konsep eks t rim bahwa bumi itu 
datar, sebab Bible (New King James Version) menyatakan, "77w f i t 
mighl tv take UoLi oftlnwmU oj the carih, anti fhc tmtked h* shaken oul of 
it." (Jnb, 38:13) Juga, "Afh>r the$ethirtp Ismofmttmi$vh$tandiugai ihe 
four c\i)iu r r o) fhe c&rth, thftt fhc wind tiumhl not bltnc ou tfir rarth, on Hw 
Wih or c» i f fV f n v." (Revolation, 7:1). Dalam versi Lembaga Alkitab 
Indonesia (LA I), ayal Ayub 38:3 diterjemahkan, "unluk memegang 
ujung-ujung bumi, sehingga orang-orang fasik dikebalkan daripa- 
danya." Sedangkan avat Wahyu-wahyu 7:1 diterjemahkan, "Kemu- 
dian daripada itu, aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat 
penjuru bumi dan mereka menahan keeempat angin bumi, supaya 
jangan ada ajigin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon." 
Berdasarkan metode tafsir Iilerahsme, maka takta ^ains, bahwa bumi 
bulai, harus dikalahkan oleh teks Bible. Jadi, menurut mereka, bumi 
memang segi empat, memiliki tepi, sehingga "orang jahat" bisa 
dibuang dari bumi.* 

Sejarah Kristen menunjukkan, t) turi tas 
Gereja pernah menghukum ilmuwan seperti 
Galileu Galilei (1364-1642), karena mengeks- 
pose teori "Iwliocvnirk", bahwa matahari 
adalah pusat tata surya. Hal itu dilakukan 
untuk mempertahankan hegemoni kekuasaan 
Gereja —yang mempunyai doktrin mfaUibiiiht 
(tidak pernah salah) karena merupakan wakil 
Knr4u* di muka bumi Sampai abad ke- 17, 
Gereja masih tetap berusaha mempertahankan posisi hegemoninya, 
sehingga berbagai hal yang dapat menggoyahkan otoritas dan legiti- 
masi Gereja, dianggap sebagai "heresv" (kafir) dan dihadapkan ke 
Mahkamah Inquisisi. Kasus vang terkenal terjadi pada Galileo Gali- 
lei, Pada 19 Januari 1616, Galileo membuat dua a ta Lumen: (!) 




Galiteia 



y Lihat. R HuykAasi u l Rmilhiti Trr{tU*e un Hoiu Scr\pture and the Alction ot The Dirtlr 
t\iwlh l lollAd Pubt^hm^Ctimpany, l R J£4) 



malah ari adalah pusat galaksi dan (2) bumi bukanlah pusat tata 
surya. Pada 2-1 Februari IMfr. sekelompok pakar teologi yang di- 
beri Ui k oleh Tahta Suci Vatikan {Holil Office) menva takari, bahwa 
leari Calileo itu bertentangan dengan Bibie, Maka, Paus Paul V, me- 
minta Cardinal Bellarmine untuk mempen ngatkan Galileo. Terapi, 
pada 1632, Galileo kembali mengaurkan teorinya itu. Maka. pada 1fi 
[uni lb33, Calileo diinterogasi karena dipandang melakukan ke- 
salahan dalam Teolog i, dengan menvebarkan teori "Uclioci'rttric" Ia 
diundang ke Roma dan dipaksa oleh Mahkamah Inqutsi>i untuk 
mencabut teorinya dan mengikuti doktrin Gereja bahwa bumi ada- 
la h pusa l tata surya. Di depan InquiMlnr. Calileo akhirnya "bertobat' 
dan hcqanji tidak akan menyebarkan lagi teori hchosontrisnya itu 
Di depan Mahkamah Gereja itu. Calileo menvatakan akan meng- 
hapus semua opini y^n^ salah, bahwa matahari adalah pusat dan 
jagad raya dan tidak bergerak, dan bahwa bumi bukanlah pusat 
jagad raya dan bergerak, la beqanji tidak akan mempertahankan 
atau mengajarkan doktrin yang salah tersebut, dalam bentuk apa 
pun, secara verbal alau melalui tulisan/' 

Sebelumnya, Nico I aus Copernicus (1473*1543), seorang Astro- 
nom dan ahli matematika sudah mengemukakan teori hvhacrulnc itu. 
Sadar bahwa teorinya akan menimbulkan kontroversi, Cnpernicus 
menolak untuk mempublikasikan teorinya Tapi, atas desakan teman- 
temannya, pada I ah u n 13-13 ia menerbitkan bukunya y cm g berjudul 
On U w Revohttmi* oftlw Heowitiu Sphav*. Teori Copcrnicus menakut- 
kan penguasa Gereja, karena o! i angga p bertentangan dengan Bibk\ 
Sebagai contoh, disebutkan dalam Mazmur (Psalm) 93 avat 1: "Yt'il, 
Tlw Tvorhi js \^ttibli<hrJ. i t s/irf// twm 4 r Ih 1 muiH\i**' Tahun \f*l(\ Gereja 
menempatkan buku On Thf RevaUitian dan buku-buku lain yang 
menjelaskan tentang perputaran bumi, ke dalam dai tar buku-buku 
yang terlarang IU 



l ' J iliiit. Rok' M t tmuw. Tiu* ltiT<t<tfrL* fii/^jy, (J ■ trh.iiiii. I U*a«|tir^ B**) k e»)M^hin>^ 2tMX2 r 
1 il m \ S- 30, 1 u j*a , Fail u* i \\ \ ] 1 1* m G \ Ujs I r Cfl tt\ r ? ih A f vfi*r«'th s TI ^ .'+ 1 w. p R* < J W u r J 1 a r i Ik »o V > j i kJ 
PiihltNhvriiw., l^Sfu. hirri Jf^S-lf^ Buku karya Pailit 1 r William torH't'ut iiu*m*iri^ iiiL-iii1x-nfc-iu 
.lpilu^j U<TlirtiIjf kJMi*> G&likvini 

141 J.iJioi, Man-i» Wvtw WtSf/jr^ CiPtii^tih'n* ltfc*u*n J h»uj$liC(4i Mtffljjt Omparu. iw7|, 
htm. IT^r^rTkA Jart~atalan h ada jumlah % L-r,t !i l Ls Ma/mur *f> avat J Ti*L> \f*wniur ^3 1 teracui 
Jrambil J.iri t fw Hc'/y ^Wr" vd;kO lu l krfewrK* M*i v ftpd Briice M Mot/p'f k*flM**i OfcfUftl 
L'nisvrsiU Prvss Ww "iork. I%2 T* 1 »'-*! I *0 1 irtt Ji'ii^Lipnva, Tih m Lim" pvp.c»'' 'h* i* mbni m 



Perlu dicatat, bahwa problema benturan antara sains dan Bibit! 
j Lu terjadi pada abad pertengahan Eropa {500-1500 M)- Zaman ini 
dikenal sebagal Abad Pertengahan Eropa [Mi'dirvnl Eutvpe) atau 
Abad Kegelapan Eropa [Thv Dnrk A^r< o f Luruy?). Tapi, kasus-kasus 
serupa masih berlanjut pada pada zaman pencerahan (enliphtnwwiit). 
Orang Ergpa menyebut /amar. ini sebagai /aman mMi<snnep f vang 
artinva zaman "kelahiran kembali" (rebirth). Mereka merasa, bahwa 
selama ratusan tahun, mereka lelah mati, hidup di bawah cengke- 
raman kekuasaan Gereja, Karena itulah, pada /aman pencerahan 
mereka melakukan revulusi he.sar-hesaran terhadap berbagai pemi- 
kiran tentang kehidupan, termasuk terhadap konsep keagamaan. 
Inti zaman pencerahan ini adalah /aman merebak n va paham "seku- 
larisme, humanisme, dan liberalisme". Penafsiran tentang keagama- 
an pun disubordinasikan ke dalam paham-paham ini. Termasuk 
pemahaman terhadap Bibi*?. Berkembangnya hermeneutika modern 
sebagai perangkat tafstr teks, termasuk teks Kitab Suci, adalah juga 
bagian dari menguatnya hegemoni sekularisme dan liberalisme, di- 
sampmg memang ada kebutuhan internal dalam Kristen, karena 
problem teks Bibledan doktrin ketuhanan 

Pada bagian sebelumnya , telah dibahas problema teks Bihle, 
vang menunjukkan bagaimana sulitnya konsep Bible sebagai "the 
\VOrd of Gud" diterima. Sebab, faktanya, begitu banvak masalah 
vang dihadapi dalam Bible, baik menyangkut olentisitas tekstualnya, 
maupun kandungan makna teks itu sendiri, Sebutlah kasus Hcbrcw 
Bibir ikaum Kristen menyebutnya "Ot\1 Testati'tfient"), yang merupa- 
kan kitab yang sangat tua dan mungkin paling banyak dikaji 
manusia, tetapi tetap ma»ih merupakan misteri hingga kini. Richard 
Elliot Fnedman, dalam bnkunva, Wlw Wrott* thr Bihlr, menulis, 



pwtjyiu ti\i' Lc T J jj r.\'vJ. Jp** 17. yvr,f,<i/ wtfi r- f tl 1 ■ i cl /j mT. TV worht 15 at<il\ , ittit\! . li ySk?H fTt'TYt /h' 
"i.-:v,i " U-r^i l^iii M<v/rmir V3 1> diri Kikn 'fiw P^thrfs nJdi Ciri ftmlurd \|.iU. U D, .uhi 
Wifc.11 pvrLvdaan ivd.ak.si, "nv l^iti wywlh. h' t> rJt'J/W ;t\lh tumtsty 7V kv ( / i? tfctlwtt tath 

lap dengan Mn/nmr $3U dari Aib U 1 Husi J V Ui'ing tiwtr terbitan Tvndale Housl 1 Publisher*, 
ini , U'htutoii. L¥7J ViiTig im-niaH* Ji'WitiU j- Ki&v:* H< n KJlvtt m m*nr*lv md zfrcnph Th&Wtvhl 
t- htt jinmu* " Sedangkan I tfmtaigfl Alk*!*h Indomu!* it Ali J.iUiifi Aikihib, monulii Ki/i/mut 
■tt L jJl'KlI^ju timku t, Tiilian adalah &ajd, Li berpakai .m lii'lUi-wlun Tuhan bcrjiaLaum, hyrikiil 
pinjam; kvkkuiLvn Simpuli. h'lah lepak d uni n. nd.ik Ihti* n anv^ 



sendiri, Kisah mi dengan sangat panjang dan secara terperinci di- 
ceritakan Jala m 2 Samuel 13:1-22. Padahal hukuman bagi pezina 
menurut Kitab Imamal 20, adalah hukuman mati- Tidak mudah 
menjelaskan, mengapa lokoh-Lokoh Bible terbebas dari hukuman 
mati akibal zina semacam itu. 

Kajian ilmiah terhadap fakta sejarah dan sains dalam Bible juga 
membuktikan banyaknya problema yang dihadapi, Bagi sebagian 
kalangan Kristen dan Yahudi, cerita-cerita dalam Bible dipandang 
sebadai hal yang benar. Raland d e Vaux, seorang sarjana Bible dan 
arkeolog j, menyalakan, "Jika aspek kesejarahan agama Israel udak 
ditemukan dalam sejarah, maka agama itu menjadi salah dan demi- 
kian juga agama kita sekarang-" Pakar LSible dan arkeologi Amerika, 
Witliam F. Albrighl juga membuat pernyataan, "Secara keseluruhan, 
gambaran dalam Kita h Kejadian adalah bursilat sejarah, dan tidak 
ada alasan untuk meragukan akurasi secara umum dari detail-detail 
biografi/' 

Namun, k la Lm- kiai m seperti ini dikritik tajam u lu h sarjana Bible 
lainnya. Termasuk cerita lentang Ahraham dalam Bible. Salah satu 
yang menarik adalah kntik yang d i kemukakan oleh dua pakar 
Yahudi, Israel Hnkelstein, dan Neil Asher Si I be iman, melalui buku- 
nva, Tlh* Bibir Umuwilwd; ArdHttbgtfo New Vision o f Auacnt knltl \\)id 
tin j Oriftiit uf /N sunvii Tkvfs. 

Finkelslein dan Silberman mencatat, penjelasan Bible tentang 
Abraham diberikan secara kronologis, mulai kepergiannya ke Mesir, 
eksodus, pengembaraan di gurun, penaklukan Kanaan, sampai pen- 
dirian munarkhi. Bible juga menyediakan kunci untuk mengkal - 
kulasi wakhi terjadinya peristiwa. Petunjuk terpenting adalah Kitab 
I Raja-raja 6:1, yang menyatakan, bahwa eksodus terjadi 48f> tahun 
sebelum pembangunan "Temple" di Jerusalem, pada tahi m keempat 
zaman kekuasaan Solomon. Lebih jauh lagi, Kitab Keluaran 12:40 
memberitakan bahwa bangsa Israel menetap di Mesir selama -J 30 
tahun. Ditambah dengan masa 200 tahun lebih sedikit kehidupan 
Abraham di Kanaan, sebelum bangsa Israel meninggalkan Mesir, 
maka disimpulkan, Abraham meninggalkan Kanaan sekitar 2100 
5\L Hal ini memunculkan problema pada penelusuran periodisasi 
sejarah Abraham, Ishaq. Jacob- Penelusuran genealogi keturunan 
jacob menunjukkan hal yang membingungkan dan kontradiktif. 



Musa dan Harun (Moses and A aroni dikalakan sebagai 
keturunan generasi keempat dan anak Jacub yang bernama Levi. 
Sedangkan Joshua, vang sezaman dengan Musa dan H a m n, dikata- 
kan sebagai keturunan generasi ke-I 2 dan Yusuf (Josephl, anak 
Jacab yang lain. '"Ini bukanlah ketidaksesuaian vang (bisa dianggap) 
kecil /* tulis Finkelslcin dan Silberman, Albrighl dan koleganya yang 
mempercayai tentang kebenaran /aman Abraham pernah mencoba 
mencari bukti- bukti seputar kehadiran Abraham dan kawan-kawan 
di Kanaan sekitar tahun 21)01) SM. Namun, usaha mi akhirnya gagal. 
Zaman kehidupan Abraham berubah-ubah, sesuai penemuan; mulai 
pertengahan milenium ke-3 SM menjadi akhir milenium kc l -3; lalu 
berubah ke awal milenium ke-2; lalu ke pertengahan milenium kc-2, 
dan terakhir ke awal Zaman Besi. Kedua penulis meletakkan pem- 
bahasan tentang kesejarahan Abraham dalam subjudul "The Ftiiit'ii 
Srnrch far thr Hhtorrnil Abnihtwi'\ ]:i 

Bukan hanya Perjanjian Lama vang diaduk-aduk, kajian terha- 
dap Teks Perjanjian Baru f The New Tvstmiwnt) juga telah berkembang 
pesat di kalangan teolog Kristen, Profesor Bruce M. Metzgen guru 
besar bahasa Perjanjian Baru di Princeton Theological Semmanv 
menulis beberapa buku tentang toks Perjanjian Baru. Saru bukunya 
berjudul The Tc\t of Ih? Nmu Tesfntwnt: tts TmusmissiaH, Comiptiou. 
a titi Ri^iomtiou (Oxford University Press, 1985). Dalam bukunya 
yang lain, yang berjudul A Tntunl Ccwnanitiin} uu tltt* Grtvk W re 
Ttfs/flWi'Jif, (terbitan United Rible Societies, correeted edition tahun 
1475), Mctzger menulis di pembukaan bukunya, ia menjelaskan ada 
dua kondisi yang selalu dihadapi oleh penafsir Bibit?, yaitu (1) tidak 
nilanya dokumen Bible yang original saat ini P dan (2 J bahan-bahan 
yang ada pun sekarang mi bermacam-macam, beibeda satu dengan 
lainnya. 

Bahasa Yunani (Greek) adalah bahasa asal Perjanjian Bani. Me- 
lalui bukunya ini, Metzger menunjukkan, rumitnya problem kano- 
n i tik asi Teks Bible dalam bahasa Greek, Banyaknya ragam teks dan 
manuskrip menyebabkan keragaman teks tidak dapat dihindari. 
Hingga kini, ada sekitar $000 manuskrip teks Bible dalam bahasa 



1 M>rnd Finkt'Lslpm J*in NltI Ashtr5ilbt.Tm.iN, TIwBtblt UmtirtM' ArchmiD$u\ \ctc VWtfn 
vf Am'ti'Ht /inuri rt«J thrOnvjri tff frs? <t\crt'tt Tc\t*. INW' York- TimdisU»iw> 2LKGI. hlm 3>36 



Bagian III Tema Tema Invasi Pemikiran 30 1 

Greek, yang berbada ?iatu dengan la innya. Cetakan pertama Perjanji- 
an Lama bahasa Greek terbit di Basel pati a 1516, disiapkan oleh 
Desidenus Erasmus. (Ada yang menyebut tahun 1514 terbit Perjanji- 
an Baru edisi Greek di Spanyol). Karena tidak ada manuskrip Greek 
yang lengkap, E ras mus menggunakan berbagai versi Bible untuk 
melengkapinya. Untuk Kita h Wahyu (Reivhition] misalnya, ia guna- 
kan versi Latin susunan Jernme, Vitlgatc. Padahal, teks Latin itu 
sendiri memiliki keterbatasan dalam mewakili bahasa Greek. 1 J 

Dalam bukunya yan^ lain, Tfw Early Varsions ofllie New 7?sta- 
Tfii'iits, Mel/ger mengutip tulisan bumiaUus Fischer. yang berjudul, 
Limittitum of Lnt'm i n Rrpjv>i'utiii$ Grtrk, "Walaupun bahasa Latin 
secara umum jangat cocok unlnk digunakan dalam pen terjemahan 
dari Yunani (Greek), tetap saja ada bagian-bagian tertentu yang tidak 
bisa diekspresikan dalam bahana Latin/' 1 '' 

Tahun 1519, terbit edisi kedua Teks Bilik- dalam bahasa Yunani 
Teks i n digunakan oleh Martin Luther dan William Tyndale untuk 
menerjemahkan Bibi c dalam bahasa Jerman (1522) dan Inggris (1525), 
Tahun-tahun berikutnya banyak terbil Bible bahasa Yunani vany 
berbasis pada teks versi Bvzantine. Antara tahun 1516 sampai 1633 
l e r b i t sekitar 160 versi Bible dalam bahasa Yunani. Dalam edisi Yuna- 
ni ini dikenal istilah i?xiit< Rt>a*ptu$ yang dipopulerkan oleh Bona- 
ventura dan Abraham Elzevier. Namun, edisi ini pun tidak jauh ber- 
beda dengan 160 versi lainnya/' 1 Meskipun sekarang telah ada kano- 
nifikasi, tetapi menurut Jvtetzgen adalah mungkin unlnk meng- 
hadirkan edisi lain dari Perjanjian Baru. 17 

Ilerineneutika dan Liberalisasi 

Sebenarnya, hermeneutika modern yang dipelopori oleh Fried- 
rich Schleiermacher (1768-1834), juga memunculkan persoalan bagi 
kalangan Kristen. Sebab, hermeneulika modern menempatkan semua 



I -J B m ce M , \ Ji n 1 s.y,rr, A Ti'j 1 1 1 n / Cjk:;? j nc n t a ry ot i thr G n ra ,Vltv 7* ■? lu i «rj f J VJ , ( Si u l£.i rd . LTnit ort 
B i L> 1 1 1 !> *i' t l' \i l i s, 1 ^75 L UJ m \ i i i - * \ i I u £,i , \ Vc mt 1 r Gen r^ K u nw . 77; t 1 Nrti ■ Tes tti t j t m t The Hi* la *\} of 

^ IHniiZi" M KlvU^L-f, fhf D'7i/ Vrrsiwt* of'thc .Nfri- IrtiamM}*. [0\Uiv&. Clm-Addii Pn»^ 
N77i, hiin 3<%2-?t>^ 

Ir Brutv M. Ml-I^lt, l%- C\V0M\ ot .'"i' Ndv TfMnmnf /te Onj/n tVrdejwHTrf. ami Sigrvfi- 
iViiV, |Ofcfrin3:CI,m'm.1iiii Pas*, 19S7|, hlm, 273. 



Musa dan Ha rim (Moscs and A aron) dikatakan sebagai 
keturunan generasi keempat dari anak Jacob vang bernama Lqvl 
Sedangkan Joshua, yang sezaman dengan Musa dan I larun, dikata- 
kan sebagai keturunan generasi ke- 12 dan Yusuf (Josuphl. anak 
Jacob yang lain. "Ini bukanlah ketidaksesuaian yang (bi$a dianggap} 
kecil/' tulis Fmkelstein dan Silberman. Atbright dan koleganya \an& 
mempercayai tentang kebenaran /aman Abraharn pernah mencoba 
mencan bukti-bukti seputar kehadiran Abraharn dan kawan-kawan 
di Kanaan sekitar tahun 2000 SM. Namun, usaha ini akhirnya gagak 
Zaman kehidupan Abraharn berubah-ubah, sesuai penemuan; mulai 
pertengahan milenium ke-3 SM menjadi akhir milenium kc-3; lalu 
berubah ke awal milenium ke-2; lalu ke pertengahan milenium ke^2, 
dan terakhir ke awal Zaman Besi. Kedua penulis meletakkan pem- 
bahasan tentang kesejarahan Abraharn dalam subjudul "TIu* F n i Ini 
Si'iirchfnr t lu* Hiatorkai AimihaurP 

Bukan hanya Perjanjian Lama yang diaduk-aduk, kajian terha- 
dap Teks Perjanjian Baru (Tih* Nt'tv Tesittrttwtf) juga telah berkembang 
pesat di kalangan teolog Kristen. Profesor Bruce M. Merger, guru 
besar bahasa Perjanjian Baru di Princeton Thcological Soniinary, 
menulis beberapa buku tentang teks Perjanjian Baru Satu bukunya 
berjudul Tlh* 7?.vf o/ thv Ntfo Ti^tnm^it: Ih Tran>nti$*hn, Corruptfon, 
n mi Rcstomlnm (CKford University Press, 1985). Dalam bukunva 
yang lain, yang berjudul A Tt'ztuat Cominrufuri/ an thv Girrk jWrt' 
Tt'^ttnurut, (terbitan United Hihlo Sncieties, correeted ediUun tahun 
1^75). Metzger menulis di pembukaan bukunya, ia menjelaskan ada 
dua kondisi yang selalu dihadapi oleh penafsir Bible, yaitu (1) tidak 
adanya dokumen Bible \ang ortginal saat ini, dan (2) bahan-bahan 
yang ada pun sekarang uu bermacam-macam, beibeda satu dengan 
lainnya. 

Bahasa Yunani (Greek) adalah bahasa asal Perjanjian Baru. Me- 
laku bukunya ini, Metzger menunjukkan, rumitnya problem kano- 
mtikasi Teks Bible dalam bahasa Greek. Banyaknya ragam teks dan 
manuskrip menyebabkan keragaman teks tidak dapat dihindari. 
Hingga kini, ada sekitar 5000 manuskrip teks Bible dalam bahasa 



'" Israel FinM*U.'in dan N'eil AshcTS/ilbi'rnLin, Tfrc Btbh' Utuv^vd 1 '\n,%tt r tegu'fi \r^ m Ytinj* 
vt A'iiJcnlhritrl mnt tfu'Vngmof IH vr.mf J~ntS. [Nt,-*, WrL Suirchf*UnT4', HW2), lilin ?3-3* 



Greek, yang berbeda satn dengan lainnya, Cetakan pertama Perjanji- 
an Lama bahasa Greek terbit di Basel pada 1516. disiapkan oleh 
Dosiderius Erasmuv (Ada yang menyebut tahun 1514 terbit Perjanji- 
an Baru edisi Greek di Spanyol), Karena tidak ada manuskrip Greek 
van^ lengkap, Erasmus menggunakan berbagai versi Bible untuk 
melengkapinya. L'nhik Kilah Wahyu (Rrvi r tntit>n) misalnya , ia guna- 
kan versi Latm susunan J eram e, Vulgatc. Padahal, teks Latin itu 
sendiri memiliki keterbatasan dalam mewakili bahasa Greek, N 

Dalam bukunya yan^ lain, Tlw Earhj VnsidM of fhi* New Tr$tfr- 
Hh'utS; Met/gcr mengutip tulisan Boni la bus Fischer, yang berjudul, 
IJmitniiM <>f bit m m Ri*prr$t*uHn$ Gnrk, "Walaupun bahasa Latin 
secara umum sangat cocok untuk digunakan dalam pon terjemah a n 
dari Yunani (Greek), tetap saja ada bagian-bagian tertentu yang tidak 
bisa diekspresikan dalam bahasa Latin/'^ 

Tabun 1519, terbit edisi kedua Teks Bible dalam bahasa Yunani, 
leks in digunakan oleh Marun Lulher dan Wilham Tv n ria le untuk 
menerjemahkan Btble dalam bahasa Jerman (1522) dan Inggris (1525). 
Tahun- tahun berikutnya banyak terbit Bible bahasa Yunani yang 
berbasis pada teks versi Byzantine- Antara tahun 1516 sampai 1633 
terbit sekitar 160 versi Bible dalam bahasa Yunani. Dalam edisi Yuna- 
ni mi d l kenal istilah Rwtus Ri'ceptu* yang dipopulerkan oleh Bona- 
ventura dan Abraham Elzcvicr Namun, edLsi ini pun lidak jauh ber- 
beda dengan 160 versi lainnya. 1 " 1 Meskipun sekarang Lelah ada kano- 
nifikasi, tetapi menurut Mctzger, adalah mungkin untuk meng- 
hadirkan edisi lain dari Perjanjian Baru. 17 

Henncru'iitika dan l Jheralisasi 

Sebenarnya, hermeneuhka mndem yang dipelopori oleh Fried- 
nch Schleiermacher { L7C>S-1S34), juga memunculkan persoalan bagi 
kalangan Krislen. Sebab- hermeneutika modem menempatkan semua 



[ H liniL'L- M S-I^iy £*■ r, A Tt*\ i i t trf t j n mm ?U\r\i&}i t f u* C m 'k iVrp ■ T& huru*i ?t" t \ St u i&? al V\\\ kti 
Bibk? SociL^ie^, l 4 ")> hlm Kili~x\i Ju^a. V\fctflerG«wfl| kumi' t 7lii*.Vr;r TeihHtunil: Ttu* } int$r\f &f 
Pu- tewil^tUum tf fs l'ruHtm. (NatfhvilU 1 Abingdon Pn^, 1972)., hlm. 40. 

^ Bciu'L' M Mut/^JV 7Vn* Etltlu Vrr$i-i?f)* ofHic .Vir foMwnrk. iCMurd: CUrondoii Press, 
1*77^ hlm. 3o2-365. 

*" Bh'kC M Mclr/gi 1 !, .\ TfVtM) CW-PMi'Jitorg pn tiwGstrk \nc Tcihimcrif". film. wii-wiv. 

1? Brucc M Ml'U^l't, T'fcr G* w» ttf rhf Nhc Trtfifmrttf: J/? Origiif. Devftopment. tmd Si$nifi- 
rtw.c, i 0\ f rti\f Cl.* iriuii>n Pmu. N&r^ hlm 271. 



jenis teks pada posisi yang sama, tanpa mempcdulikan apakah teks 
itu "Divine" ^dari Tuhan) atau tidak, dan tidak lagi mem-pedulikan 
adanya otoritas dalam penafsirannya, Som u a teks dilihat sebagai 
produk pengarangnya. Penggunaan hermcneutika modern untuk 
[iible hisa dilihat sebagai bagian dari upaya liberalisasi di kalangan 
Kristen Bagi Schleiermacher, i aktor kondisi dan motif pengarang 
sangatlah penting untuk memahami makna suaru teks, di samping 
ia k tur gramatikal (tata bahasa), 1 " 

Namun, sebelum Schleierimacher H upaya melakukan "liberali- 
sasi" dalam interpretasi Bible sudah muncul sejak samari Enlighten- 
ment di ahad ke-I 8. The University of Hal lu memainkan peranan 
penting dengan memunculkan teolog liberal terkemuka Johann 
Solomu Semler ( 1 725-1 791 j. Tara teolog liberal ini memainkan 
peranan penting dalam melakukan reapresiasi terhadap "akal ma- 
nusia" dan tumbuhnya perlawanan terhadap otoritas yang tidak 
masuk akal {unn^oiinNc titi 1 1 ton 1 1/). Semler melakukan pendekatan 
radikal terhadap Bible dan sejarah dogma, dengan mengajukan 
program henneneutika dan perspektif "shidi kritis sejarah''. Ia me- 
ngajukan gagasan transformasi radikal terhadap dasar-dasar henne- 
neutika teologis. Interpretasi Bible, kata Som lu n harus dihentikan 
dari sekadar upava untuk menverilikasi dogma-dogma tertentu. De- 
ngan kata laku interpretasi dogma fi*3 terhadap teks Bible, harus diak- 
hiri, dan perlu dimulai saru metode haru yang ia sebut "truly criiical 
reading\ f lermeneutika, menurutnya, mencakup banyak hal, seperti 
tata bahasa, retorika, logika, sejarah tradisi teks, penerjemahan, dan 
kritik terhadap teks. Tugas ulama henneneulika adalah untuk me- 
mahami teks sebagaimana dimaksudkan oleh para penulis teks itu 
sendiri.' 1 ' 

fjka dicermati, apa yang dilakukan Semler, Schleiermacher, dan 
para teolog liberal lainnya, masih semangat membebaskan diri dari 
kungkungan otoritas Gereja yang beratus tahun menyalahgunakan 
sewenangnya atas nama 'Tuhan'. Mereka ingin mengembalikan pe- 
ngertian teks Bible kepada konteks historis dan kondisi penulisnya, 



'■*■ Mircea Fliiidc- u-d) 7^1** Enn/tfaiicrfM offtrligKHK (Chicago F.m*vclopcdid Brildnmr» Iru\ 
15^ «ditittn). 

C WrmrrC Jearuimnd, Thi'oh^tcnl Ht/iticfitmtii'$ Mm !W 



Bagian 1IL Tema Tema hvasi Pemikiran 303 

terlepas dari kungkungan tradisi Gereja Ortodoks (baik Katolik 
maupun Protestan). Karena itu, perkembangan Hermeneutika dalam 
tradisi Bibi e di kalangan Barat modern, tidak dapat dipisahkan dari 
sejarah trauma peradaban Barat (Eropa) terhadap Gereja, di tambah 
lagi banyaknya problematika teks Bible i lu sendin. Perkembangan 
tradisi knttk teks dan kajian historisitas Bible telah membuka pintu 
lebar-lebar terhadap perkembangan hermeneuHka modern. Metode 
interpretasi Bible yang umum disubordmasikan ke dalam prinsip- 
prinsip hermeneutika umum. Sebadai satu tek>, Bible memang 
memiliki penulis [nuthor). Ban vak teori yang d i kemukakan seputar 
penulisan Bible ini. Metode hermeneutika sangat menekankan pada 
aspek historisitas dan kondisi penulis teks. 

Apatah metode semacam ini bisa diterapkan untuk Al-Qufan? 
Untuk menjawabnya, ada dua hal yang perlu ditelaah, 

Ptrtanui, perlu dilakukan studi komparasi t antara konsep teks 
Al-Quran dan konsep teks Bible. Dan kftlttn, perlu dilakukan kajian 
mendalam perbandingan antara sejarah peradaban Islam dan per- 
adaban Barat (Kristen -Eropa). Kajian terhadap kedua hal ini dengan 
serius akan memberikan jawaban, bahwa ada perbedaan yang men- 
dasar antara konsep teks dan perkembangan peradaban [siam dan 
Barat. Seyogyanya ini disadari, sehingga tidak terjadi sikap latah, 
seperti buih, mengikuti komana sa\a arah angin bertiup. 

Pn>(- Dr, Wan Mohd Nor Wan Daud, dari International Institute 
ol LUaimc Thought and Gvrlization (I STAC) menilai, bahwa metode 
tafsir Al-Qur\m "benar-benar tidak identik dengan hermeneutika 
Yunani, )\if^ tidak identik dengan hermeneutika Kristen, dan tidak 
juga sama dengan ilmu interpretasi kitab suci dari kultur dan agama 
lain." Ilmu Tafsir AI-Quran merupakan dmu asas yang dia tasnya 
dibangun keseluruhan struktur, tujuan, pengertian pandangan dan 
kebudayaan agama Islam. Itulah sebabnya mengapa al-Tabari (wafat 
92? M) menganggap ilmu tafsir sebagai yang terpenting dibanding 
dengan seluruh pengetahuan dan ilmu. Ini adalah ilmu yang diper- 
gunakan umat Islam unhik memahami pengertian dan ajaran Kitab 
suci Al-Qur*an, hukum-hukumnya dan hikmah-hikmahnya. Prof. 
Wan juga mengkritik dosen pembimbingnya sendin di Chicago Uni- 
versity, yaitu Prof, Fazlur Rahman, yang mengaplikasikan herme- 
neulika untuk menafsirkan ayat-ayat Al-Qur*an. Kata Prof. Wan, 



"Konsekuensi dari pendekatan hermenentika ke atas sistem 
epistemologi Islam termasuk segi perundangamiya sangatlah 
besai 4 dan say«1 pikir agak berbahawi. Yang paling utama saya 
kira ialah penolakannya terhadap penafsiran vang finat dalam 
sesuatu masalah, bis kafi hanva masalah agama dan akhlak, 
malah juga masalah-masalah keilmuan lainnya» Keadaan ini 
dapat menimbulkan kekacauan nilai, akhlak dan ilmu pengeta- 
huan; dapat memisahkan hubungan aksiologi antar generasi, 
antar agama dan kelompok manusia Hermeneuhka tekK-taks 
agama Barat bermula dengan masalah besar: 1 } ketidakyakinan 
tentang kesahihan teks-teks tersebut oleh para ahli dalam 
bidang itu sejak dan aival karena tidak adanya bukti materil 
teks-teks vang paling awal, 2) tidak adanva laporan-laporan 
tentang tafsiran vang Lio tuh di terima umum, yakni ketiadaan 
tradisi vuitawatir dan ijuia, dan 3) tidak adanya sekelompok 
manusia yang menghalal teks-teks yang telah hilang Uu. Ketiga 
masalah ini tidak terjadi dalam sejarah Islam, khususnya de- 
ngan Al-Qur\m, Jika kita mengadopsi satu kaidah ilmiah tanpa 
mempertimbangkan latar-helakang sejarahnya, maka kita akan 
mengalami kerugian besar. Sebab kila akan meninggalkan 
metode kita sendiri yang telah begitu sukses membantu kita 
memahami sumber-sumber agama kita dan juga telah mem- 
bantu kita menciptakan peradaban m ternasional vang unggul 
dan lama."-*' 

Aplikasi Hermenenlika: Kasus Nasr Haniid Abu Zayd 

Untuk memperjelas dampak hermeneutika saat diterapkan da- 
lam studi Al-Qur l an, adalah menarik untuk mengkaji pemikiran 
SNJasr Hamid Abu Zayd, vang dikenal dengan konsep *V\UQur\m 
sebagai produk budava" [uiunUi] tsafjtifi). Sebagai hermenet (peng- 
aplikasi hcrtneneutika), maka Abu Zayd perlu melakukan reposisi 
dan dekonstruksi terhadap konsep Al-Qur an sebagai 'Kalam Allah" 
yang la fa /h dan maknanya dan Allah swL. Mainun, jika dicermati. 



■& I ihnt, virtik. t Pstd. Wan Wkihd Niw Wan Dand di Majalah htouri* k%U>\ L. IfthiMi MtiJ 
dan wnwniuvira Jtii^an boiiflu di ftiAjfl1*h V^nw -Jnu pacib. i-disi 2, laftini JlHM. ftujuTn 
kt^nprL-hL-itsil lunUiv^ hvmvfiieutikii dapaJ dtaim*ik pudii f*/tf»nii ixJki i dan 2 u-rtiohutj 



kajian Abu Zayd j u gci mengadopsi dan menjiplak konsep dan meto- 
dologi ynng telah berkembang dalam tradisi Kristen, khususnya 
tradisi kritik ti^ks Biblc- 

Dalam tradisi Kristen, studi tentang kritik Bibie dan kritik teks 
Bible memang telah berkembang pesat. Dr. Emosi C. Cohvell, dari 
Sehobi o f Theology Claremont, misalnya, selama 30 tabun menekuni 
studi ini. dan menulis satu buku berjudul "Sindir* frr MethoihJog]/ h\ 
Tertuai Crititism vu t)h* New Te^lntemeut". Buku-buku karya Prof. 
Bruze M. Mctzger, guru besar The Ni'ir le^tnnicul di Princeton Theo- 
lugical Seminary, menunjukkan, bagaimana kuatnya tradisi kajian 
kritis terhadap teks Bibie. Juga, VVerner Georg Kume, dalam buku- 
nya Th\> Neie [eshuneut: The Hfctoty oj the Uwestlgation of tk Problem, 
(Nashyille: Abingdnn Press, 1972). Oxfoni Coucise Dfctktiiant o/ the 
Christmn Churrh" {Oxford University Press, l L )9h) menulis tentang 
critical study ot the Bibie' yang berkembang pesat abad ke**! 9, 

"Ia muncul dan keyakian bahwa tulisan kuno haruslah diinter- 
pretasikan sesuai perspektif historisnya dan terkait dengan 
berbagai kondisi dari komposisi kalimatnya serta makna dan 
tujuannya bagi si penulis dan para pembaca pertamanya," 

Regina 1 d H- Fuller, dabm bukunya berjudul A Crihcal Inirodu- 
etion to the New TtKtmntnit, (London: Gerald Duckworth & Co Lld, 
1979), menulis, 

''Itulah mengapa jika kita hendak memahami apa yang dimak- 
sud teks-teks Perjanjian Baru sesuai maksud para penulisnya 
ketika pertama kali ditulis,, kita lurus terlebih dulu memahami 
situasi historis pada saat ia ditulis pertama kali/' 

Fenomena dalam tradisi Kristen itu sangat berbeda dengan apa 
yang teqndi dalam tradisi Islam. Kaum Muslim, sepanjang sejarah- 
nya, tidak pernah menggugat atau mempersoalkan otenhsitas teks 
Al-Qur\in. Kaum Muslim yakin, bahwa Al-Qur\in adalah— /rt/z/jfn r 
w; mi\ f vim [baik lata/h maupun maknanya)— dari Allah swt. Al- 
Qur'an telah tercatat dengan baik sejak masa Nabi Muhammad saw.. 
Catatan AhQur"an berbeda dengan abHadits. Bahkan, untuk men- 
jaga otentisitas dan kemurnian Al-Qur an, Nabi Muhammad saw. 
pernah menyatakan, "Jniignn tulis ap& pun ]/mi$ berusa f duriku kcaaiH 



At-Qur'ait t dan siapa pun t/i?n$ telah menulis dan ku selain A!-Qitrau, 
hvnddklfth in menghapusnya." n 

Ada sebagian ka Inrtgari yang dengan gegabah mencoba menya- 
makan antara problema tek_s Bible dengan AI-Qur'an, Padahal, Bible 
{TIu* Nt'zc Tttitftuhwi) ditulis antara tahun 60-90 M, atau sekitar 30-60 
tahun setelah masa Jesus. Karena itulah, maka masalah otentisitas 
tek^ Bible selalu menjadi perbincangan hangat di kalangan Kristen. 
Begitu juga bangunan teologis di atasnya. Ketika terjadi perdebatan 
tentang film "Tln* Pnssion oftheCtimf" karya Mei Gibson, Paus me- 
nyatakan film itu sebagai "/f s ns ii was", karena cerita n va memang 
banyak merujuk pada Perjanjian Bani. Namun, majalah Nt'W>nwk 
edisi lb Februari 2004 menulis, justru Bible itu sendiri yang boleh 
jadi merupakan sumber cerita yang problematis." 

Salah satu doktrin pokok dalam teologi Kristen adalah cerita 
tentang penyaliban dan kebangkitan jesus. Namun, justru di sinilah 
terjadi perdebatan seru di kalangan teolog Kristen. Seorang profesor 
Bible, U>hn Dominic Crossan, dalam bukunya, Wlm Kiticd /tsiis?, 
menulis, cerita tentang kubur jesus yang kosong adalah "satu cerita 
tentang Kebangkitan dan bukan kebangkitan itu sendiri", Cerita ten- 
tang Jesus, seperti tertera dalam Bible, menurut Cros,san, disusun 
sesuai dengan kepentingan misi Kristen ketika ihi. Termasuk cerita 
seputar penyaliban dan kebangkitan Jesus. Itulah yang dibuktikan 
uleh Crossan melalui bukunya tersebut 31 

Karena itulah, secara prinsip, teks Al-Qur*an tidak mengalami 
problema sebagaimana problema teks Bible. Norma n Daniel dalam 
bukunya, Islam and Tlw West: The Makingafan Image, menegaskan, 



-I Makna Kadi K mi lelah bamak dibahas paLar hadilli Imam Rukhan memata kan, 
bahwa ilu adalah ungkapan pribadi Abu Sa id abkhudri, kawud bertentangan dongan bonyok 
hadits I aum ya liisa [Li^ di pai u j n i, bdtma iardii^jn Natu tersebut bersilat khuM,i«*. d a lap n 
kimdisj akui untuk tv^ng tertentu» *ctiab pada sa^r vanp sama \ T abi )U%fl nvgcmrrm Kalikan pen< 
catatan tentui p berbadai hal *epcrii surat^Lira! beliau kepada sejurtiUh kepib negara B 10 
iadi r van^ dilarang adalah moncaiaJ At^Our an dan hadits di tempat van£ sama. Lihai: M N f 
VsJiamL Stititus 11 Eiffy HfUUth UtrriituTc, (Kita la Lumpur fctanuc Book Trusi 2000 1, h I m 21-24 

^ Da I j m d u k tr i 11 Kri.sl l-ii d ika ta kd n f " T t u* i ritoft ■ Bibi? 1* gt i W J iuj f >t*f*t m i to tJ c t C 0t1 ' Pa I a r 1 1 
1 Kb>rmlhu5 2 13, disebutkan, Pimlusmcnguirapkiin kuta-kdta ya n j; J ujarkan ulen Rnh Kutiuft 
Lihat*. Louis Bcrkhof. A Summtry &t Cbri^htm Ck^tnnr. {London The Banner o( Truth Trusi r 
WSj.hJm 1M7 

23 Lihat [ohn Donuruc Crossan, \\'ha kiilcrf Jcsii* (New York; Ha rperC o U ins Publisher?*, 
!V95) t hlm 21*^217 



"Al-Quran tidak ada vang sepadan dengannya di luar Islam 
f The Quran ha* no pamlrf ouishie telaui)." 14 Di kalangan Kristen, hanya 
kelompok Lnnd amen t alis saja yang masih mempercayai bahwa Bibit? 
adalah kata-kata Uihan (dei ivrbunt). 15 

Tampaknya, kalangan ]iemuka dan cendekiawan Kristen men- 
jadi resah, mengapa kajian kritis tentang Teks Bible itu begitu ber- 
kembang, sementara Kitab Suci AJ-Qur\m masih tetap diyakini kaum 
Muslim sebagai Kalam Allah V'ang suci, Berdasarkan informasi dari 
AbQur an, setiap Muslim yakin bahwa tokoh-tokoh Yahudi dan 
Nasrani, telah mengubah-ubah kitab suci mereka, sehingga menjadi 
tidak suci Lagi. Maka, kemudian, muncul dorongan kuatdi kalangan 
orientalis- misionaris untuk menempatkan posisi Al-Qur\m, sama 
dengan posisi Bible. 

Pada tahun 1927 H Alphonse Mingana, pendeta Kristen asal Iraq 
dan guru besar di Universitas Birmingharn Inggris, menyatakan, 
'Sudah [iba saatnya untuk melakukan kritik teks terhadap Al- 
Qui an sebagaimana telati kita lakukan terhadap kitab suci Yahudi 
yang berbahasa rbrani-Arami dan kitab suci Kristen yang berbahasa 
Yunani."- 11 Canon Sel! (1839-1932), seorang misionaris Kristen di 
Madras, India, sudah lama menyarankan agar kajian kriUs-historis 
terhadap Al-CJur'an dilakukan dengan menggunakan metodologi 
kritik Injil (Bihlicnl Crhkism). Sell sendiri, dalam karyanya HistoricaI 
Dr^i'lojiuicni of the Qur\ui sudah menggunakan metodologi hi^lirr 
criticum, untuk mengkaji historisitas AJ-Qur s an/ ; 

Setelah ilu, berbondong-bondonglah orientalis yang melaku- 
kan kajian kritis terhadap teks Al~QLir\m, sebagaimana sudah terja- 
di pada Bible. Menurut mereka, bukankah Al-Qur\in juga sebuah 
"teks" vang tidak berbeda dengan "teks Bible". Toby Lester dalam 
The Aihmiic Mon t h l y, Januari 1999, mengutip pendapat Gerd R. Joseph 
Puin, seorang orientalis pengkaji Al-Qur\in, vang menyarankan 
perluma ditekankan soal aspek kesejarahan Al-Qur v an. Katanya, 



- * \ : l> mi a n Da ii i d J s/f m t ii titi The HV.s i The A f f t* j f i£ ofnnl n litgc. i Ox f o rd : O n c w o t Id P 1 1 b 1 i c a - 
lmn> W7) L hinu 53. 

1Z - Hiins Kun£ r "tVJmi I> Triw Rt'htpnn?" dalam Leonard Swidk-r (ed), Toiiwrfi a lliiiversiil 
Thcol^u of Reir^n, (New Ynrk: Orbis Ronk, l^S/l, hlm, 200-201. 

2h 1 ih.it artikdnvfl d a fa m Baiki; tt ofthc John Rytftfitis library (Matichester, 1927) XI: 77. 

2 "C"iinnn 5dl, Sturfie? m l--/ii/?j (Delhi- \l. R PuMishirift Corporalioii, \985). 



"Begitu banyak u mal Islami yang meyakini bahwa semua y#mg 
ada dianlara dua sampul Qufan benar-benar merupakan kata- 
kata Tuhan yang tak ada bandingannya. Mereka (para cende- 
kiawan) suka mengutip karva-karya tekstual vang menunjuk- 
kan bahwa Biblc punya sejarah dan bukannya jatuh langsung 
dari langit, namun sampai sekarang Qur an masih belum ter- 
sentuh diskusi ini. Satu-satunya cara untuk mendobrak tembok 
ini adalah dengan membuktikan bahwa Qur'an (Liga punva 
sejarah." 

Di samping merujuk kepada sederet orientalis, Lester juga me- 
nyatakan kegembiraan n\'a bahwa di dunia Islam, sejumlah orang 
telah melakukan usaha "revisi" terhadap paham tentang teks Al- 
Quran sebagai kalam Allah Diantaranya, ia menyebut nama Nasi' 
Kamid Abu Zayd, Mahammed Arkoun, dari beberapa lainnya. 

MichaclCook, dalam bukunya, TIw Kornn: A Vny Shori tutrfltfuc- 
hon f (2000:44), mengutip pendapat Nasr Ha mi d -vang dia tulis sebagai 
n Mualim srti//flr/s*f"teritai\g AhQur'an sebagai produk budaya, 

"jika teks (A!-Qur an) merupakan pesan yang dikirim unruk 
bangsa Arab pada abad ketujuh, maka teks itu perlu diformu- 
lasikan dengan cara yang tentu saja harus sesuai dengan aspek- 
aspek bahasa dan budaya yang khas Arab pada masa itu. Maka 
A]-Qur'an lerhenluk dengan latar belakang manusia. Jadi ia 
merupakan sebuah produk buth\ji7-scbi\ish istilah yang diguna- 
kan Abu Zayd beberapa kati, dan digarisbawahi uleh Mahka- 
mah Kasasi ketika memvonisnya sebagai seorang kafir/' 1 

Menyimak sejumlah b Liku Abu Zayd, dengan m Lidah dapat di- 
baca ia begitu menaruh perhatian pada aspek "Lek^" ^uish, khnlwh). 
la katakan, misalnya, bahwa peradaban Arab Islam Adalah 'peradab- 
an teks H (Iwdlinrnh al-na*h)„ Maka, ia lulis buku-buku vang mengupas 
persoalan teks dan kritik terhadapnya, seperti Mnfhtim nl-Nnfih Dtrn- 
&ihfi Llhtm AI~Qur'im dan Nntjd ftl-Kiiitltith iU-DiuIr* 

- s K-ndapiit U«Mor Jc»n Cwk dikutip dari buku TlicHhtotyv/ti\r-Qu* "ii^ir Tut Fuun fln«- 

CUl\m\ iC CO'tnjUhWon A Coiv^ralny S/rnty iviUl hhr Ohi iUld \i'[i* Itfittnuiil kurva M%\*crah\ 
A Vhiimi [\ olasicr UK1*t»micAcndciny-20U3L hlm 8-y 

- 4 Nanr l-famui Abu 2\iki P Mafhum rJi .Vn*/j Dtfii&tfi f\ 'Uiuttr Ai Q"> m\ 'Brtrut jil-MiirLn/ 
Bl"Thnqaiiy al Amin, 1994), hlm Q. 



Dalam melakukan kajian terhadap Al-Qur~an, di samping me- 
rujuk kepada pendapat-pendapat Mu'tazilah, Ah u Zayd banyak 
menggunakan metode hcrmenctihka- Sebagai seorang hermenot, 
maka tahap terpenting dalam melakukan kajian terhadap makna 
leks, adalah melakukan analisis terhadap corak teks itu sendin. Ia 
harus mendefinisikan apa itu "teks". Dengan itulah* dapat diketahui 
kondisi pengarang teks tersebut UntLik Bible, ha J ini tidak terlalu 
menjadi m a salai u sebab semua Kitab dalam Bible memang ada pe- 
ngarangnya. Tetapi, bagaimana untuk Al-Quran; apakah ada yang 
disebut sebagai pengarang Al-Qur an? Tokoh hermeneuhka modern, 
Fricdrich Schleiermaeher (1768-1834), merumuskan teori hermeneu- 
tikan ya dengan berdadarkan pada analisis terhadap pengertian tata 
bahasa dan kondisi (sosial, budaya, kejiwaan) pengarangnya. Am- 
lisis terhadap faktor pengarang dan kundisi lingkungannya ini 
sangat penting untuk memahami makna sua t u teks 

Dl sinilah Abu Zayd kemudian tampil "cerdik 1 , dengan menem- 
pa Ikan NJabi Muhammad saw,- penerima wahyu— pada posisi se- 
macam "pengarang" Al -Qu r' an. Ia menulis dalam bukunya, Mnjlium 
ftl-frn^lt, bahwa AbQur"an diturunkan melalui Malaikat Jibril kepada 
>curang Muhammad yang manusia. Bahwa, Muhammad, sebagai 
penerima pertama, sekaligus penyampai teks ada Sah bagian dan 
realitas dan masyarakat Ia adalah buah dan produk dan masyara- 
katnya, la Liutitnth dan berkembang di Mekah sebagai anak yatim, 
dididik dalam suku Bani Sa a d sebagaimana anak-anak sebayanya 
di perkampungan buduk Dengan demikian, kata Abu Zayd, mem- 
bahas Muhammad sebagai penerima tek*> pertama, berarti tidak 
membicarakannya sebagai penerima pasi/, Membicarakan dia ber- 
arti membicarakan seorang manusia yang dalam dirinya terhadap 
harapan-harapan masyarakat yang terkail dengannya- Intinya, 
Muhammad adalah bagian dan wsial budaya, dan sejarah 
masyarakatnya.* 

"1 c n tang konsep wahyu dan Muhammad versi Abu Zavd dan 
sejenisnya ini, ditulis dalam buku Nd<r Hmnkf Abt\ Ziiul Kritik Tck> 
Kctitfimtitm (2003:70), 



1 N?-r HAittkl Ahu /aul, Mtfliuw jf-frasJi Mm 5tf, r»^ 



"Mereka memandang Al-Qur an— setidaknya sampai pada 
tingkat perkataan— bukanlah teks yang imun dari langit (surga) 
dalam bentuk kata-kata a ktua [--sebagaimana pernyataan klasik 
yang masih dipegang berbagai kalangan-, tetapi merupakan 
spirit wahyu yang disaring melalui Muhammad dan sekaligus 
diekspresikan dalam tapal batas m tolok dan kemampuan 
linguistiknya/' 

Dengan definisi seperti itu, jelas bahwa Nabi Muhammad sau\ 
diposisikan Nasr 1 lamid >ebagai semacam "pengarang" Al-Qur an L 
Artinya, redaksi Al-Qur % an adalah versi Nabi Muhammad sa;v,. 
Karena beliau dikatakan hanva menerima wahyu dalam bentuk 
inspirasi, Nabi Muhammad saw,, sebagai seorang 'tiunmij, dikatakan 
bukanlah penerima pasif wahyu, tetapi juga mengolah redaksi Ab 
Qur"an, sesuai kondisinya sebagai manusia biasa vang dipengaruhi 
oleh budayanya- Konsep Abu Zayd yang menyatakan bahwa teks 
Al-Qnr*an sebagai 'spini wahyu dari Tuhan' begitu identik dengan 
konsep teks Bible, bahwa "Tlh* wholc BihW w ghw b\j impiratiou o/ 
God'\ Dan pandangan seperti ini, akan berujung pada apa yang 
banyak dilakukan oleh orientalis generasi-generasi awal yang me- 
nyebut agama Islam sebagai "agama Muhammad", dan hukum 
Islam disebut sebagai "Mohammedan Law" ( umat Islam disebut 
sebagai "Mohammedan". Penganut konsep Qur'an versi Abu Zavd 
ini biasanya tidak mau menyatakan, "Allah berfirman dalam Ah 
Quf an/', sebab mereka menganggap A!-Qur\in adalah kata-kata 
Muhammad. Atau, Al-Qur a n ada Uh karya bersama antara Mu- 
hammad dengan Tuhannya- (1 

Pendapat Abu Zayd dan kalangan dekontsruksionis ini me- 
mang berusaha menjebol konsep dasar tentang Al-Qur'an yang 
selama ini diyakini kaum Muslimin, bahwa Al-Qur\in ; baik makna 
maupun lafazh-nya adalah dari Allah. Dalam konsepsi Isiam r Nabi 
Muhammad saw hanyalah sekadar menyampaikan, dan tidak meng- 
apresiasi atau mengolah wahyu yang diterimanya, untuk kemudian 



11 Dalam iampuJ liuku M&ffium rtl-Nti^h fdLsi terjemahan bahasa Indonya. JiUiJiv TV- 
riftah pembongkaran ini, kajian ateis Al-QuT'an menjadi stcnakln menarik meran^an^ per- 
debatan ini melahirkan kuiirt/p baru rang nidikal terhadap rk*.j*l*nM Ai-QurVn " 



Bagian Uh Tema Tema Invasi Pemikiran 31 1 

disampaikan kepada umatnya, sesuai dengan interpretasinya yang 
dipengaruhi oleh kondisi kejiwaan, sosial, dan budaya, setempat dan 
seketika itu. Posisi beliau saw. dalam menerima dan menyampaikan 
al-Wahvu memang pasif, hanya sebagai "penyampai" apa-apa yang 
diwahyukan kepadanya- Beliau tidak menambah dan mengurangi 
apa-apa yang disampaikan Allah kepada belian melalui Malaikat 
jihnk Beliau pun terjaga dari segala kesalahan, karena beliau ma'- 
Sh tirai. Al-Quran menyebutkan, 

"Dciu dta { Muhammad suwj tidak menyampaikan se%xarfu l kvcuah idttri) 
wahyu yang diwahyukan kepadanya" (an-Najm: 3) 

Muhammad saw. memang seorang manusia biasa, tetapi beliau 
berbeda dengan manusia lainnya, karena beliau menerima al-Wahyu 
(Fush.shilaLb). Bahkan, dalam surah al-Haaqqah ayat 44-46, Allah 
memberikan ancaman kepada Nabi Muhammad saw., 

"Sfmtflmnyn dtrt {Muhammad) mengada-adakan sebagian pt^kutaan 
atas {nama) Kamit nisinya Kanu pegang dia pada {angan kanannya > kemudian 
henar-henar Kami potong aral tali jaittungnyn? 

Dalam keyakinan Muslim selama ini, Nabi Muhammad saw. 
hanyalah sebagai penyampai wahyu. Teks-teks Al-Qur v an memang 
dalam bahasa Arab dan beberapa d i antaran y a berbicara tentang 
budaya ketika itu. Tetapi, Al-Qur\in tidak tunduk pada budaya. Al- 
Qur"an justru merombak budaya Arab dan membangun sesuatu 
pola pemikiran dan peradaban baru, istilah-istilah yang dibawa Al- 
Qur an, meskipun dalam bahasa Arab, tetapi membawa makna baru, 
yang berbeda dengan yang dipahami kaum Musyrikin Arab waktu 
itu. Bahkan, Al-Qur % an datang dengan konsep-konsep yang disim- 
bolkan dengan istilah-istilah tertentu yang berbeda maknanya 
dengan vang dipahami kaum jahiliyah ketika itu. 

Banyak cerita yang menunjukkan bagaimana tokoh-tokoh 
Musyrikin Arab begitu terpesona dengan keindahan dan keluar- 
biasaan gaya bahasa Al -Qu r' a n, sehingga mereka menyatakan, bah- 
wa mereka belum pernah mendengar hal serupa sebelumnya. 
Karena itu, mereka kemudian menuduh Muhammad saw. sebagai 
'penyihir' atau 'penyair'. Banyak hadits Nabi yang menyebutkan, 
bahwa setiap tahun, Malaikat Jibril membacakan Al-Qur\*m kepada 
Nabi Muhammad saw. Menjelang wafel beliau, Malaikat Jibril da- 



tang dua kalr dalam setahun. Dalam hadits-h*ldil5 itu d isebutkan 
Malaikat Jibril dan Nah i Muhammad sa w. membaca Al-Qitr J -A.n 
secara bergantian. 1J 

Dengan menempatkan posisi Muhammad saw. fc*fc»ag4i "penga- 
rang* AI-Qur*an dan menvgblit Al-Qur an sebadai cultttrnl pwduct, 
maka sebenarnya Abu Zavd Lelah melepaskan Al-Qur*an dari po- 
sisinya sebagai kalam Allah yang suci, yang maknanya k ha m dan 
Nabi Muhammad saw, adalah yang paling memahami makna ayat- 
ayat A]-Qur an. Makna Al*Qur a n tidak bisa dilepaskan begitu saja 
dan pemahaman yang diberikan Nabi Muhammad saw\ Tetapi, Abu 
Zavd menekankan, bahwa tetes, apa pun bentuknya, adalah produk 
budaya.. Teks-teks Al-Qur l ar* terbentuk dalam realitas i.\^n budaya 
selama kurun lebih dari 20 tahun. Al-Qur an jelas menggunakan 
bahasa Arab, dan tidaklah mungkin berbicara tentang bahasa ter- 
lepas dari realitas masyarakat dan budayanya. Dengan demikian, 
tidaklah mungkin berbicara tentang teks Al-Qur\in terlepas dari 
rcaliatasdan budaya masyarakat Arab ketika itu u 

Pendapat Abu Zayd ini berdampak kemudian pada metode 
penaksiran Al-Qur*an yang dta ajukan, yang menggunakan pen- 
dekatan histnnsitas-budava. Padahal ketika kajian historisitas ini 
digunakan, maka seseorang juga akan dipengaruhi oleh pandangan, 
metode, atau ideologinya. Metode dan pula pikir apa ^ 1n g diguna- 
kan untuk memahami sejarah? Marxiskah? Kapitaliskah? Ciamiskah? 
Ntetnde historisitas juga sulit menghindarkan diri dari subjektivitas- 
Sebab ketika seorang mengaplikasikan metode ini, la akan tar paksa 
memilih sebagian fakta sejarah dan meninggalkan lak La- fakta lain- 
nya. Seorang sejarawan tidak mungkin menampilkan semua fakta 
sejarah, 

Metode penafsiran Abu Zayd yang melepaskan posisi l eks Al* 
Qur a n sebagat 'Kalam Allah' dapat dilihat Liari kritikannya Icr- 
hadap metode tafsir Ahlus Sunnah, dengan menyimpulkan: {]) 
Tafsir yang benar menurut Ahlus Sunnah, dulu dan sekarang ada- 
lah tafsir yang didasarkan pada otoritas ulama terdahulu, (2} 
Kekeliruan yang mendasar pada sikap Ahlus Sun n ah, dulu dan 



;2 MuvlatJ A /anu, Tftr N&lcty vt thf Qfrr tatn Tfit htm 32, 
^ Na*r t kimi J Abu Za\d, Mttfkum *hS 4 mii. hlm 24 



sekarang adalah usaha mereka mengaitkan "makna teks" dan \iala- 
/rt/f-nya' dongan masa kenabian, risalah, dan turunnya wahyu. Ini, 
menurut Abu Zayd, bukan saja kesalahan "pemahaman", tetapi juga 
merupakan ekspresi sikap ideologisnya terhadap realitas— waiu 
sikap yang bersadai pada keterbelakangan, anri kemajuan dan anh- 
progresivitas. Oleh karena ilu kaum Ahlus Sunnah menyusun sum- 
ber-sumber utama penafsiran Al-Qur"nn pada empat hai: penjelasan 
Rasulullah saw., para sahabat, para Lahi'in, dan terakhir yaitn tafsir 
bahasa. ;J 

Benar kali Ah lu Swntah mendukung keterbelakangan dan anti- 
kemajuan, seperti klaim Abu Zayd? Pendapat Abu Zayd .seperti itu 
tentu saja bukan pen dapat ilmiah yang didukung oleh data-data 
yan£ kuat. Apakah ^alah jika kaum Ahlus Sunnah berpikir bahwa 
sebagai penerima wahyu, tentu Rasulullah saw. adalah vang paling 
pahajn terhadap makna teks Al-Qur"an? Jika bukan Rasul saw. yang 
paling tahu, lalu siapa Vting paling memahami makna wahyu ter- 
sebut? Selama ralnisan tahun, kaum Muslim mengalami zaman ke- 
emasan dan mencapai kemajuan di berbagai bidang justru ketika 
mereka menganut pola pemahaman Ahlus Sunnah. Upaya untuk 
meruntuhkan konsep Ahlus Sunnah dilakukan Nasr l lamid dengan 
menverang sejumlah tokoh utamanya, seperti Imam Syal j" i, al- 
Ghazali, dan Asy'ari. 

Hujatan-hujatan yang jauh dan standar ilmiah dari Nasr 1 lamid 
dapat diJ i ha t dalam Serangannya terhadap para ulama Islam itu. 
Misalnya, kritiknya terhadap al-Gha^ali r ( ] ) "Dalam konsep ini, tam- 
pak ambisi al-Gh a/a h untuk mempertahankan sistem sosial yang 
ada (>tntu$ \]uo) selama sistem ini merupakan satu-satunva sistem 
vang mampu menjamin keselamatan ahli akhirat/' (2) "Cukup di- 
katakan bahWa konsep-konsep a KJ h azali seluruhnya, meskipun 
setelah itu diterima secara luas, bertentangan dengan tujuan-tujuan 
dasar wahyu sekaligus syariat..,. Di sini kami cukup mengatakan 
bahwa salah satn sebab vang menjadikan masyhur, terletak pada 
dualisme sistem pemikiran yang dilontarkan al-Ghazali pada satu 
sisi ia menyuguhkan kepada masyarakat awam sarana keselamatan 
melalui suluk menuju akhirat, dan pada sisi lain menyuguhkan ke- 



u Ni*f I bmiJ ASu ZjilI, SUflnon tf-Aforfr htm 221-223 



pada kelompok donilftan~para penguasa dan raja-idtfedogi sistem 
Asy arian dengan segala sistem pembenaran dan sinkntisismenya/' "" 

Jadi, ketika konsep teks Al-Qur\in dibongkar, dan dilepaskan 
dari posisinya sebagai 'kalam A Nah' maka Al~Qur a n akan diperla- 
kukan sebagai "teks bahasa'' dan "produk budaya", sehingga bisa 
dipahami melalui kajian historisitas, tanpa memperhatikan bagai- 
mana Rasul Allah dan para sahabat beliau mengartikan atau meng- 
aplikasikan makna ayat-ayat Al-Qur\m dalam kehidupan mereka. 
Dengan pembongkaran konsep Al-Qur"an sebagai "Kalam Allah' ini, 
maka barulah metode hormeneuttka liberal mungkin digunakan tm- 
I u k memahami Al-Qur an. Metode ini memungkinkan penafsiran 
Al-Qur an menjadi bias dan disesuaikan dengan tuntutan nilai-nilai 
budaya yang sedang dominan saat ini (Barat). 

Sebagian kalangan memuja Nasr Hamid secara berlebihan, de- 
ngan menempatkannya pada posisi 'mujtahid' atau 'mujaddid' baru., 
yang seolah-olah telah berhasil menggusur metode Imamal-Asv'an, 
ai-Syafi'i, al-Ghazali, dan la m -lain. Buku-bukunya diterjemahkan ke 
dalam bahasa Indonesia, tanpa kritik yang memadai Pendukung- 
nya berjubel dan ironisnya terkadang tetap mengatasnamakan diri 
mereka sebagai "Ahlus Sunnah". Padahal, N'asr Hamid sendiri 
menghujat habis-habisan metode penafsiran Al-Qur'an versi Ahlus 
Sunnah dan lebih menyukai metode Mu' Lazila h- meskipun nanti 
terbukti, konsep Qur' arinya pun sangat jauh menyimpang dari kon- 
sep Mu'tazilah. k ' 

Sebagaimana disinggung pada bagian terdahulu, jika ditelaah 
lebih jauh, upaya-upaya untuk meruntuhkan atau membongkar 
konsep AJ-Qur'an yang dilakukan para orientalis dan para pendu- 
kungnya, juga dilatarbelakangi oleh problema yang dihadapi kaum 
Kristen -Yahudi dalam soal otentisilas teks Kitab agama mereka, yaitu 
Bible, Itulah vang terjadi pada Bible. sehingga banyak pakar mereka 
yang berpendapat., mungkin sekali untuk menghadirkan Bible alter- 
natif. Ini tentu sangat berbeda dengan kondisi Al-Qur\m al-Karim. 



"^ Nnsr T Ititnid, TrhlutJiitm Al Qj/r mi iilm. 3h2, 374 

** Di sampul buku Mafaitm til-Nn<h t^disi Icr jamahan Indarwsb JiLuJL^; "BiAu ini merupa- 
kan MiJiili *aUj ^avrtp pftiiflEsifttrL radikal yitt\g mriinLik Al-Qm n n didekati %fcxm dil^matif- 
ideologis Sebap.aj saJi^gahaiinva, penulis mrlakuLm penibai^kiiraii alas Kotist^p Tuks itan 
Wah\ u nirhlni mr. j t*xl.' anfllL*^ k'ks " 



Bagran III Tema Tema Invasi Pemikiran 3 1 5 

Ajaibnya, selelah para orientalis dan misionaris Kristen-Yahudi mu- 
lai kelelahan dalam menyerang Al-Qur % ait justru dari kalangan 
Muslim sendiri, muncul cendekiawan yang melanjutkan proyek- 
proyek mereka. 

Perjalanan hidup Abu Zayd menunjukkan, La memang mene- 
kuni sastra Arab- Tahun 1972, ia menjadi asislen dosen di Jurusan 
Bahasa Arah Fakultas Sastra Universitas Kairo. Pada tahun 1975- 
1977, ia mendapat bantuan beasiswa dari Tik' Ford Futitulafion untuk 
studi di Universitas Amerika Kairo. Lalu, tahun 1978-1979 ia belajar 
di Universitas Pennsylvania, Philadelphia USA, Namun, dengan 
cerdik ia mencoba menghilangkan jejak pengaruh Barat itu dalam 
beberapa karyanya, dengan merujuk kepada sumber-sumber klasik 
Islam. Ini menyebabkan banyak vang menyangka bahwa kajian teks 
A l-Q u r* an versi Abu 7.avd adalah berangka! dari tradisi Islam. 

Sebagaimana imbauan Mingana dan banyak tokoh orientalis 
terdahulu, kajian terhadap AbQur'an juga tidak berhenti. Banyak 
corak dan molif dalam kajian itu. Sebagian d ia n tara mereka ada saja 
yang terus berusaha membongkar konsep-konsep dasar AJ-Qur\in. 
Salah salu yang menghebohkan, misalnya, kajian yang dilakukan 
Christnph Luxenberg (nama samaran} vang tahun 2003 meluncur- 
kan bukunya berjudul Dic Syw-mvmmsche Lwart iiw Koran: Ein Bei- 
trag zitr Ent^hluesselung der Korait^pracSw, (Das Arabisdic Buch, 2000), 
Buku ini banyak menarik perhatian mayarakat Muslim, menyusul 
publikasinya oleh beberapa media massa. Mulanya, hlcWKKrk edisi 
28 Juli 2003, melansir tulisan berjudul "ClwUfmging Ihc Qur T an". 
Artikel yang ditulis Stefan Theil itu kemudian memicu kontroversi 
dan akhirnya majalah itu dilarang beredar di Pakistan. Dj Indonesia, 
masalah ini menjadi ramai, setelah majalah GATRA menampilkan- 
nya sebagai cover ataiy-nya pada No 37 edisi 4 Agustus 2003 

Bagi kaum Muslimin, tentu, upaya untuk meruntuhkan orisi- 
nalitas Al-Qur\m sebagai wahyu Allah, bukan barang bani. Sepe- 
ninggal Rasulullah saw., Musa i la m ah al-Kazhab sudah melakukan 
upaya itu Di setiap /aman, upaya itu selalu dijawab secara elegan 
dan ilmiah oleh ulama dan cendekiawan Muslim. Bagi sebagian ka- 
langan, terutama kalangan orientalis Barat, karya Luxenbcrg ini di- 
pandang sebagai ancaman terhadap kajian Al-Qur~an, Dalam anali- 
sisnya terhadap buku Lu\cnburg di Jurnal HUGOYE, Jnumal nf 



Syrtac Studio-, Roberl R, Phem\ Jr dan Corneha B. H* mi, dan 
L'niversity ot" St. Thomas, Summit Avcnue St. Paul, mencatat impli- 
kasi metode kapan filcilogi vang dilakukan Luxenberg terhadap Al- 
Qur'an, Menurut mereka, "Kajian ilmiah apapun di masa menda- 
lang Lentang Qur%w penting untuk mengambil metode ini ke dalam 
pertimbangan. Balikan jika para pakar tidak setuju dengan berbadai 
konklusinya, metode filologi mi kuat." 

Apa pun metodenya, kesimpulan kajian Lu x<?nberg sebenarnya 
tidak terlalu beda dengan para orientalis dan misionaris Kristen yang 
melakukan kajian serupa tehadap Al-Qur an. Intinya, mereka meng- 
gugat Al-Qur an sebagai "wahyu" vang diturunkan Aliah *\vl. ke- 
pada Nabi Muhammad saw, bahwa A I-Qur'an adalah tidaklah H "tan- 
zi\'\ "suci", bebas dan kesalahan, sebagaimana ditegaskan dalam 
AbQur'an (<_)S 15:9). Menurut Lu\enberg-dengan melakukan kajian 
semantik terhadap sejumlah kala dalam AbQur'an Arab vang di- 
ambil dari perbendaharaan bahasa Svnae— Al-Qtir'an vang ada saat 
ini (Mushaf Ulsmani) adalah salah salin tim$hiin*crHvit) dan berbeda 
dengan teks aslinya, Teks asli Al Qur'an, simpulnya, lebih mirip ba- 
hasa Aramaic, ketimbang Arab. Dan naskah asli itu telah dimusnah- 
kan Khalifah Ulsman bin A f fa n. Dengan kata lain, Al-Qur'an vang 
dipegang uleh kaum Muslimin saat ini, bukanlah wahyu Allah swt.. 
melainkan akal-akalan Utsman bin Atian r.a. 

Lunxrnhcrg— seperti banyak orientalis lainnya— mempertanya- 
kan motivasi Utsman bin Affan melakukan kodifikasi AI-Qur an* la 
menduga, teks Al-Qur v a/i vang dinuisnakan Ulsman bui Alfan ber- 
beda dengan teks Mushaf ULsniani \ang sekarang Lni. Lebih jauh, 
Robert R. Pheni\ Jr. dan Cnrnelia R. Horn menyalakan, jika analisis 
Luxenberg benar, maka isi Al-Qur"an Mushaf Utsmani secara subs- 
tansi berbeda dengan Al-Qur an di masa Nabi Muhammad saw.. 
Tuduhan semacam ini salah sama sekali, sebab pruses kodifikasi A b 
Qur an di /aman Khalifah Utsman bin Affan dilakukan secara sa- 
ngat transparan, dan Al-Qur'an selalu diingat oleh ratusan, ribuan— 
bahkan kini |utaan kaum Mushmm. Setiap kekeliruan akan selalu 
dikoreksi oleh kaum Muslimin, 

Memang, dalam pendahuluan bukunya, Luxenberg memapar- 
kan signifikansi dan bahasa dan budaya Syriac bagi bangga Arab 
dan AbQur'an Di masa Nabi Muhammad sau\ bahasa Arab bukaiv 



la h bahasa tulis. Bahasa SyroAramaic atau Syriac adalah bahasa 
komunikasi tulis di Timur Dekat mulai ahad kc-2 sampai 7 Masehi. 
Bahasa Syriac dialek Aramaic merupakan bahasa di kawasan Ede&sa, 
satu negara kol a di Mesopotamia atas. Bahasa i m menjadi wahana 
bagi penyebaran agama Kristen dan budaya Syriac ke wilayah Asia, 
Malahar dan bagian Timur Cina. Sampai munculnya Al-Qur'an, 
bahasa Svnac adaJah media komunikasi yang luas dan penyebaran 
budaya Arameans, Arab. dan sebagian Persia. Budaya ini telah 
memproduksi literatur yang sangat kaya di Timur Dekat sejak abad 
ke-4, sampai digantikan oleh bahasa Arab pada abad ke-7 dan ke-S 
Masehi- Sal u bal yang penting, menurut Luxenbf*rg J literatur the 
Syriac- Aramaic dan matnk budaya ketika ih_i f piaktis meni pakan 
literatur dan budaya Kristen, Sebagian studi Liixenbcrg menyata- 
kan, literatur Syriac yang kemudian menciptakan t ra t lisi "Arab 
t~uhs" adalah ditransmisikan melalui media Kristen 

Pada akhirnya, hu\cnbcrg memimpulkan, transmisi teks Al- 
Qur\in dan Nabi Muhammad saw. bukanlah secara oral, sebagai- 
mana keyakinan kaum Muslim Al-Quran tak lebih Liari turunan 
Rihlo dan liturgi Kristen Syria. Bahasa asli Al-Qur\in bukanlah 
r 'Arab"< Sebagai conloh, nama surah al-Fatihah, berasal dari bahasa 
Syriac fttftAu, vang Artinya pembukaan. Dalam tradisi Kristen Syria, 
pfnxti harus dibaca sebagai panggilan untuk berpartisipasi dalam 
peribadatan. Belakangan, dalam Islam, surat ini wajib dibaca dalam 
shalat KaUi-kata lain dalam Al-Qur an, seperti quran, Jaw, kur, dan 
sehagainya, juga berasal dari bahasa Syriac dan disalahartikan dalam 
AUQur an sekarang ini. 

Sebenarnya, soal banyaknya unsur bahasa Syriac dalam Al- 
Qufan bukanlah hal yang aneh, KafErua setiap bahasa-apalagi 
bahasa Merumpun, seperti Arab, Ibrani, Syriac- akan saling menyerap, 
sehingga banyak mengandung kosakata yang identik. Apalagi, se- 
bagai Nabi penulnp. yang— diibaratkan nleh Rasulullah saw. sendiri 
--beliau adalah laksana "satu balu-bata yang menyempurnakan 
bangunan balu bala dari salu bangunan risalah kenabian", Karena 
itu, wajar, banyak istilah dan nama dalam Al-Qur"an vang memang 
terdapat pada Bible atau Taurat Bahkan, Al-Qur'an mewajibkan 
kaum Muslimin untuk mengimani Kitab-kitab yang pernah ditu- 
runkan Allah swt. kepada para Nabi. 



Soal tudingan bahwa Al-Qur h an bukanlah wahyu Allah dan 
hanyalah jiplakan dari orang nonMuslim. sudah disebutkan dalam 
Al-Qur"an: 

"Dan tfzwiggithnyfl Kami turiigctnlmt bahwa mackn hcrkara: "$e- 
sungguhtlytt At-Qur an 'U n dia iurkan oleh sevmng manusia ke padunya 
(Muhnmiuad)" 

Padahal, bahasa orang vang mereka tuduhkan ("bahwa) Mu- 
hammad belajar kepadanya, adalah bahasa Ajani. Sedangkan Ab 
Qur a n adalah dalam "bahasa Arab yang terang CAriibn/uwi 
mubin)." {QS 16:103} 

Jika dicermati, Al-Qur'an memang banyak menyerap istilah 
yang sama dengan Ls lila h- isi i la h yang digunakan agama-agama se- 
belumnya, bahkan istilah dalam tradisi Quraisy Shanm (puasa), 
misalnva, jelas-jelas ditegaskan dalam Al-Qur"an {QS 2:183) me- 
rupakan kewajiban yang dibebankan kepada kaum Muslimin dan 
umat sebelumnya, Tapi, konsep puasa dalam Islam, lain dengan 
konsep pada umat nabL sebelumnya. Begitu juga shalat, haji, nikah, 
dan sebagainva. Bahkan, sebutan "Allah" lelah dikenal oleh kaum 
Quraisy, tetapi, konsep "Allah" dalam Al-Qur" an sangat berbeda 
dengan konsep kaum jahiliyah Qttraisv. Istilah "baji" sudah dikenal 
sebelum Islam. Namun, istilah haji dalam Islam berbeda maknanya 
dengan "haji" sebelum Islam. 

Begitu juga nama-nama para Nabi. [brahim, Davvud, Lsa, dan 
para Nabi lainnya, a.s v dalam konsep Al-Qur"an berbeda dengan 
konsep nabi-nabi dalam Bibledan (aurat (yang sekarang), Misalnya, 
AI~Qur*an menggambarkan Nabi Davvud as. sebagai sosok yang 
saleh dc\n kuat Berbeda, dengari Bible (2 Samuel 11:2-27) vang 
menggambarkan Dawitd sebagai sosok yang buruk moralnya. Se- 
lain merebut dan menzinahi istri pembantunya sendiri (Batsyeba 
binti Eliam), Dawud juga menjebak suami si perempuan f U ria) agar 
terbunuh di medan perang. Sedangkan Al-Qur\in menyatakan: 
"Bersabarlah atas segala apa vang mereka katakan, dan ingatlah 
hamba Kami, Dawud, yang mempunyai kekuatan. Sesungguhnya 
dia amat taat kepada Allah/' (QS 38:17) 

Konsep Islam tentang "Isa" juga berbeda dengan konsep "Jesus" 
dalam Kristen, meskipun keduanya merujuk kepada figur yang 



Bagian Jll. Tema Tema fnvasi Pemikiran 3 1 9 

sama. Bahkan, jik<i ada yiing menyebut agama Islam, Kristen, dan 
Yahudi adalah rumpun "Ahtnhnmfc fnitb if , maka konsep Ibrahim 
dalam Islatn jelas berbeda dengan konsep Ibrahim dalam Yahudi dan 
Kristen Al-Quran dengan tegas menyebut, ' f lbrtihhn bukanlah Yfthitdi 
nhui Nurani, tetapi dia adalah smrmig ynttg hmtifddn MuMim, dan dia 
bttknnlali tmm$ uuMirik." (QS. Ali Imraan: 67) 

jadi, jika dijemukan banyak intilah atau terminologi dalam Al- 
Qur a n vang sama dan identik dengan istilah dalam Bible atau 
tradisi sebelum Islam, bukanlah berarti Al-Qur a n menjiplak dari 
Kitab agama lain. Sebab, salah satu fungsi Al-Qur'an adalah sebagai 
"parameter" dan korektor" terhadap penyimpangan terhadap Kitab 
sebelumnya Ai-Quran banyak mengingatkan terjadinya penyim- 
pangan dan perubahan pada Kitab para Nabi itu {0^ an-Nisaa': 4fi, 
al-tiacjaarah; 75 dan 79) 

Maka, kesimpulan Lu\enberg, bahwa "A!-Quran memuat arti- 
kel tertentu dari Bible (Perjanjian Lama dan Baru) yang dibacakan 
dalam kebaklian Kristen", masih sangat dangkal dan sama sekali 
tidak meruntuhkan kewibawaan Mushaf Utsmam yang memiliki 
ke-kuatan hujjah vang kuat sebagai wahyu Allah s\vt„ Apalagi, 
kesimpulan seperti mi—meskipun menggunakan metode yang ber- 
beda dengan parn orientalis sebel u m n ya--b u kanta h barang haru 
dalam tradisi orientalis dan misionaris Kristen. Itu bisa disimak 
misalnya, pada buku karva Samuel M, Zwemmer, misionaris Kristen 
terkenal di Timur Tengah, yang berjudul l<tam: A Clmtlrtigt ta Faitli 
(terbit pertama tahun 1907), Di sliii, Zwemmer memberikan resep 
untuk "menaklukkan" dunia Islam. Zwemmer menyebut bukunya 
sebagai "kajian tentang agama Myhmmnedmt serta kebutuhan dan 
peluang di dunia KUhammcdan dari sudut pandang rnissi Kristen." 
Dalam bukunya ini, Zwemmer menulis, unsur-unsur yang dipinjam 
oleh Islam dari berbagai agama dan tradisi sebelumnya, seperti 
§ahi i antem t Arakiau idohitry, Zartmstruiumti, Buddht+m, Juthism, dan 
Chrittitiiuhf. Termasuk yang dipinjam dari Chrhtuvtity* menurut 
Zwemmer, adalah konsep puasa Ramadhan, cerita tentang Ashabul 
Knhti, Lusinan, Iskandar Zulkarnain, dan sebagai n ya. Tentang Al- 
Qur\m ini, Zwemmer menyatakan: (1) penuh dengan kesalahan 
sejarah (2) banyak mengandung cerita fiktif yang tidak normal, (3) 
mengajarkan hal yang salah tentang kosmogoni (4) mengabadikan 



perbudakan, poligami, perceraian, in toleransi keberagamaan, peng- 
asingan dan degradasi wan i la. Di akhjr penjelasannya tentang AJ- 
Qur'an, Zwemmer mencatat: "Karena itu Qur'an berada di bavftih 
kitab-kitab suci kuno Mesir, India dan Cina, walaupun tidak seperti 
V^ng lainnya itu, ia berisi ajaran monoteistik (satu Tuhan), la tak 
sebanding dengan Perjanjian Lama dan Baru." r 

Semangat seperti Samuel Zwemmer dalam membongkar keya- 
kinan kaum Muslimin terhadap kesucian dan keabadian Al-Qvrr a n 
milah vang tampaknya ada pada ka|ian LuKcnborg. Kaum Muslim, 
tentu saja, perin menelaah karya semacam ini dengan cermat, dan 
memberikan argumentasi yang tepat dan ilmiah terhadap setiap 
upa\M penghancuran Al-Qur\m. Tentu saja, sangat ironis, jika di 
kalangan kaum Muslim justru muncul cendekiawan-cendekiau'an 
yang mengikuti jejak kalangan orientalis dan misionaris Kristen. 
Problema dan metode kajian Bible-dengan segala problematikanya 
Sendiri— diterapkan dalam kajian Al-CJuran. 

Bukan dari Tradisi Islam 

Nasr I lamid Abu Zayd mengklaim konsepnya didasari konsep 
Al-Qur\m kaum Mu'tazilah. Klaim ini perlu dikaji secara kritis, 
khususnya ketika merujuk karya-karya klasik (siam. hka ditelaah 
secara mendalam, tampak bahwa konsep Al-Qur'an versi N T asr 
1 lamid sangat jauh berbeda dengan konsep Al-Qur\m versi Mu'ta- 
/ilah. Dalam seiarah tercatat, bagaimana dahsyatnya ulama-ulama 
Ahlu Sunnah-seporti imam Ahrnad bin Hanba I— menentang konsep 
Al-CJur'an versi Mti'cazilah, sehingga bciJaU harus rela dijebloskan 
ke dalam penjara. Padahal, konsep Mu'taziiah masih tetap meng- 
akui Al-Quran sebagai Kalam Allah. Bisa dibayangkan, bagaimana 
sikap Imani Ahmad, Imam al-Shafii, Imam al-Ash'an, dan lain-lain, 
andaikan mereka dipaksa oleh pendukung Nasr Hamid iLntuk 
menerima konsep Al-Qur\in sebagai "kata-kata Muhammad" dan 
"produk budaya"! 

Jika dicermati, konsep Al-Qtif an versi Mu'tazilah berkutat pada 



-*? Sdmui'l Kf Zwcmmcr, Uhm A Ciwlfrtjg? In Vmth rS^ijidcin: Dati PuhJi^lLor Ljimk'd, 
}$$$}, lilm 41 IrnLaiij» h* J, i -ih knmprv>U'hSit trrhadafi buku LiUtfAbttg, lihai Jrtiko] Dr 
Sv.imiuiddlit A n f S\ Jurnal ahh\snn f t\iisi 1. 



level filosofis tentang silat "Kalam Allah". Mu'Lazilah berpegang 
teguh dengan konsep bahwa AKJur an adalah "Kalam Allah", dan 
sama sekali tidak berpendapat bahwa A]-Qur"an adalah 'karya' 
Muhammad, atau produk budaya- Ulama-ulama Mu'tazilah"* ber- 
sepakat bahwa Al-Qur\in adalah Kalam Aliah (firman -N ya). Hanya 
saja, mereka berpendapat bahwa "Kalam Allah" adalah dtciptakan 
sebagaimana makhluk lainnya diciptakan, Oleh karena itu AJ- 
Qur a n dalam pandangan mereka bukanlah suafcn yang tjiitiifflj* Ini 
sangal berbeda dan konsep dan metode penafsiran Abu Zayd vang 
memang berangkai dari tradisi Kristen . Konsep khfllfj Al-Qur~on 
masuk dalam kerangka kajian sifai Allrth Sebab AbQuran adalah 
Kalamullah. Dan Kalam adalah salah satu sdat-sitat Allah. Maka 
tidak aneh apabila pand angan Mu'ta/ilah tentang Al-Our'ann, 
senantiasa mengikuti kaedah vang telah mereka bentuk semenjak 
masa Wasil iban Atha' dalam memahami sifat-sifat Allah, Yaitu 
bahwasanya silat-silat Allah adalah menyatu dengan Zat-Mya dan 
tidak independen. 

Jadi sebenarnya ruang lingkup pembahasan klwli} Al-Qur*an 
hanyalah menyentuh aspek 'cabang fondasi' {frtr'u nl-u^lni!) perma- 
salahan akidah yang berkibar pada masalah posisi dan pengka- 
Legorian "Kalam" sebagai silat Tuhan; apakah dia qadmn {eter nal) 
atau UitiiuiilH (ctVtUcit). Pembahasan ini tidaklah mempertanyakan, 
meragukan apalagi mengingkari keberadaan sifal di sisi Allah. Sebab 
dalam hal ini, pada umumnya Mu'ta/ilah masih mempercayai dan 
sepakat dengan Ahlus Sunnah bahwa Allah bersilat uurtaktiUiman 
(berfirman). Juga, dalam pembahasannya --yang menghasilkan kon- 
sep klhih] J 4/-Qffr\nr--Mu'tazilah tetap menggunakan argumentasi 
vang disandarkan pada ayat-ayat Af-Qur'an vang terdapat dalam 
Mushai Uthmani, disamping penggunaan argumentasi rasional. 
Artinya Mu'Lazilah sama sekali tidak pernah mempertanyakan dan 
mengkritik validitas Mushaf ULhmani, apalagi sampai mengajukan 
gagasan 'A]-Qur\in Edisi Kritis' sebagai alternatif Mushaf Uthmani, 
sebagaimana yang dilakukan para pengagum Nasr Hamid. 



- 1 ** Pi it^jf»> ulnni.i-iildma Mu'tfi/M.ih Im^luil adillah al-N'atihim, Abu ^»1-1 fuJIuil jJ- 
All*f, IpI Inr rbtiu Jtorl\ Mu/mim.ir. a|-Qadl AliJ al-|aMiaf dan para j;vn^ikiJt nj*rtik* htM 
^Likin^jn iiI'Gajghdddiyyjn 

lg Qadim brrarli n/n h dan ki/kal, van^; Mak bermula dan hdak herpfii^iiahisaiv 



Walaupun Mu 'ta z i la h berpendapat bahwa Al-Qur\m adalah 
makhluk tetapi mereka tidak sampai mengklaim bahwa fhitini f< j ta 
atau wahyu A\Quran telah Iwritbfth mi* n jadi fh'radabau, seperti yang 
menjadi salah satu tren pemikir. n n kontemporer Atau menyamakan 
kemunculan Al-Quran dalam peradaban Arab dengan kemunculan 
filsafat dalam perjalanan peradaban Barat. 

Demikian pula tidak didapati dalam tradisi pemikiran Mu'tazi- 
la h bahwa mereka mempermasalahkan jenis bahasa yang digunakan 
Al-Qur*an .sebadai media untuk memahami wahyu Tuhan, sebab 
Mu'tazilah tidak pernah memperdulikan bahasa apapun vang 
digunakan, selama bahasa tersebut bisa memudahkan manusia me- 
mahami segala firman-Nya, 

Ini sangat berbeda dengan pandangan Nasr Hamid yang ber- 
pendapat penggunaan bahasa Arab telah mencemari kesakralan 
wahyu itu sendiri. Sebab menurul Nasr Hamid, bahasa Arab yang 
digunakan dalam A I -Qu r' a n ini bukanlah diturunkan di "tempat 
yang kosong" 4tJ Bahkan, menurutnya, bahasa Arab bila itu sudah 
memiliki struktur dan sistem vang tidak dapat dilepaskan dari 
struktur dan sistem masyarakat Arab. 

Dengan demikian dapat dipahami dari pemikiran Nasr Hamid 
bahwa seolah-olah nilai A 1~Q u r' a n sebagai wahyu dan Kalam Allah 
sudah hilang kesakralannya, hanva karena Allah memilih bahana 
Arab sebagai bahasa Al-QuKan yang pada waktu itu digunakan oleh 
suku-suku yang berperadaban rendah dalam percakapan mereka 
sehari-hari, Bisa ditanyakan, dengan bahasa apakah Al-Qur"an se- 
harusnya diturunkan, sehingga manusia dapat memahami wahyu 
Tuhannya tanpa mengotori kesakralannya? A l-Qur*an menceritakan 
perilaku umat terdahulu vang menolak risalah kenabian dengan 
alasan, bahwa para Rasul itu adalah manusia biasa yang memakan 
makanan dan berjalan-jalan di pasar. Mereka mempertanyakan, 
mengapa Allah tidak menurunkan Malaikat sa]a sebagai pemberi 
peringatan (al-Furqan; 7). 

Dengan menyimak uraian di atas, dapat dipahami bahwa tradisi 
pemikiran Mu'tazilah hdak dapat disamakan dengan banyak ide- 
ide dekonstruksi konsep-konsep dasar Islam, yang dilakukan 



-M Nasr l lamiJ Abu Zayd. 1 W0 r Mafhum flK»tak Din&thji r Uhim A\~Qi*r'#n. hlm 2? 



sejumlah pemikir Arab kontemporer Dekonstruksi konsep Al-Qu r' an 
yang dilakukan para pemikir kontemporer i Lu lebih tepat jtka di- 
kaiti ka n merupakan adopsi dari tradisi Kristen di Barat yang ber- 
kembang pesat pada ahad ke-19, dan bukan berasal dari penggalian 
tradisi pemikiran yang pernah dikembangkan Mu'tazilah. Sebab 
substansi pemikiran Mu'tazilah, yang selanjutnya menjadi perdebat- 
an berkepanjangan selama beberapa abad ke belakang, tidak sampai 
menyentuh akar pond asi hal-hal yang sudah baku dan masih berada 
dalam koridor keimanan vang disertai dengan semangat keislaman 
dan keilmuan dengan paradigma yang jelas. Sebab bagaimanapun, 
harus diakui dengan kedua semangat tersebut, sudah tidak teriiitung 
lagi jumlah penganut agama Majusi, Zttroaster balikan kaum zmdio 
dan naluralis-athetst [ai-DiiIiri\fim} yang telah masuk Islam di tangan 
Mu'iazilah. D x m pada masa Abu Hudhail al-Allaf (sekitar tahun 
131H-226H) saja tidak kurang dari 30.000 orang telah masuk Islam 
setelah melalui beberapa kali perdebatan dengannya/ 11 

Soal 'mempengaruhi' atau 'dipengaruhi', bisa diuji. Al-Qur\in 
terbukti telah banyak merombak gaya hidup masyarakat Arab jahi- 
[iyyah, haik dengan penjelasan Langsung maupun melalui peng- 
gunaan istilah. Seperti ketika Al-Qur\"in menjelaskan secara langsung 
perbedaan antara makna rtt-bnf {juabbeli) dengan ribth Atau ketika 
mengubah gaya hidup masyarakal Arab dengan penggunaan istilah 
yang sama tapi beda pengertian. Di antara contohnya adalah istilah 
'nikah' dalam tradisi jahilivyah Arab berbeda maknanya dengan pe- 
ngertiannya dalam Al-Qur"an. Dari pengertian sekedar pemenuhan 
kebutuhan seks tanpa batasan pertalian darah, bahkan dapat di- 
wariskan sampai kepada anak kandung, berubah menjadi suatu 
"perjanjian vang kuat" (miti>£tt]im ^Jmihlui). 

Abu Zayd sendiri mengaku dirinya seorang sektilan Untuk 
memperjelas siapa dan bagaimana hubungan konsep Abu Zayd 
dengan konsep-konsep dalam tradisi Kristen-Barat, berikut ini bebe- 
rapa kutipan dari buku Mnvtns Kt'smjmumn Kritis Al-Qur\iti: Teori 



n Miil-wi niiTbid R>ria Wajdl, D^miti ni-Ma'arif <tt-Qt*m Pl-hrm t vol VI, Al-tfuktatah a)- 
'Jljruyyah jl-ladid.ih, Bnrut, hini 539->4l) tlilam {IWi Shjlahu^din (1994) bfauqif Ahl nl- 
fitTuutli irtUil-jflmtiVnTntr, til-UzuI iii-Khf7Pi*ah It af-Mu'tazilnh, skripsi si, ISIDCftntorJnwa Timur, 
Fftkulta* Uhulaf-Dinjilm, 22) 



324 Wajah Peradaban Bnrni 

Ht'niirni'utikii Niflsr Abu Zuuit (2003), wing ditulis oleh seorang murid 
Abu Zayd di Universitas Leiden, 

"Dia teLih mengkritik para Muslim konservatif seperti Al- 
Imam al-Syaii'i, AMmrim al-Asy'ari, Abu flnmiii ahGhalali 
{dari periode klasik), d<m Sayyid Quthb, Ha 5:1 n al-Banna, 
Muhammad abCha/ali, Fahmi Huvvaydi, Muhainrrsad ab 
Baltaji, dan Ab al-Shabur Syahin (dari periode modem), dan 
juga para Muslim rasionalis klasik seperti Mu'ta/.iiah dan ilmu 
Rusyd (AveroLsme), serta para Muslim liberal modern seperti 
Hasan Harui f i dan Muhammad Shiihrour. Abu Zayd berupaya 
untuk memformulasikan sebuah perangkat metodologis, yane 
dapat dipergunakan untuk mendeteksi pembacaan-pembacaan 
ideologis alas teks-teks keagamaan. Dalam ha] ini, pendapat 
Abu Zayd yang berkaitan dengan pembacaan ideologis meng- 
ingatkan kila kepada "hcrmeneuticof innocenf-nya E, D, Hirsch. 
Jr., walaupun tak persis sama P yang sesungguhnya, menurut 
saya, tidak dapat lagi dipertahankan pada era pasca-Gadamer- 
tokoh yang dianggap justru banyak mempengaruhinya 

Abu Zayd secara berulang-ulang mengatakan bahwa sebuah 
pembacaan ideologis dan subjektif atas AbQur'an tidak lebih 
daripada manipulasi makna, vang bertentangan dongan objek- 
tivitas ilmiah Bahkan, ideologi itu sendiri, menurutnya, adalah 
sebuah "penyakit" yang harus diberantas. Pada titik ini, pe- 
ngaruh konsep \1ar\is tentang ideologi, sebagaimana disinyalir 
oleh para penentangnya, bagaimana pun terbukti adanya. Para 
Mai\i> melihat ideologi sebagai sebuah "distorsi" realitas, dan 
mereka juga mengkontraskannya dengan kesadaran sejati' 
(true cnnsnousnessj.... Kesadaran akan subjektivitas dan ke- 
cenderungan ideologis ini, menurut hemat saya, haruslah di- 
masukkan dalam asumsi-asumsi epistemologis, Subjektivisme 
dan kecenderungan ideologis bukanlah hal yang hane, dising- 
kirkan, namun malah hanis d Unasukkati sebagai faktor penting 
dalam membangun sebuah teori hermencuhka. Pada tingkat ini, 
kesadaran ihi telah bekerja dalam level yan^ lebih riil. yakni 
level epistemologis Upaya semacam ini tampaknya absen di 
dalam karya-karyanya...." 



"Meskipun Abu Zayd sangat kritib terhadap pembacaan-pem- 
bacaan ideologis atas teks-teks keagamaan, sebagian besar 
tulisannya, pada kenyataannya, bersifat ideologis pula. Ada 
dua ideologi penting yang mendasari ka rya -kary a n ya, yaitu 
sekularisme dan akademismu, dengan tanpa mengatakan bah- 
wa kedua ideologi ini, dan pengaruh dari keduanya, berdam- 
pak negatd. Saya hanya bermaksud menunjukkan bahwa, seca- 
ra sadar M^u tidak ideologi dan subjektivitas Abu Zayd hadir 
dalam Ui lisan -tulisannya. Artinya, "klaim ideologis' thi dapat 
dikenakan kepada siapa saja, karena 'klaim' itu sendiri meref- 
leksikan ideologi tertentu/' 

"Sebagaimana tertulis dalam bab pertama. Abu Zayd memosi- 
sikan dirinya sebagai seorang inteJektual Muslim sekularis. 
Meskipun dia mendefinisikan sekularisme sebagai sebuah 
"interpretasi sejati dan ilmiah atas agama", tidaklah berarti 
bahwa sekularisme bukan sebuah ideologi.... Kepercayaan Abu 
Z-fiyd akjn otoritas nalar, objektivitas, dan akademisme mem- 
bimbingnya untuk menjadi wakil sah dari pengikut rasionalis 
pencerahan modem. Namun, (akta bahwa dia terkadang meng- 
adopsi konsep-konsep posmodernisme tidaklah terbantahkan. 
Fouad Ajarm, misalnya, mengatakan, bahwa Abu Zayd sangal 
"a t home dengan metode dan bahasa Michel Foucault dan 
AntonioGramsci", dan hdward Said mengatakan, bahwa "utang 
terhadap Foucoult adalah jelas" ketika Abu Zayd mengguna- 
kan konsep "wacana" dalam (buku} "Naqd al-Khithab al-Dini" 
(Kritik atas Wacana Keagamaan}. Namun, tidak dapat dikata- 
kan bahwa Abu Zayd bekerja dalam kerangka posmodernisme, 
vang justru menolak sentralitas nalar, objektivitas, dan akade- 
misme, hal yang justru paling dibela Abu Zayd. Lagi pula, dia 
tidak pernah menyatakan dukungannya terhadap posmoder- 
nisme, dan tidak pernah mengutip karya-karya posmodcinis, 
meskipun, sebagaimana yang diakuinya, dia membaca bebera- 
pa karya itu." 43 



J - KUh.Ji Nur i di wan, .Mi'^M? Kt&trifliitTj\TT Knh> At-Qitr itu. IrCri lUrmrtirnfikst NlW di'U 
Zilyir iMkirla tara |u, 2noit b Mm 15S-JM Pengaruh Mfltfilfrnae fprhacUp N^r hnititri Abu 
?h\k\ |u^>.i Limngkjp nk-h Muhammad Imflr^h d*tUm ItulamiM "At-Ttif&r Mtirkiw lihlshwT 



Salah satu produk hasil penggunaan metode hermeneutika ala 
Abu Zayd, misalnya, adalah pendapatnya bahwa jin dan setan tidak 
ada dalam realitas dan hanya ada dalam mitos. Karena me lihai wah- 
yu sebagai proses evolusioner transformasi dari .sebuah pandangan 
dunia mitologis kepada pandangan dunia rationalistik, maka di 
akhir analisisnya tentang jin, setan, sihir, dan Kasad, Abu Zavd ber- 
kesimpulan, bahwa semua itu pada hakikatnya bersilat mitologis, 
'hidup' dalam konsep mental saja, dan tidak ada dalam realitas. 4 ' 

Pengaruh Ferdinad dc Saussun? jelas dalam interpretasi tentang 
kekuatan-kekuatan jahat di atas, khususnya vang terkait dengan 
tanda-tanda linguistik. Oe Saussure berpendapat bahwa "tanda- 
tanda linguistik bukanlah hubungan (Ihtk) antara sebuah benda de- 
ngan sebuah nama, namun antara sebuah konsep dengan sebuah 
pola suara/' 4 ' Pendapat [ain Abu Zayd dari produk metode herme- 
neutika adalah, bahwa bunga d akun sistem perbankan sekarang 
tidaklah terkait dengan riba, poligami haram, dan perempuan men- 
dapatkan bagian waris yang sama dengan laki-laki/" 

Membaca kesimpulan dan analisis murid Abu Zavd di Leiden 
tersebut, tampak bahwa apa yang dilakukan Abu Zayd dengan 
mengadopsi metode hermenentika untuk menafsirkan AI-Qur\an 
masih berkutat pada dekonstruksi sejumlah hukum Islam yang me- 
mang sering menjadi hujatan kaum pembaru Tampak 'ideologi 
tertentu' mendahului cara pandang terhadap Islam, sehingga kemu- 
dian sahi metodologi bani dibutuhkan untuk menafsirkan ayat-ayat 
tertentu supaya sesuai dengan pandangan kaum modernis yang 
terpengaruh pandangan hidup Barat atau materialis, 

Tentu saja, dengan alasan historisitas dan budaya tertentu, 
banyak hukum Islam bisa dibuang dan dikatakan tidak cocok lagi 
dengan /aman modern- Metode analisis semacam ini bisa berlang- 
sung secara liar. Misalnya, ayat-ayat ATQur\m tentang khmur bisa 
dianalisis, karena kondisi iklim Arab yang panas, sehingga khfimr 
tidak cocok untuk kesehatan, Berbeda halnya jika cuaca dingin, 
khtimv bermanfaat untuk menghangatkan badan. Bagaimana jika 



-Hjftirf..hlm 1». 
4J /&irf- hitn 126. 



dianalisis secara liar— dengan menempatkan aspek ko manfaat aiv- 
bahwa pengharaman daging babi juga berlangsung ketika babi me- 
rupakan binatang yang langka dan menjijikkan di Arab ketika itu. 
Akibatnya, babi binatang vang mahal dan kurang manfaat. Tela p i, 
sekarang, sudah dibuktikan, bahwa babi adalah binatang ternak yang 
paling produktif dan menguntungkan. Lemak babi termasuk jenis 
lemak yang .sangat baik untuk fhortt'ithig, bahan pembuat roti. Soal 
penyakit, sudah bisa dilakukan sterilisasi dengan cara mutakhir, se- 
hingga aman. Buktinya, banyak orang Barat atau Cina yang sehat- 
sehat saja makan balu, bahkan mereka pintar dan maju. 

Para pengap l ikasi hermeneutika di kalangan Muslim, seperti 
Arkoun, Fa/lur Rahman, dan Abu Zayd, masih berkutat pada masa- 
lah "itu-itu saja". Mereka belum mampu menelurkan "ijtihad yang 
komprehensif' sebagaimana para mujtahid Muslim di masa lalu. 
Misalnya, bagaimana dengan metode hermonentika sampai pada 
kesimpulan bahwa salai lima waktu adalah wajib, waktu puasa 
Ramadhan adalah mulai subuh sampai magltrib, thawal waktu haji 
dilakukan berlawanan dengan arah jarum jam dengan Ka'hah di sisi 
kiri, zakat fitrah adalah wajib, dan sebagajnya. Sementara itu, sekali 
metode hermeneutika diaplikasikan, maka seketika itu sudah ber- 
langsung dekonstruksi terhadap berbagai konsep dasar dalam Islam, 
seperti konsep AJ~Qur a n dan metodologi penafsirannya. Yang 
memprihatinkan kemudian, adalah merebaknya semangat kecuri- 
gaan terhadap para ilmuwan-ilmuwan Muslim yang agung— dengan 
mengatakan bahwa pendapat mereka harus dicurigai karena ada 
unsur- unsur kekuasaan dan motif pribadi atau terpengaruh ling- 
kungannya ketika itu. Karena itu, hasil ijtihad mereka harus di kritisi. 

Generasi muda Muslim vang harusnya melakukan kajian yang 
serius terhadap warisan tradisi Islam akhirnya enggan bahkan 
"muak" dengan tradisi Islam. Sebaliknya, mereka bangga dengan 
warisan tradisi Kristen- Barai, dan menyangka bahwa [tulah jalan 
menuju keselamatan dunia. Yang terjadi kemudian adalah sebuah 
fenomena kerancuan dan kekacauan berpikir, sebagai bukti dari 
kuatnya hegemoni pemikiran Barat dalam studi Islam. Itu bisa di- 
lihat dan upaya penyusunan counter le$til draf t Kompilasi Hukum 
Islam (KK1) yang dilakukan sekelompok Muslim. 

Sebagaimana halnya dengan sekularisasi dan liberalisasi, her- 



meneutika juga memiliki beberapa aspek positif, khususnya jika 
diterapkan untuk teks-teks saslra biasa. Tetapi, jika metode ini 
diterapkan untuk memahami Al-Qur*an, yang merupakan wahyu 
Aliah, dengan melepaskan makna yang diberikan oleh Nabi Mu- 
hammad saw v maka masalahnya akan menjadi sangat serius. rbaral 
obal, setiap jenisnya ada khasiat dan efek sampingnya. Dosis dan 
objek penggunaannya juga harus Lepat. 

Ada ta h menarik menengok sosok-sosok ilmuwan besar Islam 
terdahulu. Dengan segala kehebatannya dalam dunia keilmuan, 
tengoklah bagaimana sikap "tahu diri" seorang al-Ghazali. Beliau 
tetap menempatkan dirinya di bawah mazhab al-Svaffi dalam soal 
metodologi ushul fiqili. Beliau tidak merasa lebih hebat dari al- 
Syafi'i. Banyak ilmuwan besar Islam yang tetap memelihara sikap 
adil dan beradab dalam mengkaji dan menyebarkan ilmu kepada 
masyarakat. Dalam tradisi ilmu hadits hal itu sangat terpelihara. 
Seseorang belit m berani menyiarkan sahi hadtts, jika belum men- 
dapat izin dari gurunya. Dunia keilmuan Islam juga menjunjung 
tinggi akhlak dan moralitas. Seseorang yang didapati bermoral jahat 
tidak dipercaya lagi periwayatannya. Ini tentu sangat berbeda de- 
ngan tradisi keilmuan di Barat. Sebagaimana disebutkan terdahulu, 
Paul Johnson, dalam bukunya "Inldh'cuiah" (]Mfi8), memaparkan 
kebejatan moral sejumlah ilmuwan besar yang menjadi rujukan ke- 
ilmuan di Barat dan dunia internasional saat ini, seperti Runsseau, 
1 Iennk tbsen, Leci Tolstoy, Ernesl Hemingway, Kari Mnrx, Berlrand 
Russcl, Jean-Pau) Sartre, dan beberapa lainnya. 

Ruosseau, misalnya, dicatatnya sebagai "manusia gila yang 
menarik" (n n iuU f w<tm$ mthimau). Pada tahun 1728, saat berumur 15 
tahun, dia bertukar agama menjadi Katolik, agar dapat menjadi 
peliharaan Madame Francoise-Louise de Warens, Ernesi Heming- 
way, seorang ilmuwan jenius, tidak memiliki agama yang jelas. Ke- 
dua orang tuanya adalah pengikut Kristen yang taat. Istri pertama- 
nya, Iladlev, menyatakan, ia hanya melihat Hemingway sembah- 
yang selama dua kali, yaitu saat perkawinan dan pembaptisan 
anaknya. Untuk menyenangkan istri keduanya, Pauhne F dia bergan- 
ti agama menjadi katolik Roma. Kata Johnson, dia bukan saja tidak 
percaya kepada Tuhan, tetapi menganggap "or^anizeii whgwu" seba- 
gai ancaman terhadap kebahagiaan manusia. 



Meskipun begitu, tradisi keilmuan di Barat masih menghorma- 
ti tradisi mereka sendiri. Buku-buku sejarah mereka penuh dengan 
pengagungan tradisi mereka sendiri, yang bisanya dimulai dari 
tradisi keilmuan Yunani. Misal, buku Worhi of Mti^tiTpitXt% memuat 
karya-karya ilmuwan klasik yang dianggap sebagai pemikir besar 
Oleh Barat, seperti Humer, Xenophanes, Thucydides, Euripidcs, Plato, 
Aristotlc, Occro, Catullus, St. Agustine, Dante, E rasmu s, Niccolo 
Machavelli, dan sebagainya. Tahun 2002, The Crnuhvm Pvo^rtitnme di 
Australia, menerbitkan dua jilid buku berjudul Powi'rful ldt*a<! /Yrs- 
pretive on Gocil Soch'iij. Buku itu menjadi panduan untuk mendidik 
para pemikir Ininya berupa petikan-petikan pemikiran dari para 
pemikir Barai vang mereka anggap besar dan penting untuk mem- 
bangun masyarakat ideal yang mereka citakan, seperti Sopochles 
(495-406 SM), Thucydides (460-400 SM), Plato [42S-348 SM), Arisfoilc 
(384-322 BC), St. Agustine (354-430), Machiavclli, Thomas Hobes, 
John Locke, Ruosseau, Adam Smith, Imanuel KanL KarJ Marx, John 
Stuart Mill, dan seterusnya sampai Nelson Mandeia, Martin Luther 
King J r, Vaclav 1 iavcl, Edvvard Said, dansebagainva. 

Sebagai satu peradaban besar yang masih bertahan hingga kini, 
Islam juga memiliki akar sejarah dan tradisi intelektual vang khas. 
Biasanya setiap peradaban akan menulis sejarah peradabannya 
sesuat dengan perspektif mereka. Para ilmuwan Muslim seharusnya 
tidak mudah bersikap apriori terhadap tradisi [siam, dan tanpa 
sikap kntis yang memadai mudah mengadopsi pemikiran asing. 
Lebih buruk Lagi, jika disertai dengan menghujat atau mengkritik 
para ulama Islam tanpa melakukan kajian yang sungguh-sungguh 
dan mendalam, hanya agar digolongkan sebagai pemikir yang 
"berani melawan kemapanan". Padahal kritikan mereka itu biasanya 
hanyalah "mem'beo" kritikan yang diajukan oleh orientalis, seperti 
dalam masalah hukum Islam atau studi AI-Qllt* an. 

Adalah sangat memprihatinkan, jika ada ilmuwan dengan 
mudahnya menyatakan, bahwa sudah saatnya kita meninggalkan 
kitab-kitab tafsir klasik, ushul fiqih, dan sebagainya, padahal ia 
sendiri bukan pakar dalam bidang itu dan tidak pula menyatakan 
itu berdasarkan kajian dan pemahamannya vang serius dan men- 
dalam. Para ilmuwan Muslim terdahulu juga bersentuhan dengan 
pemikiran dari kebudayaan asing, dan mereka juga mengadopsi dan 



mengada ps i pemikiran asing. Tapi tentu sesudah mereka menguasai 
benar tradisi intelektual dalam pandangan hidup Islam. Sehingga 
yang terjadi justru Islamisasi konsep-konsep asing. 

Sebaliknya pula para pemikir Barat. Mereka mengambil pemi- 
kiran para cendekiawan Muslim dalam berbagai bidang, tapi kemu- 
dian mereka Iranster kedalam pandangan hidup Barat dan teqadi]ah 
pembaratan. Oleh sebab pemikiran Barat, meskipun di antaranya 
berasal dan tradisi Islam, banvak vang sudah tidak sesuai lagi do- 
ngan paradigma Islam. Untuk mengambil berbagai saripati pemikir- 
an Barai itu diperlukan perubahan paradigma, agar tidak merusak 
epistemologi lsJam ilu sendiri. 

Kasus "Kompilasi Hukum Islam" 

Gagasan "Pembaruan Hukum Islam: Coimtrr hynl Drnft Kom- 
pilasi Hukum Islam" (Kl U) vang disusun oleh Tim Pcngarusutama- 
a n Gender (l'UG) bentukan Departemen Agama tahun 2004, Lelah 
memicu kontroversi besar di kalangan umat Islam Indonesia. Bagi 
banvak kaum Muslim, belum terbayangkan, dari perut Departemen 
Agama, akan keluar satu rancangan keputusan penting vang mem- 
bongkar sejumlah aspek hukum Islam yang "mapan" dan telah di- 
sepakati keabsahannya sejak zaman Nabi Muhammad sau 1 .. 

Padahal, jika kita cermati, munculnya dratt Kl 11 versi baru mi 
adalah konsekuensi logis dari meru ya k n va paham liberalisme dan 
pluralisme agama di Indonesia, yang sudah ditanamkan dan di- 
sebarkan selama puluhan tahun. Banyak kalangan Muslim yang 
masih talak menyadari, bahwa mereka sedang menghadapi /aman 
baru, tantangan baru, dalam bidang keilmuan khususnya, yang 
sangai berbeda dengan beberapa puluh tahun lalu. 

Sejumlah pasal dalam dratt KU I kali ini memang ganjil. Poliga- 
mi diharamkan. Perkawinan a n tar- agama disahkan Kawin kontrak 
diizinkan. Batas minimal perkawinan adalah 19 tahun. Laki-Iaki— 
sebagatmana wanita— juga memiliki hitiih* Rumusan rirail KHI itu 
di$UsUn dengan landasan dan visi-visi: pluralisme, nasionalitas, 
penegakan 1 1 A M, demokratis, kemaslahatan, dan kesetaraan gender. 

Jadi, menyimak dasar pijakan penyusunan drafl KHI, sebenar- 
nya pola pikir yang mendasari tim penyusunnya bukanlah pola 
pikir vang berkembang dalam tradisi Islam. Epistemologi atau 



metodologi penafsiran Al-Qur'an dan Sun nah yang digunakan 
bukanlah metodologi yattg digunakan kaum Muslim selama ini. 
Mereka lebih suka meminjam metodologi hermeneutis. Mereka lebili 
percaya kepada Paul Ricour, Ferdinand de Saussure, Emitio Betti, 
Michel Poucault, Antoniu Gramsri, John Hick, VVillred Cantuell 
Srnitli. dan teman-temannya, ketimbang percaya kepada al-Tmam al- 
Syafii atau ahGhazalL Pendapat-pendapat para Imam kadangkala 
dikutip tidak pada tempatnya, sehingga memunculkan produk yang 
jauh dan kebenaran. Perubahan-perubahan itu dilakukan lebih untuk 
konsumsi "ideologi kontemporer Barat", yang sedang berkembang 
dan ngrtnnul, seperti paham pluralisme agama- Padahal, paham ini 
sangat bermasalah. Sayangnya, paham ini diimani tanpa sikap kritis, 

Untuk menjebol dan membongkar tradisi keilmuan Islam yang 
agung, kelompok jenis mt biasanya melakukan penghujatan terlebih 
dahulu kepada para Imam besar. Dalam buku fh]ih Lintas Agama, 
misalnva, dikatakan, "Kaum Muslim lebih suka terbuai dengan ke- 
rangkeng dan belenggu fiqih yang dibuat Imam Syaff L Kita lupa, 
Imam SyaM'i memang arsitek ushul liqih yang paling brilian, tetapi 
juga karena Syaiiilah pemikiran-pemikiran frqih tidak berkembang 
selama kurang lebih dua belas abad/' 

Untuk bidang gender, mereka membuat klaim general, bahwa 
tradisi tiqih Islam didominasi laki-laki. Tafsir yang ada adalah bias 
gender. Bahkan, ada yang menyatakan, semua kitab suci bias gender. 
Fenomena im sebenarnya mengikuti jejak kaum Kristen. Kaum 
leminis Kristen, sejak lama berusaha keras bagaimana agar gerakan 
mereka mendapatkan legitimasi dari Bible. Mereka tidak lagi me- 
nulis Goih terapi juga O^ddes. Sebab, gambaran Tuhan dalam agama 
mereka adalah Tuhan maskulin. Mereka ingin adanya Tuhan yang 
(bersifat) perempuan. Tuhan yang bukan "huwa" tetapi "hiya". 

Kaum leminis Kristen tidak berani membuang Bible, tetapi me- 
lakukan perombakan terhadap metode interpretasinya. Problema 
dalam tradisi Kristen ini kemudian diimpor ke dalam Islam, Dengan 
menjadikan "gender i f t\utiltiy" dalam konsep Barat sebagai basis 
berpikir, mereka kemudian mengotak-atik Al-Qur*an, dan menyata- 
kan, Al-Qur\in juga bias gender, kecuali jika di tafsir ulang sesuai 
pola pikir dan selera mereka. Problema praktis dan partikular yang 
dihadapi kaum wanita— memang banyak diantara mereka yang 



metodologi penafsiran Al-Qur*an dan Sun nah yang digunakan 
bukanlah metodologi yang digunakan kaum Muslim selama itil 
Mereka lebih suka meminjam metodologi hermeneutis. Men?ka lebih 
percaya kepada Paul Ricour, Ferdinand d <? Saussurc, Rrnilio Betti, 
M i eh c I Fnucault, Antunio Gramsci r John I Iick, Wilfred Cantwell 
Smith,dan teman-temannya, ku timbang percaya kepada al-Imatn ab 
Svafh atau a 1-C hazalh Pendapa t -pendapa \ para Imam kad angka la 
dikutip tidak pada tempatnya, sehingga memunculkan produk yang 
jauh dari kebenaran Perubahan-perubahan itu dilakukan Lebih untuk 
konsumsi 'ideolugi kontemporer Barat', yang sedang berkembang 
dan /jyr/rvw^, seperti paham pluralisme agama. Padahal, paham ini 
sangat bermasalah. Sayangnya, paham ini diimani tanpa sikap krihs. 

Untuk menjebol dan membongkar tradisi keilmuan Islam yang 
agung, kelompok jenis ini biasanya melakukan penghujatan terlebih 
dahulu kepada para imam besar. Dalam bukti Fii]ih Linftte A^nmu, 
misalnya, dikatakan, "Kaum Muslim lebih 5iika ierhuaj dengan ke- 
rangkeng dan belenggu fiqih yang dibuat Imam Syah' i. Kita lupa, 
Imam SyaJVi memang arsitek ushul fiqih yang paling brilian, tetapi 
I Liga karena Syaliilah pemikiran-pemikiran fiqih titi a k berkembang 
selama kurang lebih dua beias abad/' 

Untuk bidang gender, mereka membuat klaim general, bahwa 
tradisi hqih Islam didominasi laki-laki. Tafsir yang ada adalah bias 
gender. Bahkan, ada \ ang menyatakan, semua kitab suci bias gender. 
Fenomena ini sebenarnya mengikuti jejak kaum Kristen. Kaum 
feminLs Kristen, sejak lama berusaha keras bagaimana agar gerakan 
mereka mendapatkan legitimasi dari Bibk\ Mereka tidak lagi me- 
nulis Coii, tetapi juga Gothlrt. Sebab, gambaran Tuhan dalam agama 
mereka adalah Tuhan maskulin Mereka ingin adanya Tuhan yang 
(bersifat) perempuan. Tuhan yang bukan "huwa" tetapi "hiya". 

Kaum feminis Kristen tidak berani membuang Bible, tetapi me- 
lakukan perombakan terhadap metode interpretasinya- Problema 
dalam tradisi Kristen ini kemudian diimpor ke dalam Islam, Dengan 
menjadikan "getnier t'ipuilittf" dalam konsep Barat sebagai basis 
berpikir, mereka kemudian mengotak-atik Al-Quf an, dan menyata- 
kan. A I -Qu r' a n juga bias gender, kecuali jika d i tafsir ulang sesuai 
pola pikir dan selera mereka. Problema p rak lis dan partikular yang 
dihadapi kaum wanita --memang banyak dianlara mereka yang 



tertindas— ditarik ke akai ideologis dan epistemologis. Seolah-olah, 
semua i lu adalah kdrena kesalahan ulama Isi a m masa lalu, yang 
merumuskan fiqih yang berpihak pada laki-laki. 

Maka, persoalan tim/t KHI sebenarnya f eh i h merupakan soal 
cara berpikir dan metodologi. Mereka selama ini menolak metode 
I i terai dalam memahami naslhimh hukum. Namun, metode literal 
yang dituduhkan kepada pengritik drrift KHI juga diterapkan oleh 
penyusun tirnf! KHI sendiri* Mereka juga ingin agar drnfi Kl II itu 
dipahami secara h terai. Karena poligami menjadi bahan ^erangan 
paham kesetaraan gender, maka poligami diharamkan. Ketua Tim 
PUG Dr- Si U Musda h Mulia, dalam wawancara dengan satu harian 
di Jakarta, menyalakan, "Poligami unluk para nabi dan mereka yang 
tingkatnya sama dengan para nabi, bukan untuk manusia seperti 
kita/' 

Logika bahwa asas perkawinan adalah monogami (ps3avat 1), 
sehingga perkawinan di luar ayat 1 harus dinyatakan batal secara 
hukum (ps.3 a) a t 2), juga lidak berdasar. Poligami saat mi, memang 
bukan urusan se m ha r angan. Masalah yang satu ini masuL dalam 
tinjauan kebijakan luar negeri AS. Dalam "RANP CorporatH>ji ivport 
on Civil Di'mticmfii klfitoi" yang ditulis Sheryl Bernard sebagai bahan 
masukan penyusunan strategi politik AS terhadap Islam, disebutkan 
bahwa kaum fundamentalis Islam menerapkan poligami Di dunia 
mtema.SLunal dewasa mi, poligami sudah dimasukkan ke dalam 
wila/ah politik. Mereka yang berpoligami berarti fundamentalis, 
mereka yang fundamentalis cenderung pada terorisme. 

Soal perkawinan antar agama juga masalah serius, Khususnya 
perkawinan antara mus! i m ah dengan laki-laki nonmuslim, AI- 
Quran (60: 10 J, dengan tegas mengharamkan perkawinan Muslim- h 
dan lakHaki non-Muslim, Belum pernah ada ulaau-sc jati —yang 
menghalalkan Muslimah menikah dengan laki-laki non-Muslim. 
Namun, uniknya, hanya dengan satu dalil "pluralisme agama", 
semua vang haram dapat menjadi halal. Padahal, paham yang mem- 
beri keabsahan pada semua agama ini sangat bermasalah. Cara 
berpikir semacam ini sangat berbahaya, sebab dapat menghalalkan 
yang haram dan mengharamkan yang ha lak Men unitnya ketua Tim 
PUG, korupsi lebih berbahaya dari perkawinan antar agama- Ini 
logika yang salah. Korupsi adalah jahat. Perkawinan yang tidak sah 



juga 10 ha t, sebab sama saja dengan perzinaan. Pezina palu L dijatuhi 
hukum cambuk atau rajam, yang bisa jauh lebih berat ketimbang 
hukuman b api koruptor. Benar, banyak perbedaan pendapat dalam 
bal pernikahan laki-laki Muslim dengan wanita Aliiul Kitab. Tetapi,, 
tidak ada perbedaan dalam soal haramnya Muslimah menikah de- 
ngan laki-laki non- Muslim. 

Walhasil, persoalan tmtnttr legat draf t KU I sebenarnya soal 
simptomatis, dari sebuah gunung es yang sudah berurai berakar di 
tengah sebagian cendekiawan Muslim. Kebanggaan memeluk dan 
mengimani paham gender, pluralisme, demokrasi, dan hak asasi 
manusia, menjadikan mereka minder dengan khazanah keilmuan 
Islam dan merasa rendah diri berhadapan dengan peradaban Barat. 
Ini bisa terjadi karena kebodohan dan sikap Apriori, kekeliruan infor- 
masi dan pendidikan, atau besarnya kucuran dana untuk proyek 
semacam penguatkuasaan gender dan pluralisme agama. 

Sejumlah pasal kontroversial dalam caimtcr h*$fti draft KHI r juga 
sejalan dengan apa yang dibahas oleh para pembaru hukum islam, 
seperti Nasr Hamid Abu Zayd. Dan ini lebih merupakan aspek 
mental, cara berpikir, dan metodologi penafsiran msh f yang ujung- 
nya juga lidak lepas dari invasi dan hegemoni pemikiran Barat 
dalam studi Islam, 

Karena itu, Dr. Syamsuddin Arif dalam artikelnya di Harian 
Rrpublikii (3(1 September 2004), y«ing berjudul "Kiwh Intsli'khtiil Nntr 
Htvnitl Abu Znifd" menulis, 

'Terus- tera n g saya tidak begitu tertarik oleh teori dan ide-ide- 
nya mengenai analisis wacana, kritik teks, apalagi hermeneuti- 
ka. Sebabnya, sava melihat apa yang dia lontarkan kebanyakan 
- untuk tidak mengatakan seluruhnya -a d alah gagasan-gagasan 
nyeleneh yang diimpor dari tradisi pemikiran dan pengalaman 
intelektual masyarakat Barat.... Orang macam Abu Zayd ini 
cukup banyak. Ia jatuh ke dalam lubang rasionalisme yang 
digalinya sendiri. Ia seperti istri Aladdin, menukar lampu lama 
dengan lampu baru yang dijajakan oleh si tukang sihir." 

Wtilhihu alun. 



♦ ♦♦ 



14. 

Invasi Barat dalam Pemikiran 
Islam (3): 

Pluralisme Agama 



'\ PcwyrtUuihiu kttum ftrr>f t vi *,y;vm i/my dialami Ifan**K\U7£, }ohu Hwk. iitnii 
IV. C &nith t hui>i\n\h\ ditvUm Ih'gitu >r?/j oh*h *?ktt$hm knlaw^an \\u*i\\n u/ih< 
t?n'th'ni}i;i iliui manfMVflifl}} \wluitu Pluralhnw A$iwu\. tth^kiputt tuna* tuntgtv- 



Pluralisme agama Iwtigiou* ylumtbui) adalah sebuah patmirn 
(isme) tentang "pluralitas". Paham, bagaimana melihal ke- 
ragaman dalam agama-agama; mengapa dan bagaimana 
memandang agama-agama, yang begitu banyak dan beragam. Apa- 
kah hanya ada satu agama yang benar alau ^emua agama benar. 
Meskipun istilah mi lahir dan dikembangkan di Barai, tetapi istilah 
ini mulanya tidak dikenal dalam teologi resmi Gereja. Sebagaimana 
istilah sekularisme, yang semula tidak dikenal bahkan dimusuhi 
oleh kaum Kristen, kemudian diterima dan dicarikan legitimasinya 
dalam Bible/ 

Definisi John f lick dalam Thv Encyciopt'din of Ri'lighn: 

"Secara filusutis. intilah (pluralisme) itu merujuk pada teori ter~ 
tentu tenlang hubungan antara tradisi-tradisi ini, dengan ma- 



1 Dalam hukunvd Ih,- iwufar City* (Nt?vt h Yurk: Thtf MacmilKin Ompany, IW»7J, I [.uiev 
Co\ rrum'nipiitLjn bab pertama berjudul " Tlw Bibhoil $t?(trft< dj ^iW.htnzjiiiCn'* y^^fi diawali 



334 Waiah Peradaban Barai 



sing-masing klaim mereka yang berbeda dan saling merasa 
lebih unggul. Ini merupakan teori d miana agama-agama besar 
dunia, meletakkan konsepsi dan persepsi vang beragam, berikut 
respons- responsnya, terhadap realitas ketuhanan yang miste- 
rius dan paripurna.- Pluralisme yang eksplisit menerima posisi 
yang lebih radikal dari yang diambil oleh inklusivisme: pan- 
dangan bahwa iman-iman besar dunia mewujudkan persepsi 
dan konsepsi yang berbcda r dan bersamaan dengan itu respun 
yang berbeda, terhadap "Sang Wujud" {ih? Rtwl) atau "Sang 
Paripurna" (the LlUUunle), dan di dalam masing-masing keya- 
kinan itu secara independen terjadi transformasi keberadaan 
manusia, dan pemusatan pada diri menuju pemusatan pada 
kenyataan. Maka tradisi-tradisi agama besar akan dianggap 
sebagai "ruang" so t m (tfagicat alternatif di mana di dalamnya — 
atau "jalan-jalan'* di mana— kaum lelaki dan perempuan dapat 
menemukan keselamatan, kemerdekaan, dan kebahagiaan/'-' 

Intinya, John H ic k—salah satu tokoh utama paham religimu* 
phirnlism— rmsngajukan gagasan pluralisme sebagai pengembangan 
dari inklusivisrne. Bahwa, agama adalah jalan yang berbeda-beda 
menuju pada keparipuniaan [the UI timah*) yang sama. Ia mengutip 
Runit yang menyatakan, "Lampu-lampunya berbeda namun cahaya- 
nya sama; ia datang dari atas." Menurut I tick, "Sang Wujud" yang 
merupakan "tujuan akhir dan pandangan beragama", merupakan 
konsep universal. Di Barat, kadang digunakan istilah "ultimah' 
riffllihj"; dalam istilah Sansekerta dikenal dengan "sat"; dalam Islam 
dikenal isi i la h "al-hacj".' 



1 fnhti 1 1 k k, dabm Mirrr.1 Fliml* 1 \%\it* Tur £>f:& 'fofa'dui $t Hi'iifciflV (Nrw Yflrk Mth-MtiLw 
Pi/bhfhmf Cr.mjstnv 19S71, VuL 12. hlm 331 

- Tki- Fiuyj h(\\iuui Rrirgwti V t jl 12. hlm 331 Tinjauan kritis kuhadap kuliari Inim 1 Ikk 
ini diberikan oIl'Ii Dr, Ams Malik Tiiha. dkVSL 1 !! "Comparaliyfr Jlrln^ioii" di InltTiia I tunai Islam ic 
I m* l'mIv Malavwa 

la tnl u J Jin a I -Rum i, \ zn£ ht h rkaba dalam salah satu bait dan -*va imya van^ iIlKjIls Jala_m 
-1 1 \fi;. l ''- i !rrn i i--nii-iiurut k k r|i-iii.ihkiii R, A Nirhnlsi m ya n t* jupa d h "ujukuMi l tu k** tkfhgHl JSJlflf 
il}f?rrv'tf ifhr>tt$f;* tisc /rTWj 1 l\it± iH'Wu.r \i:frnr)\ i /' (Cahava hdakiah ht'rboda nu^kipun lampuma 
hrfftrfto]. 1 kemudian bait ini diadapt <)k*h 1 hek secara b^ba.s danoiit 1 fti^ita! menjadi, 'Ti.v 
htuijfi t\rr itifferrnt bui ttic Li£lil i< iiu* >tf .'.'!*•' llamjut adaiah berl.HfcJa-K\la< Lipi Lahava k'tap 
r*amal untuk, menegaskan hipotesisnya, dan dijadikan salah sa lu slogan untuk mcn^auali 
*.iliih sotit fa sal vang seiaraUi usus memben langka n teori pluralisme dtihm bukunya A n lutcr- 
yrritiiwr of [Migiim Bt^itu fu^a ia mend a palakan penggalan ayal dalam salah satu kitab suri 
I1u\dii rHiLi^B\ad Gila vanc; berbtim i, 'IVfoihT'if'i p^ih MfVi Choo±e js War /Jalan apapun ynnj; 



Para penganut paham pluralisme di Indonesia, kemudian 
menyumbangkannya dalam bahasa-bahasa yang Lebih sederhana, 
menarik, dan provokatif- Seolah-olah, Pluralisme agama adalah ke- 
harusan, yang wajib dipeluk oleh setiap pemeluk agama, meng- 
gantikan paham lama (eksklusivisme) Siapa yang tidak menganut 
paham mi bisa dicap sebagai anti-pluralitas dan anti toleransi. Lebih 
j a lili, dipropagandakan bahwa semua agama adalah jalan menuju 
keselamatan, Tidak ^dc\ satu agama pun yang berhak mengklaim 
sebagai satu-satunya yang benar dan satu-satunva jalan keselamat- 
an. Konon, menurut mereka, klaim kebenaran pada satu agama 
merupakan sumbor konflik antar umat beragama.* 

Sebuah jurnal keagamaan mencatat, 

"Perbedaan 'jalan' maupun cara dalam praktik ritual tidaklah 
menjadi sebab ditolak alau tercelanya seseorang melakukan 
'penghormatan' total kepada apa yang diyakini, Perbedaan 
jalan dan cara merupakan kekayaan bahasa Tuhan yang 
memang tidak lusa secara pasti dipahami oleh bahasa-bahasa 
manusia,... Memperhatikan hal mi, maka tidak perlu Ligi mem- 
persoalkan mengapa antara orang Islam, Kristen, Hindu, Budha 
dan lain sebagainya tampaknya 'berbeda' dalam 'mencapai' 
Tuhan. Perbedaan ritual hanyalah perbedaan lahiriah yang bisa 
ditangkap oleh kasa t mata, sedangkan hakikat ritual adalah 
'penghormatan' atas apa yang dianggap suci, luhur, agung, dan 
sebagainya. Ritual-ritual hanyalah simbol manusia beragama 
karena mengikuti rangkaian sistematika tadi." 



dipilih manusia adalah mllik-Ku), ynn^ kemudian ia an^k*il moii|adi judul *alahtfiCu mil kalah- 
nya (jliljl^gap mungkin bisa nlc nv^kort* hiiNftiv^iSrtyfl ;m ( l J i T ri](l^snn ini d ikuti r Jfld artiku I 
Dr. Arus Malik Tnka. "Mmtt^i TjWlv CtehrtT di \1nja3ah UUmuu rdi^i 4 Inliuii 2(J(M) 

J hka diciM-mali, pluralisme ae/ima juga dilandasi asumsi hnlina a^arna adnia-h vitah *ilu 
sumber Lttnilik, alau setidaknya memberikan legitimasi li^rkftiap bk*tbdft*t1 konflik sosial, >l h - 
hiri^a keyakinan pemalu kina lerhadap ttiH?4Hwr«n mutLik gamanya perlu d infusi r *>lau 
dibuang EWjiujsnn (147^1, mcnralat: rr i i'?"i/ mnfor ft'/i£wjjf t*&ihtim rm.*/m7i? U> fUztjfi&ftwte K tr 

Sebagian lain menyimpulkan, hahw? a^ama-a^ama memberikan ajaran dan contcih- 
rcnloh yamjg melt'phmaM pembunuhan Datam IradiM Ydhud-i. Kristen, dan Main La la meryka, 
tuhan membunuh masyarakal, dan memerintahkan masvaraknl untuk melakukan hal vanj; 
sjiiia f Lihai, Ltster R. Kurtz. C*h/> irt Uw GiM V'[%Y, ( Rumsand Dste; PiHO Forgo Prw, 1 W), 
hlm. 2l5-2Lf>j. 



Jurnal itu juga mengutip ung kapan seorang dosen sfurti agama: 

"Perbedaan yang dimiliki oleh masing-masing agama pada 
dasarnya bersifat instrumental. Sementara di balik perbedaan 
itu, terkandung pesan dasar yang sama yakni, ketuhanan dnn 
kemanusiaan, yang memungkinkan masing-masing agama da- 
pat melakukan perjumpaan sejati-"* 

Ada yang berkampanye bahwa "Pluralisme agama" adalah 
paham yang tidak boleh ditinggalkan dan wajib diikuti oleh semua 
umat beragama- Berbagai organisasi dan tokoh a pama aktif mem- 
bentuk semacam "awtov o/ irUgiou* plural i$m'\ Salah satu sebabnya, 
program ini memang mudah menyerap dana besai dari para dona- 
tur Barat ("laku dijual"). Seorang aktivis Muhammadiyah menulis 
di media massa, 

"Karena itu, mari kita memproklamasikan kembali bahwa 
pluralisme agama sudah menjadi hukum Tuhan (sunnatullah) 
vang tidak mungkin berubah. Dan, karena itu, mustahil pula 
kita melawan dan menghindari. Sebagai Muslim, kita tidak 
punya jalan lain kecuali bersikap positif dan optimistis dalam 
menerima pluralisme agama sebadai hukum Tuhan. " r] 

N'urcholish Madjid menulis: "Jadi pluralisme sesungguhnya 
adalah sebuah Aturan Tuhan (S minat Allah, "Sunnatutlah") yang 
tidak akan berubah, sehingga juga tidak mungkin dilawan atau di* 
ingkari/' 7 

Pluralisme juga menjadi saiah satu program pokok gerakan 
liberalisasi Islam di Indonesia- 

Berikut ini kutipan agak panjang dari seorang propagandis 
paham Pluralisme Agama \ang disebarkan melaku berbagai media 
massa di Indonesia, 

'Adakah dasar teologis yang diperlukan untuk suat u basis ke- 
ruku nan hidup beragama? Pertanyaan ini penting, karena 



* htm.il 74.W7K eUUi 2. ty'i l. Juli 2im. fiim S2-83, kailan Pu^t 5ti**i A^inu d. -m 
iVrjtddlMii (PSAP) Muhanim^dis «ih dan Th/ /Uni FptinJttffln 

7 Nun:kih>h M<h1h*L htom Odztnil tftin FrrVifr*W<i> I Jakarta rjramaaina, 15951, h \\\\ \i 
*Givk BarU>n F dieram hlom USrralmlt tiuiat\r*kr (IjLiriJ Rariiruidirut, tW?). 



selama ini teologi dianggap sebagai ilmu dogmatis yang karena 
menyangkut masalah akidah (baca: kebenaran), tidaklah perin 
dibicarakan—apalagi dicarikan titik temunya. Sehingga terkesan- 
lah teologi sebagai ilmu yang tertutup, dan menghasilkan 
masyarakat beragama yang tertutup. Padahal iklim masyarakat 
global dan pascamodern dewasa ini bersifat terbuka dan 
pluralistis. Teologi Eksklusif atau Teologi Pluralis? Memang, 
dalam sejarah telah lama berkembang doktrin mengenai eks- 
kl usi vi tas agama sendiri; Bahwa agama sayalah yang paling 
benar, agama lain sesat dan menyesalkan. Pandangan semacam 
ini ma^ih sangat kental, bahkan sampai sekarang, seperti ter- 
muat dalam buku-buku polemis maupun ilmiah." 

Rumusan dari Aji ih Fernando, teolog kontemporer, masih me- 
narik untuk diungkapkan di sini. Katanya* "Ollwr religiou* mr /S?/sr' 
}hith>, tlmt miftftid their foUoiwr^ (Agama lain adalah jalan yang sesat, 
dan menvesatkan pengikutnya). Ungkapan Ajith Fernando yang 
dibahas dalam bukunya The Chrislian/s A tt itu d e toward World 
Religions ( 1987) j m memang sangat keras dan langsung tergambar 
ckskkish' i tasnya Dan yang menjadikan kita kagel adalah kitab suci 
ternyata dianggapnya membenarkan hal tersebut. Avat vang sering 
dikutip dari Alkitab, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak 
ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui 
Aku" (Yohanes 14: 6), atau "Dan keselamatan tidak ada di dalam 
siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini 
tidak ada nama lain yang dibonkan kepada manusia yang olehnya 
kita dapat diselamatkan" (Kisah Para Rasul 4:12), Pandangan eks- 
klusif memang bisa dilegitimasikan lewat kitab suci. 

Tetapi itu bukan satu-satunva kemungkinan. Sejak Konsili Vati- 
kan II, sudah jelaslah bahwa pandangan Gereja menjadi sangat 
terbuka ke arah adanya kebenaran dan keselamatan dalam agama- 
agama non-Krishani. Kari Rahner, teolog besar yang menafsirkan 
k onsili Vatikan II, merumuskan teologi inklusifnya kira-kira dengan 
mengatakan, "Otlh'r roligioiis nn 4 implicit foniL< of our ffltm nHigion" 
(agama lain adalah bentuk-bentuk implisit dari agama kita).... Kalau 
batasnya adalah Konsili Vatikan ll r maka baru sejak 1963-1965 lah 
secara resmi ada usaha-usaha global untuk memulai perkembangan 



teologi ke arah yang inklusif. Dan baru belakangan ini saja berkem- 
bang teologi yang lebih pluralis- yang lebih menekankan lebih luas 
sisi yang disebut paralelisme dalam agama-agama— yang dapat lebih 
digali lewat kajian teologi agama-agama. 

Teologi pluralis melihat agama-agama lain sebanding dengan 
agama-agama sendiri, sebagai dalam rumusan: Otlwr ivligiau* arr 
i'ijutilhj vtilid iih}\j> to ttw <muc trutfi (John Hick); Othci ivligivus $f.*eftktif 
tUfjfrrmthut vtfitnlh/ wliti t m t h* (John B. Cobb J r); Each n'titfhm cw/wssvs 
mi iinportnnt pari oftlw Jntth (Raimtindo Panikkar);alau setiap agama 
sebenarnya mengekspresikan adanya "T/rr Oiwin Hw unwif" (Sevved 
Hossein Nasr). Di sini jelas teologi pluralis menolak paham 
eksklusivisme, sebab dalam eksklusivisme i lu ada kecenderungan 
opresitV 

Konsili Vatikan M 

Para penganjur pluralisme agama di Indonesia, biasanya meng- 
kal Ikan perlunya memeluk paham keagamaan i Lu dengan Konsili 
Vatikan II (1962~l%5) Konsili paling besar yang digelar dalam se- 
jarah Kristen itu memang mencatat berbagai perubahan penting da- 
lam konsep teologi Kristen dan sikap Vatikan terhadap Kristen noiv 
Katolik dan agama-agama lain, Tetapi, Konsili itu sama sekali bukan 
mendeklarasikan pluralisme agama. TIu* Encyciopcdin of Rdigion 
mencatat, 

"Teologi dewan tersebut waktu itu, merupakan sebuah teologi 
l W risi si.-, karena lembaga tersebut tetap bersita t terlalu neo^cho- 
ta>tic dalam cara-cara kunonya membela diri dan upaya-upaya 
teologis modem dan juga terlalu takut d,u\ tidak cukup kreatit 
dalam menjawab pertanvaan-perhnnyaan yang melibatkan teo- 
logi modern/'"' 

Ada kemajuan cukup besar dalam memandang agama lain da- 
lam Konsili. Terhadap Islam, misalnya, disebutkan, "Gereja meman- 
dang orang-orang Muslim dengan sikap hormat. Mereka menyem- 



Di ku U p Jari w w w, islami J b aim, 13 fanuari 2002, dari sebuah artikel berjudul "Memudar- 
rijtf Kerukmu* n Hidup Beragama A^orrui-u^unm H urus dctfftal&ft* 

l[1 Mjrcpri Eliiidf tyd) t Titr Em'iiifajkHlifi rfRt'hgion. Vpl 15, bini 2SJ3 



bah Allah Maha Esa yang hidup dan ada, Maha rahim dan Maha- 
kuasa, Pencipta langit dan buni L.." 11 Na mim, pada sisi lain, Konsili 
juga tetap bertahan pada kebenaran ekskltisil teologi Gereja Katolik, 
dengan menyerukan dijalankannya mw Knsten kepada seluruh ma- 
nusia. Dalam "Dravi 1 ou tlic Mi$$ionnnf Activity of r/j- J Clrurch", 
disebutkan bahwa "Gereja telah dikirim oleh Langit bagi semua 
bangsa dan ia akan menjadi 'sakramen keselamatan universal'". 
Bahwa Gereja harus melakukan kerja keras "uni tik mensyiarkan 
gj&sfji'l ktipadd semua manusia ", [J 

Saat berpidato menyongsong Yubileum Agung Tahun 2000, 
Paus Yohanes Paul uh II pun merisaukan pertambahan umat manusia 
vang lidak mengenal Kristus dan menyerukan agar Gereja meng- 
abdikan seluruh tenaga untuk penginjilan baru. Kata Paus, 

"Jumlah mereka yang tidak mengenal Kristus dan tidak menja- 
di anggota Gereja terus-menerus bertambah. Sungguh, sejak 
akhir Konsili (Vatikan II) jumlahnya hampir dua kali lipat. Gila 
kita memperhatikan bagian umat manusia yang besar ini yang 
dicintai Bapa dan kepada mereka Bapa mengutus Putra-Nya, 
mendesaknya tugas perutusan Gereja jelas sekali.... Di hadapan 
Gereja, Allah membuka cakrawala kemanusiaan vang lebih siap 
untuk penaburan Injil. Saya merasa bahwa saatnya sudah tiba, 
yaitu saat untuk mengabdikan seluruh tenaga Gereja untuk 
penginjilan baru dan untuk perutusan kepada bangsa-bangsa 
{iid tft'tth'ii). Tak ada satu pun orang vang beriman akan Kristus, 
tidak satu pun lembaga Gereja dapat menghindari tugas luhur 
ini: memaklumkan Kristus kepada semua bangsa (RM no 3)." 1 * 



31 lvk> JtkuLip dari buku Kansrh-ta>a&ih Gcrcp, karya Wrmnn P Tamu-r [Yo^yaknrh 
Kanisius. JZURj, htm 1^1 U'ks<J.iUiTTU\tKi higgrib; "Lfyw ih? MWn'Tr laa, fhe Outtrll fooi* 7riUi 

^IlhDirgh fii Ow rt?frv ■/ Uir ceiiturw mani} ijumrivis aiui )K&ti{htf hi.viuwr brtuWH Clm>Utti** 

nud Mo&Imia, tfu* w&<t ^ni/ Surai tir$tv alk tv fcijrt tlw p\>l fi'uf t y tfrt^* rf/jtiw/y /t'r ituitwii 
itHttcrstnittthiit O/i l*chtilt vf iiit mmiksml) Iri (At'rti "iiPtj i&irtni&rt ctntic &f$ttfi 1 pirur}nt$ nr«f fb^ntift 
soi'tfl wftMY "tiW jtl/liCS, yttUW uad ftvnlom " iW,iHt»r M Abboil [gi'U.i'd j, Ttif OfflL-i/»ni*Mf< of 
tiltaft/' It, 4 America Frvs>, 1^66 L Wui W). 

U W.iltcT M AlibuM (£t«tt.Hl Jh 7V DttiiMtvife pj Vatu'Ait I i h I m. 5S3 

11 l ih.nl buku "Btratta tifugitn fkth Yang tWtiglhtUipkirn Ytibft&rm A$tM$ Wilw 2lW\ 
l^gyak.irM K.ini^ius, IW8L him 9 Ml 



tvfcmbfica berbagai pernyataan dan tekad Gereja di atas, nyala- 
lah bahwa meng kaitkan paham ''Pluralisme agama "dengan "Konsili 
Vatikan II" sebenarnya tidak relevan. Perubahan sikap Gereja dalam 
konsili Vatikan II perin dilihal dalam konteks problema teologis dan 
sejarah Kristen dalam menghadapi dinamika masyarakat Barai 
Trauma psikologis yang mendalam masyarakat Barat terhadap per- 
lakuan Gereja saat memegang kekuasaan politik sangat mendalam. 
Kondisi inilah yang mempengaruhi corak keputusan dalam Konsili 
Vatikan II." 

Sikap Vatikan terhadap Yahudi mengalami perkembangan yang 
menarik. Selama ratusan tahun. Kristen sangat represi! terhadap 
Yahudi, karena memandang Yahudi sebagai yang bertanggung 
jawab terhadap terbunuhnya Yesus - Menyusul berdirinya negara 
Israel, 1 i Mei 1948, Harian Vatikan, L'Ottfrlktton' Romtvw, menulis, 

"Zionisme bukan perwujudan Israel sebagaimana yang dijelas- 
kan di dalam Bibi e- Zionisme merupakan fenomena kontempo- 
rer vang berusaha mendirikan negara modern (Israel J, vang 
secara filosofis maupun politis sekuler. Tanah Suci dan Tempat- 
tempat Suci sebagaimana mereka sesungguhnya, membentuk 
bagian dan bagian dari Chn^teudom " 

Tetapi, setelah Israel menang Perang tahun 1%7, Vatikan meng- 
ubah pendiriannya, dengan lebih bersikap pragmatis, Munsignor 
Miirphv menjelaskan sikap baru Vatikan itu, "Tahta Suci mengakui 
keberadaan Faktual Israel, haknva untuk berdiri, haknya untuk meng- 
amankan perbatasan-perbatasan ny a dan hak-haknya yang lain yang 
dimiliki sebagai bangsa yang berdaulat." 11 * 

Berbeda dengan Konsili Vatikan 11 yang tetap mempertahankan 
teologi Knsten 'tertentu'-^dan menyerukan mi.si Kristen ke seluruh 
dunia— paham 'pluralisme agama' berupaya membentuk satu 'teolo- 
gi baru' yang berbeda dengan teologi agama-agama yang ?\&a< 
Biasanya mereka sebui semacam teologi agama universal'. Karena 



1-1 5qarah kupu lusin "Thr LK'itiiratt&it&n tfo- Rt'tuUwtblity j/the Churcfc tauun Clmdhtn Rrfi- 
y/p'i^"dirnnLii kolikti Pnii** Ynhflivjji XX 1 1 T murmu la Kuji>iii membupt staliTiien LctttiiriK Yahudi 
(!,*Iw|. IVjIIlt M Uihoit l*.«i ulI l H,v ftiriWH'**/ tofcWj V. Kini n:* I 

'^Kt'itC pJis. r/v ViTf.viiii Isltim omi tiw A\iiidlt* Ensi. (Sy^OW SyfAi'iiv Unir^rsjh Pivss. 
l9S7>.h!ra E 27 



ilu tidak berlebihan jika dikatakan, pluralisme agama sebenarnya 
merupakan "jenis agama bani", yang menciptakan "kitab suci" dan 
"nabi"-nya sendiri. 

Dalam m lipannya berjudul Thratogy atui the \Nortds ReHgfotts 
Hi>ton/ f pendiri pusat kajian Islam di McGill Univeisity WUircd 
CanUvell Smith mengaku dirinya merupakan pendukung gagasan 
"a universal theology "f religion". Menurut dia, "Visi tersebut 
dibawa oleh sekelompok minoritas Kristen; kami mungkin sebuah 
minoritas kecil lapi sesuatu yang terus tumbuh " Ide itu diakuinya 
merupakan ide baru yang radikal yang dapat ditelusuri dari sejarah 
ke-Kristcnan fase-fase awal. Lennard Swidler menjelaskan, yang 
dimaksud dengan "n universal thcotogi/ of rrli^ion" adalah gagasan 
sistematis dan rasional tentang keyakinan terhadap agama atau 
ideologi yang dipegang oleh umat manusia. Universal thcology 
menunjuk pada semua jenis pandangan agama atau ideologi yang 
mencoba menjelaskan makna kehidupan dan bagaimana hidup 
sesuai dengan pandangannya ihi— apakah ilu menyebut Tuhan' 
atau tidak. Apa yang menjadikannya universal adalah bahwa kate- 
gori-kategori refleksi tersebut adalah sesuatu vangdapatdimengerti 
dan dipeluk oleh semua orang pemeluk agama atau ideologi, yang 
memiliki berbagai "nacred kook<" apakah Bible, Qur'an, Veda, atau 
Das Kapital. 1 * 

Adalah menarik menelusuri, mengapa paham Pluralisme 
agama kemudian dikembangkan secara besar-besaran oleh Barat, 
baik di negara-negara Barat maupun di negara-negara Muslim. 
Banvak dana dikucurkan kepada organisasi Islam dan LSM -LSM 
vang mengimani dan bersedia meng kampanyekan paham ini di 
Indonesia. Tulisan ini akan membahas secara singkat problem teo- 
logis Kristen yang telah menimbulkan efek traumatis yang men- 
dalam di Barat. Kontroversi teologis Kristen vang tak kunjung habis 
dan trauma historis masyarakat Barat terhadap kekejaman Gereja di 



]$8?), h|m ]V t M*52 JmLin^LinMT dan Uf.irhi*taLan&gii£j'»n utirrrr^ji titfdagy ofr/ilgiatf 
flinu "£Ut}\i! th^itt^u" t^itifii'Mk ti'bth utuhhiAtt \\Uttn-d Ottittitll ^tiuth TriwantsA World Thecv 
Inj^y Fail h n mi r h? i'ompanlivr I h*,!i>rv u f RHi^inn i London iinJ Bd*\tt$ttcU. The Macmjlfoti 
PfrtJ. WJj ktinscp ^nnlh uiiLih \ an^ di.ikui jtthn \ Nik Ivrprnjjiimii terhadap dirinya dalam 



ahad pertengahan bisa dikatakan memberi pengaruh besar terhadap 
Upaya sebagian pemikir Bani l dan teolog Kristen untuk mengajukan 
pemikiran pluralisme agama-salu pemikiran vang membongkar 
dasar-dasar teologi Kristen sendiri. 

Perjalanan intelektual tokoh pluralisme agama John 1 hek, me- 
nunjukkan, dengan paham ini ia telah melakukan penghancuran 
dasar-dasar teologi Kristen. John HLck, seorang profesor teologi 
Kristen, melakukan hal itu melalu] bukunya Ttw Mtjth o/God Incar- 
imh> (1^77). Buku ini memuat tiga Lema utama: (i) Yesus tidak pernah 
mengajarkan bahwa dia adalah "inkarnasi Tuhan", (2) Adalah mus- 
tahil melacak perkembangan doktrin inkarnasi dalam Bible vang 
yang sebenarnya dirumuskan dalam Konsili Nicea dan Chakedon. 
(3) Bahasa yang digunakan Bible dalam soal 'inkarnasi ketuhanan' 
adalah bersifat metaforis, bukan H tera L Buku Hick memunculkan 
kehebohan besar di kalangan kaum Kristen. Berminggu- m inggu 
media massa keagamaan mendikusikan masalah ini. ] Iick memang 
melakukan kritik tajam l e rh ada p doktrin trinitas. Ia menyatakan, 
bahwa doktrin Trinitas bukanlah bagian dan ajaran Yesus tentang 
Tuhan Yesus sendiri, kalanya, mengajarkan Tuhan d a La m persepsi 
monoteis tik Yahudi ketika itn, ir 

Kisah intelektual fohn 1 lick seyogyanya dikaji secara cermat, 
sebelum kaum Muslim memeluk dan menyebarkan paham pluralis- 
me agama. Sebab, Islam sama sekali tidak mengalami problema teo- 
logis vang rumit seperti halnya Kristen. Islam juga udak mengalami 
problema sejarah yang sama dengan sejarah Kristen, sehingga kaum 
Muslim secara kolektif tidak mengalami kondisi Iraumatis ketika 
berbicara tentang agama Kecuali, tentu sebagian kalangan yang 
melihat Islam, dengan kacamata kaum Kristen- Bara t -sekuler me- 
mandang agama mereka. Sebagaimana dipaparkan pada bab ten- 
tang sejarah mengapa Barai menjadi sekuler- 1 i bera k bahwa Teologi 
Kristen memang mengalami masalah yang serius tentang mayalah 
yang .sangat mendasar— yaitu masalah Ketuhanan Yesus- sehingga 
memungkinkan kalangan teolog pluralis dengan mudah melepas 
keyakinan akan konsepsi teologi dasar mereka, sebagaimana yang 



1" Adnaii A^Lij^ Ar/i^rtH* Pluralmu m Cknuhtw titni fcJamrt Phdostyty W Thoiigltt of john 
h\ i amiSnrmzi Hcwin M h r fKlchmtind Suri* v Oir/on Prr*s, 1W8J. hlm. Ifl, Ififl-JSI 



dilakukan teolog semacam John Hit k. 

Sebagaimana dikatakan Dr. C. Gruenen Ofm, seorang teolog 
Belanda ba hwa "seluruh permasalahan kristologi di dunia Barat 
berasal dari kenyataan bahwa di dunia Barat, Tuhan menjadi satu 
problem"* Seteluh membahas perkembangan pemikiran tentang Ye- 
si(s Kristus (Kristologi) dari para pemikir dan teolog Kristen y#ne 
berpengaruh, La sampai pada kesimpulan, bahwa ke kaca u a n para 
pemikir Kristen di d n n ia Barat hanya mencerminkan kesimpang- 
siuran kultural di Barat. "Kesimpang siuran lhi merupakan akibat 
sejarah kebudayaan dunia Barat/" tulis Groenem IS 

Dirumuskan den^un t'ofing 

Jadi, dalam sejarah Barat, konsep tentang Tuhan memang ber- 
masalah. Mereka tidak pernah berhenti berdebat dan berdiskusi 
tentang siapa Tuhan (Yesus) sebenarnya? Masalah u ta nian ya adalah, 
bahwa doktrin teologi Kristen tidak tersusun di masa Yesus, tetapi 
beratus tahun sesudahnya, vakni pada tahun 325 dalam Konsili 
Nlicea, Adalah Kaisar Kunstantin yctfig memelopori Konsili Nhcea, 
yang menyatukan atau memilih teologi resmi Gereja. Sejak Konsili 
Nicea, problem serius dan kontroversial memang masalah 'ketuhan- 
an Yesus'. Bagaimana menjelaskan kepada akal yang sehat, bahwa 
Yesus adalah Tuhan' dan sekaligus 'manusia', Tentang konsep ke- 
tuhanan Yesus, buku TIu* MrWimw h'gfity mencatat, bahwa Knsten 
yang dikenal saat ini bukan berasal dari zaman Yesus, tetaj^i dari 
Konsili NJicea, yang dicapai melalui voting (pemungutan suara)-" 

jika kaum Muslim tidak pernah menghadapi problema soal 
"syahadat", maka |ustru dalam Kristen, soal "svahadat" menjadi per- 
bincangan dan kontroversi hebat- Konsili Efesus, tahun 431, mela- 
rang perubahan apa pun pada 'Syahadat Nicea', dengan ancaman 
kutukan Gereja (iVintht'nm). Namun, Konsili Chalsedon, tahun 451, 
mengubah 'Syahadat Nicca 1 - Ku h ikan terhadap Arius dihapuskan. 
X askah syahadat Konsili Chalsedon berasal dari konsili lokal di 
Konstantinopel tahun 3SL Sebab, naskah edisi tahun 325 dianggap 



^ rh?Mc$$kint% Lipiti/, lilm-4rt 



sudah tidak memadai untuk berhadapan dengan situasi bani- Bah- 
kan, pada Konsili Tolodo III di Spanyol tahun 589, Gereja Barat me- 
lakukan tambahan f rasa "dan Putra" (FLliocjue), pada penggal kali- 
mat "dan akan Roh Kudus.... yang beraga l dari Bapa". Penambahan 
itu dimaksudkan untuk menekankan kedah ian dan kesetaraan anta- 
ra Putra dengan Bapa. Paus, yang mulanya menolak penambahan 
itu, akhirnya menerima dan mendukungnya- Namun, Gereja Timur 
menolak, karena melanggar Kunsili Efcsus. Penambahan ini kemu- 
dian menjadi penyebab utama terjadinya skism a— perpecahan— 
antara dua Gereja (Barat dan TimurJ pada abad ke-11.* 1 

Kondisi teologis memacam itu tidak dijumpai dalam Islam. 
Bahkan, kelomppk Sytah pun tidak berbeda pendapat soal konsep 
Keesaan Allah dan Kenabian Muhammad saw\. Sejak masa Nabi 
Muhammad saw., kaum Muslim sudah mewarisi konsep teologi dan 
n tua I agama Islam dengan sempurna. Bahkan, nama agama ini pun 
sudah diberikan oleh Allah swt v melaini Al-Qur"an< Nama agama 
ini. bukan mengacu pada nama tempat atau nama orang, tetapi 
namanya adalah [siam— satu-satunya nama agama yang diberikan 
nleh Kitab Sucinya (Q5al-Maidah: 3). Kaum Muslim melakukan sha- 
lat, zakat, puasa, haji, adalah dengan contoh-contoh yang langsung 
dan jelas diberikan oleh Nabi Muhammad savv. y bukan dari penafsir 
an-penafsiran lak langsung, Bahkan, begitu banyak dua yang dicon- 
tohkan oleh Nabi (tm'Hur). 

Kaum Muslim juga tidak mengalami trauma historis sebagai- 
mana dialami Darat saat menghadapi hegemoni Gereja yang meme- 
gang doktrin eksklusivisme teologis. Dalam kondisi seperti ilu, bisa 
dipahami, jika Barat kemudian mengembangkan paham pluralisme 
agama- Sebab, tidaklah mungkin mempertahankan konsep teologi 
Trinitas vang disusun berdasarkan kesepakatan dalam satu Konsili. 
Sejarah pun membuktikan, konsep eksklusivisme Gereja begitu 
banyak memakan korban, sebab kaum beresi/ atau yang berbeda 
agama harus dibunuh. 

Konsep Islam tentang Nabi Isa 'Almhi* sahun pun sudah jelas 
sejak awal bahwa Isa a.s. adalah manusia, Rasul/ utusan Allah, dan 
sama sekali bukan Tuhan atau putra Tuhan. Bahkan, sejak awal, AI- 



20 Numwn V Tanmrr, Kw\ftli-fon<iU CH'ttyw. lilm 35-1 1 



346 Waiah Peradaban Barai 

Qur an Lelah mengkritik keras konsepsi teologis kaum Kristen 
tersebut. Penyebutan Isa a-s. sebagai 'anak Allah' disebut Al-Qur'an 
sebagai kesalahan serius (QS Maryam: 89-92, al-Maidah" 72-75). 

Penyebaran paham pluralisme agama di tengah masyarakat 
Muslim dapat dilihat sebagai bagian dan upaya Barat mengglobal- 
kan nilai-nilainya, dan meneguhkan hegemoninya, atau upaya 
kalangan misionaris Kristen untuk melemahkan ke vak i nan kaum 
Muslim Pluralisme—sebagaimana sekularisme— adalah sejenis "sen- 
jata pemusnah massal" terhadap keyakinan lundamenlal agama- 
agama. Kristen sudah mengalami hal itu. Ia lumpuh. Karena itu H 
meskipun pada Kongres Misionaris Internasional di Jerusalcm. 1928, 
menetapkan bahwa sekularisme "dipandang sebagai musuh besar 
Gereja dan pesan-pesannya " JI tetapi pada dekade-dekade berikut- 
nya ada banyak kalangan Kristen yang mempromosikan ''sekularis- 
mc" dalam menjalankan misinya kepada Muslim- Dalam soal pe- 
nyebaran pluralisme, Barat dan misionaris Krislen-Yahudi dapat 
memiliki titik temu misi untuk mencegah 'fanatisme' kaum Muslim 
dalam memegang kevakinan agamanya. 

Jika perbedaan konsepsi dan sejarah antara teologi Kristen de- 
ngan Islam benar-benar dikaji secara cermat, seyogyanva tidak perlu 
ada kalangan Muslim vang Ialah menyebarkan paham pluralisme 
agama. Dengan konsepsi teologinya, kaum MusJim terbukti tidak 
pernah memiLsnakan agama la m. Islam lahir dalam pluralitas dan 
mengajarkan untuk menerima yang plural. Biarlah Barat, dengan 
pengalaman traumatisnya terhadap konsep dan praktik keagamaan 
mereka, memeluk berbagai paham yang menghancurkan .sendi-sendi 
agamanya sendiri. Paham Pluralisme Agama sejatinya adalah se- 
buah agama baru, dengan konsep teologi baru. Pengamat paham ini 
bersikap "emoh agama" yang ada, meskipun secara termal masih 
bertahan dalam agama masing-masing. Karena itu, paham ini me- 
mang hakikatnya membunuh dan membubarkan agama-agama 
yang ada, 

Jika peradaban Barat kemudian mengembangkan dan memak- 
sakan paham ini agar dianut oleh pemeluk agama-agama yang ada, 



Mi&iAWyAnafVurntiiiiir^ 1980). lilin -i? 



Bagfan III: Ttjma Tema Invasr Pemikiran 347 

dapatlah dimaklumi. Sebab, peradaban Barai pada hakikatnya me- 
mang 'anti-agama', sebagaimana dikatakan Muhammad Asad (Leo- 
pold WeLss), 

"...jadi karakteristik Peradaban Barat modern, tidak bisa Aitvrima haik 
oleh Kristen maupun Ulam atau oleh agama-agama lain, karena pada 
ititiujfrt yrtitg terdalam ia bersifat kasotig-aganta (irrdigious)."- 

Karena itu, sungguh gulll dipahami dengan akal sehat, jika ba- 
nyak cendekiawan dari kalangan Muslim yang latah dan ikut-ikutan 
perilaku Barat dalam membunuh agama r mereka sendiri. Paham 
plura]i;*rne agama— yang mengakui kebenaran .semua agama—adalah 
paham yang jelas-jelas membunuh konsep teologi Islam. Sebab, Islam 
datang memang untuk meluruskan penyimpangan-penyimpangan 
yang dilakukan oleh pengikut agama sebelumnya dan agama lain. 
Karena itu, banyak ayat Al-Qur*an yang menyebutkan, bahwa kaum 
Yahudi dan Kristen telah menyelewengkan konsep kebenaran dan 
mengubah-ubah Kitab Suci mereka. Diutusnya Nabi Muhammad 
saw. adalah untuk meluruskan penyimpangan yang terjadi atas ajar- 
an Nabi Isa a.s. oleh kaum Kristen, seperti vang diputuskan dalam 
Konsili Nieea tersebut. Karena itu, balikan sejak masih di awal-awal 
turunnya Al-Qur\in di Makkah sudah ditegaskan maksud untuk 
meluruskan kekeliruan Kristen itu: 

"Kaltikiiru Diainh Ailttli Yttng Maha Esa. Aliah tempat meminta. Tidak 
Svrnnnk dan Tidak Diperanakkan, Pan tidak ada setaat \ t pun yang setara 
dengan DiaT (al-tkhlash: 1-4) 

Bahkan, Al Quran mengecam keras kepercayaan kaum Kristen 
itu; 

"Svsttnggtdmya telah kafirlah orang-orang yang berkata: sesungguhnya 
Allah ialah Al-Masih Piara Maryatn. Ihidahal Al-Masih sendiri berkata: 'hai 
Batu hrad t sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang 
mempersekutukan Allah, maka pasti Allah akan mengharamkan sotga baginya, 
dan tempat orang itu ialah di neraka. Tidaklali ada hagt orang-orang zalim itu 
seorang penolong punl Sesungguhnya kafirlah arang-arang yang mengatakati 



-- Muhammad Asad< Ijlnm ttf Vw Crj<zrMiJs t [K11.1L1 I umpur Thi Othtr Ptefc}, hlm. 2h- 
24 Fdisi p^TlPiiuk bukti mi dki'tak laliun 1^34 tylfrh Aratbl Publicjtums Delhi and Latuire. 



'bahwasanya Allah adalah salah satu dan yang tigd Padahal* sekala kait (idah 
ada Tahan selain Tahan Yang Esa. jika mereka tidak berhenti dan apa yang 
mereka ucapkan itu* pasti orang-orang kafir diamani mereka akan ditimpa 
siksntvi yang pedih. Maka mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan 
memohon ampun kepadaSyaf Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Pe- 
nyayang. Al-Masth Putra Maryain t* u hanyalah searang Rasul yang sesung- 
guhnya telah berlalu sebelumnya beberapa Rasul...? (ai-JVlaidah: 72-7 5 J 

Kadangkaia ada orang yang mencoba-enha berkhayal "menjadi 
Tuhan", menetapkan bahwa intisari semua agama adalah sama. 
Tuhan semua agama adalah sama saja, hanya namanya yang ber- 
beda-beda. Orang Islam menyebut Tuhannya dengan nama Allah, 
orang Kristen menyebut Tuhan Bapa atau Yesus Kristus, orang Barat 
menyebut God, orang Yahudi Yalnueh, dan sebagainya. Kata mereka, 
padahal, intinya dan maksudnya adalah sama saja. Begitu juga cara 
menyembah Tuhan itu hanya tekniknya saja' yang berbeda, tetapi 
hakikat dan tujuannya sama saja. 

Cara pandang semacam itu adalah tidak benar. Masalah Konsep 
Tuhan dan cara menyembah kepada Tuhan bukanlah hal yang 
"sepele". Dalam konsepsi AristciLle, Tuhan disebut sebagai unmo- 
ved mover", yaitu penggerak yang tidak bergerak. 'Tuhan' Aristofle 
adalah Tuhan' filsafat, Tuhan' vang ada dalam pikiran, karena ia 
harus ada secara logika sebagai penggerak alam semesta yang se- 
nantiasa berada dalam keadaan bergerak dan berubah. Karena itu. 
tidak ada calatan yang menunjukkan bahwa Aristotle menyembah 
Tuhan" yang d i konsepsi karinya. Tuhan' ArLstotle hanya La h u diri- 
nya sendiri, dan tidak paham apa yang ada di luar dirinya Kaum 
Epicureans, para penganut filsafat pnst-AristoHe, mempunyai knn- 
sep Tuhan yang mirip dengan Aristotle. Tuhan', kata mereka, asyik 
dengan dirinya sendiri, dan tidak ped uli dengan makhluknya, Karena 
itu, manusia tidak perlu berpikir dan peduli dengan Tuhan', Hidup 
manusia adalah untuk mengejar kesenangan semata-mata, tanpa pe- 
duli Tuhan atau agama, atau kehidupan setelah rreaU. 

Penyimpangan konsep Tuhan akan berakibat pada cara pandang 
dan cara beribadah kepada Tuhan- Karena itu, Al-Qur an meman- 
dang serius penyimpangan yang dilakukap kaum Nasrani dalam 
pemahaman konsep Tuhan mereka. 



Bagian III. Tema lema Invasi Pikiran 349 

"Hampir-lumiph htugit pecah Lnvmi itu dan bwni rvrlvlah, thinjfumiTtg 
hancur lebur. Knram uiacku mcmuUth Al* Rahman mcmputiyni tmuk" (Mar- 
yam; 90-91). 

fa di, kekalahan dalam perumusan kunsep Tuhan, bukanlah hal 
sepele, dan bukan merupakan hal yang dapat dikompromikan. 
Bagaimana mungkin, lalu muncul paham Pluralisme Agama, bah \va 
semua agama adalah jalan yang sah menuju Tuhan? Bahwa, orang 
Islam tidak boleh meyakini hanya Islam saja, satu-satunya agama 
vang diridhai Allah dan satu-sa lunya jalan kebenaran dan kesela- 
matan 7 Bukankah ini sangat naif? Untuk itu, lidak ada salahnya 
mendiskusikan kembali makna Islam, sebab paham Pluralisme 
Agam^, memang dimulai dan upaya dekonstruksi terhadap makna 
'agama' dan juga makna 'Islam' itu sendiri. 

Definisi Islam: antaru jl-Attas dan WC, Smiili 

Pada tanggal 1-2 Maret 2004, diadakan satu Seminar Nasional 
di Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) bertema- 
kan, "Prmikimn /s/ujp/ Mulinmmiidiynh: Rt'tpon* trrhittiiiy Fnwmma 
UlWftlijmi' klmii". Ketika itu penulis menyampaikan satu makalah 
berjudul Mendiskusikan kembali makna talam. WwA^ satu sisi— 
sebenarnya merupakan sesuatu yang memprihatinkan— bahwa lem- 
baga dakwah ls]am yang sangat terkenal terpaksa harus mendisku- 
sikan kembali hal yang sangat i u nd a mental, hal vang sudah \\l- 
wa'hiw muuni din hiri dhanny", sesuatu yang sangat jelas, sebagai- 
mana konsep tentang "kafir", konsep bahwa Al-Qur\m adalah la f 
zhiiii itw manau dari Allah", ke-ma'shum-an para nabi, haramnya 
khamr, zina, wajibnya shalat, haramnya muslimah menikah dengan 
laki-laki non-Mushm, dan sebagainya, Bagi Muslim, sudah jelas, 
bahwa seorang disebut Musi i m -dan diakui sebagai Muslim, sehing- 
ga mendapatkan hak-hak sebagai Muslim-- jika dia membaca dua 
kalimat syahadat d<M\ tidak melakukan ha b hal vang membatalkan 
syahadat. 

Makna "Islam" itu sendiri digambarkan oleh Nabi Muhammad 
saw, dalam berbagai sabda beliau. Imam al-Nawawi dalam kitab 
hadits-nva i/miy h w rk\ r ual r al-Arbn'in al-Nawawiyah, menyebutkan 
definisi Islam pada hadits kedua, 



"Itltwi (idnfah iuihwittimyn cngk/tu ihrsnksi lmti\\? t witttiggtihtno muki 
!itl\<u\ H'ltiin Ailtih dt\u hnhwa srsungsidwyti NufuitnnUul miulrih ittimm Allnh. 
cTTgfoitt utenegakknn sluiUu* nmuunlikivi zakat, tftclnkfatiakun ihnnm Rama- 
tikan, dan mciumuiktiu ibadah haji ke Hurtnlhh--jika cfrgk&rt fcr kemampuan 
uiefaktanakauuya" (HR Muslim] 

Pada hadiis ketiga juga disebutkan, bah w asan v a Nabi Mu- 
hammad Sriw bersabda, 

"Islmlt tiitrgrtkktm rfj atm Unia hal' ptr&iksttw (hiluva tirinl ada Tuhau 
scttun Allah dan Muhauunad tufalah utuinn Athih, poh^ukim shtihu, 
pcmuwhvi zakat * pchksaruwi htm Ke Baitullah* (fwi sliuwu Rumadhaul' M 1R 
Bukhari dan Muslim) 

fianvak sekali ayat-ayat Al-Qur\in yang menegaskan perbeda- 
an vang tajam antara orang yang beriman dan beramal shaleh, de- 
ngan orang-orang kafir. Surah a 1- Fa { i ha h mengajarkan, agar kita 
senantiasa memohon berada di jalan ttinjj lurus (al-shirat abmus- 
tatpmj dan bukan berada di jalan orang-oranp vang dimurkai (al- 
maghdhub) dan jalan orang-orang vang tersesal fal-dhaallin]. Dalam 
kitab !qihilit)" n+h-Shirtdh nl Mttftthjim Mttkhtintofnta Afhhobd johiiw. 
Ibu Ta y m iya h menulis satu Mib-bab berjudul: "-4/ Miighdhub rthihtw; 
td-ynlutiid, WrtihtJi dluudluna: au NttfihWtr" {Kaitrn yang dimurkai Alliih 
adalah Yahudi, yang tersehat adalah NTa^hrani). Dalam Kitabnya itu, 
Ibn Taymtvah mengutip sabda Nabi saw. vang menyatakan, 

"Sesungguhnya ornn$-oiang Yahudi (hiulah yang dimurkai, ii r duugkau 
kaum \as\am adalah kamu ynu£ tersesat" fHR TirmidziJ 

Selama beratus tahun, kaum Muslim sandal mafhum, bahwa 
kaum di luar Islam, adalah ku u m kafir. Untuk mereka ada berbadai 
status, .seperti zhitnmi, htuhi, uiu<la'mau f atau muU\had Al-Qur"an pun 
menggunakan sebutan "kafir Ahi* Kitab" dan "kafi r musyrik" (QS L )8). 
Status mereka memang kafir, U* t api mereka tidak boleh dibunuh 
karena kekafirannya -sebagai mana dilakukan kaum Kristen trap a 
terhadap kaum heretkt— atau dipaksa memeluk Islam Jadi, bangun - 
a n dan sistem Islam itu begitu jelas, bukan hanya dalam konsepsi 
teologis, tetapi juga konsepsi sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, 
peradaban, dan sebagai n va. Misalnya, dalam hukum bidang perka- 
winan, sudah jelas, bahwa laki-laki kafir (nun-Musliml haram 



hukumnya dinikahkan den g a n wanita muslimah (QS dO: 10}. Ini 
bukan berarti, seorang yang secara formal adalah Muslim, otomatis 
akan selamat di akhirat dan masuk surga. Banyak ayat Al-Qur~ a n 
yailg menjelaskan terjadinya proses murtad, nrfaq, atan fasiq. Tetapi, 
kaum Muslim memahami Islam sebagai sebuah jalan yang benar, 
yang mengandung ajaran-ajaran dari Allah swt„ Tergantung pada 
individu Muslim itu sendiri, apakah ia mengikuti jalan yang benar 
i LU/ atau ui akan meninggalkan bahkan melawan Ma m, secara diam- 
diam la bisa menjadi Mukmin yang benar atau menjadi munafik, 
yang secara formal Islam, tetapi tempatnya di akhirat nanti adalah di 
dasar neraka. Konsep dan pemahaman semacam i n sudah begitu 
jelas \.ian gamblang dalam tradisi Islam, selama ratusan tahun. 

Namun, masalahnya menjadi lain, ketika ada upaya-upaya 
serius dari berbagai kalangan, termasuk kalangan Muslim sendiri, 
yang mencoba untuk melakukan dekontsruksi terhadap berbadai 
konsep baku dalam Islam. Upaya dekonstruksi ^\r\u reduksi makna 
dan konsep talam sebagai satu nama agama {proper www), atau seba- 
gai satu sistem keagamaan {orgtitn'zerf rrh^ion) berkembang pesat 
sejalan dengan penyebarluasan dan propaganda paham pluralisme 
agama di dunia internasional. 

Di Indonesia H ide ini sudah puluhan tahun lalu dikembangkan, 
namun ketika itu, tampaknya kurang mendapat respon serius secara 
intelektual dari kalangan Muslim. Kini, ide ini semakin menyebar, 
sejalan dengan proses sekularisasi dan liberalisasi yang semakin 
meruyak. Islam kemudian banyak dimaknai hanya dengan makna 
generik atau makna bahasa sebagai "tindakan pasrah kepada Tuhan" 
{sulwifefiow t o Goi1) f tanpa melihat, bagaimana cara pasrah kepada 
Tuhan ihi-apakah kepasrahan kepada Tuhan itu menggunakan ajar- 
an \*abi Muhammad saw, atau ajaran Galholoco? 

Upaya dekonstruksi makna Islam sebenarnya merupakan bagi- 
an dari upaya dekonstruksi istilah-istilah kunci dalam Islam, yang 
merupakan bagian dari dekonstruksi Islam secara keseluruhan. Jika 
makna Islam d (dekonstruksi, maka akan teniekonslruksi juga makna 
"kali r", "murtad", "munafik", "al-haq", "dakwah", "jihad", "amar 
makruf nahi munkar", dan sebagai n ya. Jika dicermati, dalam ber- 
bagai penerbitan di Indonesia, upaya-upaya dekonstruksi istilah- 
istilah itu bisa dilihat dengan jelas. Bahkan, upaya dekonstruksi itu 



terus berlanjut ke konsep- konsep dasar Islam, seperti "u*ahvu"\ "Al- 
Qur\in", "mu'jizat". dan sehagainya.* 1 

Dekonstruksi makna Islam, dan mOn^dtiksinya hanya dengan 
makna "subwi&*itm" f berdampak pada tidak boleh adanva k Ini m 
kebenaran (tmlti daun) pada Islam, Kata mereka. Islam bukan satu- 
satunya agama yang benar. Ada banyak agama yang benar. Atau, 
"semua agama yang benar" bisa disebut "Islam"* Kebenaran tidak 
sal u, tetapi banyak. Sehingga orang i ski m hdak boleh mengklaim 
sebadai pemilik sahi catunya agama \ang benar- 1 

Tidaklah mengherankan, jika ide dekonstruksi dan reduksi 
makna Islam, biasanya ber|alan Ihti ringan dengan propaganda a gar 
masing-masing pemeluk agama menghilangkan pikiran dan sikap 
merasa benar sendiri. |ika orang Muslim tidak boleh meyakini bah- 
wa Ulam adalah satu-satunya agama vang benar, dan agama lain 
adalah salah, maka bisa dilamakan, untuk apa ada konsep dan 
lembaga dakwah? Jika seorang tidak yakin dengan kebenaran yang 
d i bawanya -karena semua kebenaran dianggapnya rela h I -maka 
untuk apa ia berdakwah atau berada dalam organisasi dakwah? 
Untuk apa ia mengajak atau menyeru orang lain untuk mengikuti 
kebenaran dan menjauhi kemunkaran. sedangkan ia sendiri tidak 
meyakini ^y^ yang disebut benar (al-Hkt'rut) dan apa yang d i kala - 



-* Sonninj» \jtik rm.ii. i/Hit diri H?Rig#i Utara UK'(*il J» /nJom^M T*K*riv.iUk<«v T-* J *i 

sltfa.li fVrbiinJliijftJin m^ii^ni,!! kjl.il> mu i \*\n£ kini, >*i\a iiu-rn'miiLi» KiJuvj lampir ^-nuij 
LiLih ~-un jJiilah indiib mukfi/«ik J^n mrii^cuniLin Bjtit %ai\>, **Mn^ UIatti |>i*riu nwVMk 
V«ii^ kit.ili suuniM ijj],ini keramik,! ¥nuk|i/ f ?f Vu>ii$; lu .t** t* , rM , l 1, i*( /.■,*>> p .M LlHU+lR 2" * M i 
JCnniiTitar M'iu.n.iru m Imlu s.*np,it .inrh P m-hib |ik,i kiM Liji mh-M-a m t»i(s, a* k^taii^Au Kn*1*'*t 
M'Utlirt tn^i lu kmv-ik p.iLir Bibit- \ ani; nwm impuJkatv taihw,i t*4i*.-t**k^ BiWi* nv*m.m>; -sin^ii 
hiTTiui^iLih, M^Ki^i^nunn tvljh JjKiIm-» jmJj LM>iuin fc w_in , lumm j 

-** b^ir.UTij; aktiv i> \luhAnm*»diiiih rnoiuli^ vtin AS untuk ih<iJm mm^i *ii httlttiVHiui» 
"Aur kcvwknrcpiHun tfitiT iwtvi\*. J if%''(«nnr fmiiru futh*} ifi^ir^ ?rmf,-M Ji/u n^i^^-i^vmi Vn-„s -r« H 
i»/' i u • £ti$ ih/tn tti f i j i iifiZ ki i ii v ht f rfii Jj rir ^c- r/ Jtf pi } u *t n i ihv v i fc,jf t , i ^* *^ riJ/ K-t r* i, 4 d j * .'sj ^ vii l m ni v m n m A f - r 

^i^k'rfi /"rt'iwi i/irir^ rt*'inJiAi I^^ei^fn .-iis'^ri ^ i iitiir^J, W;ii KTilw/ Jjri s ^^ ( ,tK$f - /'[t* O'fi 1 ' ,*U*JF m*-*^.C 4 * 1 ^ 1 
i,'f/Jif J 1 i/(ii[TC irri'Jt/ilJ/ #m! Ji"I l- r;t-rT ' fJ > f 1 1 v"i Irtr^ -*iC » ' Ph J JviJrr"h" tht rriil^ bt,l Jfti'iiTfW*faHRfJ*rttfff l t M#i|W/ 

lir^im xr ei . pnr^^rn' imkt ytut rin'Xrinr/t i/m/t m^i^tpviWn Ni^r^i: r^ir^'iur l^it IjJ^X ;n*^i^p ^r/.f+i /- a . h ■ r 
l ^v*r/i ^ '/^ i t>7j " jm< / r.'/" Ji} 1 1 rfjn' / ji i r*»' f = JjJj ji i i m/ tf . ■ rwut i\Urttih<\\w Ay\M\\ wh\y\i huku"\lu\hi\\ f U u* j 



kan salah (ttl-imuikiir). V*kU\ akhirnya, golongan "ragu-ragu" akan 
berdakwah' mengajak orang untuk bersikap ragu juga. Mereka 
sejatinya telah memilih satu jenis keyakinan baru, bahwa ia la k ada 
agama yang benar atau semuanya hunar- Artinya, hakikatnya, ia 
menu lih sikap untuk tidak beragama, airi u lelah memeluk agama 
baru, dengan teologi haru, yang di sebui sebagai "teologi semua 
agama". 

Upava dokontsniksi dan reduksi makna Islam Lorus berjalan 
dan ironinya jika iut dikembangkan oleh lokoh-lokoh dan cende- 
kiawan \m\& bukan hanya dianggap mempunyai ptoritas dalam 
keilmuan Islam, tetapi juga dihurmali di lu mbaga -lembaga k*y 
agamaan. 1 rontanya lagi, tidak banyak kalangan ulama dan cende- 
kiawan vang menganggap hal ini sebagai masalah vang serius bagi 
perkembangan masa depan n mal a la u dakwah Islam di Indonesia. r * 

Dalam soal detinmi Islam, adalah menarik membanding kan 
konsep vang dipaparkan olirh dua cendekia wan, yaitu Syctl Mu- 
hammad Na^uih Al- A I tas vla n Wilfrod Cantwell S mi t h Konsep dua 
cendekiawan ird banyak mu n jadi rujukan para ilmuwan lain dalam 
memberikan definisi agama, khususnya Islam, Sejak tahun 1970-an, 
al-Allas sudah dikenal sebagai ilmuwan Muslim dengan gagasan- 
gagasannya yang membongkar bahaya sekularisasi dan weslemtsa- 



-"* \tu* hnlisJi M.nljul fnio.iTfii*i 1111-iiiiliittokim ifbiMft hnki* F t nul Maui ptin aiprmv 
T.ihLui imluk >4 b iuiili-i>j nii-ni^i'^ji Kihn j kiU st'imu, pjra jvnpimil kii*it"» mm vaii£ 
ivrtvJj-lvAh iiv, nhmshtu iiiriiu*mh.Th lufun Vipi^ M.iIm Ki J.w Mma-*divKi p-i^rah 
m'O-^limtin* k*7»jJ*^\\'*i * l ili.^i htiku i'iitnti/ht* A^\ttt t t kst;r*iti#tt* thiltiitt fc\*in^ttituut f ifiik^irM 
knoipj^, ^(*>1j. hlrn 2^ JAiLieu bukti T* ±l L^t t*t*.(,*<tfK'X. \i*r t atluti<> JUn>:un.in fpish/mc*t^i> 
ttt>lii>:L inklu^il Cik \ur Juu.ili Jl'jil'.jm iiitMMn jl-hUm ^bajui m kap p.t->i\ili ki p KnJirvii 
1 Nh:in krp.iM'fili.in ink LiIaOL \~iir rmnjiuip kortiktt'rMik ptikuk si-nitiii +it;,ntiii s*\ni; hi;n/ir 
Ini Lili « suui .'.v 1+ ' Ai-Qnr u t Mm.i scmti-i ^jii^ WH J >; h-n.tr AttaLih .rl-ttUni. \»ikm *lk#ip 
Ivr^-rjli Jin kt-hjuliral luJun i^J5 JN to*\ SiAnjutnva JikaUkaft, D*Um ki>nk*kMrul.ili. srkap 
pisrjh nioipJj kualifikasi ^ipuiiJun pemikiran Utilmtt mk[u-*il L .ik \ur fiuLtu »si|>i ku.ilirik^- 
m ^Mjvmj* i.iiit; LviiiiVihiii Mam iri Api )iiu<llnn" mi st-rwlin |<i*i-jr.i p?k*r>kj ju^.i J«ip,il i*um* 
j*hIi kiuhuLw K-yji pL-ii^aiUil iV^ima Ijlh LI\u-^lm\w pjrj ^hhi^ji\uI Liuh sui i, k*rk \,ihudi 
Tiuiupirii kri*lw Mjka k' iivtt'kui'ii&i ^t\irii Unik^fr bati u J si.ipj pun J I .mUM kil.i-Kilk 
soKijj.it -tjiil l-Lim. Y.ihipJr Kri^U'ii m.iupuu til^tH m— \.iti£ ^i'n^r-ht'nar Ivrinvm kip.ida 
1uh*m J,irt M.)n Ktmiulian, stIj U-f^ir,it kiritolltiit, mnk* piLifi n^ikUpAtUil p^lul.l J r «*jm 
Tuht^i i0> Z^i^h ^ W tJiiT^.i]i k.itn hi«, m?mia* firman l ulun inj, ft-nl«p>it iainin.ni Unli^i^ 
ba^i uiimt l>rr^^Am.i H .ipj pun ""ni^amd" , iTva F untuk mt-rii -ninn p t ih>iLi i .ur^Ay Jjri Tuh.in 
BavAn^kiii Ivijp.T utklu>ih^^ |vmikiron tAtlup L'jk Nur ini." (Ui3i.il, SukjJi TiW^ J j p i. J j*.- f f 
k'ji* \iif 'NtkirU k^"'jwi. :iaH). Mini Zl-^J 



354 Wa|ah Peradaban Barai 

si di dunia Islam dan mengingatkan adanva konflik abadi a n lara 
peradaban dan pemikiran [siam dengan Barai. 3 " Ia menduka n 
gagasan Islamisasi Ilmu Pengetahuan vang kemudian direalisasi- 
kannya dalam sebuah institusi bernama 1STAC (International Insti- 
tuteof IslamicThoujfh'tand Civilrzationtdi Kuala I umpur. Sedang- 
kan W, C, Sini t h dikenal sebagai seorang Kristen Presbiter, lokoh 
orientalis terkemuka, pendiri Islam ic Studi es di MeCilI L"ni versi tv 
Kanada,- 7 

Kedua pemikir ini sempat beri cm u dan berdiskusi panjang di 
McGill UnJversify, Kanada, dan kemudian tampak dalam kajian ten- 
tang makna Islam, keduanya mempunyai pendapat vang berseb- 
rangaa Pandangan Al- Alias dikutip dari bitku Prolc^omrw t o Thr 
Mi'hi}il(iftic$ oflsimit, (Kuala Lumpur: E STAC, 1995), sedangkan pan- 
dangan W. C. Smith diambil dari buku Tlw Mraninf; nuit End ot 
Ri'ligtotir (Mlnrieapoiis: Fortress Press, 19M1). 



^ AI-ALtns nuTJth )pL\r MA hiburi \^2 di MoJill Uflivrait) Jan Th L? dari Uni% vnsiis 
<>i 1 mvl^ii Tentar^ rtw.ij f it hidup d-Atlav hJi.il Uib pi-rtama buku ini 

- Wilfntl Cauluvll Smitli adalnh pmfi-,Mir l-uiiTiIln Vomp.uatiVw ^ttid\ nf rt-Li£iuit' t!i 
I tar-Kiri I Unriwsity J, i n manlaiuWkhir T^Ovifei fw fJw flmtit ■'/ "IVWn/ KW.yiii'J- Iflluin N53, 
ia mendirikan In^titiiU 1 ot LFamk Sludie* di MuntruaL 's MuGili Univtyis*!} liihn.ni WH. ia 
pindah kr f l.ilif.iy, Nnu Si^IijI, l1,hi mendirikan sahi deparlmem rif L'nftipnralku* rvh^ron di 
Dnllnuihiy Llliivi'r^ifj ki thuhhIK Junimu» buku. dianLTflnw avIMflh T&Hiintiii i\\WJ P'fiJ'i^v 
arul T/f* A'lnH;N?£ irfflJ Dii^i?. 1 RiVi/jiW/ W.L. Smlth. Adalah jrnyhuij; PiifcM'lerian Yakm* krislm 
["vi^atmJ luLnh ri'fur»ni^ [[tim j^jih mi |*1H*<S4) Gfiv|a rn"iJi\ tenun Iri u h liberal dibandin^-kan 
gereja lutheran C~*iK in bcrpimdnpal bahwa Bibi*, 1 memiliki nturila^nya wiijiri daJatii M'rtluA 
hidang kqvrravaan dan praklik ritualita-* Li nu~nnlak oIptUak keuskupan, d.in Mjnraa ji'iiis 
Jt-ki ir.iM diil.nn i^iTi'ii^ iVjL3;itW JLi£<i dmyfiii h,inii^r fCi*iU«i musik iiau ^['TrnHinLil, An^£*ita 
fturcja mi tidak ban vak, ham -* st»k?Kir 2-1 juta. dan merupakan ft-tu^ fcCrT>lL*n dnrtinum di S*!*,*l- 
land h Bfljtidn, d nnSv^ 1 1 /nian J i Tentang PiV3dhyft>riJii f lihai, lohn Yt>i«i^OV, , b.fiiF«wfv.\J nndon 
MiiUlIltI leadlint I ttf.«2lMn) hlm. 1 7H-17m l Sintal nuin^km, poniku ju K-t^ir.nk hln-ta] Smlth 
J .ih m ^oal makna Kl.un. ada kaitannya JvH^an kupurcayaarty^ -^Ki^at non-.m^ rn^lH k-r 
Sebadai r^Nimus dalam hjbuh KriMcn ^ ^«imn-s.ima nwnolak otL'rita^Pau^ F Cll^ i]i memang 
k'hill !ihtT*ll dan Luthvr Mfii'skyiill iTiCrt-kn pl^Lislh jm-M^nkiij ijtrtfiht^ lilhli 1 lI.iii m^inr^iil^ 
iw;ik iJiU'rpn j t3^i bri^-ilnt I i k 1 r, 1 f L h rhad^p Bll^li' Mi'mrnil Jnk'rprv^^i hliT^L k'lcj» f^ibk' 
hariivLih iLinK*rpct'lasLknn sosljji d^n^flii makna vaii^ fi'la^ i^i/iii »r memrifig), &nua\ konstruksi 
I il.i iMlUtMi iJuti kiniL , k>M. a Mr^hiiV4i NKhI-'I mu dil^kukjn ntituk tTWity^uaJknii drn^in k^inaii- 
a-rt jvmuIk Bibk\ M^roka poivava bah*va kata -kala ^aiij; UTciiUum tlalam RibW adjlah hiTa^iI 
d.^n Ivihan M^d^l intorjvrtasi mi lii.mni uUHi Kinv^k lukuli ilalam k^rah krLslfi\. Mp^rh 
lurnmu (paLir Blhlcpada abad ki*-4 M^Th»nna?. Aquinas. Niilu i ia^pl l vra, )nhn Lok-l Mjrhri 
I.lilIioi; dan h>!m CaK ui H ilut Mv \Wf £»fi i ft h^iu\tui Bftltittiia (CTiica^i Encvclopa^dui 
BfiEdiiica Iik , l c J8^J Naioini, Gavin ^C\^^^l, nu'nvfLuiL baJiwa Wl bmflli M*ba^aii»ai\a Jj i|t i i 
1 I ii.lv, Lidainih poddukurt^ kiuil j;ai;asiii K^'li^itHi^ Plin.iliMn. vaii^ hi-itis-ih.i m^nyiNun justifL- 
ka^i I^>lLh;Lsn\ , a d.ihal. Gavin D'G^ta, T/tiv/^^i.' trnt( Ritr-ivi^ Fiitrnit*m. [Oxfnrd"G(isis 
Hl*L % k«i.-*li id I^Khj hin. I* 



Dalam suai makna Islam, pandangan al-Atlas sangat jelas tfait 
ln^as- In katakan, 

"Hanya ada .satu agama wahyu yang asli, dan namanya sudah 
diberikan {Allah) yaitu Islam, dan orang-orang yang mengikuti 
agama ini dipuji oleh Allah sebagai yang terbaik d ia n tara umat 
manusia..„ Nlam, karenanya, bukan semata-mata sebuah kala 
kata kerja vang bermakna kepasrahan (,<tibmi$$hn);iik juga nama 
sebuah agama vang menjelaskan cara kepasrahan yang benar, 
juga sekaligus menjelaskan definisi agama (secara umum): ke- 
pasrahan kepada Tuhan "^ 

Dan, kata a l Atlas, tata cara dan bentuk penyerahan diri (^ ah 
undian) kepada Tuhan yang terdapat dalam satu agama, pasti terkail 
dengan konsepsi tentang Tuhan dalam agama itu. Sebab itu, konsep- 
si tentang Tuhan dalam agama tersebut, adalah sangat menentukan 
dalam merumuskan bentuk artikulasi yang sulwtfcsion yang benar. 
Dan konsepsi tentang Tuhan, haruslah memadai untuk menjelaskan 
hakikat Tuhan yang sebenarnya, yang hanya mungkin di dapat dari 
wahyu (HnrMhn), bukan dari tradisi emis atau budaya, atau dari 
ramuan antara tradisi etnis, budaya, dan wahyu, atau dari spekulasi 
filosofis (yhilosophiciil $pt*€uhitfflu)* Agama vang benar ithr tnu* ivligiou) 
bukan hanya menegaskan konsep TIu* Ihiihf ofGoti !ut^nj{iliid) t tetapi 
juga menjelaskan tala cara dan bentuk <ubuiission yang dibawa oleh 
Nabi terakhir (Muhammad sawj. 21 * 

Jika bicara tentang tithiii^inti, maka AJ-Qur\in menyebutkan 
adanya dua jenis slffanhftOH < as lama ) f yaitu secara sukarela \cm\*cio- 
ii- duil u'illnt^ atttmiissiuiT} atau tidak sukarela (uncauseiaiti mi J tui- 
wiltinft fuhwkafau) f Ali Imran: 83J. Menurut al-Attas, the iri?! sfr/»- 
}tu<<ioi\ adalah yang dilakukan dengan sadar dan alas kemauannya 
sendiri. Tlw Rnil Suhui^ion juga berarti ketaatan terhadap hukum- 
hukunvNya tolhtUcncc to Giki'f Itno). Allah menegaskan, "Dan >ia}M« 
Lih uang IiVilt hiik din-tii/tt Jtiripndn nrmtg \jfin$ ikhhi* tnrsn/nnhkmi 



- s Al-.'Mtns mcnjflaskim, a n Lini Ulam, tSlitoh 'ifan t vnnj; Limumma Lli|\iluijvu dr-ngan 
Ulilah "TTi'.yiL^r" .idM.ih luUk sjui^ dcugiin feoiiM/p "n*lijZio*i" whij; dipahnmi Jan JitnKirkaiv 
lahiri >r.iir^Ji rt^,in^ Ram I KUmi M'li-ifrii iuiii.i «i^ama., Jwits djpilwimi JaUhi nuikrin "i/m'\ 
Ji/tai^ilTUirui diji-lasUn d.itom Al-Qur an dvtu ln\\n*A Arab r Al .A I Lis, /Wt^m-iW - lilin J M. 



i1irim/:i kepada Allah t •Vffoirp dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia nirng- 
ikuti millah Ihiahim \/aug liantf." (an-Nisaa*: 125).^ 

Kata *//*/ dalam an-Nisaa* 125 i i u tidak lain dan tidak bukan 
hanya moril j tik kepada Islam. Tidak ada keraduan, bahwa ada ber- 
bagai bentuk din lainnya. Tetapi, menurut a 1- A I- tas, vang melakukan 
total $ubwi$$iott (istmlnm) kepada Tuhan Yang Satu adalah yang benar, 
dan din semacam itulah vang merupakan satu-satunva din yang 
ditenma Tuhan, sebagaimana dilegalkan dalam firman-Nya: 

"Baningsiopn yang mencari din selam Islam, maka sekali -kati tidaklah 
akan diterima idm itu) dari padanya: dati di akhirat dia termasuk orang-orang 
yan\i mvntgL {Ali I nira n: 8 S). 

Juga finnan-Nya: 

"Scsmiggidinya ad-dm {vang dtrulhai} Allflh hanyalah Islam. Tiada /vi- 
sclisih orang-arang yang diberi al-Kitah, kecuali seludah dasttng pengetahuan 
kepada mereka, kawna kedengkian diamar a mereka'.' (Ali \ nira n: 19) 

Menurul abAtlas, manusia lidak mungkin terlepas dari ^\u 
din, sebab semuanya hindu k (a*tan?a) kepada kehendak Tuhan. Dan 
situ jelas, bahu a istilah din, juga digunakan— walaupun secara 
metaforis— untuk menunjuk kepada agama-agama lain, selain din al- 
Lslam. Tetapi, yang membual Islam berbeda dengan din Ulinnya, 
ialah bahwa ^uhmi^hw menurut Islam adalah ainct'Yi* dan totid 
mdujri&itm terhadap kehendak Tuhan. Dan inilah yang menjadikan 
adanya ke I antan terhadap hukum-hukum vang dhvahvukan oleh- 



'' ,l Fuhapiiin i>mitl; mi'iurobii nirnipritmiMitam s-ohutan 'Wj^htimi Rtif^ti" atau "\-4!"*fl- 
htnrth ftuHi" i ^ynliih-oT^h M.Ttn. Kn-ttMi, *t,in Yahudi sa?iJ mi a-d^lali ^mi^-^nTi.i aj^imn v -i i \ l^ 
dlfriiw»] rtlfh Ibrahim n s f W I u d «a UI, liiiWa Al-ljur' An *Oildin mviH^inlMii, h.iliw.,1 I b m h i m 
huknnLah Yahudi atau Vwvtm, ti'tipi Jin ajilah Mualim. 

'llTii»i»t tmk&'uiili \ithihU tttiii.\ Ntffi'iint. iihiju dMitititfilkstvruttfi wff/155 ftamJitiW Mutlim, \i\u\ \tht 
Uukiinii\h owi£ uuh^nk." (Ali Imran: W7). TR>ht^i, £nmfr.TF&i\ Finali! m vani* lo£a> dalam hoi- 
liiulud 1 U* Agak Lv-ft^U drji^ni kintsep Y^huiM lunt*h£ IbjtfTnm, jttnp di^iVuUuk.m tid.ik 
tvftily U'j^is dalami Mini p^anfcmo Mav [„ M&rgijdfc Jari AW^ndur M*ir\. rrttajlfjra JaLiin 
b n kiti%% .1 ft-Titpic"i^ N-'KH.th Viilim^ I »t. t iiitlnl -\ Hi?H)r\tO} flr\* IrttW'l Pfiflptf nirii£ivahkii-n partai n$ 
Itttw Et'ftlau^ MiMik Abram vnn^ xh- luiimva ju^ii penyumpah h^riiala. la mmokil lvnL*ni^ 
pt.-i(nlLiiMii Al rr.nn Ini J .m nj]til t^n^iiiiLi a llh h \ k'Jl tn/hmij 1 1 n- k.LivJrvd Ar.imi r *in>. Ihrvk'M 
bpfatnd alwi (lu 1 tfitte wliutn Ilir; aitd Ihinr b [hero ha J wnrsln ;vd L fNk'jvk-i tiu'ni nihilkan 
kd&jm At*m1i. Mi<n-Li nH4*iiiinuji«ilkAn |ii£.i tuhan-^'H/iti Viin^ li'bli tLi^imhiih m4*nt'ka dLnn iiriirk 
mdvnnj; mt'RHtA/ \L\\ L ^b^^^]]i^ d*tn A k'^catidiT M.ir\. ,*1 Ht>tcn, vf thi m fnridj Pi m pph\*Sfn m 



Bagian lil; Tema-Tema Invasi Pemikiran 357 

Nya, dengan ketaatan yang sukarela dan mutlak {williagly and absO- 
luti* obi'ilh'iliCl. 

r 'Mrifes ii^ijAn/j merekn mencari dm selain d m Allah, padahal kepada 
Allah -lal i berserah diri {usliuiuv segala apa ynug di Imigtt dat\ di bumi i haik 
dftigarr siikflf&Ui anut terpafcn dan hanya kepada Atinh-lah markn dikau - 
btilikatL (Ali Imraii: 83) 

Bentuk (form) dari fithmissian yang dilakukan atau diekspresi- 
kan ada lal 1 ! satu , form dari d\n. Di sinilah terjadi berbagai perbedaan 
antara satu dm dengan dm V3ng lain (al-Attas memberi catatan, ini 
bukan berarti bahwa perbedaan antar-agama hanyalah dalam hal 
form saja, Sebab perbedaan dalam form juga berimplikasi pada per- 
bedaan konsepsi tentang Tuhan, tentang hakikat-Nya, nama-nama- 
Nva, sifat-sifat -N ya, dan p^rbuatan-perbuaLan-Nya). Bentuk suh- 
uii^ion itulah yang diekspresikan dalam konsep millah. Islam meng- 
ikuti konsep millah [bra[utn v yang juga millah dari para nabi lainnya 
{almlnm al-^hiilatit ivat-^alam). Millah para nabt itu adalah merupakan 
form dari agama yang benar, din al-qm/\/in\. Millah-wilhili mereka 
berkembang menuju kesempurnaan, dan mencapai kesempurnaan- 
nya di masa Nabi Muhammad saw,.' 1 

Kesempurnaan Islam, sejak masa Kenabian Muhammad saw., 
menurut al-Attas, sangat berbeda dengan agama-agama lainnya, 



Jl al-Attas, Pra!i^p*iuna.... him. 52-55 Bisa distmpulluui bahwa ^Lam yang dibawa Nabi 
Muhammad »w atlalah >*' JT a'mpunw, dan setelah ini tidak ada lagi nabi van£ diurun untuk 
menyempurnakan fa 1 1 '$i-Htam. Al-Quran ifiwFgaskan l*a1 mi "Pada hari mi lolah aku 
^omput tiaLin uimikmu tlr/i-mu, dan Idah Ku -cukupkan mkmat-fCu kepadamu, dan telah KU- 
ndhai Islam menjadi J;,i bagimu.. :Q5 5:3'i. Ajaran [syariat) yang dibawa Nabi MaJumnuid 
S&kallgini "uniigjjjHti!!" Utht&gftf'j gijnt&n para nabi sebelumnya Searang tokoh yang ban vak 
menimbulkan k[»ntmivrsi. S\t-ktt Muhyiddin [biui 'A rabi dalam kitabnya» tit-FirtwUi? at- 
\Uikk:iftttTh. bah 3ft l// w/r'r^nf rt/-JsTiwyym it\j ittjthtibihm wa ttshiiiihtm) t menyalakan, hahwa 
pengikitl Nabi Isa yanjj murni tidak hanya mengimani kunabian Muhammad snw, tapi juga 
bt-rjbndtili menurut £Y"^rjat beliau MW ini karviia Jangan kivtatAn^an sang N*bi turakliii, 
syariat ngama a^ama sebelumnya iMomaf-is tidak berlaku tagi. Fa mm\ siprFnlti MtihnmfftoTrf<wV 
niiiisikhiih , t w#as Tbiui Arahi, seraya mengutip hadits- Rasulullah saw., "Seandainya Nabi Musa 
hidup saat ini, maka beliau pun tidak dapat IkLi k mesti mengikutiku tbttBjatTTaMttSnHiitfifan md 
rotifVifrri i'/taiiti prtirtht'fiiH} " Pendapa I Ibu A rabi iiu ada baiknya disimak, *eba b tokoh ini biasa- 
ma difadik-in pijakan ha^i kalangan v pluralii H untuk "menyamakan" ymiw agama melalui 
jal Lir tradisi kesufian (L T pa\a mencitrakan rbu A rabi sebagai "tokoh pluralis", misalnya, dapat 
dilihat, pada buku WiJham C_~ Chittick. Durim ImUjindl Ilmu Arufa, (Surabaya: Risalah Gu*ti, 
2D01) 



yang bentuk penyerahan dirinya {fonn^ of <ithiriwit)ii)-T\ya berkem- 
bang sesuai dengan tradisi budaya, vang tidak berbasis pada tntlbih 
Ibrahim. Misalnya, agama dari Ahli- Kitab {Peopte o f the Book) telah 
berkembang melalui gabungan antara tradisi kultural mereka de- 
ngan tradisi yang berbasis pada wahyu,*- 

Berbagai bentuk s£f/tv//>s;^i vang tidak Islami itu, menurut Atlas, 
dapat dimasukkan ke dalam jenis fiihitii&hn vang tidak sukarela 
(utiwtllintf). Dan itu adalah satu jenis kttfr- Adalah keliru jika dinyata- 
kan, bahwa percaya kepada Tuhan Yang Satu saja sudah dikatakan 
sebagai bentuk agama yang benar (truc nlirjan), dan sudah men- 
jamin keselamatan (nilihition) Iblis (Seia m, meskipun ia percaya 
kepada Ke-Satu-an Tuhan, tetap saja ia termabuk kafir. Karena itu, 
menurut al- Atlas, intisari yang fundamental dari tmr rel i$ ion adalah 
<}tb7iii*$iaii yang benar (the tenl subiuission), vakni suhmwion yang 
dicontohkan oleh Nabi terakhir, Muhammad ww„ Bentuk iform) dari 
the real subniijsivn itulah yang telah disahkan, diwahyukan, dan 
diperintahkan oleh Allah, sebagai model atau tala cara >u}*nitf<hm 
yang sah, The real suhim^lon adalah manifestasi, konfirmasi, dan 
afirmasi dari keyakinan {Miefj yang benar dan $enu'me. yt 

Dalam bukunya, al-AUas sangat menekankan pentingnya kaum 
Muslim memahami konsep-konsep atau istilah-istilah kunci [kei/ 
levuK) dalam Islam, dalam kerangka ziwtifnit'iv ([ sandangan hidup) 
Islam, Ia mengemukakan terjadmya proses '\iei<lttuuziititm of 
kmgmige", dimana sejumlah istilah-istilah kunci dalam knsa kata 
dasar dalam Islam telah digantikan dan dijadikan ub^urd di dalam 
kerangka bidang-bidang asing dari makna Islam. Ketidakpedulian 
dan kekacauan Ugnormice timi anifu.^ionK menyebabkan terjadinya 
pL luang masuknya konsep-konsep asing- d i luar Islam, la menekan- 
kan bahaya proses sekularisasi dalam menyebarkan kekacauan 
makna terhadap istilah-istilah kunci di dalam Islam, seperti konsep 



'- Aa»itohti*ilyari£]i'Li?. nu ^ I mM> konsep kotwp rilunl fctiim \ kih -^lakaw.-i! disusun di 
r; 1.3^*1 \j!>i Muhammad mu 1 Kuim Mtcshm diL"iMn^ ki'r^< i n - - l i •-. «pin r m ib.uMb Hi fiuir - r ijM 
V.imlj k'kih (hwtinhihkaii Nnhi <*aw Ini semiri t hrrh'^l idi'im E i|i k<in?a_p nliuilttii'-. dol.im Kri^n, 
iiiisLiljiva. \auy, biin\*<ik dibenfuk d.itam pnvj,^ %q^:\\ti pt'rki'mh.iiigtfn fii;.T4iui mi Bt ^ilL] \u%n 
dongan <igani.i inhudt {judinsinj, ymi£ hnin nb:ui k< -iV r n. mu u I tarifi jeys i i > t ■ f <i i s uni u k mem^mt 
iiainn Siitu a^rnei n*ilkmj;toii, liuhu>m f tl.ondim. I LmkliT 3 K-ndlinr Ltd 2<Kilj hlm 7) 

* 1 Al-Altas, Pn^r^tiith'tw „ hlm ^I-^n 



ikhtivar. W/, adab, 'r/m. dan sebagalnya Kerancuan makna itu 
ironisnya justru banyak terjadi di kalangan sarjana, Al- Al tas menulis: 

''Sekularisasi intelek tual yang meluas karena ketidakfahaman 
tentang Islam sebagai agama wahyu yang benar, manifestasi- 
nya sebaiat peradaban, dan visinya tentang realita dan kebe- 
naran sebagai pandangan hidup cenderung membingungkan 
banyak sarjana dan cendekiawan kita dan para pengikutnya 
sehingga mereka menjiplak berbagai slogan modonutas, yang 
mengakibatkan pembahan dan pengetatan makna dari ber- 
bagai istilah kunci yang mencerminkan sistem nilai kita." 4 

Islam \ersi \\\C Sinith 

Dalam buku Hw Mvoning and End af R**tt<*i(m* t Smith meletak- 
kan pembahasan tentang konsepsi dan makna Islam ke dalam bab 
khusus berjudul f 'Th\* SfWial Ctt$t*afl<Imn ,J . Menurutnya, Islam ada- 
lah satu-satunya a pama yang "kuilt-m w j w". Kata btaui terdapat 
dalam AbQur'an itu sendiri, dan kaum Muslim tetap bertahan untuk 
menggunakan istilah itu untuk menjelaskan sistem keagamaan 
mereka. Namun, meskipun demikian, Smjth memberikan penjelas- 
an yang bersifat redukfif lerhadap makna Islam itu sendiri. 

Ntilah Islam, men unitnya, jika ditelaah secara cermat dalam Al- 
Qur an, kurang begitu banyak digunakan. Contohnya, istilah Tuhan h 
muncul ~l.h97 kali, sedangkan tetom hanya muncul 8 kali dalam Al- 
Qur"an, Dan jika istilah Islam digunakan, maka bisa jadi bermakna— 
dan dalam banyak kasus pas H bermakna— bukan nama sua tu sistem 
sosial, tetapi merupakan tanda a klivltas personal- Smith menulis, 

"hhtim\di\{t)h kata kt'rja, immcitf wkitor srp'rtr^ kali jumlah kemun- 
culan kutu kerja ti^tiUnpl 'tifltiuitr' thuiiluk, berkerah tlni wuni ki'Sflu- 
rnlimt, mnnbrriktw itin kepada komttmeu total J. Ia merupakan kata 
kerja; nama sebuah Ivnttik tindakan, bukan lintah i))tfitit<i t <ebttiih 
Rt'ptitu>iv\ prifohii bukan lekitctlt < intern fosiaf/ 1 

Dalam beberapa ha L katanya, bentuk verbal dari Islam jelas 
terlihat (at-Tauhah: 74, a 1-1 f u j urat: 1 7). Smith mengartikan AH Imraiv 
S 5 sebagai berikut, "Jika seseorang memilih selam dan penyerahan 



^ Al-Altas*. Pvhv in:r tim 31-32 



din suburi i sebuah norma, itu tidak akan diterima danpadanva " 

Bisa disimak, bahwa gagasan Sitiith adalah mengartikan Islam 
sebagai aktivitas penyerahan diri kepada Tuhan dan bukamu a nama 
Satii institusi Istilah Islam, dengan makna sahi sistem keagamaan, 
bani muncul dalam proses sejarah. Adalah hal menggelikan, kata 
Smith, jika istilah Islam diartikan dongan makna satu sistem ke- 
agamaan [a n'ttgtou* $\j?ii*m), Padahal, makna seperti ihi adalah hasil 
dari perkembangan sejarah berikutnya. Tentang makna ayat "Umn 
al'ditM 'miUIhhhtl bto^r, Smitii menulis seba^aj berikut, 

INhai i n nnhli-rn Unuh hn< turomr Vrn/j/ ihe ivli$iem u\ tlu* \y* n of 
Oihl n Ulam, imghutlhi nmnL .. rMh\*r thni M cotuinet onwtj tiuttt 
Ih'foiv GoJ /> t o tKC?t*l Ht< Canwuvitte; tlh'pnyhr uwt to uw>hit> Htm 
t< to obeu Him or <imyht t trtn* rt'iigion dwt 'itu* trw n7fyiu;D h 

| adi, menurut Sniith, agama vang benar, bukan menunjuk pada 
nama agama tertentu, tetapi adalah satu bentuk aktiv i tas, vakni satu 
bentuk kepasrahan atau ketundukan (u/vrMJtuv). la menekankan 
bahwa isi i la h 'Ulam' dalam A!-Qur a n tatak menunjuk pada agama 
tertentu, tetapi lebih merupakan tantangan {t'luitlcuju*). Smith sama 
sekali tidak menyebut kriteria -tllwti>>ion to Gtki yang benar menurut 
Islam, sebagaimana banyak disebutkan dalam ayat AI»Qur an dan 
hadits Nabi yang mewajibkan kaum Muslim mengikuti >unnah 
Rasulullah sa\v\.*" 



t " iLmuiirt^k.ni (und^^n soifth *iu a^'n^m tulisw mHi P*if\iirn*i«di(K* I*t»M*( %iinj; 
Uni ijuk m'ihtIi mniiipkik pttukipdl Smith. Lmjvi nirtiwltui *umtwma fVtkif>irao t>k>Ua**ii 
data m Niini hifcA ftiuitrut rtii-«tljuti d*ihm ivmtwif'iViii i%\ M hcrflui, "^^ui^utrihit j£.itni} witi? 
rfitMittltti *r*l AitfUt UattjfkUtlh idiim* (iJS 3 1**1 ALIH* 'iA""*"» # \">Mf|'«' ***rn %i ir i *fi,-*ji*id A"Jt*i'* iU« U£*J'HiJ 

M/i»it Mijj-Lir M'iifi'j k p m ^ tiiUtUith tti&nt tfttmmt tffpfma 1 1 u i d,tm*u&i*ijn ifiir Jw i/j^i-'rm*/ ^ri^j^fl, 
tfrWI£ tfhrfJlv* lrtlif s * fjUjjjj |QS 1 Ji^j l'.id-ilL.il k*ijau jt,jJ iin tl^MiA Jiiie^i) wm/Ui^.lL rnkLuMl, 
^Nn^n^iM^pinu uim rrsil Uihitin mJ wmj'j du-ngan mengental ifon m.ikn.i wl.im d t sini d.iLim 
arti i;iiiL>nkmJ M>hfl^i |\im\iIi M-piniuhaivj ikipjJj Albh} iiuk*i ji\.ikti.iiK .1 ^Lan N.*rtu.'J*i 
-rk^Ji ImJw»i J^rivi Viinj^ J1tt*riniti a i mm A IKi U Attaljth j^Afiij ^»vi^ rnviriL«AWii kf|M<rAh.u^ 
Uyada \ta. Dai) b»mn^i»ip*i S*ni>; iiirm^n .^jm,i stlain Ain ki*p*i?»r«il\*iii ktjMa^ Nva, nvnLa 
Jt^im.i itu ltJjk*iLni Lfifi'rimri. diin i.i Ji (ikliiMt kTrtwMjk <>ra«g v^n^ nKTti#*j (T iIwUJiHiki-l 
liudln MuiiAHSir Rahman tl i f bn H in RtytiviiLi, 24 luni 2(Kk)f DiibiMpi^Li!i»nvJdi Tjin.in kmail 
M^r/;iki |,ikLirtn p 21 nklnlvi 1^J2 Nunh^li^!^ ^bdjid s*dal> nwmpa^raiNkan nukivi jsl.mi 
stlm^iii " i\ tfoihtthv} h 1 t^\i \ ti Lipi Inlftk im^iN i^nrLin h.itnv.i ide itu ^hi^uft^A difipJjkaan 
^■i>;^sim WC StinUi 



Pendapat Sini Ih ini berbeda dengan James Robson, yang me- 
nulis arhkel berjudul 'fcltun* d< A T\*rm t di Jurnal (Misi Kristen) 
Mus t n u IVor/i/ edisi April 1954, Ia menulis, "Ketika kata Islam di- 
gvi nakan ia memiliki makna vang berbeda. Terkadang ia jelas me- 
ru pakan nama agama." Robson menunjuk ayat hvm n!-Diwa 'indn 
Aliahi nl-hhvu sebagai contohnya. Juga ayat "Al \jamm akmnhu lakum 
.... Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Islam bukan hanya bermakna 
"$uhm&sion to God" tetapi sudah berkembang menjadi nama satu 
agama {profvr iuwu 1 }- Robson mengutip sejumlah rujukan klasik 
seperti tafsir al-Baidhawi dan beberapa kamus bahasa Arab yang 
menjelaskan bahwa makna Islam, disamping *nlnnis$itm f o God 
adalah nama satu agama. 

Agama Apa yanji Benar? 

Penjelasan a I- Al tas tentang makna di n dan Islam, memberikan 
gambaran yang jelas, bahwa din yang benar dan diakui Allah adalah 
Islam. Itulah din para nabi yang disempurnakan oleh Nabi terakhir. 
Nabi Muhammad saw. Islam merupakan agama universal dan Nabi 
Muhammad saw. diutus nleh Allah untuk menjadi rahmat bagi 
seluruh manula (Q5. Al-Anbiya': 107, Saba': 2S). Jadi, sebagai sebuah 
jalan. Islam adalah jalan yang lurus, jalan vang benar, jalan yang 
lurus, shirath al-mustaqim, menuju kepada Tuhan. Karena itu, se- 
mua amal ibadah, disyaratkan berdasar kepada iman. Tidak sah 
amal ibadah seseorang, kecuali dia beriman kepada hal-hal yang 
memang wajib diimani, sesuai konsepsi Islam, yang pokok-pokok- 
nya dijelaskan dalam nrkivm! mutu. 

' Dengan semangat dan keyakinan semacam itulah, kaum Muslim 
sepanjang sejarahnya bersemangat menyebarkan Islam ke seluruh 
penjuru dunia. Mereka yakin, bahwa Islam adalah satu-satunya 
jalan keselamatan. Keyakinan ini tidak mengizinkan kaumMushm 
untuk memaknakan agamanya, apalagi membunuh manusia lain, 
karena perbedaan agama. Jika <iktip ^nihwani itu dikatakan wha^ni 
sikap "eksklusiJ dalam teologi", terbukti, sikap itu tidak membawa 
akibat buruk bagi umat manusia yang beragama lain. Ini berbeda 
dengan sejarah Kristen saat mereka menerapkan "eksklusivitas 
teologis" dan menetapkan kaum heresy atau kaum kafir sebagai 
pihak \ang harus dimusnahkan. Pada bagian sebelumnya telah 



362 W*|3h Pefaas&arr Bata 

dijelaskan bagaimana brutalnya inshtnsi In^uisisi GeTefn di akui 
pertengahan terhadap pemeluk agama noiv Kristen. 

Anehnva, karena pengaruh hegemoni dan invasi pemikiran 
Barai dalam "Pluralisme Agama", sebagian kalangan Muslim sen- 
diri kemudian roi>n$gtigat konsepsi tentang Islam sebadai satu- 
satu n v a jalan keselamatan dan kebenaran. Ada vam; menyatakan, 
apakah adil, |ika orang nan -Muslim yang dilihatnya bersikap baik 
kepada manusia, bersikap sopan, ramah, dermakan, dan subagainya. 
kernudian—hanva karena ia tidak secara lormal memeluk fclain*-la}u 
dijebloskan ke dalam neraka. Adilkah Tuhan jika bersikap seperti 
itu? Logika semacam ini tenis dikembangkan di kalangan Muslim, 
sehingga bukan tidak mungkin telah menimbulkan keragu-an pada 
banyak kalangan Muslim lainnya, bahwa "agama formal" tidaklah 
penting, umg penting adulah sikap dan perilaku pribadi. Apakah 
seorang beriman kepada kerasulan Muhammad atau tidak, rfti tidak 
penting. Yang penting ia baik Dalam beberapa kegempalan diskusi, 
muncul pertanyaan, apakah Bunda The rusa akan masuk neraka 
hanya gara-gara dia tidak beragama Islam dan tidak beriman 
kepada Nabi Muhammad saw.? Apakah Sidarla Budha Gautama 
bukan seorang N\ibi? r 

Soal surga dan neraka adalah urusan Allah. Benarkah TTieresa 
adalah baik dan pantas masuk surga, itu urusan Allah. Bagaimana 



a 



17 ('talam tM \Ma\\ \uu\.mi\y\ U'rtdiij^iil Ift Srpti/mlHT W**— wtiigifniiikukjrid4.ii£.muzdul 
Pt'r^hiktm Pi'mtkirfin Uhtm GrfrrJiitf 1 tuam Afottihl \\\u\th, LP?FS h ^lKn {< rtulwm ktri^mii, lilmju 
ll«--Ahmnd Ubhib jtii;j miTHiaku sk?bA^ni soomn^ pluralis* Wiihih mtfn^alai JinMih st-bfim Jua 
ulun» f>k'h Kue m MC H ii -p| t. Jan s^lanw liiw Ijlimi uk*h Ritme» V^iJlt'nbnrj; mrrtcwilAt: Aku t.ik 
Lihu jn.iLdh Tiih.ln ump.i! hati jiit-m^siikLin dn.i iihiii|* b.ijvikku itu ku' if^J.n'i -ipi iH h r.ikj 
S.Miii^.i litfcil," Dr. A(u*i ^hihali [u^a rufiuiIIa, Tniisip biln vnng di^ui^k*in i»k'h Al Our b\\. 
,id-ii.ih gH'nj^tfcuuiii ^Lm^ltlm ^r^ni;-i>rLiri^: vnnfl berbuat Iviik dafeni svtMp k^iiuiniM 1 * K'ras.Min 4 i 
(.Ion, di.n^.ir» tirptu. byjk nu-mpi/mldi prtlula vLiri I ulu n l *iyj-Li^i, pi m M]. 1 :rn mi/mpi-i kukuh 
idr nu'npL-rtiii pturahrtttL- ki-agaiiunii d .m nirnulnk rUklusu i^im . Dalam pn^'i h/uv 1,ini,i-k> 
kk:>r wmL'kt'.vjj^m^-in iid.ik mmmi ktoigitn m -mari^I Al Qur >m N-kih Al 0»»r afl lul.ik rtn*m* 
K da-tatfokan *ini:tni snttt komunitas ^jm>i dan kutimi Prln>Ip ini di)*drrsk;mofi*1i diu nv.it 
A j CliTran. m4huH ukspt>iM \**n£ priing ?<*k^li Ivrpdi ***bu.ih ayal Af-Cjur ,in Limpil Jua k.ili 
dan hampir mirip Lata \M;t Lita, \,ii^ mom.itakau, '^wi^/j/M/ri mt^kti tiiiiii hvi mum, }ahiMi 

i ihu i mn ir-* ; ttia j m*mh\ ih? t i T\ Jtti n t*u*t m \ f f» v*, o t itlak 1 1 a n i r t wnt£i v«ti tubi* $kiw Ivtiitflrrt n fit I Q^ 
al-Fknpoh ^2 tkm a1-\kiukiK ^> Ahvi Shih^S, J*;.i^v k^n>>f M/i;nj|p £tk*n* Trt'iwi rttilttm 



Bagian Jll Tema Tema invasi Pemikiran 363 

dongan Abu Thalibyang banyak menolong Rasulullah saw.? Orang- 
orang yang meragukan kebenaran Islam secara eksklusif sebenarnya 
sedang membuat logika dan mengukur "Pikiran Tuhan" dengan 
"pikirannya" sendiri. Ketetapan Allah tentang agama Islam, sebagai 
satu-satunya agama yang benar, adalah hal yang jelas dan gam- 
blang. Karena itulah, dalam berbagai kesempatan, Rasulullah saw. 
senantiasa menyeru umat manusia uni u k beriman kepada Allah d^n 
mengakui bahwa beliau adalah Rasul utusan Allah. Ditetapkan pula 
pintu gerbang memasuki agama Islam adalah membaca Kahmah 
Syahadat: "Akit hrr<ak<i hahwa hndn Tuhan wUwi Allah dnn aku hertnkni 
bahwn Muhammad adalah utusan Aliah \ 

Di kalangan Kristen, diskusi semacam ini juga cukup panas, 
Kaum inkhisifis dan pluralis Kristen yang rm.Tic.ila k klaim eksklusif 
Gereja tenis berkampanye untuk menumbangkan doktrin eksklusif 
Gereja, vxtm rale^iam nulla <aiu> (mtfaitft' the clutrch no wliwtuvi), di 
luar gereja tidak ada keselamatan Hanya jalan Gereja yang benar, 
sebagai jalan keselamatan. Ihi doktrin eksklusif mereka yang ber- 
hasil dimodifikasi dalam Konsili Vatikan II , 1962-1963, Bagi Kristen, 
pertanyaan semacam Uli memang sangat problematis, sebab mereka 
sendiri teq>ecah dalam berbagai agama (Protestan, Katolik, Ortho- 
dnks)- Gereja mana yang benar? Apakah Katolik atou Protestan atau 
Ortodoks? Karena bingung dan frustasi, maka keluarlah jawaban 
"a sal- asa ia n" semuanya adalah jalan kebenaran dan keselamatan. 

1 lans Kung, seorang ProJesor teologi Katolik, memaparkan 
adanya empat posisi dalam soal kebenaran agama: (1) Semua agama 
adalah salah, (No n*!i$ian fa tmc atau titi r#tigitm< ar? eqiiatfy uutru?). Ini 
adalah posisi kaum ateis, (2) Hanya satu agama yang benar (Qiihj ani' 
ivligioti i> tnte, ahiu ail otlier wligians arc nntriw}. Ini adalah posisi 
katolik tradisional, seperti yang dipaparkan tokoh-tokoh Kristen 
awal: Origen, Cyprian, Augtishnc, dan dibakukan dalam Konsili 
Laieran IV (1215), Konsili Horencc (1442) menegaskan, jalan kesela- 
matan adalah menjadi anggota Gereja Katolik. Posisi kedua ini akan 
kita haha* lebih lanjut, kanna merupakan fenomena sejarah penting 
dalam peradaban Darat yang kemudian memunculkan sekularisasi, 
liberalisasi, clan pluralisme teologis. (3) Semua agama adalah benar 
[Et\'nj rrHgfan i> trin\ atau Ali n'lifiiosw iirr njinilh/ trttt'). Jika semua 
agama benar padahal faktanya, agama-agama U u berbeda-beda, 



maka agama vang mana vang dianggap benar. Lebih pelik lagi, 
ketika mendefinisikan apa vang disebut dengan agama itit sendiri. 
(4 J Satu agama adalah vang benar dan semua agama berperan dalam 
kebenaran satu agama [Otw rciigian i> ttw tmv aut flf-fllr Ali rt'[t£ton> 
pAriicipai? in l!u l truth of tik 3 tih? religion). Gagasan tn cenderung 
mengarah pada sinkretisasi atau pembentukan agama haru yang 
berbeda dengan agama yang ada. 

Diskusi tentang masalah kebenaran agama itu sendiri terbentur 
pada pertanyaan: apa kriteria sesuatu dianggap benar? Hans Kung 
mengajukan gagasan, bahwa Tidak ada monopoli kebenaran pada 
Knslen, dan tidak semua vang ada pada Kristen adalah benar, la 
lebih jauh menyatakan, 

"Itu nrftmja tidak ^cnuio yan$ adu dalam agtww-iigainrt dunia adulah 
sama lawami/d dan baihnju: tufa j\t$a bn$inn4w$um daimu keimanan 
dan tradisi, dalam ritu* >i'rln muatan keafiimutiin, struktur h'tttkafra 
dan hckuii^uifu yaug tidak Iwitar, t uh k baik." 

fa mengajak semua agama untuk bersikap yang sama. Menurut- 
nya, secara alamiah, tidak ada agama yang dapat menerapkan 
dengan sempurna kriteria kebenarannya sendiri untuk diterapkan 
terhadap agama-agama lainnya/* 

Pengalaman kaum Kristen seperti yang dialami Hans-Kung, 
John lhck, atau WC Smith, hiasan v a ditelan begitu saja oleh sebagi- 
an kalangan Muslim vang menerima dan mempercayai paham 
Plural isme Agama, meskipun harus mengorbankan akidah Islam- 
n ya. Senlah -olah pendapat mereka itu objektif, karena berasal dan 
kalangan nun-Muslim. Padahal, pendapat mereka itu tentu ada 
kaitannya dengan pengalaman pribadi mereka sebagai para pemikir 
dan teolog Knsten, karena itulah, kiranya para cendekiawan muslim 
perlu memahami dan menyampaikan secara |Li)ur, bahwa antara 
Islam dan Kristen -d isamping terdapat berbagai persamaan -terda- 
pat perbedaan yang sangat fundamental, baik dalam konsep Tuhan, 
kenabian, balikan perjalanan sejarahnya. Jika kaum Muslim tidak 
kritis memahami sejarah keagamaan di Barat, I o lu menjiplak begitu 



"^ Hliai. fkm> Kun^. "Wlutt /.< IV lu 1 Rt-lipi 1 '**" J*iI>ith UtuiarJ Svtidk'r U\U. /ii^Ni/ii ihu 



saja berbadai pcndnpfit eitan leon yan^ diadopsi dan pa kar-pa kai- 
ti rrs ton/ Yahudi tentang ''kajian keagamaan " (Rdiftiou* Shuiies), 
maka akibatnya bisa fatal Islam lalu ditenapong dan dianalisis ber- 
dadarkan kerangka pikir {ffttntcwark) pengalaman dan ajaran agama 
lain. 

Sebagian oran^; yan^ beranggapan bahwa cara pandang plura- 
lis Barai terhadap agama adalah sumber kemajuan dan kedamaian 
duma, perlu melakukan evaluasi pemikiran yan^ serius. Sejak ber- 
akhirnya kolonialisme klasik, Barai mulai membangun pusat-pusat 
kajian Islam \ j\\fi sangat serius- Banyak d ia n taranya van^ kemudian 
berhasil mendidik cendekiawan Muslim sesuai kerangka berpikir 
Barat-sekular, yang secara aktif menjadi agen penyebaran paham 
serupa di dunia Islam, Kuiika Barai tidak ia^i percaya bahwa Bthle 
adalah kata-kata Tuhan (Thr Ward &f Gfidfihu i*crbum), maka mereka 
pun mengajak kaum Muslim untuk meyakini hal yang sama seperti 
mereka, i lans Kun^;, misalnya, menulis soal Al-Qur an sebagai kata- 
kata Allah, 

"Hunt* di 'ingat* Mum bukan hanya muat L<hva \/ait$ uttynkittnti/a; 
kamu Kr.^t***) fundnmwinlk memaiui/ing Bibir dt'ugart cam yau$ 
^tuun. Kaum KriMi'n fundmumitdlh incngaUtlnn: Svmun ini didikte- 
kan olrli Tuhan, dari \virn$ntf ]h r rhtuui sam\nii ifanft hraklm: Tak ada 
[tang hruhih, tak ada yang tiant> dihUcrpn*hi>i Semuanya jela*. " >f 

Kondisi islam sandal berbeda dengan Kristen, termasuk soal 
konsep dan problem Kitab Suci. 1 lingga kini, misalnya, untuk nama 
Tuhan dalam Biblesaja terdapat banyak versl UJ Nama agama mere- 



*MLiitoKlnu^ Dijk^ui: wiih l*tom\ J.iLiinStviJk-r;^, film 20O-2UI 
^ Misalnya kiljli KHiMrvm I 22- Tl I Alkitol» t l p fm LAl) ruLFn^Ukan 'Abihi w^knu Jwni* 
i *c f <, ; Itt u'* ftih t F*r t i\ tt ;: Bt' N j * j : h th f v t titi» Tuh* i n /* n n 7 h i-a h t: f utk-ku urrak-Uu tft ingsut nt*£ Burhui 

*wtiVif Mu tffef7 mi'i'H'ii'ii'/ 1 .lUiii'ti:' ir/i^C^ipr wit*t£ >t:hi*i\i Tttapi <i r 'i'':\Wj tt\lnn. i/, h Kartu tciu^tt fv 
MuitMn rtihiU' fa-rirmu il'u^i't \U,<# .f.rt ivnkitttttr untuk tUtmtl^tfwitrtiM." 

Bihh' Krt'Z iniit:^ W'tii i\ trh-ihilK m M im Ai:J !hi1u $hlll Sifii uuto Phiwmir. fht^ failh Hh> 
L?~*t i^rth'i i> ui„ *jn, r.vi; "iu /T-.v\T>r 4 ttt i t rttTw ifJih, 1 t ^iT r A' mtisjTi^o, litttt h t' ,'v.Tt/ si^tv mi 1 ififf 
i t * **jii + i* »/r<*vMfVf Jmujt» «W* 1 *? i wiiiifaii tlry w\ tivtt tim fjritiwrti Aiut it \\iftif lo p/x< /m/ //i* h rrwi/ 
j*r i*ik* *■**>*. »->*»/ »*it- L.ir.r tm',' trjiir ,itt t t wufkt h kttf hw/ Uakim Tfor Uvnrg B:l'k ddiilis K\Lik>i 
T'itr t : t,v*rf •; ** ♦' * , , * , 1 '' ' ri n: fch * - siA xt rr* /* f i ?< T ( « ?;/ 1^ i'/j fis t ■«« . . : r. 1 J M l n it y t\i n f j m rttirtt Wt \fitftlmn $\ ? 
». b *rt J t *(«it **t >( **!♦*;* ••(»* ,( ii^ i< *!• rH*;v f*/"rj>/ df^N^ /|.^ii< Srt-. J <*;// <nr, ■\>ur rhh^t <.&) " Ai Nv?i'< ttud hu> 

uJj i>:**t 1oii!*iti)£ terjU Mtf^^vii Sin*n, jN(.tx 1 Mor^oli^ vIjii AIi^jtiJlt Nkirt rnjuiicntnt, "/'/ 



ka juga tidak diberikan sejak awal mula agama ini lahir Tetapi 
ditentukan dalam sejarah pckcmbangannva kemudian. Hal ini pun 
sangat berbeda dengan Islam, yang sejak awal mula, namanya 
sudah buiit-in dalam A]-Qur L an dan diberikan oleh -\llah swL. Ber- 
abad-abad. kalangan nmsionaris-Knston dan orientalis Barat men- 
coba menyebut Islam dan kaum Muslim, dengan berbagai nama, 
tetapi akhirnya mereka tidak berhasil, dan kini tidak bisa tidak, 
menyebut Islam dan kaum Muslim, dengan sebutan Islam dan 
Muslim. Berbeda dengan sebutan Kristen vang tidak terdapat dalam 
fiiblc, dan baru muncul kernudian/ ] 

Berbagai fakta lentang sejarah peradaban Barat, konsep teolo- 
gis Kristen, dan realitas teks Bible. sevogyanva dikaji dengan men- 
dalam dan dibandingkan dengan cermat dengan sejarah, tradisi, 
konsep teologis talam, dan realitas teks Al-Qur an. Masing-masing 
peradaban memiliki pandangan hidup {uvrUivictc) yang khas. 
Sejarah perjalanan Kristen Barai telah melahirkan seorang h Isu l 
terkenal bernama Bertrand Russell yang menulis sebuah buku Whu l 
mu "Qi A Chrfetitm. la mengiaskan dua hal: mengapa dia tidak 
percaya kepada Tuhan dan kepada keabadian {immortality). Kedua, 
mengapa dia tidak memandang bahwa Chnst (Kristus) adalah 
manusia terbaik dan paling bijaksana. Bahkan Russell juga menjelas- 
kan mengapa ia keluar dari Kristen, dengan menyalakan, "Agama 
Kristen, sebagaimana yang diatur dalam Gereja-gerejanya, merupa- 
kan musuh mendasar dari kemajuan moral di dunia (/ itoj/ ifiah 1 



Ata^ndcr Mjr\ H A f list^n o\ tht» |etvi>h rVnph\ ttim 15 J CrriLa rrii brrb.nh Ji'n^an ^niLvir- 
ajiAMjur *in Di Sinni. Allah nvin|KTki<rx*ilknn dirinya mIm^ji "Alkih" ">i^tirT^tthuvii Aki\ fi, 
ffththrk ,-lh'ilh, \/Jstk ihii) luH&n V/it,-! Aku \%&tl VnilwJdil'l Aiti thm t irr;Uufoh -,ll,U irrl/j.l ;i||VJ£m{*ir 
AJ.it [l\ia\u 14 i 

J l Sl+u^jj ci»alitti, U h un I*", lok^h ml-iinruri» terki'iui! Siimui*! M. Zv-vnicnt'r, muuuLis 

Kl^r^olmulli tumtihs bukit Hv fjiiVy ft'irfiijinvirl ^ pU^Wwmi^ujK'u iJ iHiJtnv iVillMm and 
N'^j^pEl 1 . l^Hr Bpt\ii jugp rrW1i££L£ruhk&i istilah ^Sarnn-u?* untuk mttivt4>iVI kmuii Mualim 
T.iimn ltttfu h ftrthuf Gtlman mofculk hiiku, 7V Surutfrvi* /tt»h T^ 1 Fti/Ui^i frnu* h* /■(*■ Fj/'iW 
Sif^hitoJ. K*iIj mi mungkin dari "*irrrn" win^ berarti Pcu/iJp j* ,'iVr fl^^f jLih V-'tf'vj' vvmi; 
««rtiriwi fYo^i" pjt rJfcr £jM &t>U< flu rtfjrry --ift Adfl j 11 ^ > ,in £ iTU'iui'bul J-Lim, h-Lipi tiiMmh-jii 
st+ia^ai \ijyLma Anh" r Tahun t^2S. W Wtl^inCjsli, menulis buku rVI^w!?/^ i>f r^#i""T. /1'i 
/I Mf!' fcd^iOT nt ^r ,\V>t- I r^'t Ufy^ l! mldmv RdifltmfK ] |nu^ T Pit^V l L ^2tfi 



/uvh unti >till i< thr i*rincif\il t'iu'im/ of mami \*w§re$$ in ihc uvrlii)," 12 

Gerakan-gerakan yang m end e konstruksi Teologi Kristen begitu 
kuat berlangsung di kalangan para h?o1og Knsien sendiri. Tahun 
H87, John Hick dan Paul F Krntter mengedit dan menerbitkan 
sebuah buku berjudul Tifa* M\/th of Christian Llnhpifiit**: Toithini a 
Plurnltftk Thtologyof Religian* (New York: Orbis Book, 1987). Dalam 
artikelnya "The t\on-Ab*olutem>>> of Chn$timtiti/ r \ John !lick menye- 
butkan sejumlah dampak buruk sikap Kristen yang merasa superior 
terhadap agama atau bangsa lain selama beratus-ratus tahun, Teo- 
logi superior (eksklusif) itulah yang lelah menyebabkan kaum 
misionaris Kristen begitu aktif menyebarkan agama mereka ke 
berbadai penjuru dunia, hingga kini. Jtu adalah i akta, Apakah hal 
yang sama bisa diaplikasikan terhadap Islam? Apakah Islam tidak 
boleh merasa benar sendiri atau menyebarkan dakwah ke berbagai 
penjuru dunia, agar mereka memeluk dan mengaplikasikan Islam? 
Masalah ini perin dikaji dengan telili dan mendalam. Sebab, begitu 
ban vak ayat-ayat A l -Qu r' a n dan hadits Na b j Muhammad saw, vang 
memerintahkan kaum Muslim untuk berdakwah, memerintahkan 
yang makruf dan mencegah kemunkaran. Nabi saw, menegaskan, 
bahwa Islam adalah i/ti'lti Wti la yuk \\laihi. Dalam sejarah, terbukti, 
sikap dan sifat superior isiani sangat berbeda dampaknya dongan 
sikap superior Krtaten dan Barat, 

Barat yang traumatis terhadap ' f or$antZi i ti rdigitm" ufChnstimi 
akhirnya mengajukan jalan sekuler, liberal, dan pluralisme teologi 
dalam kehidupan mereka. Sebagaimana penjajah Kristen dan misio- 
naris yang aktif menyebarkan agama, Barat yang sekuler pun aktif 
menyebarkan ideologinya dan memaksakan kepada manusia, Setiap 
tahim, Amerika Serikat mengeluarkan laporan negara-negara vang 
demokratis dan tidak demokratis, menurut standar AS + AS dan 
sejumlah negara Barai juga aktif memonitor dan campur tangan 
dalam banyak kasus politik di dunia Islam, membantu kelompok- 
kelompok sekuler dan mencegah naiknya kekuasaan kelompok nom 
sekuler {/sAr/j/rs/s}. Kasus pelarangan jilbab dan se jumlah simbol 
agama di sekolah-sekolah negara di Pera net* juga bisa dijadikan 



^- RiTirjnd Rus<i'i, W'tu / ntn ttsi a Chwlur, {Nliirfh SvdiH.y A\\en & L'ntvin Australia, 
WTVl, him U, 25 



.salah satu contoh. 

Di Indonesia, teka nan- tekanan terus dilakukan agar kaum 
muslim j Liga mengganti keyakinannya bahwa Islam adalah satu- 
satunya agama va n g benar dan yang menyelamatkan umal manusia. 
Kaum muslim juga diminta menghapus cita-citanya menegakkan 
Islam dalam berbagai aspek kehidupan. Sebara terang-terangan, 
tokoh-tokoh Kristen memperjuangkan sekularisasi, pluralisme teo- 
logis, dan terakhir, bahkan meminta agar Mukaddimah L LD l c '45 
diubah. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa diganti, dan Indonesia 
dinyatakan sebagai negara sekular." 1 

Sebagai sabi peradaban yang masih eksis meskipun sedang 
dalam kondisi terhegemuni, Islam masih menunjukkan dinamika 
dan karakteristiknya yang khas. Khazanah Islam masih tersimpan 
dengan haik di berbagai perpustakaan dan lembaga-lembaga peneli- 
tian dan pendidikan. Tidaklah wajar, jika kaum musiun t lengan 
mudah menjiplak dan mengikuti begitu saja hadis j, sunnah, atau 
perkembangan vang terjadi pada kaum Kristen/ \ahudi atau agama 
dan peradaban lain, apalagi vang menyangkut perombakan konsep- 
konsep dasar dalam Islam. Liku i n di n u ku m jcii iiihhiiu 



♦ ♦ ♦ 



J J Liku iirlikH P. Sordjnli Djiw-fiiiLiiinuST-iuJii! '.\UiLhtii?iii!\ 11110 l l> -i-j i lu k S.fJ. .' j/ j Y. 11 ' j, 1 
F^'iuli' a i S m/w Pemijit Uiijj, v Fi -linciri ?i l \\?>. Partai Kr^kn lYiriiii fJtinui Sr|iiJitiT.i ' i"'DS' Ui>v 
stvrit'ti kTiiiij;-l(-r*in^Lin mi , rnpiT|Lin:ii;k..in ^oku I *"i risaui nun | i t , irL]>*tl - uin tii^imfl <\*va puli tik 



15 

Pelajaran dari Kasus Konflik 
Islam-Kristen di Indonesia 



"Tugu* teur uiiuft Jtanis kita fthiiiknti kepada tuhan kitn daimu nicu^u^iroran^- 
o<tii}i$ \\anr tMitstimi dan ucgftm im dan mcmudamkun api Sfkte Widuvnmad 
wtiiu$$it ui thitfl mitfh u! togi smudnh itri...." 
Pidalo Alfonso d f AlhuLjuerque sa<U menduduki Malaka 




ada tahun 2004, Pendeta Dr. Jan S- Ari tenang menerbitkan 
sebuah buka lobai berjudul "Scjtmih Perjumpaan Krhhm ditn 
Uhitn di hidonoui" (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004). 
Ruku mi menarik karena- -d i samping dilengkapi dengan data-data 
sejarah vang melimpah-- j Liga disertai dengan saran dan harapan 
untuk mengatasi konflik I siam- Kristen di Indonesia. Di antara 
sejumlah rekomendasi vang ditujukan kepada golongan Kristen 
adalah (1) Orang Kristen tidak perlu ragu bahwa keselamatan ada di 
dalam dan oleh Yesus Kristus, Tetapi, keyakinan itti tidak boleh 
membuat orang Kristen merasa lebih selamat atau lebih unggul dari 
umat beragama lain Sebab, Yesus Kristus Lidak datang untuk men- 
dirikan selu j ah agama dan tidak dapat dikuasai atau dipenjarakan 
oleh sebuah agama yang namanya Kristen. Umat Kristen bukanlah 
pemilik tunggal keselamatan. Tidak zamannya lagi mempertahan- 
kan semboyan cytra ?cc l&iti m u nih) sa/us. 

(2) Umat Kristen tidak lagi mencemooh ajaran, kitab Suci atau 
tokoh-tokoh Islam, dan lidak membiasakan diri merujuk atau 



menafsir Al-Qllf an dengan tujuan mencan pembenaran atas Kitab 
Suri atau ajaran Kristen, (3 j Umat Kristen peri u mempertimbangkan 
perasaan umat Islam ketika hendak mendirikan rumah ibadah, (4) 
Umat Krislen juga perlu mempertimbangkan perasaan umat fejam 
ketika hendak mengadakan acara-acara ibadah atau perayaan ke- 
agamaan, baik di gedung gereja, gedung pertemuan umum, atau 
melalui media massa, f?) Tidak perlu bersikap alergik dan traumatik 
lerhadap katun Muslim yang berbicara tentang penerapan Syariat 
Islam. Pdl. Jan S Aritonang ju$fi mengimbau agar kaum Kristen 
bersikap lebih simpatik l\au bersahabat terhadap kaum Muslim: 

"Memandang mereka sebagai selem, pihak yang mengancam, 
atau pun yang harus ditaklukkan demi Injil atau demi apa pun, 
adillah tindakan bodoh dan tidak terpuji/' 

Saran-saran Pdl. Jan S. Arilonang itu tampak cukup simpatik. 
Beberapa diantaranya pernah penulis sampaikan dalam berbagai 
kesempatan. Berikut ini telaah ringkas tentang sejarah dan solusi 
Konflik Islam-Kristen di Indonesia. Masalah ini perin diangkat 
karena dalam banyak hal, masalah Kristen di Indonesia tidak dapat 
dilepakkan dengan strategi dan kepentingan Barat terhadap dunia 
tslam r termasuk di Indonesia. Jika dulu "Gold, Gospcl. dan Glory" 
menjadi semboyan kolonialisme klasik, dalam beberapa hak sembo- 
yan itu lidak berubah. Meskipun berbeda dalam banyak hal. unsur- 
unsur Earat sekuler-liheral kadang busa bertemu dengan kepenting- 
an "misi Kristen", atau "sentimen Kristen." Konflik-konflik ke- 
agamaan-khususnya Islam-Kristen— senng kali menjadi isu inter- 
nasional, terutama pembentukan citra balnya kaum Kristen di Indo- 
nesia tertindas dan lidak mendapatkan hak yang layak sebagai 
kaum minoritas. Padahal, dibandingkan dengan u mal Islam di AS 
dan negara-negara Barai lainnya, kaum Kristen Indonesia dan 
penganut agama minoritas lainnya, mendapatkan hak-hak sosial, 
politik, ekonomi, vang sangat besar Dalam bidang politik, mereka 
selain mendapatkan jatah kursi menteri dalam kahinrl-sesuatu yang 
belum pernah terjadi dalam sejarah AS, 



Bagian lil: Tema-Tema Invasi Pemikiran 37 1 

Konflik di Masa Kolonial 

Searah konflik IsIam-Knsten-baik Kristen Protestan maupun 
Katolik— di Indone-aa bisa ditelusuri sejak kedatangan penjajah Be- 
landa dan Portugis ke Indonesia. Kedua bangsa kulon ia i itu datang 
ke Indonesia melaksanakan program "trilogi/ iui^criuli^nn ", yaitu 
Ges/W GoIlI, ttnd Gloiu. Jadi, disamping mereka mencari dan mt j - 
nmiasai kekayaan alam, terutama rempah-rempah, para penjajah itu 
juga menyebarkan agama Kristen. Sebab itu, banyak kaum Muslimin 
di Indonesia vang teiap memandang agama Kristen identik dengan 
a^aina kolonial. 

Tokoh-tokoh Kristen Indonesia—seperti Dr. W. B. Sidjabat dan 
TB. Simalupang— biasanya berusaha mengelak bahwa kekuasaan 
kolonial Belanda ikut memhanlu penyebaran agama Kristen di Indo- 
nesia. Menurut mereka, kaum misionaris sama sekali tidak ,~\d^ 
kaitannya dengan ambisi duniawi kaum kolonialis. Penyebaran 
agama Kristen, k b i h disebabkan oleh kuasa Alkitab dan bukan ter- 
utama disebabkan oleh orang-orang Kristen. Tetapi, bukti-bukti 
sejarah sangat sulit menerima argumentasi tokoh-tokoh Kristen se- 
macam itu. Bantuan d^n campur tandan kaum kolonialis dalam 
Kristen isas i sulit dipungkiri dalam sejarah.' 

Mengutip tulisan sejarawan KM Panik kar dalam bukunya Asin 
iiml !VV.^l77/ Domhuiuci\ Prof. Dr. BilveerSmgh mencatat, "Yang men- 
dorong bangsa Portugal (untuk menjajah di Asia adalah) strategi 
besar melawan kekuatan politik Islam, melakukan Knstenisasi, dan 
keinginan untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah." Se- 
bagaimana ditunjukkan oleh Panikkar, sementara bagi negara- 
negara Eropa Barat lainn\ a Islam hanyalah ancaman vang janh h bagi 
orang-orang vang tinggal di Kepulauan Ibena, Castile. A r agon, dan 
Portugal, Islam mewakili sesuatu vang mengancam, perkasa, dan 
selalu Map siaga di depan beranda rumah mereka. Dari sudut pan- 
dang mi, kata Panikkar, "Islam adalah musuh dan harus diperangi 
dimana-mana. Bamak tindakan Portugal di Asia tidak akan dapat 
dipahami kecuali fakta ini selalu diperhatikan. Jadi. disamping un- 
tuk Kristenisasi ata> "'wilayah kafir", Islam harus dilawan di jan- 



1 \lu . siuh.il'. Ail'^.v-.vj^, A r. :• K: ;:■ .■.'.'- i»', '■.!.*■/ o Wii'iiUrirr.utii^it! j.'jjijNfjj'i Pi'nrit.j^ \\\>; 
k.'/svw ir. 1 IruiciiL'*:,! >. Bandung: Mi/uji. h^tjj hlm. 2(C 



tmignya, dengan menyerangnya dari belakang. Hal ini juga diharap- 
kan akan menguntungkan secara ekonomis," 

Dalam kaitan ini, Pangeran Henry ^ting Pelaut (1394-1460) me- 
Lincarkan "strategi besar" dengan tujuan unhi k mengepung kekuat- 
an Muslim dan membawa agama Kristen langsung ke w i lava h 
Samudera Hindia. Ketika berhasil menduduki Malaka, AUonso 
d'AIbuquen.]e berpidato, 

"Tugas besar yang harus kita abdikan kepada Tuhan kita dalam 
mengusir orang-orang Moor (Muslim) dari negara ini dan me- 
madamkan api Sekte Muhammad sehingga ia tidak muncul 
la g j sesudah mi..,. Saya yakin, jika kita berhasil merebut jalur 
perdagangan Malaka ini dari tangan mereka f orang-orang 
Moor), Kairo dan Mukkah akan hancur total dan Venice tidak 
akan menerima rempah-rempah kecuali para pedagangnya 
pergi dan membelinya di Portugal." 2 

Karena itu, bukan hal aneh, jika penjajahan (kolonialisme) Barat 
di duma Islam, selalu bekeqasarna dengan misionaris Kristen untuk 
melanggengkan kekuasaannya. Mengutip pengakuan Aib C Kru y L 
(tokoh Nederlands h'ifM^uoot^cimp) dan OJH Graal' van Limburg 
Stirum, Dr. Aoib Suminto mencatat, 

"Bagaimanapun juga Islam harus dihadapi, karena semua vang 
menguntungkan Islam di Kepulauan ini akan merugikan ke- 
kuasaan pemerintah Hindia Belanda. Dalam hal mi diakui bah- 
wa kristenisasi merupakan faktor penting dalam proses penja- 
jahan dan zending Kristen merupakan rekan sepersekutuan 
bagi pemerintah kolonial sehingga pemerintah akan memban- 
tu menghadapi setiap rintangan vang menghambat perluasan 
zending." 1 

Keterkaitan erat antara gerakan Kristen i sa si dengan pemeri n - 
tah kolonial banyak diungkap oleh para ilmu w Ain Indonesia- seperti 
A t jib Sirminfp (Politik Uimu Ihndm Bclandti), Del ia r N/oer [Gi'wikiw 
[>iivn Modern) dan juga Ahvi Shihab (Mct\jhn\d\(n^ Amf—Rmpou* 



* Rl|v*vrSin£h, T7uwr Ttmitr irrJoiii*iii dan Duttui, Mrfj£ Jifti Ksnwtnitu^ ihkarLi I PS, L u 'tfSj 
lilm 29^#Jfl 

1 Aqib Suminto, Polritk hitm HmtM BrfmrJff, [|ak.irla, LP3F5, 19S?.j, hlm 26 



Bagian |ll: Tema Twna Invasi Pemikiran 373 

d'niktw £Auhmnma£i\fnh tniunltip Penetrasi Misi Krfettm di Imioupsiti). 
Pol Hi k netral agama yang dikumandangkan oleh pemerintah Belan- 
da terbukti tidak btinar, Sttbab dalaan kenyataannya, mereka sangat 
mendukung gerakan misi Kristen di Indonesia. 

Sejumlah dekril kera j aa n Belanda dikeluarkan untuk mendu- 
kung misii >nans Kristen di Indonesia. Pada tahun 1810, Raja Williarn 
I dari Belanda mengeluarkan dekrit yang menyatakan bahwa parn 
misionaris akan diutus ke Indonesia oleh dan atas biaya pemerintah. 
Pada 1S35 dan 1840, ada dekrit lain yang dikeluarkan, yang menya- 
takan bah u* a administrasi gereja di Hindia Belanda ditempatkan di 
bawah naungan Gubernur Jenderal pemerintah kolonial. Pada 1S54, 
sebuah dekrit lain d i keluarkan, yang mencerminkan bahwa kedua 
badan di atas saling berkaitan. Dcfc'fil i lu menyebutkan bahwa admi- 
nistrasi gereja antara lain berfungsi mempertahankan doktrin agama 
Kristen Karena itu, sejumlah fasilitas diberikan kepada para misio- 
naris, termasuk subsidi pembangunan gereja, biaya pulang pergi 
misionaris lndonesia-Belanda, dan pembayaran gaji para pendeta, 
disamping subsidi untuk sekolah, rumah sakif, dan rumah yatim- 
piatu, serta berbagai keringanan pajak. Pada tahun 1888, Menteri 
Urusan Kolonial, Keuchenis. menyatakan d tikungannya terhadap 
semua organisasi misionaris dan menyerukan agar mereka mengga- 
lang kor jasa ma dengan pemerintah Belanda untuk memperluas pe- 
ngaruh Kristen dan membatasi pengaruh Islam. J. T. Cremer, Menteri 
untuk Urusan Kolonial lain, dengan semangat vang sama, juga me- 
nganjurkan agar kegiatan-kegiatan misionaris dibantu, karena hal 
itu --d a tam pandangannya —akan melahirkan "peradaban, kesejah- 
teraan, keamanan, dan keteraturan 4 

Pada 1901, Abraham Kuyper, pemimpin Partai Kristen, ditunjuk 
sebagai Perdana Menteri, menyusul kekalahan Partai Liberal oleh 
koalisi partai-partai kanan dan agama. Ale\ander Idcnburg, yang di 
masa mudanya pernah bercita-cita sebagai misionaris, mengambil 
alih kantor pemerintah kolonial, Kebijakan selama 50 tahun yang 
kurang lebih bersifat "netral agama" diubah menjadi kebijakan vang 
secara terang-terangan mendukung misi Kristen. Berbagai subsidi 
terhadap sekolah Kristen dan tembaga misi yang semua ditolak 



4 AM Sliihab. Mt-«ifrfihfuni; Am> t hlrn 1 \7 



karwia dikhawatirkan memancing reaksi keras k o uni muslim, mu Ini 
diberikan secara besar-besaran. Kebijakan ini menunjukkan bahwa 
netralitas dalam agama adalah i kisi belaka, tdenburg yang nwhjabat 
Gubernur Jenderal dari I9Dfi-191fr, terang-terangan menyatakan du- 
kungannya terhadap kegiatan misi di Indonesia* Dalam halali satu 
laporannya kepada pemerintah pusat, ia mengatakan. "Saya cukup 
sibuk dengan Kristen i sas i atas daerah-daerah pedalaman." Bagi 
pemerintah kolonial, ancaman dan mereka \ang sudah ma>uk 
Kristen akan lebih kecil dibandingkan dari kaum muslim, karena 
kaum Kristen lebih dapat diajak kerjasama. Tu|uan pemerintah kolo- 
nial dan misionaris dapat dikerjasamakan. Di satu pihak, pemeri tali 
kolonial memandang koloni mereka sebagai tempat mengeruk ke- 
untungan finansial Di sisi lain, mi_smnan_s memandang koloni 
mereka sebagai tempat yang diberikan Tuhan untuk memperluas 
"Kerajaan Tuhan 'V 

Jadi, di zaman penjajahan Belanda, konflik Ulam Kristen identik 
dengan konflik antara bangsa Indonesia dengan penjajah vang tur 
mang memberikan dukungan terhadap kegiatan misi Kristen. Pe- 
rang melawan penjajah Belanda dipandang sebagai ]ihad l"i sabilillah 
dalam memerangi kaum penjajah kafir. Sehingga, dt Aceh, misalnya, 
Belanda disebut sebagai "kape" yang berakal dari istilah bahasa 
"kalir". 

Menjelang Kemerdekaan dan Orde Lama 

Konflik I&lan> Kristen di sekitar masa kemerdekaan dapat di- 
telusuri dalam sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan 
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). BPUPKI dihentukoleh pemerin- 
tah penjajah Jepang sebagai persiapan bangsa Indonesia mendapat- 
kan kemerdekaannya. Salah satu hal vang penting adalah pemben- 
tukan konstitusi negara Indonesia merdeka. Dalam sidang-sidang 
BPUPKI terjadi perdebatan sengit antara dua kelompok, yaitu kelom- 
pok nasionalis Ulam dan kelompok nasionalis sekuler (golongan 
kebanggaan). Kelompok nasionalis Islam mengusulkan agar Indone- 
sia merdeka nantinya adalah sebuah negara Es la m Tetapi hal ini 



^ Alvvi Shihah..Mrwivj:JiiVP\ T Arjr^, hJm. j7'4!1, DolkuNm-r, i^'mLih AWiTl-j? }>iiitn tii Ititiotw- 
si* IW\ } a t2. f Jakarta; t PJF5. IWL!], h I m 15-1 -13$ 



ditolak keras oleh kelompok nasionalis sekular dan Kristen, Untuk 
menyelesaikan masalah perbedaan tersebut, BPUPKI membentuk 
Panitia Sembilan yang merupakan perwakilan golongan nasionalis 
Islam, nasionalis se k Lila r Pihak Kristen diwakili o teh Mr. A. A. 
Maramis. Pada tanggal 9 Juli 1945, Panitia Sembilan berhas'l 
menyusun suatu Gfiitlrtiifn''* Agnruwnt, yang dikenal dengan Piagam 
Jakarta. Ketika itu, Ketua Panitia Sembilan, I r. Soekarno menyebut, 
Piagam Jakarta adalah "satu kompromis untuk menyudahi kesulit- 
an antara kita bersama/' 

Tetapi, dalam rapat BPUPKI tgl 11 Juli 1945, Piagam Jakarta 
digugat oleh seorang Kristen dari Maluku, bernama Latuharhary, 
dengan alasan akan dapat mengalami kesulitan d a tam aplikasinya 
di berbagai daerah, khususnya ketika berhadapan dengan adat 
istiadat. Soekarno kembali meminta agar "tujuh kata" itu tidak di- 
persoalkan, sebab itu adalah hasil jerih payah dan kompromi antara 
golongan Islam dan golongan kebangsaan. Tokoh Kebatinan Wong- 
sonegoio mengusulkan, agar tidak usah diubah, tetapi ditambah 
"bagi pemeluk-pemeluk agama lain dengan jalan menuai t agama- 
nya masing-masing". Akhirnya Wachid Hasvim memperingatkan 
a gar pembahasan s nal "tujuh kata" itu tidak diperpanjang lagi. Lalu, 
Soekarno kembali mengingatkan bahwa "tujuh kata" itu adalah 
"kompromi untuk menyudahi kesulitan antara kita bersama/' 

Bahkan, dalam rapal tgl 13 Juli 1945, Wachid I lasjim mengusul- 
kan: j^ar syarat presiden ditambah "yang beragama Islam" Juga, 
pasal 2 C > ditambahkan, "Agama negara ialah agama Islam/' Bahkan, 
pada rapat tgl 14 Juli 1945, tokoh Muhammadiyah Ki Bagus Hadi- 
knesoomo mengusulkan agar kata "bagi pemelnk-pemeluknya" 
dicoret. Jadi, bunyinya, hanya "Ketuhanan, dengan kewajiban m u v 
jalankan syariat Islam". Tetapi, usul ini ditolak keras oleh kelompok 
nasionalismeku la r. Sampai dengan rapat terakhir BPUPKI tgl U> Juli 
N-I5. tidak ada pencabutan kesepakatan tentang Piagam Jakarta. 
Bahkan ketika itu, Soekarno menegaskan, disepakatinya klausul: 
'■'Presiden Indonesia haruslah orang Indonesia asli vang beragama 
blam " Dan pasal iS tetap berbunvi, "Negara berdasar atas ke- 
Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- 
pemeluknya." Terakhir, ketua BPUPKI yang merupakan aktivis 
Gerakan Teosofi, yaitu d r. Radjiman WidijodLningrat, menyimpul- 



kan: "jadi, rancangan mi sudah diterima semuanya.... dengan suara 
bulat diterima Undang-undang Dasar ini."* 

Masalah Ptagam Jakarta ini sangat penting diperhatikan, sebab 
dalam perjalanan sejarah Indonesia, konflik Islam-KrisEen juga sa- 
ngat berkaitan dengan masalah Piagam Jakarta, yaitu klausul ten- 
tang dimasukkannya "kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi 
kaum Muslim Indonesia'' dalam konstitusi, Penolakan terhadap 
Piagam Jakarta oleh pihak Kristen dapat ditelusuri pada sikap Latu- 
harhary di BPUPKL Seperti diketahui, pada tanggal 18 Agustus 
1945, Piagam Jakarta yang sudah disepakati di BPUPKI dihapus, 
dengan alasan ada keberatan dari pihak Knslen Indonesia Timur 
Konon, datanglah seorang utusan dari Indonesia Bagian Timur, 
melalui opsir Tentara Jepang yang waktu itu masih berwenang di 
Jakarta. Utusan tersebut menyampaikan pesan kepada Bung Kamo 
dan Bung Hatta. Opsir Jepang itu mengaku, membawa pesan dari 
umat Kristen di Indonesia bagian Timur. Isi pesan itu pendek saja, 
"ada tujuh kata yang tercantum dalam Mukaddimah UUD 1945 
yang harus dicabut. Kalau tidak, umat Kristen di Indonesia sebelah 
Timur tidak akan turut serta dalam negara Republik Indonesia yang 
baru saja diproklamirkan, Tujuh kata yang harus dicoret itu berbu- 
nyi/ "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pcweluk- 
pemelukny a/' Dr* Muhammad Natsir menyebut penstitiwa 18 Agus- 
tus 1945 itu sebagai "P^rhimm ultimatum terhadap Republik Indonesia 
y/77/jj bani saja diproklamirkan 1 , 

Tokoh-tokoh Kristen kemudian, selalu menolak usaha untuk 
mengembalikan Piagam Jakarta dalam konstitusi Indonesia. Pe- 
muatan "tujuh kata" dalam Mukaddimah UUD 1945, dikatakan oleh 
Pendeta Gktavianus, sebagai "ide akan membentuk Indonesia 
menjadi negara agama", sehingga "Indonesia bagian Timur de- 
ngan tegai menolak dan hanya mau bergabung dengan Republik 
jika Indonesia menjadi negara kesatuan". 

Mengomentari ultimatum pihak Kristen pada tahun 1^43 itu, 
Natsir menulis, 

"Utusan tersebut tidak untuk mengadakan diskusi tentang per- 



'MJtwl Rfto^^SiflflwyflPaPK/ yang diterbilkJinSekreterwf Negara Rl.hlm 21h. 



soalannva. Hanya menyampaikan suifti peringatan. Titik! Tak 
per J u bicara lagi Terserah apakah pesan itu diterima atau tidak 
Asal tahu apa konsekuensinya. Itu berupa ultimatum. Ultima- 
tum, bukan saja terhadap warga negara yang beragama Islam 
di Indonesia. Tetapi pada ha kekalnya terhadap Republik Indo- 
nesia sendiri yang baru berumur 24 jam itn L f lari 17 Agustus 
adalah Ha ri Proklamasi, hari raya kita. Hati raya 18 Agustus 
adalah hari ultimatum dari umat Kristen Indonesia bagian 
Timur Kedua -dua peristiwa itu ada ia h peristiwa sejarah. Kalau 
vang pertama kita rayakan, yang kedua sekurang-kurangnya 
jangan dilupakan. Menyambut hari Proklamasi 17 Agustus kita 
bertahmied. Menyambut ha n besoknya, 18 Agustus, kita ber- 
isdghfar. tnsva allah Lima t Islam tidak akan lupa/' 

Menurut Natsir. Kaum Kristen sangat konsisten dalam men- 
jalankan ultimatum IB Agustus 1945, "Sungguhpun tujuh kata-kata 
itu sudah digugurkan. Tetapi mereka tidak puas begitu saja/' kata 
Natsir P i b ulang legislatif, kaum Kristen berusaha keras meng- 
gagalkan setiap usaha pengesahan Undang-undang yang diinginkan 
kaum Muslim untuk dapat lebih men taati ajaran-ajaran agama 
mereka. 7 

Pada tahun 1M45, sejumlah tokoh Ulam memang menerima 
pencoretan "tujuh kata" dalam Piagam Jakarta, karena per limbang- 
an pertimbangan situasional. Ketika itu mereka berpikir, setelah ke- 
merdekaan, mereka akan dapat mengembalikannya lagi melalui 
pemilihan umum. Mereka kemudian gigih kembali memperjuang- 
kan konsep "Piagam Jakarta '"" tersebut dalam Majelis Konstituante. 
Balikan, menurut Prui. Kasman Singodimedjo, Ki Bagus iladikoe- 
suemu, sampai meninggal dalam penantian akan kembalinya Piagam 
Jakarta. Kasman, dalam biografinya, juga menyatakan. Piagam 
Jakarta sebenarnya merupakan "Gvutietnai's Aftnwufnt" dari bangsa 
ini. Sayang, jika generasi pelanjutnya justru mengingkari sejarah. 

Seperti diketahui, usaha katun Muslim itu selalu gagak Bahkan, 
setelah reformasi tahun 199S, terjadi perubahan besar dalam sikap 



Mi>ti N.iNti "ldnpa M'T.'m^'fVikUiO Ada KtfmkLUlmV, (tala m l-uiku HikM thu Ditfn. {<xl 
I hLtvmm tTnkuiu;, i likArtfl Mrtit* I >.iku ,iU t iWl) t Mm. 4-14^ 



tokoh-tokoh Islam Indonesia tentang Piagam Jakarta/ Berbeda de- 
ngan sikap tokoh-tokoh Islam, sikap pihak Kristen tidak pernah her- 
ubah sejak tahun l^-l^, vakni menu la k keras dikembalikannya 
Piagam Jakarta ke dalam konstitusi Indonesia {UUD 194^) Meski- 
pun demikian, di tengah masyarakat, berbagai kalangan umat Klam, 
tetap mendukung dimasukkannya Piagam Jakarta ke dalam konsti- 
tusi, bahkan demonstrasi-demonstrasi dilakukan di bebagai kola 
untuk mendukung haj tersebut. 

Meskipun sempat terjadi perdebatan keras tentang ideologi 
negara, i\t\n ketdgimgari antara Lslam-KrLsten tei"]adi dalam berbadai 
kesempatan, sepanjang tahun 1 *>45- 1 C J6 S, bis a dikatakan tidak terjadi 
knnflik Islam-Kristen secara massal Meski pon demikian, benih- 
benih konflik sudah mulai tertanam 

Di Msisn Orde Baru dan Reformasi (1966-2003) 

Konflik Ulam- Kristen mulai muncul ke permukaan di masa 
pemerintahan Orde Baru. Salah satu indikator konflik Nam-Kristen 
yang mencolok adalah data-data gereja di Indonesia yang diru^ak 
atau dibakar, seperti yang dikeluarkan oleh Forum Komunikasi 
Kristiani Snrabava-Fonim Komunikasi Kristiani Indonesia U : KKS- 
FKK1). 



s Si+j£ni i%*n[i*h, r^Jj tani^nl J J) Agustus Hfttfi, liga l^kuh [ibm IndoiirtLi. v asin Koltu 
Umum PPM" KI T I Ui**i ini VUiailIL Kt'tiM Pimpinan PUsat WuliiiniTTiJiJu-.ih Pmf LV St*tfi'i 
\U aci* h dJirt l J r*0 Mr Niiin'hnfisli M,id|u1 rmnibunl ptThs.iU^n hiTVjmn Nin\-i mt-ntrfAk 
mii^iAmn Piagam liikart.i ddlnm \*a^\ LJOD hJ4S Adj h^a ALwifl imii^ dik^rnuk_ik_in: Ol 
jvu\mlunun eui^jm bk^rld akan mi.»mhukj kemungkinan tempur tangan m i g,iro diltam 
wimvah j^am^ sjn>: akan iiiL*n£akihatkjn kemudi u ratan. luik bat;* .Ligamu maupun |Wa 
nt'^ira <*jbdi;*ii lVllavah puUHk, l2> Jim^ukkjunva Pkigam |jk*irki akan niLmh.in^kukpin 
Lvinh,>|i PMSiH^kiT-prn^Lin^kii lnfru» dan kaJ^gnn luar Islam mcn^inaJ "(U'j^ri* t?liU1i" 0l lu- 
iinuL»sij. l3> OinV*tJ^kA|MH0 Piagam lak^rta KiMUrt"^" ilmi^n * i>l iifgOTfl i p .1 ^ 1 1 1 1 l-i I ',^nc 
nurnipiTlakuknv ?hl'ithi.i U*Jirtn|NA Ji tu^n i^iu ^vf.-ifA *4>dLr.ai3l T thu.it. Aiiian I Iu<*iluL, 
JV^SJ^M O/lifJj. Gema l^'JliJ hx*tf, laLiUU. JIHC Mm *J|-*J$l. 



Bagian 111; Tema Tema Invasi Pemikiran 379 

Jumlah gereja yang ditutup, dirusak, atau dibakar di Indonesia 
Periode Tahun 1945-1997 



Penode 


■ 

Jurniah 


Persentase (%} 


Rata-rata/tahun 


1945-1954 











1955-1964 


2 





0,2 


1965-1974 


46 


13 


4.6 


1975-1964 


89 


25 


8,9 


1985-1994 


132 


36 


13.2 


1995-1997 


89 


5 


44,2 


358 


100 



Sumber FKKS^FKKI I9yf 



Masa Ordo Baru sebenarnya ditandai dengan situasi "bulan 
madu* antara Islam dongan pemerintah, kamna merasa telah ber- 
sama-sama menumbangkan Orde [,ama dan kekuatan komunis. 
Pada umumnya, kebijakan Orde Baru terhadap Islam bina dibagi 
dalam dua tahap. Awal-awal Orde Paru sampai sekitar tahun L98S, 
disebut sebagai tahap antagonis. Kebijakan politik Orde Baru ditan- 
dai dengan proses sekularisasi dan deislamisasi, serta kuatnya 
pengaruh kelompok Katolik CSIS {Centre lor Strategic and Inter- 
national Studi es, sebuah lembaga pemikiran dan kebijakan yang 
didirikan oleh tokoh-tokoh Katolik, nasionalis sekuler, dan penguasa 
militer/intelijen Orde Baru). Pada saat inilah proses Kristenisasi ber- 
jalan kuat, dengan memanfaatkan semangat "anli-islanV para peja- 
bat penting pemerintah Orde B Ani. Pada masa Orde Baru inilah, 
konflik Lslam- Kristen mencapai tahapan yang sangat menentukan, 
yang muncul dalam berbagai bentuknya. 

Sebenarnya, sejak awal Orde Bani, pemerintah sudah meng- 
upayakan terjadinya "Litik-temu" atau Gentlemen's Agwim'nt antara 
Islam-Knsten melalui Musyawarah a niat -umat Beragama pada 30 
November 1%7. Namun, musyawarah itu gagal, karena pihak Kris- 
ten menolak sebuah klausul, "...dan tidak menjadikan umat vang ber- 
agama sebagai sasaran penyebaran agama masing-masing/' Anak 
kalimat itu dianggap bertentangan dengan perintah Injil, "Pergilah h* 
ft'htruli dunia itau uiilkhtftikivihih Injil h srfuruJi makhluk." (Markus 
16:15) Dr. Tambunan, salah seorang tokoh Kristen vang hadir dalam 



musyawarah Itu rnen jelaskan, bahwa bagi orang Kristen, menyebar- 
kan Injil kepada orang lain yang bel ani beragama Kristen adalah 
titah Ilahi yang wajib dijunjung tinggi- 

Pihak misionaris Kristen selalu menolak upaya-upaya unhlk 
menciptakan kode etik penviaran agama. Aturan-aturan pemerintah 
ViHlg Sudah ditetapkan sebagai dasar pijakan untuk menciptakan ke 
rukunan kehidupan beragama di Indonesia senantiasa ditolak. Ta- 
hun WhM, pemerintah menge luarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 
No* I tahun 1969, antara Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama, 
>ang berisi tala aturan pembangunan rumah ibadah di Indonesiai 
Seorang tukuh Kritften, Prof. Dr. fE Sahetapv, menyatakan, SKB 1/ 
1Wi9 memasung kebebasan IIAM, bertentangan dengan Pancasila. 
dan UUD 1943, karena itu harus ditolak karena batal demi hukum. 
Bahkan, kala Sahetapv, SKB l/l%9 merupakan bentuk "penjajahan 
terselubungi yang bertentangan dengan makna 'kemerdekaan" 
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan L LD 1*J45- [I 

Kaum Kristen juga menolak SK Menteri Agama No, 70 <\a.n SK 
No* 7S tabun N7S yang mengatur masalah penyiaran agama dan 
bantuan luar negeri terhadap lembaga keagamaan di Indonesia. 
Pada tahun l l )7U-an, banyak peristiwa vang menunjukkan mening- 
katnya konflik IslanvKristen di Indonesia, seper l i k^>t\> R L" L Per- 
kawinan tahun N73 yang berkilat sekuler. RUU ini tenvata banyak 
dipengaruhi oleh konsep kalangan KrtMen, \ang menggunakan 
sekularisasi unUik melemahkan umat I s tam. Pada tanggal 1 Febru- 
ari 1% L >, sudah keluar memorandum kalangan Kristen dengan judul 
"Undang-undang Perkawinan Harus tidak Bermotifkan Agama 'V J 



"' Adiaii J lu*hiin[, M*«totof T ^fk'hmtk.1 dmt i4tjm, ifciLirta: O-nu Lisaiii Tri-», 1 9*/.-* j, h I m 3fi. 

I [1 FKKS-FKKI, Ecytiukuh ^iwr,H«/i Kitn t \*N7 t Mm I JM4^ 

H I nfcmaii U.iLirm, T.iir.i Jiftt fkthi, WL3l, 44^*3 Rk~U fYrfumjiun "svLuU-r" vlilim- 
'urLni ttu^al Ih AgutUi* IV73 Mtnuirut Kamii! IKisim. dakim RUU Mu. wtldaknv*i m.Li U 
p*iNll \JMj5 LvTU'nttri^fi di/ti^an hukum ULirn. Libn^n Musisi int-ju uri^i RW Iri si«h u t 
iiu'j^uh tM£Mfi Jnrj up<fcY*J [Vi^krihkn.m Jl JuJiukslj, LltuIjum vviij; diinfunkijm*M» ti«k*ih- 
lukuh Kol>ihk di CSIS Tokoh -tofaili Ulam HH-mpmU»* kera* RL.L' kn>o*Hjl Puncak pn*li> t 
U r|iidi tanggal 17 S rpli nih j l^Ti, kt'ljk.rt wkiljr 3(K! j.vinudii Muslin* v-inj; h j r*i%ltu> '|"M.*uin- 
pn" iltidini : * i d lu i ^ DPR nun^u'nlrL.in laijiinva sidang, s^ L ;l MohUti A^anui Mukti Ali mi-in- 
hirikiin jawatun h-i^utap |vrTi.nid.iTi£dn unimu iriiksi-iV.iksi, ywig nrttyutitd*iii a ttitfifcVUing 
RUU '\i'ktih'r' h tiT^-hiU. Pan Lli'iVUJn^Eftm mrrnasaru; spanduk-^poruluk dan p^MiT, \ati£ 
jihIjm lain U.*rlul?Kkan '$fl,ultii'ipiti ifon K >wmh Jmn' ftdfltnh ShtSuh Aplmtt t<lm*t m^f ftt'hiiA'frt", 
"MttmuM inii7$ Mivri/t h Jr,/j;r .Rl/L/ FMritr»i*rjf fltitf/rtA JwX dermo^r RUU Pt^Lumum titititvh 
Kwt&'jiti Ktttit " Ki'Utn HPR/MPR KI I Idham klutid yjnj; Udak ditpal iiKwpdiij^lMu mumiu 



Prihatin dtfngan perkembangan Knstenisasi d j Indonesia, se- 
orang i u koli Muslim yang juga beka^ menlen a^ama Indonesia 
pertama, Prof Dr, SIM Rasjidi, menulis surai kepada Paus, yang 
mengungkapkan program KnMentsasi La h u n 1970-1973 Dewan 
Gereja Katolik Jawa Tengah (diputuskan pada 20 Juli 1970), vaihi: 

1, Tiap kabupaten harus sudah ada gereja, poliklinik, dan sekolah. 

2, Diusahakan pendirian gereja baru dekat masjid. 

X Di tiap-tiap kecamatan diusahakan tempat ibadat (gereja kecil) 

4. Diusahakan tiap- riap kabupaten harus ada sebuah badan, 
perusahaan, besar dan kecil. 

5. Membantu daerah dalam pelita. 
o Membantu pembangunan J siam. 

7. Tiap-tiap kabupaten dalam tahun I *-)70 sampai dengan 1972 
harus sudah ada minimum 25 % pengikut, Program lersebul 
d fa tas diberi landasan: (a \ masyarakat haus akan agama (b) 
Agama Islam adalah agama nasional, tetapi mengapa masyara- 
kat ianh dan Islam.' 1 

Peristiwa vang menggemparkan dunia internasional terjadi 
pada tahun 1974 ketika seorang pastor Gereja Anglikan asal Aus t r a* 
lia, tric C ons La b I e, teri m n uli di lakarta- U terbunuh ditikam seorang 
aktivis majelis taklim bernama Jlaswm Yahya* Gara-gara kasus ini, 
rencana penyelenggaraan Sidang Dewa n Gereja Dunia di lakarta, di* 
batalkan, Cnnstable sendiri terbukti datang ke Indonesia tanpa me- 
lapor kepada Departemen Agama (Ditjen Bimas Kristen). Padahal, U 
sudah berada di Indonesia selama tiga minggu. 1 * 

Di masa-masa itu, pada dekade l L >7(Kin, Knstemsasi memang 
sedang berlangsung "gila-gilaan". Suasana hubungan Islam-Kristen 
sedang sangat memanas, Sebelum kasus H n c Cnnstable, sudah mun- 
cul kasus Yusuf Roni, seorang misionaris Kristen yang murtad dari 



sij.n<£ tiUirrTiyn mumiridvi siilitij; miUik WAklu yanu tuh k JjLiniUikan KL' U Pi'tftikwwun 
\tkuU'\ ilit «iklim* Vd Jirtihnl nli'h ponimu lah i Abdul A/ h llwih.i, Uhw} titm ,Vi^iinJ thtliini 
Pc.iiU.sOnU' a^it^ljkjrl.i. C^mn Iiwini Piwi, J*Wdj, hlm 25? Ir*U) 

lJ AJun I f usai m. LYrv/rt-t.ww Pipihi r MemMtih Akar konflik $ARA Ji SiriAwsM, HaLirta; 
DFAPrrw.^lHKIj hln*i B*v 

T 1 M^|jL<ih rVwjJu llIIm 13 I uli PJ74 LtaLiLm'fl HiJ^ti^ Dicari Ctwj* Dum.i ilw diJL'toltim 
i^L'h I \n*\ i m Ynhwi jTiiJa penulisan t hiTtfimi Ivliiiu i\i WLih, iuhLi Awal l*flJl! f tefiyuvi YflhvM 
|ui;,t iiirii^.ikti iiU'M^Lmkrtn *kMm* *<4<iii.it.vnia1.i karviu menjalankan }ii-rinUll Al- Dur' ari. 
kjn'no pih.ik Kru^lfn sudah tar^ri^-trrvHipin nioiiwr.ini;i l^bm, 



agama Islam. Kaset-kaset rekaman ceramah Yusuf Rgni di Gereja 
Ma rana t ha Surabaya tandai 23 September 1973 dan di sejumlah 
gereja beredar luas di masyarakat, Dalam ceramahnya, Yusuf Roni 
banyak melakukan kebohongan dan manipulasi ayat-ayat Al-Qur\m, 
sehingga menimbulkan kemarahan umat [slam. u 

Pati a akhir tahun 1980-an, pemerintah Orde Baru mengubah 
kebijakan politiknya terhadap Islam, menjadi lebih akomodatif. Ber- 
bagai pera iuran dibuai untuk m c n ga d posi kepentingan umat Mani, 
seperti UU No. 2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional, UU Na. 7 
tahun 198^ tentang Peradilan Agama, UU Nu. 2 tahun 199 [ tentang 
Pokok-pokok Perbankan {yang mengizinkan berdiri n va perbankan 
syariat}* dan sebagainva, Tahun 1990, berdiri Ikatan Cendekiawan 
Muslim Indonesia (ICMI), Tahun 19SS, Presiden Soeharto mencopot 
Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), [enderal 
TNI LB Moiirdam. Wartawan majalah Fur Ln^U'ni Lconnunt Ri'viczv 
[FE E R) Adam Schwar/, menulis tentang pergantian !.R. Moerdani 
.sebagai berikut, 

"Sementara itu, sebuah pergeseran di jajaran atas militer, gan- 
jalan utama bagi aspirasi politik kaum Muslim modernis, di- 
sambut oleh ban vak kalangan Muslim sebagai sebuah tanda 
berubahnya /aman. Bekas panglima APRI h Bcnny Moerdani, 
seurang Katolik dan target utama m kap permusuhan di kalang- 
an Muslim modernis, secara bertahap disingkirkan dari ke- 
kuasaan oleh Soeharto. Pengganti Moerdani Yang pada Maret 
1993 diangkat menjadi wakil pesiden Indonesia, Trv Sutrisno 
begitu pula panglima ABRI yang sekarang. Jenderal Fetsai Tan- 
jung, dianggap akrab dengan Islam, atau setidaknya tidak me- 
musuhi kegiatan-kegiatan Muslim vang terorganisasi/' 1 " 

Sejak itu, kelompok misi Kristen cenderung menjadi kekuatan 
oposisi pemerintah Orde Baru, dan konflik I^larn- Kristen tetap belum 



1J fk'hagiii cnivliilv slT(u akut rvmfh*] K^ir Ji^i'Lir J i Ma.>jid Mtij.iliii.iin Tanjung IVrak 
Surabaya— vdn?; bi-rkikaM L?i di-pan runuh I Ijsyim Yahy^-pjJa 21 \X^T\>bu\ 1V73. Jnn di- 
hadiri uliHl mAiIjt 1 5 I^tfMran^ Edisi- 1 1 sL'bfl^i pmci'ftimiih ♦Hfjlali LMjM^ Ulur \ UiIh^ d.m 
Ustad Ek-s Mfm (IJIi#h \te\ Arilin. Dm)p£ l^n^wUni Krtitsu* .tSumbii)^ h'itakj Prn^rv^j/, 



Ba^jan III. Tema Tema Invasi Femtki/an 383 

menemukan bentuk solu_sinya yanf itiendasftr. Data perusakan gere- 
ia sejak nwal Orde Baru sampai taliun 19 L J7 menjadi salah satu indi- 
kator yang menunjukkan eskalasi konflik antara dua agama itu. 
Tahun 1997, terjadi peristiwa-peristiwa perusakan /pembakaran 
ratusan gereja di Tasikmalaya, Situbondo, Rongasdengklok, dan 
sebagainya. Hasil penelitian Komite Indonesia untuk Solidaritas 
Dunia Islam (KISDIJ, menunjukkan, adanya sejumlah penyebab 
peru^akan-perusakan gereja tersebut, (1) Pertama, adanya kesen- 
jangan sosial, ekonomi, dan pendidikan y«uig parah. Banyak masya- 
rakat melihat, kaum minoritas Kristen dan Cina sukses setara eko- 
nomi dan melakukan aktivitas kolusi dengan pejabat negara. V*uin 
saal yang sama, banyak rakyat yang tertindas, sulit herosaha. Banyak 
pasar tunai Mam digusur, digantikan oleh toko-toko milik kaum nnn- 
pri Cina (di Indonesia, banyak mereka yang beragama Kristen). (2) 
persoalan Knstenisa^i dan tiadanya kesepakatan tentang aturan da- 
lam penvcb?iran agama, (3) arogansi kekuasaan dan kerusakan biro- 
krasi pemerintah, (1) rekayasa pihak tertentu untuk mencapai tujuan 
politiknya. Ini sulit dibuktikan, tetapi indikasinya ada di lapangan 
kejadian. 1 " 

fika di sejumlah daerah mayoritas muslim terjadi perusakan 
gereja, di daerah-daerah minoritas nuisUtti jttga terjaili penyerangan 
kaum muslim Tahun l L >95 dan 19%, ribuan kaum muslim diusir 
dan propinsi Timor-Timur. I tarta mereka dirampas. Tahun 1998 juga 
terjadi penyerangan terhadap umat Islam dan fasilitas-fasilitas ke- 
agamaan umat Islam di propinsi Nusa Tenggara Timur yang mayo- 
ritas Kristen Konflik terbesar antara I siam- Kristen terjadi di Maluku 
mulai 19 Januari 1999, yang dikenal dengan peristiwa Idul Fitri Ber- 
darah. Peristiwanya berawal saat komunitas muslim vang sedang 
merayakan Idul Fitri diserang, Konflik lslam-Kristen di Maluku ini 
telah memakan korban puluhan ribu jiwa dari kedua pihak dan 
ratusan ribu lainnya menjadi pengungsi. Pada saat yang sama kon- 
flik Islam-kristen dalam bentuk perang fisik juga terjadi dt Poso, 
Sulawesi Tengah (di Maluku dan Poso, jumlah umat Islam dan Kris- 
ten memang relatif berimbang). 

Tahun 2002, konflik antara Isi a m- Kristen di Maluku dan Poso, 



li'Lr;*"!"' Ti"" toiY.*N>vf>i KhtV kilM'ij; Kit^n* Jh$fhmui\nt t i ttmi Rn\^n>iku^k!ok. bmhiri |W 



mulai menurun, Alcan tetapi, konJiik dalam bentuknya y-ang lain, 
muncul la^i pada tahun 2003, dengan dikeluarkannya RUU Sistem 
Pendidikan Masional (Sisdiknasf vang mewajibkan sekolah-sekolah 
di Indonesia mengajarkan pendidikan agama kepada sis^a, sesuai 
dengan agamanya m*i>iing-masing Pihak kristen menolak k^ras, 
karena berkeberatan menyediakan guru-guru agama Isl^m untuk 
siswanya vang muslim. Kasus RUU Sisdikna^ ini mengulang lagi 
ka^U 1 ^ vang sama pada tahun WKS dan \9S^, ketika pihak kristen 
menolak RUU Nu. 2 tahun IMS^ tentang Sisdiknas. kasus mi menvui- 
jukkan r bahwa kunllik Islam-krisren di Indonesia rruisih bersifat 
laten, dan sewaktu-waktu dapal muncul dalam bentuk kekerasan 
dan konflik terbuka, jika ada pemicu (frAyyr) yang mampu meng- 
gerakannya. 

Sehah-Scbab Konflik dan Solusinya 

Dari uraian sejarah konflik Isi a m- kristen di Indonesia bisa di- 
rumuskan beberapa laktor penyebab terjadinya konflik, yaitu (1) 
laktor kristenisasL, (2) buruknya kualitas leadership pemerintah dan 
aparat keamanan, p) kepentingan politik vang memanfaatkan 
potensi konflik tslam-Kristen, (4) kesenjangan ekonomi— di mana 
kaum minoritas Kristen/etnis Cina menguasai sebagian besar asel 
ekonomi, {5) (aktor Ln ternasional- -kh Lisusnya ketidakdilan dan du- 
kungan Barai Vang membabi buta terhadap pihak dan misi Krinston. J 



^KplulakdrLin dukungan Raral d ain m konflik KKun-Kri^kMi, bi%a dilihai dai. i m laporan 
LVparU'TH'n Luai NVjjcn AS CwwwsLiU* go\ J Utitailg Human Ki^ht tahuni ZlhtZ, Vilrij^ di* 
ItiUC LifL-an tangani Mar^l 20U3 Daki m lapiran Ji-i*fciJi£ ka^us pi'ttvi'tvmtfaii war^ri Kri-^k'ii di 
Dt^-3 S*n/a, Maluku. disebutkan. 

'Oh Avrjf ±S hvicnvT, pr^'jrn^uf wwsJfoJ men rnUmf ihc Ctinfhmr Amfonrn 1 filli^t rf Sita J mui 
<nk y dtil fitL^J tlwi-iAtm* Tnt' tititu k tiMUi' }.'jur> iif!i ,r Lj y ^jwmiii^tU'r. {ti fa IhntirTtuni** ifW/iWt/iMj 

yn^vire fer rambat 77rr Gaivrrmrnt iirrvztftS ViM'tm \1*fi* 4 fitu! prt\ hnr? i-nr fruitar* Au$u*t 'i h' 1 ' 
it\\ttm$ vhiziaufi FfObrnti* )n$ultei\$ tfi,' Cmhrnttit^i! iFtttf hum tlintm^ lfu< Prs</dsu} Ou fVirmJv /3 
jnrusf*. u Furr mffwstrit M-W/ riftJj^ stjHVttv r "HuiUi* fo f w** m i*ut t ^'uh-ruv flutt *\wiw h hitmu r\^ii!* 
jKttv&t-irwhiddtKbtUtf*} TUc t*itu ii v- iHTgMwg rit ia.w *rriJ Ou fVfiW*r f 7, ^ l n\^'ti\t-> UftitU\iuir' 
trr*. timi Thi\hh 4i}\\1 vlfa'r U Pfj'H/ir/j JitU'r iOJifrrm&* Jfoi/ J^^n^i frbf i*nvJ i/j^icuj f-tiuidmU f t 
tJarttnT iiwvifjvr?- *h taklim? f'v J*fi >l"iiw H Lapiirjn mi ^nn^at tidak oh|i*ktit Jati nimvL'rnl-iunw- 
kan LikU penting, bahwa pHjku pt'nm.n^in 0,-s.i S^vn ridalah k»'h*n^sik Kri^fvn ^<ruTtn 
Vailu U-itimpiL Ci^n^ CoL^r ^in^kaljn d^n h Ciiwok. K^K'ti" T invuk Kr^tt-n'f pimpinan 
Bcrtt l oupatv Pvlakunva suJah UTlnn^kjji d,in ^rck'nnlah Imlinu^ia-^rMM^Mk Mit\Ln- 
ptILam Si^ihi R.iml*rin^ VudnviliVf— Mulah nirn|i-b<Lan bahwa fH-UkunvA l^ukjiii Lilamyn 
Mualim Aufhnva. bpm-an tVplu AS liJak in^rnaMukkjin hukli4*iikU k F T>rbnl trUpl Ut"^ 



Bagitir III Tema Tema fnvasi Pemikiran 335 

Di Antara faktor- tak tur penyebab konflik Isi rim- Kristen, yan.£ 
seharusnya Mm diatasi oleh kudiia pihak adalah menyelesaikan 
masabih Knsienisasi. Pihak Kristen biasanya tidak mengakui dan 
tidak setara jujur mengakui tentang Kristenisasi. Pada hak proses 
Kristenisasi di Indonesia berjalan terus, dan merupakan ancaman 
serius terhadap kaum Muslim J u bus Richler, D, D. merekomen- 
dasikan emoal bentuk aktivitas untuk melakukan misi Kristen di 
dunia Islam, yaitu (I) timikal utittiona, (2) ijfcf ributitm of ChHslhn 
liU'rtiiiirv, (3) Ctiriyiu})! SCltools, dan (4) loomcn's work. Misi Kristen di 
dunia lsl.am-tornia.su k di Indonesia- tampaknya belum keluar dari 
rekomendasi Richter tersebut. Sebutlah kasus berdirinya sekolah- 
sekolah Kristen di dunia Islam, termasuk di Indonesia. Richter 
menyebut, sekolah itu memang seyogyanya ditujukan untuk anak- 
anak Muslim {^}ioui\i {v ujVMr'if n> ^ooa tis tht*y uui lv f/Y/i'rf tuitli 
Muhnwmndnu fhihirt'n).^ 

Dalam pidatonya saat menyongsong Yubileum Aj^ung Tahun 
2000, Paus menyatakan, 

"Jumlah mereka yanp rida k mengenal Kristus dan tidak men- 
jadi anggota Gereja terus-menerus bertambah. Sungguh, sejak 
akhir Konsih (Vatikan 111 jumlahnya hampir dua kali lipat. Bila 
kita memperhatikan bagian umat manusia yanjj besar ini yang 
dicintai Bapa dan kepada mereka Bapa mengutus Putra-Nva, 
mendesaknya uigas perutusan Gereja jelas sekali.. Di hadapan 
Gereja, Allah membuka cakrawala kemanusiaan yang lebih siap 
untuk penaburan InjiL Saya merasa bahwa saatnya sudah Hba F 
yaitu sftat untuk mengabdikan seluruh tenari Gereja untuk 
penginjilan baru dan untuk perutusan kepada bangsa-bangsa 
(ad gen tes)- 'lak ada satu pun orang yang beriman akan Kristus, 
tidak sal u pun lembaga Gereja dapat menghindari tugas luhur 
ini: memaklumkan Kristus kepada semua bangsa, (RM no* 3)." 1 " 



mi-ri^LiiiMin m E iv1,iii ifPrf'Kit 0i;m£,iji |VtMii^k»i|Mn [*i Ij.j llulin mraVuMil pklaLirua ih 
Mj^jiJ ni P.iLili Ajnbun, m-K Iuiii pi-risliivA [\^<i£ti\a LitmI'liI StAih-iiUk, iripmarvi» p^iyu- 
rnn^n ttu Jibkulan nk'h k<*li piripi^L. I ■lhLirJiluii PmJaliiil, uUdk 

l s kil iu> D D RichkT, A fJ^ Sin/nr PtvU^titfrt M^tatt i.t 7V\Wf fjttt, {J i^nJuri: tiJiphanl, 
Aili^TstrT'iArl-i'fm'T, 1 4 UU lili h ^l 1 

|v# l ihM buku "Bt'r?ii/ji Jcuyvi Ksh liir/£ bkitfihutiipktm, Yitbtfcum A^*}^ Tuhtut Maak 



Sejak dulu, Indonesia dianggap sebagai lahan subur untuk 
KrLstenLsasL Seorang Pendeta Belanda Berkhof menyatakan, "Indo- 
nesia adalah suatu daerah Pekabaran Injil vang diberkati Tuhan 
dengan hasil yang inci a h dan besar alas penaburan bibit Firman 
Tuhan/' 20 Tahun 199 c >, Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) 
menyebutkan, bahwa jumlah arang Kristen (Protestan) di Indonesia 
sudah lebih dari 2(1 % dari jumlah seluruh penduduk Indonesia* Dan 
itu adalah akibat "terjadinya pembaptisan -pembaptisan massal di 
berbagai tempa t "r 1 Pala resmi umat Protestan di Indonesia tahun 
L990 adalah 6 %, Data bahwa umal kristen sudah lebih dari 20 % 
juga dikeluarkan Global Eimifit'lizffthin tAownrtlt DtttMtmStf, vang 
menyatakan, jumlah orang Kristen di Indonesia sudah lebih dari -10 
|uta- Secara internasional, jumlah umat Kristen setiap tahun mening- 
kat 6,9 % t sehingga sekarang jumlahnya sudah mencapai 2 rmhar 
jiwa lebih. 33 

Bahkan, Konsili Vatikan II, yang sering dikatakan sebagai peru- 
bahan sikap Gereja katolik yang menjadi inklusif, tetap memerin- 
tahkan berjalannya misi KrisU-nisasi. "Tentu saja, ia mewartakan dan 
harus terus mewartakan Kristus, "jalan kebenaran dan kehidupan" 
(Yoh. 14:fi), yang di dalanvNya manusia dapat menemukan peme- 
nuhan kehidupan keagamaan, yang di dalam-Nya Allah telah men- 
damaikan segala sesuatu dengan diri-Nya/" Pendeta Joas Adipra- 
setya menyimpulkan, "Para teulng inklusivis dan eksklusivis SCpH- 
kat menyatakan bahwa Kristus menjadi norma keselamatan dunia. 
Mereka sama-sama mengakui bahwa Alkitab ingin menvatakan 
bahwa hanya mereka yang terhisab dalam anugerah melalui kristus 
yang disel amalkan/' 1 ' 

Sekolah-sekolah Kristen juga menjadi agen penting penyebaran 
misi Kristen di Indonesia. Buku Gtirit-garis Brtwr Pmgiwn Prngtijamn 
i GBPP) Mata Pelajaran Agama Katahk untuk Pendidikan Datar dan Pen- 
didikan Menengah, terbitan Dcpdikbud tahun 1992, menyebutkan 



M \ | Borkhnl, frjum/j Owm, \\zkAT\i flTK Htmun^ KluliA). h I m 32\ 

^ VLtorSitaoulckii Or* /kw fbfar rm*L (laLirte ^komj^CI, l«ft?|,hlin 3L-32 

- Ktojatah Koh + mi TVpuW BAHANA adw SopU fnbw 2002 

-^ 1 ihM h u ku GtTffti hhfatoftM Pnw itftikau t\ Afjfrfai diin Tfintnnpm ^juiimus. V*;\ /iLirLi 

iW7,hlfn ^3-33n Jji* |i tas _A JipKisutvd. Mt "titJ&rt fktjftr flfnilJfW Jflfc^rta HF'k Cumm^ MnIlI, 
2lHl2),hlm hl 



Tujuan Pendidikan agama Katolik, antara lain, (1) Siswa mengenal 
dan mencintai Lokoh- tokoh Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjan- 
jian Baru dalam keseluruhan sejarah keselamatan, f 2) Siswa mengenal 
dan mencintai Yesus Kristus serta dapat mengungkapkannya dalam 
doa. 

Dalam kondisi seperti inilah, bisa dipahami, mengapa Muham- 
madiyah dan banyak kalangan umat Islam lainnya termasuk yang 
secara resmi mendukung disahkannya RUU Sisdiknas tahun 2003. 
Jika misi Kristen mengharuskan umatnya untuk menyebarkan aga- 
manya dan memperbanyak pengikutnya, kaum Muslim juga merasa 
berkewajiban membentengi umatnya dari proses pemurtadan. Ini 
cerita lama, telapi sangal aktual, dan jarang sekali orang mau ber- 
bicara terbuka, sebab faktanya hal itu terus berjalan dan dianggap 
sensitif, Pula pikir untuk "menyembunyikan kotoran di bawah kar- 
pet" masih terus dipakai. Tidak ada konsensus, Tidak ada kesepa- 
katan antar umat beragama tentang masalah Kristen isasi, P n>- kontra 
RUU Sisdiknas hanyalah imbas dari persoalan mendasar dan besar 
mi/ 4 



- 4 knsk'ins.isi di lnJonr-M |u^a soring dilakukan ck-n^an cara-uu j koinr uVn^an iiiL'jig 
£Lm.iL3n r-uat-ayal Al Qiir au untuk meimtrUdkan kaum Mualim. Si'ba^aj c i'jnli jh, dili'nuikan 
-jumlah buku dan bi\>sur mistuians Knsk'n van^ niini^imakan ]lk1uE-|Hi1liI Islam, untuk 
fiwh_i;e3abiij umat bbm Mt&abiya. buku-buku karangan Pendeta R Muhammad Nurdin yang 
bi'Tjudul: K#§n-mfr&*i l^ny B< m *uir \Afthotitqitl Mtt>htimj^ Kwitinujftin thttitium Wrtffl, $&famiii hlfihii 
Wciuiirttt e\}-Qm tU7. fhihtisw Allah }rtt\% Piiluig Bi'wr. YflAflfih Ya Rufwl Qndus /U*rr iV/rfiunf Fiunui 
J,w AUuv.it. )u^a buku Upacara H\hL?h Jfa/j kar\ a N. Amn\ dan buku-buku karya [Vndcla A 
rWrnjjna Wtnongun yan$ hurjudv'I «fperli Rmwutri Sm$kdt Otnt Ptirth PfWitf]Qpitttn Nabi 
SrlnimnmwhL Awitiiyfit Af-Oifr'itn Viiny MnntrUinTiitkrtn Mbi Krbti/nju^a nuMig^uurtkaii bru>iir- 
br.r-ur yans* nu-ng^tmakan nama-nama Ulam, -rpOfti RttVW M'ftiimtii Kwikittiflft Hidup fhiUu 
Utttiit fiffngmtfti, Yan^ dikeluarkan uk-h Dakwah Ukhuu ah \ PO [k *\ [272/jAT [akarta 13(312) 
Cara-cara merusak Islam M?pvrti Iur M>ih vulgar dari apa yang dilakukan ZwrnimiT, meskipun 
s4ivnib Zivvroniin menulis buku bvtjudul hdim A Otorllmgr \o tatih" £Lerbil pertama tahun 
J W 1 7) , I a m f-n vob u I b u k un ya st*b j>;n t '*< l uiias 0} i /J i*» ,\ fotor*w 1 1 1 1 1iAi n wiipan a > \d ttte 1 1 1 vds a n rf nj j j t< j j ■- 
ttittitir* j/ /'ir A-fcfojfnujii/iJti WarAJ Tnjirr ffr' ^iJridj&iuf j/ CJiristutn Mt«ian*". Ada indikasi kuai, 
mfc*i Kristen fuga mun^aiTtikan pemetiarati paham "pluralismu 1 '', tadikbi imbisa dilihat pada 
ka5u:« Ahuiad Waluti s ^n^ diasuh olok Kumu H C Sln|L dan Wilteubnr^ soiama beberapa 
ia h uu. Saal k'Memn dongan kedua iWfmg Uu asuhnya Wah ih berkala. Kami solmi; meng- 
hiirmah dalam diak>f; karena sania-^ama penpamil pturaLisnii» " iI.diaL buLu Pfrgtifnkiiti 
pNMiurfifi }>!iiw: tjtfattiu HnWan Ahnithi Wahib, LP1RS dan Tn?«Vom ffishtuk\ 2t)03. hJin 4tij. 
Sekarang pcn^tiiiiJi pluralisme dapat dilihat pada alumnus STF Dnvarkara. seporti Dudhy 
M\inawar Rajimaii ( Parnnviwd ma) tlai^ ULil AbsJiaT Abdalla Uarmj;an IsLim Liberal) Pcnvfbar- 
an paharu ini dari kfttangun Pn^r^tan bisa dijumpai pada a kinimu pasca SaT}ciua^tud] agama- 



Semandat Krislenisasi di Indonesia pnasih merupakan kelan- 
jutan dari sejarah panjang misi Kristen di dunia Islam. Dalam lapor- 
an tentang "C^nteumy Conftwrrct' on t!w Pwtifftmt Mi^ion* of tht* 
World" di London tahun 1S88 H tercatat ucapan Dr- George F. Posi, 
"Kita harus menghadapi Pan -Islam isme dengan Pan-E\"angelisme, 
Ini merupakan perjuangan hidup mal i " Selanjutnya, dia berpidato, 
"...kita harus masuk ke Arab i; kita harui* masuk ke Sudan; kita hanis 
masuk ke Asia Tengah; dan kita harus mengkristenkan orang-orang 
mi atau mereka aUn berbaris menyeberangi gurun-gurun pasir 
mereka, dan mereka akan menyapu bagaikan api vang akan mda- 
hap Kristen kita dan menghancurkannya/'- 7 '" 

Masalah Kristen isasi ini sampai sekarang masih tetap diluarkan 
berjalan tanpa ada konsensus opa pun tentang ini. Kelompok Kristen 
merasa cukup kuat dengan dengan kekuatan dana dan dukungan 
internasional- Karena itu, seperti lelah dipaparkan Sebelumnya, kaum 
Kristen senantiasa menolak upaya yang dipandang sebagai pem- 
batasan berjalannya misi Kristen di Indonesia. 

Di tengah situasi seperti ini, ada tiga a Hemati! solusi yang bisa 
dikaji untuk mengatasi konflik tsiam-Kristen di Indonesia 
l. Masing-masing pihak tetap berpegang teguh pada konsepsi 
teologisnya masing-masing beserta aplikasinya di lapangan, 
serta menolak atau bersikap "munafik" terhadap berbagai per- 
aturan peronda ng- undangan yang disajikan di Indonesia- Jika 
ini yang diambil, maka konflik Main- Kristen «uli! dituntaskan, 
meskipun di permukaan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Ke- 
nyataan di lapangan banyak menunjukkan keengganan pihak 
Kristen untuk menerima berbagai peraturan peronda ng -u n- 
dangan yang berlaku, seperti SKB No. 1/1969, U L" N o. 2 tahun 
1*989, dan sebagainya. Bahkan, sudah bertahun-tahun, Majelis 
Ulama Indonesia (MUT) menyiapkan d<\n menawarkan suatu 
Rancangan Undang-undang (RUU) Kerukunan Umat Beraga - 



n^.ima di Uiuver>tt**Kri^Pi$atya Wacana i(JkSW)-M-|HTti buku WUirt i*f-,-4tiiAFirDnifr^ Pht- 
ruii^u Agtitmi vJkmi^iJihili^ F.-itliinuh Lkm*in (lukisan M Studi -\£4rtMi tfi UkSlV), iiitmt>iik.in 
I.KiS Y^aUrU 2<KU i Sn ApitetoU»> etan tnjsiiful Teulup K^l im.i ttil Inh |li^ ,ikW 
iTH*fl]£vitffe4rtglmn plur.i tihini' 

-^ Sirnu^l M Ziii'iiimLTj tebu», /t C^i/^ ^ ^'fJ' iLondnn D.irf Puhlt^hin- l.inukhd 
Ntf5j, hlm 2 W 



Bagian i H Tema Ttma Invasi Pemikiran 389 

rno, tetapi senantiasa ditolak oleh pihak Kristen. Dalam ber- 
bagai acara pertemuan dan Lokakarya di DPR, Departemen 
Agama, dan sebagainya, usulan MLI ini ditulak dengan keras. 
Sekolah-sekolah Kristen /Katolik tetap menolak memberikan 
pelajaran agama terhadap anak didiknya yang muslim. 
Apa arti semua itu bagi muslim? Tentu akan sangat sulit 
dihindarkan munculnya persepsi di kalangan muslim, bahwa 
"tidak ada niat baik" dari pihak Kristen untuk menyelesaikan 
konflik secara mendasar. Lagi-lagi, akamva adalah misi Kristen. 
Kalangan Kristen tetap menjadikan misi Kristen di Indonesia 
sebagai pegangan dasar dalam menjalankan aktivitas social 
kemasyarakatan, dengan berbagai cara dan bentuknya. Untuk 
menggenjot "target" jumlah pengikut yang besar itulah, maka 
berbagai cara digunakan. Terkadang dengan menggunakan 
cara-cara yang kurang etis, seperti sejumlah acara Kristen di TV 
—sebui saja acara Solusi di SCTV 1 , Surut di TVRI —ya n g dengan 
mudahnya memberikan pemahaman kepada masyarakat, bah- 
wa jika orang mengakui dan menerima Tuhan Yesus, maka 
penyakitnya akan sembuh, atau penderitaannya akan sirna. 
Sebagian kalangan Kristen menyatakan, bahwa kristen isasi 
juga meniadi problem di kalangan mereka sendiri. Knstenisasi 
hanyalah ulah sebagian kecil kaum Kristen fundamentalis, se- 
perti pendeta Suradi ben Ahraham, yang juga menjadi masalah 
dalam internal Kristen, Masalahnya, selama ini, pihak Kristen 
sendiri mendiamkan saja hal-hal seperti itu terjadi. Padahal, 
kaum muslim, memahami, bahwa apa yang dilakukan Ne he- 
rnia, dan berbagai kalangan Kristen radikal dalam merusak dan 
menyerang Islam dan umat Islam, adalah mewakili sikap pihak 
Kristen. 

Karena itu, sayang sekali, jika kondisi semacam mi terus ber- 
la ru M ani L Seharusnya terus dican upaya yang lebih serius 
untuk menemukan solusi pada level hubungan sosial ke- 
masyarakatan. 

Masing-masing pihak menjadi sekuler dan liberal dengan 
meninggalkan konsepsi teologisnya masing-masing. Meme- 
gang teguh keyakinan dan ajaran agama masing-masing di- 
anggap sebagai eksklusif dan menjadi sumber konflik Alter- 



natifnya adalah pengembangan teologi pluralis. Kalangan ini 
mengajak, "Mari kita tinggalkan agama kita masing-masing, 
dan k i La cari ajaran baru yang kita sepakati bersama!" Atau 
mereka mengajak, "Marilah kita cari ajaran agama kita masing- 
masing yang tidak bertentangan dan marilah kita gabungkan, 
agar kiLa tidak berkelahi!" 

Sebagai gantinya, dicarilah ajaran atau lata nilai baru yang ber- 
sifat universal dan tidak lagi memperhatikan konsepsi -konsep- 
si agama vang ada, seperti konsep 1IAM Barat, pluralisme 
teologis, dan sebagainya* Dalam tataran khayalan, alternatif ini 
bisa diterapkan, Tetapi, dalam praktiknva. sangat sulit diterap- 
kan. Sebagian umat beragama akan melihat hal itu sebagai 
upaya menjauhkan manusia dari agama, Oleh kaum Muslim, 
hal ini dilihat sebagai sekularisasi dan liberalisasi yang diang- 
gap sebagai bagian dari politik Kristen untuk menjauhkan Islam 
dari agamanya. Upaya sekularisasi dan liberalisasi ini ironis- 
nya justru begitu gencar dilakukan oleh kalangan muslim 
sendin. 

Pengalaman di Eropa menunjukkan, liberalisasi Kristen oleh 
kalangan Kristen sendiri, merupakan satu faktor penting dalam 
penghancuran agama Kristen. Apakah hal mi juga akan di- 
ulangi terhadap kaum muslim Indonesia? Inilah yang perlu di- 
renungkan secara mendalam oleh kaum muslim, khususnya 
pelaku proyek liberalisasi Islam. Sebab, fakta menunjukkan, 
proyek liherahsasi seperti itu tidak begitu laku di kalangan 
Kristen, Hal itu dapat disimak pada kurikulum-kurikulum 
pendidikan agama Kristen dan Katolik di sekolah-sekolah. 
Karena itu, alternatif sekularisasi dan liberalisasi bukanlah cara 
yang tepat untuk membangun hubungan yang harmonis antara 
Islam-Kristen di Indonesia. Konsepsi ini justru akan meluaskan 
wilayah konflik, bukan hanya konflik antar Islam -Kristen, tetap 
juga internal Islam dan Kristen itu sendiri. Liberalisasi agama 
akan dipandang sebagai ancaman terhadap eksistensi agama 
itu sendiri. Sebab, pluralisme teologis, yang mengakui kebenar- 
an semua agama, pada dasarnya juga merupakan agama baru, 
vang banyak mendapat tantangan dari kalangan agama sendiri. 
Jadi, alih-alih menyelesaikan konflik, konsep ini justru men- 



riplakan konflik internal agama itu sendiri. Artinya, konsep ini 
bukannya menyelesaikan konflik, teiapi malah menambah 
konflik, karena terbukti, konflik-konflik antar agama biasanya 
bukan dipicu oleh semua n mal beragama, tetapi dipicu oleh 
sebagian kalangan yang agresif dan intoleran serta memaksa- 
kan agamanya kepada pihak bin. 
3. Masing-masing pihak bersepakat untuk mencari titik temu di 
bidang m Kiai kemasyarakatan dan kenegaraan, tanpa meng- 
otak-atik konsep teologis yang dianggap baku. Jalan inilah 
yang dulu pernah disepakati oleh tokoh-tokoh Islam, Kristen, 
dan kalangan nasionalis sekuler di BPUPKI (Dokuritsn Zyunbi 
Tyoosakai), yang akhirnya menghasilkan Piagam Jakarta. Usai 
penyusunan Piagam lakarta, Soekarno berbicara di BPUPKI, 

"Di dalam jWiiiuhitlr itu ternyatalah, seperti saya kalakan tem- 
po hari, segenap pokok-pokok pikiran yang mengisi dada se- 
bagian besar daripada anggota-anggota Dokuritsu Zyunbi 
Tyosakai, Masuk di dalamnya ke-Tuhanan, dan terutama sekali 
kewajiban umat Islam untuk menjalankan syariat Islam masuk 
di dalamnya; kebulatan nasionalisme Indonesia, persatuan 
bangsa Indonesia masuk di dalamnya; kemanusiaan atau Indo- 
nesia merdeka mrisuk di dalamnya; perwakilan permufakatan 
kedaulatan rakyat masuk di dalamnya; keadilan sosial, >muilr 
h'clifVihinii^iii'il, masuk di dalamnya. Maka oleh karena itu, 
Panitia Kecil penyelidik usul-usul berkeyakinan bahwa inilah 
pruambule yang bisa menghubungkan, mempersatukan se- 
genap aliran yang ada di kalangan anggota-anggota Dokuntu 
Zyunbi Tyoosakai " 

I lu adalah pendapa! Soekarno selelah seluruh komponen d\ 
BPUPKI melakukan perdebatan secara bebas, terbuka, dan habis- 
habisan Namun, htngga kini, kalangan Kristen tampaknya masih 
sangat alergi terhadap Piagam Jakarta, 1 lal i lu bisa dilihat misalnya, 
dan "ultimatum" Pendeta Oktavianus (1W7) yang mendukung 
upaya pemisahan Indonesia Timur jika Piagam Jakarta atau "demo- 
krasi rasional-proporsinnal berdasar pemeluk agama" diberlakukan 
di Indonesia. Juga. misalnya, penegasan Paler Wijuyo, SJ, "Tiada to- 
leransi untuk Piagam Jakarta." 



Piagam J^karln sebenarnya adalah "rumusan kompromi", Liu- 
kan kemenangan Islam 100 persen Gagasan "Piagam Jakarta" atau 
sejenisnya, seperti LU Kemkunan L' niat Beragama, adalah suatu 
upaya untuk mencari titik temu di bidang sosial kemasyarakatan- 
[ika tidak ada "titik temu" atau "kesepakatan bersama" dalam kehi- 
dupan berbangsa dan bernegara, di negara kesatuan RI, kemudian 
masing-masing pihak berpegangpada konsepsi teologis dan ajaran- 
nya masing-masing, maka potensi konflik akan tenis terpelihara, 
dan sewaktu-waktu dapat menjadi* Savangnva, pihak Kristen terus 
menolak alternatif solusi seperti ini, 

Masalah hubungan antar agama memang merupakan masalah 
yang sangat pelik, karena sudah menyangkut "prinsip hidup". Apa 
pun kenyataan vang ada, dan betapa pun kesenjangan persepsi dan 
konsepsi antara pemeluk [siam dan Kristen, maka yang perlu dila- 
kukan adalah adanva upava tenis menerus untuk menemukan solu- 
si. Komunikasi perlu lenw dijalin melalui berbagai forum komuni- 
kasi antar umat beragama. 

Di tengah krisis multidimensional, berbagai kornptmen bangsa 
Indonesia harusnya merumuskan agenda bersama untuk menyela- 
matkan bangsa dari berbagai keterpurukan dan krisis yang terjadi 
Momentum itu sebenarnya beru langkai i muncul. "Imperialisme 
baru" vang menimpa Indonesia dan upaya disintegrasi bangsa perlu 
disikapi bersama Problema kemiskinan, jeratan utang vang tidak 
adil pornografi yang merajalela, budaya sadisme, kejahatan sosial, 
moral, narkoba, juga budaya korupsi, u! a n seh a garnya lusa dijadikan 
agenda bersama d aki m tataran praksis untuk mengurangi gesekan- 
gesekan antar pemeluk agama. 



* + * 



Daftar Pustaka 



Abbott, WalLer M (gencet ), l%h. The Dacutnentt o/ Vatiavt I L 

(Aiticrkti Press) 
Abu Zald, Nasr Ilainid- 1994- Mnflnuii n!-Nu$h: Dirajah f) 'Ulum nl- 

Qur , mK (Beirut: al-Markaz al-Thaqafiy al-Araby), 
Achtumeier, Paul J. (L-d). 198^. Hnrper^ B i h! t* Dktionanj, (New York: 

EInq?LT5an Francisco). 
Adiprasetya, Joas. 2002. Mencari Du&ir B^rsnma, (Jakarta: BPK 

Gunung Mulia). 
Adlcr, Philip J. 2000, Worhi CivilizatiotL (Brlmont: Wasvvorth). 
Ahmed, Akbnr 5_ 1997. Liv\n$ Islam. (Bandung: Mizan). 
Al-A'zhami, Muhammad Musthafa. 2003. The Htiton/ ofThe Qurauk 

TexK from Rerchilton to Compilation: A CoHtpamtive SI tuli/ with the 

Otd and New Testamen t > ( Leiccster: U K Islami c Acdricmy). 

2000. Sturfie* iu EarUj hhniith Literntrrtr. (Kuala Lumpur: Tslamic 
Bnok Tmst). 

Al- Al tas, Sycd Muhammad Naquib. 1993. Nam mnt SecuUirt<\u 
(Kuala Lumpur, ISTAC). 

2001. Risalah untuk Ksunu Muslimin. (Kuala Lumpur: 1STAC). 
Ali, Ameor. 198L A Shnrl Rislvry of thr Saracrm. (New Delhi, Kitab 

Bhavan). 
Ali, Muk U, 1994, hiam dan Sekuittrkim* di Turki Modem. (Jakarta: 

DJambatan). 
Al-Jabarti. 1993- Nupoieou in Egypt: Al-Jnbnrti's Chronicle of The Trendi 

Occupation, 179S (iranslalcd by Shmuel Morch). (Prmcelon: 

Marcas Wiener Publishing). 



Ai-Khalidi, Shalah Abdul Fatah. 1977, Samjui Quthb Mengungkap 

Amerikii, (Jakarta: Allen, William R, SeMiality Summary. {Ohio: 

A Iba Mouse Communications). 
An-Nadwi, Abui M asan Ali. 1^8S. fatom Membangun Pemd&imi Dunia. 

(Jakarta: Pustaka Jaya). 
Aplin, Graeine (et.al.). 1995* Glohat EnviroumeuUd Cri$r>. (Oxfnrd: 

Oxford Univcreity Press)- 
Arief, Sriftia. 1998, Ptntbnitgtnttittfatttf dan Ekonomi Indonesia: Pember- 
dayaan Rnkynt dnlmn Arit* Globalisasi, (Jakarta; CPSM), 
Arifin, Bcy. 19S3. Dialog }$lfflH dan Kristen. (Surabaya: Pustaka 

Progrossif), 
Aristotlo, 1952, Aristoth' Mi*tftphy$icj (translated by Richard Uope), 

(New York: Co] u m b ia Uni versi ty Press). 
Ari to nan g, Jan S, Ari tunang. 2004, Sf jarah Perjumpaan Kristen dan 

Idam di Indonesia. (Jakarta: BPK Gunung Mulia). 
Armas, Adnin> 2003. Pengaruh Krwten-Orientah* terhadap hhun 

Liberal. (J akar la: Gema Insani Press). 
Armslrong, Karen, 199 L Hal y War: The Cntsndi'S and The i r hupaet on 

Today s World, (London: McMillan London Limited). 
Arnistron^, Karen. 1997. A Htstory of Jerusalem: Oae Cihf, Three Faitht, 

(London: I la r per Collhis PublLshers), 
Asad, Muhammad, tefaw a t The Cro^raadz, (Kuala Lumpur: The 

Other Pruss), Fdisi pertama buku ini dicetak tahun 1934 oleh 

Arafat Pub l ica l ion s Delhi and Lahorc, 
Asali, K((edO. 1989, ferutalem u j Histonj. (Esscx: Seorpion Publishing 

Ltd). 
As la n, Adnan, 1989. Reh$iou< Pluralmu in Chrkfmn and i<}amk Philo^ 

sophy: The Thtmftht of]ohn Hkkand Scyyed Ho$&'in Ma<r. (Richmond 

Surrcy: Cur/nn Press). 
Azhary, Muhammad Tahi r 1992. Negara Hukum, (Jakarta: Bulan 

Bintang), 
Baigent, Michael, U'igh, Richard, dan Lincoln, Henry. 1986, The 

Median ic Legacy. (New York: Dell PublishingV 
Bainton, Roland I L 1977, Ilere f Stand: A Life of Martin Luther. 

(Nashville: Abingdon Press), 
Banawiratna SJ, JB. 1994, Gereja dan Masyarakat. (Yogyakarta: Kanisius). 
Barna, Gcorge, 199 L W hai Amerkans Beliere. (California: Regal Books). 



Bar ton, Greg. 1999. Gagasan hlant U U' rol di Indonesia, (Jakarta: 

Paramadina); 
Bellah, Robert N. dan Hammoud, Philip E, 198(1. Vaneties ofCtvil 

Retigiou. (New York: [Tarper & Row Poblishers). 
Bellingham, David. 1989, An Introductiou to Greek Mylitotogif, (London: 

Qmntet Puhlishing Ltd, ). 
Bello, Walden. 1994. Dtirk Victory: The United State*. Structural Adjust^ 

mnit and Global Fooerty, (London: Pluto Press). 
BerkhoL 1 1., ScjtWidi Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia), 
BerkhoL t.ouis, 1973. A Sntwnaru ofChristian Doctriue, (London: The 

Banner oi Truth TrtislJ. 
Beyer, Poler J 99*1, Religion and Glohalization, (London; S AG K 

Publications). 
Bickcrton, [an j. dan Pearson, MN 1 J 995. The Arab hraeii Canflict: A 

Uiston/ (Mei bon me: Longman). 
Blanks, David R. dan Frassetto, Michael (ed). 1999. Western Views o f 

Islam i n Metlieval a ml La r h/ Mode n t Eurape, (New York, St. 

Martin 's Pres_s), 
Blum, William. 2002. Rogite State: A Gmdc t a the World 's Onhj Supev- 

pouvr, (Claremont South Africa: Spearhead), 
BremniLT, Jan. 1988. lnterpretatum> of Greek M\jthnfa$\f r (London: 

Rouflcdge). 
Budisusilo, Arief 2001. Menggugat IMI\ (Jakarta. PT Bina Rcna 

Pariwara ). 
Bugiiosl Vincent. 2001. The Betnn/al u, f America: llow Tlte Supreme 

Catut Utidenuiued The Constitution mid Chase Out Presiden t, (New 

York: Nation Books). 
Osh, W. Wilson. 1 C >2S, Tlte Expausion af islam: An Arah Religton m the 

Nou-Arah World. (London: Edinburg llouse Press). 
Chadwick, Owcn. 1975. The Seculnrization of the Europeau Miud in the 

Nuie-irenih Gentar}/. (New York: Cambridge University Press), 
Childers, Lrskine IV 2002. The West and Islam. (Kedah: Teras). 
Chittick, William C. 2001. Dunia hnajiuai Ihuu 'Arahi. (Surabaya: 

Risalah Gusti). 
Cohn-Sherbok, Dan. 1996, Modem Judaisnr (London: Macmilan Press 

Ltd) 
Chosmsky, Noam. 2U01. f *9-U", (New York: Scvcn Storics Press), 



396 UVa|ah Peradaban Barai 

2001. Miiiiuft Trritik Mftliug: Amerika wn^ Terori*? . (Bandung: 

Mizan), 

1994. The Pro^peroti* Ft*tt< und the Re*tle& Miuuj. (Arizona; Odoman 

Press). 

1997, Media Conhvl: Tlie Speclnaihir Achleveiuents of Pmpn^nda. 

(New York. Seven Slorks Prvss). 
ClairmnnL Fredtric F. 2003, USA: Tiie Crumhlinft of Lwpire, (Penang: 

Citizcn.s tntcmahurul). 
Cox, Harvev, 1967. The SrTttfar City: $t*cuhinznti&n tmd UrhiniztiNaii i n 

Tfhvhtftail FVrs/vrf/iv. (New York: The Macmillan Cumpany). 
Crussan, John Duminic. 1995 \\ T lw Kilted Je<tts? (N£W York: 1 Iarpcr 

CoNins Pubhshers). 
D'Costa, Gaviru 1986. Tlwohgy nmi Religteus Pnmi//sm.(Oxford:Ba3is 

Blackwell Ltd). 
Daniel, Norma n L 997, tekun and The We^L 77?t' Mtthhig aj im lwage. 

(Oxford:Gneworld Pubbcahons). 
Davutoglu, Ahmed- 1994. OvihznUouai TmmJbrmMmtftftdTlwMuslini 

World. (Kuala Lumpur: Mahir Publications), 
Djnulani, Abdul Qadin 1994. Menelusuri Keki'linum Petidkflmrnim 

Pemikirnn tekun Nurcholish Madjid. (Bandung; Penerbit Yadia). 
Dc Rosa, Pctcr. 1991. Vitm* of Chtisl: The dark Side of the Pnpaev. 

(London: Bantam PressJ. 
Effcndi, Djohan dan Ahmad, Ismel NaLsir (ed). 200?^ Pergotokmi 

Pemikiran tela n r Cati) ion Harian Ahumd Wah ih. (Jakarta: LP3ES dan 

Frocdom Institutc, cot kt_>-6), 
Ellfe, Keit C, 1987. The Vahcau, hlnm, nmi the Mhidle tast. (Symctise: 

Syracuso Univeisiiy Press). 
Esposito, John L. 1993. The tefamk Threat, Mythor Reatiti/. (New York: 

Oxtord UnivtTSity Pressj. 
Findley, PauL 1993- Delihemte Deceptiuns-Faang the Fdcte ttbititt the US- 

feraefi Relfition>hip. (New York- Lawraence [ till Booksj. 
FinkeLstein, Israel, dan Si]b&rn*aj\ Ncil Ashcr 2002. The Bible 

Lluearthi'd: Archnelo$\{'* New Visiort of Ancient Urael and the Ori^ifi 

o[It< sacred Text>> (New Yorki Touchstoncji 
Friedland, Roger, dan Hecl, Richard. 1996, To Rule Jenusalivu. (New 

York: Cainbridgti (Jnivtif&ity Press), 
Friedman, Richard Elliofc 1989. Who Wrote the Bihle. (New York: 



Dallar Pustaka 397 

Perennial Ltbrary). 
Fukuyama, Francis. 1992« The End o/ Hfttoiy aud th? Uijf Man. {New 

York: Avon Boofcs) 
Gcorge, A. (ed). 1991, Western State Terroritni. (Cambridge: Politv 

Press). 
Goratulv, Rogcr. 19SS. Israel dan Praktik-praktik Zionisme". (Bandung 

Pustaka), 
Gcrj»cs, Fawaz A, 1 999 A meriai and Political hlam: Cksh ofCttttures or 

Clit*h ofhtti l n*$t>n {Camhridge: Cambridjjc Univcrsity Press)- 
Gibbon, Edwnrd. 1974. The Declim' and Foll of The Rmnau Empiri'. 

(New York. The Modem Library). 
Giddem, AnLhony. 19 L *9. Hoa f Ghhtiltzation i< R&krphtg Onr Uvei. 

(London; Pmlile Books). 
Glubb, Faris. 1979, Zionist Relatton< toiiii Nazt GiTmtiuy. {New York: 

New World Press)- 
Gould, James A. dtin TruiL, VVlHiS II. (ed,) + 1973. Political Ideoiogm, 

(New York: Mncm.il !an Publishing). 
Groenen, C. 1988. Sejarah Dvtfftm KrHlofegi: Perkembangan Pemikiran 

teirtmig Yesus KrkUftpndn Umat Kristen t (Yogyakarta: Kanisius). 
Geazzone, Laura (cd.)< I99S. The tefowUt Dilemma, (Berkshire: I L baca 

Press). 
Hadi, Syamsul. 1997. Politik Standar Gandu Amerika Serikat terhadap 

Bosnia. (Jakarta: Fodis). 
Bakieot Lukman (ed.). 199]. Fakta dan Data. (Jakarta: Media Dakwah}. 
Hall, DouglasC. 1992. The Trinih/. (Leiden: EJ Brill). 
HTaniogki, M. Sukm. 1995, The Yainig Turks w Opposition. (New York: 

CMord Uni versi ty Press), 
Hartlon, Joseplv 2000. Warisan Hutang Rezim Diktator. {Jakarta: Pirat 

dan Insist Press). 
I !ansen, Cric O. 1987. The Catliolic Chnrch i n World Potitics, (Princcton: 

Princelon UniversHy Press). 
Hershuck, Paler D., Slcpaniants, Marietta dan A mes, Ruger T, (ed-J. 

2003. Technoh^y and Cuitural Vnlue* on the Edge of the Tlurd 

hAtUenuuinr \ (I lonolnlu: Uni versi tv of Hawai'i Press). 
Hcftsgaard, Mark. 20U2, The Engle's Sliadow: Wlnj America Fatcinafe* 

and Infurmirs the World. (Crmvs N es L: Alten and Undwin), 
Herman, Edward S. 1982, TSie Rrw/ Terror Netioork: ferror^m m Foct w 



Propaganda. (Roslon, Sn u ih bin d Pres^J. 
Ifirsch, hillen. [9%. 77u' r^c^ tibaitt /siw/ {Jerusalem: Israeli 

Information Center). 
Hoykaas, R. y G.{. 1984. Rhetiai* Treatiw mi Hoi\/ Scriptun* uud the 

Moliufi o/The Earth. (North I Iollad Publishing Company) 
I lunlin^ton, Samuel R 1996. The CIftzh oiCiviUza\u\n< and the RtWtakinf* 

of World Order. (New York; Touchlone EJooks). 

21)04, Wtio Air We?: The Clmtk'itge* to Auivrktfs National IdenUty" , 

(New York: Stmon&Schuster). 

1997, Gelombang Deittnktftftia^i Ketiga. (Jakarta: Grafiti). 
Husaini, Adian. 2003. Tinjauan Hi^tom? Ytfhutti-Krhiim-fafam. (Jakarta: 

Gema Insani Pre^s). 

2002, I<laat Liberal, (Jakarta: GL*ma Insani Press). 

2002. Penyesatan Ojrini. (Jakarta: Gema Insani Press J, 

2000. Gereja-gereja Dibakar: Membedah Akar Konflik SARA dt 

Indonesia, (Jakarta: DEA Press), 
Hutchins, Robert M. dan Adler, Mortimer J. {Fd. in Chief) 1967. Tli\ j 

Ideas Today. (New York: Rncyclopacdia RrMannica Inc). 
Huwaydi, Fahmi. 1996. Demokrasi, Oposisi dan MmynMkftt Mfltttuii 

(Bandung: Mizan), 
Ichwan, Moch. Nun 2003. Meretas Kesarjanaan Kritis al-Qnran: Teori 

Hermeneutika Nasr Abu Za\jd'\ (Jakarta: Teraju). 
Idris, SJM 2001. Globalizjitiou atid tlie hlmuit Challenge. (Kedah: Terasj. 
Isaacs, Jeremydan Downing, Taylor. 1998. Cold War. (London. Bantam 

Press). 
Jamecla, Maryain. 1994 Mnm wr$il£ The Wtst, (Abu] Qasim Pub- 

Hshing Mouse}- 
Jeandrond Werner G- 1991. Theological Hermewutits. (London: Mac- 

millan Academic and Professional Ltd). 
Johnson, Paul. 19SS. Intellectuats. (New York: Harper&Row Publishers), 
Juergensmeyer, Mark. 1993. The New Cold Wnr?. (London: University 

ol California Press). 
Kee, Howard Clark. 1970. fesus in Hittun/. (New York: Harcourt, 

Bracc&World Inc). 
Kcnncdy, Pauk 1988. Tlie Rise and Fail of Ihe Great Power*. (London: 

Fontana Press). 
Kume, Werner Georg. 1972. The New Testnment: The Histori} of the 



Daftar Pustaka 399 

IniY>!i$atton of it.i Problem. (Nashvjlle: Abingdon Press). 
K t m v;, Ham> dan Moltmann, J urgen (cdj. W4. Islam. A Chnl!en£e for 

Cltri^tianitj/, {London: SCM Press J. 
Kurtz, lx\ster R. 1995. Gad< 'm the Global Villa$e, (ThousandOaks; Pine 

Por^e Prcss). 
Lane-Poule> Stanley. 198^ Siladin timi The V Ml of The Kingilom oj 

Jeruji t etiL {London: Darf PublLshers Ltdj. 
Lash, Nicholas. IWft. The Be\>intwi$ and The Fnd of Rel'i^iou. (Cam- 

bridge: Cambrid^e LYuverstty Press), 
Latouche, Sc-rgtv Wuft. Tlw Weitennzatmn o/ tlw World. {Cambridfie: 

Pol i L v Press). 
Lea, I Fenry Charles 1^88. A H b ton/ of t Ih 1 hn}iii>itinn of Spain. (New 

Wk: AMS Press Inc.), 
LeSeh, David W, (ed). IWh, /Vh- Mjrfitt* f ,M ■! ite/ The United SUite<; A 

HiMoncal and Folitual Rea^e^ment. (New Yurk: Westview Press), 
Levv, Avij;dnr (ed.). 1994. The jeto o} The Ot i amit u Empire, (Princetnn: 

The Darwin Press). 
Lewis, Bemard. 1993. tettwi tunl the We>t. (New York: CMord Univer- 

sity Press). 

1982. The Mualim Di^coveri/ of Europe* (New York. W, W. i\'orlon& 

Company), 

2004, 77fc Gyms of htam: Hoh/ War and Unhohj l'enot. (London: 

Phoenix). 

2002. Whtit W' i' n i Wron^?: Western Impact min Midille Tasfern 

Re<ptm>e (London: Phoeni\). 

W84> The /Vti's of hlant. (London: RouLledge&Kegan Paul)- 
Livin^stone, KA, 1996. 0\jun1 Concise Dictiotnny ofCliristiau Chttrch. 

(O\lord: Oxford U m versi tv Press). 
Lantas, RoborL 2002. The hwhihle College. (London: Headlino Book 

Publishing). 
Lu bis, Abdurrazzaq et al. 1998. jerat Utang IMF. (Bandung; Mizan), 
Lvneh, Joseph I L 1992. The Mediei'al Cl i iuri i: A BiiefHi>ton/. (London: 

Longman). 
Mact'ie, A. L. 1994. Ataturk. (London: Longman). 
Madjid, NJurcholLsh. 1^87, hhun Ke n indenmu dan Keindonesiaan. (Ban- 
dung; Mizan), 

199^ htam Doktrin dan Peradaban. (Jakarta: Paramadina). 



Magill, Frank N. (ed). I999 Diclfomry of World Bfogrtiphy. (Chicago: 

Fi-teroy Dearbom Ptthhsher, Chicago). 
Maksudoglu, Mchmcd. 1999, OsnuiuU Hutan/ J 289-2922 (Kuala 

Lumpur: HUM). 
Margulis, Mnx L. dan Mar*, Alevinden 1%9. ^ Hi*tur\t of Hu* jewish 

PeapL (New York: Alheneum). 
Margolioulh, DS 1914. 77/i* £j?r/y Dezrlopiwirt of Molmfustmiatwm, 

(London: Willuini and Norgalc) 
Marun, Cilborfc (i-d). 1990 Af&w (?/ /iTi'fs/i CiviUzflttim. (London: Andre 

Detitsch Limited h 
MfcNottL Wiiltam 1 1. 1963- The Riseafthe Wvst. (London: The Univer- 

si t y oi Chicago Press} 
Motzgcr, Brttco M 1 975. /1 7i\vfu/r/ CimmewUmj ou llie Greek N&o 7?-M- 

)iirut'\ (Stutgard: United B i hio SocieLies), 

1977. T/?t» £i?r(j/ K'^sfyw o/ f /re* Niw 7«sJtf/mw/>\ fO\ford: Ckirendon 

Press). 

1987. The Cnmm nfthe New Tesimuent: IH Qri$m, Devehpment, and 

SigniJ)ama\ (Oxford: Clarendon Press), 
Mohawk, John. 2002, A Biltic Ciill h) Coiwciahoiest": lndi$enon< Ptople** 

AiUUym h) t ke Witter n WwliL (Penang: CiUy-ens In temali onal). 
Mosi, Father Wilham G. 19S6- Cnthohc Apvhgetic* Today, (Kockford: 

Tiin Buoks t md Publisher Inc), 
Nasr, Scyycd I Insscin. 1993. The Need fora Sffnrd Science. {New York: 

State Uni versi t)" of New York Press). 
Nathan, Olto dan Nordcn, Heinz. 1960, tmttenton /Vmv. (New York; 

Simon and Schustcr). 
Noe-r, Deli» r. 1990- &*rtftam Mndereu khwi di lnjane<tt2 7900-1942. 

(Jakarta: LP3ES) 
Oitmans, Willcnv 2001, Di BtUik Krlffttlwtm CIA, (Jakarta; Pustaka 

Sinar I tampan). 
Pntterson, Charles- I9 C >S United Nntian*. (New York: Oxfnrd Umver- 

sily Press). 
Pms YbhannfcS Paulus I L 1998 Berati u dettgiUt Roti Yang Mengilui u}*- 

knn: Ynhilann Agung Tahun 2000\ (Yogyakarta: Kanisiusl 
Peret/, Dori dan Doran, Gideon. 1997. The Goverument and Politic< of 

/sr/iW. (Colorado: Wesiview Press). 
Perry. Marvin. 1997. WfS/rni Citvtizalktn A Bnef Hittory. (Iloughton 



Mifflin Campany, Bos ton* New York). 
Prlkington. 2003 ]iidai>?n, (London: I lodder [ leadline Ltd.}. 
Piper, Michel Colin. 2004. Uw High PriMte of War. (Washington DC: 

American Frw Prev-.), 
Power, Samantha. 2003. A Problem from Hetl: America and Tik* Agv of 

Gen oe ide", (London. Ramin gn). 
Richter, Julms D.D. t9l0 T A Histori/ nf Prvteattmt Mfeificw in The Near 

h-tist (L ondon: Oli p ha n t, Anderson&herrier), 
P u per L Mark 2000. idenlogie> of GlobalizatioiL Coutending vtsions df a 

New World Order, {London: Roulledge). 
Rus>el, Bertrand. I L J?*J Wht/ lam not a Chri^tnnh (North Sydney: A I U? n 

& Unwm Australia). 
Saenong, Ilh L in\ B 2002. Hcrmeueultko PtmtwhiSiVi (Jakarta: Teraju) . 
Said, Edward W 1^%. Kebudayaan dan Kekuasaan (Bandung: Mizan). 
Sardar, Ziauddin dan Davies, Merryl Wyn. 2004. American Dream t 

Global fJightutan'* (Carobridge: leon Books Ltd). 
Sdiollenberg, James A. W82 The Science of Conflkt, (New York: 

O\ford Uni versi t y Press). 
Schoenman, Ralph R. 1998- Mimpi Buruk Kemanusiaan: $i$i-*fci Gelap 

Zionisme, (Surabaya: Pustaka Progresif), 
Sel I, Canon, WS5. Studi?* in hlam (Delhi; B, R. Publishing Corporation). 
Shahak, Israel. 1994. Jewfch Hktan/, fewhh Reli^mn. (London: Plutu 

Pres*). 
Sharif, M.M 1983, HistotyofMusIhn Ptiiiomplty, (Karachi: Royal Book 

Company). 
Shaw, StanJord J, 1991 The Jeu*< of the Ottnmtm Empire and the Turkkh 

Republic. (Hnundmilld: MacMillan Aca demit and Professional 

LLd). 
Shihab, Al w L L997* L<hm Inklusif: Menuju Sikap Terbuka dalam Ber- 

agama. (Bandung: Mizan). 

1998. Membendung Aru*: Repon* Gemhm Muhammadiyah terhadap 

Penetnw Misi Kmten dt Indonesia* (Bandung. Mizan). 
ShtvuLd Tomas. 1980* The Tlteologi/ of Mfefiou and Ezwijpriisiin. 

(Helsinki: Finnish Missionary Society)- 
Shuit Hurry 2001 A Neio Democracy: AUemaliw* loa Baukrupt World 

Order (London: Zed Books Ltd), 
Stddic]i, Mazheruddm 1%4- The Inmge of the Wt*>l £rr tabui. (Lahore: 



Baz-i-Iqbal). 

Silacn, Victor dkk, 1999, Gereja dan Reformasi, (Jakarta: Yakoma PGI). 
Singh, Bilveer. 1998. Timor Timur, iudone^ia dan Diami t \iitos dan 

Kenyataan, (Jakarta: IPS)- 
Sipe, A.VV. Riehard. 1995. Se\, Prie>i> r and Power: Anatomy of A Crisis. 

(London; Cassel}. 
Smith, I lendriek. 1988. The Power Game<> How Washington Works (New 

York: Ballanline Books), 
Smith, f lubton, I99J. The Worlii's Reti$ion*> (New York: 1 LirperCoLIins 

Publisher). 
Smith, Wilfred CantweLk 1991 , The Menu in$ and End ofReligion {Min- 

neapolis: Fortrcss Press). 

L9B1. TbWffrds A Wotlri Theohgy: Ffiith and the Cumparative Histavy 

ofReli^ion. (London and Basi n gs toke: The Macmillan Press). 
Soros, Ceorge. 200 h Krkte Kapitalisme Global. (Yogyakarta: Oalam). 
SpiftlvogeL Jatksun J. 2000, Wt*stWi Ciwltzarion. (Belmont: Wadsworth), 
Spybey, Tony. 1996. Ghbahzaiiau atid World Soaety. (Cambndge: Pol i t>' 

Press). 
Stiver, Dan R. 1996. The Piulo$Qphy of RttigiOujA Ulnguagi*. (Oxlurd: 

Blackwell Publisher*). 
Stur/o, Luigi. 1 962. Chnrch and State. (Not re Dame: U m versi ty of 

Nol re Dame Press). 
Sukidi. 2001. Teologi InkluaifOtk Nur. (Jakarta: Kompas). 
Suminto, Aqib. 1985. Politik hlam Hindu Pelanda. (Jakarta LP3ES). 
Sinvandi PR, Alex L 1992. Tanya jawab Syahadat Iman Kitfolik, (Yogya- 
karta: Kanisius). 
Schwar/, Adam. 1994 A Matian m Wmthig. (Australia: Alleti&Unwln 

Pty Ltd). 
Swidler, Leonard (ed). 1987. Toward a Universal Theoiogy of Religion. 

(New York: Orbis Book). 
Syariati, Ali, 1989. Peranan Cendekiawan Mu$Um. (Yogyakarta: Shala- 

huddin Press). 
Tanner, Norman P 2003- Konsili-konsdi Gereja (Yogyakarta: Kanisius). 
Terry, Michael. 2000. Reader** Guide to Judaism. (Chicago: Fitaroy 

Dearborn Publishers}. 
Thaba, Abdul A/.is. 199(>. htaai dan Negara dalam Politik Orde Bara 

(Jakarta: Gema Insani Press). 



Thalib, M. dan hajar, 1 Idris. 19S5. Dialog Bun^ Karno-A. Ha^an. 

(YugyakarLv Sumber Ilmu), 
Trible, PhyllLs (eLaU WS. Feminin Aproaches ta The Bible. (Washing- 
ton: Bibiieal Areneolo^y SockMy). 
Wajdi, Muhammad FarkL Datral ttf Mu'arif al-Qaru td-'krin, vol. VI 

(Bciml: al-Maktabah al-'llmiyyah al-Jadidnh), 
Wan Daud, Wan Mohd Psfor. 2003. lihajui dan Prakitk Pendidikan Uhun 

Suni M.Ntti]itih al Atlas, (Bandung: Mi/an). 
Waardenbur^, !acques (ml.). 2000. Mu^lnn-Chn^fiau Pene^iton^ ttf 

DttiIo$ttt''iih1mf~ (Leuven: Pceters), 
Wehb, Jetmiler M. (cd.). 2002. Power fit l Idea^. Perywtire* on the Goud 

Sucieh/. (Vkloria, The Cranlana Program). 
Wiener, Max, 1962. Ahraham Geiger and liberal ]udat<m, (The [e w ih 

Publieation Soeiety of America). 
Yaqzhan, MuJiammad. 1992. Anatomi Budak Kuffat dalam Perspektif 

Al-Qur tui. (Jakarta: Al Ghirah Press). 
Ynung, Paul. 2003. Oni^tuuuty. (London: Ilodder I [eadhne Ltd.). 
/alloum, Ahdulhav Y. 2003. Pamting Islam n> The New Eneim/. (Kuala 

Lumpur: Crescent MewsL 
Zarkasyi, 1 larnid Tahmy, Armas, Armas, dan [lusa ini, Adian. 2003. 

l'au tandan ^kularisasi dan Liberalisasi di Dunia Isluuu (Jakarta; 

Khtiin.il Ravan). 
/on, Fadli. 2004. Ihe /MF G/w. (Jakarta: IPS). 
Zuemmer, Samuci M W85. hlam: A Challengeto Patih. (LundunrDarf 

Publisher* Limited L edisi pertama terbit tahun 1907. 



♦ ♦♦ 



Indeks 



Abdul HitiHuf* depoti$m? t 71 

AbcLird, 47 

A b™ h n m, 29Q 

Abu Pliobi, 146 

AbilZayd, k^sr Mami d, 304 

Acccptnncc. 9 

Achilcs, 174 

Adam, E9 

Adam, Patrian. 121 

Adipraselva, Joas. 3S6 

Adler, rhilipj, 19 

Affandi, Dr. Bir.in f Sp OC, 25 

Afph.inisLin.90, 1 65 

Afrika Ut.ua, 239 

Afier lmprrinlism t \2l 

A^memnun, 17-J 

ngenis afinflui'tu:?, 217 

Aguilili, 14 

A^nilent. C^rislin,t. 11 

A h mari, Zainal Abidin. 275 

Ahmed, Akbar S, 2*4 

Al tthrfiuh 215 

alitihim i7l-<iwhitn ml-&ilattt, 357 

Al j Asa d, Haftz, 159 

AI'Asy'ari/324 

A I- A t las, Pro J Syed Muhammad 



N*quib, 3. 124, 2.11, 235, 236. 

237, 238,240,241, 251 
Al-Ayyubi. Shalahuddin, 17% 
irf-M*. 323 

AMLirma. Hawn, 223 
al-dnhmiuu. 323 

Afetemdti<n v 30 

Al-Gha*ali ( Abu Mamut 32-1 

Al-Gore. 86 

Ali. MiAli, 2^8 

A bj .ikuti, Abdinr.ihm.iii, 198 

Aljazair, 82,83 

AJ-klviluii, RuliJ,72 

>Uto/mAithir.2fl1 

AJto/m/flin/rit,231 

Allenby Limi, 77 

nl-\ut\'ruf t 352 

^j .' -pii jf j jA\fir_ 3Ji3 

AbQat:dn, liia 230 

Al<?ardkwL Yimif,223 

A I -Roti bn ie, P rol Ama 20 

AI-SyamftH 

Al $\;n7htlAziwth,2U 

1 18 



404 Wajah Peradaban Barai 



Indeks 40b 



Awnrtm t'iuVi^i'Hoil Protitiihltt^w, 

Anumu* Nt*\c Ovtftf: U}id\i'*hittJu\$ 
Wv Mittltms World, 137 

Amir, Ylg<il, 62 

Amuliusr, 91 

A}i Jutrotriut-ttuu tQ Citrrk ' Mvihtilfigjf, 
173 

A nan, Kofi, I M 

And re w, Mark, 7 

A naikan, ?S 

An£[o-SflXQn5- 32 

An-Nacthnwi, Ab;ilh<i5dn Alt, 167, 
23 I 

Anshflrl, indang Sielulhn, 267 

Aniioch, 30 

Apnllvon. L69 

Api)ic$in, 132 

aimtlt*. 292 

Ai]uni*$, Thtiims, -17, -19 

Ar.ib5ni.uli. L ^0 

Arabi-tffl Idnlnlry, 5i$ 

A r a m, 69 

AiaiTMIC, 61 

Archbi$huj? f 7 

A rgen t i i"uv 1 f 3 ( 114 

ArlLSyamsudin, 190, 142 

Ari tenang, J a n S, 364 

Ari lis. 50. ?\ 

A riLis, 5-J 

iirkiiiwl nun !.t. 3CiI 

Armenia. 70 

Armstronfr Karen, 34. 1t2 

^ ro^'^iTfi\ 144 

AS. 3,6. U). L K 14. 15 T 18, S0, 83 

Asad. Muhammad, =*. 167. 231. 232 

Askcimns, 91 

iltliUHll, 3^6 

Alalurk, Mustata Kenal, 7b, 77, 

271,278,2^7 
iHiJktarrrmg, 202 
Australia. 9, 121 
AynuTrv uf N*irb<jnne 1A9 



Azharv, Muhammad Tabir, 270 

Bab y Ion, 60 

B&igeill, M i c haul, -19 

Baldwm J, 171, 172 

Baic-UbnL 234 

Balfuur, Arthur, b? 

Batalt-Brnwn, Miehael, 121 

B,uteh>na, 169 

B.irriii Research Group, 1^ 

B.isel, 4\ 65 

Basmu U Ah, 2I>I 

Bas n, l-aisil H., 122 

Rtiluhiii, 175 

Hiium, Gn?gory« ^ 

fk-lanJa.6, ^ 13 

Bellah, Kobcrt N.,41 

bela, 2U7 

Benbassa r Eslhcr, 71 

Ben-Gurion r 66 

Betti, ErrtiitO, 33J 

Bcrrr/i/ tiilk.lb 

Bey, Mabmud Essey, 276 

Boy. 5Ab.ihik1din r 75 

Bey. TaUt.74 

B1blp,261 

Bkktvrlan H J . 1^5 

Bildl.OH 97 

BilJ of Righis, N 

Bin Uictfrt.O^am.i, 134, 140, 148 

Bter| 1 K.H.MusLofa,23 

Blum.Willhini, IflO, 106, 144, 22S 

I3!n nicntlicij. Edwjn f 121 

Bgicyn, A n tur, 38 

Bonaparte. Nnpoleon, 198 

Bona^cnUira, 44, 3(1 1 

Book of I a mental ion. 42 

Bosnia: The Chalienge of a Tolerani 

Islam, 203 
Bremmer, I a n, 173 
Brunft, Giordano, 4S 
BiaiJInoti, 119 
BufftT-zonf, 166 



Bugliosi, Vimvni, 88, 89 
Bununt Cittw Gue, 22, 23 
Ri^h. Ccorge W. 10. I !. 88, S9. 105, 

10K, 145, 22-1 
Dush, Ccorge, 222 
Bv/antine, 43 
B v zantmm, l c 6 

Cdhu, 169 
Calvintsi38 

C a mdtssus, 122 

C anosso. 33, 

Carassu, EruifJiii*?)!, Carasso, 

bnunudS. 69 b 7K 72. 73 
Ciirejv Meriah, 18 
atrrot, 203 

Carter, H m m y, 1^6, 137 
Casas, Bartolome de Las, 92 
Ote Blancheil, 38 
Catkary, 4« 
Githerjfte of Aragon, 38 

Cuw cFJP-hre. 258 

Cevrft'l, Abdul Ish, 75, 271 

Chadvvick. Owcn, 24 

Chambertain, Neville, 63 

ChtHtSBH tk Rolmid, lb8 p lb9 

Owlemafine, 33, 16S, 16y 

Chechnya, LS7 

Cheney, Dick, 160 

Chiru,239 

Chomsky. Prof. Noam, 157, 144 H 

145, 152, 163, 184,211 
Christendom. ISI, Ml 
diritffS rtlfftfs*, 177 
Christian orthodoxy. 49 
Clirfetimutif m Warltf Hi$tery k 28 
Christinnizi'ti Wt'flvrit, 263 
C hristopher, Warren, 156, 157 
Chrysostom, 5L. John, 4 
CJi 1 1 reli Co i ise vva t ivt *& , 7 
Cicero, 99 
Cina, 109 
Clairmonl, Frcderic H, 117 



ftos/i ofawlizntioii*. 181. 216, 217 

Clem^nt o! Alevandria, 4 

Clinton, BilL \5b. 157 

CNN, 7 

Cocfi-Cofo. 229 

Cnhen, Wilham, 103 

Cowitte ti} ui U mo)s Progrr*> r 70 

CoKt'fsr Dktmnary of i/ir Clsr&hau 

Ckurdt, 197 
Confucius, 242 
Constable, Enc, 381 
Coutra nnturmiit 4 
Cook. Michael. 30S 
CoperniciJ5. Nicolnus, 4S 
Cordoba, U>9 
Count ofPcntkwu, 173 
Count Kopen 34 
Connttr te$at iftvft, 327 
Cox, Kuvev. 257,261,266 
Creighton Mandell.31 
Crossnn, Jrthn Dnminic. .52, 53 
CuLsadc, 4 1,1 70. 171, \m> 1% W6 
Cruz. J o Ann Hocppncr iVforan, 

168, 172 
atliura] pwduct, 312 
CUP, 271 

d'A[buquerque, A'lfonso, 372 

D.iniel, Norman, 42 

DaratistA* Inul.22 

Davies. Glyn H 90 

Davics, Merryl Wyn, 117 

Dawson, Christopher, 1 51 

Dmvson 's Cnrk, 26 

De Dottina Christiann, 293 

Deklarasi Balfour, 63, 72, 154 

Demin?l,281 

Demokrasi Liberal, 80, 81 

dun i-\i-i]ay\nm f 357 

DePiHil University Chicago, 52 

De-Rosa, Pctcr, 35 



Indeks 407 



De-ToRiuenWa, Fray Thontas. 161 

De\i, Arhka San. 18 

Dicatu, S, y 

rf/m.357 

Domeofthe Rotk. 173 

Dominika n, 3^ 

Jauhh' >lt(ruitir;i. 1S7 

Downing, Ta\ k*r, I2b 

Drews, Arthur. ^3 

Preyfus, Al(red,b4 

F)uncan, And re w, 201 

EasiGzimlina University, l 4 -' 

LJittifMihm. 1] 
hihtuflhraJiKiii*, 31, 192 
fcinstrin, Albert.&l. 192 
Fleanor c4 Aqmtaine, 173 
iilizabeth 1, 38 

M/evier, Abraham, 44. 301 

Fmanuel f II. Vicior. 6? 

Emrrn;rson, Donaki K, 186 

Enakmcn Icnavah Syariah, 13, )A 

Fner^if lu format ton Admnustratwu, "-H 

Fnron. M 4 

Epicurans, 22 

Erbak.in Necmettin, J3k 277, 282 

Lrdopan, Recep Tayvip, 83 

/ /r L ^'^r H j(| ^3 

Ksposito, I oh n, 1 S4 

Lva, 19 

rvffrf va'lvsiivn mrfh mIh*, Ifty 

L-agir. J.D.,V2 

Fa J k. Richnrd M, 227 

Fnlivell, [err\; 145, 224,223 

Faraj. Abd al-Salam, 154 

Farsi r 23V 

fi?r"» til-u>liuL 321 

FalhtM C tani, 36 

Fednhlia, S 

Ft'durusa, Xerona, 18 



Fnnuu-t Approache> The Bibh\ K> 

Ferdinand, 162 

Femando, Ajith, 338 

V mal judgenieul f 146 

Findley Paul, 15 

Fmkclstein, 299 

hnley, Paul, 144 

n*p7i Untai: Agama, 2&6 

fjrsf /Wiytf/j. 69 

Fischer, Bomtatius, 43 

Forbes, Sleve, 1 23 

Free Mansory, 73, 76, 77 

Friedland, R oper, 63 

Friedmiin, Kichard EllioU42 

Friedrnan, Thomas L., 79. 97 

FrymerKenskv; TEvka, 16 

Fukuyama, Franas, 79, 84. 80, SI, 

82, 95, 96, 228 
FuidierofCharhr*, 170, L 71 
f- it leher ofC.hartrt 3 ** 
FuLler, Regina Id, .W 

Gahlei. Galiluo, 48, 295 

Galtimp, p rol Jnh.m, L 04 

Garaudv, Koper, t>7, 213 

Gatal di Nttinl. 177 

Gaul, 32 

Gdgen Abraham, 29 

Genoa, i 14 

Goarge. David Lvord, 65 

George, Alexander, 227 

Gerakan Turki Muda, 73 

Gereja Anglikan r 6, 7 

Gereja dan Reformasi, 208 

Gereja Modern, Mau Ke Mana 7 , 192 

Ghctto. 94 

Gho<t, 17^ 

Gibbon, F.dward S., 167 

Gibson, MeL306^1,52 

Giddens. Anthony. 20, 97, 132, 133, 

136 
KlmdHwfrt'iUviL 202 
Global Evimgeliztilron Movemeut 



QtUitba& 209 
Globalisasi, 20 
Golitb, Philip, J4n 
Comorah, 4 r ^ 
Goodslein, Laurie, *» 
Gorbachev, 12h 
gvtprt 340 
Craham.Billy, 1% 221 

Croenen. 54 

Ground Zeru. 10n 

Ci/^A rtitir.wir, bl 

Gymruistinr K 1 1. AbdiiUnh. 22, 23 

ItiWtrtz. 14 

1 Kibibio, B.J-, 132 

IH.id.ir, Leon. 1A4 

Haguv Siurnmt, 1 1 1 

I Likki, Ismril, 72 

H a h m» Panjer** n Mulummiui 'Ali, 

74, 73 
Hamili II, Sultan Abdul, 65, 6/, 6K, 

69, 74 
llamkl, NU.sr.31D 
Ha n i o£ I u, 73, 75 
llanbn, Joseph, 120 
1 lanoum, I fa I ide lEdib, 276 
fortv, 150 

Has*,., n al-Bashir, Onw, 187 
Hasytm, Wahid* 375 
HAWciri, Prof DAtf.inj. 2n 
Hawkins. Jeniiifer, 18 
Hsbnw Bibir. 2Vti 
H ed f Ricahuird, 63 
Hcgd, % 

Hdd. Robcrt. 15 
Hemin£\\\iv, Ernest, 328 
Hert?sy r 43, 40 
I lerellc Lomba rds, .12 

Hfrrman, Edwardg 163,227 
HprmeneuEika, 55, 17-J 



Herzl, Thcodplri?, 64, 6? . 6S 

Hick, John.. 266. 334, 343 

Hflfoiiiurf,2M 

Wofy W/rr T/ji- CruHiito <?Nif 7/ir/r 

Honioscwmhti/ ffntf p Pi\?Wrn! Church. 

193 
I low-nrd, MichaeL 1 1 
Hoykaas, R 294 
I lunwi Ritfht Watak 212 
I lu monisme sekuler. 24 
1 funier. SWtccn T. 132 
Himtingion. Satmiel T. , 15. 79, S(J H 

81. 82. 9" ICU, 106, 131, 132, 

133, 134« l&D,2Q4,241 
1Ui55cin,Saddtim, 89, 14S 

Ibrahim, Anw.ir, 132 

Ibrani, 62 

UU, 173 

idilah, 33(1 

Idris, S M., 114 

Ihza Mahcndr,% Yusnl, 223 

IkhwRnul Muslimin, 159 

India, 239 

Individu*! stylc,290 

U\f\jUhh\ 3ti 

Enfc£ris, 9, 43 

frimTrtMfofl imlnilnhi al^Um\> 3n[) 

h\qiii<ilioti f 15 262 

Instilutc for [\ipulfir Dcmocrria. 

212 
tn.stilutr lor Public Opini an Rc- 

seatth, 193 
Intnpn'tnlioiK of Gnrk M\fihoict£\}. 

173 
[qbnl, M ukmimad, 85^7,2^1,114 
i mi* BtfihJ U. S Auihm\- Onlbmtit. 

216 
r*\ik,fl9.239 
Irt.mdui. 32 
I s IsJivrti a n Encim" u f Thi; United 

5laLcs\ 179 



Iruleks 4D9 



Isaacs, | e rem y, I2(S 
Ls.ibelU Hi2 
frfin/i ttml fcattnrifitn, 264 
ttlaittttjtd the Wfs/, 1^1 
Islnrn Fundamentalis, 82 
Islam versus I lio W^si, 21-1 
Islam, 359 

teUwiii' peri!, I8,i 

IsUmU* llirr>H W 

isdmnofobia 280 

i<-Uunot\]mv m*\ t 187 

Israel dan PraklikprakUk /imm- 

me # 2l3 
Israel, N, S8. 59, &1 ■ 62. <& M 
I STAC \ 248 
IsLimbul. te? 

IlaJia. 32,32 

[akaria I t«ill Cunvonljon Cen Lre, 18 

l.imt-^la, Nfar) ani, 234 

knnn&nJ, l\WnerG, 291 

Jerman, 77. 4j4, fi5\ 07 

l&romi?, 45 

Jmi*nkm59,6Q, 61.77,17(3 34 1 

/fl/jJi Al Q/;;i ftjnmhffon* 142 

luhnson, C halmcrs, L27 

Juint Moiion fora Revolulkjn, 2M7, 

2UX 
[as*»ph,Gerd R, ,307 



Kashmir ]S7 
Kaum paniri. 170 
Kel-fimp&k kacfr, 62 
Kennedyjolin F. 226 
Kcnnedv. Paul, 101 
KerryJohnT, IDS 
KJ C 229 
khAlq s 321 
khamr, 526 
KharLoum, I8tf 
Khil.ifeh, 37 
King Ariftfcr, 175 
king Da\ id, 42 
Kmsley, Mlch.1*], 145 
Kis&in^er, Ht?nry, Ebfc 
kkuiki-Hti-, 192 

Kolonel LL*m^iimiski\ 33 
Kongres Zionis I, 6? 
Kon^r^s Zionis, 70 
Konsili Efesus, 51 
Konsili Knlsedun, 31 
Konsili Taledo III, 51 
Konsili Vatikan II. 51 
KunsL.ttUmopel, 30, 51 
Ki>ru, Fi?hmi, 2fi4 

knzv rev, 2110 

KrriULhiiinmtT Charles, 145 

Kristt-n Fund.imi'nt.iJi-;, ht\, h? 

Kristal, WdlLim, 14i 

kiffr, 1SK 

Kun^, Han^v VH 

Ku v per, Abrabam h ^7"i 



Kndim.ik 70,71 

Knliiiiii», kiihbi \ieir, t>2 

Kairo. 76 

Kaisar Korvstanim. ^1, 49 

Kanada. 9 

Kiir.il, E-ju'n>r /ivji, 74 



Laden, O^nma lun. ffcWJ. IftK 
LaHavc, Tim, 145 

Lash, IMlcholas. 95 
Lawpoh, Ibrahim, 123 
Ls-i, HiNir\ Charles, 56 
trLi.imm, JS7 



Leeuwen, Arend Theodor van, 262 

Legenda, 173 

Leigh. Richard,49 

Lester, Toby 307 

Leviticus, 12, 8 

Levy, Avigdor, 71 

Lewis, Bcrnard. 28, 29. 30,136, 144, 

145,150,151,204,231,288 
hfr /s \nfflnirtglPss, 191 
Likud, 14,66, 146 
Lincoln, Henry, 4M 
Lmd, MicheL, 147 
Lindh, Anna, 212 
Lipmann, Walter. 87 
Lo|i Prccmason, 73, 74 
L.oji Mecedonia Risorta, 74 
I oji Scalieri, 74 
Lopez, Jeruiiler, 229 
Lord Acton, 28 
Los AngelcsTunes. 184 
LunsVTI,173 
Lunn, Arnold, 53 
Lulhcr.Mariin,37. I 43 I 53 

1_uxtNibt»rg f 316 

Machiavelli, iNjcolo, 163 

Mackcruie. ^0 

Madjid, Nurcholbh. 223. 259 

Madonna, t J 

Madras, 30? 

Madrid, 35 

Mahomet, 169 

Majelis Ulama Indonesia, 22. 23 

Maptou'yt FtitiWm, 267 

Malaysia, 13 

Manajemen Misi Gereja, Sudah 

Btrhasilkah7 r 2U4 
Manhattan, 16 
Mapai, 66 
M apa m, 66 
Maramis, AA, 375 
Marcos, 224 
Marcos, Ferdmand, 121 



Matros, Imt-lda, 121 

Maruis, Marga reth, 234 

Maresca, lohn J^,9l 

Marra't Lin-Noman, 171 

Marxis, 96 

Marxisme- Leninisme, 37 

Masjid a^Aqsa, J 70 

Masliyah, Nishm, 72 

Massachusets, 10 

Masyumi. 275 

irifflteifr, 345 

Maududi, Abui Ala, 37, 223, 231 

Mazmur, 42 

MeNeillSJJohn.J.,4 

Meinion, Rabbi, 62 

Meiro^r Phice, 26 

Mencius, 242 

Meretz, 14 

Mernisi, Falima, 13S 

Mesir. 137 

Mesopotamia. 72 

Messiah ludaisme, 66 

Messiah. 62 

Metz^er, Prof Bruce M„ 42. 43, 44, 

Mkhel, Thomas, 207 

miiiijh. 357 

Milne, Pamela J , 16 

MineapoIK 5, 8 

Moerdani, LB, 3«2 

Muhammad, Mahnthin 5tf, M)\ 226 

Woluvumc&ui Lain. 310 

\Whvutth\ian. 310 

Mohawkjohn, i07 r 124, 125, 127 

Munlel'iore, C\anon Hufih. 54 

AfriMS tuiii AtfrnU t 300 

Mh '«Jjifrf, 350 

Muhammad, Goenawan. 223 

muhdah, 321 

Mujahidin. 165 

Murdoch KupcrL 145 



Indeks 411 



MllpIw.1L 18/, 18tf 

tl!U*tLl'WiVl, 3^0 

m n tn kci 1 1 i ma n » 321 

Mu taziiah, 314 

Mittito> t 173 

Ntihi leremiah, 42 
NflisbiLt, John, 2SS 
Naknmura, 212 
Nripoleon, 3^ 
Naschatier, lulie, 64 
NtihUis. 17^ 

National Assomblv, 6y 
NATO, 201 
IWituiri Kiirt.t, mT 61 
Ntitu*. 17? 
Nebueadnezzar, 60 
Ni\^iifi7 ^rkaln; 270 
■Vi-c i - amilum Right. 22-1 
\'t?w HampshiiLV 6 r H 
L \v:i' h'ttiitiiait. 93 

Neu York, II, IB 

Mru'^t'tYk, 52, 215 

Nicea, Konsili, 4v, ^0 

Nishavand, 284 

N'(ij?'^ i'liom^ku: h hih \ah\ti dari 

Sfi'angiisi IiTorr-i. 212 
NoerPeliar, ^72 
Nu^raha, Dr Bovke Dian. 26 
Nunvnhid. Hidayah 224 

Odiit<Dcbt, 121 
Ofm, Dr. C. Groene.m h 46, 47 
Ogden, Christoper, 83 
Ollmans, William, 23C 
Ordo DoTninikan, 92 
Osmanli Htrrriifrt Crfjrhfnii, 73 
Otloiii*!)], 72 
LJ^r^rrh- Citiut'*?. 21 S 
Q\ford, 54 
Ozal.TurfuiL, 283 



Paganisme ConsLmtint 1 , 49 

Paganisme, 4^ 

PaMcvi.Reza,224, 285 

Pakistan, 90 

PakLa Warsawa, 165 

Palestina, 58, 61,66,77 

Pampluna, 1 69 

Panama, 87 

Parawansa, Khofifah (ndar, 25 

Pam, 38- fa4 

Pattern ol Glob.il Terronsm, 221 

Paus AioAander VI, Ifa2 

PausCre^onus VII, 33, 34 

Paus tiregorius. 32 

PausLeo III, 13 

P,ius Lt-o IX. 14 

Paus Plus X r 65 

Paus Stcphcn fll r 33 

Paus Lrbanus 1L 41, 17(1 

Paus Urban u*, 171 

Pearson, M N r > 155 

Peck, ScoU. 40 

Pemerintahan setan, 286 

Perle, Richard. U** 

Perry, Maivm, 94, 102, 164 

Pfs! Iumnl,b4 

Philo, 291 

Piagam Iman, 9 

Pinnchet, Auguslo. 224 

Piper, Michel Coliii, 145, 146, 159, 

160 
Plato, 85, 242 
Pleve, VyacKeykiv. 65 
PopnUu A\iih\dc< tonmrh \sU\m m 

Mviiicvtit Litrapr, 168 
Porlo Alegrc, 112 
Porlugal. Ifol 

Powell.Colin, 103, 104,106, 145 
Power, Samantba. 143 
PowerUiJ ldea_s,242 
Prancis, 32, 34, , 15, 38, 39, 80, 83, 97, 

173 
preambulc, 391 



Princptcm Thenln^ical Semm.ir\; -12 
t*ro Kwitrtt Pt-rituiuvi iVflto/, 177 
Prolokol Kyi>!u- HJ7, 10S, 109, 111 
ptasa, 317 
Pulen Sion, ftO 

ywdtmi 321 

Qmntmn ruuJ, M! 

Oneen Mirrv, 3S 

Que^.9 

Guthb, Snyyitf, 167, 223, 231, 232 H 

R.ibin. Yilzak. 62. 156 
Radio Musfr City H*J1, 11 
Rahman, Fa^.Iut, 303 
Rahiwi; K-irL J36 
R,ija Mwiry f\\ 13 
Ra|aHi_Min VI 11.36 
Raja L,n inikLim H 91 
Rnjti PippLn, 32, 33 
Ramadhan, Dr Tliariqi 148 
fcurrfv, !75 
R<LS\idi,266 
Reborn, 19^ 

Rcmvs,*! 

retnif vioJencc, 214 

rrh.7. 323 

Riehtt?r,Julius, 3S5 

RisaUh unlutc Kaum Muslimin, 243 

RJtchic Guy II 

Riiii, Ahrru*dt* f 74 

Robt'riMtn, PM, 145, 22-1 

RflArv Nwj^, 17n 

Kebiruan, Gcni\ b t f* ti, 9 

Roma, 30, 52, 92 

Romawi, 30 

Ruimilu-s. 91,92 

Rem, Yusuf, 181 

Rupert. Mark, 21 

Rusi.i, [R 

RusflifiHd, Pnn.iUi 145 



$*>b?«i tiism 3 19 
Saevulum 259, 260 
SahcUpv, |t H 3H0 
Sairi, tdiv.ird. 144. \*l 
SiiiiiL Anfceim, 47 
SaLomo, 4^ 
SaLimon, 4^ 
S^ltmitui. 70. 7^ 
S.muii*! I Itfrlwt, h3 

Snriiccns, 172 

&ird«ir USS 

Sirdnr. Zuuirirfin, 117 

S-irdinta, 12 

S*iussurr, Ferdin.md de, 326 

S.iyyaf. Abu. 221 

Scalivri. ClmlH 73 

Schieicrnvichtrr. Kriedrk'h, 301 

Sch^'inv, Ad*ip\ JS2 

SCTV. ~W9 

SolLiii. Ali 73,74 

Seko, Mobu tu Sose. 120. 121 

Selvm^or, 13 

S*'tl p f'nnrtn, W 

Sepvlvrdji, Luis. 111^ 

Ovsrs 6 
Shabra-Shiilita, 159 
Shahak, Dr Israel. 63. 163 
Sharit Naivaz, 187 
Shartin, Arit?], 63, 146, 213, 222 

5kn\V BtTii.ird, 9*:' 
Shull. Murry, 11« 
51 nV jvtuV ;wff Mhtm t 102 
Sid-Ahmed. Moh^mmud. 137 
5id|abal, IVB, 371 
SiVmfo flrmy l?8 
Silberman, 2W 
SuiMtupanft, TB, 371 



indeks 413 



sVu/rritfrirtf, I ^. I7A 

Sion, W, uG 

Sipe, A. W Rich*ird, h 

Sk?Sm,l f 51 

<nuut rebt'itforh 70 

5/j/ffl? Wnhtiriiu)}! ruitiitlnllou, 142 

Smilh, Hendrivk. 346, 155 

Smilh, Willrcd Gmiwell^&i. M2 

Srnith, Willi.im Benjamio, ^3 

SmiLs. |ose, 10 

So Erwiclus, 49 

So wah r mirCJotl helfe, 141 

St>doiTu4, 5 
SoohiirLu, 122 
Soekarno, 27^. 277 

5upi*:k a s. 242 

Surte* d % i*rgi% IA5, 141 

SparryuL Ih, ^, 43, 16 L 117 
Spear»- l*n" n* 1 v- M, 229 
Speih, JfrmejsCustave, 114 
Spi derma n, 17? 
St A£U_stinL\4 
Si, IVner 33 
Si, Thgmas, 4 
Sliillone. yvK-esUT, U*^ 
Stnnton, Eli/<ibiMh didy. 16 
Straw, ]Ack, SJ 
Sunrtepit. 17? 
Sum.Ucr.-j UUr.i,44 
Sumiri (o. Aqib f 372 
Siitnma Theolcjgica, 294 
Sunati Tibor. 91 
^wtwiM, 17-1 

Suriah, 17 J 
Si*trtanu Try, 362 
S;nirrV P/i'f. 17* 



Siri^arn/ Gwff. 274 
Swiss* 60 

SyaJwdaJ Katolik, 50 
SyabaeLitNicen. ^0, 51 
Sydney. 123 
Syria.239- 

TAkingThrHAdRwid 219 
T.iJibnn H 90, 91 

Talrrmd, 61 

Tamu I ..o |, ^ 

TiinfieUvah N.iiVILuul UI.wm.24 

Tekhi.il p, Moise Cohen, 71 

W. A^v, 148 

Teokrasi* 37 

Trrv^iTil, lfW 

I hc Amerknn Oilholic Hishop, d 
T/n' An7/i fc^Ji'/i Cgtiflwl A iiht&ry, 

1 55 
The Asia FounddLon. 207 
T/h' tf.^vfj h\<tifitti> 1 1 (tim. 97 

T/h 1 Bfitfwlor, 2t» 

T lu* Uookol TomIv42 

TIu* Chown Coiiuln/, 157 

rftr ChurJi mid t h* Homc&iwwL 4 

On' ftasJi of Ciril\2iU\on* f UI, 149 , 

150 
Tln j CrJiiUn.i Prrift-Tjrrun, 242 
ritftyhitoftiLwr, \5X 158, i 60, 167 
f /'C DifrJi /lyr> tiff'MWpf* 297 
/7u< Di r/ 1/ V*lvaJi>i*K r jf T/i r Jsfrtt* Tfsfa- 

mmf, 43 
rhe ticonomics, 200 

Thi? Kivf Book ol' Mosl j ^ 42 
T//i" Hnrrthn Moiwicirt, 60 
Thi* Hi$h Pritst* vf Wr? 
r/if H/^Jf Pr/i"s=fs o/ Wrfr, 146, 1 59 
T/jc tmpdtftu'i' ofTht W&t. 200 
T/jr hinnih HtrctU Mi/Ih Gfdrtg 
Rvnijhf?, 179 



The Iczcfch State, 222 

Thfji'wsvf Islam, 161, 162 

The Livhig B/Mr* # S,45 

The Lord ofThe RingS, 175 

T/;i j tnihhutui phila>oph\f> 228 

rftt' MrWN?mt' Lrgtuy, 49, 30. 344 

The Mver Foundation, 242 

TheNewCoId War?,226 

The New Tettawent. 43 

The New TesLimenL, 44, ^2 

r/?i' P&sfon ojthe Chrtel, 51, 52, 175, 

77/r PriiWf lb3, 16-1 
77;r Re»tfJ frttttr \VhwA\ 213 
The Revoll A^oinst Reason. 53 
T'/f Rw f» f d ffl// d/^jn' Grestl Pouyn?, 

ICI 
ThcRiwafThe W&t, J 90 
Ttir Rwfgt Stah\ 106 

riirSrljmi Turku, I7l 

Tho St. Rnrtholonunv"^ Dny Mus- 

snere, 3S 
77n* titpi'rpotm of the worUi, 1 44 
The thnr Kingdnm ofNntun% 216 
TJn? Times, 5A 
The Valictvi Drt'fartfffa/i on $$onI 

r,thics f i 

Tht Wowch'* Bibir, 16 

Theuncr, Rcvercnd Dauglcis. 7 

77; fV h n Chn^tinn Mtf/w l g 

Thucydides, 242 

To Ruh 1 Jcrusnh'Vh 63 

Tolerfo, M 

Tontattawk, H9 

Tomh Israel 62 

i'otfilislic ??U$wns t S2 

Toynbee, Arnold J , 105, 167 

7h7j/„ 1 73 

Tr;i m n rt, H ^ rr y ] . , 1 55 

Turabi, I lassan, 1tf8 

Turki Utsmaru, 67 

Turki, 84. 272 



TYRI, 389 

Tu:o Sturfie? Cih* ChjlJ Sex /Uij/ft' 4 

Pennit ofPrfaM, 5 
Tyndale. William, 43 

UnwThaJib, hi'Ur, 208 
jf/tfe«"?iffWvVii awta^ 214 
Uni Soviet. 12b. 134, 143. 135, 1 65 
Universitas Frankfurl, 190 
Universitas Muen&Ler. 202 
UniverSih" 5airrt Malavsl.i, 223 
Uiuv^rsih ofH.nvTiii.24f) 
Uni versi t\ Oi N : e\v H.impshire, 7 
Uskup Tttul, 34 

Vnn-Lceuwen, Aren d Thcodoft?, 28, 

29 
Vatikan. 3S, 32 
Vhlln. RoJnnd de. 299 
VeaL, Anrirew, 105 
Virga, Amt'lid, 18 
VerheugiMi, Guenler. 83 
Verilas; 9 
Vienna, 64 
Vinocur, John, I4S 
Vulgati?, 43 

W.uie, Prof. Rpberl HunLer, 91 

Wiihid ( Abdtirnifirndfi, 24 

Wnn Daud, Wan Muhd Kor, ">03 

W^cuns. 169 

Washington,, DC, 13 

VVe are a Christian people, 190 

Weiss, Leopold, 232 

Wrstmt Chviimiwn A Rrivf Hhtonj, 

94, 164 242 
Wi^frni StaJ* j Tcnovis-ui, 163 
W/w( Wfii/ IVrtWe-, 160, ]M H 167 
WhoKilled fesus?, 306 
IV/jd tVrof r Hif J5fWf, 42 
lohoh'ttiii' vivleim\ 214 
Wilhelm 11,65 
Willuimof Oranpc, lb L l 






415 



WiMmptih Reverend Rowan.7 
Wilsun's Te.u-hers Cotlege, 233 
WinRJowijolu H;irfco|o, 122 
Wim|tida H I laskan, leo 
ivnttoiviLi cabai, 2 1 6, 2 1 7 
Wnlfuwilz. Paul, 145 
WimtU*niH)Mi>it w 1 74 
Woodsnwll, Fr«inces 27S 
Warlti Cfaffi&HMS, 19 
WlwM Mtt*f?rpm*s f 1M, 12y 
WoHdTradet cnlrc, 83 

WTC 222 

Xmui.242 

Yahudi Ubirral,29 
Yahudi Or&Gdtifcs, *2 
Yahudi, 53, W,*l 6? 



Y.issin, Aliirud, 223 
YiLmaz, 281 
Yogyakarta, 258 
Yosodinmgrai, I lenry, 26 
Yuiin£, P,uiJ, ^5 
Yulicvicy Count Sergei, 65 
Yunani, 17, 43 

Zaire, 120. 121 

Zalloum, AbduUidv Y. 147 

ZengL Nuruddin, 173 

ihimmi, 350 

Zionis, 77 

Zionisme, 58, 59, 60, 6 J, 63 

Zionisi Ufkithiti wilh Ntizi &jvjiuhji/, 

Zwemmcr, 319, 320 



♦ ♦ ♦ 



gA£a Dulu, Baru fah 



B\l^ 

,r.. mm® 

■ * • ^^ • * f -. ■ • 




T'miiujii 



KONFLIK 

Vutuni 
Kf.i^tt\ 




Lengkapi Perpustakaan Anda 

dengan Buku-Buku Bermutu 

Terbitan Kami 



Layanan SMS 



081 S 66 86 BS B€ 



wwvr,gem*wsjm.taKJ 






WAJAH PERADABAN BARA 

DARI HEGEMONI KRISTEN 
KE DOMINASI SEKULAR-LIBERAL 



Buku terbaru duri cendekiawan muda mi, se^ni karya- kartumu \m\» laut ung sempat ^a^ a 
baca dengan penuh minat, di m lt> dengan rasa keprihatinan AVMitotuern u ng ani.it mendalam 
tentang pelbagai cabaran (tantangan) yang dihadapi amat Islam, khususnya di nepira Islam 
terbesar. Indonesia... (tilam bahas» Melaut haik di Malaysia Brunei, Singapura, dan 
Indonesia — hampir Tidak terdapat karya xs(i \ang menayangkan begitu bonyok fakta dari 
pelbajyisimiiHT\un^seruisdarnaii^p(>pular,sc[H i riivaiii;djn.sj!]akarHik + h Adun limau n " 
(Prof. Dr Wan Mobil Nor Wan Daud, I'eiu Mmval t tama (Guru Besar Tamu) Institut 
Alain dan Tamadun Melayu IATM\), llniversiii Kebangsaan Malaysia 

"Dalam beberapa tahun terakhir dunia internasional diwarnai oleh berbagai pergolakan wmg 
sebagian besar jika tak bisa dibilang semuanya bersumber pada kekerasan politik dan politik 
kekerasan yang dikembangkan pemerintahan Vnierika Serikat di bawaJl kepemimpinan 
Presiden George W Bush. Sejatinya, ketegangan \S — Dunia Islam lebih banyak disebabkan 
karena kebijakan rezim Bush yang selalu mengidentikkan Islam dengan terorisme Buku yang 
ditulis \dian H usai m, salah seorang penulis muda Islam yang sangat produktif ini 
membeberkan dengan sangat jelas dan rinci perihal akar-akar ideologis permusuhan lei hadap 
Islam vang dalam beberapa lalui u leraJdiiriUkembangkanalehre/jiii Bush di AS." 

(Riia Sihbudi, Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) 

"Buku ini memberi panduan yang berguna untuk memahami akar-akar perbedaan antara 
kosmologi Islam dan Barat serta kemungkinan menyodorkan alternatif Islam bagi krisis 
kesejagataii. Dari sini tampak je!xs. Ulun Husaiin adalah sedikit dari pemikir muda Islam yang 
memahami oksidetitalisme secara Utas. dengan keberaniannya untuk mengamhil posisi 
pemikiran tang tidak populer di lengah aruvutama cendekiawan Muslim yang cenderung 
membenarkan paham-paham vang kuat meski belum tentu benar 

( D r Yu d i La t j f . \hH Sosiologi - Pulihk Le m h aga 1 1 n u i Pe 1 1 gel; i h n a r 1 1 n dn n es ia ) 

\dian tiusainj lahir V Desember I%rtli Bojonegoro, Jawa Tmiur Kandutai [hikwr Ph D 
bidang Islami? VJriiizatum di hitematitmal institut? ttfhhtmic Tbuu$ht and iiviliuilmn- 
Intenititumitttslatmcl mrcrsitv \iaiu\sut USTM.-IH Mi 



^ k 



t 



r>* 



*SKgema insani